Anda di halaman 1dari 2

Traditional View

Perubahan bahasa mencakup juga perubahan strutkur bahasa pada waktu tertentu. Perubahan
secara tradisional dibagi menjadi dua yaitu perubahan tradisonal dan perubahan eksternal.

 Internal Change
Perubahan bahasa yang terjadi didalam internal bahasa sendiri, yang menyebabkan
perbedaan struktur bahasa. Akibatnya, dalam jangka waktu tertentu sebuah kata diucapkan
berbeda. Dalam bahasa inggris, ada dua kata berbeda untuk menyebut kuda, horse dan
hoarse. Juga ada dua kata yang awalnya berasal dari satu kata, thin dan thing. Sehingga
terjadi satu unit pengucapan kata menjadi dua.

 External Change
Perubahan ini terjadi akibat peminjaman (borrowing) dari bahasa dan dialek lain. Beberapa
bahasa di dunia juga mengalami peminjaman dari bahasa-bahasa lain, seperti bahasa Hindi
banyak meminjam dari bahasa Sansakerta, atau bahasa Urdu dari bahasa Arab.

Some Changes in Progress


Beberapa ahli bahasa mengamati perubahan bahasa yang sedang terjadi:
 Chambers dan Trudgill (1980) menjelaskan perkembangan pengucapan r uvular
(pengucapan dengan anak lidah) dalam bahasa Eropa Barat dan Eropa Utara. Dulu
pengucapan r di wilayah tersebut dengan apikal (menempelkan ke langit-langit) atau
bergetar, tetapi mulai abad ke-17 cara pengucapan r uvular menyebar dari Paris
menggantikan cara pengucapan r yang lain. Cara pengucapan ini menjadi cara
pengucapan standar di Perancis, Jerman, dan Denmark, juga ditemukan di Belanda,
Swedia, dan Norwegia.

 Seorang ahli bahasa, Gimson (1962) mengamati bahwa beberapa pengucapan huruf vokal
diftong cenderung diucapkan menjadi satu huruf vokal, contoh pada kata home. Gejala
ini biasanya terjadi pada lingkungan anak muda.

 Trudgill (1972) mengamati perubahan bahasa yang sedang terjadi. Dia mengamati bahwa
pekerja wanita lebih suka mengucapkan (ng) dengan (n), contoh pada kata singing,
wanita mengucapkan (singin’) bukan (singing).

 Dalam beberapa kasus dapat dijabarkan bahwa wanita cenderung menggunakan bahasa
standar, berbicara lebih banyak (cerewet), posisi lebih rendah, merasa kurang aman,
perempuan dinilai dari gayanya berbicara, menunjukan status sosial, menggunakan
bahasa isyarat, tidak suka memakai bahasa maskulin karena dianggap kasar, lebih suka
menggunakan bahasa yang lembut (fiminim), dalam berbicara cenderung membesarkan
bunyi (overreport), alasan prestise, dan solidartas. Presentase perubahan bahasa yang
dilakukan wanita berdasarkan umur yaitu, wanita berumur 63 tahun jarang melakukan
perubahan bahasa yaitu hanya 10 persen, sedangkan mereka usia 37 dan 62 melakukan
perubahan bahasa sekitar 25 persen, dan wanita yang lebih muda lebih banyak melakukan
perubahan bahasa yaitu 60 persen.

 Labov melakukan penelitian di sebuah pulau Vineyard yang hanya terdiri 6.000 orang.
Pulau ini menjadi tujuan wisata dari berbagai negara yang dibuktikan dengan grafik. Lalu
apakah faktor usia, etnis, pekerjaan, dan tempat tinggal bisa dibuktikan. Kelompok usia
31-45 menunjukan adanya perkembangan bahasa karena interekasi dengan turis yang
datang. Terdapat beberapa diftong yang hampir atau menyatu dengan bahasa turis sebagai
upaya solidaritas terahadap turis yang datang. Perubahan ini juga dianggap memilki
keuntungan yang jika menyesuaikan dengan bahasa yang sama. Kencenderungan itu
lebih besar lagi pada usia lebih muda bahkan meningalkan bahasa yang ada, selain itu,
usia muda lebih mudah menyesuaikan bahasa. Hal ini juga sebabkan sebagai bentuk
loyalitas tempat dan soidaritas terhadap pentutur di tempat tersebut.

Dari contoh-contoh penelitian tersebut bisa disimpulkan bahwa perubahan bahasa dapat terjadi
karena beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan kepantasan berbicara.

Anda mungkin juga menyukai