Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
dalam Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi : Negara
Indonesia adalah negara hukum, artinya sebagai negara hukum, maka hukum
dengan jelas hak dan kewajibannya yang dituangkan dalam suatu akta otentik
yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang yaitu notaris, sebagaimana
1
Mochtar Kusumaatmadja, B. Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum Suatu Pengenalan
Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum, Buku I, Alumni, Banudng, 2000, hlm. 43.
2
Supriadi, Etika & Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2008, hlm. 2
125
UUJN. 3
hukumnya sebagai batasan agar jabatan dapat berjalan dengan baik dan tidak
3
Udin Narsudin, Tanya Jawab Persoalan Subtansi Notaris dan PPAT Dalam Praktek,
Kumbro, Jakarta, 2018, hlm. 6
4
Habib Adjie, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Rierfka Aditama, Bandung, 2011,
hlm. 8
126
Pihak atau mereka yang merasa dirugikan oleh tindakan Notaeis di luar
Negeri.5
javarab Notaris yang baik, dimana dalam Asas-Asas Pemerintahan yang Baik
(AUPN) dikenal beberapa asas ayaitu asas persamaan, asas kepercayaan, asas
yang berkaitan dengan segala tindakan yang akan diambil untuk kemudian
akan memberikan kepastian kepada para pihak, bahwa akta yang dibuat di
hadapan atau oleh Notaris telah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku
5
Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Adminidtrasi Terhadap Notaris sebagai Pejabat Publik,
Aditama, Bandung, 2017, hlm. 33
6
Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada Univerity
Press, Jogyakarta, 2002, hlm. 270.
7
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
127
sehingga jika terjadi permasalahan, akta Notaris dapat dijadikan pedoman oleh
para pihak.8
tindakan harus dipersiapkan dan didsarkan pada aturan hukum yang berlaku.
keterangan atau pernyataan para pihak wajib dilakukan sebagai bahan dasar
untuk dituangkan dalam akta. Asas kecermatan ini merupakan penerapan dari
Pasal 16 ayat (1) huruf a, antara lain dalam menjalankan tugas jabatan Notaris
dengan :
dan ahli atau akademisi.12 Ketentuan yang mengatur tentang MPN dalam
11
Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan AtasUUJN, Op.Cit,
hlm.66, Pasal 1 angka 6.
12
Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UUJN, Ibid.,
hlm.90, Pasal 67 ayat (3).
129
pada UUJN dan kode etik notaris. Keberadaan kode etik notaris merupakan
suatu konsekwensi logis dari suatu profesi. Oleh karena Notaris sebagai
harus selalu berpegang teguh tidak hanya pada UUJN dan peraturan
Notaris, karena tanpa kode etik, harkat dan martabat profesi Notaris yang
puas atas pelayanan jasa notaris sebagai pejabat umum, sehingga mereka
melaporkan notaris yang bersangkutan kepada MPD. Hal ini dapat dilihat
13
Indonesia, Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor:
M.39-PW.07.10 Tahun 2004 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Majelis Pengawas Notaris.
Lampiran Angka III.
130
dimana atas akta tersebut Pihak Penghadap (Penjual) tidak pernah diberikan
salinannya, namun hanya diberikan foto copy atas 3 (tiga) akta saja. Dimana
atas hal tersebut pihak Pelapor mengalami kerugian, karena sampai saat ini
Dari kejadian diatas, dapat kita lihat bahwa etika dan moral sangatlah
erat hubungan yaitu sebagai suatu refleksi kritis terhadap masalah moralitas,
yang ada. Dimana terdapat tiga syarat penting terkait dengan kewenangan
dengan sadar dan tahu mengenai tindakannya itu serta konsukensi dari
2. Tanggung jawab hanya mungkin relevan dan dituntut dari seseorang atas
tertentu memang mau melakukan tindakan itu. Ia sendiri mau dan bersedia
melakukannya.14
terikat pada:
diawasi oleh tiga institusi, yaitu berdasarkan UUJN melalui Majelis Pengawas
Notaris (MPN) dan Majelis Kehormatan Notaris (MKN) serta oleh Dewan
14
Udin Narsudin, Op.Cit, hlm. 3
15
Ibid., hlm. 16-17.
132
ketentuan dalam melaksanakan tugasnya sehingga akta yang dibuat oleh dan
Notaris di dalam menjalankan tigas dan jabatannya sesuai dengan UUJN dan
Etika dan moral sangatlah erat hubunganya itu sebagai suatu refleksi
terhadap norma-norma dan nilai-nilai yang ada. Tiga syarat penting terkait
harus berdasarkan kewajiban, yaitu ada kemauan baik pada dirinya sendiri,
tidak bergantung pada tujuan dan hasil yang dicapai. Sikap moral penunjang
etika profesi Notaris adalah bertindak atas dasar tekad, adanya kesadaran
dalam mempraktikan profesi yaitu bekerja penuh dengan rasa tanggung jawab.
Oleh karena itu jika notaris berbuat melanggar hukum, sanksinya tidak hanya
berupa sanksi hukum positif saja, melainkan sanksi moral dari masyarakat dan
18
Udin Narsudin, Op.Cit., hlm. 3
134
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
terhadap Notaris.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 59.
20
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2016, hlm.109.
135
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
dan Kode Etik Notaris dan penerapan akuntabilitas jabatan Notaris dan
Notaris;
21
Suratman, H. Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, 2014, hlm.103.
136
E. Kerangka Pemikiran
“Selain akta autentik yang dibuat oleh atau dihadapan notaris, bukan
saja karena dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan untuk
memastikan hak dan kewajiban para pihak demi kepastian, ketertiban,
dan perlindungan hukum bagi pihak yang berkepentingan sekaligus
bagi masyarakat secara keseluruhan”.23
bahwa ”Disinilah letak arti yang penting dari profesi notaris, ialah bahwa ia
mutlak, dalam pengertian bahwa apa yang tersebut dalam akta autentik itu
sebagai landasan dari dasar titik tolak fenomena yang dihadapi, hal ini sangat
22
Gransham Anand, Karakteristik Jabatan Notaris Di Indonesia”, Prenadamedia Group,
Jakarta, 2018, hlm. 31.
23
Gransham Anand, Ibid., hlm. 31.
24
GranshamAnand, Ibid., hlm.36.
137
dilakukan ini ilmiah atau paling tidak memberikan gambaran bahwa kajian
tersebut sudah memenuhi standar teoritis sesuai dengan bidang ilmu yang
Teori yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah teori tanggung
jawab hukum menurut Philipus M. Hadjon dan teori kepastian hukum menurut
dengan die theorie der haftung merupakan teori yang menganalis tentang
teori tanggung jawab subjek hukum atau pelaku yang telah melakukan
kerugian atau cacat,atau matinya orang lain. Ada tiga unsur yang
ganti rugi. Pengertian diatas, tidak tampak pengertian teori tanggung jawab
hukum teori tanggung jawab hukum merupakan teori yang mengkaji dan
25
Salim dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan
Disertasi, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2013, Hlm. 207.
138
sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. Apabila subjek hukum
yang tercantum dalam Pasal 1246 KUH perdata, yaitu kerugian yang telah
yang dibedakan yang dibebankan kepada subjek hukum atau pelaku yang
26
Ibid, hlm. 208-209
27
Ahmad Sudiro, Ganti Kerugian dalam Pesawat Udara Studi Perbandingan AS Indonesia, Pusat
Studi Hukum dan Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakartam 2011, hlm. 21-
26
139
harus tunduk kepada UUJN, juga harus taat pada kode etik profesi Notaris
pengertian yaitu:
Gustav Radburch bahwa hukum dalam pencapaiannya tidak boleh lepas dari
28
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Pranada Media Group, Jakarta,
2008, hlm. 158.
140
kepastian hukum tidak selalu harus diberi prioritas pemenuhannya pada tiap
sistem hukum positif, seolah-olah kepastian hukum itu harus ada lebih
diperlukan adanya asas prioritas yang bertujuan untuk terhindar dari konflik
dengan kemanfaatan dan kepastian hukum begitu juga sebaliknya dan jika
terdapat benturan dari ketiga nilai dasar tujuan hukum, maka harus ada
yang dikorbankan. Berdasarkan hal ini lah, maka digunakan asas prioritas
oleh Gustav Radburch yang dikenal dengan tiga nilai dasar hukum yaitu :
29
Suwardi Sagama, Analisis Konsep Keadilan, Kepastian Hukum dan Kemanfaatan, Jurnal
Pemikiran Ilmu Hukum Islam Mazahib,Vol XV, No. 1, Juni 2016, hlm. 22
30
Gustav Radbruch, Einfuehrung In Die Rechtswissenchaft, Stuttgart: Koehler Verlag,1961,
hlm. 36.
31
Nur Agus Susanto, Dimensi Aksiologis Dari Putusan Kasus “ST” Kajian Putusan
Peninjauan Kembali Nomor 97 PK/Pid.Sus/2012, Jurnal Yudisial Vol. 7 No. 3 Desember 2014.
141
a. Keadilan Hukum;
b. Kemanfaatan Hukum;
c. Kepastian Hukum.
F. Metode Penelitian
atau ketidak benaran dari suatu gejala. Penulisan ini metode penelitian yang
digunakan adalah:
1. Metode Pendekatan
32
Soeryono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2015, hlm. 43.
142
adalah dalam rangka memperoleh data mengenai peran serta MPD dalam
pengawasan MPD.
2. Spesifikasi Penelitian
atau materi berupa data dan/atau informasi yang berasal dari kasus-kasus,
33
Soeryono Soekanto, Ibid., hlm. 51.
34
Suratman, H. Philips Dillah, Op.Cit., hlm. 51.
35
Panduan Akademik Dan Pedoman Penulisan Tesis, Magister Kenotariatan Universitas Jaya-
baya, Jakarta, 2017, hlm.45.
143
dan pengawasan MPD dalam hal terdapat laporan dari masyarakat terkait
3. Sumber Data
adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakan atau literatur yang
yang mempunyai kekuatan hukum atas peran serta MPD dalam hal
36
Suratman dan H. Philips Dillah, Op.Cit., hlm. 66-67.
144
Notaris.
Notaris.
penelitian lapangan terkait peran serta MPD dalam hal terdapat laporan
a. Penelitian Kepustakaan
b. Penelitian Lapangan
37
Indonesia, Putusan Pengadilan Tinggi Bandung, http://admin.pt-bandung. go.id/uploads/
file/perkaraperdata/2018/Maret/87Pdt2018-PTBDG.pdf/ (21/04 /2019 jam 11.30WIB)
146
yaitu data yang di peroleh dari penelitian disajikan secara deskriptif dan
6. Lokasi Penelitian
7. Keaslian Penelitian
mengenai topik ini, terdapat beberapa tesis yang dapat digunakan sebagai
pembanding yakni:
notaris yang telah pensiun tetapi masih melakukan pembuatan akta dan
aturan pelaksananya.
Daerah kepada notaris. Hal ini berbeda, karena yang menjadi pokok
kepada notaris.
150
hakim.
151
DAFTAR BACAAN
A. BUKU
Andi Prajitno A A., Pengetahuan Praktis Tentang Apa Dan Siapa Notaris Di
Indonesia, Cetakan I, Putra Media Nusantara, Surabaya, 2010.
Freddy Harris, Leny Helena, Notaris Indonesia, Lintas Cetak Djaja, Jakarta,
2017.
124
152
Salim, HS, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Disertasi Dan Tesis,
Raja Grafindo Persada, Depok, 2017.
B. JURNAL
C. KAMUS
E. PERUNDANG-UNDANGAN