METODE PENELITIAN
Malang.
Malang.
Brawijaya Malang.
dissecting set, Inkubator telur, tray telur, pelubang telur, mikroskop, glove,
masker, bulb, object glass, cover glass, autoclave, timbangan, blender, gelas ukur,
pot organ, yellow tip, mortar, tube, selotip kertas, cawan petri, timbangan,
micropipet, saringan, dispossable syringe 1 mL, software optilab viewer, dan BSC
22
23
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu Telur
Ayam Berembrio (TAB) Spesifik Pathogenic Free (SPF), NaCl fisiologis, alkohol
10% formula ekstrak pigmen anggur laut (Caulerpa racemosa), , etanol 96%,
Hematoksilen-Eosin (HE)
7. Analisis data.
Lengkap digunakan jika ragam satuan percobaan yang digunakan. Telur Ayam
t (n-1) ≥ 15 Keterangan
5n ≥ 20
n≥4
1. Kelompok kontrol negatif (–) adalah TAB yang tidak diberi pox virus
mL
0,2 /Butir dan tanpa pemberian preventif ekstrak anggur laut
(Caulerpa racemosa).
2. Kelompok kontrol positif (+) adalah TAB yang diberikan dengan pox
mL
virus 0,2 /Butir konsentrasi 10% tanpa pemberian preventif ekstrak
Variabel yang diamati dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Variabel bebas : dosis virus pox dan dosis preventif ekstrak pigmen
epidermis kulit
Berembrio (TAB). Telur Ayam Berembrio yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu TAB yang Spesifik Pathogenic Free (SPF) dengan umur 9-12 hari yang
fertilitas dan embrio ini dengan cara mengamati gerakan pembuluh darah dari
embrio, kemudian TAB yang sudah candling dan dipastikan sehat selanjutnya
alkohol 70% setelah sudah dipastikan steril dan bersih selanjutnya TAB
menggunakan mortal, kemudian disaring (pemisahan) antara air dan selaput hijau
dengan pelarut yang sama sampai semua pigmen klorofil terangkat. Sampel
menggunakan dietil eter dalam corong pisah. Apabila belum terjadi pemisahan
antara pigmen dan pelarut, maka ditambahkan dietil eter atau larutan garam untuk
menghasilkan isolasi ekstrak kasar klorofil yang siap digunakan sebagai sampel
Virus pox didapatkan dari isolat lapang (Lampiran 4) yang ditemukan pada
peternakan unggas yang terdapat nodul–nodul pada pial, jengger dan bagian tubuh
unggas yang tidak ditutupi bulu. Organ yang telah diambil selanjutnya dilakukan
digerus hingga halus di dalam mortar. Organ digerus hingga hancur kemudian
selanjutnya setelah inokulasi maka lubang ditutup menggunakan lilin cair atau
dapat menggunakan selotip kertas. Pada pra penelitian yang telah dilakukan di
telur ditutup menggunakan lilin cair ataupun selotip kertas maka tahapan
berikutnya yaitu Telur Ayam Berembrio (TAB) ditaruh pada inkubator telur
pengamatan setiap hari sampai dengan hari ke 7 pasca inokulasi (Murtini dkk,
2006)
Telur Ayam Berembrio berumur 9-11 hari selanjutnya akan dipersiapkan alat
yang berupa pelubang telur untuk melubai bagian telurnya, dan menggunakan
lubang ditutup menggunakan lilin cair atau dapat menggunakan selotip kertas
(Kemenpet, 2014).
Pengambilan kulit pada Telur Ayam Berembrio (TAB) dilakukan dengan cara
telur yang sudah siap untuk dibuka atau dipanen yang telah disimpan pada suhu
4oC dilakukan pemecah telur secara perlahan menggunakan gunting steril terlebih
dahulu (Helmi dkk., 2016). Selanjutnya semua organ yang ada dalam Telur Ayam
Berembrio (TAB) ditempatkan pada cawan petri selanjutnya pisahkan daerah kulit
dari organ lainnya lalu diambil dan dicuci organ kulit menggunakan PBS untuk
memisahkan dari kotoran maupun dari hal lainnya (Suryana, 2005). Kulit yang
yang segar di koleksi secepat mungkin setelah di panen. Organ atau jaringan yang
diambil dilihat dari bentukan abnormal atau jaringan yang mengalami perubahan
lalu di ambil jaringan pada perbatasan antara jaringan yang abnormal. Selanjutnya
organ atau jaringan direndam dengan larutan Buffed Neutral Formalin (BNF) 10%
digunakan BNF berfungsi sebagai bahan pengawet agar terhindar dari pencernaan
29
jaringan oleh enzim-enzim (otolisis) atau bakteri dan untuk melindungi struktur
ambil dan selanjutnya dipotong menggunakan pisau scalpel dengan ketebalan 0,3-
yang didalamnya terdapat tabung untuk menyimpan keranjang yang diisi parafin
dimasukan jaringan sambil diatur dan sedikit ditekan. Lalu parafin dimasukkan ke
parafin dilepas dari cetakan dan disimpan di freezer -20 oC sebelum dilakukan
ke dalam waterbath bersuhu 46oC, pada kesempatan ini bentuk irisan dirapikan,
kemudian diletakkan di atas objek yang telah diolesi ewith. Selanjutnya jaringan
disusun dan dimasukkan ke dalam inkubator bersuhu 60oC sampai preparat siap
cover glass. Hasil berupa preparat histopatologi kulit lapisan epidermis dermis
Analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini berupa histopatologi
dengan cara mengamati secara kualitatif yaitu melihat sel yang mengalami
selanjutnya akan diambil foto dengan menggunakan alat yaitu Optilab Image
dengan cara menggunakan uji one way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%