Anda di halaman 1dari 58

PPN B Sesi 2

30 Januari 2021
Slide ini hanya dipergunakan untuk keperluan pembelajaran dan pemahaman konsep.
Peraturan perpajakan tergolong dinamis sehingga dapat berubah atau dicabut. Jika
terjadi perubahan atau pencabutan terhadap peraturan perpajakan yang dijadikan
referensi dalam slide ini, materi dalam slide ini juga bisa menjadi tidak relevan. Karena
itu, silakan untuk selalu merujuk langsung ke aturan perpajakan yang berlaku.

Goest Laban
PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan

Restitusi PPN untuk Turis Asing

PKP Pedagang Eceran

Materi

Goest Laban
PKP Pedagang Eceran
 PKP yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan penyerahan
BKP / JKP dengan cara :
a. melalui suatu tempat penjualan eceran (BKP) / tempat penyerahan jasa
(JKP) ; atau langsung mendatangi dari satu tempat konsumen akhir ke
tempat konsumen akhir lainnya;

b. dengan cara penjualan eceran yang dilakukan langsung kepada


konsumen akhir (BKP) / dilakukan secara langsung kepada konsumen
akhir (JKP); tanpa didahului dengan penawaran tertulis, pemesanan
tertulis, kontrak, atau lelang; dan

c. pada umumnya penyerahan BKP atau transaksi jual beli / JKP dilakukan
secara tunai; dan penjual atau pembeli langsung menyerahkan atau
membawa BKP yang dibelinya.
PP 1 TAHUN 2012
PER - 58/PJ/2010
Goest Laban
Harus FP Lengkap

Bukan PKP Pedagang Eceran

VS FP tidak mencantumkan identitas


pembeli dan ttd penjual
PKP Pedagang Eceran
Diterbitkan STP
FP tidak mencantumkan identitas
pembeli dan ttd penjual

FP berupa :
Tidak diterbitkan STP
a. bon kontan
b. faktur penjualan
c. segi cash register
Paling sedikit memuat :
d. karcis
a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak
yang menyerahkan BKP e. Kuitansi; atau
b. jenis BKP yang diserahkan f. tanda bukti penyerahan atau
c. jumlah Harga Jual yang sudah termasuk PPN pembayaran lain yang sejenis.
atau besarnya PPN dicantumkan secara terpisah
d. PPnBM yang dipungut; dan
e. nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak*

PP 1 TAHUN 2012
* kode dan nomor seri dapat ditentukan sendiri PER - 58/PJ/2010
Goest Laban
Formulir 1111 AB Bukan PKP Pedagang Eceran

PKP Pedagang Eceran

Goest Laban
PKP Pedagang Eceran

Goest Laban
PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan

Restitusi PPN untuk Turis Asing

PKP Pedagang Eceran


Materi

Goest Laban
Pengkreditan Pajak Masukan

Aktual

Contoh 1
Tanggal Penjualan* Pajak Keluaran Tanggal Pembelian Pajak Masukan**
07 Juni 2018 Rp45.000.000 Rp4.500.000 03 Juni 2018 Rp30.000.000 Rp3.000.000
12 Juni 2018 Rp25.000.000 Rp2.500.000 05 Juni 2018 Rp22.000.000 Rp2.200.000
21 Juni 2018 Rp30.000.000 Rp3.000.000 18 Juni 2018 Rp18.000.000 Rp1.800.000
Total Rp10.000.000 Total Rp7.000.000
*Penjualan Tas **Asumsi : Pajak Masukan dapat dikreditkan

SPT Masa Juni 2018


Pajak Keluaran Rp10.000.000
Pajak Masukan Rp7.000.000
PPN yang harus disetor Rp3.000.000

Goest Laban
Pengkreditan Pajak Masukan

Pedoman
Pengkreditan Aktual
Pajak Masukan

Contoh 2
Tanggal Penjualan* Pajak Keluaran Tanggal Pembelian Pajak Masukan**
07 Juni 2018 Rp45.000.000 Rp4.500.000 03 Juni 2018 Rp30.000.000 Rp3.000.000
12 Juni 2018 Rp25.000.000 Rp2.500.000 05 Juni 2018 Rp22.000.000 Rp2.200.000
21 Juni 2018 Rp30.000.000 Rp3.000.000 18 Juni 2018 Rp18.000.000 Rp1.800.000
Total Rp10.000.000 Total Rp7.000.000
*Penjualan Kendaraan bermotor bekas secara eceran **Asumsi : Pajak Masukan dapat dikreditkan

SPT Masa Juni 2018


Pajak Keluaran Rp10.000.000
Pajak Masukan (90% x PK) Rp9.000.000
PPN yang harus disetor Rp1.000.000

Goest Laban
a. PKP yang peredaran usahanya tidak melebihi
jumlah tertentu
Pedoman b. PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu
Pengkreditan
Pajak Masukan c. PKP yang melakukan penyerahan yang
terutang pajak dan yang tidak terutang pajak

Goest Laban
a. PKP yang peredaran usahanya tidak melebihi
jumlah tertentu
Pedoman
Pengkreditan  Yang dapat menggunakan:
Pajak Masukan PKP yang mempunyai peredaran usaha dalam
1 tahun buku ≤ 1,8M
 Syarat:
1. PKP yang peredaran usaha 2 tahun buku sebelumnya ≤ 1,8M untuk
setiap tahun buku, atau
2. WP yang baru dikukuhkan sebagai PKP
 PKP harus menyampaikan pemberitahuan tertulis paling lama pada
saat batas waktu penyampaian SPT PPN Masa pertama dalam tahun
buku dimulainya penggunaan pedoman

Pajak Masukan yang dapat dikreditkan :


 60% dari PPN Keluaran untuk penyerahan JKP
 70% dari PPN Keluaran untuk penyerahan BKP
 Bila peredaran usaha PKP yang menggunakan pedoman pengkreditan
PM tersebut sudah > 1,8 Miliyar maka Mulai masa Berikutnya setelah
peredaran usahanya melebihi 1,8 Miliyar, PKP tersebut sudah tidak
boleh lagi menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan PM
Goest Laban PMK 74/PMK.03/2010
a. PKP yang peredaran usahanya tidak melebihi
jumlah tertentu
Pedoman
Pengkreditan
Pajak Masukan
Contoh 3 : Peredaran Usaha
Tahun 2016 : Rp1.600.000.000
Tahun 2017 : Rp1.900.000.000
Penjualan BKP dan Pembelian di tahun 2018
Bulan Penjualan (Rp) PK (Rp) Pembelian PM (Rp) Nilai SPT PPN ?
Jan 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 10.000.000
Feb 600.000.000 60.000.000 400.000.000 40.000.000 20.000.000
Mar 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 10.000.000
Apr 500.000.000 50.000.000 250.000.000 25.000.000 25.000.000
Mei 300.000.000 30.000.000 200.000.000 20.000.000 10.000.000
Juni 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 10.000.000
… …

Goest Laban
a. PKP yang peredaran usahanya tidak melebihi
jumlah tertentu
Pedoman
Pengkreditan
Pajak Masukan
Contoh 3: Peredaran Usaha
Tahun 2016 : Rp1.400.000.000
Tahun 2017 : Rp1.700.000.000
Penyerahan JKP dan Perolehan di tahun 2018
Bulan Penyerahan (Rp) PK (Rp) Perolehan PM (Rp) Nilai SPT PPN ?
Jan 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 16.000.000*
Feb 600.000.000 60.000.000 400.000.000 40.000.000 24.000.000*
Mar 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 16.000.000*
Apr 500.000.000 50.000.000 250.000.000 25.000.000 20.000.000*
Mei 300.000.000 30.000.000 200.000.000 20.000.000 10.000.000
Juni 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 10.000.000
… …
*jika memilih menggunakan pedoman

Goest Laban
a. PKP yang peredaran usahanya tidak melebihi
jumlah tertentu
Pedoman b. PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu
Pengkreditan
Pajak Masukan  Yang wajib menggunakan:
PKP yang kegiatan usahanya semata-mata
melakukan penyerahan kendaraan bermotor
bekas secara eceran
 Pajak Masukan yang dapat dikreditkan :
 90% dari PPN Keluaran

 Bila kemudian beralih usaha di luar Kegiatan usaha penyerahan kendaraan


bermotor bekas secara eceran, terhitung sejak Masa peralihan usaha :
- menggunakan mekanisme PK-PM, atau
- menggunakan pedoman pengkreditan PM (jika memenuhi kriteria)

 Jika terjadi retur oleh pembeli:


PPN berkurang di masa pajak pengembalian BKP sepanjang Faktur Pajak
atas penyerahan sudah dilaporkan di SPT Masa PPN

Goest Laban PMK 79/PMK.03/2010


Pedoman b. PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu
Pengkreditan
Pajak Masukan
Contoh 4:

Data Penjualan mobil bekas secara eceran dan Pembelian di tahun 2018
Bulan Penjualan (Rp) PK (Rp) Pembelian PM (Rp) Nilai SPT PPN ?
Jan 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 4.000.000
Feb 600.000.000 60.000.000 400.000.000 40.000.000 6.000.000
Mar 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 4.000.000
Apr 500.000.000 50.000.000 250.000.000 25.000.000 5.000.000
Mei 300.000.000 30.000.000 200.000.000 20.000.000 3.000.000
Juni 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 4.000.000
… …

Goest Laban
Pedoman b. PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu
Pengkreditan
Pajak Masukan c. PKP yang melakukan penyerahan yang
terutang pajak dan yang tidak terutang pajak
Konsep dasar :
 PT A, bergerak di bidang persewaan gedung kantor. Melakukan pembelian
komputer yang digunakan untuk kegiatan usaha.
Apakah Pajak Masukan atas pembelian komputer tersebut dapat
dikreditkan oleh PT A?
Dapat dikreditkan Karena?
Komputer tersebut digunakan untuk penyerahan yang terutang PPN
 PT B, bergerak di bidang perhotelan. Melakukan pembelian komputer yang
digunakan untuk kegiatan usaha.
Apakah Pajak Masukan atas pembelian komputer tersebut dapat
dikreditkan oleh PT B?
Tidak dapat dikreditkan Karena?
Goest Laban
Komputer tersebut digunakan untuk penyerahan yang tidak terutang PPN
Pedoman
Pengkreditan
Pajak Masukan c. PKP yang melakukan penyerahan yang
terutang pajak dan yang tidak terutang pajak

 PT C, bergerak di bidang perhotelan. Selain memberikan jasa di bidang


perhotelan, PT C juga memberikan jasa persewaan gedung kantor.
PT C melakukan pembelian 2 unit Komputer. Komputer A sepenuhnya
digunakan untuk keperluan usaha perhotelan. Komputer B sepenuhnya
digunakan untuk keperluan usaha persewaan Gedung kantor.

Apakah Pajak Masukan atas pembelian kedua komputer tersebut dapat


dikreditkan oleh PT C?

Komputer A : Tidak Dapat dikreditkan

Komputer B : Dapat dikreditkan

Goest Laban
Pedoman
Pengkreditan
Pajak Masukan c. PKP yang melakukan penyerahan yang
terutang pajak dan yang tidak terutang pajak

 PT D, bergerak di bidang perhotelan. Selain memberikan jasa di bidang


perhotelan, PT D juga memberikan jasa persewaan gedung kantor.
PT D melakukan pembelian 1 unit Komputer. Komputer tersebut digunakan
untuk keperluan usaha perhotelan dan untuk keperluan usaha persewaan
Gedung kantor.

Apakah Pajak Masukan atas pembelian komputer tersebut dapat


dikreditkan oleh PT D?

Dapat dikreditkan, dengan mengunakan pedoman pengkreditan


Pajak Masukan

Goest Laban
Pedoman
Pengkreditan
Pajak Masukan c. PKP yang melakukan penyerahan yang
terutang pajak dan yang tidak terutang pajak

 Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan usaha yang atas


penyerahannya sebagian terutang pajak dan sebagian lainnya tidak
terutang pajak (negative list dan dibebaskan), sedangkan Pajak
Masukan untuk Penyerahan yang Terutang Pajak tidak dapat diketahui
dengan pasti, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan untuk
Penyerahan yang Terutang Pajak dihitung dengan menggunakan
pedoman penghitungan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.

 Yang dilakukan oleh PKP :

Menghitung PM dengan Melakukan perhitungan kembali PM yang


dapat dikreditkan, paling lama bulan
menggunakan Pedoman ketiga setelah berakhirnya tahun buku

Pada saat perolehan Setelah mengkreditkan


Goest Laban PMK 78/PMK.03/2010 jo PMK 135/PMK.03/2014
Pedoman
Pengkreditan
Pajak Masukan c. PKP yang melakukan penyerahan yang
terutang pajak dan yang tidak terutang pajak

Untuk BKP/JKP yang masa manfaatnya <1 tahun :


P = PM x Z
P’ = PM x Z’
dengan ketentuan: dengan ketentuan:
P adalah jumlah PM yang dapat dikreditkan P’ adalah jumlah PM yang dapat dikreditkan
PM adalah jumlah PM atas perolehan BKP dalam 1 tahun buku
dan/atau JKP PM adalah jumlah PM atas perolehan BKP
Z adalah persentase yang sebanding dan/atau JKP
dengan jumlah penyerahan yang terutang Z’ adalah persentase yang sebanding dengan
pajak terhadap penyerahan seluruhnya jumlah penyerahan yang terutang pajak
terhadap seluruh penyerahan dalam 1 tahun
buku

Menghitung PM dengan Melakukan perhitungan kembali PM yang


dapat dikreditkan, paling lama bulan
menggunakan Pedoman ketiga setelah berakhirnya tahun buku

Pada saat perolehan Setelah mengkreditkan


Goest Laban PMK 78/PMK.03/2010 jo PMK 135/PMK.03/2014
Contoh :
PKP E, pengusaha yang menjual 2 jenis produk yakni beras dan kotak penyimpanan
buah-buahan. Pada bulan Januari 2018 melakukan pembelian bahan bakar truk
senilai Rp5.000.000 dengan PPN Rp500.000 yang digunakan untuk mengangkut
beras dan kotak penyimpanan. Menurut perkiraan PKP E, persentase penyerahan
kotak penyimpanan terhadap seluruh penjualan selama tahun 2018 adalah 80%.
Berapa Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh PKP E pada masa April 2018?

P = PM x Z
P’ = PM x Z’
P = Rp500.000 x 80%
= Rp400.000

Menghitung PM dengan Melakukan perhitungan kembali PM yang


dapat dikreditkan, paling lama bulan
menggunakan Pedoman ketiga setelah berakhirnya tahun buku

Pada saat perolehan Setelah mengkreditkan


Goest Laban PMK 78/PMK.03/2010 jo PMK 135/PMK.03/2014
Contoh :
Selanjutnya, diketahui bahwa total peredaran usaha PKP E selama tahun 2018
adalah Rp1.000.000.000 yang berasal dari penjualan beras Rp300.000.000 dan
penjualan kotak penyimpanan buah Rp700.000.000.
Kapan, berapa dan apa konsekuensi dari perhitungan ulang yang dilakukan oleh
PKP E?
Kapan?  paling lama bulan Maret 2019 Berapa?

P = PM x Z
P’ = PM x Z’
P = Rp500.000 x 80%
= Rp400.000 P’ = Rp500.000 x 70%
= Rp350.000
dikurangi yang sudah dikreditkan= Rp400.000
-
Selisih= - Rp50.000
Konsekuensi?  Mengurangi Pajak Masukan sebesar Rp 50.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang

Menghitung PM dengan Melakukan perhitungan kembali PM yang


dapat dikreditkan, paling lama bulan
menggunakan Pedoman ketiga setelah berakhirnya tahun buku

Pada saat perolehan Setelah mengkreditkan


Goest Laban PMK 78/PMK.03/2010 jo PMK 135/PMK.03/2014
Contoh :
Seandainya total peredaran usaha PKP E selama tahun 2018 adalah
Rp1.000.000.000 yang berasal dari penjualan beras Rp100.000.000 dan penjualan
kotak penyimpanan buah Rp900.000.000.
Kapan, berapa dan apa konsekuensi dari perhitungan ulang yang dilakukan oleh
PKP E?
Kapan?  paling lama bulan Maret 2019 Berapa?

P = PM x Z
P’ = PM x Z’
P = Rp500.000 x 80%
= Rp400.000 P’ = Rp500.000 x 90%
= Rp450.000
dikurangi yang sudah dikreditkan= Rp400.000
-
Selisih= Rp50.000
Konsekuensi?  Menambah Pajak Masukan sebesar Rp 50.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang

Menghitung PM dengan Melakukan perhitungan kembali PM yang


dapat dikreditkan, paling lama bulan
menggunakan Pedoman ketiga setelah berakhirnya tahun buku

Pada saat perolehan Setelah mengkreditkan


Goest Laban PMK 78/PMK.03/2010 jo PMK 135/PMK.03/2014
Untuk BKP/JKP yang masa manfaatnya ≥1 tahun :

P’= PM x Z’
T
dengan ketentuan:
P’ adalah jumlah PM yang dapat dikreditkan
dalam 1 tahun buku
P = PM x Z PM adalah jumlah PM atas perolehan BKP
dengan ketentuan: dan/atau JKP
P adalah jumlah PM yang dapat dikreditkan T adalah masa manfaat BKP dan/atau JKP,
PM adalah jumlah PM atas perolehan BKP yakni :
dan/atau JKP a.10 tahun untuk tanah dan/atau bangunan,
Z adalah persentase yang sebanding b.4 tahun untuk selain tanah dan bangunan
dengan jumlah penyerahan yang terutang Z’ adalah persentase yang sebanding dengan
pajak terhadap penyerahan seluruhnya jumlah penyerahan yang terutang pajak
terhadap seluruh penyerahan dalam 1 tahun
buku

Menghitung PM dengan Melakukan perhitungan kembali PM yang


dapat dikreditkan, paling lama bulan
menggunakan Pedoman ketiga setelah berakhirnya tahun buku

Pada saat perolehan Setelah mengkreditkan


Goest Laban PMK 78/PMK.03/2010 jo PMK 135/PMK.03/2014
Contoh :
PKP F adalah pengusaha yang menghasilkan produk berupa rumah mewah dan
rumah sangat sederhana. Pada bulan Januari 2018 melakukan pembelian truk
senilai Rp800.000.000 dengan PPN Rp80.000.000yang digunakan untuk
pengangkutan material rumah mewah dan pengangkutan material rumah sangat
sederhana. Masa manfaat komersial truk tersebut adalah 5 tahun.
Berdasarkan data yang dimiliki, diperkirakan bahwa persentase penjualan rumah
mewah adalah 60% dari total penjualan.
Berapa Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh PKP F pada masa Januari 2018?
P = PM x Z
P = Rp80.000.000 x 60%
= Rp48.000.000
 Setelah mengkreditkan PM tersebut, berapa kali PKP F melakukan perhitungan
kembali PM?
4 kali yakni untuk tahun buku 2018, 2019, 2020, 2021 yang dilakukan paling lama
pada bulan ketiga setelah berakhirnya tahun buku.

Menghitung PM dengan Melakukan perhitungan kembali PM yang


dapat dikreditkan, paling lama bulan
menggunakan Pedoman ketiga setelah berakhirnya tahun buku

Pada saat perolehan Setelah mengkreditkan


Goest Laban PMK 78/PMK.03/2010 jo PMK 135/PMK.03/2014
Contoh :
Selanjutnya diketahui bahwa peredaran usaha PKP F pada tahun 2018 adalah
sebesar Rp100.000.000.000 yang berasal dari penjualan rumah mewah sebesar
Rp80.000.000.000 dan rumah sangat sederhana Rp20.000.000.000.
• Berapa hasil perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan selama tahun buku
2018?

P’= PM x Z’
T
P = PM x Z
P = Rp80.000.000 x 60% = 80.000.000 x 80%
= Rp48.000.000 4
= Rp16.000.000
dikurangi alokasi PM setiap tahun (Rp48.000.000 : 4) = Rp12.000.000
-
Selisih= Rp4.000.000
Konsekuensi?  Menambah Pajak Masukan sebesar Rp4.000.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang

Menghitung PM dengan Melakukan perhitungan kembali PM yang


dapat dikreditkan, paling lama bulan
menggunakan Pedoman ketiga setelah berakhirnya tahun buku

Pada saat perolehan Setelah mengkreditkan


Goest Laban PMK 78/PMK.03/2010 jo PMK 135/PMK.03/2014
Contoh :
Selanjutnya diketahui bahwa peredaran usaha PKP F pada tahun 2019 adalah
sebesar Rp90.000.000.000 yang berasal dari penjualan rumah mewah sebesar
Rp45.000.000.000 dan rumah sangat sederhana Rp45.000.000.000.
• Berapa hasil perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan selama tahun buku
2019?

P’= PM x Z’
T
P = PM x Z
P = Rp80.000.000 x 60% = 80.000.000 x 50%
= Rp48.000.000 4
= Rp10.000.000
dikurangi alokasi PM setiap tahun (Rp48.000.000 : 4) = Rp12.000.000
-
Selisih= -Rp2.000.000
Konsekuensi?  Mengurangi Pajak Masukan sebesar Rp2.000.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang

Menghitung PM dengan Melakukan perhitungan kembali PM yang


dapat dikreditkan, paling lama bulan
menggunakan Pedoman ketiga setelah berakhirnya tahun buku

Pada saat perolehan Setelah mengkreditkan


Goest Laban PMK 78/PMK.03/2010 jo PMK 135/PMK.03/2014
Contoh :
Selanjutnya diketahui bahwa peredaran usaha PKP F pada tahun 2020 adalah
sebesar Rp80.000.000.000 yang berasal dari penjualan rumah mewah sebesar
Rp56.000.000.000 dan rumah sangat sederhana Rp24.000.000.000.
• Berapa hasil perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan selama tahun buku
2020?

P’= PM x Z’
T
P = PM x Z
P = Rp80.000.000 x 60% = 80.000.000 x 70%
= Rp48.000.000 4
= Rp14.000.000
dikurangi alokasi PM setiap tahun (Rp48.000.000 : 4) = Rp12.000.000
-
Selisih= Rp2.000.000
Konsekuensi?  Menambah Pajak Masukan sebesar Rp2.000.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang

Menghitung PM dengan Melakukan perhitungan kembali PM yang


dapat dikreditkan, paling lama bulan
menggunakan Pedoman ketiga setelah berakhirnya tahun buku

Pada saat perolehan Setelah mengkreditkan


Goest Laban PMK 78/PMK.03/2010 jo PMK 135/PMK.03/2014
Contoh :
Selanjutnya diketahui bahwa peredaran usaha PKP F pada tahun 2021 adalah
sebesar Rp100.000.000.000 yang berasal dari penjualan rumah mewah sebesar
Rp75.000.000.000 dan rumah sangat sederhana Rp25.000.000.000.
• Berapa hasil perhitungan kembali PM yang dapat dikreditkan selama tahun buku
2021?

P’= PM x Z’
T
P = PM x Z
P = Rp80.000.000 x 60% = 80.000.000 x 75%
= Rp48.000.000 4
= Rp15.000.000
dikurangi alokasi PM setiap tahun (Rp48.000.000 : 4) = Rp12.000.000
-
Selisih= Rp3.000.000
Konsekuensi?  Menambah Pajak Masukan sebesar Rp3.000.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang

Menghitung PM dengan Melakukan perhitungan kembali PM yang


dapat dikreditkan, paling lama bulan
menggunakan Pedoman ketiga setelah berakhirnya tahun buku

Pada saat perolehan Setelah mengkreditkan


Goest Laban PMK 78/PMK.03/2010 jo PMK 135/PMK.03/2014
Pengkreditan Pajak Masukan

Goest Laban
PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan

Restitusi PPN untuk Turis Asing

PKP Pedagang Eceran


Materi

Goest Laban
PPnBM
?
1. PT “Alfa” adalah pabrikan mobil. Pada bulan Februari 2019, PT A menjual
mobil sedan berkapasitas mesin 2500cc yang merupakan hasil produksinya
ke Distributor “Bravo” seharga Rp500jt.
PT Alfa memiliki surat penetapan peserta pengembangan kendaraan roda
empat hemat energy. Konsumsi BBM mobil tersebut >28km per liter.
Apakah PT “Alfa” harus memungut PPnBM atas penjualan mobil tersebut?
2. Distributor “Bravo” kemudian menjual mobil sedan tersebut ke Tuan Charly
seharga Rp650jt. Apakah Distributor “Bravo” harus memungut PPnBM atas
penjualan mobil tersebut?

3. PT “Delta” adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan


perlengkapan golf. Pada bulan Februari 2019, PT “Delta” mengimpor mobil
golf dari Amerika Serikat dengan nilai impor unit Rp150jt. Apakah PT “Delta”
harus membayar PPnBM pada saat impor tersebut?

4. PT “Delta” kemudian menjual mobil golf tersebut kepada Club Golf “Echo”
seharga Rp250jt. Apakah PT Delta harus memungut PPnBM atas penjualan
mobil golf tersebut?

Goest Laban
PPnBM
 PPnBM dikenakan terhadap :
1. penyerahan BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha
yang menghasilkan barang tersebut di dalam Daerah Pabean dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya; dan
2. impor BKP yang tergolong mewah.
 Yang dimaksud dengan "Barang Kena Pajak yang tergolong mewah" adalah :
1. barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok;
2. barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu;
3. barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan
tinggi; dan/atau
4. barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status.
 Tujuan pengenaan PPnBM:
1. perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang
berpenghasilan rendah dan konsumen yang berpenghasilan tinggi;
2. perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah;
3. perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional; dan
4. perlu untuk mengamankan penerimaan negara.
Goest Laban UU PPN
PPnBM
 Karakteristik Pengenaan PPnBM:
1. PPnBM dikenakan hanya 1 kali saja, yaitu pada waktu :
a. penyerahan oleh pabrikan atau produsen BKP yang tergolong
mewah; atau
b. impor BKP yang tergolong mewah.
2. Pengertian umum dari Pajak Masukan hanya berlaku pada PPN dan tidak
dikenal pada PPnBM.
o PPnBM yang sudah dibayar pada waktu perolehan atau impor BKP
Yang Tergolong Mewah, tidak dapat dikreditkan dengan PPN maupun
PPnBM yang dipungut berdasarkan UU PPN.
o PPnBM dapat ditambahkan ke dalam harga BKP yang bersangkutan
atau dibebankan sebagai biaya sesuai ketentuan perundang-undangan
PPh.
o Khusus untuk PKP yang mengekspor BKP Yang Tergolong Mewah, PKP
dapat meminta kembali PPnBM yang telah dibayar pada waktu
perolehan BKP Yang Tergolong Mewah yang diekspor tersebut
sepanjang PPnBM nya belum dibebankan sebagai biaya

Goest Laban UU PPN


PPnBM
 Karakteristik Pengenaan PPnBM:
3. Pengenaan PPnBM atas impor BKP yang tergolong mewah tidak
memperhatikan siapa yang mengimpor BKP tersebut
4. Pengenaan PPnBM atas impor BKP juga tidak memperhatikan apakah
impor tersebut dilakukan secara terus-menerus atau hanya sekali saja.
5. Pengenaan PPnBM terhadap suatu penyerahan BKP yang tergolong
mewah tidak memperhatikan apakah suatu bagian dari BKP tersebut telah
dikenai atau tidak dikenai PPnBM pada transaksi sebelumnya.

Goest Laban UU PPN


PPnBM

 Tarif PPnBM:
o Tarif PPnBM ditetapkan paling rendah 10% dan paling tinggi 200%.
o Ekspor BKP yang tergolong mewah dikenai pajak dengan tarif 0%.
o Pengenaan tarif PPnBM pada BKP yang tergolong mewah dibagi menjadi 2
golongan :
1. BKP yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor
2. BKP yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor

Goest Laban UU PPN


PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor
PPnBM dikenakan atas:
1. Impor Kendaraan CBU berupa Kendaraan Pengangkutan Orang sampai
dengan 15 (lima belas) orang termasuk pengemudi, kendaraan kabin ganda
(double cabin), kendaraan khusus, trailer dan semi-trailer dari jenis tipe
caravan untuk perumahan atau kemah dan kendaraan bermotor beroda 2
(dua) dengan kapasitas silinder lebih dari 250 cc.
o Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor yang dibuat untuk digunakan secara khusus seperti untuk
golf, perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan kendaraan semacam itu.

2. Penyerahan kendaraan hasil perakitan/produksi di dalam daerah pabean


berupa Kendaraan Pengangkutan Orang sampai dengan 15 (lima belas)
orang termasuk pengemudi, kendaraan kabin ganda (double cabin),
kendaraan khusus, trailer dan semi-trailer dari jenis tipe caravan untuk
perumahan atau kemah dan kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan
kapasitas silinder lebih dari 250 cc.
o Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor yang dibuat untuk digunakan secara khusus seperti untuk
golf, perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan kendaraan semacam itu.

3. Penyerahan kendaraan bermotor berupa Kendaraan Pengangkutan Orang


sampai dengan 15 (lima belas) orang termasuk pengemudi dan kendaraan
kabin ganda (double cabin) hasil pengubahan dari Kendaraan Sasis atau
Kendaraan Pengangkutan Barang.
PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014
PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor
PPnBM tidak dikenakan atas impor atau penyerahan:
1. Kendaraan CKD
2. Kendaraan Sasis
3. Kendaraan Pengangkutan Barang
4. Kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder sampai
dengan 250 cc; dan
5. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 16 (enam belas) orang atau lebih
termasuk pengemudi.

PPnBM dibebaskan atas impor atau penyerahan:


1. Kendaraan bermotor berupa kendaraan ambulan, kendaraan jenazah,
kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan
pengangkutan umum;
2. Kendaraan Protokoler Kenegaraan;
3. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai
dengan 15 (lima belas) orang, termasuk pengemudi, yang digunakan untuk
kendaraan dinas TNI atau Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
4. Kendaraan Patroli TNI atau Kepolisian Negara Republik Indonesia
Wajib Memiliki SKB PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014
PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor

PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014


PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor

PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014


PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor

PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014


PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor

PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014


PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor

PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014


PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor

PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014


PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor

PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014


PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor

PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014


PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor
DPP
Atas Kendaraan bermotor yang dikenakan tarif 10%, 20%, 30%, 40%, 125%

Memiliki:

Memiliki:

PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014


PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor
Perhitungan PPnBM
PPnBM = DPP x tarif
tergantung tariff dan syarat

Contoh:
1. PT “Alfa” adalah pabrikan mobil. Pada bulan Februari 2019, PT A menjual
mobil sedan berkapasitas mesin 2500cc yang merupakan hasil produksinya
ke Distributor “Bravo” seharga Rp500jt*. *belum termasuk PPN dan PPnBM
PT Alfa memiliki surat penetapan peserta pengembangan kendaraan roda
empat hemat energy. Konsumsi BBM mobil tersebut >28km per liter.
Berapa tariff PPnBM-nya ? 40%
Berapa DPP-nya ? 50% x Rp500jt = Rp250jt
Berapa PPnBM-nya ? Rp250jt x 40% = Rp100jt

PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014


PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
 PPnBM atas Kendaraan Bermotor
Perhitungan PPnBM
PPnBM = DPP x tarif
tergantung tariff dan syarat

Contoh:
2. PT “Delta” adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan
perlengkapan golf. Pada bulan Februari 2019, PT “Delta” mengimpor mobil
golf dari Amerika Serikat dengan nilai impor unit Rp150jt.

Berapa tariff PPnBM-nya ? 50%


Berapa DPP-nya ? Rp150jt
Berapa PPnBM-nya ? Rp150jt x 50% = Rp75jt

PP 41 Tahun 2013 jo PP 22 Tahun 2014


PMK-64/PMK.011/2014
Goest Laban KEP-199/PJ./2000
PPnBM
note

Goest Laban
PPnBM
 PPnBM atas Selain Kendaraan Bermotor

Goest Laban PP 61 Tahun 2020


PPnBM
 PPnBM atas Selain Kendaraan Bermotor

Goest Laban PP 61 Tahun 2020


PPnBM

Goest Laban
PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan

Restitusi PPN untuk Turis Asing

PKP Pedagang Eceran


Materi

Goest Laban
Restitusi PPN untuk Turis Asing
Faktur Pajak Khusus

Barang Bawaan**

PKP Toko Retail* Turis Asing


PPN

melalui UPRPPN*** Bandara dengan Dapat diminta kembali, jika :


membawa Barang Bawaan dan menunjukkan a.nilai PPN paling sedikit Rp500.000
dokumen: a.paspor b.pembelian Barang Bawaan dilakukan
b.boarding pass, dan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
c.Faktur Pajak Khusus sebelum keberangkatan ke luar Daerah
Pabean

* yang mendaftarkan diri sebagai PKP yang berpartisipasi dalam skema pengembalian PPN kepada Turis Asing
dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
** Barang Bawaan adalah BKP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dibeli oleh Turis
Asing dari PKP Toko Retail dan dibawa keluar Daerah Pabean sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan oleh yang bersangkutan dengan menggunakan moda transportasi pesawat udara
Goest Laban *** Unit Penyelenggara Restitusi PPN PMK 120/PMK.03/2019
Restitusi PPN untuk Turis Asing

Goest Laban
PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan

Restitusi PPN untuk Turis Asing


PKP Pedagang Eceran
Materi

Goest Laban

Anda mungkin juga menyukai