Askep Kematian Janin Dalam Rahim Di Puskesmas Malili
Askep Kematian Janin Dalam Rahim Di Puskesmas Malili
Oleh:
SUHARTINI, S.Kep
PENDAHULUAN
Bayi yang ada dalam kandungan selalu bergerak dan sebagian kasus bayi
atau Intra Uterine Fethal Death (IUFD), sering dijumpai baik pada kehamilan
dibawah dua puluh minggu maupun sesudah kehamilan dua puluh minggu.
(Rosfanty. 2009)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atau Intra Uterine Fethal Death (IUFD), sering dijumpai baik pada kehamilan
dibawah dua puluh minggu maupun sesudah kehamilan dua puluh minggu.
(Rosfanty.2009)
1. Sebelum dua puluh minggu kematian janin dapat terjadi dan biasanya
berakhir dengan abortus. Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak
2. Sesudah dua puluh minggu biasanya ibu telah merasakan gerakan janin
sejak kehamilan dua puluh minggu dan seterusnya. Apabila wanita hamil
tidak meraskan gerakan janin dapat dicurigai terjadi kematian janin dalam
rahim.
2.1.2 Klasifikasi Persalinan Untuk Janin Mati Dalam Rahim (Agustina, 2011)
minggu penuh.
b. Golongan II : kematian sesudah ibu hamil dua puluh minggu hingga
golongan diatas.
(dengan kronitomi) tindakan ini dapat dilakukan pada letak kepala oleh
trauma jalan lahir dan yang paling berat rupture uteri pecah/robeknya
jalan lahir).
isi perut dan paru (dada) sehingga volume janin kecil untuk
selanjutnya dilahirkan.
lintang selalu dapat diatasi dengan versi luar. Atau sectsio sesaria.
dapat dilakukan pada anak hidup, bila diperlukan pada keadaan gangguan
1. Faktor plasenta :
a. Insufisiensi plasenta
b. Infark plasenta
c. Solusio plasenta
d. Plasenta previa
2. Faktor Ibu
a. Diabetes mellitus
c. Nefritis kronis
e. Shipilis
f. Penyakit jantung
g. Hipertensi
i. Inkompatability rhesus
j. AIDS
3. Faktor Intrapartum
a. Perdarahan antepartum
b. Partus lama
c. Partus macet
d. Persalinan presiptatus
e. Persalinan sungsang
f. Obat-obatan
4. Faktor Janin
a. Prematuritas
b. Postmaturitas
c. Kelainan bawaan
d. Perdarahan otak
Akan timbul masalah bila ibu memiliki rhesus negatif, sementara ayah
rhesus positif, sehingga anak akan mengikuti yang dominan menjadi rhesus
sebaliknya.” Sebab, pada saat masih dalam kandungan, darah ibu dengan janin
akan saling mengalir melalui plasenta. Bila darah janin tidak cocok dengan
darah ibunya, maka ibu akan membentuk zat antibodynya. Ketidakcocokan ini
cairan pada rongga dada atau ronngga jantung dan lain-lain. Akibat
sudah demikian janin tidak akan tertolong lagi. Hidrops fetalis merupakan
manifestasi dari bermacam penyakit bisa karena kelainan darah, rhesus atau
seringkali tidak dilakukan otopsi pada janin yang mati tersebut, sehingga tidak
Gerakan bayi dalam rahim yang sangat berlebihan, terutama jika terjadi
gerakan satu arah saja. Karena gerakannya berlebihan, maka tali pusat yang
menghubungkan janin dengan ibu akan terpelintir. Kalau tali pusat terpelintir,
maka pembuluh darah yang mengalir ke plasenta bayi jadi tersumbat. “kalau
karena kebutuhannya ada yang tidak terpenuhi, entah itu karena kekurangan
oksigen, atau makanan. Karena itu, harus segera dilakukan tindakan yang
gizinya cukup? Kalau ibu punya riwayat sebelumnya dengan janin meninggal,
Trauma terjadi, misalnya karena benturan pada perut, entah karena kecelakaan
bakteri maupun virus. “Bahkan demam tinggi pada ibu hamil bisa
juga bisa terjadi karena beberapa faktor antara lain gangguan gizi dan
pertumbuhan IUGR.
1) Abrupsio plasenta
2) Plasenta previa
3) Preeklamsi / eklamsi
4) Polihidramnion
6) Kehamilan lama
7) Kehamilan ganda
8) Infeksi
9) Diabetes
10) Genitourinaria
Diagnosis :
g. Bila denyut jantung janin cenderung turun saat janin bergerak, maka
Diagnosis :
kemungkinan
e. Uterus tegang/kaku
g. Solusio plasenta
h. Gerakan janin dan denyut jantung janin tidak ada
i. Perdarahan
m. Abdomen nyeri
o. Rupture uteri
berhenti
t. Kematian janin
1) Anamnesis
Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin
2) Inspeksi
Tinggi fundus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba
gerakan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi
4) Auskultasi
Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
6) Ultrasonografi
2) Bunyi denyut jantung janin tidak terdengar dengan stetoskop dan pastikan
dengan Doppler
1) Syok berat dapat terjadi bila waktu antara kematian janin dan perslinan
cukup lama
3) Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari dua
minggu
komplikasi
4) Kematian janin
edema scalp
tanpa tanda hidup, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin
keputusan diambil.
komplikasi
atau prostaglandin
misoprostol
sesudah 6 jam
melebihi 4 dosis
meninggal tersebut
(Depkes RI)
Identifikasi dan analisa data dasar merupakan tahap awal dari asuhan
Dalam kasus ini data awal yang harus dikumpulkan melalui 3 cara, yaitu
sebagai berikut :
1. Anamnesis
Ditanyakan mengenai usia, tanya jawab yang dilakukan oleh bidan dan
dengan klien, keluarga atau tim kesehatan lainnya. Data yang dikumpulkan
a. Data subjektif
dan cultural.
hasil pemeriksaan fisik, klien mengatakan nyeri pada pinggang dan perut
bagian bawah, serta janinnya tidak bergerak sejak tiga hari yang lalu.
b. Data Objektif
1) Inspeksi
Tinggi fundus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba
3) Auskultasi
4) Reaksi Kehamilan
dalam kandungan.
dan lain-lain.
masalah yang lebih sering berhubungan dengan apa yang dialami oleh
klien dan diagnosa yang ditetapkan dan sering di identifikasi oleh bidan
antara lain
3) Solusio plasenta
4) Perdarahan
masalah yang mungkin akan timbul dan bila tidak segera diatasi akan
1) Syok berat dapat terjadi bila waktu antara kematian janin dan
dua minggu
Step ini dibutuhkan ketelitian, agar bidan atau dokter kebidanan dapat
kebidanan maupun tim kesehatan yang lain. Yang ikut merawat klien atau
yang terlibat langsung dengan kesehatan klien, pada situasi lain yang tidak
tanpa komplikasi
antara klien dengan bidan atau kesepakatan antara keduanya. Oleh karena
2007)
(Depkes RI).
5) Kebutuhan konseling
6) Kebutuhan rujukan
tindakan yang dilaksanakan oleh bidan melalui kerja sama dengan tenaga
kebutuhan klien.
pada ibu
langkah evaluaasi ini dilakukan pada setiap langkah asuhan kebidanan.Pada tahap
ini bidan harus mengetahui sejauh mana keberhasilan bidan yang telah diberikan
PENGKAJIAN ANTENATAL
KEPERAWATAN MATERNITAS
NY.S UMUR 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 30 MINGGU
DI PUSKESMAS MALILI
I. PENGKAJIAN DATA,
Tanggal/Pukul : 27 April 2020 /08.45 WIB.Oleh
A. Biodata
Ibu Suami
Nama : Ny.B Tn.H
Umur : 27 tahun 29 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa /Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Puncak Malili, Puncak Malili
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak merasakan gerakan janinnya sejak 3 hari yang lalu
3.Riwayat Menstruasi
Menarce : 14 tahun Siklus : ± 25 hari
Lama : 5 hari Teratur : Teratur
Sifat Darah : Cair Keluhan : Tidak ada4.
4.Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : Sah Menikah ke :1
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama kali : 24 tahun
5.Riwayat kehamilan dan persalinan
Anak ke Tahu jenis Berat Ditolon Jenis Ket
n kelamin badan g oleh Persalina
lahir n
Hamil
sekarang
6.Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah ber KB
d. Imunisasi TT : 2 kali
TT 1 : tanggal caten
TT 2 : tanggal 10 0ktober 2019
TT 3 : tanggal
TT 4 : tanggal -
TT 5 : tanggal –
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan pergerakan janin lebih dari 10 x dalam 12 jam
a Nutrisi
Makan Sebelum hamil Setelah hamil
Frekuensi : 3 x/ hari 3 x/ hari
Jenis : nasi,sayur, lauk nasi,sayur,lauk,buah
Porsi : 1-2 piring 1 piring
Pantagan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
Minum
Frekuensi : 4 x/ hari 5-6 x/ hari
Jenis :air putih, teh air putih,susu
Porsi : 1gelas 1 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi :1-2 x/ hari 1 x/hari
Warna : kuning kuning
Konsisten : lembek lembek
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 4 x/ Hari 10 x/hari
Warna : kuning gelap
Konsisten : cair cair
Keluhan : tidak ada nyeri saat berkemih
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 1 jam ½ jam
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama :8 jam 6 jam
Keluhan : tidak ada tidak ada
Mulut :gusi tidak berdarah dan tidak ada stomatitis,tidak ada caries gigi
dan tidak ada tonsilitis
Telinga :simetris ,tidak ada serumen
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,perotis,limfe dan
vena jugularis
Dada :simetris,tidak ada suara tambahan/ wheezing,tidak ada retraksi
dinding dada
Payudara :simetris,hiperpigmentasi areola,putting susu menonjol ,tidak ada
massa
Abdomen tidak ada bekas luka operasi,ada linea gravidarum,tidak ada
striae,pembesaran perut sesuai umur kehamilan.
Palpasi
Leopold I :Bagian fundus teraba lunak,bulat dan tidak melenting (bokong),
TFU: 23cm, lingkar perut 97 cm
Leopold II :Bagian kanan perut ibu teraba keras, memanjang, dan datar,
(punggung), bagian kiri ibu teraba bagian kecil-kecil(ekstremitas)
Leopold III :Bagian terendah perut ibu teraba lunak,bulat, melenting dan
kepala teraba lebih besar
Leopold IV :kedua tangan tidak bertemu (divergen)
Auskultasi
Djj : Djj tidak ditemukan
Ekstremitas Atas: simetris, jari lengkap,tidak ada oedem LILA :24,5 CM
Ekstremitas bawah: simetris,jari lengkap,tidak ada oedem,reflek patella (+) kanan
kiri
Genetalia luar : tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul; tidak dilakukan
( bila perlu )
Data dasar
Data Subjektif
Ibu mengatakan umurnya 22 tahun
Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya belum pernah keguguran
Ibu mengatakan HPHTnya 15 September 2019
Ibu mengatakan sejak 3 hari tidak merasakan gerakan janinmya
Do : Ku :baik
Kesadaran :composmentis
Status emosional : stabil
TTV TD : 130/70 mmHg S : 37,20C
N :88 x/menit R : 23 x/menit
BB : 56 kg
Palpasi : TFU : 23 cm, LP : 97CM
Djj : Djj tidak ditemukan
Pemeriksaan penunjang : protein urin : negative
Hemoglobin : 11,9 gr%
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
VII. EVALUASI
Tanggal : 26 April 2020 Pukul : 10.13 WIB
1. Ibu dan suami tampak sedih
2. Ibu mengerti dengan keadaan bayinya yang harus segera dikeluarkan
3. Ibu sepakat dan menandatangani surat kesepakatan untuk dirujuk.
4. Ibu dan keluarga tampak pasrah dengan keadaan ibu