Menurut Kasmir (2014:44) penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank
tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat sehingga
Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan
atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan
kegiatan operasinya.
Untuk menentukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Kepada
bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai
seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap
tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat
tidak akan jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya dipertahankan terus
kesehatannya. Akan tetapi, bagi bank terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat
pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank.
Tolak ukur bagi manajemen untuk mengetahui apakah pengelolaan bank dilakukan sejalan
dengan azas-azas perbankan yang sehat, prinsip kehati-hatian dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Tolak ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan perkembangan bank baik secara
Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Salah satu alat
untuk mengukur kesehatan bank yang penulis gunakan adalah dengan analisis CAMEL. Penilaian
kesehatan ini akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank
yang bersangkutan.
Menurut Kasmir (2014;44) untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari
berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam
kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat sehingga Bank Indonesia
sebagai pengawas dan Pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk
bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.
penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis
CAMEL.
unsur-unsur penilaian dalam analisis CAMEL adalah sebagai berikut :
Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal
minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang
telah ditetapkan Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan sesuai dengan standar yang ditetapkan
Yaitu untuk menilai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaian asset harus sesuai
dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif
produktif yang wajib dibentuk oleh bank. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah
Dalam mengelola kegiatan bank sehari-hari juga dinilai kualitas manajemennya. Kualitas
manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam berkerja. Kualitas manajemen
juga dilihat dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawannya dalam menangani
berbagai kasus-kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen umum
dan manajemen risiko. penilaian terhadap faktor manajemen didasarkan berdasarkan pada
25 pertanyaan yang dibagi menjadi 10 pertanyaan dari manajemen umum dan 15 pertayaan
manajemen risiko.
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah, setiap periode
atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang
bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus
a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terhadap rata-rata total aset salama 12 bulan
(Return On Assets).
12 bulan (BOPO)
5. Faktor Likuiditas (Liquidity)
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua
hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan
dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio
ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.
Semua aspek penilaian di atas dikenal dengan penilaian analisis CAMEL (Capital, Asset,
Tabel 2.1.
Menurut Sujarweni (2017:96) metode CAMEL berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.
6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Tatacara Penilaian
Tingkat Kesehatan Umum. Adapun tolak ukur untuk menentukan tingkat kesehatan suatu bank
setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing variabel, yaitu dengan menentukan hasil
penelitian yang digolongkan menjadi peringkat kesehatan bank. Hasil akhir penilaian tingkat
kesehatan bank terhadap masing-masing faktor atau komponen dalam CAMEL dapat
digolongkan menjadi 4 (empat) predikat dengan kriteria sebagai berikut:
Dalam menentukan rasio modal atau biasa diistilahkan dengan CAR (Capital Adequacy
Ratio) adalah :
Modal Bank
Rasio CAR = × 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Tabel 2.2.
Sehat ≥ 8%
a. Modal disetor
b. Agio
c. Disagio
d. Modal sumbangan
e. Cadangan umum
f. Cadangan tujuan
g. Laba ditahan
l. Goodwill
c. Modal pinjaman
d. Pinjaman Subordinasi
Perhitungan kualitas aktiva produktif (KAP) menggunakan 2 rasio, yaitu rasio aktiva
produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva produktif dan rasio penyisihan
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva produktif, dengan
rumus :
Tabel 2.3.
Kriteria APYD dan PPAP
Hasil Rasio
Kriteria
Rasio APYD Rasio PPAP
a. Manajemen Umum
Faktor manajemen umum terdiri dari berbagai macam faktor, yaitu :
1) Manajemen Strategi
2) Manajemen Struktual
3) Manajemen Sistem
4) Manajemen Kepemimpinan
b. Manajemen Risiko
Faktor manajemen risiko terdiri dari berbagai macam faktor, yaitu faktor:
1) Manajemen Likuiditas
2) Manajemen Kredit
3) Manajemen Operasional
4) Manajemen Hukum
5) Manajemen Pemilik/ Pengurus
Tabel 2.4.
Kriteria Manajemen
Sehat ≥81
a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terhadap rata-rata total aset salama 12 bulan
(Return On Assets).
12 bulan (BOPO)
a. Rasio Laba sebelum pajak selama 12 bulan terhadap rata-rata total aset selama 12 bulan
Biaya operasional
Rasio BOPO = × 100%
Pendapatan Operasional
Tabel 2.5.
Kriteria untuk ROA dan BOPO
5. Likuidity (Likuiditas)
Pengertian likuiditas menurut Kasmir (2014:45) mengatakan bahwa suatu bank
dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua utang-
utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat
pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini
merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.
a. Cash Ratio (CR) yaitu alat likuid terhadap hutang lancar dengan rumus sebagai berikut
Alat Likuid
CR = × 100%
Hutang Lancar
Meskipun secara umum faktor CAMEL, relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi
bobot masing-masing faktor akan berbeda untuk masing-masing jenis bank. Berikut ini adalah
Tabel 2.7.
1 Permodalan 30%
4 Rentabilitas 10%
5 Likuiditas 10%
Secara rinci faktor penilaian dan bobotnya dalam penilaian kesehatan BPR adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.8.
3 Manajemen 10%
a. Manajemen Umum 10%
b. Manajemen Resiko
4 Rentabilitas a. Rasio laba terhadap rata-rata volume 5%
usaha.
b. Rasio biaya operasional terhadap 5%
pendapatan operasional.
5 Likuiditas a. Rasio alat likuid terhadap rata-rata
volume usaha. 5%
b. Rasio kredit terhadap dana yang
diterima. 5%
Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tatacara
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
a. Modal Inti
1. Modal disetor
2. Agio
3. Disagio
4. Modal sumbangan
6. Cadangan umum
7. Cadangan tujuan
8. Laba ditahan
13. Goodwill
b. Modal Pelengkap
3. Modal pinjaman
4. Pinjaman subordinasi
a. Aktiva Produktif
2. Surat berharga
(PPAPWD)
e. Jumlah PPAPWD
Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
a. Manajemen Umum
1. Strategi
2. Struktur
3. Sistem
4. Kepemimpinan
b. Manajemen Risiko
1. Risiko Likuiditas
2. Risiko Kredit
3. Risiko Operasional
a. Kas
c. Kewajiban segera
d. Tabungan
e. deposito