Anda di halaman 1dari 15

2.1.

Penilaian Tingkat Kesehatan BANK

2.1.1. Pengertian Kesehatan Bank

Pengertian tingkat kesehatan bank menurut Kasmir (2014:41) tingkat kesehatan


bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya
dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank merupakan pendekatan kualitatif dari berbagai
aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank dengan
menilai beberapa faktor yang meliputi permodalan, kualitas aktiva produktif,
manajemen, rentabilitas dan likuiditas (CAMEL).

2.1.2. Tujuan Penilaian

Menurut Kasmir (2014:44) penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank
tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat sehingga
Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan
atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan
kegiatan operasinya.

Untuk menentukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Kepada

bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai

seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap

tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang kesehatannya terus meningkat

tidak akan jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya dipertahankan terus

kesehatannya. Akan tetapi, bagi bank terus menerus tidak sehat, mungkin harus mendapat

pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank.

Tolak ukur bagi manajemen untuk mengetahui apakah pengelolaan bank dilakukan sejalan

dengan azas-azas perbankan yang sehat, prinsip kehati-hatian dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Tolak ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan perkembangan bank baik secara

individual maupun perbankan nasional secara keseluruhan.

2.2. Pengertian Analisis CAMEL

Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Salah satu alat

untuk mengukur kesehatan bank yang penulis gunakan adalah dengan analisis CAMEL. Penilaian

kesehatan ini akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank

yang bersangkutan.

Menurut Kasmir (2014;44) untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari
berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam
kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat sehingga Bank Indonesia
sebagai pengawas dan Pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk
bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.
penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis
CAMEL.
unsur-unsur penilaian dalam analisis CAMEL adalah sebagai berikut :

1. Faktor Permodalan (Capital)

Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal

minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang

telah ditetapkan Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan sesuai dengan standar yang ditetapkan

Bank Indonesia minimal harus 8%.

2. Faktor Kualitas Aset (Asset Quality)

Yaitu untuk menilai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank. Penilaian asset harus sesuai

dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif

yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif . Kemudian rasio penyisihan penghapusan


aktiva produktif yang dibentuk oleh bank terhadap penyisihan penghapusan aktiva

produktif yang wajib dibentuk oleh bank. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah

dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

3. Faktor Manajemen (Management)

Dalam mengelola kegiatan bank sehari-hari juga dinilai kualitas manajemennya. Kualitas

manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam berkerja. Kualitas manajemen

juga dilihat dari segi pendidikan dan pengalaman dari karyawannya dalam menangani

berbagai kasus-kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen umum

dan manajemen risiko. penilaian terhadap faktor manajemen didasarkan berdasarkan pada

25 pertanyaan yang dibagi menjadi 10 pertanyaan dari manajemen umum dan 15 pertayaan

manajemen risiko.

4. Faktor Rentabilitas (Earning)

Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah, setiap periode

atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang

bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus

meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan :

a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terhadap rata-rata total aset salama 12 bulan

(Return On Assets).

b. perbandingan biaya operasional dalam 12 bulan terhadap pendapat operasional dalam

12 bulan (BOPO)
5. Faktor Likuiditas (Liquidity)

Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua

hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan

dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio

ini merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.

Yang dianalisis dalam rasio ini adalah:

a. Rasio alat likuid terhadap utang lancar

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank

Semua aspek penilaian di atas dikenal dengan penilaian analisis CAMEL (Capital, Asset,

Management, Earning dan Liquidity).

2.3. Penggolongan Tingkat Kesehatan

Tabel 2.1.

Penggolongan tingkat kesehatan suatu BPR dinilai dengan angka kredit

Nilai Kredit Predikat Penilaian


81 – 100 SEHAT
66 – <81 CUKUP SEHAT
51 – <66 KURANG SEHAT
0 – <51 TIDAK SEHAT
Sumber : SK DIR BI Nomor 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tatacara Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank

Menurut Sujarweni (2017:96) metode CAMEL berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.
6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Tatacara Penilaian
Tingkat Kesehatan Umum. Adapun tolak ukur untuk menentukan tingkat kesehatan suatu bank
setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing variabel, yaitu dengan menentukan hasil
penelitian yang digolongkan menjadi peringkat kesehatan bank. Hasil akhir penilaian tingkat
kesehatan bank terhadap masing-masing faktor atau komponen dalam CAMEL dapat
digolongkan menjadi 4 (empat) predikat dengan kriteria sebagai berikut:

1. Faktor Permodalan (Capital)

Dalam menentukan rasio modal atau biasa diistilahkan dengan CAR (Capital Adequacy

Ratio) adalah :

Modal Bank
Rasio CAR = × 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

Tabel 2.2.

Predikat dengan Kriteria untuk CAR

Kriteria Hasil Rasio

Sehat ≥ 8%

Cukup Sehat 7,999% - 8%

Kurang Sehat 6,5% - 7,999%

Tidak Sehat ≤ 6,5%

Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tatacara


Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

komponen modal bank berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

8/328/DPBPR tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Perkreditan Rakyat

tanggal 12 Desember 2006 Lampiran 2 terdiri dari:

1. Modal inti, yang terdiri dari :

a. Modal disetor

b. Agio

c. Disagio
d. Modal sumbangan

e. Cadangan umum

f. Cadangan tujuan

g. Laba ditahan

h. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak

i. Rugi tahun-tahun lalu

j. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak

k. Rugi tahun berjalan

l. Goodwill

2. Modal Pelengkap, yang terdiri dari :

a. Cadangan revaluasi aktiva tetap

b. Penyisihan penghapusan aktiva produktif Umum

c. Modal pinjaman

d. Pinjaman Subordinasi

2. Faktor Kualitas Aset (Asset Quality)

Perhitungan kualitas aktiva produktif (KAP) menggunakan 2 rasio, yaitu rasio aktiva

produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva produktif dan rasio penyisihan

aktiva produktif yang wajib dibentuk.

a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah aktiva produktif, dengan

rumus :

Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan


Rasio KAP = × 100%
Total Aktiva Produktif
b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), dengan rumus:

PPAP yang telah dibentuk


Rasio PPAP = × 100%
PPAP yang wajib dibentuk

Tabel 2.3.
Kriteria APYD dan PPAP

Hasil Rasio
Kriteria
Rasio APYD Rasio PPAP

Sehat 0 - 10,35% ≥ 81%

Cukup Sehat 10,35 - 12,60% 66% - 81%

Kurang Sehat 12,60% - 14,50% 51% - 66%

Tidak Sehat >14,50% <51%

Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tatacara


Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

3. Faktor Manajemen (Management)

Menurut Sujarweni (2017:99) Manajemen adalah kegiatan manusia untuk memimpin


dan mengawasi bekerjanya badan usaha. Manajemen ini terpusat pada administrasi dan
mengintergrasi manusia, material, dan uang ke dalam suatu unit operasi yang efektif,
mengawasi berbagai kegiatan dalam perusahaan.

a. Manajemen Umum
Faktor manajemen umum terdiri dari berbagai macam faktor, yaitu :
1) Manajemen Strategi
2) Manajemen Struktual
3) Manajemen Sistem
4) Manajemen Kepemimpinan

b. Manajemen Risiko
Faktor manajemen risiko terdiri dari berbagai macam faktor, yaitu faktor:
1) Manajemen Likuiditas
2) Manajemen Kredit
3) Manajemen Operasional
4) Manajemen Hukum
5) Manajemen Pemilik/ Pengurus

Penilaian terhadap faktor manajemen didasarkan pada 25 pertanyaan yang dibagi


menjadi 10 pertanyaan dari manajemen umum dan 15 pertanyaan manajemen resiko.
Penilaian dari manajemen umum dan manajemen resiko dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan, dengan penilaian antara 0 sampai 4 dengan kriteria :
1. Nilai 0 kondisi lemah
2. Nilai 1,2,3 kondisi antara
3. Nilai 4 kondisi baik

Tabel 2.4.

Kriteria penggolongan manajemen

Kriteria Manajemen

Sehat ≥81

Cukup Sehat ≥66 - <81

Kurang Sehat ≥51 - <66

Tidak Sehat <51

Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tatacara


Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
4. Faktor Rentabilitas (Earning)

Pengertian rentabilitas menurut Kasmir (2014:45) mengatakan bahwa :

rentabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya


apakah, setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur
secara rentabilitas yang terus meningkat.

Penilaian juga dilakukan dengan :

a. Rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terhadap rata-rata total aset salama 12 bulan

(Return On Assets).

b. perbandingan biaya operasional dalam 12 bulan terhadap pendapat operasional dalam

12 bulan (BOPO)

Perhitungan rentabilitas menggunakan 2 rasio, yaitu :

a. Rasio Laba sebelum pajak selama 12 bulan terhadap rata-rata total aset selama 12 bulan

(Return On Assets / ROA)

Laba sebelum pajak


Rasio ROA = × 100%
Jumlah aktiva

b. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya operasional
Rasio BOPO = × 100%
Pendapatan Operasional
Tabel 2.5.
Kriteria untuk ROA dan BOPO

Kriteria Rasio ROA Rasio BOPO

Sehat ≥1,215% ≤93,52%

Cukup Sehat ≥0,999% - ≥1,215% >93,52% - ≤94,72%

Kurang Sehat ≥0,765% - <0,999% >94,72% - ≤95,92%

Tidak Sehat <0,7665% >95,92%

Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tatacara


Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

5. Likuidity (Likuiditas)
Pengertian likuiditas menurut Kasmir (2014:45) mengatakan bahwa suatu bank
dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua utang-
utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat
pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini
merupakan rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.

Yang dianalisis dalam rasio ini adalah :

a. Rasio alat likuid terhadap utang lancar

b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank

Perhitungan likuiditas menggunakan 2 rasio, yaitu :

a. Cash Ratio (CR) yaitu alat likuid terhadap hutang lancar dengan rumus sebagai berikut

Alat Likuid
CR = × 100%
Hutang Lancar

b. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Kredit yang diberikan


LDR = × 100%
Total dana yang diterima
Tabel 2.6.

Kriteria CR dan LDR

Kriteria Rasio CR Rasio LDR

Sehat ≥4,05% ≥94,75%

Cukup Sehat ≥3,30% - ≥4,05% ≥94,75% - ≤ 98,50%

Kurang Sehat ≥2,55% - <3,30% >98,50% - ≤ 102,25%

Tidak Sehat <2,55% >102,25%

Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tatacara


Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Meskipun secara umum faktor CAMEL, relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi

bobot masing-masing faktor akan berbeda untuk masing-masing jenis bank. Berikut ini adalah

bobot faktor CAMEL untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) :

Tabel 2.7.

Bobot faktor CAMEL untuk BPR

No Faktor CAMEL Bobot BPR

1 Permodalan 30%

2 Kualitas Aktiva Produktif 30%

3 Kualitas Manajemen 20%

4 Rentabilitas 10%

5 Likuiditas 10%

Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tatacara


Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Secara rinci faktor penilaian dan bobotnya dalam penilaian kesehatan BPR adalah sebagai

berikut :
Tabel 2.8.

Faktor dan Bobot dalam Penilaian Kesehatan BPR

No Faktor yang dinilai Komponen yang dinilai Bobot


1 Modal Rasio/Modal/terhadap/ATMR 30%
2 Kualitas Aktiva
Produktif a. Rasio aktiva produktif yang 25%
diklasifikasikan terhadap total aktiva
produktif.
b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva 5%
Produktif yang dibentuk terhadap
Penyisihan Aktiva Produktif yang wajib
dibentuk.

3 Manajemen 10%
a. Manajemen Umum 10%
b. Manajemen Resiko
4 Rentabilitas a. Rasio laba terhadap rata-rata volume 5%
usaha.
b. Rasio biaya operasional terhadap 5%
pendapatan operasional.
5 Likuiditas a. Rasio alat likuid terhadap rata-rata
volume usaha. 5%
b. Rasio kredit terhadap dana yang
diterima. 5%
Sumber : SK DIR BI Nomor: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tatacara
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

komponen modal bank berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

8/328/DPBPR tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Perkreditan Rakyat

tanggal 12 Desember 2006 Lampiran 2 terdiri dari:

a. Modal Inti

1. Modal disetor

2. Agio

3. Disagio

4. Modal sumbangan

5. Dana setoran modal

6. Cadangan umum
7. Cadangan tujuan

8. Laba ditahan

9. Laba tahun-tahun lalu

10. Rugi tahun-tahun lalu

11. Laba tahun berjalan

12. Rugi tahun berjalan

13. Goodwill

b. Modal Pelengkap

1. Cadangan revaluasi aktiva tetap

2. Penyisihan penghapusan aktiva produktif

3. Modal pinjaman

4. Pinjaman subordinasi

Komponen Kualitas Aktiva Produktif dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/26/PBI/2011 tentang Kualitas Aktiva

Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan

Rakyat tanggal 28 Desember 2011 Lampiran 2 terdiri dari :

1. Kualitas Aktiva Produktif dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

a. Aktiva Produktif

1. Kredit yang diberikan

2. Surat berharga

3. Penempatan dana pada bank lain

4. Jumlah aktiva produktif


b. Persentase bobot klasifikasi.

c. Jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan.

d. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif.

2. Perhitungan kewajiban penyisihan penghapusan aktiva produktif :

a. Nilai agunan kredit

b. Sertifikat Bank Indonesia

c. Dasar perhitungan PPAP

d. Persentase Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk

(PPAPWD)

e. Jumlah PPAPWD

f. Jumlah penyisihan penghapusan

g. Rasio PPAP terhadap PPAPWD

Komponen Manajemen, Rentabilitas dan Likuiditas berdasarkan Surat Keputusan

Bank Indonesia No. 30/12/KEP/DIR tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Perkreditan Rakyat tanggal 30 April 1997 terdiri dari:

1. Pertanyaan/pernyataan manajemen Bank Perkreditan Rakyat yang terdiri dari :

a. Manajemen Umum

1. Strategi

2. Struktur

3. Sistem

4. Kepemimpinan

b. Manajemen Risiko
1. Risiko Likuiditas

2. Risiko Kredit

3. Risiko Operasional

2. Komponen faktor rentabilitas terdiri dari :

a. Total aset 12 (dua belas) bulan terakhir.

b. Total laba/rugi kotor 12 (dua belas) bulan terakhir.

c. Pendapatan operasional 12 (dua belas) bulan terakhir.

d. Biaya operasional 12 (dua belas) bulan terakhir.

3. Komponen faktor likuiditas terdiri dari :

a. Kas

b. Penempatan pada bank lain dalam bentuk tabungan dan giro

c. Kewajiban segera

d. Tabungan

e. deposito

Anda mungkin juga menyukai