Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN MATERI KULIAH B.

INDO (ragam bahasa indonesia,


karangan, pola kalimat, EYD dan tata bahasa, diksi dan gaya bahasa,
pengembangan bahasa, satuan bentuk bahasa, peranan dan fungsi
bahasa, asas2 menulis karangan ilmiah dan perencanaan karangan
dan paragraf)
1. RAGAM BAHASA INDONESIA
 Bahasa adalalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.

v  Fungsi bahasa adalah :

1. Bahasa sebagai sarana komunikasi.

    Terdiri dari kemampuan gramatikal (kosakata, dialek/ragam, morfologi, sintaksis,   fonologi). Kemampuan
pragmatik, kemampuan sosiolinguistik.

2. Untuk bersosialisasi dalam masyarakat dan lingkungannya dan lainnya

3. Untuk membangun kecerdasan dengan berpikir logis sehingga terciptanya   kreativitas untuk mengembangkan
profesi.

v  Ragam bahasa, berdasarkan media yang digunakan:

1. Ragam bahasa lisan: berpidato, berdiskusi, bertelepon.


Ragam bahasa lisan baku :  

Kosa kata Aisyah sedang bikin skripsi bentuk kata Aisyah sedang tulis skripsi

Ragam bahasa lisan tidak baku (pergaulan) :

Di sini akan membicarakan pertumbuhan ekonomi 2012

1. Ragam bahasa tulis


Kosa kata Siti Aisyah sedang membuat skipsi bentuk  kata Siti Aisyah sedang menulis skripsi.

Dalam seminar ini kita akan mengkaji pertumbuhan ekonomi 2012.

Ragam bahasa lama lazim digunakan dalam penulisan naskah-naskah (kuno), sedangkan ragam bahasa baru ditandai
dengan penggunaan kata-kata baru, Ejaan yang disempurnakan (EYD), dan mengekspresikan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.

Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif, efisien, baik dan benar dengan menggunakan ragam bahasa
tulis resmi.

1. KARANGAN
Tema Karangan: Ide sentral di dalam karangan yang akan mampu mengikat keseluruhan uraian, deskripsi,
penjelasan dan seluruh pembuktian di dalam konstruksi karangan  ilmiah yang bersangkutan.

Ide sentral: tema karangan akan mengontrol keseluruhan isi karangan. Keseluruhan konstruksi  karangan pasti akan
dapat dikembalikan  kepada ide sentral. Bagi seorang penulis, tema karangan akan dapat menuntun dirinya agar
dapat sampai pada akhir tulisan  secara tuntas.

Tema karangan yang baik bagi penulis adalah sesuai bidangnya. Bila penulis ingin mengkaji tema tertentu dalam
sebuah karya tulis, pastikan bahwa tema itu memiliki data yang melimpah. Hal lain yang harus di penulis karya
ilmiah bahwa ketersediaan teori harus benar-benar  dijamin oleh si penulis itu sendiri.

Untuk menentukan judul karangan Bisa di awal ketika akan menulis, bisa di tengah saat setelah memulai menulis,
atau bahkan setelah penulis selesai menulis karangan. Selain itu harus setali dengan tema karangan, harus kelihatan
benang merahnya, dan harus sesuai dengan isi karangan.

Kalimat tesis identik dengan tema karangan. Ibaratnya, kalimat tesis dalam sebuah karangan atau tulisan itu  kalimat
utama atau kalimat  pokok paragraf,  sedangkan tema karangan identik dengan ide pokok karangan.

Tema     : Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri

Tujuan   : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri  dapat diupayakan  agar lebih diminati oleh
konsumen

Tesis      : Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya dengan menambah daya saing agar lebih
diminati konsumen.

Judul   : Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?

Model berpikir ilmiah yang lazim digunakan  penulis:

1. Model DAM-D:duduk perkara, alasan, misal duduk perkara.


2. Model DSD: dahulu, sekarang, depan.
3. Model PMHT : perhatian, minat, hasrat, tindakan.
4. Model 5w+1h: What, who, when, where,  why, how.
5. Model TAS: tesis, antitesis, sintesis.
6. Model PIK: pendahuluan, isi, kesimpulan.
Tema    : Meningkatkan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi di SD/MI

Tujuan : Pembelajaran berbasis  Teknologi Informasi perlu diberikan kepada siswa SD/MI gua meningkatkan
kualitas pembelajaran dan daya belajar yang lebih maksimal.

Tesis    : Teknologi Informasi sudah saatnya diajarkan kepada siswa SD/MI guna meningkatkan kualitas 
pembelajaran dan memaksimalkan daya belajar para siswa.

Judul    :  Siswa SD/MI Perlu Belajar Teknologi Informasi.


 

1. POLA KALIMAT
v  Struktur kalimat

Kalimat merupakan sarana komunikasi  untuk menyampaikan  pikiran atau gagasan  kepada orang lain agar dapat
dipahami dengan mudah.

Struktur kalimat dibentuk berdasarkan unsur subjek, predikat, dan objek pelengkap serta keterangan. Sebuah kalimat
sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Selain itu, kalimat harus lengkap, tidak berupa anak kalimat
atau penggabungan anak kalimat.

Contoh :

Dalam rapat menegaskan bahwa bisnis adalah usaha komersial untuk  mendapatkan uang, barang, dan pelanggan.

a. Rapat menegaskan bahwa bisnis adalah  usaha komersial untuk mendapatkan uang,  barang dan pelanggan.

b. Dalam rapat ditegaskan bahwa bisnis adalah usaha komersial untuk mendapatkan uang, barang dan pelanggan.

Ketetapan urutan frasa Urutan kata, frasa, atau klausa dalam sebuah kalimat yang menggambarkan proses harus
disusun secara logis.

—  Dalam kerjanya mereka mengerjakan  laporan kegiatan dan menyusun perencanaan kemudian melaksanakan.

—  Mereka menyusun rencana kerja, melaksanakan, dan melaporkan hasil pelaksanaannya.

Ketetapan hubungan antar kalimat

—  Gadis itu cantik. Tambahan pula ia kaya.

—  Gadis itu cantik. Tambahan pula  ia pandai berhias.

—  Gadis itu cantik. Ia pun pandai berhias.

Pola kalimat dasar sekurang-kurangnya terdiri  atas subjek (S), dan predikat (P).

Pola kalimat dasar mempunyai ciri-ciri:

a. berupa kalimat tunggal (satu S, satu P, satu O, satu Pel dan satu K).

b. Sekurang-kurangnya terdiri dari satu subjek (S) dan satu predikat (P).
c. Selalu diawali dengan subjek.

d. berbentuk kalimat aktif

e. unsur tersebut ada yang berupa kata, dan ada yang berupa frasa

f. dapat dikembangkan menjadi kalimat luas dengan memperluas subjek, objek dan keterangan. 

—  Contoh kalimat dasar : Para mahasiswa sedang mendiskusikan tugas  kelompok

—  Contoh kalimat  luas : Kami yang mengharapkan  kedamaian di Aceh selalu berdiskusi tentang  masalah ini.

v  Pola kalimat majemuk

Pola Kalimat Majemuk Setara

—  Pola kalimat majemuk  terdiri dari kalimat setara dan bertingkat.

—  Masing-masing mempunyai karakter yang berbeda.

—   Kalimat majemuk setara  bersifat koordinatif, tidak saling menerangkan.

—  Kalimat majemuk setara ada empat macam.

a. Setara gabungan menggunakan kata dan, serta.

b. Setara pilihan  menggunakan kata atau.

c. Urutan menggunakan kata  lalu, lantas, kemudian.

d. Setara perlawanan menggunakan tetapi

Contoh kalimat majemuk :  Dosen menerangkan kalimat majemuk dan mahasiswa mendengarkannya dengan


cermat.

Contoh kalimat majemuk setara : Mahasiswa itu mengharapkan nilai ujian yang tinggi, tetapi malas belajar.

Kalimat majemuk bertingkat

Kalimat  majemuk bertingkat disusun berdasarkan  jenis anak kalimatnya. Kalimat majemuk bertingkat ada delapan
macam.
1. Anak Kalimat keterangan waktu menggunakan  kata: ketika, waktu, saat, setelah, sebelum.
2. Anak kalimat keterangan sebab, menggunakan kata: sebab, lantaran, karena.
3. Anak kalimat hasil (akibat) menggunakan kata: hingga, sehingga, akhirnya.
4. Anak kalimat  keterangan mengunakan kata: jika, apabila, kalau, andaikata
5. Anak kalimat tujuan menggunakan kata: agar, supaya, demi, untuk, guna.
6. . Anak kalimat cara menggunakan  kata : dengan dalam.
7. Anak kalimat posesif menggunakan kata: meskipun, walaupun, biarpun.
8. Menggunakan pengganti nomina menggunakan kata:  bahwa.
v  Kalimat majemuk gabungan setara dan bertingkat

Bangsa Indonesia bekerja keras mengejar ketertinggalan ekonomi setelah krisis  politik berkepanjangan dan krisis
keamanan mulai membaik.

1. EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) DAN TATA BAHASA INDONESIA


v Ejaan Van Ophuijsen : Ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin pada 1901

Ciri:

Huruf j untuk menuliskan kata-kata: jang, pajah, sajang.

Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemar.

Tanda diakritik seperti koma ain atau di atas dan tanda trema, untuk menuliskan   kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’,
dinamai’

v  Ejaan Soewandi (ejaan republik) :  19 Maret 1947 di diresmikan menggantikan ejaan van Ophuijsen.

Ciri-ciri :

1.
Huruf oe diganti u, seperti guru, itu, umur.
2.
Bunyi hamzah dan bunyi sentak  ditulis dengan k, seperti pada kata-kata  tak, pak, maklum, rakjat.
3.
Kata ulang boleh ditulis dengan angka2, seperti anak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
4.
Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata  yang mengikutinya, seperti kata
depan dirumah,  dikebundisamakan dengan imbuhan di- padaditulis, dikarang. 
v  Ejaan melindo : Pada akhir 1959 sidang perutusan  Indonesia dan Melayu (Slametmulyana ketua tim Indonesia)
dan Syeh Nasir bin Ismail (Malaysia) Ketua, menghasilkan konsep ejaan bersama  yang kemudian dikenal dengan
nama  Ejaan Melindo (Melayu Indonesia.

Namun perkembangan politik dan psaang surut hubungan kedua negara mengurungkan peremian ejaan ini. 

EYD Diresmikan oleh Presiden RI pada 16 Agustus 1972 pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia, dengan Putusan
Presiden No 57 Tahun 1972.

Terbit buku kecil berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan  pemakaian
ejaan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 12 Oktober melalui Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia (Ketua
Amran Halim) menyusun buku Pedoman Umum  Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Isinya: paparan
kaidah ejaan yang lebih luas.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat  keputusan No 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.

—  Beberapa hal yang perlu diketahui EYD:

1. 1.      Perubahan Huruf: 
Ejaan Soewandi:          EYD

dj jalan, djauh              jalan, jauh

j  pajung, laju               payung, layu

nj njonja, bunji            nyonya, bunyi

sj isjarat, masjarakat     isyarat, masyarakat

tj tjukup, tjutji             cukup, cuci

ch tarich, ach               tarikh, akhir         

1. 2.      unsur pinjaman abjad asing diresmikan


f  maaf,  fakir

v  valuta, universitas

z  zeni, lezat

1. 3.      Penulisan di- atau ke-sebagai kata depan dibedak


 di (awalan)                     di (kata depan)

ditulis                            di kampus

dibakar                          di jalan  

1. 4.      Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan  angka 2
Contoh : jalan-jalan, meloncat-loncat.

v  Pemakaian tanda baca


—  A. Tanda Titik (.)

—  B  Tanda Koma (,)

—  C Tanda Titik Koma (;)

—  D Tanda Titik Dua (:)

—  E Tanda Hubung (-)

—  F Tanda Pisah (-)

—  G Tanda Tanya (?)

—  H Tanda Seru (!)

—  I Tanda Elipsis (…)

—  J Tanda Petik  (“ “)

—  K Kata Petik Tunggal (‘ ‘)

—  L Tanda Kurung (())

—  M Tanda Kurung Siku  ([])

—  N Tanda Garis Miring (/)

—  O Tanda Penyingkat atau Apostrop (‘)

v  Penulisan unsur serapan

Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock dan de l’homme par I’homme.

Unsur-unsur tersebut  dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih
mengikuti  cara asing.

Kedua, unsur  asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan  kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini
, diusahakan ejaannya disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga  agar bentuk 
Indonesiannya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.

 
1. DIKSI DAN GAYA BAHASA
Gaya bahasa itu ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata, kalimat,

paragraf atau wacana menjadi efektif jika diekspresikan dengan gaya bahasa yang tepat. Gaya resmi, dapat
membawa pembaca /pendengar ke dalam suasana serius dan penuh perhatian. Suasana tidak resmi mengarahkan
pembaca/pendengar  ke dalam situasi rileks tetapi efektif. Gaya percakapan membawa suasana ke dalam situasi
realistis.

 Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Pada dasarnya diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata
tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan bila tersedia
sejumlah kata  yang artinya hampir sama atau mirip. Pemilihan kata bukanlah sekadar kegiatan memilih kata yang
tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Dalam memilih kata diperlukan analisis dan pertimbangan tertentu.

Contoh: kata mati   bersinonim dengan kata mampus, meninggal,

v  Pengertian Kata: Gorys Keraf

Tersirat:  dalam sebuah kata  itu mengandung makna bahwa tiap kata mengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah
ide.

v  Diksi menurut Gorys Keraf:

Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu  gagasan,
bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata  yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat,
dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

Pilihan kata atau diksi  adalah kemampuan membedakan  secara tepat nuansa-nuansa makna  dari gagasan yang
ingin disampaikan, dan kemampuan untuk  menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa
yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

v  Perbendaharaan kata

Disebut pula kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan  yang dimiliki oleh sebuah bahasa.

Makna Kata: Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua aspek, yaitu aspek 
bentuk atau ekspresi dan aspek isi atau makna.

gadis-gadis manis, dara-dara manis, perawan-perawan manis.

Ketiga kata tersebut mengandung referensi yang sama untuk referen yang sama yaitu wanita yang masih muda.

v  Makna denotatif

Kata yang tidak mengandung makna  atau perasaan-perasaan tambahan atau arti sebenarnya  disebut kata denotatif
atau maknanya disebut makna denotatif,
Contoh:

Rumah itu luasnya  400 meter persegi.

v  Makna konotatif

Makna  kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu  atau nilai rasa tertentu  di samping makna dasar 
yang umum, dinamakan makna konotatif atau konotasi. Dari contoh terdahulu,  kata gadis bersifat denotatif, karena
mengacu pada sejenis makhluk tertentu  tanpa suatu penilaian tambahan, sedangkan kata dara dan perawan di
samping mengacu kepada sejenis makhluk tersebut, mengandung nilai tambahan pula.

v  Kamus Besar Bahasa Indonesia

Untuk mengetahui dan memahami arti kata beda kita bisa membuka KBBI terbitan Balai Pustaka 1993 dan kamus
yang terbaru. beda: tidak sama.

v  Tesaurus

Tesaurus merupakan khazanah kata yang disusun menurut sebuah sistem tertentu, terdiri dari gagasan- gagasan yang
mempunyai pertalian timbal balik sehingga setiap pemakai dapat memilih istilah atau kata yang ada di dalamnya
(Keraf, 1988:69)

v  Syarat ketepatan pemilihan kata

1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi


2. Dapat membedakan kata –kata yang hampir bersinonim
3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip ejaannya
4. Dapat memahami dengan tepat makna kata –kata abstrak
5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat
Contoh: Antara hak dan kewajiban pegawai harus berimbang

1. Dapat membedakan kata-kata yang umum dan kata-kata  yang khusus.


 

1. PENGEMBANGAN PARAGRAF
v Paragraf pengantar dan pembuka

Pengantar ini berfungsi untuk memberitahukan latar belakang masalah, tujuan, anggapan dasar. Pengantar yang
baik  akan berhasil  mengetuk hati dan memperoleh  simpati, menggugah minat dan gairah orang lain untuk 
mengetahui lebih banyak.   Fungsi paragraf pengantar adalah menunjukan ide pokok yang mendasari karangan yang
dibahas.

Membuat paragraf pembuka untuk menarik minat pembaca penulis dapat melakukan berbagai upaya yang dapat
dipilih dan dirasa tepat dalam berbagai hal.

v  Paragraf pengembang yaitu paragraf  yang berfungsi  menerangkan atau  menguraikan gagasan pokok karangan.
v  Paragraf penutup Fungsi:

1. Sebagai penutup, menyatakan bahwa  karangan sudah selesai. Komunikasi melalui karangan yang
dibacanya telah ditutup, namun semangat yang besar dan segar diharapkan terus berlanjut.
2. Mengingatkan (menegaskan) kepada pembaca akan pentingnya pokok pembahasan.
3. Memuaskan pembaca untuk mendapat pandangan baru.
4. Menyajikan simpulan.
 

1. SATUAN BENTUK BAHASA


v  Bentuk dan makna

—  Fonem: Satuan bunyi terkecil yang dapat membedakan makna. Yang dapat membedakan  arti
kata  jahat dan jahit adalah bunyi  /a/ yang dilambangkan dengan huruf a dan bunyi /i/ yang dilambangkan dengan
huruf i. Bunyi /a/ dan bunyi /i/ disebut fonem /a/ dan fonem /i/ .

—  Morfem: Satuan  bentuk terkecil  yang dapat membedakan  makna dan atau mempunyai makna . Wujud morfem
dapat berupa imbuhan,  partikel, dan kata dasar (-an, -lah, -kah, ).

—  Bentuk dan makna morfem

1. Morfem bebas : Yang dapat berdiri sendiri dari segi makna tanpa harus  dihubungkan dengan morfem yang lain. 
Semua kata dasar tergolong  sebagai morfem bebas.

2. Morfem terikat: Yang tidak dapat berdiri sendiri dari segi makna. Makna ini baru jelas  setelah morfem itu
digabungkan  dengan morfem yang lain.

3. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, kombinasi awalan dan akhiran), tergolong sebagai morfem terikat.

 Kata : Satuan  bentuk  (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata-kata yang
dibentuk  dengan menggabungkan  huruf atau menggabungkan morfem , baru bisa diakui sebagai  kata bila
bentukan itu mempunyai makna.
 Arti Leksikal: Arti  yang tertera dalam kamus, arti lepas tanpa dipengaruhi oleh  konteks atau  situasi.
Misalnya kursi= tempat duduk. 
1. Kata yang bermorfem tunggal: Disebut juga kata dasar, atau kata yang tidak berimbuhan.
2.  Kata yang bermorfem banyak.
  Hasan Alwi 1988 Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, mengelompokkan  kata ke dalam lima jenis :
1. Verba (kata kerja)                           3. Adverbia (kata keterangan)

2. Ajektiva (kata sifat)                                    4. Rumpun kata benda, yang beranggotakan

                                                         (i) Nomina (kata benda/kata nama)

   (ii) Pronomina (kata ganti)

         (iii) Numeralia (kata bilangan)


5. Rumpun kata tugas, yang beranggotakan:

(i) Preposisi (kata depan)                                      (iii) Interjeksi (kata seru)

(ii) Kongjungsi/kongjungtor (kata sambung)        (iv) Artikel (kata sandang)

 (v) Partikel penegas.

 Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang
bukan merupakan sifat  atau  kualitas.
 Bentuk kata kerja atau verba
1. Verba redulikasi atau verba berulang.
     Misal: makan-makan, batuk-batuk, berlari-lari, tembak menembak.

b. Verba majemuk, yaitu verba yang terbentuk melalui  proses penggabungan kata,    yang tidak  membentuk idiom.

    Contoh: terjun payung, temu wicara, tatap muka, mengambinghitamkan.

c. Verba berpreposisi, yaitu verba intransitif yang selalu diikuti  oleh preposisi   tertentu, misalnya tahu akan,
berdiskusi tentang, cinta pada,  sejalan dengan,  terdiri  dari, menyoal atas, tergolong sebagai.

 Kata sifat atau ajektiva adalah kata yang berfungsi sebagai atribut  bagi nomina (orang, binatang, atau
benda lainnya).
1. ajektiva bertaraf: yaitu ajektiva yang mengungkapkan suatu kualitas.

2. ajektiva tak tak bertaraf: ajektiva yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan.

—  Kata keterangan (adverbia) adalah kata yang menerangkan verba ajektiva, nomina, adverbia lain, frasa
preposisional dan juga seluruh kalimat. Letak kata keterangan ini dapat mendahului atau mengikuti kata yang
diterangkan.

—  Frasa adalah kelompok kata yang  tidak mengandung  predikat dan belum membentuk  klausa atau kalimat.

—  Klausa adalah kelompok kata yang mengandung subjek (s) dan predikat (p). Berarti, meskipun kalimat tunggal,
pasti mempunyai klausa karena kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu  S dan satu P.

1. PERANAN DAN FUNGSI BAHASA


 Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi  ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat
pemakainya.
Menurut Mahmudan dan Ramlan, Bahasa: Alat komunikasi antar anggota masyarakat.

Menurut Gorys Kerap, Bahasa: adalah suatu sistem lambang bunyi  ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi
oleh masyarakat pemakainya.
Bahasa mencakup 4 hal sebagai suatu sistem :

1. Sistem lambang bunyi yang arbiter/kesepakatan, digunakan secara berulang-ulang dan tetap.
2. Alat komunikasi, dapat dipakai untuk mengekspresikan  atau mengungkapkan perasaan, mewakili
keinginan, harapan dan bahkan impian.
3. Simbol bunyi yang memiliki arti serta makna
4. Digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi.
 Bahasa: adalah alat  komunikasi yang bersifat  arbiter dan konvensional, merupakan lambang bunyi.
Ciri-ciri bahasa:

1. Bahasa itu sebuah sistem

2. Bahasa itu berwujud lambang

3. Bahasa itu berupa bunyi

Asal bahasa :

ž  Berasal dari bahasa Melayu, yang dalam perkembangan berikutnya mendapat serapan dari bahasa-bahasa daerah
dan bahasa asing.

ž  Bahasa Indonesia termasuk  kelompok Melayu Polinesia Barat.

Bahasa melayu diakui sebagai bahasa indonesia. Yang termasuk  Melayu Polinesia Barat ialah  melayu Polinesia
Filipina dan Indonesia Barat. Bahasa Melayu adalah bahasa kebudayaan tingkat  tinggi yang tercatat dalam
peningalan historis  pada banyak peninggalan sejarah. Bahasa Melayu secara politis diterima oleh banyak suku  di
Indonesia, terutama suku bangsa besar seperti Jawa dan Sunda.

Kedudukan bahasa Indonesia  sebagai bahasa nasional dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang
mendasari bahasa Indonesia itu, telah diakui sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) selama berabad-abad di
seluruh kawasan Nusantara.

Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia  berfungsi sebagai:

1. Bahasa resmi kenegaraan.

2. Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan.

3. Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat  nasional untuk


kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan  serta pemerintahan.

4. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.

I. ASAS-ASAS MENULIS KARANGAN ILMIAH DAN PERENCANAAN KARANGAN


v  Asas menulis karangan

1. Kejelasan (Clarity), Karangan ilmah harus konkret dan jelas, mudah dipahami, mudah dibaca serta tidak
memberi ruang untuk disalahtafsirkan, tidak boleh bersifat samar-samar. Tidak boleh kabur, tidak boleh
ada wilayah abu-abu (tidak jelas) alias gamblang.
2. Ketepatan (accuracy), Karangan ilmiah menjunjung tinggi keakuratan atau ketepatan. Hasil penelitian
ilmiah dan cara penyajian hasil penelitian itu harus tepat dan akurat. Maka penulis dan atau peneliti harus 
sangat cermat, sangat teliti, tidak boleh sembrono atau ‘main-main dengan ilmu’.
3. Keringkasan (brevity), Karangan ilmiah harus ringkas. Ringkas tidak sama dengan pendek. Karangan
setebal 500 halaman dapat dikatakan ringkas  sejauh  isinya tidak terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang
bertele-tele, kalimat yang bertumpukan, sarat dengan kemubaziran dan kerancuan.
v  Perencanaan karangan

Proses Kreatif :

1. Tahap persiapan yaitu mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus
penulisan, mengamati objek yang akan ditulis dan memperkaya pengalaman kognitif untuk proses
selanjutnya.
2. Tahap inkubasi atau pendadaran  yaitu proses logis dengan memanfaatkan seluruh informasi  yang
dikumpulkan dari sebab ke akibat atau dari tesis-antitesis sampai dengan sintesis yang merupakan
pemikiran sinergis-kreatif.
3. Tahap iluminasi atau kejelasan yang ditandai dengan adanya inspirasi pemecahan masalah .
4. Tahap verifikasi  yaitu mengevaluasi, memeriksa kembali, atau menyeleksi seluruh tahapan, dan
menyusunnya kembali sesuai dengan fokus tujuan penulisan.
Menentukan jenis karangan

 Makalah, Makalah biasa dan makalah posisi. Makalah biasa cenderung bebas, tidak terikat oleh posisinya
sebagai mahasiswa, profesi, keahlian atau  posisi lain. Makalah posisi yakni makalah yang ditulis
berdasarkan posisi penulisnya.
Jenis karangan, sistematika makalah. Judul, abstrak, pendahuluan, pembahan isi, kesimpulan, daftar pustaka.

—  Artikel Jurnal adalah karangan ilmiah dalam bidang  ilmu tertentu  yang diterbitkan dalam sebuah jurnal  yang
khusus menerbitkan bidang kajian ilmu tersebut.

—  Proposal adalah karangan ilmiah yang berisi rancangan kerja. Proposal mempunyai beberapa jenis.

1. Proposal Skripsi mahasiswa.

2. Proposal penelitian: rancangan kerja penelitian yang didanai oleh suatu lembaga.

3. Proposal kerja sama untuk melakukan suatu kegiatan yang didanai oleh sponsor.

Susunan Proposal:

1. Judul kegiatan                   f. Hipotesis


2. Latar belakang                  g. Metode penelitian
3. Tujuan penelitian              h. Jadwal kegiatan
4. Tinjauan pustaka              i. Daftar pustaka
5. Landasan teori
—  Laporan Ilmiah Berbentuk Naskah.

      Laporan adalah penyampaian informasi yang ditulis secara lengkap, jelas, sistematis, objektif dan tepat waktu 
oleh seorang kepada  orang lain atau pejabat.

    Laporan berfungsi informatif pertanggungjawaban, pengawasan atau pengambilan keputusan.

1. PARAGRAF
Paragraf= Karangan mini

Paragraf : Satuan bahasa tulis  yang terdiri  dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat dalam paragraf  harus disusun 
secara runut dan sistematis sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat  yang satu dan kalimat  lainnya dalam
paragraf itu.

Sesungguhnya sebuah paragraf  harus mengemban ide  ide pokok atau ide utama . Tanpa ide pokok  atau ide utama
yang jelas demikian itu, sebuah paragraf pasti tidak memiliki kendali. Ide utama harus ditempatkan pada posisi yang
jelas sehingga pengembangan terhadap ide utama itu akan mudah dilakukan. Penempatan ide utama yang jelas
tersebut sekaligus juga  akan menentukan jenis tulisan  atau karangan  yang akan  diemban oleh paragraf.

Ciri-ciri paragraf :

1. Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat

2. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik.

3. Setiap paragraf menggunakan  sebuah kalimat  topik dan selebihnya  merupakan kalimat pengembang

1. Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dengan kalimat penjelas.
Ihwal paragraf

Dalam karangan yang panjang, paragraf mempunyai arti dan fungsi yang penting. Dengan paragraf itu pengarang
dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu,  dan sempurna. Bahkan paragraf
dapat mendinamisasikan sebuah karangan sehingga  menjadi lebih hidup, dinamis dan energik.

Fungsi paragraf

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran  dan perasaan ke dalam
serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan.
2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf
berarti ganti  pikiran.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembaca.
4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas  beberapa variabel.
Ide utama atau gagasan utama yaitu topik yang dikembangkan menjadi sebuah paragraf. Ide utama atau ide pokok 
itu dinyatakan dalam kalimat topik. Dalam paragraf pikiran utama berfungsi sebagai pengendali keseluruhan
paragraf.

Jenis paragraf

Kalimat Topik atau Ide Utama pada awal paragraph. Isi kalimat ini berupa: penjelas, uraian, analisis, contoh-contoh,
keterangan atau rincian kalimat topik. Paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya
paragraf ini menyajikan  kasus khusus, contoh, penjelasan, keterangan atau analisa lebih dahulu, barulah  ditutup
dengan kalimat topik.

Syarat paragraf yang baik adalah paragraf  yang benar-benar tuntas dari dimensi penjabaran atau pemaparan ide
pokoknya.

Ada tiga prinsip  yang harus dikuasai, yaitu: 1) Prinsip Kesatuan Pikiran, 2) Prinsip Ketuntasan Pemaparan, dan 3)
Prinsip Keruntutan.

Anda mungkin juga menyukai