Anda di halaman 1dari 3

Anisa Putri Nurdian

19755006
Akuntansi Perpajakan

Minggu 1 PPN (Jawaban)


1. Berdasarkan UU RI No. 42 Tahun 2009 Pasal 4A ayat 2 adalah :
Jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah barang tertentu dalam
kelompok barang sebagai berikut:
a) Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya;
b) Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
c) Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan
sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat
maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa
boga atau katering; dan
d) Uang, emas batangan, dan surat berharga.
Sehingga, berdasarkan UU tersebut CV Lezat berhak untuk menerima imbalan dari jasa
yang telah diberikan namun tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.

2. Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan UU RI No. 42
Tahun 2009. PT Aksara Grafika merupakan Pengusaha Kena Pajak maka PT Aksara
Grafika harus membayar Pajak Pertambahan Nilai atas pekerjaan yang telah dilakukan
sebesar 10%.

3. PP RI No.1 Tahun 2012 Pasal 5 ayat 1 yaitu “Pemakaian sendiri Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak merupakan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak yang terutang Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah.” .
PT. Kora – kora melakukan pemakaian sendiri terhadap barang yg dimilikinya untuk acara
tahunan dengan tujuan konsumtif. PT. Kora – Kora tetap terutang PPN dan harus
menerbitkan faktur pajak dengan identitas pembeli yang sama dengan identitas penjual.
DPP yang digunakan adalah Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor.
4. UU RI No 42 Tahun 2009 Pasal 3A ayat 1, yaitu “Pengusaha yang melakukan penyerahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, huruf c,huruf f, huruf g, dan huruf
h, kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan,wajib
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan wajib
memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah yang terutang.”.
Karena minimarket Alfamini merupakan PKP maka minimarket Alfamini wajib untuk
memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan. Namun Tuan Raid tidak perlu
membayar PPN karena PPN akan ditanggung oleh PKP. Tuan Raid atau konsumen akhir
tetap akan menerima faktur pajak yang digunggung berupa struk atau nota. Faktur
gunggung tersebut yang akan dikumpulkan dan dilaporkan oleh PKP. Atas faktur tersebut
karena tidak menggunakan aturan standar faktur pajak, maka tidak dapat dikreditkan oleh
lawan transaksi. Tapi PKP tetap dapat menerbitkan faktur keluaran standar yang dapat
digunakan sebagai kredit bagi lawan transaksinya.

5. Berdasarkan UU RI No. 42 Tahun 2009 Pasal 4 ayat 1, yaitu :


Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:
a) Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha;
b) Impor barang kena pajak;
c) Penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha;
d) Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam
daerah pabean;
e) Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean;
f) Ekspor barang kena pajak berwujud oleh pengusaha kena pajak;
g) Ekspor barang kena pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak; dan
h) Ekspor jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak.
Dan Berdasarkan UU RI No. 42 Tahun 2009 Pasal 7 ayat 2, yaitu :
Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:
a) Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b) Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
c) Ekspor Jasa Kena Pajak.
Maka Daisuku Corp tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai melainkan PT Della Mas
yang akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% karena melakukan kegiatan
Ekspor Jasa Kena Pajak.

Anda mungkin juga menyukai