Anda di halaman 1dari 1

Cahaya Hadits Media Ulama | 5

UTUSAN-NYA
YANG PALING MULIA

Artinya : Aku (Muhammad) mendatangi pintu surga pada hari kiamat, maka
aku minta (izin) untuk dibukakan pintu surga. Malaikat Penjaga pintu surga
itu berkata : “engkau siapa?”, aku menjawab “saya Muhammad”. Ia (malaikat)
berkata : “demi engkau, aku diperintahkan untuk
tidak membuka (pintu surga) ini bagi siapapun sebelum engkau”.
(HR: Imam Ahmad dari sahabat Anas bin Malik)
adits ini menggambarkan izin dan mengucapkan salam kepada sebaiknya juga menjawab dengan keistimewaan dibanding ummat yang
H suatu peristiwa dihari akhir, penghuninya.”.(QS: An-Nur: 27). jelas. Misalnya : “saya Ahmad dari lain. Di antaranya, walaupun ummat
yaitu ketika Rasulullah Saw Untuk zaman sekarang, salah satu pondok pesantren Sabilurrosyad ini menjadi ummat terakhir, tapi akan
mendatangi pintu surga. Beliau minta tanda adanya tamu adalah dengan Malang”. Jangan membuat tuan masuk surga lebih dulu. Dan masih
izin dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau menekan bel rumah bingung. Jangan sampai ketika banyak lagi keistimewaan yang lain.
“assalamu’alaikum” kepada malaikat (kalau ada). Apalagi pada rumah- pemilik rumah bertanya : “siapa di Konon Nabi Musa a.s bahkan ingin
yang bertugas menjaga pintu surga rumah yang besar, kalau sekedar luar?”, jawabanya : “saya”, sehingga menjadi bagian dari ummat Nabi
agar dibukakan pintu surga. Malaikat salam mungkin tidak terdengar harus bertanya lagi : “saya siapa?”. Muhammad Saw. Beliau adalah Nabi
penjaga pintu surga pun tidak oleh pemilik rumah. Mengetuk pintu Selanjutnya, termasuk adab terakhir, biasanya yang datang terakhir
langsung membuka pintu surga, atau menekan bel itu cukup sampai menerima tamu adalah menyambut sebagai puncak dan penyempurna
tetapi ia (malaikat) bertanya terlebih tiga kali. Kalau setelah tiga kali tamu dengan ramah dan wajah yang dari yang sebelumnya. Sebagai
dahulu siapa orang yang minta izin tidak ada jawaban dan pintu tidak berseri (sumringah:jawa). Jangan Nabi terakhir, Nabi Muhammad
tersebut. Kemudian Rasulullah Saw dibuka sebaiknya tamu kembali sampai menerima tamu dengan Saw menyempurnakan syari’at yang
mengatakan bahwa yang datang pulang. Dalam hal ini Rasulullah Saw wajah yang cemberut, hal semacam telah dibawa para Nabi sebelumnya,
minta izin ini adalah Nabi Muhammad bersabda : “minta izin itu cukup tiga ini tidak baik. Dikhawatirkan tamunya mulai Nabi Adam a.s sampai Nabi
Saw, akhirnya malaikat membukakan kali, kalau diizinkan (masuklah) tapi segera pergi (tidak krasan). Isa a.s Allah Swt berfirman : “pada
pintu surga. Dan ternyata malaikat kalau tidak pulanglah”. (Muttafaqun hari ini Aku sempurnakan bagi kamu
penjaga pintu surga itu memang Alaih).(Riyadhus Shalihin/870) KETIGA, KEMULIAAN NABI agamamu dan Aku sempurnakan
diperintahkan agar tidak membuka Pada saat tamu mengetuk pintu, MUHAMMAD SAW nikmat-Ku atas kalian semua dan Aku
pintu surga kepada siapa pun janganlah berdiri (tepat) di depan ridho islam menjadi agama kalian”.
sebelum Nabi Muhammad Saw. Jadi, pintu. Karena dikhawatirkan yang Hikmah berikutnya dari hadits (QS. Al-Maidah: 3).
pertama yang diizinkan masuk surga membukakan pintu adalah lawan di atas adalah menunjukan betapa Jadi, prinsip-prinsip syari’at
adalah beliau Nabi Muhammad Saw. jenis yang sedang tidak menutup mulia dan tingginya derajat Nabi telah sempurna dengan syari’at yang
Hadits ini walaupun tidak begitu aurat atau kurang sempurna dalam Muhammad Saw. Beliau adalah dibawa Nabi Muhammad Saw. Syari’at
panjang, namun kandunganya sangat menutup aurat. Tentu sang tuan manusia paling mulia, dan Beliau Nabi Muhammad Saw yang menutup
dalam. Ada beberapa kandungan rumah akan merasa malu, atau kita menjadi orang yang pertama kali dan menyempurnakan syari’at-syari’at
hikmah dan ajaran yang bisa kita akan melihat aurat lawan jenisnya. diizinkan masuk surga. Kemuliaan yang dibawa oleh para Nabi terdahulu.
ambil. Di antaranya adalah : Jadi sebaiknya berdiri di samping pribadi Rasulullah Saw sudah Layaknya sebuah bangunan
pintu. ditegaskan oleh Allah Swt dalam yang sudah hampir selesai, tinggal
PERTAMA, ADAB BERTAMU firman-Nya : “dan sesungguhnya satu bagian yang lubang, belum
KEDUA, ADAB TUAN RUMAH. engkau memiliki budi pekerti yang ada batunya kemudian bagian yang
Salah satu hikmah dan ajaran agung”.(QS. Al-Qalam: 4). belum tertutup itu ditutup dengan
yang terkandung dalam hadits di atas Dalam hadits di atas juga terdapat Kemuliaan pribadi Nabi batu yang terakhir. Setelah batu yang
adalah adab atau tata krama cara pelajaran tentang bagaimana cara Muhammad Saw juga diakui oleh terakhir diletakkan, bangunan pun
kita bertamu. Ketika Rasulullah Saw kita menerima tamu. Di antaranya kalangan non muslim. Berapa banyak menjadi sempurna. Karena Beliau
berada di depan pintu surga, Beliau adalah menanyakan identitas tamu tokoh dunia yang menempatkan Nabi penyempurna dan penutup syari’at
minta izin terlebih dahulu kepada kalau memang tidak dikenal. Apalagi Muhammad Saw sebagai tokoh nomor yang dibawa para Nabi terdahulu,
penjaga pintu surga, tidak asal masuk, kalau datangnya dalam situasi yang satu sepanjang masa. Kemuliaan Nabi maka tidak akan ada lagi Nabi
walaupun Beliau makhluk yang mungkin meragukan. Prinsipnya Muhammad Saw berdampak pula setelah Beliau yang akan membawa
paling mulia. Pada saat bertamu kita adalah untuk berhati-hati (lil ihtiyath). kepada ummatnya. Ummat beliau syari’at baru. Bagaimanapun cara dan
diajari agar minta izin terlebih dahulu Pemilik rumah hendaknya pun menjadi ummat yang terbaik. bentuknya, mengakui adanya Nabi
kepada tuan rumah, jangan main menanyakan dengan santun dan Sebagaimana ditegaskan oleh Allah setelah Nabi Muhammad Saw adalah
masuk (nylonong:jawa), baik masuk ramah. Misalnya, “maaf, ini dengan Swt dalam firman-Nya : pengakuan yang bohong. Jangan
rumah sendiri terlebih masuk rumah siapa?, dari mana?” Sama seperti “kalian adalah ummat terbaik yang percaya apalagi mengikuti ajakan
orang lain. Selain minta izin kita juga yang diajarkan malaikat dalam hadits dikeluarkan bagi ummat manusia. dan ajaranya. Sebab, kalau ada orang
diperintahkan untuk mengucapkan di atas. Sang malaikat bertanya : “man Kalian menyuruh kepada kebaikan yang berpendapat masih ada Nabi
salam. Allah Swt berfirman : “wahai anta (kamu siapa)?” kemudian Nabi dan melarang kemungkaran dan setelah Nabi Muhammad Saw berarti
orang-orang yang beriman, janganlah Muhammad Saw menjawab : “saya kalian beriman kepada Allah”. (QS: Al- dia tidak mengakui kesempurnaan
kalian masuk rumah yang bukan adalah Muhammad”. Jadi seorang Imran: 110). Nabi Muhammad Saw dan itu tentu
milik kalian sehingga kamu minta tamu yang ditanyakan identitasnya, Ummat islam diberi banyak bertentangan dengan ajaran Al-
Qur’an. (*)

Edisi Perdana / Pebruari 2017 M. / Jumadil Awwal 1438 H.

Anda mungkin juga menyukai