Anda di halaman 1dari 5

PERWUJUDAN BHINEKA TUNGGAL IKA PADA ERA

REVORMASI

Dibuat oleh :
Nama : Sultan Fathulhaq
NIM : A031201005
KELOMPOK 4 ....

JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

DAFTAR ISI

BAB I LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang tertera dalam lambang negara
Indonesia, Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa yang harus
dijunjung tinggi kedudukannya. Bhinneka Tunggal Ika disebut sebagai ikrar
pemersatu bangsa yang menggetarkan jiwa. Semboyan ini menggambarkan persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia, yang memiliki keberagaman suku bangsa, budaya,
bahasa daerah, agama dan kepercayaan, ras maupun antargolongan. Semboyan
Bhineka Tunggal Ika menunjukkan bukti keanekaragaman Indonesia yang patut
dijunjung tinggi, serta saling menghargai perbedaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI


BAB III PEMBAHASAN

PERWUJUDAN PERSATUAN INDONESIA/BHINEKA TUNGGAL IKA PADA ERA


REVORMASI

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang tertera dalam lambang negara
Indonesia, Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa yang harus dijunjung
tinggi kedudukannya. Bhinneka Tunggal Ika disebut sebagai ikrar pemersatu bangsa yang
menggetarkan jiwa. Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,
yang memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama dan kepercayaan, ras
maupun antargolongan. Semboyan Bhineka Tunggal Ika menunjukkan bukti keanekaragaman
Indonesia yang patut dijunjung tinggi, serta saling menghargai perbedaan.

Namun Bhineka Tunggal Ika belum sepenuhnya bisa terwujud pada Era Revormasi ini.
Persatuan negara ini belum cukup kuat untuk mewujudkannya. Terbukti bahwa selalu ada
pertikaian ataupun perpecahan diantar suku, ras, dan agama. Hal tersebut dapat terjadi akibat
adanya paham radikalisme yang tersebar luas pada suatu kelompok, sehingga dapat memicu
timbulnya pertikaian.

Radikalisme adalah suatu gerakan yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial
dan politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan atau ekstrim. Radikalisme
merupakan tindakan atau paham yang mempunyai akar dan jaringan yang kompleks, sehingga
tidak mungkin hanya bisa didekati dengan pendekatan keras berupa penegakan hukum dan
intelijen, maupun tindakan respresif lainnya, namun juga harus ditangani dengan pendekatan
wawasan kebangsaan, kewaspadaan nasonal, serta persatuan dan kesatuan bangsa melalui
pendekatan persuasif dengan instrument Ideologi Pancasila dan moderasi beragama.

Pada era Revormasi ini telah banyak perkembangan upaya untuk mencapai persatuan
bangsa yang dilakukan pemerintah. Berbekal semangat Pancasila, berbagai upaya pun dilakukan
untuk memperbaiki kondisi bangsa di masa revormasi. Pengamalan sila ketiga Pancasila, yakni
Persatuan Indonesia sangat krusial untuk ketahanan Indonesia yang saat itu berada di jurang
perpecahan. Contohnya Presiden B.J Habibie menerbitkan Inpres No. 26/1998 yang
membatalkan aturan-aturan diskriminatif terhadap komunitas Tionghoa. Inpres tersebut berisi
penghentian penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Lalu Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid mengembalikan hak warga Indonesia keturunan
Tionghoa untuk melaksanakan ritual keagamaan secara terbuka. Sebelumnya, Presiden Soeharto
mengeluarkan Inpres Nomor 16/1967 tentang Larangan Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat
China. Kini, Imlek dapat dirayakan secara terbuka dan menjadi Hari Libur Nasional. Hal ini
sekaligus menunjukkan pengamalan sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa
yang salah satunya dapat diwujudkan dengan sikap menghormati pemeluk agama lain.

BAB VI PENUTUP

Meski demikian, tantangan-tantangan akan selalu ada. Saat ini, dengan adanya media
sosial, banyak orang yang memanfaatkannya untuk menghasut dan menimbulkan konflik. Selain
itu, hingga kini kekuatan-kekuatan besar dunia tetap berusaha memperebutkan pengaruh ke
negara-negara lainnya. Maka, kita harus lebih kritis untuk mencegah penyusupan ideologi lain
yang tidak sesuai dengan Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/berita-hari-ini/bagaimana-penerapan-pancasila-pada-masa-reformasi-
1uCkxGnrjYm/full

https://indomaritim.id/dinamika-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai