Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI

MEMPRAKTIKKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI

“ SIKLUS HIDUP DAN METAMORFOSIS SERANGGA (Drosophila Melanogaster)”

OLEH :

NAMA : PUTRI DEVI FITRIATI

NIM : E1A018078

KELAS : C / IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayahNya
kepada penulis sehingga tugas laporan yang berjudul Mempraktikkan Model Pembelajaran
Berbasis Inkuiri “ Siklus Hidup dan Metamorfosis Serangga (Drosophila Melanogaster)” ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan inkuiri ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Prof. Dr. H. A. Wahab Jufri, M.Sc selaku dosen pembina mata kuliah strategi
pembelajaran biologi.

Terakhir, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam penyusunan dan membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas laporan inkuiri ini. Saya menyadari, laporan inkuiri yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Mataram, 23 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….... iii

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………... 1

A. Rumusan Masalah………………………………………………………………….. 2
B. Hipotesis……………………………………………………………………………. 2
C. Alat Dan Bahan……………………………………………………………………. 2
D. Langkah Kerja……………………………………………………………………… 2

DATA HASIL PENGAMATAN………………………………………………………………. 3

ANALISIS DATA……………………………………………………………………………… 5

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………… 5

KESIMPULAN…………………………………………………………………………………. 7

REFERENSI

LAMPIRAN

iii
PENDAHULUAN

Metamorphosis adalah keseluruhan rangkaian perubahan dan ukuran sejak telur sampai
menjadi imago (dewasa). Dalam metamorphosis melibatkan proses pergantian kulit yang disebut
ekdisis. Adapun hewan yang mengalami proses metamorphosis ini seperti kelas insekta
(serangga) contohnya adalah lalat buah, kupu-kupu, dan berbagai serangga lainnya.
Lalat buah merupakan contoh serangga yang mengalami metamorphosis sempurna yang
keberadaan spesiesnya lebih kurang 4500 spesies. Hal ini disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang
kecil, cepat berkembang biak, siklus hidupnya yang singkat, mudah dipelihara, dan makanannya
yang mudah didapat. Adapun ciri-ciri dari lalat buah ini yaitu memiliki tubuh bewarna kuning
atau coklat, dan memiliki mata yang bewarna merah. Lalat buah ini merupakan hewan yang
habitatnya kosmopolitan, artinya bisa hidup dimana saja sesuai dengan habitatnya. Lalat kecil ini
menyukai bunga, dan buah yang matang. Lalat buah dewasa umumnya ditemui hidup
bergerombolan pada buah-buahan yang masak yang mengandung air, misalnya buah nanas
(Ananas comunis), papaya (Carica papaya), pisang (Musa sp.) dan buah lainnya. Sedangkan
larvanya tumbuh dan berkembang pada buah yang membusuk.
Cepat dan lambatnya siklus hidup lalat buah dipengaruhi beberapa faktor diantaranya
faktor suhu dan makanan. Suhu yang masih bisa ditoleransi untuk siklus hidup ini berada
dikisaran 18-30 derajat celcius. Pada suhu tertentu dari siklus hidup lalat buah bisa menjadi
lambat dan pada suhu yang lain siklus hidup bisa dipercepat bahkan pada suhu tertentu lalat buah
yang dihasilkan bisa menjadi steril.
Medium pemeliharaan stock Drosophila Melanogaster yang mula-mula dipergunakan
ialah campuran pisang ambon dan tape ketela pohon dengan perbandingan 6 : 1, medium
tersebut dipakai selama lebih dari 15 tahun. Pada tahun 1984 mulai digunakan beberapa medium
yang dicobakan untuk memelihara jenis-jenis Drosophila lainnya dan baru pada lima tahun
terakhir digunakan resep yang baru. Hal ini disebabkan oleh kualitas pisang dan tape yang tidak
pernah seragam, sehingga dianggap perlu untuk memperoleh medium yang lebih padat dan dapat
diandalkan. Resep baru yang dipakai merupakan modifikasi dari resep yang telah ada dan
disesuaikan untuk kondisi di Indonesia (Marnala, 2010).

1
A. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara memulai memelihara lalat buah ?


2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan induk lalat buah untuk menghasilkan telur ?
3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan telur lalat buah untuk berkembang menjadi larva ?
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan larva untuk berkembang menjadi kepompong ?
5. Berapa lama waktu yang dibutuhkan larva untuk berubah menjadi lalat buah dewasa ?

B. HIPOTESIS

1. Lalat buah dapat dipelihara dari spesies liar di lingkungan tempat tinggal.
2. Lalat buah akan menghasilkan telur setelah dua hari di dalam toples dengan media
campuran adonan pisang, tape singkong dan tepung.
3. Lalat buah akan berkembang menjadi larva setelah empat hari di dalam toples.
4. Lalat buah akan berkembang menjadi kepompong setelah tujuh hari di dalam toples.
5. Lalat buah akan berkembang menjadi lalat buah dewasa setelah Sembilan hari di dalam
toples.

C. ALAT DAN BAHAN


Dalam percobaan ini alat dan bahan yang harus disiapkan adalah diantaranya :
1. Dua sampai tiga buah toples dengan bagian bawah permukaannya rata.
2. Kaca pembesar / kamera hp untuk memperjelas pengamatan.
3. Kain atau tisu untuk menutup toples.
4. Pisang ambon yang sudah matang, tape singkong dan tepung secukupnya.

D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan satu buah pisang ambon, satu potong tape singkong dan tepung terigu
secukupnya.
2. Menghancurkan pisang dan tape dan mencampurnya dengan sedikit terigu dan air hangat
sampai menjadi adonan.
3. Mengukus adonan selama 5 sampai 10 menit.

2
4. Memindahkan adonan ke dalam toples yang sudah tersedia dan membiarkan media
dingin dengan sendirinya.
5. Menaruh toples di tempat dengan suhu kamar atau di bawah pohon yang mempunyai
buah yang membusuk.
6. Menunggu dan mengamati toples dengan cermat sampai ada 2 sampai 3 ekor lalat buah
yang masuk ke dalam toples.
7. Menutup toples dengan kain atau tisu dengan rapat.
8. Mengamati perkembangan lalat buah dan mendokumentasikannya dengan kamera hp.

DATA HASIL PENGAMATAN

Waktu dan
No Toples 1 Toples 2 Keterangan
tanggal
1 Hari pertama Induk lalat buah masuk ke
(Senin, 13 April dalam toples pada hari
5 induk lalat
2020) jam 10.27 8 induk lalat buah pertama dan hinggap
buah
WITA. sesekali di media yang ada
di dalam toples.
2 Hari kedua
Belum ada terlihat bintik-
(Selasa, 14 April
0 telur 0 telur bintik putih atau telur di atas
2020) jam 08.22
media.
WITA.
3 Hari ketiga
Telah terlihat penampakan
(Rabu, 15 April
25 telur 38 telur telur atau bintik-bintik putih
2020) jam 10.17
di sekitar media.
WITA.
4 Hari keempat 25 larva 35 larva Telur sudah berubah
(Kamis, 16 April menjadi larva, pada toples 1,
2020) jam 11. 05 banyak telur yang menetas
WITA. menjadi larva jumlahnya
tetap, sedangkan pada toples

3
2, jumlah telur yang
menjadi larva jumlahnya
berkurang.
5 Hari kelima Pada hari kelima, larva
(Jumat, 17 April berkurang yang
2020) jam 14.15 menandakan ada larva yang
WITA. tidak bergerak atau mati
20 larva 27 larva
pada kedua toples. Larva
yang masih hidup terus
bergerak menempel di
dinding toples.
6 Hari keenam Pada hari keenam, larva
(Sabtu, 18 April bermetamorfosis menjadi
16
2020) jam 09.54 20 kepompong kepompong dengan warna
kepompong
WITA. kepompong berwarna coklat
kehitaman.
7 Hari ketujuh Pada hari ketujuh,
(Minggu, 19 April kepompong sudah menjadi
2020) jam 12. 07 imago namun dengan
16 imago 20 imago
WITA. ukuran yang masih kecil dan
sayap masih belum
terbentang.
8 Hari kedelapan
Di hari kedelapan, imago
(Senin, 20 April
16 imago 20 imago sudah bisa berterbangan di
2020) jam 15.18
sekeliling toples.
WITA.

ANALISIS DATA

4
40

35

30

25

20
TOPLES 1
15

TOPLES 2
10

0
INDUK LALAT TELUR LARVA KEPOMPONG IMAGO
BUAH

Gambar 1. Banyak jumlah induk lalat buah, telur, larva, kepompong dan imago
pada toples 1 (merah) dan toples 2 (biru) dalam waktu delapan hari.

PEMBAHASAN
Metamorphosis Lalat buah (Drosophilla melanogaster) pada media biakan adonan
pisang, tape dan tepung. Disini metamorphosis lalat buah tergantung pada faktor lingkungan
seperti suhu, kelembaban dan faktor makanan yang tersedia. Suhu udara yang menyebabkan
metamorphosis lalat buah dalam penelitian ini berkisar antara 27-30 derajat Celcius, selama 8
hari.
Waktu yang diperlukan dalam metamorphosis lalat buah dari periode ke periode tidak
sama antara telur menetas menjadi larva, larva menjadi pupa, dan pupa menjadi imago.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak semua lalat buah mengalami perkembangan
secara sempurna dengan waktu yang sesuai untuk metamorphosis lalat buah pada umumnya
mulai dari fase telur sampai dewasa. Banyak telur yang tidak berhasil menjadi larva, dan tidak
sedikit larva yang mati sebelum menjadi kepompong. Metamorphosis lalat buah pada toples 1
dan toples 2 tidak sama. Hal ini mungkin dikarenakan toples 1 banyak ditumbuhi jamur pada

5
media biakan, sedangkan di toples 2 hanya ada sedikit jamur di atas media biakan, factor lainnya
yaitu mungkin karena tempat penempatan toples 1 yang ditaruh di luar ruangan sedangkan toples
2 ditaruh di tempat dengan suhu kamar.
Tahap perkembangan lalat buah akan mengalami perubahan bentuk mulai dari fase telur
sampai fase imago atau dewasa. Fase metamorphosis lalat buah adalah sebagai berikut :
a. Fase telur
Telur lalat buah yang baru dikeluarkan berbentuk bulat kecil, dan berukuran lebih
kurang 0,05 mm. Telur yang baru dikeluarkan oleh induk lalat buah ini berwarna putih
dan pada media biakan terlihat seperti bintik-bintik putih.
b. Fase larva
Telur yang berhasil menjadi larva pada media biakan toples 1 hanya berjumlah 20
larva dan pada toples 2 berjumlah 27 larva. Banyak telur yang gagal menjadi larva hal
ini diduga telur dimangsa oleh semut yang ditemukan berada di sekitar toples dan
sebagian lagi berada di media biakan.
Telur yang sudah menetas akan menjadi larva yang berwarna putih dan di
tubuhnya terdapat segmen. Bentuknya seperti ulat namun ukurannya lebih kurang 0,5
mm dan terlihat larva bergerak mengitari dinding toples dan permukaan media biakan.
c. Fase kepompong / pupa
Pada hari keenam, larva sudah bermetamorfosis menjadi kepompong yang ditandai
dengan adanya perubahan warna pada tubuhnya yang berwarna coklat kehitaman. Pada
fase pupa, secara morfologi sudah terlihat bagian mata, sayap, dan abdomennya
walaupun masih kurang jelas terlihat.
d. Fase imago (dewasa)
Hari ke 7, kepompong sudah berubah menjadi imago namun dengan ukuran yang kecil
dan dengan kondisi belum dapat terbang. Di hari ke 8, disini imago sudah terlihat dapat
menyeimbangkan dirinya untuk terbang di sekeliling toples.

KESIMPULAN

6
Berdasarkan hasil penelitian tentang Siklus Hidup dan Metamorfosis Serangga
(Drosophila Melanogaster) pada media biakan adonan pisang, tape dan tepung, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Metamorphosis lalat buah (Drosophila Melanogaster) berlangsung selama 8 hari
dengan media biakan pisang, tape dan tepung.
2. Adanya pengaruh faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban yang membedakan
jumlah telur dan larva pada toples 1 dan toples 2.
3. Pada toples 1 jumlah induk lalat buah berjumlah 5 ekor yang berhasil
bermetamorfosis menghasilkan imago yang berjumlah 16 ekor imago.
4. Pada toples 2 jumlah induk lalat buah berjumlah 8 ekor yang berhasil
bermetamorfosis menghasilkan imago yang berjumlah 20 ekor imago.

7
REFERENSI

Agustina, Elita, Nursalmi Mahdi dan Herdanawati. 2013. Perkembangan Metamorphosis Lalat
Buah (Drosophilla Melanogaster) Pada Media Biakan Alami Sebagai Referensi
Pembelajaran Pada Matakuliah Perkembangan Hewan. Jurnal Biotik. Vol. 1, No. 1, Hal.
1-66.
Suharsono dan Egi Nuryadin. 2019. Pengaruh Suhu Terhadap Siklus Hidup Lalat Buah
(Drosophilla Melanogaster). Jurnal Bioeksperimen. Vol 5 No. 2. Hal 114-120.
LAMPIRAN

(Adonan media biakan) (Lalat buah yang akan masuk ke dalam toples)
( toples 1 di luar ruangan) ( toples 2 di dalam ruangan)
( terlihat larva yang sedang menempel di dinding toples, kamera hp tidak dapat mengambil
gambar pada permukaan media biakan)

(foto imago di toples 1) (foto imago di toples 2)

Anda mungkin juga menyukai