Anda di halaman 1dari 5

PENGANGGARAN DAN PENGADAAN LOGISTIK KESEHATAN

1. Tinjauan Pustaka
Kegiatan logistik adalah sebuah usaha terpadu dari pengadaan atau
pengumpulan bahan, pengangkutan atau transportasi dan pengumpulan bahan
tersebut, kemudian penyimpanan bahan yang baru datang maupun bahan untuk
kebutuhan (Febriawati, 2013). Kegiatan ini membutuhkan suatu manajemen yang
diperlukan untuk mengatur jalannya seluruh kegiatan. Begitu pula di bidang
kesehatan yang banyak melibatkan logistik baik dari segi barang dan jasa.
Manajemen logistik kesehatan merupakan kegiatan yang meliputi
perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan, pengeluaran dan
penghapusan material atau alat yang bertujuan untuk menjaga efisiensi dan
kefektifan dari suatu barang (Subagya, 1994).
Manajemen logistik memiliki banyak fungsi, diantaranya perencanaan,
penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, distribusi,
penghapusan, dan pengawasan atau pengelolaan. Pada bab ini akan membahas
tentang 2 fungsi manajemen logistik yaitu penganggaran dan pengadaan logistik.

1.1 Penganggaran Logistik Kesehatan


Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk
merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar
yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya, 1994).
Pengaturan anggaran harus dilakukan secara jelas, sederhana dan tidak rumit
sehingga dapat membantu kelancaran kegiatan penganggaran. Penyusunan
penganggaran harus memperhatikan banyak aspek, seperti peraturan terkait,
pertimbangan politik, sosial, ekonomi, dan teknologi, serta sumber biaya anggaran
sehingga dapat menciptakan daftar anggaran yang efisien.
Menurut Subagya (1994) dalam Ramadhan (2019) mengemukakan bahwa
dalam usaha penyempurnaan anggaran perlengkapan atau logistik diharapkan
adanya berbagai macam anggaran diantaranya anggaran pembelian, perbaikan dan
pemeliharaan, penyimpanan dan penyaluran, penelitian dan pengembangan,
administrasi, pengawasan, serta peningkatan mutu.
Sumber anggaran dapat berasal dari berbagai pihak. Sumber anggaran instansi
milik pemerintah biasanya berasal dari dana subsidi seperti APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah) atau DAK (Dana Alokasi Khusus). Instansi swasta
memiliki sumber anggaran yang berasal dari peroangan atau pribadi, dan juga dari
donatur atau sumbangan.

1.2 Pengadaan Logistik Kesehatan


Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi
kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan
menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk
dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas
efisiensi (Subagya, 1994).
Pengadaan barang dapat diwujudkan dengan berbagai cara dan dapat
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing instansi atau organisasi. Adapun
cara pengadaan yang dapat dilakukan adalah pembelian, penyewaan, peminjaman,
pemberian, penukaran, pembuatan, dan perbaikan (Lestari, 2017).
Menurut Subagya (1994) dalam Ramadhan (2019) menyatakan bahwa proses
pengadaan peralatan dan perlengkapan pada umunya dilaksanakan dengan tahapan
sebagai berikut:
1) Perencanaan dan penentuan kebutuhan
2) Penyusunan dokumen tender
3) Pengiklanan atau penyampaian undangan lelang
4) Pemasukan dan pembukuan penawaran
5) Evaluasi penawaran
6) Pengusulan dan penentuan pemenang
7) Masa sanggah
8) Penunjukkan pemenang
9) Pengaturan kontrak
10) Pelaksanaan kontrak atau penyerahan barang
2. Pembahasan
Rumah Sakit Umum Daerah Padang Pariaman merupakan institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Proses
pemberian pelayanan harus didukung oleh tenaga medis yang profesional dan
peralatan yang memenuhi standar.
RSUD Padang Pariaman merupakan rumah sakit umum kelas C yang
melaksanakan sistem rujukan bagi masyarakat di daerah Kabupaten Padang
Pariaman. Dalam memberikan pelayanan kesehatan diperlukan alat kesehatan yang
sesuai standar, aman dan optimal pemanfaatan serta efisien. Untuk dapat
mewujudkannya maka sangat diperlukan suatu manajemen logistik alat kesehatan
yang baik.
Salah satu yang menjadi permasalahan pada pengelolaaan manajemen logistik
alat kesehatan di RSUD Padang Pariaman berdasarkan observasi dan wawancara
peneliti dengan Ka IPSRS tanggal 15 April 2017 adalah adanya alat kesehatan yang
belum dimanfaatkan yang masih tersimpan di gudang penyimpanan, dan adanya
alat kesehatan yang sudah terpasang pada ruang tindakan atau instalasi akan tetapi
belum di manfaatkan dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Berdasarkan wawancara dengan Kasi Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
adanya alat kesehatan yang belum di manfaatkan diakibatkan karena belum tersedia
ruangan atau ruangan tidak memenuhi syarat untuk penempatan alat kesehatan
tersebut seperti ruang ICU, Radiologi dan UTDRS. Untuk mengamankanya
terpaksa dilakukan penyimpanan terlebih dahulu menunggu adanya persiapan
ruangan dan faktor pendukung lainya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
RSUD Padang Pariaman memiliki permasalahan dibidang manajemen logistik dan
diharapkan ada tindak lanjut positif untuk meningkatkan kwalitas RSUD Padang
Pariaman.
Penyelesaian permasalahan manajemen logistik dimulai dengan melakukan
wawancara kepada pihak terkait untuk melakukan fungsi perencanaan. Selanjutnya
dilanjutkan dengan penentuan sumber anggaran yang didapatkan dari APBN
melalui Kepmenkes yang berbentuk DAK dan APBD. Penganggaran didasarkan
pada penyesuaian prioritas kebutuhan yang terlampir pada daftar APBD dan DAK.
Apabila kebutuhan tidak terlampir dalam daftar maka akan dialihkan pada
kebutuhan yang bukan prioritas. Seluruh proses penganggaran ini menyesuaikan
dengan Permenkes nomor 56 tahun 2014 (Kenedi, 2018). Penilaian kebutuhan
(need assessment) adalah proses untuk menentukan dan mengatasi kesenjangan
antara situasi atau kondisi saat ini dengan situasi atau kondisi yang diinginkan.
Penilaian kebutuhan peralatan medis pada dasarnya bertujuan untuk pemenuhan
standar peralatan medis sesuai kemampuan/klasifikasi rumah sakit, pengantian
peralatan medis dan pengembangan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
masysarakat atau perkembangan teknologi (Kenedi, 2018).
Permintaan anggaran yang bersumber dari negara harus melewati beberapa
siklus. Siklus anggaran ini terdiri atas 5 tahap, yaitu (Ramadhan, 2019):
1) Tahap pertama : perencanaan dan penyusunan anggaran negara
2) Tahap kedua : pengesahan anggaran negara
3) Tahap ketiga : pelaksanaan anggaran negara
4) Tahap empat : pengawasan dan pemeriksaan anggaran negara
5) Tahap kelima : pertanggungjawaban anggaran negara
Pelaksanaan fungsi pengadaan di RSUD Padang Pariaman dilaksanakan
setalah daftar pelaksanaan anggaran keluar. Selanjutnya pihak yang berwenang
dalam proses pengadaan melakukan pemilihan penyedia dengan E-puschasing
melalui E-catalogue.
Hasil penelitian proses pelaksanaan pengadaan alat kesehatan di RSUD padang
Pariaman dilaksanakan dengan pemilihan penyedia penunjukan langsung melalui
E-Purchasing. Hal ini telah sesuai karena alat kesehatan merupakan alat yang sudah
terstandar dan juga kewajiban Kementerian, Lembaga, Dinas dan Instansi
melakukan E-Purchasing terhadap barang/jasa yang sudah dimuat dalam sistem
katalog elektronik sesuai dengan kebutuhan Kementerian, Lembaga, Dinas dan
Instansi (Kenedi, 2018). Selain itu kegiatan pengadaan barang yang dilaksanakan
secera elektronik dapat memberikan keuntungan bagi institusi sebagai user karena
prosesnya yang mudah dan juga sangat menghemat waktu dalam proses pemesanan
(Koens, 1990).
Berikut proses pengadaan alat kesehatan dilaksanakan melalui e-catalog
(Ramadhan, 2019):
1) Dilakukan secara e-purchasing
2) Daftar alat kesehatan dan spesifikasi telah tercantum dalam e-catalogue
3) E-catalogue alat kesehatan mengatur biaya distribusi sampai prov/kab kota
Persyaratan e-catalogue alat kesehatan (Kenedi, 2018):
1) Disalurkan oleh distributor yang memiliki nomor Izin Penyalur Alat Kesehatan
(IPAK) sesuai kemampuan sarana
2) Alat kesehatan telah memiliki nomor izin edar dari kementerian kesehatan
3) Transparansi dan kewajaran pada harga yang wajar, spesifikasi dan layanan
purna jual.
Proses selanjutnya merupakan penerimaan barang yang dilakukan oleh panitia
penerima dari RSUD Padang Pariaman. Pada proses ini dilakukan instalisasi alat,
uji fisik, dan administrasi.

3. Daftar Pustaka
Febriawati, Henni. 2013. Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit.
Yogyakarta: Gosyen.
Kenedi, J., Lanin, D., & Agus, Z. 2018. Analisis Pengadaan Alat Kesehatan di
Rumah Sakit Umum Daerah Padang Pariaman Tahun 2017. Jurnal
Kesehatan Andalas, 9-16.
Koens M.L., Leguit F.A. 1990. Logistics Management in Health Care:
Evolution or Revolution?. Lecture Notes in Medical Informatics, vol
40. Springer, Berlin, Heidelberg.
Lestari, P. B., & Haksama, S. 2017. Analisis Fungsi Manajemen Logistik Di
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota
Surabaya. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 5(1).
Ramadhan, Faizal. 2019. Analisis Manajemen Logistik Alat Kesehatan Di
Puskesmas Boja II Kabupaten Kendal Tahun 2018. FIK Universitas
Negeri Semarang. Skripsi.
Subagya, M. (1994). Manajemen Logistik. Jakarta: Haji Masagung

Anda mungkin juga menyukai