PEMBUKA BELAJAR
“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad
sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku
kefahaman”
MUTU PROTEIN
• Daya cerna
– Nilai cerna protein. Mudah dicerna (dihidrolisis) oleh enzim
pencernaan.
• Kandungan asam amino esensial
– Kandung AA esensial lengkap dan jumlah yang cukup
PROTEIN QUALITY
• Complete protein
– Mengandung semua AA esensial dlm jumlah yang dibutuhkan tubuh utk
mencegah defisiensi.
• Animal proteins (except gelatin)
• Dairy proteins
• Soy protein
• Incomplete protein
– Sedikit sekali jumlah satu atau beberapa AA esensial utk menunjang
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
• Cannot serve as a sole source of protein in the diet without deficiency developing
• Limiting AA (LAA) is the essential AA present in the lowest quantity in the food
• Most plant proteins are incomplete proteins (except soy)
• Complementary proteins
– Kombinasi incomplete proteins ketika ditambahkan bersama
menghasilkan complete protein (eg, beans and rice)
• Legumes: methionine, lysine
• Grains: methionine, lysine
• jumlah nitrogen yang ditahan tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
yang berasal dari jumlah nitrogen yang di absorpsi
• Prinsip → nitrogen yg tertinggal dalam tubuh, dibandingkan nitrogen yang diserap
tubuh
• Prosedur:
– 2 diet (dengan protein & tanpa protein) diberikan selama 7-10 hari (hewan coba/manusia)
– Pengumpulan urin dan feses
• Kelemahan: jika protein digunakan untuk energy, sulit mengumpulkan feses dan
urin, tidak mempertimbangkan AA pembatas pd diet.
• Makanan yang mempunyai nilai BV 70 atau lebih dianggap mampu memberi
pertumbuhan jika dimakan dalam jumlah cukup dan konsumsi energi mencukupi
• Nilai biologis (dikali 100%)
Milk 1.0
Beef 0.92
Wheat 0.42
Casein 1.0
Peanuts 0.52
Berat
bahan
Kandungan AA setiap gr protein
• FAO 1991
• FAO 1991
Keterbatasan PDCAAS
• Nilai PDCAAS 100% atau 1 → terbatas utk protein kualitas tinggi relatif thd protein
kualitas rendah, tidak mempertimbangkan surplus AA pada komplementer protein
• N feses → overestimates asupan AA
• Anti-nutritional factors di protein nabati atau produk olahan → kehilangan AA
endogenous >>
• Penggunaan pola penilaian kecukupan (scoring pattern reference) → berdasarkan
kebutuhan minimum utk pertumbuhan dan pemeliharaan minimum usia 2-5 th,
tidak merefleksikan asupan optimal.
METODE – DIAAS
(Digestible Indispensable Amino Acid Score )
dibagi 75
Recommended amino acid scoring patterns for infants, children and
older children, adolescents and adults
NOTE:
SAA = sistein+metionin
AAA = fenilalanin+tirosin
His, histidine; Ile, isoleucine; Leu, leucine; SAA, sulphur amino acids; AAA, aromatic amino
acids, Thr, threonine, Trp, tryptophan;
Val, valine, Lys, Lysine
REFERENSI
• Lee WT, Weisell R, Albert J, Tomé D, Kurpad AV, Uauy R. Research Approaches and Methods for Evaluating the
Protein Quality of Human Foods Proposed by an FAO Expert Working Group in 2014. J Nutr. 2016
May;146(5):929-32.
• World Health Organization, Food and Agriculture Organization of the United Nations, United Nations University.
2007. Protein and amino acid requirements in human nutrition.
• Food And Agriculture Organization Of The United Nations. 2013. Dietary protein quality evaluation in human
nutrition, Report of an FAO Expert Consultation.
• Muchtadi, Deddy. Teknik evaluasi nilai gizi protein. Bandung: Alfabeta, 2010.
• Gilani S, Tomé D, Moughan P, Burlingame B. Report of a Sub-Committee of the 2011 FAO Consultation on
“Protein Quality Evaluation in Human Nutrition” on: The assessment of amino acid digestibility in foods for
humans and including a collation of published ileal amino acid digestibility data for human foods. 2012. FAO.
DOA PENUTUP
BELAJAR
يم
ِ ح ن ه
ِ الر َ ح
ِ م ِ م ه
َّللا ه
ْ الر ْ ِب
ِ س