Konsultasi Keluarga Media Ulama | 7

TANGGUGAN SALING TERBUKA

vs AGAR BAHAGIA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

TANAH WARISAN Pak Kyai, saya sudah berkhianat

dengan memiliki WIL (Wanita Idaman
Lain). Namun, istri saya sepertinya
Assalamu’alaikum. Saya ibu rumah tangga,
kami menikah sudah berjalan 17 tahun. tidak sakit hati. Apakah saya tetap
Kami punya usaha membuka toko sembako, berdosa. Lalu bagaimana saya harus
sepanjang pernikahan kami selalu berbeda menyampaikan pada istri.
pendapat. Misalnya, saya ingin membuat
rumah, tapi suami maksa kredit truk untuk
usaha, namun truk itu berkali-kali kecelakaan Jawab:
dan akhirnya dijual. Saya lebih banyak
mengalah pada suami. Sampai sekarang
kami tinggal di rumah mertua, saya selalu Wa’alaikum salam Wr. Wb.
pendam keinginan memiliki rumah sendiri. Apa yang sedang saudara
Suami sempat tergoda wanita lain sampai tiga kali, meski sekarang sudah insyaf dan rajin ngaji, tapi hati ini kadang merasa sakit kalau
lakukan dengan memiliki WIL
mengingatnya. Terakhir suami ditipu orang, uangnya dibawa lari orang, dan kamipun terbelit hutang ke bank. Kami kini hanya memiliki mobil
untuk disewakan. Saya punya sebidang tanah warisan orangtua, saya tidak rela kalau dijual untuk melunasi hutang itu, tapi saya juga sumpek (Wanita Idaman Lain) adalah salah
ditagih bank terus-terusan. Apa yang harus saya lakukan, apakah saya harus mengorbankan warisan satu-satunya itu?. 085233293xxx dan berdosa, sebaiknya saudara
Jawaban :
cepat menyadarinya dan bertobat
Wa’alaikum Salam Wr. Wb. Ibu yang dirahmati oleh Allah SWT, semoga ibu selalu tabah menerima ujian dan musihabah yang Allah SWT berikan walaupun istri saudara nampak tidak
kepada ibu, karena dengan menerima (tabah), Allah akan mengangkat derajat kita, sehingga dengan naiknya derajat kita, permasalahan yang sakit hati. Tetapi sejatinya saudara
kita hadapi akan berkurang.
Memang, hidup yang kita jalani tidak selalu mulus dengan apa yang direncanakan oleh kita, terkadang apa yang kita inginkan tidak selalu
telah berkhianat pada Allah yang
tidak terwujud, sehingga memungkinkan baik suami istri saling cek-cok bahkan bertengkar, hal seperti ini wajar terjadi jika suami dan telah mengamanahkan seorang istri
istri sama-sama menginginkan kehendaknya masing-masing, tidak ada yang mau mengalah. Oleh karena itu, cobalah ibu dan suami ibu untuk saudara. Saudara juga telah
rundingkan apa yang menjadi keinginan suami, dan apa yang menjadi keinginan ibu. Disinilah pentingnya persamaan persepsi diantara
suami dan ibu, sehingga apa yang nanti diputuskan bukan semata-mata keinginan suami atau ibu, akan tetapi hasil keputusan diambil berkhianat pada istri, pada komitmen
adalah dari suami dan ibu. yang sudah dibuat, pada suami
Menyikapi permasalahan yang dihadapi ibu, kiranya ibu perlu merundingkan kembali atau merencanakan kembali, mana yang perlu teman wanita saudara (jika ia telah
didahulukan terutama untuk melunasi hutang terhadap bank, serta usaha apa yang perlu diutamakan, sehingga keinginan baik ingin memiliki
rumah, tidak kena tipu, atau hutang terhadap bank dapat diselesaikan. Akan tetapi sekali lagi jangan lupa, bahwa hidup ini sudah ada yang berumahtangga.
mengatur yaitu Allah SWT, setelah usaha kita lakukan secara maksimal (ikhtiar), maka usaha selanjutnya kita serahkan usaha-usaha kita Selanjutnya, dalam berumah
kepada Allah SWT. Semoga dengan usaha kersa kita, selanjutnya kita memohon kepada Allah SWT, permasalahan-permasalahan yang sedang tangga kita harus terbuka terhadap
terjadi dapat terselesaikan. Amin (*)
pasangan kita, namun untuk hal aib
diri yang sekiranya akan membuat
istri marah dan tersinggung maka

RUMAH TANGGA
laksana dua sahabat dan anggota tim yang menyembunyikannya dan berusaha
harus kompak dalam membina biduk ru- memperbaikinya bahkan akan

TERASA HAMBAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Pak Kyai yang saya hormati, saya su-
dah berumah tangga selama tiga tahun.
Tapi kok sampai hari ini masih sulit untuk
menumbuhkan rasa cinta pada suami. Men-
jalin rumah tangga rasanya hambar. Saya
sudah berusaha, tapi kok susah. Lama-lama
kalau melihat suami menjadi tidak nyaman
dan kadang malah menyebalkan. Ternyata
begitu juga yang dirasakan suami terhadap
saya. Kondisi seperti ini tidak jarang kemu-
dian membuat kami sama-sama sensitif
dan sering terjadi konflik. Karena merasa
tidak ada lagi jalan lain untuk memper-
baiki, kami berniat untuk bercerai secara
baik-baik. Tapi saya yang belum siap. Saya
bingung, bagaimana mengatasi solusi ini?.
Matur nuwun. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jawab :
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Ibunda yang dirahmati Allah. Saya ikut pri-
hatin dengan persoalan yang sedang ibu
dan suami hadapi. Menikah adalah men-
jalankan sunnah Nabi, sesuai dengan fitrah
manusia. Hikmah yang dapat diambil kalau
sunnah Nabi ini dijalankan adalah muncul-
nya ketentraman jiwa. Dengan pernikahan
akan tumbuhlah kecintaan, kasih sayang,
dan kesatuan antara pasangan suami istri.
Rasulullah SAW bersaksi tentang rumah
tangganya dengan ungkapan yang seder-
hana, ”Baiti jannati”, ”Rumahku Surgaku”.
Rumah laksana surga akan dapat dirasakan
jika orang-orang yang ada di dalamnya
dapat menjalin hubungan dengan penuh
kasih sayang. Bukankah salah satu tujuan
dari pernikahan agar tercipta kehidupan
rumah tangga yang sakinah, mawadah, wa
rahmah?
Pelaku utama dalam kehidupan rumah
tangga adalah suami dan istri. Keduanya
mah tangga. Agar tim ini solid, antara sua-
mi dan istri harus bisa melakukan fungsi
dan perannya masing-masing sesuai den-
gan tugas dan kewajibannya. Dan satu hal
yang juga penting adalah bagaimana cinta
antara keduanya bisa terus tumbuh den-
gan subur.
Cinta akan membuat kehidupan keduanya
menjadi lebih indah. Kita bisa bayangkan
bagaimana keringnya suasana rumah tang-
ga bila cinta itu memudar atau bahkan hi-
lang. Dan sangat mungkin kemudian akan
memicu munculnya konflik. Tidak mudah
memang menyatukan dua orang pribadi
yang berbeda, berasal dari latar belakang
yang berbeda, yang memiliki kebiasaan,
karakter, keinginan, yang berbeda pula.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkan dan merawat cinta kasih di
antara suami-istri. Kalau Anda dan suami
sudah merasa melakukan banyak upaya
selama tiga tahun ini tapi belum berhasil,
mungkin memang masih perlu waktu. Ke-
sabaran merupakan langkah utama ketika
mulai muncul persoalan dalam kehidupan
keluarga. Islam memerintahkan kepada
suami istri agar bergaul dengan cara yang
baik, serta mendorong mereka untuk ber-
sabar dengan keadaan masing-masing
pasangan. Karena boleh jadi di dalamnya
terdapat kebaikan-kebaikan.
Jika akhirnya memang perceraian merupa-
kan pilihan satu-satunya, maka kedua be-
lah pihak harus sama-sama siap. Tidak ada
pilihan tanpa risiko. Beberapa hal penting
yang mesti diperhatikan jika memang
harus bercerai, antara lain adalah kehor-
matan masing-masing tetap harus terjaga
dan hak-hak anak setelah orang tua ber-
pisah tetap terpenuhi. Yang sering mem-
bawa kerusakan hubungan silaturrahmi
antara keluarga mantan suami atau istri
bukanlah perceraian itu, tetapi sikap saling
menyalahkan. (*)
bernilai ibadah di hadapan-Nya,
namun tentunya dengan bersegera
menghindari dan keluar dari
kekeliruan/kesalahan yang dilakukan
(bertaubat)
Cemburu adalah salah satu
tandanya cinta, namun istri yang
tidak cemburu bukan berarti ia tidak
mencintai, berbagai kemungkinan
yang bisa terjadi pada istri saudara.
Bisa saja istri saudara mencoba
menyembunyikan perasaan yang
sebenarnya agar terlihat tegar atau
agar ingin memberikan rasa nyaman
pada suami (padahal ia sangat
menderita).
Namun untuk mengetahui apa
yang sebenarnya dia pikirkan dan
rasakan coba bicaralah dengannya,
tanyakan pandangannya tentang
kesetiaan, keterbukaan, cinta,
cemburu dan banyak hal, sehingga
kita bisa mengetahui bagaimana
perasaannya yang sebenarnya.
Cobalah untuk saling
mengungkap semua pandangan
saudara dan istri mengenai banyak
hal, dan selaraskanlah semua harapan
dan pandangan dengan tuntutan
Rasulullah, sepakatilah bersama
untuk berkomitmen dengan aturan
Allah dan sunnah Rasulullah agar
keluarga mas menjadi keluarga yang
sakinah mawaddah warahmah. (*)

Edisi Perdana / Pebruari 2017 M. / Jumadil Awwal 1438 H.