Anda di halaman 1dari 6

Nama : Syafril Rahmat Umar

NIM : 4211419074

MK/Dosen : Termodinamika kelas AM/Dra. Hartatiek, M.Si.

MBKM dari UNNES

Resume Materi 5: Kerja Kuasistatik

1. Kerja dalam proses kuasistatis


 Kasus 1
Pemuaian atau pemampatan isotermik yang kuasistatis dari gas ideal, diperoleh kerja:
dW =P dV ⟹ diintegralkan kedua ruas
V2 V2

∫ dW =∫ P dV ⟹ W =∫ P dV
V1 V1

nRT
Pada gas ideal: PV =nRT ⟹ P= , maka:
V
V2 V2
nRT dV
W =∫ dV =nRT ∫
V
V1 V
V 1

V2
W =nRT [ ln V ] =nRT [ ln V 2−lnV 1 ]
V1
V2 V2
W =nRT ln ( ) V1
=2,3 nRT log
V1 ( )
… … …(1)

 Kasus 2
Pertambahan tekanan isotermis kuasistatis pada zat padat, diperoleh kerja:
W =∫ P dV … … …(2)
V sebagai fungsi P dan T  V = f (P,T), maka diferensial parsialnya:

dV = ( ∂∂ VT ) dT +( ∂V
P ∂P)
dP
T

Karena:
−1 ∂ V
k=
V ∂P ( ) T

Pada saat isotermik dT = 0, maka menjadi:


dV = ( ∂∂ VP ) dP
T

dV =−kV dP … … … ( 3 )
Substitusikan pers (3) ke pers (2), menjadi:
P2

W =−∫ kVP dP=−kV ∫ P dP


P1

−kV 2 P2 −kV
W= (P ) = ( P22−P12 )
2 P1 2
m
Dimana: V = , maka:
ρ
−km 2
W= ( P2 −P12 ) … … …( 4)

2. Kerja pada sistem kawat

Pada sistem kawat teregang, keadaannya digambarkan dengan tiga koordinat, yaitu
koordinat termodinamik gaya tegangan (F), panjang kawat (L), dan temperatur (T), masing-
masing dalam satuan N, m, dan K. Jika seutas kawat ditarik dengan gaya F panjangnya
berubah dari L1 = L menjadi. L2 = L + dL yang terjadi perubahan secara infinitisimal. Maka
kerja infinitesimal yang terjadi pada kawat:

dW =F dL
Pemuaian kawat terjadi saat dL bernilai positif, artinya kerja pasti terjadi pada kawat. Kerja
yang terjadi adalah kerja positif. Untuk perubahan panjang kawat tertentu dari L i ke Lf
dirumuskan oleh persamaan:

Lf

W =∫ F dL ⟹ dalam satuan joule


Li

dengan F menyatakan besar gaya tegangan pada setiap saat selama proses kuasistatis
berlangsung (dalam satuan N) dan W adalah kerja pada sistem. Jika kawat mengalami gerak
yang melibatkan gaya tak berimbang yang cukup besar, integralnya tidak dapat dicari dengan
memakai koordinat termodinamik yang mengacu pada kawat secara keseluruhan. Jika gaya
eksternal pada setiap saat dipertahankan hanya sedikit berbeda dari gaya tegangnya, maka
proses itu cukup kuasistatis, sehingga dapat berlaku persamaan keadaan.
3. Kerja dalam sistem selaput permukaan

Kerja dalam sistem dielektrik disini yang dimaksud adalah kerja untuk mengubah luas
bidang dari selaput permukaan. Dengan meninjau selaput permukaan ganda dengan cairan di
aekitarnya, yang terbentang pada kerangka kawat dengan salah satu sisinya dapat digerakkan
seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.

(Gambar 1: selaput permukaan yang terbentang pada kerangka kawat)

Jika kawat memiliki panjang L dan tegangan permukaannya S, maka gaya yang
berkerja pada kedua selaput permukaan tersebut adalah 2L. Untuk pergeseran secara
infmitesimal adalah dx, kerja untuk mengubah luas bidang selaput permukaan sebesar dA
dapat dinyatakan:

dW =2 S . L dx

Untuk dua selaput dengan luas bidang A dapat dinyatakan:

dA=2 L dx

Dari kedua persamaan di atas, maka menjadi:

dW =S dA

W =∫ S dA

Untuk perubahan dari Ai ke Af, maka:

Af

W if =∫ S dA … … …(5)
Ai
Dengan: W = kerja pada selaput permukaan (joule)

S = gaya tegangan (N/m)

dA = perubahan komponen luas bidang dari Ai ke Af (m2)

4. Kerja pada sistem dielektrik

Luas bidang atau luas permukaan (A) dari keping kapasitor memiliki dimensi linier
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan jarak antara kedua keping (l). Beda potensial ε
dapat dipertahankan oleh sebuah baterai. Adanya beda potensial menimbulkan medan listrik
antara kedua keping dengan intensitas listrik (E). Intensitas listrik yang terjadi di antara kedua
keping:

ε
E= ⟹ ε =El
l

Kedua keping tersebut bermuatan +Z dan -Z. Jika muatan kapasitor diubah secara
infinitesimal sebesar dZ, maka kerja yang dilakukan adalah:

dW =ε dZ

dW =El dZ

Muatan Z pada keping: Z = DA. Dengan D menyatakan besar perpindahan listrik.

dW = Al E dD ⟹ denganV = Al(volume keping dielektrik )

dW =V E dD

Jika P adalah momen listrik total dari bahan (isotop) atau polarisasinya, maka D dapat
dinyatakan:

P
D=ε 0 E+
V

ε 0 adalah permivitas di ruang hampa dan P merupakan polarisasi total. Jadi:

P
(
dW =V E d ε 0 E+
V )
dW =V ε 0 E dE+ E dP
Suku pertama (V ε 0 E dE ): kerja untuk menambah intensitas listrik dengan dE dan suku
kedua (E dP): kerja untuk menaikkan polarisasi dielektrik sebesar dP. Suku ini akan bernilai
nol jika di antara keping kapasitor tidak terdapat bahan. Yang hanya diperhatikan adalah
perubahan pada bahan yang disebabkan oleh kerja pada bahan dielektrik. Akibatnya kerja
neto pada dielektrik bernilai:

dW =E dP

W =∫ E dP

Jika polarisasi diubah dari konsisi awal ( Pi) ke kondisi akhir ( Pf ), maka:

Pf

W if =∫ E dP
Pi

Dengan: W = kerja pada padatan dielektrik (J)

E = medan listrik (volt/m)

dP = perubahan polarisasi (C/m)

Untuk dielektrik padatan, keping kapasitornya merupakan bidang datar dan sejajar
berbentuk lingkaran atau segiempat. Keping kapasitor untuk dielektrik cairan dan gas
berbentuk silinder tegak dalam satu sumbu.

Pertanyaan:

Lf

Dari persamaan: W =∫ F dL (kerja pada sistem kawat). Jika kawat mengalami gerak yang
Li

melibatkan gaya yang tak berimbang yang cukup besar, persamaan integralnya tidak dapat dicari
dengan memakai koordinat termodinamik yang mengacu pada kawat secara keseluruhan.
Mengapa demikian dan bagaimana untuk mencari solusi integral tersebut?
Sumber:

Hartatiek. 2009. Paket Tutorial Termodinamika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Ratini, Nyoman. 2015. Bahan Ajar Mata Kuliah Termodinamika. Bali: Universitas Udayana.

Zemansky, Richard H. 1986. Heat and Thermodynamic. United States of America: McGraw
Hill.

Anda mungkin juga menyukai