28276-Article Text-63429-2-10-20190125
28276-Article Text-63429-2-10-20190125
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544
Gedung L1 Lantai1 FE Unnes
e-ISSN 2502-356X
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: -
568
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
569
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
keberhasilan belajar yang diperoleh dari luar mengetik manual. Selain disiplin faktor lain
individu. yang mempengaruhi dalam keberhasilan
Disiplin merupakan salah satu faktor belajar adalah fasilitas. Fasilitas sekolah
yang paling efektif dalam proses dapat didefinisikan sebagai hal-hal yang
pembelajaran. Dalam rencana pendidikan memungkinkan guru untuk melakukan
modern, tujuan utama disiplin adalah pekerjaannya dengan baik dan membantu
menciptakan lingkungan pendidikan dan peserta didik untuk belajar secara efektif.
kesempatan untuk proses belajar. Memang, Fasilitas sekolah juga mencangkup gedung,
disiplin adalah aninstrument untuk ruang kelas, ruang pertemuan, dan ruang
mewujudkan tujuan pendidikan tinggi yang laboratorium. Sehingga fasilitas juga dapat
mengarah pada pertumbuhan dan kemajuan dikatakan semua hal yang dibutuhkan untuk
siswa di setiap dimensi. Untuk ini, siswa proses belajar mengajar yang efektif.
akan memperoleh tingkat disiplin diri dan Mauling dalam Amirin, dkk (2011:76)
pengendalian diri (Golkar et al., 2008). menyebutkan bahwa, “Fasilitas adalah
Disiplin belajar adalah satu dari beberapa prasarana atau wahana untuk melakukan
faktor internal yang berpengaruh dalam atau mempermudah sesuatu”. Untuk itu
pembelajaran. Tu‟u (2004:30) berpendapat fasilitas yang memadai akan mempermudah
bahwa “istilah disiplin berasal dari bahasa dalam proses pembelajaran. Penyediaan
Latin ”Disciplina‟ yang menunjuk kepada fasilitas belajar yang memadai akan
kegiatan belajar dan mengajar. Istilah mendukung semangat siswa dalam belajar,
tersebut sangat dekat dengan istilah dalam penggunaan fasilitas yang optimal akan
bahasa inggris “Disciple‟ yang berarti meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengikuti orang untuk belajar dari bawah siswa dalam kecepatan mengetik 10 jari buta.
pengawasan seorang pemimpin, dalam Fasilitas belajar juga dapat dibedakan
kegiatan belajar tersebut, bawahan dilatih menjadi dua yaitu fasilitas yang bersifat habis
untuk patuh dan taat pada peraturan- pakai dan fasilitas yang bersifat tidak habis
peraturan yang dibuat oleh pemimpin. pakai. Fasilitas yang bersifat habis pakai
Proses pembelajaran akan berlangsung dalam kegiatan mengetik manual ini dapat di
tertib apabila siswa disiplin mematuhi segala contohkan seperti: karbon, tinta, kertas,
aturan yang dibuat guru di dalam kelas atau penghapus, dan kertas stensil. Sedangkan
pembelajaran, tanpa disiplin yang baik maka fasilitas yang bersifat tidak habis pakai seperti
suasana kegiatan pembelajaran dalam kelas meja, kursi, mesin ketik, alat peraga dalam
menjadi kurang kondusif, keadaan kelas praktik. Fasilitas yang habis pakai maupun
yang kurang kondusif akan menyebabkan yang tidak habis pakai keberadaannya
konsentrasi siswa terganggu dalam menerima dibutuhkan oleh siswa juga fasilitas tersebut
materi pelajaran. Hal ini menunjukkan harus dalam kondisi yang baik dan dapat
bahwa disiplin memberikan peran positif digunakan dalam proses belajar mengajar.
dalam memberi dukungan agar kelas tetap Untuk itu dalam proses belajar mengajar jika
tenang dan tertib selama proses fasilitas yang menunjang dalam proses
pembelajaran. Disiplin siswa dalam belajar mengajar mencukupi dalam kuantitas
pembelajaran mengetik yaitu ketika siswa siswa dan dalam kondisi yang baik serta
mampu mematuhi tata tertib selama proses dapat digunakan, diharapkan dalam
pembelajaran, maka pemberian materi penugasan pembelajaran mengetik siswa
pembelajaran akan lebih maksimal sehingga mampu mengetik dengan cepat serta dapat
siswa akan lebih mudah memahami serta memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
meningkatkan kemampuan dalam kecepatan (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak
570
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
sekolah. Selain disiplin dan fasilitas, faktor siswa dalam pembelajarannya. Sadiman
lain yang mempengaruhi keberhasilan siswa (2011:174) berpendapat bahwa “motivasi
dalam belajar yaitu motivasi. Purwanto akan menyebabkan terjadinya suatu
(2010: 71) berpendapat bahwa “motivasi perubahan energi yang ada pada diri
adalah suatu usaha yang disadari untuk manusia, sehingga akan bergayut dengan
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan
ia tergerak hatinya untuk bertindak emosi, untuk kemudian bertindak atau
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil melakukan sesuatu. Semua ini didorong
atau tujuan tertentu”. Kesiapan belajar siswa karena adanya tujuan, kebutuhan, atau
akan lebih tinggi apabila ada motivasi keinginan”. Penjelasan tersebut menunjukan
didalam diri siswa. Motivasi berfungsi bahwa siswa akan terpacu untuk belajar lebih
sebagai pendorong usaha dan pencapaian giat ketika memiliki motivasi yang kuat dari
prestasi belajarnya. Usaha yang tekun dan dalam dirinya. Dorongan motivasi dalam
terutama didasari adanya motivasi, maka diri siswa akan menjadikan siswa
seseorang yang belajar itu akan dapat berkeinginan untuk mempelajari materi,
melahirkan prestasi yang baik. Menurut dengan demikian diharapkan siswa dapat
Sardiman (2007: 85) “motivasi akan mencapai standar ketuntasan kecepatan
senantiasa menentukan intensitas usaha mengetik manual yang telah ditetapkan.
belajar bagi para siswa”. Berdasarkan dokumentasi tes
Motivasilah yang mendorong siswa kecepatan pada siswa kelas X Program
ingin melakukan kegiatan belajar. Seseorang Keahlian Administrasi Perkantoran SMK
yang mempunyai motivasi dalam belajar Negeri 1 Slawi Tahun Pelajaran 2017/2018,
akan berusaha mencurahkan segenap diketahui bahwa kompetensi kecepatan
kemampuannya untuk menguasai ilmu yang mengetik manual yang masih di bawah batas
dipelajari agar dapat mencapai hasil yang kecepatan minimal (150 emp) akan tetapi
optimal. Motivasi selalu mendasari dan untuk siswa kelas X karena baru belajar
mempengaruhi kegiatan seseorang untuk maka ada batas keringanan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kompetensi kecepatan mengetik manual
belajar, apabila siswa mempunyai motivasi minimal (100 epm) yakni hanya 130.0 epm.
yang baik dan kuat, hal itu akan dapat Selain itu, ketercapaian siswa dalam batas
membantu siswa dalam usaha dan minimal kecepatan mengetik manual juga
kegiatannya untuk mencapai suatu prestasi termasuk rendah. Berikut data kecepatan
yang tinggi. Proses pembelajaran juga tidak mengetik siswa kelas X Program Keahlian
lepas dari motivasi siswa. Motivasi Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1
merupakan faktor internal siswa yang Slawi Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat
berpengaruh dalam hasil yang akan diraih dilihat pada tabel di bawah ini:
571
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
Tabel 1. merupakan dokumentasi tes hal ini adalah anggota dari populasi
kecepatan mengetik mata pelajaran teknologi selanjutnya dijadikan sampel. Pengambilan
perkantoran pada siswa kelas X Program populasi yang diambil secara keseluruhan
Keahlian Administrasi Perkantoran Tahun dari jumlah siswa kelas X AP tersebut
Pelajaran 2017/2018. Tabel tersebut sebagai upaya untuk membuat generalisasi
menunjukkan bahwa dengan populasi dengan kesalahan yang kecil.
sebanyak 131 siswa yang diambil dari total Berdasarkan aspek fasilitas yang
jumlah siswa kelas X AP1 sebanyak 34 digunakan untuk menunjang pencapaian
siswa, X AP2 sebanyak 34 siswa, X AP3 tujuan pembelajaran, setelah diberikan
sebanyak 33 siswa, dan X AP4 sebanyak 30 dokumentasi pada tanggal 10 September
siswa, terdapat 104 siswa (79,39) dalam 2017 oleh Neni Mersita, S.Pd selaku guru
kriteria tuntas dan sejumlah 27 siswa (20,61) pengampu mata pelajaran Teknologi
dalam kriteria tidak tuntas. Hal ini dapat Perkantoran, dapat dilihat bahwa SMK
dilihat dalam rincian kelas X AP1 terdapat Negeri 1 Slawi telah menyediakan
25 siswa (73,53) tuntas dan 9 siswa (26,47) laboratorium mengetik untuk menampung 34
tidak tuntas, kelas X AP2 terdapat 31 siswa siswa serta menyediakan alat-alat pengajaran
(91,18) tuntas dan 3 siswa (8,82) tidak tuntas, yang dibutuhkan siswa dalam menunjang
kelas X AP3 terdapat 23 siswa (69,70) tuntas pembelajaran mengetik manual. Lebih jelas
dan 10 siswa (30,30) tidak tuntas, serta kelas mengenai fasilitas untuk menunjang dalam
X AP4 26 siswa (86,67) tuntas dan 4 siswa pembelajaran mengetik yang dimiliki SMK
(13,33) tidak tuntas. Seluruh siswa kelas X Negeri 1 Slawi dapat dilihat pada Tabel 2.
AP1, X AP2, X AP3 dan X AP4 yang dalam
Tabel 2. Sarana dan Prasarana Mengetik Manual SMK Negeri 1 Slawi
No Fasilitas Jumlah Kondisi
(buah) Baik Rusak Ringan Rusak Berat
1 Laboratorium mengetik 1 1 - -
2 Mesin ketik manual 34 25 9 -
3 Bagan bentuk surat 8 2 - 6
4 Buku panduan mengetik 34 34 - -
5 Lampu penerangan 9 9 - -
6 Kipas angin 2 2 - -
7 Meja 17 17 - -
8 Kursi 34 34 - -
9 Papan tulis 1 1 - -
10 LCD 1 1 - -
572
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
573
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
sudah diketahui). Teknik pengambilan menit). Data diambil dari tes kecepatan
sampel yang dipakai adalah teknik Sampling mengetik manual masing-masing siswa.
jenuh,yaitu menentukan semua anggota dari Variable bebas dinyatakan dengan simbol X.
populasi untuk digunakan menjadi sampel. Variabel independen merupakan tipe variabel
Alasan menggunakan teknik sampling jenuh yang menjelaskan atau mempengaruhi
yaitu karena peneliti ingin membuat variabel dependen. Variabel independen
generalisasi dengan kesalahan yang kecil. yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Variabel yang diukur dalam penelitian Disiplin belajar mengetik manual
ini adalah kecepatan mengetik manual (Y) adalah ketaatan siswa terhadap segala
dengan Indikator kecepatan mengetik peraturan dan tata tertib yang ada dengan
manual pada penelitian ini adalah nilai hasil tujuan agar tercapai keterampilan dalam
tes kecepatan mengetik manual pada Siswa pembelajaran mengetik manual. Disiplin
Kelas X SMK Negeri 1 Slawi Program dalam penelitian ini adalah disiplin belajar,
Keahlian Administrasi Perkantoran Tahun dimana disiplin ini diperlukan agar siswa
Pelajaran 2017/2018. Standar kecepatan menaati aturan yang dibuat oleh guru dalam
minimal dalam penelitian ini yaitu sebesar proses belajar mengajar sehingga dapat
150 (epm), dimana nilai tersebut sudah menguasai materi kecepatan mengetik
ditentukan oleh guru pengampu mata manual yang disampaikan oleh guru.
pelajaran Teknologi Perkantoran di SMK Fasilitas mengetik adalah seluruh perangkat,
Negeri 1 Slawi. Akan tetapi karena Kelas X peralatan, dan bahan yang dapat digunakan
masih dalam tahap awal dalam pembelajaran sebagai perantara untuk mempermudah
mengetik sehingga kecepatan mengetik siswa dalam proses pembelajaran mengetik,
manual tersebut dikatakan tuntas jika serta menunjang keberhasilan dari proses
mencapai kecepatan minimal 100 (epm), pembelajaran mengetik itu sendiri. Motivasi
siswa yang memperoleh keceptan di bawah merupakan perubahan seseorang berupa
100 (epm) dinyatakan tidak tuntas. Sugiyono dorongan untuk melakukan tujuan-tujuan
(2010:60) berpendapat bahwa “variabel tertentu.
penelitian pada dasarnya adalah segala Variabel disiplin (X1) dengan
sesuatu yang berbentuk apa saja yang indikator menurut Tu’u (2004) antara lain
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yaitu, dapat mengatur waktu belajar saat di
sehingga diperoleh informasi tentang hal laboratorium mengetik, rajin, dan teratur
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. belajar, perhatian yang baik saat belajar di
Variabel dalam penelitian ini yaitu terdiri laboratorium mengetik, ketertiban diri saat
dari satu untuk variabel terikat (Dependent belajar di laboratorium mengetik. Variabel
Variable) dan tiga variabel bebas (Independent fasilitas dengan indikator menurut Dimyati
Variable). dan Mudjiono (2006) antara lain yaitu,
Variabel terikat dinyatakan dengan media pengajaran, alat-alat pengajaran,
simbol Y. Menurut Indriyantoro (2012:63) meliputi: buku pelajaran, buku bacaan, alat-
menyatakan bahwa variabel dependen alat praktikum, alat-alat tulis, dan lain-lain,
adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dan perlengkapan sekolah, meliputi: ruang
dipengaruhi oleh variabel independen. kelas, lapangan olahraga, ruang ibadah,
Variabel dependen yang digunakan pada ruang kesenian, peralatan olahraga,
penelitian ini adalah keceptan mengetik perpustakaan, laboratorium. Variabel
manual yang diukur melalui proses motivasi belajar dengan indikator menurut
pengetikan dan hasil dari kecepatan Uno (2007) antara lain meliputi adanya
pengetikan dengan ukuran epm (entakan per hasrat dan keinginan berhasil, adanya
574
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, checklist (√) pada kolom jawaban tersebut
adanya harapan dan cita-cita masa depan, sesuai dengan kondisi yang dialami
adanya penghargaan dalam belajar, adanya responden. Penggunaan checklist (√) ini
kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya diharapkan dapat memudahkan responden
lingkungan belajar yang kondusif. Motivasi dalam memberikan jawaban setiap item
dikatakan serangkaian usaha untuk pertanyaan.
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, Selanjutnya teknik pengumpulan data
sehingga seseorang itu mau dan ingin dalam penelitian ini menggunkan metode
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, dokumentasi. Suharsimi (2006:231), “metode
maka akan berusaha untuk meniadakan atau dokumentasi yaitu mencari data mengenai
mengelakkan perasaan tidak suka itu hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
(Sardiman, 2003:75). Jadi motivasi itu dapat transkip, buku, surat kabar, majalah,
dirangsang oleh faktor dari luar tetapi prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan
motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri sebagainya”. Metode dokumentasi dalam
seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka penelitian ini berupa data fasilitas, daftar
motivasi dapat dikatakan sebagai nama siswa, dan daftar hasil kecepatan
keseluruhan daya penggerak di dalam diri mengetik manual siswa. Dan yang terakhir
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, teknik pengumpulan data dalam penelitian
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar ini menggunakan metode observasi.
dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Penelitian ini menggunakan metode
Metode pengumpulan data adalah Observasi terstruktur. Menurut Sugiyono
suatu cara yang digunakan untuk (2015: 205) observasi terstruktur adalah
memperoleh data dengan metode yang observasi yang dirancang secara sistematis,
ditentukan oleh peneliti sehingga untuk tentang apa yang akan diamati, kapan, dan
dapat memperoleh data yang obyektif dan dimana tempatnya. Dalam penelitian ini
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, menggunakan instrumen sebagai data
diperlukan cara yang sesuai dengan pokok observasi awal tentang perilaku kecurangan
permasalahannya. Teknik pengumpulan data akademik dengan variabel Lingkungan
yang digunakan untuk memperoleh data di kampus, lingkungan keluarga dan self-efficacy
SMK Negeri 1 Slawi menggunakan angket. yang mempengaruhi variabel dependen.
Sugiyono (2010:199) menyatakan bahwa Uji instrumen menggunakan uji
“kuesioner merupakan teknik pengumpulan validitas dan uji reliabilitas. Analisis data
data yang dilakukan dengan cara pada penelitian ini menggunakan analisis
memberikan seperangkat pertanyaan atau deskriptif dan analisis regresi, namun
pertanyaan tertulis kepada responden untuk sebelumnya diuji menggunakan uji prasyarat
dijawabnya”. Pembagian kuesioner dalam regresi berupa uji normalitas dan uji linieritas
penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap dan uji asumsi klasik berupa uji
yaitu tahap pertama pada pra-penelitian, multikolinieritas dan uji heterokedastisitas.
tahap kedua pada saat uji coba, dan tahap Menurut Suharsimi (2006:168) menyatakan
ketiga pada saat penelitian. Kuesioner yang bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang
dipakai pada penelitian ini adalah kuesioner menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan
model tertutup dengan menggunakan skala kesahihan suatu instrumen”. Suatu soal
Likert, dalam skala Liker tersebut terdapat 5 dikatakan valid apabila dapat mengungkap
(lima) alternatif jawaban yang telah data dari variabel yang diteliti secara tepat,
disediakan, dimana responden diminta serta untuk meyakinkan bahwa instrumen
mengisi kuesioner (angket) dengan tanda mempumyai validitas tinggi, maka
575
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
dipandang perlu menguji tingkat kevalidan disiplin terhadap kecepatan mengetik manual
melalui kegiatan uji coba. Reliabilitas pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran
menunjuk pada suatu pengertian bahwa SMK Negeri 1 Slawi tahun pelajaran
suatu instrumen cukup dapat dipercaya 2017/2018; Ha3 menguji pengaruh positif
untuk digunakan sebagai alat pengumpul fasilitas terhadap kecepatan mengetik
data karena instrumen tersebut sudah baik. manual pada siswa kelas X Administrasi
Menurut Ghozali (2011:48) menyatakan Perkantoran SMK Negeri 1 Slawi tahun
bahwa “ Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi pelajaran 2017/2018; dan Ha4 menguji
dapat dilakukan dengan menggunakan pengaruh positif motivasi belajar terhadap
program SPSS dengan uji statistik Cronbach kecepatan mengetik manual pada siswa kelas
Alpha. X Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
Uji statistik deskriptif digunakan untuk Slawi tahun pelajaran 2017/2018.
mendeskripsikan masing-masing variabel
bebas, yaitu variabel disiplin belajar (X 1), HASIL DAN PEMBAHASAN
fasilitas (X2) dan motivasi (X3). Berdasarkan
skor-skor pada angket yang diperoleh, Analisis deskriptif digunakan untuk
selanjutnya dijadikan dalam bentuk menganalisis data dengan cara
persentase skor. Rumus persentase skor mendeskripsikan atau menggambarkan data
menurut Sugiyono (2015:1207) Hipotesis penelitian yang telah terkumpul sebagaimana
alternatif yang diuji yakni Ha1 menguji adanya tanpa bermaksud membuat
pengaruh disiplin, fasilitas, dan motivasi kesimpulan yang bersifat umum atau
belajar terhadap kecepatan mengetik manual generalisasi. Dalam penelitian ini, metode ini
pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran digunakan untuk mengkaji variabel-variabel
SMK Negeri 1 Slawi tahun pelajaran yang terdiri dari disiplin, fasilitas, dan
2017/2018; Ha2 menguji pengaruh positif motivasi belajar.
576
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
577
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
Dari uji F pada Tabel 6. didapat F apakah secara parsial variabel-variabel bebas
hitung sebesar 177,732 dengan nilai tersebut berpengaruh secara signifikan serta
signifikansi 0,000. Nilai signifikansi 0,000 untuk mengetahui besarnya koefisien
atau α (5%) maka Ho ditolak dan Ha determinasi baik secara simultan maupun
diterima, artinya terdapat pengaruh disiplin, parsial. Diperoleh analisis regresi yang
fasilitas, dan motivasi belajar terhadap menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
kecepatan mengetik manual. positif dan signifikan antara variabel disiplin,
Berdasarkan hasil uji t, pada variabel fasilitas, dan motivasi belajar pada siswa
disiplin (X1) diperoleh nilai B pada kolom kelas X Program Keahlian Administrasi
Unstandardized Coefficients sebesar 0,668 dan Perkantoran SMK Negeri 1 Slawi yang
nilai thitung= 5,179 yang berada di atas ttabel ditunjukkan dari hasil persamaan regresi
0,983 (thitung > ttabel) dengan sig. = 0,000 < yang menghasilkan persamaan yaitu:
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Ha2 yang menyatakan bahwa ada pengaruh
positif dan signifikan disiplin terhadap
kecepatan mengetik manual siswa kelas X Konstanta = -5,7104 Apabila
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 variabel fasilitas, disiplin, dan motivasi
Slawi diterima, yang memberikan pengaruh belajar bernilai 0, maka kecepatan mengetik
positif dan signifikan. Hasil uji t pada manual sebesar -5,104. Artinya apabila
variabel keterlibatan orang tua (X2) diperoleh disiplin, fasilitas, dan motivasi belajar tidak
nilai B pada kolom Unstandardized Coefficients ada maka kecepatan mengetik manual akan
sebesar 0,861 dengan thitung= 9,048 yang mengalami penurunan sebesar -5,104.
berada di atas ttabel 0,983 (thitung > ttabel) dan Koefisien Regresi Disiplin (X1) =
sig. = 0,000 < 0,05 sehingga dapat 0,688. Apabila variabel disiplin mengalami
disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan peningkatan sebesar 1 poin sedangkan
siginifikan fasilitas terhadap kecepatan fasilitas dan motivasi belajar adalah
mengetik manual siswa kelas X Administrasi konstan/tetap, maka akan menyebabkan
Perkantoran di SMK Negeri 1 Slawi kenaikan kecepatan mengetik manual sebesar
diterima. Hasil uji t variabel lingkungan 0,688. Koefisien Regresi Fasilitas (X2) =
sekolah (X3) diperoleh nilai B pada kolom 0,861. Apabila variabel fasilitas mengalami
Unstandardized Coefficients sebesar 0,838 dan peningkatan sebesar 1 poin sedangkan
nilai thitung= 6,767 yang berada diatas ttabel variabel disiplin dan motivasi belajar adalah
0,983 (thitung < ttabel) dengan sig. = 0,000 < konstan/tetap, akan menyebabkan kenaikan
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kecepatan mengetik manual sebesar 0,861.
pengaruh positif dan signifikan motivasi Koefisien Regresi motivasi belajar (X3)
belajar terhadap kecepatan mengetik manual = 0,838. Apabila variabel motivasi belajar
dalam belajar siswa di SMK Negeri 1 Slawi mengalami peningkatan sebesar 1 poin
diterima. sedangkan variabel disiplin dan fasilitas
Hasil penelitian menggunakan adalah konstan/tetap maka akan
bantuan program SPSS for windows release 23. menyebabkan kenaikan kecepatan mengetik
Analisis regresi linear berganda digunakan manual sebesar 0,838.
untuk mengetahui bentuk pengaruh antara Persamaan tersebut menunjukkan
disiplin (X1), fasilitas (X2) dan motivasi bahwa satu satuan skor kecepatan mengetik
belajar (X3) terhadap kecepatan mengetik manual yaitu satu entakan per menit (epm)
manual (Y) secara simultan, untuk menguji akan dipengaruhi oleh disiplin belajar sebesar
578
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
0,668, fasilitas sebesar 0,861, dan motivasi mengetik manual siswa. Adanya pengaruh
belajar sebesar 0,838 pada konstanta -5,104. secara simultan tersebut dikarenakan kondisi
Hal ini berarti jika nilai disiplin, fasilitas, dan fasilitas yang dalam kriteria sedang juga
motivasi belajar sebesar nol maka kecepatan didukung oleh variabel disiplin serta motivasi
mengetik manual bernilai -5,104 epm. belajar yang berkriteria baik. Berdasarkan
Menurut Gujarati (2006) nilai intersep hasil uji hipotesis yaitu koefisien determinasi
tidak selalu berarti karena seringkali simultan diperoleh kesimpulan bahwa
jangkauan nilai variabel bebas tidak besarnya kontribusi yang diberikan disiplin,
memasukkan nol sebagai salah satu nilai fasilitas, dan motivasi belajar terhadap
yang diamati. Sehingga nilai konstanta yang kecepatan mengetik manual secara simultan
negatif tersebut mempunyai makna apabila sebesar 80,3% yang berarti bahwa disiplin,
nilai X (X1, X2, dan X3) tidak memasukkan fasilitas dan motivasi belajar secara bersama-
angka nol. Karena data untuk variabel XI, sama berpengaruh dalam kriteria sangat baik
X2, dan X3 diperoleh dari kuesioner/angket terhadap kecepatan mengetik manual siswa
yang menggunakan skala likert (5 opsi sedangkan sisanya 19,7% dipengaruhi oleh
jawaban). Skala likert yang digunakan untuk faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian
kuesioner tidak memasukkan angka nol, ini. Meskipun dalam kriteria sangat baik
tetapi range 1-5, sehingga variabel X1, X2, namun peningkatan disiplin, fasilitas, dan
dan X3 tidak mungkin sama dengan 0. motivasi belajar akan mempengaruhi
Dengan demikian intersep yang bernilai peningkatan kecepatan mengetik manual.
negatif tersebut tidak perlu Hasil uji t menunjukkan bahwa Uji t
diinterprestasikan. Dengan adanya nilai digunakan untuk mengetahui adanya
intersep atau nilai konstanta yang negatif ini masing-masing pengaruh disiplin, fasilitas,
berarti dari ketiga variabel yang ada yaitu dan motivasi belajar terhadap kecepatan
variabel disiplin, fasilitas, dan motivasi mengetik manual. Pengujian secara parsial
belajar sangat berpengaruh untuk kecepatan ini dihitung menggunakan bantuan komputer
mengetik. Apabila ketiga variabel tersebut program SPSS for windows release 23. Apabila
tidak ada maka nilai variabel terikat akan sig. < 0,05 atau thitung > ttabel maka hipotesis
mengalami penurunan. alternatif (Ha) diterima, sedangkan apabila
Berdasarkan hasil penelitian sig > 0,05 atau thitung < ttabel maka hipotesis
menunjukkan uji simultan (uji F) ini alternatif ditolak. Hasil uji t menunjukkan
digunakan untuk mengetahui adanya ada pengaruh secara parsial antara disiplin
pengaruh variabel independen (disiplin, terhadap kecepatan mengetik manual dengan
fasilitas, dan motivasi belajar) terhadap nilai thitung sebesar 5,179 dengan signifikansi
variabel independen (kecepatan mengetik 0,000. Nilai signifikansi kurang dari 0,05
manual) secara bersama-sama (simultan). maka nilai t variabel disiplin tersebut
Pengujian secara simultan ini dihitung signifikan. Koefisien determinasi parsial (r2)
menggunakan bantuan komputer program variabel disiplin terhadap kecepatan
SPSS for windows release 23 dengan melihat mengetik manual menyumbangkan pengaruh
nilai sig. Apabila sig. < 0,05 atau Fhitung > dengan kriteria sangat rendah yaitu sebesar
Ftabel maka hipotesis alternative (Ha) 17,47%. Hal ini berarti variabel disiplin
diterima, sedangkan apabila sig > 0,05 atau berkontribusi baik terhadap kecepatan
Fhitung < Ftabel maka hipotesis alternatif mengetik manual. Tabulasi analisis deskriptif
ditolak. Nilai signifikansi pada uji F sebesar persentase variabel disiplin (terlampir) masuk
0,000 < 0,05 dengan Fhitung sebesar 177,732 dalam kriteria baik yaitu sebesar 76% dilihat
sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh dari semua indikator yaitu ketaatan terhadap
secara simultan antara disiplin, fasilitas, dan waktu belajar, ketaatan terhadap tugas-tugas
motivasi belajar terhadap kecepatan pelajaran, ketaatan terhadap penggunaan
579
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
fasilitas belajar serta ketaatan menggunakan disiplin belajar, semakin meningkat pula
waktu datang dan pulang. Sedangkan untuk entakan per menit kecepatan mengetik siswa.
indikator yang terdapat dalam variabel Kedisiplinan siswa sangat diperlukan dalam
fasilitas dapat dilihat bahwa alat-alat peningkatan kecepatan mengetik manual
pengajaran yang disediakan sekolah siswa. Hal ini didukung dengan pendapat
memudahkan siswa dalam kecepatan Slameto (2003:67) bahwa “agar siswa belajar
mengetik manual siswa. Hal ini diperkuat lebih maju, siswa harus disiplin di dalam
dengan kondisi alat-alat pengajaran yang belajar“. Jika siswa terbiasa disiplin dalam
masuk dalam kategori sedang. Perlengkapan proses belajar maka hasil kecepatan mengetik
sekolah sudah baik dalam menunjang manual pun akan menjadi lebih baik. Hasil
kecepatan mengetik manual siswa. uji t menunjukkan bahwa ada pengaruh
Perlengkapan sekolah yang disediakan secara parsial antara disiplin belajar terhadap
seperti halnya buku-buku literatur tentang kecepatan mengetik dengan nilai thitung sebesar
mengetik sudah dapat dimanfaatkan oleh 5,179 dengan signifikansi 0,000, fasilitas
siswa dengan baik. Kondisi media belajar terhadap kecepatan mengetik dengan
pengajaran dan alat-alat pengajaran serta nilai thitung sebesar 9,048 dengan nilai
perlengkapan sekolah masuk dalam kategori signifikansi 0,000, dan motivasi belajar
baik. Ada 9 mesin ketik yang terdapat di terhadap kecepatan mengetik manual dengan
laboratorium dalam kondisi rusak ringan. nilai thitung sebesar 6,767 dengan nilai
Berdasarkan deskriptif persentase dari signifikansi 0,000. Nilai signifikansi kurang
3 indikator fasilitas, semua indikator yang dari 0,05 maka nilai t variabel kesiapan
terdapat dalam variabel fasilitas dapat tersebut signifikan. Koefisien determinasi
dikatakan dengan kondisi kriteria baik. parsial (r2) menunjukkan bahwa variabel
Media pengajaran mempunyai persentase fasilitas terhadap kecepatan mengetik
kriteria baik (82%), alat-alat pengajaran manual menyumbangkan pengaruh dengan
dalam kriteria baik (74%) dan indikator kriteria sangat rendah yaitu sebesar 39,19%.
perlengkapan sekolah dalam kategori baik Hal ini berarti variabel disiplin berkontribusi
(76%). Pendapat dari Castaldi in Peretemode baik terhadap kecepatan mengetik manual.
(2001:45) yang termuat dalam Journal of Tabulasi analisis deskriptif persentase
Educational and Social Research University of variabel disiplin (terlampir) termasuk dalam
Port Harcourt Nigeriayang menyatakan bahwa kriteria baik yaitu sebesar 76%. Seluruh
“fasilitas pendidikan adalah alat-alat indikator dalam variabel disiplin yaitu
pendidikan yang memungkinkan guru indikator ketaatan terhadap waktu belajar,
terampil untuk mencapai tingkat efektifitas ketaatan terhadap tugas-tugas pelajaran,
pembelajaran yang jauh melebihi apa yang ketaatan terhadap penggunaan fasilitas
mungkin ketika fasilitas tersebut tidak belajar, dan ketaatan menggunakan waktu
diberikan”. Sehingga akibat dari kondisi alat- datang dan pulang termasuk dalam kriteria
alat pengajaran dan media pengajaran baik. Ketaatan terhadap waktu belajar siswa
tersebut menyebabkan kondisi pembelajaran tergolong baik. Ketaatan terhadap tugas-
dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran tugas pelajaran dalam kriteria baik. Siswa
yang baik tersebut mengakibatkan teratur dan disiplin teratur dalam
peningkatan kecepatan mengetik manual mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ditentukan oleh guru. Ketaatan terhadap
fasilitas mampu mempengaruhi kecepatan penggunaan fasilitas belajar siswa termasuk
mengetik manual siswa dibandingkan dua baik. Ketaatan menggunakan waktu datang
variabel lain. dan pulang oleh siswa tergolong dalam
Persamaan regresi untuk variabel kriteria baik. Keterlambatan beberapa siswa
disiplin belajar bernilai positif. Semakin baik dalam jam datang masih dianggap wajar
580
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
karena tidak lebih dari 15 menit. Waktu persamaan regresi untuk variabel motivasi
pulang yang ditentukan oleh guru juga dapat belajar berpengaruh secara positif yaitu
ditaati dengan baik oleh sebagian besar sebesar 0,838 dengan nilai thitung 6,767 dengan
siswa. signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Karena
Keempat indikator berkriteria baik, nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka nilai
indikator ketaatan menggunakan waktu t variabel motivasi belajar tersebut signifikan.
datang dan pulang memiliki persentase Selanjutnya, pada koefisien determinasi
terendah yakni sebesar 72%. Indikator parsial (r2) besarnya kontribusi masing-
ketaatan menggunakan waktu datang dan masing variabel independen terhadap
pulang mempunyai persentase tergolong variabel dependen secara parsial dapat
baik, tetapi termasuk dalam persentase yang diketahui melalui koefisien determinasi
lebih rendah dibandingkan indikator yang parsial (r2). Hasil perhitungan koefisien
lain. Sebagian siswa menyatakan saya keluar determinasi parsial (r2) menggunakan
laboratorium mengetik ketika bel yang bantuan komputer program SPSS for windows
menandakan praktik mengetik selesai. Siswa release 23. Diperoleh bahwa kontribusi
hanya ingin mendapat skor tinggi dalam variabel motivasi belajar terhadap kecepatan
praktik mengetik manual tanpa menaati mengetik manual menyumbangkan pengaruh
waktu yang telah ditentukan oleh guru. dengan kriteria sangat rendah yaitu sebesar
Kedisiplinan siswa yang kurang terhadap 26,52%. Hal ini berarti variabel motivasi
waktu dalam masuk dan keluar ketika bel belajar berkontribusi baik terhadap kecepatan
yang menandakan praktik kecepatan mengetik manual. Tabulasi analisis deskriptif
mengetik telah selesai juga disebabkan oleh persentase variabel motivasi belajar diperoleh
manajemen waktu yang cukup baik yang motivasi belajar termasuk dalam kriteria
dijalankan oleh siswa karena waktu yang baik, dilihat dari skor presentase motivasi
seharusnya untuk istirahat atau setelah jam belajar yaitu sebesar 77%. Dilihat dari semua
pulang terkadang digunakan siswa untuk indikator yaitu indikator hasrat dan
belajar kecepatan mengetik manual. Akibat keinginan berhasil, indikator dorongan dan
dari manajemen waktu yang melebihi kebutuhan dalam belajar, indikator harapan
tersebut siswa dapat lebih banyak belajar dan cita-cita masa depan, indikator
tentang kecepatan mengetik manual dari penghargaan dalam belajar, dan indikator
waktu yang telah ditentukan guru untuk kegiatan yang menarik dalam belajar, dan
mengakhiri praktik kecepatan mengetik. indikator lingkungan belajar yang kondusif
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan tergolong dalam kriteria baik. Keenam
penelitian terdahulu oleh Avif Roy Rahman indikator tersebut, indikator penghargaan
(2013) dalam penelitian yang berjudul dalam belajar dan lingkungan belajar yang
Pengaruh Motivasi, Lingkungan, dan kondusif mempunyai persentase tertinggi
Disiplin terhadap Prestasi Belajar Siswa pada yaitu sebesar 82% dalam kriteria baik.
Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Keenam indikator, indikator harapan dan
Yogyakarta, menyimpulkan bahwa “hasil cita-cita masa depan memiliki persentase
penelitian menunjukan disiplin memberikan paling rendah dari semua indikator dalam
pengaruh yang signifikan sebesar 44,61% variabel motivasi belajar yakni sebesar 73%
terhadap prestasi belajar siswa”. Selain itu, dalam kriteria baik.
berdasarkan hasil penelitian menggunakan Indikator dorongan dan kebutuhan
analisis regresi berganda dengan program dalam belajar, siswa mempunyai dorongan
SPSS pada hasil uji t menunjukkan bahwa dan kebutuhan agar mampu mencapai batas
ada pengaruh secara parsial antara motivasi entakan per menit yang dikategorikan dalam
belajar terhadap kecepatan mengetik manual kriteria tuntas yakni 100 entakan per menit
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan (epm). Sedangkan pada indikator harapan
581
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
dan cita-cita masa depan, beberapa siswa Ada pengaruh signifikan disiplin,
bercita-cita ingin menjadi sekretaris fasilitas dan motivasi belajar terhadap
profesional yang mampu mengetik secara kecepatan mengetik manual pada Siswa
cepat dan tepat. Indikator penghargaan Kelas X Program Keahlian Administrasi
dalam belajar menunjukkan kepuasan siswa Perkantoran SMK Negeri 1 Slawi Tahun
terhadap bentuk penghargaan yang diberikan Pelajaran 2017/2018 secara simultan, yaitu
oleh guru. sebagian besar siswa merasa sebesar 80,3% dengan kriteria sangat baik.
termotivasi ketika guru memberikan pujian Jadi meskipun dalam kriteria sangat baik
ketika mereka berhasil mencapai jumlah namun peningkatan disiplin, fasilitas, dan
entakan per menit (epm) yang lebih banyak motivasi belajar akan sangat mempengaruhi
dari siswa yang lain. Indikator kegiatan yang peningkatan kecepatan mengetik manual.
menarik dalam belajar termasuk dalam Ada pengaruh signifikan disiplin
kriteria baik. Siswa menyukai praktik terhadap kecepatan mengetik manual pada
mengetik dan mereka merasa tertarik ketika Siswa Kelas X Program Keahlian
bersaing satu sama lain dalam praktik Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
kecepatan mengetik manual. Slawi Tahun Pelajaran 2017/2018, dengan
Hasil penelitian ini sesuai dengan nilai kontribusi parsial sebesar 17,47% dalam
penelitian terdahulu oleh Ahmad Saeroji kriteria sangat rendah. Jadi disiplin
(2013) dengan judul “Pengaruh Disiplin, berkontribusi sangat rendah terhadap
Fasilitas dan Motivasi Belajar terhadap kecepatan mengetik manual.
Kecepatan Mengetik Manual (pada Siswa Ada pengaruh signifikan fasilitas
Kelas X SMK Negeri 2 Semarang Program terhadap kecepatan mengetik manual pada
Keahlian Administrasi Perkantoran), dengan Siswa Kelas X Program Keahlian
hasil penelitian menunjukan motivasi belajar Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
memberikan pengaruh yang signifikan Slawi Tahun Pelajaran 2017/2018, dengan
sebesar 12,11% terhadap kecepatan mengetik nilai kontribusi parsial sebesar 39,19%
manual”. Kecepatan mengetik manual siswa dengan kriteria baik. Jadi fasilitas
dipengaruhi oleh disiplin, fasilitas, dan berkontribusi baik terhadap kecepatan
motivasi belajar yang ditunjukkan dengan mengetik manual.
setiap peningkatan variabel disiplin, fasilitas, Ada pengaruh signifikan motivasi
dan motivasi belajar akan diikuti belajar terhadap kecepatan mengetik manual
peningkatan entakan per menit dalam pada Siswa Kelas X Program Keahlian
kecepatan mengetik manual siswa. Hal ini Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1
dikarenakan antara masing-masing variabel Slawi Tahun Pelajaran 2017/2018, dengan
yaitu disiplin, fasilitas dan motivasi belajar nilai kontribusi parsial sebesar 26,52%
memiliki hubungan yang positif dengan dengan kriteria sangat rendah. Jadi motivasi
kecepatan mengetik manual siswa. belajar berkontribusi sangat rendah terhadap
kecepatan mengetik manual.
582
Dian Pebriani /Economic Education Analysis Journal 7 (2) (2018)
Amirin, Tatang M., dan Tim Dosen Administrasi Gujarati, D. 2006. Ekonometrika Dasar.
Pendidikan Universitas Negeri Terjemahan Sumarno Zain. Jakarta:
Yogyakarta. 2011. Manajemen Erlangga.
Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. (http://dataolah.blogspot.co.id/2013/08/nilai-
Ardiansyah, M.A. 2011. Pengertian Disiplin intersep-regresi-negatif.html). Diakses
danSanksi. www.majalahpendidikan.com. pada selasa, 06 Maret 2018
Avif Roy Rahman. 2013. “Pengaruh Motivasi, Lawanson, Olukemi Anike Gede, dan Ngozi Tari.
Lingkungan dan Disiplin terhadap Prestasi 2011. “Provision and Management of
Belajar Siswa pada Jurusan Teknik Audio School Facilities for the Implementation of
Video SMK Negeri 3 Yogyakarta”. UBE Programme”. Dalam Journal of
Yogyakarta: Jurnal Universitas Negeri Educational and Social Research
Yogyakarta. University of Port Harcourt Nigeria.
Bafadal, ibrahim 2004. Manajemen Perlengkapan Volume I Nomor 4 November 2011.
Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Marimin, Sularso Mulyono, dan Agung
PT. Bumi Aksara. Kuswantoro. 2012. Keyboarding dengan
Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: sistem 10 jari.Semarang: Unnes Press.
PT. Rineka Cipta. Saeroji Ahmad. 2013. Pengaruh Disiplin,
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Fasilitas, dan Motivasi Belajar terhadap
Pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta Kecepatan Mengetik Manual (Pada siswa
Kejuruan. Kelas X SMK Negeri 2 Semarang Program
Mulyasih, P. S., & Suryani, N. (2016). Keahlian Administrasi Perkantoran).
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, Semarang : Jurnal Universitas Negeri
LINGKUNGAN KELUARGA, DAN Semarang.
MOTIVASI BELAJAR TERHADAP Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi
PRESTASI BELAJAR MATA Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
PELAJARAN PENGANTAR Setiawan, Iwan. 1994. Pengetahuan Mengetik
ADMINISTRASI. Economic Education SMK. Bandung : CV Armico.
Analysis Journal, 5(2), 602-602. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Susanti, E., & Wahyudin, A. (2017). Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
PENGARUH KEMAMPUAN Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian,
EKONOMI ORANG TUA TERHADAP Cetakan Ketujuh. Bandung: CV. Alfabeta.
HASIL BELAJAR MELALUI Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian
FASILITAS BELAJAR DI RUMAH Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
DAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi
INTERVENING. Economic Education Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Analysis Journal, 6(2), 475-488. Tu‟u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku
Sudarma, K., & Sakdiyah, E. M. (2015). Dan Prestasi Siswa. Jakarta:Irasindo.
Pengaruh Motivasi, Disiplin, Dan Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan
Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Pengukurannya Analisis di Bidang
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dinamika Pendidikan, 2(2).
KHAFID, Muhammad; SUROSO, -.
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR
DAN LINGKUNGAN KELUARGA
TERHADAP HASIL BELAJAR
EKONOMI. Dinamika Pendidikan, [S.l.],
v. 2, n. 2, dec. 2007
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: UNDIP.
583