Oleh :
Firdaudza Azzahraa
Reydho Purnomo
2019 M / 1441 H
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sintaksi adalah salah satu tataran (level) dalam gramatika (tata bahasa) yang
mempersoalkan hubungan antara kata dengan satuan satuan yang lebih besar, membentuk
suatu konstruksi yang disebut kalimat. Sintaksi dapat dideskripsikan atas konstruksi satuan
satuannya. dengan perkataan lain, satuan sintaksi itu disusun oleh satuan satuan yang lebih
kecil. Unsur bahasa yang termasuk didalam lingkup sintaksi adalah frasa, klausa dan kalimat.
Dan salah satunya yang akan dibahas adalah frasa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Pada sumber yang lain mengartikan frasa sebagai sebuah gabungan atau kesatuan kata
yang terbentuk dari dua bagian kata atau juga lebih yang mempunyai satu makna gramatikal
(makna yang berubah-ubah dengan menyesuaikan sebuah konteks).2
2.2. Ciri-ciri
2.3. Jenis-jenis
1. Frasa Endosentris
Frasa Endosentris merupakan frasa yang kedudukannya sejajar, sehingga dalam suatu
fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan fungsi
tertentu dari frasa tersebut disebut sebagai unsur pusat. Dengan kata lain frasa endosentris
merupakan frasa yang memiliki unsur pusat.
1
https://kbbi.web.id/frasa
2
https://pendidikan.co.id/frasa/
2
Frasa endosentris dapat dibagi menjadi tiga, yakni frasa endosentris koordinatif, frasa
endosentris atributif, serta frasa endosentris apositif.
Contoh :
Pekarangan rumah
Suami istri
Ayah ibu
Kakak adik
Muda mudi
Pembianaan dan pembangunan
Pembangunan dan pembaharuan
Maju atau mundur
Bekerja atau belajar
Kuliah atau bekerja
Contoh :
Pemilihan presiden
(UP) (Atribut)
Pembangunan lima tahun
(UP) (Atribut)
Sekolah Inpres
Buku baru
Kemarin malam
3
Malam ini
Minggu ini
Sedang syuting
Sangat bahagia
Orang itu
Anak Pak Ujang
Sedang menari
Kata kata yang dicetak miring merupakan unsur pada frasa tersebut, sedangkan kata
yang tidak dicetak miring merupakan atribut yang menerangkan unsur pusat pada frasa
tersebut.
Contoh:
Taufik Hidayat, pebulutangkis Indonesia, meraih medali emas Olimpiade Athena
‘Taufik Hidayat’ merupakan unsur pusat, sedangkan ‘pebulutangkis Indonesia’ merupakan
aposisinya. Sehingga kalimat tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
4
Azza, pemain basket FEM, ………..
Frasa yang dicetak miring merupakan unsur pusat, sedangnya frasa yang tidak dicetak
miring merupakan aposisi dari unsur pusat tersebut.
2. Frasa Eksosentris
Frasa Eksosentris merupakan frasa yang tidak memiliki persamaan kedudukan dengan
unsurnya. Dengan kata lain, frasa eksosentris tidak memiliki unsur pusat atau UP.
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan contoh dari frasa eksosentrik)
Kedua saudagar mengadakan jual beli
Mereka bertemu di pelabuhan
Mahasiswa di lapangan
Anak itu mengadu pada ibunya
Saiful dan Aria ke perpustakaan
Dia baru pulang dari Medan
Ananda melakukan penelitian di Bogor
Ia mengirimkan surat pada sahabatnya
Sindikat pencuri biasa beraksi pada malam
Ia menunggu di rumah
1. Frasa Nomina
Frasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina. Frasa nomina
dibedakan kembali menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
a. Nomina Sebenarnya
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)
Pasir pantai itu sangat putih.
Gerobak itu berwana merah.
Rumah ini milik keluarga Hasim.
Jeruk itu manis sekali.
Roda motornya kempes.
5
b. Pronomina
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)
Dia itu seorang penulis.
Mereka semua tergabung dalam grup musik yang sama.
Kami ini perwakilan universitas.
Dia itu memang manis.
Kita itu saudara.
c. Nama
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa nomina)
Dian itu saudara sepupu saya.
Ayah Ahmad seorang pelaut.
Koki Andita sudah terkenal di mana mana.
Rihanna itu memang terkenal baik dari dulu.
Rumanah itu anak dari Pak RT.
2. Frasa Verba
Frasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai
dengan adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan kata ‘sedang’ untuk
verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan keadaan. Frasa verba tidak dapat
diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu
kalimat.
Contoh :
Berlari kencang.
6
Memacu motornya kencang.
Sedang menjemur.
Menghitung penghasilan bulan ini.
Berjalan memutari kompleks.
Belajar beladiri.
Membawa keranjang buah.
Pergi berlibur.
Membantu teman.
Menjenguk pamannya.
3. Frasa Adjektiva
Frasa adjektiva adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata adjektiv. Unsur
dalam frasa adjektiva dapat diberikan imbuhan ter- (untuk mewakili kata paling). Biasanya
menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat.
Contoh :
Rumahnya sangat besar.
Alangkah senangnya kami.
Dia itu sesukanya sendiri.
Dia memang yang terbaik.
Ananda sangat baik
Jalannya sangat panjang.
Panci itu sangat panas.
Hasil ujiannya yang paling baik di antara teman temannya
Pekarangangan itu sangat lebar.
Dia anak paling penurut di antara saudaranya.
4. Frasa Numeralia
Frasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata numeralia atau
kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu. Frasa numeralia dapat diberi
kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata uang, dan lain sebagainya.
Contoh :
7
Dua puluh lima.
Lima belas ribu.
Dua ekor.
Tiga puluh tangkai.
Lima puluh lima tandan.
Dua ratus juta rupiah.
Enam milyar.
Seratus juta rupiah.
Tiga ribu dolar Amerika.
Tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah.
5. Frasa Preposisi
Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan
sebagai penunjuk/indikator dan diikuti kata atau kelompok kata, yang bukan klausa, yang
berdiri sebagai petanda.
Contoh:
Di teras.
Di depan rumah.
Dari sekolah.
Untuk saya.
Kepada hadirin yang terhormat.
Untuk semua murid yang mengikuti upacara bendera.
Ke stasiun.
Dari arah utara.
Menuju rumah.
Ke arah yang berlawanan.
6. Frasa Konjungsi
Frasa konjungsi adalah frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau kata
penghubung. Frasa konjungsi disebut juga sebagai frasa verbal atau keterangan.
Contoh:
8
Terus diam.
Ketika belajar.
Masa lampau.
Kemarin malam.
Akhir minggu.
Tadi sore.
Tengah malam.
Kemarin siang.
Besok petang.
Terus berlari.
Berdasarkan Kedudukannya
1. Frasa Setara
Frasa setara merupakan frasa yang memiliki hubungan antar unsur setara.
Contoh :
Keluar masuk.
Depan belakang.
Hitam putih.
Muda mudi.
Tua muda.
Suami istri
Maju mundur
Pergi kembali
Pulang pergi.
Asal usul
9
Pedang tajam.
Bangku emas.
Mengayuh sepeda.
Sedang pergi.
Dari kantor.
Bahasa Indonesia.
Tanah air.
1. Frasa Biasa
Frasa biasa adalah frasa yang hasil dari pembentukannya berupa makna denotasi atau
makna sebenarnya.
Contoh : (Frasa yang dicetak miring merupakan frasa biasa)
Ayah membeli sapi putih.
Kursi favorit ibu berwarna biru.
Ibu membeli asam jawa dan garam di warung.
Arya selalu memantau perkembangan anak laki-lakinya.
Mobil merah itu buatan Eropa.
Mobil hitam itu harganya hampir satu milyar rupiah.
Ibu membeli sayur kangkung.’
Kasur empuk itu dibeli di toko sebelah.
Sepeda kecil milik adik
Sepupuku membeli sepatu baru.
2. Frasa Idiomatik
Frasa idiomatik merupakan kebalikan dari frasa biasa, yaitu frasa yang hasil
pembentukannya berupa makna konotasi atau makna yang bukan sebenarnya.
Contoh :
Saya baru kembali dari Pangkalpinang. (arti: nama tempat)
Saya akan berangkat ke luar negeri besok siang. (arti: ke negara lain)
Akhirnya Ayu menginjakkan kakinya di Negeri Paman Sam. (arti: julukan Amerika)
Ia memiliki kaki tangan yang dapat diandalkan. (arti; orang kepercayaan)
10
Erdi membawa buah tangan dari Surabaya. (arti: oleh oleh)
Dia menjadi kuda hitam dalam turnamen ini. (arti: jagoan yang tidak terprediksi)
Aji orangnya sangat ringan tangan. (arti; suka membantu)
Ia menjadi buah bibir di masyarakat. (arti: omongan)
Ayah anak itu banting tulang setiap hari. (arti: bekerja)
Antasari Ashar merasa dijadikan kambing hitam. (arti: orang yang disalahkan)
3. Frasa Ambigu
Frasa ambigu adalah frasa yang memiliki makna lebih dari satu atau makna ganda
tergantung pada penggunaannya dalam kalimat.
Contoh :
Buah tangan. (arti: ‘buah yang dipegang tangan’ atau ‘oleh oleh’)
Panjang tangan. (arti: ‘panjang dari sebuah tangan’ atau ‘suka mencuri’)
Kambing hitam. (arti: ‘kambing yang berwarna hitam’ atau ‘orang yang disalahkan’)
Sapi perah. (arti: ‘jenis sapi yang diternak untuk diambil susunya’ atau ‘orang yang
dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan tertentu)
Keras kepala. (arti: ‘kepala yang keras’ atau ‘orang yang tidak mau mendengarkan
nasehat orang lain’)
Haram. (arti: ‘sesuatu yang tidak halal (makanan)’ atau ‘suatu perbuatan yang dilarang
oleh agama’)
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Frasa adalah sebuah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua bagian kata
atau juga lebih yang mempunyai satu makna gramatikal (makna yang berubah-ubah dengan
menyesuaikan sebuah konteks).
12
c. Nama
d. Kata-kata selain nomina yang berubah strukturnya menjadi nomina
2. Frasa Verba
Yaitu frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai dengan adanya
afiks verba.
3. Frasa Adjektiva
Yaitu frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata adjektiv.
4. Frasa Numeralia
Yaitu frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata numeralia atau kata kata yang
menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu.
5. Frasa Preposisi
Yaitu frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan sebagai
penunjuk/indicator.
6. Frasa Konjungsi
Yaitu frasa yang ditandai dengan adanya konjungsi atau kata penghubung.
Berdasarkan Kedudukannya
1. Frasa Setara
Yaitu frasa yang memiliki hubungan antar unsur setara.
2. Frasa Setara Bertingkat
Yaitu frasa yang kedudukan antar unsurnya tidak setara atau bertingkat.
Berdasarkan Makna yang Dikandungnya
1. Frasa Biasa, yaitu frasa yang hasil dari pembentukannya berupa makna denotasi.
2. Frasa Idiomatik, yaitu frasa yang hasil pembentukannya berupa makna konotasi.
3. Frasa Ambigu, yaitu frasa yang memiliki makna lebih dari satu atau makna ganda.
3.2. Saran
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak atau bahkan lebih lengkap tentang
pembahasan frasa, pembaca dapat membaca dan mempelajari buku-buku yang didalamnya
membahas tentang frasa, salah satunya buku sintaksi dari berbagai pengarang. Karena
didalam makalah ini kami selaku penulis hanya membahas garis besarnya saja tentang
pembahasan frasa. Semoga pembahasan yang terbatas ini dapat memberikan pemahaman
pembaca mengenai frasa.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ibeng, Parta. 2019. “Pengertian Frasa, Ciri, Jenis, dan Contohnya”,
https://pendidikan.co.id/frasa/ , diakses pada tanggal 27 Oktober 2019 pukul 20.05.
14