Anda di halaman 1dari 7

Nama : Vica Herza

NIM : K011191138

KELAS : KESMAS B

RESUME MENEROPONG STATUS KESEHATAN MASYARAKAT DI SULAWESI


SELATAN TAHUN 2021

Pada tahun 2019, ada 18 indikator yang menjadi target kerja bidang P2P provinsi
Sulawesi Selatan yang mana lima di antara indicator tersebut capaiannya tidak mencapai target
yang telah ditentukan dan ada empat indicator dengan kinerja yang tidak mencapai 100%. Hal ini
dikarenakan adanya hambatan dalam melakukan kinerja, baik itu terkait geografis, sumber daya
dan sebagainya. Mislanya saja indicator persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan
KTR dengan target 50% sekolah, tapi hanya 17% yang dicapai dan dengan kinerja 34%.

Ditampilkan dan dijelaskan data mengenai target, capaian, dan kinerja instansi
pemerintah program pencegahan dan penyakit Dinkes Provinsi. Sulsel tahun 2019, 2020, dan
didapatkan persentase rata-rata kinerjanya sudah sangat tinggi. Kemudian, ditampilkan
persentase kasus TB yang ditatalaksanakan sesuai standar dan hasilnya juga menunjukkan bahwa
capaian hampir 100% dibandingkan targetnya. Namun, untuk persentase kasus HIV yang diobati
tahun 2019, capaiannya tidak jauh beda dengan target tapi kinerjanya dua kali lipat.

Selanjutnya membahas peran institusi pendidikan (PT) di mana empat peran utamanya,
yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan kemitraan. Dalam meningkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing ada tiga strategi utama, yaitu
peningkatan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana (KB), dan kesehatan reproduksi;
percepatan perbaikan gizi, pembudayaan perilaku hidup sehat melalui Germas.

PEMATERI: DRS. H. IKHSAN ISKANDAR M.SI

Capaian dan Tantangan Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Jeneponto

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,


meningkatkan mutu sumber daya manusia, dan produktifitas yang dapat meningkatkan taraf
hidup. Dengan tolak ukur: meningkatnya derajat kesehatan, menurunnya angka kematian
bayi/balita, meningkatnya kesehatan ibu dan anak, meningkatnya status gizi masyarakat,
memperpanjang usia harapan hidup, penyebaran informasi kesehatan lewat media social SMS
dan WA blast, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, adanya MOU di antara Dinkes dengan
mubalig untuk menyebarkan informasi, pencegahan, dan pengendalian Covid-19 dengan
pendekatan Kesmas, dan adanya saka bukti husada salah satu upaya UKBM (Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat).

Potensi penyebab penyebaran Covid-19 di kabupaten Jeneponto, yaitu mobilitas


penduduk yang tinggi, memiliki pelabuhan antarpulau, wilayah yang relative dekat dengan ibu
kota provinsi, terdapat kawasan industri yang mempekerjakan tenaga asing, banyak warga yang
bekerja di luar daerah dan masyarakat tidak mengikuti protocol kesehatan.

Hambatan dalam penanggulangan Covid-19, yaitu tingkat kesadaran masyarakat kurang


dalam menghindari kewaspadaan Covid-19, tingginya mobilisasi masyarakat dari luar daerah,
masih adanya provokasi menolak pemeriksaan kontak, masih mendominasinya informasi hoaks
di masyarakat. Ada pun upaya yang telah dilakukan kabupaten Jeneponto:

 Kegiatan keamanan mengikuti fatwa MUI.


 Kegiatan perkantoran mengikuti protocol kesehatan.
 Menutup sementara tempat hiburan.
 Pembentukan tim gerak cepat/brigade siaga di setiap layanan kesehatan.
 Melakukan pemantauan bagi orang asing yang masuk ke wilayah Jeneponto.
 Melakukan rapid massal yang dianggap rawan terjadi penularan Covid-19.
 Melakukan swab massal di lingkungan perkotaan.
 Melakukan treacing kontak kepada pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.
 PERBUB 37 tentang penerapan disiplin dan penegakkan hokum protokoler kesehatan
sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19.
 Pengadaan mobil combat PCR.
 Pelunasan yustisi aman nusa I tahun 2020 dan aman nusa II tahun 2021 (Dinkes, satpol
PP, Dishub, TNI, polri)
MATERI: PROF. RIDWAN

Kebijakan PERSAKMI dalam Meningkatkan Status Kesmas di Indonesia

Salah satu indicator yang digunakan untuk mengukur kualitas suatu bangsa, yaitu melihat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang di-support dengan tiga komponen, yaitu Pendidikan,
kesehatan, dan pendapatan perkapita. Perlu kita sadari bahwa daya saing satu bangsa terletak
pada IPM-nya, semakin tinggi nilai IPM, semakin berkualitas suatu bangsa untuk memasuki
persaingan global. Hal ini menjadi PR bagi kita semua karena tantangannya sangat besar. Tiga
komponen ini merupakan siklus mata rantai yang membutuhkan pendekatan yang unik dan
berbeda untuk setiap wilayah. Regulasi Pembangunan Kesehatan telah diatur dalam UU 36/2009,
yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat. Pada UU 20/2003 diatur
mengenai Pembangunan Pendidikan pembangunan Ekonomi dilakukan dengan peningkatan dan
pemerataan pendapatan masyarakat. Kesadaran untuk hidup sehat harus terus dibangun
khususnya diterapkan oleh sarjana kesehatan dan ada kemauan untuk hidup sehat dan harus ada
dukungan dari pemerintah, begitu pun dengan pembangunan ekonomi masyarakat harus terus
digaungkan karena komponen ini sangat penting.

Dalam Sustainabability Development Goals (SDG`s) masih banyak agenda yang belum
terselesaikan, seperti penurunan prevalensi balita kekurangan gizi, penurunan AKI, AKB, AKBa,
penurunan prevalensi HIV dan AIDS dari total populasi, peningkatan kemampuan komprehensif
HIV/AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun, serta kesenjangan akses air minum dan sanitasi
layak. Semesntera itu, muncul perhatian baru seperti Universal Health Coverage, kematian
akibat PTM dan pengendalian tembakau, penyalahgunaan narkotika dan alcohol, kematian dan
cidera kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Secara khusus, yang menjadi poin penting yang
terjadi secara nasional maupun di daerah, yaitu tuberculosis, HIV/AIDS, malaria, kusta dan
frambusia, hipertensi, diabetes milletus, kecelakaan lalu lintas, penggunaan alcohol, merokok,
imunisasi, serta diare pada bayi dan anak. Sehingga, kita sebagai calon sarjana kesehatan
masyarakat tidak boleh abai terhadap aspek-aspek penting tersebut.

Kuantitas dan kualitas SDM Indonesia, angka beban ketergantungan dengan rasio
penduduk di Indonesia, sudah memasuki yang disebut bonus demografi yang melibatkan
ekkuatan dengan semakin banyaknya angkatan kerja yang menanggung angkatan yang tidak
bekerja. Oleh karena itu, setiap pemerintah kabupaten/kota harus mempersiapkan lengan kerja
kepada anak muda yang baru menyelesaikan studi agar tidak menjadi pengangguran di
masyarakat. Ternyata, Angkatan kerja di Indonesia masih banyak yang tingkat pendidikannya
rendah sehingga memengaruhi kualitas kerjanya.

Di dalam area reformasi system kesehatan, ada delapan area yang harus menjadi
perhatian di daerah maupun nasional, yaitu Pendidikan dan penempatan tenaga kesehatan,
penguatan puskesmas, peningkatan RS dan Yankes di DTPK, kemandirian farmasi dan alat
eksehatan, ketahanan kesehatan pengendalian penyakit dan imunisasi, pembiayaan kesehatan,
dan teknologi informasi & pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, setiap kabupaten kota
diharapkan menyesuaikan dengan perkembangan reformasi yang akan datang.

Lima prioritas kerja tahun 2019-2024, yaitu pembanngunan SDM, pembangunan


infrastruktur, simplifikasi regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi.
Penguatan pembangunan ke depan dalam RPJMN 2020-2924 terkait penguatan Germas;
pengembangan kawasan sehat, peningkatan cukai rokok, pembatasan iklan rokok, penerapan
sin-tax produk pangan yang berisiko tinggi, revitalisasi posyandu dan UKBM, serta
pengembangan pedoman Germas sektor non kesehatan. Terkait pemanfaatan inovasi dan
teknologi, yaitu perluasan system rujukan online dan telemedicine, real time surveilans penyakit,
system logistic farmasi real time, digitalisasi rekam medis online, penguatan flying healthcare,
dan penelitianserta riset life science. Selanjutnya terkait afirmasi DPTK dan pemeliharaan
swasta, yaitu redistribusi tenaga kesehatan, paket afirmasi pelayanan kesehatan, afirmasi
pendidikan dan penugasan tenaga kesehatan, integrase faskes swasta dalam system rujukan,
sIstem kontrak penyediaan layanan kesehatan, dan pendampingan akreditasi faskes swasta.
Berikutnya mengenai penguatan tata kelola, seperti pendampingan dan penguatan kapasitas
daerah, integrase SIK nasional, dan peningkatan kemandirian fasilitas pelayanan kesehatan.

Kerangka pendekatan multisector dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan
anak, kita harus memperhatikan penyebab langsung maupun tidak langsung, yaitu terkait akses
dan kualitas pelayanan kesehatan di masing-masing wilayah yang dianalisis dan dikaji dengan
seksama untuk mengembangkan kebijakan daerah.

Dari Evidence Summit, untuk mengurangi kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia,
terdapat rekomendasi Yankes, yaitu meningkatkan kualitas pelayanan persalinan di RS dengan
mengacu peraturan PONEK, menjalankan kebijakan bahwa tempat persalinan harus di fasyankes
karena semakin tinggi angka persalinan di rumah maka semakin tinggi risiko kematian ibu dan
BBL, dan akreditasi semua fasyankes untuk menilai kepatuhan regulasi tentang yankes ibu
hamil, persalinan, dan perawatan bayi baru lahir. Kemudian, untuk rekomendasi system rujukan,
yaitu dengan meningkatkan kualitas dan fasilitas, serta perlu penataan faskes. Transisi yang
terjadi saat ini, yaitu triple transisi, baik penyakit menular, tidak menular, dan penyakit re-
emerging. Penyelesaian factor risiko Bersama, seperti diabetes, hipertensi, dan kanker.

Visi PERSAKMI, yaitu menjadi organisasi profesi kesehatan masyarakat penggerak


utama pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. Sedangkan misi lainnya, membina dan
mengembangkan SDM Kesmas, mewujudkan Pendidikan profesi Kesmas, mengembangkan
program kesehatan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, serta memperkuat jejaring
kemitraan strategis bidang kesehatan dengan bekerja sama pada seluruh pemangku kepentingan.
Tugas utama, yaitu menghimpun sarjana, menjalin kerjasama, menyiapkan beberapa dokumen,
berkoordinasi dan bekerja sama dengan perguruan tinggi, menyelenggarakan program kegiatan,
dan sebagainya. PERSAKMI juga memiliki delapan program kerja.

MATERI: BUPATI TORAJA UTARA

Capaian dan Tantangan Kesmas di Kabupaten Toraja Utara

Gambaran Toraja Utara sebagai daerah otonomi baru dalam mendekatkan pelayanan
kepada masyarakat yang wilayahnya masih terpencil dan terisolir dari pusat-pusat pelayanan dan
pertumbuhan ekonomi. Diharapkan hal ini akan terqujud sebagai konsekuensi dari pemekaran
untuk menuju kesejahteraan masyarakat.

Telah banyak capaian di bidang kesehatan masyarakat sejak tahun 2019 hingga saat ini,
seperti penurunan pada kasus kematian ibu dari 7 kasus menjadi 5 kasus, kematian bayi dari 18
menjadi 15 kasus, kasus kematian balita, gizi buruk, dan kasus stunting. Berikutnya, pencapaian
yankes penderita hipertensi sesuai dengan standar yang masih rendah, serta terbitnya Perda
tentang pencegahan dan penanggulangan rabies dan pengujian kalibrasi alkes. Tantangannya,
yaitu keterbatasan SDM pada RS dan Puskesmas, pelayanan kesehatan menjadi tidak maksimal
akibat pandemic, Perda yang diterbitkan belum terlaksana secara maksimla, sarana prasarana
Pusekesmas belum sesuai standar, keterbatasan jaringan Dinkes.

MATERI: BUPATI ENREKANG


Keberhasilan yang telah dicapai kabupaten Enrekang dalam bidang kesehatan, yaitu
Puskesmas telah terakreditasi, semua Puskesmas telah mendapatkan SIK berbasis online, ada
peraturan bupati tentang peran desa dalam pencegahan stunting, penurunan prevalensi stunting,
APBD dianggarkan untuk PBI masyarakat, capaian posyandu aktif purnama dan mandiri,
Enrekang mendapatkan penghargaan kabupaten sehat, capaian vaksinasi Covid-19 bagi nakes
sudah 85%, pelayanan di Puskesmas selama pandemic secara online.

Bagaimana Pola Asuh Anak?

Bupati Enrekang: “Lebih bergizi danke daripada susu karena dalam membuat danke,
dibutuhkan 1,5 liter susu. Danke juga dapat dikonsumsi di setiap kalangan usia. Diharapkan para
ibu maupun calon ibu dapat memperhatikan potensi gizi yang dikonsumsi. Konsumsi nasi dalam
keluarga di Indonesia terbilang sangat besar, bahkan termasuk negara pengonsumsi nasi
terbanyak kedua di dunia. Ini menyababkan perbandingan gizi dalam nasi dengan hidangan lain
sangat besar. Masalah lain yang dihadapi adalah pernikahan dini yang masih sering terjadi di
kalangan masyarakat, di mana sebenarnya sang wanita belum siap secara fisik maupun
pengetahuan apalagi tentang gizi keluarganya nanti yang secara tidak langsung berpengaruh
terhadap kondisi gizi keluarga baru tersebut.”

CLOSING STATEMENT:

Bagaimana pandangan para bupati terhadap partisipasi masyarakat di daerah masing-


masing?

Bupati Toraja Utara: Sudah mulai baik. Perspektif kesehatan dalam semua adat dan budaya
berlangsung dengan baik . seluruh kegiatan masyarakat yang melibatkan konsumsi telah melalui
sebuah system pengawasan yang terpadu yang ada di dalam institusi. Partisipasi masyarakat di
bidang kesehatan mulai tumbuh dengan normal. Tidak ada lagi masyarakat yang berkumpul ke
suatu rumah dengan tidak mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Jadi, sudah ada
budaya baru masyaraakt untuk Covid-19. Mereka sudah terbantu, termasuk dengan pola
konsumsi dari pola hidup sehat.

Bupati Enrekang: Untuk menciptakan masyarakat sehat masih butuh perjuangan, dibutuhkan
keterlibatan semua elemen masyarakat, bukan hanya keluarga inti dalam rumah tangga. Karena
kalau tidak, bisa saja berubah, tapi cenderung lambat. Kalau kesehatan masyarakat tidak bagus,
maka akan susah. Untuk itu, semuanya harus bergerak, dalam pola hidup sehat, pola makan, dan
sebagainya. Termasuk keluarga bencana. Termasuk pesta-pesta yang sifatnya konsumtif yang
dapat menurunkan tingkat kesehatan kalau tidak diatur. Jadi, untuk kesehatan masyarakat, masih
butuh kerja sama semua elemen masyarakat.

Prof. Ridwan: PERSAKMI siap mensupport pendampingan dalam pengembangan kesehatan


masyarakat, khususnya dalam pemutusan mata rantai penyebaran suatu penyakit/Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai