PEMBAGIAN HARTA WARISAN Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain, Dr. H. M. Qusyairi, M.Pd. Dosen Sastra Arab UM dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka Ayat tersebut mengemukakan tiga yang perempuan maka laki-laki berhak poin penting terkait dengan pembagian menerima dua bagian perempuan. harta warisan, yaitu (1) anak laki-laki Perbedaan hak dalam besaran berhak memperoleh bagian dua kali penerimaan harta warisan merupakan lipat bagian anak perempuan, (2) anak ketentuan dari Allah SWT yang umat perempuan jika berjumlah 2 orang atau Islam harus menerimanya sebagaimana lebih dan tidak disertai anak laki-laki adanya. Walaupun demikian memperoleh maka mereka hanya berhak memperoleh harta warisan itu adalah hak dan dua pertiga peninggalan orang tuanya, yang namanya hak maka setiap orang dan (3) jika orang tua meninggal dan ia yang memilikinya boleh mengambil hanya memiliki memiliki seorang anak sepenuhnya atau sebagiannya. Yang tidak wanita, maka hak anak satu-satunya itu boleh adalah mengambil bagian lebih hanya separuhnya, sedangkan sisanya daripada yang menjadi haknya. adalah hak ahli waris lain. Dengan pemahaman yang demikian EWAJIBAN KAUM LAKI-LAKI terkait dengan nafkah yaitu kaum laki- K Di dalam memahami Al Qur’an laki. Kaum wanita tidak berkewajiban Pembagian harta sebagaimana disebutkan pada surat warisan maka sesungguhnya pembagian harta warisan bisa dilakukan secara fleksibel. tidak jarang para ulama’ kita untuk menanggung nafkah keluarga Annisa’ ayat 11 tersebut juga dijelaskan Kalau sekiranya seluruh ahli waris berbeda pendapat. Perbedaan pendapat selagi ada kaum laki-laki yang mampu pada ayat 176 yang terjemahannya menginginkan pembagian yang sama dalam memahami ayat Al Qur’an memenuhinya. Memang tidak ada sebagai berikut. rata, lalu semuanya sepakat dengan memang terkadang dimungkinkan dan larangan bagi kaum wanita bekerja dan Mereka meminta fatwa kepadamu yang demikian itu maka sesungguhnya diperbolehkan. Di antara ayat yang para ikut membantu kebutuhan keluarga. . Katakanlah : “Allah memberi fatwa mereka juga tidak berdosa. Yang berdosa ulama’ berbeda dalam menafsirkannya Namun sesungguhnya yang demikian itu kepadamu tentang kalalah : jika adalah manakala ada sebagian ahli adalah Surat Annisa’ ayat 34 yang hukumnya Sunnah atau tidak wajib. Jadi seorang meninggal dunia, dan ia tidak waris yang mengambil bagian lebih terjemahannya sebagai berikut. pihak yang berkewajiban adalah kaum mempunyai anak dan mempunyai saudara banyak dari yang menjadi haknya tanpa Kaum laki-laki itu adalah pemimpin laki-laki. perempuan, maka bagi saudaranya yang disetujui oleh ahli waris yang lain. Yang bagi kaum wanita, oleh karena Allah perempuan itu seperdua dari harta juga termasuk berdosa adalah rekayasa telah melebihkan sebahagian mereka BAGIAN KAUM LAKI-LAKI DARI HARTA yang ditinggalkannya, dan saudaranya untuk menjadikan sebagian ahli waris atas sebahagian yang lain , dan karena WARISAN yang laki-laki mempusakai , jika ia tidak tidak memperoleh haknya sebagaimana mereka telah menafkahkan sebagian Allah SWT dengan maha kuasaanNya mempunyai anak; tetapi jika saudara mestinya. dari harta mereka. serta maha kasih sayangNya memberikan perempuan itu dua orang, maka bagi Banyak penerjemah yang hak yang lebih banyak daripada wanita keduanya dua pertiga dari harta yang IMPLIKASI KELEBIHAN BAGIAN menerjemahkan kata qawwamuna dengan seiring dengan tanggung jawab ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan Sering kita dengarkan pendapat ‘pemimpin’, penguasa, penanggung jawab, yang dipikulnya, yaitu dengan hak jika mereka saudara-saudara laki dan orang-orang yang belum memahami dan penegak hak-hak wanita. Ibnu Abbas memperoleh harta warisan sebesar perempuan, maka bahagian seorang betul persoalan pembagian harta warisan, menafsirkan ungkapan qawwamuna dua kali lipat hak wanita, saudara laki-laki sebanyak bagian yang mengatakan bahwa pembagian alannisa’ dengan musallith ‘penguasa’ demikian juga dalam dua orang saudara perempuan. Allah warisan sebagaimana disebutkan di kaum wanita dalam hal menjadikan kaum pembagian menerangkan kepadamu, supaya dalam Al Qur’an itu adalah diskriminatif. wanita beradab, hal itu karena Allah telah kamu tidak sesat. Mereka berpendapat melebihkan laki-laki atas perempuan Dan Allah Maha demikian karena barangkali dalam pemikiran, pembagian harta Mengetahui segala hanya berpikiran bahwa yang rampasan perang, pembagian harta sesuatu. menjadi tanggungan kaum warisan, dan wajibnya laki-laki D i laki-laki adalah menafkai istri memberikan nafkah kepada wanita dan anak-anaknya. Mereka dalam bentuk mahar (mas kawin) belum tahu bahwa saudara dan nafkah lainnya yang kaum wanita laki-laki juga bertanggung tidak diwajibkan untuk itu. jawab menafkahi saudara Ibnu Katsir menafsiri qawwamuna dalam ayat perempuannya manakala alannisa’ dengan Lelaki itu sebagai i n i saudara perempuan penuntun kaum wanita atau sebagai tersebut mengalami pemimpinnya, pembesarnya, hakimnya, kesulitan dalam dan pendidik akhlaknya. Syekh Ali Assobuni menyatakan bahwa maksud qawwamuna ‘alannisa’ adalah melaksanakan kewajiban atas kaum wanita dalam bentuk memerintah dan melarang mereka, menafkahi dan kehidupannya. mengarahkan mereka sebagaimana Dan jika ada saudara seorang pemimpin terhadap bawahannya. h a r t a perempuan lain yang mampu Kewajiban itu karena Allah telah rampasan disebutkan membantu maka kewajiban saudara menganugerahkan kelebihan-kelebihan perang. Allah S W T bahwa jika seseorang wafat dan ia tidak perempuan tersebut hanya separuh dari sebagaimana yang telah disebutkan. berfirman di dalam surat An Nisa’ ayat punya anak maka harta peninggalannya kewajiban saudara laki-laki. Karena kelebihan kaum laki-laki atas 11 yang terjemahannya sebagai berikut: diwriskan kepada saudaranya. Jika Demikian juga halnya jika wanita itulah maka kaum laki-lakilah Allah mensyari’atkan bagimu tentang saudaranya hanya seorang wanita maka ternyata orang yang meninggal dunia yang dipilih oleh Allah menjadi Nabi dan anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang saudara wanita tersebut hanya berhak tidak meninggalkan harta warisan yang Rasul, menjadi imam shalat bagi laki-laki anak lelaki sama dengan bagian dua menerima separuhnya. Jika saudaranya bisa dibagi-bagi. Yang ditinggalkannya dan perempuan (tidak sebaliknya), lebih orang anak perempuan ; dan jika anak dua orang wanita atau lebih maka justru sejumlah besar hutang maka para diutamakan menjadi pemimpin, menjadi itu semuanya perempuan lebih dari dua , mereka hanya berhak menerima 2/3 dari ahli warisnya berkewajiban membayar saksi, dan berjihad. maka bagi mereka dua pertiga dari harta harta peninggalan. Dan jika saudaranya hutang tersebut. Dalam hal ini, ahli Keluarga merupakan institusi yang yang ditinggalkan. jika anak perempuan laki-laki walaupun seorang maka ia waris laki-laki berkewajiban membayar oleh Allah telah ditentukan pemimpin itu seorang saja, maka ia memperoleh berhak menerima keseluruhan harta. hutangnya sebesar dua kali lipat dari dan penanggungjawabnya, utamanya separo harta. Dan jika ada yang laki-laki dan ada pula tanggungan ahli waris perempuan. (*)
Edisi Perdana / Pebruari 2017 M. / Jumadil Awwal 1438 H.