Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

AKUNTANSI BIAYA

“SIFAT, KONSEP, DAN KLASIFIKASI BIAYA”

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Sultan Fathulhaq (A031201005)


Andi Sukwan Walinga (A031201028)
Nur Indah Salsabila (A031201006)
Aqilah Salsabila Jamal (A031201032)
Afdhaliah Amir Makkau (A031201002)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan anugrah
dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sifat, Konsep, dan Klasifikasi Biaya”
ini. Kami sebagai penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya dengan judul “Sifat, Konsep, dan Klasifikasi
Biaya”. Selain itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami selama proses pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat
terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar ke depannya
dapat kami perbaiki karena kami sadar makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Makassar, 25 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. PERBEDAAN AKUNTANSI BIAYA DAN AKUNTANSI KEUANGAN 2
B. SIFAT BIAYA 2
C. KONSEP BIAYA 4
D. KLASIFIKASI BIAYA 7
BAB III PENUTUP 10
A. KESIMPULAN 10
B. SARAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemahaman terhadap konsep biaya sebuah perusahaan memerlukan analisis yang
hati-hati terhadap karakteristik dan transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen
laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan
sebagai komponen biaya. Karakteritik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau
pengertian yang berkaitan dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat dengan
mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Dalam
makalah ini akan membahas tentang konsep, sifat, dan klasifikasi biaya.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tentang biaya di atas terbentuklah rumusan masalah, yaitu:
1. Apa perbedaan akuntansi biaya dan akuntansi keuangan?
2. Bagaimana sifat dari biaya?
3. Bagaimana konsep biaya?
4. Apa saja klasifikasi dari biaya?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui perbedaan akuntansi biaya dan akuntansi keuangan
2. Mengetahui sifat dari biaya.
3. Mengetahui konsep biaya.
4. Mengetahui klasifikasi dari biaya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERBEDAAN AKUNTANSI BIAYA DAN AKUNTANSI KEUANGAN


Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi keuangan yang membicarakan biaya
dalam arti luas. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan akuntansi keuangan adalah menyajikan
laporan keuangan yang terdiri atas neraca, laporan laba-rugi, laporan retained earnings, dan
laporan arus kas. Akuntansi biaya sebagai bagian dari akuntansi keuangan hanya menyajikan
sebagian elemen dari laporan laba-rugi, yaitu eleman biaya.

Akuntansi biaya dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu akuntansi biaya yang
berhubungan dengan penentuan harga pokok produk dan pengendalian biaya yang biasanya
disebut akuntansi biaya; dan akuntansi biaya yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan yang biasanya disebut akuntansi manajemen.

Berikut perbedaan akuntansi keuangan dengan akuntansi biaya/manajemen:


Akuntansi Keuangan Ak. Manajemen/Biaya
Pemakai utama Pihak luar Manajemen
Lingkup informasi Perusahaan secara keseluruhan Bagian dari perusahaan
Fokus informasi Historis Historis dan masa datang
Rentang waktu Kurang fleksibel Fleksibel
Kriteria penyusunan Dibatasi standar akuntansi Sesuai kebutuhanmanajemen
informasi yang diterima umum
Manfaat Untuk pengambilan keputusan Untuk perencanaan, pengen-
oleh pihak luar dalian, dan pengambilan
keputusan oleh manajemen

Akuntansi Biaya Akuntansi Manajemen


Pihak yang Manajemen dan pihak luar Manajemen
membutuhkan
Manfaat Untuk penentuan harga pokok Untuk pengambilan
produk dan pengendalian keputusan.

B. SIFAT BIAYA
Pada bagian ini akan dibahas biaya-biaya lain, yaitu biaya-biaya pabrik (overhead
factory). Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu diketahui sifat-
sifat biaya. Pada dasarnya menurut sifatnya dikenal tiga macam biaya, yakni:

2
1. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat konstan secara total
tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan, dengan beberapa asumsi tertentu seperti
kebijaksanaan manajemen, periode waktu, dan lain-lain. Biaya-biaya yang termasuk
kategori biaya tetap ini antara lain gaji, pajak kekayaan, asuransi, dan penyusutan (kecuali
yang menggunakan performance method).
2. Biaya variabel (variable cost)
Biaya variabel adalah biaya-biaya yang secara total selalu mengalami perubahan,
yang mana perubahannya searah dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan.
Dalam hal ini, tingkat kegiatan perusahaan dinyatakan dalam satuan aktivitas (activity
base), seperti jam buruh langsung (DLH), jam mesin (DMH), dan unit barang (kg, liter
dan lain-lain). Biaya-biaya yang termasuk katagori biaya variabel antara lain biaya bahan
mentah langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan tenaga.
3. Biaya semi variabel (semi variable cost)
Biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang tidak bersifat tetap, tetapi tidak pula
bersifat variabel. Biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan
perubahan tingkat kegiatan. Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya semi variabel
antara lain biaya tenaga kerja tak langsung, biaya pemeliharaan, biaya peralatan, biaya
bahan mentah tak langsung, dan lain-lain.

Terhadap ketiga macam kategori biaya di atas, dapat dilakukan penggolongan lain
atas dasar dapat tidaknya biaya itu dikendalikan sehingga diperoleh cara pengelompokan lain,
yakni biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) dan tidak dapat dikendalikan (non
controllable cost).

Biaya yang dapat dikendalikan dapat dikatakan sebagai biaya yang sangat terpengaruh
oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Akan tetapi, harus sangat hati-hati
dalam mengelompokkan biaya sebagai dapat dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan
karena hal ini sangat erat hubungannya dengan tanggung jawab dan waktu. Gaji mandor
dalam pabrik merupakan biaya yang tidak dapat dikendalikan bagi bagian produksi karena
gaji seorang mandor pada umumnya ditentukan oleh pimpinan perusahaan sehingga apabila
dipandang dari segi organisasi perusahaan yang lebih luas, gaji mandor merupakan biaya
yang dapat dikendalikan. Contoh di atas dipandang dari segi penanggung jawab biaya. Dari
segi waktu, dapat diambil contoh biaya penyusutan (depreciation). Pada umumnya dikatakan

3
bahwa untuk jangka pendek biaya penyusutan merupakan biaya yang tidak dapat
dikendalikan, tetapi untuk jangka panjang merupakan biaya yang dapat dikendalikan.

C. KONSEP BIAYA (EXPENSES)


Konsep dasar yang melandasi pembebanan biaya adalah konsep upaya dan hasil
(efforts and accomplishment). Atas dasar konsep tersebut, biaya dapat dipisah menjadi dua,
yaitu biaya yang masih menjadi potensi jasa (melekat pada aktiva); dan biaya yang potensi
jasanya dianggap sudah habis dalam rangka menghasilkan pendapatan.
1. Karakteristik Biaya
Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap
karakteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang
sifatnya hampir sama dengan biaya, tetapi sebaiknya tidak dimasukkan sebagai
komponen biaya. Karakteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau
pengertian yang berkaitan dengan biaya. Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang
berkaitan dengan biaya dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan
dengan benar dalam laporan keuangan.

a. Pengertian Biaya
Secara umum, dapat dikatakan bahwa biaya yang telah dikorbankan dalam
rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan
“biaya adalah aliran keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang
(atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penjualan atau
produksi barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang
merupakan kegiatan utama suatu entitas.”
IAI (1994) mendefinisikan “biaya/beban (expenses) adalah penurunan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.” Dari
pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa biaya pada akhirnya merupakan aliran
keluar aktiva meskipun kadang-kadang harus melalui hutang lebih dahulu.
Kam (1990) mendefinisikan “biaya adalah penurunan nilai aktiva atau
kenaikan hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholder’s equity)
sebagai akibat pemakaian barang dan jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan

4
pendapatan pada periode berjalan”.
Dari definsi-definisi di atas, definisi yang dikemukakan IAI sejalan dengan
definisi yang diajukan oleh Kam. Keduanya mendefinisikan biaya dari sudut
pandang peristiwa moneter (penurunan aktiva, kenaikan hutang/kenaikan ekuitas).
Sebaliknya, definisi yang dikemukakan FASB cenderung berbeda dengan definisi
yang dikemukakan Kam.
Definisi yang diajukan FASB tidak menunjukkan perbedaan yang jelas antara
peristiwa moneter dan peristiwa fisik. Perlu diketahui bahwa laba, pendapatan, dan
biaya saling berkaitan erat dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu (jumlah
rupiah memiliki sifat moneter, karena dihasilkan dari peristiwa yang menyebabkan
perubahan nilai obyek ekonomi tersebut. Biaya menunjukkan peristiwa moneter
yang berasal dari pemakaian barang dan jasa (peristiwa fisik) dalam kegiatan
operasional perusahaan. Pemakaian aktiva harus menunjukkan adanya suatu biaya
yang dinyatakan keluar (dikonsumsi) sebagai biaya. Apabila dilihat dari pandangan
tradisional, definisi yang dikemukakan FASB menunjukkan bahwa biaya hanya
dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan menghasilkan pendapatan pada
periode berjalan.

b. Biaya dan Rugi (Losses)


Agar pemakai laporan keuangan mendapat tambahan informasi yang lebih
lengkap, rugi dapat disertakan dalam laporan laba rugi sebagai penentu besarnya
laba komprehensif. Rugi sebaiknya disajikan terpisah dari biaya. Dari definisi yang
terdapat dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI
tidak memisahkan biaya dengan rugi ataupun tidak langsung untuk memperoleh
pendapatan disebut dengan biaya.

2. Pengukuran dan Pengakuan Biaya


Pengukuran dan pengakuan biaya memainkan peranan penting dalam penyusunan
laporan keuangan. Oleh karena itu pemahaman secara konseptual tentang pengukuran dan
pengakuan pendapatan tidak dapat diabaikan.

a. Pengukuran Biaya
Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah
yang digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran
biaya dapat didasarkan pada biaya historis, biaya pengganti atau biaya masukan

5
terkini (replacement cost/current input cost), dan setara kas (cash equivalent).
Meskipun ada berbagai dasar penilaian, dalam praktek yang paling banyak
digunakan untuk mengukur biaya adalah biaya historis.

b. Pengakuan Biaya
Pada dasarnya, biaya memiliki dua kedudukan penting, yaitu sebagai aktiva
(potensi jasa) dan sebagai beban pendapatan (biaya).
Proses pembebanan biaya pada dasarnya merupakan proses pemisahan biaya.
Oleh karena itu, agar informasi yang dihasilkan akurat, bagian biaya yang telah
diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian biaya yang akan dilaporkan
sebagai aktiva (diakui sebagai biaya peda periode berjalan dan bagian biaya yang
akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode mendatang) harus
dapat ditentukan dengan jelas.

3. Konsep Penandingan (Matching)


Konsep penandingan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar
hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan
hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaanPenandingan antara
biaya dan pendapatan memerlukan dasar yang tepat. Upaya mencari dasar penandingan
yang tepat merupakan masalah yang sering dihadapi oleh akuntan.
Paton dan Littleton mengungkapkan “masalah utama dalam menandingkan
pendapatan dan biaya adalah mencari dasar penandingan yang paling tepat antara
pendapatan dengan biaya yang berhubungan dengan pendapatan tersebut. Hubungan fisik
yang dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan sebagai media untuk melacak dan
membebankannya. Meskipun demikian harus diakui bahwa dengan melihat kondisi yang
ada, dasar penandingan yang paling penting adalah kelayakan (reasonable) bukannya
pengukuran fisik.”
Dalam praktek ada tiga dasar penandingan yang umum digunakan untuk mencari
hubungan antara biaya pendapatan dalam satu periode tertentu. Dasar penandingan
tersebut yaitu hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi
sistematik dan rasional (systematic and rational allocation), dan pembebanan segera
(immediate recognition).
Dasar yang paling ideal untuk membandingkan biaya dengan pendapatan adalah
hubungan sebab akibat. Meskipun dasar ini sulit untuk dibuktikan, atas dasar pengamatan

6
yang dilakukan para akuntan, menunjukkan bahwa barang atau jasa tertentu yang
digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu dalam proses
menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
Komite American Accounting Association juga menyarankan penggunaan
hubungan sebab akibat sebagai dasar penandingan. Mereka mengatakan “biaya harus
dihubungkan dengan pendapatan yang direalisasi selama periode tertentu atas dasar
korelasi positif yang dapat dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan
yang diakui.”
Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar
tepat dapat dilakukan apabila terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan dan
biaya. Oleh karena itu pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan dan
dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan.

D. KLASIFIKASI BIAYA
Klasifikasi biaya diperlukan untuk menentukan metode yang tepat untuk menghimpun
dan mengalokasi biaya. Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya
yang dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Menurut Sulistianingsih dan Zulkifli (1999:83-86) dan Harnanto dan Zulkifli


(2003:14) penggolongan biaya dapat didasarkan pada hubungan antara biaya dengan:
1. Obyek pengeluaran, di mana prinsip dari penggolongan biaya ini berkaitan dengan
pengeluaran. Misalnya, biaya untuk membayar gaji karyawan tersebut disebut biaya gaji.
2. Fungsi pokok perusahaan, dalam perusahaan manufaktur biaya diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya produksi (manufacturing), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi, terdiri dari biaya bahan baku (raw material cost),
yakni bahan yang merupakan bagian integral dari produk jadi; biaya tenaga kerja
langsung atau upah langsung (direct labour cost), yakni upah untuk tenaga kerja
langsung untuk keperluan komponen dari produk jadi; dan biaya overhead pabrik
(BOP) atau biaya umum pabrik (factory overhead cost), yakni segala bahan dan upah
tidak langsung serta biaya produksi yang tidak secara langsung dapat dibebankan
pada satuan, pekerjaan, atau produk tertentu.
b. Biaya pemasaran (marketing), yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk
atau jasa biasanya dalam rangka mendapatkan dan memenuhi pesanan.

7
c. Biaya administrasi dan umum (administration), yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk mengarahkan, mengendalikan dan untuk mengoperasikan perusahaan atau
menetapkan kebijakan.
d. Keuangan (financial), yaitu biaya yang berkaitan dengan upaya mencari dana.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya langsung, yaitu biaya yang terjadi karena ada sesuatu yang dibiayai.
b. Biaya tak langsung, yaitu biaya yang terjadi tidak tergantung kepada ada atau tidak
adanya sesuatu yang dibiayai.
4. Hubungan biaya dengan volume kegiatan, diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu
relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan.
b. Biaya variabel (variable cost), yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap.
c. Biaya semi variabel (semi variable), yaitu biaya yang sebagian tetap dan sebagian
lagi berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
5. Atas dasar waktu, dibagi menjadi:
a. Biaya periode sekarang atau pengeluaran penghasilan (revenue expenditure),
yaitu biaya yang telah dikeluarkan dan menjadi beban pada periode sekarang untuk
mendapatkan penghasilan periode sekarang.
b. Biaya periode yang akan datang atau pengeluaran modal (capital expenditure),
yaitu biaya yang telah dikeluarkan dan manfaatnya dinikmati selama lebih dari satu
periode akuntansi.
6. Hubungannya dengan perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Biaya ini
dikelompokkan ke dalam delapan golongan, yaitu:
a. Biaya standar dan biaya dianggarkan.
Biaya standar (standard cost), yaitu biaya yang ditentukan di
muka (predetermine cost) yang yaitu jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
menghasilkan satu unit produk. Biaya yang dianggarkan (budget cost), yaitu perkiraan
total pada tingkat produksi yang direncanakan.
b. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali
Biaya terkendali (controllable cost), yaitu biaya yang dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh manajer tertentu. Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost), yaitu
biaya yang tidak secara langsung dikelola oleh otoritas manajer tertentu.

8
c. Biaya tetap commited dan discretionary
Biaya tetap commited, yaitu biaya tetap yang timbul dan jumlah maupun
pengeluarannya dipengaruhi oleh pihak ketiga dan tidak bisa dikendalikan oleh
manajemen. Biaya tetap discretionary, yaitu biaya tetap yang jumlahnya dipengaruhi
oleh keputusan manajemen.
d. Biaya variabel teknis dan biaya kebijakan
Biaya variabel teknis (engineered variabel cost), yaitu biaya variabel yang
sudah diprogramkan atau distandarkan seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya variabel kebijakan (discretionary variabel cost), yaitu biaya
variabel yang tingkat variabilitasnya dipengaruhi kebijakan manajemen.
e. Biaya relevan dan biaya tidak relevan
Biaya relevan (relevant cost), biaya masa mendatang berbagai alternatif untuk
mengambil keputusan atau dalam pembuatan keputusan yaitu biaya yang secara
langsung dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan oleh manajemen. Biaya tidak
relevan (irrelevant costs), yaitu biaya yang tidak dipengaruhi oleh keputusan
manajemen.
f. Biaya terhindarkan dan biaya tidak terhindarkan
Biaya terhindarkan (avoidable costs), yaitu biaya yang dapat dihindari dengan
diambilnya suatu alternative keputusan. Biaya tidak terhindarkan (unavoidable costs),
yaitu biaya yang tidak dapat dihindari pengeluarannya.
g. Biaya diferensial dan biaya marjinal
Biaya deferensial (differensial cost), yaitu tambahan total biaya akibat adanya
tambahan aktivitas (misal: penjualan) sejumlah unit tertentu. Biaya marjinal (marjinal
costs), yaitu biaya di mana produksi harus sama dengan penghasilan marjinal jika
ingin memaksimalkan laba.
h. Biaya Kesempatan
Biaya kesempatan (opportunity costs), yaitu pendapatan atau penghematan
biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting.
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam
memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikannya informasi
biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda biaya beban (expense). Cost adalah
pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan
beban (expense) adalah expired cost, yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan
untuk merealisasi hasil. Beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan.
Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga
tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost
ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.

B. SARAN
Sebagai mahasiswa, kita tentunya harus terus mempelajari dan mencari pemecahan
masalah yang berhubungan teori akuntansi. Maka dari itu, mari kita terus berusaha mencari
jalan keluar dari masalah-masalah yang ada, baik dari segi teori maupun dari segi praktik di
lapangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Akmen, Harry. 2011. Konsep Biaya. http://herryakmen.blogspot.com/2011/09/konsep-


biaya.html. (Diakses 24 Februari 2021)

Anonim. 2014. Sifat-Sifat Biaya. http://finance-jurnal.blogspot.com/2014/11/sifat-sifat-


biaya.html. (Diakses 24 Februari 2021)

Rahardi, Fuad. 2014. Makalah Teori Akuntansi - Biaya/Konsep Biaya.


http://risalahakuntansi.blogspot.com/2014/03/makalah-teori-akuntansi-biaya-
konsep.html. (Diakses 24 Februari 2021)

11

Anda mungkin juga menyukai