Anda di halaman 1dari 2

ANTROPOLOGI BUDAYA

Nama : Eunike Rombe Layuk

NIM : 218 511 013

Kelas :B

Refleksi Kritis Dari Perspektif Antropologi Tentang Dampak Pandemi Covid 19

Terhadap Migrasi Manusia, Social Distancing, Dan Lockdown Beberapa Negara

Pada saat ini dunia tengah diguncang oleh virus ganas yang mematikan, yaitu virus

Covid 19 (Corona). Virus ini menyerang sistem pernapasan manusia yang menyebabkan

gangguan pada sistem pernapasan (flu), pneumonia akut, bahkan sampai mematikan. Virus

Corona bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak- anak, orang dewasa, lansia, dan ibu

hamil/menyusui. Infeksi virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir

desember 2019. Seseorang dapat tertular Virus Corona melalui berbagai cara, seperti; tidak

sengaja menghirup percikan ludah dari batuk penderita, memegang mulut/hidung/mata tanpa

mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda yang telah dipegang penderita atau

bahkan berjabat tangan dan menyentuh penderita. Virus ini menular dengan cepat dan

menyebar ke wilayah lain di China hingga ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Di Indonesia sudah banyak orang yang positif terinfeksi virus Corona bahkan sudah

banyak juga yang meninggal. Sehingga pemerintah Indonesia bahkan di beberapa negara

sudah melakukan upaya untuk memutus rantai penularan virus Corona. Pemerintah memberi

imbauan untuk menjaga jarak fisik (physical distancing=pembatasan sosial), kerja di rumah,

belajar di rumah, beribadah di rumah saja, dan melarang masyarakat untuk berpindah

tempat/kota ke tempat lain (migrasi). Orang-orang bisa bekerja dan belajar online dan juga

berkomunikasi secara online saja. Dengan kebijakan pemerintah ini, ternyata masih banyak
yang tidak taat dan menyebabkan jumlah penyebaran virus semakin meningkat. Sehingga

pemerintah menutup tempat-tempat ramai seperti pasar, dan pemerintah me-lockdown

(karantina wilayah) yaitu pembatasan penduduk suatu wilayah, termasuk wilayah pintu

masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit/ terkontaminasi sedemikian rupa, untuk

mencegah kemungkinan penyebaran penyakit/kontaminasi.

Dengan adanya kebijakan pemerintah, seperti physical/social distancing, lockdown,

dan migrasi ternyata mendapat banyak sorotan dari masyarakat. Seperti mahasiswa yang

harus kuliah online. Mahasiswa menyoroti dosen yang hanya memberi tugas tanpa ada

materi. Setiap mata kuliah ada tugas yang deadline pengumpulannya sebentar saja. Dosen

tidak tahu jika mahasiswa diberi banyak tugas akan kelelahan bahkan stress dan bingung

mana tugas yang harus dikerjakan dulu. Seharusnya dosen juga harus memperhatikan tugas,

waktu pengerjaan tugas, dan materi mata kuliah. Demikian juga perantau (mahasiswa) yang

dilarang untuk kembali ke kampung halamannya, ini dikarenakan bisa saja mereka yang

menjadi perantara penularan virus. Tetapi mereka mengeluh, selain semua aktivitas dilakukan

di rumah, mereka juga kesulitan dalam mencari makanan. Sehingga mereka ingin pulang saja

ke kampung dan berkumpul bersama keluarga. Mereka beranggapan bahwa mereka bisa mati

kelaparan jika tidak pulang ke kampung yang lebih terjamin. Padahal mereka juga akan

mengikuti prosedur yang ada jika mereka akan melakukan migrasi.

Anda mungkin juga menyukai