BA
ER
IN
OM
GE
K3
SD
PP
BA
ER
IN
Dilarang mengutip sebagian ataupun
OM
seluruh buku ini dalam bentuk apapun
tanpa izin dari penerbit
GE
M
SD
PP
BA
Modul diklat memiliki peranan penting bagi peserta diklat dalam membantu
mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan materi pembelajaran yang
ER
disampaikan oleh tenaga pengajar.Karakteristik modul diklat yang khas
menjadikannya berbeda dengan buku-buku teks bagi para mahasiswa di perguruan
IN
tinggi. Sebuah modul harus mampu “berdialog” dengan pembacanya, modul diklat
yang ideal juga dapat menggantikan peran fasilitator dalam menyampaikan
OM
substansi materi diklat.
Pentingnya sebuah modul diklat sebagai salah satu alat bantu dalam proses
GE
Penulisan modul diklat yang tidak standar serta kaidah-kaidah penulisan yang
SD
tidak baik, tidak hanya menyulitkan peserta diklat dalam memahami dan
mengaplikasikan materi yang disampaikan, tetapi juga menyebabkan tidak
tercapainya tujuan program diklat secara umum.
PP
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkat dan
rahmat-Nya Modul Diklat Kepala Pengawas Operasional Pertambangan (POP)
dapat terselesaikan.
BA
kegiatannya. Pengawas operasional memiliki tanggung jawab terhadap
keselamatan manusia, proses, peralatan dan lingkungan kerja dimana mereka
ER
bekerja, agar dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, pengawas
operasional harus memiliki standar kompetensi. Untuk pemenuhan terhadap
kompetensi tersebut maka dirasakan perlu diberikan pelatihan dan keterampilan
IN
yang sesuai, sehingga membantu peserta dapat memenuhi standar kompetensi
OM
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh aparatur
pemerintah tersebut dapat dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan
GE
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan modul di masa yang akan datang.
PP
SAMBUTAN ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
BA
B. Deskripsi Materi .......................................................................................... 2
C. Tujuan Pembelajaran.................................................................................. 2
ER
D. Materi Pokok ............................................................................................... 2
BAB II PENGERTIAN ................................................................................................ 3
A. Pengertian, Maksud dan Tujuan Inspeksi K3 ............................................. 3
B.
IN
Keuntungan Melakukan Inspeksi K3........................................................... 4
C. Prinsip – prinsip Inspeksi K3 ....................................................................... 6
OM
D. Latihan ........................................................................................................ 6
E. Rangkuman ................................................................................................ 7
BAB III KATEGORI INSPEKSI .................................................................................. 8
GE
BA
modul berikut ini:
ER
1. Pahami tujuan umum yang tercantum pada setiap modul
2. Ikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan pada modul sampai akhir
IN
Cobalah sendiri mengerjakan soal latihan yang tertera pada akhir setiap
pembelajaran, kemudian nilai sendiri dengan rumus:
OM
A. Latar Belakang
BA
pertanyaan bagaimana inspeksi seharusnya dilakukan, apa yang harus diinspeksi,
untuk apa atau kenapa inspeksi dilakukan dan siapa seharusnya yang melakukan
ER
inspeksi.
Dalam materi ini akan dijelaskan tentang pengertian inspeksi yang berkaitan
dengan maksud dan tujuan serta keuntungan dilakukannya inspeksi. Selanjutnya
IN
kategori inspeksi yang menjelaskan tentang tanggung jawab dan jenis-jenis
OM
inspeksi yang perlu diketahui oleh pengawas seperti inspeksi eksternal dan internal
serta inspeksi tidak terencana dan inspeksi terencana mencakup manfaat-manfaat
yang dapat diperoleh dari suatu inspeksi.
GE
Pengawas harus mengerti apa saja yang harus dilakukan dalam inspeksi
tersebut. Keberhasilan program pengelolaan keselamatan pertambangan tidak
terlepas dari keberadaan pengawas sebagai fungsi pelaksanaan pengawasan.
M
Pada akhirnya setelah pelatihan ini diharapkan para peserta dapat memahami
prinsip serta cara inspeksi keselamatan pertambangan yang benar sehingga waktu
melakukan inspeksi di tempat kerja masing-masing akan memperoleh hasil yang
optimal.
Dalam mata pelajaran ini akan dibahas mengenai pelaksanaan inspeksi pada
kegiatan pertambangan mineral dan batubara.
C. Tujuan Pembelajaran
BA
Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu
memahami / melaksanakan inspeksi K3 sesuai dengan area yang menjadi
tanggung jawabnya
ER
Adapun Tujuan Inspeksi adalah :
D. Materi Pokok
M
1. Pengertian
a. Maksud dan Tujuan
SD
b. Keuntungan
2. Kategori Inspeksi
PP
Indikator Keberhasilan:
Dapat menjelaskan pengertian, maksud dan tujuan inspeksi serta keuntungan bagi
seorang pengawas dalam melakukan inspeksi.
BA
A. Pengertian, Maksud dan Tujuan Inspeksi K3
Inspeksi K3 adalah suatu upaya untuk memeriksa atau mendeteksi adanya
ER
kondisi dan tindakan tidak aman dari semua faktor (peralatan, proses kerja,
material, area kerja, prosedur) yang berpotensi menimbulkan cedera atau penyakit
IN
akibat kerja, sehingga kecelakaan kerja ataupun kerugian dapat dicegah atau
diminimalkan. Inspeksi K3 diperlukan untuk menemukan sumber-sumber bahaya
OM
yang mengakibatkan kerugian dan segera menentukan tindakan perbaikan yang
diperlukan untuk mengendalikan bahaya tersebut
agar mencapai standar minimal ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh
SD
pengawas antara lain adalah harus memiliki sikap rasional, jujur, fleksibel dan
programatis.
PP
Pada prinsipnya maksud dan tujuan inspeksi adalah untuk menemukan atau
mengidentifikasi kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman. Selanjutnya adalah
menentukan penyebab dasar agar dapat melakukan tindakan perbaikan sehingga
BA
kondisi dan tindakan tidak aman tidak sempat menyebabkan suatu kecelakaan.
Apabila diajukan pertanyaan kapan anda melakukan inspeksi K3, maka pada
ER
umumnya jawaban selalu “setiap hari senin atau rabu, seminggu sekali, dua minggu
sekali dan sebagainya. Jawaban yang tepat seharusnya “saya inspeksi setiap saat
saat saya datang ke Wilayah kerja yang menjadi tanggung jawab saya”. Banyak
IN
yang berpendapat bahwa inpeksi K3 adalah tanggung jawab Departemen K3 atau
OM
inspeksi K3 dilakukan kalau ada waktu saja atau tidak terlalu sibuk , maka pendapat
ini jelas keliru.
2. Inspeksi secara teratur dan berkelanjutan mendorong para pekerja utuk lebih
tanggap terhadap keadaan tidak aman yang dilakukan oleh sesama pekerja
serta akan lebih giat dalam memeriksa kondisi tidak aman di tempat kerja;
PP
3. Pengawas akan dapat melakukan kontak langsung dengan setiap pekerja dan
dapat memberikan bantuan atau arahan dalam meniadakan tindakan atau
kondisi yang dapat menimbulkan kecelakaan;
4. Pengawas dapat menetapkan secara tepat alat-alat pelindung keselamatan
yang diperlukan untuk setiap jenis dan kondisi kerja;
5. Inspeksi dapat memberikan semangat serta meningkatkan kesadaran bagi
setiap pekerja terhadap pentingnya K3;
BA
d. Dapat melakukan kontak langsung engan pekerja;
e. Dapat mengikuti perubahan atau perkembangan area kerja;
ER
f. Dapat melakukan perbaikan segera.
1. Pekerja;
SD
2. Peralatan;
3. Material;
4. Metode; dan
PP
5. Lingkungan Kerja.
BA
Selanjutnya menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan.
ER
atau menganalisa semua temuan, kecelakaan, atau insiden yang pernah tejadi
sebelumnya, sehingga secara efektif nantinya dapat memberi perhatian khusus
terhadap kondisi dan tindakan tidak aman yang potensi dapat menimbulkan
pemasalahan K3.
IN
OM
C. Prinsip – prinsip Inspeksi K3
Untuk bisa melaksanakan inspeksi K3 yang efektif, digunakan beberapa
prinsip-prinsip inspeksi K3 yaitu sebagai berikut :
GE
D. Latihan
1. Jelaskan pengertian dari inspeksi K3 ?
2. Apa tujuan dari inspeksi K3 ?
3. Sebutkan keuntungan-keuntungan bagi seorang pengawas dalam
melakukan kegiatan inspeksi ?
4. Jelaskan penerapan prinsip-prinsip inspeksi K3 ?
BA
ER
IN
OM
GE
M
SD
PP
Indikator Keberhasilan:
Dapat menjelaskan jenis-jenis inspeksi keselamatan kerja dalam pengelolaan
program keselamatan kerja
BA
Inspeksi merupakan salah satu cara untuk mnecari solusi permasalahan atau
memperkirakan suatu resiko sebelum suatu kecelakaan terjadi. Inspeksi diperlukan
ER
karena tidak ada suatu kegiatan yang bebas dari suatu resiko/bahaya. Resiko
tersebut antara lain:
Sesuatu/peralatan rusak IN
Perubahan kondisi
OM
Manusia tidak sempurna
Manajemen memiliki tanggung jawab secara moral dan hukum untuk
GE
A. Kategori Inspeksi K3
Jenis-jenis inspeksi dapat dikategorikan berdasarkan pelaksana inspeksi dan
M
Inspeksi Eksternal yaitu inspeksi yang dilakukan dari pihak luar. Inspeksi
ini penting dilakukan agar pihak dari luar bisa melihat langsung kondisi
lapangan dan kegiatan pertambangan yang ada. Inspeksi Eksternal ini
dilakukan oleh auditor, Inspektur tambang, Konsultan K3, Perusahaan
Asuransi dan lain-lain.
2. Inspeksi Internal.
Inspeksi Internal dilakukan oleh orang yang kompeten di dalam
perusahaan itu sendiri seperti : supervisor atau manajer dan juga yang
BA
Inspeksi tidak terencana yaitu inspeksi yang dilakukan hanya sambil lalu
(tidak khusus), sehingga umumnya bersifat dangkal dan tidak sistematis,
diantaranya sebagai berikut
ER
a. Umumnya hanya memeriksa kondisi tidak aman
b. Hampir semua bahaya dan tindakan tidak aman lepas dari pengamatan
c.
d.
IN
Kondisi tidak aman yang perlu perhatian besar sering terlewatkan
Perhatian cenderung lebih pada kepentingan produksi
OM
e. Pencatatan dan pendokumentasian sering tidak dilakukan
f. Perbaikan dan pencegahan tidak sampai mendasar.
Didalam inspeksi tidak terencana, kegiatan mencatat kerusakan, kondisi
GE
tidak aman atau perbuatan tidak aman menjadi sangat berharga, karena
pekerja adalah orang pertama yang sering melihat atau mengetahui
penyimpangan tersebut terjadi. Apabila mereka dibekali dengan pengenalan
M
(supervisor).
Laporan tersebut meskipun sering hanya lisan, perlu ditulis atau dicatat
pada lembar laporan kondisi. Pendekatan lainnya adalah menyediakan kotak
laporan kondisi pada beberapa lokasi yang strategis bagi pekerja untuk
memasukkan laporan tertulis tentang kondisi. Manfaat laporan kondisi
tersebut adalah merupakan:
a. Dasar untuk menentukan tindakan yang lebih baik
b. Dokumen K3 perusahaan untuk umpan balik karyawan
2. Inspeksi Terencana
BA
bagian/barang kritis, tata griya (house keeping) dan lain-lain. Maksud dari
inspeksi terencana adalah agar sasaran yang ingin diperoleh dari suatu
inspeksi dapat tercapai. Inspeksi terencana sangat penting dilakukan karena
ER
beberapa manfaat sebagai berikut:
ada. Dalam observasi atau pengamatan tata griya termasuk bagian dari
efektifitas observasi, sehingga perlu diketahui bahwa pekerjaan belum
dapat dikatakan selesai atau tuntas apabila daerah kerja masih kotor dan
tidak teratur.
BA
mengurus bagian/wilayah kerjanya. Tatagriya dapat dijadikan sebagai
indikasi terhadap seorang pengawas dalam mengelola pelaksanaan K3.
ER
Pengawas harus dapat bertanya kepada pekerja tentang sesuatu
yang tidak diyakininya seperti:
1)
2)
Apakah barang ini penting IN
Apakah barang ini pada tempatnya
OM
b. Inspeksi Periodik
2) Daerah kerja yang sedang tidak aktif atau yang menjadi milik umum
(seluruh karyawan)
C. Rangkuman
Jenis-jenis inspeksi dapat dikategorikan berdasarkan pelaksana inspeksi dan
tanggung jawab yang dilakukan maupun berdasarkan jadwal waktu pemeriksaan
BA
atau inspeksi.
ER
inspeksi internal dan inspeksi eksternal. Sedangkan jenis-jenis inspeksi K3
berdasarkan waktu inspeksi atau pemeriksaan dapat dibedakan atas inspeksi tidak
terencana dan inspeksi terencana. IN
OM
GE
M
SD
PP
Indikator Keberhasilan:.
Dapat menjelaskan perencanaan inspeksi, persiapan inspeksi, pelaksanaan
inspeksi, rekomendasi dan tindak lanjut hasil Inspeksi, serta laporan dan
BA
penyebarluasan hasil inspeksi.
ER
Pelaksanaan inspeksi keselamatan kerja yang dilakukan di setiap area kerja di
wilayah kegiatan usaha pertambangan dilakukan melalui beberapa tahapan, hal ini
sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang
Pedoman Pelaksaan Kaidah Teknik
IN
Pertambangan Yang Baik. Tahapan
pelaksanaan inspeksi keselamatan kerja meliputi: 1) perencanaan inspeksi; 2)
OM
A. Perencanaan Inspeksi
Dalam merencanakan dan mempersiapkan inspeksi periodik yang efektif
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
M
2. Menyiapkan rencana kerja yang akan diinspeksi, yaitu área, obyek, dan
pengujian/pengukuran yang akan dilakukan
PP
BA
diinspeksi;
6. Melakukan tinjauan ulang terhadap laporan/hasil inspeksi sebelumnya.
ER
Dalam melakukan inspeksi diperlukan perangkat pendukung berupa kartu
pengamatan maupun lembar pemeriksaan (checklist), sehingga diharapkan dengan
menggunakan lembar pemeriksaan, pengawas tidak kehilangan fokus terhadap
objek-objek yang akan diawasi.
IN
OM
1. Kartu Pengamatan atau Kartu Inspeksi
Kartu inspeksi ini diperlukan guna menggugah kesadaran karayawan
terhadap K3 yang ada disekitar dimana melakukan pekerjaan. Adapun
GE
c. Tanggal Pengamatan
d. Nama yang Mengamati
PP
1. Siklus Pengamatan
a. Memutuskan, kita harus memutuskan untuk melakukan inspeksi
BA
terhadap suatu alat atau tempat/lokasi kerja
b. Berhenti, kita harus berhenti di depan/dekat suatu tempat kerja atau
ER
alat, segera setelah tiba di tempat tersebut untuk melakukan
pengamatan.
c. Mengamati, pengamatan secara menyeluruh terhadap apa yang sedang
IN
berlangsung, apakah ada tindakan dan atau kondisi tidak aman yang
terjadi (10-30 detik bisa lenyap dari pandangan)
OM
d. Bertindak, menghentikan tindakan tidak aman/perbuatan
membahayakan yang dilihat/ditemui. Menghentikan pekerjaan apabila
GE
BA
disebabkan oleh tindakan tidak 96%
aman
Sebab-sebab lain 4%
ER
Jumlah 100%
2. Objek Inspeksi/Pengamatan IN
a. Alat Pelindung Diri (APD)
OM
dengan cara memakai APD untuk: kepala, mata dan muka, teilnga,
sistem pernafasan, tangan badan dan kaki.
SD
b. Reaksi Seseorang
PP
BA
4) Memasang hubungan tanah;
5) Memasang sistem pengegmbokan (lockout) dan lain-lain.
ER
c. Posisi seseorang
dan
6) Memforsir tenaga saat mengangkat, menarik, mendorong atau
menjangkau.
PP
BA
perlu memahami tiga langkah tata cara atau prosedur dengan cara
bertanya:
ER
1) Apakah tata cara/prosedur kerja telah memadai?
2) Apakah tata cara/prosedur kerja telah ditetapkan dan dimengerti?
3) Apakah tata cara/prosedur kerja sudah diikuti dan dipertahankan?
IN
Dalam mengukur efektifitas standar keteraturan/ketertiban dapat
OM
dilakukan dengan bertanya untuk mengetahui:
3. Pengamatan Total
SD
BA
diklasifikasikan sbegai berikut:
ER
b. Kelas B: major atau kerugian > 25 Juta tapi < 50 Juta;
c. Kelas C: Minor atau kerugian 25 Juta kebawah.
D. IN
Rekomendasi dan Tindak Lanjut Hasil Inspeksi
Berikut rekomendasi dan tindak lanjut hasil inspeksi :
OM
inspeksi dari cheklist dan catatan selama inspeksi serta didukung pula
dengan bukti-bukti, hasil temuan berupa penyimpangan praktek/pelanggaran
dicatat. Kemudian mengevaluasi hasil temuan yang didapat (kondisi) dengan
M
untuk setiap temuan hasil inspeksi sehingga dapat ditentukan tingkat bahaya
dan tindak lanjut yang dibutuhkan, dan selanjutnya didiskusikan langkah
PP
BA
3) Bagaimana caranya
4) Siapa yang mengerjakan
5) Batas waktu pengerjaan
ER
c. Melaporkan perkembangan/kemajuan tindakan koreksi tersebut kepada:
1) Atasan langsung
2) Manajer/superintenden K3 IN
3) Kepala Teknik Tambang
OM
BA
inspeksi, peralatan inspeksi dan sebagainya.
4) Mengevaluasi monitoring tindak lanjut yang dilakukan pada setiap hasil temuan
ER
inspeksi
5) Mengevaluasi keefektifan dalam peningkatan K3 setelah pelaksanaan inspeksi.
F.
IN
Laporan dan Penyebarluasan Hasil Inspeksi
OM
tentang hasil yang diperoleh dari inspeksi. Dalam menulis laporan inspeksi
harus:
M
bahaya
c. Berikan spasi untuk penambahan penyebab dasar dan tindakan
PP
a. Tahapan perencanaan/persiapan
- I = Identifikasi
BA
yang akan diinspeksi, termasuk bahaya dan resiko yang ada.
- S = Standar kerja
ER
Menyusun standar pengukuran sebagai pedoman anda.
Standar ini bersifat fisik, prosedur, dan alat pengukuran,
IN
misalnya seperti daftar cek.
OM
- S = Standar akuntabilitas
b. Tahapan pelaksanaan
M
- M = Measure
SD
- E = Evaluasi
- C = Kontrol
BA
pejabat/pimpinan satuan kerja terkait (untuk ditindaklanjuti)
b. Laporan inspeksi K3 disampaikan kepada: kepala satuan kerja terkait,
atasan langsung kepala satuan kerja terkait, manajer/superintenden K3,
ER
dan Kepala Teknik Tambang (untuk memonitor pelaksanaan tindak
lanjut)
c. IN
Dibahas dalam pertemuan/rapat komite K3 (P2K3) bulanan, untuk
mengecek perkembangan tindak lanjut dari temuan inspeksi K3, dan
OM
memberi tekanan agar temuan inspeksi K3 ditindaklanjuti sesuai dengan
rekomendasi (apabila belum sempurna ditindaklanjuti)
d. Manajer K3/Kepala Teknik Tambang dapat mengingatkan maupun
GE
G. Latihan
M
H. Rangkuman
Tahapan pelaksanaan inspeksi keselamatan kerja meliputi: 1) perencanaan
inspeksi; 2) persiapan inspeksi; 3) pelaksanaan inspeksi; 4) rekomendasi dan
tindak lanjut hasil inspeksi; 5) evaluasi inspeksi; dan 6) laporan dan penyebarluasan
hasil inspeksi.
A. Kesimpulan
Jaminan keselamatan pekerja tambang adalah sesuatu hal yang wajib dan
mutlak. Pengawas operasional wajib bertanggung jawab atas keselamatan dan
BA
kesehatan kerja pekerja tambang yang menjadi bawahannya dan semua orang
yang ditugaskan kepadanya.
ER
seorang pengawas harus mampu mengidentifikasi dan menghilangkan tindakan
tidak aman dan konsis tidak aman melalui inspeksi sekaligus melakukan
pembetulan segera IN
OM
B. Tindak Lanjut
Pemahaman mengenai teknis pelaksanaan inspeksi harus dibuktikan dengan
kemampuan menjelaskan cara mengidentifikasi bahaya dan melakukan perbaikan
GE
--------, “Mining Work Book”, The NOSA Mining 5 Stars System, National
Occupational Safety Association,1995.
Ir. Arifin Thaib, “Dasar – dasar Pemeriksaan’, Pusat Pendidikan Pelatihan
Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi
dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
Bandung, 2007;
Sugiharto, MSc, “Manajemen Kendali Rugi”, Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineral, Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber
Daya Mineral, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Meneral dan
BA
Batubara, Bandung, 2004;
Ir, Syawaluddin Lubis, “Evaluasi Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan”, Pusat Pendidikan Pelatihan Teknologi Mineral dan
ER
Batubara, Badan Pendidikan dan Pelatihan energi dan Sumber Daya
Mineral, Bandung, 2005.
IN
OM
GE
M
SD
PP