Anda di halaman 1dari 31

Modul Pendidikan dan Pelatihan

Pengawas Operasional Pertama


2020

BA
ER
IN
OM
GE

5 INSPEKSI DAN PENGAMATAN


M

K3
SD
PP

PPSDM Geologi, Mineral, dan Batubara


Jl. Jenderal Sudirman No. 623 Bandung 40211
Hak Cipta :

Pada Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia


Geologi, Mineral, dan Batubara
Cetakan Pertama Tahun 2020

BA
ER
IN
Dilarang mengutip sebagian ataupun
OM
seluruh buku ini dalam bentuk apapun
tanpa izin dari penerbit
GE
M
SD
PP

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia


Geologi, Mineral, dan Batubara
Jl. Jenderal Sudirman No. 623
Bandung 40211
SAMBUTAN

Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (KSA) bagi


aparatur maupun tenaga industri di sub sektor pertambangan mineral dan batubara,
pemerintah melaksanakan program pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk semua
bidang pekerjaan di sub sektor pertambangan mineral dan batubara. Pelaksanaan
program diklat tersebut perlu didukung dengan ketersediaan materi ajar yang
berupa modul diklat.

BA
Modul diklat memiliki peranan penting bagi peserta diklat dalam membantu
mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan materi pembelajaran yang

ER
disampaikan oleh tenaga pengajar.Karakteristik modul diklat yang khas
menjadikannya berbeda dengan buku-buku teks bagi para mahasiswa di perguruan
IN
tinggi. Sebuah modul harus mampu “berdialog” dengan pembacanya, modul diklat
yang ideal juga dapat menggantikan peran fasilitator dalam menyampaikan
OM
substansi materi diklat.

Pentingnya sebuah modul diklat sebagai salah satu alat bantu dalam proses
GE

belajar mengajar disadari sebelumnya oleh pihak-pihak yang terkait dalam


penyelenggaraan diklat ini. Oleh karena itu modul selalu identik dengan setiap
penyelenggaraan program diklat.
M

Penulisan modul diklat yang tidak standar serta kaidah-kaidah penulisan yang
SD

tidak baik, tidak hanya menyulitkan peserta diklat dalam memahami dan
mengaplikasikan materi yang disampaikan, tetapi juga menyebabkan tidak
tercapainya tujuan program diklat secara umum.
PP

Bandung, Desember 2013


Kepala Badan Diklat
Energi dan Sumber Daya Mineral

M. Teguh Pamuji, S.H., M.H.

Inpeksi dan Pengamatan K3 i


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkat dan
rahmat-Nya Modul Diklat Kepala Pengawas Operasional Pertambangan (POP)
dapat terselesaikan.

Seperti kita ketahui bahwa kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan


yang memiliki karakteristik khusus, dimana banyak pihak dan kepentingan yang
terlibat dalam kegiatan tersebut sehingga diperlukan pengawasan terhadap

BA
kegiatannya. Pengawas operasional memiliki tanggung jawab terhadap
keselamatan manusia, proses, peralatan dan lingkungan kerja dimana mereka

ER
bekerja, agar dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, pengawas
operasional harus memiliki standar kompetensi. Untuk pemenuhan terhadap
kompetensi tersebut maka dirasakan perlu diberikan pelatihan dan keterampilan
IN
yang sesuai, sehingga membantu peserta dapat memenuhi standar kompetensi
OM
yang ditetapkan oleh pemerintah.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh aparatur
pemerintah tersebut dapat dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan
GE

(diklat). Pelaksanaan program diklat tersebut perlu didukung dengan ketersediaan


materi ajar yang berupa modul diklat. Modul diklat memiliki peranan penting bagi
peserta diklat dalam membantu mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan
M

materi pembelajaran yang disampaikan oleh tenaga pengajar.


SD

Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan modul di masa yang akan datang.
PP

Bandung, Desember 2013


Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan
Mineral dan Batubara

Ir. Toto Ridwan, M.T.

Inpeksi dan Pengamatan K3 ii


DAFTAR ISI

SAMBUTAN ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

BA
B. Deskripsi Materi .......................................................................................... 2
C. Tujuan Pembelajaran.................................................................................. 2

ER
D. Materi Pokok ............................................................................................... 2
BAB II PENGERTIAN ................................................................................................ 3
A. Pengertian, Maksud dan Tujuan Inspeksi K3 ............................................. 3
B.
IN
Keuntungan Melakukan Inspeksi K3........................................................... 4
C. Prinsip – prinsip Inspeksi K3 ....................................................................... 6
OM
D. Latihan ........................................................................................................ 6
E. Rangkuman ................................................................................................ 7
BAB III KATEGORI INSPEKSI .................................................................................. 8
GE

A. Kategori Inspeksi K3 ................................................................................... 8


B. Latihan ...................................................................................................... 12
C. Rangkuman .............................................................................................. 12
M

BAB IV TAHAPAN INSPEKSI ................................................................................. 13


SD

A. Perencanaan Inspeksi .............................................................................. 13


B. Persiapan Inspeksi ................................................................................... 14
C. Pelaksanaan Inspeksi ............................................................................... 15
PP

D. Rekomendasi dan Tindak Lanjut Hasil Inspeksi ....................................... 19


E. Evaluasi Inspeksi ...................................................................................... 21
F. Laporan dan Penyebarluasan Hasil Inspeksi ............................................ 21
G. Latihan ...................................................................................................... 23
H. Rangkuman .............................................................................................. 23
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 24
A. Kesimpulan ............................................................................................... 24
B. Tindak Lanjut ............................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25

Inpeksi dan Pengamatan K3 iii


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Setiap modul berisikan beberapa pembelajaran sesuai dengan tuntutan elemen


kompetensi dan kriteria unjuk kerja. Untuk memahami modul secara utuh peserta
harus mempelajari setiap tahapan pembelajaran sampai selesai. Pada akhir setiap
pembelajaran terdapat tugas-tugas dan kunci jawaban berada pada bagian akhir
modul. Agar mendapatkan hasil belajar maksimal, ikutilah petunjuk penggunaan

BA
modul berikut ini:

ER
1. Pahami tujuan umum yang tercantum pada setiap modul
2. Ikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan pada modul sampai akhir

IN
Cobalah sendiri mengerjakan soal latihan yang tertera pada akhir setiap
pembelajaran, kemudian nilai sendiri dengan rumus:
OM

Jumlah jawaban yang betul


Nilai  x 100
Jumlah seluruh soal
GE

Untuk meningkatkan kedalaman penguasaan Anda terhadap isi modul, disarankan


untuk membaca referensi yang tertera di dalam daftar pustaka.
M
SD
PP

Inpeksi dan Pengamatan K3 iv


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Materi ini dibuat khusus dalam rangka pelatihan Keselamatan Pertambangan


untuk tingkat pengawas. Kegiatan inspeksi keselamatan pertambangan merupakan
salah satu kegiatan pengelolaan keselamatan pertambangan. Seringkali ada suatu

BA
pertanyaan bagaimana inspeksi seharusnya dilakukan, apa yang harus diinspeksi,
untuk apa atau kenapa inspeksi dilakukan dan siapa seharusnya yang melakukan

ER
inspeksi.

Dalam materi ini akan dijelaskan tentang pengertian inspeksi yang berkaitan
dengan maksud dan tujuan serta keuntungan dilakukannya inspeksi. Selanjutnya
IN
kategori inspeksi yang menjelaskan tentang tanggung jawab dan jenis-jenis
OM
inspeksi yang perlu diketahui oleh pengawas seperti inspeksi eksternal dan internal
serta inspeksi tidak terencana dan inspeksi terencana mencakup manfaat-manfaat
yang dapat diperoleh dari suatu inspeksi.
GE

Pengawas harus mengerti apa saja yang harus dilakukan dalam inspeksi
tersebut. Keberhasilan program pengelolaan keselamatan pertambangan tidak
terlepas dari keberadaan pengawas sebagai fungsi pelaksanaan pengawasan.
M

Pengawas memegang peranan penting dalam program Keselamatan


SD

pertambangan karena pengawas adalah orang yang paling mengetahui kondisi


daerah kerjanya setiap waktu; pengawaslah yang paling mengetahui sifat dan tabiat
para pekerja, dapat selalu berhubungan langsung/bertatap muka dengan pekerja
PP

dan pengawaslah yang selalu dapat terjun langsung melakukan perbaikan.


Akhirnya pengawas harus memahami tanggung jawab dan jenis inspeksi serta
teknik-teknik yang diperlukan dalam melakukan inspeksi agar maksud dan tujuan
inspeksi dapat tercapai.

Pada akhirnya setelah pelatihan ini diharapkan para peserta dapat memahami
prinsip serta cara inspeksi keselamatan pertambangan yang benar sehingga waktu
melakukan inspeksi di tempat kerja masing-masing akan memperoleh hasil yang
optimal.

Inpeksi dan Pengamatan K3 1


B. Deskripsi Materi

Dalam mata pelajaran ini akan dibahas mengenai pelaksanaan inspeksi pada
kegiatan pertambangan mineral dan batubara.

C. Tujuan Pembelajaran

BA
Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu
memahami / melaksanakan inspeksi K3 sesuai dengan area yang menjadi
tanggung jawabnya

ER
Adapun Tujuan Inspeksi adalah :

1. Mengidentifikasi problem yg mungkin terjadi


2.
IN
Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan peralatan
OM
3. Mengidentifikasi kegiatan tidak standar
4. Mengidentifikasi dampak dari perubahan suatu proses
5. Mengidentifikasi kekurangan dalam perbaikan
GE

D. Materi Pokok
M

1. Pengertian
a. Maksud dan Tujuan
SD

b. Keuntungan
2. Kategori Inspeksi
PP

a. Tanggung jawab inspeksi K3


b. Jenis Inspeksi K3
3. Tahapan Inspeksi

Inpeksi dan Pengamatan K3 2


BAB II
PENGERTIAN

Indikator Keberhasilan:
Dapat menjelaskan pengertian, maksud dan tujuan inspeksi serta keuntungan bagi
seorang pengawas dalam melakukan inspeksi.

BA
A. Pengertian, Maksud dan Tujuan Inspeksi K3
Inspeksi K3 adalah suatu upaya untuk memeriksa atau mendeteksi adanya

ER
kondisi dan tindakan tidak aman dari semua faktor (peralatan, proses kerja,
material, area kerja, prosedur) yang berpotensi menimbulkan cedera atau penyakit

IN
akibat kerja, sehingga kecelakaan kerja ataupun kerugian dapat dicegah atau
diminimalkan. Inspeksi K3 diperlukan untuk menemukan sumber-sumber bahaya
OM
yang mengakibatkan kerugian dan segera menentukan tindakan perbaikan yang
diperlukan untuk mengendalikan bahaya tersebut

Peran pengawas adalah sangat penting dalam program keselamatan


GE

pertambangan karena pengawas dapat melakukan kontak langsung dengan para


pekerja secara terus menerus. Pengawas tidak ada yang bebas dari tanggung
jawab keselamatan pertambangan, maka untuk menjalankan fungsi pengawasan
M

agar mencapai standar minimal ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh
SD

pengawas antara lain adalah harus memiliki sikap rasional, jujur, fleksibel dan
programatis.
PP

Pengawas harus menyadari bahwa inspeksi merupakan bagian integral dari


fungsi pengawasan. Inspeksi tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan pada diri
pekerja atau suatu bagian kerja, akan tetapi memastikan apakah segalanya
berjalan dengan memuaskan dalam arti sesuai dengan norma-norma keselamatan
dan kesehatan kerja yang berlaku.

Secara umum inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi potensi permasalahan yang mungkin terjadi;


2. Mengidentifikasi peralatan yang tidak baik;

Inpeksi dan Pengamatan K3 3


3. Mengidentifikasi tindakan tidak standar/aman pekerja;
4. Mengidentifikasi dampak dari perubahan/pergantian suatu proses/material;
5. Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam suatu perbaikan;
6. Menunjukan komitmen/kesungguhan manajemen dalam melaksanakan
program K3.

Pada prinsipnya maksud dan tujuan inspeksi adalah untuk menemukan atau
mengidentifikasi kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman. Selanjutnya adalah
menentukan penyebab dasar agar dapat melakukan tindakan perbaikan sehingga

BA
kondisi dan tindakan tidak aman tidak sempat menyebabkan suatu kecelakaan.

Apabila diajukan pertanyaan kapan anda melakukan inspeksi K3, maka pada

ER
umumnya jawaban selalu “setiap hari senin atau rabu, seminggu sekali, dua minggu
sekali dan sebagainya. Jawaban yang tepat seharusnya “saya inspeksi setiap saat
saat saya datang ke Wilayah kerja yang menjadi tanggung jawab saya”. Banyak
IN
yang berpendapat bahwa inpeksi K3 adalah tanggung jawab Departemen K3 atau
OM
inspeksi K3 dilakukan kalau ada waktu saja atau tidak terlalu sibuk , maka pendapat
ini jelas keliru.

B. Keuntungan Melakukan Inspeksi K3


GE

Banyak keuntungan–keuntungan yang dapat diperoleh seorang pengawas


apabila melakukan kegiatan inspeksi. Keuntungan tersebut antara lain:

1. Pengawas dapat melakukan pembetulan segera terhadap tindakan atau


M

kondisi tidak standar (tidak aman) yang ditemukan selama inspeksi;


SD

2. Inspeksi secara teratur dan berkelanjutan mendorong para pekerja utuk lebih
tanggap terhadap keadaan tidak aman yang dilakukan oleh sesama pekerja
serta akan lebih giat dalam memeriksa kondisi tidak aman di tempat kerja;
PP

3. Pengawas akan dapat melakukan kontak langsung dengan setiap pekerja dan
dapat memberikan bantuan atau arahan dalam meniadakan tindakan atau
kondisi yang dapat menimbulkan kecelakaan;
4. Pengawas dapat menetapkan secara tepat alat-alat pelindung keselamatan
yang diperlukan untuk setiap jenis dan kondisi kerja;
5. Inspeksi dapat memberikan semangat serta meningkatkan kesadaran bagi
setiap pekerja terhadap pentingnya K3;

Inpeksi dan Pengamatan K3 4


6. Inspeksi dapat membantu apresiasi serta sekaligus merealisasikan program
K3 dikalangan para karyawan.

Mengapa seorang pengawas perlu melakukan inspeksi, hal tersebut


dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu aspek tanggung jawab dan aspek pribadi.

1. Aspek tanggung jawab tersebut, meliputi:


a. Karena punya kepentingan pribadi;
b. Paham terhadap konisi daerah kerja;
c. Paham sifat dan tabiat pekerja;

BA
d. Dapat melakukan kontak langsung engan pekerja;
e. Dapat mengikuti perubahan atau perkembangan area kerja;

ER
f. Dapat melakukan perbaikan segera.

2. Aspek pribadi seorang pengawas, meliputi:


a. Kemauan;
IN
OM
b. Kemampuan;
c. Pengetahuan;
d. Pengalaman.
GE

Tanggung jawab terhadap inspeksi K3 yang dilakukan oleh pengawas


meliputi:
M

1. Pekerja;
SD

2. Peralatan;
3. Material;
4. Metode; dan
PP

5. Lingkungan Kerja.

Didalam melakukan inspeksi, seorang pengawas harus dapat mendeteksi dan


mengoreksi kekurangan-kekurangan yang ada. Kegiatan ini adalah suatu kegiatan
yang berat dan melelahkan tetapi dapat memberikan motivasi dan pengertian
kepada para pekerja bahwa K3 sangatlah penting, sehingga mereka akan
memberikan partisipasinya dalam program K3.

Inpeksi dan Pengamatan K3 5


Oleh karena itu pengawas harus memiliki dasar pemikiran bahwa maksud dan
tujuan inspeksi adalah untuk menemukan dan meniadakan tindakan/kondisi yang
tidak standar (tidak aman) pada wilayah kerjanya sehingga kecelakaan yang
mungkin dapat terjadi dapat dicegah.

Pengawas harus menyadari bahwa inspeksi K3 seharusnya tidak hanya


mendeteksi atau mencari tindakan tidak standar/aman atau kondisi tidak
standar/anam secara fisik, tetapi harus pula dapat mengevaluasi dan menentukan
penyebab dasar mengapa tindakan dan kondisi tidak standar/aman dapat terjadi.

BA
Selanjutnya menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan.

Pengawas sebelum melakukan inspeksi harus terlebih dahulu mengevaluasi

ER
atau menganalisa semua temuan, kecelakaan, atau insiden yang pernah tejadi
sebelumnya, sehingga secara efektif nantinya dapat memberi perhatian khusus
terhadap kondisi dan tindakan tidak aman yang potensi dapat menimbulkan
pemasalahan K3.
IN
OM
C. Prinsip – prinsip Inspeksi K3
Untuk bisa melaksanakan inspeksi K3 yang efektif, digunakan beberapa
prinsip-prinsip inspeksi K3 yaitu sebagai berikut :
GE

1. Pencegahan terjadinya kecelakaan;


2. Tanggung jawab manajemen terhadap pelaksanaan K3;
3. Mengidentifikasi dan meminimalkan/menghilangkan bahaya;
M

4. Melatihan Karyawan bekerja dengan aman;


SD

5. Memastikan lingkungan kerja dalam kondisi kerja yang aman.


PP

D. Latihan
1. Jelaskan pengertian dari inspeksi K3 ?
2. Apa tujuan dari inspeksi K3 ?
3. Sebutkan keuntungan-keuntungan bagi seorang pengawas dalam
melakukan kegiatan inspeksi ?
4. Jelaskan penerapan prinsip-prinsip inspeksi K3 ?

Inpeksi dan Pengamatan K3 6


E. Rangkuman
Pada prinsipnya maksud dan tujuan inspeksi adalah untuk menemukan atau
mengidentifikasi kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman. Selanjutnya adalah
menentukan penyebab dasar agar dapat melakukan tindakan perbaikan sehingga
kondisi dan tindakan tidak aman tidak sempat menyebabkan suatu kecelakaan.

BA
ER
IN
OM
GE
M
SD
PP

Inpeksi dan Pengamatan K3 7


BAB III
KATEGORI INSPEKSI

Indikator Keberhasilan:
Dapat menjelaskan jenis-jenis inspeksi keselamatan kerja dalam pengelolaan
program keselamatan kerja

BA
Inspeksi merupakan salah satu cara untuk mnecari solusi permasalahan atau
memperkirakan suatu resiko sebelum suatu kecelakaan terjadi. Inspeksi diperlukan

ER
karena tidak ada suatu kegiatan yang bebas dari suatu resiko/bahaya. Resiko
tersebut antara lain:
 Sesuatu/peralatan rusak IN
 Perubahan kondisi
OM
 Manusia tidak sempurna
 Manajemen memiliki tanggung jawab secara moral dan hukum untuk
GE

mewujudkan K3 di tempat kerja

A. Kategori Inspeksi K3
Jenis-jenis inspeksi dapat dikategorikan berdasarkan pelaksana inspeksi dan
M

tanggung jawab yang dilakukan maupun berdasarkan jadwal waktu pemeriksaan


atau inspeksi.
SD

Secara tanggung jawabnya, inspeksi K3 dapat dibagi menjadi:


1. Inspeksi Eksternal
PP

Inspeksi Eksternal yaitu inspeksi yang dilakukan dari pihak luar. Inspeksi
ini penting dilakukan agar pihak dari luar bisa melihat langsung kondisi
lapangan dan kegiatan pertambangan yang ada. Inspeksi Eksternal ini
dilakukan oleh auditor, Inspektur tambang, Konsultan K3, Perusahaan
Asuransi dan lain-lain.
2. Inspeksi Internal.
Inspeksi Internal dilakukan oleh orang yang kompeten di dalam
perusahaan itu sendiri seperti : supervisor atau manajer dan juga yang

Inpeksi dan Pengamatan K3 8


memiliki spesialisasi di bidangnya seperti safety advisor dan teknisi atau
pekerja yang kompeten dari level terendah sampai level tertinggi (top
management) yang mendapat delegasi dari atasan, atau komite/sub komite
atau pengawas.

Sedangkan secara umum jenis-jenis inspeksi K3 berdasarkan waktu


inspeksi atau pemeriksaan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Inspeksi Tidak Terencana

BA
Inspeksi tidak terencana yaitu inspeksi yang dilakukan hanya sambil lalu
(tidak khusus), sehingga umumnya bersifat dangkal dan tidak sistematis,
diantaranya sebagai berikut

ER
a. Umumnya hanya memeriksa kondisi tidak aman
b. Hampir semua bahaya dan tindakan tidak aman lepas dari pengamatan
c.
d.
IN
Kondisi tidak aman yang perlu perhatian besar sering terlewatkan
Perhatian cenderung lebih pada kepentingan produksi
OM
e. Pencatatan dan pendokumentasian sering tidak dilakukan
f. Perbaikan dan pencegahan tidak sampai mendasar.
Didalam inspeksi tidak terencana, kegiatan mencatat kerusakan, kondisi
GE

tidak aman atau perbuatan tidak aman menjadi sangat berharga, karena
pekerja adalah orang pertama yang sering melihat atau mengetahui
penyimpangan tersebut terjadi. Apabila mereka dibekali dengan pengenalan
M

maupun pengetahuan tentang bahaya-bahaya yang mungkin terjadi di tempat


SD

kerja, maka mereka akan sangat efektif untuk mengidentifikasi potensi-potensi


bahaya tersebut. Bagaimanapun juga pekerja yang melihat kondisi-kondisi
yang tidak standar/aman seharusnya melaporkan kepada pengawas
PP

(supervisor).
Laporan tersebut meskipun sering hanya lisan, perlu ditulis atau dicatat
pada lembar laporan kondisi. Pendekatan lainnya adalah menyediakan kotak
laporan kondisi pada beberapa lokasi yang strategis bagi pekerja untuk
memasukkan laporan tertulis tentang kondisi. Manfaat laporan kondisi
tersebut adalah merupakan:
a. Dasar untuk menentukan tindakan yang lebih baik
b. Dokumen K3 perusahaan untuk umpan balik karyawan

Inpeksi dan Pengamatan K3 9


c. Data untuk analisis gambaran terkini
d. Tolok ukur kesadaran karyawan tentang K3, dan
e. Bahan laporan untuk staf K3 dan manajemen atas (yang lebih tinggi).

2. Inspeksi Terencana

Inspeksi terencana dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu: (1) Inspeksi


rutin atau umum (observasi atau pengamatan) dan (2) Inspeksi periodik.
Dalam melakukan inspeksi terencana diperlukan adanya evaluasi terhadap

BA
bagian/barang kritis, tata griya (house keeping) dan lain-lain. Maksud dari
inspeksi terencana adalah agar sasaran yang ingin diperoleh dari suatu
inspeksi dapat tercapai. Inspeksi terencana sangat penting dilakukan karena

ER
beberapa manfaat sebagai berikut:

a. Bagian atau daerah yang diinspeksi diketahui;


b.
IN
Bersifat khusus/sengaja sehingga bisa menyeluruh;
OM
c. Kondisi dan tindakan yang dicari diketahui;
d. Kekerapan suatu daerah yang diinspeksi diketahui;
e. Pencatatan-pencatatan dilakukan;
GE

f. Perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk inspeksi diketahui, dan


g. Perbaikan dan pencegahan sampai ke penyebab dasar.
M

a. Inspeksi Rutin atau Umum (observasi/pengamatan)


SD

Inspeksi rutin atau umum yaitu pengamatan atau observasi yang


dilakukan secara terus menerus oleh manajemen lini (pengawas)
sepanjang gilir kerja untuk melihat secara menyeluruh kekurangan yang
PP

ada. Dalam observasi atau pengamatan tata griya termasuk bagian dari
efektifitas observasi, sehingga perlu diketahui bahwa pekerjaan belum
dapat dikatakan selesai atau tuntas apabila daerah kerja masih kotor dan
tidak teratur.

Biaya suatu bagian kerja masih dianggap belum efisien dibanding


bagian kerja lainnya yang tatagriyanya lebih bagus. Observasi atau
pengamatan memberikan kesempatan kita untuk menemukan
ketidakteraturan tempat kerja seperti:

Inpeksi dan Pengamatan K3 10


1) Gang terhalang oleh barang
2) Perkakas atau peralatan tidak disimpan pada tempatnya
3) Selang las asetiline dan kabel-kabel melintang di jalan dan tangga
4) Fasilitas penampungan kotoran tidak ada
5) Sudut ruangan dipenuhi barang-barang
6) Tidak adanya penataan letak (layout)

Pengawas yang tidak mampu mengelola tatgriya di tempat atau


wilayah kerjanya, memberikan indikasi bahwa pengawas tersebut tidak

BA
mengurus bagian/wilayah kerjanya. Tatagriya dapat dijadikan sebagai
indikasi terhadap seorang pengawas dalam mengelola pelaksanaan K3.

ER
Pengawas harus dapat bertanya kepada pekerja tentang sesuatu
yang tidak diyakininya seperti:

1)
2)
Apakah barang ini penting IN
Apakah barang ini pada tempatnya
OM

b. Inspeksi Periodik

Inspeksi periodik yaitu inspeksi yang dilakukan secara berkala


GE

dengan selang waktu yang tetap seperti harian, mingguan, bulanan,


triwulanan dan sebagainya. Inspeksi terencana yang periodik perlu
dilakukan untuk mencakup:
M

1) Bagian-bagian peralatan atau tempat kerja yang tidak bisa terlihat


SD

hanya dengan pengamatan atau observasi saja


(bagian/tempat/objek kritis)
PP

2) Daerah kerja yang sedang tidak aktif atau yang menjadi milik umum
(seluruh karyawan)

Inspeksi dapat juga dilakukan secara bersama-sama yang


melibatkan berbagai level manajemen baik dari bagian operasi maupun
staff yang biasanya menekankan pada masalah-masalah khusus.
Anggota team inspeksi bersama tersebut sebaiknya tenaga-tenaga yang
mempunyai kemampuan dalam hal-hal khusus.

Inpeksi dan Pengamatan K3 11


B. Latihan
1. Jelaskan jenis-jenis inspeksi K3 ?
2. Bagaimana siklus pengamatan K3 ?
3. Apa manfaat dari inspeksi terencana ?

C. Rangkuman
Jenis-jenis inspeksi dapat dikategorikan berdasarkan pelaksana inspeksi dan
tanggung jawab yang dilakukan maupun berdasarkan jadwal waktu pemeriksaan

BA
atau inspeksi.

Secara tanggung jawabnya, inspeksi keselamatan kerja dapat dibagi menjadi

ER
inspeksi internal dan inspeksi eksternal. Sedangkan jenis-jenis inspeksi K3
berdasarkan waktu inspeksi atau pemeriksaan dapat dibedakan atas inspeksi tidak
terencana dan inspeksi terencana. IN
OM
GE
M
SD
PP

Inpeksi dan Pengamatan K3 12


BAB IV
TAHAPAN INSPEKSI

Indikator Keberhasilan:.
Dapat menjelaskan perencanaan inspeksi, persiapan inspeksi, pelaksanaan
inspeksi, rekomendasi dan tindak lanjut hasil Inspeksi, serta laporan dan

BA
penyebarluasan hasil inspeksi.

ER
Pelaksanaan inspeksi keselamatan kerja yang dilakukan di setiap area kerja di
wilayah kegiatan usaha pertambangan dilakukan melalui beberapa tahapan, hal ini
sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang
Pedoman Pelaksaan Kaidah Teknik
IN
Pertambangan Yang Baik. Tahapan
pelaksanaan inspeksi keselamatan kerja meliputi: 1) perencanaan inspeksi; 2)
OM

persiapan inspeksi; 3) pelaksanaan inspeksi; 4) rekomendasi dan tindak lanjut hasil


inspeksi; 5) evaluasi inspeksi; dan 6) laporan dan penyebarluasan hasil inspeksi.
GE

A. Perencanaan Inspeksi
Dalam merencanakan dan mempersiapkan inspeksi periodik yang efektif
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
M

1. Merencanakan jadwal inspeksi


SD

2. Menyiapkan rencana kerja yang akan diinspeksi, yaitu área, obyek, dan
pengujian/pengukuran yang akan dilakukan
PP

3. Menyiapkan personil dan peralatan inspeksi


4. Pengumpulan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk
menentukan poin-poin/item-item yang akan diinspeksi seperti peraturan
pemerintah, peraturan K3, kebijakan perusahaan, standar K3 perusahaan,
SOP, dan sumber-sumber lainnya.
5. Pembuatan daftar periksa/checklist, agar fokus pada saat pemeriksaan dan
tidak ada obyek yang terlewat untuk diinspeksi.

Inpeksi dan Pengamatan K3 13


B. Persiapan Inspeksi
Persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum melaksanakan inspeksi
harus dimulai dengan sikap positif dengan cara:

1. Membuat daftar area atau obyek yang perlu anda inspeksi;


2. Membuat/menyiapkan lembar pemeriksaan (check list);
3. Menyiapkan material atau alat lainnya yang diperlukan;
4. Apa saja di setiap daerah /tempat kerja yang diinspeksi;
5. Bagian mana saja dari peralatan/permesinan, bangunan, yang perlu

BA
diinspeksi;
6. Melakukan tinjauan ulang terhadap laporan/hasil inspeksi sebelumnya.

ER
Dalam melakukan inspeksi diperlukan perangkat pendukung berupa kartu
pengamatan maupun lembar pemeriksaan (checklist), sehingga diharapkan dengan
menggunakan lembar pemeriksaan, pengawas tidak kehilangan fokus terhadap
objek-objek yang akan diawasi.
IN
OM
1. Kartu Pengamatan atau Kartu Inspeksi
Kartu inspeksi ini diperlukan guna menggugah kesadaran karayawan
terhadap K3 yang ada disekitar dimana melakukan pekerjaan. Adapun
GE

didalam kartu pengamatan terdapat informasi-insformasi yang berkaitan


tenatang :
a. Tindakan yang tidak aman yang diamati
M

b. Tindakan perbaikan segera


SD

c. Tanggal Pengamatan
d. Nama yang Mengamati
PP

2. Lembar Inspeksi/Pemeriksaan (checklist)


Adapun fungsi Lembar inspeksi berguna untuk :
a. Dasar Penentuan Tindakan
b. Dokumen K3 dan Umpan Balik Karyawan
c. Data Analisa Terakhir K3
d. Barometer Kesadaran karyawan terhadap K3

Inpeksi dan Pengamatan K3 14


C. Pelaksanaan Inspeksi
Pelaksanaan inspeksi merupakan tahapan yang sangat penting karena
disinilah kita harus mampu mengidentifikasi tindakan dan kondisi tidak aman
(bahaya-bahaya), berupaya menilai/menganalisis resikonya dan mengendalikan
resiko tersebut. Agar inspeksi dapat berlangsung efektif, kita perlu mengetahui dan
menjalankan teknik-teknik inspeksi sebagai berikut:

1. Siklus Pengamatan
a. Memutuskan, kita harus memutuskan untuk melakukan inspeksi

BA
terhadap suatu alat atau tempat/lokasi kerja
b. Berhenti, kita harus berhenti di depan/dekat suatu tempat kerja atau

ER
alat, segera setelah tiba di tempat tersebut untuk melakukan
pengamatan.
c. Mengamati, pengamatan secara menyeluruh terhadap apa yang sedang
IN
berlangsung, apakah ada tindakan dan atau kondisi tidak aman yang
terjadi (10-30 detik bisa lenyap dari pandangan)
OM
d. Bertindak, menghentikan tindakan tidak aman/perbuatan
membahayakan yang dilihat/ditemui. Menghentikan pekerjaan apabila
GE

ada kondisi tidak aman. Menjelaskan, melakukan dan mendiskusikan


serta menjelaskan tentang kecelakaan yang mungkin terjadi akibat
tindakan dan atau kondisi tidak aman tersebut serta
pembetulan/perbaikan segera yang harus dilakukan agar tindakan dan
M

kondisi tidak aman tidak terulang kembali.


SD

e. Melaporkan, melaporkan tentang tindakan dan atau kondisi tidak aman


yang ditemukan dalam suatu bentuk laporan.
PP

Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan inspeksi dapat


mengacu kepada hasil penyelidikan oleh Dupont yang menunjukkan bahwa
kecelakaan terjadi disebabkan oleh;

Tindakan Tidak aman yang


%
berhubungan dengan:
Kecelakaan

 Alat pelindung diri ….. 12%


 Posisi seseorang …… 30%

Inpeksi dan Pengamatan K3 15


 Reaksi seseorang ….. 14%
 Perkakas (Alat-alat Ringan) .. 20%
 Alat-alat berat …….. 8%
 Prosedur kerja dan ketertiban 12%
Jumlah kecelakaan yang 96%
disebabkan oleh tindakan tidak
aman
Jumlah kecelakaan yang

BA
disebabkan oleh tindakan tidak 96%
aman
Sebab-sebab lain 4%

ER
Jumlah 100%

2. Objek Inspeksi/Pengamatan IN
a. Alat Pelindung Diri (APD)
OM

Penyebab kecelakaan akibat kegagalan mengenakan APD sekitar


12% atau dengan kata lain bahwa setiap delapan sampai sembilan orang
GE

yang mengalami kecelakaan, satu orang diantaranya terluka karena ia


tidak mengenakan alat pelindung diri dengan benar. Untuk itu perlu
memastikan apakah bagian tubuh karyawan telah terlindung dari bahaya
M

dengan cara memakai APD untuk: kepala, mata dan muka, teilnga,
sistem pernafasan, tangan badan dan kaki.
SD

b. Reaksi Seseorang
PP

Apabila anda melihat orang bereaksi atas kehadiran anda, apakah


itu merupakan isyarat yang baik? Jawabannya iya dan tidak. Isyarat baik
apabila mereka menjadi lebih menyadari tindakan tidak amannya.
Isyarat/pratanda buruk apabila hal ini bukti bahwa mereka belum
mengembangkan sikap keselamatan kerja dengan baik.

Anda harus waspada atas reaksi pekerja anda sebab reaksi-reaksi


tersebut merupakan petunjuk terhadap tindakan tidak aman yang
mungkin terjadi. Reaksi-reaksi tersebut biasanya terjadi 10 sampai 30

Inpeksi dan Pengamatan K3 16


detik pertama setelah anda memasuki suatu daerah, sehingga dalam
waktu sekejap tindakan tidak aman tersebut bisa lenyap dari pandangan.
Beberapa tindakan tidak aman lainnya tidak dapat lenyap secepat itu,
tetapi orang yang bersangkutan mungkin tetap bereaksi atas kehadiran
anda. Beberapa reaksi pekerja yang harus anda waspadai adalah:

1) Membetulkan atau mengenakan alat-alat pelindung diri;


2) Merubah posisi atau letak secara tiba-tiba;
3) Mengatur kembali/menghentikan/meninggalkan pekerjaan;

BA
4) Memasang hubungan tanah;
5) Memasang sistem pengegmbokan (lockout) dan lain-lain.

ER
c. Posisi seseorang

Posisi seseorang sering merupakan perbuatan membahayakan


IN
yang perlu diperhatikan karena sering menjadi penyebab kecelakaan.
OM
Cara analisis dapat dengan pertanyaan apakah posisi pekerja tersebut
dapat:

1) Terbentur atau terkena benturan;


GE

2) Terjepit atau terkait;


3) Terjatuh ketempat yang lebih rendah;
4) Terkena temperatur/suhu ekstrim atau arus listrik;
M

5) Mengisap/menyerap melalui kulit ata menelan zat-zat berbahaya;


SD

dan
6) Memforsir tenaga saat mengangkat, menarik, mendorong atau
menjangkau.
PP

d. Perkakas dan Peralatan

Sebagian besar pekerjaan melibatkan penggunaan perkakas dan


alat-alat, apakah dalam menggunakan komputer, bulldozer atau obeng,
orang harus mengikuti praktek aman atau mereka akan mendapatkan
resiko cedera. Pada saat inspeksi perlu mengamati orang yang sedang
mengggunakan perkakas dan alat-alat serta harus waspada terhadap
tindakan tidak aman denga cara bertanya:

Inpeksi dan Pengamatan K3 17


1) Apakah perkakas dan alat-alat sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan?
2) Apakah perkakas dan alat-alat secara benar digunakan?
3) Apakah perkakas dan alat-alat aman kondisinya untuk digunakan?

e. Tatacara/Prosedur Kerja Aman dan Keteraturan/Tata tertib

Kecelakaan terjadi karena tata cara atau prosedur tidak memadai,


tidak diketahui dan tidak dimengerti atau tidak diikuti. Dalam isnpeksi

BA
perlu memahami tiga langkah tata cara atau prosedur dengan cara
bertanya:

ER
1) Apakah tata cara/prosedur kerja telah memadai?
2) Apakah tata cara/prosedur kerja telah ditetapkan dan dimengerti?
3) Apakah tata cara/prosedur kerja sudah diikuti dan dipertahankan?
IN
Dalam mengukur efektifitas standar keteraturan/ketertiban dapat
OM
dilakukan dengan bertanya untuk mengetahui:

1) Apakah standar hasil kerja telah memadai untuk pekerjaan yang


dilakukan?
GE

2) Apakah standar hasil kerja sudah ditetapkan dan dimengerti?


3) Apakah standar hasil kerja sudah diikuti dan dipertahankan?
M

3. Pengamatan Total
SD

Dalam melakukan inspeksi anda harus meningkatkan kewaspadaan


terhadap keselamatan kerja dan keterampilan pengamatan. Teknik
PP

pengamatan total akan membantu dalam mendekati pencapaian tujuan


inspeksi. Perhatian terhadap sesuatu di sekitar kita hanya akan optimal
dengan menggunakan pengamatan total yaitu:

a. Melihat atas, bawah, belakang dan dalam;


b. Mendengarkan suara asing/aneh;
c. Mencium bau yang asing/aneh;
d. Meraba/merasakan suhu dan getaran yang asing/aneh.

Inpeksi dan Pengamatan K3 18


4. Klasifikasi Bahaya

Pengawas harus dapat mengklasifikasikan temuan (bahaya) yang


diperoleh dari hasil inspeksi berdasarkan tingkat risikonya sehingga lebih
mudah menentukan skala prioritas dalam melakukan perbaikan/pengamanan
karena akan menyangkut kerugian, biaya, personal, material dan lain-lain.
Gambaran suatu kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi dapat
diprediksi berdasarkan tingkat risikonya. Sebagai acuan, tingkat risiko dapat

BA
diklasifikasikan sbegai berikut:

a. Kelas A: fatal atau kerugian 50 juta keatas;

ER
b. Kelas B: major atau kerugian > 25 Juta tapi < 50 Juta;
c. Kelas C: Minor atau kerugian 25 Juta kebawah.

D. IN
Rekomendasi dan Tindak Lanjut Hasil Inspeksi
Berikut rekomendasi dan tindak lanjut hasil inspeksi :
OM

1. Evaluasi Temuan Hasil Inspeksi

Setelah melaksanakan inspeksi, maka dibuat daftar temuan hasil


GE

inspeksi dari cheklist dan catatan selama inspeksi serta didukung pula
dengan bukti-bukti, hasil temuan berupa penyimpangan praktek/pelanggaran
dicatat. Kemudian mengevaluasi hasil temuan yang didapat (kondisi) dengan
M

membandingan hasil temuan tersebut dengan standar/peraturan/ketentuan


yang berlaku (kriteria), dan selanjutnya mengklasifikasikan temuan bahaya
SD

untuk setiap temuan hasil inspeksi sehingga dapat ditentukan tingkat bahaya
dan tindak lanjut yang dibutuhkan, dan selanjutnya didiskusikan langkah
PP

perbaikannya untuk memenuhi standar/peraturan/ ketentuan yang berlaku


(kriteria).

Setelah rekapitulasi semua temuan mengenai


pelanggaran/penyimpangan praktek dan kondisi positif maupun negatif serta
rekomendasi dicatat, kegiatan selanjutnya adalah membuat laporan inspeksi.

2. Rekomendasi & Tindak Lanjut Temuan Hasil Inspeksi

Inpeksi dan Pengamatan K3 19


Pimpinan/pengawas satuan kerja terkait yang diinspeksi harus
bertanggung jawab dan melaksanakan rekomendasi dari inspeksi K3 tersebut,
dan melaksanakan beberapa hal:

a. Evaluasi penyimpangan yang terjadi serta tindakan perbaikan yang


diperlukan
b. Tindakan perbaikan/koreksi:
1) Apa yang harus dikoreksi
2) Mengapa harus dikoreksi

BA
3) Bagaimana caranya
4) Siapa yang mengerjakan
5) Batas waktu pengerjaan

ER
c. Melaporkan perkembangan/kemajuan tindakan koreksi tersebut kepada:
1) Atasan langsung
2) Manajer/superintenden K3 IN
3) Kepala Teknik Tambang
OM

Tindak lanjut hasil inspeksi meliputi :

a. Pujian dan Penghargaan


GE

b. Perintah kerja atau peringatan


c. Pantau keperluan pekerjaan dan perbaikan
d. Pastikan sesuai rencana
M

e. Panatau selama pelaksanaan


SD

f. Nyatakan cukup, Uji, Evaluasi Training dan SOP


g. Tinjau ulang setelah operasi
PP

3. Monitoring tindak lanjut hasil inspeksi K3

Atasan langsung satuan kerja terkait, Manajer K3, Superintenden K3,


Kepala Teknik Tambang melakukan monitoring/pengawasan terhadap
pelaksanaan tindakan perbaikan tersebut, serta mengatasi apabila
pelakasanaan tidaklanjut menemui hambatan.

Inpeksi dan Pengamatan K3 20


E. Evaluasi Inspeksi
Dalam pelaksanaan inspeksi adakalanya terdapat kekurangan, sehingga perlu
dilakukan evaluasi, agar hasil pelaksaan inspeksi sesuai dengan perencanaan dan
persiapan yang telah dibuat. Evaluasi terhadap pelaksanaan inspeksi meliputi,
sebagai berikut:

1) Mengevaluasi hasil-hasil inspeksi yang telah dilakukan selama ini


2) Mengevaluasi keterampilan personil yang melaksanakan inspeksi
3) Mengevaluasi kesiapan dalam pelaksanaan inspeksi, baik dari lembar periksa

BA
inspeksi, peralatan inspeksi dan sebagainya.
4) Mengevaluasi monitoring tindak lanjut yang dilakukan pada setiap hasil temuan

ER
inspeksi
5) Mengevaluasi keefektifan dalam peningkatan K3 setelah pelaksanaan inspeksi.

F.
IN
Laporan dan Penyebarluasan Hasil Inspeksi
OM

1. Pembuatan Laporan Hasil Inspeksi

Setelah inspeksi selesai dilakukan, pengawas harus membuat laporan


GE

tentang hasil yang diperoleh dari inspeksi. Dalam menulis laporan inspeksi
harus:
M

a. Ditulis dengan jelas


b. Nomor objek temuan secara berurutan dan berdasarkan klasifikasi setiap
SD

bahaya
c. Berikan spasi untuk penambahan penyebab dasar dan tindakan
PP

perbaikan masing-masing objek temuan


d. Buat kode untuk objek temuan dari laporan sebelumnya yang
berhubungan dengan tindakan segera dan perbaikan
e. Memberi tekanan untuk suatu pujian atau penghargaan.
Pengawas harus memberikan laporan tersebut kepada atasan (level
yang lebih tinggi) serta membuat copy dan arsip laporan tersebut. Dengan
Pencatatan temuan, Rekomendasi perbaikan dan pembuatan laporan
diharapkan peningkatan standar K3 dapat tercapai.

Inpeksi dan Pengamatan K3 21


Laporan Inspeksi adalah secara garis besar, inspeksi K3 dapat dibagi
menjadi tiga tahapan. Tahapan-tahapan tersebut selaras dengan prinsip
pencegahan kecelakaan yang telah dikenal yaitu : Identifikasi, Standar Kerja,
Standar Akuntabilitas, Measure, Evaluasi dan Control, yang disingkat dengan
ISSMEC, sebagaimana yang dijelaskan pada halaman berikut ini, yaitu:

a. Tahapan perencanaan/persiapan

- I = Identifikasi

Mengidentifikasi jenis pekerjaan/area kerja atau apapun

BA
yang akan diinspeksi, termasuk bahaya dan resiko yang ada.

- S = Standar kerja

ER
Menyusun standar pengukuran sebagai pedoman anda.
Standar ini bersifat fisik, prosedur, dan alat pengukuran,
IN
misalnya seperti daftar cek.
OM
- S = Standar akuntabilitas

Menyusun standar pertanggung gugatan yang akan


menunjuk siapa yang akan bertanggung jawab atas masing-
GE

masing komponen dalam standar

b. Tahapan pelaksanaan
M

- M = Measure
SD

Mengukur atau menilai atau mengadakan inspeksi

c. Tahapan tindak lanjut


PP

- E = Evaluasi

Melakukan evaluasi hasil inspeksi

- C = Kontrol

Mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan termasuk


memberi penghargaan kepada pihak yang telah berhasil
mencapai standar

Pelaksanaan inspeksi K3 menjadi tanggung jawab dan kewajiban


seluruh karyawan, mulai dari mereka yang menduduki posisi Top
Inpeksi dan Pengamatan K3 22
management (Kepala Teknik Tambang) sampai pada tingkat yang terendah
(pekerja) sesuai dengan posisi dan jabatannya. Sedangkan frekuensi dan
waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan faktor-faktor yang menentukan
inspeksi tersebut.
2. Mengkomunikasikan temuan hasil inspeksi K3
Temuan hasil inspeksi K3 dan saran tindakan perbaikan
dikomunikasikan dengan cara:
a. Langsung dilokasi temuan kepada karyawan dan atasan langsung, dan

BA
pejabat/pimpinan satuan kerja terkait (untuk ditindaklanjuti)
b. Laporan inspeksi K3 disampaikan kepada: kepala satuan kerja terkait,
atasan langsung kepala satuan kerja terkait, manajer/superintenden K3,

ER
dan Kepala Teknik Tambang (untuk memonitor pelaksanaan tindak
lanjut)
c. IN
Dibahas dalam pertemuan/rapat komite K3 (P2K3) bulanan, untuk
mengecek perkembangan tindak lanjut dari temuan inspeksi K3, dan
OM
memberi tekanan agar temuan inspeksi K3 ditindaklanjuti sesuai dengan
rekomendasi (apabila belum sempurna ditindaklanjuti)
d. Manajer K3/Kepala Teknik Tambang dapat mengingatkan maupun
GE

memberi teguran apabila temuan inspeksi K3 tersebut tidak diindahkan

G. Latihan
M

1. Jelaskan secara singkat tahapan-tahapan inspeksi K3 ?


SD

2. Apa yang disiapkan dalam rangka persiapan inspeksi ?


3. Jelaskan jenis-jenis inspeksi K3 ?
PP

4. Jelaskan teknik-teknik inspeksi/pengamatan ?


5. Bagaimana cara melakukan inspeksi ?

H. Rangkuman
Tahapan pelaksanaan inspeksi keselamatan kerja meliputi: 1) perencanaan
inspeksi; 2) persiapan inspeksi; 3) pelaksanaan inspeksi; 4) rekomendasi dan
tindak lanjut hasil inspeksi; 5) evaluasi inspeksi; dan 6) laporan dan penyebarluasan
hasil inspeksi.

Inpeksi dan Pengamatan K3 23


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jaminan keselamatan pekerja tambang adalah sesuatu hal yang wajib dan
mutlak. Pengawas operasional wajib bertanggung jawab atas keselamatan dan

BA
kesehatan kerja pekerja tambang yang menjadi bawahannya dan semua orang
yang ditugaskan kepadanya.

Untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja di area kerjanya, maka

ER
seorang pengawas harus mampu mengidentifikasi dan menghilangkan tindakan
tidak aman dan konsis tidak aman melalui inspeksi sekaligus melakukan
pembetulan segera IN
OM
B. Tindak Lanjut
Pemahaman mengenai teknis pelaksanaan inspeksi harus dibuktikan dengan
kemampuan menjelaskan cara mengidentifikasi bahaya dan melakukan perbaikan
GE

segera serta pembuatan laporan inspeksi.


M
SD
PP

Inpeksi dan Pengamatan K3 24


DAFTAR PUSTAKA

--------, “Mining Work Book”, The NOSA Mining 5 Stars System, National
Occupational Safety Association,1995.
Ir. Arifin Thaib, “Dasar – dasar Pemeriksaan’, Pusat Pendidikan Pelatihan
Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi
dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
Bandung, 2007;
Sugiharto, MSc, “Manajemen Kendali Rugi”, Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral, Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber
Daya Mineral, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Meneral dan

BA
Batubara, Bandung, 2004;
Ir, Syawaluddin Lubis, “Evaluasi Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan”, Pusat Pendidikan Pelatihan Teknologi Mineral dan

ER
Batubara, Badan Pendidikan dan Pelatihan energi dan Sumber Daya
Mineral, Bandung, 2005.
IN
OM
GE
M
SD
PP

Inpeksi dan Pengamatan K3 25

Anda mungkin juga menyukai