30 Januari 2021
Slide ini hanya dipergunakan untuk keperluan pembelajaran dan pemahaman konsep.
Peraturan perpajakan tergolong dinamis sehingga dapat berubah atau dicabut. Jika
terjadi perubahan atau pencabutan terhadap peraturan perpajakan yang dijadikan
referensi dalam slide ini, materi dalam slide ini juga bisa menjadi tidak relevan. Karena
itu, silakan untuk selalu merujuk langsung ke aturan perpajakan yang berlaku.
Goest Laban
PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan
Materi
Goest Laban
PKP Pedagang Eceran
PKP yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan penyerahan
BKP / JKP dengan cara :
a. melalui suatu tempat penjualan eceran (BKP) / tempat penyerahan jasa
(JKP) ; atau langsung mendatangi dari satu tempat konsumen akhir ke
tempat konsumen akhir lainnya;
c. pada umumnya penyerahan BKP atau transaksi jual beli / JKP dilakukan
secara tunai; dan penjual atau pembeli langsung menyerahkan atau
membawa BKP yang dibelinya.
PP 1 TAHUN 2012
PER - 58/PJ/2010
Goest Laban
Harus FP Lengkap
FP berupa :
Tidak diterbitkan STP
a. bon kontan
b. faktur penjualan
c. segi cash register
Paling sedikit memuat :
d. karcis
a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak
yang menyerahkan BKP e. Kuitansi; atau
b. jenis BKP yang diserahkan f. tanda bukti penyerahan atau
c. jumlah Harga Jual yang sudah termasuk PPN pembayaran lain yang sejenis.
atau besarnya PPN dicantumkan secara terpisah
d. PPnBM yang dipungut; dan
e. nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak*
PP 1 TAHUN 2012
* kode dan nomor seri dapat ditentukan sendiri PER - 58/PJ/2010
Goest Laban
Formulir 1111 AB Bukan PKP Pedagang Eceran
Goest Laban
PKP Pedagang Eceran
Goest Laban
PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan
Goest Laban
Pengkreditan Pajak Masukan
Aktual
Contoh 1
Tanggal Penjualan* Pajak Keluaran Tanggal Pembelian Pajak Masukan**
07 Juni 2018 Rp45.000.000 Rp4.500.000 03 Juni 2018 Rp30.000.000 Rp3.000.000
12 Juni 2018 Rp25.000.000 Rp2.500.000 05 Juni 2018 Rp22.000.000 Rp2.200.000
21 Juni 2018 Rp30.000.000 Rp3.000.000 18 Juni 2018 Rp18.000.000 Rp1.800.000
Total Rp10.000.000 Total Rp7.000.000
*Penjualan Tas **Asumsi : Pajak Masukan dapat dikreditkan
Goest Laban
Pengkreditan Pajak Masukan
Pedoman
Pengkreditan Aktual
Pajak Masukan
Contoh 2
Tanggal Penjualan* Pajak Keluaran Tanggal Pembelian Pajak Masukan**
07 Juni 2018 Rp45.000.000 Rp4.500.000 03 Juni 2018 Rp30.000.000 Rp3.000.000
12 Juni 2018 Rp25.000.000 Rp2.500.000 05 Juni 2018 Rp22.000.000 Rp2.200.000
21 Juni 2018 Rp30.000.000 Rp3.000.000 18 Juni 2018 Rp18.000.000 Rp1.800.000
Total Rp10.000.000 Total Rp7.000.000
*Penjualan Kendaraan bermotor bekas secara eceran **Asumsi : Pajak Masukan dapat dikreditkan
Goest Laban
a. PKP yang peredaran usahanya tidak melebihi
jumlah tertentu
Pedoman b. PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu
Pengkreditan
Pajak Masukan c. PKP yang melakukan penyerahan yang
terutang pajak dan yang tidak terutang pajak
Goest Laban
a. PKP yang peredaran usahanya tidak melebihi
jumlah tertentu
Pedoman
Pengkreditan Yang dapat menggunakan:
Pajak Masukan PKP yang mempunyai peredaran usaha dalam
1 tahun buku ≤ 1,8M
Syarat:
1. PKP yang peredaran usaha 2 tahun buku sebelumnya ≤ 1,8M untuk
setiap tahun buku, atau
2. WP yang baru dikukuhkan sebagai PKP
PKP harus menyampaikan pemberitahuan tertulis paling lama pada
saat batas waktu penyampaian SPT PPN Masa pertama dalam tahun
buku dimulainya penggunaan pedoman
Goest Laban
a. PKP yang peredaran usahanya tidak melebihi
jumlah tertentu
Pedoman
Pengkreditan
Pajak Masukan
Contoh 3: Peredaran Usaha
Tahun 2016 : Rp1.400.000.000
Tahun 2017 : Rp1.700.000.000
Penyerahan JKP dan Perolehan di tahun 2018
Bulan Penyerahan (Rp) PK (Rp) Perolehan PM (Rp) Nilai SPT PPN ?
Jan 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 16.000.000*
Feb 600.000.000 60.000.000 400.000.000 40.000.000 24.000.000*
Mar 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 16.000.000*
Apr 500.000.000 50.000.000 250.000.000 25.000.000 20.000.000*
Mei 300.000.000 30.000.000 200.000.000 20.000.000 10.000.000
Juni 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 10.000.000
… …
*jika memilih menggunakan pedoman
Goest Laban
a. PKP yang peredaran usahanya tidak melebihi
jumlah tertentu
Pedoman b. PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu
Pengkreditan
Pajak Masukan Yang wajib menggunakan:
PKP yang kegiatan usahanya semata-mata
melakukan penyerahan kendaraan bermotor
bekas secara eceran
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan :
90% dari PPN Keluaran
Data Penjualan mobil bekas secara eceran dan Pembelian di tahun 2018
Bulan Penjualan (Rp) PK (Rp) Pembelian PM (Rp) Nilai SPT PPN ?
Jan 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 4.000.000
Feb 600.000.000 60.000.000 400.000.000 40.000.000 6.000.000
Mar 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 4.000.000
Apr 500.000.000 50.000.000 250.000.000 25.000.000 5.000.000
Mei 300.000.000 30.000.000 200.000.000 20.000.000 3.000.000
Juni 400.000.000 40.000.000 300.000.000 30.000.000 4.000.000
… …
Goest Laban
Pedoman b. PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu
Pengkreditan
Pajak Masukan c. PKP yang melakukan penyerahan yang
terutang pajak dan yang tidak terutang pajak
Konsep dasar :
PT A, bergerak di bidang persewaan gedung kantor. Melakukan pembelian
komputer yang digunakan untuk kegiatan usaha.
Apakah Pajak Masukan atas pembelian komputer tersebut dapat
dikreditkan oleh PT A?
Dapat dikreditkan Karena?
Komputer tersebut digunakan untuk penyerahan yang terutang PPN
PT B, bergerak di bidang perhotelan. Melakukan pembelian komputer yang
digunakan untuk kegiatan usaha.
Apakah Pajak Masukan atas pembelian komputer tersebut dapat
dikreditkan oleh PT B?
Tidak dapat dikreditkan Karena?
Goest Laban
Komputer tersebut digunakan untuk penyerahan yang tidak terutang PPN
Pedoman
Pengkreditan
Pajak Masukan c. PKP yang melakukan penyerahan yang
terutang pajak dan yang tidak terutang pajak
Goest Laban
Pedoman
Pengkreditan
Pajak Masukan c. PKP yang melakukan penyerahan yang
terutang pajak dan yang tidak terutang pajak
Goest Laban
Pedoman
Pengkreditan
Pajak Masukan c. PKP yang melakukan penyerahan yang
terutang pajak dan yang tidak terutang pajak
P = PM x Z
P’ = PM x Z’
P = Rp500.000 x 80%
= Rp400.000
P = PM x Z
P’ = PM x Z’
P = Rp500.000 x 80%
= Rp400.000 P’ = Rp500.000 x 70%
= Rp350.000
dikurangi yang sudah dikreditkan= Rp400.000
-
Selisih= - Rp50.000
Konsekuensi? Mengurangi Pajak Masukan sebesar Rp 50.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang
P = PM x Z
P’ = PM x Z’
P = Rp500.000 x 80%
= Rp400.000 P’ = Rp500.000 x 90%
= Rp450.000
dikurangi yang sudah dikreditkan= Rp400.000
-
Selisih= Rp50.000
Konsekuensi? Menambah Pajak Masukan sebesar Rp 50.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang
P’= PM x Z’
T
dengan ketentuan:
P’ adalah jumlah PM yang dapat dikreditkan
dalam 1 tahun buku
P = PM x Z PM adalah jumlah PM atas perolehan BKP
dengan ketentuan: dan/atau JKP
P adalah jumlah PM yang dapat dikreditkan T adalah masa manfaat BKP dan/atau JKP,
PM adalah jumlah PM atas perolehan BKP yakni :
dan/atau JKP a.10 tahun untuk tanah dan/atau bangunan,
Z adalah persentase yang sebanding b.4 tahun untuk selain tanah dan bangunan
dengan jumlah penyerahan yang terutang Z’ adalah persentase yang sebanding dengan
pajak terhadap penyerahan seluruhnya jumlah penyerahan yang terutang pajak
terhadap seluruh penyerahan dalam 1 tahun
buku
P’= PM x Z’
T
P = PM x Z
P = Rp80.000.000 x 60% = 80.000.000 x 80%
= Rp48.000.000 4
= Rp16.000.000
dikurangi alokasi PM setiap tahun (Rp48.000.000 : 4) = Rp12.000.000
-
Selisih= Rp4.000.000
Konsekuensi? Menambah Pajak Masukan sebesar Rp4.000.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang
P’= PM x Z’
T
P = PM x Z
P = Rp80.000.000 x 60% = 80.000.000 x 50%
= Rp48.000.000 4
= Rp10.000.000
dikurangi alokasi PM setiap tahun (Rp48.000.000 : 4) = Rp12.000.000
-
Selisih= -Rp2.000.000
Konsekuensi? Mengurangi Pajak Masukan sebesar Rp2.000.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang
P’= PM x Z’
T
P = PM x Z
P = Rp80.000.000 x 60% = 80.000.000 x 70%
= Rp48.000.000 4
= Rp14.000.000
dikurangi alokasi PM setiap tahun (Rp48.000.000 : 4) = Rp12.000.000
-
Selisih= Rp2.000.000
Konsekuensi? Menambah Pajak Masukan sebesar Rp2.000.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang
P’= PM x Z’
T
P = PM x Z
P = Rp80.000.000 x 60% = 80.000.000 x 75%
= Rp48.000.000 4
= Rp15.000.000
dikurangi alokasi PM setiap tahun (Rp48.000.000 : 4) = Rp12.000.000
-
Selisih= Rp3.000.000
Konsekuensi? Menambah Pajak Masukan sebesar Rp3.000.000 pada bulan
dilakukannya perhitungan ulang
Goest Laban
PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan
Goest Laban
PPnBM
?
1. PT “Alfa” adalah pabrikan mobil. Pada bulan Februari 2019, PT A menjual
mobil sedan berkapasitas mesin 2500cc yang merupakan hasil produksinya
ke Distributor “Bravo” seharga Rp500jt.
PT Alfa memiliki surat penetapan peserta pengembangan kendaraan roda
empat hemat energy. Konsumsi BBM mobil tersebut >28km per liter.
Apakah PT “Alfa” harus memungut PPnBM atas penjualan mobil tersebut?
2. Distributor “Bravo” kemudian menjual mobil sedan tersebut ke Tuan Charly
seharga Rp650jt. Apakah Distributor “Bravo” harus memungut PPnBM atas
penjualan mobil tersebut?
4. PT “Delta” kemudian menjual mobil golf tersebut kepada Club Golf “Echo”
seharga Rp250jt. Apakah PT Delta harus memungut PPnBM atas penjualan
mobil golf tersebut?
Goest Laban
PPnBM
PPnBM dikenakan terhadap :
1. penyerahan BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha
yang menghasilkan barang tersebut di dalam Daerah Pabean dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya; dan
2. impor BKP yang tergolong mewah.
Yang dimaksud dengan "Barang Kena Pajak yang tergolong mewah" adalah :
1. barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok;
2. barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu;
3. barang yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan
tinggi; dan/atau
4. barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status.
Tujuan pengenaan PPnBM:
1. perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang
berpenghasilan rendah dan konsumen yang berpenghasilan tinggi;
2. perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah;
3. perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional; dan
4. perlu untuk mengamankan penerimaan negara.
Goest Laban UU PPN
PPnBM
Karakteristik Pengenaan PPnBM:
1. PPnBM dikenakan hanya 1 kali saja, yaitu pada waktu :
a. penyerahan oleh pabrikan atau produsen BKP yang tergolong
mewah; atau
b. impor BKP yang tergolong mewah.
2. Pengertian umum dari Pajak Masukan hanya berlaku pada PPN dan tidak
dikenal pada PPnBM.
o PPnBM yang sudah dibayar pada waktu perolehan atau impor BKP
Yang Tergolong Mewah, tidak dapat dikreditkan dengan PPN maupun
PPnBM yang dipungut berdasarkan UU PPN.
o PPnBM dapat ditambahkan ke dalam harga BKP yang bersangkutan
atau dibebankan sebagai biaya sesuai ketentuan perundang-undangan
PPh.
o Khusus untuk PKP yang mengekspor BKP Yang Tergolong Mewah, PKP
dapat meminta kembali PPnBM yang telah dibayar pada waktu
perolehan BKP Yang Tergolong Mewah yang diekspor tersebut
sepanjang PPnBM nya belum dibebankan sebagai biaya
Tarif PPnBM:
o Tarif PPnBM ditetapkan paling rendah 10% dan paling tinggi 200%.
o Ekspor BKP yang tergolong mewah dikenai pajak dengan tarif 0%.
o Pengenaan tarif PPnBM pada BKP yang tergolong mewah dibagi menjadi 2
golongan :
1. BKP yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor
2. BKP yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor
Memiliki:
Memiliki:
Contoh:
1. PT “Alfa” adalah pabrikan mobil. Pada bulan Februari 2019, PT A menjual
mobil sedan berkapasitas mesin 2500cc yang merupakan hasil produksinya
ke Distributor “Bravo” seharga Rp500jt*. *belum termasuk PPN dan PPnBM
PT Alfa memiliki surat penetapan peserta pengembangan kendaraan roda
empat hemat energy. Konsumsi BBM mobil tersebut >28km per liter.
Berapa tariff PPnBM-nya ? 40%
Berapa DPP-nya ? 50% x Rp500jt = Rp250jt
Berapa PPnBM-nya ? Rp250jt x 40% = Rp100jt
Contoh:
2. PT “Delta” adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan
perlengkapan golf. Pada bulan Februari 2019, PT “Delta” mengimpor mobil
golf dari Amerika Serikat dengan nilai impor unit Rp150jt.
Goest Laban
PPnBM
PPnBM atas Selain Kendaraan Bermotor
Goest Laban
PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan
Goest Laban
Restitusi PPN untuk Turis Asing
Faktur Pajak Khusus
Barang Bawaan**
* yang mendaftarkan diri sebagai PKP yang berpartisipasi dalam skema pengembalian PPN kepada Turis Asing
dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
** Barang Bawaan adalah BKP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dibeli oleh Turis
Asing dari PKP Toko Retail dan dibawa keluar Daerah Pabean sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan oleh yang bersangkutan dengan menggunakan moda transportasi pesawat udara
Goest Laban *** Unit Penyelenggara Restitusi PPN PMK 120/PMK.03/2019
Restitusi PPN untuk Turis Asing
Goest Laban
PPnBM
Pengkreditan Pajak Masukan
Goest Laban