Shinta
Cahyaningty
as
CHAPTER 16 (WEEK 5)
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS: PIUTANG USAHA
1. Piutang usaha pada neraca saldo menurut umur cocok dengan jumlah pada file master dan jumlah total telah
ditambahkan dengan tepat dan cocok dengan buku besar (detail tie-in).
2. Piutang usaha yang dicatat adalah ada (existence).
3. Piutang usaha yang ada telah dimasukkan semuanya (completeness).
4. Piutang usaha secara mekanis adalah akurat (accuracy).
5. Piutang usaha diklasifikasikan dengan tepat (classification).
6. Piutang usaha dicatat dalam periode yang sesuai (cut off).
7. Piutang usaha dinilai dengan memadai pada nilai yang dapat direalisir (realizable value).
8. Piutang usaha benar-benar sah dimiliki klien (rights).
9. Penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah memadai (presentation & disclosure).
1. Tentukan materialitas an tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan untuk piutang usaha.
2. Tetapkan risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penerimaan kas.
3. Rancang dan laksanakan pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur
analitis untuk siklus penjualan dan penerimaan kas.
4. Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk saldo piutang usaha.
5. Rancang pengujian terinci atas piutang usaha untuk memenuhi tujuan spesifik audit:
a. Prosedur audit.
b. Besar sampel.
c. Pus/unsur yang dipilih.
d. Saat pelaksanaan.
Analisis Perbedaan
Konfirmasi yang diterima dan terdapat perbedaan perlu ditindaklanjuti. Perbedaan tersebut mungkin timbul
karena perbedaan waktu antara catatan klien dengan catatan pelanggan, seperti:
1. Pembayaran telah dilakukan: pelanggan telah membayar sebelum tanggal konfirmasi, tetapi klien belum
menerimanya untuk dicatat.
2. Barang belum diterima: klien mencatat penjualan pada tanggal pengiriman sedangkan pelanggan mencatat
pembelian saat barang diterima.
3. Barang telah dikembalikan: kelalaian klien mencatat nota kredit, seperti perbedaan waktu atau pencatatan
retur dan pengurangan harga penjualan yang tidak memadai.
4. Kekeliruan klerikal dan jumlah yang diperselisihkan: pelanggan menyatakan bahwa terdapat kekeliruan dalam
harga yang dibebankan untuk barang, barang rusak, kuantitas barang yang benar belum diterima, dsb.