Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BAHASA INDONESIA

A. UMUM
Artikel ini dibuat untuk mengetahui tentang kesehatan mental yang diakibatkan oleh
pandemi Covid-19. Melalui hal ini diharapkan dapat mengali apa saja gangguan
kesehatan mental yang dihadapi dan dapat memberikan solusi mengatasi atau mengobati
kesehatan mental yang terganggu.

B. PENULISAN BADAN ARTIKEL

DAMPAK COVID-19 TERHADAP KESEHATAN MENTAL


Immanuela Rosanti Asa
Program studi Kesehatan, Universitas Nasional Karangturi Semarang
Jln. Raden Patah No.239, Semarang
e-mail: immanuelaasa1@gmail.com

PENDAHULUAN
Pada tahun Desember 2019 di Wuhan, China ditemukan virus baru yaitu Covid-19
(Corona Virus Disease 2019). Covid-19 secara cepat menyebar keseluruh negara. Virus
corona menyebabkan infeksi saluran pernapasan seperti flu biasa hingga penyakit berat
seperti infeksi radang paru-paru (pneumonia). Virus ini menyebar dengan cara terkena atau
menghirup percikan ludah dari penderita Covid-19 saat batuk, menyentuh hidung, mata dan
mulut sebelum cuci tangan setelah memengang benda yang mungkin ada percikan ludah
penderita Covid-19, dan berada di dalam kerumunan.
Dikarenakan adanya pandemi Covid-19 maka seluruh negara menetapkan lockdown guna
untuk memutuskan penularan Covid-19. Maka semua aktivitas dilakukan di dalam rumah.
Hal tersebut bagus dilakukan tetapi dapat mempengaruhi kesehatan mental setiap individu.
Kesehatan mental menjadi hal yang diabaikan saat pandemi ini. Semua orang hanya
memfokuskan bagaimana cara untuk menghilangkan Covid-19 tetapi tidak menyadari bahwa
berdampak pada kesehatan mental. Padahal, aspek kesehatan mental juga sama pentingnya
dengan kesehatan fisik. WHO menilai dalam masa pandemi Covid-19 telah membuat banyak
orang, hampir semua kelompok umur di berbagai negara, terpaksa menjalani kebiasaan baru
yang berpotensi menurunkan kesehatan mental.
Gangguan kesehatan mental yang terjadi saat pandemi ini dapat disebabkan oleh berbagai
hal seperti ketakutan terhadap virus, kesepian, depresi, insomnia, dan kecemasan. Hal- hal
tersebut tidak hanya memengaruhi orang yang mempunyai gangguan kesehatan mental tetapi
juga memengaruhi orang sehat secara fisik dan mental.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Masalah Kesehatan Mental
Kesehatan mental merupakan hal terpenting dalam memaksimalkan kesehatan
setiap individu. Tetapi tidak semua orang dapat bebas dari gangguan mental yang
mungkin terjadi. Saat pandemi seperti ini banyak orang yang tanpa sadar telah
mengalami gangguan mental.
Orang yang mempunyai kesehatan mental tidak akan terlepas dari kecemasan.
Ketika seseorang memiliki kesehatan mental yang buruk, maka kondisinya adalah banyak
kecemasan yang menghantui dirinya dan mengendalikan dirinya.
Kondisi pandemi seperti ini menyebabkan psikatologi lainnya seperti gangguan
depresi dan keresahan bisa ditimbulkan. Beberapa kelompok lebih rentan dibandingkan
yang lain terhadap efek psikososial pandemi. Secara khusus, orang yang lebih rentan
tertular penyakit seperti orang tua, orang yang mempunyai kekebalan tubuh yang lemah,
dan mereka yang tinggal atau yang mendapatkan perawatan di pengaturan umum.
Arahan penggurungan massal di rumah (termasuk perintah tinggal di rumah,
karantina, dan isolasi) adalah hal baru bagi orang Amerika dan meningkatkan
kekhawatiran tentang bagaimana orang akan bereaksi secara individu dan kolektif.
Sebuah tinjuan tentang gejala sisa psikologis dalam sampel orang yang dikarantina ini
mengungkapkan banyak hasil emosional, termasuk strees, depresi, mudah tersinggung,
insomnia, ketakutan, kebinggungan, kemarahan, frustasi, kebosanan,dan stigma yang
berkaitan dengan karantina. (Betty dan Carol, 2020).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan survey tentang kesehatan mental.
Hasil survey tersebut diketahui bahwa banyak negara melaporkan peningkatan akses
terhadap layanan kesehatan mental.
Petugas pelayanan kesehatan juga sangat rentan terhadap tekanan emosional
dalam pandemi saat ini, mengingat resiko terpapar virus, kekurangan alat pelindung diri
(APD), kekhawatiran, jauh dari orang yang dicintai, dan jam kerja yang sangat lama.
Sebuah studi yang dilakukan di komunitas yang terkena sindrom pernafasan akut
parah (SARS) pada awal 2000-an mengungkapkan bahwa meskipun anggota komunitas,
individu yang terkena dampak, dan petugas kesehatan termotivasi untuk mematuhi
karantina untuk mengurangi risiko menulari orang lain dan untuk melindungi kesehatan
komunitas, tekanan emosional menggoda beberapa orang untuk mempertimbangkan
melanggar perintah mereka. (Betty dan Carol,2020)
Menurut World Health Organization (WHO) (2019), strees yang muncul selama
masa pandemi Covid-19 dapat berupa ketakutan dan kecemasan mengenai diri maupun
kesehatan orang lain yang disayangi, perubahan pola tidur dan pola makan, sulit tidur dan
konsentrasi, dan mempengaruhi kondisi fisik seseorang yang memang memiliki riwayat
penyakit kronis dan/ atau gangguan psikologis atau menggunakan obat-obat. (Wahyu dan
Heylen, 2020).
Untuk menyembuhkan gangguan kesehatan mental mengujungi psikoterapi.
Psikoterapi merupakan metode penanganan yang umum dilakukan banyak orang untuk
menganangi gangguan kejiwaan seperti strees berat, depresi dan gangguan kecemasan.

2. Cara menangani gangguan kesehatan mental


Menurut WHO untuk menjaga kesehatan mental dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
1. Tetap beraktivitas
Dalam pandemi ini disarankan untuk menjaga jarak dan tetap dirumah, bukan berarti
tidak bisa melakukan aktivitas fisik. Biar kesehatan mental terjaga cobalah untuk
berolaraga ringan. Melakukan aktivitas fisik membantu tubuh memperoduksi hormon
endorfin. Hormon ini bisa meredahkan strees, memperbaiki mood, dan mengurangi
rasa khawatir.
2. Makanan sehat.
Menjaga kesehatan mental juga bisa dilakukan dengan menjaga pola makan.
Disarankan untuk selalu mengonsumsi makanan yang mengandung protein, lemak
sehat, karbohidrat, vitamin, mineral dan serat.
3. Ubah gaya hidup
Cobalah untuk berhenti merokok, hindari konsumsi alkohol, kurangi begadang.
Kegiatan tersebut bisa diganti dengan aktivitas yang menyenangkan seperti membaca
buku, menonton film atau memasak.
4. Bijak memilih informasi
Pandemi Covid-19 masih belum berakhir dan sejumlah media maupun sosial media
berlomba memberitakannya. Agar kondisi mental tidak terpengaruh pastikan untuk
lebih bijak dalam memilih informasi terutama yang berkaitan dengan virus corona.

SIMPULAN
Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada
kesehatan fisik saja tetapi jugaberdampak pada kesehatan mental. Dampak yang diberikan
berupa ketakutan, kesepian, insomnia, dan kecemasan. Hal tersebut jika dibiarkan maka akan
berdampak pada strees, depresi dan gangguan kejiwaan. Untuk itu pembaca diharapkan
mengikuti cara untuk mengatasi gangguan kesehatan mental yang sudah saya jelaskan di artikel
saya.
Daftar Pustaka
Pfefferbaum, B., & North, CS (2020). Kesehatan mental dan pandemi Covid-19. Jurnal
Kedokteran New England .

Setyaningrum, W., & Yanuarita, H. A. (2020). Pengaruh Covid-19 Terhadap Kesehatan Mental
Masyarakat Di Kota Malang. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 4(4).

WHO (2020). “Survey WHO tentang Kesehatan Mental dan COVID-19”


https://www.halodoc.com/artikel/survey-who-tentang-kesehatan-mental-dan-covid-19

BIODATA PENULIS

Saya Immanuela Rosanti Asa, mahasiswi


Universitas Nasional Karangturi Semarang,
jurusan Kesehatan, prodi Menajemen Informasi
Kesehatan kelas sore. NIM saya B01-020-007.
Jika ada kesalahan pada penulisan saya mohon
maaf. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai