Anda di halaman 1dari 14

UJIAN SISTEM PRODUKSI TANAMAN PADA LAHAN BASAH DAN GAMBUT

NAMA : HERU NOVIANTO

NIM : C1011171080

KELAS : AGROTEKNOLOGI B

TANGGAL : 2 APRIL 2020

1. Subsistem Input meliputi:


a) Benih
Input benih yang baik berupa penggunaan benih unggul bersertifikat akan sangat
mendukung. Ada beberapa ciri benih yang baik, yaitu:
1) Benih Bersih (Tidak tercampur dengan biji gulma atau biji tanaman lain), benih
kering dan mengkilap1-ciri-benih-bermutu-batik-mastagiriagro
2) Benih memiliki ukuran yang normal dan tidak cacat
3) Benih bernas (berisi/padat) dan bentuknya seragam
4) Nama Varietas jelas, benih tidak kadaluarsa
5) Daya berkecambah/daya tumbuh minimal 80%
6) Kemurnian benih minimal 95% Daya kecambah/tumbuh minimal 80 % artinya
benih yang tumbuh dari benih yang ditanam minimal 80 persen. Hal tersebut
ditetapkan guna menghindari penggunaan benih yang banyak, sehingga dapat
meningkatkan biaya produksi Kemurnian benih minimal 95% artinya benih
yang ada pada setiap varietas/klon terdapat pada varietas/klon yang sama. Hal
tersebut dilakukan guna menghindari ketidakseragaman pertumbuhan dan
ketahanan terhadap hama/penyakit yang akhirnya menyebabkan produksi
menurun.

b) Pupuk
Dalam pemupukan ada 5 yang dilakuan :
1) Tepat Jenis :Jenis pupuk disesuaikan dengan UH yg dibutuhkan
tanaman.
2) Tepat Dosis :Pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dgn
jumlah UH yg dibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan tanaman.
3) Tepat Waktu : Harus sesuai dgn masa kebutuhan hara pd setiap umur
tanaman, dan kondisi iklim/cuaca (misal : (a) pemupukan yg baik jika
dilakukan di awal musim penghujan atau akhir musim kemarau, (b) aplikasi
PPC sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum jam 11 siang)
4) Tepat Cara :Cara pengaplikasian pupuk disesuaikan dengan bentuk
fisik pupuk, pola tanam, kondisi lahan dan sifat2 fisik , kimia tanah & biologi
tanah.
5) Tepat Sasaran :Pemupukan harus tepat pada sasaran yg ingin dipupuk,
misal; (1) Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka pemberian pupuk harus
berada di dalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum dilakukan
pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma
pengganggu. (2) Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka aplikasinya
dilakukan pada saat pengolahan tanah, dan berdasarkan pada hasil analisa
kondisi fisik & kimia tanah.
c) Pestisida
Pestisida adalah bahan atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh
hama, baik yang berupa tumbuhan, serangga, maupun hewan lain di lingkungan
kita. Berdasarkan jenis hama yang akan diberantas, pestisida digolongkan menjadi
insektisida, herbisida, nematisida, fungisida, dan rodentisida. Pemilihan pestisida
sesuai jenis serangan akan meminalisir dampak negative dari pestisida itu sendiri,
penggunaan dosis sesuai anjuran juga untuk menghindari hama yang cepat
beradaptasi sehingga menjadi resisten
d) Alsintan
Alat mesin tanaman yang sudah modern dapat mempercepat proses pengolahan
tanah, pemeliharaan tanaman, dan pemanenan.
e) Media Tumbuh

Media tanam yang baik untuk tanaman terdapat unsur hara dan bahan mineral
yang dapat cukupi kebutuhan tanaman. Yang mana media tanam yang baik
banyak mengandung mikro organisme yang berguna untuk menguraikan berbagai
unsur-unsur yang ada pada media tanam, sehingga media tanam dapat diserap
oleh bagian akar. untuk itu admin akan merekomendasikan beberapa media tanam
yang biasa digunakan oleh petani bunga asal bandung. Berikut uraiannya:
1. Tanah subur
Sudah bukan rahasia lagi bila kalangan petani bunga dan yang
bersangkutan didalamnya sering menggunakan tanah subur sebagai media tanam
tanaman didalam wadah pot, sebab tanah subur dapat menyimpan sezumlah zat
yang diperlukan untuk tanaman. unsur yang terdapat pada tanah subur dapat
meningkatkan produktifitas daun dan bunga.

Di dalamnya kandungan tanah subur terdapat terdapat sebuah zat mineral, zat hara
dan jasad renik yang sangat berguna untuk pertumbuhan tanaman. Tanah subur
yang banyak digunakan oleh petani bunga kebanyakan berasal dari daerah
pegunungan, karena tanah yang berasal dari gunung memiliki tekstur gembur
sehingga memudahkan akar untuk bernapas
2. Humus
Humus merupakan tanah yang paling subur untuk tumbuh- tumbuhan
termasuk dengan tanaman hias, karena memiliki komposisi yang mirip dengan
pupuk kompos. Hal ini disebabkan MEDIA TANAM HUMUS merupakan tanah
yang terbentuk dari pelapukan- pelapukan dedaunan dan juga batang pohon, serta
ada percampuran dari kotoran hewan yang terbuat secara alami maupun
manipulasi
Media tanam humus biasanya berwarna gelap yakni: coklat kehitaman dan
juga mempunyai tekstur yang lembut dan gembur yang didalamnya banyak
mengandung zat- zat seperti fenol, asam karboksilat, hidroksida serta alifatik.
Tentunya dengan banyak zat tersebut, tanah humus akan sangat cocok jika
dijadikan sebagai media tanam khususnya media tanam didalam wadah pot
3. Sekam hitam
Sekam merupakan limbah padi yang telah banyak digunakan oleh petani
tanaman hias bandung sebagai media tanam. yang mana penggunaannya
mencapai 90%, ini karena petani berpendapat “sekam merupakan salah satu
media tanam yang sangat cocok untuk berbagai jenis tanaman hias maupun bibit
bunga. Tapi yang dimaksud dengan sekam yang dimaksud disini adalah sekam
hitam atau sekam yang dibakar. Sekam hitam dapat berfungsi untuk memperbaiki
struktur fisik, kimia dan biologi di dalam tanah yang sebagiannya mengenal
dengan sebutan arang sekam
Media tanam ini mampu memiliki dan meningkatkan porositas tanah
sehingga tanah menjadi gembur dan mampu menyerap nutrisi dengan baik.
Karena media tanam sekam bakar sangat memiliki pourositas tinggi maka untuk
itu ibad garden sangat merekomendasikannya sebagai media tanam tanaman
bunga ataupun tanaman berjenis daun
4. Pupuk kandang
Media tanam pupuk kandang yang banyak digunakan untuk tanaman pot
adalah pupuk kandang yang berasal dari limbah/kotoran kambing. Namun
kebanyakan petani yang menggunakan media tanam tersebut akan menunggu
hingga kering. Pasalnya media tanam pupuk kandang terdapat unsur nitrogen
tinggi. yang dampak bila langsung digunakan sangat beresiko tanaman menjadi
kering. pupuk kandang yang sudah kering/matang bisanya berwarna cokelat
dengan tekstur yang sangat keras. Biasanya media tanam pupuk kandang yang
akan digunakan sebanyak 20% pada wadah pot, sangat berguna untuk
menumbuhkan daun dan percabangan
5. Cocopeat
Cocopeat sering disebut sebagai Limbah kelapa, karena media tanam ini
berasal dari industri yang kemudian masuk dalam proses pencucian, pemanasan,
penyaringan lalu pemeriksaan teliti. Sebelum diproses menjadi media tanam
cocopeat akan dibagi ke dalam berbagai tingkat butiran dan kepadatan kemudian
masuk dalam tahap pengemasan.

Pada umumnya media tanam ini dikemas dalam bentuk kemasan plastik, karunga,
atau sudah tercampur dengan media tanam lain. Namun sebagian sering
mengimprovisasinya dengan membuatnya sebagai lempengan papan atau
lempengan cakram. Penggunaan cocopeat sebagai media tanam biasanya harus
dicampurkan dengan beberapa media tanam lain
6. Sekam padi mentah
Sekam padi mentah merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang
terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada
proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan
sisa atau limbah penggilingan. komposisi kimiawi yang terdapat pada sekam padi
adalah:
 Kadar air
 Protein kasar
 Lemak
 Serat kasar
 Abu
 Karbohidrat dasar
 (zat arang)
 Hidrogen
 Oksigen
 Silika
dengan bahan kimiawi yang sangat banyak tentu anda dapat membayangkan
sendiri jika sekam mentah dijadikan sebagai media tanam untuk tanaman. Untuk
itu tidak salah jika petani tanaman hias bandung menggunakannya sebagai media
tanam utama

f) Iklim
Indonesia memiliki iklim tropis yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Iklim
meliputi:
1) Suhu
2) Curah Hujan
3) Radiasi Matahari
4) Kelembaman
Subsistem Proses meliputi :

a) Fotosintesis
Mengolah berbagai input berupa unsur hara organik & anorganik, maupun
CO2 dan H2O menghasilkan output berupa fotosintat, senyawa bahan organik.
Hasil fotosintesis digunakan tanaman untuk pertambahan ukuran, tinggi, dan lebar
daun tanaman dapat juga mengalokasikan ke penyimpanan makanan sehingga
menghasilkan output yang bisa dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain.

Subsistem Output melupti :

• Produk tanaman dapat berupa buah, biji, bunga, getah, daun, batang, dll.

• Masing-masing produk tanaman memiliki bentuk dan sifat berbeda-beda,


sehingga diperlukan penanganan yang berbeda sesuai sifat produk tanaman.

• Untuk mendapatkan produk tanaman yg optimal diperlukan pengetahuan


berkaitan dengan sifat produk tsbt., proses pemasakan buah atau bentuk produk
lainnya serta keterampilan dalam pemanenan dan penanganan pasca panen.

• Penentuan waktu panen yang tepat semakin penting karena pemanenan yang
dilakukan sebelum matang atau kelewat matang berpengaruh sangat buruk.

2. Tanaman disebutkan sebagai “Mesin Biologi” dikarenakan tanaman mempunyai


mekanisme tersendiri yang berasal dari alam dan dari dirinya sendiri. Mekanisme
yang dimaksud dapat berupa input dan output. Dimana input yang dimaksud adalah
mekanisme fotosintesis karena tanaman memiliki zat istemewa berupa klorofil
sehingga tanaman dapat mengolah berbagai unsur-unsur yang tidak dapat diolah oleh
makhluk hidup lain dan tumbuh menjadi besar sedangkan output adalah mekanisme
dimana tanaman menghasilkan sesuatu entah berupa buah,daun dan bunga sebagai
hasil dari ia tumbuh melalui proses input. Seperti mesin yang membutuhkan input
berupa listrik dan output berupa produk
Agar proses ini dapat berjalan dengan baik diperlukan adanya berbagai input,
lingkungan sebagai pemasok bahan baku proses produksi tanaman meliputi tanah,
iklim, dan biotik yang berfungsi sebagai tempat tumbuh tanaman. Bahan baku yang
CO2 dari atmosfer, dan H2O dari dalam tanah, diserap melalui akar tanaman dan
berbagai unsur hara organik dan anorganik masuk bersama air melalui akar.
Dalam proses produksi tanaman, fotosintesis merupakan konversi bahan baku atau
input produksi berupa CO2 dari atmosfer, H2O dari dalam tanah melalui akar dan
unsur hara dengan bantuan energi radiasi matahari yang berlangsung dalam klorofil
disertai proses respirasi dalam mengakumulasi fotosintesis yang berupa output
senyawa bahan organik, fotosintat, dan hasil panen yang bernilai ekonomis.

3. Faktor yang mempengaruhi proses produksi ialah :


a. Genetik, merupakan bagian dari pembawa sifat yang diturunkan oleh induk
tanaman ke generasi berikutnya,. Genetik dapat memberikan sifat unggul pada
tanaman, jika tanaman induknya memiliki sifat yang bagus maka keturunan
selanjutnya akan menunjukan hasil yang tak jauh berbeda.
b. Lingkungan, dapat berupa kondisi iklim yaitu curah hujan, cahaya matahari,
kelembaban dan masih banyak lagi. Kondisi iklim yang sesuai untuk tanaman,
tanaman akan tumbuh dengan baik. Faktor lingkungan ini merupakan salah satu
faktor eksternal yakni faktor luar yang dapat mempengaruhi produksi
tanaman.faktor lainnya dapat berupa kondisi lahan ,yakni tingkat kesuburan tanah
pada lahan tinggi, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
c. Fisiologi Tanaman, merupakan faktor internal di dalam tanaman, yaitu proses
metabolisme yang terjadi pada tanaman seperti fotosintesis, apabila terjadi
gangguan fisiologis pada tanaman akan menyebabkan tanaman layu dan daun
yang gugur.
d. Teknik Budidaya, merupakan upaya yang dilakukan oleh petani untuk
meningkatkan hasil produksi tanaman. Hal yang diterapkan oleh petani pada
tanaman dengan harapan hasil yang dapatkan tinggi.

4. Kegiatan berbudidaya meliputi :


a. Penyiangan lahan tanam/benih, merupakan kegiatan menyiapkan benih yang
akan menjadi bakal tanaman budidaya , dengan melakukan pemilihan benih
untuk melihat kualitas dan kelayakannya. pengambilan kualitas belih yang
unggul dan ketersedian hara yang berlimpah akan mengimbangi tingginya
hasil yang di dapatkan
b. Pengelolaan tanah, merupakan upaya meningkatka siat fisik ,kimia dan
biologi tanah. Pengolahan tanah dimulai dengan pembersihan lahan (land
clearing), pembuatan bedengan, pembuatan sluran irigasi sehingga air pada
lahan dapat mencukupi kebutuhan tanaman.
c. Penanaman, merupakan kegiatan memindahkan benih ke lahan yang sudah
siap. Penanaman dilakukan dengan mengatur jarak tanam yang sesuai dengan
jenis tanamannya, serta perbedaan kedalaman lubang tanaman yang sesuai
dengan tanamannya
d. Pemeliharaan tanaman, merupakan bentuk dari upaya ingin mendapatkan hasil
yang tinggi maka diperlukan pemberian kebutuhan tanaman sehingga
tercukupi adapun hal yang diberikan sebagai berikut :

 Pemupukan yaitu pemberian hara tambahan yang di butuhkan tanaman


sehingga mampu mendukung pertumbuhan tanaman
 Pengairan merupakan pembuatan irigasi dan drainase yang sesuai sehingga
mampu memenuhi kebutuhan air pada tanaman
 Pembumbunan merupakan poses peninggian tanah pada sekitar tanaman
dengan tujuan menguatkan akar sehingga tanaman tanaman tumbuh kuat
dan lebih baik pada musim hujan.
 Penyiangan dan pendangiran yaitu pembersihan lahan dari tanaman yang
tidak dikehendaki (gulma)
 Pengendalian hama penyakit merupakan proses pengendalian dan
pembasmian hama jika sudah menunjukan melebihi ambang ekonomi
e. Pemanenan, merupakan hasil dari produksi tanaman, cara melakukan
pemanenan tergantung pada tanaman itu dengan demikian ini merupakan akhir
dari prosos budidaya.

5. Lahan basah diambil dari istilah inggris wetland yang menurut Merriam & Wbster
(2002) berarti lahan atau areal seperti rawa atau paya yang kadang kadang tergenang
oleh air yang dangkal atau tanah yang dipenuhi air secara permanen maupun
musiman. Lahan basah menurut Ramsar (2012) menetapkan bahwa lahan basah
adalah daerah paya, rawa, lahan gambut atau perairan,baik alami maupun buatan
permanen atau sementara, dengan air yang diam atau mengealir, segar, payau, atau
asin, termasuk daerah perairan laut dengan kedalaman kurang dari eman meter. Di
Kalmiantan Barat terdapat berbagai jenis Lahan Basah, antara lain:

a. Rawa
Lahan rawa adalah lahan darat yang tergenang secara periodik atau terus menerus
secara alami dalam waktu lama karena drainase yang terhambat. Meskipun dalam
keadaan tergenang, lahan ini tetap ditumbuhi oleh tumbuhan. Lahan ini dapat
dibedakan dari danau, karena danau tergenang sepanjang tahun, genangannya lebih
dalam, dan tidak ditumbuhi oleh tanaman kecuali tumbuhan air. Genangan lahan rawa
dapat disebabkan oleh pasangnya air laut, genangan air hujan, atau luapan air sungai.
Berdasarkan penyebab genangannya, lahan rawa dibagi menjadi tiga, yaitu rawa
pasang surut, rawa lebak dan rawa lebak peralihan.

b. Hutan mangrove
Hutan mangrove adalah ekosistem hutan daerah pantai yang terdiri dari kelompok
pepohonan yang bisa hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi. Salah satu ciri
tanaman mangrove memiliki akar yang menyembul ke permukaan. Penampakan
mangrove seperti hamparan semak belukar yang memisahkan daratan dengan laut.
Hutan mangrove adalah suatu kelompok jenis tumbuhan berkayu yang tumbuh
disepanjang garis pantai tropis dan subtropis yang terlindung dan memiliki semacam
bentuk lahan pantai dengan tipe tanah anaerobi

c. Muara

Muara adalah wilayah badan air tempat masuknya satu atau lebih sungai ke
laut, samudra, danau, bendungan, atau bahkan sungai lain yang lebih besar. Di
wilayah pesisir, muara sungai sangat terpengaruh oleh kondisi air daratan seperti
aliran air tawar dan sedimen, serta air lautan seperti pasang-surut, gelombang, dan
masuknya air asin ke darat. Bergantung pada lokasi dan kondisi lingkungannya,
muara dapat mengandung banyak relung ekologis dalam area kecil, dan begitu juga
terkait dengan tingginya keanekaragaman hayati. Muara sungai-sungai besar dapat
membentuk estuaria dan juga delta.

d. Sungai

Daerah Aliran Sungai (disingkat DAS, bahasa Inggris: drainage basin) ialah
suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air yang berasal dari air
hujan yang jatuh, terkumpul dalam kawasan tersebut. Guna dari DAS adalah
menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui
sungai.

Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada suatu kawasan
yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang
jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut.

Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara
alamiah. Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan
laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak
pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai,
danau/waduk, dan dalam tanah sehingga akan dimanfaatkan oleh manusia atau
makhluk hidup.

e. Sawah

Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi.
Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi
memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk
mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Sawah
yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah
sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland
rice).

i. Tambak
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai,
yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur).
Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang.
Penyebutan "tambak" ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam
yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang.

6. Kendala yang dihadapi dalam proses produksi tanaman di lahan basah ada 4 antara
lain :
a. Biasanya terkendala biaya pengembangan dan pengelolaan yang tinggi
Biyaya yang digunakan sebagai modal awal 90% dipakai untuk mpembukaan
lahan. Mulai dari pembuatan saluran irigasi untuk menurunjkan muka air tanah
jika pada daerah rawa, namun pada lahan pasang surut perlu dibuatnya tanggul
agar air tidak masuk ke lahan dan juga agfar air tidak keluar dari lahan apabila
kondisi air surut. Pembuatan jalan pioneer dari tanah hasil galian saluran drainase
agar dapat memasukkan alat berat dalam membentuk lahan.
b. Mempunyai kendala khusus seperti tanah sulfat masam, tanah salin, tanah
gambut, dan tanah yang tidak berkembang.
Lahan basah memiliki berbagai macam kendala deperti sulfat masam yang
dimana ketesediaan pirit di dalam tanah membuat pengelolaan tanah menjadi
lebih sulit karena mempertimbangkan kedalamna pirit di dalam tanah dalam
pengelolaan tanah maupun pembuatan parit. Pada tanah salin hal yang perlu
diperhatikan adalah cara pencucian kandunga garam yang terkandung di dalam
tanah, dengan cara pencucian atau pembuatan saluran drainase dan pembuatan
tunggul agar air laut tidak masuk ke dalam lahan. Lahan gambut memiliki
berbagai masalah mulai dari pH tanah rendah, kandungan air yang tinggi, dan
kaya akan unsur logam yang beracun bagi tanaman
c. Konsekuensi tanaman terendam air lebih besar.
Dipengaruhi oleh muka air yang tinggi dan letak lahan yang dekan dengan
perairan menyebabkan lahan mudah tergenang apabila terjadi hujan lebat maupun
pasang disungai karena saluran drainase tidak berfungsi karena tinggi muka air
yang di tanah dan disungai sama tingginya.
d. Kekahatan unsur hara, berupa kekahatan nitrogen.
Kemasaman yang tinggi pada tanah ini menyebabkan terikatnya unsur-unsur
makro dan berlimpahnya unsur logam. Pada saat pemberian pupuk urea (NH4)
tidak dapat teroksidasi membentuk NO3 sehingga tanaman kekurangan unsur hara
N

7. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses produksi tanaman di lahan basah seperti
kondisi lahan masam dan salin, bahan organik masih mentah, tanah yang tidak
berkembang, kekahatan unsur hara dan toksisitas unsur Fe. Beberapa solusi terhadap-
kendala diatas yaitu:
a. Kendalikan pirit dengan sistem pengolahan lahan Tanpa Olah Tanah (TOT)
atau dengan Olah Tanah Minimal serta juga dapat diterapkan Budidaya Jenuh
Air.
b. Meningkatkan pH tanah dengan amelioran seperti kapur dolomit atau pupuk
kandang, serta juga dapat diterapkan Budidaya Jenuh Air.
c. Mengkhelat unsur yang meracuni tanah seperti Fe, Al, Na dengan amelioran.
d. Menggunakan varietasn yang tepat yang tahan terhadap cekaman dari lahan
basah.
e. Meningkatkan ketersediaan hara dengan amelior dan pemupukan.

8. Sistem Surjan merupakan usaha penataan lahan utk melakukan diversifikasi tanaman
di lahan rawa. Baik dilakukan pd tipe luapan B & C sedangkan tipe D lebih baik
untuk pertanian lahan kering. Tipe A, sebaiknya untuk sawah, karena pirit akan lebih
stabil tdk mengalami oksidasi & tanaman padi dpt tumbuh dgn baik. Surjan
mengandung pengertian meninggikan sebagian tanah dengan menggali atau
mengeruk tanah di sekitarnya.
Sebagian tanah lapisan atas dalam praktiknya diambil atau digali dan digunakan
untuk meninggikan bidang tanah disampingnya secara memanjang sehingga terbentuk
surjan. Bagian lahan yang ditinggikan disebut tembokan, sedang wilayah yang digali
atau di bawah disebut tabukan atau ledokan.
Lahan bagian atas di tanami tanaman palawija (jagung, kedelai, kacang-kacangan,
dan umbi-umbian), hortikultura, buah-buahan, dan juga tanaman perkebunan, sedang
lahan bagian bawah (ledokan/tabukan) ditanami padi sawah. Lebar tembokan sekitar
3-5 m dan tinggi 0,5-0,6 m, sedangkan tabukan dibuat dengan lebar 15 m. Setiap ha
lahan dapat dibuat sekitar 6-10 tembokan dan 5-9 tabukan.

9. Ketersediaan pirit pada lahan pasang surut dapat dibedakan berdasarkan tingkat
kedalaman lapisan pirit, yaitu; (1). Lahan potensial, adalah lahan yang paling kecil
kendalanya dengan ciri lapisan pirit 2% berada pada kedalaman lebih dari 50 cm, (2).
Lahan Sulfat Masam, adalah lahan yang lapisan piritnya berada pada kedalaman
kurang dari 50 cm. Istilah tanah sulfat masam sendiri digunakan karena berkaitan
dengan adanya bahan sulfida (pirit) dalam tanah ini yang apabila teroksidasi
menghasilkan asam sulfat sehingga menyebabkan tanah menjadi masam sampai
sangat masam (pH 2-3). Tanah sulfat masam merupakan tanah liat rawa dan
seringkali memiliki lapisan gambut tipis < 20 cm; memiliki lapisan pirit yang belum
teroksidasi (bahan sulfidik) atau sudah teroksidasi (horison sulfurik) pada kedalaman
0-50 cm. Reklamasi lahan rawa melalui pembuatan saluran drainase mengakibatkan
perubahan kimia di dalam tanah sulfat masam. Pirit yang semula tidak berbahaya
pada kondisi tergenang, secara perlahan berubah menjadi unsur beracun dan
merupakan sumber kemasaman tanah bila kondisi tanah berubah menjadi oksidatif. .
Pirit yang semula stabil dan tidak berbahaya pada kondisi anaerob atau tergenang,
akan teroksidasi bila kondisi berubah menjadi aerob.  Pada saat kondisi lahan basah
atau tergenang, pirit tidak berbahaya bagi tanaman. Akan tetapi, bila terkena udara
(teroksidasi), pirit berubah bentuk menjadi zat besi dan zat asam belerang yang asam
sulfat, ion hidrogen dan Fe3+.Reduksi Fe3+menjadi Fe2+. Pada sebagian tanah
masam, penggenangan akan mengakibatkan pH meningkat hingga 6-7 setelah
beberapa minggu. Pada kondisi seperti ini, proses terpenting adalah reduksi Fe3+
menjadi Fe2+. Pada tanah sulfat masam muda, peningkatan pH dari 3,0-3,5 menjadi
5,5-6,0 berkaitan dengan tingkat pelarutan Fe2+ yang dicapai. 
10. a. Budidaya jenuh air merupakan sistem penanaman dengan membuat kondisi tanah
di wilayahh perakaran tanaman selalu jenuh air dan pengairan untuk membuat kondisi
tanah jenuh air dilakukan dengan cara sub surface irrigation.

b. Penggunaan Budidaya Jenuh Air (BJA) pada lahan pasang surut sulfat masam
merupakan salah satu solusi peningkatan produksi tanaman. Budidaya Jenuh Air
(BJA) merupakan teknologi budidaya yang telah terbukti dapat menekan sifat negatif
dari lahan pasang surut untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian. Penggunaan
BJA di lahan pasang surut dapat menekan efek negatif pirit (FeS2) dengan cara
mencegah oksidasi pirit dan meningkatkan pH tanah serta manjamin ketersedian air
bagi tanaman.

Anda mungkin juga menyukai