(Revisi) LP Askep HDR Fix
(Revisi) LP Askep HDR Fix
Disusun Oleh :
Kelompok 2 / Kelas B
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. DEFINISI
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri, dan sering disertai dengan kurangnya perawatan diri,
berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan
bicara lebih banyak menunduk, berbicara lambat dan nada suara lemah (Suerni
dkk, 2013). Harga diri rendah kronik merupakan evaluasi diri negatif yang
berkepanjangan atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri (Herdman,
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 2
2012). Harga diri rendah situasional dengan definisi munculnya persepsi
negatif tentang makna diri sebagai respons terhadap situasi saat ini (Herdman
& Kamitsuru, 2015).
3. KASUS
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 3
Pemeriksaan kondisi psikososial yang dilakukan perawat pada hari
pertama berinteraksi dengan klien menunjukkan bahwa klien cenderung
murung dan pasif, mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang
dideritanya, tidak berani menceritakan tentang penyakitnya dan memilig
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit.
Klien juga mengatakan merasa sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja
akibat menderita penyakit ini. Kondisi ini juga membuat klien merasa malu
karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa depannya
kelak. Klien dan keluarganya juga masih memandang bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit yang memalukan dan merupakan suatu aib bagi keluarga.
4. PENGKAJIAN
4.1. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi adalah faktor risiko dan protektif yang
mempengaruhi jenis dan jumlah sumber daya yang dapat digunakan orang
untuk menangani stres. Diantaranya adalah biologis, psikologis, dan
sosiokultural.
a. Biologis : Meliputi genetik, latar belakang, status gizi, kerentanan
biologis, kesehatan umum dan paparan racun .
Interpretasi pada kasus : Klien Nn Y masuk RS dengan TB paru
dengan DIH (Drug Induced Hepatitis). Riwayat penyakit keluarga
menurut orang tua klien ada pada kakek klien yaitu pernah sakit paru-
paru namun riayat pengobatannya tidak diketahui secara pasti.
Hasil pemeriksaan fisik secara umum menunjukkan bahwa klien
tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, TD: 100/80 mmHg,
nadi 88x/menit suhu 37 derajat Celcius, frekuensi nafas 22 x/menit.
Tinggi badan saat ini 155 cm, berat badan 36 Kg (sebelum sakit 42
Kg), lingkar lengan atas 18 cm, IMT (Indeks Massa Tubuh) 15. Hasil
pemeriksaan fisik Head to toe menunjukkan kondisi bahwa
konjungtiva pucat, warna pink muda, sklera agak keruh, bibir agak
pucat dan kering, nilai Hb: 11,6 mg/dL, dan terjadi peningkatan pada
nilai SGOT: 330U/L, SGPT: 90U/L. Adapun hasil pemeriksaan
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 4
penunjang berupa rontgen thoraks diperoleh gambaran bahwa klien
kemungkinan menderita TBC
b. Psikologis : Meliputi Intelegensia, keterampilan verbal, moral,
kepribadian, pengalaman masa lalu, konsep diri dan motivasi,
pertahanan psikologis, tugas perkembangan yang tidak terpenuhi.
Interpretasi pada kasus : Nn. Y nampak murung dan pasif. Klien
mengatakan merasa malu tentang penyakit paru-paru yang diderita,
tidak berani menceritakan tentang penyakitnya kepada orang lain,
cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya kepada dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang
penyakit.
Klien mengatakan khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan, dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit TB
paru-nya ini. Klien nampang tegang jika membicarakan tentang obat-
obat TBC. Klien dan keluarga juga mengatakan bahwa selama ini
belum pernah mendapatkan informasi tentang cara pengobatan dan
perawatan TB paru dan mengharapkan akan mendapatkan informasi
yang tepat dari perawat.
c. Sosiokultural : Meliputi data demografi seseorang seperti umur, jenis
kelamin, pendidikan, pendapatan, pekerjaan, latar belakang, budaya,
status sosial, agama dan keyakinan, politik, pengalaman bersosialisasi.
Interpretasi pada kasus : Nn. Y, perempuan berusia 18 tahun
pendidikan terakhir SLTA, belum menikah, pekerjaan sebelum sakit
adalah karyawati namun semenjak sakit klien terpaksa berhenti
bekerja.
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 5
diketahui secara pasti. Hasil pemeriksaan fisik secara umum
menunjukkan bahwa klien tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis, TD: 100/80 mmHg, nadi 88x/menit suhu 37 derajat Celcius,
frekuensi nafas 22 x/menit. Tinggi badan saat ini 155 cm, berat badan
36 Kg (sebelum sakit 42 Kg), lingkar lengan atas 18 cm, IMT (Indeks
Massa Tubuh) 15.
Nn. Y nampak murung dan pasif. Klien mengatakan merasa malu
tentang penyakit paru-paru yang diderita, tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain, cenderung menyembunyikan
tentang penyakitnya kepada dan memilih menyebutkan jenis penyakit
lain jika ada yang bertanya tentang penyakit.
b. Asal : Dapat berasal dari internal/ eksternal individu.
Interpretasi pada kasus : (Internal) penyakit yang diderita Nn. Y
menyebabkan Nn. Y merasa sedih dan malu. Klien cenderung
menyembunyikan tentang penyakitnya dan memilih menyebutkan jenis
penyakit lain jika ada yang bertanya tentang penyakit. Klien merasa
khawatr dan takut akan ditolak oleh lingkungan, dijauhi atau dicemooh
oleh orang lain akibat penyakit TB paru-nya ini.
c. Waktu :Meliputi kapan terjadinya, berapa lama individu terpapar
stressor, dan berapa sering mengalami stressor tersebut.
Interpretasi pada kasus: Memiliki penyakit Tb paru ini sekitar 6
minggu sebelum masuk RS. Dan klien pernah berobat ke Puskesmas
akibat sering mengalami batuk-batuk.
d. Jumlah : Individu akan sulit mengatasi stessor bilamana beberapa
stressor yang terjadi secara bersama.
Interpretasi pada kasus: Jumlah pengalaman stress yang dialami
Nn. Y berjumlah satu yaitu penyakit TB paru dengan DIH (Drug
Induced Hepatitis) yang mengakibatkan Nn. Y merasa sedih dan malu
karena harus berhenti bekerja dan khawatir akan masa depannya kelak.
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 6
Interpretasi pada kasus : Klien mengatakan merasa malu tentang
penyakit paru-paru yang dideritanya, ia tidak berani menceritakan
tentang penyakitnya kepada orang lain. Ia juga mengatakan merasa
sedih karena terpaksa harus berhenti bekerja akibat penyakitnya ini.
Ditambah lagi menurut klien dan keluarga memandang bahwa
penyakit TB paru ini merupakan penyakit yang memalukan dan
merupakan suatu aib bagi keluarga. Klien mengatakan khawatir dan
takut akan ditolak oleh lingkungan, dijauhi atau dicemooh oleh orang
lain akibat penyakit TB paru-nya.
b. Afektif
Berhubungan dengan perasaan (feeling) seseorang yang dapat
dinyatakan dengan emosi. Interpretasi pada kasus : Klien cenderung
murung dan pasif dan cenderung menyembunyikan tentang
penyakitnya.
c. Fisiologis
Berhubungan dengan respon tubuh seseorang yang mengalami
masalah atau stess. Hal ini terjadi karena adanya interaksi di sistem
saraf otonom dan meningkatnya aktivitas dari sumbu pituitari-adrenal.
Interpretasi pada kasus : Klien mengeluh mual, kadang-kadang
muntah, tidak nafsu makan. Keluhan ini dirasakan klien sejak
mengkonsumsi obat paru-paru (OAT) yang diperolehnya dari
Puskesmas.
Kondisi kesehatan umum klien menunjukkan klien nampak sakit
dengan kesadaran compos mentis, berat badan yang turun menjadi 36
Kg (sebelum sakit 42 Kg), konjungtiva pucat berwarna pink muda,
sklera nampak keruh, bibir agak pucat dan kering.
d. Perilaku
Hasil dari respons emosional dan fisiologis, serta analisis kognitif
seseorang terhadap situasi yang menekan. Interpretasi pada kasus :
Selama wawancara klien tidak berani menceritakan tentang
penyakitnya, cenderung menyembunyikan tentang penyakitnya dan
memilih menyebutkan jenis penyakit lain. Klien mengatakan langsung
merasa mual saat membaynagkan obat-obat paru yang pernah
diminumnya. Apabila membicarakan tentang obat-obat TBC klien
nampak tegang.
e. Sosial
Cara seseorang menilai suatu peristiwa adalah kunci psikologis
untuk memahami upaya penanggulangan dan sifat serta intensitas
respons stres. Berhubungan dengan kegiatan sosial dan hubungan
sosial seseorang yang terpengaruh akan masalah yang dihadapi
seseorang tersebut.
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 7
Interpretasi pada kasus : Klien khawatir dan takut akan ditolak oleh
lingkungan, dijauhi atau dicemooh oleh orang lain akibat penyakit nya
ini. Klien dan keluarga menganggap bahwa penyakitnya ini merupakan
aib bagi keluarga.
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 8
4.5. MEKANISME KOPING
Pada titik inilah dalam model mekanisme koping muncul. Ini adalah
waktu yang penting untuk kegiatan k3eperawatan yang diarahkan pada
pencegahan primer. Mekanisme koping adalah segala upaya yang
diarahkan pada manajemen stres dan mereka bisa konstruktif atau
destruktif.
Dalam upaya menangani masalah yang dialami klien, pada kasus di
sebutkan bahwa hubungan klien dengan keluarga sangat dekat. Namun,
disaat klien terkena penyakit paru nya ini, ia memilih untuk
menyembunyikan dan takut apabila nanti nya ia dijauhi atau dicemooh.
a. Problem-focused
Mekanisme penanggulangan, yang melibatkan tugas dan upaya
langsung untuk mengatasi ancaman itu sendiri. Contohnya termasuk
negosiasi, konfrontasi, dan meminta saran.
Interpretasi pada kasus : Klien mengatakan merasa sedih karena
terpaksa harus berhenti bekerja akibat menderita penyakit ini. Kondisi
ini juga membuat klien merasa malu karena menjadi tidak produktif
dan merasa khawatir akan masa depannya kelak.
b. Cognitively-focused
Mekanisme koping, dimana orang berusaha untuk mengendalikan
makna masalah dan dengan demikian menetralisirnya. Contohnya
termasuk perbandingan positif, ketidaktahuan selektif, penggantian
imbalan, dan devaluasi objek yang diinginkan.
Interpretasi pada kasus : Di dalam kasus tidak disebutkan secara
spesifik kepada siapa klien memiliki hubungan baik dalam hal
mekanisme koping penyakitnya. Namun, klien melakukan perawatan
di RS, klien ditemani dengan keluarga.
c. Emotion-focused
Mekanisme koping, dimana pasien berorientasi untuk memoderasi
tekanan emosional. Contohnya termasuk penggunaan mekanisme
pertahanan ego, seperti penolakan, penekanan, atau proyeksi
Interpretasi pada kasus : Klien cenderung murung dan pasif, tidak
berani menceritakan penyakitnya kepada orang lain dan memilih
menyebutkan jenis penyakit lain jika ada yang bertanya tentang
penyakitnya ini. Klien mengatakan khwatir dan. Klien nampak tegang
jika membicarakan tentang obat-obat TBC.
Dalam hal ini, dari kasus Nn. Y dapat dikatakan mekanisme koping
yang terjadi mengarah kearah destruktif.
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 9
4.6. RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Keterangan :
a. Respon adaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat membangun
(konstruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
b. Respon maladaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif bersifat merusak
(destruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
c. Aktualisasi diri
Respon adaptif yang tertinggi karena individu dapat mengekspresikan
kemampuan yang dimilikinya.
d. Konsep diri positif
Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara
jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berpikir secara positif
dan realistis.
e. Harga diri rendah
Transmisi antara respon konsep diri adaptif dan maladaptif.
f. Keracunan identitas
Suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi
masa kanak-kanan ke dalam kepribadian psikososial dewasa yang
harmonis.
g. Depersonalisasi
Suatu perasaan yang tidak realistis dan keasingan dirinya dari
lingkungan. Hal ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan
kegagalan dalam uji realitas. Individu mengalami kesulitan dalam
membedakan diri sendir dan orang lain, dan tubuhnya sendir terasa
tidak nyata dan asing baginya.
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 10
rendah, karena hal ini merupakan transisi antara respon konsep diri adaptif
dan maladaptif. Sesuai dengan kasus di atas bahwa klien sedikit
menyembunyikan tentang penyakitnya kepada siapapun, namun klien
masih dalam perilaku yang masih dalam batas tidak merusak (dalam hal
ini klien tidak melakukan respon yang destruktif).
PREDISPOSISI
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 12
PENILAIIAN TERHADAP STRESOR
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 14
8.2 EVALUASI TERHADAP TANDA GEJALA PADA KLIEN
1. Keluarga mengetahui masalah yang dialami klien
2. Keluarga mengetahui tahapan proses penyembuhan klien
3. Keluarga berpartisipasi dalam merawat klien
4. Keluarga memberikan motivasi pada klien untuk sembuh
5. Keluarga mengawasi klien dalam minum obat
9. DOKUMENTASI
Terlampir
IMPLEMENTASI EVALUASI
Keluarga:
Tidak dijelaskan dalam kasus
Diagnosis Keperawatan:
Harga diri Rendah Situasional
Tindakan Keperawatan
Pasien:
1. Membantuantu klien untuk
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 15
menemukan penerimaan diri
2. Memberikan pengalaman yang akan
meningkatkan otonomi pasien,
dengan tepat
3. Mendukung klien untuk terlibat
dalam memberikan afirmasi positif
melalui pembicaraan pada diri
sendiri dan secara verbal terhadap
diri setiap hari
4. Menyampaikan atau ungkapkan
kepercayaan diri klien dalam
mengatasi situasi
5. Membuat pernyataan positif
mengenai pasien
Keluarga:
1. Mendiskusikan masalah yang
dialami
2. Mendiskusikan tahapan
penyembuhan
3. Mendiskusikan cara merawat
4. Mendiskusikan cara meningkatkan
motifasi
5. Mendiskusikan pengawasan dalam
minum obat
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 16
10. REFERENSI
Abdad, F. A. 2013. Asuhan keperawatan harga diri rendah situasional pada nn. y
yang mengalami tb paru dengan pengobatan oat di ruang antasena rs. dr. h.
marzoeki mahdi bogor. Jurnal Kesehatan
Dochterman, J.M., & Bulechek, G. M. 2014. Nursing Interventon classification
(NIC).5TH ED. America Mosby Elsevier
Herdman, T. H., dan S. Kamitsuru. 2015. NANDA International Inc. Nursing
Diagnoses : Definitions & Classification 2015-2017. 10th Edition. John
Wiley & Sons Inc. Terjemahan oleh B. N. Keliat. 2015. NANDA
International Inc. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-
2017. Ed 10. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suerni, T., B. A. Keliat, dan N. H. C.D. 2013. Penerapan Terapi Kognotif dan
Psikoedukasi Keluarga pada Klien Harga Diri Rendah di Ruang Yudistira
Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013. Jurnal
Keperawatan Jiwa. 1(2):161–169.
Yusuf, A., R. F. PK, dan H. E. Nihayati. 2014. Keperawatan. Jakarta Selatan:
Salemba Medika. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 17
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 18
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan 37 Telp./Fax. (0331) 323 450 Jember
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 19
mendadak, bincang-bincang ini bisa dihentikan. Bagaimana mbak,
apakah mbak siap memulai bincang-bincang ini ?”
1.3.3 Tempat/Posis
“Mbak boleh tidur atau duduk senyaman mbak ya. ”
2. TAHAP KERJA
2.1 Mengenal masalah Harga Diri Rendah: Penyebab, tanda gejala dan
Dampak
Perawat : “Baik mbak. Bagaimana perasaan mbak setelah didiagnosa
TB paru ini ?
Pasien : “ Saya sedih dan malu mas. Penyakit TB ini membuat
saya berpikir jika nanti saya tidak lagi diterima di
lingkungan saya”
Perawat : “Kemudian, hal apa yang mbak lakukan ketika perasaan
sedih dan malu itu muncul ?”
Pasien : “ Saya hanya diam, merenung, dan memikirkan bahwa
saya ini merupakan aib bagi keluarga saya”
Perawat : “Baik mbak, mungkin kalau saya ada diposisi mbak, saya
juga akan merasakan apa yang mbak rasakan sekarang.
Mohon maaf mbak, mungkin mbak memiliki kemampuan
atau hobby di bidang tertentu seperti masak atau hal lain?
Mbak bisa melatih kemampuan mbak yang nantinya
kemampuan tersebut bisa sebagai salah satu kemampuan
yang dapat membuat produktivitas kembali mengalir.
Misalkan mbak suka memasak, dengan memasak dan
melatih kemampuan memasak mbak nanti hasil nya bisa
dijual lagi”
Pasien : “Baik mas, akan saya coba suatu saat nanti”
Perawat : “Baik mbak, semoga dengan mbak menceritakan
mengenai perasaan mbak sekarang bisa sedikit mengurangi
beban yang dirasakan saat ini. Dan semoga mbak lebih
tenang dan tidak khawatir di lingkungan nanti”
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 20
“Mbak tetap meminum obat secara rutin, sambil berdoa dan
melakukan aktifitas yang bisa mbak kerjakan di rumah agar mbak
tidak merasa sedih berkepanjangan“
2.4 Latih kemampuan positif yang dimiliki (berdasarkan kesepakatan
pasien dan keluarga)
a. “Mbak jangan malu dan murung, ingat mbak masih punya
orang tua bisa menjadi teman cerita di setiap saat.“
b. “Agar mbak merasa sedikit lebih tenang serta tidak sedih dan
khawatir memikirkan kondisi mbak nanti, coba sekarang
mbak bisa memikirkan hal-hal positif dalam kehidupan mbak.
Sambil mengingat hal positif, mbak jangan hiraukan mereka
yang mencemooh mbak. Mbak ingat selalu kepada Allah
SWT, dengan sholat rutin 5 waktu. Disela-sela sholat tersebut
mbak sembari meminta pertolongan kepada Allah SWT untuk
diberi kesembuhan. Mbak juga bisa membaca Al-Quran di
setiap saat.“
2.5 Berikan pujian
“Baik mbak, bagus sekali mbak sudah bisa mengungkapkan perasaan
mbak saat ini dan mbak sudah paham mengenai cara-cara yang saya
berikan. Lebih baik untuk dilakukan terus menerus ya mbak.“
3. TAHAP TERMINASI
3.1 Evaluasi
3.1.1 Evaluasi Subjektif : Perasaan klien/keluarga dari
tindakan/intervensi keperawatan yang telah dilakukan di tahap
kerja
Perawat : “ Bagaimana perasaan mbak setelah kita
berbincang-bincang hari ini ?”
Pasien : “Alhamdulillah mas, saya merasa sedikit lega.
Beban hidup ini terasa sedikit terkurangi.”
3.1.2 Evaluasi Objektif : Kemampuan kognitif atau psikomotorik dari
ketrampilan yang telah dilatih perawat di tahap kerja
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 21
3.2 Rencana Tindak Lanjut
“Iya mbak bagus sekali, setiap kali mbak merasa sedih, mbak bisa
melakukan metode yang saya contohkan tadi. Apabila mbak masih sedih
tentang kondisi mbak saat ini, mbak bisa mengingat kembali perbincangan
kita hari ini.“
3.3.3 Topik
3.4 Salam
“Terimakasih mbak, sudah bercerita dengan saya, semoga setelah
bercerita dengan saya dan setelah apa yang saya beri masukan kepada
mbak tadi perasaan mbak lebih baik, bisa tenang dan kesehatan mbak
supaya bisa terus membaik. Saya permisi ya mbak. Assalamualaikum“
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 22
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan 37 Telp./Fax. (0331) 323 450 Jember
NAMA :_______________________________________________
_________________
NIM :_____________________________________________________
___________
TINDAKAN :_____________________________________________________
___________
NILAI
N KETERA
KEGIATAN Dilakukan Tidak
O NGAN
(1) Dilakukan (0)
I. ORIENTASI
1 Salam
2 Evaluasi
3 Validasi
KONTRAK/
KESEPAKATAN/INFORM CONSENT
4 Topic/ kegiatan/ tindakan
5 Lama/ tempat kegiatan/ tindakan
II INTI PERCAKAPAN: KEGIATAN/
TINDAKAN
A CARING
6 Peduli/ sensitive
7 Kompeten
8 Percaya diri
B PELAYANAN PRIMA
9 Memberi yang terbaik
10 Memberi lebih dari yang diharapkan
C KOMUNIKASI
11 Teknik komunikasi yang efisien
12 Tindakan sesuai SOP/ SPO
13 Memberi penjelasan
14 Memberikan kesempatan bertanya
15 Sikap professional
III TERMINASI/ PENUTUP
16 Evaluasi perasaan
17 Evaluasi pengetahuan/ ketrampilan
18 Rencana Kerja (PR) pasien/ lawan bicara
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 23
19 Perjanjian yang akan datang
20 Salam
TOTAL NILAI
Jember, Maret 2018
NILAI : TOTAL NILAI X 100: PENILAI
20
(…………………………………………
……)
Laporan Pendahulan: Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Harga Diri Rendah | 24