The Effect of Adding Blue Swim Crab’s (Portunus pelagicus) Carapace Flour in the Making of
High Calcium Cookies
ABSTRAK
Salah satu pemanfaatan cangkang rajungan adalah dengan mengolahnya menjadi tepung cangkang rajungan.
Tepung cangkang rajungan mengandung kalsium dalam jumlah tinggi. Cookies merupakan jenis makanan ringan
yang digemari oleh masyarakat, baik dewasa maupun anak-anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh penambahan tepung cangkang rajungan dengan konsentrasi yang berbeda pada mutu cookies dan
mengetahui konsentrasi terbaik tepung cangkang rajungan terhadap karakteristik cookies khususnya kandungan
kalsium. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor konsentrasi tepung
cangkang rajungan antara lain : 0%, 2.5%, 5% dan 7.5%. Data non parametrik (tingkat kesukaan panelis)
dianalisis dengan Kruskal-Wallis. Data parametrik (kekerasan, kadar air, kadar protein, kadar kalsium dan kadar
fosfor) dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut BNJ yang terdapat perbedaan antara sampel. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa cookies dengan penambahan tepung cangkang rajungan memberikan pengaruh
pada mutu cookies dan hasil semua perlakuan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan SNI tentang cookies
yaitu kadar air maksimal 5% dan kadar protein minimal 9%. Konsentrasi 5% menghasilkan kadar kalsium
terbaik karena dapat terserap baik bagi tubuh yaitu perbandingan kalsium:fosfor tidak melebihi 3 : 1. Konsentrasi
7.5% memiliki nilai kekerasan tertinggi (2,099 gf), kadar air terendah (3.70%), kadar protein terendah (9.65%),
kadar kalsium tertinggi (3.31%), dan kadar fosfor tertinggi (1.08%).
ABSTRACT
One of the utilization of blue swim crab’s carapace was by processing it into the flour form, or usually called
blue swim crab’s carapace flour. That contains a high amount of calcium. Cookies was one of snack that is
popular among society, both adults and children. The aim of this research was to know the effect of adding blue
swim crab flour with varies concentrations to the quality of cookies and to know the best concentration of blue
swim crab flour that added to the characteristics of the cookies especially its calcium content. This research was
using a Completely Randomized research Design (CRD) with a factor of 0%, 2.5%, 5%, and 7.5% blue swim
crab added concentration. The nonparametric data (hedonic test) were analyzed by Kruskal-Wallis analysis
while the parametric data (hardness, moisture content, protein content, calcium content, and phosphor content)
were analyzed by using ANOVA and further analysis using HSD test it there which any differences between
sample. The research results showed that blue swim crab flour gave effect to the cookies quality and has met to
SNI about cookies which was moisture content maximum 5% dan protein content minimum 9%. The 5% added
concentration gave the best result in calcium content because the content of calcium that was possible to be
adsorbed by human body was not more than 3:1 on Calcium:Phosphor comparison. Meanwhile the 7.5% added
concentration had the highest hardness score which was 2,099gf, the lowest moisture content which was 3.70%,
the lowest protein content which was 9.65%, the highest calcium content which was 3.31%, and the highest
phosphor content which was 1.08%.
Keywords : Blue Swim Crab Carapace, Calcium, Blue Swim Crab Carapace Flour, Cookies
*) Penulis Penanggungjawab
20
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 3 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145
dikeringkan selanjutnya dilakukan penepungan parametrik yang diperoleh dilakukan uji ANOVA
menggunakan mesin penggiling (ballmill) dan meliputi, kekerasan cookies, kadar air, kadar protein,
dilakukan pengayakan dengan ukuran 100 mesh. kadar kalsium, dan kadar fosfor. Tujuan
menggunakan ANOVA adalah untuk melihat apakah
Pembuatan Cookies ada perbedaan antara Fhitung dan Ftabel. Jika data yang
Pembuatan cookies dengan penambahan diperoleh berbeda nyata dilakukan uji lanjut BNJ.
tepung cangkang rajungan. adalah sebagai berikut :
1. Persiapan pembuatan cookies HASIL DAN PEMBAHASAN
Persiapan bahan sesuai dengan takaran sebelum
memulai pembuatan cookies. Mengolesi loyang 1. Karakteristik Hedonik
cookies tipis - tipis dengan margarin. Nilai yang diperoleh dari pengujian hedonik
Memanaskan suhu oven sesuai dengan suhu cookies dengan penambahan tepung cangkang
yang digunakan untuk membuat cookies minimal rajungan tersaji pada Tabel 1.
10 menit sebelum memanggang cookies.
2. Pembuatan adonan cookies Kenampakan
Pertama - tama margarin dan gula kastor Hasil uji hedonik kenampakan dari cookies
dihomogenkan dengan mixer dengan kecepatan pada penelitian diuji menggunakan analisa non
sedang. Menambahkan kuning telur kedalam parametrik Kruskal-Wallis. Hasil analisis yang
margarin dan gula kastor hingga adonan menjadi dilakukan diperoleh nilai Chi-Squarehitung (2.23) <
lembut. Setelah ketiga bahan tersebut tercampur nilai Chi-Squaretabel 5% (7.81). Hal ini dapat
dimasukkan susu bubuk, vanili, garam, baking disimpulkan bahwa penambahan tepung cangkang
powder, tepung terigu, dan tepung cangkang rajungan tidak berpengaruh nyata pada tingkat
rajungan sesuai konsentrasi masing-masing yaitu kesukaan panelis terhadap kenampakan cookies,
0%, 2.5%, 5%, dan 7.5%. Adonan diaduk sehingga penilaian panelis terhadap kenampakan
menggunakan spatula plastik sehingga menjadi cenderung sama untuk semua perlakuan.
homogen dan kalis. Berdasarkan nilai hedonik kenampakan
3. Pencetakan dan pemanggangan adonan cookies cookies (Tabel 1) dari seluruh perlakuan dapat
Adonan cookies dipipihkan dengan ketebalan 5 diterima oleh panelis, tetapi tidak terdapat perbedaan
mm dan diameter 5 cm menggunakan gilingan nyata terhadap masing - masing perlakuan
kayu, kemudian dicetak menggunakan cetakan kenampakan cookies. Hal tersebut disebabkan
aluminium berbentuk lingkaran. Adonan karena kenampakan dari masing- masing perlakuan
diletakkan diatas loyang yang telah diolesi yaitu konsentrasi 0%, 2.5%, 5%, dan 7.5% telah
dengan margarin. Pengolesan margarin berfungsi menghasilkan kenampakan berupa warna kuning
untuk mencegah lengketnya cookies pada loyang kecoklatan yang sama terhadap setiap perlakuan,
setelah dioven. Adonan dipanggang dengan suhu sehingga penambahan tepung cangkang rajungan ke
1600C selama 20 menit. dalam cookies tidak mengalami perbedaan pada
setiap perlakuan. Kenampakan merupakan salah satu
Prosedur Pengujian parameter yang menentukan tingkat penerimaan dari
Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini panelis yang dinilai dengan penglihatan antara lain
meliputi uji Hedonik cookies, Kekerasan cookies, bentuk, ukuran, warna dan sifat-sifat permukaan
Kadar air, Kadar protein, Kadar kalsium, dan Kadar (halus, kasar, suram, mengkilap, homogen,
fosfor. heterogen dan datar bergelombang). Penampakan
produk memegang peranan penting dalam hal
Analisis Data penerimaan konsumen, karena penilaian awal dari
Data uji non parametrik yang diperoleh suatu produk adalah penampakannya sebelum faktor
dilakukan uji statistik, diantaranya uji hedonik lain dipertimbangkan secara visual (Kaya, 2008).
menggunakan uji Kruskal-Wallis, sedangkan data uji
Tabel 1. Nilai Uji Hedonik Cookies dengan Penambahan Tepung Cangkang Rajungan
Konsentrasi Tepung Cangkang Rajungan
Parameter
0% 2.5% 5% 7.5%
Kenampakan 7.50±1.11a 7.27±0.94a 7.23±0.97a 7.17±1.18a
Aroma 7.10±1.12a 7.37±0.93a 7.57±0.89a 7.40±1.22a
a a
Rasa 7.33±0,71 7.43±1.12 7.20±1.16a 6.83±1.12a
a a
Tekstur 6.60±0,48 7.10±1.21 7.57±1.25a 7.50±1.25a
a a
Keseluruhan 7.13±0,41 7.29±0.56 7.39±0.55a 7.23±0.57a
Keterangan :
Data hasil merupakan rata-rata 30 panelis ± standar deviasi;
Data yang diikuti huruf superscript berbeda menunjukkan perbedaan nyata (α = 0.05),
22
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 3 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145
Tabel 2. Nilai Kekerasan Cookies dengan Penambahan Tepung Cangkang Rajungan Menggunakan Satuan gram-
force (gf).
Ulangan
Substitusi Tepung Cangkang Rajungan Rerata±SD
1 2 3
0% 669.5 638.5 603 637±33.28a
2,5% 737 911 849.5 832±88.24b
5% 1,356.5 1,283 1,400 1,346±59.14c
7,5% 2,148.5 2,086 2,062 2,099±44.6d
Keterangan :
Data merupakan rata-rata dari tiga kali ulangan ± SD
Data yang diikuti tanda huruf superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P <
0,05)
23
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 3 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145
24
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 3 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145
Tabel 4. Nilai Rata-Rata Kadar Protein Cookies karena tepung cangkang rajungan mengandung
dengan Penambahan Tepung Cangkang kadar kalsium yang lebih tinggi dibandingkan
Rajungan dengan kontrol, sehingga kadar kalsium akan
Rerata Rerata semakin naik apabila semakin tinggi konsentrasi
Perlakuan
BB±SD(%) BK±SD(%) penambahan tepung cangkang rajungan yang
0% 9.95±0.03a 10.43±0.03a ditambahkan ke dalam cookies.
b
2.5% 9.79±0.03 10.23±0.03b Tabel 5. Nilai Kadar Kalsium Cookies dengan
c
5% 9.56±0.03 9.96±0.03c Penambahan Tepung Cangkang
d
7.5% 9.30±0.03 9.65±0.03d Rajungan yang berbeda.
Keterangan : Rerata Rerata
Perlakuan
Data merupakan hasil dari rata-rata ± standar BB±SD(%) BK±SD(%)
deviasi dengan tiga ulangan 0% 1.32±0.06a 1.38±0.06a
b
Huruf superscript yang berbeda menyatakan 2.5% 2.38±0.06 2.48±0.06b
c
bahwa antar perlakuan berbeda nyata (p < 0.05) 5% 2.72±0.06 2.83±0.06c
d
BB : Berat Basah , BK : Berat Kering 7.5% 3.19±0.06 3.31±0.06d
Keterangan :
Hal ini seluruh perlakuan telah memenuhi Data merupakan hasil dari rata-rata ± standar
persyaratan mutu cookies yang telah ditetapakan deviasi dengan tiga ulangan
(BSN, 2011) yaitu minimum 9%. Hasil yang Huruf superscript yang berbeda menyatakan
diperoleh bahwa nilai kadar protein berbanding bahwa antar perlakuan berbeda nyata (p < 0.05)
sama dengan kadar air karena adanya proses BB Berat Basah , BK : Berat Kering
pemanasan dari oven yang membuat protein ikut
larut bersama air yang terkandung dalam cookies Hasil analisis menunjukkan perbandingan
mengalami penguapan. Semakin tinggi penambahan antara kalsium dan fosfor (Ca:P) pada sampel
konsentrasi tepung cangkang rajungan membuat cookies 0% sebesar 1.8:1; sampel cookies 2.5%
nilai kadar protein semakin rendah. Hal ini sebesar 2.8:1; sampel cookies 5% sebesar 2.9:1; dan
disebabkan karena nilai protein pada tepung sampel cookies 7.5% sebesar 3.1:1. Hal ini
cangkang rajungan lebih rendah dibandingkan menunjukkan bahwa kadar fosfor yang terdapat
dengan protein tepung terigu. Tepung cangkang dalam cookies diduga tidak menghambat penyerapan
rajungan mengandung jumlah protein yang lebih kalsium dalam tubuh. Cookies pada konsentrasi
rendah dibandingkan dengan tepung terigu karena 7.5% sedikit melebihi perbandingan kalsium dan
adanya proses deproteinase pada proses pembuatan fosfor yang telah ditetapakn yaitu 3:1. Cookies
tepung. dengan penambahan tepung cangkang rajungan 0%,
Hasil kadar protein dari penelitian ini 2.5%, dan 5% memiliki perbandingan absorpsi
sebanding dengan penelitian Agustini, et al. (2011), kalsium yang baik sehingga berpotensi untuk
bahwa nilai rata-rata kadar protein tertinggi digunakan sebagai alternatif bahan pangan sumber
diperoleh cookies dengan penambahan tepung kalsium yang dapat ditambahkan dengan tepung
cangkang kerang simping pada konsentrasi 0% yaitu terigu dalam pembuatan cookies. Menurut Ratnawati
sebesar 17.18% dan nilai rata-rata terendah et al., 2014, bahwa komposisi produk
diperoleh pada konsentrasi 7.5% yaitu sebesar diformulasikan agar rasio kalsium dan fosfor pada
16.12%. hasil akhir adalah 3:1 (Ca/P) dengan tujuan agar
produk pangan dapat terserap sempurna. Penyerapan
Kadar Kalsium kalsium perbandingan antara kalsium dan fosfor
Hasil analisa kadar kalsium cookies dengan adalah 1:1 sampai dengan 3:1. Perbandingan yang
penambahan konsentrasi tepung cangkang rajungan lebih besar akan menyebabkan penyakit defisiensi
yang berbeda yang berbeda tersaji pada Tabel 5. kalsium.
Data kalsium cookies diuji dengan menggunakan Penelitian ini telah sebanding dengan
ANOVA pada taraf uji 5%. Hasil analisa kalsium penelitian Mahmudah (2009), berdasarkan hasil
yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung (163.365) ˃ analisis kadar kalsium tentang pengaruh substitusi
nilai Ftabel 5% (4.07). Hal ini dapat disimpulkan tepung tulang ikan lele terhadap kadar kalsium,
bahwa penambahan tepung cangkang rajungan kekerasan dan daya terima biskuit. Kadar kalsium
berpengaruh terhadap kadar kalsium cookies. meningkat dengan konsentrasi penambahan tulang
Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ, dapat disimpulkan ikan 0% sebesar 4% sampai dengan konsentrasi 30%
bahwa adanya perlakuan (konsentrasi tepung sebesar 10.15%. Tingginya kandungan kadar
cangkang rajungan : 0%, 2.5%, 5%, dan 7.5%) kalsium pada konsentrasi 30% karena adanya bahan
menghasilkan kadar kalsium cookies dengan yang mengandung kalsium cukup tinggi yaitu
perbedaan yang nyata. tepung tulang ikan lele. Semakin tinggi konsentrasi
Nilai kadar kalsium mengalami peningkatan penambahan tepung tulang ikan lele maka semakin
mencapai 2 kali lipat dari kontrol hingga konsentrasi tinggi kadar kalsium pada biskuit.
tertinggi yaitu 7.5%. Hasil tersebut didapatkan
25
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 3 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145
Menurut Agustini, et al. (2011), fortifikasi memerlukan perbandingan kalsium dan fosfor dalam
tepung cangkang kerang simping pada cookies rongga usus berkisar antara 1:1 sampai 1:3.
diperoleh nilai rata-rata kalsium terendah sebesar Perbandingan yang lebih besar dari 1:3 akan
5.44% dan nilai rata-rata kalsium tertinggi sebesar menghambat penyerapan kalsium. Kandungan fosfor
6.57%. Hasil penelitian tersebut lebih tinggi tetapi yang terdapat di cookies ini diduga karena
hasil tersebut telah melewati batas syarat kandungan fosfor yang terdapat dalam tepung
perbandingan kalsium dan fosfor yang telah cangkang rajungan ditambah dengan komponen
ditetapkan yaitu 3:1, sehingga apabila dikonsumsi fosfor dari sumber lain yaitu tepung terigu, telur,
akan menyebabkan penyakit defisiensi kalsium yaitu dan margarin.
rakhitis. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan
penambahan tepung cangkang rajungan pada
Kadar Fosfor cookies lebih baik dari pada penelitian Agustini, et
Hasil analisa kadar fosfor cookies dengan al. (2011), pada fortifikasi tepung cangkang kerang
penambahan konsentrasi tepung cangkang rajungan Simping pada cookies dengan nilai fosfor dengan
yang berbeda tersaji pada Tabel 6. rata-rata berkisar 0.37% sampai 0.53%. Tinggi dan
Tabel 6. Nilai Kadar Fosfor Cookies dengan rendahnya kandungan mineral seperti fosfor
Penambahan Tepung Cangkang ditentukan oleh beberapa faktor. Menurut Putra, et
Rajungan. al. (2012), kandungan mineral pada ikan bergantung
Rerata Rerata pada spesies, jenis kelamin, siklus biologis dan
Perlakuan
BB±SD(%) BK±SD(%) bagian tubuh yang dianalisis. Faktor ekologis seperti
0% 0.71±0.02a 0.74±0.02a musim, tempat pembesaran, jumlah nutrisi tersedia,
b
2.5% 0.82±0.02 0.85±0.03b suhu dan salinitas air juga dapat mempengaruhi
c
5% 0.92±0.02 0.95±0.03c kandungan mineral dalam tubuh ikan.
d
7.5% 1.04±0.02 1.08±0.03d
Keterangan : KESIMPULAN
Data merupakan hasil dari rata-rata ± standar
deviasi dengan tiga ulangan Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian
Huruf superscript yang berbeda menyatakan pengaruh penambahan tepung cangkang rajungan
bahwa antar perlakuan berbeda nyata (p < 0.05) (P. pelagicus) dalam pembuatan cookies kaya
BB : Berat Basah , BK : Berat Kering kalsium adalah sebagai berikut:
1. Penambahan tepung cangkang rajungan (P.
Data fosfor cookies diuji dengan pelagicus) terhadap cookies dengan konsentrasi
menggunakan ANOVA pada taraf uji 5%. Hasil yang berbeda berpengaruh nyata terhadap kadar
analisa fosfor yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung air, kadar protein, kadar kalsium, kadar fosfor,
(87.906) ˃ nilai Ftabel 5% (4.07). Hal ini dapat dan kekerasan cookies, sedangkan pada
disimpulkan bahwa penambahan tepung cangkang kenampakan, aroma, rasa, dan tekstur pada uji
rajungan berpengaruh terhadap kadar fosfor cookies. hedonik cookies cenderung tidak terdapat
Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ, dapat disimpulkan perbedaan nyata oleh masiung-masing
bahwa adanya perlakuan (konsentrasi tepung perlakuan.
cangkang rajungan : 0%, 2.5%, 5%, dan 7.5%) 2. Cookies dengan penambahan tepung cangkang
menghasilkan kadar fosfor cookies dengan rajungan diperoleh kadar kalsium terbaik pada
perbedaan yang nyata. konsentrasi 5% yaitu 2.83% yang artinya
Kadar fosfor pada cookies dengan memiliki nilai kadar kalsium yang tinggi dan
penambahan tepung cangkang rajungan dapat dilihat memenuhi persyaratan perbandingan antara
pada (Tabel 6). Nilai kadar fosfor dari kontrol kalsium dan fosfor yaitu 3:1. konsentrasi 7.5%
sampai dengan konsentrasi tertinggi yaitu 7.5% menghasilkan nilai kekerasan cookies tertinggi,
mengalami peningkatan. Peningkatan nilai fosfor kadar kalsium tertinggi, dan kadar fosfor
tidak setinggi seperti kadar kalsium. Hasil tersebut tertinggi, sedangkan kadar air dan kadar protein
didapatkan karena tepung cangkang rajungan diperoleh nilai terendah.
mengandung fosfor yang lebih rendah dibandingan
dengan nilai kalsium tepung cangkang rajungan, DAFTAR PUSTAKA
sehingga apabila konsentrasi semakin tinggi maka
semakin jauh pula perbandingan kalsium dan fosfor Agustini, T.W., A.S. Fahmi., I. Widowati dan A.
dan dapat dikhawatirkan perbandingan kalsium dan Sarwono. 2011. Pemanfaatan Limbah
fosfor melebihi ketentuan yaitu 3:1. Cangkang Kerang Simping (Amusium
Fosfor merupakan komponen mineral pleuronectes) dalam Pembuatan Cookies
terbanyak kedua di dalam tubuh setelah kalsium. Kaya Kalsium. Jurnal Pengolahan Hasil
Peranan fosfor dengan kalsium yaitu membentuk Perikanan Indonesia, XIV(1): 8-13.
struktur tulang dan gigi. Menurut Ferazuma et al. Badan Standardisasi Nasional [BSN]. 2011. Standar
(2011), bahwa proses absorbsi kalsium yang baik Nasional Indonesia Tentang Syarat Mutu
26
Online: J. Peng. & Biotek. Hasil Pi.
http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp Vol. 6 No. 3 Th. 2017
Hasil Penelitian ISSN : 2442-4145
Cookies (SNI 2973-2011). Badan Penyerapan Logam Berat (Pb, Zn,dan Cu) Di
Standardisasi Nasional (BSN). Jakarta. Perairan Kolong Pasca Penambangan Timah
Fatkurahman, R., W. Atmaka dan Basito. 2012. Unkonvensional. Jurnal Sumberdaya
Karakteristik sensoris dan sifat fisikokimia Perairan. 5(1).
cookies dengan substitusi bekatul beras hitam Nurhidajah dan Yusuf. 2004. Analisis Protein,
(Oryza sativa L.) dan tepung jagung (Zea Kalsium, dan Daya Terima Tepung Limbah
mays L.). Jurnal Teknosains Pangan. (1): 49- Rajungan. Universitas Muhammadiyah
57. Semarang. Semarang.
Ferazuma, H., S.A. Marliyati, dan L. Amalia. 2011. Putra, Y.H., K. Sayuti, R. Yenrina. 2012. Pengaruh
Substitusi Tepung Kepala Ikan Lele Dumbo Pencampuran Fillet dan Tulang Tuna
(Clarias Gariepinus sp) untuk Meningkatkan (Thunnus sp.) terhadap Karakteristik Nuget
Kandungan Kalsium Crackers. Jurnal Gizi yang Dihasilkan. Jurnal Teknologi Hasil
dan Pangan., 6 (1): 18-27. Pertanian., 1(1): 1-8.
Hasniarti, 2012. Studi Pembuatan Permen Buah Rochima, E. 2014. Kajian Pemanfaatan Limbah
Dengen (Dillebia serrata Thumb). [Skripsi]. Rajungan dan Aplikasinya untuk Bahan
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Minuman Kesehatan Berbasis Kitosan. Jurnal
Pertanian, Universitas Hasanuddin. Akuatika. V(1).
Kaya, A. 2008. Pemanfaatan Tepung Tulang Ikan Rosida,, T. Susilowati.,D.A. Manggarani. 2012.
Patin (Pangasius sp) sebagai Sumber Pembuatan Cookies Kelapa (Kajian Proporsi
Kalsium dan Fosfor dalam Pembuatan Tepung Terigu : Tepung Ampas Kelapa Dan
Biskuit [Skripsi]. Program Studi Teknologi Penambahan Kuning Telur). Jurusan
Hasil Perairan, IPB. Bogor. Teknologi Pangan. FTI UPN Veteran. Jawa
Kementrian Kelautan dan Perikanan [KKP]. 2015. Timur.
Produksi Benih Kepiting dan Rajungan Matz, S. A. dan T. D. Matz. 1978. Cookies and
BPBAP Takalar Mendukung Perikanan yang Crackers Technology. The AVI Publishing
Berkelanjutan. Co. Inc.Texas.
http://www.djpb.kkp.go.id/arsip/c/250 (18 Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Organoleptik untuk
April 2017). Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara
Mahmudah, S. 2013. Pengaruh Substitusi Tepung Karya Aksara, Jakarta.
Tulang Ikan Lele (Clarias Batrachus) Yanuar, V., J. Santoso, dan E. Salamah. 2009.
Terhadap Kadar Kalsium, Kekerasan, dan Pemanfaatan Cangkang Rajungan (Portunus
Daya Terima Biskuit. Universitas pelagicus) Sebagai Sumber Kalsium dan
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Fosfor dalam Pembuatan Produk Crackers.
Muslih, K., Indra A. 2011. Pemanfaatan Limbah Departemen Teknologi Hasil Perairan,
Kulit Rajungan (Portunus pelagicus) Sebagai Institut Pertanian Bogor, XII(1): 68 hlm.
27