Anda di halaman 1dari 10

PELAYANAN BERSEPEDA DI JAKARTA MENGALAMI

PENINGKATAN DI MASA COVID 19

Disusun Oleh:

Tobagus Hasanuddin (1810413004)

Farid Abiyyu Naufal (1810413087)

Dosen Pembimbing:

Fatkhuri, S.IP, MA, M.PP

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2020/2021
Abstrak

Daerah ibukota Indonesia yaitu DKI Jakarta mempunyai keberagaman


manusia dan perilaku dalam menjalani suatu kehidupan di pemukiman perkotaan.
Berbeda dengan kehidupan masyarakat daerah yang jauh dari pemukiman perkotaan.
Tentunya pemerintahan Kota Jakarta harus memberikan pelayanan publik bagi
masyarakat disekitar wilayahnya dan pendatang baru (urbanisaisi) untuk berkunjung
melihat keramaian dan destinasi keindahan pencakar gedung disaat malam hari.
Pelayanan publik perkotaan di daerah provinsi DKI Jakarta mengalami perubahan
yang signifikan di bidang transpotasi. Bahkan di tahun 2020, DKI Jakarta di
nobatkan sebagai Kota terbaik dunia dalam soal moda transportasi sustainable
transport award 2021 (STA). Karena memberikan perlayanan publik yang cukup
integritas, integrasi dan signifikan terhadap kemajuan Kota Jakarta. Tentunya dari
analisis ini memberikan dampak baik dari pengguna sepeda selama masa pandemic
covid 19. Dimana masyarakat mengalami transisi trasportasinya, yang tadinya
menggunakan motor/mobil akhirnya beralih ke bersepeda (hidup sehat). Hal ini
membantu sekali bagi Gubernur DKI Jakarta dalam mengurangi polusi udara di
daerahnya. Dan mengurangi kemacetan, membantu mengurangi penambahan
trasnportasi KRL, Transjakarta, MRT, Jak lingko dan lain sebagainya. Gubernur DKI
Jakarta harus mempunyai solusi kepada masyrakatat yang hidup bersepeda dengan
memberikan pelayanan publik untuk dibuatkan jalur sepeda yang cukup merata.
Negara di Kota belanda dan Prancis, sedang membuatkan jalur sepeda bagi
masyrakat. Tentunnya di masa pendemic covid 19 ini masyarakat sudah mulai banyak
mengunakan transportasi gowes (sepeda).

Kata Kunci: pelayanan publik perkotaan, Transportasi, DKI Jakarta

A. Latar belakang

Pemahaman mengenai definisi sebuah kota sangatlah beragam. Salah satunya


seperti yang telah dikemukakan oleh Prof. Dr. Bintarto bahwa kota adalah suatu
sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata
sosial ekonomi yang heterogen dan corak kehidupan yang materialistik.1 Dapat
dikatakan bahwa kota identik dengan pusat kegiatan atau aktivitas seperti industri,
perdagangan dan jasa. Kondisi tersebut akan berdampak pada pertambahan jumlah
penduduk di perkotaan. Jumlah penduduk yang semakin bertambah selalu berbanding
lurus dengan besarnya masalah-masalah yang akan muncul. Oleh karena itu,
pemerintah sebagai penyedia layanan publik atau kepada masyarakat wajib
memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, salah
satu bentuk solusi yang diberikan pemerintah kota Jakarta untuk menghadapi
membludaknya dan maraknya masyrakat memakai sepeda sebelum dan disaat
pandemi seperti ini serta mengatasi masalah kemacetan adalah dengan membuat
sebuah kebijakan yang untuk jalur sepeda yang diterapkan di kota Jakarta. Dalam
membangun sistem mobilitas perkotaan berkelanjutan yang ramah lingkungan dan
humanis, pemerintah kota harus selalu berupaya mewujudkan fasilitas dan pelayanan
sistem angkutan umum serta moda kendaraan non-bermotor yakni jalan kaki dan
sepeda bagi warganya. Sepeda merupakan sebuah moda transportasi yang ramah
lingkungan dan bersepeda menjadi ciri dari kehidupan masyarakat perkotaan modern
yang ramah lingkungan.

Akhir-akhir ini masyarakat sedang dilanda demam bersepeda. Betapa tidak,


pandemi covid-19 yang menyerang Indonesia memaksa masyarakat harus tetap
menjaga kesehatan tubuhnya, salah satunya dengan olahraga bersepeda. Selain
sebagai sarana olahraga, sepeda bisa digunakan sebagai alat transportasi yang ramah
lingkungan, sehingga demam sepeda ini diharapkan mampu membentuk budaya baru
di tengah masyarakat dengan menjadikan sepeda sebagai salah satu pilihan alat
transportasi selain sepeda motor dan mobil.

Kita bisa melihat dimana-mana para pesepeda membanjiri jalan-jalan,


terutama di hari-hari libur, dampaknya permintaan sepeda menjadi tinggi dan
membuat harga sepeda pun melonjak tajam. Namun, masyarakat tetap saja
berbondong-bondong membeli sepeda dan menyebabkan peningkatan jumlah

1
R. Bintarto, Urbanisasi dan Permasalahannya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986) hlm 54
pesepeda. Hal itu lah yang menyebabkan pemerintah melalui Kementerian
Perhubungan akan menyiapkan aturan tentang perlindungan keselamatan pengguna
sepeda. Pertanyaanya, bagaimana upaya pemerintah menyiapkan fasilitas pelayanan
publik seperti infrastruktur jalur/lajur khusus pesepeda?

B. Analisis
1. Apa isu pelayanan publik yang di ambil?
Isu yang di ambil adalah bagaimana pemerintah DKI Jakarta dalam memberi
pelayanan fasilitas untuk membuat dan memperluas jalur khusus sepeda, seperti yang
di ketahui Pandemi Covid-19 memunculkan suatu tren berolahraga di era new normal
yaitu bersepeda. Mulai dari orang tua, remaja hingga anak-anak berbondong-bondong
menggunakan sepeda, entah sekedar untuk berkumpul, berolahraga, hingga
menjadikannya alat transportasi sehari-hari untuk bekerja. Bersepeda merupakan
pilihan olahraga yang dianggap dapat memenuhi unsur pembatasan sosial di
bandingkan dengan jenis olah raga lainnya. Masyarakat dapat melakukan mobilitas
dengan bersepeda untuk menghindari kepadatan angkutan massal. Hal ini selaras
dengan saran otoritas kesehatan untuk melakukan jarak fisik guna menghindari
penularan virus Covid-19 sehingga bersepeda dinilai menjadi olah raga paling aman
di masa pandemi. Dari hal atau isu tersebut penulis ingin membahas tentang
bagaimana upaya pemerintah DKI Jakarta memberikan dan memperluas fasilitas
pelayanan publik jalur khusus pesepeda yang aman.
2. Mengapa isu tersebut penting?

Isu ini penting karena pesepeda mempunyai hak untuk memiliki jalur sepeda
sendiri agar tetap aman dan selamat. Sebenarnya bukan hanya pengendara kendaraan
bermotor saja yang memiliki hak dalam berlalu lintas di jalan raya. Hak pengendara
sepeda pun memiliki hak, pemerintah harus memberikan kemudahan berlalu lintas
bagi pesepeda dan para pesepeda berhak atas fasilitas pendukung yang diberikan oleh
pemerintah, diantaranya: Keamanan, Keselamatan, dan Ketertiban, suatu keadaan
berlalu lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak kewajiban setiap
pengguna jalan.
Pemerintah DKI Jakarta pun telah menerbitkan aturan mengenai hal ini adalah
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 128 Tahun 2019 tentang Penyedia Lajur
Sepeda.2 Tersedianya Perda ini merupakan langkah awal persiapan Pemerintah DKI
Jakarta dalam mewujudkan ketertiban dalam berkendara sepeda serta pengawasan
yang lebih terfokus untuk para pengendara sepeda. Tersedianya lajur sepeda
diharapkan akan mendorong peralihan gaya hidup masyarakat menuju penggunaan
kendaraan yang ramah lingkungan.

Namun kondisi jalur sepeda di beberapa ruas daerah Jakarta cenderung kurang
terawat, tersedianya marka jalur sepeda sudah terlihat kusam dan mulai terhapus
dimakan usia. Keberadaan jalur sepeda di jalan dua arah juga relatif jarang, hanya ada
di beberapa ruas jalan utama. Tidak jarang juga pengguna sepeda motor maupun
mobil melintas di lajur sepeda tersebut, namun tidak ada penertiban. Di sini peran
pemerintah Kota Jakarta agar lebih memperhatikan mengenai jalur sepeda dan
memperluasnya. Apalagi di era new normal ini, disaat pengguna sepeda semakin
meningkat drastis, keberadaan jalur sepeda sangatlah dibutuhkan oleh para pengguna
sepeda. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
Pasal 253 telah menyebutkan bahwa penyelenggara dan pelaksana berkewajiban
mengelola sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik secara efektif,
efisien, transparan, akuntabel, dan berkesinambungan serta bertanggung jawab
terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana fasilitas pelayanan publik. Sesuai dengan
undang-undang tersebut kiranya Pemerintah Daerah dapat lebih memperhatikan dan
melakukan pemeliharaan serta melakukan perluasan terhadap jalur khusus sepeda.

3. Bagaimana tahapan implementasi pelayanan publik dilakukan?

Implementasi yang dilakukan oleh gubernur ataupun ombudsman RI, tentunya


membuat regulasi bagi pengguna sepeda agar memberikan rasa kenyamanan. Melihat
hak-hak pelayanan publik bagi sepeda masih terabaikan yang dibuatkan undang-
undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Hal tersebut
2
Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Nomor 128 Tahun 2019 Tentang
Penyediaan Lajur Sepeda pasal 1&2.
3
LN. 2009/ No.112 , TLN NO. 5038, LL SETNEG : 45 HLM
merujuk kepada pasal 62 diatur bahwa pemerintah harus memberikan kemudahan
berlalu lintas bagi pesepeda dan pesepeda berhak mendapatkan fasilitas pendukung
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas. 4 Dan perlu adanya
anggaran yang bersifat transparansi untuk pembangunan infrakstruktur jalur
persepeda bagi masyarakat perkotaan di DKI Jakarta. Ketersediaan sarana dan
insfrastruktur menjad hal yang mendasar dalam keberlangsungan kebijakan, terutama
membuat jalur sepeda menjadi bagian yang terpenting untuk mendorong masyarakat
memilih menggunakan sepeda sebagai sarana olahraga atau alat transportasi sehari-
hari, dibandingkan menggunakan alat transportasi yang menimbulkan polusi udara.
Pelayanan publik di tengah covid 19 ini, mengalami kenaikan bagi pengguna
pesepeda. Tentunya masyarakat mendapatkan rasa kebahagiaan, kenyamanan dan
kesejahteraan untuk meningkatkan pola pikir manusia yang lebih cerdas.

Pelayanan publik untuk membangun sebuah jalur pesepeda haruslah bersifat


gratis dan mengurangi jumlah polusi udara yang tercemar akibat maraknya pengguna
motor dan mobil pribadi. Pemerintah terus mendorong komunikasi publik dengan
cara persuasif atau mengedukasi masyrakat agar mengubah kebiasaan bertransportasi
yang lebih hemat harga dan effesien waktu untuk mengurangi kemacetan di sebuah
perkotaan.

Menurut Yamakawa dalam bukunya yang berjudul Present State, Prospects


and Problems of Bicycle Transpostation in Japan menyebutkan bahwa, terdapat 3
(tiga) jenis jalur khusus pesepeda, diantaranya:5

A. Tipe A, yaitu ruang gerak sepeda bercampur dengan jalan pengguna


kendaraan bermotor (automobile)
B. Tipe B, yaitu ruang gerak sepeda secara khusus terpisah dari badan
jalan (roadways) dan jalur pejalan kaki (side walk) dan

4
Dodik Hermanto. 2020. https://ombudsman.go.id/pengumuman/r/artikel--sepeda-dan-
pelayanan-publik. Publikasi: 28 Juli 2020. Hlm 1
5
Rendita Anugrah Utami. 2020. https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--tren-bersepeda-di-
era-new-normal-pemenuhan-hak-bagi-pengendara-sepeda-oleh-pemerintah. Publikasi: 14 Juli
2020. Hlm 1
C. Tipe C, yaitu jalur untuk ruang gerak sepeda bercampur dengan jalur
pejalan kaki.
1. Aspek-aspek kelemahan dan kelebihan pelaksanaan fungsi pelayanan publik?

Dalam pelayanan publik perkotaan pastinya mempunyai kelemahan yang


harus dihadapi oleh pemerintah DKI Jakarta. Yang menjadi permasalahan adalah
kurangnya akses jalan yang cukup sempit, karena pesepeda dan kendaraan roda 2 dan
4 harus berdampingan satu-sama lain. Tentunya dapat menimbulkan perdebatan civil
society yang pengguna kendaraan bermotor dengan pemerintah Kota. Karena tiadak
maksud akal mendenda kendaraan bermotor yang memasuki jalur sepeda seperti
contoh di jalan RS. Fatmawati yang kearah Blok M. komunikasi publik perlu
dihadirkan dalam sistem kepemerintahan agar tidak salah informasi kepada
masyarakat sipil dan adanya edukasi dalam berupa pamfelet, poster dan berita di
papan reklame televifi. Sehingga tidak mengalami konflik atau perdebatan yang
cukup serius dalam bentuk demontasi yang berlebihan.

Solusinya adalah memperluaskan trotoar bagi penggunan jalan agar bisa


berdampingan bagi pengguna sepeda dan harus adanya penegakkan hukum yang jelas
untuk memaksimalkan jalur sepeda misalnya kendaraan bermotor memasuki jalur
sepeda Cuman takut ketika ada polisi. Dalam rapat pembahasan kebijakan umum
APBD plafon prioritas anggran sementara (KUAPPAS) 2020 bersama komisi B
DPRD DKI Jakarta, dishub sempat mengusulkan anggaran baru sebesar 73 miliar
untuk pembangunan jalur sepeda. Angka besar itu untuk membeli cat berbahan
coldplastic yang harus diimpor.6 Pak anies baswedan mengkampanyekan agar Kota
Jakarta hidup sehat dengan bertranportasi menggunakan sepeda. Melihat situasi
terkini pak anies memberikan sebuah videonya di platform twitter dan instgram yang
sedang menggunakan sepeda untuk melihat perkembangan tata kelola pekotaan di
DKI Jakarta. Secara tidak langsung dicontohkan kepada masyarakat berkendara
menggunakan sepeda. Hal tersebut sudah dilaksanakan atau dilakukan oleh seorang

6
CNN Indonesia. 20 https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191107144442-20-
446368/waswas-gowes-di-jalur-sepeda-buatan-anies. Publikasi: kamis, 7 November 2019.
WIB: 17:01. Hlm 2.
pemerintah untuk menjadi seorang pemimpin yang baik untuk dicontohkan kepada
publik.

Kelebihan penggunaan sepeda banyak sekali manfaatnya untuk perkotaan di


DKI Jakarta yaitu mengurangi polusi udara yang tercemar, mengurangi kemacetan di
berbagai lalu lintas perkotaan, melestarikan lingkungan perkotaan dan megurangi
penambahan transjakarta dan gerbong MRT dan KRL. Pemerintahan perkotaan harus
memperluas jangkauan jalur sepeda, sehingga banyak orang yang beralih dari mobil
dan sepeda motor untuk menggowes sepeda ke tempat kerja. Dimasa pandsmic covid
19 banyak sekali warga Jakarta melirik sosok pemimpin yang menggunakan sepeda
sebaga acuan hobi dan aktifitas pekerjaan. Secara tidak sadar, banyak warga DKI
Jakarta atau se-indonesia beramai-ramai membeli sepeda adapun yang membeli
sepeda harganya sebanding dengan motor gede. Hal ini musti dipertahankan mindset
masyarakat yang bergowes sepeda. Melihat dari sosok gubernur DKI Jakarta sudah
menerapakan konsep good government yaitu menciptakan kondisi politik, ekonomi
dan sosial yang stabil, membuat regulasi yang efektif dan berkeadilan, menegakkan
hak asasi manusia, standar pelayanan publik masyarakat yang integrtas, menjaga agar
hak-hak masyarakat terlindungi, dapat mempengaruhi kebijakan publik, adanya
check and balance terhadap legislatif, birokrasi dan administrasi.

C. kesimpulan
Pelayanan yang dibuat oleh gubernur DKI Jakarta memberikan sebuah
kebijakan yang tepat sasaran dalam keadaan di wilayah tersebut. Karena tingkat
peminat masyarakat makin melonjak terhadap sebuh transportasi gowes. Melihat
situasi dimasa pendemic covid 19 pemerintah mengeluarkan regulasi untuk
masyarakat agar tidak berkerumun. Hal tersebut disadarkan oleh masyarakat sipil
yaitu mengganti transportasi teknoligi kembali transportasi zaman dahulu yaitu
gowes. Dampak positif dimasa pandemic covid 19 merupakan dampak baik bagi
sebuah perkotaan, dimana yang ingin bekerja di daerah Jakarta di kurangin masa
kayrawannya sehingga untuk bekerja dirumah. Dampak lingkungan seperti udara
terus mengalami polusi udara karena kebiasaan dan behavior manusia Indonesia
kehidupannya harus serba instan. Kalau ada mobil dan motor dimanfaatkan untuk
bekerja, jangan dianggurkan. Beda sekali dengan perilaku masyarakat di negeri
sakura (japan). Dimana mindset atau Kultur kehidupannya, sangat menjaga
kelestarian lingkungan di sebuah perkotaan, misalnya dengan berjalan kaki dan
menggunakan sepeda. Melihat japan justru kita merasa malu, sebab negeri yang
membuat teknologi dan transportasi darat yang mendunia, masih menggunakan
kakinya sebagai transportasi alam dan bersepeda. Sedangkan negara Indonesia hanya
menjadi bagian pengkonsumsi produk kendaraan motor atau mobil japan, tidak bisa
membuat produksinya sendiri. Inilah yang digaungkan oleh gubernur DKI Jakarta pak
anies baswedan yang mengakampanyekan kebiasaan masyarakat Jakarta untuk
menggunakan transportasi alam yaitu jalan kaki dan bersepeda. Oleh karena itu, pak
anies baswedan berani mengeluarkan anggaran APBDnya untuk memperbanyak
trotoar di daerah Jakarta dan memperluaskan trotoar di daerah pusat. Tentunya sikap
pak anies baswedan mempunyai sebuah mindset yang good government dan new
publik servies (NPS).

Daftar pustaka
R. Bintarto. 1986. Urbanisasi dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Nomor 128 Tahun 2019
Tentang Penyediaan Lajur Sepeda pasal 1&2.
LN. 2009/ No.112 , TLN NO. 5038, LL SETNEG
Hermanto, Dodik. 2020. https://ombudsman.go.id/pengumuman/r/artikel--
sepeda-dan-pelayanan-publik. Publikasi: 28 Juli 2020.
Anugrah Utami, Rendita. 2020. https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--
tren-bersepeda-di-era-new-normal-pemenuhan-hak-bagi-pengendara-sepeda-oleh-
pemerintah. Publikasi: 14 Juli 2020.
Indonesia, CNN. 2019. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191107144442-
20-446368/waswas-gowes-di-jalur-sepeda-buatan-anies. Publikasi: kamis, 7
November 2019. WIB: 17:01.

Anda mungkin juga menyukai