Anda di halaman 1dari 66

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wabah pandemi Covid19 yang terjadi saat ini berdampak hampir di


semua aspek kehidupan, salah satunya adalah pendidikan. Termasuk
pelaksanaan pendidikan di MTS Negeri 3 Cilegon pada saat pandemi ini yang
memilih melakukan proses pembelajaran secara Daring (dalam jaringan)
yang memanfaatkan platform Whatsapp Grup (WA Grup). Namun, dalam
pelaksanaannya pembelajaran menggunakan WA Grup masih mengalami
beberapa masalah.
Masalah yang banyak ditemui adalah salah satunya di kelas 8A, siswa
yang ikut dan aktif dalam pembelajaran hanya 7 dari 32 siswa dalam satu
kelas (atau sekitar 20%). Pembelajaran yang baik adalah jika terjadi interaksi
antara guru dan siswa yang merata dan menyebar (tidak hanya beberapa
orang saja). Selain keaktifan siswa kurang, masalah yang ditemukan adalah
rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil
penilaian harian pada materi sebelumnya. Tidak tersedianya hp juga menjadi
kendala bagi beberapa siswa. Namun bagi siswa yang tidak tersedia hp, pihak
sekolah untuk mewajibkan siswa / orang tua siswa untuk datang ke sekolah
untuk mengambil materi atau soal yang telah dilaksanakan pada saat daring.
Upaya telah dilakukan pihak sekolah seperti mengadakan luring
(Pembelajaran Tatap Muka) secara terbatas di saat kasus Covid19 di Cilegon
sudah melandai. Saat pembelajaran luring terbatas, siswa dimotivasi agar aktif
dalam kegiatan baik daring maupun luring. Selain itu, upaya lain yang
dilakukan adalah dengan mengirimkan pesan secara pribadi melalui WA
pribadi oleh beberapa guru (seperti guru IPA), namun hasilnya masih banyak
yang nihil.
Materi pada proses pembelajaran IPA adalah materi yang dapat kita temui
dan dapat kita pelajari dalam kehiduan sehari-hari, termasuk materi Struktur
dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan. Maka pendekatan pembelajaran yang
dapat digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan Saintifik . Pendekatan
ini sangat cocok berdasarkan penelitian dari Ani Marzukoh (IAIN Salatiga,
2019) yang menggunakan Pendekatan Saintifik pada materi Struktur

1
2

dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.


Menurut Varelas and Ford, (2009) bahwa pendekatan saintifik
merupakan pendekatan yang mengarah pada fakta-fakta ilmiah dengan
memudahkan guru atau pengembang kurikulum untuk memperbaiki proses
pembelajaran, yaitu dengan memecah proses ke dalam langkah-langkah atau
tahapan-tahapan secara terperinci yang memuat instruksi untuk siswa
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pendekatan saintifik dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang
diharapkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai
sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Jadi pendekatan
saintifik memberi peluang kepada siswa untuk memperdalam pemahaman
terhadap materi yang diajarkan, mengembangkan keterampilan kerja serta
menumbuhkembangkan sikap ilmiah pada diri siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul “Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas 8E MTS Negeri 3 Cilegon
pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Melalui WA Grup
Menggunakan Pendekatan Saintifik Learning Tahun Pelajaran 2020/2021”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belaang di atas, kurang berhasilnya pembelajaran pada


materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di kelas 8A disebabkan oleh
beberapa hal yaitu :
1. Siswa yang aktif dan merespon dengan cepat dalam pembelajaran
Daring sedikit (7 orang)
2. Dari 32 siswa kelas 8A hanya 7 siswa yang aktif dalam pembelajaran
Daring
3. Pengumpulan tugas banyak yang terlambat

4. Media pembelajaran yang kurang beragam

2
3

C. Analisis Masalah

Dari hasil identifikasi masalah di atas, kami menganalisis beberapa hal


yaitu :

1) Kurangnya tanggung jawab dalam melaksanakan proses


pembelajaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurang
dukungan orang tua dan pergaulan di luar sekolah
2) Pemilihan jenis model pembelajaran dalam pelaksanaan proses
pembelajaran kurang tepat sehingga respon dari siswa sedikit dan
lama karena tidak menarik.
3) Pemilihan media pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat
sehingga respon yang terjadi tidak cepat

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, indentifikasi masalah, dan analisis masalah di


atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah :
1) Apakah dengan menerapkan pendekatan saintifik dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
kelas VIII A di MTS Negeri 3 Cilegon ?
2) Bagaimanakah penerapan saintifik pada materi struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan kelas VIIIE di MTS Negeri 3 Cilegon?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah :

1) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII A pada


materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dengan menggunakan
pendekatan saintifik di MTS Negeri 3 Cilegon.
2) Untuk mengetahui penerapan saintifik pada materi struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan kelas VIII A di MTS Negeri 3 Cilegon.
4

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain :

1) Manfaat bagi peserta didik :

a) Peserta didik memperoleh keterampilan tentang cara belajar yang


baik dalam meningkatkan keaktifan belajar IPA
b) Mendapat informasi dan pengalaman yang bervariasi tentang
variasi cara belajar.
c) Mengaplikasikan kemampuan akademik dalam kehidupan sehari-
hari

d) Memperoleh pengalaman pembelajaran daring yang lebih


bervariasi

2) Manfaat bagi Guru :

a) Mendapatkan keterampilan cara mengidentifikasi dan


memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
b) Mendapatkan keterampilan dan pengalaman baru tentang cara
meningkatkan kualitas pembelajaran.
c) Memperoleh pengalaman pembelajaran daring yang lebih
bervariasi

3) Manfaat bagi Sekolah


Hasil penelitian akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam rangka penerapan model pembelajaran yang berpengaruh
terhadap pencapaian Program Kurikulum Sekolah.
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas disingkat PTK atau Classroom Action


Research adalah bentuk penelitian yang terjadi di dalam kelas berupa
tindakan tertentu yang dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
guna meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Penelitian
tindakan kelas dapat dipakai sebagai implementasi berbagai program yang
ada di sekolah, dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses dan
hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa atau keberhasilan proses dan hasil
implementasi berbagai program sekolah.
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku
mengajar guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan
praktik pembelajaran, dan atau mengubah kerangka kerja melaksanakan
pembelajaran kelas yang diajar oleh guru tersebut sehingga terjadi
peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran.
Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian penelitian tindakan kelas
yaitu :
➢ Menurut Arikunto, dkk (2006) dalam Kajian Pustaka.com, penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama.
➢ Menurut Aqib (2011) dalam Kajian Pustaka.com, penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajar siswa meningkat.
➢ Menurut O’Brien (Mulyatiningsih, 2011) dalam Kajian Pustaka.com,
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan ketika
sekelompok orang (siswa) diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti
(guru) menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya.
6

2. Karakteristik dan Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Karakteristik utama penelitian tindakan kelas adalah adanya


partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran.
Penelitian tindakan kelas harus menunjukkan adanya perubahan ke arah
perbaikan dan peningkatan secara positif. Apabila dengan tindakan justru
membawa kelemahan, penurunan atau perubahan negatif, berarti hal tersebut
menyalahi karakter penelitian tindakan kelas. Adapun karakteristik yang
menunjukkan ciri dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
a. Inkuiri reflektif. Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan
pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa. Jadi,
kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practise driven)
dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
(action driven).
b. Kolaboratif. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat
dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi ia harus berkolaborasi
dengan siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya bersama dari
berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan.
c. Reflektif. Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus, yaitu sikap
reflektif yang berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan penelitian
formal, yang sering mengutamakan pendekatan empiris eksperimental,
penelitian tindakan kelas lebih menekankan pada proses refleksi terhadap
proses dan hasil penelitian.

3. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan


perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action),
mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and
evaluation). Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri
atas empat komponen, yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Gambar dan penjelasan langkah-
langkah penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
7

Gambar 1. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


Sumber : https://www.kajianpustaka.com/2019/03/penelitian-tindakan-kelas-ptk.html

a. Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk


pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan media pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan
dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan
serta prosedur tindakan yang akan diterapkan.
c. Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat
pelaksanaan semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada
penyimpangan- penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang
kurang maksimal dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan
observasi dapat dilakukan dengan cara memberikan lembar observasi
atau dengan cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.
d. Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang
terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk
dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan
diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan sejauh mana tindakan
yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara
signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam
bentuk replanning dapat dilakukan.

4. Model-model Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Mulyatiningsih (2011), terdapat empat model


penelitian tindakan kelas, yaitu:
8

a. Model Kurt Lewin

Menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model


Penelitian Tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian
karena dialah yang pertama kali memperkenalkan action research atau
penelitian tindakan. Konsep model ini terdiri dari empat komponen
(siklus), yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
b. Model Riel

Model PTK ini membagi proses penelitian tindakan menjadi beberapa


tahap, yaitu: studi dan perencanaan, pengambilan tindakan,
pengumpulan dan analisis kejadian, refleksi.
c. Model Kemmis dan Taggart

Menurut Kemiss dan Taggart (1988) prosedur penelitian terdiri dari


empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus), yaitu: perencanaan-
tindakan dan observasi-refleksi. Model ini sering diacu oleh para
peneliti. Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu.
Hasil observasi direfleksi untuk menentukan kegiatan berikutnya.
Siklus dilakukan terus menerus sampai peneliti puas, masalah
terselesaikan dan hasil belajar maksimum.
d. Model DDAER

Desain lengkap PTK disingkat DDAER (diagnosis, design, action and


observation). Dalam penelitian ini hal yang pertama dilakukan bukan
diagnosis masalah sebelum tindakan diagnosis penelitian. Diagnosis
masalah ditulis dalam latar belakang masalah. Kemudian peneliti
mengidentifikasi tindakan dan memilih salah satu tindakan untuk
menyelesaikan masalah.

B. Keaktifan Siswa

1. Pengertian Keaktifan

Unsur terpenting dalam keberhasilan proses pembelajaran terdapat


pada keaktifan siswa. Menurut Nana Sudjana, (2010:28) belajar merupakan
proses yang aktif, apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar
sebagai responsi siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat
mencapai hasil yang dikehendaki.
9

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:17) menyatakan


bahwa aktif berarti giat (bekerja atau berusaha) sedangkan keaktifan adalah
hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Maka guru perlu mencari cara
untuk meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan merupakan motor dalam
kegiatan belajar, siswa dituntut untuk aktif.
Menurut Nana Sudjana (2005:72) keaktifan siswa dapat dilihat dari
keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam
memecahkan masalah, bertannya kepada siswa lain atau guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapi, berusaha mencari berbagai informasi
yang diperlukan untuk memecahkan masalah, melatih diri dalam
memecahkan masalah atau soal, serta menilai kemampuan diri sendiri dan
hasil-hasil yang diperoleh.
Keaktifan peserta didik dalam proses belajar merupakan upaya peserta
didik dalam memperoleh pengalaman belajar, yang mana keaktifan belajar
peserta didik dapat ditempuh dengan upaya kegaiatan belajar kelompok
maupun belajar secara perseorangan.
Berdasarkan beberapa pengertian keaktifan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa keaktifan yaitu keikutsertaan siswa dalam proses
pembelajaran yang sedang berlangsung dimana siswa berinteraksi dengan
siswa lain maupun guru.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Siswa

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya


keaktifan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran, faktor-faktor tersebut
berhubungan dengan bagaimana cara mengajar guru dalam proses
pembelajaran. Menurut Gagne dan Briggs dalam (Mayasa : 2013), faktor -
faktor yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga
mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b) Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa).

c) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.

d) Memberikan stimulus (masalah,topik dan konsep yang akan


dipelajari).
10

e) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

f) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan


pembelajaran.

g) Memberi umpan balik (feed back).

h) Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga


kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.
i) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran.

3. Indikator Keaktifan Belajar Siswa

Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran maka


perlu dilakukan pengamatan oleh observer dengan menggunakan lembar
observasi keaktifan siswa yang sudah ditentukan berdasarkan indikator
keaktifan siswa.
Indikator keaktifan siswa menurut Paul D. Deirich dalam (Wahyuni,
2012:

4) menyatakan bahwa indikator keaktifan belajar siswa berdasarkan jenis


aktivitasnya dalam proses pembelajaran yaitu, keaktifan visual, keaktifan
lisan (oral), keaktifan mendengarkan, keaktifan menulis, keaktifan
menggambar, keaktifan motorik dan keaktifan mental. Penjelasan indikator
keaktifan siswa berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut :
a) Keaktifan visual, misalnya kegiatan siswa saat membaca materi ajar yang
ada di buku, memperhatikan gambar atau contoh yang diberikan oleh
guru saat menjelaskan materi, mengamati eksperimen yang dilakukan
oleh guru atau siswa lain, dan mengamati tindakan siswa lain saat
mengerjakan tugas di depan kelas.
b) Keaktifan lisan (oral), misalnya kegaiatan siswa saat mengemukakan
suatu fakta atau prinsip yang berhubungan dengan materi pembelajaran,
menghubungkan suatu kejadian yang berkaitan dengan materi,
mengajukan pertanyaan kepada guru jika belum mengerti dengan materi
yang dijelaskan oleh guru atau bertanya kepada siswa lain saat
mempresentasikan gagasannya di depan kelas, memberi saran baik
kepada guru ataupun siswa saat diskusi kelas berlangsung,
mengemukakan pendapat saat diskusi kelas berlangsung dan
11

melakukan interupsi jika mengetahui terdapat kesalahan konsep materi


pada penjelasan guru ataupun siswa.
c) Keaktifan mendengarkan, misalnya saat mendengarkan penyajian materi
oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, mendengarkan percakapan
atau diskusi kelompok, mendengarkan presentasi hasil tugas siswa
lainnya.
d) Keaktifan menulis, misalnya saat siswa menulis kesimpulan dari
penjelasan guru saat menjelaskan materi ajar, menulis tugas laporan,
karangan, melakukan resume materi dari buku atau sumber belajar lain.
e) Keaktifan menggambar, misalanya saat siswa menggambar konsep
materi sesuai dengan pemahamannya, membuat grafik, diagram, peta.
f) Keaktifan motorik, seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,
menari dan berkebun.
g) Keaktifan mental, misalnya saat siswa merenung, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-
hubungan dan membuat keputusan.
h) Keaktifan emosional, misalnya jika siswa mempunyai minat belajar,
berani berpendapat, tenang dan percaya diri saat mengemukakan
pendapat atau gagasaanya baik saat di depan kelas ataupun di tempat
duduknya.

C. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Hasil Belajar

Secara etimologis, hasil belajar merupakan gabungan


dari kata hasil dan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Kridalaksana,1990:14,343) :
➢ hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat,dijadikan) akibat
usaha.”

➢ Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu untuk


merubah tingkah laku atau tanggapan yang di sebabkan
pengalaman.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diperoleh suatu
pengertian bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa
12

setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan


psikomotor yang disebabkan oleh pengalaman.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran
Gagne (Supriono,2009), hasil belajar itu berupa:
1) Informasi verbal yang kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempesentasikan
konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis sintesis fakta-konsep
dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
3) Stategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
Menurut Bloom (Supriono,2009:6-7) Hasil belajar mencakup
kemampuan kognitf, afektif, dan psikomotorik :
1) Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),
comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),
application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan
hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai).
2) Domain efektif adalah receiving (sikap menerima), responding
(memberikan respons), valuing (nilai), organitation (organisasi),
characterization (karakterisasi).
3) Domain psikomotor meliputi initiatory, pre routine, dan
13

rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif,


teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Sementara, menurut Lindgren (Supriono,2009:7) “hasil
pembelajaran meliputi: kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.”
Dari beberapa pendapat, maka dapat disimpulkan hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan (kognitif, afektif, psikomotor)
bukan hanya salah satu aspek potensi saja.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010: 54) “faktor-faktor yang mempengaruhi


hasil belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern”. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar
individu.
Faktor intern meliputi :

a) Faktor Jasmaniah

➢ Kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan serta


bagian- bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajarnya.
➢ Cacat tubuh, adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh. Keadaan cacat tubuh juga
mempengaruhi belajar.
b) Faktor Psikologis

➢ Intelegensi, berpengaruh besar terhadap hasil belajar. Dalam situasi


yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi
akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi
yang rendah.
➢ Perhatian, menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
jiwa itu pun semata-mata tertuju pada suatu objek (benda/hal) atau
sekumpulan objek.
➢ Minat, adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
14

dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya


karena tidak ada daya tarik baginya
➢ Bakat, menurut Hilgard adalah kemampuan untuk belajar
➢ Motif, erat sekali kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai

➢ Kematangan, adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan


seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melakukan
kecakapan baru.
➢ Kesiapan, adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.
Kesiapan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
c). Faktor kelelahan, dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. kelelahan jasmani terlihat dengan lemah dan
lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan
tubuh. kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu
hilang.
Faktor ekstern, terdiri dari :

a) Faktor keluarga seperti cara orang tua mendidik, relasi antar angggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, latar belakang kebudayaan.
b) faktor sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat.

D. Pendekatan Saintifik

1. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik/ ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi


atas fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi
dan memadukan pengetahuan sebelumnya (Materi Diklat Guru Implementasi
Kurikulum 2013, 2013: 2, diunduh dari www.puskurbuk.net).
Sedangkan menurut M. Lazim (2013: 1), Pendekatan saintifik
15

didefinisikan sebagai berikut: Pendekatan saintifik adalah proses


pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.
Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
saintifik/ ilmiah adalah suatu teknik pembelajaran yang menempatkan siswa
menjadi subjek aktif melalui tahapan-tahapan ilmiah sehingga mampu
menmbangun pengetahuan baru atau memadukan dengan pengetahuan
sebelumnya. Pendekatan saintifik/ ilmiah terbukti lebih efektif dalam
pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.

2. Tujuan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada


keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah:
a) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa.
b) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik.
c) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan.
d) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

e) Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya


dalam menulis artikel ilmiah.
f) Untuk mengembangkan karakter siswa.

3. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

a) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan


proses pembelajaran. Keunggulan metode mengamati adalah
16

peserta didik senang dan tertantang dan mudah


pelaksanaannya.
b) Menanya
Menanya menurut Kemendikbud mempunyai fungsi sebagai
berikut:
• Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian
peserta didik.
• Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif
belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk
dirinya sendiri.
• Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.
• Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan
sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi
pembelajaran yang diberikan.
• Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam
berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi
jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan
bahasa yang baik dan benar.
• Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan
menarik simpulan.
• Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi
dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa
kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok.
• Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat,
serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba
muncul.
• Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan
kemampuan berempati satu sama lain.
c) Mengumpulkan data/ Mengekplorasi

Mengumpulkan data artinya siswa diajak untuk mengumpulkan


pengetahuan sebanyak dari berbagai sumber pengetahuan
17

d). Menalar

Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas


fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan
berupa pengetahuan. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba
dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan
belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
e). Mengkomunikasikan

Situasi kolaboratif peserta didik akan dilatih berinteraksi dengan


empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau
kelebihan masing-masing.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik


Kelebihan Pendekatan Saintifik adalah :
a) Membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan
menerapkan pendekatan saintifik secara benar.
b) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira- kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
c) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
Kekurangan Pendekatan Saintifik adalah :

a) Konsep pendekatan saintifik masih belum dipahami, apalagi


tentang metode pembelajaran yang kurang aplikatif
disampaikan.
b) Membutuhkan waktu pembelajaran yang lebih lama untuk
mewujudkan semua tahapan-tahapan yang ada pada pendekatan
saintifik.

E. Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) via Whatsapp Grup (WA


Grup)

1. E- Learning/ Daring

Memasuki new normal era, masyrakat Indonesia kini mulai menjalani


aktivitas sehari-harinya seperti biasa. Namun, demi menjaga keselamatan dan
18

kesehatan para siswa dan mahasiswa, sejumlah sekolah dan universitas


menerapkan sistem online atau virtual tanpa tatap muka langsung. Sistem ini
juga dikenal dengan sistem pembelajaran daring.
Jika dilihat dari KBBI Kemendikbud, daring adalah akronim dalam
jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya.
Dilansir dari berbagai sumber, guru, dosen, siswa, dan mahasiswa kini
melakukan kegiatan belajar-mengajar secara daring, termasuk pada saat
pemberian tugas.
Dengan kata lain, pembelajaran daring adalah metode belajar yang
menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen
System (LMS). Seperti menggunakan Zoom, Google Meet, dan lainnya.
Menurut Koran (2002) E-learning sebagai sembarang pengajaran dan
pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau
internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
Hartley (2001) menjelaskan bahwa E-learning merupakan suatu jenis belajar
mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan
menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
Rosenberg (2001) menekankan bahwa E-learning merujuk pada penggunaan
teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat
biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta
didik dengan bahan atau materi pelajaran, peserta didik dengan guru atau
instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi
informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-
ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Di dalam E-
learning, yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan
elektronik yang dirancang oleh “contents writer”, designer E-learning dan
pemrogram komputer.
2. Whatsapp Grup (WA Grup)

Perkembangan sosial media saat ini sangat cepat. Saat ini media yang
banyak digunakan setiap orang adalah sosial media, sosial media sudah
berkembang dengan pesat, hampir semua orang sudah menggunakan sosial
media, sosial media yang paling banyak digunakan saat ini yaitu Whatsapp
19

(WA). Whatsapp merupakan sosial media untuk berkomunikasi sesama


pengguna, sebagai alat mengirim atau menerima pesan. Pengguna whatsapp
dapat mengirim atau menerima pesan yang dapat di jadikan sebagai media
mengirim atau menerima informasi (berdiskusi).
Awalnya guru memberikan materi kepada para siswanya yang ada di
grup tersebut, kemudian guru memberikan instruksi untuk mengerjakan soal
atau berpendapat mengenai materi tersebut. Ketika siswa mengemukakan
gagasan atau pendapatnya, harus disertai dengan nama dan nomor absen,
supaya guru bisa memberikan penilaian kepada seluruh siswa yang
berpartisipasi di dalam grup secara langsung. Pembelajaran ini akan lebih
menarik apabila semua siswa aktif dalam pembelajaran tersebut. Guru di sini
dituntut harus kreatif dalam mengembangkan materi yang akan diajarkan
melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menggunakan WhatsApp.

F. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

1. Macam - Macam Jaringan pada Tumbuhan

Jaringan Meristem
Pada tumbuhan, meristem adalah area jaringan dari mana
pertumbuhan baru terbentuk. Pada meristem, sel-sel tumbuhan terus
berproliferasi dan belum terdiferensiasi. Tergantung pada tempat di mana
meristem berada, dan di mana sinyal yang diterimanya, jaringan meristem
dapat menimbulkan daun, bunga, atau akar baru.
Jaringan Meristem Primer Jaringan Meristem Sekunder
Meristem sekunder berasal dari sel-sel
Meristem primer merupakan jenis meristem dewasa yang berubah sifatnya menjadi
pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya meristematik kembali (aktif membelah
senantiasa aktif untuk membelah diri. Anda kembali). Kambium vaskuler merupakan
dapat menjumpai jaringan ini di ujung dan lapisan sel-sel yang aktif membelah yang
pucuk batang maupun di bagian ujung akar terletak di antara pembuluh angkutxilemdan
suatu tumbuhan. Sesuai dengan namanya, floem. Kambium vaskuler ini banyak
meristem ini menyebabkan pertumbuhan terdapat pada batang dan akar tumbuhan
primer yakni pertumbuhan yang terjadi secara dikotil, sedangkan tumbuhan monokotil
vertikal. Pertumbuhan secara vertikal ini pada umumnya tidak memiliki kambium
menjadikan perpanjangan pada bagian batang vaskuler. Aktivitas kambium ini
dan akar tumbuhan. Jadi, fungsi jaringan menyebabkan tumbuhan mengalami
meristem primer lebih mengarah pada pertumbuhan sekunder sehingga batang
pertambahan panjang bukan pembesaran. menjadi besar. Aktivitas pembelahan
kambium vaskuler ke arah dalam akan
membentuk xilem
sekunder sedangkan pembelahan ke arah
luar akan membentuk floem sekunder.
20

2. Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa atau disebut jaringan permanen merupakan jaringan


yang bersifat non-meristematik atau tidak aktif membelah. Jaringan ini
berasal dari pembelahan sel-sel meristem primer dan sel-sel meristem
sekunder yang telah mengalami diferensiasi atau mengalami perubahan
bentuk sehingga memiliki fungsi tertentu. Berdasarkan fungsinya
jaringan dewasa dibedakan menjadi empat, yaitu jaringan pelindung,
jaringan dasar, jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut.

a) Jaringan Pelindung/Epidermis

Jaringan pelindung terdapat di seluruh permukaan luar tumbuhan.


Tumbuhan membutuhkan jaringan pelindung untuk melindungi bagian
dalam tumbuhan dari berbagai pengaruh luar yang merugikan, misalnya
hilangnya air akibat suhu yang meningkat dan melindungi dari
kerusakan mekanik. Contoh dari jaringan pelindung yaitu jaringan
epidermis. Sel-sel epidermis dapat berkembang (mengalami modifikasi)
menjadi alat pelindung tambahan, misalnya stomata (mulut daun), sisik,
trikoma (rambut-rambut) dan duri (spina).

Gambar 2. Jaringan epidermis dan stomata, serta modifikasi sel epidermis yang
membentuk duri, trikoma, velamen dan sel kersik
Sumber : https://satuhurufd.blogspot.com/2019/07/modifikasi-
jaringan- epidermis-adalah.html

b) Jaringan Dasar
Jaringan dasar merupakan jaringan yang hampir terdapat pada seluruh
bagian tumbuhan. Jaringan dasar seringkali disebut jaringan pengisi.
Jaringan ini berperan penting dalam semua proses fisiologi (metabolisme)
21

pada tumbuhan. Contoh dari jaringan dasar ini yaitu jaringan parenkim.
Jaringan parenkim dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis jaringan
parenkim lain, misalnya pada buah dan umbi parenkim berdiferensiasi
menjadi parenkim cadangan makanan yang berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan bagi tumbuhan. Pada daun jaringan parenkim
berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan bunga karang,
yang berfungsi untuk proses fotosintesis.

Gambar 3. Jaringan Parenkim


Sumber : https://sridianti.com/jaringan-parenkim/

c) Jaringan Penyokong (Penguat)


Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berperan untuk menunjang
bentuk tubuh tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan kolenkim dan jaringan
sklerenkim.
Berdasarkan bentuk selnya, jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua,
yaitu jaringan serat (fiber) dan jaringan sklereid. Jaringan serat terdiri atas
sel-sel yang memanjang, meruncing pada kedua ujungnya, dan tersusun
membentuk benang. Jaringan serat banyak ditemukan pada jaringan xilem.
Jaringan sklereid terdiri atas sel- sel yang pendek, dan memiliki bentuk yang
tidak teratur. Jaringan sklereid ini banyak ditemukan pada kulit kacang atau
buah pir.

d) Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut terdiri atas dua jenis, yaitu xilem dan floem. Xilem
berfungsi untuk mengangkut air dan zat-zat terlarut di dalamnya dari akar
menuju daun. Floem berfungsi untuk mengangkut makanan hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
22

Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan struktur akar dari luar. Pada
bagian ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai struktur dan fungsi jaringan
pada akar. Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang
disebut leher akar. Sementara bagian yang berada di antara leher dan ujung
akar dinamakan batang akar. Selanjutnya, akar juga memiliki bagian
menonjol pada batang yang membentuk cabang akar. Selain itu, ada juga akar
halus bercabang-cabang yang disebut serabut akar.
Lalu, akar juga memiliki bagian yang mengalami diferensiasi pada
jaringan epidermisnya. Bagian ini dinamakan rambut akar. Sementara, bagian
ujung akar yang berfungsi sebagai pelindung meristem saat akar memanjang
menembus tanah disebut tudung akar. Di belakang tudung akar terdapat
berbagai zona pertumbuhan primer. Zona yang dimaksud adalah zona
pembelahan sel, zona pemanjangan, dan zona pematangan. Pada zona
pembelahan sel terdapat meristem apikal atau meristem primer. Meristem
apikal menghasilkan sel- sel meristem dan mengganti sel tudung akar yang
mengelupas saat menembus tanah.
Sel pusat tenang juga terdapat pada lapisan ini. Fungsi sel pusat tenang
adalah sebagai cadangan pemulihan meristem saat mengalami kerusakan. Di
dalam zona ini terdapat protoderm, prokambium, dan meristem dasar.
Masing-masing akan menghasilkan tiga sistem jaringan. Zona pembelahan sel
berhubungan dengan zona pemanjangan. Di dalam zona ini sel-sel
mengalami perpanjangan sepuluh kali panjang asalnya. Akibatnya, ujung akar
terdorong semakin jauh ke dalam tanah. Sementara zona pematangan pada akar
mengalami spesialisasi dan diferensiasi sesuai fungsinya.

Gambar 4. Jaringan pada akar dikotil dan monokotil


Sumber : https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/16966/Struktur-Akar- Monokotil-
dan-Dikotil-beserta-Perbedaannya
23

Struktur dan Fungsi Jaringan pada Batang

Secara umum struktur jaringan penyusun batang tumbuhan terdiri atas


tiga bagian, yaitu epidermis, korteks, dan stele. Adapun struktur jaringan
penyusun batang (dari luar ke dalam) beserta ciri-cirinya akan dijelaskan
sebagai berikut:

a. Epidermis tersusun oleh selapis sel, tersusun rapat, tanpa ruang antar sel,
dinding luar terdapat kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang
dari kehilangan air yang terlalu besar. Pada tumbuhan kayu yang telah tua
terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi jaringan primer.
Aktivitas kambium gabus adalah melakukan pertukaran gas melalui celah
yang disebut lentisel.
b. Korteks tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak teratur dan
berdinding tipis serta banyak ruang antarsel. Terdapat kolenkim dan
sklerenkim yang berfungsi sebagai penyokong dan penguat tubuh. Pada
beberapa tumbuhan, seperti tebu, kentang, dan rimpang kunyit, di daerah
korteks inilah cadangan makanan disimpan.
c. Stele (silinder pusat) adalah lapisan terluar disebut perisikel dan
didalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut. Berkas
pengangkut pada batang merupakan kelanjutan berkas pengangkut pada
akar. Melalui berkas pengangkut ini, air dan mineral yang diserap akar
diteruskan oleh berkas pengangkut pada batang untuk menuju daun.
Struktur jaringan batang pada tumbuhan terdiri dari epidermis,
jaringan dasar, dan berkas pembuluh.

a. Epidermis, letaknya di bagian terluar batang. Fungsinya untuk perlindungan


terhadap kehilangan air.
b. Meristem Dasar, yaitu seluruh jaringan yang letaknya berada di bagian
dalam epidermis.
c. Berkas pembuluh, letaknya tersebar pada meristem dasar dan dilindungi
sarung berkas pengangkut. Xilem dan floem berfungsi seperti pada
tumbuhan dikotil.

G. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Daun

Seperti pada bagian akar dan batang, daun juga mempunyai tiga bagian
sistem jaringan. Setiap bagian dari helai daun tersusun atas bagian selapis
24

epidermis sebagai pelindung, bagian jaringan dasar parenkim (sering disebut


mesofil), dan berkas vaskuler.
a. Epidermis pada daun terletak pada bagian permukaan yang ada di atas
daun (yang sering disebut sebagai permukaan adaksial). Pada bagian
lapisan ini tidak tersedia suatu ruang antar sel-sel. Di antara bagian dari
sel epidermis terdapat bagian sel penjaga yang mempunyai fungsi dalam
membantu pembentukan stomata. Berikut bagian-bagian dari epidermis daun
:

b. Mesofil (Jaringan Dasar) adalah suatu jaringan dasar yang terbentuk dari
bagian parenkim palisade (sering disebut sebagai jaringan penyokong)
dan juga bagian jaringan spons (sering disebut sebagai bunga karang). Pada
tumbuhan yang tergolong dikotil, di bagian bawah dari epidermis
terdapat bagian dari sel- sel parenkim. Sel-sel parenkim akan
mengalami pembentukan menjadi jaringan parenkim palisade dan juga
jaringan spons. Jaringan parenkim palisade adalah jaringan parenkim yang
ada pada daun yang mempunyai kloroplas dengan jumlah yang relatif
banyak sehingga pada bagian jaringan tersebut akan mengalami suatu
proses fotosintesis. Sel yang ada pada bagian jaringan parenkim tersusun
dengan sangat rapat. Pada bagian jaringan spons yang ada pada tumbuhan
yang tergolong dikotil adalah bagian jaringan yang di bagian dalamnya
ada suatu pembuluh pengangkut. Di bagian jaringan ini ditemukan
kloroplas, namun jumlah yang ditemukan cenderung lebih sedikit
daripada kloroplas yang ditemukan pada bagian jaringan parenkim palisade.

c. Berkas Vaskuler terdiri dari floem dan juga xilem yang letaknya pada
bagian tulang daun, bagian tulang-tulang cabang, dan juga bagian urat-
urat daun yang tampak menonjol di bagian permukaan yang ada di bagian
bawah daun. Bagian xilem berguna dalam membantu mengalirkan air
dan juga mineral. Sedangkan bagian dari sel-sel floem berguna dalam
membantu mengedarkan zat-zat organik yang merupakan hasil dari
proses fotosintesis.

Struktur dan Fungsi Bunga

Bunga merupakan alat reproduksi generatif pada tumbuhan. Bunga


biasanya memiliki warna yang menarik dan berfungsi untuk menarik
serangga atau hewan lain yang dapat membantu proses penyerbukan. Secara
25

umum, bunga tersusun atas dua bagian utama, yaitu perhiasan bunga dan alat
reproduksi bunga. Perhiasan bunga meliputi tangkai, kelopak (kaliks), dan
mahkota (korola). Sedangkan alat reproduksi berupa benang sari (alat
kelamin jantan) dan putik (alat kelamin betina). Bunga yang memiliki bagian-
bagian tersebut disebut bunga lengkap.
Sedangkan bunga yang tidak memiliki salah satunya disebut bunga
tidak lengkap bunga yang memiliki benang sari dan putik dalam satu bunga.
Bunga yang demikian disebut dengan bunga sempurna. Namun, ada juga
bunga yang hanya memiliki satu alat kelamin saja dalam satu bunga, benang
sari saja atau putik saja. Bunga yang demikian disebut bunga tidak sempurna.
Tumbuhan monokotil dan dikotil dapat dibedakan berdasarkan
karakteristik bunga, yaitu jumlah bagian-bagian bunga. Tumbuhan monokotil
mempunyai bagian-bagian bunga seperti daun kelopak, daun mahkota, dan
benang sari yang berkelipatan 3 (tiga). Pada tumbuhan dikotil mempunyai
bagian-bagian bunga berkelipatan 4 (empat) atau 5 (lima).

Struktur dan fungsi buah dan biji

Buah

Secara umum, buah berkembang dari bagian alat kelamin betina


(putik) yang biasa disebut dengan bakal biji. Struktur buah yang lengkap
terdiri dari biji, daging buah, dan kulit buah. Bagian-bagian buah seperti pada
gambar 9. Buah inilah yang membungkus dan melindungi biji, berdasarkan
jenisnya buah dibedakan menjadi dua macam yaitu:
➢ Buah sejati adalah jenis buah yang terbentuk dari bakal buah. Contohnya
avocado, pepaya, dan semangka.
➢ Buah semu adalah jenis buah yang terbentuk dari bakal buah dan bagian-
bagian lain dari bunga. Contohnya Anacardium Ocidentale, Fragaria
Vesca, dan Pyrus Malus.

Biji

Selain buah, biji juga termasuk bagian dari tumbuhan yang


terbentuk dari hasil

pembuahan atau fertilisasi yang letaknya berada di dalam bakal buah. Di dalam
bakal buah terdapat bakal biji, dan di dalam bakal biji terdapat suatu embrio
26

yang merupakan calon individu baru. Embrio yang berada dalam bakal biji
terdiri dari akar lembaga, daun lembaga, dan batang lembaga. Bakal biji
merupakan bagian dimana terjadinya pembuahan yang berkembang menjadi
biji, fungsi bakal biji disini adalah sebagai tempat pertemuan sel-sel telur
yang dibuahi oleh serbuk sari (berisi sel sperma) melalui proses penyerbukan
FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah proses pembuatan energi atau zat makanan/glukosa
yang berlangsung karena peran cahaya matahari (photo = cahaya, synthesis =
proses pembuatan/pengolahan) dengan menggunakan zat hara/mineral,
karbondioksida dan air. Makhluk hidup yang mampu melakukan fotosintesis
adalah tumbuhan, alga dan beberapa jenis bakteri. Fotosintesis sangat penting
bagi kehidupan di bumi karena hampir semua makhluk hidup bergantung pada
energi yang dihasilkan oleh proses fotosintesis.
Proses Fotosintesis

Tumbuhan membutuhkan sinar matahari, air, dan udara untuk


membuat makanannya sendiri. Setiap hari, zat hijau daun (klorofil) pada daun
tanaman menyerap cahaya matahari. Tumbuhan memanfaatkan cahaya
matahari menjadi karbondioksida dari udara, dan air dari tanah menjadi
makanan yang mengandung gula. Tumbuhan lalu mengeluarkan oksigen
sebagai hasil yang tidak terpakai, walaupun sebagian digunakan untuk
bernapas. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut :

e. .
Gambar 5. Proses jalannya sinar matahari yang ditangkap oleh tumbuhan
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-
I8ATAQePBEE/UBfcGii6PrI/AAAAAAAAALI/jijg1MdvWns/s1600/biologirendy.blogspot.com-.jpg
27

Proses atau reaksi fotosintesis ada dua, yaitu :

1. Reaksi Terang 2. Reaksi Gelap

Berlangsung di dalam membran tilakoid di Berlangsung di dalam stroma. Reaksi yang

grana. Grana adalah struktur bentukan membran membentuk gula dari bahan dasar CO2 yang

tilakoid yang terbentuk dalam stoma, yaitu salah diperoleh dari udara dan energi yang diperoleh dari
satu ruangan dalam kloroplas. Di dalam grana reaksi terang.
terdapat klorofil, yaitu pigmen yang berperan Tidak membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak
dalam fotosintesis. Reaksi terang disebut juga dapat berlangsung jika belum terjadi siklus terang
fotolisis karena proses penyerapan energi cahaya karena energi yang dipakai berasal dari reaksi
dan penguraian molekul air menjadi oksigen dan terang.
hidrogen Ada dua macam siklus, yaitu siklus Calin-Benson
dan siklus hatch-Slack. Pada siklus Calin-Benson,
tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah
atom karbon tiga, yaitu senyawa 3-fosfogliserat.
Siklus ini dibantu oleh enzim rubisco. Pada siklus
hatch-Slack, tumbuhan menghasilkan senyawa
dengan jumlah atom karbon empat. Enzim yang
berperan adalah phosphoenolpyruvate
carboxylase.
produk akhir siklus gelap diperoleh glukosa
hidrogen. yang dipakai tumbuhan untuk aktivitasnya atau
disimpan sebagai cadangan energi.

Uji FOTOSINTESIS
Tumbuhan dapat menghasilkan makanan sendiri dengan melakukan proses
fotosintesis. Produk yang dihasilkan dari proses fotosintesis adalah oksigen dan
karbohidrat. Untuk membuktikan pernyataan ini, terdapat sebuah percobaan yang
disebut uji fotosintesis. Terdapat dua percobaan yang termasuk dalam uji fotosintesis.
Kedua percobaan tersebut adalah percobaan Ingenhousz dan percobaan Sach.
Tujuan dari percobaan Ingenhousz digunakan untuk membuktikan bahwa
proses fotosintesis menghasilkan oksigen. Sedangkan percobaan Sach digunakan
untuk membuktikan bahwa amilum (zat penyusun karbohidrat) juga merupakan hasil
proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan hijau. Selanjutnya, akan diberikan cara
melakukan uji coba fotosintesis yang akan dibagi dalam dua pembahasan.
Pembahasan yang pertama adalah uji coba percobaan Ingenhousz dan yang kedua
adalah uji percobaan Sachs.
31

Struktur organ dan jaringan tumbuhan menginspirasi manusia untuk


mengembangkan berbagai teknologi seperti panel surya (solar cell), sensor
cahaya, lapisan pelindung, pengilap mobil dan alat pemurnian air dan lain-lain
seperti di bawah :

a. Panel surya (Solar cell)

Gambar 6. Solar cell

b. Solar Ivy

Gambar 7. Solar ivy


32

c. Sensor Cahaya

Berikut sensor cahaya pada penerang jalan :

Gambar 8. Lampu LDR yang terinspirasi dari stomata


Sumber : https://wirahadie.com/teknologi-terinspirasi-dari-tumbuhan/

d. Lapisan Pelindung dan Pengilap

Pada permukaan daun talas (Colocasia esculenta) dan teratai (Nymphaea sp.)
dilindungi oleh lapisan kutikula. Kutikula tersusun atas senyawa lipid berupa lilin (wax) dan
polimer hidrokarbon yang disebut kutan. Kedua senyawa ini bersifat hidrofobik (tidak suka air),
sehingga jika air mengenai lapisan ini tidak akan basah. Lapisan lilin juga mampu
mencegah menempelnya debu dan kotoran sehingga membuat daun tetap bersih. Mekanisme ini
diadopsi oleh ilmuwan untuk pembuatan cat yang tidak mudah kotor, lapisan pengilap dan lapisan
anti air. Misalnya pada semir sepatu, lapisan pengilap mobil dan perabotan rumah, dan sebagainya.
Berikut lapisan pelindung pada daun dan lapisan pengilap mobil :
Gambar 9. Permukaan daun talas (a) dan lapisan pengilap mobil (b)

Sumber : https://wirahadie.com/teknologi-terinspirasi-dari-tumbuhan/

e. Alat Pemurnian Air

Perairan yang ditumbuhi eceng gondok (Eichorria crassipes) kondisi airnya jernih. Hal ini
karena akar eceng gondok berbentuk serabut – serabut yang rapat dan mampu menyerap partikel –
partikel yang terlarut dalam air sehingga air menjadi bersih. Zat – zat beracun pun dapat diserap oleh
eceng gondok. Berikut gambar eceng gondok dan jalur penyerapan air :
33

Gambar 10. Sistem Aquaporin,


sumber https://wirahadie.com/teknologi-terinspirasi-dari-tumbuhan/

Aquaporin adalah saluran (protein kanal) yang hanya dilewati oleh air, sehingga partikel
lain tidak dapat masuk. Mekanisme ini menginspirasi ilmuwan untuk mengembangkan teknologi
penyaringan atau pemurnian air. Dengan teknologi ini, air yang kotor dapat disaring, sehingga
menghasilkan air yang jernih.
f. Gedung Esplanade

Gedung Esplanade di Singapura. Esplanade ini memiliki atap yang bentuknya segitiga seperti
duri kulit durian (Durio zibetinus). Atap tersebut diatur untuk mengikuti pergerakan matahari,
sehingga dapat menjaga intensitas cahaya dalam gedung. Berikut penampakan gedung Esplanade :

gambar 11.(a) : gedung Esplanade (b) : buah durian


Sumber : https://wirahadie.com/teknologi-terinspirasi-dari-tumbuhan/
34

g. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Abengoa

Gambar 12. PLTS Abengoa,


sumber : https://blog.elevenia.co.id/teknologi-yang-terinspirasi- dari-struktur-jaringan-

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan yang pertama yaitu pembangkit
listrik tenaga surya atau PLTS Abengoa. Yang mana teknologi ini diciptakan oleh peneliti di MIT.
PLTA ini diciptakan berasal dari inspirasi salah satu tumbuhan bunga yaitu bunga matahari. Jika
dilihat kalau pak bunga matahari memiliki keteraturan inilah yang menjadi inspirasi peneliti untuk
mendesain pembangkit listrik tenaga surya. Sehingga, PLTS ini bisa meminimalkan penggunaan
lahan bahkan bisa meningkatkan energi yang dihasilkan oleh PLTS tersebut. Cara kerja teknologi
ini berasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh cermin, sehingga nantinya cahaya tersebut
akan terkonsentrasi pada menara yang akan membuat air mendidih. Selain itu, cairan lainnya juga
akan menguap sehingga bisa menjalankan turbin dan generator dan alhasil menghasilkan energi
listrik.

h. Velcro
Gambar 12. Velcro.

Gambar 13. Velcro

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan yang selanjutnya yaitu Velcro.
yang mana teknologi ini terinspirasi dari duri tanaman yang menempel pada bulu anjing. Perlu
diketahui bahwa Velcro merupakan alat yang berfungsi untuk mengikat dua sisi kain. Pada tahun
1948 Velcro pertama kali diciptakan oleh George de Mestral yang merupakan insinyur listrik. Nah,
pada tahun 1955 penelitian ini dipatenkan dan pada tahun 1950 penemuan ini sudah mulai
diperkenalkan secara komersial.
35

i. Biophotovoltaic Moss Table

Gambar 14. Biophotovoltaic Moss Table


Sumber : http://himti.budiluhur.ac.id/teknologi-yang-terinspirasi-dari-tumbuhan/

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan yaitu Biophotovoltaic Moss
Table. Yang mana penemuan ini digunakan sebagai meja agar bisa membantu membangkitkan
listrik melalui proses fotosintesis. Penemuan ini termasuk karya inovatif yang bisa menunjukkan
potensi masa depan teknologi BPV atau Bio Photovoltaic
Kinerja teknologi ini berasal dari meja tersebut untuk menghasilkan listrik dari elektron. Setelahnya
ditangkap oleh serat konduktif dalam meja. dengan adanya teknologi ini bisa merubah energi yang
terbuang dalam proses fotosintesis.
j. Paving (kon-blok) yang terinspirasi dari sel parenkim

Gambar 15. Sel parenkim


Sumber : https://teknologi-mu.blogspot.com/2018/09/teknologi-terinspirasi-struktur-jaringan- tumbuhan.html
Paving memiliki bentuk yang sama dengan parenkim. parenkim adalah sel yang berperan
dalam fotosintesis daun, mengandung kloroplas dan membentuk jaringan klorenkim (pada mesofil
daun, korteks batang, empulur).Kota mengambang Lilypad Ecopolis terinsipirasi dari struktur daun
teratai
36

Gambar 16. Kota mengambang Lilypad Ecopolis


Sumber : https://teknologi-mu.blogspot.com/2018/09/teknologi-terinspirasi-struktur-jaringan-
tumbuhan.html

Kota mengambang Lilypad ecopolis terinspirasi dari struktur jaringan daun teratai dan
didesign oleh Vincent Callebaut sebagai antisipasi untuk tahun 2100 yang digambarkkan bahwa
akan banyak sekali jumlah para pengungsi dunia akibat terjadinya pemanasan global. Dia
mengemukakan bahwa prinsip Archimedes bahwa cairnya es tidak akan merubah peningkatan
permukaan air. Sama halnya dengan mencairnya es di dalam air di gelas. Namun ada dua sumber
air raksasa yang tidak berada diatas air yang akan mencair dan langsung menuju ke laut yang
menyebabkan naiknya permukaan air laut.

k. Panel Surya Unik Terinspirasi Dari Bentuk Bunga Teknoia

Gambar 17. Panel Surya Unik Terinspirasi Dari Bentuk Bunga Teknoia
Sumber : https://teknologi-mu.blogspot.com/2018/09/teknologi-terinspirasi-struktur-jaringan-
tumbuhan.html
37

l. Sistem Kerangka Pondasi Bangunan

Gambar 18. Akar tumbuhan yang menjadi inspirasi pondasi bangunan


Sumber : https://struktur.shareinspire.me/2019/06/artikel-tentang-teknologi-yang.html

m. Gedung Kaktus terinspirasi dari pohon katus

Gambar 19. Gedung Kaktus terinspirasi dari pohon katus. Sumber :


https://struktur.shareinspire.me/2019/06/artikel-tentang-teknologi-yang.html
38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap siswa siswa kelas VIIIE MTS Negeri 3


Cilegon sebanyak 32 siswa (12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan)

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat : MTS Negeri 3 Kota Cilegon dengan alamat Jl. H. Leman


Kebayuran baru Gerem Kel. Gerem Kec. Gerogol Kota
Cilegon
Waktu : 3 minggu (pra-siklus : 1 minggu, yaitu 7 Oktober 2020)

(siklus I dan siklus II : minggu pertama, 14 – 27 Oktober


2020)

C. Deskripsi Kegiatan Penelitian

1. Pra Siklus

Sebelum pelaksanan siklus I, guru melaksanakan kegiatan pra siklus


yang dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2020. Pada bagian ini, peneliti
mengambil data hasil penilaian yang disajikan seperti pada tabel 1 di bawah
ini :
Tabel 1. Hasil kegiatan pra-siklus

No NAMA L/P NILAI PRA SIKLUS Ketuntasan

1 Agista Dwi Sonata P


2 Amrinullah L
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L
4 Daffauzan Abi Shobriyan L
5 Dini Fadillah P
6 Dwi Apriliani P
7 Farah Firliyanti P
8 Febri Setiawan L
9 Fiki Hidayatullah L 60 Tidak Tuntas
39

10 Ibnu Arya Wiguna L


11 Laudia Faradil P
12 Luna Mutia Diena P
13 Maulana Condro Kusuma L 70 Tuntas
14 Muhamad Rizki Amaludin L
15 Muhammad Hafid L
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L
17 Muhammad Tanmiruddin L 100 Tuntas
18 Nabilah Nurlaila P
19 Nailah Tazkiyyah P
20 Nur'afiyati P
21 Nurhaliza P
22 Qurrotul Uyun P
23 Rama Ananda L 75 Tuntas
24 Risma Fitria P
25 Rizka Apriani P 75 Tuntas
26 Safa Salsabila P
27 Sindy Muddiyawati P
28 Siti Ayudia Ramadhita P 80 Tuntas
29 Syarifatunnisa P
30 Ulfatun Hasanah P 80 Tuntas
31 Zahra Nabila Saputri P
32 Ziana Alfia Zahra P
RATA-RATA NILAI

Dari data di atas, jumlah siswa keseluruhan adalah 32 siswa, namun


dari 32 siswa hanya ada 6 siswa yang tuntas dan 1 tidak tuntas (total siswa yang
aktif dalam pembelajaran hanya ada 7 sisiwa). Sedangkan siswa lainnya adalah
siswa yang tidak mengikuti pembelajaran daring via Whatsapp Grup.
Penyebab utama ketidaktuntasan belajar siswa terletak pada kesiapan
pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Hal itu dapat
terlihat pada minat dan motivasi belajar siswa yang rendah, metode ceramah
yang monoton, kurangnya interaksi guru dan siswa atau sebaliknya dan
banyak sekali anak yang terlihat menyepelekan guru. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerapkan pendekatan saintifik.
40

2. Siklus 1

Siklus I dilaksanakan pada 17 Oktober 2020 dengan alokasi waktu 120


menit dari jam 09.00-11.00. Adapun tahapan pelaksanaan siklus 1 terdiri dari :
a. Planning (perencanaan), terdiri dari :

➢ Menyusun RPP, membuat LKPD, menyiapkan media pembelajaran.

➢ Menyiapkan kisi-kisi dan alat evaluasi prestasi belajar

➢ Menyiapkan kisi-kisi lembar observasi proses pembelajaran untuk


siswa dan guru

➢ Menyusun rubrik lembar observasi keaktifan siswa

b. Action (pelaksanaan)

Pada tahap pelaksanaan, guru melakukan pembelajaran sesuai dengan


RPP yang sudah dibuat, mengikuti sintak-sintak pembelajaran yang telah
dipilih melalui pendekatan dan metodenya. Tahap pelaksanaan terdiri dari :
1) Pendahuluan

✓ Guru memberi salam dan menanyakan kabar dan siswa


menanggapi

✓ Siswa memimpin do’a bersama

✓ Guru melakukan presensi

✓ Siswa menanggapi apersepi guru

✓ Siswa menyima motivasi

✓ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

✓ Guru memberi informasi tentang prosedur penilaian yang


akan digunakan dalam proses pembelajaran
2). Inti

a) Fase mengamati:

✓ Guru memberikan LKPD

✓ siswa memperhatikan penjelasan LKPD

✓ siswa mengamati video dan modul


41

b). Fase menanya :


✓ Siswa menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan struktur jaringan tumbuhan
✓ Siswa menuliskan hipotesis dan rumusan masalah
c). Fase Mengumpulkan data :
✓ Siswa mengumpulkan informasi dengan mengisi LKPD
d). Fase mengasosiasi
✓ Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD
e). Fase Mengkomunikasikan
✓ Perwakilan siswa melakukan presentasi hasil pengamatan
dan siswa lain menanggapinya (tanya jawab)
3). Penutup

✓ Siswa mengerjakan evaluasi siklus I dari link google form


yang telah dibagi guru
✓ Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran

✓ Guru memberikan penguatan kepada siswa

✓ Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang

✓ Guru memberi salam penutup

c. Observing (observasi) :

Kegiatan observasi siswa dan guru dilakukan untuk mengamati


tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Materi
Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Struktur dan Fungsi
Jaringan Tumbuhan dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik pada
Siswa Kelas VIIIE MTS Negeri 3 Cilegon. Tahap ini dilakukan pada
proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan.
1) Aktivitas guru dan siswa Pada Observasi siklus I ditemukan
beberapa siswa masih belum aktif, mereka banyak yang bermain
sendiri, masih belum fokus saat eksperimen dan tidak fokus
dengan materi. Disisi lain guru juga belum bisa menguasai
kelas, dalam penjelasan tidak runtut materi dan suara masih
rendah dan kurang terdengar jelas.
2) Hasil belajar siswa siklus I masih jauh dari harapan, namun
siswa yang mengikuti pembelajaran sudah mulai aktif (ada 14
siswa dari 32 siswa, sehingga sudah mulai ada peningkatan).
42

Dari 14 siswa, ada 1 siswa yang tidak tuntas dalam evaluasi


pembelajaran.
d. Reflecting (refleksi)

Pada akhir siklus I peneliti merefleksi tindakan-tindakan yang


sudah dilakukan dalam proses tindakan. Refleksi adalah mengkaji,
melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan.
Berdasarkan hasil pembelajaran Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan menggunakan pendekatan saintifik pada siklus I cukup
banyak disukai oleh siswa. Hal ini dapat terlihat pada minat dan
antusiasme siswa saat mengikuti pembelajaran. Pada saat pembelajaran
berlangsung, ada siswa yang terlihat bergurau, masih ada beberapa
siswa yang terlihat pasif dan malas-malasan ketika guru/peneliti
menjelaskan materi. Hal ini terlihat dari percakapan pada Whatsapp
Grup di saat pembelajaran.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung menunjukkan
beberapa siswa kurang bersungguh-sungguh mengerjakan tugas yang
diberikan. Hal tersebut disebabkan kurang tertariknya siswa terhadap
materi yang diberikan guru/peneliti dan belum terbiasanya dengan
model dan teknik pembelajaran yang digunakan peneliti. Pada siklus I
ini, peneliti belum melaksanakan penguatan dan pembuatan
kesimpulan bersama siswa. Padahal dua hal ini adalah hal yang sangat
penting dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mengetahui betapa
pentingnya model dan teknik dalam pembelajaran agar pada siswa
lebih berkesan.
Dari data yang diperoleh perlu diadakan tindakan perbaikan.
Tindakan siklus II perlu segera dilakukan untuk mengatasi kekurangan
dan permasalahan yang terjadi pada siklus I.
Perbaikan tersebut diantaranya:

a. Guru memberikan teguran berupa pujian agar siswa lebih


kondusif

b. Guru memberi contoh atau bereksperimen dengan penuh


semangat

c. Guru lebih tegas dalam penyampaian materi


43

2. Siklus II

Siklus I dilaksanakan pada 24 Oktober 2020 dengan alokasi waktu 120


menit dari jam 09.00-11.00. Adapun tahapan pelaksanaan siklus II terdiri dari
:
a. Planning (perencanaan), terdiri dari :

➢ Menyusun RPP, membuat LKPD, menyiapkan media pembelajaran.

➢ Menyiapkan kisi-kisi dan alat evaluasi prestasi belajar

➢ Menyiapkan kisi-kisi lembar observasi proses pembelajaran untuk


siswa dan guru

➢ Menyusun rubrik lembar observasi keaktifan siswa

b. Action (pelaksanaan)

Pada tahap pelaksanaan, guru melakukan pembelajaran sesuai dengan


RPP yang sudah dibuat, mengikuti sintak-sintak pembelajaran yang telah
dipilih melalui pendekatan dan metodenya. Tahap pelaksanaan terdiri dari :
1) Pendahuluan

✓ Guru memberi salam dan menanyakan kabar dan siswa


menanggapi

✓ Siswa memimpin do’a bersama

✓ Guru melakukan presensi

✓ Guru mengaitkan materi yang sebelumnya

✓ Siswa menanggapi apersepi guru

✓ Siswa menyimak motivasi

✓ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

✓ Guru memberi informasi tentang prosedur penilaian yang akan


digunakan dalam proses pembelajaran
2). Inti

a) Fase mengamati:

✓ Guru memberikan LKPD

✓ siswa memperhatikan penjelasan LKPD


44

✓ siswa mengamati video dan modul

b). Fase menanya :


✓ Siswa menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan struktur jaringan tumbuhan
✓ Siswa menuliskan hipotesis dan rumusan masalah
c). Fase Mengumpulkan data :
✓ Siswa mengumpulkan informasi dengan mengisi LKPD
d). Fase mengasosiasi
✓ Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD
e). Fase Mengkomunikasikan
✓ Perwakilan siswa melakukan presentasi hasil pengamatan
dan siswa lain menanggapinya (tanya jawab)
3). Penutup

✓ Siswa mengerjakan evaluasi siklus I dari link google form


yang telah dibagi guru
✓ Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran

✓ Guru memberikan penguatan kepada siswa

✓ Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan datang

✓ Guru memberi salam penutup

c. Observing (observasi) :

Kegiatan observasi siswa dan guru dilakukan untuk mengamati


tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Materi
Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Materi Struktur dan Fungsi
Jaringan Tumbuhan dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik pada
Siswa Kelas VIIIE MTS Negeri 3 Cilegon. Tahap ini dilakukan pada
proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan.
1) Aktivitas guru dan siswa Pada Observasi siklus II ditemukan
siswa sudah mulai aktif pada kegiatan pembelajaran via
whatsapp, mereka sudah semakin cepat dalam mersepon
kegiatan pembelajaran.
2) Hasil belajar Hasil belajar siswa siklus II sudah baik, pencapaian
ketuntasan siswa juga sudah meningkat. Dari 32 siswa, ada 1
siswa yang tidak tuntas dalam evaluasi pembelajaran.
45

d. Reflecting (refleksi)

Pada akhir siklus II peneliti merefleksi tindakan-tindakan yang


sudah dilakukan dalam proses tindakan. Refleksi adalah mengkaji,
melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan.
Berdasarkan hasil pembelajaran Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan menggunakan pendekatan saintifik pada siklus II cukup
banyak disukai oleh siswa. Hal ini dapat terlihat pada aktifnya siswa
dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung menunjukkan
beberapa siswa kurang bersungguh-sungguh mengerjakan tugas yang
diberikan. Dari data yang diperoleh sudah tidak diperlukan lagi untuk
dilanjutkan ke siklus III.

D. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah analisis
deskriptif kualitatif kuantitatif untuk menilai prosentase aktivitas belajar pada
setiap indikator pengamatan dengan rumus sebagai berikut :

𝑅
𝑃= 𝑥 100%
𝑇

Keterangan :

P = jumlah prosentase peserta didik yang melakukan aktivitas belajar

R = Jumlah peserta didik yang melakukan aktivitas belajar


T = Jumlah keseluruhan peserta didik yang belajar

n. Indikator Capaian Penelitian

Indikator keberhasilan dalam penelitian ditandai dengan meningkatnya


keaktifan belajar peserta didik mencapai minimal 80 %. Peningkatan keaktifan
peserta didik dapat diketahui melalui beberapa kategori yaitu memperhatikan
(visual activities), mendengarkan, berdiskusi, kesiapan peserta didik, bertanya,
keberanian peserta didik, mendengarkan, memecahkan soal (mental activities)
46

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pra-siklus

Kegiatan par-siklus dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2020. Pada bagian


ini, peneliti mengambil data hasil penilaian yang disajikan seperti pada tabel 2 di
bawah ini :
Tabel 2. Hasil kegiatan pra-siklus

No NAMA L/P NILAI PRA SIKLUS Ketuntasan

1 Agista Dwi Sonata P


2 Amrinullah L
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L
4 Daffauzan Abi Shobriyan L
5 Dini Fadillah P
6 Dwi Apriliani P
7 Farah Firliyanti P
8 Febri Setiawan L
9 Fiki Hidayatullah L 60 Tidak Tuntas

10 Ibnu Arya Wiguna L


11 Laudia Faradil P
12 Luna Mutia Diena P
13 Maulana Condro Kusuma L 70 Tuntas

14 Muhamad Rizki Amaludin L


15 Muhammad Hafid L
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L
17 Muhammad Tanmiruddin L 100 Tuntas

18 Nabilah Nurlaila P
19 Nailah Tazkiyyah P
20 Nur'afiyati P
21 Nurhaliza P
22 Qurrotul Uyun P

46
47

23 Rama Ananda L 75 Tuntas

24 Risma Fitria P
25 Rizka Apriani P 75 Tuntas

26 Safa Salsabila P
27 Sindy Muddiyawati P
28 Siti Ayudia Ramadhita P 80 Tuntas

29 Syarifatunnisa P
30 Ulfatun Hasanah P 80 Tuntas

31 Zahra Nabila Saputri P


32 Ziana Alfia Zahra P
RATA-RATA NILAI

Dari data di atas, jumlah siswa keseluruhan adalah 32 siswa, namun dari 32
siswa hanya ada 6 siswa yang tuntas dan 1 tidak tuntas (total siswa yang aktif
dalam pembelajaran hanya ada 7 sisiwa). Sedangkan siswa lainnya adalah siswa
yang tidak mengikuti pembelajaran daring via Whatsapp Grup.
Penyebab utama ketidak tuntasan belajar siswa terletak pada kesiapan
pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Hal itu dapat terlihat
pada minat dan motivasi belajar siswa yang rendah, metode ceramah yang
monoton, kurangnya interaksi guru dan siswa atau sebaliknya dan banyak sekali
anak yang terlihat menyepelekan guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
peneliti mencoba menerapkan pendekatan saintifik.

Ketuntasan Pra-siklus

17% Tuntas

Tidak tuntas

83%

Gambar 20. Diagram ketuntasan pra-siklus

47
48

2. Siklus I

a) Penilaian Sikap

Berikut adalah hasil penilaian sikap dari observer 1 dan observer 2


pada pelaksanaan siklus I :
Observer 1
Tabel 3. Hasil Penilaian Sikap Siklus I
Tanggung Jumlah
No. Nama L/P Keaktifan Skor Nilai
Jawab
1 Agista Dwi Sonata P 3 3 6 75
2 Amrinullah L 3 4 7 87,5
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L 0 0
4 Daffauzan Abi Shobriyan L 3 3 6 75
5 Dini Fadillah P 0 0
6 Dwi Apriliani P 0 0
7 Farah Firliyanti P 0 0
8 Febri Setiawan L 0 0
9 Fiki Hidayatullah L 4 4 8 100
10 Ibnu Arya Wiguna L 0 0
11 Laudia Faradil P 2 3 5 62,5
12 Luna Mutia Diena P 0 0
13 Maulana Condro Kusuma L 4 3 7 87,5
14 Muhamad Rizki Amaludin L 0 0
15 Muhammad Hafid L 0 0
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L 0 0
17 Muhammad Tanmiruddin L 4 4 8 100
18 Nabilah Nurlaila P 0 0
19 Nailah Tazkiyyah P 3 3 6 75
20 Nur'afiyati P 0 0
21 Nurhaliza P 0 0
22 Qurrotul Uyun P 0 0
23 Rama Ananda L 3 3 6 75
24 Risma Fitria P 0 0
25 Rizka Apriani P 4 3 7 87,5
26 Safa Salsabila P 0 0

48
49

27 Sindy Muddiyawati P 3 3 6 75
28 Siti Ayudia Ramadhita P 4 4 8 100
29 Syarifatunnisa P 3 3 6 75
30 Ulfatun Hasanah P 4 4 8 100
31 Zahra Nabila Saputri P 0 0
32 Ziana Alfia Zahra P 0 0

RATA-RATA 37
Keterangan :
Siswa yang nilainya "0" adalah siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran

Observer 2

Tanggung Jumlah
No. Nama L/P Keaktifan Skor Nilai
Jawab
1 Agista Dwi Sonata P 2 3 5 62,5
2 Amrinullah L 3 3 6 75
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L 0 0
4 Daffauzan Abi Shobriyan L 3 4 7 87,5
5 Dini Fadillah P 0 0
6 Dwi Apriliani P 0 0
7 Farah Firliyanti P 0 0
8 Febri Setiawan L 0 0
9 Fiki Hidayatullah L 3 4 7 87,5
10 Ibnu Arya Wiguna L 0 0
11 Laudia Faradil P 2 2 4 50
12 Luna Mutia Diena P 0 0
13 Maulana Condro Kusuma L 3 4 7 87,5
14 Muhamad Rizki Amaludin L 0 0
15 Muhammad Hafid L 0 0
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L 0 0
17 Muhammad Tanmiruddin L 4 4 8 100
18 Nabilah Nurlaila P 0 0
19 Nailah Tazkiyyah P 3 3 6 75
20 Nur'afiyati P 0 0

49
50

21 Nurhaliza P 0 0
22 Qurrotul Uyun P 0 0
23 Rama Ananda L 3 4 7 87,5
24 Risma Fitria P 0 0
25 Rizka Apriani P 3 3 6 75
26 Safa Salsabila P 0 0
27 Sindy Muddiyawati P 2 3 5 62,5
28 Siti Ayudia Ramadhita P 4 3 7 87,5
29 Syarifatunnisa P 3 3 6 75
30 Ulfatun Hasanah P 4 3 7 87,5
31 Zahra Nabila Saputri P 0 0
32 Ziana Alfia Zahra P 0 0
RATA-RATA 34

Keterangan :
Siswa yang nilainya "0" adalah siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran

Pada siklus I ini, siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran sebanyak 14


siswa. Jika dibandingkan dengan kegiatan pra-siklus, maka pada siklus I ini siswa
sudah mengalami peningkatan namun masih belum memenuhi standar keaktifan
siswa dalam pembelajaran. Dari hasil penilaian observer 1 dan observer 2, rata-rata
keaktifannya seperti pada tabel di bawah :

Tabel 4. Rata-rata hasil penilaian sikap hasil observasi siklus I


Indikator Observer 1 Observer 2
Jumlah hasil penilaian
sikap (keaktifan) hasil 37 34
observasi
Rata-rata total 35,5
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa pendekatan saintifik telah berhasil
menambah tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA terutama pada materi
Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.
b) Penilaian Keterampilan

Pada penilaian keterampilan, nilai diperoleh dari pengamatan observer


saat siswa mengisi dan pengumpulan LKPD. Adapun hasil pengamatan
keterampilan pada siklus I disajikan pada tabel di bawah :

50
51

Observer 1
Tabel 5. Hasil Pengamatan keterampilan siklus I
FOTO/ Jumlah
No. Nama L/P VIDEO LKPD Skor Nilai
1 Agista Dwi Sonata P 3 4 7 87,5
2 Amrinullah L 4 4 8 100
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L 0 0
4 Daffauzan Abi Shobriyan L 3 3 6 75
5 Dini Fadillah P 0 0
6 Dwi Apriliani P 0 0
7 Farah Firliyanti P 0 0
8 Febri Setiawan L 0 0
9 Fiki Hidayatullah L 3 4 7 87,5
10 Ibnu Arya Wiguna L 0 0
11 Laudia Faradil P 3 3 6 75
12 Luna Mutia Diena P 0 0
13 Maulana Condro Kusuma L 3 3 6 75
14 Muhamad Rizki Amaludin L 0 0
15 Muhammad Hafid L 0 0
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L 0 0
17 Muhammad Tanmiruddin L 4 4 8 100
18 Nabilah Nurlaila P 0 0
19 Nailah Tazkiyyah P 3 3 6 75
20 Nur'afiyati P 0 0
21 Nurhaliza P 0 0
22 Qurrotul Uyun P 0 0
23 Rama Ananda L 3 4 7 87,5
24 Risma Fitria P 0 0
25 Rizka Apriani P 4 4 8 100
26 Safa Salsabila P 0 0
27 Sindy Muddiyawati P 3 3 6 75
28 Siti Ayudia Ramadhita P 4 4 8 100
29 Syarifatunnisa P 3 3 6 75
30 Ulfatun Hasanah P 4 4 8 100

51
52

31 Zahra Nabila Saputri P 0 0


32 Ziana Alfia Zahra P 0 0

RATA-RATA 38

Keterangan :
Siswa yang nilainya "0" adalah siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran
Observer 2

FOTO/ Jumlah
No. Nama L/P LKPD Nilai
VIDEO Skor
1 Agista Dwi Sonata P 3 4 7 87,5
2 Amrinullah L 4 4 8 100
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L 0 0
4 Daffauzan Abi Shobriyan L 3 3 6 75
5 Dini Fadillah P 0 0
6 Dwi Apriliani P 0 0
7 Farah Firliyanti P 0 0
8 Febri Setiawan L 0 0
9 Fiki Hidayatullah L 3 4 7 87,5
10 Ibnu Arya Wiguna L 0 0
11 Laudia Faradil P 3 3 6 75
12 Luna Mutia Diena P 0 0
13 Maulana Condro Kusuma L 3 3 6 75
14 Muhamad Rizki Amaludin L 0 0
15 Muhammad Hafid L 0 0
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L 0 0
17 Muhammad Tanmiruddin L 4 4 8 100
18 Nabilah Nurlaila P 0 0
19 Nailah Tazkiyyah P 3 3 6 75
20 Nur'afiyati P 0 0
21 Nurhaliza P 0 0
22 Qurrotul Uyun P 0 0
23 Rama Ananda L 3 4 7 87,5
24 Risma Fitria P 0 0

52
53

25 Rizka Apriani P 4 4 8 100


26 Safa Salsabila P 0 0
27 Sindy Muddiyawati P 3 3 6 75
28 Siti Ayudia Ramadhita P 4 4 8 100
29 Syarifatunnisa P 3 3 6 75
30 Ulfatun Hasanah P 4 4 8 100
31 Zahra Nabila Saputri P 0 0
32 Ziana Alfia Zahra P 0 0
RATA-RATA 38

Keterangan :
Siswa yang nilainya "0" adalah siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran

Penilaian keterampilan pada siklus I ini sudah mengalami peningkatan jika


dibandingkan dengan kegiatan saat pra-siklus. Selain itu siswa yang aktif adalah
14 siswa. Jika dibandingkan dengan kegiatan pra-siklus, maka pada siklus I ini
siswa sudah mengalami peningkatan namun masih belum memenuhi standar pada
penilaian keterampilan siswa dalam pembelajaran. Dari hasil penilaian observer 1
dan observer 2, rata-rata hasil penialain keterampilan seperti pada tabel di bawah :
Indikator Observer 1 Observer 2
Jumlah hasil penilaian 38 38

keterampilan
Rata-rata total 38
Tabel 6. Rata-rata hasil penilaian keterampilan siklus I
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa pendekatan saintifik telah berhasil
menambah tingkat keterampilan siswa dalam pembelajaran IPA terutama pada
materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan hal ini dapat terlihat dari rata-rata
hasil observasi yaitu 38.
c) Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunaan layanan


google form dan guru meminta agar siswa dapa menegrjakan sampai batas
waktu tertentu. Adapaun hasil penilaian penegtahuan pada siklus I ini ada
pada tabel di bawah :

53
54

Tabel 7. Perbandingan penialian pengetahuan pada kegiatan pra-siklus dan siklus I

NILAI
PRA SIKLUS
No NAMA L/P
SIKLUS I
1 Agista Dwi Sonata P 80
2 Amrinullah L 80
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L
4 Daffauzan Abi Shobriyan L 60
5 Dini Fadillah P
6 Dwi Apriliani P
7 Farah Firliyanti P
8 Febri Setiawan L
9 Fiki Hidayatullah L 60 80
10 Ibnu Arya Wiguna L
11 Laudia Faradil P 90
12 Luna Mutia Diena P
13 Maulana Condro Kusuma L 70 100
14 Muhamad Rizki Amaludin L
15 Muhammad Hafid L
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L
17 Muhammad Tanmiruddin L 100 80
18 Nabilah Nurlaila P
19 Nailah Tazkiyyah P 70
20 Nur'afiyati P
21 Nurhaliza P
22 Qurrotul Uyun P
23 Rama Ananda L 75 100
24 Risma Fitria P
25 Rizka Apriani P 75 80
26 Safa Salsabila P
27 Sindy Muddiyawati P 70
28 Siti Ayudia Ramadhita P 80 80
29 Syarifatunnisa P 80
30 Ulfatun Hasanah P 80 90

54
55

31 Zahra Nabila Saputri P


32 Ziana Alfia Zahra P
JUMLAH SISWA 7 14
RATA-RATA NILAI 77 81

Dari tabel di atas, terjadi peningkatan jumlah ketuntasan siswa yaitu


sebanyak 14 siswa dan rata-rata nilainya adalah 81. Dari data yang diperoleh,
berarti dengan penerapan pendekatan saintifik ini bisa diguanaan untuk
mendapatkan hasil belajar yang lebih baik lagi dalam hal penilaian pengetahuan.
d). Keterlaksanaan kegiatan Pembelajaran oleh Guru

Pelaksanaan pembelajaran guru yang dilakukan pada saat pembelajaran


siklus I dihasilkan dari obervasi observer, yang disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 8. Pelaksanaan pembelajaran Siklus I


No Aspek Yang Diobservasi Skala Catatan
1 Keterampilan membuka pelajaran 1 2 3 4
2 Keterampilan menarik perhatian dan 1 2 3 4
memotivasi siswa
3 Kedalaman dan keluasan materi (termasuk 1 2 3 4
tidak ada miskonsepsi)
4 Kelengkapan materi (Kebulatan konsep) 1 2 3 4
5 Kebenaran konsep/prosedur 1 2 3 4
6 Keterampilan menggunakan metode, model, 1 2 3 4
dan pendekatan pembelajaran
7 Menerapkan pembelajaran yang mendidik 1 2 3 4
dengan pendekatan Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
berbasis platform revolusi industri 4.0
8 Keterampilan mengembangkan variasi 1 2 3 4
interaksi
9 Keterampilan mengelola kelas 1 2 3 4
10 Keterampilan memanfaatkan waktu 1 2 3 4
11 Keterampilan mengorganisasi sumber 1 2 3 4
belajar
dan/atau bahan ajar

55
56

No Aspek Yang Diobservasi Skala Catatan


12 Kemampuan menggunakan teknologi 1 2 3 4
informasi dalam pembelajaran
13 Keterampilan menggunakan media 1 2 3 4
pembelajaran
14 Mengintegrasikan kemampuan critical 1 2 3 4
thinking, creative thinking, reflective
thinking dan decision making ke dalam
kegiatan
belajar melalui inquiry based activities
15 Volume dan intonasi suara 1 2 3 4
16 Penggunaan bahasa yang baik dan benar 1 2 3 4
lisan
dan tulis (sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan)
17 Kemampuan mengembangkan cara berpikir 1 2 3 4
tingkat tinggi (HOTS)
18 Kemampuan menggunakan analogi/metafora 1 2 3 4
19 Kemampuan penggunaan komunikasi 1 2 3 4
nonverbal (gestur)
20 Kemampuan menciptakan suasana 1 2 3 4
pembelajaran yang menyenangkan
21 Kesantunan berpakaian dan/atau 1 2 3 4
berpenampilan
22 Keterampilan melakukan penilaian proses 1 2 3 4
23 Keterampilan melakukan penilaian hasil 1 2 3 4
belajar berbasis HOTS
24 Kemampuan memberikan penguatan 1 2 3 4
(reinforcement) dan punishment
25 Keterampilan menutup pelajaran 1 2 3 4
Jumlah Nilai 80 (BAIK)

Keterangan: Cilegon, 17 Oktober 2020


Nilai maks 25 x 4 = 100 Penilai,

Rohili, S.Pd
Predikat:

Nilai Predikat
86 - 100 Amat Baik ( A)
70 - 85 Baik (B)
< 70 Kurang (K)

56
57

3. Siklus II

a) Penilaian Sikap

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer 1 dan observer 2


pada siklus II ini diperlihatakan seperti tabel di bawah :
Observer 1
Tabel 9. Hasil Penilaian Sikap Siklus II
Tanggung Jumlah
No. Nama L/P Keaktifan Nilai
Jawab Skor
1 Agista Dwi Sonata P 4 3 7 87,5
2 Amrinullah L 4 4 8 100
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L 3 3 6 75
4 Daffauzan Abi Shobriyan L 4 3 7 87,5
5 Dini Fadillah P 3 3 6 75
6 Dwi Apriliani P 3 3 6 75
7 Farah Firliyanti P 0
8 Febri Setiawan L 4 3 7 87,5
9 Fiki Hidayatullah L 4 4 8 100
10 Ibnu Arya Wiguna L 0 0
11 Laudia Faradil P 3 4 7 87,5
12 Luna Mutia Diena P 0
13 Maulana Condro Kusuma L 4 4 8 100
14 Muhamad Rizki Amaludin L 3 3 6 75
15 Muhammad Hafid L 3 3 6 75
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L 3 3 6 75
17 Muhammad Tanmiruddin L 4 4 8 100
18 Nabilah Nurlaila P 3 4 7 87,5
19 Nailah Tazkiyyah P 3 3 6 75
20 Nur'afiyati P 0
21 Nurhaliza P 3 3 6 75
22 Qurrotul Uyun P 3 4 7 87,5
23 Rama Ananda L 4 4 8 100
24 Risma Fitria P 3 4 7 87,5
25 Rizka Apriani P 3 4 7 87,5
26 Safa Salsabila P
27 Sindy Muddiyawati P 3 3 6 75
28 Siti Ayudia Ramadhita P 4 4 8 100
29 Syarifatunnisa P 4 3 7 87,5
30 Ulfatun Hasanah P 4 4 8 100
31 Zahra Nabila Saputri P 3 3 6 75
32 Ziana Alfia Zahra P 3 4 7 87,5
RATA-RATA 83
Keterangan :
Siswa yang nilainya "0" adalah siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran

57
58

Observer 2

Tanggung
No. Nama L/P Keaktifan Jumlah Skor Nilai
Jawab
1 Agista Dwi Sonata P 3 7 87,5
2 Amrinullah L 4 8 100
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L 3 6 75
4 Daffauzan Abi Shobriyan L 3 7 87,5
5 Dini Fadillah P 3 6 75
6 Dwi Apriliani P 3 6 75
7 Farah Firliyanti P 0
8 Febri Setiawan L 3 7 87,5
9 Fiki Hidayatullah L 4 8 100
10 Ibnu Arya Wiguna L 0
11 Laudia Faradil P 4 7 87,5
12 Luna Mutia Diena P 0
13 Maulana Condro Kusuma L 4 8 100
14 Muhamad Rizki Amaludin L 3 6 75
15 Muhammad Hafid L 3 6 75
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L 3 6 75
17 Muhammad Tanmiruddin L 4 8 100
18 Nabilah Nurlaila P 3 4 7 87,5
19 Nailah Tazkiyyah P 3 3 6 75
20 Nur'afiyati P
21 Nurhaliza P 3 3 6 75
22 Qurrotul Uyun P 3 4 7 87,5
23 Rama Ananda L 4 4 8 100
24 Risma Fitria P 3 4 7 87,5
25 Rizka Apriani P 3 4 7 87,5
26 Safa Salsabila P 0
27 Sindy Muddiyawati P 3 3 6 75
28 Siti Ayudia Ramadhita P 4 4 8 100
29 Syarifatunnisa P 4 3 7 87,5
30 Ulfatun Hasanah P 4 4 8 100
31 Zahra Nabila Saputri P 3 3 6 75
32 Ziana Alfia Zahra P 3 4 7 87,5
RATA-RATA 86

58
59

Keterangan :
Siswa yang nilainya "0" adalah siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran

Hasil penilaian sikap pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan yang
sangat baik. Pada siklus II ini jumlah siswa yang aktif sebanyak 26 siswa ini berarti
pendekatan saintifik ini sudah berhasil dalam penerapan pembelajaran IPA pada
siswa kelas VIII A terutama pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan .
Peningkatan ini terjadi karena siswa sudah mulai faham dengan prosedur kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru terutama pendekatan saintifik. Dari hasil
penilaian observer 1 dan observer 2, rata-rata keaktifannya seperti pada tabel di
bawah :
Indikator Observer 1 Observer 2
Jumlah hasil penilaian
sikap (keaktifan) hasil
observasi 83 86

Rata-rata total 84,5


Tabel 10. Rata-rata hasil penilaian sikap hasil observasi siklus II
b) Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan pada siklus II menggunakan lembar observasi


yang berisi tentang bagaimana keterampilan dalam melakukan pendokumentasian
kegiatan dan pengisian LKPD. Hasil obsevasi pada penilaian keterampilan,
disajikan pada tabel di bawah :
Observer 1
FOTO/ Jumlah
No. Nama L/P LKPD Nilai
VIDEO Skor
1 Agista Dwi Sonata P 4 3 7 87,5
2 Amrinullah L 4 4 8 100
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L 3 3 6 75
4 Daffauzan Abi Shobriyan L 4 3 7 87,5
5 Dini Fadillah P 3 3 6 75
6 Dwi Apriliani P 3 3 6 75
7 Farah Firliyanti P 0 0
8 Febri Setiawan L 4 3 7 87,5
9 Fiki Hidayatullah L 4 4 8 100
10 Ibnu Arya Wiguna L 0 0

59
60

11 Laudia Faradil P 3 4 7 87,5


12 Luna Mutia Diena P 0 0
13 Maulana Condro Kusuma L 4 4 8 100
14 Muhamad Rizki Amaludin L 3 3 6 75
15 Muhammad Hafid L 3 3 6 75
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L 3 3 6 75
17 Muhammad Tanmiruddin L 4 4 8 100
18 Nabilah Nurlaila P 3 4 7 87,5
19 Nailah Tazkiyyah P 3 3 6 75
20 Nur'afiyati P 0 0
21 Nurhaliza P 3 3 6 75
22 Qurrotul Uyun P 3 4 7 87,5
23 Rama Ananda L 4 4 8 100
24 Risma Fitria P 3 4 7 87,5
25 Rizka Apriani P 3 4 7 87,5
26 Safa Salsabila P 0 0
27 Sindy Muddiyawati P 3 3 6 75
28 Siti Ayudia Ramadhita P 4 4 8 100
29 Syarifatunnisa P 4 4 8 100
30 Ulfatun Hasanah P 4 4 8 100
31 Zahra Nabila Saputri P 3 3 6 75
32 Ziana Alfia Zahra P 3 4 7 87,5
RATA-RATA 73

Keterangan :
Siswa yang nilainya "0" adalah siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran

Observer 2
FOTO/ Jumlah
No. Nama L/P LKPD Nilai
VIDEO Skor
1 Agista Dwi Sonata P 4 3 7 87,5
2 Amrinullah L 4 4 8 100
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L 3 3 6 75
4 Daffauzan Abi Shobriyan L 4 3 7 87,5
5 Dini Fadillah P 3 3 6 75

60
61

6 Dwi Apriliani P 3 3 6 75
7 Farah Firliyanti P 0 0
8 Febri Setiawan L 4 3 7 87,5
9 Fiki Hidayatullah L 4 4 8 100
10 Ibnu Arya Wiguna L 0 0
11 Laudia Faradil P 3 4 7 87,5
12 Luna Mutia Diena P 0 0
13 Maulana Condro Kusuma L 4 4 8 100
14 Muhamad Rizki Amaludin L 3 3 6 75
15 Muhammad Hafid L 3 3 6 75
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L 3 3 6 75
17 Muhammad Tanmiruddin L 4 4 8 100
18 Nabilah Nurlaila P 3 4 7 87,5
19 Nailah Tazkiyyah P 3 3 6 75
20 Nur'afiyati P 0 0
21 Nurhaliza P 3 3 6 75
22 Qurrotul Uyun P 3 4 7 87,5
23 Rama Ananda L 4 4 8 100
24 Risma Fitria P 3 4 7 87,5
25 Rizka Apriani P 3 4 7 87,5
26 Safa Salsabila P 0 0
27 Sindy Muddiyawati P 3 3 6 75
28 Siti Ayudia Ramadhita P 4 4 8 100
29 Syarifatunnisa P 4 4 8 100
30 Ulfatun Hasanah P 4 4 8 100
31 Zahra Nabila Saputri P 3 3 6 75
32 Ziana Alfia Zahra P 3 4 7 87,5

RATA-RATA 73
Keterangan :
Siswa yang nilainya "0" adalah siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran

Penilaian keterampilan pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan jika


dibandingkan dengan kegiatan saat pra-siklus. Selain itu siswa yang aktif menjadi
26 siswa. Jika dibandingkan dengan kegiatan siklus I maka pada siklus II ini siswa

61
62

sudah mengalami peningkatan namun masih sudah memenuhi standar pada


penilaian keterampilan siswa dalam pembelajaran. Dari hasil penilaian observer 1
dan observer 2, rata-rata hasil penialain keterampilan seperti pada tabel di bawah :
Indikator Observer 1 Observer 2
Jumlah hasil penilaian
73 73
keterampilan

Rata-rata total 73
Tabel 11. Rata-rata penilaian keterampilan siklus II

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa pendekatan saintifik telah berhasil


menambah tingkat keterampilan siswa dalam pembelajaran IPA terutama pada
materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan hal ini dapat terlihat dari rata-rata
hasil observasi yaitu 73.
c) Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan pada siklus II disajikan pada tabel berikut :

Tabel 12.hasil penilaian pengetahuan siklus II

No NAMA L/P SIKLUS Ket.


II
1 Agista Dwi Sonata P 100 Tuntas
2 Amrinullah L 90 Tuntas
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L 60 Tidak Tuntas
4 Daffauzan Abi Shobriyan L
5 Dini Fadillah P 90 Tuntas
6 Dwi Apriliani P 100 Tuntas
7 Farah Firliyanti P
8 Febri Setiawan L 90 Tuntas
9 Fiki Hidayatullah L 90 Tuntas
10 Ibnu Arya Wiguna L
11 Laudia Faradil P 70 Tuntas
12 Luna Mutia Diena P
13 Maulana Condro Kusuma L 80 Tuntas
14 Muhamad Rizki Amaludin L 80 Tuntas
15 Muhammad Hafid L 70 Tuntas
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L 70 Tuntas
17 Muhammad Tanmiruddin L 100 Tuntas
18 Nabilah Nurlaila P 80 Tuntas
19 Nailah Tazkiyyah P 80 Tuntas
20 Nur'afiyati P
21 Nurhaliza P 70 Tuntas
22 Qurrotul Uyun P 70 Tuntas
23 Rama Ananda L 80 Tuntas

62
63

24 Risma Fitria P 100 Tuntas


25 Rizka Apriani P 100 Tuntas
26 Safa Salsabila P
27 Sindy Muddiyawati P 90 Tuntas
28 Siti Ayudia Ramadhita P 90 Tuntas
29 Syarifatunnisa P 70 Tuntas
30 Ulfatun Hasanah P 100 Tuntas
31 Zahra Nabila Saputri P 80 Tuntas
32 Ziana Alfia Zahra P 100 Tuntas
RATA-RATA NILAI 85

Dari tabel di atas, didapatkan rata-rata nilai pengetahuan adalah 85 sedangkan


siswa yang mengikuti proses pembelajaran adalah 26 siswa. Rata-rata nilai
pengetahuan ini mengalami peningkatan dari siklus I dan pra-siklus.
d). Pelaksanaan Pembelajaran Oleh Guru

Pelaksanaan pembelajaran guru yang dilakukan pada saat pembelajaran


dihasilkan dari obervasi observer, yang disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 13. Pelaksanaan pembelajaran siklus II


No Aspek Yang Diobservasi Skala Catatan
1 Keterampilan membuka pelajaran 1 2 3 4
2 Keterampilan menarik perhatian dan 1 2 3 4
memotivasi siswa
3 Kedalaman dan keluasan materi (termasuk 1 2 3 4
tidak ada miskonsepsi)
4 Kelengkapan materi (Kebulatan konsep) 1 2 3 4
5 Kebenaran konsep/prosedur 1 2 3 4
6 Keterampilan menggunakan metode, model, 1 2 3 4
dan pendekatan pembelajaran
7 Menerapkan pembelajaran yang mendidik 1 2 3 4
dengan pendekatan Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
berbasis platform revolusi industri 4.0
8 Keterampilan mengembangkan variasi 1 2 3 4
interaksi
9 Keterampilan mengelola kelas 1 2 3 4
10 Keterampilan memanfaatkan waktu 1 2 3 4
11 Keterampilan mengorganisasi sumber 1 2 3 4
belajar
dan/atau bahan ajar
12 Kemampuan menggunakan teknologi 1 2 3 4
informasi dalam pembelajaran

63
64

No Aspek Yang Diobservasi Skala Catatan


13 Keterampilan menggunakan media 1 2 3 4
pembelajaran
14 Mengintegrasikan kemampuan critical 1 2 3 4
thinking, creative thinking, reflective thinking
dan decision making ke dalam kegiatan
belajar melalui inquiry based activities
15 Volume dan intonasi suara 1 2 3 4
16 Penggunaan bahasa yang baik dan benar lisan 1 2 3 4
dan tulis (sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan)
17 Kemampuan mengembangkan cara berpikir 1 2 3 4
tingkat tinggi (HOTS)
18 Kemampuan menggunakan analogi/metafora 1 2 3 4
19 Kemampuan penggunaan komunikasi 1 2 3 4
nonverbal (gestur)
20 Kemampuan menciptakan suasana 1 2 3 4
pembelajaran yang menyenangkan
21 Kesantunan berpakaian dan/atau 1 2 3 4
berpenampilan
22 Keterampilan melakukan penilaian proses 1 2 3 4
23 Keterampilan melakukan penilaian hasil 1 2 3 4
belajar berbasis HOTS
24 Kemampuan memberikan penguatan 1 2 3 4
(reinforcement) dan punishment
25 Keterampilan menutup pelajaran 1 2 3 4
Jumlah Nilai 87 (BAIK)

Keterangan: Brebes, 24 Oktober 2020


Nilai maks 25 x 4 = 100 Penilai,

Rohili, S.Pd

Predikat:

Nilai Predikat
86 - 100 Amat Baik ( A)
70 - 85 Baik (B)
< 70 Kurang (K)
65

B. Pembahasan Penelitian

Sesuai dengan tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson,


dan Harrow (Purwanto, 2001:45) bahwa belajar tidak hanya menuntut hasil yang
baik dari segi kognitif saja, namun belajar juga menuntut hasil aktivitas yang
mampu mengubah sikap dan keterampilan menjadi lebih baik pula. Untuk
mencapai tujuan tersebut, guru harus melibatkan siswa dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Agar siswa aktif dalam pembelajaran, maka digunakanlah
pendekatan saintifik.
Materi struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan adalah materi IPA yang
sangat mudah ditemui di lingkungan sekitar, sehingga pendekatan saintifik sangat
cocok diterapkan pada materi ini, hal ini sesuai dengan pernyatan Roestiyah N.K
(2001:80) bahwa pendekatan saintifik adalah suatu cara mengajar, di mana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke
kelas dan dievaluasi oleh guru.
Selama melakukan pengamatan, siswa dibekali dengan lembar kerja sebagai
pedoman untuk melakukan pengamatan. Pada pelaksanaan proses pembelajaran
siswa melakukan pengamatan langsung pada tumbuhan yang dilakukan di
lingkungan sekitar rumah secara mandiri. Setelah melakukan pengamatan, siswa
melanjutkan diskusi di WA Grup untuk menyimpulkan hasil pengamatan yang
mereka peroleh.
Setelah diterapkannya pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran Materi
Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan sikap pasif siswa berubah menjadi aktif,
rasa bosan yang dialami siswa selama pembelajaran mulai berkurang, siswa mulai
berperan aktif, mandiri, berinteraksi, percaya diri, dan bekerjasama dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Selain itu, selama pembelajaran berlangsung pada siklus I dan II kegiatan
belajar siswa mengalami perubahan yang positif. Pembelajaran Materi Struktur
dan Fungsi Jaringan Tumbuhan melalui pendekatan saintifik ini membuat siswa
lebih aktif dalam menyelesaikan lembar kerja tanpa dihinggapi rasa takut dan
malas. Keaktifan siswa dalam mengemukakan jawaban tersebut dapat terjadi
karena siswa dapat menyerap materi dengan baik ketika proses pembelajaran
berlangsung.
Pada siklus I aktivitas siswa memang terjadi pasang surut, namun secara
keseluruhan tahapan siklus I ke siklus II terjadi peningkatan yang cukup signifikan
66

sesuai harapan peneliti. Untuk mengetahui kemampuan siswa setelah terjadi proses
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, guru mengadakan evaluasi hasil
belajar menggunakan alat evaluasi yang berupa tes hasil belajar. Tes yang
digunakan berupa soal pilihan ganda. Dari evaluasi tersebut diperoleh data nilai
dari 26 siswa yang aktif dari total 32 siswa sebagai berikut:

DAFTAR NILAI PENGETAHUAN KELAS VIII E MTS NEGERI 3 CILEGON TAHUN


PELAJARAN 2020/2021
Tabel 14. Nilai pengetahuan pra siklus, siklus I dan siklus II

NILAI PRA
No NAMA L/P SIKLUS I SIKLUS II Ket.
SIKLUS
1 Agista Dwi Sonata P 80 100 Tuntas
2 Amrinullah L 80 90 Tuntas
3 Aqwal Yariq As-Sauqi L 60 Tidak Tuntas
4 Daffauzan Abi Shobriyan L 60
5 Dini Fadillah P 90 Tuntas
6 Dwi Apriliani P 100 Tuntas
7 Farah Firliyanti P
8 Febri Setiawan L 90 Tuntas
9 Fiki Hidayatullah L 60 80 90 Tuntas
10 Ibnu Arya Wiguna L
11 Laudia Faradil P 90 70 Tuntas
12 Luna Mutia Diena P
13 Maulana Condro Kusuma L 70 100 80 Tuntas
14 Muhamad Rizki Amaludin L 80 Tuntas
15 Muhammad Hafid L 70 Tuntas
16 Muhammad Rafi Al-Faiz L 70 Tuntas
17 Muhammad Tanmiruddin L 100 80 100 Tuntas
18 Nabilah Nurlaila P 80 Tuntas
19 Nailah Tazkiyyah P 70 80 Tuntas
20 Nur'afiyati P
21 Nurhaliza P 70 Tuntas
22 Qurrotul Uyun P 70 Tuntas
23 Rama Ananda L 75 100 80 Tuntas
24 Risma Fitria P 100 Tuntas
25 Rizka Apriani P 75 80 100 Tuntas
26 Safa Salsabila P
27 Sindy Muddiyawati P 70 90 Tuntas
28 Siti Ayudia Ramadhita P 80 80 90 Tuntas
29 Syarifatunnisa P 80 70 Tuntas
30 Ulfatun Hasanah P 80 90 100 Tuntas
31 Zahra Nabila Saputri P 80 Tuntas
32 Ziana Alfia Zahra P 100 Tuntas
JUMLAH SISWA 7 14 26
RATA-RATA NILAI 77 81 85
67

Dari tabel 14 dapat disimpulkan terdapat kenaikan jumlah rata-rata hasil


penilaian pengetahuan siswa yang ditampilkan pada grafik di bawah :

Perbandingan Rata-rata Nilai Pengetahuan Kelas


VIII E
86 85

84

82 81

80

78
77

76

74

72

Pra-siklus Siklus I Siklus II


1 2 3

Gambar 21. Grafik perbandingan rata-rata nilai pengetahuan

Pada pra-siklus nilai rata-ratanya adalah 77, sedangkan pada siklus I nilai
rata-rata naik menjadi 81 sendangkan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 85. Dari
ketiga pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa pendekatan saintifik pada
materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan sangat efektif dalam meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar sisiwa.
68

Adapun perbandingan jumlah keaktifan siswa dari data yang /diperoleh adalah :

Perbandingan Keaktifan Siswa Yang Mengikuti


Pembelajaran Daring Via WA Grup
30
26
25

20

15 14

10
7

0
Pra-Siklus Siklus I Siklus II

1 2 3
Gambar 22. Grafik perbandingan keaktifan siswa

Jumlah keaktifan siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada pra-siklus


hanya ada tujuh siswa yang mengikuti daring, sedangkan pada siklus I terjadi
peningkatan sebesar 50% dari pra siklus. Sedangkan pada siklus II terjadi
peningkatan jumlah keaktifan siswa sebesar 53%. Jika dibandingkan dengan
jumlah siswa semuanya maka prosentase keaktifan siswa adalah 81,25%. Hal ini
menunjukkan bahwa pendekatan saintifik berhasil diterapkan pada materi Struktur
dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada kelas VIII E MTS Negeri 3 Cilegon Tahun
pelajaran 2020/2021
69

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tindakan kelas pada kelas VIIIE MTS Negeri 3
Cilegon Tahun Pelajaran 2020/2021 yang menggunakan pendekatan
saintifik berbasis WA Grup didapatkan kesimpulan :

1. Terjadi peningkatan pada aspek penilaian sikap, keteramilan dan


pengetahuan. Masing-masing dari hasil penelitian disajikan pada
gambar di bawah :

Pra- Siklus Siklus Persentase


Aspek
siklus I II Kenaikan
Pengetahuan 77 81 85 4%
Keterampilan 30 38 73 52%
Sikap 28 35,5 84,5 42%

2. Pendekatan saintifik dapat digunakan pada proses pembelajaran materi


Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di kelas VIII SMP.

SARAN

Dari hasil penelitian di atas, perlu adanaya perbaikan dalam hal


perangkat dan pengembangan penelitian yang lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai