Disusun oleh:
Lailatul Fauziah 191210084
Nurfauziah 191210112
FAKULTAS TARBIYAH
METRO LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah menganugerahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya makalah yang berjudul
“Formulasi Visi Dan Misi Sekolah” ini dapat selesai tanpa hambatan yang berarti.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. utusan
dan manusia pilihan-Nya yang mengantarkan umat manusia minadzdzulumati
ilan-nuur, yakni addinul Islam (dari zaman kegelapan menuju zaman yang
bercahaya, yakni agama Islam).
Penulis
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar
masyarakat. Masyarakat sudah menyadari akan pentingnya pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian pengendalian mutu pendidikan, bahwa pendidikan
memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan
yang bekualitas.1
Dewasa ini lembaga pendidikan Islam berkembang sebagai lembaga
yang semakin kompleks sehingga ia membutuhkan organisasi yang tertata
dengan baik dan benar. Kompleksitas lembaga pendidikan Islam terutama
terlihat dari kebutuhan akan pengelolaan pelaksanaan pendidikan dengan
pendekatan manajeman. Itulah kebutuhan untuk mengunakan pendekatan ilmu
manajemen di lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam
menjadi mutlak.
Kecenderungan umum, saat ini lembaga pendidikan hanya
mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencana masa depan
organisasi, sehingga menjadi tidak sejalan antara misi, visi, tujuan, rencana
jangka panjang, rencana jangka pendek, serta implementasinya. Selain itu,
sistem perencanaan pada umumnya hanya mengikutsertakan sebagian kecil
staf lembaga pendidikan untuk membangun masa depan lembaga pendidikan
tersebut. Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategi dalam
upaya untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas.2
Untuk itu, maka perencanaan strategis merupakan solusi yang dapat
diandalkan sebagai penentu masa depan sebuah lembaga. Perencanaan
strategis telah lama digunakan sebagai alat untuk mentransformasi dan
merevitalisasi lembaga bisnis, publik, dan non-profit. Tujuan utamanya adalah
untuk merespon kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan lingkungan di
masa depan. Perubahan tersebut sebagai akibat terjadinya ketidaktentuan
1
Nana Syaodih Sukmadinata, dkk. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (Bandung:
Refika Aditama, 2006), 1.
2
Ahmad Khoiri, Manajemen Strategik dan Mutu Pendidikan Islam, Manageria: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, Volume I, Nomor 1, Mei 2016, P-ISSN: 2502-9223, E-ISSN :
2503-4383, 82.
3
keadaan politik, ekonomi, tuntutan masyarakat, dan perubahan teknologi yang
terjadi secara cepat.
Hampir seluruh organisasi mempunyai impian (dream) dan gambaran
tentang masa depan dirinya, lebih-lebih bagi organisasi yang berfokus pada
profit oriented mereka selalu mempunyai target tertentu untuk tahun
berikutnya atau lima tahun, bahkan sepuluh tahun bahkan ada lagi dua puluh
lima tahun yang akan datang atau mungkin sepanjang masa.3 Begitu pula pada
lembaga pendidikan, harus memiliki impian atau tujuan sehingga memiliki
arah yang ingin dicapai, tidak sekedar jalan saja.
Untuk mewujudkan impian tersebut, suatu lembaga pendidikan harus
dapat memaparkannya secara tertulis sebagai pedoman dalam
mewujudkannya, yang lebih dikenal dengan perancangan sistem manajeman
kinerja. Adapun bentuk-bentuk dari pedoman tersebut diantaranya visi, misi
dan strategi.
Oleh karenanya penulis merasa perlu untuk menuliskan makalah ini
karena dirasa perlu bagi setiap lembaga pendidikan Islam dapat membuat visi,
misi dan strategi dalam rangka meningkatkan mutu sekolah masing-masing.
Sehingga tujuan dari setiap lembaga pendidikan dapat tercapai dengan efektif.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, antara lain:
1. Bagaimana yang dimaksud dengan visi dalam lembaga pendidikan?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan misi dalam lembaga pendidikan?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan strategi peningkatan mutu sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN
4
John M. Bryson, Strategic Planning For Public and Nonprofit Organization, (San Francisco:
Jossey-bass, 1998), 23.
5
menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.5 Syarifudin Hasan dalam
bukunya mengatakan bahwa visi merupakan cita-cita masa depan yang ada
dalam benak pendiri yang kira-kira mewakili seluruh anggota perusahaan.6
Dirgantoro mendefenisikan visi sebagai suatu pandangan yang jauh tentang
perusahaan, tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut.7
Visi adalah kondisi masa depan yang masih abstrak, tetapi merupakan
konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang.8 Ini berarti visi merupakan suatu
pikiran yang melampaui realitas sekarang, sesuatu atau keadaan yang
diciptakan yang belum ada sebelumnya dan akan diwujudkan oleh seluruh
anggota organisasi. Visi memberikan gambaran kondisi yang akan dicapai oleh
organisasi di masa yang akan datang, selanjutnya Bryson mengemukakan
bahwa sesungguhnya visi memberikan kerangka dasar tentang gambaran
organisasi di masa mendatang.9
Visi menggambarkan akan menjadi apa suatu lembaga pendidikan di
masa depan. Penetapan visi harus melihat kemampuan dan keadaan internal
lembaga pendidikan. Semua organisasi, termasuk organisasi sekolah
mempunyai visi. Visi adalah agenda tujuan sebagai prestasi yang harus dicapai
dalam aktivitas sekolah. Sejalan dengan itu proses merumuskan visi dimulai
dengan ide-ide kreatif atau dengan menciptakan ide-ide baru dengan menggali
tuntutan lingkungannya. Apabila visi telah dirumuskan dengan baik dan
sempurna, selanjutnya dirumuskan statemen misi dan statemen misi dijadikan
acuan menyusun rencana dan program sekolah.
Bertitik tolak pada pandangan tersebut, visi sekolah haruslah konsisten
dengan nilai dan daya-daya perilaku sekolah yang menjadi ciri khas sekolah,
stabil, berubah ke arah yang lebih baik, dan selalu menjadi subjek evaluasi atas
dasar kecerdasan penghayatan nilai-nilai moral, akademis, ilmiah, dan
5
Dermawan Wibisono, Manajamen Kinerja (Konsep, Desain dan Teknik Meningkatkan Daya
Saing Perusahaan), (Jakarta: Erlangga, 2011), 43.
6
Sjarifuddin Hasan, Manajemen Strategik, (Jakarta: Global Future Institute, 2013), 83.
7
Crown Dirgantoro, Manajemen Strategik Konsep, Kasus & Implementasi, (Jakarta: PT
Grasindo, 2001), 24.
8
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
1996), 130.
9
John M. Bryson, Strategic Planning … 65.
7
10
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2007) , 134-135.
11
Fred R. David, Strategi Management, (New York: Pearson Education,2009), 56.
7
menghindarkan konflik yang tidak perlu. realisasi masa depan baru akan
lebih mudah jika masa depan itu adalah kelanjutan dari masa lampau dan
masa sekarang.
5. Suatu visi keberhasilan harus menjadi sesuatu yang inspirasional. Apa yang
mengilhami orang adalah deskripsi yang jelas mengenai masa depan yang
diinginkan dengan didukung oleh keyakinan yang nyata. Visi yang
inspirasional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. memfokuskan kepada masa depan yang lebih baik,
b. mendorong harapan dan impian,
c. dibangun berdasarkan penafsiran kembali sejarah dan budaya untuk
menarik cita-cita dan nilai-nilai umum dari organisasi,
d. menjelaskan arah dan tujuan organisasi,
e. menyatakan hasil-hasil yang positif,
f. menekankan keunikan dan kekhasan kompetensi organisasi,
g. menekankan kekuatan kelompok yang bersatu,
h. menggunakan gambar, imaji, dan metafora kata,
i. mengkomunikasikan antusiasme dan kegembiraan yang menyala-nyala
serta memupuk komitmen dan dedikasi.
6. Visi keberhasilan yang efektif adalah yang mewujudkan tingkat ketegangan
yang tepat untuk mendorong perubahan organisasi yang efektif.
7. Satu cara yang berguna untuk mulai mengkonstruksikan visi keberhasilan
adalah mempunyai anggota tim perencanaan strategis sebagai individu yang
mempersiapkan rancangan visi, kemudian saling mengungkapkan dan
mendiskusikan respon mereka.
8. Suatu proses normatif harus digunakan untuk mengulas visi keberhasilan.
biasanya rancangan diulas oleh anggota tim perencanaan, para pembuat
keputusan lainnya, anggota dewan yang berkuasa, dan para stekeholder luar
yang terpilih.
9. Pernyataan visi di kalangan para pembuat keputusan kunci sangat
diperlukan, tetapi tidak diperlukan secara mutlak.
10. Karena visi keberhasilan membantu memandu keputusan dan tindakan
organisasi, maka visi keberhasilan harus disebarkan dan dibahas secara luas.
9
12
UU. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3.
13
Dermawan Wibisono, Manajamen Kinerja … 43.
9
Sementara itu sekolah yang terletak di daerah pedesaan yang umumnya
tidak lebih maju dari pada sekolah di perkotaan, merumuskan visinya sebagai
berikut :
TERDIDIK BERDASARKAN IMTAQ
Kedua visi tersebut sama-sama benar sepanjang masih dalam koridor
tujuan pendidikan nasional. Tentu saja, perumusan visi harus disesuaikan
dengan tujuan dari setiap jenjang jenis sekolah sebagaimana dituliskan dalam
peraturan pemerintah.
Visi yang pada umumnya dirumuskan dalam kalimat yang filiosofis
seperti contoh tersebut, seringkali memiliki aneka tafsir. Setiap orang
menafsirkan secara berbeda-beda, sehingga dapat menimbulkan perselisihan
dalamimplementasinya. Bahkan jika teerjadi pergantian kepala sekolah yang
baru tidak jarang memberi tafsir yang berbeda dengan kepala sekolah
sebelumnya. Oleh karena itu, sebaiknya diberikan indikator sebagai penjelasan
apa yang dimaksud oleh visi tersebut. Sebagai contoh, visi yang dituliskan
UNGGUL DALAM PRESTASI BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA,
diberi indikator sebagai berikut :
1. Unggul dalam perolehan NEM,
2. Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan diatasnya,
3. Unggul dalam lomba karya ilmiah,
4. Unggul dalam lomba kreativitas,
5. Unggul dalam lomba kesenian,
6. Unggul dalam lomba olah raga,
7. Unggul dalam disiplin,
8. Unggul dalam aktivitas keagamaan, dan
9. Unggul dalam kepedulian sosial.
14
Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Management: Back to Basic Approach, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2003), 45.
15
Murniati, Manajemen Stratejik “Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan”, (Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2008), 106.
16
Dermawan Wibisono, Manajamen Kinerja … 43.
17
Moeheriono, Indikator Kinerja Utama (IKU), Perencanaan, Aplikasi dan Pengembangan,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 15.
18
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
1996),121-122.
11
2. Apakah produk atau pelayanan yang ditawarkan itu dapat memenuhi
kebutuhan tertentu yang memang diperlukan dan bahkan dicari karena
belum tersedia selama ini.
3. Misi harus secara tegas menyatakan publik mana yang akan dilayani.
4. Bagaimana kualitas barang atau pelayanan yang hendak ditawarkan.
5. Aspirasi apa yang diinginkan di masa yang akan datang.
Unsur-unsur misi tersebut selayaknya dinyatakan sebagai keyakinan
untuk sungguh-sungguh dilaksanakan oleh organisasi, tidak hanya sebagai
semboyan tanpa makna. Oleh karena banyak hal yang perlu diketahui oleh
masyarakat yang dilayani, rumusan misi tidak dapat terdiri dari satu kalimat
atau pernyataan singkat saja.
Beberapa manfaat dari keberadaan misi, yaitu:19
1. Terjadinya kesatuan dan kebulatan tujuan perusahaan yang jelas dan terarah
sesuai visi,
2. Tersedianya dasar alokasi sumber daya dan dana korporasi yang
dibutuhkan,
3. Tersedianya dasar pengembangan iklim organisasi dan motivasi kerja
karyawan,
4. Tersedianya dasar identifikasi diri dan evaluasi bagi seluruh karyawan,
5. Terfasilitasinya proses penerjemahan tujuan ke dalam struktur organisasi,
6. Sebagai dasar dalam evaluasi kinerja perusahaan.
Rumusan misi yang baik dan mempunyai beberapa kriteria dan ciri-ciri
sebagai berikut:20
1. Rumusannya sejalan dan searah dengan visi satuan organisasi dan satuan
kerja,
2. Rumusannya jelas, terang, dengan bahasa yang lugas, tegas dan enak dibaca,
3. Rumusannya menggambarkan pekerjaan atau fungsi yang harus
dilaksanakan,
4. Isinya dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu atau mempunyai
target terealisir,
19
Moeheriono, Indikator Kinerja … 16.
20
Ibid., 19.
13
13
memahami sungguh-sungguh apa yang dimaksud dengan meningkatkan
kualitas itu dan senantiasa berusaha menuju ke sana, sementara manajemen
puncak harus pula komit untuk mempertahankan tekad itu.
Terkait dengan hal tersebut, pada dasarnya misi dibuat untuk jangka
waktu tiga sampai lima tahun dan dapat berubah. Perubahan itu bisa dilakukan
jikalau terjadi perubahan penting dalam lingkungan, misalnya ada peluang
yang harus dikejar, ada ancaman, atau tantangan yang sangat berarti. Bisa juga
terjadi perubahan apabila manajemen baru menghendakinya. Misi juga dapat
bertahan bertahun-tahun tanpa ada perubahan, yaitu jika kondisi lingkungan
dan pihak-pihak terkait masih menghendaki demikian. Jadi misi bukanlah
dogma yang tidak bisa berubah.
23
Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia (terjemahan) (Jakarta: Indeks,2005), 116.
24
Tony Bush & Marianne Coleman, Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan terj.
Fahrurrozi, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2006), 51.
25
http://ikmalaceh.wordpress.com/2009/05/18/karakteristik-manajemen-strategis/ diakses pada 30
September 2016 pukul 20.03 WIB.
15
Setiap lembaga pendidikan (dalam hal ini sekolah) memiliki rencana
strategis yang menghubungkan antara situasi sekolah tahun ini dengan situasi
sekolah lima tahun ke depan dengan memperhatikan aspek-aspek pemerataan
mutu, efisiensi, relevansi, dan tata kelola. dengan demikian seluruh tindakan
atau program yang direncanakan dapat terstruktur dan terevaluasi dengan baik.
D. ANALISIS
Dari pembahasan yang telah penulis paparkan di atas, saya dapat
menarik benang merah bahwa, untuk meningkatkan mutu sekolah, hal yang
harus dimiliki sebuah sekolah adalah perencanaan strategis. Perencanaan
strategis tersebut diwujudkan ke dalam visi, misi dan strategi sekolah.
Visi merupakan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Sedangkan
misi adalah langkah atau cara untuk mencapai visi tersebut. Sedangkan strategi
adalah langkah untuk menjadikan lembaga pendidikan tersebut lebih bermutu,
diantaranya adalah dengan merumuskan visi dan misi sekolah.
Setiap lembaga pendidikan (dalam hal ini sekolah) memiliki rencana
strategis yang menghubungkan antara situasi sekolah tahun ini dengan situasi
sekolah lima tahun ke depan dengan memperhatikan aspek-aspek pemerataan
mutu, efisiensi, relevansi, dan tata kelola. dengan demikian seluruh tindakan
atau program yang direncanakan dapat terstruktur dan terevaluasi dengan baik.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Visi adalah kondisi masa depan yang masih abstrak, tetapi merupakan
konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang. Ini berarti visi
merupakan suatu pikiran yang melampaui realitas sekarang, sesuatu
atau keadaan yang diciptakan yang belum ada sebelumnya dan akan
diwujudkan oleh seluruh anggota organisasi. Visi memberikan
gambaran kondisi yang akan dicapai oleh organisasi di masa yang akan
datang.
2. Dari berbagai pengertian yang telah disampaikan beberapa pakar di
atas, dapat penulis tarik kesimpulan bSahwa misi adalah suatu langkah
yang ditempuh oleh suatu lembaga pendidikan dalam rangka
mewujudkan visi yang telah dirumuskan dan misi ini dalam bentuk
tertulis. Sehingga kemunculan dari visi lebih dahulu, baru disusul misi.
3. Strategi merupakan arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk
mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan
lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan
memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder). Setiap
lembaga pendidikan (dalam hal ini sekolah) memiliki rencana strategis
yang menghubungkan antara situasi sekolah tahun ini dengan situasi
sekolah lima tahun ke depan dengan memperhatikan aspek-aspek
pemerataan mutu, efisiensi, relevansi, dan tata kelola. dengan demikian
seluruh tindakan atau program yang direncanakan dapat terstruktur dan
terevaluasi dengan baik.
17
Daftar Pustaka
http://ikmalaceh.wordpress.com/2009/05/18/karakteristik-manajemen-
strategis/ diakses pada 30 September 2016 pukul 20.03 WIB.
19