Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurhanifah

NIM : G20180039
Kelas : Farmasi C Serang
Tugas : Filsafat Ilmu
PROBLEMATIKA FILSAFAT

1. BIOKIMIA
a. Ontologi : Biokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai
molekul dalam reaksi dan proses kimia yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup (metabolisme).
b. Episetimologi : biokimia menyajikan proses bagaimana makhluk hidup itu
melangsungkan kehidupannya dan bertahan hidup dengan proses kimia yang terjadi
dalam tubuh. Makhluk hidup itu bernafas, bergerak, bereproduksi, makan dan
minum dan juga dapat melakukan berbagai aktivitas lainnya. Bagaimana makhluk
hidup dapat melakukan proses itu sedangkan benda mati tidak? Makhluk hidup
tersusun atas substansi hidup yang disebut protoplasma sedangkan benda mati
tidak. Proses yang paling membedakan organisme dengan benda mati adalah
kemampuan reproduksi. Untuk semua makhluk hidup, sel merupakan pusat
kegiatan dan sel merupakan kesatuan dasar untuk bereproduksi.
c. Aksiologi : Adapun prinsip ilmu biokimia adalah mempelajari stuktur kimia dari
komponen mahluk hidup dan hubungan antara struktur kimia dengan fungsi
biologis, mempelajari metabolisme yaitu keseluruhan reaksi kimia dalam mahluk
hidup, mempelajari proses kimia dan substansi yang menyimpan dan mengirimkan
informasi biologis, serta molekul genetis (sifatketurunan).ilmu biokimia juga
mengalami perkembangan. Perkembangannya itu menjalar ke hampir semua bidang
yaitu kedokteran, farmasi, pertanian, dan memberikan perkembangan kemajuan
dalam ilmu biologi. Sebagai conton biokimia mempunyai peranan dalam
memecahkan masalah gizi, penyakit-penyakit akibat dari kurang gizi terutama pada
anak-anak. Dalam bidang farmakologi dan toksikologi. Obat-obatan biasanya
mempengaruhi jalur metabolik tertentu, misalnya antibiotik penisilin dapat
membunuh bakteri dengan menghambat pembentukan polisakarida pada dinding
sel bakteri.

2. FARMAKOGNOSI
a. Ontologi : Farmakognosi adalah salah satu ilmu yang mempelajari tentang bagian-
bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami yang telah
melewati berbagai macam uji seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi dan uji
biofarmasetika.
b. Episetimologi : Bagaimana Proses pembuatan simplisia
1. Pengumpulan bahan baku
Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan kualitas bahan baku.
Faktor yang paling berperan dalam tahapan ini adalah masa panen. Panen daun
atau herba dilakukan pada saat proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu
ditandai dengan saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak.
2. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar.
Sortasi dilakukan terhadap tanah dan krikil, rumput-rumputan, bahan tanaman
lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan dan bagian tanaman
yang rusak (dimakan ulat dan sebagainya.
3. Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang melekat,
terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan-bahan
yang tercemar pestisida.
4. Pengubahan bentuk
Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk memperluas
permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka bahan baku akan
semakin cepat kering. Proses pengubahan bentuk untuk rimpang, daun dan
herba adalah perajangan.
5. Pengeringan
Proses pengeringan simplisia terutama bertujuan untuk menurunkan kadar air
sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri serta
memudahkan dalam hal pengolahan proses selanjutnya (ringkas, mudah
disimpan, tahan lama dan sebagainya).
Pengeringan dapat dilakukan lewat sinar matahari langsung maupun tidak
langsung juga dapat dilakukan dalam oven dengan suhu maksimum 60oC.
6. Sortasi Kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses
pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong,
bahan yang rusak akibat terlindas roda kendaraan (misalnya dikeringkan di
tepi jalan raya, atau dibersihkan dari kotoran hewan.
7. Pengepakan dan penyimpanan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia perlu
ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara
simplisia satu dengan yang lainnya (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Aksiologi : Manfaat Pembuatan Simplisis

1. Uji Organoleptik

Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa simplisia yang
diuji.

2. Uji Makroskopik

Dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat, untuk mencari
kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia yang diuji.

3. Uji Mikroskopik

Dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat pembesarannya


disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa sayatan maupun
serbuk. Tujuannya adalah untuk mencari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas.
Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal
yang spesifik bagi masing-masing simplisia. Serbuk yang diperiksa adalah serbuk
yang homogen dengan derajat kehalusan 4/18 yang dipersyaratkan oleh MMI. Ada
4 cara pengamatan menggunakan mikroskop yaitu :
1. MIKROSKOPIK 1

Menggunakan medium air atau gliserin. Digunakan untuk mendeteksi hablur lepas,
butir pati, butir tepung sari, serabut, sel batu, rambut penutup, rambut kelenjar lepas
serta beberapa jenis jaringan khas lainnya.

2. MIKROSKOPIK 2

Serbuk terlebih dahulu dididihkan dalam larutan kloral hidra. Butir pati akan larut
akan larut dan jaringan yang berisi klorofil menjadi jernih sehingga pengamatan
dapat lebih jelas. Akan tampak sel-sel epidermis , mesofil, rongga minyak,
parenkim, hablur, sistolit dll.

3. MIKROSKOPIK 3

· Diakukan pewarnaan terhadap serbuk. Sebaiknya dilakukan setelah serbuk


dijernihkan dengan chloral hidrat, namun dalam hal-hal tertentu boleh langsung
menambahkan pereaksi tanpa didahului penjernihan jaringan.

· Pereaksi yang biasa digunakan misalnya floroglusin-asam klorida akan


menimbulkan warna merah pada sel yang berisi lignin ( sel batu, serabut dan xilem
).

4. MIKROSKOPIK 4

Dilakukan terhadap serbuk yang telah diabukan. Uji ini khusus ditujukan untuk
mendeteksi ada tidaknya kerangka silika pada tanaman yang banyak mengandung
silika seperti familia Poaceae / Gramineae dan Equisetaceae.

3. FARMASTIKA

a. Ontologi : Farmasi Fisika adalah kajian atau cabang ilmu hubungan antara fisika
(sifat-sifat Fisika) dengan kefarmasian (sediaan Farmasi, farmakokinetik, serta
farmakodinamiknya) yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif
senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisikanya serta
menganalisis pembuatan dan pengujian hasil akhir dari sediaan obat.
b. Episetimologi : Berdasarkan pengertian ilmu Farmasi Fisika di atas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ilmu Farmasi Fisika sangat penting adanya dalam
dunia kefarmasian yaitu Farmasi Fisika mempelajari sifat fisika dari berbagai zat
yang digunakan untuk membuat sediaan obat, ketika sudah menjadi sediaan obat,
dan juga meliputi evaluasi akhir dari sediaan obat tersebut sehingga mampu
membuat obat yang sesuai standar, aman, dan stabil hingga sampai ke tangan
pasien.
c. Aksiologi : Pengujian keefektifan zat dalam sediaan, melarut dalam cairan tubuh
manusia. Ilmu ini mencakup dalam uji disolusi obat. Uji ini menyatakan kecepatan
sediaan dalam melarutkan zat sehingga zat tersebut dapat berefek dalam tubuh
manusia.

Anda mungkin juga menyukai