Kuda-kuda
Ikatan angin
Jurai
Gording
Sagrod
Bubungan
Usuk
Reng
Penutup atap
Talang
Kuda-kuda
Kuda-kuda adalah penyangga utama pada struktur atap. Kuda-kuda
termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss). Kuda-kuda
terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang. Kuda-kuda kayu
digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar
12 m. Kuda-kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban
atap sampai dengan 10 meter. Baja sebagai pendukung atap, dengan
sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap
sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat,
stadion olah raga, bangunan pabrik, dll. Kuda-kuda dari beton
bertulang akan baik digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10
s.d 12 meter. Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan
angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal.
Tipe
Kuda-Kuda
Ada beberapa jenis kuda-kuda yang umum digunakan antara lain :
1. Kuda-kuda jenis 1
Jenis kuda-kuda berikut ini sering digunakan pada bangunan rumah
dan digunakan untuk bentang sekitar 3 s.d. 4 meter. Bahan yang
digunakan terbuat dari kayu, beton bertulang.
Kuda-Kuda
Untuk Bentang 3-4 meter
2. Kuda-kuda jenis 2
Kuda-kuda jenis ini digunakan untuk bentang sekitar 4 s.d. 8
meter. Bahan yang digunakan terbuat dari kayu, beton bertulang.
Kuda-Kuda
Untuk Bentang 4-8 meter
3. Kuda-kuda jenis 3
Kuda-kuda jenis ini digunakan untuk bentang sekitar 9 s.d. 16
meter. Bahan yang digunakan terbuat bahan dari baja (double angle).
Kuda-
Kuda Untuk Bentang 9-16 meter
4. Kuda-kuda jenis 4
Kuda-kuda jenis ini digunakan untuk bentang lebih dari 20
meter. Bahan yang digunakan terbuat bahan dari baja (double angle).
Kuda-Kuda
Untuk Bentang 20 meter
5. Kuda-kuda jenis 5
Kuda-kuda jenis ini sering digunakan untuk penggunaan gedung yang
memerlukan atap tinggi. Contoh bangunan yang memerlukan atap
yang tinggi adalah hanggar, gedung olahraga, ataupun gudang, dll.
Gambar 1 adalah kuda-kuda dengan batang utama berupa batang
tersusun dari baja profil siku. Sedangkan gambar 2 adalah kuda-kuda
dengan batang utama berupa batang utuh dari profil WF.
Kuda-
Kuda Baja
Perhitungan kuda-kuda
Kuda-kuda harus diperhitungkan agar mampu mendukung beban-
beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang
dihitung adalah beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk,
gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada
saat memasang / memperbaiki atap).
Perhitungan
Kuda-Kuda
Gording
Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil
pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup
atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik
buhul kuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak
lurus dengan arah kuda-kuda.
Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus
berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda juga
harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Gording terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada
gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan
dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya
pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga
mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording.
Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m,
tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d.
2,5 m.
Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan
mempunyai dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter,
tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm.
Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar
10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm.
Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau
framework yang disebut jurai. Sagrod adalah batang besi bulat terbuat
dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut
sehingga pososi bisa digeser (diperpanjang / diperpendek)
Usuk / kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan
meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran
5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40
s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording.
Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor
Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan
panjang sekitar 3 m.. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap
dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari
asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan
pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada
arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang
dari penutup atapnya (genteng).
Penutup Atap
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Bahan
penutup atap berupa
lembaran polycarbonat
Atap Miring
Atap Pelana
Atap Limasan
Atap Tenda
Atap
Campuran Str
uktur Atap Sederhana
1. Kuda-Kuda Dari Bahan Kayu
Untuk bentang 15 meter, bentuk seperti bentang 9 meter akan tetapi di mensi kayu 8/12 di ganti
dengan 8/15, sedangkan 5/10 diganti dengan 6/12.
Gambar di bawah adalah kuda-kuda dari kayu dengan bentang 15 m
Kali ini saya akan membahas cara hitung model atap limas dan genteng yang anda butuhkan
untuk menutupnya. Mari menghitung sama-sama model atap limas sederhana di atas.
Misalkan tinggi kuda-kuda limas sudah diketahui yaitu 2 m dan jarak L1 dengan kuda-kuda 2,5 m.
ADVERTISEMENT
REPORT THIS AD
Karena atap harus melebihi bidang pondasi maka ada L1+ atau saya sebut L1’. Kita perkirakan
bahwa air hujan yang nantinya jatuh dari atap minimal 1 m dari pondasi rumah kita sehingga L1’
adalah luas bangun trapesium. Karena alas L1 = garis sejajar bagian atas L1’ (6 m) maka panjang
garis sejajar bagian bawah kita asumsikan lebih panjang yaitu 6,5 m sehingga luas L1’
= ½ x (6+6,5) x 1 = 6,25 m2
Karena bidang L1 ada dua maka luas total L1’ = 2 x 6,25 = 12,5 m2
L2 adalah bidang trapesium. Tinggi L2 = tinggi segitiga L1 yaitu 3,2 m. Panjang rusuk atas L2 =
10 m – (2x 2,5 m) = 5 m
L2’ adalah bidang trapesium. Kasusnya sama dengan L1’ sehingga kita bisa menghitung luas L2’ =
½ x (10+10,5) x 1 = 10,25 m2
Karena bidang L2’ ada dua maka luas total L2’ = 2 x 10,25 = 20,5 m2
= L1+L1’+L2+L2’
= 99,95 m2
1 m2 genteng untuk magas, kodok, plentong sama yaitu 25 buah. Jadi kebutuhan atap rumah
Anda
Untuk mengetahui jumlah krepus, kita harus tahu panjang rusuk/sisi miring dari L1
Karena hitungan di atas hanya sampai lebar pondasi maka tambahkan 1 m sehingga menjadi 5, 4
m.
1 m-nya krepus berisi 4 buah sehingga Total krepus = 26,6 x 4 = 106,4 buah = 107 buah
Cara Menghitung Kebutuhan Genteng
Atap Rumah Limas Per m2
5 years ago by Contributor ∙ 3 min read
Kali ini kita uraikan cara menghitung kebutuhan genteng atap rumah
limas per m2, contohnya kita buat limas, karena sebelumnya kita
sudah buatkan cara menghitung luas atap yang berbentuk pelana.
jadi bisa buat perbandingan dalam menghitung model limas dan
pelana. o.k beginilah bentuk 3D atap rumah yang akan kita hitung
bersama.