DAFTAR ISI.........................................................................................................i
DAFTAR TABEL................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................2
1.5 Keutamaan Penelitian..........................................................................2
1.6 Temuan Yang Ditargetkan...................................................................2
1.7 Kontribusi penelitian............................................................................3
1.8 Luaran penelitian .................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4
2.1 Pengawet .............................................................................................4
2.2 Kitosan.................................................................................................4
2.3 Ikan Asin..............................................................................................5
2.4 Cangkang Udang..................................................................................5
BAB 3. METODE PENELITIAN.......................................................................6
3.1 Alat dan Bahan.....................................................................................6
3.2 Pelaksanaan Penelitian...............................................................................6
3.3 Pembuatan Kitosan....................................................................................6
3.4 Destilasi Kitin Menjadi Kitosan..................................................................6
3.5 Perbandingan Konsentrasi Kitosan Yang Efektif................................7
3.6 Pengujian Aktivitas Anti Bakteri.........................................................7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN...................................................8
4.1 Anggaran Biaya....................................................................................8
4.2 Jadwal kegiatan ...................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................9
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing.........................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan.......................................................24
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas...........26
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana................................................27
i
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya...................................................9
Tabel 2. Jadwal Kegiatan......................................................................................9
ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kitosan merupakan zat anti bakteri, efektif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri, hal ini disebabkan karena kitosan memiliki polikation
alami yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang. Kitosan
merupakan bahan pengawet ikan selain garam, karena itu kitosan dapat
diaplikasikan terhadap produk pindang sebagai pengganti formalin yang marak
akhir-akhir ini. Kitosan mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Penelitian
yang sudah dilakukan antara lain pada cumi segar, pindang dan ikan asin. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kitosan mampu menggantikan formalin, bahkan
mutu produk yang dihasilkan lebih bagus dibandingkan dengan yang
menggunakan formalin (Rizqiyah et al., 2017). Kitosan juga dapat digunakan
sebagai pengawet karena sifat-sifat yang dimiliki yaitu dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme perusak sekaligus melapisi produk yang
diawetkan sehingga terjadi interaksi interaksi minimal antara produk dan
lingkungannya (Arifin dan Nugroho, 2016).
Sumber bahan baku kitosan bisa berasal dari udang. Udang merupakan
bahan makanan yang banyak dijual dipasar, dalam bentuk beku yaitu udang yang
telah mengalami cold storage setelah melalui pemisahan kepala dan kulit. Proses
pengolahan tersebut dihasilkan limbah atau hasil samping berupa kepala
(carapace) dan kulit (peeled) yang dapat menimbulkan masalah pencemaran
lingkungan apabila tidak diolah. Limbah cangkang udang memiliki kandungan
protein, kalsium karbonat dan kitin. Kandungan kitin pada limbah kulit udang
kering sekitar 20%-50%. Polimer kitin tersusun dari monomer,2-asetamida-2-
deoksi-D-Glukosa (Arsad et al., 2017).
Salah satu senyawa turunan dari kitin adalah kitosan yaitu suatu
polisakarida alami yang memiliki gugus asetamida yang bersifat elastis yang
banyak kegunaannya seperti sebagai bahan baku plastik biodegradable, dan
dapat dibuat sebagai film tipis (Mustafiah et al., 2018). Film dengan bahan
kitosan mempunyai sifat yang kuat dan sulit robek. Selain itu, kitosan dapat
memberikan daya tahan plastik terhadap air karena sifatnya yang tidak larut
dalam air sehingga kitosan mampu mereduksi sifat dari selulosa yang pada
dasarnya bersifat hidrofilik (Saputro dan Ovita, 2017). Kitosan juga dapat
menghambat bakteri pembusuk pada makanan lokal, dimana kitosan dapat
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif dan jamur
penyebab pembusukan pada makanan. Sebagai bahan pengawet alami kitosan
Sebagai bahan pengawet makanan, kitosan memiliki keunggulan diantaranya
adalah: merupakan bahan alami dan tidak memiliki efek samping yang
berbahaya sehingga aman dibandingkan dengan senyawa kimia sintesis. Kitosan
adalah bahan alami yang direkomendasikan untuk digunakan sebagai pengawet
makanan karena tidak beracun dan aman bagi kesehatan, dapat digunakan dalam
jumlah sedikit (konsentrat), memiliki muatan positif yang dapat mengikat
muatan negatif dari senyawa lain sehingga dapat berperan sebagai detoksifikasi
dan juga menghambat pertumbuhan bakteri, serta mudah mengalami degradasi
secara biologis (Wittriansyah et al., 2019).
Ada beberapa jenis ikan yang dibudidayakan di kabupaten Tanjung Jabung
Barat, Propinsi Jambi. Salah satu upaya yang dilakukan guna mengembangkan
wilayah Tanjung Jabung Barat adalah dengan menggali potensi sumber daya
2
alam yang ada, terutama potensi sumber daya ikan. Potensi ini belum tergali dan
diharapkan pada masa yang akan datang memberikan manfaat ekonomi, manfaat
sosial, dan manfaat ekologis bagi pengembangan Kabupaten Tanjung Jabung
Barat (Khaerudin et al., 2019). Potensi Pengolahan hasil perikanan di Kabupaten
Tanjung Jabung Barat masih sangat potensial untuk dikembangkan, hal ini
didukung dengan adanya Sentra pengolahan hasil perikanan yang terus
dikembangkan, dengan harapan produk hasil olahan perikanan semakin beragam
dan inovatif, sehingga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat, sekaligus
meningkatkan PAD Kabupaten. Dalam keadaan ini sumber daya alam yang
diperoleh harus diimanfaatkan dengan baik. Untuk beberapa jenis ikan yang
tidak habis dijual, maka petani ikan mengawetkannya dengan cara pengeringan
dan pengasapan.
Dari latar belakang diatas maka dalam penelitian ini akan dicoba menguji
daya simpan ikan dengan menggunakan pengawet alami dari kitosan yang dibuat
dari limbah kulit udang (Caridae) yang banyak terdapat di daerah Kuala
Tungkal, Tanjung Jabung Barat Propinsi Jambi. Ikan yang di perolehpun sangat
beragam, Dengan beragamnya hasil olahan perikanan bisa memberi nilai tambah,
baik dari segi kualitas, kuantitas dan harga jual, Sehingga perlu diolah dengan
baik. Adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan tentang pemanfaatan
limbah cangkang udang sebagai bahan pengawet yang ramah ligkungan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengekstrak kitosan dari limbah kulit udang untuk digunakan sebagai
pengawet alami pada ikan hasil yang ada di daerha Kuala Tungka Kabupaten
Tanjung Jabung Barat Propinsi Jambi.
2. Menentukan kondisi optimal konsentrasi kitosan yang efektif digunakan
sebagai pengawet ikan.
3. Menentukan efektifitas kitosan sebagai pengawet ikan dalam menghambat
pertumbuhan mikroba.
2.2 Kitosan
Kitosan merupakan polimer rantai panjang yang disusun oleh monomer
glukosamin (2-amino-2-deoksi-D-glukosa). Biopolimer ini disusun oleh dua jenis
amino yaitu glu- kosamin (2-amino-2-deoksi-D-glukosa, 70-80%) dan N-
asetilglukosamin (2-asetamino-2- deoksi-D-gluko- sa, 20-30%). Kitosan diperoleh
dengan cara merubah kitin menjadi kitosan melalui proses deasetilasi. Kitin dapat
diperoleh melalui tahapan yaitu demineralisasi dan deproteinasi. Proses
demineralisasi menggunakan larutan asam sedangkan deproteinasi menggunakan
basa dengan konsentrasi tinggi. Setelah kitin diperoleh, kemudian dilanjutkan
proses deasetilasi dengan larutan basa konsentrasi tinggi untuk memperoleh
kitosan (Wittriansyah et al., 2019).
Kitosan adalah suatu polisakarida berbentuk linier yang terdiri dari
monomer N- asetilglukosamin dan D-glukosamin. Bentukan derivatif deasetilasi
dari polimer ini adalah kitin. Kitin adalah jenis polisakarida terbanyak ke dua di
bumi setelah selulosa, kitin dapat diperoleh dari crustacean atau berbagai fungi.
Kitin merupakan polimer linier yang tersusun oleh 2000 – 3000 monomer n-asetil
D-glukosamin dalam ikatan ß(1-4) atau 2-asetamida-2-deoksi-D-glukopiranol
5
2.3 Ikan
Salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat mengkonsumsi ikan asin
adalah terlalu banyaknya jumlah konsentrasi garam yang diberikan pada ikan
sehingga ikan terasa sangat asin dan tidak enak di lidah bila mengkonsumsinya
terlalu banyak. Dengan konsentrasi larutan garam dan lama pengeringan yang
digunakan dalam pembuatan ikan asin diduga dapat mempengaruhi mutu dan
penerimaan konsumen terhadap ikan asin. Selain itu mutu produk merupakan hal
yang sangat penting yang akan menentukan masa simpan serta jangkauan
pemasaran. Suatu produk dikatakan memiliki mutu yang baik apabila produk
tersebut telah memiliki kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan. Salah
satu standar yang ditetapkan oleh pemerintah adalah Standar Nasional Indonesia
(SNI). Salah satu parameter mutu yang harus diperhatikan untuk produk ikan asin
kering adalah mutu proksimat serta keberadaan bahan pengawet berbahaya seperti
boraks dan formalin (Yusra, 2017).
Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang
diawetkan dengan menambahkan banyak garam. Metode pengawetan ini dapat
memperlambat pembusukan daging ikan sepat dengan cara disimpan disuhu
kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan dan ditutup rapat. Ikan sebagai bahan
6
makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial
yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%,
dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna oleh konsumen. Dengan
demikian prinsip pembuatan olahan ikan asin merupakan salah satu cara untuk
memperpanjang daya simpan dan menambah nilai jual dari berbagai produk
makanan (Tambunan et al., 2018).
Dengan kandungan protein dan air yang cukup tinggi, Ikan merupakan
bahan pangan yang cepat mengalami kerusakan atau mengalami kemunduran
mutu. Dekomposisi protein dan lemak merupakan akibat dari kerusakan produk
perikanan yang bersifat enzimatis, oksidatif maupun bakteriologis. Kerusakan
protein akan mengakibatkan terjadinya kebusukan sedangkan kerusakan lemak
akan mengakibatkan terjadinya ketengikan, Ketengikan akan menyebabkan
penurunan kualitas gizi, sensori dan keamanan bahan pangan tersebut yang
disebabkan oleh terbentuknya senyawa sekunder yang berpotensi toksik seperti
komponen karbonil termasuk acrolein yang erat kaitannya dengan karsinogenesis
pada epitel bronchi manusia (Jusnita, 2018).
Oleh sebab itu, sangat penting bagi masyarakat yang akan mengkonsumsi
ikan untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan kesegaran ikan. Adapun ciri-ciri
ikan yang mulai mengalami pembusukan dapat dilihat dari kenampakan luar,
kelenturan daging, keadaan mata, keadaan insang, sisik dan pH. Ikan yang sudah
tidak segar atau mengalami pembusukan memiliki pH yang tinggi (basa). Hal ini
disebabkan karena adanya senyawa-senyawa yang bersifat basa, misalnya:
amoniak, trimetilamin, dan senyawa volatile lainnya yang juga bermanfaat bagi
tubuh. Daging dan ikan selain merupakan salah satu sumber protein hewani, juga
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme terutama bagi
pertumbuhan bakteri (Salamah dan Jamilatun, 2017).
Dengan :
A = log(Po/P) = absorbansi
A1588 = Absorbansi pada panjang gelombang 1588 cm-1 untuk serapan gugus
amida/asetamida (CH3CONH-)
A3410 = Absorbansi pada panjang gelombang 3410 cm-1 untuk serapan gugus
hidroksil (OH-).
lain adalah muatan positif kitosan berinteraksi dengan DNA bakteri, yang
mengakibatkan terhambatnya sintesis RNA dan protein.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. dan Nugroho, P. 2016. Aplikasi Kitosan Limbah Udang sebagai
Pengawet Ikan Patin (Pangasius sp.). Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
“Kejuangan". 17, Maret 2016, Yogyakarta, Indonesia. 1-6.
Arsad, S., Afandy, A., Purwadhi, A. P., Maya, V. B., Saputra, D. K. dan Buwono,
N. R. 2017. Studi Kegiatan Budidaya Pembesaran Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei) dengan Penerapan Sistem Pemeliharaan Berbeda.
Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan. 9 (1): 1-14.
Jusnita, N. 2018. Pengawetan Ikan Secara Alami. Jurnal BERDIKARI. 1 (1):6–13.
Khaerudin, Hamidah, A. dan Kartika, W. D. 2019. Jenis–jenis ikan hasil
tangkapan nelayan di Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung
Barat, Provinsi Jambi. Jurnal Iktiologi Indonesia. 18 (2): 115-126.
Luwitono, C. P. W. D. dan Darmawan, P. 2019. Analisis Pengawet Natrium
Benzoat pada Selai Stroberi Curah di Pasar Tradisional. jurnal Biomedika, 12
(2): 244–250.
Mustafiah, M., Darnengsih, D., Sabara, Z. dan Abdul Majid, R. 2018.
Pemanfaatan Kitosan Dari Limbah Kulit Udang Sebagai Koagulan
Penjernihan Air. Journal Of Chemical Process Engineering. 3 (1): 27-32.
Nirmala, D., Masithah, E. D. dan Purwanto, D. A. 2015. Kitosan Sebagai
Alternatif Bahan Pengawet Kamboko Ikan Kurisi(Nemipterus
nematophorus ) pada Penyimpanan Suhu Dingin. Jurnal Ilmiah Perikanan
dan Kelautan. 8 (2): 109-125.
Rizqiyah, N., Karina, S. dan Musman, M. 2017. Uji Pendahuluan Kitosan Pada
Penyimpanan Ikan Layang (Decapterus Macrosoma). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 2 (4): 530-533.
Salamah, S. dan Jamilatun, S. 2017. Pemanfaatan Asap Cair Food Grade yang
Dimurnikan dengan Arang Aktif sebagai Pengawet Ikan Nila. Eksergi. 14
(2): 29-34.
Saputro, A. N. C. dan Ovita, A. L. 2017. Synthesis and Characterization of
Bioplastic from Chitosan-Ganyong Starch (Canna edulis). JKPK (Jurnal
Kimia Dan Pendidikan Kimia). 2 (1): 13-21.
Tahir, M., Nardin, dan Nurmawati, J. S. 2019. Identifikasi pengawet dan pewarna
berbahaya pada bumbu giling yang diperjualbelikan di pasar daya makassar.
Jurnal Media Laboran. 9 (1): 21-28.
Tambunan, S. B., Syahputra, N. dan Amin, N. 2018. Karakteristik Warna Ikan
Asin Sepat Sebagai Indikator Pengawet Formalin Di Pasar Tradisional Desa
Tunas Jaya Muaradua. BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi Dan
Kependidikan. 5 (2): 88-97.
Trisnawati, E., Andesti, D. dan Saleh, A. 2013. Pembuatan Kitosan dari Limbah
Cangkang Kepiting sebagai Bahan Pengawet Buah Duku dengan Variasi
Lama Pengawetan. Jurnal Teknik Kimia. 19 (2): 17-26.
Wittriansyah, K., Soedihono, S. dan Satriawan, D. 2019. Aplikasi Kitosan Emerita
sp. Sebagai Bahan Pengawet Alternatif pada Ikan Belanak (Mugil cephalus).
Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan. 11(1): 34-42.
Yusra, Y. 2017. Analisis Kandungan Formalin Ikan Asin Kering Di Gasan
Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Jurnal Katalisator. 2
(1): 20-28.
11
B. Riwayat Pendidikan
Jejang
S1 S2 S3
Pendidikan
Nama Perguruan Universitas Universitas Universitas
Tinggi Andalas Andalas Andalas
Bidang Ilmu Kimia Kimia Analitik Kimia Analitik
Tahun Masuk-
1992-1997 1997-1999 2014-2017
Lulus
Judul Penentuan Tanin Metode Studi Kinetika dan
Skripsi/Thesis/ Secara Spektrofotomete Isoterm Adsorbsi
Disertasi Spektrofotometr r untuk ion-ion
i Serapan Atom penentuan nitrat Pb(II),Cd(II) dan
(SSA) tidak dan nitrit secara Zn(II)Pada
Langsung simultan Biosorben biji
durian (Durio
zibethinus) non
amo-bilisasi dan
18
menerapkan model
pembelajaran inkuiri untuk
meningkatkan pemahaman
konsep belajar kimia
Biosorbsi ion logam Pb
Penelitian
3. 2014 menggunakan biji durian 5.000.000
Mandiri
(Durio zibethinus)
Biosorbsi ion logam
Pb(II), Cd(II) dan Zn(II)
dalam larutan Penelitian
4. 2017 menggunakan biosorben Disertasi 50.000.000
biji durian(Durio Doktor (Ketua)
zibethinus) teramobilisasi
Alginat
Penggunaan Biji Durian
(Durio zibethinus)
PNBP Fakultas
5. 2018 Teramobilisasi Ca-alginat 45.000.000
(Ketua)
Sebagai Biosorben Ion
Logam Berat Hg(II)
Aktifitas Antioksidan dan
Uji iritasi sediaan masker
PNBP LPPM
6. 2018 gel peel off ekstrak etanol 40.000.000
(Ketua)
buah pedada (Sonneratia
caseolaris)
Ekstrak Biji Alpukat
( Persea americana mill)
Sebagai Biomaterial PNBP Fakultas
7. 2018 45.000.000
Inhibitor Korosi Baja (Anggota)
Lunak dalam Larutan
Asam Sulfat
Pembuatan dan
Karakterisasi Komposit
Magnetit Oksida Besi-
PNBP Fakultas
8. 2019 Karbon Aktif Dari 33.500.000
(Ketua)
Cangkang Sawit Sebagai
Adsorben Ion Logam
Cd(II) dan Cr(III).
Pemanfaatan Serat Daun
Nanas (Ananas comosus)
Teramobilisasi PNBP Fakultas
9. 2019 33.500.000
Ca-alginat Sebagai (Ketua)
Adsorben Zat Warna
Rodamin B
10. 2019 Analisis Sifat Elektrokimia PNBP 33.500.000
20
Pendanaan
No Tahun Judul
Sumber Jumlah (Rp)
Penerapan Pendekatan saling
Temas Melalui Model GI Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Minat DIPA
1. 2012 3.500.000,-
Belajar IPA siswa Kelas VIIIB UNJA
SMPN 14 Kota Jambi Pada Materi
Zat Aditif
Penyuluhan Pemanfaatan Obat
DIPA
2. 2012 Keluarga di RT 02 Kel. Bagan 3.500.000,-
UNJA
Pete Kec. Kota Baru Jambi
Penyuluhan Pengaruh Zat Aditif
DIPA
3. 2014 Makanan Bagi Kesehatan di RT 58 5.000.000,-
UNJA
Kel. Kenali Besar Kota Baru Jambi
Introduksi teknologi Kosmetika
dengan bahan baku arang aktif DIPA
4. 2018 cangkang sawit sebagai peawatan LPPM 15.000.000,-
kulit wajah di Paguyuban PT NSP UNJA
Desa Sungai Gelam Muara Jambi
Penyuluhan Pemanfaatan Barang
Bekas Sebagai Pengganti pipa
PNBP
PVC pada pembuatan biopori
5. 2019 Fakultas 8.000.000
sebagai lubang resapan di RT
(Anggota)
Kelurahan Kenali Besar Kec.
Alam Barajo Kota Jambi
Pemanfaatan Media Pembelajaran PNBP
6. 2019 Berbasis Digital dalam Fakultas 10.000.000
Pembelajaran Biologi (Anggota)
21
durian (Durio
zibethinus)
teramobilisasi Ca-
alginat
Penggunaan biji durian
12-13 Oktober 2018 di
Seminar Nasional (Durio zibethinus) yang
7. Jurusan Kimia UIN
Kimia diamobilisasi Ca-
Bandung
alginat sebagai
24