1. Jawaban D
undang-undang nomor 3 tahun 2006 tentang perubahan atas undangundang nomor 7
tahun 1989 tentang peradilan agama Pasal 54 Hukum Acara yang berlaku pada
Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang
berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah
diatur secara khusus dalam Undang-undang ini
2. Jawaban A Pasal 49
Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara di tingkat pertama antara orang-orangyang beragama Islam di bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari'ah
3. Jawaban A Pasal 49
Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara di tingkat pertama antara orang-orangyang beragama Islam di bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari'ah
4. Jawaban D Pasal 66
1) Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan
permohonan kepada Pengadilan untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar
talak.
2) Permohonan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada
Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman termohon, kecuali
apabila termohon dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman yang ditentukan
bersama tanpa izin pemohon.
3) Dalam hal termohon bertempat kediaman di luar negeri, permohonan diajukan
kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon.
4) Dalam hal pemohon dan termohon bertempat kediaman di luar negeri, maka
permohonan diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat
perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
5) Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta bersama
suami istri dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan cerai talak ataupun
sesudah ikrar talak diucapkan.
5. Jawaban D Pasal 73
1) Gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya kepada Pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali apabila penggugat
dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat.
2) Dalam hal penggugat bertempat kediaman di luar negeri, gugatan perceraian
diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman
tergugat.
3) Dalam hal penggugat dan tergugat bertempat kediaman di luar negeri, maka
gugatan diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat
perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
6. Jawaban B Pasal50
1) Dalam hal terjadi sengketa hak milik atau sengketa lain dalam perkara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49, khusus mengenai objek sengketa tersebut harus diputus
lebih dahulu oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum.
2) Apabila terjadi sengketa hak milik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
subjek hukumnya antara orang orang yang beragama Islam, objek sengketa tersebut
diputus oleh pengadilan agama bersama-sama perkara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49.
3) Di antara Pasal 52 dan Pasal 53 disisipkan satu pasal bait yakni Pasal 52A, yang
berbunyi sebagai berikut:
7. Jawaban C Pasal57
(1)Peradilan dilakukan DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN
YANG MAHA ESA.
(2)Tiap penetapan dan putusan dimulai dengan kalimat
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM diikuti dengan DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.
(3)Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan.
8. Jawaban D
a. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri
b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan
c. Istri tidak dapat melahirkan keturunan
9. Jawaban D
a. Apabila putus karena kematian 130 hari
b. Putus karena perceraian 90 hari
c. Dalam keadaan hamil sampai melahirkan
10. Jawaban D
a. Kematian
b. Perceraian
c. Atas keputusan pengadilan
1. Jawaban D
Undang-undang Nomor 9 Tahun2004 tentang perubahan undang-undang nomor 5
thun 1986 tentang peradilan tata usaha negara
2. Jawaban D Pasal 2
Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut undang-
undang ini:
Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata Keputusan
Tata Usaha Negara yangmerupakan pengaturan yang bersifat umum.
Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan.
Keputusan Tata Usaha Negar yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab
Undang-undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau
peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana.
Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan
peradilan berdasarkan ketentuan perundangundangan yang berlaku.
Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia.
Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di pusat maupun didaerah mengenai hasil
pemilihan umum.
3. Jawaban D Pasal 2
Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut undang-
undang ini:
Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata Keputusan
Tata Usaha Negara yangmerupakan pengaturan yang bersifat umum.
Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan.
Keputusan Tata Usaha Negar yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab
Undang-undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau
peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana.
Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan
peradilan berdasarkan ketentuan perundangundangan yang berlaku.
Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia.
Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di pusat maupun didaerah mengenai hasil
pemilihan umum.
4. Jawaban D Pasal 2
Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut undang-
undang ini:
Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata Keputusan
Tata Usaha Negara yangmerupakan pengaturan yang bersifat umum.
Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan.
Keputusan Tata Usaha Negar yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab
Undang-undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau
peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana.
Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan
peradilan berdasarkan ketentuan perundangundangan yang berlaku.
Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia.
Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di pusat maupun didaerah mengenai hasil
pemilihan umum.
5. Jawaban C Pasal 53(2)
Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah:
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu
bertentangan dengan asasasas umum pemerintahan yang baik.
6. Jawaban D Pasal 116(3)
Dalam hal tergugat ditetapkan harus melaksanakan kewajibannya sebagaimana
dimaksud dalam pasal 97 ayat (9) huruf b dan huruf c dan kemudian setelah 3 (tiga)
bulan ternyata kewajiban tersebut tidak dilaksanakannya, penggugat mengajukan
permohonan kepada ketua pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 agar
pengadilan memerintahkan tergugat melaksanakan putusan pengadilan tersebut.
(4) Dalam hal tergugat tidak bersedia melaksanakan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, terhadap pejabat yang bersangkutan dikenakan
upaya paksa berupa pembayaran sejumlah uang paksa dan atau sanksi adminitratif.
(5)Pejabat yang tidak melaksanakan putusan pengadilan sebagaimana dimaksud pada
ayat 4 diumumkan pada media massa cetak setempat oleh panitera sejak tidak
terpenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3
7. Jawaban B Pasal 53(1)
Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu
Keputusan Tata Usaha Negara Dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan
yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan
ganti rugi dan atau di rehabilitasi.
8. Jawaban D Pasal 1(3)
Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha
Negara yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, yang bersifat
konkret, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata
9. Jawaban D Pasal 1(3)
Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha
Negara yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, yang bersifat
konkret, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata.
10. Jawaban D Pasal 100
Alat Bukti ialah: Surat atau tulisan; Keterangan ahli ; Keterangan saksi ; Pengakuan
para pihak ; Pengetahuan hakim.