Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan berfungsi untuk membantu peserta didik untuk pengembangan
diri peserta didik, juga pengembangan semua potensi, serta karakteristik
pribadi ke arah yang positif, baik untuk diri peserta didik maupun bagi
lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar memberi nilai-nilai atau melatih
untuk pengembangan diri. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang
secara potensial dan aktual yang dimiliki peserta didik, sebab peserta didik
bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar, melainkan dipandang
sebagai makhluk yang memiliki bermacam-macam potensi yang harus
dikembangkan.

Mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam


hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menyebabakan
terjadinya proses belajar. Aktivitas pengajaran adalah suatu hal yang sangat
berkaitan erat dengan upaya mengubah mengembangkan dan mendewasakan
anak didik. Dalam konsep tersebut tersirat bahwa peran seorang pendidik
adalah pemimpin belajar. Guru bertanggung jawab terhadap berlangsungnya
proses pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.

Guru merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Kegiatan


pembelajaran tidak akan bisa berjalan tanpa ada keikutsertaannya dalam
pembelajaran. Ia menjadi sumber yang dapat menghantarkan para siswanya
menuai hasil yang diharapkan. Menurut Pasal 1 UU No. 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud guru adalah pendidik profesional
dan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Seorang guru harus memiliki kompetensi guru. Kompetensi guru


merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
di miliki, di hayati, di kuasai, dan di aktualisasikan oleh guru dalam
melaksanaan tugas keprofesionalannya. Kepmendiknas No. 045/U/2002

1
menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh
tangung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan
tertentu. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang mewujudkan tindakan cerdas dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Pada
peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menyatakan bahwa kompetensi pedagogik sebagai agen
pembalajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
anak usia dini.

Diantara kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi


pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap
guru dalam jenjang pendidikan apapun. Wacana guru sebagai tenaga
profesional yang sempit ini perlu dilawan dengan wacana guru sebagai
intelektual transformatif, dalam melaksanakan tugas pedagogisnya bertindak
sebagai konseptor dan eksekutor. Dengan kata lain guru transformatif dalam
melaksanakan tugas pedagogisnya selain membuat perencanaan juga
melaksanakan perencanaannya.

Permasalahan guru di Indonesia seperti dipaparkan di atas langsung atau


tidak langsung berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru yang masih
belum memadai, sehingga perlu di sesuaikan komprehensif menyangkut
semua aspek terkait diantantaranya menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual,
menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,
mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu,
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang di miliki, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik, menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran, melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. Maka dari itu kami melakukan observasi ke salah satu sekolah

2
di daerah Jakarta Timur, untuk melihat bagaimana penerapan pedagogik
transformatif dari segi pendidik dan dari segi murid.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan :

1. Bagaimana profil sekolah sasaran ?


2. Mengapa memilih sekolah tersebut untuk melakukan observasi ?
3. Apa makna dari pedagogik transformatif ?
4. Bagaimana penerapan pedagogik transformatif di sekolah ?
5. Apa perbedaan pedagogik tradisional dengan pedagogik transformatif ?
6. Apa keterkaitan antara pedagogik transformatif dengan kurikulum 2013 ?
7. Apa tantangan dalam penerapan pedagogik transformatif di sekolah ?
8. Apa kendala dalam penerapan pedagogik transformatif di sekolah ?
9. Bagaimana cara sekolah dalam mendukung penerapan pedagogik
transformatif di sekolah ?
10. Apa saja kurikulum yang telah digunakan di Sekolah Dasar Islam
Amaryllis ?
11. Apa prinsip-prinsip pedagogik transformatif yang digunakan di Sekolah
Dasar Islam Amaryllis ?
12. Bagaimana dampak dari pedagogik terhadap perkembangan pembelajaran
dan karakter siswa ?
13. Bagaimana peran orang tua terhadap perkembangan anak setelah melihat
dampak dari penerapan pedagogik transformatif ?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari penulisan makalah
ini :

1. Untuk mengetahui profil sekolah sasaran yang menjadi tempat observasi


2. Untuk mengetahui profil sekolah tersebut lebih dalam melalui pedagogik
transformatif
3. Untuk mengetahui makna dari pedagogik transformatif

3
4. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pedagogik transformatif di
sekolah
5. Untuk mengetahui perbedaan dari pedagogik tradisional dengan pedagogik
transformatif
6. Untuk mengetahui keterkaitan yang ada diantara kurikulum 2013 dengan
pedagogik transformatif
7. Untuk mengetahui tantangan dari penerapan pedagogik di sekolah
8. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam penerapan pedagogik
transformatif di sekolah
9. Untuk mengetahui cara sekolah dalam mendukung penerapan pedagogik
transformatif di sekolah
10. Untuk mengetahui kurikulum apa saja yang telah digunakan di Sekolah
Dasar Islam Amaryllis
11. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pedagogik transformatif di Sekolah
Dasar Islam Amaryllis
12. Untuk mengetahui dampak yang terjadi dari penerapan pedagogik
transformatif terhadap perkembangan pembelajaran dan karakter pada
siswa/i
13. Untuk mengetahui peran orang tua setelah melihat dampak yang terjadi
dari penerapan pedagogik transformatif

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

Info Sekolah

Nama Sekolah : Sekolah Dasar Islam Amaryllis

NPSN : 20109059

Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar

Status Sekolah : Swasta

Alamat Sekolah : Jalan Abdulrahman No. 53

RT / RW : 1/5

Kode Pos : 13720

Kelurahan : Cibubur

Kecamatan : Ciracas

Kabupaten/Kota : Jakarta Timur

Provinsi : DKI Jakarta

Negara : Indonesia

Posisi Geografis : -6, 3577 (lintang) dan 106,8796 (bujur)

Nomor Telfon : 0218719453

Email : sd.islam.amaryllis@gmail.com

Kepala Sekolah : Syamsi Kurniati, S.Ag

Kurikulum : 2013

Waktu Penyelenggaraan : Pagi

5
Akreditasi :A

B. Alasan memilih sekolah tersebut

Alasan kelompok kami memilih SDI Amaryllis adalah karena sd tersebut


memiliki lokasi yang strategis, tidak jauh dari kampus dan tidak jauh dari
masing-masing rumah anggota kelompok. Serta di SDI Amaryllis siswa/i nya
banyak menorehkan prestasi melalui berbagia perlombaan.

C. Makna dari pedagogik transformatif

Secara literal pedagogik transformatif dapat diartikan sebagai ilmu


pendidikan yang terus menerus mengalami perubahan baik bentuk maupun
wataknya sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam arti umum pedagogik
transformatif diartikan sebagai bentuk baru ilmu pendidikan yang memiliki
sejumlah karakteristik (watak) berbeda dengan pedagogik lama (tradisional).

Tujuan dari pedagogik transfromatif adalah menyadarkan dan


mengembangkan potensi individu dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui
pedagogik transformatif peserta didik adalah subyek yang partisipatif dan
antisipatif didalam perubahan sosial, sedangkan lembaga pendidikan sebagai
lembaga yang mendekonstruksi dan sekaligus melakukan rekonstruksi sosial.

Pedagogik transformatif menurut para ahli dalam istilah lain :

 Menurut Paolo Freire, pedagogik transformatif disebut juga pedagogik


kritis yang artinya pedagogik transformatif memilik ruh dari pedagogik
kritis yang bertujuan memberikan penyadaran dan memberdayakan
pengembangan potensi individu dalam kehidupan masyarakat.
 Menurut pakar pendidikan Mochtar Buchori, pedagogik transformatif
disebut juga dengan transformasi pendidikan yang artinya pedagogik
transfrormatif dalam perannya mengembangkan potensi individu selalu
mengalami perubahan bentuk dan watak, sesuai dengan perkembangan
zaman.

6
 Menurut Tilaar, pedagogik transformatif disebut juga dengan pedagogik
partisipatif dan interaktif yang artinya membimbing dan mengembangkan
peserta didik menjadi individu-individu yang turut berpartisipasi dalam
perubahan sosial. Dalam partisipasi tersebut peserta didik selalu terbuka
atau berinteraksi dengan perubahan sosial yang terjadi.

Dari uraian di atas dapat ditangkap makna dari pedagogik transformatif yakni
sebagai pedagogik modern yang dalam implementasinya menggantikan
pedagogik tradisional yang dipandang kurang relevan lagi dengan tuntutan
zaman.

D. Penerapan pedagogik transformatif di sekolah

Sesuai dengan makna dari pedagogik transformatif yang bermakna ilmu


pendidikan yang terus menerus mengalami perubahan baik bentuk maupun
wataknya sesuai dengan perubahan zaman dan dipandang sebagai ilmu
pendidik yang terbuka terhadap segenap perubahan dan pembaruan terhadap
perkembangan zaman.

Penerapan pedagogik transformatif yang dilakukan oleh SD Amaryllis


menyesuaikan pembelajaran dengan mengikuti zaman, yaitu dengan
melakukan penambahan fasilitas teknologi atau metode baru untuk
menumbuhkan rasa keingintahuan siswa/i dan membuat pemikiran siswa/i
tersebut lebih kritis. Dan menggunakan media yang menarik serta inovatif
sehingga menambah pemikiran baru dan juga menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan baru dari siswa/i setelah melihat media yang diperlihatkan oleh
guru mereka.

E. Perbedaan pedagogik tradisional dengan pedagogik transformatif

Perbedaan yang ada antara pedagogik tradisional dan pedagogik transformatif


adalah :

 Pedagogik Tradisional
- Berpusat pada pembelajar (pendidik)

7
- Fokus untuk mengembangkan potensi
- Peserta didik hanya sebagai obyek
- Guru sebagai investor data atau pemberi informasi
- Proses pembelajarannya aktif mekanistik
 Pedagogik Transformatif
- Individuasi berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat
- Penyadaran dan pengembangan potensi individu dalam kehidupan
bersama dalam masyarakat
- Peserta didik sebagai obyek yang partisipatif dan antisipatif dalam
perubahan sosial
- Guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi
- Pembelajarannya dialogis partisipatif

Menurut penuturan guru di SDI Amaryllis perbedaan yang terlihat pada proses
pembelajaran adalah tidak lagi terpaku pada satu sumber melainkan bisa dari
berbagai sumber, serta siswa/i tidak hanya mendengarkan gurunya
menjelaskan tetapi ikut mencari informasi dalam proses pembelajaran, lalu di
presentasikan di depan kelas secara berkelompok.

F. Keterkaitan kurikulum 2013 dengan pedagogik transformatif

Menurut narasumber keterkaitan yang ada diantara kurikulum 2013


dengan pedagogik transformatif adalah sama-sama ingin mengembangan
potensi yang ada di dalam diri seseorang atau individu. Dalam kurikulum
2013 pembelajaran tidak lagi menitikberatkan informasi pada pendidik
melainkan mengajak peserta didik untuk ikut mencari informasi sehingga
menjadikan peserta didik lebih kritis dalam berpikir, lebih kreatif dan inovatif
serta menjadikan seseorang yang mandiri.

Dalam pedagogik transformatif, seseorang juga difokuskan agar bisa


berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat serta mengembangkan potensi
individu tersebut dalam kehidupan sosial.

G. Tantangan dari penerapan pedagogik transformatif di sekolah

8
Dalam penerapan pedagogik transformatif di sekolah tidak terjadi begitu saja,
ada hal yang menghambat atau memperlancar proses pembelajaran. Setelah
melakukan observasi ke Sekolah Dasar Islam Amaryllis berikut merupakan
tantangan yang ada dari penerapan pedagogik transformatif bisa dilihat dari
dua sisi yaitu sisi sebagai pendidik dan sisi sebagai peserta didik.

Tantangan dari segi pendidik yaitu :

- Menghadapi murid yang belum bisa menyesuaikan perubahan yang terjadi


seperti perubahan kurikulum yang sebelumnya menitikberatkan kepada
pendidik sekarang terfokus kepada perserta didik
- Harus mengetahui karakter setiap individu peserta didik, sehingga bisa
menentukan apabila dalam proses pembelajaran ada kegiatan berkelompok
atau tutor sebaya
- Masih banyak sarana di sekolah yang kurang memadai
- Sistem kelas dan tata ruang yang menghambat mobilitas siswa dalam
belajar yang bersifat kooperatif dan kontekstual
- Masih banyak peserta didik yang hiperaktif sehingga pendidik sulit untuk
menangani peserta didik tersebut

Tantangan dari segi peserta didik :

- Masih banyak siswa yang belum memahami perubahan sistem


pembelajaran di kelas
- Masih banyak siswa yang sulit mengikuti proses pembelajaran di kelas
- Masih banyak siswa yang sulit untuk mengikuti ritme pembelajaran yang
sudah diubah karena sebelumnya terbiasa untuk di suapi dengan materi
pembelajaran

H. Kendala dalam penerapan pedagogik transformatif di sekolah

Menurut narasumber penerapan pedagogik transformatif tidak selamanya


berjalan mulus, ada beberapa kendala yang harus di hadapi dan di atasi
sehingga tidak lagi menghambat proses pembelajaran. Menurut Ibu Syamsi
kendala itu dilihat dari segi pendidik dan peserta didik.

9
Kendala dari segi pendidik :

Kendala yang dihadapi dari segi pendidik adalah masih banyak pendidik yang
belum memahami dengan kemajuan iptek atau belum bisa memanfaatkan
fasilitas teknologi secara maksimal. Di Sekolah Dasar Islam Amaryllis ada
beberapa pendidik yang masih belum bisa memanfaatkan fasilitas yang ada
dengan maksimal. Solusi yang dilakukan agar pendidik tersebut bisa
memanfaatkannya secara maksimal adalah dengan di adakan pelatihan secara
berkala sehingga melalui pelatihan tersebut pendidik di harapkan bisa
memaksimalkan penggunaan fasilitas teknologi yang ada di sekolah tersebut.

Kendala berikutnya masih banyak pendidik yang menggunakan metode


pengajaran dengan menggunakan metode lama yaitu seperti metode ceramah,
dimana peserta didik hanya mendapatkan informasi melalui pendengaran
tanpa adanya sumber visual seperti gambar atau media pembelajaran.
Dikarenakan masih ada beberapa pendidik yang malas untuk membuat media
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sehingga
peserta didik akan cepat merasa jenuh atau bosan.

Kendala dari segi peserta didik:

Kendala yang dihadapi masih ada peserta didik yang menangkap materi
dengan cepat dan ada juga yang menangkap materi dengan lambat. Sehingga
peserta didik yang mengalami ketertinggalan dalam proses belajar sulit untuk
mengikuti proses pembelajaran. Menurut Sekolah Dasar Islam Amaryllis
solusi untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan menggunakan metode
tutor sebaya atau juga bisa dengan menambahkan jam pelajaran bagi peserta
didik yang mengalami hal tersebut, tetapi jam tambahan dilakukan diluar jam
kelas.

I. Cara sekolah dalam mendukung penerapan pedagogik transformatif di


sekolah

10
Cara yang dilakukan oleh Sekolah Dasar Amaryllis dalam mendukung
penerapan pedagogik transfromatif adalah dengan kemajuan teknologinya
yaitu dengan penggunaan infocus dan laptop. Penggunaan infocus dan laptop

Di Sekolah Dasar Islam Amaryllis cara yang dilakukan untuk mendukung


penerapan pedagogik transformatif dengan menyediakan infocus yang diletakkan
di dalam setiap kelas seperti gambar diatas, dengan penggunaan infocus tersebut
bisa mempersingkat waktu pembelajaran serta memberikan media dengan variasi
yang baru.

Cara lain yang dilakukan di Sekolah Dasar Islam Amaryllis lainnya adalah dengan
adanya kegiatan dokter kecil yaitu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan anak terhadap kesehatan tubuh, mempelajari cara bagaimana
menjaga kebersihan tubuh, mempelajari bagaimana mengatasi jika ada teman
yang lain mengalami kecelakaan.

Cara lain yaitu dengan mengajak anak berinovasi seperti setiap pergantian jam
pelajaran dengan menyanyikan sebuah lagu atau yel-yel sekolah. Dengan hal
tersebut dapat membangkitkan semangat siswa dalam menjalani pembelajaran

11
berikutnya dan tidak merasa jenuh terlalu lama di dalam kelas, serta membuat
rileks pikiran peserta didik tersebut.

Cara lain yang bisa di lakukan adalah dengan mengadakan jam untuk pojok baca,
yaitu kegiatan membaca di perpustakaan dengan memilih buku yang peserta didik
sukai tanpa membatasi kesukaan mereka tetapi sebagai pendidik harus tetap
mengawasi kegiatan tersebut.

J. Kurikulum yang telah digunakan di Sekolah Dasar Islam Amaryllis

Menurut narasumber kurikulum yang digunakan sebelum kurikulum 2013 ada


beberapa yaitu :

 Kurikulum berbasis kompetensi (2004)

Pada tahun 2004 diluncurkan kurikulum berbasis kompetensi sebagai pengganti


kurikulum 1994. Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus
mengandung tiga unsur pokok yaitu, pemilihan kompetensi sesuai, spesifikasi
indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi, dan pengembangan pembelajaran.

Kurikulum berbasis kompetensi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, menekankan


pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal,
berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan
pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga
sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

 Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Kurikulum ini hampir mirip dengan kurikulum 2004. Perbedaan menonjol terletak
pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari
desentralisasi sistem pendidikan di indonesia. Pada kurikulum 2006, pemerintah
pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut
mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan
daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran dihimpun menjadi
sebuah perangkat dinamakan Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

 Kurikulum 2013

12
Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP, kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap dan
perilaku. Di dalam kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran
terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PKN, dan sebagainya,
sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi matematika.

Kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 menurut narasumber :

 Kelebihan
- Memiliki konsep yang jelas terhadap lulusan yang ingin dicapai
Dalam kurikulum 2013 tidak dimulai dari potongan lulusan yang
ditetapkan. Sehingga kompetensi masing-masing mata pelajaran
menyesuaikan dengan tujuan yang ingin di capai.
- Mengemas mata pelajaran menjadi lebih maknawi dalam kehidupan
sehari-hari dengan model pembelajaran tematik integratif dan pendekatan
saintifik
Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran murid aktif, guru sebagai
fasilitator maupun motivator, semua aspek kehidupan bisa menjadi sumber
pembelajaran, serta melahirkan manusia pembelajar.
 Kekurangan
- Adanya kontradiksi, karena mau melahirkan manusia yang kreatif, kritis,
inovatif, tapi penuh materi yang normatif karena ada penambahan jam
belajar agama.
- Berharap proses pembelajaran lebih leluasa tapi ada penambahan jam
belajar.
- Kurikulum 2013 cocok untuk sekolah yang sudah maju dan gurunya punya
semangat belajar tinggi, masyarakat yang sudah terdidik, muridnya
memiliki kemampuan dan fasilitas setara, serta infrastruktur
telekomunikasi dan transportasi sudah merata sehingga tidak menghambat
proses.
- Kekurangan lainnya terletak pada penggunaan Ujian Nasional (UN)
sebagai evaluasi standar proses pembelajaran siswa aktif.

13
K. Prinsip-prinsip pedagogik transformatif yang digunakan di Sekolah Dasar
Islam Amaryllis
Menurut narasumber prinsip pedagogik yang cocok di gunakan di sekolah
nya antara lain :
 Proses Humanisasi

Peserta didik di ajarkan untuk mengembangkan nilai-nilai kasih sayang, hidup


bertoleransi, saling menghargai, dan saling membantu dalam pertemuan-
pertemuan dialogis

 Hak Asasi Manusia (HAM)

Peserta didik di ajarkan bagaimana cara untuk menumbuhkan dan


mengembangkan hak asasi manusia (HAM). Artinya dalam berkomunikasi
dan berdialog antara aku dan aku yang lain memiliki kesetaraan dan saling
menghargai dalam rangka memperkaya ruang toleransi yang dibangun
bersama

 Orientasi ke masa depan (future oriented)

Peserta didik mempersiapkan dan membekali dirinya dengan pendidikan yang


berorientasi jauh ke depan, dengan harapan individu dapat menjalankan
kehidupan sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang pada saat nanti.

 Proses pendidikan adalah proses individuasi

Peserta didik belajar bagaimana caranya mengembangkan diri untuk


memperoleh identitas dirinya, tetapi tetap berlatar belakang kehidupan sosial
dan budaya individu tersebut.

L. Dampak dari penerapan pedagogik transformatif

Menurut narasumber selaku guru SDI Amaryllis mengatakan bahwa dengan


penerapan pedagogik transformatif disekolah adalah :

- Peserta didik menjadi kritis


- Peserta didik dapat mengembangkan potensinya
- Peserta didik menumbuhkan sikap mandiri

14
- Peserta didik mempunyai rasa toleransi yang tinggi
- Peserta didik mempunyai rasa saling menghargai
- Peserta didik mempunyai sikap agar saling menghormati

M. Peran orang tua dalam mendukung pendidikan

Menurut narasumber peran orang tua sangat penting dalam mendukung proses
pembelajaran. Karena keberhasilan proses pembelajaran bukan menjadi tugas
seorang guru saja melainkan juga ada peran orang tua yang penting. Oleh karena
itu orang tua seharusnya lebih memahami bakat dan potensi anak nya masing-
masing.

Beriku peran orang tua yang dituturkan oleh narasumber :

 Pendidik (edukator)

Orang tua juga harus mengupayakan perkembanga seluruh potensi anak

 Pendorong (motivator)

Orang tua juga harus berperan untuk menumbuhkan rasa semangat, penggerak
atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan.

 Fasilitator

Sebagai orang tua juga berperan untuk menyediakan peralatan belajar seperti
meja belajar, alat tulis, buku, dan lain-lain. Karena dengan adanya fasilitas
yang disediakan secara maksimal dapat membantu kelangsungan
pembelajaran.

 Pembimbing

Peran orang tua juga bukan sekedar membiayai biaya sekolah anak mereka
tetapi juga berperan untuk membimbing agar sang anak tidak merasa
kebingungan atau kesulitan dalam proses pembelajaran

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penerapan pedaogogik transformatif di sekolah merupakan salah satu hal


yang bagus karena dengan adanya pedagogik transformatif membantu proses
pembelajaran bukan hanya dari segi teknologi melainkan dari prosesnya yaitu
memahami bahwa peserta didik harus bisa mengembangkan potensinya agar
bisa mengikuti perubahan sosial.

Melalui pedagogik transformatif guru juga terbantu karena membantu


mempersingkat waktu dan pelajaran. Di sisi peserta didik juga terbantu karena
membuat pemikiran mereka lebih luas lagi dan lebih kritis dari sebelumnya,
serta menyadari potensi dan bakat yang ia punya.

Dalam proses pendidikan juga peran orang tua sangat penting, sebagai
pembimbing, fasilitator, dan juga pendidik. Peran orang tua sangta penting
karena mereka lah yang lebih lama menjalani kehidupan atau aktivitas
bersama sang anak, sehingga harus lebih memahami kondisi dan potensi sang
anak.

B. Saran

Guru harus lebih melek terhadap kemajuan teknologi agar dalam


mengajarkan atau menjelaskan materi tidak lagi menggunakan metode lama
melainkan menggunakan kecanggihan teknologi yang ada, serta

16
memaksimalkan media pembelajaran yang ada yang bersifat inovatif dan
progresif.

Peserta didik juga harus bisa berpikir secara lebih luas lagi dengan adanya
perubahan yang ada agar bisa mengikuti pembelajaran, dan juga
menumbuhkan kesadaran bahwa setiap peserta didik mempunyai potensinya
masing-masing.

Daftar Pustaka

Internet :

https://prezi.com/xka66fljftmk/pedagogik-transformatif/

Diakses pada tanggal 16 desember 2019 pukul 19.53

http://pgsdcommunity.blogspot.com/2012/11/pedagogik-
transformatif.html

Diakses pada tanggal 16 desember 2019 pukul 20.57

Buku :

Pudjosumedi, Sugeng dkk. 2012. Pengantar Pedagogik Tranformatif.


Jakarta: PAEDEA.

17
Lampiran

Foto bersama dengan narasumber Ibu Syamsi Kurniati, S.Ag

18
Foto peserta didik sedang melaksanakan Try Out menggunakan laptop.

19

Anda mungkin juga menyukai