Anda di halaman 1dari 21

Struktur Kuda Kuda Kayu Bangunan

Februari 15, 2018

Atap adalah bagian bangunan yang berfungsi sebagai pelindung bagi


isi dan pengguna bangunan dari hujan, panas dan dingin. Bahan
penutup atap harus mempunyai sifat kedap air sehingga air hujan
tidak merembes dan bocor. Bahan penutup atap bisa berupa kayu
(sirap), seng, asbes, genting keramik, genting beton, polycarbonat,
plat beton, dll. Penutup atap akan didukung oleh struktur  rangka
atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-
beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan/atau
balok. Konstruksi atap memungkinkan terjadinya sirkulasi udara
dengan baik.
Bagian-bagian atap antara lain :

 Kuda-kuda

 Ikatan angin

 Jurai

 Gording

 Sagrod

 Bubungan

 Usuk

 Reng

 Penutup atap
 Talang

Kuda-kuda
Kuda-kuda adalah penyangga utama pada struktur atap. Kuda-kuda
termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss). Kuda-kuda
terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Kuda-kuda kayu
digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar
12 m. Kuda-kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban
atap sampai dengan 10 meter. Baja sebagai pendukung atap, dengan
sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap
sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat,
stadion olah raga, bangunan pabrik, dll. Kuda-kuda dari beton
bertulang akan baik digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10
s.d 12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan
angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal.

Tipe
Kuda-Kuda
Ada beberapa jenis kuda-kuda yang umum digunakan antara lain :
1. Kuda-kuda jenis 1
Jenis kuda-kuda berikut ini sering digunakan pada bangunan rumah
dan digunakan untuk bentang sekitar 3 s.d. 4 meter. Bahan yang
digunakan terbuat dari kayu, beton bertulang.
Kuda-Kuda
Untuk Bentang 3-4 meter
2. Kuda-kuda jenis 2
Kuda-kuda jenis ini digunakan untuk bentang sekitar 4 s.d. 8
meter. Bahan yang digunakan terbuat dari kayu, beton bertulang.

Kuda-Kuda
Untuk Bentang 4-8 meter
3. Kuda-kuda jenis 3
Kuda-kuda jenis ini digunakan untuk bentang sekitar 9 s.d. 16
meter. Bahan yang digunakan terbuat bahan dari baja (double angle).

Kuda-
Kuda Untuk Bentang 9-16 meter
4. Kuda-kuda jenis 4
Kuda-kuda jenis ini digunakan untuk bentang lebih dari 20
meter. Bahan yang digunakan terbuat bahan dari baja (double angle).
Kuda-Kuda
Untuk Bentang 20 meter
5. Kuda-kuda jenis 5
Kuda-kuda jenis ini sering digunakan untuk penggunaan gedung yang
memerlukan atap tinggi. Contoh bangunan yang memerlukan atap
yang tinggi adalah hanggar, gedung olahraga, ataupun gudang, dll.
Gambar 1 adalah kuda-kuda dengan batang utama berupa batang
tersusun dari baja profil siku. Sedangkan gambar 2 adalah kuda-kuda
dengan batang utama berupa batang utuh dari profil WF.

Kuda-
Kuda Baja
Perhitungan kuda-kuda
Kuda-kuda harus diperhitungkan agar mampu mendukung beban-
beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang
dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk,
gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada
saat memasang / memperbaiki atap).
Perhitungan
Kuda-Kuda
Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil
pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup
atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik
buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak
lurus dengan arah kuda-kuda.
Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus
berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda juga
harus  disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Gording terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada
gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan
dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya
pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga
mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording.
Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m,
tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d.
2,5 m.
Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan
mempunyai dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter,
tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm.
Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar
10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau
framework yang disebut jurai. Sagrod adalah batang besi bulat terbuat
dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut
sehingga pososi bisa digeser (diperpanjang / diperpendek)
Usuk / kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran
5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40
s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording.
Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor

dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.

Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan
panjang sekitar 3 m.. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap
dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari
asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan
pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada
arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang
dari penutup atapnya (genteng).
Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Bahan
penutup atap berupa

 genteng (keramik, tanah bakar, beton)

 lembaran bergelombang seng atau asbes

 papan kayu atau sirap

 lembaran polycarbonat

 polycarbonat dengan bentuk menyerupai genteng

 beton bertulang (pada atap datar)

Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah


terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini
diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan.
Bentuk Atap
Atap Datar

Atap Miring
Atap Pelana

Atap Limasan
Atap Tenda

Atap gerigi (gergaji) /


sawteeth Atap

Limasan Terpatah Atap Joglo


Tanpa Soko Guru
Atap Joglo Dengan Soko Guru

Atap
Campuran Str
uktur Atap Sederhana
1. Kuda-Kuda Dari Bahan Kayu

Untuk bentang 15 meter, bentuk seperti bentang 9 meter akan tetapi di mensi kayu 8/12 di ganti
dengan 8/15, sedangkan 5/10 diganti dengan 6/12.
Gambar di bawah adalah kuda-kuda dari kayu dengan bentang 15 m
Kali ini saya akan membahas cara hitung model atap limas dan genteng yang anda butuhkan

untuk menutupnya. Mari menghitung sama-sama model atap limas sederhana di atas.

L1 berbentuk segitiga, dengan alas 6 m.

Misalkan tinggi kuda-kuda limas sudah diketahui yaitu 2 m dan jarak L1 dengan kuda-kuda 2,5 m.

Maka tinggi segitiga L1 = √(2)2+(2,5)2–>2 = kuadrat

= √(4+6,25) = √10,25 = 3,2 m

Luas segitiga L 1 = ½ x alas x tinggi = ½ x 6 x 3,2 = 9,6 m2

Karena L1 ada 2 bidang maka luas total L1 = 2 x 9,6 = 19,2 m2

ADVERTISEMENT
REPORT THIS AD

Karena atap harus melebihi bidang pondasi maka ada L1+ atau saya sebut L1’. Kita perkirakan

bahwa air hujan yang nantinya jatuh dari atap minimal 1 m dari pondasi rumah kita sehingga L1’

adalah luas bangun trapesium. Karena alas L1 = garis sejajar bagian atas L1’ (6 m) maka panjang

garis sejajar bagian bawah kita asumsikan lebih panjang yaitu 6,5 m sehingga luas L1’

= ½ x jumlah garis sejajar x tinggi

= ½ x (6+6,5) x 1 = 6,25 m2

Karena bidang L1 ada dua maka luas total L1’ = 2 x 6,25 = 12,5 m2
L2 adalah bidang trapesium. Tinggi L2 = tinggi segitiga L1 yaitu 3,2 m. Panjang rusuk atas L2 =

10 m – (2x 2,5 m) = 5 m

Luas L2 = ½ x (10 +5) x 3,2 = 24 m2

Karena L2 ada 2 bidang maka luas total L2 = 2 x 24 = 48 m2

L2’ adalah bidang trapesium. Kasusnya sama dengan L1’ sehingga kita bisa menghitung luas L2’ =

½ x (10+10,5) x 1 = 10,25 m2

Karena bidang L2’ ada dua maka luas total L2’ = 2 x 10,25 = 20,5 m2

Luas total bidang

= L1+L1’+L2+L2’

= 19,2 + 12,5 + 48 + 20,25

= 99,95 m2

1 m2 genteng untuk magas, kodok, plentong sama yaitu 25 buah. Jadi kebutuhan atap rumah

Anda

= 99,95 m2 x 25 buah = 2.498,75 buah = 2.500 buah

Untuk mengetahui jumlah krepus, kita harus tahu panjang rusuk/sisi miring dari L1

Sisi miring L1 = √(3,2)2 +(3)2 –>2 = kuadrat

=√( 10,24+9) = √19,24 = 4,4 m

Karena hitungan di atas hanya sampai lebar pondasi maka tambahkan 1 m sehingga menjadi 5, 4

m.

Karena sisi miring L1 ada 4 buah maka = 4 x 5,4 = 21,6 m


Panjang rusuk atas L2 = 5 m sehingga total rusuk L1 dan L2 = 21,6 + 5 = 26,6 m

1 m-nya krepus berisi 4 buah sehingga Total krepus = 26,6 x 4 = 106,4 buah = 107 buah
Cara Menghitung Kebutuhan Genteng
Atap Rumah Limas Per m2
5 years ago by Contributor ∙ 3 min read

Kali ini kita uraikan cara menghitung kebutuhan genteng atap rumah
limas per m2, contohnya kita buat limas, karena sebelumnya kita
sudah buatkan cara menghitung luas atap yang berbentuk pelana.
jadi bisa buat perbandingan dalam menghitung model limas dan
pelana. o.k beginilah bentuk 3D atap rumah yang akan kita hitung
bersama.

Gambar Denah Atap Rumah Limas


pada denah tersebut bisa kita lihat bahwa atap rumahnya mempunyai
4 sisi bidang A, B,C,D yang masing-masing ukuran dan bentuknya
adalah

 A = B = berbentuk segitiga dengan lebar alas 7m


 C = D = berbentuk trapesium dengan panjang sisi sejajar
9,575m.

Gambar Tampak Depan dan Samping Rumah


Limas
pada tampak atap rumah tersebut bisa kita dapatkan ukuran yang
tidak tertera pada gambar denah, yaitu

 A = B = tinggi segitiga 4,044m dilihat dari tampak samping.


 C = D = panjang sisi sejajar pendek = 2,575m. dan tinggi
trapesium 4,041m dilihat dari tampak depan.

Menghitung Luas Atap Rumah Limas


dari gambar tersebut sudah kita dapatkan informasi bentuk bidang
atap beserta ukuranya, maka sudah bisa kita hitung luasanya, rumus
luas atap segitiga yaitu alas kali tinggi dibagi dua, sedangkan rumus
lua atap trapesium yaitu jumlah sisi sejajar dibagi dua dikalikan
tingginya, cara menghitungnya seperti ini.

 luas atap segitiga A = (7m x 4,044m)/2 = 14,154 m2.


 luas atap segitiga B = (7m x 4,044m)/2 = 14,145 m2.
 luas atap trapesium C = ((9,575m + 2,575m)/2) x 4,041m =
24,54908 m2.
 luas atap trapesium D = ((9,575m + 2,575m)/2) x 4,041m =
24,54908 m2.
Total luas atap = 77,40615 m2.

Kebutuhan Genteng Per m2


 kebutuhan genteng kodok/karang pilang/prentul per m2 ukuran
27,5cm x 20,5 cm seberat 1,4kg perbuah = 24 bh/m2.
 kebutuhan genteng plentong per m2 ukuran 29cm x 20,5 cm
seberat 1,6kg perbuah = 25 bh/m2
 kebutuhan genteng mantili per m2 ukuran 29cm x 21cm seberat
1,5 kg perbuah = 24bh/m2.
 kebutuhan genteng roman kanmuri per m2 = 14 bh/m2.
 kebutuhan genteng garuda per m2 ukuran 30cm x 24cm seberat
2,6kg perbuah =18bh/m2.

Menghitung Kebutuhan Genteng Atap Rumah


dari perhitungan diatas kita sudah tahu bahwa volume luas atap =
77,40615 m2. karena masing-masing model genteng ukuranya
berbeda, dan kebutuhan per m2 nya juga berlainan, maka perlu kita
ketahui dulu jenis genteng apa yang akan kita pakai, dalam tutorial ini
kita hitung semuanya, agar bisa jadi perbandingan.

1. Genteng kodok = 24bh/m2 x 77,40615 m2 = 1857,748 bh


dibulatkan 1860 bh.
2. Genteng plentong = 25bh/m2 x 77,40615 m2 = 1935,154 bh
dibulatkan 1940 bh.
3. Genteng garuda = 18bh/m2 x 77,40615 m2 = 1393,311 bh
dibulatkan 1400 bh.
4. Genteng roman kanmuri = 14bh /m2 x 77,40615 m2 = 1083,686
bh dibulatkan 1100 bh.
5. Genteng mantili = 24bh/m2 x 77,40615 m2 = 1857,748 bh
dibulatkan 1860 bh.
Begitulah cara menghitung kebutuhan genteng sebagai penutup atap
rumah model limas, semoga bermanfaat :-)

Anda mungkin juga menyukai