Digital Payment atau E-Paymentmerupakan pembayaran elektronik melalui sms, atau online service seperti internet online banking. Sistem ini mengotomatisasikan beberapa sub-sistem dimana pembayaran yang meliputi cicilan rumah, kartu kredit, berbagai pinjaman nasabah dipermudah dengan adanya transaksi pembayaran secara online dan internet yang merupakan salah satu interface media pembayaran. Berawal dari bitcoin yang sebelumnya ada revolusi besar yang dilakukan oleh para ekonomo yang tidak puas yang mengalami krisis di amerika dan juga dengan tata cara mengelola keuangan yang dianggap system keuanganya corrupt atau memiliki kelemahan, yang dimana terjadi peningkatan uang secara besar-besaran akhirnya terjadi collapse, dan itu membuat para ekonom tersadar bahwa system ini tidak benar akhirnya membuat teknologi baru yang bernama blockchain, yang tujuannya memungkingkan hubungan orang dengan orang lain bisa langsung atau peer to peer tanpa pihak ketiga, tetapi payment tersebut terlalu mahal atau segmented dikuasai oleh beberapa orang saja yang dianggap akan menjadi raksasa baru dari fintech menjadi bigtech, tetapi yang perlu dicatat bahwa revolusi tersebut sedang terjadi yang dimana akan berdampak lebih merepotkan apabila masyarakat terlambat sebagai otoritas atau masyarakt juga terlambat masyatakat terlambat menghadapi masalah itu, dan apabila terjadi BI akan melakukan atau sudah menyiapkan payment system 2025, yang pertama Blue print system pembayraan Indonesia 2025 berupa visi yaitu Pendekatan Integrated, Digital Transformation, Keseimbanfan manfaat dan resiko, dan Mementingkan National Interest di dalam Dunia yang Borderless. Dengan visi tersebut BI membuat walking room yang mendasar, yaitu yang pertama mendorong perbankan untuk melakukan perubahan disini berisi konsep-konsep baru digital banking dan juga harus bisa open banking, yang ketiga memperbaiki retail payment secara structural harus end to end dimulai dari QR Code yang di standarisasi dan Kris bahkan unified payment interface yang kedepannya dapat digambarkan semua akan menggunakan mobile, dan BI akan berencana mengganti mesin yang lebih cepat lagi atau disebut BI Fast Payment (BIFAS), yang ketiga Memperbaiki Wholesale Paymeny dan Financial Market Instrastrucutre, yang keempat membuat infrastruktur data dimana data- data tersebut akan lebih mudah untuk diakses atau menggeser penguasaan data dari ranah privat ke ranah public dan yang kelima Legal Reform berupa Peraturan Bank Indonesia yang Memayungi Sistem Pembayaran. Kelima hal ini dapat dikatakan bahwa ini adalah respon dari Bank Sentral untuk menghadapi permasalahan untuk kedepannya.
2. Bagaimana digital payment dalam pandangan Islam
Uang elektronik kian menggiurkan untuk berbelanja, dan menurut padangan islam adalah uang elektronik kini mulai popular dikarenakan praktis dan banyak para penyedia uang elektronik melakukan cashback dan diskon, dan uang elektronik tidak dikenakan riba karena masih termasuk posisi dalam rangka jual beli dimanaa perusahaan dan konsumen menyepakati peraturan-peraturan yang sudah ada dengan demikinan pembayaran melalui uang elektronik tidak dikenakan hukum riba karena itulah sudah ada kesepaktan bahwa ada property yang bernama uang elektronik dijadikam alat bayar dalam produsen dan konsumen menurut Wakil Sekjen MUI Nadjamuddin Ramly.