Anda di halaman 1dari 56

Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan

(F.429110.001.01)

Objektif:

 Melakukan Identifikasi Permasalahan Dan Kebutuhan Kawasan.


 Menentukan Metode Analisis Perencanaan.

 Menganalisis Kebutuhan Jaringan Drainase Pada Kawasan


Perencanaan

Pengarah

Penanggung Jawab
Dr. Budi Santosa

Tim Penyusun

Diterbitkan Oleh

Dicetak Oleh :
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
Atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis penerbit

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)


ISBN :
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

KATA PENGANTAR

Sebagai lembaga yang memberikan sertifikat keahlian, Lembaga Sertifikasi Profesi


(LSP) perlu menyusun Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi. Modul pelatihan
berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program
pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kategori Konstruksi Golongan Pokok
Konstruksi Bangunan Sipil pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Operasi dan
Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai dengan materi Unit
Kompetensi Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan (UK F 422110.001.01),
merupakan bagian dari bahan ajar pelatihan dengan skema Perencanaan Operasi
dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai .
Dalam proses penyusunan modul ini tentunya tidak akan terwujud tanpa bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak antara lain:
1. Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM. selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Dr. Raden Supriyanto, MSc. selaku Ketua LSP Universitas Gunadarma
3. Dr. Setia Wirawan, SKom., MMSI. Selaku Manajer Sertifikasi LSP
Universitas Gunadarma
4. Dr. Karmilasari, SKom., MM. selaku Manajer Administrasi/ Mutu LSP
Universitas Gunadarma
5. Dr. Raziq Hasan, ST., MTArs. selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Gunadarma.
6. Dr. Heri Suprapto, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Gunadarma.

Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar
tujuan dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 3 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita
dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan
pelatihan di lembaga pelatihan kerja .

Tim Penyusun

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 4 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 3

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 5

DAFTAR GAMBAR ........................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL.............................................................................................. 7

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 8

1.1 Tujuan Umum.............................................................................. 8

1.2 Tujuan Khusus ............................................................................. 8

BAB 2 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN


KAWASAN ............................................................................................ 9

2.1. Permasalahan Dan Kebutuhan Kawasan Rencana Diuraikan


Berdasarkan Dokumen Dan Informasi Tentang Perencanaan
Kawasan Yang Telah Ada Serta Data Hasil Rangkuman ........... 9

2.2. Permasalahan dan Kebutuhan Kawasan Perencanaan Dipilah


Dalam Kategori Aspek Teknis Dan Non Teknis ....................... 23

2.3. Hasil Identifikasi Permasalahan Dan Kebutuhan Kawasan


Perencanaan Disusun Berdasarkan Data Hasil Rangkuman
Serta Aspek Teknis Dan Aspek Non Teknis ............................. 29

BAB 3 MENENTUKAN METODE ANALISIS PERENCANAAN ........... 38

3.1. Pengendalian Daya Rusak Air ................................................... 38

3.2. Sistem Informasi Sumber Daya Air .......................................... 39

3.3. Pemberdayaan dan Pengawasan ................................................ 40

3.4. Metode yang telah dipilih ditetapkan sesuai dengan tujuan


perencanaan dituangkan dalam tabel ......................................... 41

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 5 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

BAB 4 MENGANALISIS KEBUTUHAN JARINGAN DRAINASE


PADA KAWASAN PERENCANAAN .............................................. 47

4.1. Rangkuman Data Dan Informasi Kondisi Jaringan Drainase


Serta Rencana Pengembangan Dianalisis Untuk Menghasilkan
Konsep Desain ........................................................................... 47

4.2. Hasil Sosialisasi Dan Konsultasi Masyarakat Terkait Dengan


Usulan Sistem Jaringan Drainase Dan Sarana Pendukung
Dalam Bentuk Focus Group Discussion (FGD) Disusun .......... 51

4.3. Usulan Kebutuhan Sistem Jaringan Drainase Dan Sarana


Pendukung Kawasan Perencanaan Berdasarkan Hasil
Sosialisasi Dan Konsultasi Dengan Masyarakat Dibuat Dalam
Format Tabel ............................................................................. 52

4.4. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase ............ 53

BAB 5 PENUTUP ........................................................................................... 56

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 6 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kriteria Parameter Genangan ............................................................... 16


Tabel 2. 2 Kriteria Kerugian Ekonomi .................................................................. 17
Tabel 2. 3 Kriteria Gangguan Sosial dan Fasilitas Pemerintah ............................. 17
Tabel 2. 4 Kriteria Gangguan transportasi ............................................................ 17
Tabel 2. 5 Kriteria Gangguan pada perumahan .................................................... 18
Tabel 2. 6 Kriteria Gangguan hak milik pribadi ................................................... 18
Tabel 2. 7 Pendekatan Permasalahan Berdasarkan Aspek teknis Metode Struktur
............................................................................................................................... 31
Tabel 2. 8 Penyebab Banjir Dan Prioritasnya ....................................................... 35
Tabel 3. 1 Analisis Pengendalian Daya Rusak Air ............................................... 39
Tabel 3. 2 Analisis Sistem Informasi Sumber Daya Air ....................................... 40
Tabel 3. 3 Analisis Pemberdayaan dan Pengawasan ............................................ 40
Tabel 3. 4 matrik dasar penyusunan program dan kegiatan rencana pengelolaan
sumber daya air WS. ............................................................................................. 41
Tabel 3. 5 Pengaturan pelestarian daerah resapan ................................................ 42
Tabel 3. 6 Pengaturan peruntukan air dengan mengelompokkan penggunaan air
pada sumber air ..................................................................................................... 42
Tabel 3. 7 Metode Perancangan Saluran Drainase................................................ 43
Tabel 3. 8 Metode Perancangan Dinding Penahan Tanah untuk saluran Drainase
............................................................................................................................... 44
Tabel 3. 9 Metode Perancangan Bangunan Pengendali Sedimen (Check Dam)... 45
Tabel 3. 10 Metode Perancangan Bendungan dan Waduk ................................... 46
Tabel 3. 11 Konsep Matrik Upaya Fisik Dan Non Fisik Aspek Pengendalian Daya
Rusak Air .............................................................................................................. 52
Tabel 3. 12 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase ..................... 54

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 7 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Umum


Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu melakukan analisis pada
kawasan perencanaan jaringan drainase.

1.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku melakukan analisis
kawasan perencanaan ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Menguraikan permasalahan dan kebutuhan kawasan rencana berdasarkan
dokumen dan informasi tentang perencanaan kawasan yang telah ada serta
data hasil rangkuman.
2. Memilah permasalahan dan kebutuhan kawasan perencanaan dalam kategori
aspek teknis dan non teknis.
3. Menyusun hasil identifikasi masalah dan kebutuhan kawasan perencanaan
berdasarkan data hasil rangkuman serta aspek teknis dan non teknis.
4. Mengidentifikasi metode analisis yang akan dilaksanakan sesuai dengan hasil
rangkuman data.
5. Memilih metode analisis sesuai dengan kondisi kawasan perencanaan.
6. Menetapkan metode analisis sesuai dengan tujuan perencanaan.
7. Menganalisis rangkuman data dan informasi kondisi jaringan drainase serta
rencana pengembangan untuk menghasilkan konsep desain.
8. Menyusun hasil sosialisasi dan konsultasi masyarakat terkait dengan usulan
sistem jaringan drainase dan sarana pendukung dalam Focus Group
Disscusion (FGD)
9. Menyusun usulan kebutuhan sistem jaringan drainase dan sarana pendukung
kawasan perencanaan berdasarkan hasil sosialisasi dan konsultasi dengan
masyarakat dalam format tabel.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 8 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

BAB 2
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN KAWASAN

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu :
1. Menguraikan permasalahan dan kebutuhan kawasan rencana berdasarkan
dokumen dan informasi tentang perencanaan kawasan yang telah ada serta
data hasil rangkuman.
2. Memilah permasalahan dan kebutuhan kawasan perencanaan dalam kategori
aspek teknis dan non teknis.
3. Menyusun hasil identifikasi masalah dan kebutuhan kawasan perencanaan
berdasarkan data hasil rangkuman serta aspek teknis dan non teknis.

2.1. Permasalahan Dan Kebutuhan Kawasan Rencana Diuraikan


Berdasarkan Dokumen Dan Informasi Tentang Perencanaan Kawasan
Yang Telah Ada Serta Data Hasil Rangkuman
A. Permasalahan di Lapangan
Permasalahan di lapangan adalah alasan yang mendorong dilakukannya
perencanaan di bidang drainase. Alasan yang biasanya dipertimbangkan adalah
terjadinya genangan banjir dengan frekuensi yang sering dan dengan kuantitas yang
membahayakan. Laporan tentang genangan banjir harus di dukung dengan data data
dan dokumen yang memadai dan lengkap. Data mengenai genangan yang perlu
diketahui adalah :
1. Lokasi genangan, lokasi genangan harus disebutkan dengan rinci dan
lengkap, misalnya nama kota kecamatan, kelurahan, RW, RT dan
informasi lengkap gambaran luas genangan. Lokasi yang akurat akan
memberikan informasi hidrolik daerah yang akan di rencanakan.
2. Lama genangan, lama genangan dan frekuensi genangan bisa didapatkan
berdasarkan informasi dari penduduk.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 9 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

3. Tinggi genangan, informasi tentang tinggi genangan banjir akan


bermanfaat dalam menaksir kerugian yang disebabkan banjir tersebut.
Genangan setinggi 3 meter dalam waktu singkat misal 1 jam, akan sangat
merugikan bila dibanding dengan genangan setinggi 0,10 meter dengan
durasi 2 hari.
4. Besarnya kerugian, kerugian yang disebabkan oleh banjir bisa meliputi
kerugian jiwa, raga, maupun harta benda, maupun waktu.
B. Identifikasi Kondisi Sistem Drainase Eksisting Yang Ada
Genangan air yang terjadi di lokasi yang akan di rencanakan harus di identifikasi
terlebih dahulu apa penyebabnya agar dapat diketahui penyebab banjir tersebut,
apakah karena memang belum ada sistem drainase, atau sudah ada sistem drainase
tetapi tidak berfungsi dengan baik. Keadaan seperti ini bisa dilakukan melalui
survey langsung kelapangan atau melalui pengecekan dokumen tentang
perencanaan sistem drainase yang pernah di buat dan dilaksanakan, dan studi-studi
dan penelitian yang terkait dengan permasalahan wilayah tersebut. studi-studi dan
penelitian tersebut biasanya terkait dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimana banjir dan genangan yang terjadi, di DAS nya ?
2. Bagaimana frekuensinya dan tingkat keparahannya ?
3. Apakah sudah ada sistem drainase di lapangan sebelumnya ?
4. Bagaimana ukuran dan dimensinya ?
5. Sudah berapa lama di bangun ?
6. Bagaimana kondisinya ?
7. Apakah ada kerusakan ?
8. Apakah masih berfungsi dengan baik, berfungsi 50%, dan lainnya ?
9. Apakah ada sumbatan sampah..?
10. Apakah terkait kondisi hulu..?
11. Bagaimana kondisi tata guna lahan di hulu..?
12. Apakah terjadi erosi di hulu...?
13. Apakag terjadi sedimentasi di saluran..?
C. Mengumpulkan Data

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 10 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Data yang dikumpulkan data yang terkait dengan permasalahan yang ada, antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Data spasial antara lain:
a. studi-studi terkait.
b. data rencana pengembangan kota.
c. foto udara, atau citra satelit.
d. peta topografi.
e. peta tata guna lahan.
f. peta jenis tanah.
g. peta geologi.
h. peta air tanah (hidrogeologi).
i. peta jaringan drainase eksisting dan bangunan-bangunannya.
j. peta arah aliran.
k. lokasi genangan.
l. Peta jaringan infrastruktur bawah tanah (air bersih, kabel
telekomunikasi, listrik, dll).
m. penduduk dan kepadatan penduduk.
2. Data hidrologi antara lain:
a. daerah pengaliran sungai atau saluran.
b. data stasiun klimatologi dan/atau stasiun penakar hujan.
c. data debit sungai dan saluran.
d. data genangan (tinggi genangan, kedalaman, lama genangan,
frekuensi kejadian).
e. data sumber air.
f. data sedimentasi.
g. datapasangsurut.
h. data fasilitas pemanenan air hujan: kolam, embung, waduk, sumur
resapan, biopori, bioretensi, dll.

3. Data hidrolika dan bangunan pelengkap antara lain:

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 11 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

a. data dimensi saluran saluran (panjang, lebar, kedalaman, bahan,


tahun dibangun, kapasitas).
b. data bangunan: pintu air, gorong-gorong, box culvert, stasiun
pompa (jenis bangunan, letak, tahun dibangun, dimensi, kapasitas,
fungsi, saringan sampah).
c. Kondisi badan air penerima (elevasi permukaan air tertinggi,
sedimentasi, penyempitan).
4. Data sarana dan prasarana kota lainnya, antara lain:
a. Gambar jaringan utilitas yang ada, jaringan listrik, jaringan air
PDAM, jaringan telpon, jaringan pipa gas (kalau ada).
b. Gambar rencana pengembangan jaringan utilitas tersebut diatas.
5. Data lain:
a. Harga bahan dan upah.
b. Analisis harga satuan setempat.
c. Data kerugian akibat genangan.
D. Inventarisasi Kondisi Sistem Drainase Eksisting

Inventarisasi kondisi sistem drainase eksisting dilakukan dengan langkah-langkah


sebagai berikut:
1. Buat peta pembagian sistem, sub-sistem drainase berdasarkan peta
topografi dan kondisi aktual di lapangan.
2. Susun besaran daerah pengaliran (catchment area dalam Ha) saluran,
sungai, menjadi sub-sub sistem daerah pengaliran.
3. Hitung panjang saluran (dalam “m”) dan nama badan air penerimanya
dari setiap saluran yang ada.
4. Inventarisir semua komponen sistem drainase, baik saluran maupun
bangunan pendukungnya, jika data tidak tersedia, ukur dimensi
saluran dan/atau segmen saluran, serta bangunan lainnya.
5. Lakukan cek lapangan untuk memastikan kondisi yang ada sesuai
dengan data.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 12 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

6. Catat permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran,


segmen saluran dan bangunan lainya beserta foto kondisinya.
E. Analisa Masalah Dan Kebutuhan

Analisis yang dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:


1. Analisis kondisi eksisting yaitu:
a. Analisis kapasitas sistem drainase eksisting: kapasitas saluran,
segmen saluran, dan bangunan pendukungnya.
b. Bandingkan analisis pada point a) dengan kapasitas rencana (awal);
jika kapasitas eksisting lebih besar atau sama dengan kapasitas
awal, maka komponen sistem drainase yang bersangkutan masih
aman, sebaliknya perlu dilakukan tindakan.
2. Analisis kebutuhan:
a. Tentukan rencana saluran sesuai topografi dan rencana tata guna
lahan dan/atau tata ruang. Dalam penataan jaringan saluran
drainase diusahakan sebanyak mungkin mengikuti pola eksisting
dan alur alam. Kembangkan sistem gravitasi, sistem pompa hanya
dipakai kalau tidak ada alternatif lain.
b. Tentukan kala ulang pada masing-masing saluran dan/atau segmen
saluran sesuai dengan klasifikasi kota dan orde saluran.
c. Analisis hujan kawasan dan intensitas hujan sesuai dengan kala
ulang yang diperlukan.
d. Hitung debit rencana masing-masing saluran dan/atau segmen
saluran dengan metode yang sesuai, untuk sistem pompa dan/atau
sistem polder perlu dihitung hidrograf banjir.
e. Analisis perbedaan antara kebutuhan (point d) dan kondisi yang
ada (sub bab 3.3, bagian 1, point a). Apabila kapasitas saluran
existing lebih besar atau sama dengan debit rencana, maka saluran
yang ada dapat digunakan. Apabila saluran existing lebih kecil dari
rencana, maka saluran tersebut perlu ada tindakan.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 13 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

f. Tindakan yang dilakukan diarahkan untuk penurunan debit, dengan


mengimplementasikan fasilitas pemanenan air hujan. Jika dengan
tindakan ini kapasitas saluran masih lebih kecil dari debit yang
akan terjadi, baru dilakukan peningkatan kapasitas.

F. Analisa Solusi

Dari peta genangan, kemudian dibuat beberapa alternatif pemecahan atau solusi dan
dipilih satu alternatif yang paling efisien dan efektif. Alternatif itu yang dijadikan
dasar untuk perencanaan detail dan penyusunan program tahunan.

G. Menyusun Usulan Sistem Drainase Perkotaan

Menyusun usulan sistem drainase perkotaan dilaksanakan dengan langkah-langkah


sebagai berikut:
1. Susun pola aliran dan sistem drainase kota dengan alternatif sistem.
Alternatif sistem yang dimaksud adalah beberapa alternatif yang
diambil untuk memecahkan masalah genangan dalam satu lokasi.
Dipilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk mengatasi
genangan dalam lokasi tersebut demikian pula untuk lokasi genangan
lainnya. Jaringan drainase hasil alternatif dan jaringan drainase lainnya
yang baik yang dapat mengatasi genangan dalam kota, sehingga tak ada
genangan untuk kala ulang tertentu disebut pola aliran sistem drainase
kota.
2. Buat urutan prioritas sub sistem drainase. Dari pola aliran sistem
drainase seperti butir 1 di atas, kemudian disusun prioritas sub-
sistemnya berdasarkan kebutuhan daerah masing-masing.
3. Tentukan debit rencana (m3/detik) dari masing-masing saluran. Debit
masing-masing saluran telah dihitung pada saat menganalisis
kebutuhan.
4. Rencanakan bentuk-bentuk penampang dan bangunan pelengkapnya
pada masing-masing saluran. Sebaiknya dalam perencanaan baru atau
normalisasi digunakan penampang ekonomis, sedangkan untuk

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 14 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

pekerjaan rehabilitasi digunakan bentuk profil lama dengan dimensi


yang berbeda.
5. Tentukan luas lahan yang akan dibebaskan. Untuk pekerjaan baru, lebar
lahan yang dibebaskan tergantung dari lebar atas saluran, ditambah
lebar tanggul apabila ada tanggul dan ditambah lebar jalan inspeksi di
kiri kanan saluran, tergantung kebutuhan dan luas lahan yang
dibebaskan, lebar lahan yang dibebaskan kali panjang saluran. Untuk
pekerjaan normalisasi, lebar yang dibebaskan dikurangi lebar atas
saluran yang ada.
6. Perkirakan besar biaya ganti rugi lahan. Apabila lahan yang akan
dibebaskan telah diketahui, maka harga satuan besarnya ganti rugi
dapat diperkirakan, biasanya oleh tim yang dibentuk oleh Pemda
setempat berdasarkan peraturan yang berlaku.
H. Menyusun Usulan Prioritas

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun usulan prioritas adalah


sebagai berikut:
1. Susun tabel skala prioritas berdasarkan parameter dan jumlahkan nilai
semua parameter untuk masing-masing sub sistem drainase atau komponen
drainase yang dinilai.
Parameter penentuan prioritas penanganan meliputi hal sebagai berikut:
a. Parameter genangan, meliputi tinggi genangan, luas genangan,
frekuensi genangan dalam satu tahun dan lama genangan terjadi.
Kriteria parameter genangan seperti dalam Tabel 1.
b. Parameter ekonomi, dihitung perkiraan kerugian atas fasilitas
ekonomi yang ada, seperti: kawasan industri, fasum, fasos,
perkantoran, perumahan, daerah pertanian dan pertamanan. Kriteria
kerugian/kerusakan ekonomi seperti dalam Tabel 2.
c. Parameter gangguan sosial dan fasilitas pemerintah, seperti:
kesehatan masyarakat, keresahan sosial dan kerusakan lingkungan

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 15 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

dan kerusakan fasilitas pemerintah. Kriteria gangguan sosial dan


fasilitas pemerintah seperti dalam Tabel 3.
d. Parameter kerugian dan gangguan transportasi. Kriteria kerugian
dan gangguan transportasi seperti dalam Tabel 4.
e. Parameter kerugian pada daerah perumahan, kriterianya seperti
dalam Tabel 5.
f. Parameter kerugian hak milik pribadi/rumah tangga, kriterianya
seperti dalam Tabel
Tabel 2. 1 Kriteria Parameter Genangan

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 16 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Tabel 2. 2 Kriteria Kerugian Ekonomi

Tabel 2. 3 Kriteria Gangguan Sosial dan Fasilitas Pemerintah

Tabel 2. 4 Kriteria Gangguan transportasi

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 17 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Tabel 2. 5 Kriteria Gangguan pada perumahan

Tabel 2. 6 Kriteria Gangguan hak milik pribadi

Jumlah nilai dari keenam kriteria tersebut di atas berkisar antara 0 s/d 600.
Nilai tertinggi merupakan kawasan dengan prioritas utama, makin rendah
nilainya makin rendah pula prioritasnya. Uraian lebih lanjut tentang
penentuan prioritas penanganan genangan
2. Urutkan jumlah nilai pada masing-masing sub sistem drainase atau
komponen drainase dari nilai tertinggi ke nilai terendah. Nilai tertinggi
menempati prioritas pertama dan nilai terendah menempati prioritas
terakhir.

3. Susun kegiatan berdasarkan hasil penilaian pada point 2) menjadi tahapan


mendesak (5 tahun), menengah (10 tahun), dan panjang (25 tahun),
kemudian disusun jangka waktu pelaksanaannya: jadwal tahunan, jangka
pendek 5 tahun, menengah 10 tahun dan jangka panjang 25 tahun.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 18 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Hal –hal lain yang perlu dipertimbangkan perencanaan drainase antara lain.
a. Kondisi Topografi
Peta topografi yang digunakan biasanya dalam skala 1 : 25000 atau 1 : 50000,
umumnya data tersebut sudah tersedia pada Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) di daerah bogor. Peta dalam skala kecil masih
sering digunakan misalnya skala 1 : 1000 maupun 1 : 2000. Peta dengan skala kecil
bisa didapatkan dengan pengukuran langsung dilapanga seluas wilayah yang
diperlukan. hasil pengukuran dituangkan dalam peta yang dilengkapi dengan garis
kontour dengan beda tinggi 0,5 meter untuk tempat yang sangat datar dan 1 meter
untuk tempat yang datar. Dalam pengukuran dilapangan dilakukan pula pengukuran
sampai ke alur buangan (sungai) terdekat, beserta muka air pada saat banjir. Apabila
pengukuran dilakukan pada musim kemarau, keadaan muka air banjir bisa di
tanyakan pada penduduk sekitar.
b. Kondisi Tata Guna Lahan
Data tataguna lahan terkait dengan besarnya aliran permukaan. Besarnya aliran
permukaan adalah tergantung dari besarnya hujan dikurangi yang mengalir
dikurangi air yang meresap dan yang menguap kembali. Oleh karena itu kerapatan
permukaan tanah yang berkaitan dengan penggunaan lahan menjadi faktor yang
penting dalam proses aliran, yang nanti disebut sebagai koefisien aliran. Koefisien
adalah prosentase besarnya air yang mengalir, contoh jalan dari beton akan
mengalirkan seluruh air hujan yang jatuh diatasnya,a tau koefisien aliranya sama
dengan 1. Sedangkan lahan berpasir akan meresapkan sebagian besar air yang jatuh
diatasnya, atau koefisien mendekati 0.
c. Kondisi Jenis Tanah
Tiap daerah atau tempat mempunyai jenis tanah yang berbeda beda. Jenis tanah
dapat berupa tanah lempung, tanah berpasir, kapur dan lainnya. Tujuan mempelajari
jenis tanah adalah untuk mengetahui kemampuan tanah dalam meresapkana air.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 19 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

d. Master Plan.
Agar pembangunan berjalan terarah, diperlukan suatu master plan, demikian
pula halnya dalam perencanaan sistem drainase. Sistem drainase adalah kebutuhan
akan saluran untuk mengeringkan genangan dalam sebuah kota. Dengan demikian
master plan drainase harus mengacu pada master plan kota, yang bisa didapat dari
pemerintah daerah setempat.
e. Kondisi prasarana dan utilitas
Prasarana dan utilitas kota lainnya, disamping sistem jaringan irigasi adalah
antara lain jalan raya, pipa air minum, pipa gas, kabel listrik, telephon dan lain
sebagainya. Dengan diketahui prasarana dan utilitas lainnya, maka perencanaan
drainase harus menyesuaikan agar idak menimbulkan permasalahan yang baru.
Contoh jangan merencanakan saluran drainase pada jalur yang sudah ada jalur
telephon atau di jalur yang ada tiang listriknya.
f. Pembiayaan.
Pembangunan jaringan drainase tidah seperti pembangunan jalan tol, yang bisa
memberikan keuntunga secara langsung. Oleh karena itu tidak ada investor yang
mau menenamkan proyek drainase. Meskipun jaringan drainase sangat diperlukan
oleh masyarakat. Pembangunan jaringan drainase tidak mungkin dilakukan sendiri-
sendiri, oleh karena itu pemerintah menyediakan biaya untuk pembangunan
jaringan drainase, lewat APBN maupun pinjaman luar negeri.
g. Kondisi Kependudukan
Data kependudukan dapat di peroleh dari biro statistik. Data kependudukan
digunakan untuk memperkirakan perkembangan atau pertumbuhan penduduk
beberapa tahun mendatang sesuai dengan jangka waktu perencanaan. Selain jumlah
penduduk, lokasi dari penduduk juga perlu dipertimbangkan untuk memperkirakan
air buangan dalam menentukan dimensi saluran disaat musim kemarau.
h. Kelembagaan.
Kelembagaan adalah instansi pemerintah yang terkait dengan keberadaan
sistem drainase, khususnya pada saat pemeliharaan dan pengoperasian . yang harus
diperhatikan adalah berapa jumlah peronil yang ditugaskan untuk menangani
masalah drainase. Bagaimana tingkat pendidikan, jabatan apa yang di terima, posisi

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 20 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

dalam struktur orgasisasi. Setelah selesai pekerjaan sistem jaringan drainase, ada
tahapan pengelolaan dan operasional. Sehingga pada tahapan ini diperlukan
orgasisasi dengan sumber daya dan memerlukan peralatan serta anggaran biaya.
i. Peraturan
Peraturan peraturan yang diperlukan adalah peraturan yang berkaitan dengan
drainase perkotaan, yang sudah ada. Misal perda tentang sistem drainase, tentang
sampah, dan sebagainya. Peninjauan dilakukan apakah peraturan peraturan yang
sudah ada masih cukup memadai dengan sisstem drainase yang akan direncanakan.
j. Aspirasi Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat.
Aspirasi pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan dalam kaitannya
dengan perencanaan drainase. Diskusi untuk menggali aspirasi bisa dilakukan
denga instansi terkaitdan pemda, sehingga perencaan drainase akan lebih terarah.
Peran serta masyarakat dapat di gali dan diperoleh dari dialog dengan masyarakat
yang menderita akibat genangan banjir. Mengajak dialog tokoh tokoh masrarakat
atau yang bisa mewakili kepentingan masyarakat. Dengan dialog ini akan bisa
mengajak masyarakat untuk mencari solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada
dan sekaligus menumbuhkan rasa memiliki apabila sistem jaringan drainase sudah
dilaksanakan. Sehingga bisa melibatkan masyarakat dalam dalam menjaga dan
merawat infrastruktur yang sudah dibangun.
k. Kondisi sosial Ekonomi
Data sosial ekonomi dapat diperoleh dari biro statistik atau kantor kelurahan.
Tujuan mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah untuk menghindari
timbulnya masalah masalah sosial apabila saluran drainase atau bangunan
bangunannya akan dibangun di kemudian hari. Contoh : hindari penempatan
saluran induk ditengah tengah daerah padat penduduk, yang mengakibatkan
terjadinya penggusuran dalam jumlah yang besar
l. Kesehatan lingkungan pemukiman
Masalah lingkungan pemukiman perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
sistem drainase. Karena tujuan pembangunan sistem drainase adalah untuk
meningkatakan kesehatan lingkungan, bukan sebaliknya suatu wilayah yang
tadinya sehat, setelah ada pembangunan sistem drainase menjadi tidak sehat.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 21 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Contoh dengan dibangunnya sistem drainase pada musim kemarau menimbulkan


bau yang tidak enak. Atau saluran drainase menimbulkan meningkatnya populasi
nyamuk.
m. Banjir Kiriman
Perlu dikaji adanya kemungkinan banjir kiriman dari daerah hulu. Hal ini perlu
diantisipasi dalam perencanaan,atau perlu dikoordinasikan dengan instansi lain
yang menangani masalah tersebut.
n. Peta situasi dan pengukuran jalur saluran.
Untuk perencanaan ditail, yaitu penempatan saluran-saluran kwarte dan tersier
diperlukan peta situasi dalam skala 1 : 1000. Pada peta tersebut sudah terdapat
informasi tentang rumah rumah dan posisi rumah, informasi jalan serta kenampaan
kenampaan lain yang penting.
Setelah jalur saluran ditentuan, maka dilakukan pengukuran jalur saluran baik
dalam arah memanjang maupun dalam arah melintang. Arah melintang yang
dilakukan pada tiap jarak 50 meter dengan batas pengukuran kekanan dan kekiri
sesuai dengan batas yang di perlukan.
o. Kondisi tanah
Data tanah yang dimaksud disini adalah data tanah yang terkait dengan
kekuatan dan daya dukungnya. Data ini digunakan dalam merancang bangunan
bangunan yang besar misalnya seperti jembatan. Jenis penyelidikan tergantung dari
besar kecilnya bangunan yang akan dibangun. Bila bangunn tidak terlalu besar,
amka jenis penyelidikan tanah cukup dilakukan dengan sondir dan bor tangan.
Namun bila bangunan yang akan dibangun cukup besar, perlu dilakukan selain
sondir adalah pemboran mesin untuk pengambilan sampel tanah yang akan di uji
dilaboratorium.
p. Kondisi Hujan
Data hujan diperoleh dari dinas meteorologi dan geofisika atau pengamatan
hujan lainnya misalnya data dari pusitbang pengairan. Data hujan yang di
kumpulkan adalah data hujan harian yang keberadaannya minimal dalam 10 tahun
pengamatan atau lebih. Data hujan ini diperlukan untuk menentukan debit rencana.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 22 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

q. Bahan Bangunan.
Informasi bahan bangunan tentang kemudahan bahan bangunan untuk
didapatkan dan ketersediaannya memadai sangat penting dalam keberlanjutan
pelaksanaan bangunan drainase yang akan dibangun.

2.2. Permasalahan dan Kebutuhan Kawasan Perencanaan Dipilah Dalam


Kategori Aspek Teknis Dan Non Teknis
Pengurangan dampak banjir yang sering terjadi dapat dilakukan baik dari
aspek teknik maupun non teknik, antara lain sebagai berikut:

a. Aspek teknik
 Melakukan rekayasa pelestarian vegetasi hutan dengan menanam jenis vegetasi
yang cocok ditanam untuk memperkuat tebing-tebing di sepanjang aliran sungai
dan meningkatkan penyerapan air yang diserap dari vegetasi tersebut. Dengan
penanaman vegetasi pada daerah hulu maka kecepatan run off aliran air hujan
yang turun dapat direduksi dan memperbesar konsentrasi penyerapan
air/infiltrasi ke dalam tanah. Jadi kesimpulannya yaitu memperbesar proses
infiltrasi dan memperkecil kecepatan aliran run off.
 Membuat bangunan retensi penampung air buatan, misalnya dengan membuat
embung dan situ yang berupa kolam penampungan air hujan yang berfungsi
mengurangi besar volume aliran pada sungai yang dapat berisiko menyebabkan
banjir.
 Membuat Bangunan pengendali sedimen di hulu berupa sabo dam/sand pocket
yang berfungsi untuk mencegah masuknya sedimen pada waduk, memperbesar
konsentrasi penyerapan air ke tanah, memproteksi kerusakan bendungan dan
mencegah banjir kiriman yang membawa kandungan lumpur/sedimen yang
besar pada daerah hilir.
 Membuat dan memperkuatan tebing-tebing (Rivetment) di sepanjang aliran
sungai untuk mengurangi kerusakan tebing berupa longsor yang tentunya akan
merusak vegetasi di sepanjang aliran sungai. Biasanya dilakukan rekayasa sipil

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 23 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

berupa pembuatan dinding penahan tanah (Retaining Wall) dapat berupa


pasangan batu, beton bertulang, Gabion (Anyaman kawat galvanis yang diisi
batu), sheet pile/Turap, Rip-Rap/susunan batu/blok beton, dsb.
 Membuat waduk (Reservoir) dan bendungan (Dam), dengan adanya keberadaan
bendungan maka aliran air yang melewati sungai dapat diatur. Waduk dan
bendungan mempunyai fungsi salah satunya yaitu bangunan untuk pengendali
banjir, dengan adanya waduk dan bendungan maka kecepatan dan volume air
yang melewati sungai dapat diatur sehingga mengurangi volume kiriman aliran
air ke daerah hilir pada musim hujan.
 Membuat bendung (Weir), dengan membuat bendung maka secara otomatis
aliran volume air pada sungai dapat dimonitoring dan dijaga agar tidak mengalir
dengan volume dan kecepatan yang besar pada kawasan hilir. Dengan adanya
bendung maka sinyal dan pemberitahuan akan elevasi muka banjir dapat di
prediksi.
 Membuat Tanggul (Berm) di samping kiri dan kanan bantaran sungai sehingga
mengurangi risiko limpasan air sungai ke daerah sekitarnya pada saat elevasi
muka air sungai maksimum. Konstruksi tanggul dapat berupa pasangan batu,
struktur beton bertulang, ataupun timbunan tanah (Embankment).
 Membuat sistem polder, Polder merupakan sistem tata air tertutup pada suatu
wilayah dengan elemen meliputi tanggul, pompa, saluran air dan kolam retensi.
Pada sistem ini dibuatkan tampungan air hujan sementara pada suatau wilayah
yang terpisah dari drainase utama, kemudian pada saat intensitas hujan telah
berkurang dan saluran drainase utama telah normal, maka dilakukan proses
pemompaan air keluar dari wilayah tersebut dengan demikian mengurangi
kapasitas air pada drainase utama. Hanya saja pada sistem ini dibutuhkan
investasi besar mengingat pompa yang digunakan membutuhkan anggaran yang
lebih.
 Pembuatan Groundsill, yaitu rekayasa sipil berupa pembuatan bangunan yang
dibuat pada dasar penampang sungai dengan fungsi menstabilkan kemiringan
sungai agar tidak terlalu besar kemiringannya sehingga dapat mengurangi
kecepatan aliran sungai serta menjaga perkuatan dasar sungai. Dengan adanya

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 24 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

pembuatan Groundsill pada penampang dasar sungai, maka peluang konsentrasi


air untuk meresap ke dalam tanah (Infiltrasi) semakin besar karena kemiringan
potongan memanjang sungai yang relatif landai.
 Membuat saluran Kanal (Channel), kanal merupakan konstruksi saluran terbuka
yang menampung pembuangan air dari draniase penduduk sepanjang kanal
tersebut, kemudian pembuangannya diarahkan ke muara laut, selain itu kanal
juga dapat berfungsi sebagai sarana transportasi air. Dengan pembuatan saluran
berupa kanal maka dapat memperbesar kapasitas tampungan pembuangan dari
drainase masyarakat disekitarnya sehingga dapat mengurangi genangan air
ketika hujan tiba. Namun masalah sosial yang sering muncul yaitu kebiasaan
masyarakat membuang sampah di sepanjang kanal, sehingga sering terjadi
pendangkalan pada penampang saluran kanal.
 Melakukan normalisasi dengan memperbesar ukuran penampang saluran
drainase (Redesign) dan melakukan pengerukan dasar sungai (Dredging) yang
telah mengalami pendangkalan akibat timbunan sedimen ataupun sampah. Cara
ini bertujuan agar menormalkan kapasitas penampang sungai sehingga volume
tampungan mengalami peningkatan.
 Membuat penerapan lubang biopori dan sumur resapan, dengan adanya
pembuatan biopori dan sumur resapan maka secara perlahan-lahan akan
mereduksi terbuangnya sampah-sampah organik pada saluran drainase dan
aliran sungai, dimana pemanfaatan sampah organik tersebut dapat menjadi
pupuk kompos alami bagi kesuburan tanah dan vegetasi di sekitarnya, serta
dengan adanya pembuatan biopori/sumur resapan secara langsung dapat
menjaga ketersediaan air tanah dan menjadi lubang penyerapan air (Infiltrasi)
sehingga dapat mengurangi genangan air pada musim hujan yang tentunya
mereduksi bencana banjir.
 Pembuatan Deep Tunnel, yaitu berupa rekayasa terowongan saluran air maupun
transportasi bawah tanah yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara
pengeboran. Sistem ini dapat dilakukan jika salah satu faktor kondisi lapisan
tanah cukup mendukung. Sistem ini sempat menjadi wacana di DKI Jakarta

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 25 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

untuk mengurangi tingkat kemacetan dan masalah banjir, tetapi banyak faktor
yang menjadi kendala dalam perencanaannya.
 Membuat sistem mitigasi bencana banjir dengan mendirikan pos-pos pendeteksi
bencana pada beberapa daerah aliran sungai yang berpotensi menimbulkan
banjir. Hal ini harus diperkuat dengan sistem berbasis Teknologi Informasi (IT)
yang dapat berupa alarm peringatan dini pendeteksi banjir dan informasi
melalui perangkat media sosial. Dengan adanya informasi tersebut masyarakat
yang berada pada wilayah rawan banjir dapat sebelumnya mempersiapkan
untuk menyelamatkan diri dan harta berharganya sebelum banjir datang.
Biasanya alat pendeteksi banjir tersebut dilengkapi dengan sensor pengukur
tinggi muka air sungai, curah hujan, suhu, kelembapan, dan lainnya.

Pelaksanaan Aspek Teknis

a. Perencanaan Teknis
Tata cara penyusunan perencanaan teknis sistem drainase perkotaan ini memuat
ketentuan-ketentuan umum dan teknis berupa data informasi, pengukuran,
penggambaran, penyelidikan tanah dan kriteria perencanaan, serta cara pengerjaan
rencana teknik sistem drainase di daerah perkotaan.
b. Kelayakan Teknis
Kelayakan Teknis Drainase meliputi:
1) Perhitungan hidrologi dilakukan untuk mendapat debit rencana dan
perhitungan hidrolika untuk mendapatkan dimensi saluran dengan
memperhatikan ketentuan:
a) Tinggi jagaan adalah ketinggian yang diukur dari permukaan air
maksimum sampai permukaan tanggul saluran atau muka tanah.
b) Debit maksimum bangunan perlintasan (gorong-gorong) dihitung
sebesar 1,1 sampai 1,5 kali debit maksimum saluran.
c) Kecepatan maksimum ditentukan oleh kekasaran dinding dan dasar
saluran. Untuk saluran tanah V = 0,7 m/dt, pasangan batu kali V =2 m/dt
dan pasangan beton V = 3 m/dt. Kecepatan maksimum dan minimum
saluran juga ditentukan oleh kemiringan talud saluran.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 26 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

d) Kecepatan minimum yang diizinkan adalah kecepatan yang paling


rendah yang akan mencegah pengendapan dan tidak menyebabkan
berkembangnya tanaman-tanaman air.
e) Bentuk saluran drainase umumnya: trapesium, segiempat, bulat,
setengah lingkaran dan segitiga atau kombinasi dari masing-masing
bentuk tersebut.
f) Kecepatan saluran rata-rata dihitung dengan rumus Manning atau
Strickler atau Chezy.
g) Apabila di dalam saluran eksisting terdapat nilai kekasaran dinding atau
koefisien Manning yang berbeda satu dengan lainnya, maka dicari nilai
kekasaran dinding ekuivalen (neq).
h) Debit rencana drainase perkotaan dihitung dengan metode rasional yang
telah dimodifikasi dan atau typical hydrogram for urban areas.
i) Debit rencana saluran primer dalam kota atau yang melintasi kota
dihitung dengan flood hydrograph.
j) Koefisien limpasan (run off) ditentukan berdasarkan tata guna lahan
daerah tangkapan.
2) Usulan pembangunan sistem drainase harus dibuat minimal 2 alternatif
dengan ketentuan:
a) Meminimalkan pembebasan tanah dengan cara sebagai berikut:
 Untuk saluran baru dengan menggunakan saluran profil ekonomis.

 Untuk saluran normalisasi sebaiknya menggunakan saluran profil


ekonomis (jika kondisi lapangan memungkinkan) atau profil tegak
lurus.
 Untuk saluran rehabilitasi menggunakan profil saluran rencana
semula.
b) Semaksimal mungkin memakai sistem drainase aliran gravitasi untuk hal-
hal sebagai berikut:

 Pada dataran rendah atau daerah/kota pantai sebagian gravitasi dan


sebagian lain sistem polder. Hal ini tergantung dari elevasi muka air

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 27 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

muara saluran: i) apabila elevasi muka air muara saluran lebih tinggi
dari elevasi muka tanah tempat permukiman, maka diperlukan
sistem polder, ii) apabila elevasi muka air muara saluran lebih
rendah dari elevasi muka tanah tempat permukiman, maka sistem
gravitasi lebih baik.
 Pada dataran tinggi harus sistem gravitasi.
Kriteria kelayakan teknis
a) Memenuhi persyaratan kekuatan struktur dengan analisis sebagai berikut:
 Analisis kestabilan terhadap guling.
 Analisis ketahanan terhadap geser.
 Analisis kapasitas daya dukung tanah pada dasar dinding penahan.
 Analisis tegangan dalam dinding penahan tanah.
b) Memenuhi persyaratan hidrologi yaitu sebagai berikut:
 Data curah hujan minimal 10 tahun terakhir untuk masingmasing stasiun
pengamat hujan yang ada di dalam daerah tersebut.
 Debit banjir rencana sesuai dengan kala ulang yang ditentukan.
 Perhitungan debit saluran dengan menggunakan rational method.
 Perhitungan waduk dan pompa dengan menggunakan hidrograf satuan
untuk daerah perkotaan (for urban areas).
c) Memenuhi persyaratan hidrolika yaitu sebagai berikut:
 Debit saluran memenuhi hukum kontinuitas.
 Perhitungan dimensi saluran menggunakan formula Manning atau Strikler
atau Chezy.
 Saluran sebaiknya terbuka, kecuali dalam kondisi khusus dapat tertutup.
 Aliran saluran sebaiknya gravitasi.

b. Aspek Non Teknik

 Menjaga kelestarian hutan serta vegetasinya di daerah hulu dan sepanjang aliran
sungai agar kondisi daerah penyerapan air tetap terjaga dengan baik serta
mengurangi kecepatan aliran sungai yang berasal dari hulu. Dalam hal ini pihak

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 28 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

dinas terkait seperti dinas kehutanan yang harus terus memantau aktivitas-
aktivitas perusakan hutan serta pemberian sanksi yang tegas.
 Memberikan penyuluhan kepada masyarakat secara umum akan pentingnya
kesadaran kebersihan lingkungan khusunya kebersihan drainase dan sungai,
sehingga dapat mengurangi jumlah sampah pada saluran air dan badan sungai.
 Membuat fasilitas-fasilitas tempat pembuangan sampah, baik sampah organik
maupun sampah anorganik di lingkungan tempat tinggal masyarakat, serta
sosialisasi penerapan dan manfaatnya.
 Memberikan sanksi yang tegas bagi pihak-pihak yang merusak lingkungan
misalnya melakukan penebangan pohon secara ilegal, membuang sampah di
sembarang tempat, sehingga dengan adanya aturan dan sanksi setidaknya dapat
mengurangi kebiasaan masyarakat dalam merusak lingkungan.
 Membuat dan menerapkan secara tegas aturan pembatasan pembangunan
gedung-gedung bertingkat pada daerah perkotaan yang telah padat serta
larangan pembangunan pada daerah resapan air atau ruang terbuka hijau
(RTH).
 Menertipkan pemukiman-pemukiman liar di sepanjang bantaran sungai
sehingga kapasitas dari penampang sungai tidak terganggu. Hal ini yang sering
menjadi masalah sosial yang menjadi hambatan dalam penertipannya di
lapangan.
 Mengurangi laju urbanisasi penduduk di perkotaan yang dapat menimbulkan
penggunaan lahan yang semakin padat sehingga berpengaruh terhadap jumlah
daerah resapan/tangkapan air.

2.3. Hasil Identifikasi Permasalahan Dan Kebutuhan Kawasan Perencanaan


Disusun Berdasarkan Data Hasil Rangkuman Serta Aspek Teknis Dan
Aspek Non Teknis
Kegiatan pengendalian banjir menurut lokasi/daerah pengendaliannya dapat
dikelompokkan menjadi dua:
 Bagian hulu: yaitu dengan membangun dam pengendali banjir yang dapat
memperlambat waktu tiba banjir dan menurunkan besarnya debit banjir,

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 29 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

pembuatan waduk lapangan yang dapat merubah pola hidrograf banjir dan
penghijauan di Daerah Aliran Sungai.
 Bagian hilir: yaitu dengan melakukan perbaikan alur sungai dan tanggul,
sudetan pada alur yang kritis, pembuatan alur pengendali banjir atau flood
way, pemanfaatan daerah genangan untuk retarding basin dsb.
Sedangkan menurut teknis penanganan pengendalian banjir dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
 Pengendalian banjir secara teknis (metode struktur).
 Pengendalian banjir secara non teknis (metode non-struktur).
Detail metode struktur dan metode non-struktur ditunjukkan dalam Gambar 1

Gambar 1. Pengendalian banjir metode struktur & non-struktur

a. Permasalahan Banjir Dengan Pendekatan Aspek Teknis


Permasalahan banjir atau genangan pada suatu lahan atau wilayah dapat di
selesaikan dengan pendekatan berdasar aspek teknis maupun non teksis.
Penyelesaianya dengan pendekatan teknis membutuhkan analisa secara matematis,
sehingga membutuhkan data data untuk analisa. Permasalahan yang bisa didekati
secara teknis dengan data data yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel berikut

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 30 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Tabel 2. 7 Pendekatan Permasalahan Berdasarkan Aspek teknis Metode Struktur


Aspek Teknis
No Permasalahan Data-data keterangan
Metode Struktur
Genangan pada area  Pelebaran dimensi
yang relatif kecil, saluran.
 Pengerukan sedimen.
contoh pada
 Pengerukan sampah.
1 pemukiman, jalan
 Penambahan saluran
raya. baru.
 Membuat sumur
resapan.

Genangan pada Dengan Sistem Perbaikan
kawasan yang lebih & Pengaturan Sungai
luas, kota, desa.  River improvement
(perbaikan/ peningkatan
sungai)
 Tanggul
 Sudetan (by pass/short-
cut)
 Floodway (saluran)
 Sistem drainasi khusus
Bangunan Pengendali
Banjir
2
 Bendungan
(dam)/waduk
 Kolam
retensi/penampungan
 Pembuatan check dam
(penangkap sedimen)
 Bangunan pengurang
kemiringan sungai:
 Groundsill
 Drop structure
 Retarding basin
 Pembuatan polder

b. Inventarisasi Kondisi Awal Sistem Drainase


Inventarisasi kondisi awal berkaitan dengan permasalahan dalam sistem
drainase sangat penting untuk menentukan sejauh mana permasalahan banjir dan
untuk menentukan sumber masalah yang sesungguhnya, langkah-langkah tersebut
dilakukan sebagai berikut:

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 31 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

1) Mengumpulkan Data
Data yang dikumpulkan antara lain adalah sebagai berikut:
a) Data spasial antara lain:
• studi-studi yang berkaitan dengan terjadinya genangan pada masa masa
lalu.
• data rencana pengembangan kota kedepan.
• foto udara, atau citra satelit.
• peta topografi.
• peta tata guna lahan.
• peta jenis tanah.
• peta geologi.
• peta air tanah (hidrogeolgi).
• peta jaringan drainase eksisting dan bangunan-bangunannya.
• peta arah aliran.
• lokasi genangan.
• Peta jaringan infrastruktur bawah tanah (air bersih, kabel telekomunikasi,
listrik,dll).
• penduduk dan kepadatan penduduk.
b) Data hidrologi antara lain:
• daerah pengaliran sungai atau saluran.
• data stasiun klimatologi dan/atau stasiun penakar hujan.
• data debit sungai dan saluran.
• data genangan (tinggi genangan, kedalaman, lama genangan, frekuensi
kejadian).
• data sumber air.
• data sedimentasi.
• data pasang surut.
• data fasilitas pemanenan air hujan: kolam, embung, waduk, sumur resapan,
biopori, bioretensi, dll.
c) Data hidrolika dan bangunan pelengkap antara lain:

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 32 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

• data dimensi saluran (panjang, lebar, kedalaman, bahan, tahun dibangun,


kemiringan dasar saluran dan kapasitas).
• data bangunan: pintu air, gorong-gorong, box culvert, stasiun pompa
(jenis bangunan, letak, tahun dibangun, dimensi, kapasitas, fungsi,
saringan sampah).
• Kondisi badan air penerima (elevasi permukaan air tertinggi,
sedimentasi, penyempitan).
d) Data sarana dan prasarana kota lainnya, antara lain:
• Gambar jaringan utilitas yang ada, jaringan listrik, jaringan air PDAM,
jaringan telpon, jaringan pipa gas (kalau ada).
• Gambar rencana pengembangan jaringan utilitas tersebut di atas.
e) Data lain:
• Harga bahan dan upah.
• Analisis harga satuan setempat.
• Data kerugian akibat genangan.
2) Membuat peta pembagian sistem, sub-sistem drainase berdasarkan peta topografi
dan kondisi aktual di lapangan.
3) Menyusun besaran daerah pengaliran (catchment area dalam Ha) saluran, sungai,
menjadi sub-sub sistem daerah pengaliran.
4) Menghitung panjang saluran (dalam “m”) dan nama badan air penerimanya dari
setiap saluran yang ada.
5) Menginventarisir semua komponen sistem drainase, baik saluran maupun
bangunan pendukungnya, jika data tidak tersedia, ukur dimensi saluran dan/atau
segmen saluran, serta bangunan lainnya.
6) Melakukan pengecekan lapangan untuk memastikan kondisi yang ada sesuai
dengan data.
7) Mencatat permasalahan utama yang terjadi pada masing-masing saluran, segmen
saluran dan bangunan lainya beserta foto kondisinya.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 33 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

c. Permasalahan Dan Kebutuhan Kawasan Perencanaan Permasalahan


Banjir
Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam
jumlah yang begitu besar. Banjir merupakan salah satu masalah yang serius bagi
sebagian kota Indonesia. Khususnya pada musim hujan. Terutama hujan-
hujan besar sehingga kota menjadi tergenang yang sangat mengganggu aktivitas
sosial dan pemerintahan serta menimbulkan
kerugian yang sangat besar bagi masyarakat dan pemerintah kota. Penyebab
Terjadinya Banjir Menurut kodoatie dan sugiyanto 2002, banjir dan genangan yang
terjadi di suatu lokasi di akibatkan oleh :
1. Perubahan tata guna lahan (land-use) di daerah aliran sugai (DAS)
2. Pembuangan sampah
3. Erosi dan sendimentasi
4. Kawasan kumuh di sepanjang sungai/drainase
5. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat
6. Curah hujan
7. Pengaruh Fisiografi/geofisik sungai
8. Kapasitas sungai dan drainaseyang tidak memadai
9. Pengaruh air pasang
10. Penurunan tanahdan rob(genangan akibat pasang air laut)
11. Drainae lahan
12. Bendung dan bangunan air
13. Kerusakan bangunan pengendalian banjir.

Bilamana diklasifikasikan oleh tindakan manusia dan oleh alam maka penyebab
banjir dapat disusun antara lain sebagai berikut, yang disebabkan oleh faktor
manusia:
Yang termasuk sebab-sebab banjir karena antara lain :
1. Perubahan tata guna lahan
2. Pembuangan sampah
3. Kawasan kumuh di sepanjang sungai/drainase

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 34 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

4. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat


5. Penurunan tanah dan rob (genangan akibat pasang air laut)
6. Tidak berfungsinya drainae lahan
7. Bendung dan bangunan air
8. Kerusakan bangunan pengendalian banjir.
Penyebab Banjir akibat alam meliputi semua kegiatan yang menghambat aliran
maupun memperbesar limpasan permukaan berikut :
1. Erosi dan sendimentasi
2. Curah hujan
3. Pengaruh Fisiografi/geofisik sungai
4. Kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai
5. Pengaruh air pasang
6. Penurunan tanah dan rob
7. Drainae lahan.

Penyebab banjir dan prioritasnya dapat di lihat pada table 5.1 pada halaman berikut
ini:

Tabel 2. 8 Penyebab Banjir Dan Prioritasnya


No Penyebab Alasan Mengapa Prioritas Penyebab Oleh
Banjir alam Atau
aktifitas manusia
1 Perubahan tata Debit puncak naik dari 5 sampai 35 kali karena Manusia
guna lahan di DAS tidak ada yang menahan maka aliran air
permukaan (run off) menjadi besar sehingga
berakibat debit di sungai menjadi besar dan
terjadi erosi lahan yang berakibat sedimentasi di
sungai sehingga kapasitas sungai menjadi turun.
2 Sampah Sungai /drainase tersumbat sampah, jika air Manusia
melimpah akan keluar dari sungai karena ada
daya tampung saluran berkurang
3 Erosi dan Akibat perubah tata guna lahan, terjadi Manusia dan alam
sedimentasi erosiyang berakibat sedimentasi ,masuk
kesungai sehingga daya tampungsungai

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 35 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

berkurang, penutup lahan vegetatip yang rapat


(misalnya semak-semak, rumput) merupakan
penahan laju erosi paling tinggi.
4 Kawasan kumuh Dapat merupakan penghambat aliran , maupun Manusia
di sepanjang daya tampung sungai, masalah kawasan kumuh
sungai/drainase dikenal sebagai faktor penting terhadap masalah
banjir daerah perkotaan.

5 Perencanaan Sitem pengedalian banjir memang dapat Manusia


sistem mengurangi kerusakan akibat banjir kecil
pengendalian sampai sedang, tapi mungkin dapat menambah
banjir tidak tepat kerusakan selama banjir yang besar. Misalnya
bangunan tanggul sungai yang tinggi. Limpasan
pada tanggulwaktu banjir melebihi banjir
rencana menyebabkan keruntuhan
tanggul,kecepatan air sangat besaryang melalui
bobolnya tanggul sehingga menimbulkn banjir
yang besar.
6 Curah hujan Pada musim penghujan, curah hujan yang tinggi Alam
dapat menyebabkan banjir disungai dan
bilamana melebihi tebing sungai maka akan
timbul banjir atau genangan termasuk bobolnya
tanggul.Data curah hujan menunjukaan
maksimum kenaikan debit puncak antara 2
sampai 3 kali.
7 Pengaruh Fisiografi atau geografi fisik sungai Alam dan Manusia
Fisiografi bentuk,fungsi dan kemiringan sungai daerah
DAS, kemiringan sungai ,geometrik hidrolik
(bentuk penampang seperti
lebar,kedalaman,potongan memanjng,material
dasar sungai), lokasi sungai dll.
8 Kapasitas sungai Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai Manusia dan Alam
dapat disebabkan oleh pengendapan bersal dari
erosi DAS dan erosi tanggul sungai yang
berlebihan dan sedimentasi di sungai itu karena
tidak adanya vegetasi penutup dan adanya
penggunan lahan yang tidak tepat.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 36 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

9 Kapasitas Karena Perubahan tata guna lahan maupun Manusia


Drainase yang berkurangnya tanaman/vegetasi serta tindakan
tidak memadai manusia mengakibatkan pengurangan kapasitas
saluran/sungai sesuai perencanaan yang dibuat.
10 Drainase lahan Drainase perkotaan dan pengembangan Manusia
pertanian pada daerah bantaran dalam
menampung debit air yang tinggi.
11 Bendung dan Bendung dan bangunan lain seperti pilar Manusia
bangunan air jembatan dapat meningkatkan elevasi muka air
banjir karena efek aliran balik (backwater).
12 Kerusakan Pemeliharaan yang kurang memadai dari Manusia dan Alam
Bangunan bangunan pengendali banjir sehingga
pengendali menimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak
banjir berfungsi dapat meningkatkan kuantitas banjir.
13 Pengaruh air air pasang memperlambat aliran sungai kelaut. Alam
pasang Waktu banjir bersamaan dengan air pasang
tinggi maka tinggi genangan atau banjir menjadi
besar karena terjadi aliran balik (backwater).
Hanya pada daerah pantai seperti
pantura.jakarta dan semarang.
(Sumber : Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Edisi 2)
(Penerbit : andi yogyakarta (2008)

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 37 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

BAB 3
MENENTUKAN METODE ANALISIS PERENCANAAN

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu :
1. Mengidentifikasi metode analisis yang akan dilaksanakan sesuai dengan hasil
rangkuman data.
2. Memilih metode analisis sesuai dengan kondisi kawasan perencanaan.
3. Menetapkan metode analisis sesuai dengan tujuan perencanaan.

3.1. Pengendalian Daya Rusak Air


Kegiatan pengendalian daya rusak air adalah upaya pencegahan dilakukan baik
melalui kegiatan fisik dan/atau non fisik, maupun melalui penyeimbangan hulu dan
hilir wilayah sungai. Pencegahan sebagaimana dimaksud adalah dengan lebih
mengutamakan kegiatan non fisik.
a. Kegiatan Fisik yang dimaksud dengan kegiatan fisik adalah pembangunan
sarana dan prasarana serta upaya lainnya dalam rangka pencegahan
kerusakan/bencana yang diakibatkan oleh daya rusak air. Daya rusak air adalah
daya air yang dapat merugikan kehidupan. Contoh dari daya rusak air seperti
banjir, erosi, kekeringan, kepunahan satwa dan tumbuhan, wabah penyakit,
longsor, tsunami, terjadinya amblesan tanah.
b. Kegiatan Non Fisik, kegiatan non fisik adalah kegiatan penyusunan dan/atau
penerapan piranti lunak yang meliputi antara lain pengaturan, pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian.
Hasil analisis pengendalian daya rusak air dapat disusun seperti pada tabel berikut.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 38 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Tabel 3. 1 Analisis Pengendalian Daya Rusak Air


No. ANALISIS KELUARAN
1 Analisis debit banjir atau debit rencana dengan :
 kala ulang 5 tahun sampai dengan 20 tahun  Digunakan sebagai debit rencana konstruksi
untuk perencanaan konstruksi pengendali pengendali banjir,
banjir, sesuai tingkat layanan konstruksi  Dapat diidentifikasi lokasi daerah genangan
tersebut, banjir yang terjadi, luas genangan dan tinggi
 kala ulang 50 tahun untuk menetapkan batas genangan,
dataran banjir.  Rencana alokasi banjir dan lokasi genangan
banjir pada penggunaan lahan yang ada dapat
Analisis debit banjir dilakukan dengan digunakan sebagai masukan dalam
mempertimbangkan perubahan penggunaan
lahan yang terjadi. Debit banjir rencana hasil penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
analisis harus dapat di alokasikan persentasenya, (RTRW) nasional, provinsi dan kabupaten/kota
yaitu:
 % debit banjir yang dapat dikendalikan oleh
bangunan pengendali banjir,
 % debit banjir yang harus ditampung terlebih
dahulu (retarding basin),
 % debit banjir rencana yang dapat ditampung
dan meresap pada wilayah sungai yang
bersangkutan
2 Genangan banjir dalam kurun waktu 3 tahun Peta: lokasi genangan banjir (dilengkapi titik
sampai dengan 5 tahun terakhir yang pernah koordinat dengan skala global), luas genangan
terjadi serta prediksi genangan sesuai kala ulang dan tinggi genangan
di atas
3 Kerusakan sungai (tepi/tebing sungai) dan muara Peta: lokasi kerusakan sungai (dilengkapi titik
beserta infrastruktur bangunan air di sungai baik koordinat dengan skala global), disertai panjang
kondisi eksisting maupun prediksi kerusakan atau luas daerah yang mengalami kerusakan
yang ditinjau berdasar kala ulang banjir serta
kondisi geologi pada WS
4 Kerusakan pantai beserta infrastruktur bangunan Peta: lokasi kerusakan pantai (dilengkapi titik
pantai, baik kondisi eksisting maupun prediksi koordinat dengan skala global), disertai panjang
kerusakan berdasarkan tinjauan gelombang atau luas daerah yang mengalami kerusakan

3.2. Sistem Informasi Sumber Daya Air


Hasil analisis sistem informasi sumber daya air dapat disusun dalam bentuk tabel
seperti pada tabel sebagai berikut.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 39 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Tabel 3. 2 Analisis Sistem Informasi Sumber Daya Air


No. ANALISIS KELUARAN
1 Kerapatan jaringan stasiun hujan eksisting Rekomendasi jumlah dan lokasi jaringan stasiun
ditinjau luas, topografi DAS hujan yang memenuhi syarat keterwakilan hujan
yang terjadi pada DAS
2 Kerapatan pos duga air eksisting ditinjau dari Rekomendasi jumlah dan lokasi pos hujan yang
sistem sungai (sungai beserta anak-anak sungai) memenuhi syarat keterwakilan aliran permukaan
dan DAS untuk setiap DAS
3 Karapatan pos pengamatan/pemantauan kualitas Rekomendasi jumlah dan lokasi pos
air sungai eksisting ditinjau dari sistem sungai pengamatan/pemantauan kualitas air yang
dan pengaruh lokasi sumber-sumber pencemar memenuhi syarat keterwakilan aliran permukaan
untuk setiap DAS
4 Keberadaan data aset sumber daya air, ditinjau Rekomendasi agar aset dapat berfungsi
dari jumlah, lokasi, fungsinya
5 Kuantitas dan kualitas data yang ada ditinjau Rekomendasi pengelolaan data
dari persyaratan standar untuk analisis
6 Keterpaduan data dan kemudahan akses Rekomendasi pengelolaan data

3.3. Pemberdayaan dan Pengawasan


Hasil analisis pemberdayaan dan pengawasan dapat disusun dalam bentuk tabel
seperti pada contoh tabel berikut.
Tabel 3. 3 Analisis Pemberdayaan dan Pengawasan
No
ANALISIS KELUARAN
.
Pelibatan peran masyarakat dalam
1 Rekomendasi bentuk pelibatan masyarakat
pengelolaan sumber daya air
Pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
2 pengembangan dan pendampingan Rekomendasi pemberdayaan masyarakat
masyarakat
Kamampuan swadaya masyarakat
3 Rekomendasi pemberdayaan masyarakat
pengguna air

Metode analisis dipilih sesuai dengan kondisi kawasan perencanaan. Berdasarkan


konsep matrik upaya fisik yang telah disusun, maka masing-masing upaya disusun
dalam bentuk kegiatan, khususnya desain dasar prasarana pengelolaan sumber daya
air, antara lain: saluran suplesi sumber air, sumur resapan, jaringan saluran drainase,
jaringan pipa pembuang air limbah, instalasi pengelolaan air limbah, dinding

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 40 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

penahan tanah, pengendali sedimen (check dam), bendungan/waduk, embung, pos


pemantauan kualitas air, bendung irigasi, jaringan saluran irigasi, perbaikan dan
pengaturan alur sungai, saluran pengelak banjir, tanggul banjir, kolam retensi
banjir, polder, SABO dam, jetty, tembok laut (sea wall), pemecah gelombang
(breakwater), pos stasiun hujan, pos pengukuran muka air (automatic water level
recorder/AWLR) dan lain-lain. Berikut diberikan contoh format desain dasar untuk
upaya fisik yang terkait dengan infrastruktur sumber daya air:
Tabel 3. 4 matrik dasar penyusunan program dan kegiatan rencana pengelolaan sumber
daya air WS.

3.4. Metode yang telah dipilih ditetapkan sesuai dengan tujuan perencanaan
dituangkan dalam tabel
Desain dasar merupakan perencanaan dasar dari upaya nonfisik dan upaya
fisik dalam Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air, masing-masing harus memuat
hal-hal sebagai berikut:
1. Desain dasar upaya nonfisik memuat: jenis kegiatan, lokasi dan waktu
pelaksanaan;
2. Desain dasar upaya fisik memuat: lokasi, tata letak dan perkiraan tipe dan
ukuran bangunan, ketersediaan bahan bangunan, lokasi buangan bahan galian
dan atau sumber bahan timbunan, termasuk alokasi ruang/lahan permukiman
kembali untuk penduduk yang dipindahkan, agenda pelaksanaan/penjadwalan.
Desain dasar upaya fisik; meliputi penanganan infrastruktur yang sudah ada
(existing); infrastruktur baru; upaya fisik lainnya (misalnya penghijauan dan lain-
lain). Desain dasar upaya fisik dan upaya nonfisik disusun dengan melalui analisis
sebagai berikut:

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 41 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

1. Desain Dasar Upaya Nonfisik


Berdasarkan konsep matrik upaya nonfisik yang telah disusun, maka masing-
masing upaya disusun dalam bentuk kegiatan, diantaranya: penetapan kawasan
yang berfungsi sebagai daerah resapan air dan daerah tangkapan air, penetapan zona
pemanfaatan sumber air, sinkronisasi fungsi kawasan daerah resapan air dan
tangkapan air dengan tata guna lahan dalam RTRW, peraturan perizinan
pengambilan air, larangan pengambilan air pada sumber-sumber air, peraturan
perizinan pemindahan aliran air melalui saluran pengalihan (sudetan) dan lain-lain,
Pengaturan pelestarian daerah resapan air dan daerah tangkapan air dan Pengaturan
peruntukan air dengan mengelompokkan penggunaan air pada sumber air Tabel
berikut
Tabel 3. 5 Pengaturan pelestarian daerah resapan

Tabel 3. 6 Pengaturan peruntukan air dengan mengelompokkan penggunaan air


pada sumber air

2. Desain Dasar Upaya Fisik


Berdasarkan konsep matrik upaya fisik yang telah disusun, maka masing-
masing upaya disusun dalam bentuk kegiatan, khususnya desain dasar prasarana
pengelolaan sumber daya air, antara lain: saluran suplesi sumber air, sumur resapan,

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 42 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

jaringan saluran drainase, jaringan pipa pembuang air limbah, instalasi pengelolaan
air limbah, dinding penahan tanah, pengendali sedimen (check dam),
bendungan/waduk, embung, pos pemantauan kualitas air, bendung irigasi, jaringan
saluran irigasi, perbaikan dan pengaturan alur sungai, saluran pengelak banjir,
tanggul banjir, kolam retensi banjir, polder, SABO dam, jetty, tembok laut (sea
wall), pemecah gelombang (breakwater), pos stasiun hujan, pos pengukuran muka
air (automatic water level recorder/AWLR) dan lain-lain seperti tabel berikut.
Tabel 3. 7 Metode Perancangan Saluran Drainase

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 43 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Tabel 3. 8 Metode Perancangan Dinding Penahan Tanah untuk saluran Drainase

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 44 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Tabel 3. 9 Metode Perancangan Bangunan Pengendali Sedimen (Check Dam)

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 45 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Tabel 3. 10 Metode Perancangan Bendungan dan Waduk

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 46 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

BAB 4
MENGANALISIS KEBUTUHAN JARINGAN DRAINASE PADA
KAWASAN PERENCANAAN

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu :
1. Menganalisis rangkuman data dan informasi kondisi jaringan drainase serta
rencana pengembangan untuk menghasilkan konsep desain.
2. Menyusun hasil sosialisasi dan konsultasi masyarakat terkait dengan usulan
sistem jaringan drainase dan sarana pendukung dalam Focus Group
Disscusion (FGD)
3. Menyusun usulan kebutuhan sistem jaringan drainase dan sarana pendukung
kawasan perencanaan berdasarkan hasil sosialisasi dan konsultasi dengan
masyarakat dalam format tabel.

4.1. Rangkuman Data Dan Informasi Kondisi Jaringan Drainase Serta


Rencana Pengembangan Dianalisis Untuk Menghasilkan Konsep Desain

Kajian dan analisis kebutuhan drainase dan konservasi air dilakukan


meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Analisis kondisi eksisting yaitu:
(1) Lakukan evaluasi terhadap kapasitas sistem saluran berdasarkan data primer
dan sekunder yang tersedia.
(2) Lakukan evaluasi permasalahan:
a. Frekuensi genangan.
b. Tinggi, lamanya genangan serta luasnya genangan.
c. Kapasitas saluran yang tidak memadai.
d. Sedimentasi.
e. Bangunan pelengkap yang tidak berfungsi.
f. Pemeliharaan yang tidak memadai.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 47 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Bandingkan analisis kapasitas rencana awal dengan eksisting, jika kapasitas


eksisting lebih besar atau sama dengan kapasitas awal, maka komponen sistem
drainase yang bersangkutan masih aman, sebaliknya perlu dilakukan tindakan.
2. Analisis kebutuhan:
a. Menentukan rencana saluran sesuai topografi dan rencana tata guna lahan
dan/atau tata ruang. Dalam penataan jaringan saluran drainase diusahakan
sebanyak mungkin mengikuti pola eksisting dan alur alam. Hendaknya
mengembangkan sistem aliran gravitasi, sistem pompa hanya dipakai kalau
tidak ada alternatif lain.
b. Menentukan kala ulang pada masing-masing saluran dan/atau segmen
saluran sesuai dengan klasifikasi kota dan orde saluran.
c. Menganalisis hujan kawasan dan intensitas hujan sesuai dengan kala ulang
yang diperlukan.
d. Menghitung debit rencana masing-masing saluran dan/atau segmen saluran
dengan metode yang sesuai, untuk sistem pompa dan/atau sistem polder
perlu dihitung hidrograf banjir.
e. Analisis perbedaan antara kebutuhan (point d) dan kondisi yang ada.
Apabila kapasitas saluran existing lebih besar atau sama dengan debit
rencana, maka saluran yang ada dapat digunakan. Apabila saluran existing
lebih kecil dari rencana, maka saluran tersebut perlu ada tindakan.
f. Tindakan yang dilakukan diarahkan untuk penurunan debit, dengan
mengimplementasikan fasilitas pemanenan air hujan. Jika dengan tindakan
ini kapasitas saluran masih lebih kecil dari debit yang akan terjadi, baru
dilakukan peningkatan kapasitas.
3. Analisa Solusi
Berdasarkan peta genangan, kemudian dibuat beberapa alternatif
pemecahan atau solusi dan dipilih satu alternatif yang paling efisien dan efektif.
Alternatif itu yang dijadikan dasar untuk perencanaan detail dan penyusunan
program tahunan.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 48 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

4. Pendekatan Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan


Pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk yang cepat menimbulkan
tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk kebutuhan perumahan, kawasan
industri/jasa dan fasilitas penduduknya, yang selanjutnya akan mengubah lahan
terbuka dan/atau lahan basah menjadi lahan terbangun. Perkembangan kawasan
terbangun yang sangat pesat sering tidak terkendali dan tidak sesuai lagi dengan
tata ruang maupun konsep pembangunan yang berkelanjutan, mengakibatkan
banyak kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat
penampungan air sementara (retarding pond) dan bantaran sungai beubah
menjadi tempat hunian penduduk. Hal tersebut di atas membawa dampak pada
rendahnya kemampuan drainase perkotaan dan kapasitas sarana serta prasarana
pengendalian banjir (sungai, kolam tampungan, pompa banjir, pintu pengatur)
untuk mengeringkan kawasan terbangun dan mengalirkan air ke pembuangan
akhir yaitu ke laut. Masalah tersebut di atas memerlukan peningkatan
pengelolaan diantaranya mencakup bagaimana merencanakan suatu sistem
drainase perkotaan yang berkesinambungan yang terdiri dari pembuatan rencana
induk sistem drainase, studi kelayakan, detail engineering design (DED).
5. Menyusun usulan sistem drainase perkotaan dilaksanakan dengan
langkah langkah sebagai berikut:
1) Menyusun skema jaringan drainase dan pola aliran dengan alternatif sistem.
Alternatif sistem yang dimaksud adalah beberapa alternatif yang diambil
untuk memecahkan masalah genangan dalam satu lokasi. Dipilih alternatif
yang paling efisien dan efektif untuk mengatasi genangan dalam lokasi
tersebut demikian pula untuk lokasi genangan lainnya. Jaringan drainase
hasil alternatif dan jaringan drainase lainnya yang baik yang dapat mengatasi
genangan dalam kota, sehingga tak ada genangan untuk kala ulang tertentu
disebut pola aliran sistem drainase kota.
2) Membuat urutan prioritas sub sistem drainase. Dari pola aliran sistem
drainase seperti butir 1 di atas, kemudian disusun prioritas sub-sistemnya
berdasarkan kebutuhan daerah masing-masing.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 49 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

3) Tentukan debit rencana (m3/detik) dari masing-masing saluran. Debit


masing-masing saluran telah dihitung pada saat menganalisis kebutuhan.
4) merancang bentuk-bentuk penampang dan bangunan pelengkapnya pada
masing-masing saluran. Sebaiknya dalam perencanaan baru atau normalisasi
digunakan penampang ekonomis, sedangkan untuk pekerjaan rehabilitasi
digunakan bentuk profil lama dengan dimensi yang berbeda.
5) Menentukan luas lahan yang akan dibebaskan. Untuk pekerjaan baru, lebar
lahan yang dibebaskan tergantung dari lebar atas saluran, ditambah lebar
tanggul apabila ada tanggul dan ditambah lebar jalan inspeksi di kiri kanan
saluran, tergantung kebutuhan dan luas lahan yang dibebaskan, lebar lahan
yang dibebaskan kali panjang saluran. Untuk pekerjaan normalisasi, lebar
yang dibebaskan dikurangi lebar atas saluran yang ada.
6) memperkirakan besar biaya ganti rugi lahan. Apabila lahan yang akan
dibebaskan telah diketahui, maka harga satuan besarnya ganti rugi dapat
diperkirakan, biasanya oleh tim yang dibentuk oleh Pemda setempat
berdasarkan peraturan yang berlaku.

5. Skala Prioritas dan Tahapan Penanganan


Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun skala prioritas dan tahapan
penanganan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun tabel skala prioritas berdasarkan penilaian parameter- parameter
untuk masing-masing sub sistem drainase atau komponen drainase.
b. Mengurutkan jumlah nilai pada masing-masing sub sistem drainase atau
komponen drainase dari nilai tertinggi ke nilai terendah. Nilai tertinggi
menempati prioritas pertama dan nilai terendah menempati prioritas terakhir.
Menyusun kegiatan berdasarkan hasil penilaian pada point 2 menjadi tahapan
mendesak (5 tahun), menengah (10 tahun), dan panjang (25tahun), kemudian
disusun jangka waktu pelaksanaannya: jadwal tahunan, jangka pendek 5 tahun,
menengah 10 tahun dan jangka panjang 25 tahun.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 50 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

4.2. Hasil Sosialisasi Dan Konsultasi Masyarakat Terkait Dengan Usulan


Sistem Jaringan Drainase Dan Sarana Pendukung Dalam Bentuk Focus
Group Discussion (FGD) Disusun
Pemberdayaan Masyarakat Konsultan dalam menyusun master plan
drainase, out line plan drainase atau detail design perlu menyiapkan mekanisme dan
peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta yang dalam hal ini harus tertuang
dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) antara lain.
a. Pada penyusunan Laporan Pendahuluan tokoh masyarakat diikutsertakan dalam
diskusi dan survei, agar masyarakat tahu sejak awal rencana pembangunan
sistem drainase.
b. Pada diskusi Laporan Pendahuluan diikutsertakan dinas yang terkait masalah
drainase dan tokoh masyarakat setempat untuk memperoleh masukan untuk
suksesnya perencanaan drainase.
c. Pada diskusi Laporan Akhir diikutsertakan dinas yang terkait masalah drainase
dan tokoh masyarakat setempat serta Badan Pertanahan Nasional setempat,
Bappeda dan Dinas Tata Kota mengenai lahan yang terkena pembebasan untuk
jalur drainase dan masalah lainnya sebagai masukan untuk suksesnya
perencanaan drainase.
d. Pada pelaksanaan fisik di lapangan masyarakat telah mengetahui rencana
jaringan drainase ini, sehingga pelaksanaan fisiknya tidak mengalami kesulitan
dalam pembebasan tanahnya.
Usul Tim pembebasan tanah dapat dibentuk setahun sebelum pelaksanaan fisik
dimulai. Tim dibentuk oleh Pemda setempat berdasarkan ketentuan yang berlaku
dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat setempat mengenai penetapan harga
ganti rugi tanah dan bangunan berdasarkan hak kepemilikan tanah dan bangunan.
Kesepakatan Tim mengenai harga ganti rugi tanah dan bangunan sebagai dasar
untuk pelaksanaan fisik pembebasan di lapangan.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 51 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

4.3. Usulan Kebutuhan Sistem Jaringan Drainase Dan Sarana Pendukung


Kawasan Perencanaan Berdasarkan Hasil Sosialisasi Dan Konsultasi
Dengan Masyarakat Dibuat Dalam Format Tabel
Usulan kebutuhan sistem jaringan drainase dan sarana pendukung kawasan
perencanaan berdasarkan hasil sosialisasi dan konsultasi dengan masyarakat dibuat
dalam format tabel berikut.
Tabel 3. 11 Konsep Matrik Upaya Fisik Dan Non Fisik Aspek Pengendalian Daya Rusak
Air
No Sub Aspek Sasaran Strategi Upaya Lokasi
Terpilih
Nonfi Fisik DAS Kab./Kota
sik
1 Pencegahan Sasaran/target Strategi yang 1. Pembuatan Pembangunan, revitalisasi,
yang akan dipilih oleh peraturan rehabilitasi:
dicapai dalam Wadah terkait zonasi 1. perbaikan alur sungai
pola Koordinasi banjir tanggul dan bangunan
pengelolaan Pengelolaan 2. mengumpulka penahan banjir,
sumber daya Sumber n data banjir 2. bendungan pengendali
air Wilayah Daya Air 3. sistem banjir
Sungai pada peringatan 3. kolam retarding basin
Wilayah dini 4. kolam retensi
Sungai 4. kerjasama 5. by pass kanal banjir
hulu dan hilir 6. sistem drainase pompa
5. pendidikan 7. SABO Dam
masyarakat 8. vegetasi
9. pengamanan muara dan
pantai
10. operasi dan pemeliharaan
serta monitoring sungai
2 Penanggulan 1. pembuatan 1. rehabiltasi
gan peraturan darurat
terkait tanggul
penanggulan banjir yang
gan bencana bobol
2. forecasting 2.Pembangu
banjir nan fasilitas
3. pemetaan pengungsian
bahaya
banjir/gena
ngan
4. penetapan
jalur
evakuasi
dan lokasi
pengungsian

3 Pemulihan 1. pembuata Rehabiltasi


n dan
peraturan rekonstruksi
terkait kondisi
upaya lingkungan,
pemulihan fasilitas
akibat umum,
daya rusak fasilitas
air sosial,
2. pelibatan perumahan
peran dan
masyaraka permukiman
t dalam dan

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 52 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

upaya prasarana
pemulihan sungai

4.4. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase


Dalam perencanaan drainase perlu disusun petunjuk umum untuk tujuan penyiapan:
1. Program penanganan drainase
2. Institusi pengelola system dan jaringan drainase, dalam hal ini adalah Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU & PERA) Kabupaten dan
kawasan tertentu dimungkinkan melibatkan pihak swasta (developer)
Dalam konteks itu, acuan yang digunakan adalah Kepmen PU No
239/KPTS/1987 tentang Fungsi Utama Saluran Drainase sebagai drainase kota dan
fungsi utama sebagai pengendalian banjir. Dalam pengembangan system drainase
harus memperhatikan sektor-sektor lain, karena pembangunan sector drainase tidak
dapat dilepaskan dari pembangunan infrastruktur lainnya, termasuk rencana
pengembangan daerah, air limbah, perumahan dan tata bangunan serta jalan kota.
1. Rencana Pengembangan Kota
Komponen program drainase harus mendukung scenario pengembangan dan
pembangunan kota, serta terpadu dengan rencana pengembangan prasarana
lainnya.
2. Perumahan Rakyat dan Tata Bangunan
Sistem penanganan drainase kota harus terkoordinasi dengan penanganan dan
pengelolaan sistem yang disiapkan oleh instansi lain (developer, perumnas, dan
masyarakat)
3. Jalan Kota
Sistem drainase jalan yang disiapkan menjadi satu kesatuan dengan komponen
jalan hendaknya disinkronkan dengan sistem yang disiapkan oleh penyusun
system dan jaringan dalam komponen drainase.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase menurut RPIJMD
Kabupaten Kepahiang secara umum rencana yang dikembangkan dalam hal
pengembangan tahapan pembangunan Drainase meliputi 5 aspek, yaitu Manajemen
Operasioanal, Pendanaan, Komunikasi, Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 53 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Kebijakan tahapan Pengembangan Drainase :


1) Pengembangan sistem pembangunan Drainase yang efisien dan efektif
2) Penerapan mekanisme pembangunan Drainase yang baik dan sesuai
dengan masing-masing kondisi daerah (Zoning).
Adapun tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian pengembangan drainase dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. 12 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Tersedianya rencana Adanya target Tidak ada saluran Menetap target
dan target penyelolaan drainase drainase yang pembangunan
pembangunan dan skala kabupaten . dibangun tanpa target drainase
pengelolaan drainase di Tahun 2015
skala kabupaten
Terkelolanya drainase Adanya tata kelola Tidak ada saluran Menyusun
secara menyeluruh drainase yang drainase yang dokumen
mulai dari tahap menyeluruh sehingga dibangun dengan perencanaan
perencanaan, drainase berfungsi untuk tidak terencana pembanguan dan
konstruksi, operasi mengalirkan air Tahun 2015 pengelolaan
dan pemeliharaan permukaan ke badan air drainase skala
ditunjang dengan atau ke bangunan kabupaten.
peningkatan resapan
kelembagaan,
pembiayaan serta
partisifasi masyarakat
Tersedianya perda Terwujudnya Adanya regulasi yang Menyusun regulasi
yang mengatur penanganan drainase mengaatur pengelolaan
penanganan saluran sesuai dengan ketentuan wewenang dan drainase
drainase yang berlaku tanggung jawab
penanganan drainase
di tahun 2015
Tersedianya saluran Adanya saluran Adanya saluran Membangun
drainase disepanjang drainase disepanjang drainase di sepanjang saluran drainase
jalan jalan jalan disepanjang jalan

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 54 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

Tersedianya anggaran Adanya keseimbangan Adaanya anggaran Menyediakan


untuk pengelolaan dana pembangunan drainase dalam setiap anggaran untuk
drainase jalan dengan dana pembangunan jalan pembangunan
pembangunan drainase disetiap
drainase pembangunan
jalan.
Tersosialisasinya Meningkatnya Berkurangnya Melaksanakan
fungsi saluran drainase pengetahuan dan pembuangan limbah sosialisasi dan
kepada pelaksana dan pemahaman pelaksana rumah tangga ke advokaasi fungsi
masyarakat dan masyarakat saluran drainase saluran drainase ke
terhadap fungsi saluran sebesar 20 % di tahun pelaksana dan
drainase 2015. masyarakat.
Terbangunnya system Adanya system drainase Berkurangnya Melaksanakan
drainase yang yang berwawasan wilayah genangan pembangunan
berwawasan lingkungan dan rawan banjir di saluran drainase
lingkungan tahun 2015 pada wilayah
genangan denga
berwawasan
lingkungan.
Terlaksananya Meningkatnya Adanya pelibatan Melibatkan
Pengelolaan drainase partisifasi masyarakat kelompok masyarakat dalam
yang melibatkan dalam pengelolaan masyarakat yang pembangunan
masyarakat disekitar drainase. berpartsifasi aktif drainase mulai
lokasi kegiatan. dalam pengelolan tahap perencanaan,
drainase di sekitar pelaksanaan dan
lokasi kegiatan.. pemeliharaan.
Terpeliharanya Adanya pemeliharaan Berkurangnya Melaksanakan
saluran drainase dan perbaikan saluran saluran drainase yang pemeliharaan dan
drainase yang rusak. rusak sebanyak 30 % rehabilitasi saluran
ditahun 2016 drainase.
Tersalurnya air Adanya koneksi saluran Berkurangnya Mengalirkan air
genangan pada drainase pada wilayah saluran drainase yang dari dearah
wilayah permukiman pemukiman dengan tidak terkoneksi tangkapan hujan ke
system drainase dengan system badan penerima air.
drainase

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 55 dari 56


Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Kode Modul
Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan Sipil
F 422120.005. 01
Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase

BAB 5
PENUTUP

Kegiatan pembekalan kemampuan berbasis kompetensi yang digalakan pemerintah


bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para tenaga kerja. Peningkatan
kemampuan ini diharapkan mampu memberikan daya saing lebih bagi para tenaga
kerja khususnya dalam Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Bangunan
Sipil Pada Jabatan Kerja Ahli Perencanaan Jaringan Drainase.
Sehingga diharapkan setelah mempelajari modul ini peserta kursus mampu
melakukan analisis pada kawasan perencanaan jaringan drainase.

Modul 5 Melakukan Analisis Kawasan Perencanaan Halaman 56 dari 56

Anda mungkin juga menyukai