Anda di halaman 1dari 6

Apakah test D Dimer (“CENDOL”) Test?

Kondisi bagaiman dengan tinggi D Dimer?


Bagaimana Trombosis terbentuk di Covid ?
Mengapa D Dimer (“CENDOL”) direkomendasikan untuk pasien COVID
Bagaimana mengatasi kekentalan darah pada covid
Benarkah cukup dengan minum air putih untuk menghilangkan
kekentalan darah?

Assalamu alaikum, selamat pagi shobat youtubers,


Dengan dr QIMI dari Dr YTber
KALAU saja tidak terkena Covid-19 mungkin saya tidak kenal istilah ini: D-dimer
Demikain lead tulisan Pak Dahlan tentang penantian D-Dimer.
Makanan apa d-dimer ini ? apa seperti d-cendol yang saya beli ini ?
Ikuti terus Channel Edukasi ini.

1. D-dimer yang dibahasakan mudah oleh pak dahlan dengan D’cendol 2


darah.
D-dimer adalah salah satu fragmen protein kecil dalam darah yang
muncul sesudah gumpalan darah/ bekuan darah dihancurkan.
Kenapa bekuan darah dihancurkan tubuh.? Topik video selanjutnya, jadi
ikuti terus channel ini dengan klik loncengnya.
D Dimer, D protein D, dimer, 2 pita yg berhubungan.
Semakin tinggi hasil D-dimer dalam darah merupakan penanda
kecurigaan adanya trombosis.
Trombosis adalah terbentuknya gumpalan darah/ bekuan darah di
pembuluh darah.
Nilai normal < 500 µg/L or atau 0,5 mg/L. Tiap alat punya nilai cut
off sendiri2 , tapi berkisar nilai tersebut.
2. Peningkatan D-dimer ditemukan pada kondisi apa saja
thrombosis vena dalam, emboli paru, stroke, sakit jantung, trombosis
arteri, DIC, (Koagulasi Intravaskular Diseminata atau Disseminated
Intravascular Coagulation), kehamilan, inflamasi, kanker, penyakit liver
kronis, trauma, pembedahan, dan vaskulitis.
Artinya apa?? D dimer itu sensitive tetapi tidak spesifik. D dimer
sensitive, pasti ada proses pembekuan darah, tetapi tidak spesifik, karena
proses bisa di semua organ. Tidak bisa menunjuk 1 organ , bisa di ….
3. Bagaimana Trombosis ( CENDOL ) terbentuk di Covid ?
Trias Virchow ( segitiga Pak Virchow) merupakan dasar pemahaman
tentang trombosis yang meliputi jejas endotel,stasis aliran darah, dan
hiperkoagulasi yaitu kondisi mudah terjadi penggumpalan darah.

Trombosis dan tromboemboli yang terjadi pada COVID-19 mengikuti


konsep trias Virchow.

Jejas endotel pada COVID-19 dapat terjadi melalui mekanisme invasi


langsung SARS-CoV-2 ke dalam sel endotel yang menyebabkan jejas sel
atau sebagai akibat dari respon inflamasi oleh sitokin-sitokin proinflamasi.
Stasis aliran darah dapat disebabkan oleh imobilisasi pada pasien yang
dirawat di rumah sakit. Keadaan hiperkoagulasi diperberat oleh faktor-
faktor protrombotik seperti peningkatan ULVWF, faktor VIII, fibrinogen,
NETs, dan mikropartikel trombotik.

4. Peningkatan D-dimer sering ditemukan pada pasien COVID-19


berat

Studi2 di Wuhan di aal pandemic missal oleh Zhou et al., menunjukkan


bahwa peningkatan D-dimer >1.0
µl/mL merupakan prediktor terkuat terjadinya mortalitas pada pasien
COVID-19.
Studi oleh Cui et al., menunjukkan bahwa D-dimer >1.5 µl/ mL
merupakan prediktor tromboemboli vena pada pasien COVID-19 dengan
sensitivitas 85% dan spesifisitas 88.5%.
Ok itu D dimer dipakia sebgai predictor, prediksi adanya ancaman
gumpalan darah

Data-data menunjukkan bahwa gangguan koagulasi,


terutama peningkatan D-dimer dan fibrinogen-degradation
product (FDP) ditemukan dengan kadar yang sangat tinggi pada
pasien pneumonia akibat COVID-19 yang meninggal.
Emboli paru ditemukan pada 30% pasien COVID-19 .
Pemeriksaan post mortem pada otopsi pasien COVID-19 mendapatkan
adanya thrombosis yang luas dan mikrotrombus pada kapiler alveolus.
Sebanyak 70% pasien COVID-19 yang meninggal juga memenuhi kriteria
Koagulasi Intravaskular Diseminata atau Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC) .

Data-data tersebut menunjukkan bahwa gangguan koagulasi


merupakan salah satu penyebab kematian pasien COVID-19
derajat berat, berkaitan dengan mortalitas dan prognosis yang
buruk pada pasien COVID-19.

5. Tromboprofilaksis (pencegahan terjadinya bekuan darah )


Pada setiap pasien yang dirawat dengan COVID-19,
dilakukan penilaian apakah memerlukan tromboprofilaksis.

Maka dilihat adakah indikasi dan tidak terdapat kontra indikasi pemberian
antikoagulan. Ap aitu antikogulan?
Jenis obat pengencer darah ada banyak macamnya, yg diberikan ini
khusus dan biasanya disuntikan di perut, suntik di kulit.
Pemberian antikoagulan profilaksis pada pasien COVID 19
Juga harus didasarkan pada penilaian dokter yang
merawat dengan menimbang faktor perdarahan aktif , atau jumlah
trombositnya tidak memenuhi syarat.

6. Masalah kurang minum air bukan faktor utama terjadinya penyakit


cerebrokardiovaskular.

Ada faktor risiko yg harus dinilai misalnya hipertensi, kolesterol,


diabetes, hingga kebiasaan merokok.

"Jadi walaupun benar bisa berkontribusi tapi itu enggak terlalu besar
dibandingkan faktor utama kaya kolesterol tinggi, merokok, kencing
manis, hipertensi. Bahkab ada kondisi pasien covid yang mibunnya
dibarasi, misal sudah terjadi bengkak paru.

VTE
Tubuh menciptakan gumpalan darah untuk membantu menghentikan
pendarahan dan membantu menyembuhkan luka.
Misalnya, keropeng adalah gumpalan darah di kulit yang terbentuk untuk
menghentikan pendarahan akibat luka atau luka.
Gumpalan juga terbentuk saat kita mengalami luka di dalam tubuh.
Sering kali, tubuh akan membuang gumpalan darah setelah cedera atau
luka sembuh.
Namun, terkadang gumpalan ini bisa menimbulkan masalah.
Gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah di dalam tubuh.
Gumpalan darah di pembuluh darah yang dekat dengan kulit biasanya
tidak serius.
Namun, jika gumpalan darah terbentuk di vena dalam di kaki,
pinggul, panggul, atau jarang di lengan, leher, atau dada,
hal itu bisa berbahaya dan membutuhkan perhatian medis segera.
Kata lain untuk vena adalah vena.
Istilah medis untuk bekuan darah adalah trombus.
Ketika trombus atau gumpalan darah ini pecah
dan berpindah dari satu vena ke bagian tubuh lainnya,
itu disebut embolus. VTE
Oleh karena itu, VTE adalah singkatan dari venous thromboembolism.

Bagaimana Trombosis ( CENDOL ) terbentuk di Covid ?


Trias Virchow merupakan dasar pemahaman tentang trombosis yang
meliputi jejas endotel,stasis aliran darah, dan hiperkoagulasi. Trombosis
dan tromboemboli yang terjadi pada COVID-19 mengikuti konsep trias
Virchow.

Jejas endotel pada COVID-19 dapat terjadi melalui mekanisme invasi


langsung SARS-CoV-2 ke dalam sel endotel yang menyebabkan jejas sel
atau sebagai akibat dari respon inflamasi oleh sitokin-sitokin proinflamasi.
Stasis aliran darah dapat disebabkan oleh imobilisasi pada pasien yang
dirawat di rumah sakit. Keadaan hiperkoagulasi diperberat oleh faktor-
faktor protrombotik seperti peningkatan ULVWF, faktor VIII, fibrinogen,
NETs, dan mikropartikel trombotik.

Anda mungkin juga menyukai