Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI

Disusun Guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak


Dosen
Rani F. S.Kep.,Ners., M.Kep

Disusun Oleh:
Muhammad Ramli Nurhali C1AA18075
Nandita Restu Meyda C1AA18077
Neng Sri Wulandari C1AA18079
Nira Nurliani C1AA18081
Nurahmah Al Hasanah C1AA18083
Nurlinda Putri C1AA18085

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkat


rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemeriksaan
Pada Bayi”. Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Anak serta untuk melatih kemampuan mahasiswa.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, dan untuk ke depannya semoga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sukabumi, 18 Maret 2020

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................................................................

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

Bab II Pembahasan

A. Pemeriksaan Fisik Bayi...............................................................................3


Bab III Penutup

A. Kesimpulan 14

B. Saran 14

Daftar Pustaka.........................................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui
gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik
bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah
informasi, menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien,
mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan
mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Dalam
melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu dipahami,
antara lain inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (ketukan), dan
auskultasi (mendengar) (Prawirohardjo, 2005).
Sebelum melakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir perlu
diketahui riwayat keluarga, riwayat persalinan. Pemeriksaan fisik sangat
penting untuk di lakukan, karena sangat penting untuk diketahui,yaitu
untuk mengetahui normal atau tidak normal pada bayi. Keadaan suhu di
luar rahim sangat mempengaruhi kondisi bayi baru tersebut. Kondisi di
luar rahim sangat berbeda dengan kondisi didalam rahim (Prawirohardjo,
2010).
Observasi (pengamatan secara seksama) Pemeriksaan dilakukan
pada seluruh tubuh, dari ujung rambut sampai ujung kaki, namun tidak
harus dengan urutan tertentu. Pemeriksaan yang menggunakan alat seperti
pemeriksaan tengkorak, mulut, telinga, suhu tubuh, tekanan darah, dan
lain-lainnya, sebaiknya dilakukan paling akhir, karena dengan melihat atau
memakai alat-alat, umumnya anak menjadi takut atau merasa tidak
nyaman, sehingga menolak diperiksa lebih lanjut.

1
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir (BBL)

C. Tujuan penulisan makalah


Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
(BBL)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemeriksaan Fisik Bayi

1. Keadaan umum
Kesadaran pasien : Komposmentis (CM) Sadar sepenuhnya, apatis
atau sadar tapi acuh terhadap sekitarnya, somnolen atau tampak
mengantuk dan ingin kembali tidur, stopor atau sedikit respon terhadap
stimulus yang kuat dan koma artinya tidak bereaksi terhadap stimulus
apapun.

2. Aktivitas fisik
Inspeksi keadaan ekstremitas dalam keadaan fleksi, dengan gerakan
tungkai serta lengan aktif dan simetris

3. Pemeriksaan tanda-tanda vital


a) Frekuensi Nadi
Paling baik dihitung dalam keadaan tidur / tenang
Meraba arteri radialis dengan ujung jari II, III, IV tangan kanan,
ibu jari berada di bagian dorsal tangan anak
Pada bayi dengan penghitungan heart rate (denyut jantung)
Penghitungan 1 menit penuh
Usia >28 hari- 1 tahun (bayi) : 30-40 kali/menit
Usia >1 tahun -3 tahun          : 20-30 kali/menit
b) Frekuensi pernapasan
Dihitung satu menit penuh melalui inspeksi/palpasi/auskultasi
Takipneu yaitu pernapasan yang cepat

3
Dispneu yaitu kesulitan bernapas
Usia >28 hari- 1 tahun (bayi) : 80-120 kali/menit
Usia >1 tahun -12 tahun         : 60-110 kali/menit

c) Suhu
Suhu diukur di aksila dengan nilai normal 36,5 0C– 37 0C.

4. Pengukuran atropometrik
a) Penimbang berat badan
Alat timbangan yang telah diterakan serta di beri alas kain di
atasnya, tangan bidan menjaga di atas bayi sebagai tindakan
keselamatan Menurut Mtbs(2008):
BB/TB < -3 SD berarti sangat kurus
BB/TB > -3 SD - < - 2SD berati sangat kurus
BB/TB -2 SD - + 2SD berarti normal

b) Panjang badan

4
Letakkan bayi datar dengan posisi lurus sebisa mungkin. Pegang
kepala agar tetap pada ujung atas kita ukur dan dengan lembut
reganggangkan kaki ke bawah menuju bawah kita.
PB : 48/52cm.
c) Lingkar kepala
Letakakan pita melewati bagian oksiput yang paling menonjol
dan  tarik  pita mengelilingi bagian atas alis LK : 32 - 37 cm.

d) Lingkar dada
Letakan pita ukur pada tepi terendah scapula dan tarik pita
mengelilingi kearah depan dan garisputih.
LD : 32 – 35 cm.

5. Kulit
Inspeksi kulitnya apakah warna tubuh kemerahan dan tidak ikterus.
Palpasi keadaan kulitnya apakah lembab, hangat dan tidak ada
pengelupasan.
6. Kepala

5
Inspeksi apakah ada benjolan di puncak kepala. Palpasi apakah tidak
ada massa atau area lunak ditulang tengkorak. Fontanel anterior
dengan  ukuran 5 x 4 cm sepanjang sutura korona dan sutura segital.
Fortanel posterior dengan ukuran 1 x 1 cm sepanjang sutura
lambdoidalis dan sagitalis
7. Wajah
Inspeksi apakah mata segaris dengan  telinga, hidung di garis tengah,
mulut garis tengah wajah dan simetris.
8. Mata
Inspeksi apakah kelompak mata tanpa petosis atau udem. Skelera tidak
ikterik, cunjungtiva tidak merah muda, iris berwarna merata dan
bilateral. Pupil beraksi bila ada cahaya, reflek mengedip ada.
9. Telinga
Inspeksi apakah posisi telinga berada garis lurus dengan mata, kulit
tidak kendur, pembentukkan tulang rawan yaitu pinna terbentuk
dengan baikkokoh.
10. Hidung
Inspeksi apakah posisi di garis tengah, nares utuh dan bilateral,
bernafas melalui hidung.
11. Mulut
Inspeksi bentuk dan ukuran mulut proporsional dengan wajah, bibir
berbentuk penuh berwarna merah muda  dan lembab, membran
mekosa lembab dan berwarna merah muda, palatom  utuh, lidah dan
uvula di  garis tengah, reflek gag dan reflek menghisap serta reflek
rooting ada.
12. Leher
Inspeksi apakah leher rentang pergerakan sendi bebas, bentuk simestris
dan pendek. Palpasi apakah triorid di garis tengah, nodus limfe dan
massatidak ada.
13. Dada

6
Inspeksi apakah dada berbentuk seperti tong, gerakan dinding dada
semetris. Frekuensi nafas 40 – 60 x permenit, pola nafas normal.
Palpasi apakah nadi di apeks teraba di ruang interkosa keempat atau
kelima tanpa kardiomegali. Auskultasi apakah suara nafas jernih sama
kedua sisi. Frekuensi jantung 100- 160 x permenit teratur tanpa
mumur. Perkusi apakah ada atau tidak ada peningkatan timpani pada
lapang paru.
14. Payudara
Inspeksi apakah jarak antar puting pada garis sejajar tanpa ada puting
tambahan.
15. Abdomen
Inspeksi abdomen bundar dan simetris pada tali pusat terdapat dua
arteri dan satu vena berwarna putih kebiruan. Palpasi abdomen Lunak
tidak nyeri tekan dan tanpa massa hati teraba 2 - 3 cm, di bawah arkus
kosta kanan limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Ginjal dapat
di raba dengan posisi bayi terlentang dan tungkai bayi terlipat teraba
sekitar 2 - 3 cm, setinggi umbilicus di antara garis tengah dan tepi
perut. Perkusi timpani kecuali redup pada hati, limfa dan ginjal.
Auskultasi bising usus ada. 
16. Genitalia eksterna
Inspeksi (wanita) labia minora ada dan mengikuti labia minora, klitoris
ada, meatus uretra ada di depan orivisium vagina.  Inspeksi (laki-laki)
penis lurus, meatus urinarius di tengah di ujung glans tetis dan skrotum
penuh.
17. Anus
Inspeksi apakah posisi di tengah dan paten (uji dengan menginsersi jari
kelingking) pengeluaran mekonium terjadi dalam 24 jam.
18. Tulang belakang
Bayi di letakkan dalam posisi terkurap, tangan pemeriksa sepanjang
tulang belakang untuk mencari terdapat skoliosis meningokel atau
spina bifilda.

7
 Inspeksi
Kolumna spinalis lurus tidak ada defek atau penyimpang yang
terlihat.
 Palpasi
Tulang belakang ada tanpa pembesaran atau nyeri.
19. Ekstremitas
Ekstremitas atas
 Inspeksi
Rentang pergerakan sendi bahu, klavikula, siku normal pada tangan
reflek genggam ada, kuat bilateral, terdapat sepuluh jari dan tanpa
berselaput, jarak antar jari sama karpal dan metacarpal ada dan
sama di kedua sisi dan kuku panjang melebihi bantalan kuku.

 Palpasi
Humerus radius dan ulna ada, klavikula tanpa fraktur tanpa nyeri
simetris bantalan kuku merah muda sama kedua sisi.
Ekstremitas bawah
Panjang sama kedua sisi dan sepuluh jari kaki tanpa selaput, jarak
antar jari sama bantalan kuku merah muda, panjang kuku melewati
bantalan kuku rentang pergerakan sendi penuh : tungkai, lutut,
pergelangan, kaki, tumit dan jari kaki tarsal dan metatarsal ada dan
sama kedua sisi reflek plantar ada dan sismetris.
20. Pemeriksaan reflek
a) Berkedip
cara   : sorotkan cahaya ke mata bayi.
normal : dijumpai pada tahun pertama
b) Tonic neck
cara : menolehkan kepala bayi dengan cepat ke satu sisi.
normal :   bayi melakukan perubahan posisi jika kepala di tolehkan
ke satu sisi, lengan dan tungkai ekstensi kearah sisi putaran kepala
dan fleksi pada sisi berlawanan, normalnya reflex ini tidak terjadi

8
setiap kali kepala di tolehkan tampak kira–kira pada usia 2 bulan
dan menghilangkan pada usia 6 bulan.
c) Motorik
cara : ubah posisi dengan tiba-tiba atau pukul meja /tempat tidur.
normal : lengan ekstensi, jari–ari mengembang, kepala mendongak
ke belakang, tungkai sedikit ekstensi lengan kembali ke tengah
dengan tangan mengenggam tulang belakang dan ekstremitas
bawah eksteremitas bawah ekstensi lebih kuat selama 2  bulan dan
menghilang pada usia 3 - 4 bulan.
d) Mengenggam
cara : letakan jari di telapak tangan bayi dari sisi ulnar, jika reflek
lemah atau tidak ada beri bayi botol atau dot karena menghisap
akan menstimulasi reflek.
normal : jari–jari bayi melengkung melingkari jari yang di letakkan
di telapak tangan bayi dari sisi ulnar reflek ini menghilangkan pada
usia 3 - 4 bulan.
e) Rooting
cara : gores sudut mulut bayi melewati garis tengah bibir.
normal :  bayi memutar kearah pipi yang diusap, reflek ini
menghilangkan pada usia 3 - 4 bulan tetapi bisa menetap sampai
usia 12 bulan terutama selama tidur
f) Menghisap
cara : beri bayi botol dan dot.
normal :   bayi menghisap dengan kuat dalam berepons terhadap
stimulasi reflek ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi
selama tidur tanpa stimulasi.

9
Langkah – langkah Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir
No Langkah-langkah pemeriksaan fisik bayi baru lahir
A. SIKAP DAN PERILAKU
1. Menyambut dan memperkenalkan diri kepada pasien
dan keluarga dengan sopan dan ramah
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan
3. Merespon reaksi pasien dengan tepat dan kontak mata
B. CONTENT/ISI
4. Teruji mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
(timbangan, metlyn,stethoscope, senter, thermometer,
pena, sarung tangan, buku catatan, pengukurtinggi
badan )
5. Teruji mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
kemudian mengeringkan menggunakan handuk pribadi
6. Teruji memakai sarung tangan pada kedua tangan
7. Teruji menilai keadaan keadaan umum bayi (tonus otot,
warna kulit, tangisan bayi/reflek)
8. Teruji mengukur tanda-tanda vital bayi (suhu badan :
36,5oC-37,2oC, frekuensi nafas : 30-60 kali/menit,
frekuensi jantung : 120-160 kali/menit)
9. Teruji menimbang berat badan bayi : 2500-4000gram
10. Teruji mengukur panjang badan bayi : 45-55 cm
11. Teruji melakukan pemeriksaan kepala
a.       Inspeksi : messocepalus, mikrocepalus, hidrocepalus
b.      Palpasi : bentuk, massa
c.       Ubun-ubun besar : cembung, cekung
d.      Moulase sutura
e.       Tulang cranial : adanya cepal hematom, caput
suksedanium
12. Teruji mengukur lingkar kepala
a.       Circumverentia Fronto Occipitalis : 34 cm
b.      Circumverentia Mento Occipitalis : 35 cm
c.       Circumverentia sub occipito Bregmatika : 32 cm
d.      Circumverentio Sub Mento Bregmatika : 32 cm

10
13. Teruji melakukan pemeriksaan telinga :
a.       Kesimetrisan
b.      Pemeriksaan lubang telinga
c.       Gendang telinga
d.      Periksa pendengaran

14. Teruji melakukan pemeriksaan mata


a.       Tanda-tanda infeksi
b.      Uji penglihatann dengan cahaya
c.       Strabismus (juling)
15. Teruji melakukan pemeriksaan hidung dan mulut
a.       Labioscisis
b.      Palatoscisis
c.       Labiopalatoscisis
d.      Reflek hisap
16. Teruji melakukan pemeriksaan leher palpasi dan
inspeksi
a.       Pembesaran kelenjar parotis
b.      Pembesaran kelenjar tiroid
c.       Pembesaran kelenjar getah bening
d.      Pembesaran vena jugularis
17. Teruji melakukan pemeriksaan dada
a.       Bentuk
b.      Puting susu
c.       Bunyi nafas
d.      Bunyi jantung
e.       Ukur lingkar dada : 32 – 35 cm
f.       Retraksi dinding dada
18. Teruji melakukan pemeriksaan ekstremitas atas
a.       LILA : 10-12 cm
b.      Gerakan
c.       Jumlah jari
19. Teruji melakukan pemeriksaan system syaraf,

11
perhatikan adanya reflek moro dengan cara memberikan
rangsangan suara keras (tepuk tangan)
20. Teruji melakukan pemeriksaan perut
a.       Penonjolan tali pusat pada saat menangis
b.      Perdarahan tali pusat
c.       Perut lembek pada saat diam
d.      Adanya benjolan atau massa
21. Teruji melakukan pemeriksaan pada genetalia
a.       Laki-laki
          Dua testis pada scrotum
          Penis berlubang pada ujung
          Jika aterm testis sudah turun
b.      Perempuan
          Vagina berlubang
          Uretra berlubang
          Terdapat labio mayora dan minora
          Jika aterm labio mayora menutupi labio minora

22. Teruji melakukan pemeriksaan pada pinggul, kaki bayi


ditekuk dan diputar perlahan untuk mengetahui
sambungan dari panggul
23. Teruji melakukan pemeriksaan pada tungkai dan kaki,
gerakan, simetris, jumlah jari
24. Teruji melakukan pemeriksaan pada punggung dan anus
a.       Pada punggung : spina bifida
b.      Tulang belakang : lordosis, kiposis, scoliosis
c.       Anus : adanya lubang anus
25. Teruji melakukan pemeriksaan pada kulit yang
meliputi : vernik caseosa, warna, pembengkakan, bercak
hitam atau tanda lahir
C. TEHNIK
27. Teruji melakukan tindakan secara sistematis
28. Menjaga kehangatan dan keamanan / safety bayi
29. Melaksanakan tindakan dengan efektif dan efisien

12
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui
gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik
bertujuan utnuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah
informasi, menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien,
mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status pasien, dan
mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Dalam
melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu dipahami,
antara lain inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (ketukan), dan
auskultasi (mendengar). Pemeriksaan fisik bisa dilakukan pada seluruh
bagian dari tubuh. Mulai dari kepala sampai kaki untuk mengetahui
adanya ketidaknormalan pada bayi dan anak.
B. Saran
Sebaiknya pada saat melakukan pemeriksaan fisik pada neonatus
dan anak harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Supaya dapat 
terdeteksi jika ada kelainan-kelainan pada neonatus dan anak. Selanjutnya,
jika ada kelainan-kelainan yang tidak bisa diatasi, sebaiknya kolaborasi
dengan tenaga medis lain, atau di rujuk ke rumah sakit. Sebelum
melakukan pemeriksaan fisik perawat diharapkan mengerti dan memahami
sifat dan karakter anak pada tiap-tiap tumbuh kembang anak Menjaga dan
mempertahankan anak supaya kooperatif dalam pemeriksaan maka sangat
perlu dilakukan kerja sama orang-tua, karena orang-tua pemegang
keputusan utama dan orang yang paling dekat dengan anak.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk, 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC


Engel, Joyce. 2001. Seri Pedoman Praktis Pengkajian Pediatric. Editor. Setiawan.
Edisi 2. Jakarta: EGC
Khoirunnisa, Endang. 2010.  Asuhan Kebidanan Neonatus, bayi dan balita.
Yogyakarta : Nuha Medika
Matondang, S Corry,dkk. 2000. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta: PT
Sagung Seto
Muslihatun, Wannur. 2010. Asuhan Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Pelayanan Kesehatan Materil dan Neonatal.
Jakarta
: EGC
Priharjo, Robert. 1993. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
Stright, Barbara. 2004. Keperawatan Ibu dan Bayi baru lahir. Jakarta : EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric. Edisi 4. Jakarta:
EGC

15

Anda mungkin juga menyukai