Anda di halaman 1dari 4

2.

Menjelaskan nilai-nilai islam dalam budaya indonesia

Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan kebudayanya. Karena Islam lahir dan berkembang
dari negeri Arab, maka Islam yang masuk ke Indonesia tidak terlepas dari budaya Arabnya.
Agama islam masuk ke Indonesia dibawah oleh para pedagang. Dalam perkembangan dakwah
Islam di Indonesia para penyiar agama Mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya,
sebagaimana dilakukan oleh para wali di tanah Jawa, karena kehebatan para wali Allah dalam
mengemas ajaran Islam Dengan bahasa budaya setempat. Sehingga masyarakat tidak sadar
bahwa nilai-nilai Islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari hari mereka.
Banyak tradisi masyarakat indonesia yang bernuansa islami, biasanya tradisi tersebut
dilaksanakan untuk memperingati hari besar umat islam, seperti misalnya perayaan sekaten yang
diselenggarakan untuk menyambut maulid nabi, ada juga perayaan yang dimaksudkan untuk
memperingati perjuangan penyebaran ajaran islam seperti perayaan tabuik di Pariaman
(Sumatera Barat) yang diselenggarakan pada tanggal 10 muharam. Berikut peninggalan
kebudayaan islam di Indonesia :

a. Kaligrafi

Kaligrafi adalah salah satu karya kesenian Islam yang paling penting. Kaligrafi Islam yang
muncul di dunia Arab merupakan perkembangan seni menulis indah dalam huruf Arab yang
disebut khat. Seni kaligrafi yang bernafaskan Islam merupakan rangkaian dari ayat-ayat suci Al-
qur’an. Tulisan tersebut dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk gambar, misalnya
binatang, daun-daunan, bunga atau sulur, tokoh wayang dan sebagainya. Contoh kaligrafi antara
lain yaitu kaligrafi pada batu nisan, kaligrafi bentuk wayang dari Cirebon dan kaligrafi bentuk
hiasan.

b. Kraton
Kraton atau istana dan terkadang juga disebut puri, merupakan badari kota atau pusat kota dalam
pembangunan. Kraton berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan sebagai tempat tinggal raja
beserta keluarganya. Pada zaman kekuasaan Islam, didirikan cukup banyak kraton sesuai dengan
perkembangan kerajaan Islam. Beberapa contoh kraton yaitu kraton Cirebon (didirikan oleh
Fatahillah atau Syarif Hidayatullah tahun 1636), Istana Raja Gowa (Sulawesi Selatan), Istana
Kraton Surakarta, Kraton Yogyakarta, dan Istana Mangkunegaran.
c. Bentuk Masjid
Sejak masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia banyak mesjid didirikan dan
termasuk mesjid kuno, di antaranya mesjid Demak, mesjid Kudus, mesjid Banten, mesjid
Cirebon, mesjid Ternate, mesjid Angke, dan sebagainya.

d. Seni Pahat
Seni pahat seiring dengan kaligrafi. Seni pahat atau seni ukir berasal dari Jepara, kota awal
berkembangnya agama Islam di Jawa yang sangat terkenal. Di dinding depan mesjid Mantingan
(Jepara) terdapat seni pahat yang sepintas lalu merupakan pahatan tanaman yang dalam bahasa
seninya disebut gaya arabesk, tetapi jika diteliiti dengan saksama di dalamnya terdapat pahatan
kera. Di Cirebon malahan ada pahatan harimau. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa seni
pahat di kedua daerah tersebut (Jepara dan Cirebon), merupakan akulturasi antara budaya Hindu
dengan budaya Islam.

e. Seni Pertunjukan
Di antara seni pertunjukan yang merupakan seni Islam adalah seni suara dan seni tari. Seni suara
merupakan seni pertunjukan yang berisi salawat Nabi dengan iringan rebana. Dalam
pergelarannya para peserta terdiri atas kaum pria duduk di lantai dengan membawakan lagu-lagu
berisi pujian untuk Nabi Muhammad Saw. yang dibawakan secara lunak, namun iringan
rebananya terasa dominan. Peserta mengenakan pakaian model Indonesia yang sejalan dengan
ajaran Islam, seperti peci, baju tutup, dan sarung.

f. Tradisi atau Upacara


Tradisi atau upacara yang merupakan peninggalan Islam di antaranya ialah Gerebeg Maulud,
aqiqah, khitanan, halal bihalal. Perayaan Gerebeg, dilihat dari tujuan dan waktunya merupakan
budaya Islam. Akan tetapi, adanya gunungan ( tumpeng besar) dan iring-iringan gamelan
menunjukkan budaya sebelumnya (Hindu Buddha). Kenduri Sultan tersebut dikeramatkan oleh
penduduk yang yakin bahwa berkahnya sangat besar, yang menunjukkan bahwa animisme-
dinamisme masih ada. Hal ini dikuatkan lagi dengan adanya upacara pembersihan barang-barang
pusaka keraton seperti senjata (tombak dan keris) dan kereta. Upacara semacam ini masih kita
dapatkan di bekas-bekas kerajaan Islam, seperti di Keraton Cirebon dan Keraton Surakarta.
g. Karya Sastra
Pengaruh Islam dalam sastra Melayu tidak langsung dari Arab, tetapi melalui Persia dan India
yang dibawa oleh orang-orang Gujarat. Dengan demikian, sastra Islam yang masuk ke Indonesia
sudah mendapat pangaruh dari Persia dan India. Karya sastra masa Islam banyak sekali
macamnya, antara lain sebagai berikut:
   Babad, ialah cerita berlatar belakang sejarah yang lebih banyak di bumbui dengan
dongeng. Contohnya: Babad Tanah Jawi, Babad Demak, Babad Giyanti, dan sebagainya.
 Hikayat, ialah karya sastra yang berupa cerita atau dongeng yang dibuat sebagai sarana
pelipur lara atau pembangkit semangat juang. Contoh, Hikayat Sri Rama, Hikayat Hang
Tuah, Hikayat Amir Hamzah dan sebagainya.
 Syair, ialah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang berakhir dengan
bunyi yang sama. Contoh: Syair Abdul Muluk, Syair Ken Tambuhan, dan Gurindam Dua
Belas.
 Suluk, ialah kitab-kitab yang berisi ajaran Tasawuf, sifatnya pantheistis, yaitu manusia
menyatu dengan Tuhan. Tasawuf juga sering dihubungkan dengan pengertian suluk yang
artinya perjalanan. Alasannya, karena para sufi sering mengembara dari satu tempat ke
tempat lain. Di Indonesia, suluk oleh para ahli tasawuf dipakai dalam arti karangan prosa
maupun puisi. Istilah suluk kadang-kadang dihubungkan dengan tindakan zikir dan
tirakat. Suluk yang terkenal, di antaranya: Suluk Sukarsah, Suluk Wijil, Suluk Malang
Semirang.

Akan tetapi kebudayaan Islam di Indonesia saat ini sangat kurang. Dengan maraknya
kebudayaan Barat saat ini yang cenderung merusak moralitas umat, Kebudayaan Islam
sesungguhnya bukan tidak mampu membendung arus kebudayaan Barat tapi kebudayaan lebih
pesat mempengaruhi generasi muda. Kebudayaan Islam dari dulu hingga kini sudah mempunyai
peran yang cukup besar di Indonesia. Adanya pesantren yang mengajarkan keluhuran moral
merupakan sebagian dari contoh kebudayaan Islam yang terus bertahan. Lewat pengajaran ilmu
agama di pesantren, telah mampu berfungsi sebagai benteng moralitas. Kebudayaan yang
ditampilkan pesantren ini sesungguhnya tidak dapat dianggap remeh,apalagi dikatakan
dengannol besar.

Anda mungkin juga menyukai