Anda di halaman 1dari 17

NAMA : NOVA EKA DAMAYANTI

NIM : NH0520046
KELAS : 1B
TUGAS : RESUME ANATOMI FISIOLOGI

RESUME
1. SISTEM KARDIO VASKULER
Pengertian Sistem kardiovaskuler adalah kumpulan organ yang bekerja sama untuk
melakukan fungsi transportasi dalam tubuh manusia. Sistem ini bertanggung jawab untuk
mentransportasikan darah, yang mengandung nutrisi, bahan sisa metabolisme, hormone,
zat kekebalan tubuh, dan zat lain ke seluruh tubuh. Sehingga, tiap bagian tubuh akan
mendapatkan nutrisi dan dapat membuang sisa metabolismenya ke dalam darah. Dengan
tersampainya hormone ke seluruh bagian tubuh, kecepatan metabolisme juga akan dapat
diatur. Sistem ini juga menjamin pasokan zat kekebalan tubuh yang berlimpah pada
bagian tubuh yang terluka, baik karena kecelakaan atau operasi, dengan bertujuan
mencegah infeksi di daerah tersebut. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa sistem
kardiovaskuler memiliki fungsi utama untuk mentransportasikan darah dan zat-zat yang
dikandungnya ke seluruh bagian tubuh.
Komponen Sistem Kardiovaskuler Sistem kardiovaskuler terdiri atas organ jantung
dan pembuluh darah. Fungsi sistem ini dapat dianalogikan dengan sistem pengairan di
rumah tangga, dimana organ jantung berperan sebagai pompa dan pembuluh darah
berperan sebagai salurannya atau pipanya. Sistem ini bertanggung jawab untuk
mentransportasikan darah dan zat yang dikandungnya ke seluruh bagian tubuh manusia.
Untuk menjaga agar darah tetap mencapai seluruh bagian tubuh secara terus-menerus
maka jantung sebagai pompa harus berdenyut secara terus menerus pula. Denyutan
jantung diatur oleh sistem saraf otonom (SSO) yang berada di luar kesadaran atau kendali
kita sehingga kita tidak dapat mengatur denyutan jantung seperti kehendak kita.
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem tertutup artinya darah yang
ditransportasikan akan berada di dalam jantung dan pembuluh darah, tidak dialirkan ke
luar pembuluh darah. Berdasarkan arah aliran darah maka pembuluh darah dapat
dikelompokkan menjadi dua. Pertama adalah pembuluh darah yang meninggalkan
jantung (arteri) dan pembuluh darah yang menuju jantung (vena). Berdasarkan ukuran
penampangnya (diameter) maka pembuluh darah (arteri dan vena) dapat dikelompokkan
menjadi pembuluh darah besar, sedang, dan kecil.
ANATOMI SISTEM KARDIO VASKULER

 JANTUNG
Jantung terletak di rongga dada (thorax), dan cenderung terletak di sisi kiri. Pada kelainan
dekstrokardia jantung justru terletak di sisi sebelah kanan. Jantung dikelilingi oleh pembuluh
darah besar dan organ paru, dan timus di bagian depannya. Jantung terdiri dari empat ruang
jantung yang dipisahkan oleh sekat-sekat jantung. Empat ruang jantung tersebut adalah :
1. Atrium kanan
2. Atrium kiri
3. Ventrikel kanan
4. Ventrikel kiri
Ruang jantung ini terbentuk karena adanya sekat interventrikuler dan sekat atrioventrikuler.
Pada sekat atrioventrikuler terdapat dua buah katup jantung, yaitu katup trikuspidalis dan katup
bicuspidalis. Disebut trikuspidalis karena terdiri dari tiga lempengan katup, dan disebut
bicuspidalis karena terdiri dari dua buah lempengan katup. Atrium kanan dan kiri memiliki
ukuran yang sama, demikian juga ventrikel kanan dan kiri. Atrium dibatasi oleh otot jantung dan
sekat yang tipis, sedangkan bagian ventrikel dibatasi oleh otot jantung dan sekat interventrikuler
yang tebal.
Empat ruang jantung ini dilapisi oleh lapisan endotel, endocardium, myocardium, dan dua
lapisan pericardium (bagian dalam = bagian visceral dan bagian luar = bagian parietal). Katup
jantung sesungguhnya merupakan perluasan cincin fibrosa atrioventrikuler, yang terdiri dari
jaringan ikat fibrosa yang dilapisi endotel pada kedua sisi.

FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER


 JANTUNG SEBAGAI POMPA
Denyut jantung
Jantung memiliki system yang memungkinkan mereka untuk berdenyut sendiri. System ini
disebut sistem penghantar yang terdiri dari simpul sinoatrial (SA node), lintasan antar simpul di
atrium, simpul atrioventrikuler (AV node) dan berkas His (bundle of His) dan cabangnya serta
serabut Purkinje. Nodus SA letaknya pada muara dari vena cava inferior dan nodus AV letaknya
pada bagian posterior kanan septum antar atrium. Serabut antar simpul atrium terdiri dari tiga
berkas, yaitu bagian anterior (berkas Bachman), bagian medial (Wenckebach), dan bagian
posterior (Thorel).
Bunyi Jantung

Secara normal akan terdapat dua buah bunyi jantung pada tiap satu siklus jantung. Bunyi jantung
pertama dan kedua digambarkan sebagai bunyi “lubb” (bunyi pertama) dan “dup” (bunyi kedua). Bunyi
pertama memiliki sifat lebih rendah, lebih lembut, dan lebih panjang. Bunyi pertama ditimbulkan oleh
getaran yang terjadi akibat penutupan katup mitral dan tricuspid pada permulaan systole ventrikel.
Sedangkan bunyi kedua, sedikit lebih tinggi, lebih tajam, dan lebih pendek. Bunyi ini ditimbulkan oleh
getaran yang terjadi akibat penutupan katup aorta dan pulmonal yang terjadi segera setelah akhir
systole ventrikel. Terdapat juga variasi bunyi jantung ketiga dan keempat, tetapi keduanya sulit untuk
didengar. Bising atau bruit adalah bunyi jantung abnormal yang terjadi akibat kelainan pada sistem
katup jantung. Berdasarkan waat terdengarnya dapat digolongkan bising sistolik, yaitu yang terjadi pada
saat sistolik; dan bising diastolik, yaitu yang terjadi pada saat diastolik. Bising ini dapat dijadikan sebagai
tanda dalam diagnosis kelainan katup jantung.

 SIRKULASI ARTERI
Denyut arteri
Darah yang didorong ke dalam aorta tidak hanya bergerak maju tetapi akan mengakibatkan
peregangan pembuluh darah. Peregangan ini menimbulkan gelombang bertekanan yang akan
berjalan sepanjang arteri. Gelombang bertekanan yang meregangkan dinding arteri di sepanjang
perjalanannya kita kenal sebagai denyut. Kecepatan perjalanan gelombang ini tidak tergantung
pada kecepatan aliran darah dan memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan
dengan kecepatan aliran darah. Kecepatannya kira-kira 4 m per detik di aorta, 8 m per detik pada
arteri besar, dan 16 m per detik pada arteri kecil. Sehingga denyut yang teraba pada arteri radialis
terjadi dalam waktu 0,1 detik setelah ejeksi ventrikel.
 SIRKULASI KAVILER
Jumlah darah yang terdapat pada system kapiler hanya 5 % dari keseluruhan jumlah darah.
Namun demikian, jumlah ini menjadi sangat penting karena bagian inilah yang mengalami
pertukaran dimana O2 dan zat makanan menembus dinding kapiler menuju interstisial dan CO2
dan zat sisa metabolisme akan menuju ke dalam kapiler.
 SIRKULASI VENA
Aliran darah melalui pembuluh darah vena terutama terjadi karena kerja jantung (pompa
jantung), walaupun terdapat pengaruh dari tekanan negatif intratorakal saat inspirasi (pompa
respirasi), dan adanya kontraksi otot rangka yang menekan vena (pompa otot). Pompa respirasi
Waktu inspiasi tekanan intrapleura turun dari - 2,5 mmHg menjadi - 6 mmHg. Tekanan negatif
ini diteruskan ke vena besar sehingga tekanan vena besar bervariasi dari 6 mmHg waktu
ekspirasi menjadi 2 mmHg pada saat inspirasi tenang. Penurunan tekanan saat inspirasi
membantu venus return ke jantung. Pergerakan diafragma juga membantu aliran darah vena
kembali ke jantung. Tekanan diafragma ke daerah abdominal, yang terjadi saat inspirasi, akan
meningkatkan tekanan abdomen yang akhirnya menekan darah di vena-vena abdomen ke arah
jantung.

MEKANISME SISTEM PENGATURAN SISTEM KARDIO VASKULER


Mekanisme Pengaturan Jantung
Walaupun jantung dapat memulai kontraksinya sendiri, aktivitasnya sangat
dipengaruhi oleh sistem saraf. Sehingga, aktivitas jantung tetap sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Impuls pengaturan dilepaskan oleh pusat pengatur di otak dan sumsum tulang
belakang yang disalurkan melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis dan
parasimpatis memiliki efek yang berlawanan satu sama lain. Nervus vagus adalah serabut
saraf parasimpatis yang melayani jantung. Pusat Pengaturan Jantung Pusat tertinggi
terletak di kortek cerebri sehingga faktor fisik dan emosi dapat mempengaruhi aktivitas
jantung. Pusat berikutnya di bawah korteks adalah hipotalamus bagian posterior yang
mengirim impuls ke pusat eksitasi di medulla oblongata dan hipotalamus bagian medial
yang mengirim impuls ke pusat inhibisi di medulla oblongata. Pusat eksitasi meneruskan
impulsnya ke saraf simpatis dan pusat inhibisi meneruskan impulsnya ke saraf
parasimpatis.

Mekanisme pengaturan vaskuler


Pengaturan pembuluh darah terutama terjadi pada arteriole sehingga
memungkinkan terjadi pengaturan distribusi darah sesuai kebutuhan tubuh dan juga untuk
membantu mengatur tekanan darah. Otot dalam arteriole dapat mengalami kontraksi
untuk mengatur diameternya. Pusat pengaturan pembuluh darah (pusat vasomotor)
terletak di medulla oblongata, pusat di atasnya diperkirakan di korteks cerebri, dan
hipotalamus. Selanjutnya impuls dari pusat vasomotor ini disalurkan melalui serabut
simpatis (T1 – L2) dan parasimpatis (S2 – S4).

2. SISTEM URINARIA

Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa


metabolisma makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan
kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolisma ini dikeluarkan (disekresikan)
oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih
untuk disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.

Ginjal

Ginjal berbentuk seperti kacang merah dengan panjang 10-12 cm dan tebal 3,5-5 cm, terletak
di ruang belakang selaput perut tubuh (retroperitonium) sebelah atas. Ginjal kanan terletak lebih ke
bawah dibandingkan ginjal kiri.
Ginjal (Gb-2) dibungkus oleh simpai jaringan fibrosa yang tipis. Pada sisi medial terdapat
cekungan, dikenal sebagai hilus, yang merupakan tempat keluar masuk pembuluh darah dan
keluarnya ureter. Bagian ureter atas melebar dan mengisi hilus ginjal, dikenal sebagai piala ginjal
(pelvis renalis). Pelvis renalis akan terbagi lagi menjadi mangkuk besar dan kecil yang disebut
kaliks mayor (2 buah) dan kaliks minor (8-12 buah). Setiap kaliks minor meliputi tonjolan
jaringan ginjal berbentuk kerucut yang disebut papila ginjal. Pada potongan vertikal ginjal tampak
bahwa tiap papila merupakan puncak daerah piramid yang meluas dari hilus menuju ke kapsula.
Pada papila ini bermuara 10-25 buah duktus koligens. Satu piramid dengan bagian korteks yang
melingkupinya dianggap sebagai satu lobus ginjal.
Korpus Malphigi
Korpus Malphigi terdiri atas 2 macam bangunan yaitu kapsul Bowman dan glomerulus.
Kapsul Bowman sebenarnya merupakan pelebaran ujung proksimal saluran keluar ginjal (nefron)
yang dibatasi epitel. Bagian ini diinvaginasi oleh jumbai kapiler (glomerulus) sampai mendapatkan
bentuk seperti cangkir yang berdinding ganda. Dinding sebelah luar disebut lapis parietal (pars
parietal) sedangkan dinding dalam disebut lapis viseral (pars viseralis) yang melekat erat pada
jumbai glomerulus (Gb-4 dan 5). Ruang diantara ke dua lapisan ini sebut ruang Bowman yang
berisi cairan ultrafiltrasi. Dari ruang ini cairan ultra filtrasi akan masuk ke dalam tubulus kontortus
proksimal.

Tubulus Ginjal (Nefron)


A. Tubulus Kontortus Proksimal (Gb-8)
Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus di
medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan
batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel bulat, bundar, biru dan biasanya terletak agak berjauhan satu
sama lain. Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan). Permukaan sel yang menghadap ke
lumen mempunyai paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di korteks ginjal.

B. Ansa Henle (Gb-9)


Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars asendens), bagian tipis
(segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens). Segmen tebal turun mempunyai gambaran
mirip dengan tubulus kontortus proksimal, sedangkan segmen tebal naik mempunyai gambaran
mirip tubulus kontortus distal. Segmen tipis ansa henle mempunyai tampilan mirip pembuluh
kapiler darah, tetapi epitelnya sekalipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal
sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu lumennya tampak kosong. Ansa henle
terletak di medula ginjal. Fungsi ansa henle adalah untuk memekatkan atau mengencerkan urin.
C. Tubulus kontortus distal (Gb-8)
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid
dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus kontortus proksimal. Inti sel bundar
dan bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan. Sitoplasma sel bewarna basofil (kebiruan) dan
permukaan sel yang mengahadap lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di
korteks ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.
D. Duktus koligen (Gb-9)
Saluran ini terletak di dalam medula dan mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus distal
tetapi dinding sel epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat. Duktus koligen
tidak termasuk ke dalam nefron. Di bagian medula yang lebih ke tengah beberapa duktus koligen
akan bersatu membentuk duktus yang lebih besar yang bermuara ke apeks papila. Saluran ini (Gb-
10) disebut duktus papilaris (Bellini). Muara ke permukaan papil sangat besar, banyak dan rapat
sehingga papil tampak seperti sebuah tapisan (area kribrosa). Fungsi duktus koligen adalah
menyalurkan kemih dari nefron ke pelvis ureter dengan sedikit absorpsi air yang dipengaruhi oleh
hormon antidiuretik (ADH).
Di samping bagian korteks dan medula, pada ginjal ada juga bagian korteks yang menjorok
masuk ke dalam medula membentuk kolom mengisi celah di antara piramid ginjal yang disebut
(Gb-11) sebagai kolumna renalis Bertini. Sebaliknya ada juga jaringan medula yang menjorok
masuk ke dalam daerah korteks membentuk berkas-berkas yang disebut prosessus Ferreini.

Fungsi ginjal yaitu


1. Membuang bahan sisa terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan kreatinin yang
dihasilkan dari metabolisme makanan oleh tubuh, bahan asing dan produk sisa.
2. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
3. Mengatur keseimbangan asam dan basa.
4. Menghasilkan renin yang berperan dalam pengaturan tekanan darah.
1. Menghasilkan eritropoietin yang mempunyai peran dalam proses pembentukan eritrosit
di sumsum tulang.
2. Produksi dan ekskresi urin

3. SISTEM PERNAPASAN
Sistem pernapasan adalah sekumpulan jaringan organ yang membantu tubuh bernapas.
Sistem pernapasan membantu tubuh menyerap oksigen dari udara dan membuang gas sisa
seperti karbondioksida dari darah. Dengan dukungan oksigen, seluruh organ dapat
berfungsi dengan normal.

Fungsi sistem pernapasan Melansir Cleveland Clinic, sistem pernapasan memiliki


banyak fungsi. Tak hanya membantu Anda bernapas, fungsi sistem pernapasan lainnya,
yakni: Membuat Anda bisa bicara dan membaui sesuatu Mengalirkan udara sesuai suhu
tubuh dan melembabkannya sesuai kondisi tubuh Melindungi saluran udara dari zat
berbahaya dan iritasi.

Organ-Organ Sistem Pernapasan pada Manusia


Sebelum mengetahui cara kerja sistem pernapasan pada manusia, kita harus terlebih dahulu
mengenali organ yang berperan pada sistem ini. Sistem pernapasan pada manusia terbagi 2, yaitu
sistem pernapasan bagian atas dan bagian bawah. Untuk lebih jelasnya Anda bisa membaca
penjelasan di bawah ini:

Sistem pernapasan bagian atas


Beberapa organ dalam sistem pernapasan bagian atas antara lain adalah:

 Ronga hidung. Organ ini memiliki selaput lendir dan rambut-rambut halus yang berfungsi
untuk menjebak partikel debu atau kotoran pada udara yang masuk ke hidung.
 Sinus adalah rongga berisi udara di dalam tulang kepala. Organ ini membantu mengatur
suhu dan kelembapan udara yang Anda hirup.
 Organ ini memiliki peran dalam mengumpulkan udara yang masuk dari hidung atau
mulut untuk diteruskan ke trakea
 Laring adalah ruangan kecil sebelum trakea yang berisi pita suara.

Sistem pernapasan bagian bawah


Beberapa organ dalam sistem pernapasan bagian bawah antara lain adalah:

 Organ ini merupakan jalan napas utama menuju paru-paru yang terletak di tenggorokan,
tepatnya di bawah laring.
 Bronkus kiri dan kanan adalah cabang dari trakea yang berfungsi untuk meneruskan
udara ke paru-paru. Bronkus memiliki banyak cabang kecil di bawahnya. Cabang terkecil
bernama bronkiolus.
 Paru-paru. Paru-paru terdiri dari jutaan alveolus yang menerima udara dari bronkiolus
dan bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
 Diafragma adalah otot pernapasan utama. Organ ini dapat berkontraksi dan rileks secara
bergantian, sehingga membuat udara dapat masuk dan keluar dari paru-paru.

Cara Kerja Sistem Pernapasan


Kerja sistem pernapasan pada manusia melibatkan semua organ pernapasan. Organ-organ ini
bekerja sama untuk membantu tubuh dalam pertukaran gas antara paru-paru (alveolus) dan
pembuluh darah, yang kemudian akan disalurkan ke seluruh bagian tubuh atau diembuskan ke
udara.
Berikut ini adalah cara kerja sistem pernapasan pada manusia:

 Ketika Anda menarik napas atau disebut dengan inspirasi atau inhalasi, diafragma dan
otot-otot di antara tulang rusuk Anda akan berkontraksi dan meluaskan rongga dada,
sehingga paru-paru bisa mengembang dan terisi udara.
 Udara masuk lewat hidung dan mulut dan melewati proses penyaringan partikel-partikel
kecil oleh rambut-rambut hidung, lalu menuju ke trakea atau batang tenggorokan.
 Udara dari trakea masuk ke paru-paru melewati serangkaian cabang di paru-paru yang
disebut dengan bronkus dan bronkiolus, kemudian berujung di alveolus.
 Ketika udara mencapai alveolus, terjadi proses pertukaran antara oksigen dan karbon
dioksida pada pembuluh darah kecil bernama kapiler.
 Oksigen masuk ke dalam kapiler, kemudian menumpang sel darah merah menuju ke
jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Di saat yang bersamaan, karbon dioksida
masuk dari kapiler ke rongga paru.
 Setelah pertukaran oksigen dan karbon dioksida selesai, otot diafragma dan tulang rusuk
kembali rileks dan rongga dada kembali seperti semula. Udara yang mengandung karbon
dioksida pun terdorong dari alveolus menuju ke bronkiolus, bronkus, trakea, hingga ke
luar melalui hidung..

Selain berperan dalam pertukaran udara dan gas, sistem pernapasan juga berperan dalam
memelihara dan menyeimbangkan kondisi di dalam tubuh agar tetap stabil. Dalam istilah medis
kemampuan menyeimbangkan kondisi ini disebut homeostasis.
Sistem pernapasan pada manusia memang tampak seperti hal yang sederhana. Namun di balik
masing-masing satu helaan dan hembusan napas, terdapat kerja sama antar organ yang cukup
rumit guna mendapatkan oksigen demi kelangsungan seluruh sistem dalam tubuh.
Bila satu hal tidak bekerja dengan baik, fungsi sistem pernapasan secara keseluruhan juga bisa
terganggu. salah satu gangguan pernapasan yang berbahaya adalah asfiksia. Oleh sebab itu,
kesehatan sistem pernapasan harus dijaga dengan baik, misalnya dengan berhenti merokok atau
menghindari asap rokok dan rajin berolahraha.
Jika Anda mengalami gejala adanya gangguan pada sistem pernapasan, seperti sesak napas atau
batuk, apalagi yang sudah berlangsung lama, konsultasikan kondisi Anda ke dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang aman.

4. SISTEM REPRODUKSI PRIA

Organ reproduksi pria memiliki struktur eksternal yang meliputi:

 Penis

Adalah organ vital yang digunakan untuk berhubungan seks. Sperma keluar melalui saluran di
dalam penis ketika sudah terjadi klimaks atau orgasme pada pria.

 Skrotum
Adalah kantong kulit yang menggantung pada pangkal penis. Skrotum berfungsi untuk
melindungi testis, saraf dan juga pembuluh darah.

 Testis

Testis merupakan kelenjar dimana sperma dan testosteron di produksi. Testis adalah organ
terpenting dari sistem reproduksi pria dan terletak di dalam skrotum.

Selain organ eksternal tersebut, pria juga memiliki organ reproduksi internal yang dikenal
sebagai organ akseseoris. Organ-organ tersebut berfungsi untuk membantu proses penyimpanan,
produksi, dan keluarnya sperma. Organ-organ tersebut adalah uretra, vas deferens, epididimis,
vesikula seminalis, duktus ejakulatorius, kelenjar prostat dan kelenjar bulbourethral.

Hormon reproduksi dalam tubuh pria, yakni testosteron memengaruhi kinerja organ-
organ reproduksi tersebut. Selain itu, hormon testosteron juga bermanfaat dalam
pengembangan karakteristik seorang pria dalam aspek fisik dan juga gairah seksual, FSH
(follicle stimulating hromone) dan LH (luteinizing hormone) yang membantu produksi
sperma.

5. SISTEM REPRODUKSI WANITA

Organ reproduksi wanita lebih banyak terletak pada tubuh bagian dalam yang meliputi:

 Tuba Falopi

Berfungsi sebagai jalur agar sel telur bisa bergerak dari ovarium ke rahim. Bentuk organ ini
seperti tabung kecil dan menempel pada bagian atas rahim.

 Ovarium

Kelenjar yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur, hormon progesteron, dan hormon
estrogen. Kelenjar ini berbentuk oval kecil dan terletak di kedua sisi rahim.  

 Vagina dan Serviks

Berfungsi sebagai jalur untuk menghubungkan serviks (mulut rahim) ke bagian luar tubuh.
Selain itu, vagina juga dikenal sebagai jalan untuk melahirkan. Ketika berhubungan seksual,
organ ini berfungsi untuk di penetrasi penis. 

 Rahim

Berfungsi sebagai tempat janin untuk berkembang saat kehamilan. Rahim berbentuk seperti buah
pir, dan merupakan organ berongga.

 
Selain organ internal tersebut, wanita juga memiliki organ eksternal seperti labium mayor,
labium minor, kelenjar Bartholin dan klitoris. Organ-organ tersebut berfungsi untuk melindungi
organ reproduksi internal wanita dari bermacam penyebab infeksi, memicu hasrat seksual pada
wanita, dan sebagai jalur yang memungkinkan sperma bisa masuk kedalam tubuh wanita dan
mencapai sel telur.

Wanita juga memiliki empat hormon reproduksi utama, yaitu FSH dan LH yang membantu
proses pembentukan sel telur di ovarium. Sisanya adalah hormon yang berperan penting untuk
kehamilan, yaitu estrogen dan progesteron.

Berdasarkan pembahasan tersebut, kesehatan setiap organ dalam sistem reproduksi perlu dijaga.
Hal ini bisa dimulai dari pola hidup sehat, aktivitas seks yang aman, untuk menunjang proses
reproduksi dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. 

6. SISTEM PEREDARAN DARAH

Sistem peredaran darah manusia memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh. Tak hanya
mengalirkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh, sistem ini juga berperan dalam proses
metabolisme. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kesehatan dan kelancaran sistem
peredaran darah.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular terdiri dari berbagai organ yang memiliki
fungsinya masing-masing. Sistem organ ini memiliki tugas utama untuk mengedarkan oksigen
dan nutrisi ke seluruh sel dan jaringan tubuh.

Selain itu, sistem peredaran darah manusia juga memiliki berbagai fungsi lain, di antaranya:

 Mengeluarkan sisa proses metabolisme berupa karbon dioksida melalui paru-paru


 Menyalurkan hormon ke seluruh tubuh
 Menjaga suhu tubuh tetap stabil
 Mempertahankan kinerja dan fungsi berbagai sistem organ di dalam tubuh
 Mendukung proses pemulihan luka atau cedera

Kenali Berbagai Organ dalam Sistem Peredaran Darah Manusia


Sistem peredaran darah manusia tersusun atas pembuluh darah dan beberapa organ, yaitu:
i. . Jantung
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk memompa
darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak di bagian tengah rongga dada, tepatnya di bagian
belakang sisi kiri tulang dada. Ukuran jantung orang dewasa kira-kira sedikit lebih besar dari
satu kepalan tangan.
Di dalam jantung, terdapat empat ruangan yang terbagi menjadi dua bilik (ventrikel) dan dua
serambi (atrium). Serambi dan bilik kiri jantung berisi darah bersih yang kaya oksigen,
sedangkan bilik dan serambi kanan berisi darah kotor.
Empat ruangan di dalam jantung juga dilengkapi empat katup yang berfungsi untuk menjaga
aliran darah mengalir ke arah yang tepat.

ii. . Pembuluh darah


Pembuluh darah adalah bagian dari sistem peredaran darah yang berfungsi untuk mengedarkan
darah dari jantung ke berbagai organ dan jaringan tubuh maupun sebaliknya. Ada dua
jenis pembuluh darah di dalam tubuh, yaitu:

 Arteri
Pembuluh darah ini bertugas membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung menuju
seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali pembuluh arteri pulmonalis.
Darah bersih dipompa keluar dari jantung akan melalui pembuluh darah utama (aorta) dari bilik
kiri jantung. Aorta ini kemudian bercabang menjadi pembuluh darah arteri yang lebih kecil
(arteriol) yang menyebar di seluruh bagian tubuh.

 Vena
Pembuluh darah vena berfungsi untuk membawa darah dari seluruh jaringan dan organ tubuh
untuk kembali ke jantung, baik dari seluruh tubuh atau dari paru-paru.
Pembuluh vena besar (vena cava) membawa darah kotor yang mengandung karbon dioksida dari
seluruh tubuh untuk dialirkan ke paru-paru dan ditukar dengan oksigen melalui proses
pernapasan. Sementara itu, vena pulmonalis (vena paru) membawa darah bersih yang kaya
oksigen dari paru-paru menuju jantung.

iii. . Darah
Darah adalah komponen terpenting dari sistem peredaran darah manusia. Darah berperan sebagai
pembawa nutrisi, oksigen, hormon, dan antibodi ke seluruh tubuh. Tak hanya itu, darah juga
mengangkut zat beracun dan sisa metabolisme seperti karbondioksida, untuk dikeluarkan dari
tubuh.
Darah manusia terdiri atas beberapa bagian, yang meliputi:

 Plasma darah merupakan cairan berwarna kekuningan yang mengandung berbagai zat


penting, seperti hormon dan protein.
 Sel darah merah (eritrosit) berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida.
 Sel darah putih (leukosit) merupakan komponen utama dari sistem kekebalan tubuh. Sel
darah ini bertugas untuk mendeteksi keberadaan benda asing yang berbahaya, seperti zat
beracun dan kuman, lalu melawannya agar tubuh terlindungi dari berbagai penyakit.
 Keping darah (trombosit) dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang proses pembekuan
darah saat terjadi luka atau cedera.

Mekanisme Sistem Peredaran Darah Manusia


Sistem peredaran darah manusia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik merupakan sirkulasi darah yang mencakup seluruh tubuh. Sirkulasi ini
berlangsung ketika darah bersih yang mengandung oksigen mengisi serambi kiri jantung melalui
vena pulmonalis setelah melepaskan karbon dioksida di paru-paru.
Darah yang sudah berada di serambi kiri, kemudian diteruskan ke bilik kiri jantung untuk
disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah utama (aorta). Darah yang dipompa
melewati aorta akan terus mengalir hingga ke bagian paling ujung di seluruh area tubuh.
Setelah menyalurkan berbagai zat ke sel-sel tubuh, darah akan kembali menuju serambi kanan
jantung untuk mengalami proses pembersihan darah.

Sirkulasi pulmonal
Sirkulasi pulmonal atau sirkulasi paru merupakan sirkulasi darah dari jantung menuju paru-paru
dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung saat darah yang mengandung karbon dioksida dari sisa
metabolisme tubuh kembali ke jantung melalui pembuluh vena besar (vena cava).
Selanjutnya, darah tersebut akan masuk ke serambi kanan dan diteruskan ke bilik kanan jantung.
Darah yang sudah berada di bilik kanan akan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis
untuk ditukar menjadi oksigen.
Darah bersih yang kaya oksigen kemudian akan masuk ke serambi kiri jantung melalui vena
pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

Sirkulasi koroner
Sama seperti organ tubuh lain, jantung juga membutuhkan asupan oksigen dan nutrisi agar dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke otot-otot
jantung akan dialirkan melalui pembuluh arteri koroner.
Ketika pembuluh darah jantung tersumbat (aterosklerosis), aliran darah di jantung akan
mengalami gangguan. Hal ini bisa membuat otot-otot jantung kekurangan oksigen dan nutrisi,
sehingga fungsinya terganggu. Kondisi ini lama-kelamaan bisa menyebabkan
terjadinya serangan jantung.

Gangguan pada Sistem Peredaran Darah


Aliran darah yang terganggu dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh, sehingga
menimbulkan berbagai penyakit serius. Gangguan sistem peredaran darah dapat disebabkan oleh
kelainan bawaan atau gangguan genetik maupun penyakit tertentu, seperti diabetes.
Berikut ini adalah beberapa macam gangguan atau penyakit yang dapat terjadi pada sistem
peredaran darah:

 Hipertensi atau tekanan darah tinggi


 Sumbatan pembuluh darah arteri (aterosklerosis)
 Penyakit jantung koroner
 Gagal jantung
 Aneurisma aorta
 Gangguan irama jantung atau aritmia
 Henti jantung
 Syok
 Kelainan otot jantung atau lemah jantung (kardiomiopati)
 Penyakit arteri perifer
 Emboli dan trombosis vena dalam
 Penyakit jantung bawaan

Gangguan pada sistem peredaran darah merupakan kondisi berbahaya yang tidak bisa dianggap
remeh. Jika tidak segera diobati, kondisi tersebut bisa menimbulkan komplikasi serius, misalnya
kerusakan organ dan bahkan kematian.
Oleh karena itu, penting bagi siapa saja untuk selalu menjaga kesehatan sistem peredaran darah
dengan cara menerapkan pola hidup sehat, seperti berolahraga secara rutin, mengonsumsi
makanan bergizi, membatasi asupan garam dan lemak, tidak merokok, serta menjaga berat badan
tetap ideal.
Selain itu, untuk memastikan kondisi sistem peradaran darah tetap lancar, Anda juga perlu
menjalani pemeriksaan kesehatan ke dokter secara rutin. Anda pun bisa bertanya kepada dokter
bila masih memiliki pertanyaan seputar sistem peredaran darah manusia.

7. SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan manusia berperan penting dalam mencerna makanan dan minuman menjadi
energi serta berbagai jenis nutrisi yang diperlukan tubuh.  Tak hanya itu, sistem organ ini juga
berfungsi untuk mengeluarkan zat beracun dan sisa makanan melalui feses atau tinja.  
Sistem pencernaan manusia berfungsi untuk mengolah makanan dan minuman yang dikonsumsi
menjadi nutrisi dan energi. Keduanya diperlukan untuk proses metabolisme, perbaikan sel dan
jaringan tubuh, serta aktivitas sehari-hari, seperti bergerak, bernapas,  belajar, dan bekerja.

Organ-Organ dalam Sistem Pencernaan Manusia


Agar bisa diolah menjadi energi dan berbagai macam nutrisi, seperti asam amino, glukosa, dan
asam lemak, makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh perlu diproses terlebih dahulu.
Proses tersebut berlangsung di dalam sistem pencernaan.
Berikut ini adalah beberapa organ tubuh yang termasuk dalam sistem pencernaan manusia
beserta fungsinya:

1. Mulut
Proses pencernaan manusia dimulai dari waktu makanan digigit, dikunyah, dan dihaluskan di
dalam mulut. Makanan yang bercampur dengan air liur akan dipecah menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil oleh gigi sehingga menjadi lunak dan mudah ditelan.
Lidah pun juga berperan dalam mengarahkan makanan di dalam mulut agar tergigit oleh gigi dan
mendorongnya ke dalam kerongkongan untuk ditelan.

2. Kerongkongan (esofagus)
Makanan dan minuman yang ditelan akan melewati kerongkongan (esofagus). Kerongkongan
adalah saluran yang panjangnya sekitar 25 cm dan berfungsi untuk menyalurkan makanan dan
minuman dari mulut ke dalam lambung.
Di saluran ini, terdapat otot-otot khusus menyerupai katup yang disebut lower esophagael
sphincter. Katup ini berfungsi untuk memastikan makanan atau minuman yang sudah mencapai
lambung tidak kembali naik ke kerongkongan atau mulut.

3. Lambung
Setelah menerima makanan dan minuman, lambung akan mengeluarkan zat asam
dan enzim untuk melanjutkan proses pencernaan. Selain memecah makanan, lambung juga akan
membunuh mikroorganisme yang mungkin terdapat pada makanan atau minuman.
Di dalam lambung, makanan akan dibuat menjadi cairan pekat atau berupa pasta dan selanjutnya
akan didorong ke usus halus.
4. Pankreas
Tak hanya berfungsi untuk menghasilkan insulin, pankreas juga bertugas menghasilkan enzim
pencernaan, seperti lipase, protease, dan amilase. Enzim tersebut akan dilepaskan
oleh pankreas dan ikut bercampur dengan enzim pencernaan dari lambung.
Enzim lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak, protease untuk mencerna
protein menjadi asam amino, sedangkan amilase untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa.

5. Kandung empedu
Hati atau liver akan menghasilkan cairan empedu, kemudian menyimpannya di dalam kandung
empedu. Cairan empedu terdiri dari kolesterol, garam empedu, bilirubin, air, serta mineral,
seperti kalium dan natrium. Cairan ini berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak.
Ketika proses pencernaan makanan berlangsung, cairan empedu akan dialirkan ke dalam usus
halus.

6. Usus halus
Makanan yang sudah menjadi pasta atau kimus (chyme) di dalam lambung akan didorong ke
usus halus. Gerakan yang disebut peristaltik usus ini terjadi karena kontraksi dan relaksasi
jaringan otot di dinding usus halus.
Usus halus sendiri terdiri atas 3 bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong),
dan ileum (bagian terakhir dari usus halus). Ketiga bagian usus halus ini memiliki tugas masing-
masing dalam memproses makanan.
Duodenum bertanggung jawab untuk melanjutkan proses pemecahan makanan, sedangkan
jejunum dan ileum bertanggung jawab untuk proses penyerapan nutrisi ke dalam aliran darah.

7. Usus besar
Setelah diolah menjadi berbagai nutrisi yang terserap oleh tubuh, makanan yang sudah dicerna
akan meninggalkan sisa atau limbah yang disebut tinja (feses). Usus besar akan mendorong
limbah makanan tersebut ke dalam rektum, yaitu perhentian terakhir pada saluran pencernaan.
Ketika rektum sudah terisi penuh dan tinja di dalamnya siap dikeluarkan melalui anus, Anda
akan merasakan mulas dan muncul dorongan untuk buang air besar.
Proses pengolahan dan pencernaan makanan hingga menjadi tinja umumnya memerlukan waktu
kurang lebih 30–40 jam.

Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan manusia harus sehat agar dapat berfungsi dengan baik dalam memproses
makanan. Namun, saluran cerna juga dapat mengalami gangguan yang menyebabkan beberapa
penyakit, seperti maag, penyakit asam lambung, diare, sembelit, hingga wasir.
Bila gangguan pada sistem pencernaan tidak segera ditangani, lama-kelamaan proses penyerapan
nutrisi di dalam tubuh akan terganggu. Hal ini bisa menyebabkan Anda mengalami malnutrisi
atau kekurangan gizi.
Oleh karena itu, Anda perlu senantiasa menjaga kesehatan sistem pencernaan dengan melakukan
beberapa tips berikut ini:

 Minum air putih minimal 6–8 gelas per hari.


 Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
 Jauhi minuman beralkohol dan rokok.
 Batasi konsumsi makanan tinggi kolesterol.
 Konsumsi probiotik.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter.

Sistem pencernaan manusia merupakan salah satu sistem organ yang memiliki fungsi penting.
Berkat kerja sistem organ ini, Anda dapat memperoleh nutrisi dan energi dari makanan dan
minuman yang Anda konsumsi.
Bila Anda masih memiliki pertanyaan seputar sistem pencernaan manusia atau mengalami gejala
gangguan pencernaan, seperti diare, mual, muntah, dan BAB berdarah, segera konsultasikan ke
dokter.

SS

Anda mungkin juga menyukai