Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM

Tugas Mata Kuliah : DASAR-DASAR PENDIDIKAN


Dosen Mata Kuliah : DAYUN RIADI, M.Ag

Nama Kelompok 4 :
NAMA :1.
SALSABILA MUTIA MAHARANI
2. NONI AZRI
3. MARDIANA
KELAS : 1 D

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KOTA BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulisan makalah Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem ini
dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah dengan judul “Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem” ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan yang diberikan oleh, Bapak
Dayun Riadi, M. Ag. Untuk itu tersusunnya makalah ini dengan harapan dapat
membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang “Pendidikan Sebagai Sebuah
Sistem” ini untuk memperlancar proses pembelajaran.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan
ini penulis mengharapkan adanya kritik yang membangun demi penyusunan makalah
yang lebih baik lagi dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Bengkulu, 17 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL………………………………………………………….…..….… i
KATA PENGANTAR………………………………………………...… ii
DAFTAR ISI………………………….…………………….……..…….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah………………………………………….………….. 1
C. Tujuan………………………………………………………….……… 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem dan Pendidikan……………………………………. 2
B. Komponen-Komponen Suatu Sistem…………………………………. 2
C. Macam-Macam Teori…………………………………………………. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….……… 10
B. Saran…………………………………………………………….…….. 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah sistem. Sebagai sistem,
aktivitas pendidikan terbangun dalam beberapa komponen, yaitu pendidik,
peserta didik, tujuan pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan
pendidikan. Semua komponen yang membangun sistem pendidikan,
saling berhubungan, saling tergantung, dan saling menentukan satu sama
lain. Setiap komponen memiliki fungsi masing-masing dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Aktivitas pendidikan akan terselenggara dengan
baik apabila didukung oleh komponen-komponen dimaksud. Fungsi pendidikan
sebenarnya adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan
tugas pendidikan dapat berjalan lancar, baik secara struktural, maupun secara
institusional. Secara struktural menuntut terwujudnya struktur organisasi yang
mengatur jalannya proses kependidikan. Secara institusional mengandung
implikasi bahwa proses kependidikan yang terjadi dalam struktur organisasi itu
dilembagakan untuk lebih menjamin proses pendidikan itu berjalan secara
konsisten dan berkesinambungan mengikuti kebutuhan dan perkembangan
manusia yang cenderung ke arah tingkat kemampuan yang optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem dan pendidikan?
2. Apa saja komponen-komponen dalam suatu sistem?
3. Apa saja macam-macam teori sistem?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui sistem dan pendidikan.
2. Agar mengetahui komponen-komponen dalam suatu sistem.
3. Agar mengetahui macam-macam teori sistem.

1
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem dan Pendidikan


1. Pengertian Sistem
Pengertian Sistem Menurut Tohari Musnamar istilah sistem berasal dari bahasa
Yunani, yaitu System yang berarti hubungan fungsional yang teratur antara unit-unit
atau komponen-komponen. 1
Untuk mempertegas dan memperjelas pengertian sistem, penulis
mengemukakan beberapa definisi sistem yang dekat dengan dunia pendidikan yaitu :
a. Sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan, sehingga
membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas dan
sebagainya. 2
b. Sistem adalah kumpulan komponen yang berinteraksi satu dengan lainnya
membentuk satu kesatuan dengan tujuan jelas.3
c. Sistem merupakan cara untuk mencapai tujuan tertentu di mana dalam
penggunaannya bergantung pada berbagai faktor yang erat hubungannya dengan
usaha pencapain tujuan tersebut. 4
Dengan demikian, sistem merupakan himpunan komponen-komponen atau
bagian-bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai
suatu tujuan.
Dalam undang-undang sistem pendidikan Nasional (Pasal 1 UU RI No. 20 th.
2003) dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan merupakan sebuah
kegiatan yang kompleks, meliputi berbagai komponen yang berkaitan satu sama lain.
Jika pendidikan ingin dilaksanakan secara terencana dan teratur, maka berbagai elemen
yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali. Untuk itu diperlukan pengkajian

1
Tohari Musnamar, Bimbingan dan Wawanwuruk Sebagai Suatu Sistem, (Yogyakarta: Cendekia
Sarana Informatika, 1985), h. 38.
2
Armai Arief, Pengantar Ilmu Penddidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 69.
3
Purwadarminta, Kamus Umum Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 955.
4
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam dan Umum), (Jakarta : Bumi Aksara, 1993).

2
usaha pendidikan sebagai suatu sistem. Selanjutnya secara total bahwa pendidikan
merupakan suatu sistem yang memiliki kegiatan cukup kompleks, meliputi berbagai
komponen yang berkaitan satu sama lain. Jika menginginkan pendidikan terlaksana
secara teratur, berbagai elemen (komponen) yang terlibat dalam kegiatan pendidikan
perlu dikenali terlebih dahulu. Untuk itu diperlukan pengkajian usaha pendidikan
sebagai suatu sistem yang dapat dilihat mikro dan makro.
Secara mikro pendidikan dapat dilihat dari hubungan elemen peserta didik,
pendidik, dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Adapun secara makro
menjangkau elemen-elemen yang lebih luas. 5
Sistem Pendidikan adalah totalitas interaksi dari seperangkat unsur-unsur
pendidikan yang bekerjasama secara terpadu, dan saling melengkapi satu sama lain
menuju tercapainya tujuan pendidikan yang telah menjadi cita-cita bersama.6
Dari paparan di atas, maka yang dimaksud dengan sistem pendidikan adalah
dapat diartikan sebagai suatu keseluruhan unsur-unsur atau elemenelemen pendidikan
yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain serta saling mempengaruhi, dalam satu
kesatuan menuju tercapainya tujuan pendidikan.

B. Komponen-Komponen Suatu Sistem


1. Pendidik
Pendidik adalah orang yang diserahi tugas atau amanah untuk mendidik.
Pendidikan itu sendiri dapat berarti memelihara, membina, mendidik. Pendidikan
itu sendiri dapat berarti memelihara, membina, mendidik. Pendidikan itu sendiri
dapat berarti memelihara, membina, membimbing, mengarahkan, menumbuhkan.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab XI pasal 39 tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
dinyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di
perguruan tinggi. Dengan demikian, pendidik adalah orang yang diberi amanah
untuk tidak saja membuat perencanaan, melaksanakan pembelajaran,

5
Rochaety, Sistem Informasi, h. 7.
6
Mastuhu, Dinamika Sistem, h. 26.

3
menilai, membimbing, tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Hal ini berarti bahwa seorang pendidik tidak hanya
bertugas untuk mentranfer ilmu, melainkan harus selalu mengadakan
penelitian dalam rangka menyesuaikan pengetahuannya dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat.7

2. Anak Didik atau Peserta Didik


Anak didik atau peserta didik konotasinya adalah pada orang-orang yang
sedang belajar. Anak didik lebih dititik beratkan kepada anak-anak yang masih
dalam tarap perkembangan, baik fisik maupun psikis, belumdewasa, dan masih
membutuhkan bantuan dan pertolongan dari orang-orang dewasa di sekitarnya.
Istilah peserta didik mengandung makna yang lebih luas, mencakup anak yang
belum dewasa, dan juga orang yang sudah dewasa, tetapi masih dalam tarap
mencari atau menuntut ilmu dan keterampilan. Anak didik atau peserta didik
semuanya menjadi salah satu sub sistem dalam sistem pendidikan. Keberadaan
peserta didik dalam sistem pendidikan merupakan hal yang mutlak untuk
berlangsungnya aktivitas pendidikan. Tanpa peserta didik, pendidikan tidak
mungkin berjalan, sebab tidak ada gunanya guru tanpa anak didik.8

3. Tujuan Pendidikan
Tujuan (tujuan akhir) merupakan dunia cita yang sulit
untuk diwujudkan. Ia berada di dunia sana yang hanya ada dalam angan-
angan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan usaha yang sangat maksimal.
Itulah sebabnya tujuan itu dibuat berjenjang seperti anak tangga. Untuk
mencapai anak tangga paling atas, harus melalui anak tangga-anak tangga
di bawahnya. Sebelum melaksanakan sebuah aktivitas, termasuk pendidikan, yang
pertama-tama harus ditetapkan adalah tujuan.
Tujuan berfungsi untuk:
a. Mengakhiri usaha
b. Mengarahkan usaha

7
Sulaiman Saat, Faktor-Faktor Determinan Dalam Pendidikan, 8 (Desember, 2015), h. 3.
8
Ibid, h. 7.

4
c. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain
d. Memberi nilai pada usaha (berhasil atau gagal).
Jika fungsi tujuan di atas dibawah ke dalam aktivitas pendidikan, maka
fungsi tujuan pendidikan adalah sebagai batas atau ukuran apakah tujuan itu sudah
tercapai atau belum. Tujuan pendidikan juga mengarahkan aktivitas pendidikan,
sehingga tidak salah arah. Tujuan pendidikan harus ditetapkan secara berjenjang,
sehingga mudah diukur, Dalam aktivitas pendidikan ditetapkan tujuan-tujuan
antara yang diarahkan untuk mencapai tujuan akhir dari pendidikan.9

4. Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah segala sesuatu atau apa saja yang dipergunakan
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan sebagi usaha, juga
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi alat pendidikan dapat alat
dari suatu alat, yaitu alat pendidikan. Segala perlengkapan yang dipakai dalam
usaha pendidikan disebut dengan alat pendidikan.

5. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan yang ikut
serta menentukan corak pendidikan yang tidak sedikit pengaruhnya
terhadap peserta didik. Lingkungan dapat berupa lingkungan sosial,
lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial berupa lingkungan yang terdiri atas
manusia yang ada di sekitar anak yang dapat memberi pengaruh terhadap anak,
baik sikap, perasaan, atau bahkan keyakinan agamanya, misalnya
lingkungan pergaulan. Lingkungan nonsosial adalah lingkungan alam sekitar
berupa benda atau situasi, misalnya keadaan ruangan, peralatan belajar, cuaca,
dan sebagainya, yang dapat memberikan pengaruh pada peserta didik.10
Dari beberapa pengertian dan komponen-komponen sistem tersebut di atas, dapat
diungkapkan bahwa sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sistem bertujuan bersama dan berorientasi pada tujuan.
b. Tujuan sistem dapat dijabarkan kepada beberapa fungsi.

9
Ibid, h. 9.
10
Ibid, h. 11-12.

5
c. Sistem memiliki komponen-kornponen yang dapat menjalankan fungsi-
fungsi tersebut.
d. Komponen-komponen sistem saling berkaitan dan tergantung satu sama
lain.
e. Sistem memiliki aspek keterpaduan antar komponen.
f. Sistem memiliki mekanisme umpanbalik
g. Memproses masukan (input) menj adi keluaran (output).11

C. Macam-Macam Teori

1. Karakteristik Teori Sistem


a. Keseluruhan adalah hal yang utama dan bagian-bagian adalah hal yang
kedua.
b. Integrasi adalah kondisi salaing hubungan antara bagian-bagian dalam satu
sistem.
c. Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat dipisahkan.
d. Bagian-bagian memainkan peranan mereka dalam kesatuan untuk
mencapai
tiujuan dari keseluruhan.
e. Sifat bagian dan fungsinya dalam keseluruhan dan tinkah lakunya diatur
oleh
keseluruhan terhadap hubungan-hubungan bagianya.
f. Keseluruhan adalah sebuah sistem atau sebuah kompleks atau sebuah
konfigurasi dari energi dan berperilaku seperti suatu unsur tunggal yang
tidak
kompleks.
g. Segala sesuatu haruslah dimulai dari keseluruhan sebagai suatu dasar, dan
bagian-bagian serta hubungan-hubungan, baru kemudian terjadi secara
berangsur-angsur.
2. Karakteristik umum sistem
a. Cenderung kearah entropi

11
Salamah, Penelitian dan Teknologi Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. 12
(Desember, 2006), h. 153.

6
Semua sistem cenderung menuju kepada suatu keadaan terpecah belah,
tidak
teratur, lamban, dan akhirnya mati.
b. Hadir dalam ruang waktu
Semua sistem berada dalam ruang waktu, atau berada dalam rangkaian
waktu yang tidak dapat di hentikan.
c. Mempunyai batas-batas
Semua sistem mempunyai batas-batas yang tidak menetap, tapi berubah-
ubah. Semua sistem mempunyai sebuah lingkungan atau sesuatu yang
berada diluarnya.
Semua sistem mempunyai lingkungan proksimal ( lingkungan yang
disadari
oleh sistem), dan lingkungan distal ( lingkungan yang tidak disadari oleh
sistem).
d. Mempunyai variabel dan parameter
Semua sistem mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi sruktur dan
fungsi dari sistem. Faktor-faktor dalam sistem adalah variabel, dan
faktor- faktor di luar adalah parameter.
e. Mempunyai subsistem
Semua sistem, termasuk sistem yang paling kecil sekali pun mempunyai
subsistem, dan setiap subsistem merupakan sebuah kesatuan yang
terbatas, terbentuk dari bagian-bagian, dan karakteristik-karakteristek
tertentu.
f. Mempunyai suprasistem
Semua sistem, kecuali sistem yang terbesar dan beberapa sistem tertutup,
mempunyai suprasistem, atau sistem yang lebih besar.

3. Model dasar sistem


a. Masukan (Input)
Masukan adalah sumber-sumber yang ada dalam lingkungan atau
suprasistem yang masuk dalam sebuah sistem. Masukan dapat berbentuk:
 Informasi

7
Informasi adalah keterangan yang disampaikan kepada pihak lain.
 Informasi produk
Keterangan tentang bahan olahan, bahan yang akan di proses
menjadi suatu produk.
 Informasi operasional
Keterangan tentang bahan-bahan yang dipergunakan untuk
memproses
bahan olahan.
 Energi atau tenaga
Energi adalah gerak dari alat-alat kerja yang di pergunakan dalam
proses informasi atau semua operasi yang terjadi dalam transformasi.
Bentuk operasi tersebut dapat berupa:
 Operasi yang dilakukan manusia.
 Operasi yang dilakukan mesin-mesin.
 Bahan-bahan
 Bahan-bahan produksi adalah bahan-bahan olahan yang akan
dijadikan
hasil produksi.
 Bahan-bahan operasional adalah sumber-sumber yang
dipergunakan
sebagai pelancar proses trasnsformasi.

b. Transformasi
Proses pengubahan masukan olahan menjadi hasil produksi atau jasa,
yang dilakukan oleh manusia atau mesin-mesin, atau manusia dengan
mesi-mesin.
 Proses manajemen
Metode - metode yang dipergunakan untuk melakukan
perencanaan, kepem impinan, pengorganisasian, pengawasan, dan
perbaikan.
 Proses fungsional
Metode - metode yang dipergunakan untuk mencapai tujuan-

8
tujuanfungsional dari sekelompok orang atau seseorang.
 Proses fungsional silang
Metode - metode yang dipergunakan untuk tujuan tertentu yang
perlukerja sama dengan orang lain atau unit lain.
c. Hasil
Barang atau jasa yang dapat dikeluarkan, disampaikan dan
digunakan oleh lingkungan.

4. Tipe-tipe sistem
Tipe-tipe sistem :
a. Sistem alami dan sistem buatan
 Sistem alami
Sistem ini merupakan benda-benda atau peristiwa-peristiwa alam
yang berkerja berdasarkan hukum-hukum alam, dan hubungan antara
masukan dengan hasil dapat di ramalkan secara ilmiah.
 Sistem Buatan Manusia
Sistem yang di rancang, dilaksanakan, dan dikendalikan oleh
manusia, dan hubungan antara masukan yang diambil dari sistem
alami, dengan hasil diataur oleh manusia.
b. Sistem Tertutup dan Terbuka
 Sistem Tertutup
Sistem yang sruktur organisasi bagian-bagianya tidak menyesuaikan
diri dengan lingkunganya, sekurang-kurangnya dalm jangka waktu
pendek. Sruktur bagian-bagian tersusun secara tetap dan bentuk
operasinya berjalan otomatis.
 Sistem terbuka
Sistem yang sruktur bagian-bagianya terus menyesuaikan diri
dengan masukan dari lingkungan yang terus menerus berubah-ubah
dalam usaha dapat mencapai kapasitas optimalnya. Sruktur bagian-
bagian bersifat lentur dan bentuk operasinya dinamis, karena bagian-
bagian dalm sistem dapat berubah karakteristik dan posisinya.12

12
Tatang, ilmu pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 91-110.

9
Berbicara tentang pendidikan sebagai sistem kita lihat bagaimana sistem
yang di terapkan di Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang
terbagi dalam 34 provinsi. Ibukota Indonesia adalah Jakarta, suatu kota yang
terletak di Pulau Jawa. Bisa kita lihat bahwa jarak antara kota yang satu dan kota
lain yang berbeda pulau tidaklah mudah untuk ditempuh. Mungkin perbedaan
jarak dan sulitnya menjangkau kota yang satu dengan yang lain, memberi banyak
pengaruh terhadap berbagai aspek, termasuk aspek pendidikan Indonesia. Ketika
kita berbicara tentang pendidikan Indonesia, tidak sedikit masyarakat yang
mengatakan bahwa kita termasuk negara yang tertinggal dalam hal pendidikan.13

13
Ricardo F. Nanuru, Progresifisme Pendidikan dan Relevasinya di Indonesia, 2 (Agustus ,
2013), h. 138.

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, Sistem adalah
suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dari komponen yang saling berinteraksi
atau inerdependensi dalam mencapai tujuan. Sistem pendidikan akan selalu bersifat
dinamis kontekstusal dan terbuka tehadap tuntutan kualitas dan relevansi. Pendidikan
sebagai suatu sistem merupakan kesatuan dari bermacam-macam komponen yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perkembangan peserta
didik menuju kedewasaannya. Oleh karena itu pengkajian upaya pendidikan sebagai suatu
sistem mempunyai makan yang sangat penting. Unsur-Unsur Suatu Sistem Pendidikan
meliputi banyak hal yaitu, peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan,
materi pendidikan, alat dan metode, dan lingkungan pendidikan. Proses pendidikan terjadi
apabila ada interaksi antar komponen pendidikan, artinya saling berhubungan secara
fungsional dalam kesatuan yang terpadu. komponen tersebut adalah Tujuan dan Prioritas,
Peserta didik, Manajemen atau pengelolan, Struktur dan jadwal waktu, Isi dan bahan
pengajaran, Guru dan pelaksanaan, Alat bantu belajar, Fasilitas, Teknologi, Pengawasan
mutu, Penelitian, dan Biaya. Dengan adanya kemajuan zaman yang pesat hendaknya
berupaya menjadikan sistem pendidikan yang dinamis dan responsif terhadap perubahan-
perubahan dan kecenderungankecenderungan yang sedang berlangsung.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disarankan sebaiknya Pendidikan
sebagai suatu sistem yang terbuka hendaknya harus melalui perencanaan-perencanaan
yang tepat dalam menghadapai tuntutan zaman. Selain itu sistem pendidikan juga harus
lebih dinamis dan responsif. Dari Unsur-Unsur suatu Sistem Pendidikan tersebut dapat
disarankan sebaiknya perlunya sebagai pendidik memiliki penguasaan segala hal dengan
apa yang diajarkan dan disampaikan kepada peserta didik melalui materi, alat dan metode
serta mengarahkan pembelajaran pada suatu tujuan tertentu agar mencapai hasil yang
maksimal. Di dalam komponen pendidikan disarankan pula sebaiknya komponen-
komponen tersebut dapat terpenuhi agar efektifnya pembelajaran dengan baik tanpa
adanya kendala sehingga dapat memudahkan peserta didik dalam mencari dan menambah
ilmu serta wawasan yang luas secara kompleks.

11
DAFTAR PUSAKA

Tohari Musnamar, Bimbingan dan Wawanwuruk Sebagai Suatu Sistem,


(Yogyakarta: Cendekia Sarana Informatika, 1985), h. 38.

Armai Arief, Pengantar Ilmu Penddidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.
69.

Purwadarminta, Kamus Umum Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 955.


M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Islam dan Umum), (Jakarta : Bumi
Aksara, 1993).

Radja Mudyaharjo. Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrfindo Persada,


2001), h. 217-218

Sulaiman saat, faktor-faktor determinan dalam pendidikan, 8 (Desember, 2015),


h. 3-9.

Salamah, Penelitian dan Teknologi Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan


Sistem. 12 (Desember, 2006), h. 153.

Tatang, ilmu pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 91-110.


Ricardo F. Nanuru, Progresifisme Pendidikan dan Relevasinya di Indonesia, 2
(Agustus , 2013), h. 138.

12

Anda mungkin juga menyukai