Anda di halaman 1dari 19

FORMULASI VISI DAN MISI SEKOLAH

Makalah Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Managemen Pendidikan

Dosen Pengampu : Ujang Kartono, MM

Disusun oleh:
Lailatul Fauziah 191210084
Nurfauziah 191210112

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU (IAIM)

METRO LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah menganugerahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya makalah yang berjudul
“Formulasi Visi Dan Misi Sekolah” ini dapat selesai tanpa hambatan yang berarti.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. utusan
dan manusia pilihan-Nya yang mengantarkan umat manusia minadzdzulumati
ilan-nuur, yakni addinul Islam (dari zaman kegelapan menuju zaman yang
bercahaya, yakni agama Islam).

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yth. Bapak Ujang Kartono, MM. sebagai dosen pembimbing mata


kuliah Managemen Pendidikan.
2. Rekan-rekan yang memberikan saran-sarannya dan semangat pada
pemakalah agar dapat menyusun makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk mengevaluasi makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya.

Metro, 25 Maret 2021

Penulis

BAB I
3

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar
masyarakat. Masyarakat sudah menyadari akan pentingnya pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian pengendalian mutu pendidikan, bahwa pendidikan
memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan
yang bekualitas.1
Dewasa ini lembaga pendidikan Islam berkembang sebagai lembaga
yang semakin kompleks sehingga ia membutuhkan organisasi yang tertata
dengan baik dan benar. Kompleksitas lembaga pendidikan Islam terutama
terlihat dari kebutuhan akan pengelolaan pelaksanaan pendidikan dengan
pendekatan manajeman. Itulah kebutuhan untuk mengunakan pendekatan ilmu
manajemen di lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam
menjadi mutlak.
Kecenderungan umum, saat ini lembaga pendidikan hanya
mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencana masa depan
organisasi,  sehingga menjadi tidak sejalan antara misi, visi, tujuan, rencana
jangka panjang, rencana jangka pendek, serta implementasinya. Selain itu,
sistem perencanaan pada umumnya hanya mengikutsertakan sebagian kecil
staf lembaga pendidikan untuk membangun masa depan lembaga pendidikan
tersebut. Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategi dalam
upaya untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas.2
Untuk itu, maka perencanaan strategis merupakan solusi yang dapat
diandalkan sebagai penentu masa depan sebuah lembaga. Perencanaan
strategis telah lama digunakan sebagai alat untuk mentransformasi dan
merevitalisasi lembaga bisnis, publik, dan non-profit. Tujuan utamanya adalah
untuk merespon kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan lingkungan di
masa depan. Perubahan tersebut sebagai akibat terjadinya ketidaktentuan

1
Nana Syaodih Sukmadinata, dkk. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (Bandung:
Refika Aditama, 2006), 1.
2
Ahmad Khoiri, Manajemen Strategik dan Mutu Pendidikan Islam, Manageria: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, Volume I, Nomor 1, Mei 2016, P-ISSN: 2502-9223, E-ISSN :
2503-4383, 82.

3
keadaan politik, ekonomi, tuntutan masyarakat, dan perubahan teknologi yang
terjadi secara cepat.
Hampir seluruh organisasi mempunyai impian (dream) dan gambaran
tentang masa depan dirinya, lebih-lebih bagi organisasi yang berfokus pada
profit oriented mereka selalu mempunyai target tertentu untuk tahun
berikutnya atau lima tahun, bahkan sepuluh tahun bahkan ada lagi dua puluh
lima tahun yang akan datang atau mungkin sepanjang masa.3 Begitu pula pada
lembaga pendidikan, harus memiliki impian atau tujuan sehingga memiliki
arah yang ingin dicapai, tidak sekedar jalan saja.
Untuk mewujudkan impian tersebut, suatu lembaga pendidikan harus
dapat memaparkannya secara tertulis sebagai pedoman dalam
mewujudkannya, yang lebih dikenal dengan perancangan sistem manajeman
kinerja. Adapun bentuk-bentuk dari pedoman tersebut diantaranya visi, misi
dan strategi.
Oleh karenanya penulis merasa perlu untuk menuliskan makalah ini
karena dirasa perlu bagi setiap lembaga pendidikan Islam dapat membuat visi,
misi dan strategi dalam rangka meningkatkan mutu sekolah masing-masing.
Sehingga tujuan dari setiap lembaga pendidikan dapat tercapai dengan efektif.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, antara lain:
1. Bagaimana yang dimaksud dengan visi dalam lembaga pendidikan?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan misi dalam lembaga pendidikan?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan strategi peningkatan mutu sekolah?

C. TUJUAN PEMBAHASAN MASALAH


Tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang visi dalam lembaga pendidikan.
2. Untuk mengetahui tentang misi dalam lembaga pendidikan.
3. Untuk mengetahui tentang strategi peningkatan mutu sekolah.
3
Moeheriono, Indikator Kinerja Utama (IKU), Perencanaan, Aplikasi dan Pengembangan,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 1.
5

BAB II
PEMBAHASAN

Dalam setiap lembaga pendidikan, utamanya pada pendidikan Islam selalu


dibutuhkan perencanaan yang tepat agar apa yang dikehendaki dapat tercapai.
Maka sangat dibutuhkan sebuah perencanaan strategic. Bryson mengemukakan
bahwa perencanaan strategi adalah sebagai upaya yang didisiplinkan untuk
membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan mengarahkan
bagaimana suatu organisasi atau entitas lainnya, apa yang akan dikerjakan
organisasi atau entitas lainnya dan mengapa organisasi (entitas lainnya)
mengerjakan seperti itu.4
Untuk dapat mewujudkan segala tujuannya, lembaga pendidikan harus
memiliki visi, misi dan strategi untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di
lembaga pendidikan tersebut.

A. VISI DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN


Langkah penting dalam proses perencanaan strategis adalah
mengembangkan deskripsi yang jelas dan ringkas tentang lembaga pendidikan
harus seperti apa ketika berhasil mengimplementasikan strateginya dan
mencapai seluruh potensinya. Deskripsi ini harus menjadi visi keberhasilan
organisasi. biasanya, visi keberhasilan ini lebih penting sebagai panduan untuk
mengimplementasikan strategi dan bukan memformulasikannya.
Istilah visi dan misi sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat.
Namun juga masih tidak sedikit yang belum bisa membedakan antara visi
dengan misi. Padahal sesungguhnya visi dengan misi ini berbeda, meskipun
tujuannya sama, yaitu untuk mewujudkan tujuan lembaga pendidikan.
Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau
impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan.
Visi mencanangkan masa depan perusahaan untuk 3 sampai dengan 10 tahun
ke depan, yang merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk

4
John M. Bryson, Strategic Planning For Public and Nonprofit Organization, (San Francisco:
Jossey-bass, 1998), 23.

5
menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.5 Syarifudin Hasan dalam
bukunya mengatakan bahwa visi merupakan cita-cita masa depan yang ada
dalam benak pendiri yang kira-kira mewakili seluruh anggota perusahaan.6
Dirgantoro mendefenisikan visi sebagai suatu pandangan yang jauh tentang
perusahaan, tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut.7
Visi adalah kondisi masa depan yang masih abstrak, tetapi merupakan
konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang.8 Ini berarti visi merupakan suatu
pikiran yang melampaui realitas sekarang, sesuatu atau keadaan yang
diciptakan yang belum ada sebelumnya dan akan diwujudkan oleh seluruh
anggota organisasi. Visi memberikan gambaran kondisi yang akan dicapai oleh
organisasi di masa yang akan datang, selanjutnya Bryson mengemukakan
bahwa sesungguhnya visi memberikan kerangka dasar tentang gambaran
organisasi di masa mendatang.9
Visi menggambarkan akan menjadi apa suatu lembaga pendidikan di
masa depan. Penetapan visi harus melihat kemampuan dan keadaan internal
lembaga pendidikan. Semua organisasi, termasuk organisasi sekolah
mempunyai visi. Visi adalah agenda tujuan sebagai prestasi yang harus dicapai
dalam aktivitas sekolah. Sejalan dengan itu proses merumuskan visi dimulai
dengan ide-ide kreatif atau dengan menciptakan ide-ide baru dengan menggali
tuntutan lingkungannya. Apabila visi telah dirumuskan dengan baik dan
sempurna, selanjutnya dirumuskan statemen misi dan statemen misi dijadikan
acuan menyusun rencana dan program sekolah.
Bertitik tolak pada pandangan tersebut, visi sekolah haruslah konsisten
dengan nilai dan daya-daya perilaku sekolah yang menjadi ciri khas sekolah,
stabil, berubah ke arah yang lebih baik, dan selalu menjadi subjek evaluasi atas
dasar kecerdasan penghayatan nilai-nilai moral, akademis, ilmiah, dan
5
Dermawan Wibisono, Manajamen Kinerja (Konsep, Desain dan Teknik Meningkatkan Daya
Saing Perusahaan), (Jakarta: Erlangga, 2011), 43.
6
Sjarifuddin Hasan, Manajemen Strategik, (Jakarta: Global Future Institute, 2013), 83.
7
Crown Dirgantoro, Manajemen Strategik Konsep, Kasus & Implementasi, (Jakarta: PT
Grasindo, 2001), 24.
8
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
1996), 130.
9
John M. Bryson, Strategic Planning … 65.
7

sistematis dalam memecahkan berbagai problematika sekolah. Dengan kata


lain visi merupakan endapan dari suatu sistem nilai dan kaidah yang
diberlakukan.10
Dalam sebuah lembaga organisasi, visi merupakan sarana untuk :
1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan
tugas pokok,
2. Memperhatikan hubungan antara organisasi dengan stekholders (Sumber
daya manusia, konsumen, dan pihak lain yang terkait),
3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan
perkembangan,
Untuk mampu menjadi gambaran yang ingin diwujudkan suatu
organisasi, pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu
menjadi tema yang mempersatukan semua unit dan organisasi, menjadi media
komunikasi dan motivasi semua pihak, serta sebagai sumber kreativitas dan
inovasi organisasi. Oleh sebab itu, menurut Weick dalam David, dalam
perumusan dasar-dasar visi keberhasilan sebaiknya:11
1. Mengingat bahwa dalam banyak kasus, visi keberhasilan tidak diperlukan
untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Akan tetapi mengembangkan
dan mengimplementasikan strategi untuk menghadapi isu strategis dapat
merupakan hal yang dapat menghasilkan perbaikan kinerja sebagian besar
organisasi.
2. Sebelum visi keberhasilan muncul, organisasi perlu merumuskan beberapa
lingkaran atau langkah-langkah perencanaan strategis sebelumnya.
3. Visi keberhasilan harus meliputi item-item hasil yang diinginkan.
Organisasi harus berpikir mengenai versi dari visi sukses yang
dipublikasikan dalam rencana strategis menjadi suatu hal yang nyata.
4. Visi keberhasilan harus sebanyak mungkin timbul dari keputusan dan
tindakan yang lalu. keputusan dan tindakan masa lampau seringkali menjadi
catatan konsensus tentang bagaimana organisasi itu dan harus mengerjakan
apa. mendasarkan suatu visi pada konsensus yang telah ada sebelumnya

10
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2007) , 134-135.
11
Fred R. David, Strategi Management, (New York: Pearson Education,2009), 56.

7
menghindarkan konflik yang tidak perlu. realisasi masa depan baru akan
lebih mudah jika masa depan itu adalah kelanjutan dari masa lampau dan
masa sekarang.
5. Suatu visi keberhasilan harus menjadi sesuatu yang inspirasional. Apa yang
mengilhami orang adalah deskripsi yang jelas mengenai masa depan yang
diinginkan dengan didukung oleh keyakinan yang nyata. Visi yang
inspirasional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. memfokuskan kepada masa depan yang lebih baik,
b. mendorong harapan dan impian,
c. dibangun berdasarkan penafsiran kembali sejarah dan budaya untuk
menarik cita-cita dan nilai-nilai umum dari organisasi,
d. menjelaskan arah dan tujuan organisasi,
e. menyatakan hasil-hasil yang positif,
f. menekankan keunikan dan kekhasan kompetensi organisasi,
g. menekankan kekuatan kelompok yang bersatu,
h. menggunakan gambar, imaji, dan metafora kata,
i. mengkomunikasikan antusiasme dan kegembiraan yang menyala-nyala
serta memupuk komitmen dan dedikasi.
6. Visi keberhasilan yang efektif adalah yang mewujudkan tingkat ketegangan
yang tepat untuk mendorong perubahan organisasi yang efektif.
7. Satu cara yang berguna untuk mulai mengkonstruksikan visi keberhasilan
adalah mempunyai anggota tim perencanaan strategis sebagai individu yang
mempersiapkan rancangan visi, kemudian saling mengungkapkan dan
mendiskusikan respon mereka.
8. Suatu proses normatif harus digunakan untuk mengulas visi keberhasilan.
biasanya rancangan diulas oleh anggota tim perencanaan, para pembuat
keputusan lainnya, anggota dewan yang berkuasa, dan para stekeholder luar
yang terpilih.
9. Pernyataan visi di kalangan para pembuat keputusan kunci sangat
diperlukan, tetapi tidak diperlukan secara mutlak.
10. Karena visi keberhasilan membantu memandu keputusan dan tindakan
organisasi, maka visi keberhasilan harus disebarkan dan dibahas secara luas.
9

Gambaran tersebut tentunya harus didasarkan pada landasan  yuridis,


yaitu undang-undang pendidikan dan sejumlah peraturan pemerintahnya,
khususnya jumlah pendidikan nasional sesuai jenjang dan jenis sekolahnya dan
juga sesuai dengan profil sekolah yang bersangkutan. Dengan kata lain, visi
sekolah harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional tetapi sesuai
dengan kebutuhan anak dan masyarakat yang dilayani. Tujuan pendidikan
nasional sama tetapi profil sekolah khususnya potensi dan kebutuhan
masyarakat yang dilayani sekolah tidak selalu sama. Oleh karena itu
dimungkinkan sekolah memiliki visi yang tidak sama dengan sekolah lain,
asalkan tidak keluar dari koridor nasional yaitu tujuan pendidikan nasional
yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.12
Visi yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:13
1. Menyatakan cita-cita atau keinginan perusahaan di masa depan,
2. Singkat, jelas, fokus dan merupakan standar of excellence,
3. Realistis dan sesuai dengan kompetensi organisasi,
4. Atraktif dan mampu menginspirasikan komitmen serta antusiasme,
5. Mudah diingat dan dimengerti seluruh karyawan serta mengensankan bagi
pihak yang berkepentingan,
6. Dapat ditelusuri tingkat pencapaiannya.
Sebagai contoh, sebuah sekolah yang terletak di perkotaan, mayorotas
siswanya berasal dari keluarga mampu dan hampir seluruh lulusannya ingin
nelanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, merumuskan visinya sebagai berikut:
UNGGUL DALAM PRESTASI
BERDASARKAN IMTAQ

12
UU. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3.
13
Dermawan Wibisono, Manajamen Kinerja … 43.

9
Sementara itu sekolah yang terletak di daerah pedesaan yang umumnya
tidak lebih maju dari pada sekolah di perkotaan, merumuskan visinya sebagai
berikut :
 
TERDIDIK BERDASARKAN IMTAQ
Kedua visi tersebut sama-sama benar sepanjang masih dalam koridor
tujuan pendidikan nasional. Tentu saja, perumusan visi harus disesuaikan
dengan tujuan dari setiap jenjang jenis sekolah sebagaimana dituliskan dalam
peraturan pemerintah.
Visi yang pada umumnya dirumuskan dalam kalimat yang filiosofis
seperti contoh tersebut, seringkali memiliki aneka tafsir. Setiap orang
menafsirkan secara berbeda-beda, sehingga dapat menimbulkan perselisihan
dalamimplementasinya. Bahkan jika  teerjadi pergantian kepala sekolah yang
baru tidak jarang memberi tafsir yang berbeda dengan kepala sekolah
sebelumnya. Oleh karena itu, sebaiknya diberikan indikator sebagai penjelasan
apa yang dimaksud oleh visi tersebut. Sebagai contoh, visi yang dituliskan 
UNGGUL DALAM PRESTASI BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA,
diberi indikator sebagai berikut :
1. Unggul dalam perolehan NEM,
2. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan diatasnya,
3. Unggul dalam lomba karya ilmiah,
4. Unggul dalam lomba kreativitas,
5. Unggul dalam lomba kesenian,
6. Unggul dalam lomba olah raga,
7. Unggul dalam disiplin,
8. Unggul dalam aktivitas keagamaan, dan
9. Unggul dalam kepedulian sosial.  

B. MISI DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN


Visi selalu dan pasti digandengkan bersama dengan misi. Bahkan ada
yang menganggap bahwa visi dan misi adalah “kakak beradik”. Dalam
pandangan ini tidak selamanya salah, dan memang visi dengan misi memiliki
hubungan yang dekat.
11

Hendrawan Supratikno mengartikan misi adalah merupakan rangkaian


utama yang harus dilakukan organisasi untuk mencapai visinya. Sebagaimana
yang dikutipnya dari Peter Drucker, untuk merumuskan misi, organisasi harus
mengajukan pertanyaan : “in what businesses are we in or should be in”
(dalam bisnis apa kita berada, atau seharusnya ada). Jika bisnis adalah hasil
interaksi antara tiga faktor, yaitu pasar, produk dan teknologi, maka pertanyaan
tentang misi pertama-tama berkaitan dengan ranah (domain) kegiatan yang
akan dilakukan oleh organisasi.14
Murniati mengatakan bahwa misi merupakan sebuah deskripsi alasan
bagi eksistensi sesuatu organisasi, yang mencerminkan tujuan fundamentalnya.
Ia merupakan prinsip yang mengarahkan, yang merangsang proses perumusan
tujuan dan strategi.15
Syarifuddin mendefenisikan misi sebagai penjabaran secara tertulis
mengenai visi agar misi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf
perusahaan.16 Moeheriono mendefenisikan misi adalah kegiatan yang harus
dilaksanakan atau fungsi yang harus diemban oleh suatu organisasi untuk
merealisasikan visi yang telah ditetapkan.17
Dari berbagai pengertian yang telah disampaikan beberapa pakar di
atas, dapat penulis tarik kesimpulan bahwa misi adalah suatu langkah yang
ditempuh oleh suatu lembaga pendidikan dalam rangka mewujudkan visi yang
telah dirumuskan dan misi ini dalam bentuk tertulis. Sehingga kemunculan dari
visi lebih dahulu, baru disusul misi.
Dari pengertian tersebut, tampaknya ada lima unsur penting yang tidak
dapat dilupakan dalam merumuskan misi suatu organisasi, yaitu:18
1. Produk apa atau pelayanan apa yang akan ditawarkan. Apakah itu
pendidikan anak-anak, pendidikan tinggi, dan lain-lain.

14
Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management: Back to Basic Approach, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2003), 45.
15
Murniati, Manajemen Stratejik “Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan”, (Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2008), 106.
16
Dermawan Wibisono, Manajamen Kinerja … 43.
17
Moeheriono, Indikator Kinerja Utama (IKU), Perencanaan, Aplikasi dan Pengembangan,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 15.
18
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
1996),121-122.

11
2. Apakah produk atau pelayanan yang ditawarkan itu dapat memenuhi
kebutuhan tertentu yang memang diperlukan dan bahkan dicari karena
belum tersedia selama ini.
3. Misi harus secara tegas menyatakan publik mana yang akan dilayani.
4. Bagaimana kualitas barang atau pelayanan yang hendak ditawarkan.
5. Aspirasi apa yang diinginkan di masa yang akan datang.
Unsur-unsur misi tersebut selayaknya dinyatakan sebagai keyakinan
untuk sungguh-sungguh dilaksanakan oleh organisasi, tidak hanya sebagai
semboyan tanpa makna. Oleh karena banyak hal yang perlu diketahui oleh
masyarakat yang dilayani, rumusan misi tidak dapat terdiri dari satu kalimat
atau pernyataan singkat saja.
Beberapa manfaat dari keberadaan misi, yaitu:19
1. Terjadinya kesatuan dan kebulatan tujuan perusahaan yang jelas dan terarah
sesuai visi,
2. Tersedianya dasar alokasi sumber daya dan dana korporasi yang
dibutuhkan,
3. Tersedianya dasar pengembangan iklim organisasi dan motivasi kerja
karyawan,
4. Tersedianya dasar identifikasi diri dan evaluasi bagi seluruh karyawan,
5. Terfasilitasinya proses penerjemahan tujuan ke dalam struktur organisasi,
6. Sebagai dasar dalam evaluasi kinerja perusahaan.
 Rumusan misi yang baik dan mempunyai beberapa kriteria dan ciri-ciri
sebagai berikut:20
1. Rumusannya sejalan dan searah dengan visi satuan organisasi dan satuan
kerja,
2. Rumusannya jelas, terang, dengan bahasa yang lugas, tegas dan enak dibaca,
3. Rumusannya menggambarkan pekerjaan atau fungsi yang harus
dilaksanakan,
4. Isinya dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu atau mempunyai
target terealisir,

19
Moeheriono, Indikator Kinerja … 16.
20
Ibid., 19.
13

5. Memungkinkan untuk perubahan/ penyesuaian dengan perubahan visi


(fleksibel).
Contoh pembuatan visi dan misi adalah sebagai berikut. Misalnya,
sebuah sekolah yang memiliki visi “UNGGUL DALAM PRESTASI
BERDASARKAN IMTAQ” merumuskan misinya sebagai berikut :
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap
siswa berkembang secara optimal,sessuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga   
sekolah.
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi      
dirinya,sehingga dapat dikmbangkan secara optimal.
4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga
budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak
5. Menerapkan manajemen partisiptif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
(stakeholders).
Misi merupakan “alat yang tak ternilai” untuk mengarahkan perumusan
strategi dan pelaksanaan strategi. Ia merupakan fondasi yang konstan dalam
pengambilan keputusan strategik. Misi sebenarnya menjelaskan hal-hal yang
sangat fundamental, merupakan falsafah dasar dari organisasi, sebagai
pendorong lahirnya inspirasi-inspirasi yang penuh motivasi. Misi juga penting
karena suatu perumusan tujuan dan sasaran yang realistik hanya mungkin
dilakukan jikalau terlebih dahulu misi organisasi sudah diidentifikasi.
Merumuskan misi organisasi terkadang dianggap mudah, tetapi
kesulitannya lebih banyak ketimbang gampangnya. para pengambil keputusan
strategik sering mampu merumuskan misi itu dengan baik, tetapi segera timbul
kesulitan dalam mengkoordinasikan tindakan-tindakan manajerial. Inilah
peranan kritis dari berbagai organisasi karena banyak organisasi yang gagal
merealisasikan misinya. Misi, karenanya harus mendarat lebih dahulu dalam
hati semua orang yang bekerja dalam organisasi itu. Jadi apabila dikatakan
bahwa salah satu misi dalam lembaga pendidikan adalah meningkatkan
kualitas, maka seharusnya semua orang yang terlibat dalam proses itu

13
memahami sungguh-sungguh apa yang dimaksud dengan meningkatkan
kualitas itu dan senantiasa berusaha menuju ke sana, sementara manajemen
puncak harus pula komit untuk mempertahankan tekad itu.
Terkait dengan hal tersebut, pada dasarnya misi dibuat untuk jangka
waktu tiga sampai lima tahun dan dapat berubah. Perubahan itu bisa dilakukan
jikalau terjadi perubahan penting dalam lingkungan, misalnya ada peluang
yang harus dikejar, ada ancaman, atau tantangan yang sangat berarti. Bisa juga
terjadi perubahan apabila manajemen baru menghendakinya. Misi juga dapat
bertahan bertahun-tahun tanpa ada perubahan, yaitu jika kondisi lingkungan
dan pihak-pihak terkait masih menghendaki demikian. Jadi misi bukanlah
dogma yang tidak bisa berubah.

C. STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH


Manusia khususnya, mampu berkompetisi lebih cepat penuh dengan
variasi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia pada dasarnya
mempu mengkombinasikan berbagai elemen kehidupan seperti intelegensia,
imajinasi, kemampuan mengakumulasi sumber daya, serta mengkoordinasikan
perilaku untuk dapat melaksanakan peperangan.21 Dengan demikian manusia
dapat mempertahankan kelanjutan hidupnya dri generasi ke generasi dan
bahkan dapat mengendalikan makhluk lainnya. Naluri kompetitif dari manusia
akhirnya dibawa masuk ke dalam organisasi tempat mereka berada. Di sinilah
akar dari strategi mulai kelihatan.
Istilah strategy berasl dari kata Yunani stretegos, atau strategus dengan
kata jamak strategi. strategos berarti jendral tetpi dalam Yunani Kuno sering
berarti perwira negara (state officer) dengan fungsinya yang luas. Dalam artian
yang sempit, menurut Matloff dalam Hunger dkk, strategy berarti the art of the
general (seni jendral).22 Memang, dalam zaman Yunani Kuno jenderal
dianggap bertanggung jawab dalam suatu peperangan, kalah atau menang.
Sedangkan dalam bidang manajemen, definisi mengenai strategi cukup
beragam dan bervariasi dari beberapa ahli. Gerry Johnson dan Kevan Scholes
misalnya mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang
21
Hunger, dkk., Management Strategic, (New York: Pearson Education, 2009), 43.
22
Ibid., 44.
15

organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya


alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan
memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder).23
Caldwell dan Spinks dalam Bush dan Coleman menjelaskan bahwa
strategi adalah komponen utama dari peran kepala sekolah yang diwujudkan
dengan:24
1. Menselaraskan dengan kecenderungan dan isu-isu ancaman dan peluang,
2. Memilah megatrend,
3. Memberi pengetahuan,
4. Menciptakan struktur dan proses yang mampu menyusun prioritas dan
formulasi strategi,
5. Memonitor implementasi (pelaksanaan) strategi seperti memunculkan isu-
isu strategis, memfasilitasi proses pemantauan yang berlangsung secara
terus menerus
Terkait dengan strategi, dalam manajemen strategis terdapat tiga tahap
yang signifikan dalam upaya mencapai tujuan, yaitu:25
1. Formulasi strategi, termasuk mengembangkan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan
kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,
merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan
dilaksanakan.
2. Implementasi strategi, mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumber daya sehingga strategi yang telah doformulasikan dapat dijalankan.
Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan.
3. Evaluasi strategi, adalah tahap final dalam manajemen strategis.Tiga 
aktivitas dasar evaluasi adalah: meninjau ulang factor eksternal dan internal
yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil
tinadakan korektif.

23
Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia (terjemahan) (Jakarta: Indeks,2005), 116.
24
Tony Bush & Marianne Coleman, Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan terj.
Fahrurrozi, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2006), 51.
25
http://ikmalaceh.wordpress.com/2009/05/18/karakteristik-manajemen-strategis/ diakses pada 30
September 2016 pukul 20.03 WIB.

15
Setiap lembaga pendidikan (dalam hal ini sekolah) memiliki rencana
strategis yang menghubungkan antara situasi sekolah tahun ini dengan situasi
sekolah lima tahun ke depan dengan memperhatikan aspek-aspek pemerataan
mutu, efisiensi, relevansi, dan tata kelola. dengan demikian seluruh tindakan
atau program yang direncanakan dapat terstruktur dan terevaluasi dengan baik.

D. ANALISIS
Dari pembahasan yang telah penulis paparkan di atas, saya dapat
menarik benang merah bahwa, untuk meningkatkan mutu sekolah, hal yang
harus dimiliki sebuah sekolah adalah perencanaan strategis. Perencanaan
strategis tersebut diwujudkan ke dalam visi, misi dan strategi sekolah.
Visi merupakan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Sedangkan
misi adalah langkah atau cara untuk mencapai visi tersebut. Sedangkan strategi
adalah langkah untuk menjadikan lembaga pendidikan tersebut lebih bermutu,
diantaranya adalah dengan merumuskan visi dan misi sekolah.
Setiap lembaga pendidikan (dalam hal ini sekolah) memiliki rencana
strategis yang menghubungkan antara situasi sekolah tahun ini dengan situasi
sekolah lima tahun ke depan dengan memperhatikan aspek-aspek pemerataan
mutu, efisiensi, relevansi, dan tata kelola. dengan demikian seluruh tindakan
atau program yang direncanakan dapat terstruktur dan terevaluasi dengan baik.
17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Visi adalah kondisi masa depan yang masih abstrak, tetapi merupakan
konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang. Ini berarti visi
merupakan suatu pikiran yang melampaui realitas sekarang, sesuatu
atau keadaan yang diciptakan yang belum ada sebelumnya dan akan
diwujudkan oleh seluruh anggota organisasi. Visi memberikan
gambaran kondisi yang akan dicapai oleh organisasi di masa yang akan
datang.
2. Dari berbagai pengertian yang telah disampaikan beberapa pakar di
atas, dapat penulis tarik kesimpulan bSahwa misi adalah suatu langkah
yang ditempuh oleh suatu lembaga pendidikan dalam rangka
mewujudkan visi yang telah dirumuskan dan misi ini dalam bentuk
tertulis. Sehingga kemunculan dari visi lebih dahulu, baru disusul misi.
3. Strategi merupakan arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk
mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan
lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan
memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder). Setiap
lembaga pendidikan (dalam hal ini sekolah) memiliki rencana strategis
yang menghubungkan antara situasi sekolah tahun ini dengan situasi
sekolah lima tahun ke depan dengan memperhatikan aspek-aspek
pemerataan mutu, efisiensi, relevansi, dan tata kelola. dengan demikian
seluruh tindakan atau program yang direncanakan dapat terstruktur dan
terevaluasi dengan baik.

17
Daftar Pustaka

Chotimah, Chusnul. 2013. Manajemen Publik Relation Integratif Konsep,


Teori dan Aplikasinya di Pesantren Tradisional. Tulungagung:
STAIN Tulungagung Press.

Bryson,John M. 1998. Strategic Planning For Public and Nonprofit


Organization. San Francisco: Jossey-bass.

Bush, Tony & Marianne Coleman. 2006. Manajemen Strategis


Kepemimpinan Pendidikan terj. Fahrurrozi. Yogyakarta: IRCiSoD.

David, Fred R. 2009. Strategi Management. New York: Pearson Education.

Dessler, Gary. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia (terjemahan).


Jakarta: Indeks.

Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Strategik Konsep, Kasus &


Implementasi. Jakarta: PT Grasindo.

Hasan, Sjarifuddin. 2013. Manajemen Strategik. Jakarta: Global Future


Institute.

http://ikmalaceh.wordpress.com/2009/05/18/karakteristik-manajemen-
strategis/ diakses pada 30 September 2016 pukul 20.03 WIB.

Hunger, dkk. 2009. Management Strategic. New York: Pearson Education.

Khoiri, Ahmad. Manajemen Strategik dan Mutu Pendidikan Islam,


Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume I, Nomor 1,
Mei, P-ISSN: 2502-9223, E-ISSN : 2503-4383, 82.

Moeheriono. 2012. Indikator Kinerja Utama (IKU), Perencanaan, Aplikasi


dan Pengembangan,. Jakarta: Rajawali Pers.
19

Murniati, 2008. Manajemen Stratejik “Peran Kepala Sekolah dalam


Pemberdayaan”. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu


Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: PT. Gramedia


Widiasarana Indonesia.

Sukmadinata, Nana Syaodih dkk. 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan


Sekolah Menengah. Bandung: Refika Aditama.

Supratikno, Hendrawan. 2003. Advanced Strategic Management: Back to


Basic Approach. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

UU. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wibisono, Dermawan. 2011. Manajamen Kinerja (Konsep, Desain dan


Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan). Jakarta: Erlangga.

19

Anda mungkin juga menyukai