Anda di halaman 1dari 16

Analisis Aktivitas Siklus Produksi pada Unit Weaving 2 PT Dan Liris

dengan Menggunakan Manufacturing Cycle Efficiency (MCE)

Nuralita Aryani Rachman


Magister Akuntansi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
E-mail: nuralita.aryani@gmail.com

Abstrak
Tujuan – Penelitian ini menganalisis aktivitas yang menambah nilai dan tidak menambah
nilai serta menganalisis tingkat manufacturing cycle efficiency (MCE) pada siklus produksi di
unit weaving 2 PT Dan Liris.
Metode penelitian – Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus menggunakan data
primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisis data dilakukan dengan cara kondensasi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Temuan – Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat terdapat 48 aktivitas yang menambah
nilai dan 35 aktivitas yang tidak menambah nilai dengan aktivitas menunggu sebanyak 27
dan aktivitas berpindah sebanyak 8. Tingkat MCE di unit weaving 2 PT Dan Liris untuk
kosntruksi 1206063 adalah sebesar 64,91%. Hal ini menandakan bahwa pada proses produksi
di unit weaving 2 masih mengandung aktivitas yang tidak menambah nilai sebesar 35,09%.
Orisinalitas – Penelitian ini menganalisis keseluruhan aktivitas dari awal proses hingga akhir
proses dengan mencantumkan waktu tiap aktivitasnya secara real-time sesuai dengan apa
yang terjadi di lapangan, sehingga diperoleh hasil yang menggambarkan keadaan proses
produksi yang sebenarnya.

Kata kunci: manufacturing cycle efficiency (MCE), cycle time, analisis aktivitas, value-
added activities, non-value-added activities.

1. Pendahuluan perbaikan di mana perbaikan itu diperlukan


Di dunia yang kompetitif sekarang ini, hal (Hossain dan Uddin 2015, 1442). Dalam
yang menjadi fokus utama dari perusahaan lingkungan yang seperti ini, penting bagi
manufaktur adalah meningkatkan kepuasan kelangsungan hidup setiap perusahaan
para customer dengan terus meningkatkan untuk menjadi adaptif, memiliki harga yang
pengiriman barang tepat waktu dan kompetitif, responsif, proaktif, dan
menjaga kualitas barang pada tingkat memiliki kemampuan untuk menghadirkan
terbaik. Pada saat yang bersamaan, produk kelas dunia sesuai dengan beragam
perusahaan juga harus menjaga biaya dan kebutuhan para customer (Eswaramurthi
harga serendah mungkin untuk dapat dan Mohanram 2013, 1).
bersaing dengan perusahaan lain dengan Dalam manajemen tradisional,
menjaga profitabilitas mereka. Untuk kegiatan bisnis sebatas pada mengolah
mencapai hal ini, sebuah perusahaan harus masukan menjadi keluaran secara efisien
memiliki kontrol yang sangat baik pada sehingga ukuran yang digunakan untuk
sistem produksinya dan melakukan menilai kinerja adalah cost efficiency, yaitu
seberapa efisien suatu aktivitas berpindah, inspeksi, dan menunggu
mengonsumsi sumber daya dalam (Hansen dan Mowen 2007, 752).
menghasilkan keluaran. Dalam manajemen Menteri Perindustrian, Airlangga
kontemporer, lingkungan bisnis berubah, Hartarto (tahun menjabat 2016–sekarang),
kebutuhan customer pun ikut berubah dan mengatakan bahwa sejauh ini terdapat
bermacam-macam sehingga manajemen beberapa sektor industri yang memiliki
harus menyesuaikan keluaran yang potensi yang sangat cerah, yaitu industri
dibutuhkan oleh customer tersebut. makanan dan minuman, kimia, tekstil,
Kebutuhan customer memicu berbagai otomotif, dan elektronik (Prasetyo 2018).
aktivitas yang digunakan oleh perusahaan Industri tekstil dan produk tekstil (TPT)
untuk menghasilkan keluaran (Mulyadi nasional mampu memberikan kontribusi
2007, 36). yang signifikan terhadap penerimaan devisa
Suatu nilai dapat dicapai dengan dari ekspor pada tahun 2018 ini. Menteri
memberikan produk yang tepat, dalam Perdagangan, Enggartiasto Lukita (tahun
jumlah yang tepat, dengan kualitas yang menjabat 2016–sekarang), mengatakan
tepat (tanpa cacat), pada waktu yang tepat bahwa industri TPT merupakan andalan
saat customer membutuhkannya, dan devisa nomor tiga terbesar setelah
dengan biaya serendah mungkin (Hansen pariwisata dan kelapa sawit.
dan Mowen 2007, 755). Nilai dalam proses PT Dan Liris merupakan salah satu
produksi ini membentuk aliran nilai (value perusahaan manufaktur yang terletak di
stream) yang melibatkan semua aktivitas, Cemani, Sukoharjo, beroperasi di bidang
baik yang menambah nilai maupun yang tekstil dan produk tekstil selama kurang
tidak menambah nilai, yang diperlukan lebih 45 tahun. Dalam menjalankan proses
untuk membawa sekelompok produk atau produksi, unit weaving 2 PT Dan Liris
jasa dari titik awal (pesanan customer atau masih mengalami kendala, yaitu belum
konsep untuk produk baru) ke produk jadi tercapainya efisiensi dari target yang telah
untuk customer. Aktivitas dalam aliran nilai mereka tetapkan dan penurunan laba yang
adalah yang menambah nilai atau yang signifikan dari tahun 2016. Ukuran kinerja
tidak menambah nilai (Hansen dan Mowen dalam produksi kain di unit weaving 2 ini
2007, 725). terdiri atas efisiensi dan standard grade.
Lowry (1995, 59) mengemukakan Efisiensi pada tahun 2012 sebesar 47% dan
bahwa keseluruhan program yang standard grade-nya sebesar 42%. Pada
digunakan untuk menganalisis aktivitas tahun 2017 terjadi peningkatan pada
yang menambah nilai dan tidak menambah efisiensi dan standard grade walaupun
nilai ialah manufacturing cycle efficiency masih jauh di bawah target yang mereka
(MCE) yang menentukan rasio waktu yang tetapkan, yaitu sebesar 65% dari target 80%
menambah nilai terhadap waktu total dan standard grade sebesar 79% dari target
pemrosesan. Dengan kata lain, MCE dapat 90%.
dihitung dengan membandingkan total Unit weaving 2 merasa bahwa
proses produksi keseluruhan dengan waktu penyebab dari belum tercapainya efisiensi
siklusnya. Idealnya adalah MCE tersebut berasal dari internal mereka
meningkatkan efisiensi dengan mengurangi sendiri, yaitu pada proses. Kemungkinan
waktu yang tidak menambah nilai dari penyebabnya adalah karena faktor
mekanik, setting mesin, dan pengelolaan
personelnya. Pengelolaan personel berarti terintegrasi di mana perhatian manajemen
bagaimana unit dapat mengelola orang atau berfokus pada aktivitas dengan tujuan
karyawannya, baik itu absensinya, meningkatkan nilai pelanggan dan
mengatur jam-jam rawan istirahat, jam-jam menghasilkan laba (Hansen dan Mowen
rawan pergantian shift, dan pergantian 2007, 10). Tujuan keseluruhan dari ABM
proses. Hal itulah yang mungkin menjadi adalah untuk meningkatkan profitabilitas
penyebab hilangnya efisiensi. perusahaan yang dapat dicapai dengan
Efisiensi pada unit weaving 2 mengidentifikasi dan memilih peluang
diukur dengan menghitung realisasi untuk perbaikan dan menggunakan
produksi dibagi dengan kapasitas produksi informasi yang lebih akurat untuk membuat
seratus persen. Dengan demikian, unit keputusan yang lebih baik (Hansen dan
weaving 2 belum pernah melakukan Mowen 2007, 167).
analisis lebih mendalam terkait aktivitas- Aliran Nilai (Value Stream)
aktivitas dari setiap proses produksi kain Aliran nilai adalah semua aktivitas, baik
tersebut. Untuk menghitung efisiensi siklus yang menambah nilai dan tidak menambah
produksi unit weaving 2 dapat digunakan nilai, yang diperlukan untuk membawa
cycle efficiency atau manufacturing cycle sekelompok produk atau jasa dari titik awal
efficiency (MCE) yang sudah mencakup (misalnya, pesanan customer atau konsep
informasi terkait aktivitas. untuk produk baru) ke produk jadi untuk
Pertanyaan penelitian ini ialah apa customer. Aktivitas dalam aliran nilai
saja aktivitas yang menambah nilai dan adalah yang menambah nilai atau yang
tidak menambah nilai pada siklus produksi tidak menambah nilai. Aktivitas tersebut
kain di unit weaving 2 PT Dan Liris dan terdiri atas dua jenis, yaitu (1) kegiatan
bagaimana tingkat MCE pada siklus yang dapat dihindari dalam jangka pendek
produksi kain di unit weaving 2 PT Dan dan (2) kegiatan yang tidak dapat dihindari
Liris. Penelitian ini bertujuan untuk dalam jangka pendek karena teknologi saat
menganalisis aktivitas yang menambah ini atau metode produksi (Hansen dan
nilai dan tidak menambah nilai pada siklus Mowen 2007, 725).
produksi kain di unit weaving 2 PT Dan Analisis Aktivitas
Liris serta menganalisis tingkat MCE pada Analisis aktivitas merupakan proses
siklus produksi kain di unit weaving 2 PT mengidentifikasi, menjelaskan, dan
Dan Liris. mengevaluasi kegiatan yang dilakukan
Ruang lingkup dalam penelitian ini organisasi. Analisis aktivitas harus
adalah proses produksi kain pada unit menghasilkan empat hasil, yaitu (1)
weaving 2 PT Dan Liris dengan batasan aktivitas apa yang dilakukan, (2) berapa
penelitian hanya pada produksi konstruksi banyak orang yang melakukan aktivitas, (3)
kain teratas yang mendominasi proses waktu dan sumber daya yang diperlukan
produksi pada unit weaving 2, yaitu untuk melakukan aktivitas, dan (4)
konstruksi 1206063. penilaian nilai kegiatan ke organisasi,
termasuk rekomendasi untuk memilih dan
2. Tinjauan Literatur hanya menyimpan yang menambah nilai
Activity-Based Management (ABM) (Hansen dan Mowen 2007, 176).
Activity-based management (ABM) adalah Aktivitas dapat diklasifikasikan
keseluruhan sistem dengan pendekatan menjadi dua, yaitu (1) aktivitas yang
menambah nilai dan (2) aktivitas yang tidak membagi waktu pemrosesan dengan jumlah
menambah nilai. Aktivitas yang menambah waktu pemrosesan, waktu berpindah, waktu
nilai adalah kegiatan-kegiatan yang inspeksi, dan waktu tunggu. Dalam
diperlukan untuk tetap dalam bisnis. Suatu beberapa literatur, konsep MCE ini disebut
aktivitas dikatakan menambah nilai jika dengan beberapa nama atau sebutan. Ada
memenuhi tiga kondisi, yaitu (1) aktivitas yang menyebut MCE ini sebagai cycle
menghasilkan perubahaan keadaan, (2) effectiveness (Mulyadi 2007, 278), process
perubahan keadaan tidak dapat dicapai oleh cycle efficiency (PCE) (Perera dan
kegiatan sebelumnya, dan (3) aktivitas Kulasooriya (2011), Atkinson dkk (2012,
memungkinkan kegiatan lain harus 515), Hossain dan Uddin (2015), dan
dilakukan. Aktivitas yang menambah nilai Mehta, Puranik, dan Vaishnav (2017)),
dapat menyebabkan waktu yang menambah serta manufacturing cycle time (MCT)
nilai pula. Waktu yang menambah nilai (Brabazon, 1999).
adalah waktu dari elemen-elemen kerja Untuk menghitung MCE dapat dilakukan
atau proses yang benar-benar mengubah dengan cara sebagai berikut.
produk dengan cara yang mana customer 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
MCE = 𝑥 100%
siap untuk membayar (Venkataraman dkk, 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒
2014). Di mana cycle time dapat dihitung dengan
Aktivitas yang tidak menambah cara berikut.
nilai adalah semua kegiatan selain yang 𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 +
mutlak penting untuk tetap dalam bisnis 𝑊𝑎𝑖𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 + 𝑀𝑜𝑣𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 +
dan karena dianggap tidak perlu. Aktivitas 𝐼𝑛𝑠𝑝𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒
yang tidak menambah nilai dapat Waktu Siklus (Cycle Time)
diidentifikasi dengan kegagalannya untuk Hansen dan Mowen (2007, 751)
menyatakan waktu siklus adalah lamanya
memenuhi salah satu dari tiga kondisi di
waktu yang diperlukan untuk menghasilkan
atas tadi. Dalam operasi manufaktur,
terdapat lima aktivitas utama yang tidak unit output dari bahan baku diterima (titik
dibutuhkan, yaitu (1) penjadwalan, (2) awal siklus) sampai barang dikirim ke
persediaan barang jadi (titik akhir siklus).
berpindah, (3) menunggu, (4) inspeksi, dan
Dengan kata lain waktu siklus adalah waktu
(5) menyimpan (Hansen dan Mowen 2007,
177). yang dibutuhkan untuk menghasilkan
Nilai Customer (Customer Value) produk, dihitung dengan cara
membandingkan antara waktu pemrosesan
Nilai customer merupakan fokus utama
dan unit diproduksi. Mengurangi waktu
karena perusahaan dapat menetapkan
keunggulan kompetitif dengan menciptakan proses pembuatan dan waktu siklus
nilai customer yang lebih baik untuk biaya produksi dapat dilakukan dengan
mengurangi waktu tunggu di antara tahapan
yang sama atau lebih rendah daripada
pemrosesan, waktu proses grounding, dan
pesaingnya, atau menciptakan nilai yang
waktu konversi produk/model (Prajapati
setara dengan biaya yang lebih rendah
daripada pesaingnya (Hansen dan Mowen dan Deshpande, 2015).
Waktu Pemrosesan (Processing Time)
2007, 11).
Atkinson (2012, 261) menyatakan bahwa
Manufacturing Cycle Efficiency (MCE)
waktu pemrosesan adalah waktu yang
Manufacturing cycle efficiency (MCE)
adalah rasio yang dihitung dengan dikeluarkan untuk produk yang akan dibuat
karena waktu yang dihabiskan dalam mana peneliti melakukan eksplorasi secara
persediaan mewakili waktu yang paralel mendalam terhadap program, kejadian,
dengan kegiatan produksi lainnya, seperti proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih
penyimpanan barang dalam proses dan orang (Creswell, 2014b). Suatu kasus
pemesinan. Waktu pemrosesan adalah terikat oleh waktu dan aktivitas, sehingga
waktu aktual suatu produk yang secara aktif peneliti melakukan pengumpulan data
sedang diproses (Montoya-Torres, 2006). secara mendetail dengan menggunakan
Waktu Inspeksi (Inspection Time) berbagai prosedur pengumpulan data dan
Waktu inspeksi adalah waktu yang dalam waktu yang berkesinambungan.
dihabiskan untuk memastikan bahwa output Jenis dan Sumber Data
memiliki kualitas seperti yang diharuskan Data primer adalah data yang dikumpulkan
(Brabazon, 1999). terlebih dahulu dari sumber asli untuk
Waktu Berpindah (Moving Time) analisis selanjutnya guna menemukan
Waktu berpindah adalah aktivitas yang solusi untuk masalah yang diteliti (Sekaran
menggunakan waktu dan sumber daya dan Bougie 2016, 395). Data primer yang
untuk memindahkan bahan baku, produk digunakan dalam penelitian ini adalah data
dalam proses, dan produk jadi dari satu yang diperoleh langsung dari PT Dan Liris,
departemen ke departemen yang lain yaitu struktur organisasi, standar
(Mulyadi 2001, 624). operasional prosedur (SOP), profil
Waktu Menunggu (Waiting Time) perusahaan, laporan biaya, buku produksi,
Waktu menunggu adalah aktivitas yang di hasil observasi, dan hasil wawancara.
dalamnya bahan baku dan produk dalam Data sekunder adalah data yang
proses menggunakan waktu dan sumber telah dikumpulkan oleh orang lain untuk
daya dalam menunggu proses berikutnya tujuan lain selain tujuan dari penelitian ini
(Mulyadi 2001, 624). (Sekaran dan Bougie 2016, 37). Data
Waktu Penyimpanan (Storage Time) sekunder yang digunakan dalam penelitian
Penyimpanan adalah aktivitas yang ini adalah jurnal dan artikel terkait tentang
menggunakan waktu dan sumber daya MCE, artikel terkait tentang industri tekstil
selama produk dan bahan baku disimpan di Indonesia, dan literatur yang mendukung
sebagai sediaan (Mulyadi 2001, 624). penelitian ini atau sesuai dengan topik
Waktu penyimpanan ini diakibatkan baik penelitian ini. Data sekunder dapat
oleh bahan baku sebelum akhirnya dimulai diperoleh dari website, buku, informasi
untuk diproses maupun barang jadi yang digital, dan lain-lain.
belum dikirim dan disimpan di gudang Instrumen Penelitian
sebagai persediaan (Saftiana, Ermadiani, Instrumen penelitian adalah alat bantu yang
dan Andriyanto, 2007). digunakan dalam metode pengambilan data
oleh peneliti untuk menganalisis hasil
3. Metode Penelitian penelitian. Wawancara akan dilakukan
Desain penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan protokol wawancara
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. yang terdiri atas kapan dan di mana akan
Penelitian studi kasus ini menggunakan tipe dilakukan wawancara, siapa yang akan
deskriptif yang sifatnya mendalam pada diwawancara, serta pertanyaan apa saja
sasaran penelitian. Studi kasus merupakan yang akan ditanyakan. Selama proses
salah satu jenis penelitian kualitatif, di wawancara akan dilakukan perekaman
suara menggunakan alat bantu handphone yang bersamaan. Langkah-langkah yang
dan akan didokumentasikan berupa gambar dilakukan adalah sebagai berikut.
dan tulisan atas wawancara tersebut. Pada 1. Kondensasi Data
observasi akan dilakukan Kondensasi data adalah suatu bentuk
pendokumentasian atas hasil observasi analisis yang mempertajam, menyortir,
yang berupa catatan dan gambar. Pada memfokuskan, membuang, dan mengatur
dokumentasi akan dilakukan dengan cara data sedemikian rupa sehingga kesimpulan
mengakses dokumen-dokumen perusahaan akhir dapat ditarik dan diverifikasi. Dalam
terkait dengan data-data yang dibutuhkan penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil
dan artikel-artikel yang berkaitan dengan observasi, wawancara, dan dokumen-
topik penelitian. dokumen perusahaan akan disederhanakan
Teknik Pengumpulan Data kemudian dirangkum menjadi lebih
Pengumpulan data menurut Creswell terfokus pada topik yang sesuai dengan
(2014a, 206) adalah rangkaian aktivitas pembahasan penelitian.
yang saling terkait yang bertujuan untuk 2. Penyajian Data
mengumpulkan informasi untuk menjawab Penyajian data dirancang untuk
pertanyaan-pertanyaan riset yang muncul. mengumpulkan informasi yang
Pengumpulan data dalam penelitian ini diorganisasikan ke dalam bentuk ringkas
melalui tiga bentuk aktivitas, yaitu (1) yang dapat diakses dengan mudah sehingga
wawancara, (2) observasi, dan (3) analis dapat melihat apa yang terjadi dan
dokumentasi. menarik kesimpulan yang dibenarkan atau
Dalam penelitian ini, wawancara beralih ke langkah analisis berikutnya yang
dilakukan secara mendalam dengan tipe disajikan yang mungkin berguna. Dalam
wawancara semi-terstruktur. Orang-orang penelitian ini, data yang sudah diperoleh
diwawancarai, yaitu kepala bagian, kasie akan disajikan berupa narasi, tabel, dan
preparation, kasie produksi loom, kasie gambar.
inspecting, kasie maintenance, dan 3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
personalia unit weaving 2. Observasi Dari awal pengumpulan data, analisis
dilakukan dengan cara tidak berpartisipasi kualitatif menginterpretasikan apa artinya
aktif dan hanya sesekali berinteraksi dengan memperhatikan pola, penjelasan,
dengan orang-orang pada proses yang aliran kausal, dan proposisi. Setelah data
diamati. Dokumen yang digunakan adalah diperoleh, dikondensasi, dan disajikan,
sejarah perusahaan, profil perusahaan, kemudian akan dilakukan ditarik
struktur organisasi, flow process produksi kesimpulan mengenai apa yang terjadi
kain, standar operasional prosedur, buku berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
produksi, catatan dan arsip terkait unit Setelah itu, kesimpulan tersebut juga
weaving 2, laporan biaya produksi kain, diverifikasi sebagai hasil analisis.
hasil observasi lapangan, dan hasil Verifikasi ini dilakukan dengan cara
wawancara. membandingkan kembali terhadap temuan
Teknik Analisis Data yang diperoleh di lapangan, hasil
Teknik analisis data dalam wawancara, dan analisis selama menulis.
penelitian ini mengacu pada Miles,
Huberman, dan Saldana (2014) dengan
melihat analisis sebagai tiga arus aktivitas
4. Hasil dan Pembahasan pakan. Kemudian terakhir adalah proses
Siklus Produksi Unit Weaving 2 inspecting, proses pengecekan kain
Gambar 1. Siklus Produksi Unit Weaving 2 terhadap cacat benang dan cacat weaving
untuk menentukan kualitas kain dalam
Benang bentuk grade.
Pakan
Benang Analisis Aktivitas pada Siklus Produksi
Lusi
Unit Weaving 2
1. Gudang Bahan Baku
Aktivitas yang tidak menambah nilai yaitu
adanya aktivitas menunggu benang datang
dan beberapa aktivitas berpindah.
Keterlambatan benang datang ini
disebabkan oleh tiga orang gudang dan
Gudang bahan baku melakukan order orang kendaraan (truk, forklift, dan
benang kepada pihak internal (divisi handlift) yang tidak masuk secara
spinning) atau pihak eksternal secara bersamaan pada hari itu. Kemudian adanya
harian. Setelah benang datang dan masuk aktivitas berpindah yang sangat banyak,
ke gudang bahan baku, benang tersebut yaitu sebanyak empat kali bolak-balik
hanya transit saja karena akan langsung dikarenakan harus mengambil benang
diserahkan ke area produksi. Proses menggunakan kereta benang sesuai dengan
selanjutnya adalah warping. Warping jumlah yang dibutuhkan.
merupakan proses penggulungan benang 2. Warping
dari bentuk gulungan cone menjadi Aktivitas yang tidak menambah nilai yaitu
gulungan dalam bentuk beam warping adanya beberapa aktivitas menunggu.
sesuai dengan jumlah dan panjang tertentu. Aktivitas menunggu disebabkan oleh
Beam merupakan gulungan besar berupa operator yang mengurus mesin lain apabila
benang. Setelah itu masuk ke proses sizing. terdapat benang putus atau mesin berhenti.
Sizing merupakan proses pemberian lapisan Hal ini disebabkan karena operator warping
kanji ke permukaan sampai pada massa hanya berjumlah dua orang, sedangkan
benang sehingga benang menjadi lebih kuat mesin warping berjumlah tiga. Selain itu
dan memenuhi syarat sebagai benang lusi aktivitas menunggu juga disebabkan oleh
yang akan diproses di mesin tenun. operator istirahat yang terkadang melebihi
Kemudian proses selanjutnya yang dapat dari waktu yang diberikan.
dilakukan adalah tying atau reaching. Tying 3. Sizing
merupakan proses penyambungan benang Aktivitas yang tidak menambah nilai yaitu
lusi di mesin tenun sehingga pergantian adanya aktivitas menunggu dan aktivitas
beam tidak melalui proses reaching, berpindah. Aktivitas menunggu beam
sedangkan reaching merupakan proses warping untuk diproses disebabkan oleh
memasukkan benang ke dalam lubang mesin sizing yang menunggu beam
dropper, gun, dan sisir. Reaching dapat warping terakhir selesai diproduksi, bukan
disebut juga pencucukan. Lalu masuk ke beam warping yang menunggu untuk
proses inti pertenunan, yaitu loom. Loom diproses karenakan mesin sizing belum
merupakan proses pembuatan kain dengan selesai memroses konstruksi sebelumnya.
menyilangkan benang lusi dan benang Pada kondisi ini beam warping lain yang
sudah selesai diproduksi dari tadi sudah 6. Loom
dipasang di mesin sizing. Aktivitas Aktivitas yang tidak menambah nilai yaitu
berpindah dari area stock beam warping ke adanya aktivitas menunggu beam sehabis
mesin sizing dilakukan karena harus bolak- tying untuk diproses di loom dan mesin
balik mengambil empat belas beam berhenti. Aktivitas menunggu ini hanya
warping untuk diproses secara bersamaan selama 10 menit karena beam tersebut
di mesin sizing. langsung disambung pada beam yang sudah
4. Tying ada di loom melalui proses tying. Jika
Aktivitas yang tidak menambah nilai yaitu proses pasang beam melalui reaching maka
adanya beberapa aktivitas menunggu dan akan membutuhkan waktu yang lebih lama
aktivitas berpindah. Aktivitas menunggu karena harus mengganti aksesorisnya dan
beam sizing untuk diproses di tying measangnya di loom. Mesin yang berhenti
berbeda-beda lamanya, tergantung keadaan ini disebabkan oleh benang putus, baik
di loom apakah beam di loom sudah habis benang lusi, benang pakan, maupun benang
sehingga harus pasang beam baru atau leno, walau putus benang leno sangat
belum. Aktivitas menunggu karena jarang sekali. Pada awal mesin dijalankan
operator mengambil peralatan tying juga sering terjadi ambrol mesin, yaitu putus
berbeda-beda tergantung jauh dekatnya benang lusi di atas dua helai.
peralatan tying itu berada. Aktivitas Faktor-faktor yang memengaruhi
berpindah dari area stock beam sizing ke putusnya benang atau mesin ambrol di
mesin loom dilakukan karena tempat antaranya adalah (1) penanganan operator
penyimpanan beam sizing berbeda wilayah ketika awal menjalankan mesin, (2) proses
dengan tempat proses loom. di persiapan (warping dan sizing), (3) hasil
5. Reaching cucukan di reaching, (4) hasil sambungan
Aktivitas yang tidak menambah nilai yaitu tying, (5) jenis konstruksi atau jenis
adanya beberapa aktivitas menunggu dan benang, (6) jenis anyaman, (7) mesin yang
beberapa aktivitas berpindah. Aktivitas digunakan, (8) peletakkan konstruksi pada
menunggu beam sizing untuk diproses pada layout mesin di loom, dan (9) kotoran
reaching tergantung pada kebutuhan beam berupa benang atau kapas yang masuk.
di loom. Aktivitas menunggu ketika leasing 7. Inspecting
selesai dilakukan karena beam dengan Aktivitas yang tidak menambah nilai yaitu
konstruksi 1206063 ini bukan prioritas atau adanya aktivitas berpindah dan beberapa
belum dibutuhkan secara cepat di loom. aktivitas menunggu. Aktivitas berpindah
Oleh karena itu, ketika leasing selesai dari mesin loom ke area inspecting
dilakukan, beam tersebut tidak langsung dikarenakan kedua proses ini berada di area
dicucuk. Aktivitas berpindah di proses yang berbeda. Aktivitas menunggu di
reaching dikarenaka area stock beam sizing inspecting pasti terjadi ketika ingin
yang terpisah dari area reaching, begitu memasuki masing-masing proses atau
pula aktivitas berpindah dari mesin leasing aktivitas di inspecting, yaitu (1) pada saat
ke mesin reaching juga disebabkan mesin akan dilakukan IM, (2) pada saat akan
yang digunakan berbeda walaupun masih dilakukan folding, (3) pada saat akan
dalam satu area reaching. dilakukan upgrade dan recheck, (4) pada
saat akan dilakukan cek kain, dan (5) pada
saat akan dikirim ke gudang greige.
Tabel 1. Aktivitas Menambah Nilai Pada Proses Produksi Kain di Proses Aktivitas Waktu
Unit Weaving 2 PT Dan Liris benang.
Proses sizing. 09:40:00
Proses Aktivitas Waktu
Mengeluarkan cone benang dari plastik 00:29:44 Doffing beam sizing. 00:17:22
Gudang pembungkus dan mengaturnya pada kereta Pengaturan stock beam sizing. 03:17:46
Bahan Baku benang. Mencatat hasil produksi sizing pada formulir 00:19:54
Mengecek benang di dark room. 00:01:45 produksi sizing.
Memasang cone satu per satu pada creel. 00:20:02 Melepas beam lama. 00:02:27
Menarik ujung benang tiap creel, 00:33:49 Membersihkan mesin AJL. 00:03:05
dikelompokkan menjadi dua, empat helai atas Memasang beam baru. 00:08:37
dan empat helai bawah. Tying Membuat sheet beam bawah. 00:05:55
Memutar creel ke depan. 00:02:00 Membuat sheet beam atas. 00:20:14
Menyangkutkan empat benang atas dan 00:19:50 Memasang mesin tying. 00:03:51
empat benang bawah ke creel. Proses tying. 00:43:00
Menarik semua benang ke depan dan 00:06:28 Memasang beam untuk leasing. 00:06:35
memasang pada mesin. Proses leasing. 01:15:00
Warping Memasukkan benang satu per satu pada sisir 00:13:00 Doffing beam dari mesin leasing. 00:08:22
mesin. Memasang beam di mesin reaching. 00:10:00
Reaching
Mendorong beam ke mesin. 00:00:13 Melakukan pencucukkan. 08:40:00
Menyalakan dan setting mesin kemudian 00:01:39 Melakukan penyisiran. 01:35:00
menyangkutkan kumpulan benang pada Doffing beam reaching. 00:16:00
beam. Mengatur beam di area stock beam reaching. 00:02:00
Menulis info beam di papan tulis. 00:00:49 Loom Mesin jalan. 150:31:34
Proses warping. 03:51:46 Pemeriksaan IM. 00:14:00
Doffing beam. 00:15:52 Menulis pada blangko IM. 00:04:26
Pengaturan stock beam warping. 01:06:34 Proses folding. 00:03:17
Pemasakan kanji. 05:50:00 Merapikan, menghitung berapa lipatan, 00:03:25
Inspecting
Menurunkan beam kosong dan menaikkan 00:30:57 mengukur, dan menulis identitas kain.
seluruh beam warping yang ingin dipasang. Menaruh pada palet yang sesuai. 00:00:10
Mengolor benang hingga ke depan. 00:15:03 Proses upgrade atau recheck. 01:12:00
Sizing Proses cek kain. 00:02:30
Melakukan aze. 00:11:00
Memasukkan benang pada extra comb. 00:10:00
Mengganti beam sizing lama. 00:02:00
Setting mesin dan menyesuaikan kesejajaran 00:02:00
Tabel 2. Aktivitas Tidak Menambah Nilai Pada Proses Produksi Kain Proses Aktivitas Waktu
di Unit Weaving 2 PT Dan Liris Berpindah ke mesin reaching dari mesin 00:00:18
leasing.
Proses Aktivitas Waktu
Menunggu beam untuk diproses. 00:10:00
Menunggu benang datang. 06:15:00 Loom
Mesin berhenti. 29:28:26
Berpindah ke dark room dari gudang bahan 00:04:20
baku. Berpindah ke inspecting dari loom. 00:04:00
Gudang Bahan
Baku Menunggu untuk inspection mesin (IM). 00:30:18
Berpindah ke belakang mesin warping dari 00:01:41
dark room. Menunggu untuk proses folding. 00:17:29
Berpindah ke gudang untuk ambil cone lagi. 00:02:46 Menunggu untuk diukur, dikemas, dll. 00:01:30
Menunggu cone untuk dipasang pada creel. 00:21:00 Menunggu untuk diletakkan pada palet yang 00:02:00
Inspecting
Menunggu karena mencopot cone lama. 00:08:48 sesuai.
Menunggu untuk menarik ujung benang. 01:59:00 Menunggu untuk proses upgrade dan 12:00:00
recheck.
Menunggu disela-sela menarik ujung 00:34:00
benang. Menunggu untuk proses cek kain. 12:00:00
Warping Menunggu untuk dikirim ke gudang greige. 21:24:55
Menunggu sampai mesin nyala. 00:01:39
Menunggu karena operator urus mesin lain. 00:03:58
Hambatan hingga mesin stabil. 00:12:58
Menunggu benang putus untuk diperbaiki. 01:08:14
Operator istirahat. 02:10:00
Menunggu beam warping untuk diproses. 00:35:00
Memindahkan beam warping dari area stock 00:16:46
Sizing
beam warping.
Hambatan hingga mesin stabil. 00:14:00
Menunggu beam sizing untuk diproses. 02:00:00
Berpindah dari area stock beam sizing ke 00:02:00
mesin loom.
Tying Menyiapkan peralatan tying. 00:02:57
Menunggu operator mengambil alat tying. 00:09:16
Menunggu operator membereskan peralatan 00:04:27
tying.
Menunggu beam sizing untuk diproses. 27:20:00
Berpindah ke mesin leasing dari area stock 00:00:54
Reaching
beam sizing.
Menunggu setelah leasing. 03:40:00
Analisis Manufacturing Cycle Efficiency menunggu, yaitu selama 91 jam 54 menit
(MCE) pada Unit Weaving 2 55 detik atau sebesar 34,88% dari waktu
Perhitungan tingkat MCE ini hanya secara keseluruhan.
mengambil salah satu beam sizing yang Perhitungan MCE yang dihasilkan
diproses di loom saja, beam yang paling sebesar 64,91% ini berbeda dengan
awal diproses di loom. Hal ini dikarenakan perhitungan efisiensi yang telah dilakukan
pengertian weaving sendiri adalah kegiatan oleh perusahaan. Perusahaan melakukan
menenun kain dan proses penenunan kain perhitungan efisiensi hanya pada proses
ini terjadi di loom sehingga efisiensi unit loom saja dengan menggunakan rumus,
dihitung pada proses loom di mana proses sedangkan dalam penelitian ini dilakukan
pertenenunan itu terjadi. perhitungan MCE secara komprehensif
Unit weaving 2 menghitung dari proses awal hingga proses akhir. Oleh
efisiensi hanya pada proses loom dengan karena itu, perhitungan MCE yang
menggunakan aplikasi dan sudah ada dilakukan dalam penelitian ini dan yang
rumusnya, tidak menghitung efisiensi dilakukan oleh perusahaan tidak dapat
secara proses keseluruhan dan belum diperbandingkan.
mempertimbangkan aktivitas dalam Continuous Improvement
menghitungnya. Menurut Hansen dan Mowen (2007, 178),
analisis aktivitas dapat mengurangi biaya
Tabel 3. Komponen Perhitungan MCE dengan empat cara, yaitu (1) penghapusan
Unit Weaving 2 PT Dan Liris aktivitas, (2) pemilihan aktivitas, (3)
Keterangan Waktu Waktu pengurangan aktivitas, dan (4) pembagian
Jam Hari aktivitas. Yang dapat dilakukan oleh unit
Cycle Time 263,50 10,98 weaving 2 PT Dan Liris adalah dengan
Processing Time 171,05 7,13 cara pengurangan aktivitas-aktivitas yang
Non-Value-Added 92,43 3,85 tidak menambah nilai. Pengurangan
Time aktivitas ini ditujukan untuk mengurangi
Sumber: Data diolah. waktu dan sumber daya yang dibutuhkan
Sehingga dapat diperoleh perhitungan oleh suatu aktivitas sehingga dapat
MCE sebagai berikut. meningkatkan efisiensi dan menjadi
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 strategi jangka pendek sampai aktivitas-
MCE = 𝑥 100%
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 aktivitas tersebut dapat dihilangkan.
171,05 Pengurangan aktivitas ini dapat
= 𝑥 100%
263,85 dilakukan pada gudang bahan baku yaitu
= 64,91% pada saat menunggu benang datang. Perlu
Tingkat MCE pada unit weaving 2 dilakukan kontrol sehingga tidak terjadi
untuk satu beam di loom adalah sebesar benang datang terlambat dalam waktu
64,91%. Hal ini menunjukkan bahwa pada yang lama. Kemudian kontrol untuk
proses produksi kain di unit weaving 2 lamanya operator menangani benang putus
masih mengandung aktivitas yang tidak pada warping maupun loom. Selain itu
menambah nilai sebesar 35,09%. Aktivitas juga kontrol pada operator saat istirahat
tidak menambah nilai tersebut terdiri atas dan jam-jam rawan ketika pergantian shift
aktivitas menunggu dan berpindah dengan atau menjelang waktu kerja berakhir.
porsi waktu terlama pada aktivitas Pengurangan aktivitas di atas berkaitan
dengan pengurangan aktivitas menunggu 5. Simpulan
selama proses produksi di unit weaving 2 Manufacturing cycle efficieny (MCE)
PT Dan Liris. merupakan alat ukur kinerja yang
Biaya Terkait Aktivitas Tidak Menambah digunakan untuk melihat efisiensi dari
Nilai siklus suatu produksi. Dalam penelitian ini
Biaya terkait aktivitas yang tidak adalah produksi kain pada unit weaving 2
menambah nilai pada proses produksi kain PT Dan Liris. Penelitian ini menganalisis
di unit weaving 2 ini tidak ada. Aktivitas aktivitas yang menambah nilai dan tidak
menunggu untuk masuk proses selanjutnya menambah nilai pada proses produksi kain
yang menyebabkan beam tersebut harus serta menganalisis tingkat MCE pada
menunggu dan menyebabkan adanya siklus produksi kain di unit weaving 2 PT
penyimpanan ini tidak ditempatkan pada Dan Liris.
suatu ruangan khusus untuk menyimpan Setelah dilakukan analisis,
beam tersebut. Beam hanya diletakkan diperoleh simpulan bahwa berdasarkan
pada area yang masih satu wilayah dengan tujuh proses tersebut, terdapat 48 aktivitas
proses tersebut, sehingga adanya aktivitas yang menambah nilai dan 35 aktivitas
menunggu untuk proses selanjutnya tidak yang tidak menambah nilai dengan
menimbulkan biaya apapun, misalnya aktivitas menunggu sebanyak 27 dan
untuk perawatan dan pemeliharaan beam aktivitas berpindah sebanyak 8. Setelah
maupun ruangan. Adanya aktivitas itu, dilakukan perhitungan dan analisis
menunggu ini akibat dari kapasitas di loom terkait MCE secara menyeluruh
yang memang belum membutuh beam berdasarkan data waktu yang telah
baru. Kemudian aktivitas berpindah dari diperoleh.
gudang bahan baku ke proses warping Banyaknya aktivitas menunggu
yang menggunakan kereta benang juga disebabkan oleh (1) kondisi di proses
tidak menimbulkan biaya apapun karena selanjutnya yang belum membutuhkan
kereta benang tersebut tidak pernah beam, (2) jumlah operator yang terbatas
dilakukan perawatan secara khusus. Sama karena operator harus bisa multiskill serta
halnya dengan kereta beam untuk memegang sejumlah mesin dan kain, dan
mengangkut beam dari proses reaching ke (3) kendaraan yang digunakan secara
proses loom juga tidak ada perawatan sharing antara gudang bahan baku dan
khusus yang dilakukan sehingga tidak inspecting untuk mengambil benang dan
menimbulkan biaya. Lalu aktivitas mengantar kain greige ke gudang greige.
berpindah yang dilakukan oleh karyawan Waktu yang dibutuhkan untuk
juga tidak menimbulkan biaya khusus memroses satu beam di loom dalam satu
karena karyawan atau operator tersebut siklus adalah selama 263,5 jam dengan
tidak secara khusus hanya untuk waktu yang menambah nilai selama
memindahkan beam tersebut. Upah 171,05 jam dan waktu yang tidak
karyawan tergantung dari jumlah hari menambah nilai selama 92,43 jam. Tingkat
mereka masuk, bukan berdasarkan jam dia MCE di unit weaving 2 PT Dan Liris
kerja, sedangkan gaji staf berdasarkan poin untuk kosntruksi 1206063 adalah sebesar
absen mereka. 64,91%. Hal ini menandakan bahwa pada
proses produksi kain di unit weaving 2
masih mengandung aktivitas yang tidak MCE secara keseluruhan beam, tidak
menambah nilai sebesar 35,09%. hanya mengambil contoh satu beam saja.
Saran praktis yang dapat dilakukan
oleh unit weaving 2 PT Dan Liris untuk REFERENSI
meningkatkan MCE unit ialalah (1) Afiyanti, Yati. 2008. “Validitas dan
mencatat waktu jam benang datang untuk Reliabilitas dalam Penelitian
mengetahui apakah keterlambatan benang Kualitatif”. Jurnal Keperawatan
datang sering terjadi, (2) memberikan Indonesia 12, no. 2: 137-141.
pengarahan kepada operator untuk Azzura, Siti Nur. 2018. “Mendag Enggar:
mencatat watu proses sesuai dengan yang Industri Tekstil Andalan Devisa
sebenarnya terjadi tanpa ada pembulatan, Nomor 3 Terbesar Indonesia”.
(3) melakukan pencatatan waktu di setiap Merdeka, 14 September. Diakses
aktivitasnya agar dapat dengan mudah pada 2 Oktober 2018.
menganalisis ketika terjadi masalah, (4) https://www.merdeka.com/uang/m
memperhatikan lebih lanjut terkait lama endag-enggar-industri-tekstil-
waktu operator istirahat, (5) andalan-devisa-nomor-3-terbesar-
memperhatikan keadaan sekitar mesin saat indonesia.html.
melakukan cleaning pada mesin loom, dan Bachri, Bachtiar S. 2010. “Meyakinkan
(6) melakukan kegiatan preventif pada Validitas Data Melalui Triangulasi
mesin loom yang benar-benar bertujuan pada Penelitian Kualitatif”. Jurnal
untuk mencegah mesin jangan sampai Teknologi Pendidikan 10, no. 1:
berhenti. 46-62.
Keterbatasan dalam penelitian ini Brabazon, Tony. 1999. “Manage Your
adalah analisis MCE tidak dilakukan Costs by Managing Your Cycle
secara keseluruhan beam, yang mana Times”. Management Accounting
terdapat enam beam sizing, tetapi hanya 77, no. 6: 48-9.
mengambil contoh pada satu beam sizing Cambridge Dictionary. 2018. Cambridge
saja. Kemudian tidak ada koreksi biaya University Press. Diakses pada 7
atas aktivitas yang tidak menambah nilai November 2018.
karena aktivitas yang tidak menambah https://dictionary.cambridge.org/di
nilai tersebut diduga tidak menyebabkan ctionary/english/efficiency
biaya. Čečević, Bojana Novićević, dan Ljilja
Berdasarkan keterbatasan di atas, Antić. 2016. “Value Stream
diharapkan untuk penelitian selanjutnya Performance Measurement and the
dapat memasukkan faktor lain selain Lean Business Concept”.
waktu, yaitu dari sisi bahan baku yang Economics and Organization 13,
tidak menambah nilai, tenaga kerja yang no. 3: 273-86.
tidak menambah nilai, dan fasilitas Creswell, John W. 2014a. Penelitian
sehingga dapat diketahui koreksi biaya Kualitatif & Desain Riset. Edisi
atas aktivitas yang tidak menambah nilai Ketiga. Yogyakarta: Pustaka
tidak hanya dari sisi waktu saja. Selain itu, Pelajar.
jika mempetimbangkan faktor lain seperti Creswell, John W. 2014b. Research
di atas dapat memperoleh perhitungan Design: Qualitative, Quantitative,
and Mixed Methods Approaches.
Edisi Keempat. United States of AS”. Republika, 19 September.
America: SAGE Publications, Inc. Diakses pada 2 Oktober 2018.
David, Herbert K. 1969. “Control of In- https://www.republika.co.id/berita/
Process Inventory”. Management ekonomi/korporasi/18/09/19/pfah4
Accounting (pre-1986) 51, no. 6: 038-industri-tekstil-targetkan-
27-31. ekspor-14-miliar-dolar-as.
Eswaramurthi, K., dan P. V. Mohanram. Kurniawan, Didi. 2017. “Ekspor Industri
2013. “Value and Non-Value TPT Naik Jadi US$7 Milyar
Added (VA/NVA) Activities Semester I”. Gatra, 26 September.
Analysis of a Inspection Process – Diakses pada 2 Oktober 2018.
A Case Study”. International https://www.gatra.com/rubrik/ekon
Journal of Engineering Research omi/pasar-jasa-
& Technology 2, issue 2: 1-5. keuangan/286878/tumbuh-positif-
George, Michael L. 2003. Lean Six Sigma ekspor-industri-tpt-naik-jadi-us-7-
for Service. United States of milyar-semester-i-2017.
America: The McGraw-Hill Lowry, David. 1995. “Focusing on Time
Companies, Inc. and Teams to Eliminate Waste at
Gharfalkar, Mangesh, Zulfiqur Ali, dan Shingo Prize-Winning Ford
Graham Hillier. 2015. “Resource Electronics”. National Productivity
Effectiveness Indicator: A Decision Review 14, no. 2: 57-66.
Making Tool for Reducing Waste Maccarrone, Paolo. 1998. “Activity-Based
and Resource Consumption”. Management and the Product
Proceedings Sardinia, Fifteenth Development Process”. European
International Waste Management Journal of Innovation Management
and Landfill Symposium. 1, no. 3: 148-56.
Hossain, Md. Monir, dan M. Kamal Mehta, Sagar S., Prasad S. Puranik, dan
Uddin. 2015. “An Approach to Ankit V. Vaishnav. 2017. “An
Improve the Process Cycle Approach to Reduce Non-Value
Efficiency and Reduce the Lead Added Time and Improve Process
Time of a Mango Juice Processing Cycle Efficiency by Implementing
Line by Using Lean Tools: A Case Project Information System”.
Study”. International Journal of International Journal for Research
Scientific & Engineering Research in Applied Science & Engineering
6, issue 1: 1442-52. Technology 5, issue 4: 1107-15.
Jain, Bhurchand, Gajendra K. Adil, dan Montoya-Torres, dan Jairo R. 2006.
Usha Ananthakumar. 2013. “An “Manufacturing Performance
Instrument to Measure Factors of Evaluation in Wafer
Strategic Manufacturing Semiconductor Factories”.
Effectiveness Based on Hayes and International Journal of
Wheelwright’s Model”. Journal of Productivity and Performance
Manufacturing Technology 24, no. Management 55, no. 3/4: 300-10.
6: 812-29. Mulyadi, dan Johny Setyawan. 2001.
Jaramaya, Rizky. 2018. “Industri Tekstil Sistem Perencanaan dan
Targetkan Ekspor 14 Miliar Dolar Pengendalian Manajemen: Sistem
Pelipatganda Kinerja Perusahaan. Activities dalam Meningkatkan
Jakarta: Salemba Empat. Efisiensi Produksi. Jurnal
Mulyadi. 2007. Activity-Based Cost Manajemen 10, no. 1: 29-37.
System. Edisi Kedua. Yogyakarta: Putri, Noviana, Anis Rachma Utary, dan
UPP STIM YKPN Maryam Nadir. 2016. “Analisis
YOGYAKARTA. Manufacturing Cycle Effectiveness
Perera, H. S. C., dan D. M. A. (MCE) dalam Mengurangi Non
Kulasooriya. 2011. “Case Study Value Added Activities”. Jurnal
Lean Manufacturing: A Case Study Manajemen 8, no. 2: 167-80.
of a Sri Lankan Manufacturing Rajenthirakumar, D., dan S.G. Harikarthik.
Organization”. South Asian 2011. “Lean Manufacturing:
Journal of Management 18, no. 1: Implementation in a Construction
149-58. Equipment Manufacturing
Prajapati, Mihir R., dan Vivek A. Company”. Acta Technica
Deshpande. 2015. “Cycle Time Corviniensis – Bulletin of
Reduction Using Lean Principles Engineering Tome IV: 117-22.
and Techniques: A Review”. Riyadi, Muhammad, Djauhar Manfaat, dan
International Journal of Advance Buana Ma’ruf. 2015. “Kajian
Industrial Engineering 3, no. 4: Efisiensi Proses Produksi Kapal
208-13. dengan Pendekatan Konsep
Prasetyo, Whisnu Bagus. 2018. “Kaum Manufacturing Cycle Effectiveness
Milenial Berperan Bagi (MCE) Studi Kasus PT PAL”.
Perkembangan Revolusi Industri Jurnal Wave 9, no. 2 57-64.
4.0”. Berita Satu, 29 September. Saftiana, Yulia, Ermadiana, dan R. Weddie
Diakses pada 2 Oktober 2018. Andriyanto. 2007. “Analisis
http://www.beritasatu.com/bisnis/5 Manufacturing Cycle Effectiveness
13458-kaum-milenial-berperan- dalam Meningkatkan Cost
bagi-perkembangan-revolusi- Effective pada Pabrik Pengolahan
industri-40.html. Kelapa Sawit”. Jurnal Akuntansi
Pratama, Puthut Cahya, Isharijadi, dan Juli dan Keuangan 12, no. 1: 106-21.
Murwani. 2017. “Analisis Sekaran, Uma, dan Roger Bougie. 2016.
Penggunaan Metode Activity Research Methods for Business: A
Based Management (ABM) Guna Skill Building Approach. Edisi
Menghilangkan Non Value Added Ketujuh. United Kingdom: John
Activity untuk Efisiensi Biaya”. Wiley & Sons.
The 9th FIPA: Forum Ilmiah Setijono, Djoko, dan Jens J. Dahlgaard.
Pendidika Akuntansi – Universitas 2007. “The Added-Value Metric –
PGRI Madiun 5, no. 1: 681-91. A Complementary Performance
Purnamasari, Indah, Doddy Adhimursandi, Measure for Six Sigma and Lean
dan Maryam Nadir. 2018. Production”. The Asian Journal on
“Optimalisasi Manufacturing Cycle Quality 8, no. 1: 1-14.
Effectiveness (MCE) terhadap Sharma, Sanjay. 2013. “Cycle Time
Pengelolaan Value Added Reduction in Context to the Make
Activities dan Non Value Added to Order (MTO) Environment”.
Journal of Manufacturing Wardani, Alwiyanti Kusuma, Supri
Technology Management 24, no. 3: Wahyudi Utomo, dan Purweni
448-64. Widhianningrum. 2016. “Analisis
Sudarwati, Wiwik, Meri Prasetyawati, dan Manufacturing Cycle Effectiveness
Anwar Ilmar Ramadhan. 2018. (MCE) dalam Mengurangi Non-
“Development Strategy of Value-Added Activities pada PG
Competitive Health of the Kanigoro Madiun”. ASSETS:
Beginning Industry Through Jurnal Akuntansi dan Pendidikan
Management of Value Added and 5, no. 1: 1-14.
Non Value Added Activity”. Xie, Yi, Chen-Fu Chien, dan Ren-Zhong
International Journal of Scientific Tang. 2013. “A Method for
& Technology Research 7, issue 5: Estimating the Cycle Time of
178-82. Business Processes with Many-To-
Swink, Morgan, Ram Narasimhan, dan Many Relationships among the
Soo Wook Kim. 2005. Resources and Activities Based on
“Manufacturing Practices and Individual Worklists”. Computers
Strategy Integration: Effects on & Industrial Engineering 65: 194-
Cost Efficiency, Flexibility, and 206.
Market-Based Performance”. Yin, Robert K. 2014. Case Study
Decision Sciences 36, no. 3: 427- Research: Design and Methods.
57. Edisi Kelima. United Kingdom:
Trussel, John M., dan Larry N. Bitner. SAGE Publications, Inc.
1998. “Strategic Cost
Management: An Activity-Based
Management Approach”.
Management Decision 36, no. 7:
441-47.
Venkataraman, K., B.Vijaya Ramnath,
V.Muthu Kumar, dan
C.Elanchezhian. 2014.
“Application of Value Stream
Mapping for Reduction of Cycle
Time in a Machining Process”.
Procedia Materials Science 6:
1187-96.
Verdiyanti, Rizka Tri, dan Rovilla El-
Maghviroh. 2013. “The Analysis of
Manufacturing Cycle Effectiveness
(MCE) in Reducing Non Added-
Value Activities (Empirical Study
at PT Bhirawa Steel Surabaya)”.
The Indonesian Accounting Review
3, no. 2: 149-60.

Anda mungkin juga menyukai