Anda di halaman 1dari 6

120 | Atika Dhiah A, Destiya Dwi P / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.

1 (2020) 120-125

PERSEPSI PERAWAT TERHADAP PENERAPAN EARLY WARNING


SCORE (EWS) DI RSUD BANYUMAS
Atika Dhiah Aa, Destiya Dwi Pb
a
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
tika_ners87@yahoo.com, Purwokerto, Indonesia
b
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
pdestiyadwi@roket.com, Purwokerto, Indonesia

Abstrak

Early Warning Score (EWS) merupakan sistem scoring pendeteksian dini atau
peringatan dini untuk mendeteksi adanya perburukan keadaan pasien. Perawat sebagai
pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan harus melakukan pengkajian secara
terfokus dan mengobsevasi tanda vital agar dapat menilai dan mengetahui resiko terjadinya
perburukan pasien, mendeteksi dan merespon dengan mengaktifkan emergency call. Dengan
demikian tenaga kesehatan khususnya perawat harus menguasai konsep penerapan EWS
dengan baik. Penelitian ini berguna mengetahui persepsi perawat terhadap pelaksanaan
EWS. Design penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif non eksperimen terhadap 68 responden dengan variable tunggal. Hasil penelitian
persepsi perawat terhadap EWS dalam kategori baik sedangkan persepsi perawat terhadap
pelaksanaan EWS pada level cukup baik. Penelitian ini dapat menjadi evaluasi bagi rumah
sakit untuk mempersiapkan tenaga medisnya lebih baik lagi dalam pendeteksian perburukan
keadaan pasien
Kata Kunci: Persepsi, EWS, Perawat

Abstract

EWS is an early detection or early warning scoring system to detect the deterioration of
the patient’s condition. Nurses as executors ins providing nursing care must conduct a
focused study and observe vital signs in order to assess and know the risk of worsening
patients, detec and respond by activatinf emergency calls. Thus health workers, especially
nurses must master the concept of applying news well. This study is useful ti determine
nurses perceptions of the implementation of news. Quantitative research design using non-
experimental descriptive research methods of 68 respondents with a single variable. The
results of research on nurses perceptions of news in the good category while nurses
perceptions of the implementation of news at a fairly good level. This research can be an
evaluation for hospitals to prepare their medical staff to be better in detecting the
deterioration of the patients condition.
Keywords: Perception, EWS, Nurse
Atika Dhiah A, Destiya Dwi P / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.1 (2020) 120-125 | 121

Pelayanan yang cepat dan pengobatan


PENDAHULUAN yang efektif merupakan awal meningkatkan
Perawat mempunyai peran penting dalam kelangsungan hidup pasien. Pasien yang
melayani pasien, penting kiranya untuk sedang kritis harus diidentifikasi dengan cepat,
memastikan dan menyediakan praktik berbasis sehingga pengobatan yang relevan dapat
fakta. Perawat dan juga anggota tim kesehatan dimulai tanpa penundaan (Dorothe et all,
yang lain dalam setiap melakukan tindakan 2011).
didasari dengan mengidentifikasi masalah Di dunia telah diperkenalkan sistem
klinis dan menggunakan bukti yang ada untuk scoring pendeteksian dini atau peringatan dini
meningkatkan praktik. Pelayanan untuk mendeteksi adanya perburukan keadaan
keperawatan gawat darurat dan tim medis pasien dengan penerapan Early Warning Score
lainnya dituntut untuk memberikan pelayanan (EWS). EWS telah diterapkan banyak Rumah
yang cepat karena waktu adalah nyawa (Time sakit di Inggris terutama National Health
saving is life saving). Selain itu ada beberapa Service, Royal College of Physicians yang
faktor seperti keterlambatan penanganan kasus telah merekomendasikan National Early
gawat darurat antara lain karakter pasien, Warning Score (NEWS) sebagai standarisasi
penempatan staf, ketersediaan stretcher, untuk penilaian penyakit akut, dan digunakan
petugas kesehatan, waktu ketibaan pasien, pada tim multidsiplin (NHS Report, 2012).
pelaksanaan menejemen, strategi pemeriksaan EWS lebih berfokus kepada mendeteksi
dan penanganan yang dipilih, merupakan kegawatan sebelum hal tersebut terjadi,
pertimbangan untuk menentukan konsep sehingga diharapkan dengan tatalaksana yang
waktu tanggap penanganan kasus dirumah lebih dini, kondisi yang mengancam jiwa
sakit (Yoel et al dalam We Ode Nur 2012). dapat tertangani lebih cepat atau bahkan dapat
Angka kematian merupakan indikator hasil dihindari, sehingga output yang dihasilkan
kinerja dari sebuah proses pelayanan lebih baik (Firmansyah, 2013).
kesehatan, di rumah sakit ada kematian di Penggunaan EWS sangat berkaitan erat
bawah 48 jam dan ada kematian di atas 48 jam, dengan peran perawat yang melakukan
kematian yang terjadi di bawah 48 jam observasi harian tanda-tanda vital. Perawat
diindikasikan jika terjadi adalah semata karena melaksanakan asuhan keperawatan, sebagai
faktor tingkat kegawatan yang berpihak atau care giver memberikan pelayanan dengan
berada pada pasien, artinya kondisi pasien melakukan pengkajian harian serta
lebih menentukan kematiannya (Rasmanto, memonitoring keadaan pasien, ketika terjadi
2011). Resiko kematian yang terjadi di Rumah perburukan keadaaan, orang pertama yang
sakit di dunia 1:300 dibandingkan dengan mengetahui adalah perawat.
angka kecelakaan pesawat 1: 1.000.000. Di Early Warning Score merupakan standar
Indonesia belum ada data yang pasti tentang nasional dari akreditasi rumah sakit (SNARS).
angka kematian di seluruh rumah sakit namun Maka dari itu, tenaga kesehatan khususnya
kasus henti jantung merupakan panggilan perawat harus menguasai konsep penerapan
Code Blue di rumah sakit (Firmansyah,2013). EWS dengan baik. Saat ini RSUD Banyumas
Henti jantung di rumah sakit biasanya sudah menerapkan EWS di seluruh ruangan
didahului oleh tanda-tanda yang dapat diamati, rawat inap dewasa baik diruangan bedah
yang sering muncul 6 sampai 8 jam. Keadaan maupun dalam.
perburukan pasien seperti halnya henti jantung Dari literatur tersebut maka perlu dilakukan
harus dideteksi dengan cepat untuk mencegah penelitian guna mengetahui persepsi perawat
angka kematian. Perawat sebagai pelaksana terhadap pelaksanaan EWS sehingga dapat
dalam memberikan asuhan keperawatan harus menjadi evaluasi bagi rumah sakit untuk
melakukan pengkajian secara terfokus dan mempersiapkan tenaga medisnya lebih baik
mengobsevasi tanda vital agar dapat menilai lagi agar pelayanan kepada pasien dapat
dan mengetahui resiko terjadinya perburukan ditingkatkan. Penelitian ini akan mencari
pasien, mendeteksi dan merespon dengan jawaban atas rumusan permasalahan, yaitu:
mengaktifkan emergency call (Duncan & Bagaimanakah persepsi perawat terhadap
McMullan, 2012). penerapan Early Warning Score (EWS).
122 | Atika Dhiah A, Destiya Dwi P / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.1 (2020) 120-125

TINJAUAN PUSTAKA (Hunt & Osborn cit. Dhimas (2008)). Persepsi


melibatkan kognitif dan pengertian emosional
Early Warning Score akan obyek yang dirasakan serta mengacu
Early Warning Scoring adalah sebuah pada respon reseptor sensoris terhadap
sistem skoring fisiologis yang umumnya stimulus (Nasution, 2003).
digunakan di unit medikal bedah sebelum Menurut Bennet (Luanaigh, 2008) persepsi
pasien mengalami kondisi kegawatan. Skoring adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap
EWSS disertai dengan algoritme tindakan orang dalam memahami informasi tentang
berdasarkan hasil skoring dari pengkajian lingkungannya melalui indera, dan tiap-tiap
pasien. (Duncan & McMullan, 2012). Early orang dapat memberikan arti yang berbeda. Ini
warning scores lebih berfokus kepada dapat dipengaruhi oleh: (1) Tingkat
mendeteksi kegawatan sebelum hal tersebut pengetahuan dan pendidikan seseorang, (2)
terjadi. Sehingga diharapkan dengan faktor pada pemersepsi dan atau pihak pelaku
tatalaksana yang lebih dini, kondisi yang persepsi, (3) faktor obyek atau target yang
mengancam jiwa dapat tertangani lebih cepat dipersepsikan dan (4) faktor situasi dimana
atau bahkan dapat dihindari, sehingga output persepsi itu dilakukan. Dari pihak pelaku
yang dihasilkan lebih baik (Firmansyah, 2013). persepsi dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
Penggunaan Early Waring Scores sangat seperti sikap, motivasi, kepentingan atau minat,
berkaitan erat dengan peran perawat yang pengalaman dan pengharapan. Persepsi
melakukan observasi harian tanda-tanda vital. perawat adalah pandangan, perasaan,
Perawat melaksanakan asuhan keperawatan, interpretasi, dan pemahaman perawat atas apa
sebagai care giver memberikan pelayanan yang terjadi pada klien (Potter dan Perry,
dengan melakukan pengkajian harian serta 2005).
memonitoring keadaan pasien, ketika terjadi Factor-faktor yang mempengaruhi persepsi
perburukan keadaaan, orang pertama yang adalah pengamatan, penyelidikan, percaya,
mengetahui adalah perawat oleh karena itu menyesuaikan dan menikmati. (Aziz, 2004)
disebut Nursing Early Warning Scores.
Sistem scoring sederhana digunakan untuk METODE PENELITIAN
pengukuran fisiologis ketika pasien tiba, atau Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan
yang sedang dipantau di rumah sakit. Enam menggunakan metode penelitian deskriptif non
parameter fisiologis sederhana ini membentuk eksperimen. Penelitian ini ingin melihat
dasar dari sistem skor yaitu Frekuensi persepsi perawat terhadap penerapan EWS.
pernafasan, saturasi oksigen, suhu, tekanan Jumlah responden dalam penelitian ini
darah sistolik, Frekuensi Nadi dan Level sebanyak 68 perawat dengan variable tunggal.
kesadaran (AVPU = Alert, Verbal, Pain, Instrument penelitian berupa kuesioner
Unrespone). Atau sering disebut dalam persepsi perawat terhadap penerapan EWS.
pemeriksaan Tanda-tanda Vital. Kuesioner diberikan kepada perawat berupa
Tanda vital pasien (tekanan darah, denyut daftar pertanyaan dalam bentuk checklist
nadi, respirations dll) yang rutin direkam di dengan menggunakan skala Likert. Kuesioner
rumah sakitt. Dengan Nursing Early Warning yang dibuat untuk menggambarkan persepsi
Scores, setiap tanda penting dialokasikan nilai perawat terhadap EWS berupa pertanyaan
numerik dari 0 sampai 3, dengan bagan kode yang terdiri dari pengkajian 6 pertanyaan dan
warna pengamatan (Skor 0 yang paling algoritma 5. Selain itu kuisioner yang
diinginkan dan Skor 3 adalah paling tidak menggambrakan persepsei perawat terhadap
diinginkan). Nilai dari masing-masing score pelaksanaan EWS terdiri dari pertanyaan
ditambahkan bersama dan di jumlahkan. Hasil tentang respon klinis 8 pertanyaan,
dari total score merupakan nilai peringatan rekomendasi dan alur pendeteksi dini 4
awal. pertanyaan, serta pelaporan 8 pertanyaan.
Penelitian ini telah melalui telaah oleh Komisi
Persepsi Perawat
Persepsi adalah sebuah proses dimana Etik Penelitian Kesehatan Universitas Jendral
Soedirman dengan nomor surat :
seseorang; memilih, menerima, mengatur, dan
06/KEPK/1/2019
menafsirkan informasi dari lingkungannya
Atika Dhiah A, Destiya Dwi P / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.1 (2020) 120-125 | 123

HASIL DAN PEMBAHASAN mana pekerjaan tersebut dapat memberikan


Responden pada penelitian ini adalah tingkat kepuasan dalam diri seseorang.
perawat di ruang bedah dan dalam dewasa EWS merupakan suatu penilaian bagi
RSUD Banyumas sejumlah 68 perawat. perawat untuk memantau pasien dalam
Gambaran karakteristik responden penurunan kondisi dalam perawatan klinis,
menunjukan bahwa usia responden terbanyak baik fisik maupun status mental pasien,
adalah 20-30 tahun sebanyak 28 responden dengan parameter dan pedoman yang telah
(41,1%) dengan didominasi oleh perempuan ditetapkan. Parameter yang diukur adalah nadi,
sebanyak 45 orang (66,2%). Pendidikan frekuensi pernafasan, tekanan darah skala
terakhir terbanyak dari responden adalah DIII APVU (alert, verbal, painful, unresponsive),
(60,3%) sedangkan masa kerja terlama yaitu suhu, saturasi oksigen perifer, penggunaan
>10 tahun sebanyak 27 orang (39,7%). oksigen tambahan dan perubahan status status
mental.
Persepsi Perawat terhadap Early Skoring EWS disertai dengan algoritme
Warning Score tindakan berdasarkan hasil skoring dari
Baik Cukup Kurang Tidak
pengkajian pasien. (Duncan & McMullan,
Kategori baik baik
2012). Nursing Early Warning Scores System
% % % %
Pengkajian 67.6 17.6 13.2 2.9 lebih berfokus kepada mendeteksi kegawatan
Algoritma 20.5 30.8 20.5 26.4 sebelum hal tersebut terjadi. Sehingga
Hasil penelitian diketahui bahwa perawat diharapkan dengan tatalaksana yang lebih dini,
yang mempunya persepsi terhadap EWS baik kondisi yang mengancam jiwa dapat tertangani
sebanyak 41,7%. Pada tahap pengkajian lebih cepat atau bahkan dapat dihindari,
persepsi perawat berada pada tingkatan baik sehingga output yang dihasilkan lebih baik
(67,6%). Persepsi adalah proses kognitif yang (Firmansyah, 2013). Sistem dalam early
dialami oleh setiap orang dalam memahami warning scoring dikenal dengan sistem
informasi tentang lingkungannya melalui “Melacak dan Memicu’, Pendeteksian dini
indera dan tiap-tiap individu dapat memberi untuk melacak atau menemukan pasien yang
arti yang berbeda-beda (Bennet, 1987). mengalami perburukan kondisi dengan hasil
Menurut Gibson (1996) persepsi diri seseorang analisa tanda-tanda vital dalam parameter
dalam bekerja akan mempengaruhi sejauh fisiologis sesuai hasil scoring.

Persepsi Perawat terhadap penerapan Early Warning Score


Baik Cukup Kurang baik Tidak baik
Kategori
% % % %
Respon Klinis 52,6 34,6 0 0
Rekomendasi dan alur 33,3 60,2 1,3 0
pendeteksi dini
Pelaporan 55,1 32,1 0 0

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan dalam mengenal dan bertindak berdasarkan


hasil bahwa sebagian besar persepsi perawat tanda-tanda vital pasien berhubungan dengan
terhadap respon klinis pasien adalah baik pengalaman perawat. Penelitian lain
(52,6%). Respon klinis yang dimaksud terdiri menunjukan bahwa pengalaman perawat yang
dari beberapa tindakan seperti menentukan kurang dapat menyebabkan perawatan tertunda
skala kegawatdaruratan dan tindakan yang (Gazarian et al 2010, Williams et al 2011).
tepat, mempertimbangkan keahlian dan Early Warning System juga berpengaruh
kompetensi klinis dan staf untuk memutuskan terhadap pengambilan keputusan klinis. Hal
tindakan medis, dan monitoring terhadap tersebut didukung oleh penelitian (Fox, 2015)
pasien. Tindakan perawat dalam menyikapi yang menghasilkan bahwa 95% partisipan
respon klinis tersebut tergantung oleh mengatakan bahwa EWS memberikan
pengalaman perawat. Hal tersebut sejalan instruksi yang jelas mengenai respon pasien,
dengan penelitian oleh Cioffi (2006), dan 70% partisipan sepakat dengan adanya
menemukan bahwa kemampuan perawat EWS dapat membantu mereka memutuskan
124 | Atika Dhiah A, Destiya Dwi P / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.1 (2020) 120-125
untuk memanggil dokter atau tidak. Partisipan Cioffi, J., Salter, C., Wilkes, L., Vonu-
lain juga menemukan bahwa EWS membantu Boriceanu, O & Scott, J. (2006).
mereka identifikasi kebutuhan pasien dan Clinicians’ responses to abnormal vital
pengambilan keputusan klinis. Namun pada signs in an emergency department.
beberapa kondisi pasien yang lebih berat, Australian Critical Care 19 (2): 66-72.
perawat tidak selalu mengikuti alur EWS Dahlan, S. M. (2011). Statistik untuk kedokteran
secara ketat. Referensi tersebut sejalan dengan dan kesehatan edisi 5. Jakarta:Salemba
hasil penelitian, yang menunjukan bahwa Medika
perawat dalam menghadapi respon klinis
pasien masuk dalam kategori baik (52,6%) dan Duncan, K., & McMullan, C. (2012). Early
dalam menentukan alur pendeteksian dini Warning System. Philadelphia: Lippincott
berada dalam kategori cukup (60,2%). Pada Williams& Wilkins.
pelaksanaan pelaporan perawat kepada dokter Firmansyah (2013), NEWSS: Nursing Early
terhadap kondisi pasien, terdapat pada kategori Warning Scoring System, TMRC RSCM,
baik (55,1%). Beberapa hal dapat (online),(https://www.scribd.com/doc/184
mempengaruhi perilaku pelaporan seperti 093556/NEWSS-Nursing-Early-Warning-
dokter tidak melihat kembali kondisi pasien Scoring-System diakses tanggal 28
sesuai dengan rekomendasi dari EWS karena November mei 2018, jam 09.15 WIB.)
beban kerja yang terlalu banyak dan kesadaran
menerapkan EWS yang kurang (Fox, 2015). Fox, A.,Elliott, S. Early Warning Scores: A
sedangkan dari segi tim perawat, level Sign Of Deterioration In Patients And
pendidikan perawat yang masih rendah, beban Systems. (2015). journals.rcni.com/r/ nm-
kerja yang terlalu tinggi terutama malam hari. author-guidelines. April 2015 | Volume 22
| Number 1.
KESIMPULAN DAN SARAN Gazarian, PK., Henneman, EA., & Chandler,
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
GE. (2010). Nurse decision making in the
persepsi perawat terhadap EWS pada bagian
pre- arrest period. Clinical Nursing
pengkajian mayoritas berada pada tingkatan
Research 19 (1): 21-37.
baik, bagian algoritma berada pada level
cukup. Persepsi perawat terhadap pelaksanaan Hipgabi SULUT (2014), Materi Pelatihan
EWS pada bagian respon klinis mayoritas Emergency Nursing Basic Trauma
berada pada tingkatan baik, bagian Cardiac LifeSupport. Manado : Penulis
rekomendasi dan alur pendeteksi dini berada Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
pada level cukup, dan bagian pelaporan pada metodologi penelitian keperawatan.
level baik. Jakarta: Salemba medika
Bagi peneliti selanjutnya bisa melakukan
hal serupa tetapi berfokus pada bagian anak Polit, D. B., Beck, C., & Hungler, B. P. C
(Pediatric Early warning Score/PEWS) dan (2006) Essentials of nursing research:
dibagian Maternal. Serta dapat Methods, Appraisal, and Utilization.
mengembangakan penelitian kembali terkait Potter, P.A dan Perry, A.G. (2005),
faktor – factor yang mempengaruhi Fundamental of Nursing: Concept, Proses
keberhasilan dari EWS. and Practice, Ed.4. Mosby Year Book
Missouri.

DAFTAR PUSTAKA Rosmanto Joni, (2011), Angka Kematian


Alimul Hidayat, A. Aziz. (2004), Pengantar dirumah sakit, ada apa dengan nya ?
Konsep Dasar Keperawatan, Salemba [web logmessagge]. Diakses dari website
Medika. Jakarta. http://www.foxitsoftware.com tanggal 28
November mei 2018, jam 09.15 WIB.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian:
suatu pendekatan praktik (Edisi Revisi). Royal College of Physicians.(2012), National
Jakarta : Rineka Cipta Early Warning Score (NEWS):
Standardising the assessment of
acuteillness severity in the NHS. Report of
Atika Dhiah A, Destiya Dwi P / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.11 No.1 (2020) 120-125 | 125

a working party. London: RCP. ISBN Williams, D.J., Newman, A., Jones, C., &
978-1-86016-471-2 Woodard, B. (2011). Nurses’ perception
of how rapid response teams affect the
Wahyudi P. (2014). Gambaran skor Pediatric
nurse, team and system. Journal of
Early Warning Score (PEWS) pada pola
Nursing Care Quality 26 (3): 265-272.
rujukan pasien anak di instalasi gawat
darurat RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
JOM PSIK.

Anda mungkin juga menyukai