PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa sekolah menengah atas
program ilmu sosial kelas XII pada semester genap dalah memahami materi analisis
bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus pada siklus
akuntansi perusahaan dagang. Bukti transaksi adalah dokumen atau surat yang
menandai bahwa transaksi yang sah telah terjadi (Suwardjono, 2002:131). Bukti
penting, karena benar atau salahnya analisis akan menentukan benar atau salahnya
pencatatan ke dalam buku jurnal dan proses alat ukurnya. Idealnya agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai, guru harus memiliki metode pembelajaran yang tepat.
Situasi pembelajaran yang terjadi di kelas sering berbeda dengan apa yang
diharapkan. Berdasarkan hasil observasi di kelas XII IPS 2 SMA Negeri 5 Cilegon,
Pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Guru jauh lebih aktif dibandingkan para
siswanya. Dalam pengamatan tampak bahwa cukup banyak siswa yang tidak
yang kontraproduktif, dan bahkan ada yang tertidur di kelas. Dampak kegiatan
pembelajaran demikian adalah secara umum siswa tidak memiliki pemahaman yang
menunjukkan cukup banyak siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM).
1
Guru perlu memiliki metode yang tepat dalam pembelajaran. Pada materi
pembelajaran analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal
khusus idealnya pembelajaran dikemas secara menarik dan kontekstual. Salah satu
model pembelajaran yang dapat dipilih adalah role playing (bermain peran). Role
playing atau bermain peran/sosiodrama adalah suatu model mengajar di mana guru
dagang. Siswa akan berperan sebagai pihak yang mengambil peranan bagian
penjualan dan pembelian, bagian keuangan, dan bagian akuntansi. Melalui cara ini
khususnya analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal
khusus.
Siswa akan belajar dengan bermain peran layaknya seorang yang bekerja
dalam suatu perusahaan dagang. Ada yang bertindak sebagai bagian penjualan dan
pembelian, bagian keuangan, dan bagian akuntansi. Pada setiap bagian perusahaan
siswa berlatih membuat bukti transaksi, mengenal hubungan di antara bagian- bagian,
tentang siklus akuntansi perusahaan dagang pada materi analisis bukti transaksi dan
2
Bukti Transaksi Dan Pencatatan Bukti Transaksi Dalam Jurnal Khusus” Studi
B. Batasan Masalah
kelas XII IPS 2 SMA Negeri 5 Cilegon pada materi analisis bukti transaksi dan
C. Rumusan Masalah
pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus pada siswa kelas XII IPS 2 SMA
playing?
D. Tujuan Penelitian
transaksi dalam jurnal khusus pada siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 5 Cilegon
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus pada siswa kelas XII IPS 2
3
SMA Negeri 5 Cilegon.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam memilih
pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti
transaksi dalam jurnal khusus pada siswa kelas XII IPS 2 SMA Negeri 5
Cilegon.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi guru dalam
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan di kelasnya sendiri dengan
cara: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah & Tagama, 2009:9).
suatu metode untuk memberdayakan guru yang mampu mendukung kinerja kreatif
guru merupakan orang yang paling tahu segala sesuatu yang terjadi dalam
akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang
dalam PTK diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti. Dengan demikian
PTK dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi
diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan
memperbaiki pemahaman dan keadilan tentang praktik yang dilakukan, dan situasi-
5
Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa PTK adalah
suatu tindakan yang terjadi di kelas untuk perbaikan mutu pembelajaran yang
2. Karakteristik PTK
berikut:
3. Tujuan PTK
a. Hasil PTK kolaboratif dapat dijadikan feedback bagi sistem pembelajaran dengan
cara yang lebih substansional dan kritis
b. Mendorong guru untuk berbagi masalah pembelajaran dengan pihak-pihak yang
6
terkait
c. Dapat memberdayakan potensi guru
d. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kolaborasi tim dalam PTK
e. Tumbuhnya berpikir kritis dan kreatif, sistematis, dan logis melalui interaksi terbuka
yang bersifat reflektif-evaluatif dalam PTK
f. Adanya upaya saling mendorong untuk berubah dalam kerjasama
g. Meningkatnya kesepakatan melalui kerja sama secara demokratis dan dialogis
h. Timbulnya semangat dan motivasi kerja dalam dinamika kelompok.
a. Sulitnya mencapai keharmonisan kerja sama antara orang-orang yang memiliki latar
belakang berbeda
b. Kurangnya pengetahuan peneliti dalam metode peneliti karena terlalu banyak
berusaha tentang hal-hal praktis
c. Rendahnya efisiensi waktu karena di satu pihak, guru sebagai peneliti harus terlibat
dalam proses tindakan sedangkan di pihak lain guru harus melakukan tugas rutin
d. Adanya tuntutan pemimpin kelompok untuk bertindak secara demokratis dan
memiliki kepekaan tinggi
e. Memiliki validitas dan reliabilitas yang rendah.
B. Pembelajaran Kooperatif
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja
bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim untuk
keberhasilan kelompoknya. Lie (2008:23) menyatakan bahwa ada tiga pilihan model
pembelajaran yang menekankan pada kerja sama dalam sebuah team, menurut Lie
(2008:29)
adalah model pembelajaran yang terdiri dari beberapa siswa dalam suatu kelompok
7
atau team dengan menggunakan unsur kerja sama dalam melaksanakan tugas untuk
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individual maupun secara kelompok.
2009:60):
8
Rusman (2011:204) mengatakan ada 4 hal penting dalam strategi pembelajaran
kooperatif :
Rusman (2011:204):
Hal itu berarti bahwa untuk pembagian kelompok guru tidak bisa seenaknya,
tetapi guru harus menentukan sendiri anggota-anggota dari kelompok tersebut karena
gurulah yang mengetahui minat, bakat maupun tingkat kecerdasan dari masing
masing siswa.
strategi pembelajarn yang menekankan pada peran aktif siswa dalam belajar dalam
para siswa itu sendiri. Dalam pembelajaran ini siswa tidak belajar dari guru tetapi
yaitu: (a) penjelasan materi; (2) belajar dalam kelompok; (3) penilaian; dan (4)
9
10
a. Penjelasan Materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi
pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini
adalah memahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru
memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang
selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim).
b. Belajar dalam Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi
pembelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-
masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan ini bersifat heterogen,
artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan
gender, latar belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik serta perbedaan kemampuan
akademik. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya
terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan
kemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang.
Anita Lie menjelaskan beberapa alasan lebih disukai pengelompokan heterogen.
Pertama, kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer
tutoring) dan saling mendukung. Kedua, kelompok ini meningkatkan relasi dan
interaksi antar ras, agama, etnis, dan gender. Melalui pembelajaran dalam tim siswa
didorong untuk melakukan tukar- menukar (sharing) informasi dan pendapat,
mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban mereka, dan
mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
c. Penilaian
Penilain dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau
kuis dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok. Tes individual
nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir
setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok
memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah
nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota
kelompok.
d. Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling
menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau
hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat
memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi kelompok
lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
telah dibuat guru. Siswa diberi kebebasan berimprovisasi namun masih dalam batas-
batas skenario dari guru. Metode role playing atau metode bermain peran/sosiodrama
11
adalah suatu metode mengajar di mana guru memberikan kesempatan kepada murid
untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam
dengan metode role playing ini adalah hubungan-hubungan sosial (isi hubungan
kepada siswa untuk bermain peran dalam batasan skenario yang diberikan oleh guru.
Serta peran-peran yang dilakukan oleh siswa adalah peran yang terjadi di dunia nyata
dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas yang menjadi bahan refleksi untuk
tahap yaitu: perencanaan, interaksi, dan refleksi atau evaluasi. Berikut ini adalah
Sebagai seorang guru yang baik maka pasti kita akan mengetahui bagaimana kondisi
peserta didik kita. Misalnya saja jumlah peserta didik, pemahaman peserta didik
tentang materi yang diajarkan, pengalaman sebelumnya tentang role playing,
kelompok umur, latar belakang peserta didik, minat dan kemampuan peserta didik,
dan kemampuan peserta didik untuk melakukan kolaborasi.
2) Menentukan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran harus didefinisikan secara jelas agar memiliki fokus kerja yang
jelas. Selain dirumuskan dengan jelas hendaknya tujuan pembelajaran tersebut
diungkapkan kepada peserta didik atau siswa.
3) Mengidentifikasi skenario dan penempatan peran
Dari masalah yang ada di sekitar peserta didik yang akan diangkat dalam role
playing maka harus disusun dalam bentuk skenario. Skenario yang ada tersebut akan
memberikan informasi tentang apa yang harus diketahui oleh peserta didik. Setelah
kita membuat skenario untuk suatu materi tertentu maka kita akan menempatkan
beberapa peran yang sesuai dengan skenario yang telah kita buat.
4) Menentukan posisi guru
Dalam hal ini guru harus menentukan posisinya, apakah dia akan ikut berperan atau
menjadi pengamat dalam proses role playing.
5) Mempertimbangkan hambatan yang bersifat fisik
Sebelum dilaksanakan role playing maka kita harus benar-benar memperhatikan
hambatan-hambatan yang berasal dari piranti fisik seperti ketersediaan ruangan,
kondisi kelas, dan sebagainya.
6) Merencanakan waktu
Pelaksanaan role playing akan sangat tergantung dari jenis role playing yang
diterapkan. Namun sekiranya perbandingan waktu yang sering digunakan antara
pendahuluan, interaksi, dan evaluasi adalah 1:3:2.
7) Mengumpulkan sumber informasi yang relevan
Setelah semua hal-hal yang pokok telah diperhatikan maka kita juga memerlukan
tambahan informasi untuk memperkuat skenario yang telah kita buat.
b. Interaksi
Adapun langkah-langkah pengimplementasian rencana ke dalam aksi adalah:
1) Membangun aturan dasar.
2) Mengeksplisitkan tujuan pembelajaran.
3) Membuat langkah-langkah yang jelas.
4) Mengurangi ketakutan di depan publik.
5) Mengambarkan skenario atau situasi.
6) Memulai role playing.
playing:
D. Pengertian Pemahaman
memiliki arti pengertian, pendapat pikiran, dan mengerti benar. Hal tersebut juga
sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Pusat Bahasa (2008:998) dimana kata paham
diartikan sebagai pengertian, pendapat pikiran. Pemahaman berasal dari dasar kata
“paham” yang mendapat imbuhan (prefix) pe-an, sehingga kata tersebut berubah
Tingkat pemahaman siswa dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh
selama proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dinilai melalui evaluasi
hasil pengukuran dan kriteria tertentu (Purwanto, 2009:3). Prestasi belajar diukur
dari evaluasi pembelajaran berdasarkan nilai atau skor yang diperoleh siswa. Siswa
15
dikatakan paham apabila nilai atau skor pada evaluasi pembelajaran berada di atas
standar kelulusan yang telah ditetapkan. Sebaliknya apabila skor atau nilai siswa
pelajaran, yaitu:
1. Skala bebas adalah skala penilaian yang tidak tetap. Ada kalanya skor tertinggi 20,
lain kali 25, lain kali 50. Ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal.
2. Skala 0-10 adalah skala penilaian untuk angka 0 adalah angka terendah dan angka 10
adalah angka tertinggi.
3. Skala 0 – 100 adalah skala penilaian yang lebih halus dibanding skala 0 -10, karena
skala ini menilai dalam bilangan bulat.
4. Skala huruf adalah skala penilaian yang menggunakan huruf A, B, C, D, dan E.
menyimpan, dan selanjutnya menjual barang dagang dengan tidak merubah bentuk
siklus akuntansi perusahaan dagang, materi yang diajarkan terkait satu siklus
bukti transaksi dalam jurnal khusus, posting ke buku besar, pembuatan neraca saldo,
transaksi. Menurut Harnanto (2007:81), transaksi adalah kejadian atau peristiwa yang
dapat diukur secara obyektif. Akuntan harus secara sistematik mengidentifikasi dan
menentukan pihak mana yang mengeluarkan serta meneliti kebenaran identitas fisik
2007:63).
transaksi yang sering terjadi dan terus berulang di dalam perusahaan dagang.
Menurut Kardiman (2006:12), teknik pencatatan tiap transaksi sejenis dan sering
terjadi dilakukan ke dalam jurnal khusus. Jurnal khusus yang diperlukan dan sering
digunakan oleh perusahaan dagang adalah jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal
F. Kerangka Berpikir
kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang
pembelajaran role playing adalah agar siswa mampu meningkatkan pemahaman dari
materi yang dipelajari. Dengan role playing siswa mampu berperan aktif di dalam
besar, pembuatan neraca saldo, dan pembuatan laporan keuangan. Siklus akuntansi
tersebut melibatkan beberapa pihak yang terpisah tetapi saling berkaitan. Pihak-pihak
17
tersebut antara lain bagian akuntansi, bagian keuangan, dan bagian penjualan dan
pembelian. Dalam pembelajaran role playing siswa diajak untuk bermain peran
seperti layaknya seorang yang bekerja pada bagian tersebut dalam perusahaan. Siswa
yang berperan sebagai pelaksana transaksi bertugas untuk melakukan transaksi yang
terjadi di dalam perusahaan dan berhubungan secara langsung dengan pihak di luar
perusahaan. Siswa yang berperan sebagai bagian keuangan bertugas untuk mengurus
keluar dan masuknya uang perusahaan, dan membuat bukti transaksi yang
diperlukan. Siswa yang berperan sebagai akuntan bertugas untuk mencatat transaksi
ke dalam jurnal khusus sampai dengan pembuatan laporan keuangan. Siswa yang
berperan sebagai pihak yang ada di luar perusahaan pertugas untuk menyediakan
bukti transaksi atas transaksi yang dilakukan perusahaan. Setiap siswa harus benar-
benar memahami tugas dari tiap peran sehingga role playing dapat berjalan sesuai
Pada saat peserta didik dilibatkan dalam berbagi peran, maka peserta didik
akan lebih mudah untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Pengetahuan dan
model pembelajaran role playing dengan demikian akan mampu membantu peserta
didik untuk lebih memahami materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti
transaksi ke dalam jurnal khusus pada siklus akuntansi perusahaan dagang. Dalam
materi siklus akuntansi perusahaan jasa (Wintala, 2011:127). Begitu juga penelitian
penelitian ini:
pembelajaran role playing pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu
diadakan dan terjadi di dalam suatu kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara
kolaboratif antara guru mitra dan peneliti. Dengan PTK ini diharapkan masalah-
masalah yang ada di dalam kelas dapat diatasi dan terjadi perbaikan kualitas
pembelajaran akuntansi khususnya materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 5 Cilegon, Jl Sunan Bonang, banjar Negara
2. Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPS2 SMA Negeri 5 Cilegon.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman siswa akan
materi analisis bukti transaksi dalam jurnal khusus melalui penerapan model
D. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu kegiatan penelitian
Kegiatan awal sebelum penelitian adalah melakukan observasi awal yang berguna
observasi mencakup:
Observasi pada guru dilakukan untuk mengetahui kegiatan guru pada saat proses
proses belajar mengajar di kelas. Kegiatan guru yang diobservasi antara lain pra
pembelajaran bidang studi, penilaian proses dan hasil belajar, penggunaan bahasa,
Observasi pada siswa dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa pada proses
Observasi pada kelas dilakukan untuk mengetahui keadaan kelas pada saat proses
21
pembelajaran. Keadaan kelas yang diobservasi meliputi dua hal yaitu kondisi fisik dan
non fisik kelas. Kondisi fisik adalah kelengkapan sarana prasarana di dalam kelas.
pembelajaran di kelas.
Wawancara pada guru dilakukan untuk mengetahui secara langsung tentang metode
yang biasa digunakan guru pada saat mengajar, masalah yang dihadapi ketika
melakukan proses belajar mengajar, dan pentingnya materi bagi siswa. Wawancara
Wawancara pada siswa dilakukan untuk mengetahui secara langsung tentang masalah
yang dialami siswa saat mengikuti pembelajaran di kelas dan pembelajaran seperti apa
yang diinginkan oleh siswa. Wawancara dilakukan secara langsung dengan siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pada pelaksanaan ini, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan antara lain:
skenario pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup, dan
penilaian.
2) Pembagian kelompok
Peneliti dan guru mitra membagi siswa dalam kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4
siswa setiap kelompok. Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan nilai hasil ujian
22
siswa pada materi sebelumnya. Dalam satu kelompok akan terdiri dari siswa yang
peran, bukti transaksi, buku akuntansi, buku kas, dan media pembelajaran lainnya.
4) Penyusunan instrumen observasi yang meliputi observasi guru, siswa, dan kelas.
6) Penyusunan soal
Tes terdiri dari pre-test dan post-test. Kedua macam tes tersebut untuk melihat
role playing. Instrumen penilaian yaitu pre-test dan post-test disusun berdasarkan kisi-
kisi tentang materi ajar. Instrumen penilaian di uji validitasnya di kelas XII IPS 1
SMA Negeri 5 Cilegon agar soal-soal yang dibuat benar-benar objektif pada saat
digunakan untuk mengukur pemahaman siswa. Berikut hasil dari uji validitas soal pre-
test:
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas Soal Pre-Test
Dari tabel 3.1 menunjukkan bahwa setiap butir soal memiliki nilai Pearson
Correlation yang lebih besar dari nilai koefisien teoritik (r = 0,4683). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa butir soal pre-test variabel pemahaman siswa
Rumus:
rtt adalah koefisien reliabilitas n adalah banyaknya butir soal adalah varians skor
total
p adalah indeks kesukaran q adalah 1-p
Perhitungan:
Dari semua butir soal pre-test pada variabel pemahaman siswa diperoleh nilai rtt
sebesar 0,831. Kategori koefisien reliabilitas tersebut adalah sangat tinggi, mengingat
nilai berada pada kisaran nilai 0,80 < rtt ≤ 1,00 (Guilford, 1956:145). Hal demikian
berarti instrumen pre-test dikatakan andal. Berikut hasil dari uji validitas soal post-
test:
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Soal Post-Test
Dari tabel 3.2 menunjukkan bahwa setiap butir soal pertanyaan memiliki nilai Pearson
Correlation yang lebih besar dari nilai koefisien teoritik (r = 0,4683). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir soal post-test variabel pemahaman
Rumus:
rtt adalah koefisien reliabilitas n adalah banyaknya butir soal adalah varians skor
total
p adalah indeks kesukaran q adalah 1-p
Perhitungan:
Dari semua butir soal post-test pada variabel pemahaman siswa diperoleh nilai rtt
sebesar 0,845. Kategori koefisien reliabilitas tersebut adalah sangat tinggi, mengingat
nilai berada pada kisaran nilai 0,80 < rtt ≤ 1,00 (Guilford, 1956:145). Hal demikian
Dalam tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
berikut:
3. Pengamatan (observing)
a. Evaluasi
b. Refleksi
1) Refleksi guru
c) Guru mitra melakukan refleksi pada lembar refleksi guru sebagaimana adanya.
2) Refleksi siswa
E. Instrumen Penelitian
1. Observasi pendahuluan
a. Tahap perencanaan
2) Pembagian kelompok
a) Papan nama
b) Uang-uangan
c) Instruksi masing-masing peran
d) Bukti transaksi
e) Buku akuntansi
f) Buku kas
g) Media pembelajaran lainnya
b. Tahap observasi
1) Evaluasi
2) Refleksi
diantaranya:
1. Metode Observasi
pengamatan secara sistematis mengenai objek yang diamati. Observasi dilakukan oleh
peneliti dan guru mitra untuk mengetahui secara langsung aktivitas guru, siswa, dan
kondisi kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan secara
2. Metode Wawancara
Menurut Black dan Champion dalam Zuriah (2005:179), wawancara adalah teknik
penelitian yang dilakukan dalam bentuk komunikasi verbal antara peneliti dan
dan pendapat guru tentang penerapan model pembelajaran role playing. Wawancara
atas materi yang diajarkan. Sedangkan, wawancara dengan guru bertujuan untuk
pembelajaran role playing. Wawancara ini dilakukan dalam situasi yang tidak formal.
3. Metode Dokumentasi
mengumpulkan data-data yang diperlukan seperti data siswa dan hasil belajar siswa.
Analisis data dilakukan secara deskriptif dan komparatif. Hal ini dilakukan untuk
1. Analisis deskriptif
Pemaparan dapat berupa cerita maupun rangkuman dalam sebuah tabel. Pemaparan
berupa cerita meliputi hasil wawancara pada saat observasi awal dan wawancara
setelah pelaksanaan tindakan. Pemaparan dalam tabel seperti hasil observasi sebelum
2. Analisis komparatif
a. Analisis komparatif
Analisis komparatif adalah analisis data yang membandingkan antara beberapa data
dalam penelitian. Analisis komparatif dimaksudkan untuk membandingkan skor
nilai siswa pada saat pre-test dengan post–test untuk melihat apakah ada
peningkatan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan
bukti transaksi dalam jurnal khusus melalui penerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe role playing.
Tabel 3.3
Tabel Komparasi Pemahaman Sebelum dan Sesudah Penerapan Role Playing
b. Pengujian hipotesis
Sebelum dilakukan uji mean, digunakan uji normalitas data. Uji normalitas data
digunakan untuk menguji normal tidaknya data hasil pengukuran. Apabila data yang
terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan.
(Algifari, 2003:152):
Keterangan :
D = Deviasi absolut yang tertinggi Fe = Frekuensi harapan
Fo = Frekuensi observasi
Ho = tidak terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan sesudah diterapkan model
pembelajaran role playing pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti
pembelajaran role playing pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti
Untuk menguji hipotesis, digunakan uji beda t-paired test. Uji ini digunakan untuk
melihat ada tidaknya perbedaan sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran
role playing.
Keterangan :
= Rata-rata sampel 1
= Rata-rata sampel 2
s1 = Simpangan baku sampel 1 s2 = Simpangan baku sampel 2 = Varians sampel 1
= Varians sampel 2
r = Korelasi antara dua sampel
< ttabel maka Ho diterima, sebaliknya jika thitung > ttabel maka Ho ditolak.
BAB IV
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Observasi pada guru, siswa, dan kelas dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Februari
2018 jam ke 7-8. Guru bidang studi akuntansi yang menjadi mitra dalam kegiatan ini
adalah Bapak Rohimin, SE dan Ibu Tati Susilawati, SE. Jumlah siswa kelas XII IPS2
pada tahun ajaran 2017-2018 sebanyak 35 siswa. Materi pembelajaran saat dilakukan
observasi adalah jurnal khusus. Dalam observasi ini, ada tiga hal yang diobservasi
yaitu kegiatan guru, kegiatan siswa, dan keadaan kelas. Berikut ini diuraikan hasil-
hasil observasi:
Tabel 5.1
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru
II MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 4 5
2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana 1 2 4 5
kegiatannya
31
32
B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang 1 2 4 5
akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat 1 2 4 5
perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 4 5
4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 1 2 4 5
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 4 5
6. Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara 1 2 4 5
G. Penggunaan bahasa
IV PENUTUP
A. Refleksi dan rangkuman pembelajaran 1 2 4 5
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 4 5
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu. Materi yang dipelajari pada hari
itu adalah macam-macam jurnal khusus. Apersepsi dilakukan oleh guru untuk
materi. Setelah penyampaian materi guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk
mengetahui apakah siswa telah memahami materi tersebut. Setelah itu guru memberi
latihan soal yang ada dalam LKS siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung banyak
siswa yang merasa bosan dan mengantuk. Akhir pembelajaran guru mengucapkan
salam penutup dan berdoa, sedangkan tugas latihan soal menjadi pekerjaan rumah
bagi siswa.
Dari kegiatan yang dilakukan oleh guru ada yang sudah baik dan ada yang harus
dibenahi. Kegiatan guru yang sudah baik meliputi guru memeriksa kesiapan kelas
perkembangan siswa, dan guru menggunakan bahasa lisan maupun tulis dengan baik.
Sedangkan kegiatan guru yang masih harus dibenahi adalah guru harus
menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai, guru juga harus melakukan
penyampaian materi pengetahuan yang relevan, sesuai dengan hierarki belajar, dan
secara aktif, melakukan penilaian proses dan hasil belajar, melakukan refleksi dan
Tabel 5.2
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Sebelum Penerapan Metode Role
Playing
No Deskriptor Ya Tidak Catatan
1 Siswa siap mengikuti proses √ Sebagian besar siswa di
pembelajaran. kelas tidak siap untuk
mengikuti
pelajaran
untuk mengikuti pelajaran dan akhirnya mendapat teguran dari guru. Saat penjelasan
materi, siswa memperhatikan penjelasan dari guru tetapi sebagian siswa terlihat
bosan dan mengantuk yang membuat siswa akhirnya ngobrol dengan siswa lain.
pertanyaan banyak siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan. Terlihat pada saat
Kegiatan siswa yang belum baik dalam proses belajar mengajar meliputi siswa
pembahasan, siswa tidak mengerjakan tugas, dan melakukan interaksi sesama siswa
dengan tidak baik. Hal ini harus diperbaiki agar siswa melakukan kegiatan dengan
Secara umum ruang kelas XII IPS 2 sangat kondusif untuk penyelenggaraan
proses belajar mengajar. Fasilitas yang tersedia di kelas adalah LCD, papan tulis,
meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, lemari buku, jam dinding, buku presensi
Keadaan kelas tersebut sangat tertutup dan begitu sempit untuk kapasitas yang
berjumlah 35 siswa yang membuat siswa tidak leluasa dalam belajar. Lingkungan
kelas sudah cukup kondusif untuk pembelajaran. Selain itu, suara dari luar tidak
Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat tidak fokus karena sebagian
Selain melakukan observasi terhadap kegiatan guru di kelas, peneliti juga melakukan
wawancara kepada guru. Dari hasil wawancara diketahui bahwa guru selalu
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pengerjaan soal latihan. Guru
Guru juga menyampaikan bahwa kelas XII IPS 2 memiliki masalah dalam proses
dari guru. Untuk materi sebelumnya kelas tersebut banyak remidi, bahkan setelah
remidi masih ada juga yang belum tuntas. Guru menyampaikan bahwa materi
analisis bukti dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal khusus adalah materi
yang sangat penting karena dalam proses akuntansi perusahaan dagang ini yang
melakukan wawancara kepada siswa. Dari hasil wawancara diketahui bahwa selama
ini siswa sangat takut dalam mengikuti pelajaran akuntansi dikarenakan guru dalam
mengajar bersikap otoriter yang membuat siswa harus duduk diam untuk
memperhatikan penjelasan guru. Terlihat disini siswa tidak terlihat aktif dan tidak
seperti mendongeng yang akhirnya membuat siswa mengantuk saat proses belajar
mengajar. Siswa menceritakan kegiatan di kelas dengan sangat bebas dan tidak
mendapat tekanan apapun jadi siswa menceritakan apa adanya yang terjadi di dalam
kelas. Dari inti yang didapat harapan dari siswa pembelajaran dikemas secara
menarik dengan siswa lebih diberi kesempatan lebih aktif di dalam kegiatan
pembelajaran.
observasi keadaan kelas, wawancara pada guru, dan wawancara pada siswa berikut
37
pembelajaran yang bervariasi dan dapat menggali pemahaman siswa, melatih siswa
jawab dan memberikan pengetahuan terhadap materi secara relevan, sesuai dengan
hierarki belajar, dan sesuai dengan realitas kehidupan. Guru diharapkan mampu
beda.
bermaksud untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe role playing untuk
mendorong siswa secara aktif dalam pembuatan bukti transaksi dan melakukan
secara langsung diharapkan dapat membuat siswa lebih memahami secara konkrit
38
transaksi dan melakukan pencatatan dalam jurnal khusus sesuai bukti transaksi
tersebut.
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti dan guru mitra membuat RPP. RPP memuat rincian tentang standar
media pembelajaran, materi ajar, dan evaluasi. RPP menjadi pedoman bagi guru mitra
dan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. RPP dapat dilihat pada
2) Pembagian kelompok
Peneliti dan guru mitra menentukan pembagian kelompok berdasarkan hasil ujian
pada materi sebelumnya. Kelas XII IPS 2 terdiri dari 35 orang siswa. Mereka dibagi
dalam 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang yang memiliki prestasi
beragam. Masing-masing siswa akan berperan sebagai staf bagian penjualan dan
pembelian, staf bagian keuangan, dan dua siswa sebagai staf bagian akuntansi. Staf di
luar bagian yang telah disebutkan akan difasilitasi oleh para mahasiswa. Daftar
a) Papan Nama
Papan nama yang perlu disiapkan adalah papan nama untuk bagian penjualan dan
pembelian, bagian keuangan, bagian akuntansi, dan pihak luar perusahaan. Papan
nama digunakan sebagai identitas setiap bagian dimana siswa akan memainkan
perannya
39
b) Uang-uangan
dilakukan siswa sebagai staf bagian untuk menyelesaikan suatu transaksi. Instruksi
d) Bukti Transaksi
Bukti transaksi mencakup faktur penjualan, kuitansi, bukti kas masuk (BKM), bukti
kas keluar (BKK), slip gaji, dan nota kredit. Bukti transaksi tersebut akan digunakan
e) Buku Akuntansi
Buku akuntansi memuat jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal khusus terdiri dari
jurnal pembelian, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan, dan jurnal penerimaan
kas. Buku akuntansi digunakan oleh staf bagian akuntansi untuk mencatat semua
f) Buku kas
Buku kas adalah buku untuk mencatat sumber dan penyesuaian kas. Buku kas
digunakan oleh staf bagian keuangan untuk mencatat kas masuk dan kas keluar
Media lain yang harus disiapkan adalah amplop/map, LCD, papan tulis,
a) Lembar observasi terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, dan keadaan kelas.
5) Simulasi
memberi gambaran kepada siswa tentang pelaksanaan role playing. Dalam simulasi,
guru mitra dan peneliti dibantu beberapa mahasiswa. Saat pelaksanaan simulasi
siswa diminta untuk menyaksikan dan mereka diberi kesempatan untuk bertanya
apabila dirasakan ada yang belum dipahami. Hal demikian agar siswa tidak
b. Tindakan
pukul 12.30 sampai dengan 14.00 WIB di SMA Negeri 5 Cilegon. Jumlah siswa
kelas XII IPS 2 yang hadir sebanyak 31 orang dari 35 siswa. konsekuensi
ketidakhadiran sejumlah 4 siswa saat pelaksanaan, guru mitra dan peneliti harus
a) Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Guru mitra memeriksa
layout kelas apakah telah sesuai dengan yang direncanakan dan alat pembelajaran
yang dibutuhkan yaitu laptop, LCD, papan tulis, dan meja kursi siswa. Pengecekan
pembelajaran
pembelajaran. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa mengetahui hal-hal apa yang
Guru menjelaskan gambaran kepada siswa tentang model pembelajaran role playing.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada siswa yang
belum jelas dan memastikan semua siswa memahami model pembelajaran role
playing.
e) Melakukan pre-test
. Guru mitra bersama peneliti melakukan pre-test untuk melihat sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti
transaksi dalam jurnal khusus. Hasil pre-test dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 5.3
Pemahaman Siswa Berdasarkan Hasil Pre-test
PAP II
Berdasarkan tabel 5.3 tentang pemahaman siswa terhadap soal pre-test dengan materi
analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus diperoleh
hasil bahwa sebanyak 1 (3,23%) siswa sangat paham, 6 (19,35%) siswa paham,
18 (58,06%) siswa kurang paham, 6 (19,35%) siswa tidak paham, dan sebanyak 0
(0%) siswa dikategorikan sangat tidak paham terhadap materi yang diberikan. Rata-
rata tingkat pemahaman siswa adalah 8,48. Rendahnya rata-rata menunjukkan bahwa
2) Kegiatan Inti
(Lampiran)
memastikan bahwa semua siswa telah mengerti mekanisme dan peraturan saat role
playing berlangsung.
b) Guru bersama fasilitator membagi media yang digunakan untuk role playing Saat
guru telah menyelesaikan penjelasan tentang mekanisme dan peraturan, guru bersama
fasilitator membagi media yang digunakan untuk role playing.Rincian dari media yang
digunakan untuk role playing adalah bagian penjualan dan pembelian akan menerima barang
dagang, bukti transaksi, dan instruksi, bagian keuangan akan menerima bukti transaksi, buku
kas, uang- uangan, dan instruksi, bagian akuntansi akan menerima buku akuntansi dan
instruksi. Untuk pihak luar perusahaan akan diperankan oleh mahasiswa dengan menerima
barang dagang, bukti transaksi, uang-uangan, dan instruksi. Instruksi dibagikan kepada
setiap bagian agar membantu siswa dalam pelaksanaan role playing. Di dalam instruksi
telah tersedia langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa sesuai perannya.
Setelah semua media dibagi kepada siswa, guru membantu siswa untuk mengecek apakah
semua media telah lengkap sesuai yang tertera dalam amplop. Mengingat media dirasa telah
43
Guru mitra berperan sebagai pemandu jalannya role playing, sedangkan peneliti
sebagai observer. Pada awal pelaksanaan role playing, guru membacakan terlebih
perusahaan dagang yang bergerak dalam penjualan helm dan aksesoris helm.
selesai mencatat dalam buku akuntansi. Prosedur pelaksanaan role playing adalah
sebagai berikut:
(1) Guru sebagai instruktur memberikan instruksi kepada siswa untuk menyelesaikan
transaksi.
(2) Siswa yang berperan dalam transaksi tersebut melaksanakan perannya sesuai dengan
(3) Berdasarkan bukti transaksi yang telah dibuat, bagian akuntansi melakukan
(4) Jika suatu transaksi telah diselesaikan, instruktur menginstruksikan kepada siswa
3) Kegiatan Penutup
a) Melakukan post-test
Setelah pembelajaran selesai, guru mitra dibantu peneliti membagikan lembar soal
dan jawaban post-test untuk dikerjakan siswa. Post-test dilakukan untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa pada akhir pembelajaran. Berikut hasil post-test yang
didapat (lampiran)
44
Tabel 5.4
Pemahaman Siswa Berdasarkan Hasil Post-test
PAP II
Frekuensi
Skor Post-test Frekuensi Kategori
Relatif
12 – 15 31 100% Sangat Paham
10 – 11 0 0.00% Paham
8–9 0 0.00% Kurang Paham
6–7 0 0.00% Tidak Paham
0–5 0 0.00% Sangat tidak Paham
Jumlah 31 100%
Rata-rata 12.71 Sangat Paham
Berdasarkan tabel 5.4 tentang pemahaman siswa terhadap soal post-test dengan
materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus
diperoleh hasil bahwa semua siswa atau 31 (100%) siswa sangat paham terhadap
melaksanakan post-test, guru dan peneliti membagi lembar refleksi. Guru juga
Tabel 5.5
Hasil Refleksi Siswa Sesudah Penerapan Metode Role Playing
No Uraian Komentar
1 Bagaimana menurut anda tentang Keseluruhan siswa menyatakan
pembelajaran dengan bahwa mereka merasa senang dan
menggunakan metode role seru dalam mengikuti pembelajaran
playing (topik pembahasan, dengan menggunakan metode role
media pembelajaran, situasi playing.
kelas, penampilan guru, Siswa berpendapat lebih mengerti
lingkunagn kelas,dll)? dengan pengalaman secara praktik
langsung dari pada hanya
mendengarkan.
2 Apakah anda berminat Semua siswa menyatakan berminat
mengikuti pembelajaran dengan dengan pembelajaran role playing
menggunakan metode role dan 2 diantaranya menyatakan
playing? jangan terlalu sering karena sudah
mendekati UAN
45
Tabel 5.5 menunjukkan tanggapan siswa terhadap pembelajaran role playing adalah
keseluruhan siswa menyatakan bahwa mereka merasa senang dan seru dalam
berpendapat lebih mengerti dengan pengalaman secara praktik langsung dari pada
menyatakan jangan terlalu sering karena sudah mendekati UAN. Yang dilakukan
46
siswa pada saat mengikuti role playing sebanyak 15 siswa atau 48,38% berperan
sebagai bagian penjualan dan pembelian dan bagian akuntansi. Dan sebanyak 16
siswa atau 51,62% berperan sebagai bagian keuangan dan bagian akuntansi. Selama
pembelajaran semua siswa merasakan peran sebagai bagian akuntansi. Semua siswa
juga menyatakan Paham tentang materi tersebut dan 2 diantaranya menyatakan tetapi
sehingga ada beberapa transaksi yang belum terselesaikan dan terasa terburu-buru
diantaranya atau 64,51% menyatakan tahu praktik langsung pada saat bekerja
sebagai akuntan suatu perusahaan, serta sisanya atau 22,58% menyatakan lebih jelas
dan tidak membuat jenuh ataupun bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.
12,91% atau 4 siswa menyatakan pembelajaran seperti ini lebih sering dilakukan
karena menyenangkan.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, dan keadaan kelas
Tabel 5.6
Hasil Observasi Aktivitas Guru Pengampu Dalam Proses Pembelajaran
Awal pelajaran guru membuka pelajaran dengan salam kepada siswa. Guru
memeriksa kesiapan kelas, alat pembelajaran, media, serta kesiapan siswa untuk
tentang pembelajaran yang akan berlangsung. Guru juga menjelaskan tentang model
pembelajaran role playing. Setelah membuka pelajaran guru mengajak siswa untuk
pembelajaran role playing. Dan memotivasi serta memberi dorongan bagi siswa
untuk lebih berperan aktif dan berkerja sama di kelompok dalam pembelajaran role
playing. Guru juga memberikan kesempatan untuk bertanya bila masih ada siswa
dalam kelompok masing- masing yang belum jelas dengan mekanisme dan peraturan
role playing. Pada awal pelaksanaan guru memberi kesempatan siswa untuk
49
menentukan perannya di dalam kelompok. Guru berinteraksi dengan baik pada siswa
role playing. Guru juga mengamati kegiatan kelas selama proses pembelajaran role
playing berlangsung.
Saat role playing telah selesai, guru mengajak siswa untuk mengerjakan soal
post-test. Setelah selesai mengerjakan post- test guru bersama dengan siswa
Tabel 5.7
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Saat Penerapan Metode Role playing
pada saat awal pelajaran untuk melaksanakan pembelajaran role playing. Siswa
Siswa menanggapi dengan baik dan ada beberapa yang bertanya pada guru karena
diberikan oleh guru. Siswa membaca instruksi dan melakukan perannya sesuai
dengan yang tertera di lembar instruksi. Setiap kelompok harus berkerja sama agar
dapat menyelesaikan suatu transaksi dengan baik. Awalnya terlihat beberapa siswa di
dalam kelompok masih kesulitan dalam mengerjakan instruksi yang telah diberikan
oleh peneliti. Siswa dengan serius dan senang mengerjakan setiap transaksi.
Interaksi yang dilakukan siswa selama role playing berlangsung sangat baik karena
siswa sangat fokus dalam menjalankan perannya. Pada akhir pelajaran setelah
pelaksanaan role playing siswa melakukan refleksi atas apa yang telah dipelajari.
Tabel 5.8
Hasil Observasi Terhadap Keadaan Kelas Saat Penerapan Metode Role playing
dengan
baik.
8 Siswa kurang mampu untuk √ Siswa mampu
membagi peran di dalam membagi peran
kelompok. dengan kondusif.
9 Siswa tidak mampu √ beberapa transaksi
memanfaatkan waktu dengan siswa tidak dapat
baik di dalam role playing. menyelesaikannya.
10 Siswa kurang mengenal teman √ Siswa saling
satu kelasnya. mengenal teman satu
kelas.
11 Kondisi kelas berjalan dengan √ Keadaan kelas sangat
baik selama pembelajaran dengan kondusif.
menggunakan role playing
dengan baik.
Pembelajaran role playing memiliki penataan terhadap kelas secara khusus dan
dengan sebaik-baiknya. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan role playing dapat
berjalan dengan baik. Oleh karena itu, ruang kelas disusun dengan layout tertentu.
Dimana meja dan kursi disusun membentuk kelompok- kelompok yang bertujuan
playing tersebut. Siswa masuk ke dalam kelompok yang telah ditentukan. Sifat dari
menaati peraturan yang dibuat walaupun ada beberapa siswa yang melanggar aturan
dan mendapatkan hukuman. Akan tetapi secara keseluruhan keadaan kelas sudah
baik.
Evaluasi dan refleksi digunakan untuk melihat kembali yang telah dilakukan
dalam proses pembelajaran, manfaat yang diperoleh, serta kendala yang dihadapi
playing.
1) Evaluasi
a) Wawancara guru
diterapkan dalam proses belajar mengajar sangat banyak dan andaikan guru dapat
model role playing sudah baik hanya bahasa yang tertera pada instruksi harus lebih
disederhanakan lagi agar siswa dapat lebih mudah memahami suatu transaksi.
b) Wawancara siswa
Selain itu peneliti juga melakukan wawancara pada siswa. Siswa menyatakan bahwa
metode role playing adalah sesuatu yang baru dan membuat mereka senang serta
gambaran yang lebih riil tentang praktik akuntansi di dunia bisnis. Kendala dan
masalah yang dihadapi saat pelaksanaan role playing bagi siswa adalah waktu yang
sangat singkat sehingga siswa kurang cukup waktu untuk menyelesaikan instruksi
yang telah diberikan. Waktu yang terbatas membuat siswa kurang optimal dalam
ada yang masih bingung dalam mengerjakan transaksi tertentu dan menyelesaikan
suatu transaksi.
2) Refleksi
Tabel 5.9
Hasil Refleksi Guru Sesudah Penerapan Metode
Role playing
No Uraian Komentar
1 Kesan guru terhadap komponen Menyenangkan meskipun
pembelajaran yang digunakan dalam membutuhkan banyak orang.
pembelajaran dengan menggunakan
metode role playing.
2 Kesan guru terhadap aktifitas siswa ketika Siswa mendapatkan pengalaman
mengikuti proses pembelajaran dengan riil dalam proses pencatatan.
menggunakan metode role
playing.
53
3 Kesan guru terhadap partisipasi dan minat Siswa menunjukan minat yang
siswa mengikuti pembelajaran dengan berarti.
menggunakan metode role
playing.
4 Kesan guru terhadap pemahaman siswa Siswa mendapatkan tambahan
dalam proses pembelajaran dengan pemahaman materi.
menggunakan metode role playing.
5 Hambatan yang dihadapi apabila nanti Persiapan proses KBM yang
guru hendak melaksanakan panjang.
pembelajaran dengan menggunakan
metode role playing.
6 Hal-hal yang mendukung apabila guru Sudah memperoleh bahan,
nanti akan menggunakan metode pengalaman, dan gambaran media.
pembelajaran dengan metode role
playing.
7 Manfaat yang diperoleh dengan KBM lebih menyenangkan.
merencanakan rencana pembelajaran
dan membuat perangkat pembelajaran
dengan menggunakan metode role
playing.
8 Hal-hal apa saja yang masih harus Waktu dan kerja sama siswa.
diperbaiki dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode role playing.
Dari hasil refleksi guru berpendapat bahwa model pembelajaran role playing dapat
dagang yang benar. Selain itu, guru juga berpendapat bahwa KBM terasa lebih
gambaran media. Menurut guru, waktu dan kerja sama siswa yang harus lebih
yang perlu diperbaiki adalah waktu pengerjaan untuk setiap transaksi yang dirasa
sangat terbatas sehingga siswa harus cepat dalam menyelesaikan suatu transaksi.
Pembelajaran dengan metode role playing juga memerlukan persiapan yang panjang
seperti pembuatan media pembelajaran serta bahasa transaksi yang masih harus
disederhanakan agar siswa lebih mudah untuk memahami suatu transaksi. Secara
54
umum, pelaksanaan pembelajaran role playing di kelas XII IPS2 SMA Negeri 5
Cilegonpada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam
1. Analisis komparatif
Berikut ini disajikan hasil pre-test dan post-test siswa kelas XII IPS 2 SMA
Tabel 5.10
Hasil Pemahaman Sebelum dan Sesudah Penerapan Role Playing
28 Angel Cheyeena 53 80 75 T
29 Elda Sidik Silaban 60 87 75 T
30 Ester Arde 53 80 75 T
31 Kefas Angandrowa 53 80 75 T
Rata-Rata 56.77 84.73 75
Keterangan: T= Tuntas, TT= Tidak Tuntas
bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe role playing. Siswa kelas XII IPS
dengan berbagai variasi skor tersebut. Pada saat pre-test rata-rata kelas hanya 56,77
sedangkan pada saat post-test rata-rata kelas naik menjadi 84,73. Jika mengacu pada
rata-rata pre-test sebesar 56,77 dan nilai KKM= 75, maka untuk mencapai KKM
penelitian ini ternyata besarnya peningkatan pemahaman siswa adalah 50,33%. Ini
pembelajaran.
2. Pengujian hipotesis
Berikut ini disajikan tabel hasil dari pengujian normalitas data berdasarkan uji
Kolmogorov-Smirnov (Lampiran)
Tabel 5.11
Pengujian Normalitas Berdasarkan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Selisih_prepost
56
N 31
a,,b
Normal Parameters Mean 28.00
Positive .215
Negative -.205
Kolmogorov-Smirnov Z 1.196
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa distribusi data skor tes adalah normal (Asymp. Sig.
(2-tailed) = 0,114 > α = 0,05). Dengan demikian pengujian hipotesis akan dilakukan
Ho = tidak terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan sesudah diterapkan model
pembelajaran role playing pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti
pembelajaran role playing pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti
Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian beda rata-rata pre-test dan
post-test ( lampiran )
Tabel 5.12
Hasil Beda Rata-rata Berdasarkan
Pairet Samples Test
57
Paired Differences
Tabel 5.12 menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 < = 0,05. Dengan
role playing pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam
jurnal khusus.
C. Pembahasan
materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus.
Hal ini ditunjukkan dari rata-rata skor pre-test sebesar 56,77, dan post-test sebesar
pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus disebabkan oleh pembelajaran dengan
menggunakan role playing sangat menyenangkan dan membuat siswa terlibat aktif.
Siswa juga mendapat pengalaman riil dalam proses pencatatan suatu transaksi karena
BAB VI
A. Kesimpulan
kooperatif tipe role playing mampu meningkatkan pemahaman siswa kelas XII IPS 2
pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal
khusus. Peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat dari tingkat pencapaian skor
siswa pada pre-test dan post-test. Pada pre-test rata-rata kelas mencapai 56,77
pre-test dan post-test menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada rata-rata pre-
B. Saran
Bahasa yang digunakan lebih disederhanakan agar siswa lebih mudah untuk
terutama pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi
dalam jurnal khusus karena akan sangat membantu siswa dalam memahami
materi pembelajaran.
59