Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KIMIA DASAR 1
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA
OLEH:
ii
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA
ANION DAN KATION
I. TUJUAN
Kimia analitik dibagi menjadi dua bidang yaitu analisis kulialitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat -zat
kimia, mengenai unsur atau senyawa yang ada pada suatu sampel. Sedangkan,
analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu
dalam suatu sampel. Zat tersebut dinyatakan sebagai konstituen atau analit,
penyusun sebagian kecil atau sebagian besar suatu sampel yang dianalisis.
Urutan menguji suatu zat yang tidak diketahui yaitu dengan membuat sampel
atau contoh yang akan dianalisis. Sampel tersebut berupa cairan atau larutan.
Setelah itu, dilakukan pengujian ion pada larutan yang telah dihasilkan. Di
dalam pengidentifikasian berbagai konsentrasi pada suatu campuran ion,
terdapat beberapa tahap seperti pemisahan ion melalui proses pengendapan
dan pelarutan kembali endapan tersebut. Adanya pengujian spesifik untuk ion-
ion yang akan diidentifikasi dengan menambah reagen atau pereaksi yang
akan memberi warna pada endapan. Warna tersebut memberikan karakteristik
tertentu pada ion (Underwood, 1992).
Tahap terakhir dalam suatu analisis yaitu perhitungan analit pada sampel.
Metode analisis gravimetrik sering digunakan dalam metode analisis. Metode ini
merupakan salah satu bagiandari kimia analitik. Tahap pengukuran pada metode
gravimetrik yaitu penimbangan. Secara fisik, analit dipisahkan dari semua
komponen sampel maupun pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang
paling sering digunakan untuk memisahkan analit dari komponen lain;
1
2
3.1. Alat
Alat yang diganakan dalam Praktikum Identifikasi Anion dan
Kation, yaitu kawat platina, pembakar bunsen, jarum osche, pipet tetes,
tabung reaksi, dan panci perebusan.
3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam Praktikum Identifikasi Anion dan
Kation, yaitu larutan HCl pekat, KCl 5%, NaCl 5%, dan CaCl₂ 5%, AgNO₃
1%, HCl 1%, NH₄OH 1%, Pb(NO₃)₂ 1%, KI 1%, HgCl₂ 1%, FeSO₄ 1%,
NaOH 1%, BaCl₂ 1%, (NH₄)₂CO₃ 1%, NH₄Cl 1%, dan kertas lakmus
merah. Sedangkan, bahan untuk identifikasi anion dengan reaksi basah
yaitu KBr 1%, Na₂SO₄ 1%, K₄Fe(CN)₆ 1%, H₂SO₄ pekat, H₃PO₄ 1%,
(NH₄)₂MoO₄ 1%, HNO₃ 1%, Na₂C₂O₄ 1%, dan Na₂S₂O₃ 1%.
Bunsen
Hasil
Pengamatan
Kawat Platina
Hasil
Pengamatan
6
1. 0,1 mL larutan
AgNO₃ 1%
Hasil
Pengamatan
2. 1 mL larutan
Pb(NO₃)₂ 1%
Hasil
Pengamatan
3. 1 mL larutan
HgCl₂ 1%
Hasil
Pengamatan
7
4. 1 mL larutan
FeSO₄ 1%
Hasil
Pengamatan
5. 1 mL larutan
BaCl₂ 1%
Hasil
Pengamatan
6. 1 mL larutan
NaOH 1%
Hasil
Pengamatan
8
1. 1 mL larutan
KBr 1%
Hasil
Pengamatan
2. 1 mL larutan
NaSO₄ 1%
Hasil
Pengamatan
3. 1 mL larutan
K₄Fe(CN)₆ 1%
Hasil
Pengamatan
9
4. 1 mL larutan
H₃PO₄ 1%
Hasil
Pengamatan
5. 1 mL larutan
NaC₂O₄ 1%
Hasil
Pengamatan
6. 1 mL larutan
NaS₂O₄ 1%
Hasil
Pengamatan
10
4.2. Pembahasan
4) Daerah fusi (daerah nyala terpanas), untuk menguji adanya lelehan zat
dan menguji kebasahan suatu zat.
5) Daerah nyala reduksi atas, untuk mereduksi oksida kerak menjadi
logam padat, banyak karbon memijar.
6) Daerah nyala oksidasi atas, untuk mengoksidasi zat yang membutuhkan
suhu tinggi, ada oksigen berlebih, tidak sepanas oksidasi bawah.
Dengan warna api yang dihasilkan adalah orange. Langkah awal dengan
mencelupkan kawat platina ke dalam larutan HCl pekat. Kemudian
dibakar di atas nyala api bunsen, lalu dicelupkan kembali ke dalam larutan
HCl dan CaCl secara bergantian. Namun, data yang dihasilkan belum
sesuai dengan referensi. Senyawa kalsium mudah menguap sehingga
memberi warna merah. Kalsium termasuk golongan IIA dan golongan
kation keempat (Vogel, 1985).
Percobaan ke-1
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 0,1 mL 𝐴𝑔𝑁𝑂3
1% ditambah 0,1 mL larutan HCl 1%. Dihasilkan larutan berwarna putih
keruh dan terbentuk endapan AgCl. Penambahan HCl berfungsi untuk
mempercepat adanya endapan atau gumpalan yang terbentuk.
Percobaan ke-2
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL
Pb(𝑁𝑂3 )2 1% ditambah 0,1 mL larutan KI 1%. Dihasilkan larutan
berwarna kuning pekat. Setelah dididihkan larutan menjadi berwarna
kuning cerah. Namun, hasil percobaan kali ini tidak sesuai dengan
referensi, yang mana 𝑃𝑏2+ sebagai kation dan 𝑃𝑏𝐼2 sebagai endapan, yang
berwarna kuning menjadi tidak berwarna (Svehla,1985).
Percobaan ke-3
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL 𝐻𝑔𝐶𝑙2
1% ditambah 0,1 mL larutan KI 1%. Dihasilkan larutan tak berwarna atau
bening.
Percobaan ke-4
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL 𝐹𝑒𝑆𝑂4
1% ditambah 1 mL larutan NaOH 1%. Dihasilkan larutan berwarna
kekuningan. Namun, ternyata percobaan ini tidak sesuai dengan referensi,
yang seharusnya larutan berubah warna menjadi kecoklatan (Dini, 2016).
Gambar 4.2.7.
𝐹𝑒𝑆𝑂4 𝑑𝑎𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻, dikocok
Percobaan ke-5
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL 𝐵𝑎𝐶𝑙2
1% ditambah 0,1 mL larutan (𝑁𝐻4 )2 𝐶𝑂3 1%. Dihasilkan larutan tidak
berwarna atau bening.
Gambar 4.2.8.
𝐵𝑎𝐶𝑙2 , (𝑁𝐻4 )2 𝐶𝑂3 , 𝑑𝑎𝑛 𝐻𝑁𝑂3
18
Percobaan ke-6
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL 𝑁𝑎𝑂𝐻
1% ditambah 1 mL larutan 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 1%. Dihasilkan larutan tidak berwarna
atau bening. Lalu, dipanaskan bersama kertas lakmus merah, diperoleh
perubahan lakmus menjadi warna kemerahan. Larutan ini kemudian
ditambahkan NaOH, lalu dipasnaskan kembali. Menghasilkan larutan
tanpa endapan. Percobaan ini juga tidak sesuai dengan referensi, yang
seharusnya didapatkan perubahan lakmus merah menjadi biru.
Percobaan ke-1
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL 𝐾𝐵𝑟 1%
ditambah 0,1 mL larutan 𝐴𝑔𝑁𝑂3 1%. Dihasilkan larutan seperti didih
berwarna kuning pekat (Harjadi, 1990). Dari hasil percobaan ini didapat
larutan berwana putih keruh.
Gambar 4.2.11.
𝐾𝐵𝑟 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝑔𝑁𝑂3
20
Percobaan ke-2
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4
1% ditambah 0,1 mL larutan 𝐵𝑎𝐶𝑙2 1%. Dihasilkan endapan 𝐵𝑎𝑆𝑂4 warna
larutan putih keruh (Harjadi, 1990).
Gambar 4.2.12.
𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 𝑑𝑎𝑛 𝐵𝑎𝐶𝑙2
Percobaan ke-3
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL
𝐾4 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 1% ditambah 0,1 mL larutan 𝐻2 𝑆𝑂4 1%. Tidak terjadi
perubahan warba, larutan tetap berwarna kuning jernih. Data hasil
percobaan ini sudah sesuai dengan referensi (Eka, 2010).
Gambar 4.2.13.
𝐾4 𝐹𝑒(𝐶𝑁)6 𝑑𝑎𝑛 𝐻2 𝑆𝑂4
21
Percobaan ke-4
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL 𝐻3 𝑃𝑂4
1% ditambah 1 mL larutan (NH₄)₂MoO₄ 1% serta 1 mL larutan 𝐻𝑁𝑂3 1%.
Dihasilkan perubahan warna menjadi kuning jernih (Wahyuni, 2011).
Gambar 4.2.14.
𝐻3 𝑃𝑂4 , (NH₄)₂MoO₄, 𝑑𝑎𝑛 𝐻𝑁𝑂3
Percobaan ke-5
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL Na₂C₂O₄
1% ditambah 1 mL larutan 𝐻2 𝑆𝑂4 pekat. Dihasilkan perubahan warna
menjadi putih keruh (Svehla, 1985).
Gambar 4.2.15.
Na₂C₂O₄ dan 𝐻2 𝑆𝑂4
22
Percobaan ke-6
Dalam percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 0,1 mL
𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 1% ditambah 1 mL larutan 𝐴𝑔𝑁𝑂3 1%. Dihasilkan larutan tidak
berwarna. Ini menyatakan, data hasil percobaan sudah sesuai dengan
referensi (Svehla, 1985).
Gambar 4.2.16.
𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 dan 𝐴𝑔𝑁𝑂3
23
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini tentang “Identifikasi Zat Kimia
Anion dan Kation”, antara lain:
1. Idetifikasi logam alkali dengan reaksi kering mernghasilkan warna
yang berbeda pada setiap larutan yang diujikan. Untuk larutan KCl
menghasilkan warna ungu, NaCl menghasilkan warna kuning, dan
CaCl menghasilkan warna orange melalui pembakaran bunsen.
2. Identifikasi kation dengan reaksi basah menghasilkan beberapa warna
dan endapan yang dapat diamati pada setiap percampuran larutan.
3. Identifikasi anion dengan rekasi basah menghasilkan beberapa warna
dan endapan yang dapat diamati pada setiap percampuran larutan,
penanda ada atau tidaknya anion dalam larutan yang diujikan
5.2. Saran
Pada setiap percobaan yang dilakukan perlu memerhatikan
kelengkapan alat yang akan dipakai, keselamatan kerja pada laboratorium,
kebersihan alat dan laboratorium, kadar kemurnian bahan, dan kepekaan
indra penglihatan dan penciuman dalam mengidentifikasikan suatu larutan
atau perubahan reagen.
DAFTAR PUSTAKA
JR., R.A. Day dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga.
Kartika, Dwi dan Eva Vaulina. 2017. Modul Praktikum Kimia Dasar I
Unsoed. Purwokerto.
24