Prodi : Keperawatan 3A
B. Etiologi
Merokok adalah risiko utama terjadinya PPOK. Sejumlah zat iritan yang ada di dalam
rokok menstimulasi produksi mukus berlebih, batuk, merusak fungsi silia, menyebabkan
inflamasi, serta kerusakan bronkiolus dan dinding alveolus. Faktor risiko lain :
Perokok pasif
Polusi udara
Riwayat infeksi saluran napas saat kanak-kanak
Keturunan
Paparan polusi industri di tempat kerja
C. Gejala
Batuk obstruktif
Penurunan toleransi latihan
Mengi
Sesak dan ekspirasi memanjang
Terdapat banyak sputum dan infeksi paru
Data Mayor
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) Batuk tidak efektif
Tidak mampu batuk
Sputum berlebih
Mengi, wheezing dan/atau ronkhi
kering
Data Minor
Subjektif Objektif
Dispnea Gelisah
Sulit bicara Sianosis
Ortopnea Bunyi napas menurun
Frekuensi napas berubah
Pola napas berubah
Defisit Nutrisi b.d. Ketidakmampuan Mengabsorbsi Nutrien d.d. Berat Badan Menurun
Data Mayor
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) Berat badan menurun minimal 10%
di bawah rentang ideal.
Data Minor
Subjektif Objektif
Cepat kenyang setelah makan Bising usus hiperaktif
Kram/nyeri otot abdomen Otot mengunyah lemah
Nafsu makan menurun Otot menelan lemah
Membran mukosa pucat
Sariawan
Serum albumin turun
Rambut rontok berlebihan
Diare
Gangguan Pertukaran Gas b.d. Penyempitan Saluran Udara Secara Periodik d.d. PO₂ Menurun
Data Mayor
Subjektif Objektif
Dispnea PCO₂ meningkat/menurun
PO₂ menurun
Takikardia
pH arteri meningkat/menurun
Bunyi napas tambahan
Data Minor
Subjektif Objektif
Pusing Sianosis
Penglihatan kabur Diaphoresis
Gelisah
Napas cuping hidung
Pola napas abnormal (cepat/lambat,
regular/ireguler, dalam/dangkal)
Warna kulit abnormal (mis. pucat,
kebiruan)
Kesadaran menurun
Intoleransi Aktivitas b.d. Ketidakseimbangan Antara Suplai dan Kebutuhan Oksigen d.d.
Pernapasan Meningkat
Data Mayor
Subjektif Objektif
Mengeluh lelah Frekuensi jantung meningkat >20%
dari kondisi istirahat
Data Minor
Subjektif Objektif
Dispnea saat/setelah aktivitas Tekanan darah berubah >20% dari
kondisi istirahat
Merasa tidak nyaman setelah Gambaran EKG menunjukkan
beraktivitas aritma saat/setelah aktivitas
Merasa lemah Gambaran EKG menunjukkan
iskemia
Sianosis
Pola Napas Tidak Efektif b.d Pola Napas Abnormal d.d. Sesak
Data Mayor
Subjektif Objektif
Dispnea Penggunaan otot bantu pernapasan
Fase ekspirasi memanjang
Pola napas abnormal (mis. takipnea,
bradipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stroke)
Data Minor
Subjektif Objektif
Ortopnea Pernapasan pursed-lip
Pernapasan cuping hidung
Diameter thoraks anterior-posterior
meningkat
Ventilasi semenit menurun
Kapasitas vital menurun
Tekanan ekspirasi menurun
Tekanan inspirasi menurun
Ekskursi dada berubah
Intervensi Keperawatan
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d. Sekresi yang Tertahan d.d. Sputum Berlebih
Intervensi utama
1) Latihan Batuk Efektif
Observasi
Identifikasi kemampuan batuk
Pantau adanya retensi sputum
Pantau tanda dan gejala infeksi saluran napas
Pantau input dan output cairan (salah jumlah dan sumber)
Terapeutik
Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan tarik napas dalam hidung selama 4 detik, selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
Anjurkan pemerintahan tarik napas dalam hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam
yang ke-3
Kolaborasi
Kolaborasi mempersembahkan mukolitik atau ekspektoran, jika
perlu
2) Manajemen Jalan Napas
Observasi
Pantau pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Pantau bunyi napas tambahan (mis. Berdeguk, mengi, menangis,
ronkhi kering)
Pantau dahak (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift
(jaw-thrust jika curiga trauma serviks)
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan waktu kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum
Penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml / hari, jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi mempersembahkan bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
3) Pemantauan Respirasi
Observasi
Pantau frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan perluasan paru
Auskultasi bunyi napas
Pantau saturasi oksigen
Pantau nilai AGD
Monitor hasil temuan x-ray toraks
Terapeutik
Atur interval waktu respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
Informasikan hasil udara, jika perlu
intervensi pendukung
1) Fisioterapi Dada
Observasi
Identifikasi indikasi dilakukan fisioterapi dada (mis. hipersekresi
sputum, sputum kental dan tertahan, tirah baring lama)
Identifikasi kontraindikasi fisioterapi dada (mis. eksaserbasi PPOK
akut, pneumonia tanpa produksi sputum harus berlebih, kanker
paru-paru)
Monitor status pernapasan (mis. kecepatan, irama, suara napas, dan
kedalaman napas)
Periksa segmen paru yang mengandung sekresi berlebihan
Monitor jumlah dan kanker sputum
Monitor toleransi selama dan setelah prosedur
Terapeutik
Posisikan pasien sesuai dengan area paru yang mengalami
penumpukkan sputum
Gunakan bantal untuk membantu pengaturan posisi
Lakukan perkusi dengan posisi telapak tangan ditangkupkan
selama 3-5 menit
Lakukan vibrasi dengan posisi telapak tangan rata bersamaan
ekspirasi melalui mulut
Lakukan fisioterapi dada setidaknya dua jam setelah makan
Hindari perkusi pada tulang belakang, ginjal, payundara wanita,
insisi, dan tulang rusuk yang patah
Lakukan penghisapan lendir untuk mengeluarkan sekret, jika perlu
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur fisioterapi dada
Anjurkan batuk segera setelah prosedur fisioterapi dada
Anjurkan inspirasi perlahan dan dalam melalui hidung selama
proses fisioterapi dada
Defisit Nutrisi b.d. Ketidakmampuan Mengabsorbsi Nutrien d.d. Berat Badan Menurun
Intervensi utama
1) Manajemen Nutrisi
Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
Terapeutik
Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
Sediakan makan yang tepat sesuai kondisi pasien ( mis. Makanan
dengan tekstur halus, makanan yang diblander, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau Gastrostomi, total perenteral
nutritition sesui indikasi)
Hidangkan makan secara menarik
Berikan suplemen, jika perlu
Berikan pujian pada pasien atau keluarga untuk peningkatan yang
dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namuntetap terjangkau
Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan
Intervensi pendukung
1) Konseling Nutrisi
Observasi
Identifikasi kebiasaan makan danperilaku makan yang akan diubah
Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara regular
Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah,
kenaikan berat badan, dan kebiasaan membeli makanan
Terapeutik
Bina hubungan terapeutik
Sepakati lama pemberian waktu konseling
Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi
kecukupan asupan makanan
Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan gizi (mis.Usia, tahap pertumbuhan dan perkembangan,
penyakit)
Edukasi
Informasikan perlunya modifikasi diet (mis. penurunan atau
penambahan berat badan, pembatasan natrium atau cairan,
pengurangan kolesterol)
Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
Gangguan Pertukaran Gas b.d. Penyempitan Saluran Udara Secara Periodik d.d. PO₂ Menurun
Intervensi utama
1) Pemantauan Respirasi
Observasi
Pantau frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan perluasan paru
Auskultasi bunyi napas
Pantau saturasi oksigen
Pantau nilai AGD
Monitor hasil temuan x-ray toraks
Terapeutik
Atur interval waktu respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
Informasikan hasil udara, jika perlu
2) Terapi Oksigen
Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor cara alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara periodik dan manfaatkan fraksi yang
diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. Oksimetri, analisa gas
darah), jika perlu
Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
Monitor tingkat kerusakan akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa akibat akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
Bersihkan rahasia pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap memberikan oksigen saat pasien ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengat tingkat mobilisasi
pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan / atau tidur
Intervensi pendukung
1) Edukasi Berhenti Merokok
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
Sediakan materi dan media edukasi
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan gejala fisik penarikan nikotin (mis. sakit kepala, pusing,
mual, dan insomnia)
Jelaskan gejala berhenti merokok (mis. mulut kering, batuk,
tenggorokan gatal)
Jelaskan aspek psikososial yang mempengaruhi perilaku merokok
Informasikan produk pengganti nikotin (mis. permen karet,
semprotan hidung, inhaler)
Ajarkan cara berhenti merokok
Intoleransi Aktivitas b.d. Ketidakseimbangan Antara Suplai dan Kebutuhan Oksigen d.d.
Pernapasan Meningkat
Intervensi utama
1) Manajemen Energi
Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fisik
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.cahaya,
suara, kunjungan)
Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
Intervensi pendukung
1) Terapi Oksigen
Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor cara alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara periodik dan manfaatkan fraksi yang
diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. Oksimetri, analisa gas
darah), jika perlu
Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
Monitor tingkat kerusakan akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa akibat akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
Bersihkan rahasia pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap memberikan oksigen saat pasien ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengat tingkat mobilisasi
pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan / atau tidur
Pola Napas Tidak Efektif b.d Pola Napas Abnormal d.d. Sesak
Intervensi utama
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift
(jaw-thrust jika curiga trauma serviks)
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan waktu kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum
Penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml / hari, jika tidak kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi mempersembahkan bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
Intervensi pendukung
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan,
dan efek samping sebelum pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sublingual
Anjurkan tidak makan/minum hingga seluruh obat sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian obat secara
mandiri
*Beberapa intervensi tidak terdapat kolaborasi dikarenakan tidak ada dalam buku SIKI refrensi.
Sumber :
1. Buku M.Black, Joyce, Hokanson Hawk, Jane. Elsevier. Keperawatan Medikal Bedah:
Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan, Edisi ke 8-buku ke 3.
2. Buku PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
3. Buku PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
4. https://id.scribd.com/doc/307044521/Pathway-PPOK