kebersihan perorangan
5. PERILAKU MASYARAKAT
6. SOSIAL EKONOMI
ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral infeksi pada GIT (penyebab utama)
Bakteri : Vibrio cholerae, Salmonella spp, E. coli dll
Virus : Rotavirus (40-60%), Coronavirus, Calcivirus dll
Parasit: Cacing (Ascaris, Oxyuris,dll), Protozoa (Entamoba
histolica,Giardia Lambia, dll) Jamur (Candida Albicans)
b. Infeksi parenteral infeksi di luar GIT (OMA, BP,
Ensefalitis,dll)
2. Faktor malabsorbsi : KH, Lemak, P
3. Faktor makanan : basi/ beracun, alergi
4. Faktor psikologis : takut dan cemas
PATOFISIOLOGI
VIRUS masuk enterosit (sel epitel usus halus) infeksi & kerusakan
fili usus halus
Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru (kuboid/ sel epitel
gepeng yg blm matang) fungsi blm baik
Fili usus atropi tdk dpt mengabsorbsi makanan & cairan dgn
baik
Tek Koloid Osmotik motilitas DIARE
Dehidrasi Isotonis
Kehilangan air dan Na dalam proporsi yang sama
Merupakan dehidrasi yang terjadi karena diare
Tanda sangat cepat, haus ekstremitas dingin dan
berkeringat, kesadaran menurun dan muncul gejala syok
hipovolemik
Dehidrasi Hipertonis
Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi
kehilangan air lebih banyak (Na >150 mmol/L)
Tanda anak sangat haus,iritabel
Dehidrasi Hipotonis
Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi
kehilangan Na lebih banyak (Na >130 mmol/L)
Tanda anak letargi, kejang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis.
b) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
c) Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
a) pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium,
Kalsium, dan Fosfor ) dalam serum untuk menentukan
keseimbangan asama basa.
b) Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
2. Riwayat keperawatan
• Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
• Pemeriksaan sistematik :
8. Pemeriksaan penunjang
5. Lidah kotor
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan leukosit
Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa
demam typhoid terdapat leukopenia dan
limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia
tidaklah sering dijumpai.
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Sgot Dan Sgpt pada demam typhoid seringkali
meningkat tetapi dapat kembali normal setelah
sembuhnya typhoid.
c. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan
demam typhoid, tetapi bila biakan darah negatif
tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam
typhoid.
KONSEP ASKEP THYPOID
PENGKAJIAN
1. Identitas klien : kelompok umur yang terbanyak adalah
diatas umur lima tahun. Faktor yang mendukung terjadinya
demam thypoid adalah iklim tropis social ekonomi yang
rendah sanitasi lingkungan yang kurang.
2. Keluhan utama : demam
3. Riwayat penyakit sekarang : Demam yang naik turun
remiten, demam dan mengigil lebih dari satu minggu.
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga : keluarga ada yang
carier
PENGKAJIAN
6. Riwayat psiko social dan spiritual : Kelemahan dan gangguan interaksi sosial karena
bedrest serta terjadi kecemasan
Aktifitas : badan klien lemah dan klien dianjurkan untuk istirahat dengan tirah baring sehingga
terjadi keterbatasan aktivitas.
Istirahat tidur : klien gelisah dan mengalami kesulitan untuk tidur karena adanya peningkatan
suhu tubuh.
Personal hygiene : klien dianjurkan bedrest sehingga mengalami gangguan perawatan diri.
Perlu kaji kebiasaan klien dalam personal hygiene seperti tidak mencuci tangan sebelum
makan dan jajan di sembarang tempat.
PENGKAJIAN
9. Pemeriksaan fisik
Mata : kelopak mata cekung, pucat, dialtasi pupil, konjungtifa pucat kadang
di dapat anemia ringan.
Mulut : Mukosa bibir kering, pecah-pecah, bau mulut tak sedap. Terdapat
beslag lidah dengan tanda-tanda lidah tampak kering dilatasi selaput tebal
dibagian ujung dan tepi lidah nampak kemerahan, lidah tremor jarang terjadi.
Thorak : jantung dan paruh tidak ada kelainan kecuali jika ada komplikasi.
Pada daerah perangsang ditemukan resiola spot.
Abdomen : adanya nyeri tekan, adanya pembesaran hepar dan limpa,
distensi abdomen, bising usus meningkat
Ekstrimitas : Terdapat rosiola dibagian fleksus lengan atas.
Diagnosa keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi) berhubungan dengan proses
infeksi Salmonella Typhi.
2. Gangguan pola eliminasi BAB berhubungan dengan konstipasi
3. Ansietas berhubungan dengan proses hospitalisasi, kurang
pengetahuan tentang penyakit dan kondisi anaknya
4. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, mual, muntah dan
anoreksia.
5. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat, kehilangan cairan berlebih akibat muntah dan diare.
Lembar kerja
Jelaskan Patofisiologi
peradangan pada sistem
digestive dan asuhan
keperawatan anak: Diare,
Typhoid Fever dan dampaknya
terhadap pemenuhan kebutuhan
dasar manusia (dalam konteks
keluarga)
SELAMAT BELAJAR