Anda di halaman 1dari 417

‫هداية اإلنسان بتفسير القران‬

Tafsir Al Qur'an
Hidayatul Insan
Jilid 4

(Dari Surah Maryam s.d Surah Al ‘Ankabut)

Disusun oleh:

Marwan bin Musa


(Semoga Allah mengampuninya, mengampuni kedua orang tuanya dan kaum
muslimin semua, Allahumma amin)

1 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬
.‫ رب يسر وأعن وتمم يا كريم‬. ‫وبه أستعين رب يسر يا كريم‬

Surah Maryam1
Surah ke-19. 98 ayat. Makkiyyah

    


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-11: Kemukjizatan Al Qur’an, kisah Nabi Zakariyya ‘alaihis salam, rahmat Allah
kepada hamba-Nya Nabi Zakariyya, pentingnya menampakkan kelemahan dan kebutuhan
ketika berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, penjelasan bahwa kekuasaan Allah
Subhaanahu wa Ta'aala tidak ada yang dapat melemahkannya, permohonan keturunan yang
saleh, dan sikap syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

 

1. Kaaf Haa Yaa 'Ain Shaad.

     


2. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan2 tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria3,

     


3. (yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut4.

1
Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dalam As Sirah dari hadits Ummu Salamah, demikian pula Imam
Ahmad bin Hanbal dari Ibnu Mas'ud tentang kisah hijrah ke negeri Habasyah dari Mekkah, bahwa Ja'far bin
Abi Thalib radhiyallahu 'anhu membacakan awal surat Maryam kepada raja Najasyi dan kawan-kawannya.
‫" ِذ‬, dengan " ‫َذ َّك‬
‫ْك ُر‬
2
Yahya bin Ya'mur membaca kata "
‫َذ‬ ."
3
Maksudnya, Kami akan bacakan kepadamu kisahnya dan menjelaskannya agar dapat diketahui lebih jelas
keadaan Nabi Zakaria, peninggalannya yang baik dan keutamaannya, di mana dalam kisah itu terdapat
pelajaran dan teladan. Di samping itu, menjelaskan lebih rinci rahmat Allah kepada seorang hamba
mendorong kita untuk mencintai Allah Subhaanahu wa Ta'aala, banyak mengingat-Nya, mengenal-Nya dan
merupakan sebab yang dapat menghubungkan kita kepada-Nya. Nabi Zakariya adalah salah satu di antara
nabi-nabi Bani Israil. Ia adalah seorang tukang kayu dan makan dari hasil jerih payah usahanya sendiri, yaitu
menjadi tukang kayu. Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah memilih Zakaria menjadi rasul-Nya dan
memberikan wahyu kepadanya, maka Beliau melaksanakannya sebagaimana rasul-rasul-Nya yang lain.
Beliau mengajak manusia kepada Allah, menasehati mereka di masa hidupnya hingga wafatnya. Saat Beliau
merasakan kelemahan fisik pada dirinya dan khawatir akan wafat namun tidak ada yang menggantikan
posisinya untuk mengajak manusia kepada Allah, maka Beliau mengeluhkan kelemahan dirinya kepada
Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan berdoa dengan suara yang lembut dan pelan agar lebih sempurna, lebih
utama dan lebih ikhlas.
4
Di tengah malam, karena pada waktu itu lebih cepat diijabah (dikabulkan). Beliau berdoa dengan suara
lembut, karena suara lembut itu lebih dicintai Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Qatadah berkata, "Sesungguhnya
Allah mengetahui hati yang bertakwa dan mendengarkan suara yang lembut."

2 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
4. Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, sungguh (semua) tulangku telah lemah5 dan kepalaku telah
dipenuhi uban6, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu7, Ya Tuhanku8.

             
5. Dan sungguh, aku khawatir terhadap mawaliku9 sepeninggalku, padahal istriku seorang yang
mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu,

         


6. yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Ya'qub10; dan jadikanlah dia, Ya Tuhanku,
seorang yang diridhai11.”

            
7. (Allah berfirman), “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang
anak laki-laki namanya Yahya12, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu
sebelumnya13.

5
Ketika tulang telah lemah, di mana ia merupakan penopang badan, maka anggota badan yang lain tentu
ikut lemah.
6
Uban merupakan tanda kelemahan dan ketuaan, utusan maut, pemandunya dan peringatan terhadapnya.
Nabi Zakaria bertawassul kepada Allah dengan kelemahan dirinya, dan hal ini termasuk cara bertawassul
yang dicintai Allah, karena hal ini menunjukkan sikap berlepas diri dari kemampuan dirinya serta
bergantung kepada kekuatan Allah „Azza wa Jalla.
7
Yakni Engkau selalu mengabulkan permohonanku.
8
Yakni Engkau tidak menghendaki aku kecewa dan terhalang dari dikabulkan doa, bahkan Engkau
senantiasa menyambutku dan mengabulkan doaku. Kelembutan-Mu selalu mengalir kepadaku dan ihsan-Mu
senantiasa sampai kepadaku. Di sini Beliau bertawassul kepada Allah dengan nikmat yang diberikan-Nya
kepada dirinya dan pengabulan-Nya terhadap doanya yang terdahulu; Beliau meminta kepada Allah Tuhan
yang telah berbuat baik dahulu agar Dia menyempurnakan ihsan-Nya pada kesempatan selanjutnya.
9
Yang dimaksud oleh Zakaria dengan mawali adalah orang yang akan mengendalikan dan melanjutkan
urusan yang terkait dengan agama sepeninggalnya dan yang memimpin Bani Israil serta yang mengajak
mereka kepada Allah. Zakaria khawatir kalau orang-orang yang menggantikannya adalah orang-orang tidak
dapat melaksanakan urusan itu dengan baik, karena tidak seorang pun di antara mereka yang dapat
dipercaya. Oleh karena itu, Beliau meminta dianugerahi seorang anak. Tampaknya, Beliau tidak melihat
adanya orang yang layak memegang posisi imaamah fid din (pemimpin dalam agama). Hal ini menunjukkan
perhatian Beliau kepada kaumnya, dan lagi permintaan Beliau agar dianugerahi anak tidak seperti
permintaan orang lain, bahkan untuk maslahat agama dan agar agama ini tidak hilang. Beliau melihat bahwa
selain Beliau tidak cocok terhadap imamah fid din, dan ketika itu hanya rumah Beliau yang paling terkenal
tentang kebaikan agamanya, oleh karenanya Beliau meminta kepada Allah agar dianugerahkan seorang anak
yang akan menegakkan agama-Nya setelah Beliau wafat.
10
Berupa ilmu, amal dan kenabian. Nabi Zakariya adalah keturunan Nabi Ya'qub. Tentang ayat ini Abu
Shalih berkata, "Yang menjadi nabi, dan nenek-moyangnya adalah para nabi."
11
Di sisi-Mu dan di sisi makhluk-Mu, Engkau mencintainya, dan makhluk-makhluk-Mu pun mencintainya
terhadap agama dan akhlaknya.
12
Allah menamainya dengan Yahya, sesuai dengan orangnya, di mana ia hidup secara hissiy (konkrit)
maupun maknawi (abstrak). Contoh maknawi adalah hidupnya hati dan ruh dengan wahyu dan ilmu,
sehingga sempurnalah nikmat yang diberikan kepadanya.
13
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Ali Imran: 38-39.

3 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
8. Dia (Zakaria) berkata14, "Ya Tuhanku, bagaimana aku dapat mempunyai anak, padahal istriku
seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?”

              
9. Allah berfirman, "Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, "Hal itu mudah bagi-Ku15; sungguh,
engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal pada waktu itu engkau belum berwujud sama
sekali.”

              
10. Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda16.” Allah berfirman, "Tandamu
ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia17 selama tiga malam18, padahal engkau
sehat.”

           
11. Maka dia keluar dari mihrab19 menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka;
bertasbihlah20 kamu pada waktu pagi dan petang21.”

14
Karena takjub dan heran ketika permohonannya dikabulkan. Ia bergembira sekali dengan berita itu dan
bertanya tentang bagaimana proses kelahiran anaknya, sedangkan istrinya seorang yang mandul di samping
usianya sudah tua sebagaimana dirinya juga sudah tua.
15
Yakni mewujudkan sesuatu tanpa sebab adalah hal yang sangat mudah bagi-Nya. Bukankah Dia mampu
mewujudkan Adam tanpa seorang ayah dan ibu, dan mampu mewujudkan Isa tanpa seorang ayah. Kemudian
pada lanjutan ayat di atas, Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyebutkan sesuatu yang lebih menakjubkan lagi,
yaitu penciptaan Zakariyya dari ketiadaan sebagaimana firman Allah Ta'ala, "Bukankah telah datang atas
manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?" (Terj.
QS. Al Insaan: 1).
16
Yakni yang menunjukkan kehamilan istriku agar hatiku tenteram. Perkataan ini adalah agar hati Beliau
tenang (mantap), bukan karena ragu-ragu terhadap berita Allah. Hal ini seperti perkataan Nabi Ibrahim
„alaihis salam, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang
mati." Allah berfirman, "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab, "Aku telah meyakinkannya, akan
tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).” (Lihat Al Baqarah: 261). Beliau meminta kepada Allah
agar ditambah lagi ilmunya dan disampaikan kepada „ainul yaqin (penglihatan yang yakin) setelah „ilmul
yaqin (pengetahuan yang yakin), maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengabulkan permohonannya sebagai
rahmat untuknya.
17
Selain dzikrullah. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata, "Ia dapat membaca dan bertasbih, namun
tidak mampu bercakap-cakap dengan kaumnya kecuali dengan isyarat."
18
Yakni tiga hari tiga malam.
Hal ini termasuk ayat-ayat Allah yang menakjubkan, karena tidak mampunya Beliau berbicara dengan
manusia selama tiga hari bukan karena bisu atau penyakit, termasuk dalil yang menunjukkan kekuasaan
Allah yang menyelisihi kebiasaan. Meskipun Beliau terhalang dari berbicara dengan manusia, namun
dzikrullah tidaklah tertahan. Oleh karena itu, di ayat lain Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman,
“Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan
isyarat. dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi
hari".(Terj. Ali Imran: 41), hati Beliau pun tenang dan merasa gembira dengan kabar tersebut, Beliau
mengikuti perintah Allah untuk bersyukur, yaitu dengan beribadah dan menyebut nama-Nya, maka Beliau
berdiam di mihrabnya dan keluar kepada kaumnya dengan berisyarat agar mereka bertasbih di pagi dan
petang.

4 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 12-15: Kenabian Yahya ‘alaihis salam, keutamaannya dan sifat-sifatnya.

        


12. 22“Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah)23 kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan
Kami berikan hikmah24 kepadanya selagi dia masih kanak-kanak25,

       


13. Dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa)26. Dan
dia pun seorang yang bertakwa,

      


14. Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya27, dan dia bukan orang yang sombong28 (bukan
pula) orang yang durhaka.

         
15. Dan kesejahteraan29 bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia
dibangkitkan hidup kembali30.

Ayat 16-21: Kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dalam menciptakan Adam tanpa
bapak dan ibu, penciptaan Hawa’ dari tulang rusuk Adam dan penciptaan Isa ‘alaihis salam

19
Yakni dari masjid. Ketika itu kaumnya menunggu agar Beliau membukakan mihrabnya untuk shalat di
situ dengan perintahnya seperti biasanya.
20
Ada yang menafsirkan dengan, “Shalatlah.”
21
Sebagai tanda syukur kepada-Nya.
22
Ayat ini ditujukkan kepada Yahya setelah Beliau lahir dan semakin besar, yaitu pada saat Beliau sudah
dapat memahami pembicaraan, maka Allah memerintahkan Yahya untuk mempelajari kitab Taurat dengan
sungguh-sungguh, baik dengan menghapalnya, memahami maknanya, mengamalkan perintah dan menjauhi
larangannya.
23
Yakni pelajarilah Taurat itu, amalkan isinya, dan sampaikan kepada umatmu.
24
Maksudnya kenabian atau pemahaman terhadap Taurat dan pendalaman agama.
25
Menurut sebagian ahli tafsir, bahwa ketika itu usia Yahya 3 tahun.
26
Hal ini menunjukkan tidak adanya sifat-sifat tercela dalam dirinya dan akhlak yang buruk. Ada pula yang
menafsirkan, dengan suka bersedekah kepada orang lain.
27
Beliau berbuat baik kepada keduanya baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan.
28
Baik sombong dari beribadah kepada Allah maupun sombong terhadap manusia, bahkan Beliau seorang
yang tawadhu‟.
29
Yakni dari Allah.
30
Nabi Yahya mendapatkan keamanan pada saat-saat menegangkan tersebut. Sufyan bin 'Uyaynah berkata,
"Keadaan yang paling mencekam ada tiga; pada hari ketika dilahirkan, dimana ia melihat dirinya keluar dari
tempat yang dialaminya dahulu. Pada hari ketika mati, ia akan melihat kaum yang belum pernah dilihatnya,
dan pada hari ketika dibangkitkan, dia melihat dirinya di padang mahsyar yang besar. Allah berfirman, "Dan
kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup
kembali." (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ahmad bin Manshur Al Marwaziy, dari Shadaqah bin Fadhl).

5 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


dari seorang ibu tanpa bapak, maka Mahasuci Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang berkuasa
atas segala sesuatu.

          
16. 31Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Maryam32 di dalam kitab (Al Quran)33, yaitu ketika dia
mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitulmaqdis),

           
17. Lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka34; lalu Kami mengutus roh Kami
(Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang
sempurna.

        


18. Dia (Maryam) berkata, "Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan yang Maha Pengasih
terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa35.”

31
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kisah Zakaria dan Yahya, di mana kisah itu termasuk
tanda-tanda kekuasaan Allah yang menakjubkan, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala melanjutkan dengan
kisah yang lebih menakjubkan lagi dengan bertahap dari yang ringan lalu naik ke atasnya lagi. Sebelumnya
disebutkan tentang kelahiran Yahya dari seorang ayah yang sudah tua dan ibu yang mandul, lalu disebutkan
kelahiran Isa dari seorang ibu tanpa ayah. Hal ini menunjukkan keagungan dan kekuasaan Allah 'Azza wa
Jalla, dan bahwa segalanya mudah bagi-Nya.
32
Yaitu Maryam binti Imran yang lahir dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang suci dan baik di
kalangan Bani Israil. Di surat Ali Imran, Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyebutkan kisah ibu Maryam
melahirkan Maryam, dimana ibunya bernadzar untuk menjadikan anaknya sebagai pelayan Baitulmaqdis,
dan dahulu mereka bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan cara seperti itu. Ia adalah wanita
yang rajin ibadah dan istiqamah serta tidak bersuami. Ia berada dalam tanggungan suami saudarinya –ada
yang mengatakan suami bibinya- yaitu Zakariya salah seorang Nabi Bani Israil ketika itu dan tokoh mereka
yang dijadikan rujukan dalam hal agama. Ketika itu, Zakariya menyaksikan berbagai karamah yang Allah
berikan kepada Maryam, dimana setiap kali Zakariya menemui Maryam di Mihrabnya, ia mendapati
makanan di dekatnya. Disebutkan, bahwa Zakariya mendapatkan di sisi Maryam buah-buahan di musim
dingin pada musim panas, dan mendapatkan buah-buahan di musim panas pada musim dingin. Allah
Subhaanahu wa Ta'ala berkehendak untuk menciptakan hamba dan Rasul-Nya Isa 'alaihis salam, dan Dia
memiliki hikmah yang dalam terhadap hal itu, lalu Maryam mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu
tempat di sebelah timur Baitulmaqdis. Ibnu Abbas berkata, "Sesungguhnya saya adalah manusia yang paling
tahu karena sebab apa orang-orang Nasrani menjadikan arah timur sebagai kiblat, karena Allah Ta'ala
berfirman, "(Maryam) mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur
(Baitulmaqdis)," (Terj. QS. Maryam: 16) dan mereka menjadikan kelahiran Isa sebagai kiblat."
33
Hal ini termasuk dalil tentang keutamaan Maryam, karena nama dan kisahnya disebutkan dalam Al Qur‟an
yang dibaca oleh kaum muslimin di berbagai penjuru dunia, di sana disebutkan pujian untuknya, balasan
terhadap amalnya yang utama dan sempurna.
34
Dia ber‟uzlah (mengasingkan diri) dari manusia dan menyendiri untuk beribadah kepada Allah.
35
Yakni jika engkau takut kepada Allah, maka janganlah mendatangiku. Maryam menggabung antara
berpegang teguh kepada Tuhannya dengan menakut-nakutinya serta menyuruhnya untuk bertakwa. Ketika
itu kondisinya sepi, jauh dari manusia, sedangkan malaikat yang datang kepadanya menampakkan diri dalam
bentuk manusia yang sempurna lagi indah. Pendorong untuk berbuat maksiat sangat banyak, akan tetapi
Maryam menolaknya, ia berlindung kepada Allah dan menakut-nakuti orang yang mendekatinya. Hal ini
menunjukkan „iffah (bersihnya) Maryam, jauhnya dari keburukan dan sebab-sebabnya. Sikap „iffah ini
dengan adanya pendorong dan tidak adanya penghalang termasuk amalan yang sangat utama. Oleh karena
itu, Allah memuji Maryam karena „iffahnya, Dia berfirman, “Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang
memelihara kehormatannya, Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan

6 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
19. Dia (Jibril) berkata, "Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu36, untuk menyampaikan
anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci37.”

           
20. 38Dia (Maryam) berkata, "Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak
pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku39 dan aku bukan seorang pezina!"

                 
21. Dia (Jibril) berkata, "Demikianlah40.” Tuhanmu berfirman, "Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar
Kami menjadikannya suatu tanda (kekuasaan Allah) bagi manusia41 dan sebagai rahmat dari
kami42; dan hal itu43 adalah suatu urusan yang sudah diputuskan44.”

Ayat 22-33: Kisah Maryam puteri Imran, kebersihannya dan kehormatannya, dan tentang
kelahiran Nabi Isa ‘alaihis salam.

      


22. 45Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke
tempat yang jauh46.

Dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan Dia termasuk orang-orang yang taat.” (Terj.
At Tahrim: 12). Oleh karena „iffahnya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menggantikannya dengan
menganugerahkan seorang anak yang termasuk tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah dan menjadi
salah seorang rasul-Nya.
36
Yakni aku tidaklah seperti yang kamu kira, aku hanyalah utusan Allah. Dia mengutusku kepadamu.
Disebutkan, bahwa ketika Maryam menyebutkan nama Ar Rahman, maka Jibril bergetar ketakutan dan
kembali kepada wujudnya, kemudian ia berkata, "Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu, untuk
menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci." Wallahu a'lam.
37
Yakni suci dari sifat-sifat tercela dan memiliki sifat-sifat terpuji.
38
Maryam merasa heran karena akan melahirkan anak tanpa bapak.
39
Dengan menikahiku.
40
Yakni diciptakan-Nya seorang anak dari kamu tanpa seorang bapak.
41
Yang menunjukkan sempurnanya kekuasaan Allah, dan bahwa semua sebab tidaklah berpengaruh dengan
sendirinya, bahkan berpengaruh dengan taqdir Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
42
Baik kepadanya, kepada ibunya maupun kepada manusia. Rahmat Allah kepadanya adalah dengan
menjadikannya salah seorang rasul di antara rasul-rasul Allah, di mana ia akan mengajak manusia
menyembah Allah dan mengesakan-Nya. Lebih dari itu, Beliau (Nabi Isa „alaihis salam) termasuk salah
seorang rasul ulul „azmi. Adapun rahmat-Nya kepada ibunya adalah karena ia mendapatkan kebanggaan,
pujian yang baik dan manfaat yang besar. Sedangkan rahmat-Nya kepada manusia dan menjadi nikmat
terbesar bagi mereka adalah dengan mengutusnya kepada manusia, membacakan kepada mereka ayat-ayat-
Nya, membersihkan mereka, mengajarkan mereka kitab dan hikmah, di mana jika mereka mengikutinya,
maka mereka akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
43
Adanya „Isa „alaihis salam dengan cara seperti itu.
44
Maka Maryam menerima keputusan itu.
45
Lalu malaikat Jibril meniupkan roh ke leher bajunya, kemudian tiupan itu masuk ke farji Maryam
sehingga ia mengandung dengan izin Allah Ta‟ala.

7 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


             
23. Maka rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia
berkata47, "Wahai, betapa baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak
diperhatikan dan dilupakan48.”

Ayat 24-40: Nabi Isa ‘alaihis salam sebagai manusia, tuduhan terhadap Maryam dan
pembelaan Nabi Isa ‘alaihis salam kepada ibunya, perbedaan berbagai golongan dalam
menilai Nabi Isa ‘alaihis salam dan pentingnya berbakti kepada kedua orang tua.

          
24. Maka dia (Jibril)49 berseru kepadanya dari tempat yang rendah50, "Janganlah engkau bersedih
hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu51.

        


25. dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan
buah kurma yang masak kepadamu52,

                

  


26. Maka makan53, minum54 dan bersenang hatilah engkau55. Jika engkau melihat seseorang56,
maka katakanlah57, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa58 untuk Tuhan Yang Maha
Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini59.”
46
Yakni karena khawatir orang-orang menuduh yang tidak-tidak terhadapnya. Menurut riwayat dari Wahb,
bahwa Maryam pergi ke tempat yang jauhnya dari Baitulmaqdis 8 mil ke sebuah kampung di sana yang
bernama Baitlahm.
47
Maryam merasakan rasa sakit melahirkan, rasa lapar tidak ada makanan dan minuman, ditambah rasa sakit
hatinya terhadap kata-kata dan tuduhan manusia terhadapnya serta khawatir tidak mampu bersabar, akhirnya
Maryam mengucapkan kata-kata di atas.
48
Ucapan pengandaian di atas didasari terhadap hal yang dikhawatirkannya itu, namun sesungguhnya
pengandaian ini tidak ada kebaikan dan maslahatnya, bahkan kebaikan dan maslahat terdapat pada taqdir
yang akan terjadi itu. Ketika itulah, malaikat menenteramkan hatinya, menenangkan kegelisahannya dan
memanggilnya dari tempat yang rendah sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya.
Menurut Ibnu Katsir, dalam ayat tersebut terdapat dalil bolehnya berangan-angan untuk mati ketika terjadi
fitnah, karena ia (Maryam) mengetahui akan diuji karena kelahiran anaknya ini, dimana hal ini akan
membuat manusia berada tidak di atas yang benar terhadap urusannya, dan mereka tidak akan membenarkan
beritanya setelah sebelumnya mereka kenal sebagai wanita yang ahli ibadah, namun mereka kemudian
menuduhnya sebagai pezina.
49
Ada pula yang mengatakan, bahwa yang berseru dan mengatakan demikian adalah Nabi Isa 'alaihis salam
samai pada ayat 26.
50
Dari bagian bawah lembah.
51
Di mana engkau dapat meminum airnya.
52
Amr bin Maimun berkata, "Tidak ada sesuatu yang yang paling baik untuk wanita nifas daripada kurma
kering dan kurma basah." Kemudian ia membaca ayat ini.
53
Yakni kurma yang matang tersebut.

8 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
27. 60Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya.
Mereka (kaumnya) berkata, "Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah melakukan sesuatu yang
sangat mungkar61.

           
28. Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)62! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai
dan ibumu bukan seorang perempuan pezina63.”

54
Dari anak sungai tersebut.
55
Dengan anakmu itu. Ucapan ini untuk menenteramkannya yang menunjukkan akan selamatnya dari derita
melahirkan, dan akan memperoleh makanan dan minuman. Adapun untuk menenteramkannya dari ucapan
manusia, maka diperintahkan kepadanya apabila ia melihat seseorang yang mempertanyakannya agar
berkata dengan isyarat, bahwa dirinya sedang menahan diri dari berbicara dengan manusia.
56
Lalu mempertanyakan kamu.
57
Dengan isyarat.
58
Yakni menahan diri dari makan dan dari berbicara. Dahulu dalam syariat mereka, apabila mereka
berpuasa, maka mereka diharamkan makan dan berbicara.
59
Maksudnya, Maryam tidak berbicara dengan manusia agar ia dapat beristirahat terhadap ocehan mereka.
Ketika itu, sudah masyhur, bahwa diam termasuk ibadah yang disyari‟atkan. Maryam tidak diperintahkan
menjawab manusia ketika itu untuk membela dirinya, karena manusia tidak akan membenarkannya, dan lagi
tidak ada faedahnya. Di samping itu agar pembersihan dirinya melalui perkataan Nabi Isa „alaihis salam
ketika masih dalam buaian, di mana Nabi Isa merupakan saksi terkuat yang menunjukkan kebersihan ibunya.
Hal itu, karena seorang wanita yang datang membawa anak tanpa ada bapaknya termasuk dakwaan terkuat
yang jika diadakan beberapa orang saksi yang menunjukkan kebersihan dirinya tentu tidak akan diterima.
Oleh karena itu, dijadikan bukti kebersihannya dengan sesuatu yang luar biasa, yaitu berbicaranya Nabi Isa
„alaihis salam ketika masih dalam buaian. Sungguh dalam hikmah Allah dan sungguh luas ilmu-Nya, dan
kita menjadi saksi terhadapnya.
60
Setelah Maryam selesai dari nifasnya.
61
Maksud mereka adalah perbuatan zina, karena ia membawa seorang anak tanpa bapak. Mereka tidak
memperhatikan lagi terhadap kemasyhuran dirinya yang bersih dan suci. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari
Nauf Al Bikaliy ia berkata, "Kaum Maryam keluar mencarinya, dan ia (Maryam) termasuk keluarga nabi
dan terhormat. Mereka belum juga menemukannya, lalu mereka bertemu dengan penggembala sapi dan
berkata, "Kamu lihat seorang gadis yang begini dan begitu?" Penggembala itu berkata, "Tidak. Akan tetapi,
semalam aku melihat dari sapiku sesuatu yang belum pernah aku lihat sebelumnya." Mereka pun bertanya,
"Apa yang engkau lihat?" Ia menjawab, "Aku melihat semalam sapiku sujud ke arah lembah ini."
Abdullah bin Abi Ziyad berkata, "Saya hapal dari Sayyar, bahwa ia berkata, "Aku melihat sebuah cahaya
yang memancar, lalu mereka pergi ke tempat yang dikatakannya itu, maka Maryam pun bertemu mereka.
Ketika Maryam melihat mereka, maka Maryam duduk dan menggendong anaknya dalam pangkuannya.
Mereka pun datang dan berdiri di hadapannya dan berkata, "Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah
melakukan sesuatu yang sangat mungkar."
62
Maryam dipanggil saudara perempuan Harun, karena ia seorang wanita yang saleh seperti kesalehan Nabi
Harun „alaihis salam. Namun menurut Syaikh As Sa‟diy, bahwa Maryam memang saudara perempuan
Harun, namun Harun di sini bukan Harun bin Imran saudara Nabi Musa, karena antara keduanya berbeda
jauh abadnya. Ketika itu, sudah biasa orang-orang menamai anak-anak yang lahir di kalangan mereka
dengan nama para nabi. Ada yang mengatakan, bahwa di tengah-tengah mereka ada laki-laki yang saleh
bernama Harun, sehingga Maryam disamakan dengannya dalam hal kezuhudan dan ibadah.
63
Hal itu, karena sudah biasa, bahwa keturunan itu mengikuti orang tuanya dalam kesalehan. Oleh karena
itu, mereka heran terhadapnya.

9 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
29. Maka dia (Maryam) menunjuk kepada (anak)nya64. Mereka berkata, "Bagaimana kami akan
berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?"

        


30. Dia (Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah65, Dia memberiku kitab (Injil) dan Dia
menjadikan aku seorang Nabi66,

           
31. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi67 di mana saja68 aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat69 dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;

      


32. Dan berbakti kepada ibuku70, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi
celaka71.

         

64
Maksudnya menurut Maimun bin Mihram, berbicaralah dengannya. Maka mereka berkata, "Dengan
bencana yang ia bawa, ia menyuruh kita berbicara dengan orang yang masih dalam buaian?"
65
Nabi Isa „alaihis salam menerangkan keadaan dirinya, bahwa ia adalah hamba Allah, tidak memiliki sifat-
sifat ketuhanan sekaligus bukan anak tuhan seperti yang disangka oleh orang-orang Nasrani, Mahasuci Allah
dari apa yang diucapkan orang-orang Nasrani yang mengaku mengikuti Nabi Isa „alaihis salam tetapi
menyelisihinya dalam hal ini.
66
Inilah posisi yang Allah berikan kepada Isa „alaihis salam sebagaimana nabi-nabi yang lain, yaitu sebagai
hamba Allah dan Rasul-Nya. Hamba yang menunjukkan tidak boleh disikapi dengan sikap ifrath
(berlebihan) sampai dituhankan, dan rasul atau nabi yang menunjukkan tidak boleh disikapi dengan sikap
tafrith (meremehkan), sehingga harus ditaati perintahnya, dijauhi larangannya, dibenarkan perkataannya dan
beribadah kepada Allah sesuai contohnya. Demikianlah Nabi Isa 'alaihis salam, ucapan yang pertama kali
Beliau ucapkan adalah menyucikan Tuhannya, membersihkan-Nya dari sekutu dan dari anak, serta
menetapkan bahwa ibadah hanya khusus untuk-Nya.
67
Yakni bermanfaat bagi manusia atau menjadikanku sebagai pengajar kebaikan. Atau maksudnya
menjadikanku mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah kemungkaran di mana saja aku berada.
Nabi Isa „alaihis salam di samping keadaan dirinya yang sempurna, yakni sebagai seorang nabi, beliau juga
menyempurnakan orang lain dengan memberikan manfaat kepada mereka, seperti mengajarkan kebaikan
kepada mereka, mengajak mereka kepada Allah (da‟wah ilallah) dan melarang kemungkaran. Siapa saja
yang duduk atau berkumpul dengannya, maka akan memperoleh keberkahannya, dan orang yang
menemaninya akan bahagia.
68
Dan kapan saja.
69
Yakni Dia memerintahkan kepadaku agar memenuhi hak-Nya, di mana hak yang termasuk paling
agungnya adalah shalat. Demikian juga memenuhi hak hamba-hamba-Nya, yang paling besarnya adalah
zakat.
70
Yakni Dia juga memerintahkan aku untuk berbakti kepada ibuku. Allah Subhaanahu wa Ta'ala sering
menyebutkan perintah berbakti kepada orang tua setelah perintah beribadah kepada-Nya. Hal ini
menunjukkan besarnya hak ibu bapak kita.
71
Yakni bermaksiat kepada Allah, bahkan Dia menjadikan aku seorang yang taat, tunduk, khusyu‟ dan
merendahkan diri kepada Allah, bertawadhu‟ kepada hamba-hamba Allah.

10 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


33. 72Dan kesejahteraan73 semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku
dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali74.”

          
34. Itulah75 Isa putra Maryam; sebagai perkataan yang benar76, yang mereka ragukan kebenarannya.

                  
35. Tidak patut bagi Allah mempunyai anak77, Mahasuci Dia78. Apabila Dia hendak menetapkan
sesuatu79, maka Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu80.

         


36. (Isa berkata), “Dan sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu81, maka sembahIah Dia82.
Ini adalah jalan yang lurus83.”

            
37. Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka84. Maka celakalah orang-
orang kafir85 pada waktu menyaksikan hari yang agung!86

72
Yakni karena karunia Tuhanku dan kemurahan-Nya aku memperoleh keselamatan dari berbagai
keburukan, setan, dan dari azab.
73
Dari Allah.
74
Dalam ayat di atas, Nabi Isa 'alaihis salam menetapkan kehambaan-Nya kepada Allah 'Azza wa Jalla dan
bahwa dia adalah salah satu di antara sekian makhluk ciptaan-Nya, ia hidup dan akan mati, serta akan
dibangkitkan sebagaimana makhluk-makhluk yang lain.
75
Yakni yang disifati dengan sifat-sifat tersebut adalah Isa putra Maryam.
76
Berita yang Allah sebutkan inilah yang benar, sedangkan berita yang menyelisihinya adalah dusta. Oleh
karena itu, mereka meragukan kebenarannya. Kata " ‫ " قَذ ْكول‬ada yang membacanya dengan mendhammahkan
lamnya dan ada yang memfathahkan lamnya. Adapun Ibnu Mas'ud, maka ia membacanya dengan " ٍّ ‫قَذ ُرل ْكاَذ‬
".
77
Yakni mustahil Dia mempunyai anak, karena Dia Mahakaya lagi Maha Terpuji, Milik-Nya semua yang
ada di langit dan di bumi, maka bagaimana mungkin Dia mengambil hamba dan milik-Nya sebagai anak?!
78
Dari memiliki anak dan dari segala kekurangan.
79
Baik sesuatu yang besar maupun kecil, tidaklah berat bagi-Nya.
80
Termasuk di antaranya adalah penciptaan Isa tanpa bapak, yang demikian mudah bagi-Nya.
81
Yakni Dialah Yang Menciptakan kita, membentuk rupa kita, mengatur kita dan memberlakukan kepada
kita taqdir-Nya. Ayat ini menunjukkan bahwa dakwah Nabi Isa „alaihis salam adalah tauhid sebagaimana
para nabi yang lain, dan bahwa Nabi Isa „alaihis salam tidak mengajak untuk menyembah dirinya, bahkan
mengajak menyembah Allah saja.
82
Di ayat ini terdapat ikrar terhadap rububiyyah Allah dan uluhiyyah-Nya. Keberhakan-Nya untuk diibadahi
karena Dia adalah Rabbul „aalamin (Tuhan semesta alam).
83
Yang dapat menyampaikan ke surga. Barang siapa yang mengikutinya, maka dia akan mendapatkan
petunjuk, dan barang siapa yang menyelisihinya, maka dia akan teresat.
84
Yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani atau antara sesama Yahudi atau sesama Nasrani. Mereka berselisih
tentang Nabi Isa 'alaihis salam setelah jelas bahwa Beliau adalah hamba Allah dan rasul-Nya serta kalimat-
Nya yang disampaikan kepada Maryam dan roh ciptaan-Nya. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa
Isa putra Allah, ada yang mengatakan tuhan di samping Allah, ada yang mengatakan bahwa Isa salah satu di

11 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
38. 87Alangkah tajam pendengaran mereka dan alangkah terang penglihatan mereka88 pada hari
mereka datang kepada kami89. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam
kesesatan yang nyata90.

antara yang tiga, dan ada pula yang tidak mengakui kerasulan Isa, bahkan menuduhnya sebagai anak zina
seperti halnya orang-orang Yahudi. Semua perkataan ini adalah batil, didasari atas keraguan dan
penentangan. Bahkan Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya sebagaimana nabi-nabi yang lain. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذ ل َذمُر ُر َذْك َذق َذه ِذ َذ َذ ْك َذَذ‬،‫يسى َذْك ُر لَّك َذ َذر ُرسوُر ُر‬ ‫َذ ْك َذ ِذ َذ َذ ْك َذ ِذَذ َذ ِذَّك لَّك ُر َذ ْك َذ ُر َذ َذ ِذ َذ‬
‫ َذ َذ َّك َذ‬،‫ َذ َذ َّك ُرُمَذ َّكم ً َذْك ُر ُر َذ َذر ُرسوُر ُر‬،‫ي َذ ُر‬
‫ َذ ْك َذ لَذ ُر لَّك ُر اَذنَّك َذ َذلَذى َذ َذ َذ ِذ َذ َذل َذم ِذ‬، ٌّ ‫ َذ نَّك ُرر َذ‬، ٌّ ‫ َذ اَذنَّك ُر َذ‬،‫َذ ُرر ٌحو ِذ ْكن ُر‬
"Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah saja tidak ada sekutu
bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba Allah dan
utusan-Nya serta kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam dan roh ciptaan-Nya, dan bersaksi
bahwa surga adalah benar, dan neraka juga benar, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga
bagaimana pun amal yang dia kerjakan." (HR. Bukhari dan Muslim)
85
Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidak mengatakan, “Maka celakalah mereka” yang kembalinya kepada
golongan-golongan itu, tetapi kecelakaan ditujukan kepada orang-orang yang kafir, karena di antara
golongan yang berbeda itu ada golongan yang sesuai dengan kebenaran, di mana golongan itu mengatakan
tentang Isa, bahwa Beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, mereka inilah orang-orang mukmin. Dalam
ayat ini terdapat ancaman yang keras kepada orang-orang kafir; yang berani berdusta terhadap Allah dan
mengatakan bahwa Dia punya anak, namun Dia menangguhkan mereka sampai hari Kiamat karena
hilm(santun)-Nya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ ِذَّك ُر ْك َذْك َذللُرو َذ َذ ُر ِذ ًّ َذ َذْك َذللُرو َذ َذ ُر َذ َذ ً َذ ُره َذو َذ َذ َذ َذ‬، ‫َذ َذ َذ ٌح َذ ْك َذ َذ َذلَذى َذ ًى َذ ْكس َذم ُرل ُر ِذ َذ اِذ تَذ َذل َذ‬
‫ي َذْك ُرقُر ُر ْك َذ ُر َذل اي ْك َذ ُر ْكل ي ْك‬
"Tidak ada yang sabar terhadap perkataan yang menyakitkan yang didengarnya daripada Allah Ta'ala.
Sesungguhnya mereka menjadikan tandingan dan anak untuk-Nya, tetapi Dia tetap memberikan rezeki,
menjaga dan memberi mereka." (HR. Muslim)
86
Yaitu hari kiamat, hari yang disaksikan oleh penghuni langit dan bumi, disaksikan oleh Al Khaliq dan
makhluk, penuh dengan peristiwa yang menegangkan, dan di sana terdapat pembalasan terhadap amal.
Ketika itulah, semakin nyata apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan.
87
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman tentang keadaan orang-orang kafir pada hari Kiamat.
88
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat As Sajdah: 12, "Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka
ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya
Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan
mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin." Kalau sekiranya mereka
sadar, melihat dan mendengar sebelum melihat azab tentu hal itu akan bermanfaat bagi mereka, namun
sayang mereka sadar setelah melihat azab.
89
Yakni pada hari Kiamat.
90
Mereka tuli dari mendengarkan yang hak dan buta dari melihatnya. Mereka tidak memiliki alasan sedikit
pun, karena keadaan mereka adalah sebagai orang yang menentang lagi sesat padahal mengetahui (yakni
mengetahui yang benar tetapi berpaling darinya) atau sebagai orang yang sesat dari jalan yang benar, tetapi
mampu mengetahui yang hak, tetapi lebih ridha dengan kesesatannya dan keburukan amalnya serta tidak
mau berusaha mengetahui yang hak. Namun pada hari kiamat pendengaran mereka begitu tajam dan
penglihatan mereka begitu terang. Mereka akan berkata, "Ya Tuhan Kami, Kami telah melihat dan
mendengar, maka kembalikanlah Kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang yakin." (Terj. As Sajdah: 12).

12 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
39. Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan91, (yaitu) ketika segala perkara telah
diputuskan92. Sedang mereka93 dalam kelalaian dan mereka tidak beriman.

        


40. 94Sesungguhnya Kamilah yang mewarisi bumi95 dan semua yang ada di atasnya, dan hanya
kepada Kami mereka dikembalikan96.

91
Yaitu hari kiamat, karena ketika itu banyak orang yang menyesal disebabkan tidak berbuat ihsan di dunia.
Penyesalan apa yang lebih besar daripada penyesalan ketika seseorang tidak mendapatkan keridhaan Allah
dan surga-Nya, bahkan malah mendapatkan kemurkaan-Nya dan neraka, dan lagi di sana tidak ada lagi
kesempatan untuk memperbaiki diri. Maka beramallah wahai saudaraku, sebelum tiba hari yang di sana
bukan lagi saat untuk beramal, bahkan yang ada adalah pembalasan terhadap amal.
92
Yakni ketika telah dipisahkan penghuni surga dan penghuni neraka, dan masing-masing menempati
tempatnya. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Sa'id ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ْكَذه َذ ْكاَذنَّك َذه ْك‬:‫ اَذيُر َذق ُرل‬،‫ اَذيُروقَذ ُر َذ ْك َذ ْكاَذنَّك َذ نَّك ر‬،‫ ُرَذ اُر ْك َذم ْكو َذ َذَّك ُر َذ ْك ٌح َذْك لَذ ُرح‬،‫ َذ ْكَذه ُر نَّك ر نَّك َذر‬،‫َذ َذ َذ َذ ْكَذه ُر ْكاَذنَّك ْكاَذنَّك َذ‬
‫ اَذيَذ ْك َذِذُّبو َذ‬:‫ َذ ْكَذه َذ نَّك ِذر َذه ْك تَذ ْكل ِذاُرو َذ َذه َذذ ؟ قَذ َذل‬:‫ اَذيُر َذق ُرل‬:‫ قَذ َذل‬، ‫ َذ َذل ْك َذه َذذ ْك َذم ْكو ُر‬: ‫ َذ َذ ُرقوُرو َذ‬، ‫ اَذيَذ ْك َذِذُّبو َذ اَذيَذ ْكنظُرُر َذ‬:‫تَذ ْكل ِذاُرو َذ َذه َذذ ؟ قَذ َذل‬
‫ َذ َذ ْكَذه َذ نَّك ِذر ُر لُروٌح َذ‬، ‫ َذ ْكَذه َذ ْكاَذنَّك ِذ ُر لُروٌح َذ َذ ْكو َذ‬:‫ َذ ُر َذق ُرل‬:‫ قَذ َذل‬،‫ اَذيُر ْك َذ ُر ِذِذ اَذيُر ْكذ َذ ُرح‬:‫ قَذ َذل‬، ‫ َذ َذل ْك َذه َذذ ْك َذم ْكو ُر‬: ‫اَذيَذ ْكنظُرُر َذ َذ َذ ُرقوُرو َذ‬
:‫] قَذ َذل‬39 : [ }‫ { َذ َذْك ِذذ ْكرُره ْك َذ ْكوَذ ْكاَذ ْكسَذِذ ِذ ْك قُر ِذ َذ ْكاَذ ْك ُر َذ ُره ْك ِذ َذ ْك لَذ ٍة‬: ‫ول اِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬ ‫ ُرَّك قَذ َذَذ َذر ُرس ُر‬:‫ قَذ َذل‬، ‫َذ ْكو َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬
‫ ْكَذه ُر ُّب ْكيَذ ِذ َذ ْك لَذ ُّب ْكيَذ‬:‫َذ َذ َذ َذر يَذ ُرَّك قَذ َذل‬
"Apabila penghuni surge dan penghuni neraka masuk neraka, maka kematian akan didatangkan seperti
seekor kambing yang putih ada hitamnya, kemudian kambing itu dihentikan di antara surga dan neraka,
kemudian dikatakan, "Wahai penghui surga, apakah kalian kenal ini?" Maka penghuni surga menoleh
kepadanya dan melihat sambil berkata, "Ya. Ini adalah kematian." kemudian dikatakan, "Wahai penghui
neraka, apakah kalian kenal ini?" Maka penghuni neraka menoleh kepadanya dan melihat sambil berkata,
"Ya. Ini adalah kematian." Maka diperintahkan untuk disembelih, lalu disembelih. Kemudian dikatakan,
"Wahai penghuni surge! Kekal dan tidak ada kematian. Dan wahai penghuni neraka! Kekal dan tidak ada
kematian." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan ayat, "Dan berilah mereka
peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputuskan. Sedang mereka dalam
kelalaian dan mereka tidak beriman." (Terj. QS. Maryam: 39) Beliau berisyarat dengan tangannya dan
bersabda, "Penduduk dunia berada dalam kelalaian di dunia." (Hadits ini dinyatakan isnadnya shahih sesuai
syarat Bukhari dan Muslim oleh pentahqiq Musnad Ahmad. Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa Bukhari dan
Muslim juga meriwayatkan dalam kedua shahihnya yang lafaznya mendekatinya).
Abdullah bin Mas'ud pernah berkata, "Tidak ada satu pun jiwa kecuali melihat rumahnya di surga dan
rumahnya di neraka. Hal itu, pada hari penyesalan, lalu penghuni neraka melihat rumah yang Allah siapkan
jika mereka beriman, kemudian dikatakan kepada mereka, "Kalau kalian beriman dan beramal saleh, maka
kalian akan mendapatkan rumah ini yang kamu lihat berada di surga. Ketika itulah mereka menyesal…dst."
93
Saat ini (di dunia).
94
Manusia banyak yang terlena oleh dunia, padahal dunia beserta isinya akan ditinggalkan penghuninya dan
akan diwarisi oleh Allah, lalu mereka dikembalikan kepada-Nya untuk diberikan balasan. Oleh karena itu,
barang siapa yang mengerjakan kebaikan, maka pujilah Allah, dan barang siapa yang mengerjakan selain itu,
maka janganlah ada yang ia cela selain dirinya.
95
Mewarisi bumi maksudnya, setelah alam semesta ini hancur semuanya, maka Allah-lah yang kekal, Dia
akan memberikan keputusan terhadap makhluk-Nya dan tidak ada seorang pun yang dianiaya meskipun
seberat biji sawi.

13 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 41-50: Kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dengan bapaknya, penjelasan bahwa setan
adalah musuh manusia dan pentingnya berpaling dari orang-orang yang bodoh.

         


41. 97Ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim98 di dalam kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya dia
seorang yang sangat membenarkan99, dan seorang nabi.

               
42. (Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya100, "Wahai ayahku! Mengapa engkau
menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit
pun101?
96
Untuk diberikan balasan.
97
Kitab yang paling agung, paling utama dan paling tinggi adalah Al Qur‟an. Jika disebutkan berita di sana,
maka beritanya adalah berita yang paling benar, jika disebutkan perintah dan larangan di sana, maka perintah
dan larangan itu adalah yang paling adil. Jika disebutkan balasan, janji dan ancaman, maka janji dan
ancaman tersebut adalah yang paling benar, dan menunjukkan kebijaksanaan, keadilan dan karunia-Nya.
Jika disebutkan nama dan kisah para nabi dan rasul, maka nabi dan rasul yang disebutkan adalah nabi yang
lebih utama daripada yang lain, oleh karena itu sering diulang-ulang kisah para nabi dan rasul yang di sana
Allah melebihkan mereka daripada yang lain, meninggikan derajat dan perkara mereka, karena tugas yang
mereka jalankan, berupa ibadah kepada Allah, mencintai-Nya, kembali kepada-Nya, memenuhi hak-hak-
Nya dan hak hamba-hamba-Nya serta mengajak manusia kepada Allah serta bersabar di atasnya. Di surah
ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan secara garis besar kisah para nabi, di mana Allah
Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Rasul-Nya untuk mengingat kisah mereka, karena dengan
mengingat kisah tesebut dapat memperjelas pujian untuk Allah dan untuk mereka, menerangkan ihsan dan
karunia-Nya kepada mereka, dan di sana pun terdapat dorongan untuk beriman dan mencintai mereka serta
menjadikan mereka sebagai teladan.
98
Ibrahim „alaihis salam adalah nabi yang paling utama setelah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam, dialah orang yang Allah berikan kenabian dan kitab pada keturunannya, dialah orang yang mengajak
manusia kepada Allah, bersabar terhadap gangguan dan siksaan dari orang lain dalam berdakwah, Beliau
berdakwah kepada orang yang terdekat maupun yang jauh, dan berusaha semampunya mendakwahkan
bapaknya. Di ayat tersebut dan setelahnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan dialog yang sopan
dan bertahap dari Ibrahim kepada bapaknya.
Pada ayat yang mulia di atas, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam
untuk membacakan kepada kaumnya yang musyrik kisah Nabi Ibrahim nenek moyang mereka, dimana
mereka adalah keturunannya dan mengaku di atas ajarannya, padahal Beliau seorang yang bertauhid,
mengajak kepada tauhid, seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi.
99
Maksudnya, Nabi Ibrahim „alaihis salam adalah seorang Nabi yang sangat cepat membenarkan semua hal
yang ghaib yang datang dari Allah. Shiddiq juga berarti sangat banyak kejujurannya, di mana Beliau jujur
dalam ucapannya, dalam perbuatannya, dan dalam keadaannya serta membenarkan semua yang
diteperintahkan untuk dibenarkan, dan hal itu menunjukkan ilmu yang dalam yang sampai ke hati dan
membekas di dalamnya sehingga membuahkan keyakinan serta amal saleh yang sempurna.
100
Yaitu Azar, di mana ia seorang penyembah patung.
101
Yakni tidak bisa memberikan manfaat dan menghindarkan madharat (bahaya) darimu. Hal ini
menunjukkan kekurangan pada zatnya (diri patung itu) dan perbuatannya, karena tidak mampu mendengar,
melihat dan menolong. Demikian juga menunjukkan bahwa menyembah sesuatu yang memiliki kekurangan
baik pada zat maupun perbuatannya adalah perbuatan yang diangggap buruk oleh akal dan syara‟. Di
dalamnya juga terdapat isyarat, bahwa yang wajib dan pantas disembah adalah Tuhan yang memiliki
kesempurnaan, di mana semua nikmat yang diperoleh hamba berasal dari-Nya, dan tidak ada yang dapat
menghindarkan bahaya selain Dia.

14 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


             
43. Wahai ayahku! Sungguh, telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan
kepadamu102, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus103.

          


44. Wahai ayahku! Janganlah engkau menyembah setan104. Sungguh, setan itu durhaka kepada
Tuhan Yang Maha Pengasih105.

           
45. Wahai ayahku! Aku sungguh khawatir engkau akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha
Pengasih106, sehingga engkau menjadi teman bagi setan107.”

              

102
Kata-kata Nabi Ibrahim „alaihis salam sangat lembut, Beliau tidak mengatakan, “Wahai ayahku! Aku
mengetahui sedangkan engkau tidak mengetahui”, bahkan mengatakan, “Sungguh, telah sampai kepadaku
sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu.”
103
Yaitu beribadah kepada Allah saja dan menaati-Nya dalam semua keadaan. Ini adalah jalan yang lurus;
jalan yang membuat sampai ke tempat tujuan dan terhindar dari sesuatu yang mengkhawatirkan, dan sebagai
jalan yang mengarah kepada surga dan keridhaan-Nya.
104
Yaitu dengan menaatinya untuk menyembah patung. Dikatakan menyembah setan adalah karena orang
yang menyembah selain Allah sama saja menyembah setan. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,
"Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu wahai Bani Adam agar kamu tidak menyembah setan?
Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu." (Terj. QS. Yasin: 60)
105
Barang siapa yang mengikuti jejak langkahnya, maka sama saja telah menjadikan kawannya, dan ia akan
bermaksiat kepada Allah seperti halnya setan.
106
Karena perbuatan syirk dan maksiatmu jika engkau tidak bertobat. Yang demikian disebabkan tetap
terusnya ayahnya di atas kekafiran serta sikap melampaui batas.
107
Di neraka. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
Beliau bersabda,
‫ي َذ تَذل ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ اَذيَذ ُرق ُر‬،‫ َذ َذلَذى َذ ْك ِذ َذ َذر قَذَذ َذٌح َذ َذَذ َذٌح‬،‫َذْكل َذقى ِذ ْك َذ ِذهي ُر َذَذ ُر َذ َذر َذ ْكوَذ ِذقيَذ َذ ِذ‬
‫ اَذ يَذ ْكوَذ َذ‬:‫ول َذُروُر‬ ‫ اَذيَذ ُرق ُر‬،‫ص ِذِن‬ ‫ َذ َذْك َذقُر ْك َذ َذ ْك‬:‫ول َذ ُر ِذ ْك َذ هي ُر‬
" : ‫ول لَّك ُر تَذ َذل َذ‬ ‫ اَذَذ ُّب ِذ ْك ٍة َذ ْك َذى ِذ ْك َذِذ اَذْك َذل ِذ؟ اَذيَذ ُرق ُر‬، ‫َّكي َذ َذ ْك تَذِذِن َذ ْك َذ ُرْك ِذَذِذِن َذ ْكوَذ ُرْك َذلثُرو َذ‬ ‫ اَذي ُرق ُر ِذ‬،‫صيي‬
‫ َذ َذر ٍّ ِذ َذ‬:‫ول ِذ ْك َذ هي ُر‬ ‫َذ ْك َذ َذ‬
‫ِذ‬
‫ اَذيُر ْك َذ ُرذ ِذَذقو ِذ ِذم ِذ اَذيُر ْكل َذقى ِذ‬،‫ اَذِذإ َذ ُرهو ِذ ِذذ ٍةي ُر ْكلَذ ِذ ٍةي‬، ‫ي؟ اَذيَذ ْكنظُر‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذْك َذ ِذر ْك لَذْكي َذ‬،‫ َذ ِذ ْك َذ هي ُر‬:‫ ُرَّك ُر َذق ُرل‬، ‫ِذ ٍّ َذ َّك ْك ُر اَذنَّك َذ َذلَذى َذك ا ِذ َذ‬
‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫ُر‬
‫نَّك ِذر‬
"Ibrahim akan bertemu ayahnya Azar pada hari Kiamat, sedangkan di wajah Azar ada asap hitam dan debu,
lalu Ibrahim berkata kepadanya, "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, "Janganlah engkau
mendurhakaiku," ayahnya berkata, "Pada hari ini aku tidak akan mendurhakaimu." Ibrahim pun berkata,
"Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah berjanji kepadaku agar tidak menghinakanku pada hari
dibangkitkan, maka kehinaan apa yang lebih dalam daripada ayahku yang dijauhkan?" Allah Ta'ala
berfirman, "Sesungguhnya Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir." Kemudian dikatakan, "Wahai
Ibrahim, apa yang ada di bawah kedua kakimu?" Maka Ibrahim melihat, ternyata ia (ayahnya) menjadi
anjing hutan yang lebat bulunya yang berlumuran darah, kemudian kaki-kakinya dipegang lalu dilemparkan
ke dalam neraka."

15 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


46. Dia (ayahnya) berkata, "Bencikah engkau kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim?108 Jika
engkau tidak berhenti109, pasti engkau akan kurajam110, maka tinggalkanlah aku untuk waktu yang
lama111.”

            
47. Dia (Ibrahim) berkata112, "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu113, aku akan
memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku114. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku115.

              
48. 116Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang engkau sembah selain Allah, dan
aku akan berdoa kepada Tuhanku117, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa
kepada Tuhanku118.”

               
49. 119Maka ketika dia (Ibrahim) sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka
sembah selain Allah120, Kami anugerahkan kepadanya Ishak dan (setelahnya) Ya'qub121. Dan
masing-masing Kami angkat menjadi nabi.

108
Sehingga engkau mencelanya.
109
Yakni dari mencela sesembahan-sesembahanku dan dari mengajakku beribadah kepada Allah.
110
Yakni kulempari dengan batu atau aku caci-maki dengan kata-kata yang jelek.
111
Atau selama-lamanya.
112
Nabi Ibrahim „alaihis salam menjawab dengan jawaban „ibadurrahman (hamba-hamba Ar Rahman)
terhadap ucapan orang-orang yang bodoh, dan tidak membalas, bahkan bersabar serta tidak menyikapi
ayahnya dengan sikap yang buruk.
Bisa juga diartikan, “Keselamatan atasmu” yakni engkau akan selamat dari perkataan dan sikap yang
113

menyakitkan dariku.
114
Maka Nabi Ibrahim melakukan janjinya itu dengan memintakan ampunan untuk ayahnya. Hal ini
sebelum jelas baginya, bahwa ayahnya adalah musuh Allah. Setelah jelas bahwa ayahnya adalah musuh
Allah, maka beliau tidak memintakan ampunan untuknya serta berlepas diri darinya (lihat At Taubah: 114).
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kita untuk mengikuti agama Nabi Ibrahim, di antaranya adalah
mengikuti jejaknya dalam berdakwah kepada Allah, dengan ilmu, hikmah (kebijaksanaan), lembut, halus
dan bertahap serta bersabar di atasnya dan tidak bosan, demikian pula bersabar terhadap gangguan orang lain
baik yang berupa ucapan (seperti caci-maki) maupun perbuatan (seperti disakiti), menyikapinya dengan
memaafkan, bahkan dengan sikap ihsan baik yang berupa ucapan maupun perbuatan.
115
Sangat sayang dan perhatian kepadaku.
116
Ketika Nabi Ibrahim melihat bahwa kaumnya dan ayahnya tidak dapat lagi diharapkan keimanannya.
117
Bisa juga diartikan, “dan aku hanya beribadah kepada Tuhanku (saja).”
118
Sebagaimana kalian kecewa ketika berdoa kepada patung-patung.
Inilah tugas da‟i yang melihat bahwa orang yang didakwahkannya tidak bisa diharapkan lagi, yaitu ketika
mereka mengikuti hawa nafsunya, nasehat tidak lagi berguna, dan mereka terombang-ambing dalam
kesesatan, hendaknya ia menyibukkan diri memperbaiki dirinya, mengharap kepada Tuhannya agar amalnya
diterima, menjauhi keburukan dan orang-orangnya („uzlah), lihat pula surah Al Maa‟idah: 105.
119
Oleh karena meninggalkan kampung halaman, keluarga dan kaumnya adalah sesuatu yang paling berat
bagi seseorang, dan Nabi Ibrahim meninggalkan semua itu karena Allah, maka Allah menggantinya dengan
yang lebih baik darinya, Allah menganugerahkan kepadanya seorang anak, yaitu Ishak, dan daripadanya
lahir Ya‟kub.

16 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
50. Dan Kami anugerahkan kepada mereka122 sebagian dari rahmat Kami123 dan Kami jadikan
mereka buah tutur yang baik dan mulia124.

Ayat 51-57: Kisah beberapa nabi yang lain, sifat mereka dan penjelasan pentingnya shalat
dan zakat.

           
51. Dan ceritakanlah (Muhammad)125, kisah Musa di dalam kitab (Al Qur‟an). Dia benar-benar
orang yang terpilih126, seorang rasul dan nabi127.

       


52. Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung (Sinai)128 dan Kami dekatkan dia
untuk bercakap-cakap.

120
Dengan pergi menuju negeri yang disucikan (muqaddas).
121
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ‬
‫وس ُر ْك ُر َذ ْكل ُرقو َذ ْك ِذ ِذ ْكس َذ َذا ْك ِذ ِذْك َذ هي َذ َذلَذْكي ِذ ُر َّكس َذ ُر‬
‫ ْك ِذ َذك ِذ ِذ ُر ُر‬، ‫ ْك ِذ َذك ِذ ِذ‬، ‫ ْك ُر َذك ِذ ِذ‬،‫َذك ِذ ُر‬
"Orang mulia putera orang mulia, cucu orang mulia, dan cicit orang mulia adalah Yusuf putera Ya'qub
putera Ishak putera Ibrahim 'alaihis salam." (HR. Bukhari)
122
Yakni Ibrahim dan anak-anaknya.
123
Yaitu ilmu yang bermanfaat, amal yang saleh, dan keturunan yang banyak, di mana banyak yang menjadi
nabi dan wali, serta diberikan kecukupan rezeki.
124
Di setiap umat. Mereka adalah para pemimpin orang-orang yang berbuat ihsan, Allah tebarkan pujian
yang baik lagi tinggi di tengah-tengah manusia, nama mereka disebut-sebut, mereka pun dijadikan teladan,
dan dicintai oleh manusia. Oleh karenanya, banyak manusia yang menamai anak-anak mereka dengan nama
para nabi dan rasul.
125
Dengan menunjukkan kemuliaannya, mengenalkan kedudukannya dan akhlaknya yang mulia.
126
Mukhlas di ayat tersebut boleh dibaca mukhlis, yang artinya orang yang ikhlas dalam beribadah.
Sedangkan mukhlas, berarti orang yang dipilih Allah di antara sekian makhluk-Nya.
Ats Tsauriy meriwayatkan dari Abdul 'Aziz bin Rafi' dari Abu Lubabah, ia berkata: Kaum hawariyyun
berkata (kepada Nabi Isa 'alaihis salam), "Wahai roh ciptaan Allah, beritahukanlah kepada kami tentang
orang yang ikhlas?" Ia menjawab, "Yaitu orang yang beramal karena Allah dan tidak suka orang-orang
memujinya."
127
Untuk menambah pengetahuan, perlu kiranya kami terangkan perbedaan antara nabi dan rasul.
Rasul adalah seorang yang mendapatkan wahyu dan dikirim kepada orang-orang yang menyimpang atau
orang-orang kafir, mengajak manusia kepada syari‟at baru yang dibawanya, terkadang ia memiliki kitab dan
terkadang tidak. Seorang rasul sudah tentu nabi, sedangkan seorang nabi belum tentu rasul.
Nabi adalah seorang yang mendapatkan wahyu dan dikirim kepada orang-orang yang sudah beriman, di
mana ia mengajak kepada syari‟at sebelumnya, menghidupkannya dan menggunakan hukum dengan syari‟at
sebelumnya. terkadang ia menerima kitab.
Allah Subhaanahu wa Ta'ala menggabung dua sifat ini "Rasul dan nabi" kepada Musa 'alaihis salam karena
ia termasuk rasul ulul 'azmi yang lima, yaitu: Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad 'alaihimush shalaatu
was salam.

17 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
53. Dan Kami telah menganugerahkan sebagian rahmat Kami kepadanya, yaitu (bahwa)
saudaranya, Harun, menjadi seorang nabi129.

            
54. Dan ceritakanlah (Muhammad), kisah Ismail130 di dalam kitab (Al Qur‟an). Dia benar-benar
seorang yang benar janjinya131, seorang rasul132 dan nabi.

         
55. Dan dia menyuruh keluarganya133 untuk (melaksanakan) shalat134 dan (menunaikan) zakat, dan
dia seorang yang diridhai di sisi Tuhannya135.

128
Yakni dari sisi kanan Musa ketika ia pergi menuju tempat api yang menyala. Ketika sampai di sana, ia
mendapatinya di sebelah kanan gunung Sinai, lalu Allah mendekatkannya dan berbicara kepadanya.
129
Allah mengabulkan permintaan Nabi Musa „alaihis salam, ketika beliau meminta agar saudaranya, yaitu
Harun diutus pula bersamanya, dan Harun lebih tua usianya daripada Musa. Sebagian kaum salaf berkata,
"Tidak ada syafaat (permohonan yang diajukan untuk seseorang) di dunia yang lebih besar diberikan
seseorang kepada orang lain daripada syafaat yang dilakukan Musa untuk Harun, yaitu agar menjadi seorang
nabi."
130
Di mana dari Beliau lahir bangsa Arab Hijaz. Dalam ayat ini Allah Ta'aala memuji Isma'il bin Ibrahim,
bahwa ia adalah seorang yang benar janjinya. Memenuhi janji merupakan sifat terpuji, sedangkan
mengingkarinya termasuk sifat tercela. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, "Wahai orang-orang yang
beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?--Sangat besar kebencian di sisi
Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (Terj. QS. Ash Shaff: 2-3)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫ َذ ِذ َذ ْكاُرِذ َذ َذ َذ‬، ‫ َذ ِذ َذ َذ َذ َذ َذ ْك لَذ َذ‬، ‫ ِذ َذ َذ َّك َذ َذ َذذ َذ‬: ‫َذ ُر انَذ اِذ ِذ َذ َذ ٌح‬
‫ُر‬
"Tanda orang munafik itu tiga; apabila berbicara berdusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya
berkhianat." (HR. Bukhari dan Muslim)
131
Yakni selalu menepati janji, baik janji dengan Allah maupun janji dengan manusia. Oleh karena itu,
tidaklah Beliau bernadzar untuk menjalankan suatu ibadah kecuali Beliau melakukannya dan memenuhi
haknya, bahkan ketika Beliau berjanji siap untuk disembelih, Beliau berkata kepada ayahnya, “Engkau akan
mendapatiku insya Allah termasuk orang yang sabar.” Beliau memenuhi janjinya dan mempersilahkan
bapaknya menyembelihnya, yang kemudian Allah tebus dengan kambing sebagai ganti Isma‟il, di mana di
dalam kisah Beliau banyak pelajaran yang dapat diambil, salah satunya adalah bahwa Allah Subhaanahu wa
Ta'aala tidaklah memberikan ujian dengan ujian yang sampai membinasakan dirinya, kalau pun seakan-akan
seperti membinasakan dirinya, maka hal itu agar diketahui dengan jelas sejauh mana kesabarannya.
132
Yang diutus kepada suku Jurhum. Ayat ini menunjukkan keutamaan Nabi Isma‟il di atas saudaranya,
yaitu Ishak, karena Ishaq hanya disifati dengan kenabian saja, sedangkan Isma‟il disifati dengan kenabian
dan kerasulan.
133
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “ahl” (keluarga) di ayat tersebut adalah
umatnya, wallahu a‟lam. Beliau menyuruh keluarga atau umatnya untuk senantiasa mendirikan shalat yang
di sana terdapat ikhlas kepada Allah, dan memerintahkan berzakat, yang di sana terdapat sikap ihsan kepada
makhluk. Beliau menyempurnakan diri dan orang lain, terutama sekali keluarganya yang lebih berhak
disempurnakan sebelum yang lain.
134
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Thaahaa: 132. Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah
meriwayatkan dari Abu Hurairah,

18 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
56. Dan ceritakanlah (Muhammad)136 kisah Idris di dalam kitab (Al Qur‟an). Sesungguhnya dia
seorang yang sangat mencintai kebenaran137 dan seorang nabi.

   


57. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi138.

Ayat 58-63: Perselisihan manusia setelah kedatangan para nabi, di antara mereka ada yang
berpaling dan mengikuti hawa nafsunya, dan di antara mereka ada yang beriman sehingga ia
beruntung.

                

              
58. Mereka itulah orang yang telah diberi nikmat oleh Allah139, yaitu dari (golongan) para nabi dari
keturunan Adam140, dan dari orang yang Kami bawa (dalam kapal) bersama Nuh141, dan dari
keturunan Ibrahim142 dan Israil (Ya‟kub)143, dan dari orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah

‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬


‫ َذر َذ لَّك ُر ْك َذَذً قَذ َذ ْك َذ لَّكْكي ِذ اَذ َذ‬،‫ َذ َذ َذح ِذ َذ ْك ِذ َذ ْك َذم اَذ‬، ‫ اَذِذإ ْك َذَذ ْك‬،‫ َذ َذْك َذق َذ ْك َذَذتَذ ُر‬،‫صلَّكى‬
، ‫صلَّك ْك‬ ‫َذر َذ لَّك ُر َذر ُر ً قَذ َذ َذ لَّكْكي ِذ اَذ َذ‬
‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذ َذ ْك َذ ْك ْك َذم اَذ‬،‫ اَذإ ْك َذَذَب‬، ‫َذ َذْك َذقظَذ ْك َذ ْك َذ َذ‬
"Semoga Allah merahmati seseorang yang bangun di malam hari lalu shalat, dan membangunkan istrinya.
Jika istrinya enggan, maka ia memercikkan air ke mukanya. Dan semoga Allah merahmati seorang waniita
yang bangun di malam hari, lalu shalat dan membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan, maka ia
memercikkan air ke mukanya." (Hadits ini dinyatakan "hasan shahih" oleh Syaikh Al Albani)
135
Yang demikian disebabkan karena ia melakukan perbuatan-perbuatan yang diridhai Allah dan berusaha
mencari keridhaan-Nya.
136
Sambil memuliakannya dan menyifatinya dengan sifat yang sempurna.
137
Orang yang shiddiq berarti dalam dirinya terdapat sikap membenarkan secara sempurna, ilmu, keyakinan,
dan amal yang saleh.
138
Menurut Mujahid, Allah mengangkat Idris dalam keadaan belum meninggal sebagaimana Isa diangkat.
Menurut Al Hasan dan lainnya, Allah mengangkat Idris ke surga. Disebutkan dalam hadits shahih, bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika isra‟-mi‟raj bertemu dengan Idris di langit keempat.
139
Yaitu nikmat kenabian dan kerasulan.
140
Yaitu Idris, kakek Nabi Nuh. Namun ada yang berpendapat, bahwa Idris adalah salah seorang nabi Bani
Israil berdasarkan hadits Isra‟-Mi‟raj, di mana ia mengatakan dalam salamnya kepada Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam, “Selamat datang nabi yang saleh dan saudara yang saleh.” Ia tidak mengatakan,
“dan anak yang saleh” seperti yang diucapkan Adam dan Ibrahim „alaihimas salam kepada Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam.
141
Yaitu Ibrahim, cucu dari anak Nabi Nuh bernama Sam.
142
Yaitu Isma‟il, Ishak, dan Ya‟kub.
143
Yaitu Yusuf, Musa, Harun, Zakaria, Yahya, dan Isa.

19 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka144, maka
mereka tunduk sujud dan menangis145.

             
59. Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat146 dan mengikuti
hawa nafsunya147, maka mereka kelak akan tersesat148,

            
60. Kecuali orang yang bertobat149, beriman150 dan beramal saleh151, maka mereka itu152 akan
masuk surga dan tidak dizalimi (dirugikan) sedikit pun153,

144
Dihubungkannya ayat-ayat dengan nama-Nya Ar Rahman menunjukkan, bahwa ayat-ayat-Nya termasuk
rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya dan ihsan-Nya kepada mereka, di mana dengan ayat-ayat tersebut
Dia menunjuki mereka kepada kebenaran, memperlihatkan kepada mereka mata mereka yang sebelumnya
buta, menyelamatkan dari kesesatan, dan mengajarkan ilmu kepada mereka yang sebelumnya mereka jahil
(tidak tahu).
145
Yakni apabila mereka mendengar firman Allah Ta'ala, maka mereka tunduk bersujud, sambil memuji dan
bersyukur kepada Allah 'Azza wa Jalla karena nikmat yang besar yang diberikan kepada mereka dan sambil
menangis. Oleh karena itu, jadilah kamu seperti mereka. Dan para ulama sepakat terhadap pensyariatan
sujud di ayat ini karena mengikuti mereka.
146
Yakni dengan meninggalkannya seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani atau menundanya hingga lewat
waktunya. Jika shalat yang menjadi tiang agama, timbangan keimanan dan keikhlasan kepada Rabbul
„alamin, yang merupakan amalan yang paling utama setelah tauhid sudah diabaikan, maka sudah tentu
amalan yang lain lebih diabaikan.
147
Demikianlah ketika shalat sudah ditinggalkan, ia tidak punya lagi pegangan, sehingga ketika ada arus
deras maksiat yang menghampirinya, maka ia terbawa olehnya ke mana saja.
148
Ada yang menafsirkan, bahwa ghay adalah lembah di neraka Jahannam yang dalam dan berbau busuk (ini
adalah tafsir Ibnu Mas'ud). Ada pula yang menafsirkan, bahwa ghay adalah azab yang berlipat ganda lagi
keras, ada pula yang menafsirkan dengan kerugian (ini adalah tafsir Ibnu Abbas), dan ada pula yang
menafsirkan, bahwa ghay adalah lembah di neraka Jahannam yang terdiri dari nanah dan darah (ini adalah
tafsir Abu 'Iyadh).
Sa‟id bin Al Musayyib rahimahullah berkata, “Orang itu tidak shalat Zhuhur kecuali setelah tiba waktu
„Ashar, tidak shalat Ashar kecuali setelah tiba waktu Maghrib, tidak shalat Maghrib kecuali setelah tiba
waktu Isya dan tidak shalat Isya kecuali setelah tiba waktu Subuh dan tidak shalat Subuh kecuali setelah
terbit matahari. Orang yang meninggal dalam kondisi terus-menerus seperti ini dan tidak bertobat, maka
Allah ancam dengan al ghayy, yaitu lembah di neraka Jahannam yang sangat dalam dan busuk rasanya.”
Jika orang yang menunda shalat sampai tiba waktu shalat berikutnya sudah seperti ini keadaannya, lalu
bagaimana dengan orang yang meninggalkan shalat? –na‟uudzu billahi min dzaalik-.
Neraka, itulah tempat orang yang meninggalkan shalat. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"--- Mereka menjawab, "Kami dahulu tidak
termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat--Dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,---
Dan kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,---Dan kami
mendustakan hari pembalasan,---Hingga datang kepada kami kematian". (ter. Al Muddatstsir: 42-47)
Umat Islam juga tidak berselisih bahwa meninggalkan shalat dengan sengaja termasuk dosa-dosa besar yang
sangat besar, dan bahwa dosanya lebih besar di sisi Allah daripada dosa membunuh, mengambil harta, zina,
mencuri dan meminum khamr.
Dari meninggalkan shalat atau dari syirk, bid‟ah dan maksiat yang dilakukannya. Ia berhenti darinya dan
149

menyesal terhadapnya serta berniat keras untuk tidak mengulanginya.


150
Kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan qadar-Nya.

20 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
61. yaitu surga 'Adn154 yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih155 kepada hamba-
hamba-Nya156, sekalipun (surga itu) tidak tampak157. Sungguh, janji Allah itu pasti ditepati.

            
62. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang tidak berguna158, kecuali ucapan
salam159. Dan di dalamnya bagi mereka ada rezeki pagi dan petang160.

151
Yaitu amal yang disyari‟atkan Allah melalui lisan Rasul-Nya disertai ikhlas dalam mengerjakannya.
152
Yang menggabung antara tobat, iman dan amal saleh.
153
Yakni pahala mereka, bahkan pahalanya akan mereka dapatkan secara sempurna. Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ ِذ‬
‫َذ َّك ُر َذ َّكذ ْك ِذ َذ َذم ْك َذ َذ ْك َذ َذ ُر‬
"Orang yang bertobat dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa." (HR. Ibnu Majah, dan dihasankan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 3008)
154
Yakni surga yang menjadi tempat bermukim, di mana mereka tidak akan pindah daripadanya. Yang
demikian karena tempatnya yang luas, dan banyak kebaikan dan kesenangannya.
155
Dihubungkannya surga dengan nama-Nya Ar Rahman (Yang Maha Pengasih) karena di dalamnya
terdapat rahmat dan ihsan-Nya yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di
hati manusia, bahkan Allah menamai surga-Nya itu dengan rahmat-Nya. Dia berfirman, “Adapun orang-
orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di
dalamnya.” (Terj. Ali Imran: 107) Di samping itu, dihubungkannya surga dengan rahmat-Nya menunjukkan
tetap terusnya kesenangan itu dan akan kekal sebagaimana kekal rahmat-Nya, dan surga merupakan atsar
(pengaruh) dari rahmat-Nya.
156
Yakni hamba-hamba-Nya yang beribadah hanya kepada-Nya dan mengikuti syariat-Nya, sehingga sifat
ubudiyyah (kehambaan) dimiliki mereka.
157
Gaib di sini bisa terkait dengan surga, yakni keadaannya yang masih gaib. Bisa juga terkait dengan
hamba-hamba-Nya, di mana mereka beribadah kepada Tuhan mereka ketika mereka tidak terlihat dan ketika
mereka tidak melihat kepada-Nya. Bisa juga maknanya, bahwa surga yang dijanjikan Ar Rahman termasuk
perkara yang tidak ditangkap oleh sifat-sifat, dan tidak ada yang mengetahuinya selain Allah. Semua makna
ini adalah benar, namun yang lebih dekat adalah makna yang pertama, yakni “sekalipun surga itu tidak
tampak.”
158
Demikian pula perkataan yang menimbulkan dosa, mereka tidak mendengar caci-maki dan celaan di sana,
serta ucapan yang terdapat maksiat kepada Allah.
159
Dari malaikat atau dari sesama mereka. Bisa juga maksud “salam” di ayat ini adalah selamatnya ucapan
dari setiap cacat, seperti ucapan dzikrullah, salam penghormatan, ucapan yang menyenangkan, berita
gembira, pembicaraan yang baik di antara sesama, mendengar firman Ar Rahman, mendengarkan suara-
suara yang merdu, dan sebagainya, karena surga merupakan tempat kesejahteraan, oleh karenanya tidak ada
di sana selain kesejahteraan yang sempurna dari berbagai sisi.
160
Di surga tidak ada malam dan siang, yang ada hanyalah sinar dan cahaya selamanya. Imam Ahmad,
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,

، ‫ ِذيَذُر ُر ْك اِذي َذ َّكذ َذه ُر‬، ‫ َذ َذ َذَذ غَذ َّكوطُرو َذ‬، ‫ َذ َذ َذَيْكَذ ِذخ ُرو َذ‬، ‫ص ُرقو َذ اِذي َذ‬‫ َذ َذْك ُر‬،‫ورِذ َذق َذم ِذ َذْكي لَذ َذ َذ ْك ِذر‬
‫ورتُر ُر ْك َذلَذى ُر َذ‬
‫ٍة ِذ‬
‫َذَّك ُرل ُر ْك َذ تَذل ُر اَذنَّك َذ ُر َذ‬
‫ ُر ى ُر ُّبي ُرسوقِذ ِذ م ِذ ْك َذر ِذا لَّك ْك ِذ‬، ‫ ِذ ُرك ٍّ ِذ ٍة ِذ ْكن ُر ْك َذ ْك َذ َذ ِذ‬،‫ي‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ َّك ِذ ِذ ِذ‬
‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫ َذ َذر ْك ُر ُر ُر ا ْكس ُر َذ َذ‬،‫ َذ َذَذ ُر ُره ُر اَذُرَّكوُر‬، ‫َذْك َذ طُر ُر ْك َذ ذ َذه َذ َّك‬
ًّ‫ ُر َذسٍّ ُر و َذ لَّك َذ ُر ْككَذً َذ َذ ِذ ي‬، ‫ قُرلُروُر ُر ْك قَذ ْكل ٌح َذ ِذ ٌح‬،‫ض‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ْك َذ َذ َذْكي نَذ ُر ْك َذ َذ تَذَذ ُر َذ‬، ‫َذ اُر ْكس ِذ‬
‫ِذ‬

21 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
63. Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa161.

Ayat 64-65: Rububiyyah Allah yang mutlak, menetapkan wahyu, dan bersabar di atas
ibadah.

                    
64. 162Dan tidaklah Kami (Jibril) turun, kecuali atas perintah Tuhanmu. Milik-Nya segala yang ada
di hadapan kita163, yang ada di belakang kita164, dan segala yang ada di antara keduanya165, dan
Tuhanmu tidak lupa166.

             

"Rombogan yang pertama masuk surga rupa mereka bagaikan bulan purnama, mereka tidak membuang
ludah dan ingus, serta tidak buang air. Bejana mereka dari emas, dan sisirnya dari emas dan perak.
Perapiannya dari kayu uluwwah (dupa yang harum), keringat mereka berbau misik, dan masing-masing dari
mereka mempunyai dua istri, dimana sumsum betisnya terlihat dari balik dagingnya karena cantiknya, tidak
ada pertengkaran dan saling membenci di antara mereka. Hati mereka bagaikan satu hati. Mereka bertasbih
kepada Allah di pagi dan petang."
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ًّ‫ َذْكُر ُر َذلَذْكي ِذ ْك ِذرْكقُر ُر ْك ِذ َذ اَذنَّك ِذ ُر ْككَذً َذ َذ ِذ ي‬،‫ ِذ قُرَّك ٍة َذ ْك َذ اَذ‬- ‫ َذ ْك ٍة ِذَذ ِذ ْكاَذنَّك ِذ‬- ‫ُّب َذ َذ اُر َذلَذى َذ ِذرٍةا‬
"Para syuhada berada di atas kilauan sungai di pintu surga di kubah hijau, datang kepada mereka rezeki dari
surga di waktu pagi dan sore." (Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no.
3742).
161
Yaitu mereka yang menaati Allah 'Azza wa Jalla di waktu senang maupun susah, menahan marah, dan
memaafkan manusia (lihat surat Ali Imran: 134-135).
162
Ayat ini sebagai jawaban kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat Jibril lama tidak turun bertemu
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Beliau berkata kepada Jibril,
‫ِذ‬
‫ي َذ ْك تَذ ُر َذرَذ َذ ْك ثَذ َذ ِمَّك تَذ ُر ُررَذ‬
‫َذ َذَيْكنَذ ُرل َذ‬
“Apa yang menghalangimu untuk berziarah (mengunjungi) kepada kami?” Maka turunlah ayat di atas
sebagai jawaban malaikat Jibril terhadap pertanyaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. (sebagaimana
disebutkan dalam Musnad Ahmad dan Shahih Bukhari).
163
Yakni perkara-perkara yang akan datang atau perkara akhirat.
164
Yakni perkara-perkara yang telah lalu atau perkara dunia.
165
Yakni yang terjadi saat ini sampai hari kiamat, Dia mengetahui semua itu. Ada pula yang menafsirkan
dengan antara dua tiupan, dan ada pula yang menafsirkan antara dunia dan akhirat.
Jika sudah jelas bahwa semua perkara milik Allah, dan bahwa kita adalah hamba yang diatur-Nya, maka
masalahnya; apakah dikehendaki oleh hikmah ilahiyyah-Nya sehingga Dia mewujudkannya atau tidak
sehingga Dia menundanya?
166
Maksudnya, melupakanmu dan membiarkanmu sebagaimana firman-Nya, “Tuhanmu tidak meninggalkan
kamu dan tidak (pula) benci kepadamu.” (Terj. Adh Dhuha: 3), Dia senantiasa memperhatikan kamu dan
mengatur urusanmu. Oleh karena itu, apabila malaikat Kami tidak turun seperti biasanya, maka janganlah
membuat hatimu sedih dan membuat risau pikiranmu. Ketahuilah, bahwa Allah menginginkan hal itu karena
ada hikmah di dalamnya.

22 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


65. 167Dialah Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya168,
maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya169. Apakah engkau
mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya170?

Ayat 66-72: Menetapkan adanya kebangkitan, dikumpulkannya manusia di padang mahsyar


dan melewati shirat; orang-orang mukmin akan selamat, sedangkan orang-orang kafir jatuh
ke dalam azab.

        


66. Dan orang (kafir) berkata, "Betulkah apabila aku telah mati, kelak aku sungguh-sungguh akan
dibangkitkan hidup kembali?"

          
67. Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya
dahulu, padahal sebelumnya dia belum berwujud sama sekali171?

167
Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan alasan mengapa ilmu-Nya meliputi segala
sesuatu dan tidak lupa, yaitu karena Dia Tuhan langit dan bumi; Dia yang mengurus keduanya dengan
susunan yang begitu rapih dan sempurna, tanpa ada yang dilalaikan-Nya dan dibiarkan-Nya. Hal ini
menunjukkan ilmu-Nya yang mencakup segala sesuatu, sehingga janganlah kamu khawatir, bahkan
sibukkanlah dengan hal yang bermanfaat bagimu, yaitu beribadah kepada-Nya.
168
Yakni Penciptanya, Pengaturnya, dan Hakimnya serta yang berkuasa bertindak terhadapnya.
169
Yakni bersabarlah dalam beribadah dan bersungguh-sungguhlah dalam mengerjakannya serta
sempurnakanlah sesuai kemampuanmu. Sesungguhnya menyibukkan diri beribadah dapat mencukupi
seorang hamba dari segala ketergantungan dan segala kesenangan.
170
Pertanyaan ini maknanya adalah nafyu (penafian), yakni tidak ada sesuatu pun yang sama dan serupa
dengan Dia. Syaikh As Sa‟diy rahimahullah berkata, “Yang demikian adalah karena Dia adalah Rabb
(Pengatur alam semesta), sedangkan selainnya adalah marbub (yang diatur), Dia adalah Khaliq (Pencipta),
sedangkan selain-Nya adalah makhluk (yang dicipta), Dia Mahakaya dari segala sisi, sedangkan selain-Nya
fakir dari segala sisi, Dia Maha sempurna, sedangkan selain-Nya berkekurangan, tidak ada kesempurnaan
padanya kecuali apa yang diberikan Allah Ta‟ala kepadanya. Hal ini merupakan dalil yang qath‟i bahwa
Dialah yang berhak diibadahi satu-satunya, dan bahwa beribadah kepada-Nya itulah yang benar, sedangkan
beribadah kepada selain-Nya adalah batil. Oleh karena itu, Dia memerintahkan untuk beribadah kepada-Nya
dan bersabar di atasnya, serta menerangkan alasannya yaitu karena kesempurnaan-Nya, dan kesendirian-Nya
dengan keagungan dan nama-nama-Nya yang indah.”
Dalam ayat ini terdapat tauhid Rububiyyah, tauhid Uluhiyyah, dan tauhid Asma' wa Shifat.
171
Allah berdalih dengan penciptaan manusia pertama kali yang sebelumnya tidak ada untuk menunjukkan
mampunya Dia mengulangi kembali. Dan mengulangi penciptaan lebih mudah daripada menciptakan
pertama kali. Jika menciptakan pertama kali, Dia sanggup, apalagi mengulanginya kembali setelah
sebelumnya ada. Oleh karena itu, orang yang mengingkari kebangkitan sesungguhnya lupa terhadap
kejadian dirinya pertama kali, kalau dia ingat dan mau berpikir tentu dia tidak akan mengingkarinya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫ْكذ ُر ُر ِذَّك َذ اَذ َذ َذ َذ َذ ٍّ َذ َذقْك ِذ ُرر َذ ْك ُر ِذي َذ ُر َذ َذم‬


‫ اَذَذَّك تَذك ِذ‬،‫ َذ ُرك َذ َذِذي‬،‫ م ِذِن‬،‫َذ ُرك َذ َذِذي‬
‫ « َذ َّكذ َذِذِن ْك ُر َذ َذ َذ ْك َذ ْك ُر َذ َذ َذ َذ َذ َذ ْك َذ ْك ُر َذ‬:‫قَذ َذل لَّك ُر‬
» ً ‫ اَذ ُرسْك َذ ِذ َذ ْك َذ َّكِذ َذذ َذ ِذ َذ ً َذْك َذ َذ‬، ‫ اَذ َذق ْكوُر ُر ِذ َذ َذ ٌح‬، ‫ َذ َذَّك َذ ْك ُرم ُر ِذَّك َذ‬، ‫َذ َذ‬
Allah berfirman, "Anak Adam mendustakan-Ku padahal yang demikian tidak pantas baginya, dan dia juga
mencela-Ku, padahal yang demikian tidak pantas bagi-Nya. Adapun pendustaannya kepada-Ku adalah, ia
menyangka bahwa Aku tidak sanggup mengembalikan penciptaannya seperti semula (setelah mati),

23 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
68. Maka demi Tuhanmu, sungguh, pasti akan Kami kumpulkan mereka172 bersama setan,
kemudian pasti akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut173.

          
69. Kemudian pasti akan Kami tarik dari setiap golongan siapa di antara mereka yang sangat
durhaka174 kepada Tuhan Yang Maha Pengasih175.

        


70. Selanjutnya, Kami sungguh lebih mengetahui orang yang lebih berhak dimasukkan ke dalam
neraka176.

          
71. Dan tidak ada seorang pun di antara kamu177 yang tidak mendatanginya (neraka)178. Hal itu bagi
Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan179.

sedangkan celaannya kepada-Ku adalah ucapannya bahwa Aku punya anak. Mahasuci Aku dari menjadikan
seorang istri dan anak." (HR. Bukhari)
172
Yakni orang-orang yang mengingkari kebangkitan.
173
Menunggu keputusan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
174
Yakni berani. Ats Tsauri meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Mas'ud, ia berkata,
"Orang yang pertama hingga terakhir ditahan, sehingga ketika jumlahnya telah lengkap, maka Dia akan
datang kepada mereka semua, dan mulai (mengadili) orang yang besar dosanya dahulu dan setelahnya."
175
Lalu mereka didahulukan untuk menerima azab, kemudian orang yang di bawahnya dalam hal
kedurhakaan, dst. Dalam keadaan seperti itu, mereka saling laknat-melaknat. Ketika itu orang yang
terbelakang dimasukkan ke neraka mereka berkata kepada orang yang dimasukkan ke neraka lebih dulu,
"Ya Tuhan Kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang
berlipat ganda dari neraka.” Allah berfirman, "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda,
akan tetapi kamu tidak mengetahui." (Lihat surah Al A‟raaf: 38)
176
Demikian pula bagian yang akan diterimanya dari azab. Dia mengetahui siapa di antara mereka yang
berhak dibakar di neraka Jahannam dan dikekalkan di dalamnya, dan siapa yang diringankan azabnya, dan
masing-masing mendapatkan bagian yang sesuai. Kita meminta kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala
perlindungan-Nya dari azab neraka.
177
Wahai manusia.
178
Para ulama berbeda pendapat tentang maksud mendatanginya. Ada yang berpendapat, bahwa maksudnya
adalah bahwa semua makhluk mendatanginya sehingga merasakan kecemasan yang dahsyat, lalu Allah
menyelamatkan orang-orang yang bertakwa. Ada pula yang berpendapat, bahwa mendatanginya adalah
dengan memasukinya, namun bagi orang-orang mukmin terasa dingin dan membawa keselamatan. Ada pula
yang berpendapat, bahwa maksud mendatanginya adalah melewati shirath (jembatan yang dibentangkan di
atas neraka Jahanam), lalu mereka melintasinya sesuai amal mereka, di antara mereka ada yang melewatinya
seperti sekejap mata, ada pula yang melewatinya seperti angin, ada pula yang melewatinya seperti kuda yang
cepat, ada yang melewatinya dengan berlari, ada pula yang melewatinya dengan berjalan, ada pula yang
melewatinya dengan merangkak, dan ada pula yang tersambar jeruji besi lalu dijatuhkan ke neraka.
Semuanya tergantung ketakwaannya.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abdullah tentang firman Allah Ta'ala, "Dan tidak ada seorang pun di antara
kamu yang tidak mendatanginya (neraka)," (Terj. QS. Maryam: 71) ia berkata, "Shirat (jembatan) yang
dibentangkan di atas neraka Jahannam seperti tajamnya pedang, lalu rombongan pertama lewat seperti kilat,
rombongan kedua seperti angin, rombongan ketiga seperti kuda yang kencang larinya, rombongan keempat

24 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
72. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa180 dan membiarkan orang-
orang yang zalim181 di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut.

Ayat 73-76: Bagaimana orang-orang kafir sampai tertipu dengan harta dan kedudukan
mereka, dan azab yang akan menimpa mereka pada hari Kiamat.

seperti cepatnya hewan yang kencang, kemudian setelahnya pun lewat, sedangkan para malaikat berkata,
"Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah."
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ummu Mubasysyir istri Zaid bin Haritsah, ia berkata:
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َذ َذ رس ُر ِذ‬
‫َذ‬ ‫ قَذ َذ ْك َذ ْك َذ‬." ‫ " َذ َذ ْك ُر ُر نَّك َذر َذ َذ ٌح َذ ِذ َذ َذ ْك ًر َذ ْكاُر َذ ْكِذيَذ َذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬،‫ص َذ‬
‫ َذَذْكي‬:‫ص ُر‬ ‫ول ا َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ ِذ َذْكي َذ ْك َذ‬ ‫َذ ُر‬
‫َذ‬ ‫ { ُرَّك ُرنَذ ٍّج َّك ِذذ‬،‫ " اَذ َذم ْك‬: ‫ول اِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬ ‫ قَذ َذل َذر ُرس ُر‬: ‫] قَذ َذ ْك‬71 : [ } ‫ { َذ ِذ ْك ِذ ْكن ُرك ْك ِذَّك َذ ِذرُر َذه‬:‫ول‬ ‫اُر َذَّك َذ َذ َّك َذ ُرق ُر‬
" ]72 : [ } ‫ت َذَّكق ْكو‬
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berada di rumah Hafshah dan bersabda, "Tidak akan masuk
neraka seorang yang hadir pada perang Badar dan perjanjian Hudaibiyah." Hafshah berkata, "Bukankah
Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya
(neraka)," (Terj. QS. Maryam: 71). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Lalu
bagaimana dengan firman-Nya, "Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan
membiarkan orang-orang yang zalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut." (Terj. QS. Maryam: 72)
(Hadits ini dinyatakan shahih oleh Pentahqiq Musnad Ahmad)
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,

]71 : [ } ‫ { َذ ِذ ْك ِذ ْكن ُرك ْك ِذَّك َذ ِذرُر َذه‬:‫ ِذَّك َذِذلَّك َذ َذق َذس ِذ » قَذ َذل َذُرو َذْك ِذ لَّك ِذ‬،‫ اَذيَذلِذ َذ نَّك َذر‬،‫« َذ َذَيُرو ُر ِذ ُرم ْكسلِذ ٍة َذ َذَذٌح ِذ َذ َذوَذ ِذ‬
"Tidak ada seorang pun dari kaum muslim yang ditinggal wafat tiga anaknya lalu masuk ke neraka selain
pembenaran sumpah." Abu 'Abdillah berkata, "Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak
mendatanginya (neraka)," (Terj. QS. Maryam: 71) (Lafaz ini adalah lafaz Bukhari)
Abdurrahman bin Zaid berkata tentang firman Allah Ta'ala, "Dan tidak ada seorang pun di antara kamu
yang tidak mendatanginya (neraka)," (Terj. QS. Maryam: 71), "Mendatanginya kaum muslim adalah
melewati jembatan yang berada di tengah-tengah neraka, sedangkan mendatanginya kaum musyrik adalah
dengan memasukinya."
179
Yakni sumpah yang mesti dilakukan atau ketetapan yang mesti dilakukan.
180
Yakni ketika semua makhluk melewatinya, dan jatuh ke dalam neraka orang-orang kafir dan para pelaku
maksiat, maka Allah menyelamatkan kaum mukmin. Dia membuat mereka (kaum mukmin) dapat
melintasinya dengan kecepatan yang disesuaikan amalnya. Kemudian mereka memberikan syafaat untuk
para pelaku dosa besar dari kalangan kaum mukmin. Maka para malaikat, para nabi dan kaum mukmin
memberikan syafaat, lalu dikeluarkan manusia dalam jumlah besar yang telah disentuh oleh api neraka selain
bagian mukanya yang merupakan tempat sujud, dan dikeluarkannya mereka dari neraka adalah karena
adanya keimanan dalam hati mereka. Dan dikeluarkanlah orang yang dalam hatinya ada keimanan sebesar
dinar, kemudian yang kurang dari dan yang kurang dari itu. Kemudian Allah mengeluarkan orang yang
pernah mengatakan "Laailaahaillallah" meskipun tidak mengerjakan kebaikan sama sekali, dan tidaklah
tinggal di neraka selain mereka yang wajib kekal di dalamnya, nas'alullahas salaamah wal 'aafiyah.
181
Dengan berbuat kufur dan kemaksiatan.

25 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

 
73. Dan apabila dibacakan kepada mereka182 ayat-ayat Kami yang jelas (maksudnya), orang-orang
yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, "Manakah di antara kedua golongan183 yang
lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat pertemuan(nya)184?"

         
74. Dan berapa banyak umat (yang ingkar) yang telah Kami binasakan sebelum mereka185, padahal
mereka lebih bagus perkakas rumah tangganya dan (lebih sedap) dipandang mata186.

                  

       


75. Katakanlah (Muhammad)187, "Barang siapa berada dalam kesesatan, maka biarlah Tuhan Yang
Maha Pengasih memperpanjang (waktu) baginya188; sehingga apabila mereka telah melihat apa
yang diancamkan kepada mereka, baik azab189 maupun kiamat, maka mereka akan mengetahui
siapa yang lebih jelek kedudukannya dan lebih lemah bala tentaranya190.”

              
76. 191Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan
amal kebajikan yang kekal itu192 lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik
kesudahannya193.

182
Yakni orang-orang mukmin dan orang-orang kafir.
183
Maksudnya, kami atau kamu?
184
Yakni majlisnya di dunia. Maka pada ayat selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'ala membantah mereka.
185
Maksudnya, umat-umat yang mengingkari Allah seperti kaum 'Aad dan Tsamud.
186
Daripada orang-orang kafir yang mengaku lebih baik tempat tinggal dan tempat pertemuannya.
187
Kepada kaum musyrik yang menyangka bahwa mereka di atas kebenaran sedangkan engkau berada di
atas kebatilan.
188
Maksudnya, memanjangkan umur dan membiarkan mereka hidup dalam kesenangan. Bisa juga
maksudnya menambah kesesatannya.
189
Seperti terbunuh, tertawan, dsb.
190
Mereka atau orang-orang mukmin? Bala tentara mereka adalah setan, sedangkan bala tentara orang-orang
mukmin adalah malaikat.
191
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan, bahwa orang-orang yang zalim ditambah
kesesatannya oleh-Nya, maka Dia menyebutkan, bahwa orang-orang yang mendapat petunjuk ditambah lagi
hidayahnya karena karunia dan rahmat-Nya kepada mereka. Hidayah di sini mencakup ilmu yang
bermanfaat dan amal yang saleh. Oleh karena itu, setiap orang yang menempuh suatu jalan di dalam
lingkaran ilmu, iman dan amal saleh, maka Allah akan menambahnya, memudahkannya dan menambah hal
lain untuknya yang tidak termasuk usahanya. Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa iman dapat bertambah dan
berkurang. Di samping itu, kenyataan pun menunjukkan demikian, karena iman adalah ucapan hati dan lisan,
serta amalan hati, lisan dan anggota badan, dan kaum mukmin dalam hal ini ternyata berbeda-beda.

26 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 77-87: Olok-olokkan orang-orang musyrik dan kedustaan mereka serta tertipunya
mereka oleh berhala, dan balasan yang akan merekan terima.

        


77. 194Lalu apakah engkau telah melihat orang yang mengingkari ayat-ayat Kami dan dia
mengatakan, "Pasti aku akan diberi harta dan anak195.”

       


78. Adakah dia melihat yang gaib196 atau dia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha
Pengasih197?,

192
Yaitu ketaatan atau amal saleh, seperti shalat, zakat, puasa, haji, umrah, membaca Al Qur‟an, sedekah,
dzikrullah, berbuat ihsan kepada makhluk, dsb.
193
Ayat ini membantah orang-orang zalim yang menjadikan keadaan dunia berupa harta dan anak yang
banyak sebagai ukuran baiknya keadaan pemiliknya, bahkan ukuran kebahagiaan dan keberuntungan itu
terletak pada iman dan amal saleh.
194
Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin Katsir yang sampai kepada Khabbab
bin Art, ia berkata,
‫ِذ ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ اَذ َذل ِذم ْكل ُر ِذْكل َذل ِذ‬،‫ُر ْكن ُر قَذ ْكي نً ِذِبَذ َّكك َذ‬
‫ « َذ َذ ْك ُر ُر‬: ‫يي َذ َّك تَذ ْكك ُر َذ ِبُر َذ َّكم قُر ْكل ُر‬ ‫ َذ ُر ْك ِذ َذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬،‫ض ُر‬ ‫ا ْك ِذ َذ ٍة َّكس ْك ِذم ٍّ َذسْكي ً اَذجْك ُر َذتَذ َذق َذ‬
‫ٍة‬
‫ { َذاَذ َذَذْك َذ‬:‫ اَذَذْك َذ َذل لَّك ُر‬، ‫ ِذ َذ َذَذ تَذِذِن لَّك ُر ُرَّك َذ َذلثَذِذِن َذِذ َذ ٌحل َذ َذ َذ ٌح‬:‫ قَذ َذل‬، »‫ي‬ ‫ِذِبُر َذ َّكم َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ َذ َّك ُرَيِذيَذ َذ‬
‫ ُرَّك ُرْكيِذيَذ َذ‬،‫ي لَّك ُر‬
} ً ‫ َذطَّكلَذ َذ غَذْكي َذ َذ ُر َّكَذ َذذ ِذْكن َذ َّك ْك َذ ِذ َذ ْك‬، ً ‫ َذاُر تَذ َذ َّك َذ ً َذ َذ َذ‬:‫َّك ِذذ َذ َذ َذ ِذآ َذ تِذنَذ َذ قَذ َذل‬
“Aku seorang tukang besi di Mekah, lalu aku membuatkan pedang untuk Al „Ashiy bin Wa‟il As Sahmiy,
kemudian aku datang untuk menagih hutangnya. Al „Ashiy berkata, “Aku tidak akan memberimu
(bayarannya) sampai kamu kafir kepada Muhammad.” Aku menjawab, “Aku tidak akan kafir kepada
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sampai Allah mewafatkan kamu, lalu menghidupkan kamu.” Ia
berkata, “Apabila Allah mewafatkan aku kemudian membangkitkanku, maka aku akan memiliki harta dan
anak (sehingga aku akan membayar hutangku).” Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menurunkan ayat,
“Lalu apakah engkau telah melihat orang yang mengingkari ayat-ayat Kami dan dia mengatakan, "Pasti
aku akan diberi harta dan anak.-- Adakah dia melihat yang gaib atau dia telah membuat perjanjian di sisi
Tuhan Yang Maha Pengasih?” (QS. Maryam: 77-78)
Imam Bukhari juga meriwayatkan dengan sanadnya dari Umar bin Hafsh yang sampai kepada Khabbab, di
sana disebutkan bahwa Al „Ashiy bin Wa‟il berkata, “Apakah aku akan mati lalu dibangkitkan?” Aku
(Khabbab) berkata, “Ya.” Khabbab berkata, “Kalau begitu, di sana aku akan memiliki harta dan anak, lalu
aku akan membayar hutangmu.” Maka Allah Ta‟ala menurunnkan ayat, “Lalu apakah engkau telah melihat
orang yang mengingkari ayat-ayat Kami dan dia mengatakan, "Pasti aku akan diberi harta dan anak.”
195
Yakni termasuk orang yang bahagia atau masuk surga. Sungguh aneh sekali keadaan orang kafir, sudah di
dunianya mengingkari ayat-ayat Allah, namun menyangka bahwa dirinya akan diberikan kesenangan oleh-
Nya. Kalau sangkaan ini muncul dari orang yang beriman dan taat kepada Allah, maka masalahnya ringan.
Tetapi ternyata sangkaan ini muncul dari orang yang kafir.
Ayat ini meskipun turun berkenaan dengan orang kafir tertentu, tetapi sesungguhnya mengena pula kepada
setiap orang kafir yang menyangka bahwa dia berada di atas kebenaran, dan bahwa setelah mati dia akan
mendapatkan kebahagiaan. Allah membantah sangkaan mereka dengan firman-Nya pada ayat selanjutnya.
196
Sehingga dia mengetahui, bahwa keadaannya nanti setelah mati akan bahagia atau mendapatkan harta dan
anak.

27 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


          
79. Sama sekali tidak198! Kami akan menulis apa yang dia katakan, dan Kami akan memperpanjang
azab untuknya secara sempurna199,

     


80. Dan Kami akan mewarisi apa yang dia katakan itu200, dan dia akan datang kepada Kami seorang
diri201.

        


81. Dan mereka telah memilih tuhan-tuhan selain Allah, agar tuhan-tuhan itu menjadi pelindung202
bagi mereka,

       


82. Sama sekali tidak! Kelak mereka (sembahan) itu akan mengingkari penyembahan mereka
terhadapnya203, dan akan menjadi musuh bagi mereka204.

         
83. 205Tidakkah engkau melihat, bahwa sesungguhnya Kami telah mengutus setan-setan itu kepada
orang-orang kafir untuk mendorong mereka (berbuat maksiat) dengan sungguh-sungguh?,

        


84. Maka janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa memintakan azab terhadap mereka, karena
Kami menghitung dengan hitungan teliti (datangnya hari siksaan) untuk mereka206.

197
Bahwa Dia akan memberikan apa yang diucapakannya itu. Ternyata, ia tidak mengetahui yang gaib, dan
tidak membuat perjanjian dengan Allah karena kafir kepada-Nya dan tidak beriman, bahkan ia akan
mendapatkan sebaliknya dan ucapannya dicatat untuk diberi balasan.
198
Allah tidak akan memberikan kepadanya, atau keadaannya tidak seperti yang disangkanya.
199
Allah akan menambah azab di atas azab terhadap kekafirannya.
200
Maksudnya, Allah akan mengambil kembali harta dan anak orang kafir tersebut sehingga ia menemui-
Nya seorang diri saja, di mana sebelumnya ia menyangka akan mendapat harta dan anak.
201
Lalu yang ia lihat di hadapannya adalah azab yang pedih.
202
Yakni para pemberi syafaat di sisi Allah agar mereka tidak diazab.
203
Lihat surah Yunus: 28-29.
204
Tidak seperti yang mereka sangka selama ini. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Ahqaaf: 5-6.
205
Ayat ini termasuk hukuman-Nya terhadap orang-orang kafir, yaitu karena mereka tidak berpegang
dengan tali (agama) Allah, bahkan mereka menyekutukan-Nya dan mengambil setan sebagai walinya, maka
Allah memberikan kekuasaan kepada setan untuk membawa mereka (orang-orang kafir) ke mana saja yang
mereka inginkan. Setan-setan itu membisikkan dan mengajak mereka kepada maksiat, menghias kebatilan
untuk mereka dan memperburuk yang benar, sehingga mereka mencintai yang batil dan kebatilan itu
meresap di hati mereka. Oleh karenanya, mereka berani membela yang batil dan berperang karenanya. Itulah
balasan karena tidak berpegang dengan agama Allah. Kalau sekiranya ia beriman kepada Allah dan
bertawakkal kepada-Nya, maka setan tidak akan berkuasa terhadapnya. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala
di surat Az Zukhruf: 36.
206
Baik tahunnya, bulannya maupun harinya, di mana apabila sudah datang, maka mereka tidak bisa
meminta penundaan. Dalam ayat lain, Allah Ta'ala berfirman, "Dan janganlah sekali-kali kamu

28 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
85. (Ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada Allah
Yang Maha Pengasih207, bagaikan kafilah yang terhormat208,

     


86. Dan Kami akan menggiring orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga209.

         


87. Mereka tidak berhak mendapat syafaat (pertolongan) kecuali orang yang telah mengadakan
perjanjian di sisi Allah Yang Maha Pengasih210.

Ayat 88-95: Kepalsuan ajaran bahwa Tuhan mempunyai anak, Allah Subhaanahu wa
Ta'aala bersih dari memiliki sekutu, serupa maupun anak.

    


88. 211Dan mereka212 berkata, "Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak.”

(Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim.
Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka)
terbelalak," (Terj. QS. Ibrahim: 42)
207
Di dunia mereka takut kepada-Nya, mengikuti Rasul-Nya dan membenarkan semua yang diberitakan
kepada mereka, menaati semua yang diperintahkan kepada mereka, dan menjauhi semua yang dilarang.
208
Mereka dikumpulkan ke mauqif (padang mahsyar) dalam keadaan dimuliakan sambil mengharap rahmat,
ihsan dan pemberian-Nya sebagaimana halnya kafilah utusan (delegasi) yang dimuliakan. Kendaraan mereka
terpilih dari cahaya di antara kendaraan-kendaraan di akhirat. Yang demikian disebabkan ketakwaan yang
mereka kerjakan dan mencari keridhaan-Nya, dan bahwa Allah telah menjanjikan pahala itu melalui lisan
rasul-Nya, maka mereka dengan tenang datang menghadap Tuhan mereka lagi yakin dengan karunia-Nya.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Amr bin Qais Al Mulaa'iy dari Ibnu Marzuq tentang firman Allah Ta'ala,
"(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada Allah Yang Maha
Pengasih, bagaikan kafilah yang terhormat." (Terj. QS. Maryam: 85) ia berkata, "Orang mukmin ketika
keluar dari kuburnya, maka ia akan disambut dengan seorang yang bentuknya sangat indah yang ia lihat dan
paling wangi, lalu ia berkata, "Siapa engkau?" Ia menjawab, "Apakah engkau tidak mengenalku?" Ia
menjawab, "Tidak. Hanyasaja Allah telah mengharumkan dan memperbagus wajahmu." Ia pun berkata,
"Saya adalah amalmu yang saleh. Demikianlah keadaanmu di dunia, baik dan bagus amalnya. Maka
sepanjang aku mengendaraimu di dunia, maka marilah menaikiku." Lalu ia pun menaikinya. Itulah maksud
firman Allah Ta'ala, "(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada
Allah Yang Maha Pengasih, bagaikan kafilah yang terhormat." (Terj. QS. Maryam: 85)
209
Mereka digiring dengan keras dan menghinakan ke penjara yang paling besar dan hukuman yang paling
hebat, yaitu neraka Jahanam dalam keadaan haus dan letih. Ketika mereka meminta pertolongan tidak diberi,
ketika berdoa tidak diijabah dan ketika meminta syafaat tidak mendapatkannya.
210
Maksud mengadakan perjanjian dengan Allah adalah menjalankan segala perintah Allah dengan beriman
dan bertakwa kepada-Nya atau dengan bersyahadat Laailaahaillallah dan mengamalkan konsekwensinya.
Iman dan takwa disebut Allah sebagai perjanjian, karena Allah telah berjanji dalam kitab-kitab-Nya dan
melalui lisan para rasul-Nya balasan yang baik bagi mereka yang beriman dan bertakwa.
211
Setelah Allah Ta'ala menguatkan kehambaan Nabi Isa 'alaihis salam, dan menyebutkan bahwa Dia
menciptakannya dari Maryam tanpa seorang ayah, maka mulailah Dia mengingkari orang yang mengatakan
bahwa Dia punya anak, Mahasuci Dia dan Mahatinggi.

29 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


    
89. Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar,

         
90. Hampir saja langit pecah213 dan bumi terbelah214, dan gunung-gunung runtuh215, (karena ucapan
itu),

    


91. Karena mereka menganggap Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak.

      


92. Dan tidak mungkin bagi Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak216.

          

212
Yaitu orang-orang Yahudi yang mengatakan „Uzair putra Allah, Nasrani yang mengatakan Al Masih
putra Allah, dan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa malaikat adalah putri-putri Allah, Mahasuci
dan Mahatinggi Allah dari apa yang mereka ucapkan dengan ketinggian yang besar. Maka di ayat ini dan
selanjutnya Allah membantah mereka.
213
Yakni berkeping-keping.
214
Karena marah yang dilakukannya karena Allah 'Azza wa Jalla.
215
Menimpa mereka. Mereka semua berat mendengar ucapan itu, karena mereka adalah makhluk-makhluk
yang dibina di atas tauhid, dan bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, tidak ada sekutu
bagi-Nya, Dia tidak mempunyai anak dan istri, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ ُرَّك ُره َذو ُر َذل اي ْك َذ َذْك ُرقُر ُر ْك‬، ‫ َذ ُرْك َذل ُر َذ ُر ْك َذوَذ ُر‬، ‫ َّك ُر ُر ْك َذ ُر‬،‫َذ َذ َذ َذ َذ ْك َذ ُر َذلَذى َذ ًى َذ ْكس َذم ُرل ُر َذ ا َذَّك َذ َذ َّك‬
"Tidak ada yang paling sabar terhadap gangguan yang didengarnya daripada Allah 'Azza wa Jalla, Dia
disekutukan dan dikatakan punya anak, tetapi Dia tetap menjaga mereka dan memberikan rezeki."
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah Ta'ala, "Hampir saja langit pecah dan bumi
terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu)," ia berkata, "Sesungguhnya syirk membuat
langit, bumi, gunung-gunung, dan semua makhluk terkejut kecuali dua bangsa (manusia dan jin), bahkan
hampir saja membuat semua hancur karena keagungan Allah, maka sebagaimana perbuatan baik orang
musyrik tidak bermanfaat, maka kita berharap kepada Allah agar Dia mengampuni dosa orang-orang yang
bertauhid. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ajarkanlah kepada orang yang mau mati di
antara kamu persaksian Laailaahailallah. Barang siapa yang mengucapkannya ketika matinya, maka dia
akan masuk surga." Maka para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu bagaimana dengan orang yang
mengucapkannya di waktu sehat?" Beliau menjawab, "Itu lebih memasukkan lagi ke surga." Selanjutnya
Beliau bersabda, "Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, seandainya seluruh langit dan bumi didatangkan,
demikian pula yang ada di sana dan di antara keduanya serta yang ada di bawahnya, kemudian semua itu
diletakkan dalam satu daun timbangan, sedangkan syahadat Laailaahaillallah diletakan di daun timbangan
yang lain, maka tentu syahadat itu lebih berat." Hadits ini memiliki syahid, yaitu hadits bithaqah (selembar
kertas catatan amal).
216
Yang demikian karena mempunyai anak menunjukkan kekurangan dan kebutuhannya, sedangkan Allah
Mahakaya lagi Maha terpuji. Di samping itu, anak itu sama dengan bapaknya, sedangkan Allah Subhaanahu
wa Ta'aala tidak ada sesuatu pun yang sama dan serupa dengan-Nya.

30 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


93. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada Allah Yang Maha
Pengasih sebagai seorang hamba217.

    


94. Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan
hitungan yang teliti218.

     


95. Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari kiamat219.

Ayat 96-98: Berita gembira bagi orang-orang mukmin, peringatan bagi orang-orang kafir
dan pembinasaan umat-umat terdahulu yang kafir.

         
96. 220Sungguh, orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pengasih221
akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka)222.

217
Yang tunduk dan hina pada hari kiamat.
218
Ilmu-Nya meliputi semua makhluk yang di langit maupun yang di bumi, Dia mengetahui jumlah mereka
dan jumlah amal mereka, tidak salah dan tidak lupa, serta tidak ada satu pun yang samar bagi-Nya.
219
Tanpa harta, anak maupun pembela. Yang dibawa hanyalah amalnya, lalu Allah akan memberikan
balasan terhadapnya. Jika amalnya baik, maka akan dibalas dengan kebaikan, sedangkan jika buruk, maka
akan dibalas dengan keburukan.
220
Allah Ta'ala memberitahukan, bahwa Dia menanamkan rasa cinta ke dalam hati hamba-hamba kepada
orang-orang mukmin yang beramal saleh, yakni amal yang membuat Allah ridha dan sesuai dengan sunnah
Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
221
Dalam surat Maryam ini nama Allah Ar Rahmaan banyak disebut, untuk memberi pengertian bahwa,
Allah memberi ampunan tanpa perantara, dan bahwa rahmat-Nya begitu luas dan mengena kepada segala
sesuatu.
222
Hal ini termasuk nikmat Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh, di mana Dia
menjanjikan bahwa mereka akan mendapatkan kecintaan dari makhluk. Di dalam hadits disebutkan:

ً ‫ ِذ َّك لَّك َذ ُرِذ ُّب اُر َذ‬: ‫ اَذيُرنَذ ِذى ِذ ْكِذْب ُر ِذ ْكَذه ِذ َّكس َذم ِذا‬، ‫ اَذيُر ِذ ُّب ُر ِذ ْكِذْب ُر‬. ‫ ِذ َّك لَّك َذ ُرِذ ُّب اُر َذ ً اَذَذ ْك ِذْك ُر‬: ‫« ِذ َذ َذ َذ َّك لَّك ُر ْك َذلْك َذ َذ َذى ِذ ْكِذْب َذ‬
‫ول ِذِف ا ْكَذر ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
.»‫ض‬ ‫ ُرَّك ُر َذ‬، ‫ اَذيُر ُّب ُر ْكَذه ُر َّكس َذم ا‬. ‫اَذَذ ُّبوُر‬
‫وض ُر َذ ُر ْك َذقُر ُر‬
“Apabila Allah mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril, “Sesungguhnya Allah mencintai fulan,
maka cintailah dia!” Maka Jibril mencintainya, lalu Jibril memanggil penduduk langit, “Sesungguhnya Allah
mencintai si fulan, maka cintailah dia!” lalu penduduk langit mencintainya, kemudian ia pun diterima di
bumi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

، ‫ض نَّك ِذا ِذ َذس َذخ ِذ اِذ َذس ِذخ َذ اُر َذلَذْكي ِذ‬
‫ َذ َذ ِذ ْكَذ َذم َذ ِذر َذ‬، ‫ا َذْكن ُر‬
‫ضى نَّك َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ْكَذر َذ‬، ‫ضى ا ِذ َذس َذخ نَّك ِذا َذر ِذض َذ اُر َذْكن ُر‬ ‫َذ ِذر َذ‬ ‫َذ ِذ ْكَذ َذم‬
‫ا‬ ‫ِذ‬
‫َذلَذْكي نَّك َذ‬ ‫َذس َذخ َذ‬
‫َذ ْك‬
“Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan kemurkaan manusia, maka Allah meridhainya dan akan
menjadikan manusia ridha kepadanya, dan barang siapa yang mencari keridhaan manusia dengan kemurkaan
Allah, maka Allah akan murka kepadanya dan menjadikan manusia murka kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban
dalam shahihnya).

31 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


          
97. Maka sungguh, telah Kami mudahkan (Al Quran) itu dengan bahasamu (Muhammad)223, agar
dengan itu engkau dapat memberi kabar gembira kepada orang-orang yang bertakwa224, dan agar
engkau dapat memberi peringatan kepada kaum yang membangkang225.

              
98. 226Dan berapa banyak umat telah Kami binasakan sebelum mereka227. Adakah engkau
(Muhammad) melihat salah seorang dari mereka atau engkau mendengar bisikan mereka228?

Tentang firman Allah Ta'ala, "Kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam mereka rasa
kasih sayang.”, Ibnu Abbas berkata, “Adanya rasa cinta di hati manusia ketika di dunia”, Sa‟id bin Jubair
berkata, “Allah akan mencintai mereka dan menjadikan manusia mencintai mereka."
223
Dia memudahkan lafaz dan maknanya agar maksud tercapai dan dapat diambil manfaat.
224
Yaitu mereka yang memenuhi seruan Allah dan membenarkan Rasul-Nya dengan menyampaikan balasan
atau pahala yang akan diperoleh mereka yang bertakwa cepat atau lambat, demikian pula menyampaikan
sebab yang menjadikannya dapat memperoleh kabar gembira itu.
225
Yang menyimpang dari kebenaran dan sangat keras dalam kebatilannya, lagi kuat dalam kekafirannya.
226
Selanjutnya Allah mengancam mereka dengan pembinasaan-Nya kepada orang-orang yang mendustakan
para rasul.
227
Seperti kaum Nuh, „Aad, Tsamud, Fir‟aun dan lainnya, ketika mereka tetap di atas kekafirannya padahal
peringatan sudah sampai kepada mereka, maka Allah membinasakan mereka tanpa ada seorang pun yang
tertinggal.
228
Mereka tidak meninggalkan jejak dan tidak bersisa, tinggallah berita mereka yang menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang datang kemudian. Selesai tafsir surah Maryam dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya,
wal hamdulillahi Rabbil „aalamiin.

32 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Surah Thaahaa
Surah ke-20. 135 ayat. Makkiyyah

    


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-8: Al Qur’an sebagai sumber kebahagiaan bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam dan umatnya semua, Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersemayam di atas ‘Arsyi-Nya,
kerajaan semuanya milik Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dan bahwa Dia memiliki nama-
nama yang paling indah.

 
1.Thaahaa229.

     


2. 230Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah231;

229
Thaha termasuk huruf-huruf potongan yang biasa berada di awal surat seperti alif lam mim, alim laam
raa, dsb. namun bukan nama bagi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Pembahasan tentang huruf-
huruf potongan telah disebutkan di awal surat Al Baqarah.
230
Juwaibir meriwayatkan dari Adh Dhahhak, bahwa ketika Allah menurunkan Al Qur'an kepada Rasul-Nya
shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Beliau dan para sahabatnya mengamalkannya, maka kaum musyrik
berkata, "Allah tidaklah menurunkan Al Qur'an ini kepada Muhammad melainkan agar dia kesusahan."
Maka Allah menurunkan ayat di atas sebagai bantahan terhadap pernyataan mereka, bahkan Allah
menurunkannya untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia seluruhnya, sebagai rahmat, cahaya, dan penuntut
mereka ke surga. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫ٍّ ِذ‬ ‫َذ ْك ُرِذِذ لَّك ُر ِذِذ َذ ْكي ُر َذ ٍّق ْك ُر ِذ‬


ً
"Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapatkan kebaikan, maka Allah akan pahamkan ia terhadap
agama." (HR. Bukhari dan Muslim)
231
Maksud diturunkan Al Qur‟an dan ditetapkan syari‟at bukanlah agar engkau kesusahan. Al Qur‟an dan
syariat yang ditetapkan Yang Maha Pengasih adalah agar seseorang memperoleh kebahagiaan dan
keberuntungan, Dia memudahkan semua jalan yang menuju ke arah sana dan menjadikannya makanan bagi
ruh dan hati, yang jika berhadapan dengan fitrah yang masih selamat dan akal yang sehat niscaya akan
menerima dan tunduk kepadanya karena kandungannya yang berisi kebaikan di dunia dan akhirat.

33 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


    
3. Melainkan sebagai peringatan232 bagi orang yang takut (kepada Allah),

      


4. 233diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi,

    


5. (yaitu) Yang Maha Pengasih, yang bersemayam di atas 'Arsy234.

            
6. Milik-Nya-lah apa yang ada di langit, apa yang di bumi, apa yang ada di antara keduanya235 dan
apa yang ada di bawah tanah236.

       


7. Dan jika engkau mengeraskan ucapanmu, sungguh, Dia mengetahui rahasia dan yang lebih
tersembunyi237.

         

232
Yakni agar orang yang takut kepada Allah ingat dan sadar, di mana dengan mengingat targhib (dorongan)
yang disebutkan di dalamnya ia dapat mengamalkannya, dan dengan mengingat tarhib (ancaman kerugian
dan kesengsaraan) ia dapat menjauhinya, dan ia pun ingat hukum-hukum syar‟i secara rinci yang
sebelumnya tergambar secara garis besar di akalnya, lalu sesuailah hukum-hukum yang disebutkan secara
rinci itu dengan apa yang diperolehnya dalam fitrah dan akalnya. Oleh karena itu, Allah menamai Al Qur‟an
dengan tadzkirah (pengingat), di mana ia merupakan pengingat hal yang telah ada, hanyasaja kebanyakan
manusia lalai darinya. Namun pengingat ini dikhususkan bagi orang-orang yang takut kepada Allah, karena
selain mereka tidak dapat mengambil manfaat darinya, dan bagaimana mungkin orang yang tidak beriman
kepada surga dan neraka dapat mengambil manfaat darinya, demikian pula orang yang di hatinya tidak ada
rasa takut kepada Allah?
233
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keagungan Al Qur‟an, bahwa ia turun dari Pencipta langit
dan bumi yang mengatur semua makhluk. Oleh karena itu, sudah seharusnya diterima, dicintai, dan diikuti
serta dimuliakan dengan sebenar-benarnya.
234
Bersemayam di atas 'Arsy adalah salah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran
Allah dan keagungan-Nya. „Arsy adalah makhluk yang paling tinggi, paling besar dan paling luas. Dalam
beriman kepada istiwa' (semayamnya) Allah, kita tidak boleh menanyakan bagaimana (takyif), menolaknya
(ta'thil), menyerupakannya dengan makhluk (tamtsil), dan menngartikan lain (menakwilnya). Inilah jalan
kaum salaf dalam beriman kepada sifat-sifat Allah 'Azza wa Jalla, yakni membiarkannya seperti yang
disebutkan dalam Al Qur'an dan As Sunnah.
235
Seperti malaikat, manusia, jin, hewan, benda mati, dan tumbuhan.
236
Semuanya milik Allah Ta‟ala, hamba-Nya yang diatur dan ditundukkan di bawah qadha‟ dan
tadbir(pengurusan)-Nya. Mereka tidak memiliki kerajaan sedikit pun, tidak berkuasa menarik manfaat,
menimpakan bahaya, tidak mampu mematikan, menghidupkan dan tidak mampu membangkitkan.
237
Maksud ayat ini adalah tidak perlu mengeraskan suara dalam berdoa dan berdzikr, karena Allah
mendengar semua doa itu meskipun diucapkan dengan suara pelan. Sedangkan maksud “Yang lebih
tersembunyi” adalah seperti yang terlintas di hati. Dengan demikian, pengetahuan Allah meliputi segala
sesuatu, yang kecil maupun yang besar, yang samar maupun yang tampak, sama saja kamu keraskan
suaramu atau kamu pelankan, Dia mendengar dan mengetahuinya.

34 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


8. 238(Dialah) Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, yang mempunyai nama-
nama yang terbaik239.

Ayat 9-16: Firman Allah Ta’ala kepada Nabi Musa ‘alaihis salam di lembah Thuwa,
penekanan adanya kebangkitan dan bahwa manusia akan diberi balasan sesuai amalnya.

    


9. 240Dan apakah telah sampai kepadamu kisah Musa241?

                 


10. Ketika dia (Musa) melihat api242, lalu dia berkata kepada keluarganya243, "Tinggallah kamu (di
sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api
kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu244.”

    


11. Maka ketika dia mendatanginya (ke tempat api itu)245 dia dipanggil, "Wahai Musa!
238
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menetapkan kesempurnaan-Nya yang mutlak dengan meratanya
ciptaan-Nya, meratanya perintah dan larangan-Nya, meratanya rahmat-Nya, besarnya keagungan-Nya,
tingginya Dia di atas „arsy-Nya. Meratanya kerajaan-Nya, dan merata pula ilmu-Nya kepada segala sesuatu,
maka yang demikian menghasilkan kesimpulan, bahwa Dialah yang berhak untuk diibadahi, dan bahwa
beribadah kepada-Nya adalah hak (benar) yang sesuai dengan syara‟, akal, dan fitrah, sedangkan beribadah
kepada selain-Nya adalah batil.
239
Saking indahnya, nama-nama tersebut seluruhnya menunjukkan pantasnya Dia mendapat pujian, di mana
tidak ada satu pun nama kecuali menunjukkan keberhakan-Nya dipuji. Demikian pula saking indahnya,
nama-nama tersebut tidak hanya sekedar nama, tetapi nama sekaligus sifat-Nya. Saking indahnya pula,
nama-nama tersebut menunjukkan sifat-sifat yang sempurna, dan bahwa dari setiap sifat, Dia memiliki sifat
yang paling sempurna, paling merata dan paling agung. Saking indahnya pula, Dia menyuruh hamba-hamba-
Nya berdoa dengannya, di mana ia termasuk sarana yang dapat mendekatkan diri kepadanya lagi dicintai-
Nya, Dia mencintai orang-orang yang mencintai nama-nama itu, mencintai orang yang menghapalnya,
mencintai orang yang menggali kandungannya dan beribadah kepada-Nya dengan nama-nama itu.
240
Allah Ta‟ala berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan pertanyaan
sebagai taqrir (penetapan) dan ta‟zhim (pengagungan) terhadap kisah itu.
241
Yakni pada awal kebahagiaannya dan awal kenabiannya.
242
Saat itu, Musa „alaihis salam sedang berjalan dari Madyan menuju Mesir (setelah Beliau menyelesaikan
tugasnya dengan mertuanya yaitu menggembala kambing), namun di tengah perjalanan Beliau salah jalan.
Di saat itu pula, Beliau merasakan kedinginan dan tidak memiliki sesuatu untuk menghangatkan badannya di
samping keadaannya yang cukup gelap. Maka Musa 'alaihis salam berusaha menyalakan api dengan kayu
yang ada padanya, tetapi tidak juga nyala. Ketika keadaan seperti itu, maka Beliau melihat sebuah api di
samping bukit Thursina, yakni tampak sebuah api di sana; di sebelah kanannya.
243
Yakni istrinya.
244
Yakni yang menunjukkan jalan kepada Beliau, di mana Beliau telah tersesat jalan karena gelapnya
malam. Ketika itu yang Beliau cari adalah cahaya atau api hissiy (konkret) dan hidayah hissiy, yakni cahaya
atau api dalam arti yang menghangatkan badan Beliau dan menerangi jalan dan yang akan mengarahkan
jalan kepada Beliau, namun ternyata yang Beliau dapatkan adalah cahaya maknawi, yaitu cahaya wahyu
yang dengannya ruh dan hati bersinar, hidayah hakiki, yakni hidayah kepada jalan yang lurus yang dapat
menyampaikan ke surga. Beliau memperoleh sesuatu yang di luar perkiraannya.

35 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


          
12. 246Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya
engkau berada di lembah yang suci247, Thuwa.

     


13. Dan Aku telah memilih engkau248, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan
(kepadamu)249.

           
14. Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah
Aku250 dan laksanakanlah shalat251 untuk mengingat Aku252.

245
Api itu dilihatnya dari jauh, ia pada hakikatnya adalah cahaya, namun ia merupakan api yang membakar
dan menyinari. Hal ini ditunjukkan oleh sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
‫نَّك َذ ِذر َذ َذ َذم ُر نَّك َذ ِذر قَذ ْك َذ َذ َذم ِذ لَّكْكي ِذ‬ ‫قَذ ْك َذ َذ َذم ِذ‬ ‫َذ َذم ُر لَّكْكي ِذ‬ ‫« ِذ َّك لَّك َّك َّك َذ نَذ َذ ْكن غِذى َذ َذ ْك نَذ َذ ْك ِذ ض ْك ِذقس َذ اَذل اَذ ِذَذي ِذ‬
‫ُر ْك َذ َذْك ُر ُر ُرْك ُر ْك‬ ‫َذ ُر َذ َذ َذ ُر َذ َذ‬ ‫َذ َذ َذ َذ‬
. » ‫َذ ْكل ِذق ِذ‬ ‫ِذ‬
‫صُرُر ْك‬ ‫َذ َذ‬
‫ْك ى ِذَذي ِذ‬
‫َذ َذ ْك‬
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ َذ ْكو َذ َذ َذ ُر اَذ ْك َذقَذ ْك ُرسُر َذ ُر َذ ْك َذ‬- ‫ َذِف ِذرَذ َذ ِذَذَب َذ ْكك ٍة نَّك ُرر‬- ‫نُّبور‬
‫َذج ُرُر ُر‬
‫ِذ‬
“Sesungguhnya Allah „Azza wa Jalla tidak tidur dan tidak patut bagi-Nya untuk tidur. Dia menurunkan
timbangan dan mengangkatnya. Diangkat kepada-Nya amal yang dilakukan pada malam hari sebelum amal
yang dilakukan pada siang hari, dan amal yang dilakukan di siang hari sebelum amal yang dilakukan di
malam hari. Hijab (tirai)-Nya adalah cahaya –dalam riwayat Abu Bakar, “adalah api.”- jika dibuka tirai itu
tentu cahaya dan keagungan wajah-Nya akan membakar makhluk yang dilihat-Nya (yakni semua makhluk-
Nya).” (HR. Muslim)
246
Allah memberitahukan kepadanya, bahwa Dia adalah Tuhannya, dan Dia memerintahkan Musa untuk
bersiap-siap bermunajat dengan-Nya serta serius memperhatikannya dan melepas sandalnya karena sedang
berada di lembah suci Thuwa. Kalau sekiranya tidak ada penyucian dari-Nya tetapi hanya sebagai tempat
yang dipilih Allah untuk bermunajat dengan Musa, maka yang demikian cukup sebagai keutamaannya.
Banyak para mufassir berkata, “Sesungguhnya Allah memerintahkan Musa melepas kedua sandalnya,
karena keduanya terbuat dari kulit keledai.” Ada pua yang mengatakan, bahwa Nabi Musa diperintahkan
melepas kedua sandalnya karena memuliakan tempat itu. Wallahu a‟lam.
247
Bisa juga diartikan “yang diberkahi.”
248
Di antara kaummu. Hal ini merupakan nikmat besar yang diberikan Allah kepadanya yang menghendaki
untuk disyukuri. Ada yang mengatakan, bahwa Allah Ta'ala memilih Nabi Musa 'alaihis salam daripada
manusia yang lain karena tawadhunya Beliau kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
249
Yakni dengarkanlah sekarang apa yang akan Aku katakan kepadamu dan apa yang akan Aku wahyukan
kepadamu, karena ia merupakan dasar agama dan penopang dakwah Islam.
250
Yakni dengan mengarahkan semua ibadah yang tampak maupun tersembunyi, yang dasar maupun yang
cabang kepada Allah 'Azza wa Jalla. Ini adalah kewajiban pertama bagi setiap mukallaf (orang yang sudah
terkena beban).
251
Disebutkan shalat meskipun ia termasuk ke dalam ibadah, karena kelebihan dan keistimewaannya dan
karena di dalamnya terdapat ibadah hati, lisan dan anggota badan.
252
Yang demikian, karena tanpa mengingat-Nya, maka akan hilang semua kebaikan, maka Allah
mensyariatkan berbagai ibadah yang tujuannya adalah untuk mengingat-Nya, terutama shalat. Allah
Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Terj. Al „Ankabut: 45) Yakni shalat yang di
sana terdapat dzikrullah itu lebih besar dari sekedar dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.

36 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


          
15. Sungguh, hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya)253 agar setiap orang
dibalas sesuai dengan apa yang dia usahakan.

          
16. Maka janganlah engkau dipalingkan dari (kiamat itu) oleh orang yang tidak beriman kepadanya
dan mengikuti keinginannya254, yang menyebabkan engkau binasa255.”

Ayat 17-37: Membicarakan tentang pembicaraan Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada Nabi
Musa ‘alaihis salam dan penguatan-Nya kepada Nabi Musa ‘alaihis salam dengan mukjizat,
serta perintah Allah kepada Nabi Musa ‘alaihis salam dan permohonan Nabi Musa ‘alaihis
salam.

    


17. “256Apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa257?”

             
18. Dia (Musa) berkata, "Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya258, dan aku merontokkan
(daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku259, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang
lain260.”

253
Dia memberitahukan kedekatannya dan menunjukkan tanda-tandanya. Namun tidak ada yang mengetahui
kapan terjadinya selain Dia, malaikat yang didekatkan dan nabi yang diutus tidaklah mengetahuinya.
Hikmah adanya kiamat adalah agar amal manusia selama di dunia diberikan balasan dan agar keadilan tegak
seperti yang dijelaskan pada lanjutan ayatnya.
254
Di mana ia berusaha menyebarkan keragu-raguan tentang kedatangan kiamat dan membantahnya dengan
kebatilan, menegakkan syubhat semampunya, mengikuti hawa nafsunya dan tidak ada niat untuk mencari
yang hak, bahkan harapan paling sedikitnya adalah mengikuti hawa nafsunya. Oleh karena itu, berhati-
hatilah terhadap orang yang seperti ini keadaannya atau jangan sampai menerima sedikit pun perkataan dan
perbuatannya yang memalingkan dari beriman kepada kiamat. Allah memperingatkan terhadap orang seperti
ini, karena ia termasuk yang perlu diwaspadai bisikannya, mengingat jiwa manusia yang suka ikut-ikutan.
Dalam ayat ini terdapat peringatan dan isyarat agar waspada terhadap semua penyeru kepada kebatilan, yang
menghalangi dari beriman yang wajib atau menghalangi kesempurnaannya atau menaruh syubhat di hatinya,
dan dari melihat buku-buku yang berisi seperti itu.
255
Jika engkau mengikuti jalannya.
256
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan kepada Musa ashlul iman (dasar keimanan), Dia
ingin memperlihatkan sebagian di antara ayat-ayat-Nya untuk menenangkan hatinya dan menyejukkan
pandangannya serta menguatkan imannya dengan pengokohan Allah baginya ketika berhadapan dengan
musuhnya.
Faedah: Pada ayat-ayat di atas dapat kita ketahui bagaimana bagusnya ta'lim (pengajaran) Allah
Subhaanahu wa Ta'ala kepada Nabi Musa, dimana setelah diberikan ilmu, maka diadakan tanya-jawab agar
yang didakwahi ikut aktif; tidak hanya mendengarkan saja.
257
Pertanyaan ini sesungguhnya sudah diketahui Allah, akan tetapi agar perhatian Musa semakin bertambah
di saat itu atau semakin tenteram hatinya, maka disampaikan dengan cara pertanyaan.
258
Seperti ketika berdiri dan ketika berjalan.
259
Inilah akhlak mulia Nabi Musa „alaihis salam, di mana di antara pengaruhnya adalah bagusnya Beliau
dalam mengembala kambing. Ihsan Beliau terhadapnya menunjukkan perhatian Allah, pilihan-Nya dan

37 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


   
19. Allah berfirman, "Lemparkanlah ia, wahai Musa!"

     


20. Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap
dengan cepat261.

        


21. Dia (Allah) berfirman, "Peganglah ia dan jangan takut262, Kami akan mengembalikannya
kepada keadaannya semula263,

           
22. Dan kepitkanlah tanganmu264 ke ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih (bercahaya) 265 tanpa
cacat, sebagai mukjizat yang lain266,

    


23. Untuk Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat
besar267,

pengkhususan-Nya. Abdurrahman bin Al Qasim meriwayatkan dari Imam Malik, ia berkata, "Al Hasy
(merontokkan) adalah seseorang meletakkan tongkatnya yang melengkung ke dahan pohon, lalu digerakkan
sehingga jatuh daun dan buahnya, namun tidak mematahkan batangnya."
260
Dalam kalimat ini terdapat dalil yang menunjukkan tingginya budi pekerti Nabi Musa „alaihis salam,
yaitu ketika Allah bertanya tentang apa yang ada di tangan kanannya, sedangkan pertanyaan itu mengandung
kemungkinan berkaitan dengan bendanya atau manfaatnya, maka Beliau menerangkan benda itu dan
manfaatnya.
261
Kemudian Musa „alaihis salam lari karena takut dan tidak menoleh. Disebutkan sifat ular tersebut, yakni
merayap dengan cepat untuk menghilangkan persangkaan yang mungkin timbul, yaitu bahwa ular itu hanya
sebatas khayalan tidak ada hakikatnya, maka ketika disebutkan perkataan “merayap dengan cepat” hilanglah
sangkaan itu.
262
Yakni tidak akan terjadi apa-apa denganmu.
263
Maka Nabi Musa „alaihis salam mengikuti perintah Allah karena iman dan berserah diri kepada-Nya,
Beliau pun memegangnya, maka tongkat itu pun kembali seperti sedia kala.
264
Yakni masukkanlah telapak tanganmu yang kanan ke dalam leher bajumu lalu kepitlah dengan lengan
atasmu.
265
Yakni putih berkilauan seakan-akan belahan bulan. Menurut Al Hasan Al Bashri, seakan-akan ia sebuah
lampu.
266
Dalam ayat lain Allah Ta‟ala berfrman, “Maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu
(yang akan kamu hadapkan kepada Fir'aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang fasik". (Terj. Al Qashas: 32)
267
Yakni Kami lakukan semua itu, seperti berubahnya tongkat menjadi ular dan keluarnya cahaya putih dari
tanganmu adalah untuk memperlihatkan kepadamu sebagian di antara tanda-tanda kekuasaan Kami yang
menunjukkan kebenaran risalahmu dan kebenaran yang engkau bawa sehingga hatimu tenang dan
pengetahuanmu bertambah, dan kamu pun semakin percaya kepada pertolongan Allah dan penjagaan-Nya,
demikian pula sebagai hujjah dan bukti terhadap orang-orang yang akan engkau datangi.

38 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
24. Pergilah kepada Fir'aun; dia benar-benar telah melampaui batas268.”

     


25. Dia (Musa) berkata, "Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku269,

   


26. dan mudahkanlah untukku urusanku270,

    


27. dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku271,

  


28. agar mereka mengerti perkataanku272,

268
Dalam kekafiran, membuat kerusakan dan dalam kesombongan serta dalam menindas kaum lemah.
Melampaui batas dalam kekafiran adalah sikapnya sampai mengaku sebagai tuhan. Sikap melampaui batas
inilah yang menyebabkan Fir‟aun binasa, akan tetapi termasuk rahmat Allah, kebijaksanaan dan keadilan-
Nya adalah Dia tidak mengazab seorang pun kecuali setelah hujjah tegak dengan dikirimkan rasul. Ketika
itu, Musa „alaihis salam mengetahui bahwa tugasnya itu sungguh berat karena diutus kepada orang yang
angkuh dan sombong ini, di mana tidak ada seorang pun di Mesir yang berani menentangnya, sedangkan
Musa „alaihis salam hanya seorang diri dan dahulu Beliau telah melakukan perbuatan yang telah
dilakukannya, yaitu membunuh tanpa sengaja, di mana hal ini menambah berat lagi bebannya, maka Nabi
Musa „alaihis salam mengikuti perintah Allah dan menerimanya dengan dada yang lapang, Beliau pun
meminta kepada Allah pertolongan-Nya serta agar dimudahkan semua sebab yang menjadi sempurnanya
dakwah sebagaimana disebutkan permintaannya di ayat selanjutnya.
269
Agar Beliau siap menerima gangguan baik berupa ucapan maupun perbuatan dan agar dadanya tidak
sempit, karena jika dada sempit, maka ia tidak bisa menujuki manusia dan mendakwahkan mereka. Dan
manusia biasanya akan menerima dakwah ketika hati da‟i lunak dan dadanya lapang.
Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa ini adalah permintaan Nabi Musa 'alaihis salam kepada Tuhannya Azza wa
Jalla agar Dia melapangkan dadanya dalam perkara yang ia diutus untuknya, karena Beliau diperintahkan
dengan perintah yang besar dan urusan yang berat, yaitu diutusnya Beliau kepada raja besar yang berkuasa
di bumi ketika itu, raja yang paling kejam dan paling kafir, paling banyak tentaranya dan paling makmur,
paling melampaui batas dan paling keras, bahkan ia menyatakan tidak kenal siapa Allah dan tidak
mengetahui ada tuhan selainnya untuk rakyatnya. Di samping itu, Nabi Musa pernah tinggal di tempatnya
ketika kecilnya, di kamar Fir'aun, bahkan tidur di kasurnya, lalu Beliau membunuh (tanpa disengaja) salah
seorang tentaranya, sehingga Beliau merasa takut jika mereka nanti membunuhnya, akhirnya Beliau pergi
meninggalkan mereka dalam waktu yang cukup lama ini, setelah itu Allah Azza wa Jalla mengutusnya
kepada mereka sebagai pemberi peringatan dan mengajak mereka beribadah kepada Allah saja yang tidak
ada sekutu bagi-Nya.
270
Yakni mudahkanlah semua urusan yang aku lakukan dan semua jalan yang aku tempuh di jalan-Mu, serta
mudahkanlah semua kesulitan di hadapanku. Bisa juga maksudnya, jika Engkau ya Allah tidak menolong
dan membantuku, maka tidak ada kemampuan sama sekali bagiku.
271
Lisan Beliau sebelumnya terasa berat dan kaku sehingga perkataan Beliau hampir tidak bisa dipahami.
Yang demikian, karena ketika kecil Fir'aun pernah menawarkan kurma dan bara kepadanya, lalu ia
mengambil bara api dan meletakkan ke lisannya. Beliau tidak meminta dihilangkan semua kekakuan
lisannya, bahkan yang Beliau minta adalah agar mereka dapat memahami maksudnya atau sesuai kebutuhan,
kalau sekiranya Beliau meminta dihilangkan kekakuan lidahnya seluruhnya, tentu bisa, akan tetapi para nabi
tidaklah meminta selain sesuai kebutuhan.

39 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
29. dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku273,

  


30. (yaitu) Harun, saudaraku,

   


31. teguhkanlah kekuatanku dengan adanya dia,

   


32. dan jadikankanlah dia sekutu274 dalam urusanku,

   


33. agar Kami banyak bertasbih kepada-Mu,

  


34. dan banyak mengingat-Mu275,

    


35. sesungguhnya Engkau Maha Melihat (keadaan) kami276.”

     


36. Allah berfirman, "Sungguh, telah diperkenankan (semua) permintaanmu, wahai Musa!277

272
Ketika menyampaikan risalah.
273
Ats Tsauri meriwayatkan dari Abu Sa'id, dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ia berkata, "Maka Harun diangkat
menjadi nabi ketika itu, yaitu ketika Musa 'alaihis salam diangkat menjadi nabi."
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah, bahwa ia pernah keluar berumrah, lalu ia singgah di tengah-
tengah orang-orang Arab badui, kemudian ia mendengar salah seorang di antara mereka berkata, "Siapakah
saudara yang paling memberikan manfaat kepada saudaranya di dunia?" Mereka menjawab, "Kami tidak
tahu." Lalu ada yang menjawab, "Demi Allah, saya mengetahuinya." Aisyah berkata, "Maka aku berkata
dalam hati tentang sumpahnya, "Ia tidak mengucapkan insya Allah. Sesungguhnya ia betul-betul mengetahui
siapakah saudara yang paling memberikan manfaat bagi saudaranya." Orang itu pun menjawab, "Yaitu Nabi
Musa. Ketika ia meminta kenabian untuk saudaranya." Aisyah berkata, "Demi Allah, ia benar."
274
Yakni sebagai rasul pula di samping Beliau. Atau maksudnya, jadikanlah ia sekutu dalam
bermusyawarah.
275
Mujahid berkata, "Seseorang tidak termasuk orang yang banyak mengingat Allah, sampai ia mengingat
Allah dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring."
276
Yakni sesungguhnya Engkau mengetahui keadaan kami, kelemahan kami, dan rasa butuhnya kami
kepada Engkau dalam semua urusan, dan Engkau lebih mengetahui keadaan kami dan lebih sayang kepada
kami daripada diri kami sendiri, oleh karena itu karuniakanlah kepada kami permintaan kami dan
kabulkanlah doa kami.
277
Permintaan Musa „alaihis salam ini menunjukkan sempurnanya ma‟rifatnya kepada Allah, kecerdasannya
dan pengalamannya serta sempurnanya sifat nushnya (rasa tulus kepada orang lain), yang demikian karena
seorang da‟i yang mengajak kepada Allah, yang membimbing makhluk apabila orang yang didakwahi
adalah orang-orang yang sombong dan keras serta melampaui batas (keterlaluan), maka dibutuhkan dada

40 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
37. 278Dan sungguh, Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kesempatan yang lain (sebelum
ini),

Ayat 38-48: Membicarakan tentang perhatian Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada setiap
orang yang memikul beban risalah, penjelasan sayangnya ibu dan kelembutannya kepada
anak, dan perintah kepada Nabi Musa ‘alaihis salam dan Nabi Harun ‘alaihis salam untuk
menghadap Fir’aun.

      


38. (yaitu) ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan279,

                

      


39. (yaitu), letakkanlah dia (Musa) dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil), maka
biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi, dia akan diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan

yang lapang, kesabaran yang sempurna terhadap gangguan yang akan menimpanya, lisan yang fasih agar
dapat mengungkapkan maksudnya, bahkan kefasihan dalam keadaan seperti ini sangat dibutuhkan sekali
agar dapat mengajak mereka dengan baik dan karena perlunya memperindah kebenaran dan menghias
semampunya agar dicintai oleh manusia dan agar kebatilan semakin buruk sehingga dijauhi. Di samping itu,
seorang da‟i juga perlu dimudahkan urusannya, sehingga ia mendatangi rumah-rumah dari pintunya,
berdakwah dengan hikmah, nasehat yang baik, dan berdebat dengan cara yang baik, dan lebih sempurna lagi
jika Beliau memiliki pembantu yang membantu apa yang diharapkannya, hal itu karena suara jika banyak
tentu akan berpengaruh berbeda jika hanya seorang diri. Oleh karena itulah Nabi Musa „alaihis salam
meminta semua itu dan kemudian permintaan Beliau dikabulkan. Ayat ini menunjukkan perlunya ada
kesiapan dalam berdakwah serta segala sebab yang dapat memperlancar dakwah, dan untuk memperolehnya
adalah dengan meminta kepada Allah kemudian berusaha untuk memilikinya. Jika kita memperhatikan
kepada para nabi dan rasul, tentu kita akan menemukan kesamaan, hanyasaja sesuai kondisi ketika itu,
misalnya adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sifat–sifat Beliau sungguh utama dan mulia,
dada Beliau lapang, lisannya fasih, bagus dalam menerangkan serta memiliki pembantu-pembantu dalam
menegakkan kebenaran, yaitu para sahabat.
278
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan nikmat-nikmat yang diberikan kepada Musa bin
Imran berupa nikmat agama, wahyu, kerasulan dan pengabulan doa, Allah menyebutkan pula nikmat-Nya
saat Beliau masih kecil dan dalam masa perkembangan.
279
Dalam bentuk mimpi atau ilham ketika ibumu melahirkan kamu dan ia khawatir kalau Fir‟aun sampai
membunuhmu, karena ketika itu dia memerintahkan agar bayi Bani Israil yang lahir disembelih. Ada yang
mengatakan bahwa sebab Fir‟aun membunuh anak laki-laki dari kalangan Bani Isra‟il adalah karena berita
yang sampai kepadanya dari orang-orang Qibth (Mesir), di mana mereka mendengar cerita dari kaum Bani
Isra‟il yang mereka warisi dari Nabi Ibrahim „alaihissalam, bahwa akan keluar dari keturunannya seorang
anak yang akan menggulingkan kekuasaan raja Mesir.
Sedangkan menurut As Suddiy yang bersumber dari Ibnu Abbas atau dari Ibnu Mas‟ud dan para sahabat
yang lain bahwa sebabnya adalah karena Fir‟aun bermimpi ada sebuah api yang datang dari arah Baitul
Maqdis membakar rumah-rumah di Mesir beserta orang-orang Qibthi, namun orang-orang bani Isra‟il tidak
kena. Ketika Fir‟aun bangun, ia pun kaget, segeralah dikumpulkannya para penyihir, para dukun dan para
peramal, ia bertanya kepada mereka, mereka pun menjawab, “Ini adalah anak laki-laki dari kalangan mereka
(bani Isra‟il) yang akan menjadi sebab hancurnya penduduk Mesir melalui tangannya.” Wallahu Ta‟aala
a‟lam.

41 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


musuhnya280. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku281, dan agar
engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku,

                  

                

 
40. (yaitu) ketika saudara perempuanmu berjalan282, lalu dia berkata (kepada keluarga Fir'aun),
"Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka Kami
mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati. Dan engkau pernah
membunuh seseorang283, lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan yang besar dan Kami telah
mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat)284; lalu engkau tinggal beberapa tahun di antara
penduduk Madyan285, kemudian engkau, wahai Musa, datang menurut waktu yang ditetapkan286,

  


41. Dan Aku telah memilihmu (menjadi rasul) untuk diri-Ku287.

        


42. Pergilah engkau beserta saudaramu dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan)-Ku288, dan
janganlah kamu berdua lalai mengingat-Ku289;

280
Oleh karena Fir'aun membunuh anak-anak Bani Israil, maka Allah menetapkan agar Nabi Musa yang
berasal dari Bani Israil tidak dibesarkan kecuali di rumah Fir'aun dan mendapatkan makanan dan minuman
darinya sebagai balasan terhadap kejahatannya kepada bani Israil.
Maksudnya, setiap orang yang memandang Nabi Musa „alaihis salam akan merasa sayang kepadanya.
281

Menurut Salamah bin Kuhail, maksudnya Allah menjadikan Musa dicintai oleh hamba-hamba-Nya.
282
Agar ia dapat mengetahui keadaan Musa. Ketika itu, para ibu yang siap menyusukan dihadirkan, namun
Musa menolak menyusu kepada salah seorang di antara mereka, lalu saudara perempuannya berkata
sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.
283
Yang dibunuh Musa „alaihis salam ini ialah seorang bangsa Qibthi yang sedang berkelahi dengan seorang
Bani Israil, sebagaimana yang dikisahkan dalam surah Al Qashash ayat 15. Setelah itu Musa „alaihis salam
berdoa dan meminta ampunan kepada Allah, maka Allah mengampuninya, lalu Musa pergi menyelamatkan
diri ketika mendengar bahwa para pembesar negeri hendak menangkapnya untuk dibunuh, maka Allah
Subhaanahu wa Ta'aala menyelamatkan Beliau dari kemalangan akibat membunuh dan dari pembunuhan
yang direncanakan oleh para pembesar negeri.
284
Yakni ternyata engkau tetap istiqamah di atas keadaanmu yang baik.
285
Nabi Musa „alaihis salam datang ke negeri Mad-yan untuk menyelamatkan diri, di sana Beliau
dikawinkan oleh seorang hamba yang saleh (menurut sebagian ahli sejarah, bahwa ia adalah Nabi Syu‟aib,
namun yang lain tidak berpendapat demikian) dengan salah seorang puterinya dan menetap sepuluh tahun di
sana sambil bekerja menggembala kambing.
286
Yakni ditetapkan dalam ilmu-Nya untuk datang ke lembah Thuwa menerima wahyu dan kerasulan, yaitu
pada saat usia Beliau 40 tahun. Hal ini menunjukkan perhatian Allah kepada Nabi Musa „alaihis salam.
287
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengatur dan mengurus Musa „alaihis salam agar menjadi orang yang
dicintai-Nya dan mencapat derajat yang tidak dicapai oleh makhluk-makhluk-Nya yang lain kecuali sedikit
di antara mereka.
288
Seperti tangan, tongkat dan mukjizat lainnya yang Allah berikan.

42 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
43. Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas290;

        


44. maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‟aun) dengan kata-kata yang lemah lembut291,
mudah-mudahan dia sadar atau takut292.”

          
45. Keduanya berkata293, "Ya Tuhan Kami, sungguh, kami khawatir dia akan segera menyiksa
kami294 atau akan bertambah melampaui batas295.”

        


46. Allah berfirman, "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu
berdua296, Aku mendengar297 dan melihat298.”

289
Yang demikian adalah karena dzikrullah membantu semua urusan, memudahkannya dan
meringankannya. Ini salah satu di antara sekian keutamaan dzikrullah.
290
Baik dalam kekafirannya (sampai mengaku sebagai tuhan), dalam kezalimannya (sampai tega
menyembelih bayi yang lahir) maupun dalam permusuhannya.
291
Yakni dengan lembut dan beradab, tidak membual (mengada-ada), tidak keras ucapannya dan tidak kasar
sikapnya. Ucapan yang lembut dapat membuat orang lain menerima, sedangkan ucapan yang keras dapat
membuat orang lain menjauh. Nabi Musa „alaihs salam kemudian mengikuti perintah Allah tersebut, dan
ketika sampai kepada Fir‟aun dengan lembut Musa berkata sesuai perintah Allah, “Adakah keinginanmu
untuk membersihkan diri, dan engkau akan kuarahkan ke jalan Tuhanmu agar Engkau takut kepada-Nya?”
(lihat surah An Naazi‟at: 18-19) sepeti inilah cara yang perlu dilakukan da‟i, yakni perkataannya tidak
menunjukkan paksaan, tetapi menunjukkan pilihan dan penawaran seperti dengan kata-kata, “Maukah?
Mungkin? Barang kali?” dsb. Karena hal ini lebih bisa diterima daripada perkataan yang terkesan memaksa
atau mengajari, terlebih kepada orang yang lebih tua. Perhatikanlah kalimat tersebut, “Adakah keinginanmu
untuk membersihkan diri…dst.” Kalimatnya tidak “Agar aku bersihkan dirimu?” tetapi “membersihkan
diri?” yang menunjukkan biarlah ia memberihkan dirinya sendiri setelah mengingatkan sesuatu yang
membuatnya berpikir. Kemudian Musa „alaihis salam mengajaknya kepada jalan Tuhannya yang telah
mengaruniakan berbagai nikmat yang tampak maupun yang tersembunyi, di mana nikmat-nikmat itu
sepatutnya disyukuri dengan mengikuti perintah-perintah-Nya. Namun ternyata Fir‟aun tidak menerima
nasihat yang lembut itu, maka semakin jelaslah, bahwa peringatan tidak bermanfaat baginya, sehingga
pantas jika Allah menghukumnya.
292
Kepada Allah. Yakni dia sadar terhadap kesalahannya dan kesesatannya selama ini atau takut kepada
Allah Ta'ala sehingga menaatinya.
293
Sambil meminta perlindungan kepada Allah 'Azza wa Jalla.
294
Yakni sebelum risalah-Mu sampai dan sebelum kami menegakkan hujjah kepadanya.
295
Terhadap kami dengan bersikap sombong.
296
Dengan memberikan pertolongan dan perlindungan.
297
Apa yang diucapkannya.
298
Apa yang dilakukannya.

43 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

     


47. Maka pergilah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah, "Sungguh, kami berdua
adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil299 bersama Kami300 dan janganlah engkau
menyiksa mereka301. Sungguh, kami datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan
kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan302 itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti
petunjuk303.

          
48. Sungguh, telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) pada siapa pun yang
mendustakan (ajaran agama yang kami bawa)304 dan berpaling (tidak mempedulikannya)305.

299
Yakni dari jeratanmu dan perbudakanmu wahai Fir‟aun agar mereka dapat hidup merdeka dan berkuasa
terhadap urusan mereka serta agar Musa dapat menegakkan syari‟at Allah dan agama-Nya di tengah-tengah
mereka.
300
Pergi ke Syam.
301
Bani Israil ketika berada di Mesir di bawah perbudakan Fir'aun. Mereka dipekerjakan untuk mendirikan
Bangunan-bangunan yang besar dan kota-kota dengan kerja paksa. Maka Nabi Musa „alaihis salam meminta
kepada Fir'aun agar mereka dibebaskan.
302
Yakni dari azab di dunia dan akhirat.
303
Kalimat ini, "Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk" dipakai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berdakwah kepada raja yang kafir, seperti kepada Heraclius,
raja Romawi, dimana isi suratnya adalah:
‫ِذس لَّك ِذ َّك ْك ِذ َّك ِذ ي ِذ ِذ ُرُم َّكم ٍة ِذ لَّك ِذ رسوِذِذ ِذ َذ ِذه قْك ِذظي ِذ ُّب ِذ س َذ لَذى ِذ تَّك ْكْل َذ ى َذَّك ل ُر اَذِذإ ٍّ َذ ْك و َذ ِذ ِذ ِذ‬
‫َذ َذ‬ ‫ُر‬ ‫َذ ْك‬ ‫َذ ٌح َذ َذ َذ َذ ُر‬ ‫َذ َذ َذ‬ ‫َذ َذ ُر‬ ‫ْك َذ َذْك‬ ‫َذ‬ ‫ْك‬
‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ي ِذ ْكَذ ْكا ِذَذر ِذسيٍّ َذ َذ ( َذ ْكَذه َذ ْك ِذكَذ ِذ تَذ َذل َذ ْكو ِذ َذ َذ ل َذم ٍة َذس َذو ا َذْكي نَذ نَذ‬
‫ي لَّك ُر َذ ْك َذ َذ َذ َّكتَذ ْك ِذ اَذِذإ ْك تَذ َذوَّكْكي َذ اَذِذإ َّك َذلَذْكي َذ‬ ‫َذسل ْك تَذ ْكسلَذ ْك ُر ْك تِذ َذ‬
‫ْكِذْل ْكس َذ ِذ ْك‬
) ‫َّكخ َذذ َذ ْكل ُرنَذ َذ ْكل ً ْكَذرَذ ً ِذ ْك ُر ِذ لَّك ِذ اَذِذإ ْك تَذ َذوَّكْكو اَذ ُرقوُرو ْك َذ ُر ِذَذَّك ُر ْكسلِذ ُرمو َذ‬ ‫ي نَذ ُرك َذ ْك َذ َذل َذ ِذَّك لَّك َذ ُر ْك ِذ َذ ِذِذ َذ ي َذ ِذ‬
‫ْكً َذ َذ‬ ‫َذ َذ‬ ‫ْك ُر‬ ‫َذ َذْك ْك‬
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Dari Muhammad hamba Allah dan utusanNya kepada Heraclius penguasa Romawi,
Keselamatan dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk, amma ba‟d:
Sesungguhnya saya mengajak anda dengan ajakan Islam. Masuk Islamlah, niscaya anda selamat. Allah akan
memberikan kepada anda pahala dua kali lipat. Jika anda menolak, maka anda akan memikul dosa rakyat
anda, dan, “Wahai Ahli Kitab! Marilah bersama-sama kepada satu kalimat yang tidak ada perbedaan antara
kami dan kamu yaitu, “Kita tidak beribadah selain kepada Allah, dan tidak menyekutukanNya dengan
sesuatu, serta masing-masing kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan selain Allah. Jika mereka menolak,
maka saksikanlah bahwa kami orang-orang Islam.” (HR. Bukhari)
304
Yakni mendustakan berita-berita Allah dan Rasul-Nya, atau mendustakan ayat-ayat Allah.
305
Maksudnya, tidak mempedulikan dan tidak mengikuti ajaran dan petunjuk rasul. Ada yang mengatakan,
bahwa kaddzaba (mendustakan) itu dilakukan oleh hati, sedangkan tawalla (berpaling dan tidak
mempedulikannya) dilakukan oleh perbuatan.
Nabi Musa „alaihis salam mentarghib (mendorong) Fir‟aun untuk beriman dan mengikutinya serta
mentarhib(menakut-nakuti)nya jika tidak mau beriman dan mengikuti. Akan tetapi nasehat itu tidak
dipedulikannya, ia tetap ingkar dan kafir kepada Tuhannya dan membantahnya karena kezaliman dan
kedurhakaannya seperti yang disebutkan dalam ayat selanjutnya.

44 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 49-55: Dialog Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihimas salam dengan Fir’aun, dan
penegakkan dalil-dalil terhadap keberadaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

    


49. Dia (Fir‟aun) berkata, "Siapakah Tuhanmu berdua, wahai Musa?” 306.

         
50. Musa menjawab, "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan bentuk kejadian kepada
segala sesuatu307, kemudian memberinya petunjuk308.

     


51. 309Fir'aun berkata, "Lalu bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu310?"

            
52. Musa menjawab, "Pengetahuan tentang itu ada pada Tuhanku, di dalam sebuah kitab311,
Tuhanku tidak akan salah ataupun lupa312;

306
Yakni Tuhan yang mengutus kamu berdua karena aku tidak mengetahuinya dan tidak mengetahui adanya
tuhan selainku.
307
Yakni Dia yang menciptakan semua makhluk dan memberikan kepada setiap makhluk ciptaan atau
bentuk yang cocok baginya, di mana hal itu menunjukkan bagusnya ciptaan-Nya, ada yang berbadan besar
dan ada yang kecil dan ada pula yang pertengahan, dan Dia memberikan pula sifatnya. Ada yang
berpendapat, maksudnya Dia yang menciptakan untuk segala sesuatu pasangannya.
308
Maksudnya, memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya masing-
masing. Oleh karena itu, kita dapat menyaksikan semua makhluk berusaha untuk memperoleh manfaat dan
terhindar dari bahaya. Ada pula yang berpendapat, bahwa ayat ini seperti firman Allah Ta'ala, "Dan yang
menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk," (Terj. QS. Al A'laa: 3), yakni Dia mencatat
amal, ajal, dan rezeki, lalu semua makhluk berjalan menurut taqdir itu atau Dia yang menciptakan makhluk,
menaqdirkannya, dan mengarahkan makhluk sesuai yang Dia inginkan.
Oleh karena dalil yang disampaikan Musa adalah benar, maka untuk menolaknya Fir‟aun beralih kepada
309

masalah lain dan menyimpang dari maksud dan tujuan.


310
Seperti kaum Nuh, kaum Hud, kaum Luth, dan kaum Shalih, di mana mereka telah mendahului kami
mengingkari Allah dan menyembah kepada selain-Nya?
311
Maksudnya, Lauh Mahfuzh. Dia menghitung secara teliti amal mereka, baik atau buruk dan mencatatnya
dalam Lauh Mahfuzh yang kemudian akan diberi-Nya balasan pada hari kiamat.
Maksud jawaban Musa ini adalah, bahwa umat-umat terdahulu itu sudah mengerjakan yang telah mereka
kerjakan dan mereka tinggal menunggu pembalasan, oleh karena itu tidak ada gunanya kamu bertanya
tentang mereka wahai Fir‟aun! Mereka adalah umat yang telah berlalu, balasan untuknya sesuai apa yang dia
kerjakan dan dosanya akan mereka tangung. Jika dalil yang kami kemukakan dan ayat yang kami
perlihatkan itu sudah membuktikan kebenaran kami dan seperti itulah kenyataannya, maka tunduklah kepada
kebenaran dan tinggalkanlah kekafiran dan kezaliman serta jangan terlalu banyak membantah dengan
kebatilan. Jika engkau masih meragukannya, maka pintu untuk mengkajinya tidaklah tertutup dan jalannya
terbuka, inilah maksud jawaban Musa „alaihis salam, wallahu a‟lam. Kemudian Nabi Musa „alaihis salam
melanjutkan dengan menyebutkan nikmat-nikmat yang diberikan Allah dan ihsan-Nya sebagaimana
dijelaskan dalam ayat selanjutnya.
312
Yakni ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu dan Dia tidak pernah lupa, berbeda dengan makhluk yang
ditimpa dua kekurangan, yaitu ilmunya terbatas dan lupa setelah mengetahuinya.

45 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

   


53. 313(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu314, dan menjadikan jalan-
jalan di atasnya bagimu315, dan yang menurunkan air (hujan) dari langit. Kemudian Kami
tumbuhkan dengannya (air hujan itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan316.

          
54. Makanlah dan gembalakanlah hewan-hewanmu317. Sungguh, pada yang demikian itu, terdapat
tanda-tanda (kekuasaan) Allah318 bagi orang yang berakal319.

         


55. Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu320 dan kepadanyalah Kami akan
mengembalikan kamu321 dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu322 pada waktu yang
lain323.

313
Kalimat ini merupakan kelanjutan kalimat sebelumnya di ayat 50 yang di sela-selanya Fir'aun
menyanggahnya.
314
Sehingga meskipun bulat, kamu dapat tinggal dan menetap di sana, berjalan di atasnya, mendirikan
ً ‫َذ ْك‬ ‫" ِذ‬.
bangunan dan menggarap tanahnya. Kata " " ada yang membacanya dengan " ً ‫َذ‬
315
Dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari daerah yang satu ke daerah yang lain, dsb. Sehingga
mereka dapat pergi ke daerah yang jauh dengan mudah mengikuti jalan-jalan itu.
316
Sebagai rezeki untuk kita dan hewan ternak kita. Jika tidak ada tumbuhan, tentu manusia dan hewan tidak
dapat makan dan akan binasa.
317
Susunan ayat ini tampaknya menunjukkan karunia-Nya kepada manusia. Ayat ini menunjukkan bahwa
hukum asal semua tumbuhan adalah mubah, sehingga tidak ada yang haram selain yang membahayakan
seperti racun, ganja, dsb.
318
Demikian pula menunjukkan karunia Allah, ihsan-Nya, rahmat-Nya, luasnya kepemurahan-Nya,
perhatian-Nya, dan menunjukkan bahwa hanya Allah-lah Tuhan yang berhak disembah satu-satunya, dan
yang berhak mendapat pujian dan sanjungan, dan bahwa Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Di samping itu,
dihidupkan-Nya tanah yang sebelumnya mati menunjukkan bahwa Dia mampu menghidupkan orang-orang
yang telah mati.
319
Akal disebut “nuha” karena ia melarang pemiliknya dari mengerjakan perbuatan buruk. Dikhususkan
kepada orang-orang yang berakal, karena hanya mereka yang dapat mengambil manfaat dan pelajaran
darinya, di mana mereka memandangnya dengan pandangan yang disertai pengambilan pelajaran. Adapun
selain mereka, maka tidak ubahnya seperti hewan ternak, melihat tanpa mengambil pelajaran, pandangan
mereka tidak sampai mengetahui maksud daripadanya, bahkan yang mereka peroleh sebagaimana yang
diperoleh binatang ternak yaitu bersenang-senang semata; hanya makan dan minum, sedangkan hati mereka
lalai dan badan mereka berpaling. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, ”Dan banyak sekali tanda-tanda
(kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lalui, sedang mereka berpaling daripadanya.” (Terj.
Yusuf: 105)
320
Yakni nenek moyang mereka, yaitu Adam diciptakan Allah Ta'ala dari tanah.
321
Dengan dikubur dalam tanah setelah mati.
322
Untuk dibangkitkan. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al A'raaf: 25.
323
Ayat 53 dan 55 menunjukkan Allah Mahakuasa menghidupkan kembali, sebagaimana Dia berkuasa
menghidupkan tanah yang mati dan menciptakan mereka darinya.

46 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 56-69: Dialog antara Nabi Musa ‘alaihis salam dengan Fir’aun, dan bagaimana Fir’aun
bersikap sombong serta bersandar dengan kekuatannya.

      


56. Dan sungguh, Kami telah memperlihatkan kepadanya (Fir'aun) tanda-tanda (kekuasaan) Kami
semuanya324, ternyata dia mendustakan325 dan enggan (menerima kebenaran).

       


57. Fir'aun berkata, "Apakah engkau datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami326
dengan sihirmu, wahai Musa327?

              
58. Maka kami pun pasti akan mendatangkan sihir semacam itu kepadamu328, maka buatlah suatu
perjanjian untuk pertemuan antara kami dan engkau yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak
(pula) engkau, di suatu tempat yang terbuka.”

        


59. Musa berkata, "(Perjanjian) waktu untuk (pertemuan kami dengan kamu itu) ialah pada hari
raya329 dan hendaklah orang-orang330 dikumpulkan pada pagi hari (duha)331.”

      


60. Maka Fir'aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya 332, kemudian dia datang
kembali pada hari yang ditentukan333.
324
Tanda-tanda tersebut menunjukkan kenabian Musa „alaihis salam. Allah memperlihatkan sembilan tanda
kepada Fir‟aun sebagaimana di surah Al Isra': 101. Pada pertemuan pertama antara Nabi Musa „alaihis salam
dengan Fir'aun, yang diperlihatkan hanya dua, yaitu tongkat Nabi Musa „alaihis salam menjadi ular dan
tangannya menjadi putih cemerlang. Di ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa Dia
telah menunjukkan kepada Fir‟aun ayat-ayat-Nya, sesuatu yang dapat diambil ibrah (pelajaran) dan berbagai
bukti, akan tetapi Fir‟aun mendustakan dan berpaling, menjadikan yang hak sebagai yang batil, dan yang
batil sebagai yang hak serta membantah kebenaran dengan kebatilan untuk menyesatkan manusia.
325
Yakni mendustakan ayat-ayat itu dan menganggapnya sebagai sihir.
326
Yaitu Mesir, sehingga kerajaan beralih untukmu dan orang-orang banyak mengikutimu.
327
Ucapan Fir‟aun ini adalah untuk mengelabui rakyatnya, agar ia mendapat dukungan kuat dari mereka
sehingga Musa dimusuhi dan dibenci oleh semua rakyatnya.
328
Untuk menandinginya.
329
Di mana ketika itu mereka berhias dan berkumpul serta berlibur dari kesibukan mereka. Menurut Ibnu
Abbas, hari raya itu terjadi pada hari Asyura (10 Muharram).
330
Yakni penduduk Mesir.
331
Agar lebih terang dan jelas, untuk menyaksikan apa yang akan terjadi atau menyaksikan kekuasaan Allah
berupa mukjizat yang Dia berikan kepada para nabi dan batilnya perkara sihir.
332
Yang ia sanggupi, dan ia segera mengirimkan orang yang akan mengumpulkan para pesihir yang ahli di
berbagai kota. Ketika itu, sihir sedang marak dan ilmu sihir disukai oleh manusia, maka terkumpullah para
pesihir dalam jumlah banyak dan mereka pun hadir pada hari yang ditentukan. Pada hari itu, lapangan penuh
dihadiri oleh kaum laki-laki dan wanita, para pembesar dan orang-orang terhormat, orang-orang awam,
orang dewasa dan anak-anak, sedangkan Fir'aun duduk di atas singgasananya.

47 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                
61. 334Musa berkata kepada mereka335, "Celakalah kamu! Janganlah kamu mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah336, nanti Dia membinasakan kamu dengan azab.” Dan sungguh rugi
orang yang mengada-adakan kebohongan337.

     


62. 338Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka339 dan mereka merahasiakan
percakapan (mereka).

            


63. Mereka (para pesihir) berkata340, "Sesungguhnya dua orang ini adalah pesihir yang hendak
mengusirmu (Fir‟aun) dari negerimu dengan sihir mereka berdua, dan hendak melenyapkan adat
kebiasaanmu yang utama341.

           

333
Setelah Fir'aun mengatur tipu dayanya, maka Fir'aun bersama pengikut-pengikutnya datang ke tempat
yang ditentukan itu.
334
Ketika mereka semua berkumpul dari berbagai negeri untuk menyaksikan pertunjukan itu, maka Nabi
Musa 'alaihis salam maju dengan bersandar di atas tongkatnya didampingi Nabi Harun 'alaihis salam, lalu ia
menasehati seperti yang disebutkan dalam ayat di atas dan menegakkan hujjah atas mereka.
335
Yakni kepada para tukang sihir yang ada di hadapannya.
336
Bisa maksudnya mengadakan sekutu bagi Allah, atau maksudnya membayangkan kepada manusia bahwa
kalian dapat merubah sesuatu padahal sesungguhnya tidak, sehingga kamu sama saja berdusta terhadap
Allah, atau maksudnya adalah, jangan menolong kebatilan dengan sihirmu untuk mengalahkan yang benar
dan kamu sama saja berdusta terhadap Allah, sehingga Dia akan membinasakan kamu dengan azab dari sisi-
Nya.
337
Yakni harapanmu agar dapat menang dan memperoleh kedudukan di hadapan Fir‟aun tidak akan kamu
peroleh dan kamu pun tidak mendapatkan keselamatan dari azab Allah, sehingga kamu merugi di dunia dan
akhirat.
338
Perkataan yang hak biasanya ada bekas di hati. Oleh karena itulah, ketika Musa „alaihis salam
mengucapkan kata-kata di atas, para pesihir menjadi bingung dan ketika itulah mereka berbisik-bisik, lalu
mereka sepakat terhadap suatu tindakan, yaitu seperti yang disebutkan pada ayat selanjutnya.
339
Tentang Musa dan Harun „alaihimas salam, apakah mereka di atas kebenaran atau tidak? Sebagian
mereka berkata, “Ini bukanlah perkataan pesihir, tetapi perkataan seorang nabi.” Yang lain mengatakan,
“Bahkan dia pesihir.” Ada pula yang berpendapat lain tentang apa yang diucapkan sebagian pesihir, wallahu
a‟lam.
340
Mereka saling mendorong antara sesama mereka dengan kata-kata yang isinya sama seperti yang
diucapkan oleh Fir‟aun sebelum ini.
341
Maksudnya, kedatangan Musa „alaihis salam dan Harun „alaihis salam ke Mesir itu adalah untuk
menggantikan kamu sebagai penguasa di Mesir. Sebagian ahli tafsir mengartikan thariqah di sini dengan
keyakinan (agama). Ada pula yang mengartikan thariqah di ayat ini dengan sihir, yakni jika keduanya (Nabi
Musa dan Harun 'alaihimas salam) berhasil mengalahkan sihirmu, maka mereka berdua akan membinasakan
kamu, mengusirmu dari negeri Mesir, dan kekuasaan berpindah ke tangan keduanya, dan harta yang biasa
kamu peroleh dari melakukan sihir, tidak lagi kamu terima.

48 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


64. Maka kumpulkanlah segala tipu daya (sihir) kamu, kemudian datanglah dengan berbaris342, dan
sungguh beruntung orang yang menang pada hari ini343.”

           
65. (Setelah mereka berkumpul) mereka berkata, "Wahai Musa! Apakah engkau yang melemparkan
(dahulu) atau kami yang lebih dahulu melemparkan?"

             
66. Dia (Musa) berkata, "Silahkan kamu melemparkan!” Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-
tongkat mereka terbayang olehnya (Musa) seakan-akan ia merayap cepat, karena sihir mereka.

     


67. Maka Musa merasa takut dalam hatinya344.

      


68. Kami berkata345, "Jangan takut! Sungguh, engkaulah yang unggul (menang).

                  
69. Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu346, niscaya ia akan menelan apa yang
mereka buat. Apa yang mereka buat itu hanyalah tipu daya pesihir (belaka)347. Dan tidak akan
menang pesihir itu, dari mana pun ia datang348.”

342
Agar kamu lebih kuat berbuat dan lebih ditakuti, serta lebih menakjubkan di hadapan manusia sehingga
kamu dapat mengalahkan kedua orang ini.
343
Maksud hari ini ialah hari berlangsungnya pertandingan. Adapun jika para pesihir yang menang, maka
mereka akan mendapatkan banyak pemberian dari Fir'aun dan kedudukannya dekat dengannya, sedangkan
jika Nabi Musa dan Nabi Harun 'alaihimas salam yang menang, maka mereka akan mendapatkan kedudukan
terhormat dan simpati orang-orang.
344
Beliau takut dan khawatir orang-orang terfitnah (tertipu) dengan sihir para pesihir sebelum Beliau
melempar tongkat yang ada di tangannya, maka selanjutnya Allah mewahyukan kepada Beliau agar
melempar tongkat yang ada di tangannya itu pada saat yang menegangkan itu.
345
Untuk menguatkan dan menenangkan.
346
Yakni tongkatnya.
347
Yang hendak mengelabui manusia semata dan membayangkan seakan-akan benar.
348
Dengan membawa sihirnya. Lalu Musa melempar tongkatnya, maka tongkat itu berubah menjadi ular
yang sangat besar yang mempunyai kaki, leher, kepala dan taring, lalu ular itu mengejar tali-tali dan tongkat-
tongkat yang dilempar para pesihir dan memakannya hingga habis, sedangkan para pesihir dan manusia yang
hadir menyaksikannya dengan rasa takjub sehingga semakin jelaslah kebenaran dan semakin batillah
kebatilan. Ketika itu, para pesihir mengetahui dengan yakin, bahwa apa yang dibawa Musa bukanlah sihir,
bahkan berasal dari Allah, maka mereka pun segera beriman.
Ibnu Abbas dan Ubaid bin Umair berkata, "Mereka di awal siang sebagai pesihir dan di akhir siang sebagai
syuhada yang baik."
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbasia berkata, "Para pesihir itu terdiri dari tujuh puluh orang. Di
pagi hari, mereka sebagai pesihir dan di sore hari sebagai syuhada."
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Al Auza'iy ia berkata, "Ketika para pesihir sujud, maka diperlihatkan
surga kepada mereka, sehingga mereka semua melihatnya."

49 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 70-76: Para pesihir Fir’aun menjadi orang-orang yang beriman setelah melihat
kebenaran, dan teguhnya mereka di atas keimanan meskipun disakiti.

        


70. Lalu para pesihir itu merunduk bersujud (kepada Allah), seraya berkata, "Kami telah percaya
kepada Tuhan Harun dan Musa.”

               

            
71. 349Dia (Fir'aun) berkata, "Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi
izin kepadamu. Sesungguhnya dia itu pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Maka
sungguh, akan kupotong tangan dan kakimu secara bersilang350, dan sungguh, aku akan salib kamu
pada pangkal pohon kurma dan sungguh, kamu pasti akan mengetahui siapa di antara kita351 yang
lebih pedih dan lebih kekal siksaannya.”

                 

   


72. Mereka (para pesihir) berkata, "Kami tidak akan memilih tunduk kepadamu352 atas bukti-bukti
nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan atas Allah yang telah menciptakan kami353.

Sa'id bin Jubair berkata tentang firman Allah Ta'ala, "Lalu para pesihir itu merunduk bersujud (kepada
Allah)," Mereka melihat tempat tinggal mereka (di surga), sehingga tampak bagi mereka, sedangkan mereka
dalam keadaan sujud."
349
Setelah bukti yang jelas itu, ternyata Fir‟aun malah bertambah kekafirannya, maka ia mempengaruhi akal
kaumnya dan memberitahukan kepada mereka, bahwa menangnya Musa melawan para pesihir bukanlah
karena kebenarannya, bahkan karena sebelumnya Musa „alaihis salam dengan para pesihir telah mengadakan
kesepakatan untuk mengeluarkan Fir‟aun dan kaumnya dari negerinya. Ketika kaumnya mendengar kata-
kata Fir‟aun itu, mereka pun menerimanya dan menyangka bahwa perkataan Fir‟aun itu benar, dan memang
kaumnya adalah orang-orang fasik. Fir'aun juga menggunakan kekuasaannya, ia pun mengancam para
pesihir dengan akan memotong tangan dan kaki mereka secara bersilang.
350
Maksudnya, tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya.
351
Yakni dengan persangkaannya antara dia (Fir‟aun) dengan Allah „Azza wa Jalla; siapa yang lebih pedih
dan lebih kekal siksanya. Fir‟aun merubah hakikat yang sebenarnya dan menakut-nakuti orang-orang yang
tidak berakal. Oleh karena itu, ketika para pesihir mengetahui yang hak, dan Allah mengaruniakan kepada
mereka akal yang dengannya mereka dapat mengetahui hakikat yang sebenarnya, maka mereka menjawab
ancaman Fir‟aun dengan berkata, “Kami tidak akan memilih tunduk kepadamu atas bukti-bukti nyata
(mukjizat), yang telah datang kepada kami dan atas Allah yang telah menciptakan kami. Maka putuskanlah
yang hendak engkau putuskan. Sesungguhnya engkau hanya dapat memutuskan pada kehidupan di dunia
ini.”
352
Dengan mendapat upah dan didekatkan denganmu.
353
Kalimat "walladzii fatharanaa" bisa maksudnya sumpah, yakni demi Allah yang telah menciptakan kami.
Bisa juga sebagai ma'thuf (bersambung) dengan kata "bayyinaat", yakni kami tidak akan memilih tunduk
kepadamu meninggalkan Pencipta kami; yang mengadakan kami dari yang sebelumnya tidak ada, dan
Dialah yang berhak untuk disembah.

50 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Maka putuskanlah yang hendak engkau putuskan354. Sesungguhnya engkau hanya dapat
memutuskan pada kehidupan di dunia ini355.

               
73. Kami benar-benar telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-
kesalahan kami dan sihir yang telah engkau paksakan kepada kami356. Dan Allah lebih baik
(pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya).”

             
74. 357Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa358, maka
sungguh, baginya adalah neraka Jahanam359. Dia tidak mati360 di dalamnya dan tidak (pula)
hidup361.

          

354
Wallahu a‟lam, apakah Fir‟aun memberlakukan hukuman itu kepada para pesihir atau tidak? Akan tetapi
ancamannya kepada mereka dan ia (Fira‟un) mampu melakukannya menunjukkan bahwa hal itu terjadi,
karena jika tidak terjadi, tentu Allah akan menyebutkannya dan lagi para penukil sejarah pun sepakat seperti
itu.
355
Yang sementara, berbeda dengan azab di akhirat yang kekal abadi. Ucapan para pesihir ini seakan-akan
bantahan terhadap ucapan Fir‟aun, “Kamu pasti akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan
lebih kekal siksaannya.” Dalam ucapan para pesihir tersebut terdapat dalil, bahwa sepatutnya bagi orang
yang berakal menimbang antara kenikmatan dunia dengan kenikmatan akhirat, dan antara azab dunia dengan
azab akhirat.
356
Untuk melawan Musa.
357
Zhahir susunan ayat ini dan setelahnya (ayat 74 s.d 76) adalah masih menyebutkan nasihat para pesihir
kepada Fir'aun, mereka menakuti-nakuti Fir'aun dengan azab Allah dan mendorongnya dengan pahala Allah.
358
Yakni dalam keadaan kafir dan tetap di atasnya sampai mati.
359
Yang keras siksanya, yang besar belenggunya, yang dalam dasarnya, dan yang panas apinya.
360
Sehingga dapat beristirahat, yakni dia selalu merasakan azab. Hidupnya dipenuhi azab, baik yang
menimpa hati, ruh maupun badan. Saat ia meminta pertolongan, ia tidak diberi, dan saat berdoa, ia tidak
dikabulkan, bahkan Allah akan berfirman kepadanya, “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah
kamu berbicara dengan-Ku.” Lebih dari itu, ketika mereka kehausan, maka mereka akan diberi air seperti
besi yang mendidih yang menghanguskan wajah.
361
Yakni tidak bisa hidup untuk bersenang-senang. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Sa'id ia berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ َذ ِذك َذ ا َذ ْك نَّك ر ِذ ُرذ ُر ِذ‬، ‫َذ ي و َذ‬
- ‫ َذْك قَذ َذل ِذ َذ َذ َذ ُره ْك‬- ‫ووِذ ْك‬ ‫ْكَذ ْك َذ ْك ٌح َذ َذ ُر ُر ُر‬ ‫ اَذِذإ َّك ُر ْك َذ َذَيُروتُرو َذ اِذي َذ َذَذ‬، ‫َذَّك ْكَذه ُر نَّك ِذر َّك ِذذ َذ ُره ْك ْكَذهلُر َذ‬
‫ِذ‬، ‫ َذه ْكانَّك‬: ‫ ُرَّك قِذي‬،‫ اَذ ثُّبو لَذى َذْك ِذر ْكانَّك ِذ‬، ‫ا ِذوِذ ض ِذ ض ِذ‬ ‫ اَذ ِذج‬،‫ ُرِذ َذ ِذ َّك َذ َذ ِذ‬، ‫اَذَذَذ تَذ ُر ْك ِذ َذ تَذ ً َذ َّك ِذ َذ َذ ُرو اَذ ْك ًم‬
‫َذ َذ ْك َذ َذ‬ ‫َذ َذ‬ ‫َذ ْك َذ َذ َذ َذ َذ َذ ُر َذ‬
" ‫ اَذيَذ ْكنُرُرو َذ َذَذ َذ ْكاِذَّك ِذ تَذ ُركو ُر ِذ َذِذ ي ِذ َّكسْكي ِذ‬، ‫َذاِذي ُرو َذلَذْكي ِذ ْك‬
"Adapun penghuni neraka yang menjadi penghuninya, maka mereka tidak mati dan tidak hidup di sana.
Akan tetapi ada beberapa orang yang terkena api karena dosa-dosa mereka –atau karena kesalahan mereka-,
lalu Allah mematikan mereka sejenak, sehingga ketika mereka telah menjadi arang, maka mereka diizinkan
mendapatkan syafaat, lalu didatangkanlah mereka sekelompok demi sekelompok, kemudian mereka
disebarkan ke sungai-sungai surga. Lalu dikatakan, "Wahai penghunni surga! Tuangkanlah air kepada
mereka, lalu mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya sebutir biji yang berada di tanah yang terkena
aliran air."

51 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


75. Tetapi barang siapa datang kepada-Nya dalam keadaan beriman, dan telah beramal saleh362,
maka mereka itulah orang yang memperoleh derajat yang tinggi (mulia)363,

             
76. (yaitu) surga-surga 'adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.
Itulah balasan bagi orang yang menyucikan diri (dari kekafiran dan kemaksiatan)364.

Ayat 77-79: Nabi Musa ‘alaihis salam keluar membawa kaumnya, pembelahan laut dan
penenggelaman Fir’aun beserta bala tentaranya.

                

 
77. 365Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, "Pergilah bersama hamba-hamba-Ku
(bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatlah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu366,
(engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).”

362
Yang wajib maupun yang sunat.
363
Mereka berada di tempat-tempat yang tinggi, ruangan-ruangan yang indah, kenikmatan yang kekal, dan
dalam kebahagiaan.
364
Baik yang tidak melakukannya maupun yang pernah melakukannya lalu bertobat. Tidak hanya itu, ia pun
membina dirinya dengan iman dan amal saleh. Yang demikian, karena tazkiyah (penyucian) memiliki dua
makna: pertama, pembersihan dan penghilangan kotoran. Kedua, menambahnya dengan kebaikan.
365
Ketika Musa telah menunjukkan bukti-bukti kebenarannya kepada Fir‟aun dan kaumnya, Beliau tinggal
di Mesir mengajak mereka masuk Islam dan berusaha melepaskan bani Israil dari cengkraman Fir‟aun dan
penyiksaannya, sedangkan Fir‟aun di atas sikap melampaui batas dan menjauh dari kebenaran, tugas yang
diberikannya kepada bani Israil begitu berat. Allah memperlihatkan kepadanya ayat-ayat-Nya dan sesuatu
yang dapat diambil pelajaran sebagaimana yang disebutkan dalam banyak ayat di dalam Al Qur‟an. Ketika
itu, bani Israil tidak mampu menampakkan keimanannya, oleh karenanya mereka menjadikan rumah mereka
sebagai masjid atau tempat shalat, dan mereka tetap bersabar terhadap Fir‟aun dan gangguannya. Allah
hendak menyelamatkan mereka dari musuh mereka, memberikan tempat kepada mereka di bumi dan agar
mereka dapat beribadah kepada-Nya dengan tenang dan secara terang-terangan serta melaksanakan perintah-
Nya, maka Allah mewahyukan kepada Nabi-Nya Musa „alaihis salam untuk membawa pergi bani Israil di
malam hari dan memberitahukan kepadanya bahwa Fir‟aun dan kaumnya akan menyusul mereka.
Berangkatlah bani Israil di awal malam, baik laki-laki, wanita maupun anak-anak. Ketika pagi harinya,
ternyata di sana sudah tidak ada lagi yang memanggil dan memenuhi panggilan (agak sepi), maka Fir‟aun
marah dan mengirimkan orang-orangnya untuk mengumpulkan kaumnya mendorong mereka untuk keluar
mengejar bani Israil demi melampiaskan kemarahaannya, namun Allah berkuasa terhadap urusannya, akan
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Ketika itu berkumpullah semua tentara Fir‟aun lalu mereka
pergi bersama Fir‟aun mendatangi bani Israil, dan mereka pun dapat menyusulnya di pagi hari. Saat Bani
Israil melihat pasukan Fir‟aun, mereka pun kebingungan dan gelisah; Fir‟aun di belakang mereka sedangkan
laut di depan mereka, namun Musa tetap tenang dan yakin terhadap janji Tuhannya, dia berkata, “Sekali-kali
kita tidak akan tersusul! Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Maka
Allah mewahyukan kepadanya untuki memukul laut dengan tongkatnya, lalu Musa memukulnya dan
terbukalah 12 jalan, dan ketika itu air laut seperti gunung yang tinggi; di kanan dan di kiri jalan, Allah juga
mengeringkan jalan yang mereka lalui, maka bani Israil menempuh jalan-jalan itu, lalu Fir‟aun dan
tentaranya mengikuti jalan itu. Ketika kaum Musa telah keluar dari laut itu seluruhnya, sedangkan Fir‟aun
dan tentaranya masih berada di jalan-jalan tersebut, maka Allah memerintahkan laut untuk menyatu dan
tenggelamlah mereka dalam laut itu tanpa ada yang selamat, sedangkan bani Israil menyaksikan musuh
mereka tenggelam sehingga hati mereka pun puas, inilah akibat dari kekafiran dan kesesatan, serta tidak
menggunakan petunjuk Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

52 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
78. Kemudian Fir'aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, tetapi mereka digulung ombak laut
yang menenggelamkan mereka.

     


79. Dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya367 dan tidak memberi petunjuk.

Ayat 80-82: Mengingatkan Bani Israil terhadap nikmat-nikmat Allah Subhaanahu wa


Ta'aala kepada mereka.

            

 
80. 368Wahai bani Israil369! Sungguh, Kami telah menyelamatkan kamu dari musuhmu370, dan Kami
telah mengadakan perjanjian dengan kamu (untuk bermunajat) di sebelah kanan gunung itu
(gunung Sinai)371 dan Kami telah menurunkan kepada kamu manna dan salwa.

                 


81. Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah
melampaui batas372, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Barang siapa ditimpa
kemurkaan-Ku, maka sungguh, binasalah dia373.

366
Membuat jalan yang kering di dalam laut itu ialah dengan memukul laut itu dengan tongkat. Lihat ayat 63
surat Asy Syu'araa.
367
Karena mengajak mereka menyembahnya. Demikian juga karena ia menghiasi kekufuran di hadapan
kaumnya, memperburuk apa yang dibawa Nabi Musa „alaihis salam dan mempengaruhi mereka. Oleh karena
Fir'aun menyesatkan kaumnya di dunia, maka di akhirat, ia juga akan mengarahkan kaumnya ke neraka,
bukan ke surga. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, "Dia (Fir'aun) berjalan di depan kaumnya di hari
kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi." (Terj.
QS. Thaahaa: 98)
368
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan kepada bani Israil nikmat-Nya yang besar yang diberikan
kepada mereka, yaitu dibinasakan-Nya musuh mereka dan diturunkan-Nya kitab Taurat yang di sana
terdapat hukum-hukum yang agung dan berita-berita yang besar, sehingga sempurnalah nikmat agama yang
mereka peroleh setelah nikmat dunia. Demikian pula nikmat-Nya yang diberikan kepada mereka di saat
mereka tersesat di padang sahara, yaitu Manna dan Salwa serta rezeki yang lapang tanpa susah payah.
369
Bani Israil yang dipanggil ini adalah orang-orang Yahudi pada zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wa sallam, dan mereka diseru dengan menyebutkan nikmat-nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada nenek-
moyang mereka pada zaman Nabi Musa „alaihis salam agar mereka siap menerima firman Allah Ta‟ala yang
ditujukan kepada mereka.
370
Yaitu Fir‟aun dengan menenggelamkannya.
371
Yang bermunajat dengan Allah ialah Nabi Musa „alaihis salam tetapi di sini disebut kamu sekalian karena
manfaat munajat itu kembali kepada Nabi Musa „alaihis salam dan bani Israil semuanya. Perjanjian yang
dijanjikan itu adalah untuk bermunajat dan menerima Taurat. Namun di saat kepergian Musa 'alaihis salam,
ternyata Bani Israil menyembah patung anak sapi.

53 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
82. 374Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat375, beriman376 dan beramal
saleh, kemudian tetap dalam petunjuk377.

Ayat 83-94: Pengkhianatan Bani Israil, penyembahan mereka kepada patung anak sapi,
penjelasan bahwa setiap pemimpin bertanggung jawab terhadap orang yang dipimpinnya,
dan teguran Musa ‘alaihis salam kepada Harun ‘alaihis salam.

      


83. 378“Dan mengapa engkau datang379 lebih cepat daripada kaummu, wahai Musa380?”

         
84. Musa berkata, "Mereka itu sedang menyusul aku dan aku bersegera kepada-Mu, ya Tuhanku,
agar Engkau ridha (kepadaku)381.”

         
85. Allah berfirman, "Sungguh, Kami telah menguji kaummu setelah engkau tinggalkan382, dan
mereka telah disesatkan oleh Samiri383 (dengan menyembah anak sapi).”
372
Yakni dengan kufur kepada nikmat-nikmat Allah tersebut, misalnya menggunakan rezeki tersebut untuk
bermaksiat kepada-Nya.
Bisa juga diartikan dengan, “Jatuh ke neraka.” Menurut Ibnu Abbas melalui riwayat Ali bin Abi Thalhah,
373

maksudnya adalah celaka.


374
Meskipun demikian, yakni seseorang sampai mengerjakan berbagai kemaksiatan, tetapi pintu tobat tetap
terbuka selama ajal belum tiba.
375
Dari syirk, kekafiran, kemunafikan, bid‟ah dan kefasikan.
376
Yakni mentauhidkan Allah, atau beriman kepada rukun iman yang enam.
377
Sampai akhir hayat. Orang yang seperti ini, yakni bertobat, beriman, beramal saleh dan istiqamah di atas
petunjuk akan Allah ampuni dosa-dosanya, karena ia telah mengerjakan sebab terbesar untuk diampuni dosa
dan diberi rahmat. Bahkan sebab-sebab diampuni dosa terletak pada semua ini; tobat menghapuskan
kesalahan yang telah lalu, Islam dan Iman menghilangkan perbuatan buruk yang telah berlalu, amal saleh
yang merupakan kebaikan dapat menghilangkan keburukan, dan menempuh jalan hidayah dengan segala
macamnya (seperti belajar, mentadabburi ayat dan hadits sehingga paham maksudnya, mengajak manusia
kepada Allah, membantah kekafiran, kebid‟ahan, dan kesesatan, berjihad, berhijrah dsb. yang termasuk
bagian hidayah) semuanya menghapuskan dosa-dosa.
378
Allah telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) setelah berlalu waktu tiga puluh malam, dan
Dia menyempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah
ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Musa pun bersegera mendatangi tempat perjanjian karena rindu
kepada Tuhannya dan mengharapkan janji-Nya.
379
Untuk menerima Taurat.
380
Yakni mengapa engkau tidak sabar dahulu, sehingga datang bersama dengan mereka.
381
Yakni yang membuatku pergi mendahului mereka adalah karena ingin dekat dengan-Mu, mengharapkan
ridha-Mu dan karena rindu kepada-Mu.
382
Ternyata mereka tidak sabar ketika diuji, mereka malah kufur dengan menyembah anak sapi.
383
Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Samiri adalah seorang penduduk
Bajarma, di mana mereka biasa menyembah sapi. Kecintaan menyembah sapi ada dalam diri Samiri. Ketika

54 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                

           
86. Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Musa berkata,
"Wahai kaumku! Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik384?
Apakah terlalu lama masa perjanjian itu bagimu385 atau kamu menghendaki agar kemurkaan
Tuhanmu menimpamu386, mengapa kamu melanggar perjanjianmu dengan aku387?"

             

 
87. Mereka berkata, "Kami tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi
kami harus membawa beban berat dari perhiasan kaum (Fir‟aun) itu388, kemudian kami
melemparkannya (ke dalam api)389, dan demikian pula Samiri melemparkannya,”

            

itu ia menampakkan masuk Islam bersama bani Israil. Nama Samiri adalah Musa bin Zhufr. Qatadah
berkata, “Ia berasal dari kampung Samira.”
384
Yakni Dia akan memberikan kitab Taurat yang di dalamnya terdapat syariat dan kemulian bagi kalian.
Menurut Ibnu Katsir, maksudnya Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepada kalian melalui lisanku
semua kebaikan di dunia dan akhirat serta akibat yang baik sebagaimana yang kamu saksikan, berupa
pertolongan-Nya kepada kalian terhadap musuh kalian dan dimenangkan-Nya kalian terhadap musuh kalian
serta diberikan bantuan-bantuan Allah yang lainnya.
385
Yakni masa berpisahku dengan kamu, atau maksudnya, apakah masa kenabian dan kerasulan telah lama
berlalu atasmu, sehingga kamu tidak memiliki ilmu tentang kenabian dan sisa peninggalannya, dan jejak-
jejaknya telah hilang sehingga kamu menyembah selain Allah karena merebaknya kebodohan dan tidak
memiliki ilmu tentang peninggalan rasul? Bukankah tidak demikian? Bahkan kenabian ada di tengah-tengah
kamu, ilmu ada, sehingga uzur tidak diterima. Ataukah maksudmu, agar kemurkaan Tuhanmu turun
menimpamu.
386
Dengan menyembah anak sapi. Kata " ‫ " َذ ْك‬di sini artinya adalah "bal" (bahkan).
387
Yakni janji untuk datang setelahku, atau ketika aku memerintahkan kamu beristiqamah dan mengangkat
Harun untuk menggantikanku untukmu, tetapi kamu tidak menghormatinya dan mendengarkan kata-katanya.
388
Yang pernah mereka pinjam dari kaum Fir‟aun (orang-orang Qibth). Saat mereka keluar dari Mesir,
perhiasan itu ada pada mereka, lalu mereka taruh. Kemudian mereka mengumpulkan kembali ketika Musa
pergi untuk meminta pendapat Beliau tentang perhiasan tersebut setelah pulang bermunajat. Mereka bersikap
wara' (hati-hati) terhadap perhiasan kaum Qibthi sehingga mereka melemparnya, tetapi mereka tidak berhati-
hati dari menyembah patung itu. Sungguh aneh sikap mereka! Mereka berhati-hati terhadap perkara yang
ringan, namun mengerjakan perkara yang besar lagi buruk. Hal ini menunjukkan kedunguan mereka. Sama
seperti sikap mereka (Bani Israil) apa yang dilakukan penduduk Irak dahulu yang berani menumpahkan
darah cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; Al Husain radhiyallahu 'anhu, namun mereka menjaga
pakaian mereka dari terkena darah nyamuk. Disebutkan dalam atsar yang shahih, bahwa Abdullah bin Umar
pernah ditanya oleh salah seorang penduduk Irak tentang darah nyamuk yang menimpa pakaian; bolehkah
shalat dengannya atau tidak? Maka Ibnu Umar menjawab, "Lihatlah penduduk Irak! Mereka membunuh
cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, namun (anehnya) mereka bertanya tentang darah nyamuk."
389
Dengan perintah Samiri.

55 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


88. Kemudian (dari lubang api itu) dia (Samiri) mengeluarkan390 (patung) anak sapi yang bertubuh
dan bersuara391 untuk mereka, maka mereka berkata392, "Inilah Tuhanmu dan Tuhannya Musa,
tetapi dia (Musa) telah lupa393.”

            
89. 394Maka tidakkah mereka memperhatikan bahwa (patung) anak sapi itu tidak dapat memberi
jawaban kepada mereka395, dan tidak kuasa meolak mudharat maupun mendatangkan manfaat396
kepada mereka397?

                


90. 398Dan sungguh, sebelumnya Harun telah berkata kepada mereka, "Wahai kaumku!
Sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan (patung anak sapi) itu dan sungguh, Tuhanmu
ialah (Allah) Yang Maha Pengasih, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku399.”

         
91. Mereka menjawab, "Kami tidak akan meninggalkannya dan tetap menyembahnya (patung anak
sapi) sampai Musa kembali kepada kami400.”
390
Dan membentuk.
391
Mereka membuat patung anak sapi dari emas. Para mufassir berpendapat bahwa patung itu tetap patung
tidak bernyawa, dan suara yang seperti sapi itu hanyalah disebabkan oleh angin yang masuk ke dalam
rongga patung itu dengan tekhnik yang dikenal oleh Samiri waktu itu dan sebagian mufassir ada yang
menafsirkan bahwa patung yang dibuat dari emas itu, kemudian menjadi tubuh yang bernyawa dan
mempunyai suara sapi sebagai cobaan bagi bani Israil.
392
Mereka terfitnah oleh patung anak sapi itu sehingga menyembahnya. Hal ini karena kebodohan mereka
dan lemahnya akal mereka saat mereka menyaksikan sesuatu yang aneh, di mana benda yang awalnya diam
menjadi bersuara. Ketika Harun melarang, mereka tidak mau berhenti.
Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas, tentang ayat, "Inilah Tuhanmu dan Tuhannya Musa,
tetapi dia (Musa) telah lupa," ia berkata, "Mereka menetapinya dan mencintainya dengan kecintaan yang
belum pernah mereka lakukan kepada yang lain."
393
Menurut Ibnu Abbas melalui riwayat Ibnu Ishaq, bahwa maksud "tetapi dia lupa," tertuju kepada Samiri,
yakni Samiri meninggalkan (melupakan) ajaran Islam yang pernah dijalaninya.
394
Allah Ta'ala membantah mereka dengan keras.
395
Ketika mereka menyeru dan berbicara dengannya. Adapun suara yang keluar darinya adalah karena
adanya rongga pada tubuh patung anak sapi, kemudian angin berhembus melewatinya sehingga terdengar
suara.
396
Padahal para penyembahnya lebih baik keadaannya daripada yang disembah (patung itu). Para
penyembahnya mampu berbicara, sedangkan patung tersebut tidak dapat berbicara. Para penyembahnya
mampu berbuat ini dan itu, sedangkan patung tersebut tidak mampu berbuat apa-apa.
397
Lalu mengapa sampai dituhankan?
398
Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan, bahwa Harun sebelumnya telah melarang mereka, dan
bahwa patung anak sapi itu adalah sebagai cobaan, dan bahwa Tuhan mereka adalah Allah; Tuhan Yang
Maha Pengasih.
399
Dengan demikian alasan mereka tidak diterima, karena Harun telah melarang mereka dan
memberitahukan, bahwa hal itu merupakan fitnah (cobaan). Namun ternyata, mereka tidak menghiraukan
kata-kata Harun dan tetap menyembahnya sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya.

56 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
92. 401Dia (Musa) berkata402, "Wahai Harun! Apa yang menghalangimu ketika engkau melihat
mereka telah sesat,

     


93. (sehingga) engkau tidak mengikuti aku? Apakah engkau telah (sengaja) melanggar
perintahku403?"

                 

 
94. Dia (Harun) menjawab, "Wahai putra ibuku! Janganlah engkau pegang janggutku dan jangan
(pula) kepalaku404. Aku sungguh khawatir engkau akan berkata (kepadaku)405, "Engkau telah
memecah belah antara bani Israil dan engkau tidak memelihara amanatku406.”

Ayat 95-98: Hardikan Musa ‘alaihis salam terhadap Samiri, hukuman yang ditimpakan
kepada Samiri, setiap ibadah yang ditujukan kepada selain Allah adalah batil, keutamaan
marah karena Allah ketika larangan-Nya dilanggar, dan bahwa ibadah itu hanya ditujukan
kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja.

    


95. Musa berkata, "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) wahai Samiri?"

400
Yakni sampai kami mendengar apa pendapat Nabi Musa 'alaihis salam tentang perbuatan kami.
401
Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan tentang Nabi Musa 'alaihis salam saat ia kembali kepada
kaumnya. Ketika Beliau melihat kaumnya menyembah patung anak sapi, maka ia marah dengan marah yang
keras yang dilakukan karena Allah, Beliau sampai melempar lauh yang di tangannya, mendatangi Harun dan
menarik janggut dan kepalanya serta mencelanya sebagaimana yang diterangkan dalam ayat di atas.
402
Setelah kembali.
403
Yaitu perintah Musa „alaihis salam kepadanya, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku,
perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan." (lihat Al A‟raaf:
142).
404
Musa „alaihis salam memegang janggut Harun dengan tangan kirinya, dan memegang rambut kepalanya
dengan tangan kanannya karena marah. Disebutkan kata "putera ibu" oleh Harun, meskipun ia adalah
saudara kandungnya, karena kata "ibu" mengingatkan Nabi Musa 'alaihis salam untuk bersikap sayang.
405
Yakni engkau telah memerintahkan kepadaku agar aku menggantikanmu memimpin bani Israil. Jika aku
mengikuti(menyusul)mu, tentu aku meninggalkan perintahmu untuk tetap bersama bani Israil.
406
Karena meninggalkan mereka, sehingga mereka tidak memiliki pemimpin, di mana hal itu dapat
memecah belah mereka. Maka Musa menyesal terhadap tindakannya kepada saudaranya, padahal
saudaranya tidak patut dicela, ia pun berdoa, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah
kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” (Lihat Al
A‟raaf: 151) setelah itu Nabi Musa „alaihis salam mendatangi Samiri.

57 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

 
96. Dia (Samiri) menjawab, "Aku mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui407, jadi aku ambil
segenggam (tanah dari) jejak rasul408 lalu aku melemparkannya (ke dalam api itu), demikianlah
nafsuku membujukku.”

                  

            
97. Dia (Musa) berkata, "Pergilah kau! Maka sesungguhnya di dalam kehidupan di dunia engkau
(hanya dapat) mengatakan, "Janganlah menyentuh (aku)409.” Dan engkau pasti mendapat
(hukuman) yang telah dijanjikan (di akhirat) yang tidak akan dapat engkau hindari, dan lihatlah
Tuhanmu itu yang engkau tetap menyembahnya. Kami pasti akan membakarnya, kemudian
sungguh kami akan menghamburkannya (abunya) ke dalam laut (berserakan)410.

             
98. 411Sungguh, Tuhan yang berhak kamu ibadahi hanyalah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.”

Ayat 99-104: Kisah umat-umat terdahulu merupakan peringatan bagi manusia, Al Qur’an
sebagai petunjuk bagi manusia, hukuman bagi orang yang berpaling dari Al Qur'an, dan
penjelasan bahwa kehidupan dunia hanya sebentar.

              
99. Demikianlah412 Kami juga kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah
lalu413, dan sungguh, telah Kami berikan kepadamu suatu peringatan (Al Quran)414 dari sisi Kami.

407
Yakni aku melihat Jibril ketika datang untuk membinasakan Fir‟aun yang tidak mereka (bani Israil) lihat.
408
Yang dimaksud dengan jejak rasul menurut mayoritas mufassir ialah jejak telapak kuda Jibril „alaihis
salam, artinya Samiri mengambil segenggam tanah dari jejak itu lalu ia lemparkan ke dalam logam yang
sedang diluluhkan sehingga logam itu berbentuk anak sapi yang mengeluarkan suara.
409
Maksudnya, agar Samiri hidup terpencil sendiri sebagai hukuman di dunia, sehingga tidak ada yang
mendekatinya, bahkan jika ada orang yang mendekatinya, ia (Samiri) akan berkata kepadanya, “Janganlah
engkau menyentuhku dan mendekat kepadaku.” Adapun sebagai hukuman di akhirat, ia akan ditempatkan di
dalam neraka.
410
Maka Musa melakukan hal itu, jika seandainya patung itu pantas disembah tentu dia akan melawan Musa
dan mengalahkannya, namun ternyata ia tidak berbuat apa-apa. Ketika itu kecintaan menyembah patug
sudah meresap di hati bani Israil, maka Musa menghancurkannya di hadapan mereka, dengan dibakar dan
dihambur-hamburkan ke lautan agar rasa cinta mereka kepada patung hilang. Di samping itu,
membiarkannya dapat membuat mereka terfitnah, karena dalam jiwa manusia terdapat pendorong kepada
kebatilan.
411
Setelah jelas kebatilan menyembah patung, maka Musa memberitahukan kepada mereka siapa yang
sesungguhnya berhak diibadahi.
412
Yakni sebagaimana Kami kisahkan kepadamu kisah ini, wahai Muhammad.

58 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
100. Barang siapa berpaling darinya (Al Qur'an)415, maka sesungguhnya dia akan memikul beban
yang berat (dosa)416 pada hari kiamat417,

        


101. Mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan sungguh buruk beban dosa itu bagi mereka pada hari
kiamat418,

         


102. pada hari (kiamat) sangkakala ditiup (yang kedua kali)419 dan pada hari itu Kami kumpulkan
orang-orang yang berdosa dengan wajah biru muram420,

      


103. mereka saling berbisik satu sama lain, "Kamu tinggal (di dunia) tidak lebih dari sepuluh
(hari)."

413
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberikan nikmat kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam dengan mengisahkan berita orang-orang terdahulu, seperti kisah yang sebelumnya disebutkan. Beliau
shallallahu 'alaihi wa sallam sama sekali tidak belajar dari orang-orang yang mengetahui kisah itu dan tidak
belajar kepada Ahli Kitab, oleh karenanya hal ini menunjukkan bahwa Beliau adalah utusan Allah dan apa
yang Beliau bawa adalah hak (benar).
414
Yaitu Al Qur'an, dimana nabi-nabi sebelumnya tidak diberi kitab yang semisal dengan Al Qur'an, yang
lebih sempurna daripadanya dan lebih mencakup darinya. Al Qur‟an disebut dzikr (peringatan atau
pengingat), karena Al Qur‟an mengingatkan berita-berita yang terdahulu, mengingatkan nama-nama dan
sifat Allah yang sempurna, mengingatkan hukum-hukum berupa perintah dan larangan, mengingatkan
hukum-hukum jaza‟i (pembalasan), dsb. Oleh karena itu, Al Qur‟an wajib diterima, diikuti, dimuliakan,
diambil cahayanya yang menunjuki ke jalan yang lurus, didatangi dengan dipelajari, diamalkan dan
diajarkan. Adapun jika menyikapinya dengan berpaling darinya atau bersikap yang lebih parah dari itu,
seperti mengingkari dan mendustakan, maka sama saja kufur kepada nikmat itu, dan barang siapa yang
melakukan demikian maka ia pantas menerima hukuman sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya.
415
Dengan mendustakannya dan tidak beriman, meremehkan perintah dan larangannya atau tidak mau
mempelajari kandungannya yang wajib dan mengamalkannya.
416
Dosa akan berubah menjadi azab bagi pelakunya, dan azab itu disesuaikan besar-kecilnya tergantung
dosa yang dikerjakan.
417
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Huud: 17, "Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang
Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan
baginya." Ayat ini adalah umum, berlaku untuk semua orang yang telah sampai kepadanya Al Qur'an, baik
orang Arab, non Arab, Ahli Kitab, dan lainnya lalu tidak beriman kepadanya, maka nerakalah tempatnya.
418
Seburuk-buruk beban adalah beban yang mereka pikul, dan seburuk-buruk azab adalah azab yang
diterima mereka pada hari kiamat.
419
Yaitu tiupan untuk membangkitkan manusia dari kuburnya atau menghidupkannya kembali. Telah sah
dalam hadits riwayat Tirmidzi, bahwa sangkakala berbentuk tanduk yang ditiup. Thabrani dalam Ath Thiwal:
36, menyebutkan dari Abu Hurairah, bahwa sangkakala adalah tanduk yang besar, dimana lingkarannya
seukuran langit-langit dan bumi.
420
Mata mereka biru, sedangkan muka mereka hitam karena derita yang mereka rasakan ketika itu. Adapun
orang-orang yang bertakwa dikumpulkan kepada Ar Rahman seperti kafilah yang terhormat.

59 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
104. Kami lebih mengetahui apa yang akan mereka katakan421, ketika orang yang paling lurus
jalannya422 mengatakan, "Kamu tinggal (di dunia), tidak lebih dari sehari saja423.”

Ayat 105-113: Keadaan pada hari kiamat.

       


105. Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang gunung-gunung424, maka katakanlah,
"Tuhanku akan menghancurkannya (pada hari kiamat) sehancur-hancurnya425,

   


106. Kemudian Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu rata sama sekali,

      


107. (sehingga) kamu tidak akan melihat lagi ada tempat yang rendah dan yang tinggi di sana426.”

              
108. Pada hari itu mereka mengikuti (panggilan) penyeru427 tanpa berbelok-belok (membantah)428;
dan semua suara tunduk merendah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga yang kamu
dengar hanyalah bisik-bisik429.
421
Tentang hal tersebut, yakni tidak seperti yang mereka katakan.
422
Yang dimaksud dengan lurus jalannya adalah orang yang agak lurus pikirannya atau amalannya di antara
orang-orang yang berdosa itu.
423
Syaikh As Sa‟diy berkata, “Maksud daripadanya adalah penyesalan yang dalam, mereka menyia-nyiakan
waktu yang singkat itu dan melewatinya dalam keadaan lupa dan lalai, berpaling dari hal yang bermanfaat
bagi mereka, mendatangi hal yang membahayakan mereka. Sekarang tiba pembalasan dan telah terwujud
ancaman, sehingga tidak ada lagi selain penyesalan, ucapan kecelakaan dan kebinasaan.”
Menurut Ibnu Katsir, mereka mengatakan demikian karena singkatnya hidup di dunia dalam diri mereka
pada hari Kiamat. Hal itu, karena dunia, meskipun waktunya berganti, malam, siang dan masanya berlalu,
namun seperti satu hari.
424
Yakni bagaimanakah keadaannya pada hari kiamat? Atau, apa yang dilakukan Tuhanmu terhadapnya?
425
Dia akan mencabut dari tempat-tempatnya, lalu dijadikan seperti bulu atau pasir, dihancurkan-Nya lalu
dijadikan-Nya seperti debu yang berterbangan, dan menjadi rata dengan bumi.
426
Seperti lembah dan perbukitan. Oleh karena itu suara panggilan terdengar oleh mereka semua dan mereka
semua terlihat tidak tertutupi.
427
Yang dimaksud dengan penyeru di sini ialah malaikat yang memanggil manusia untuk menghadap ke
hadirat Allah. Menurut As Suhailiy, dia adalah malaikat Israfil.
428
Mereka tidak sanggup menolak atau tidak mengikuti. Menurut Syaikh As Sa‟diy, hal itu adalah ketika
mereka dibangkitkan dari kubur dan bangun darinya, lalu mereka dipanggil oleh penyeru untuk datang dan
berkumpul ke padang mahsyar, lalu mereka semua mengikuti dengan segera dan tidak menoleh, tidak miring
ke kanan maupun ke kiri.
429
Yaitu suara pijakan kaki ketika menuju ke padang mahsyar. Ada pula yang berpendapat, bahwa
maksudnya suara pembicaraan, bisik-bisik, dan pijakan kaki, ini adalah pendapat Sa'id bin Jubair. Mereka
menunggu keputusan Ar Rahman, wajah-wajah mereka tertunduk. Ketika itu, engkau melihat orang kaya
dan orang miskin, laki-laki dan wanita, orang merdeka dan budak, raja dan rakyatnya, semuanya terdiam,

60 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
109. Pada hari itu tidak berguna syafaat430 (pertolongan), kecuali dari orang yang telah diberi izin
oleh Tuhan Yang Maha Pengasih431, dan dia diridhai perkataannya432.

          
110. Dia (Allah) mengetahui apa yang di hadapan mereka (yang akan terjadi) dan apa yang di
belakang mereka (yang telah terjadi) 433, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.

            
111. Dan semua wajah tertunduk di hadapan Allah Yang Hidup434 dan Yang Berdiri Sendiri435.
Sungguh rugi orang yang melakukan kezaliman436.

           
112. Dan barang siapa mengerjakan amal saleh sedang dia dalam keadaan beriman, maka dia tidak
khawatir akan perlakuan zalim (terhadapnya)437 dan tidak (pula) khawatir akan pengurangan
haknya438.

mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka, dan masing-masing sibuk terhadap urusannya
tidak peduli lagi terhadap bapak dan saudaranya, kawan dan kekasihnya. Ketika itu, Hakim Yang Maha Adil
(Allah) memberikan keputusan, orang yang berbuat baik akan dibalas dengan ihsan-Nya dan orang yang
berbuat buruk akan memperoleh kerugian dan kekecewaan.
430
Syafaat adalah usaha perantaraan dalam memberikan suatu manfaat bagi orang lain atau menghindarkan
suatu mudharat bagi orang lain. syafaat yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang
kafir.
431
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala, "Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka
sedikitpun tidak berguna, kecuali setelah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai
(Nya)." (Terj. QS. An Najm: 26)
Dalam shahih Bukhari dan Muslim disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Aku akan datang di bawah Arsy dan tersungkur sujud kepada Allah, lalu Dia mengajariku beberapa kalimat
pujian yang tidak aku hapal sekarang. Kemudian Dia membiarkanku sesuai yang Dia kehendaki, lalu
berfirman, "Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, katakanlah, engkau akan didengar, dan berikanlah
syafaat, engkau akan diizinkan." Lalu aku diberi batasan (dalam memberikan syafaat), kemudian aku
memasukkan mereka (kaum mukmin) ke dalam surga."
432
Yakni diridhai syafaatnya, seperti para nabi dan rasul, hamba-hamba-Nya yang didekatkan yang
perkataan dan amalnya diridhai Allah, yaitu orang mukmin yang ikhlas. Jika salah satu di antara perkara ini
(yakni mendapat izin dan perkataannya diridhai) tidak ada, maka seseorang tidak bisa memberikan syafaat
kepada yang lain. Ketika itu, manusia terbagi menjadi dua bagian: pertama, orang yang zalim karena
perbuatan kufur dan maksiatnya, maka mereka hanya memperoleh kerugian dan kekecewaan, azab yang
pedih di neraka Jahanam dan kemurkaan Allah. Kedua, orang yang mengimani apa saja yang diperintahkan
untuk diimani serta mengerjakan amal saleh (yang wajib maupun yang sunat), maka ia tidak perlu khawatir
akan perlakuan zalim (terhadapnya) dan tidak (pula) khawatir akan pengurangan haknya.
433
Maksudnya menurut Ibnu Katsir, bahwa Dia mengetahui semua makhluk-Nya.
434
Yang tidak akan mati.
435
Yang tidak pernah tidur, Dia yang mengatur segala sesuatu dan menjaganya, Diri-Nya sempurna dan
semua makhluk butuh kepada-Nya.
436
Yakni kemusyrikan atau kekafiran, atau yang melakukan tindakan tidak adil dan sewenang-wenang,
karena Allah akan mengembalikan setiap hak kepada pemiliknya.
437
Seperti ditambah keburukannya atau dipikulkan kepadanya dosa orang lain.

61 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
113. Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab439, dan Kami telah
menjelaskan berulang-ulang di dalamnya sebagian dari ancaman440, agar mereka bertakwa, atau
agar Al Quran itu memberi pengajaran bagi mereka441.

Ayat 114: Bersihnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari segala cacat dan kekurangan dan
perintah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar tidak tergesa-gesa membaca Al
Qur’an, dan perintah kepada Beliau agar meminta ditambahkan ilmu.

                 

 
114. 442Maka Mahatinggi Allah443 Raja444 yang sebenar-benarnya445. Dan janganlah engkau
(Muhammad) tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu446, dan
katakanlah, "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku447."

438
Seperti dikurangi kebaikannya, bahkan dosa-dosanya akan diampuni, aibnya akan dibersihkan dan
kebaikannya akan dilipatgandakan.
439
Yang kalian pahami, di mana lafaz dan maknanya tidak ada yang samar.
440
Terkadang dengan menyebutkan nama-nama-Nya yang menunjukkan keadilan-Nya dan berkuasa
menimpakan hukuman, terkadang menyebutkan hukuman yang ditimpakan-Nya kepada umat-umat
terdahulu dan memerintahkan agar mengambil pelajaran dari mereka, terkadang dengan menyebutkan
pengaruh dosa, terkadang dengan menyebutkan peristiwa dahsyat pada hari kiamat, terkadang dengan
menyebutkan Jahanam dan berbagai siksa di dalamnya. Semua itu merupakan kasih sayang Allah kepada
hamba-hamba-Nya agar mereka bertakwa kepada Allah dan meninggalkan maksiat dan keburukan yang
sesungguhnya membahayakan mereka.
441
Sehingga mereka sadar dan mau mengerjakan ketaatan dan kebaikan yang memang memberikan manfaat
bagi mereka. Diulang-ulangnya ancaman dan menggunakan bahasa yang mereka pahami merupakan sebab
terbesar agar mereka bertakwa dan beramal saleh.
442
Setelah Allah menyebutkan hukum jaza‟i(pembalasan)nya terhadap hamba-hamba-Nya, hukum syar‟i-
Nya yang ada dalam kitab-Nya, di mana hal ini termasuk kerajaan-Nya, Dia berfirman, “Maka Mahatinggi
Allah Raja yang sebenar-benarnya.”
443
Yakni dari apa yang dikatakan orang-orang musyrik atau dari segala kekurangan.
444
Di mana kerajaan adalah sifat-Nya, semua makhluk adalah milik-Nya, hukum-hukum kerajaan, baik yang
qadari (terhadap alam semesta) maupun yang syar‟i berlaku pada mereka.
445
Wujud-Nya hak (benar), kerajaan-Nya hak, janji dan ancaman-Nya hak, para rasul-Nya, surga hak,
neraka hak, semua yang berasal dari-Nya adalah hak dan kesempurnaan-Nya hak. Sifat-sifat kesempurnaan
tidak ada yang hakiki kecuali bagi Allah Yang Memiliki Keagungan. Contohnya adalah kerajaan, meskipun
di antara makhluk-Nya ada yang menjadi raja pada sebagian waktu dan terhadap orang-orang tertentu,
namun kerajaannya terbatas dan akan sirna, adapun Allah, maka Dia senantiasa sebagai Raja, Mahahidup,
Maha Berdiri Sendiri lagi Maha Mulia.
446
Maksudnya, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dilarang Allah menirukan bacaan Jibril
„alaihis salam kalimat demi kalimat, sebelum Jibril „alaihis salam selesai membacakannya, karena Allah
menjamin untuk mengumpulkan Al Qur‟an di dalam dadanya dan membacakannya (lihat surat Al Qiyamah:
16-19). Jika malaikat Jibril telah selesai membacanya, barulah Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam
menirukannya. Oleh karena tergesa-gesanya Beliau untuk segera menghapal wahyu itu menunjukkan
kecintaan yang sempurna kepada ilmu, maka Allah memerintahkan kepadanya agar meminta kepada Allah
tambahan ilmu, karena ilmu adalah kebaikan, dan banyaknya kebaikan perlu dicari, dan hal itu berasal dari

62 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 115-123: Kisah Nabi Adam ‘alaihis salam, perintah Allah kepada para malaikat agar
sujud kepada Adam dan bagaimana mereka melaksanakan perintah Allah, berbeda dengan
Iblis yang enggan dan bersikap sombong, serta peringatan agar tidak tertipu oleh rayuan
Iblis.

           
115. Dan sungguh, telah Kami pesankan448 kepada Adam dahulu, tetapi dia lupa449, dan Kami tidak
dapati kemauan yang kuat450 padanya451.

         
116. 452Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada
Adam!" 453 Lalu mereka pun sujud kecuali iblis454; dia menolak455.

Allah. Tentunya, cara untuk memperolehnya adalah dengan bersungguh-sungguh, rindu kepada ilmu,
memintanya kepada Allah, meminta pertolongan-Nya serta butuh kepadanya di setiap waktu. Dari ayat ini
dapat diambil kesimpulan tentang adab mencari ilmu, yaitu bahwa orang yang mendengarkan ilmu
sepatutnya bersabar tidak langsung mencatat sampai pengajar atau pengimla‟ (pendikte) menyelesaikan kata-
katanya yang masih berkaitan. Jika telah selesai, ia boleh bertanya jika ia memiliki pertanyaan dan tidak
segera bertanya dan memotong pembicaraan guru, karena hal itu merupakan sebab terhalangnya ilmu.
Demikian pula orang yang ditanya, sebaiknya meminta dijabarkan pertanyaan dan mengetahui maksudnya
terlebih dahulu sebelum menjawab, karena hal itu merupakan sebab agar menjawab benar.
447
Dengan Al Qur‟an. Oleh karena itu, setiap kali diturunkan ayat Al Qur‟an, maka bertambahlah ilmu
Beliau.
Ibnu Uyaynah rahimahullah berkata, "Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa bertambah ilmunya
sampai Allah Azza wa Jalla mewafatkannya."
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Ini jelas sekali menunjukkan keutamaan ilmu, karena Allah tidaklah
menyuruh Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam meminta tambahan terhadap sesuatu selain dalam hal ilmu.
448
Pesan Allah ini tersebut dalam ayat 35 surat Al Baqarah, di mana pada pesan itu, Beliau (Adam) dilarang
memakan sebuah pohon dan dibolehkan memakan pohon-pohon yang lain.
449
Yakni ia meninggalkan pesan Allah. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata,
"Sesungguhnya manusia dinamakan insan, karena ia telah mendapat pesan lalu ia lupa." (Ali bin Abi
Thalhah juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang sama seperti ini).
450
Yakni keteguhan hati dan kesabaran dari perkara yang Kami larang.
451
Apa yang dialaminya menjadi pelajaran bagi keturunannya. Tabiat keturunannya sama seperti tabiat
bapak mereka; Adam. Adam lupa, keturunannya pun lupa, Adam berbuat salah, keturunannya pun berbuat
salah, Adam tidak teguh hatinya, anak keturunannya pun tidak teguh hatinya. Namun kemudian Adam
segera bertobat dari kesalahannya, mengakui kesalahannya, lalu dosa-dosanya diampuni. Setelah disebutkan
kisah Adam secara garis besar, maka di ayat selanjutnya disebutkan kisah Adam secara lebih rinci.
452
Dalam ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyebutkan keutamaan Adam, pemuliaan dari-Nya untuk
Adam, dan kelebihan Adam di atas makhluk yang lain. Demikian pula menerangkan permusuhan Iblis
kepada Adam dan anak cucunya agar mausia tidak menjadikan Iblis sebagai kawannya.
453
Setelah Allah menyempurnakan kejadian Adam dengan Tangan-Nya, mengajarkan nama-nama benda
kepadanya, melebihkan dan memuliakannya, maka Allah memerintahkan kepada para malaikat untuk sujud
memuliakan dan menghormati Adam, maka mereka pun sujud mengikuti perintah Allah. Ketika itu di
tengah-tengah mereka ada Iblis, ia bersikap sombong terhadap perintah Allah dan enggan bersujud kepada
Adam, dia berkata, “Aku lebih baik darinya. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan
dari tanah.” Ketika itu jelaslah permusuhannya kepada Adam dan istrinya, dan tampaklah hasadnya yang

63 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
117. Kemudian Kami berfirman, "Wahai Adam! Sungguh ini (Iblis) musuh bagimu dan bagi
istrimu (Hawa'), maka sekali-kali jangan sampai dia mengeluarkan kamu berdua dari surga456, nanti
kamu sengsara457.

       


118. Sungguh, ada (jaminan) untukmu di sana, engkau tidak akan kelaparan dan tidak akan
telanjang458,

      


119. Dan sungguh, di sana engkau tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa panas
matahari459.”

             
120. 460Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, "Wahai Adam!
Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian461 dan kerajaan yang tidak akan binasa?"

              

 
121. Lalu keduanya memakannya, lalu tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan mulailah
keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga462, dan telah durhakalah Adam
kepada Tuhannya dan sesatlah dia463.

menjadi sebab permusuhan, maka Allah memperingatkan Adam dan istrinya terhadap gangguan Iblis
sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya.
454
Dia adalah nenek moyang jin, dia sebelumnya tinggal bersama malaikat dan beribadah kepada Allah
bersama mereka.
455
Dia menolak sujud kepada Adam dan berkata, “Saya lebih baik daripadanya.”
456
Karena di surga kamu memperoleh rezeki yang banyak dan nikmat tanpa susah payah serta istirahat yang
sempurna.
457
Yakni kamu akan kelelahan ketika keluar dari surga, di mana untuk makan, kamu harus menggarap tanah,
menanaminya dengan tumbuhan, memetiknya, memasaknya dsb. Berbeda dengan di surga semua yang
diinginkan ada di hadapan.
458
Kelaparan adalah kehinaan batin, sedangkan telanjang adalah kehinaan zahir (luar).
459
Haus adalah panas di batin, sedangkan panas matahari adalah panas di zahir.
460
Iblis datang kepada Adam sebagai seorang penasehat dan berbicara dengan lembut sehingga Adam dan
istrinya (Hawa) tertipu, keduanya akhirnya memakan pohon yang terlarang itu dan keduanya pun menyesal,
pakaiannya lepas dan tampaklah auratnya setelah sebelumnya tertutup, dan keduanya pun menutupi auratnya
dengan daun-daun (yang ada di) surga dan merasa malu.
461
Pohon itu dinamakan Syajaratulkhuldi (pohon keabadian), karena kata setan, orang yang memakan
buahnya akan kekal di surga, tidak akan mati. Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat
dipastikan apa namanya, sebab Al Quran dan Hadits tidak menerangkannya.
462
Untuk menutupi auratnya.

64 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
122. 464Kemudian Tuhannya memilih dia465, maka Dia menerima tobatnya dan memberinya
petunjuk466.

                

   


123. 467Dia (Allah) berfirman, "Turunlah kamu berdua468 dari surga bersama-sama, sebagian kamu
menjadi musuh bagi sebagian yang lain469. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka
ketahuilah barang siapa mengikut petunjuk-Ku470, dia tidak akan sesat471 dan tidak akan celaka472.

463
Yang dimaksud dengan durhaka di sini adalah melanggar larangan Allah karena lupa, dengan tidak
sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. Sedangkan yang dimaksud dengan sesat adalah
mengikuti apa yang dibisikkan setan. kesalahan Adam „alaihis salam meskipun tidak begitu besar menurut
ukuran manusia biasa sudah dinamakan durhaka dan sesat, karena tingginya martabat Adam „alaihis salam
dan untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang
terlarang meskipun kecil.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda,

‫ َذْك َذ َّك ِذذ‬،‫وسى‬


‫ َذ ُر َذ‬:‫ قَذ َذل َذ ُر‬:‫ قَذ َذل‬، ‫ي َذ َذ ْك َذقْكيَذ ُر ْك‬ ‫ِذ َذذ ْكِذ َذ‬ ‫ِذ انَّك ِذ‬
‫َذ َذ‬ ‫ا‬ ‫َّك ِذ‬
‫ َذْك َذ ذ َذ ْك َذ ْك َذ نَّك َذ‬:‫ اَذ َذق َذل َذ ُر‬،‫وسى َذ َذ‬ ‫" َذ َّك ُر َذ‬
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ " قَذ َذل َذر ُرس ُر‬- ‫َّكرُر َذلَذ َّك قَذْك َذ َذ ْك َذْكلُر َذق ِذِن‬
‫ول‬ ‫ َذْك قَذ َذ‬- ‫َذ ْك َذْكلُر َذق ِذِن‬ ‫َذلَذ َّك قَذ ْك َذ‬ ‫ َذتَذلُروُر ِذِن َذلَذى َذْك ٍة َذ َذَذ ُر لَّك ُر‬، ‫ْك َذَذ َذ لَّك ُر ِذ ِذ َذس َذ َذ ِذ َذك َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ «اَذ َذ َّك َذ ُر ُر َذ‬: ‫لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ‬
»‫وسى‬
"Musa pernah mendebat Adam, ia berkata kepadanya, "Engkaukah orang yang mengeluarkan manusia dari
surga karena dosamu dan membuat mereka sengsara." Adam berkata, "Wahai Musa, engkau adalah orang
yang telah dipilih Allah dengan risalah dan firman-Nya. Apakah engkau mencelaku karena perkara yang
telah dicatat Allah kepadaku sebelum Dia menciptakanku –atau yang telah ditaqdirkan-Nya kepadaku
sebelum Dia menciptakanku-?". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Maka Adam
mengalahkan Musa dalam perdebatan."
464
Setelah itu Adam dan Hawa‟ segera bertobat dan berdoa, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri
kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami
termasuk orang-orang yang rugi.”
465
Maksudnya, Allah memilih Adam „alaihis salam untuk menjadi orang yang dekat kepada-Nya.
466
Oleh karena itu, keadaannya setelah tobat menjadi lebih baik daripada sebelumnya, namun musuhnya
kembali melakukan tipu daya terhadapnya, akan tetapi tipu dayanya kalah karena hidayah Allah kepadanya,
maka sempurnalah nikmat untuk Adam dan keturunannya, mereka harus bersyukur terhadap nikmat itu, serta
tetap waspada terhadap musuh yang senantiasa memantau dan mencari celah untuk menggelincirkan anak
Adam di siang dan malam. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Wahai anak Adam! Janganlah sekali-
kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia
menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya
dia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak
beriman.” (Al A‟raaf: 27)
467
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kepada Adam, Hawa‟ dan Iblis untuk turun ke bumi, dan
agar Adam dan keturunannya menjadikan setan sebagai musuhnya, selalu bersikap waspada terhadapnya,
dan bahwa Dia akan menurunkan kepada mereka kitab-kitab-Nya, dan akan mengutus kepada mereka para
rasul untuk menerangkan jalan yang lurus yang menghubungkan ke kampung halaman mereka yang
sesungguhnya (surga) dan memperingatkan mereka terhadap musuh yang satu ini (Iblis dan keturunannya
atau setan).

65 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 124-127: Penjelasan tentang orang yang berpaling dari jalan Al Qur’an dan
keadaannya di akhirat.

            
124. Dan barang siapa berpaling473 dari peringatan-Ku474, maka sungguh, dia akan menjalani
kehidupan yang sempit475, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta476.”

        


125. Dia berkata477, "Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal
dahulu aku dapat melihat478?"

         


126. Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan
kamu mengabaikannya479, jadi begitu (pula) pada hari ini kamu diabaikan480.”

             
127. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas481 dan tidak percaya kepada
ayat-ayat Tuhannya482. Sungguh, azab di akhirat itu lebih berat483 dan lebih kekal484.

468
Yakni Adam dan Hawa atau Adam dan Iblis.
469
Seperti melakukan kezaliman antara yang satu dengan yang lain, atau maksudnya, bahwa Adam dan
keturunannya menjadi musuh bagi Iblis dan keturunannya.
470
Yaitu dengan melaksanakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang.
471
Dalam meniti hidup di dunia.
472
Di akhirat.
473
Tidak mau mengamalkannya atau lebih parah dari itu, yaitu tidak beriman dan mendustakannya. Menurut
Ibnu Katsir, maksudnya menyelihi perintah Allah dan apa yang Dia turunkan kepada Rasul-Nya, dia
berpaling dan pura-pura lupa.
474
Yakni Al Qur‟an.
475
Yakni hidupnya di dunia sempit, tidak tenang dan tenteram, dadanya tidak lapang, bahkan terasa sempit
dan sesak karena kesesatannya meskipun keadaan luarnya memperoleh kenikmatan, memakai pakaian
mewah, memakan makanan yang enak dan tinggal di mana saja yang ia kehendaki, namun hatinya jika tidak
di atas keyakinan yang benar dan petunjuk, maka tetap dalam kegelisahan, keraguan dan kebimbangan. Hal
ini termasuk ke dalam kehidupan yang sempit. Ibnu Abbas berkata tentang kehidupan yang sempit, yaitu
kesengsaraan. Menurut Abu Sa‟id, kehidupan yang sempit adalah disempitkan kuburnya sehingga tulang
rusuknya bertabrakan.
476
Menurut Mujahid dan Abu Shalih adalah, tidak ada hujjah baginya. Sedangkan menurut Ikrimah adalah,
dijadikan buta matanya dari melihat segala sesuatu selain Jahannam.
477
Karena hina, merasa berat menerimanya dan karena bosan dengan keadaan yang dialami.
478
Yakni ketika di dunia dan ketika dibangkitkan.
479
Meninggalkannya dan tidak beriman kepadanya, atau berpaling darinya dan melupakannya seperti orang
yang belum pernah mendengarnya sama sekali.
480
Dibiarkan dalam azab.

66 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 128-132: Mengambil pelajaran dari pembinasaan terhadap umat-umat yang kafir,
pentingnya menjaga shalat dan ridha terhadap pembagian Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

                  
128. Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (orang-orang musyrik)485 berapa banyak
generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan486, padahal mereka melewati (bekas-bekas)
tempat tinggal mereka (umat-umat itu)487? Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah)488 bagi orang-orang yang berakal489.

         
129. 490Dan kalau tidak ada suatu ketetapan terdahulu dari Tuhanmu serta tidak ada batas yang telah
ditentukan (ajal)491, pasti (siksaan itu) menimpa mereka.

481
Yakni melewati batasan yang ditetapkan, mengerjakan perbuatan yang diharamkan, seperti halnya yang
dilakukan orang-orang kafir dan musyrik.
482
Oleh karena itu, Allah tidaklah berbuat zalim dan tidak mungkin meletakkan hukuman yang bukan pada
tempatnya. Yang demikian adalah disebabkan sikapnya yang melampaui batas dan tidak beriman kepada
petunjuk yang diturunkan-Nya untuk kebaikan dirinya.
483
Yakni lebih pedih.
484
Dari azab di dunia dan dari azab kubur. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada
kedua orang yang saling melakukan li'an,
‫َذ َّك َذ َذذ َذ ُّب ْكيَذ ْكَذهو ُر ِذ ْك َذ َذذ ِذ ْكا ِذ ِذ‬
‫َذ‬ ‫َذ‬
"Bahwa azab dunia lebih ringan daripada azab akhirat." (HR. Muslim)
485
Yakni yang membuat mereka menempuh jalan yang lurus dan menjauhi kesesatan.
486
Karena mendustakan rasul.
487
Yakni ketika mereka bepergian ke Syam dan lainnya yang seharusnya mereka ambil pelajaran darinya.
488
Ada pula yang menafsirkan, “Terdapat pelajaran-pelajaran” atau “Terdapat tanda-tanda yang
menunjukkan kebenaran risalah para rasul dan batilnya sikap mereka selama ini, yaitu menolak seruan para
rasul.”
489
Karena hanya merekalah yang dapat mengambil manfaat dari peristiwa-peristiwa yang menimpa orang-
orang terdahulu. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Hajj: 46, As Sajdah: 26, Al Mu'min: 82, dan
Muhammad: 10.
490
Ayat ini dan setelahnya merupakan hiburan bagi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan agar Beliau
bersabar dari meminta disegerakan azab untuk orang-orang yang mendustakan, dan bahwa kekafiran serta
pendustaan mereka merupakan sebab turunnya azab kepada mereka. Ditahannya azab adalah karena
ketetapan Allah sampai tiba waktunya, dan agar mereka kembali dan bertobat sehingga azab itu diangkat
dari mereka atau agar hujjah menjadi tegak atas mereka. Oleh karena itulah, Allah memerintahkan Rasul-
Nya untuk bersabar terhadap ucapan mereka dan memerintahkan mengambil gantinya dan menjadikan
sebagai pembantunya, yaitu bertasbih dengan memuji Tuhannya di waktu-waktu yang utama, yaitu sebelum
matahari terbit dan sebelum terbenam, di penghujung siang, di waktu-waktu malam, agar dengan begitu
Beliau menjadi ridha dengan pemberian Allah berupa pahala di dunia dan di akhirat, hati Beliau tenteram
dan puas dengan beribadah kepada Allah serta merasa terhibur dari gangguan mereka sehingga bersabar
terasa ringan bagi Beliau.
491
Dengan ditundanya azab sampai waktu tertentu atau sampai tibanya hari kiamat.

67 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

     


130. Maka sabarlah engkau (Muhammad) atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah492
dengan memuji Tuhanmu, sebelum matahari terbit493 dan sebelum terbenam494; dan bertasbihlah
(pula) pada waktu-waktu di malam hari495 dan di ujung siang hari496, agar engkau merasa senang497,

492
Ada yang menafsirkan dengan shalat.
493
Yaitu shalat Subuh.
494
Yaitu shalat „Ashar.
Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan dari Ammarah bin Ru'aibah ia berkata: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ‬
‫ َذ قَذ ْك َذ ُرُر وَذ‬، ‫َّكم ِذ‬
‫وو ْك‬‫َذ ْك َذلِذ َذ نَّك َذر َذ َذ ٌح َذلَّكى قَذ ْك َذ طُرلُر ِذ‬
"Tidak akan masuk neraka seseorang yang shalat sebelum terbit matahari (Subuh) dan sebelum terbenam
(Ashar)."
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jarir bin Abdillah Al Bajalliy radhiyallahu 'anhu ia berkata:

‫ «َذَذ ِذ ُر‬:‫ اَذ َذق َذل‬،‫ ِذ ْك َذظَذَذ ِذ َذ ْك َذق َذم ِذ َذْكي لَذ َذ ْكَذ ْك ِذر‬، ‫ول اِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬
‫َّكك ْك َذسَذ َذ ْك َذ َذرَّك ُرك ْك َذ َذم تَذ َذ ْك َذ َذه َذذ‬ ‫ُر نَّك لُروس ِذْكن َذ رس ِذ‬
‫َذ ُر‬ ً ‫ُر‬
،- ‫صَذ َذ ْك َذ ْكجَذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ْكل ِذِن ْك َذل ْك‬- » ‫ َذ قَذْك َذ ُرُر وَذ‬، ‫َّكم ِذ‬
‫وو ْك‬ ‫ اَذِذإ ِذ ْكسَذ َذ ْكلُر ْك َذ ْك َذ تُر ْكغلَذُرو َذلَذى َذ َذ ٍة قَذ ْك َذ طُرلُر ِذ‬،‫ َذ تُر َذ ُّب و َذ ِذ ُررْكاَذِذ ِذ‬، ‫ْك َذق َذمَذ‬
]130 : ‫َّكم ِذ َذ قَذ ْك َذ ُرُر ِذوَذ } [ط‬ ‫ِذ‬
‫وو ْك‬ ‫ُرَّك قَذ َذَذ َذ ِذ ٌح { َذ َذسٍّ ْكح ِذ َذ ْكم َذرٍّ َذ‬
‫ي قَذ ْك َذ طُرلُر ِذ‬
"Kami pernah duduk di dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba Beliau memperhatikan bulan
pada malam purnama, lalu Beliau bersabda, "Ketahuilah! Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhan kalian
sebagaimana kalian melihat bulan ini. Kalian tidak berdesakan dalam melihatnya. Oleh karena itu, jika
kalian bisa selalu sanggup menjaga shalat sebelum matahari terbit dan sebelum terbenamnya (maka
lakukanlah)." Maksud Beliau adalah shalat Ashar dan Subuh. Kemudian Jarir membacakan ayat, "Dan
dengan memuji Tuhanmu, sebelum matahari terbit dan sebelum terbenam." (Terj. Thaahaa: 130) (Lafaz
hadits ini adalah lafaz Muslim)
Imam Ahmad meriwayatkan dari Shuhaib, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah
membacakan ayat ini, "Bagi orang-orang yang berbuat baik ada balasan yang baik dan tambahannya."
(Terj. QS. Yunus: 26), Beliau kemudian bersabda,
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذ‬: ‫ اَذيَذ ُرقوُرو َذ‬،‫ َّك َذ ُرك ْك ْكن َذ ا َذ ْكو ً ُرِذ ُر َذ ْك ُرْكنجَذُر ُرموُر‬، ‫ َذ ْكَذه َذ ْكاَذنَّك‬: ‫ َذ َذى ُر نَذ‬،‫ َذ ْكَذه ُر نَّك ِذر نَّك َذر‬،‫َذ َذ َذ َذ ْكَذه ُر ْكاَذنَّك ْكاَذنَّك َذ‬
" :‫ " اَذيُر ْكك َذ ُر َذْلُر ُر ْكاِذ َذج ُر اَذيَذ ْكنظُرُر َذ ِذَذْكي ِذ " قَذ َذل‬:‫ َذ ُرِذ ْك َذ ِذ َذ نَّك ِذر " قَذ َذل‬،‫ َذ ُر ْك ِذ ْكلنَذ ْكاَذنَّك َذ‬، ‫وهنَذ‬ ‫ َذ ُرَذ يٍّ ْك‬، ‫ُره َذو؟ َذ َذْك ُرثَذ ٍّق ْك َذ َذو ِذ نَذ نَذ‬
‫ض ُر ُر َذ‬
‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذَذ َذقَذ َّك اَذ ْك يُرن ْك‬، ‫اَذ َذو ا َذ َذ ْك َذ ُره ْك َذ ْكيً َذ َذ َّك َذْكي ْك َذ نَّكظَذ ِذ َذْكي‬
"Apabilah penghuni surga masuk surga dan penghuni neraka masuk neraka, maka ada seorang yang
memanggil, "Wahai penghuni surga! Sesungguhnya kalian memiliki janji di sisi Allah yang hendak Dia
tunaikan untuk kalian," maka mereka berkata, "Apa itu? Bukankah Dia telah memberatkan timbangan kami,
memutihkan wajah kami, memasukkan kami ke dalam surga dan melindungi kami dari neraka?" Maka
disingkaplah hijab untuk mereka, lalu mereka melihat-Nya. Demi Allah tidaklah mereka diberikan sesuatu
yang lebih mereka cintai dan lebih menyejukkan pandangan mereka daripada melihat wajah-Nya." (Hadits
ini dinyatakan shahih isnadnya oleh Pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah)
495
Yaitu dengan melakukan shalat Maghrib dan Isya. Ada pula yang menafsirkan dengan shalat Tahajjud.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Zaid bin Aslam dari ayahnya, bahwa Umar bin Khaththab pernah
menginap di rumahnya, bersama ia dan Yarfa'. Beliau mempunyai waktu untuk melakukan shalat malam.
Terkadang Beliau tidak bangun, sehingga kami berkata, "Beliau tidak bangun malam seperti biasanya." Dan

68 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

 
131. Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu498 kepada kenikmatan yang telah Kami
berikan kepada beberapa golongan dari mereka499, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar Kami uji
mereka dengan (kesenangan) itu500. Karunia Tuhanmu501 lebih baik502 dan lebih kekal503.

Beliau apabila bangun, maka Beliau membangunkan, yakni keluarganya. Beliau berkata, "Suruhlah
keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya."
496
Yaitu shalat Zhuhur, karena ketika itu matahari sudah condong ke barat.
497
Dengan pemberian Tuhanmu berupa pahala yang akan diberikan.
498
Yakni merasa kagum.
499
Seperti makanan dan minuman yang enak, pakaian yang indah, harta yang banyak, rumah yang besar,
wanita yang cantik, dsb. Sesungguhnya semua itu bunga (perhiasan) kehidupan dunia, dimana orang-orang
yang tertipu bersenang-senang dengannya, demikian pula orang-orang zalim. Perhiasan itu akan hilang dan
ditinggalkan, menyakitkan hati pencintanya dan mereka akan menyesal pada hari kiamat serta akan mereka
ketahui bahwa Allah menjadikannya sebagai ujian dan cobaan agar Dia mengetahui siapa yang tertipu dan
siapa yang tidak tertipu, yakni tetap baik perbuatannya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman,
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji
mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.--Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan
menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.” (Terj. Al Kahfi: 7-8)
Di dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan, bahwa Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu pernah
menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di sebuah ruangan yang ketika itu Beliau menjauhi istri-
istrinya dan mengilaa (bersumpah sementara menjauhi) mereka. Umar melihat Beliau berbaring di atas tikar
yang berpasir, dan tidak ada di rumah Beliau selain seonggok daun salam dan kulit samak yang digantung,
maka Umar segera menangis, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya, "Apa yang
membuatmu menangis wahai Umar?" Umar menjawab, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Kisra dan Kaisar
berada di atas kesenangan yang mereka rasakan, sedangkan engkau manusia pilihan Allah (seperti ini
keadaannya)?" Maka Beliau bersabda,
‫ِذ‬
‫ي َذْك َذ َذ ْك َذ اَذ َّك ِذ ُر َذِذ َذ‬
‫ي قَذ ْكوٌح ُر ٍّجلَذ ْك َذْلُر ْك طَذيٍَّذ تُر ُر ْك ِذ اَذيَذ ُّب ْكيَذ‬ ‫َذَذِذ َذ ٍّك‬
"Apakah engkau ragu wahai Ibnul Khaththab? Mereka itu orang-orang yang disegerakan kesenangan untuk
mereka dalam kehidupun dunia."
Oleh karena itu, Beliau sebagai orang yang paling zuhud meskipun Beliau mampu memperoleh dunia.
Ketika Beliau memilikinya, maka Beliau segera menafkahkannya di jalan Allah dan tidak menyisakan
sedikit pun untuk dirinya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,

» ‫ َذ ُر ْك َذ ُرح َذلَذْكي ُرك ْك ِذ ْك َذ ْكهَذِذ ُّب ْكيَذ َذ ِذ نَذِذ َذ‬، ‫«ِذ ٍّ ِذِمَّك َذ َذ ُر َذلَذْكي ُرك ْك ِذ ْك َذ ْكل ِذ‬
"Sesungguhnya di antara sesuatu yang aku takut menimpa kalian setelahku adalah dibukanya untuk kalian
bunga dunia dan perhiasannya." (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Nasa'i, dan Ibnu Majah)
500
Sehingga mereka berbuat melampaui batas.
501
Baik yang segera (di dunia) maupun yang ditunda (di akhirat). Rezeki yang segera berupa ilmu, tujuh
ayat yang diulang-ulang (Al Fatihah) dan Al Qur'anul Karim, iman dan hakikat-hakikat amal saleh,
sedangkan rezeki yang ditunda berupa kenikmatan yang kekal yang tidak bisa disifati dan tidak terbatas serta
kehidupan yang sejahtera di dekat Ar Rahman (yakni Surga). Ya Allah masukkanlah kami ke surga dan
jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya
Allah masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka.

69 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               
132. Dan504 perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat505 dan sabar dalam mengerjakannya506.
Kami tidak meminta rezeki kepadamu507, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu508. Dan akibat
(yang baik)509 adalah bagi orang yang bertakwa510.

Ayat 133-135: Kaum musyrik meminta didatangkan mukjizat, padahal Al Qur'an sudah
merupakan mukjizat.

502
Dari kenikmatan yang diberikan kepada mereka di dunia.
503
Dalam ayat ini terdapat isyarat, bahwa seorang hamba apabila melihat dirinya tergiur oleh perhiasan
dunia, maka hendaknya ia ingat kenikmatan akhirat dan membandingkan keduanya.
504
Agar keluargamu selamat dari siksa Allah, maka perintahkanlah mereka mendirikan shalat dan bersabar
dalam mengerjakannya sebagaimana firman Allah Ta'ala di surat At Tahrim: 6.
505
Yang fardhu maupun yang sunat. Perintah kepada sesuatu, berarti perintah pula kepada semua yang
menjadikan shalat sempurna. Termasuk juga perintah mengajarkan mereka (keluarga) tentang shalat, seperti
yang wajib dalam shalat dan yang sunahnya, demikian pula yang membatalkan shalat dan yang makruh
dalam shalat.
506
Dengan menegakkannya, mengerjakan rukun-rukun, adab-adab dan khusyu‟nya. Hal ini memang berat
bagi jiwa, akan tetapi perlu dipaksa dan dikerahkan kemampuan sehingga terbiasa. Yang demikian karena
apabila seseorang sudah mengerjakan shalat sesuai yang diperintahkan dan menjaganya, maka terhadap
perintah-perintah agama yang lain, maka dia akan mampu menjaganya. Sebaliknya, jika shalatnya tidak
diperhatikan bahkan ditinggalkan, maka perintah-perintah agama yang lain tentu akan ditinggalkan.
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjamin tentang masalah rezeki, yakni janganlah hal itu terlalu
dipikirkan sampai kurang memberikan perhatian terhadap perintah-perintah agama.
507
Yakni Kami tidak membebanimu agar engkau memberikan rezeki untuk dirimu dan untuk selainmu.
508
Jika semua makhluk sudah ditanggung rezekinya, maka bagaimana dengan orang yang menegakkan
perintah-perintah-Nya dan sibuk mengingat-Nya? Tentu Dia akan lebih menanggungnya. Menurut Ibnu
Katsir, maksud ayat ini adalah, apabila kamu telah mendirikan shalat, maka rezeki akan datang kepadamu
dari arah yang tidak diduga-duga.
Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda:
‫ِذ‬
‫ي ِذ ً َذ َذْك َذ ُر َذ َذ َذ ِذرْكقً َذ ْك َذ َذ َذ َذ تُرَذ ِذ ْك ِذ ٍّ ْكِن َذْك َذ ُر قَذ ْكلَذ َذ‬
ً ‫ي اَذ ْكقً َذ َذْك َذ ُر َذ َذ َذ ُر ْكغ‬ ‫َذ ُرق ْكو ُرل َذرُّب ُرك ْك َذ ْك َذ َذ َذ تَذ َذ َّك ْك لِذَذ َذِذ ْك َذْك َذ ُر قَذ ْكلَذ َذ‬
Tuhanmu berfirman, “Wahai anak Adam! Sempatkanlah beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi
hatimu dengan rasa cukup dan Aku akan memenuhi tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam! Janganlah
menjauh dari-Ku. Jika demikian, Aku akan memenuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku akan memenuhi
tangan-Mu dengan kesibukan.” (HR. Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihut
Targhib wat Tarhib)

،‫ َذ َذ ْك َذ َذ ِذ ْكا ِذ َذ ُر ِذيَّكَذ ُر‬،‫ َذ َذْك َذْكتِذِذ ِذ َذ ُّب ْكيَذ ِذَّك َذ ُر ِذ َذ َذ ُر‬،‫َذ َذ َذل َذ اَذ ْكقَذ ُر َذ ْك َذ َذْكي نَذ ْكي ِذ‬ ،‫ اَذ َّك َذا لَّك ُر َذلَذْكي ِذ َذْك َذ ُر‬،‫« َذ ْك َذ َذ ِذ ُّب ْكيَذ َذَهَّك ُر‬
»‫ُّب ْكيَذ َذ ِذه َذ َذر ِذ َذم ٌح‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذتَذ ْك ُر‬، ‫ َذ َذ َذل َذ نَذ ُر ِذ قَذ ْكلِذ‬،‫َذَذ َذ لَّك ُر َذ ُر َذْك َذ ُر‬
"Barang siapa yang menjadika dunia sebagai perhatiannya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya,
menjadikan kefakiran di hadapan matanya, dan tidaklah dunia datang kepadanya selain yang ditentukan
baginya. Dan barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya, maka Allah akan kumpulkan
urusannya, menjadikan kecukupan di hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk."
(HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
509
Baik di dunia dan di akhirat. Ada pula yang menafsirkan dengan surga.
510
Rezeki Allah merata ke semua orang, baik yang bertakwa maupun yang tidak, oleh karena itu, perlu lebih
memperhatikan sesuatu yang mendatangkan kebahagiaan abadi, yaitu takwa.

70 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
133. Dan mereka511 berkata, "Mengapa dia tidak membawa tanda (bukti)512 kepada Kami dari
Tuhannya513?" Bukankah telah datang kepada mereka514 bukti (yang nyata)515 sebagaimana yang
tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu516?”

511
Yakni orang-orang musyrik atau orang-orang yang mendustakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
512
Yakni bukti atas kebenaran kerasulan Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam.
513
Sesuai yang mereka usulkan (lihat surah 90-92). Usul mereka merupakan usul yang menyusahkan diri,
pembangkangan dan kezaliman. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia
seperti halnya mereka, tidak pantas diminta bukti sesuai hawa nafsu mereka, bahkan bukti kerasulannya
sudah Allah turunkan dan Allah pilih sesuai hikmah (kebijaksanaan)-Nya. Di samping itu, perkataan mereka,
"Mengapa dia tidak membawa tanda (bukti) kepada Kami dari Tuhannya.” Menunjukkan bahwa Allah tidak
menurunkan bukti kebenarannya. Hal ini adalah dusta, padahal Alah Subhaanahu wa Ta'aala telah
mendatangkan mukjizat dan ayat-ayat yang tujuan tersebut sudah tercapai dengan sebagian ayat-ayat itu.
514
Jika mereka benar ucapannya dan bahwa mereka mencari yang hak dengan dalilnya.
515
Yaitu Al Qur‟an yang diturunkan Allah kepada Beliau (Nabi Muhammad) shallallahu 'alaihi wa salam.
Mana mungkin, Al Qur'an buatan Beliau, padahal Beliau seorang yang ummiy (buta huruf), tidak bisa
menulis dan tidak belajar kepada Ahli Kitab, dan lagi di dalamnya terdapat berita orang-orang terdahulu
yang sesuai dengan kitab-kitab yang diturunkan sebeumnya. Bahkan Al Qur'an sebagai pengawas kitab-kitab
terdahulu, isi dan berita kitab-kitab terdahulu yang dibenarkan Al Qur'an, maka berarti benar, dan isi dan
berita yang didustakan Al Qur'an, maka berarti kitab itu telah diselewengkan.
Di dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,

‫ اَذ ْكَذر ُر و َذ ْك َذ ُر و َذ َذ ْك ثَذ َذ ُره ْك تَذ ِذ ًل‬،‫ َذ ِذَّكَّنَذ َذ َذ َّك ِذذ ُر تِذي ُر َذ ْك يً َذْك َذ ُر لَّك ُر ِذ َذَّك‬، ‫َذ ِذ َذ اَذْكِذيَذ ِذا َذِذ ٌّ ِذَّك ُر ْك ِذ َذ َذ ِذ ثْكل ُر َذ َذ َذلَذْكي ِذ َذ َذ ُر‬
‫و ِذقي ِذ‬
‫َذ ْك َذ َذ َذ‬
"Tidak ada seorang nabi pun kecuali telah dberikan sesuatu yang semisalnya akan diimani manusia. Akan
tetapi yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan. Aku berharap menjadi orang yang
paling banyak pengikutnya pada hari Kiamat."
Dalam hadits ini hanyalah disebutkan mukjizat Beliau yang paling besar, karena sesungguhnya Beliau telah
diberikan mukjizat lainnya yang banyak.
516
Al Quranul Karim membenarkan apa yang disebutkan dalam kitab-kitab terdahulu, seperti Taurat, Injil
dan kitab-kitab dahulu lainnya serta sesuai dengannya, beritanya seperti yang diberitakan kitab-kitab
terdahulu yang masih murni. Ayat ini seperti ayat yang berbunyi, “Dan apakah tidak cukup bagi mereka
bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka?
Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang
beriman.” (Terj. Al „Ankabut: 51) Oleh karena itu, ayat-ayat Al Qur‟an hanyalah bermanfaat bagi orang-
orang mukmin, di mana dengannya keimanan dan keyakinan mereka bertambah. Adapun orang-orang yang
berpaling darinya lagi menentangnya, maka mereka tidak beriman kepadanya dan tidak dapat mengambil
manfaat darinya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti
terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman,--Meskipun datang kepada mereka segala
macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih.” (Terj. Yunus: 96-97) Bahkan
disampaikan ayat-ayat itu kepada mereka faedahnya adalah untuk menegakkan hujjah dan agar mereka tidak
mengatakan, “Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, sehingga kami
mengikuti ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina dan rendah.”

71 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                

  


134. Dan kalau mereka Kami binasakan dengan suatu siksaan sebelumnya (Al Quran
diturunkan)517, tentulah mereka berkata518, "Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang
rasul kepada kami, sehingga kami mengikuti ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina519 dan
rendah520?"

            
135. Katakanlah (Muhammad)521, "Masing-masing (kita) menanti522, maka nantikanlah olehmu!
Dan kelak kamu akan mengetahui523, siapa yang menempuh jalan yang lurus dan siapa yang telah
mendapat petunjuk524.”

517
Bisa juga diartikan, “Sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam diutus.”
518
Pada hari kiamat.
519
Di hari kiamat.
520
Dengan masuk ke neraka Jahanam. Dan sesungguhnya mereka meskipun telah diutus rasul dan
diturunkan kitab serta diperkuatnya rasul tersebut dengan beberapa ayat (bukti), ttetap saja tidak beriman
sampai mereka menyaksikan azab yang pedih (lihat Yunus: 97).
521
Kepada orang-orang yang mendustakanmu, yang berkata, “Kami tunggu-tunggu kecelakaan
menimpanya" (lihat Ath Thuur: 30)
522
Yakni nantikanlah kematianku olehmu, dan aku menanti azab untukmu. Tidak ada yang kamu nantikan
dariku selain dua kebaikan; kemenangan atau syahid. Sedangkan kami menantikan untukmu azab dari sisi
Allah atau melalui tangan kami.
523
Pada hari kiamat.
524
Untuk menempuh jalan yang lurus itu, yakni aku atau kamu. Orang yang menempuhnya adalah orang
yang berhasil, selamat dan beruntung, sedangkan orang yang menyimpang darinya akan rugi, kecewa dan
tersiksa. Jelas, orang yang berada di atas jalan yang lurus adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan
para pengikutnya, sedangkan musuh-musuhnya tidak berada di atasnya. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala
di surat Al Furqaan: 42.
Selesai tafsir surah Thaha dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya dan segala puji bagi Allah di awal dan
di akhirnya.

72 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Juz 17

Surah Al Anbiya’ (Para Nabi) 525


Surah ke-21. 112 ayat. Makkiyyah

    


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-10: Membicarakan tentang dekatnya hari Kiamat dan agar manusia mempersiapkan
diri untuk menghadapinya, keadaan manusia yang lalai terhadapnya dan terhadap Al
Qur’an, cemoohan kaum musyrik terhadap kerasulan Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam dan terhadap wahyu yang dibawanya serta bantahan Al Qur’an terhadapnya,
menyebutkan sifat para rasul, dan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala membela mereka
dan membinasakan orang-orang kafir.

       


1. 526Telah semakin dekat kepada manusia hari menghisab amal mereka527, sedang mereka dalam
lalai (dengan dunia)528 lagi berpaling (dari akhirat)529.
525
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abbdurrahman bin Zaid dari Abdullah ia berkata, "(Surat) Bani Israil,
Al Kahfi, Maryam, Thaahaa, dan Al Anbiyaa termasuk surat-surat menarik yang (turun) lebih awal. Dan
semua itu telah aku hapal sejak dahulu."
526
Ayat ini merupakan peringatan dari Allah Azza wa Jalla kepada manusia terhadap kedekatan hari Kiamat
sekaligus ta'ajjub (keanehan) terhadap keadaan manusia yang tetap saja lalai dan berpaling, dan seperti inilah
keadaan mayoritas manusia -selain orang yang mendapatkan „inayah (perhatian) dari Allah-, di mana
peringatan dan nasihat tidak bermanfaat bagi mereka, padahal hari penghisaban dan pembalasan terhadap
amal mereka telah dekat. Mereka lalai terhadap sesuatu yang karenanya mereka diciptakan (ibadah), dan
berpaling dari peringatan. Seakan-akan mereka diciptakan untuk dunia, dan untuk bersenang-senanglah
mereka dilahirkan ibu mereka. Namun demikian, Allah Subhaanahu wa Ta'aala senantiasa memperingatkan
dan menasehati agar mereka kembali sebagaimana disebutkan dalam ayat selanjutnya, tetapi mereka
senantiasa dalam kelalaian lagi berpaling.
527
Tentang maksud ayat ini ada dua pendapat; pertama, bahwa umat ini (umat Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam) adalah umat terakhir dan rasulnya adalah rasul terakhir, dan kiamat tegak pada umat ini,
karena telah dekat penghisabannya jika melihat kepada umat-umat sebelumnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
‫َّكس َذ َذ َذ َذ تَذ ْك ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ُرلثْك ُر َذَذ َذ‬
“(Jarak) aku dibangkitan dengan kiamat itu seperti dua jari ini.” Beliau menghubungkan kedua jarinya, yaitu
antara jari telunjuk dengan jari setelahnya.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

73 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
2. 530Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan531, mereka
mendengarkannya532 sambil bermain-main533,

               

 
3. hati mereka dalam keadaan lalai534. Dan orang-orang yang zalim itu merahasiakan pembicaraan
mereka535, "Orang ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu.
Apakah kamu menerima sihir itu536, padahal kamu menyaksikannya537?"

           
4. Dia (Muhammad) berkata, "Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi538, dan
Dia Maha Mendengar539 lagi Maha Mengetahui540!”

Kedua, maksud dekatnya hisab adalah dekatnya maut, dan bahwa barang siapa mati, maka telah tegak
kiamatnya dan telah masuk ke tempat pembalasan amal.
528
Bisa juga maksudnya, lalai terhadap hari kiamat atau kematian.
529
Yakni berpaling dari mempersiapkan diri untuk menghadapi hari itu.
530
Selanjutnya Allah Ta'ala memberitahukan, bahwa mereka tidak mau memperhatikan wahyu yang Dia
turunkan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
531
Yang mengingatkan mereka hal yang bermanfaat bagi mereka dan yang mendorongnya, serta
mengingatkan hal yang berbahaya bagi mereka dan menakut-nakutinya. Ibnu Abbas pernah berkata,
"Mengapa kalian bertanya kepada Ahli Kitab tentang kitab yang ada pada mereka, padahal mereka telah
menyelewengkannya, merubahnya, menambahnya dan menguranginya, sedangkan kitab kalian adalah kitab
yang baru dari Allah. Kalian membacanya dalam keadaan murni tidak tercampuri."
532
Namun sebatas penegakkan hujjah bagi mereka, nasihat itu masuk ke telinga kanan dan keluar ke telinga
kiri.
533
Seperti mengolok-olokkannya, atau sibuk memenuhi kebutuhan syahwatnya dan mengerjakan perbuatan
yang batil atau sia-sia.
534
Padahal keadaan mereka seharusnya tidak seperti itu. Seharusnya hati mereka menerima perintah Allah
dan telinga mereka mendengarkan dengan pendengaran yang meresap sampai ke hati, dan anggota badan
mereka diarahkan untuk beribadah, di mana untuk itulah mereka diciptakan, serta memberikan perhatian
terhadap hari kiamat, hisab dan pembalasan sehingga urusan mereka menjadi baik dan keadaan mereka lurus
serta bersih amalnya.
535
Sebagai bentuk pembangkangan dan sikap menolak yang hak dengan yang batil. Mereka mengadakan
pembicaraan rahasia dan bersepakat untuk berkata tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perkataan
yang memojokkan, menyebutkan bahwa Beliau adalah manusia seperti halnya yang lain dan bertujuan untuk
dilebihkan oleh manusia sehingga tidak perlu ditaati dan dibenarkan, dia adalah seorang pesihir dan bahwa
apa yang dibawanya adalah sihir. Oleh karena itu, jauhilah dia dan buatlah orang-orang menjauh.
536
Yang mereka maksud dengan sihir di sini ialah ayat-ayat Al Quran.
537
Bahwa hal itu adalah sihir. Sebenarnya mereka mengetahui bahwa Beliau adalah utusan Allah dengan
sebenarnya berdasarkan ayat-ayat yang mereka saksikan yang tidak disaksikan oleh yang lain. Akan tetapi
kecelakaan, kezaliman dan pembangkanganlah yang membuat mereka berkata dan bersikap seperti itu.
538
Dia akan memberikan balasan terhadapnya.

74 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
5. Bahkan mereka mengatakan, "(Al Quran itu buah) mimpi-mimpi yang kacau541, atau hasil
rekayasanya (Muhammad)542, atau bahkan dia hanya seorang penyair543, cobalah dia datangkan
kepada kita suatu tanda (bukti) 544, seperti halnya rasul-rasul yang diutus dahulu545.”

         


6. Penduduk suatu negeri sebeIum mereka, yang telah Kami binasakan, mereka itu tidak beriman
(padahal telah Kami kirimkan bukti) 546. Apakah mereka akan beriman547?

               
7. 548Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa
orang laki-laki549 yang Kami beri wahyu kepada mereka, 550maka tanyakanlah kepada orang yang
berilmu551, jika kamu tidak mengetahui552.
539
Terhadap semua pembicaraan mereka secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Dalam ayat
ini terdapat ancaman terhadap orang-orang kafir.
540
Apa yang ada dalam hati dan apa yang kamu kerjakan.
541
Seperti ucapan orang-orang yang tidur lalu mengigau, di mana ia tidak menyadari apa yang
diucapkannya.
542
Demikian perkataan mereka. Terkadang mereka menyebut Al Qur'an sebagai sihir, terkadang sebagai
igauan, terkadang sebagai syair, dan terkadang menyebut sebagai rekayasa Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam. Sungguh buruk apa yang mereka ucapkan.
543
Orang yang memiliki pengetahuan meskipun sedikit tentang pribadi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam dan apa yang Beliau bawa akan dapat memastikan bahwa Al Qur‟an adalah ucapan yang paling
agung dan paling mulia, dan bahwa ia berasal dari sisi Allah, dan bahwa seorang pun dari manusia tidak
mampu mendatangkan yang semisalnya, sekalipun mereka berkumpul. Hal ini sebenarnya sudah cukup
sebagai bukti kebenarannya.
544
Sebagaimana Nabi Shalih, Nabi Musa, dan Nabi Isa 'alaihimus salam.
545
Mereka tidak tahu, bahwa sudah menjadi sunnatullah adalah barang siapa yang meminta bukti sesuai
usulannya, lalu setelah didatangkan, namun tetap kafir, maka ia akan dibinasakan. Dalam ayat lain Allah
Subhaanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan
(kepadamu) tanda-tanda (kekuasan kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-
orang dahulu." (Al Israa': 59) yakni Allah sayang kepada mereka, Dia tahu jika Dia mengirimkan mukjizat sesuai
yang mereka usulkan, kemudian mereka kafir, maka mereka akan dibinasakan.
546
Maksudnya adalah umat-umat yang dahulu telah meminta kepada rasul-rasulnya mukjizat sesuai usulan
mereka dan Allah telah mendatangkan mukjizat itu, namun mereka tetap tidak juga beriman, lalu Allah
menghancurkan mereka. Orang-orang musyrik itu jpun sama, kalau diberi mukjizat yang mereka minta itu,
lalu mereka tidak beriman, maka Allah akan menyegerakan azab untuknya.
547
Yakni apakah mereka akan beriman kepada rasul dan apa yang dibawanya jika bukti itu ditunjukkan?
Pertanyaan ini maksudnya adalah nafyu (peniadaan), yakni mereka tentu tidak akan beriman juga.
548
Allah Ta'ala berfirman membantah orang-orang yang mengingkari adanya rasul dari kalangan manusia.
549
Bukan malaikat, dan bukan wanita. Ayat ini merupakan bantahan terhadap syubhat orang-orang yang
mendustakan rasul yang mengatakan, “Mengapa rasul itu tidak seorang malaikat saja, sehingga tidak butuh
makan, minum, pergi ke pasar? Demikian pula, mengapa mereka tidak kekal?” Allah menjawab syubhat ini,
bahwa para rasul sebelum Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka semua adalah manusia,
termasuk Nabi Ibrahim yang diakui semua kalangan, dan bahwa mereka (orang-orang musyrik) –menurut
persangkaannya- berada di atas ajarannya, padahal tidak.
550
Jika kamu masih ragu-ragu dan tidak memiliki pengetahuan tentang keadaan para rasul dahulu.

75 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
8. Dan Kami tidak menjadikan mereka suatu tubuh yang tidak memakan makanan553, dan mereka
tidak (pula) hidup kekal (di dunia) 554.

        


9. Kemudian Kami tepati janji (yang telah Kami janjikan) kepada mereka 555. Maka Kami
selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki556, dan Kami binasakan orang-orang
yang melampaui batas557.

         


10. 558Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah kitab (Al Qur‟an) yang di dalamnya
terdapat sebab-sebab kemuliaan kamu559. Maka apakah kamu tidak mengerti560?

Ayat 11-20: Peringatan dan ancaman serta menyebutkan kebinasaan orang-orang terdahulu,
dan bahwa semua yang ada bertasbih menyucikan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

          

551
Seperti orang-orang yang mengetahui isi Taurat dan Injil, apakah rasul yang datang kepada mereka
manusia atau malaikat?
552
Ayat ini meskipun sebabnya khusus, yakni untuk bertanya keadaan para rasul kepada orang yang
berpengetahuan (ahli ilmu), akan tetapi ia umum, sehingga apabila seseorang tidak memiliki ilmu tentang
masalah agama yang ushul (dasar) maupun yang furu‟ (cabang), maka ia diperintahkan untuk bertanya
kepada orang yang mengetahuinya. Dalam ayat ini tedapat perintah belajar dan bertanya kepada ahlinya.
Kita tidak diperintahkan bertanya kepada ahli ilmu, kecuali karena ahli ilmu berkewajiban mengajarkan dan
menjawab sesuai yang mereka ketahui. Diperintahkan bertanya kepada ahli ilmu menunjukkan dilarangnya
bertanya kepada orang yang terkenal kebodohannya dan tidak berilmu, dan larangan baginya untuk maju
menjawab pertanyaan.
553
Bahkan mereka butuh makan dan minum, masuk ke pasar untuk mencari rezeki, dan hal itu tidaklah
membuat mereka cacat.
554
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Az Zumar: 30.
555
Yaitu janji untuk membinasakan orang-orang zalim.
556
Yakni orang-orang yang membenarkan para rasul.
557
Yakni orang-orang yang mendustakan.
558
Dalam ayat ini, Allah Ta'ala mengingatkan tentang kemuliaan Al Qur'an dan mendorong manusia untuk
mendatanginya dengan mempelajari dan mengamalkan.
559
Di dunia dan di akhirat, jika kamu membenarkan beritanya, mengerjakan perintah-perintah di dalamnya
dan menjauhi larangan. Hal ini sebagaimana yang diberikan kepada orang-orang yang beriman kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, baik dari kalangan sahabat maupun generasi setelahnya, ketika
mereka mempelajari Al Qur‟an dan mengamalkannya, Allah memberikan kemuliaan dan ketinggian kepada
mereka sebagaimana dapat kita baca dalam sejarah kaum muslimin zaman dahulu. Adapun sekarang, ketika
kaum muslimin meninggalkan Al Qur‟an, mereka mendapatkan kebalikannya, yaitu kehinaan dan
kerendahan.
560
Tentang hal yang memberikan manfaat bagimu dan memadharratkan kamu. Jika kamu sebagai orang
yang berakal, tentu kamu akan mendatangi kitab itu dan memberikan perhatian yang dalam. Menurut Ibnu
Katsir, maksudnya apakah kamu tidak mengerti (besarnya) nikmat itu dan menerimanya.

76 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


11. 561Dan berapa banyak (penduduk) negeri yang zalim562 yang teIah Kami binasakan, dan Kami
jadikan generasi yang lain setelah mereka itu (sebagai penggantinya).

       


12. Maka ketika mereka merasakan azab Kami563, tiba-tiba mereka melarikan diri dari (negeri)nya
itu.

          
13. Janganlah kamu lari tergesa-gesa564; kembalilah kamu kepada kesenangan hidupmu dan tempat-
tempat kediamanmu (yang baik), agar kamu ditanya565.

     


14. Mereka berkata, "Betapa celaka kami, sungguh, kami orang-orang yang zaIim566.”

        


15. Maka demikianlah keluhan mereka berkepanjangan567, sehingga mereka Kami jadikan sebagai
tanaman yang telah dituai568, yang tidak dapat hidup lagi569.

       


16. Dan Kami tidak menciptakan Iangit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya
dengan main-main570.

561
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman memperingatkan orang-orang yang zalim ketika itu yang
mendustakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan perbuatan-Nya terhadap umat-umat terdahulu
yang mendustakan rasul.
562
Yakni kafir.
563
Yakni merasa akan dibinasakan dan sudah tidak mungkin lagi kembali atau bertobat.
564
Yani tidak ada faedahnya kamu melarikan diri dan menyesal.
565
Maksudnya, orang yang zalim itu di waktu merasakan azab Allah melarikan diri dalam keadaan
menyesal, lalu orang-orang yang beriman (ada pula yang berpendapat, bahwa malaikat) mengatakan kepada
mereka dengan cemooh agar mereka tetap di tempat semula dengan menikmati kelezatan-kelezatan hidup
sebagaimana biasa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapkan kepada mereka tentang
sikap mereka terhadap nikmat-nikmat itu; apakah mereka bersyukur atau tidak.
566
Dengan melakukan kekafiran. Mereka mengakui dosa mereka ketika pengakuan sudah tidak lagi
bermanfaat. Allah Maha Adil, di mana Dia tidaklah membinasakan suatu negeri kecuali karena penduduknya
berlaku zalim.
567
Mereka ulang terus kata-kata itu.
568
Mereka dibunuh dengan pedang sebagaimana tanaman dituai atau dibinasakan.
569
Oleh karena itu, berhati-hatilah dari tetap terus mendustakan rasul yang paling mulia (Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam), sehingga nantinya Dia akan menimpakan azab kepada kamu sebagaimana
yang menimpa umat-umat sebelum kamu.
570
Maksudnya, Allah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan
maksud dan tujuan yang mengandung hikmah (kebijaksanaan), Dia menciptakannya dengan hak (benar) dan
untuk yang hak, di mana dengannya mereka dapat mengetahui bahwa Allah adalah Pencipta Yang Maha
Agung, Pengatur yang Mahabijaksana, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang memiliki semua
kesempurnaan, semua pujian dan semua keperkasaan, yang ucapan-Nya benar, dan dengannya pula mereka
dapat mengenali kekuasaan-Nya, di samping untuk memberikan manfaat bagi manusia. Demikian juga
menunjukkan, bahwa yang mampu menciptakan keduanya betapa pun besar dan luas menunjukkan

77 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
17. Seandainya Kami hendak membuat suatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi
Kami571. Jika Kami benar-benar menghendaki berbuat demikian572.

              
18. 573Sebenarya Kami melemparkan yang hak kepada yang batil (tidak benar) lalu yang hak itu
menghancurkannya, maka seketika itu yang batil lenyap574. Dan celaka kamu575 karena kamu
menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya)576.

              
19. Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi577. 578Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya,
tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih579.

     


20. Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang.

Ayat 21-29: Perdebatan dengan kaum musyrik dalam hal keyakinan mereka, bukti atas
kesalahan keyakinan mereka, dan menguatkan keesaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

       


21. 580Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi581, yang dapat menghidupkan (orang-
orang mati)582?

mampunya Dia menghidupkan kembali jasad yang telah mati, untuk memberikan balasan terhadap amal
yang mereka kerjakan selama di dunia.
571
Yakni Kami tidak akan menampakkannya kepada kamu sesuatu yang di sana terdapat main-main dan sia-
sia, karena hal itu menunjukkan kekurangan dan merupakan sifat yang buruk. Oleh karena itu, langit dan
bumi yang kamu lihat tidak mungkin diciptakan dengan tujuan main-main dan bersenda gurau.
572
Kata " ‫ " إن‬pada ayat ini artinya tidak, sehingga maksudnya, Kami tidaklah berbuat demikian.
573
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa Dia yang menjamin untuk menampakkan yang
hak dan mengalahkan yang batil, dan bahwa setiap yang batil meskipun diucapkan dan dipakai berdebat,
maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menurunkan yang hak, ilmu dan penjelasan, di mana dengannya
yang batil menjadi kalah dan semakin jelas batilnya.
574
Hal ini umum dalam semua masalah agama, di mana tidak ada satu pun syubhat untuk membenarkan
yang batil atau menolak yang hak kecuali pada dalil-dalil Allah terdapat sesuatu yang melenyapkan syubhat
yang batil itu, sehingga semakin jelas kebatilannya.
575
Yakni kerugian dan kekecewaan bagimu, apa yang kamu inginkan tidak akan kamu peroleh.
576
Seperti menyifati-Nya dengan beristri, beranak dan bersekutu. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari
penyifatan seperti itu.
577
Semua adalah hamba-Nya dan milik-Nya.
578
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan tentang ibadah yang dilakukan para malaikat-
Nya, dimana mereka senantiasa taat dan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla di malam dan siang tanpa
rasa letih.
579
Sebagaimana halnya bernafas, tidak sulit bagi kita.

78 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
22. Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya
telah binasa583. Mahasuci Allah yang memiliki 'Arsy dari apa yang mereka584 sifatkan585.

      


23. Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan586, tetapi merekalah yang akan ditanya587.

                    

     


24. 588Atau apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia? Katakanlah (Muhammad),
"Kemukakanlah alasan-alasanmu589! (Al Quran) ini adalah peringatan bagi orang yang bersamaku,

580
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan sempurnanya kekuasaan-Nya, kebesaran-Nya dan
segala sesuatu tunduk kepada-Nya, Dia mengingkari orang-orang musyrik yang mengambil tuhan-tuhan dari
bumi yang keadaannya sangat lemah dan tidak memiliki kemampuan apa-apa.
581
Seperti dari batu, emas, perak, dsb.
582
Mereka tidak akan sanggup menghidupkannya. Oleh karena itu, Allah yang mampu menghidupkan
sesuatu yang telah mati, Dialah yang berhak disembah.
583
Yakni tidak akan tersusun rapi seperti yang kita saksikan, karena adanya keengganan dari pihak yang
lain. Misalnya yang satu menginginkan matahari terbit dari timur, yang satu lagi menginginkan matahari
terbit dari barat, yang lain menginginkan dari utara, sedangkan yang lain lagi menginginkan dari selatan.
Maka sebagaimana ketika ada dua penguasa yang sama-sama berkuasa dalam satu wilayah, tentu wilayah itu
tidak akan teratur, di mana yang satu ingin seperti ini, sedangkan yang satu lagi ingin seperti itu, apalagi
alam semesta ini, maka akan hancur jika ada dua tuhan atau lebih. Dalam ayat lain disebutkan, “Allah sekali-
kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada Tuhan
beserta-Nya, masing-masing Tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari
tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,”
(Terj. QS. Al Mu‟minun: 91)
Di samping itu, jika ada banyak tuhan di alam semesta ini, tentu akan terjadi kecemburuan antara sesama
tuhan, jika yang satu disembah, sedangkan yang lain tidak. Demikian pula, tentu akan terjadi pertengkaran
yang mengakibatkan hancur alam semesta.
584
Yakni orang-orang kafir.
585
Seperti menyifati-Nya dengan memiliki anak dan istri serta memiliki sekutu. Mahasuci Allah dari sifat
itu.
586
Karena keagungan-Nya, keperkasaan-Nya, ilmu-Nya, kebijaksanaan-Nya, keadilan-Nya, kelembutan-
Nya, dan sempurnanya kekuasaan-Nya. Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi-Nya atau
menentang-Nya, baik dengan kata-kata maupun perbuatan. Demikian pula karena sempurnanya hikmah
(kebijaksanaan)-Nya dan karena Dia telah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dia juga tidak ditanya,
karena ciptaan-Nya tidak ada cacatnya.
587
Tentang apa yang mereka katakan dan kerjakan, karena kelemahan mereka, butuhnya mereka, dan karena
mereka adalah hamba.
588
Selanjutnya Allah mencela kembali keadaan kaum musyrik.
589
Yang membenarkan perbuatanmu itu (menjadikan tuhan selain-Nya).

79 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


dan peringatan bagi orang sebelumku590.” Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui yang hak
(kebenaran)591, karena itu mereka berpaling592.

               
25. Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad) melainkan Kami
wahyukan kepadanya, "Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah
Aku593.”

          


26. 594Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pengasih telah menjadikan (malaikat) sebagai
anak.” Mahasuci Dia. Sebenarnya mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang
dimuliakan595,

      


27. Mereka tidak berbicara mendahului-Nya596 dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.

               
28. Dia (Allah) mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat)597 dan yang di
belakang mereka598, dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai
(Allah)599, dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.

590
Keyakinan tauhid (keesaan Allah dan bahwa Dia saja yang berhak disembah) itu adalah salah satu di
antara pokok-pokok agama yang tersebut dalam Al Quran dan kitab-kitab yang dibawa oleh rasul-rasul
sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, semua kitab sepakat terhadapnya.
591
Yakni mereka melakukan perbuatan itu, tidak lain karena ikut-ikutan dengan generasi sebelum mereka,
mereka membantah dengan tanpa ilmu dan petunjuk. Namun ketidaktahuan mereka terhadap kebenaran,
bukanlah karena samarnya kebenaran itu dan tidak jelas, akan tetapi karena mereka berpaling darinya.
Karena kalau sekiranya mereka melihatnya meskipun sebentar, niscaya akan nampak kebenaran bagi
mereka.
592
Dari memperhatikan sesuatu yang dapat menyampaikan mereka kepada tauhid.
593
Oleh karena itu, semua rasul dan semua kitab memerintahkan manusia menyembah hanya kepada Allah
saja dan meninggalkan sesembahan selain-Nya. Dan lagi perkara ini didukung oleh fitrah dan akal manusia.
Adapun kaum musyrik yang menyembah selain-Nya, maka mereka tidak memiliki hujjah dan alasan sama
sekali selain mengikuti nenek moyang mereka yang sesat.
594
Allah Ta'ala berfirman membantah orang yang beranggapan bahwa Allah Ta'ala punya anak dari
kalangan malaikat, Mahasuci Dia dari anggapan itu.
595
Ayat ini diturunkan untuk membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa
malaikat-malaikat itu anak Allah, mereka hanyalah hamba-hamba yang dimuliakan di sisi-Nya dan berada di
tempat dan kedudukan yang tinggi, dan keadaan mereka sebagai hamba yang senantiasa beribadah kepada-
Nya menolak sekali anggapan sebagai anak.
596
Yakni mereka tidaklah mengatakan suatu ucapan yang terkait tentang pengaturan kerajaan-Nya sampai
Allah berfirman karena sempurnanya adab mereka kepada Allah dan pengetahuan mereka tentang
sempurnanya kebijaksanaan Allah dan ilmu-Nya.
597
Yakni apa yang telah mereka kerjakan.
598
Yang sedang mereka kerjakan.
599
Ucapan dan amalnya, yaitu orang yang ikhlas dan mengikuti rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Ayat
ini termasuk dalil adanya syafaat, dan bahwa para malaikat juga memberi syafaat.

80 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               
29. 600Dan barang siapa di antara mereka berkata, "Sungguh, aku adalah tuhan selain Allah601,”
maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam602. Demikianlah603 Kami memberikan
pembalasan kepada orang-orang yang zalim604.

Ayat 30-35: Beberapa ayat ini menghubungkan antara aturan di alam semesta dalam hal
pembentukan dan penciptaannya dengan aturan pada manusia dalam hal tabiat dan
kembalinya, oleh karenanya yang ada awalnya maka ada pula akhirnya.

               

    


30. 605Dan apakah orang-orang kafir606 tidak mengetahui607 bahwa langit dan bumi keduanya
dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya 608; dan Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup berasal dari air609; maka mengapa mereka tidak beriman610?

600
Setelah Allah menerangkan, bahwa mereka (malaikat) tidak berhak disembah, Dia menerangkan bahwa
jika di antara mereka ada yang berani mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan di samping Allah, maka Allah
akan memberinya balasan dengan neraka Jahanam.
601
Ada yang berpendapat, bahwa yang berkata seperti ini adalah Iblis, di mana ia mengajak manusia
menyembah dirinya dan memerintahkan untuk menaatinya.
602
Demikian pula jika ada dari kalangan manusia yang menyatakan dirinya tuhan selain Allah sebagaimana
yang dilakukan Fir'aun dan Bashar Al Asad.
603
Sebagaimana orang itu Kami balas dengan Jahanam.
604
Yakni orang-orang musyrik. Mereka adalah orang-orang zalim, karena kezaliman apa lagi yang lebih
besar daripada pengakuan makhluk yang lemah, fakir lagi memiliki kekurangan setara dengan Allah dalam
keberhakannya diibadahi dan dalam rububiyyah (kepengaturannya) terhadap alam semesta.
605
Allah Ta'ala berfirman mengingatkan tentang kekuasaan-Nya yang sempurna dan agung dalam
penciptaan-Nya terhadap sesuatu dan penundukkan-Nya kepada semua makhluk.
606
Yakni orang-orang yang mengingkari keeasaan Allah dan menyembah selain-Nya. Tidakkah mereka
mengetahui, bahwa Allah yang sendiri menciptakan makhluk-Nya dan mengatur mereka, maka mengapa
mereka menyembah selain-Nya atau menyekutukan-Nya dengan sesuatu.
607
Ada pula yang mengartikan dengan “melihat,” yakni apakah orang-orang kafir tidak melihat bahwa langit
dan bumi keduanya sama-sama rekat (tidak terbelah), kemudian Kami belah langit sehingga menurunkan
hujan, dan Kami belah bumi sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan…dst.” Bukankah yang mengadakan
awan di langit yang sebelumnya bersih tanpa gumpalan dan menyimpan di dalamnya air yang banyak, lalu
diarahkan ke negeri yang mati yang sebelumnya kering dan berhamburan debu, kemudian diturunkan hujan
sehingga tumbuh berbagai tanaman dengan beraneka macam menunjukkan bahwa Allah adalah yang hak
dan selain-Nya batil, dan bahwa Dia mampu menghidupkan orang yang telah mati, dan bahwa Dia Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang?
608
Yakni lalu Kami jadikan langit berjumlah tujuh, dan bumi pun tujuh. Atau maksudnya, dibelah langit
yang sebelumnya tidak menurunkan hujan menjadi dapat menurunkan hujan, dan dibelahnya bumi yang
sebelumnya tidak dapat menumbuhkan, menjadi dapat menumbuhkan.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang yang bertanya kepadanya tentang langit
dan bumi yang dahulunya merapat lalu Allah pisahkan. Maka Ibnu Umar berkata, "Pergilah kepada syaikh
itu dan bertanyalah, kemudian kemarilah dan beritahukan kepadaku apa yang ia ucapkan." Maka orang itu
pergi kepada Ibnu Abbas dan bertanya kepadanya, maka Ibnu Abbas berkata, "Ya. Dahulu langit rapat tidak

81 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


             
31. 611Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang
bersama mereka612 dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat
petunjuk613.

         

menurunkan hujan dan bumi pun rapat tidak menumbuhkan tanaman. Maka ketika Allah telah menciptakan
penghuni bumi, maka Dia membelah langit dengan hujan dan membelah bumi dengan tumbuhan." Lalu
orang itu kembali kepada Ibnu Umar dan memberitahukan hal itu. Maka Ibnu Umar berkata, "Sekarang aku
tahu, bahwa Ibnu Abbas telah diberikan ilmu tentang Al Qur'an. Ia benar dan begitulah keadaannya." Ibnu
Umar juga berkata, "Aku pernah mengatakan sesuatu karena aneh terhadap beraninya Ibnu Abbas
menafsirkan Al Qur'an. Sekarang aku tahu, bahwa ia telah diberi ilmu tentang Al Qur'an."
Sa'id bin Jubair berkata, "Bahkan langit dan bumi dahulunya menempel, lalu langit diangkat dan bumi
ditampakkan. Itulah maksud Allah memisahkannya yang disebutkan dalam kitab-Nya."
Al Hasan dan Qatadah berkata, "Keduanya (langit dan bumi) dahulunya menyatu, lalu dipisahkan antara
keduanya dengan udara."
Sufyan Ats Tsauriy meriwayatkan dari ayahnya dari Ikrimah ia berkata: Ibnu Abbas pernah ditanya,
"Apakah malam lebih dulu (diciptakan) ataukah siang?" Ia menjawab, "Tahukah kamu bahwa langit dan
bumi ketika keduanya satu kesatuan, bukankah antara keduanya gelap? Yang demikian agar kamu tahu,
bahwa malam lebih dulu daripada siang."
609
Yakni diciptakan dari air, lihat pula surat An Nuur: 45. Abul 'Aliyah berkata, "Yakni (dari) mani."
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata:

:‫َذ ْك ٍةا ُر لِذ َذ ِذ ْك َذ ٍةا " قَذ َذل‬ ‫ٍة‬


‫ " ُر ُّب‬:‫ اَذ َذق َذل‬.‫ اَذَذْكِذْك ِذِن َذ ْك ُر ٍّ َذ ْك ا‬،‫ي طَذ َذ ْك َذ ْك ِذس َذ قَذ َّك ْك َذْكي ِذِن‬ ‫ ِذ ٍّ ِذ َذ َذرَذْك ُر َذ‬،‫ول اِذ‬ ‫ َذ َذر ُرس َذ‬: ‫ُر‬ ‫قُر ْكل‬
،‫ا ِذيَذ ٌح‬ ‫ِذ َّك‬
‫ َذ قُر ْك لْكي ِذ َذ نَّك ُر‬،‫َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ِذ ْكا ْكَذر َذ‬،‫ َذ َذطْكل ِذ َّك َذل َذ‬،‫ " َذاْك ِذ َّكس َذ َذ‬:‫ قَذ َذل‬.‫ َذْكِذْك ِذِن َذ ْك َذْك ٍة َذ َذ َذ ْكذ ُر َذ َذ ْكل ُر ْكاَذنَّك َذ‬: ‫ُر‬ ‫قُر ْكل‬
" ‫ْك ُر ِذ ْكاَذنَّك َذ ِذ َذس َذ ٍة‬ ‫ُرَّك‬
Aku pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya jika aku melihat dirimu hatiku senang dan
pandangan mataku sejuk. Maka beritahukanlah kepadaku tentang segala sesuatu?" Beliau mejawab, "Segala
sesuatu diciptakan dari air." Aku bertanya lagi, "Beritahukanlah kepadaku tentang suatu perkara yang jika
aku pegang, maka aku akan masuk surga?" Beliau menjawab, "Sebarkanlah salam, berilah makanan,
sambunglah tali silaturrahim, bangunlah di malam hari ketika orang-orang tidur, kemudian silahkan masuk
surga dengan sejahtera." (Menurut Ibnu Katsir, Isnad ini sesuai syarat Bukhari-Muslim, kecuali Abu
Maimunah, maka termasuk para perawi kitab Sunan, dan namanya adalah Sulaim, dan Tirmidzi
menshahihkannya. Pentahqiq Musnad Ahmad juga menyatakan bahwa isnad hadits ini shahih).
610
Dengan iman yang benar tanpa ada keraguan dan kemusyrikan di dalamnya.
611
Selanjutnya Allah menyebutkan kembali dalil-dalil yang ada di alam semesta yang menunjukkan
keesaan-Nya, kekuasaan-Nya, rahmat-Nya dan keberhakan-Nya untuk diibadahi tidak selain-Nya.
612
Ada yang mengatakan, bahwa sesungguhnya dataran yang kita berada di atasnya ini di atas perairan yang
luas. Agar dataran ini tidak goyang, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala tancapkan gunung-gunung. Menurut
Ibnu Katsir, bahwa gunung-gunung itu tertutup oleh air kecuali seperempatnya saja, maka ia tampak
menjulang di udara dan mendekat matahari agar penghuninya dapat menyaksikan langit beserta ayat-ayat
yang menakjubkan dan hikmah-hikmah serta tanda-tanda.
613
Ke tempat yang mereka tuju. Hal ini seperti yang kita saksikan, dimana gunung menjadi pemisah antara
satu kampung dengan kampung yang lain, dan di gunung-gunung itu ada jalan yang dapat menghubungkan
antara kampung yang satu dengan kampung yang lain.

82 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


32. Dan Kami menjadikan langit sebagai atap614 yang terpelihara615, namun mereka tetap
berpaling616 dari tanda-tanda (kekuasaan Allah) itu617.

            
33. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing
beredar pada garis edarnya.

           
34. 618Dan Kami tidak menjadikan hidup abadi619 bagi seorang manusia sebelum engkau
(Muhammad); Maka jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal?

            
35. Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan620 sebagai cobaan621. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami622.

614
Bagi bumi seperti kubah.
615
Maksud yang terpelihara adalah bahwa segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan
peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib. Bisa juga
maksud terpelihara adalah terjaga dari setan-setan pencuri berita dari langit.
616
Tidak mau memikirkannya, padahal dari sana mereka dapat mengetahui bahwa Penciptanya Mahakuasa
dan Maha Agung, tidak ada sekutu bagi-Nya.
617
Syaikh As Sa‟diy berkata, “Hal ini adalah umum mencakup semua tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang
ada di langit, dengan ketinggiannya, keluasannya dan kebesarannya, warnanya yang indah, susunannya yang
rapi, dan hal lainnya yang dapat disaksikan, seperti bintang-bintang yang kokoh, planet-planet, matahari dan
bulan yang bercahaya, di mana dari keduanya muncul malam dan siang, dan keadaannya yang selalu beredar
pada orbitnya, demikian pula bintang-bintang sehingga dengan sebab itu manusia memperoleh banyak
manfaat, seperti panas, dingin, pergantian musim, dan mereka dapat mengenal perhitungan waktu ibadah dan
mu‟amalah mereka, mereka dapat beristirahat di malam harinya dan dapat merasakan ketenangan, demikian
pula dapat bertebaran di siang harinya serta berusaha untuk hal yang menghidupi mereka. Semua ini, jika
dipikirkan oleh orang yang pandai dan diselidiki secara mendalam, akan membuahkan kepastian yang tidak
ada keraguan lagi, bahwa Allah membatasinya sampai waktu yang ditentukan, sampai waktu yang pasti, di
mana pada waktu-waktu itu manusia dapat memenuhi kebutuhannya, manfaat untuk mereka pun tegak, dan
agar mereka dapat bersenang-senang dan mengambil manfaat. Setelah itu, ia akan sirna dan hilang dan akan
ditiadakan oleh Yang menciptakannya, diberhentikan oleh yang menggerakannya, dan manusia yang
mendapat beban (ibadah) akan berpindah ke tempat selain tempat ini, di mana pada tempat itu mereka
mendapatkan balasan terhadap amal mereka secara penuh dan sempurna, dan akan dietahui bahwa maksud
dari tempat ini (dunia) adalah sebagai ladang untuk kampung yang kekal, dan bahwa dunia adalah tempat
untuk melanjutkan perjalanan, bukan tempat menetap.”
Ayat di atas seperti firman Allah Ta'ala di surat Yusuf: 105.
618
Oleh karena musuh-musuh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menunggu-nunggu waktu kematian
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan bahwa tidak ada
seorang pun yang hidup kekal di dunia dan bahwa mereka pun sama akan mati.
619
Di dunia.
620
Seperti kefakiran dan kekayaan, musibah dan kenikmatan, kesempitan dan kelapangan, sakit dan sehat.
621
Yakni agar Kami melihat apakah kamu bersabar dan bersyukur atau tidak.
622
Untuk diberikan balasan. Syaikh As Sa‟diy berkata, “Ayat ini menunjukkan batilnya perkataan orang
yang mengatakan bahwa Khadhir itu kekal, dan bahwa ia hidup kekal di dunia. Perkataan ini adalah
perkataan yang tidak ada dalilnya dan bertentangan dengan dalil-dalil syar‟i.”

83 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 36-41: Bagaimana orang-orang kafir mengolok-olok Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, penjelasan tentang lemahnya akal mereka dan bagaimana mereka ditimpa azab.

             

   


36. Dan apabila orang-orang kafir itu623 melihat engkau (Muhammad), mereka hanya
memperlakukan engkau menjadi bahan ejekan624. (Mereka mengatakan), "Apakah ini orang yang
mencela tuhan-tuhan-mu?" 625 Padahal mereka orang yang ingkar jika disebut Allah Yang Maha
Pengasih626.

         


37. 627Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa628. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-
tanda azab-Ku629. Maka janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya630.

       


38. 631Dan mereka berkata, "Kapankah janji itu632 (akan datang), jika kamu orang yang benar633?"

623
Yakni kaum kafir Quraisy, seperti Abu Jahl dan semisalnya.
624
Hal ini karena kerasnya kekafiran mereka, sampai-sampai ketika melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, mereka menjadikannya bahan ejekan, dan berkata, “Apakah ini orang yang mencela tuhan-
tuhanmu?" Mereka menghina dan mengolok-oloknya, padahal Beliau adalah manusia yang paling sempurna
dan paling utama. Merekalah yang sesungguhnya hina karena menggabung semua akhlak terela, kalau pun
tidak ada perbuatan mereka selain kafir kepada Allah Yang Maha Pengasih dan kafir kepada Rasul-Nya, hal
itu pun sudah cukup menjadikan mereka sebagai makhluk yang paling hina karena yang mereka ingkari
adalah Tuhan Yang Maha Pengasih, di mana tidak ada satu pun nikmat yang diperoleh hamba kecuali
berasal dari-Nya dan tidak ada yang menghindarkan bahaya selain Dia.
625
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Furqan: 41-42.
626
Mereka berkata, “Kami tidak mengenal Ar Rahman.”
627
Ayat ini turun karena mereka meminta disegerakan azab.
628
Orang-orang mukmin meminta kepada Allah agar disegerakan azab kepada orang-orang kafir, dan orang-
orang kafir meminta pula agar azab itu disegerakan kepada mereka saking ingkarnya mereka terhadap
ancaman itu. Mereka berkata, “Kapankah janji itu (akan datang), jika kamu orang yang benar?" Padahal
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menunda bukan berarti membiarkan, akan tetapi telah menetapkan waktu yang
ditentukan, di mana apabila waktu itu datang maka mereka tidak bisa meminta diundur dan tidak pula
meminta dimajukan.
629
Terhadap orang yang kafir kepada-Ku.
630
Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala memperlihatkan terbunuhnya mereka di Badar.
631
Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan tentang kaum musyrik, bahwa mereka meminta
disegerakan azab kepada mereka karena sikap mendustakan dan mengingkari mereka yang begitu kuat.
632
Yakni azab atau hari kiamat.
633
Mereka mengucapkan kata-kata ini karena tertipu, dan karena mereka belum tertimpa azab.

84 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               


39. Seandainya orang kafir itu mengetahui, ketika mereka itu tidak mampu mengelakkan api neraka
dari wajah dan punggung mereka634, sedang mereka tidak mendapat pertolongan (tentulah mereka
tidak meminta disegerakan).

          
40. Sebenarnya (hari kiamat) itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, lalu mereka menjadi
panik; maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak (pula) diberi penangguhan (waktu)635.

             
41. 636Dan sungguh, rasul-rasul sebelum engkau (Muhammad) pun telah diperolok-olokkan, maka
turunlah (siksaan) kepada orang yang mencemoohkan apa yang selalu mereka perolok-olokkan637.

Ayat 42-46: Penjelasan tentang tidak bermanfaatnya patung-patung yang mereka sembah
dan bahwa patung-patung itu tidak bisa menolong mereka, dan tertipunya kaum musyrik
dengan kesenangan hidup di dunia.

              
42. 638Katakanlah, "Siapakah yang akan menjaga kamu pada waktu malam639 dan siang640 dari
(siksaan) Allah Yang Maha Pengasih641?" Bahkan mereka berpaling642 dari peringatan Tuhan
mereka643.

634
Karena azab mengepung mereka dari berbagai sisi. Dalam ayat lain Allah Subhaanahu wa Ta'ala
berfirman,
"Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api)."
(Terj. QS. Az Zumar: 16)
"Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah
Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang zalim," (Terj. QS. Al A'raaf: 41)
"Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka," (Terj. QS.
Ibrahim: 50)
Dengan demikian, azab meliputi mereka dari berbagai sisi, nas'alullahas salaamah wal 'aafiyah.
Kalau sekiranya mereka yakin, bahwa azab itu akan menimpa mereka, tentu mereka tidak akan meminta
disegerakan.
635
Untuk bertobat. Kalau seandainya mereka mengetahui keadaan ini, tentu mereka tidak akan meminta
disegerakan azab dan mereka akan benar-benar takut.
636
Ayat ini sebagai hiburan bagi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika orang-orang kafir mencemoohkan
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti yang disebutkan dalam ayat 36 di atas. Ayat ini seperti firman
Allah Ta'ala di surat Al An'aam: 34.
637
Yaitu azab yang sebelumnya mereka anggap mustahil. Demikian pula azab itu akan menimpa kepada
orang-orang yang mencemoohkan engkau (Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam).
638
Selanjutnya Allah Ta'ala menyebutkan nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya berupa dijaga dan
dipelihara-Nya mereka di malam dan siang, dimana Dia senantiasa memperhatikan mereka dan tidak pernah
tidur.

85 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               
43. Ataukah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat memelihara mereka dari (azab) kami644?
Tuhan-tuhan mereka itu tidak sanggup menolong diri mereka sendiri dan tidak (pula) mereka645
dilindungi dari (azab) Kami.

               

    


44. 646Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan (hidup di
dunia)647 hingga panjang usia mereka648. Maka Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami
mendatangi negeri (yang berada di bawah kekuasaan orang kafir), lalu Kami kurangi luasnya dari
ujung-ujung negeri649. Apakah mereka yang menang650?

            

Di ayat ini pula Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kelemahan mereka yang mengambil tuhan-
tuhan selain-Nya, dan bahwa mereka membutuhkan pertolongan Tuhan mereka yang sesungguhnya, yaitu
Ar Rahman (Yang Maha Pengasih), di mana rahmat-Nya mengena kepada orang yang baik maupun yang
buruk.
639
Ketika kamu tidur dan tidak sadar.
640
Ketika kamu sedang bertebaran di muka bumi dan sedang lalai.
641
Yakni jika turun kepadamu. Tentu tidak ada yang mampu menjagamu.
642
Tidak mau memikirkan.
Yakni Al Qur‟an. Padahal kalau mereka mau mendatangi peringatan itu dan menerima nasehatnya, tentu
643

mereka ditunjuki kepada jalan yang lurus dan diberi taufiq dalam urusan mereka.
644
Maksudnya, apakah tuhan-tuhan mereka mampu menghindarkan azab yang Kami turunkan? Bahkan
tidak mampu.
645
Yakni orang-orang kafir.
646
Allah Ta'ala berfirman menerangkan tentang kaum musyrik, bahwa yang membuat mereka memilih
kesesatan daripada petunjuk adalah karena mereka diberi kesenangan dunia dan waktu yang lama.
647
Seperti harta, anak dan panjang umur.
648
Sehingga mereka tertipu. Mereka sibuk bersenang-senang, dan lupa untuk apa mereka diciptakan, waktu
yang lama berlalu bagi mereka sehingga hati mereka menjadi keras, sikap melampaui batasnya semakin
menjadi, dan kekafiran mereka semakin besar.
649
Maksudnya, tidakkah orang-orang kafir melihat ke sebelah kanan negeri mereka dan ke sebelah kirinya,
di mana mereka akan melihat sebagiannya binasa, tidak terdengar lagi selain berita kematian, kematian siap
datang ke segenap tempat untuk mencabut nyawa mereka sedikit demi sedikit sehingga diwarisi Allah. Bisa
juga maksud, “Lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujung negeri” dengan diberikannya kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam dan Beliau berhasil menaklukkannya. Menurut Ibnu Katsir maksudnya, apakah
mereka tidak mengambil pelajaran dengan pertolongan yang Allah berikan kepada para wali-Nya terhadap
musuh-musuh mereka, dibinasakan-Nya umat-umat yang mendustakan dan berbuat zalim, dan diselamatkan-
Nya hamba-hamba-Nya yang mukmin. Jika seandainya mereka memperhatikannya, niscaya mereka tidak
akan tertipu dan tidak akan terus menerus di atas kekafiran.
650
Tidak, bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang menang. Atau maksudnya,
apakah mereka dapat keluar dari taqdir Allah atau lolos dari kematian?

86 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


45. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku hanya memberimu peringatan sesuai dengan
wahyu651.” Tetapi orang tuli tidak mendengar seruan apabila mereka diberi peringatan652.

           
46. Dan jika mereka653 ditimpa sedikit saja azab Tuhanmu, pastilah mereka berkata, "Celakalah
Kami! Sesungguhnya kami termasuk orang yang selalu menzalimi (diri sendiri)654.”

Ayat 47: Penjelasan tentang keadilan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

               

      


47. 655Kami akan memasang timbangan656 yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seorang pun
dirugikan walau sedikit657; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya
(pahala)658. Dan cukuplah Kami yang menghisabnya659.

651
Dari Allah, bukan dari diriku sendiri.
652
Mereka (orang-orang kafir dan musyrik) disebut sebagai orang yang tuli meskipun mereka mampu
mendengar, karena peringatan yang disampaikan kepada mereka tidak ubahnya menyampaikan kepada
orang yang tuli yang tidak mendengar peringatan dari orang lain dan tidak berpengaruh apa-apa.
653
Orang-orang yang mendustakan itu.
654
Dengan berbuat syirk dan mendustakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
655
Ketika manusia dikumpulkan di padang mahsyar, Allah Subhaanahu wa Ta'aala memasang timbangan
yang adil, di mana dengannya kebaikan dan keburukan mereka ditimbang.
656
Dipakai bentuk jamak "mawazin" adalah karena banyaknya amal yang ditimbang di sana.
657
Seperti dikurangi kebaikannya dan ditambah keburukannya.
658
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat An Nisaa': 40 dan Luqman: 16. Imam Ahmad dan Tirmidzi
meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anha,
‫ِذ‬ ‫ رس َذ ِذ‬:‫َذ ِذ نَّكِذ لَّكى لَّك لَذي ِذ سلَّك اَذ َذق َذل‬
‫ َذ َذ ْك ُر ُرم ُر ْك‬،‫صوَذِذِن‬ ‫ ِذ َّك ِذ َذِمْكلُرو َذ ُر َذك ٍّذ ُروَذِذِن َذ َذُروُروَذِذِن َذ َذ ْكل ُر‬، ‫ول لَّك‬ ‫َذ َذ ُر‬ ‫ُر َذ ْك َذ َذ َذ‬ ‫ٍّ َذ‬ ‫َذ َّك َذر ُر ً قَذ َذل َذ َذ ْك َذ َذ‬
‫ِذِذ‬ ‫ اَذِذإ ْك َذ َذ ِذ َذق َذ ِذ ِذ‬، ‫ي ِذَّك ُره‬ ‫ص ْكو َذ َذ َذ َّكذ ُرو َذ َذ ِذ َذق ُر َذ‬ ‫ِذ‬
‫ي َّك ُره ْك َذق ْك ِذر ُر ُروو ْك‬ ‫ُر‬ ‫ْك‬ ‫ « ُرْك َذس ُر َذ َذ ُرو َذ َذ َذ َذ‬:‫َذض ِذُر ُر ْك اَذ َذكْكي َذ َذَذ ْكن ُر ْك ؟ قَذ َذل‬ ‫َذ ْك‬
‫ووِذ ْك قْك ُر َّك‬ ‫ ِذ ْك َذ َذ ِذ َذق ي ِذَّك ه اَذو َذا ُر ُر ِذ‬،‫ووِذ َذ َذ اَذ ْك ً َذي‬ ‫ِذ‬ ‫ ِذ ْك َذ َذ ِذ َذق َذ ِذ‬،‫ي‬
‫ُر َذ ُر ْك ْك‬ ‫َذ َذ‬ ‫ي َّك ُره ْك ُر َذ ُر ُر ْك‬ ‫ُر‬ ‫ي َذَذ َذلَذْكي َذ َذ‬ ‫ َذ َذ َذ‬، ً‫َذ َذ َذ َذ ا‬
‫ " َذ تَذ ْكق ُر ِذَذ لَّك ِذ‬: ‫ول لَّك ِذ لَّكى لَّك لَذي ِذ سلَّك‬ ‫ اَذ َذق َذل َذر ُرس ُر‬، ‫ اَذَذ نَذ َّك ى َّك ُر ُر اَذ َذج َذل َذ َذْك ِذك َذ َذ ْك ِذ ُر‬:‫ قَذ َذل‬. »‫ي َذ ْك ُر‬ ‫َذْلُر ْك ِذ ْكن َذ‬
‫َذ‬ ‫ُر َذ ْك َذ َذ َذ َذ َذ‬ ‫َذ‬
‫ول‬‫ َذ لَّك ِذ َذ َذر ُرس َذ‬:‫ اَذ َذق َذل َّك ُر ُر‬." ‫] ا َذ َذ‬47 :‫{ َذ َذ َذ ُر ا َذو ِذ َذ ِذق ْكس َذ ِذيَذ ْكوِذ ِذقيَذ َذ ِذ اَذ َذ تُرظْكلَذ ُر َذ ْك ٌح َذ ْكيً َذ ِذ ْك َذ َذ ِذ ثْك َذق َذل} [ ا ي ا‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ َذ‬
‫ُّب‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ل‬ ‫ُر‬ ‫ر‬ ‫َذ‬
‫ُر ُر ْك ْك َذ ٌح ُر ْك‬ ‫َّك‬‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫ْك‬ ‫ُر‬ ، ‫لَّك َذ َذ ُر َذ ُر ْك َذ ْكً َذ ْك ً ْك ُر َذ َذ ْك‬
‫ق‬
‫ر‬
‫َذ‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ْل‬
‫َذ‬ ‫ِذ‬
"Bahwa ada seorang yang duduk di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai beberapa orang budak yang mendustakanku, mengkhianatiku
dan mendurhakaiku, sehingga aku mencela mereka dan memukul mereka, maka bagaimanakah keadaanku
dengan mereka?" Beliau menjawab, "Akan dihisab pengkhianatan mereka kepadamu, sikap durhaka mereka
kepadamu, pendustaan mereka kepadamu dan hukumanmu kepada mereka. Jika hukumanmu kepada mereka
sesuai kesalahan mereka, maka hal itu sudah cukup. Kamu tidak punya kelebihan lagi dan kewajiban
menanggung. Tetapi jika hukumanmu kepada mereka kurang dari kesalahan mereka, maka kamu memiliki
kelebihan, dan jika hukumanmu melebihi kesalahan mereka, maka kelebihan itu akan diqishas darimu."
Maka orang itu pun menyingkir dan menangis tersedu-sedu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun
bersabda, "Tidakkah engkau membaca kitab Allah, "Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari

87 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 48-50: Kisah Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihimas salam dan turunnya kitab Taurat.

        


48. 660Dan sungguh, Kami telah memberikan kepada Musa dan Harun, furqan (kitab Taurat)661 dan
penerangan662 serta pelajaran663 bagi orang-orang yang bertakwa664,

        


49. (yaitu) orang-orang yang takut (azab) Tuhannya, sekalipun mereka tidak melihat-Nya665, dan
mereka merasa takut akan (peristiwa) hari kiamat.

        


50. Dan ini (Al Quran)666 adalah suatu peringatan667 yang mempunyai berkah668 yang telah Kami
turunkan. Maka apakah kamu mengingkarinya? 669

kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat…dst.'" (QS. Al Anbiyaa':
47) Lalu orang itu berkata, "Demi Allah, wahai Rasulullah , aku tidak mendapatkan sesuatu yang lebih baik
bagiku dan bagi mereka selain berpisah dengan mereka. Aku angkat engkau sebagai saksi bahwa mereka
semua merdeka." (Hadits ini dinyatakan shahih isnadnya oleh Syaikh Al Albani)
659
Yakni cukuplah Dia yang mengetahui amalan hamba, yang menjaganya, yang menetapkannya dalam
kitab, yang mengetahui ukurannya, dan ukuran balasannya serta keberhakannya serta yang menyampaikan
balasan kepada orang-orang yang melakukannya.
660
Syaikh As Sa‟diy berkata, “Sering sekali Allah Subhaanahu wa Ta'aala menggabung dua kitab yang
agung ini, di mana tidak pernah datang ke dunia kitab yang lebih utama daripada keduanya, lebih agung
namanya dan lebih berkah, serta lebih agung petunjuk dan penjelasannya, yaitu Taurat dan Al Qur‟an. Allah
memberitahukan, bahwa Dia telah memberikan kepada Musa pada asalnya, dan Harun mengikuti, yaitu al
Furqan yang membedakan antara yang hak dengan yang batil, petunjuk dan kesesatan…dst.”
661
Furqan artinya yang membedakan antara yang hak dengan yang batil, dan antara yang halal dengan yang
haram.
662
Yakni cahaya yang dipakai petunjuk untuk menerangi jalan hidup, dan dengannya diketahui hukum-
hukum, dibedakan antara yang halal dan yang haram, serta sebagai penerang di gelapnya kesesatan.
663
Yakni nasehat. Dengannya mereka dapat mengingat hal yang bermanfaat bagi mereka dan hal yang
membahayakan, dan dengannya mereka dapat mengingat kebaikan dan keburukan.
664
Disebutkan secara khusus orang-orang yang bertakwa, karena merekalah yang dapat mengambil manfaat
daripadanya, baik sebagai ilmu maupun amal. Pada ayat selanjutnya diterangkan tentang siapakah orang-
orang yang bertakwa.
665
Bisa juga diartikan, di saat manusia tidak melihatnya atau di saat sepi. Jika di saat sepi saja mereka
merasa takut kepada azab Tuhan mereka, bagaimana pada saat berada di hadapan manusia? Tentu lebih takut
lagi. Oleh karena itu, mereka menjaga diri dari apa yang diharamkan dan mengerjakan apa yang diwajibkan.
666
Yang tidak didatangi oleh kebatilan baik dari depan maupun dari belakang.
667
Dengan Al Qur‟an, teringatlah semua tuntutan, seperti dapat mengenal Allah dengan nama-nama, sifat-
Nya dan perbuatan-Nya, mereka dapat pula mengenal sifat-sifat para rasul, wali, dan keadaan mereka.
Demikian pula, mereka dapat mengenal hukum-hukum syara‟ berupa ibadah, mu‟amalah, dsb. Mengenal
pula hukum-hukum tentang pembalasan, surga, dan neraka. Demikian pula, dengan Al Qur‟an manusia dapat
mengenal berbagai masalah dan dalil-dalil yang „aqli (akal) maupun naqli (wahyu). Allah menamai Al
Qur‟an dengan dzikr, yang artinya ingat, karena ia mengingatkan apa yang Allah tanam dalam akal dan
fitrah manusia berupa membenarkan berita-berita yang benar, perintah mengerjakan yang baik dan larangan
mengerjakan yang buruk.

88 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 51-61: Kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama kaumnya, dialognya dengan mereka
dan penghancuran Beliau terhadap patung-patung mereka.

          
51. 670Dan sungguh, sebelum dia (Musa dan Harun)671 telah Kami berikan kepada Ibrahim
petunjuk672, dan Kami telah mengetahui dia673.

           
52. (Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya, "Patung-patung apakah ini
yang kamu tekun menyembahnya674?"

     


53. 675Mereka menjawab, "Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya676.”

668
Yakni banyak kebaikannya, berkembang lagi bertambah. Tidak ada sesuatu pun yang lebih besar
berkahnya daripada Al Qur‟an ini. Hal itu, karena setiap kebaikan dan nikmat, maka disebabkan olehnya dan
pengaruh dari mengamalkannya. Oleh karena Al Qur‟an merupakan peringatan yang mempunyai berkah,
maka wajib diterima dan diikuti serta bersyukur kepada Allah atas nikmat ini, dijunjung, dan digali
keberkahannya dengan mempelajari lafaz-lafaz dan maknanya. Adapun menyikapinya dengan berpaling atau
bahkan mengingkari serta tidak beriman kepadanya, maka yang demikian termasuk kekafiran yang paling
besar, kebodohan dan kezaliman yang paling besar. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala
berfirman, “Maka apakah kamu mengingkarinya?”
669
Padahal kebenarannya begitu jelas dan isinya begitu terang.
670
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan tentang Musa dan Muhammad shallallahu 'alaihima
wa sallam serta kitab keduanya, Dia memberitahukan, bahwa sebelum diutus-Nya Musa dan Muhammad
serta diturunkan kitab keduanya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah memperlihatkan kepada Ibrahim tanda-
tanda kerajaan-Nya di langit dan bumi (lihat Al An‟aam: 75), dan memberikan petunjuk kepadanya, yang
dengannya diri Ibrahim menjadi sempurna dan dia mengajak manusia kepada petunjuk itu yang tidak
diberikan-Nya kepada seorang pun kecuali Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, disandarkan
petunjuk itu kepadanya karena petunjuk itu sesuai keadaan Ibrahim dan ketinggian kedudukannya. Jika tidak
demikian, maka sesungguhnya setiap mukmin mendapat petunjuk sesuai iman yang ada padanya.
671
Ada yang menafsirkan, bahwa maksudnya sebelum Ibrahim mencapa usia baligh.
672
Yakni Allah mengilhamkan kepadanya kebenaran dan hujjah dalam menghadapi kaumnya.
673
Yakni kelayakannya untuk memperoleh petunjuk itu karena kebersihan dirinya dan kecerdasannya. Oleh
karena itu, disebutkan perdebatan Beliau dengan kaumnya, larangan Beliau terhadap perbuatan syirk,
tindakannya menghancurkan patung-patung dan mengalahkan mereka dengan hujjah yang menunjukkan
kelayakan dirinya memperoleh petunjuk.
674
Yakni apa sesungguhnya patung-patung itu? Apa kelebihan dan kehebatannya sehingga pantas disembah?
Dan di mana akal kamu sehingga kamu menghabiskan waktu untuk menyembahnya? Kamu yang
membuatnya, sedangkan patung-patung itu lemah, tidak sanggup berbuat apa-apa, bahkan lebih lemah dari
dirimu? Inilah petunjuk yang Allah berikan kepada Ibrahim, yakni sikap ingkarnya terhadap perbuatan
kaumnya yang menyembah patung-patung yang dibuat mereka sendiri.
675
Mereka menjawab tanpa ilmu dan menjawab dengan jawaban yang lemah.
676
Yakni sehingga kami mengikuti. Mereka tidak memiliki hujjah selain mengikuti nenek moyang mereka
yang sesat. Padahal sudah maklum, perbuatan manusia selain rasul bukanlah hujjah dan tidak berhak diikuti
terlebih dalam pokok-pokok agama. Oleh karena itu, Ibrahim menyatakan sesat semuanya.

89 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
54. Ibrahim berkata, "Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang
nyata677.”

       


55. Mereka berkata678, "Apakah engkau datang kepada kami membawa kebenaran679 atau engkau
main-main?" 680

             
56. Dia (Ibrahim) menjawab, "Sebenarnya Tuhan kamu681 ialah Tuhan (Pemilik) langit dan bumi;
(Dialah) yang telah menciptakannya682; dan aku termasuk orang yang dapat bersaksi atas itu683.”

       


57. 684Dan demi Allah, Sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu
setelah kamu pergi meninggalkannya685.

        


58. Maka dia (Ibrahim) menghancurkan berhala-berhala itu berkeping-keping686, kecuali yang
terbesar bagi mereka687; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.

677
Yakni jelas sekali kesesatannya bagi setiap orang yang berakal.
678
Karena menganggap aneh perkataan Ibrahim dan menganggapnya sebagai sesuatu yang besar.
679
Dan serius.
680
Yakni karena tidak ada orang yang berkata seperti ini sebelummu.
681
Yang berhak untuk disembah.
682
Tanpa contoh sebelumnya.
683
Yakni aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia. Dalam perkataan ini, Beliau
berdalih terhadap keberhakan Allah untuk diibadahi dengan rububiyyah-Nya, yakni pengaturan, penciptaan
dan kekuasaan-Nya kepada alam semesta.
684
Setelah Nabi Ibrahim „alaihis salam menerangkan bahwa patung-patung yang mereka sembah tidak
mampu mengatur dan menguasai apa-apa, maka Beliau ingin memperlihatkan kepada mereka dengan
tindakan yang menunjukkan lemahnya patung-patung itu dan tidak dapat membela dirinya sendiri.
685
Ucapan ini menurut sebagian mufassir diucapkan Nabi Ibrahim „alaihis salam dalam hatinya saja.
Maksudnya, Nabi Ibrahim „alaihis salam akan menjalankan tipu dayanya untuk menghancurkan berhala-
berhala mereka, setelah mereka meninggalkan tempat-tempat berhala itu.
686
Ketika kaumnya pergi ke tempat perkumpulan mereka di hari raya, Ibrahim diam-diam pergi mendatangi
patung-patung yang mereka sembah, lalu Beliau menghancurkannya dengan kapak.
Abu Ishaq meriwayatkan dari Abul Ahwash dari Abdullah ia berkata, "Ketika kaum Ibrahim keluar
menghadiri hari raya mereka, maka mereka melewati Ibrahim dan berkata, "Wahai Ibrahim, tidakkah engkau
keluar bersama kami?" Ibrahim menjawab, "Sesungguhnya saya sedang sakit." Dan kemarin Beliau berkata,
"Dan demi Allah, Sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi
meninggalkannya." Lalu ada salah seorang di antara mereka yang mendengarnya.
687
Nabi Ibrahim „alaihis salam tidak menghancurkan patung yang paling besarnya karena ada maksud yang
diinginkannya, yaitu agar mereka kembali (bertanya) kepada patung besar mereka itu sehingga mereka
mengetahui bahwa patung itu tidak bisa memberikan jawaban apa-apa terhadap mereka. Para ulama
menyebutkan, bahwa Beliau (Nabi Ibrahim 'alaihis salam) meletakkan kapaknya di tangan patung yang

90 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
59. Mereka berkata688, "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami?
Sungguh, dia termasuk orang yang zalim."

       


60. Mereka (yang lain) berkata, "Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-
berhala ini), namanya Ibrahim689.”

        


61. Mereka berkata, "(Kalau demikian) bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak,
agar mereka menyaksikan690.”

Ayat 62-68: Penegakkan hujjah oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam kepada kaumnya dan
bagaimana kaumnya berusaha membakarnya.

      


62. Mereka bertanya691, "Apakah engkau yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami,
wahai Ibrahim?"

         
63. Dia (Ibrahim) menjawab, "Sebenarnya patung besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah
kepada mereka692, jika mereka dapat berbicara.”

besarnya agar mereka beranggapan bahwa patung itu merasa cemburu jika ada patung-patung selainnya yang
disembah sehingga ia menghancurkan patung-patung yang kecil.
Syaikh As Sa‟diy berkata, “Perhatikanlah kehati-hatian yang mengagumkan ini, semua yang dibenci Allah
(seperti patung, dsb.) tidak digunakan lafaz-lafaz agung (seakan-akan ia agung dan besar) selain disebutkan
pula idhafat (penyandarannya) bagi orang-orangnya (tertentu), sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam ketika menulis surat kepada raja-raja negara yang musyrik, Beliau mengatakan, “Kepada Pembesar
Persia”, “Kepada Pembesar Romawi”, dsb, dan tidak mengatakan, “Kepada Pembesar” (tanpa disandarkan).
Di sini Alah Subhaanahu wa Ta'aala juga berfirman, “kecuali yang terbesar bagi mereka.”. Oleh karena itu,
hal ini perlu diingat dan agar berhati-hati tidak mengagungkan sesuatu yang dianggap hina oleh Allah
kecuali jika disandarkan kepada orang-orang yang mengagungkannya.”
688
Ketika mereka kembali dan menyaksikan kadaan patung-patung sesembahan mereka yang hancur dan
terhinakan, dimana hal itu menunjukkan ketidakpantasan patung-patung itu disembah dan menunjukkan
kedunguan penyembahnya.
689
Kemungkinan di antara mereka ada yang mendengar perkataan Ibrahim, bahwa Beliau akan melakukan
tipu daya terhadap patung-patung itu, wallahu a‟lam.
690
Yakni bahwa Ibrahimlah pelakunya. Inilah yang diinginkan Ibrahim, yaitu dapat menerangkan yang hak
dan menegakkan hujjah di hadapan banyak manusia. Hal ini seperti yang diinginkan Musa ketika
mengadakan perjanjian dengan Fir‟aun untuk bertemu, Beliau berkata, “Waktu untuk pertemuan (kami
dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu duha.” (Terj. Thaha:
59)
691
Ketika Ibrahim telah dihadapkan.
692
Yakni patung yang dirusak dan patung yang tidak dirusak tentang siapa yang melakukannya. Dalam
perkataan ini, Ibrahim menyindir mereka dengan maksud menerangkan, bahwa patung itu tidak bisa berbuat

91 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
64. Maka mereka kembali kepada kesadaran693 dan berkata, "Sesungguhnya kamulah yang
menzalimi (diri sendiri)694.”

apa-apa, sehingga tidak pantas disembah. Dalam Shahihain dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ٍة ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬
، ‫َذه َذذ‬ ‫ َذ ْك اَذ َذللَذ ُر َذ ُرُره ْك‬:‫ َذ قَذ ْكوُر ُر‬،‫ ٍّ َذسقي ٌح‬:‫ قَذ ْكوُر ُر‬،‫ ْكنَذ ْك ِذ َذ ا‬، ‫ قَذ ُّب َّك َذَذ َذ َذ َذذ َذ‬،‫َذْك َذكْكذ ْك ْك َذ هي ُر نَّكِذ ُّب َذلَذْكي َّكس َذ ُر‬
‫ْك َذِذ‬ ‫ ِذ ْك للَذ َذ ِذ‬،‫ ِذ َّك ه َذذ ْكاَّك ر‬: ‫ اَذ َذق َذل َذْل‬،‫ َذ َذ ْك َذ س نَّك ِذا‬،‫ اَذِذإ َّك قَذ ِذ َذرض َّك ٍةر ل س رُر‬،‫ِذ َذ ٌح ِذ َذ ْك ِذ س رَذ‬
‫َّكي‬
‫َذ‬ ‫َذ ْك ْك‬ ‫َذ َذ َذ‬ ‫َذ‬ ‫ْك َذ َذ‬ ‫ُر َذ ْك َذ َذ َذ َذ َذ ُر َذ َذ َذ‬ ‫َذ َذ‬ ‫َذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذلَذ َّكم َذ َذ َذ‬، ‫ اَذإ ٍّ َذ َذ ْكلَذ ُر ْكا ْكَذرض ُر ْكسل ًم َذ ْك َذ َذْكي َذ‬، ‫ اَذإ َّكي ُر ْك ِذِت ْكْل ْكس َذ‬،‫ اَذإ ْك َذس َذَذي اَذَذ ْك ْب َذَّكي ُر ْك ِذِت‬،‫َذ ْكغلْك ِذِن َذلَذْكيي‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذ ْكَذر َذس َذ ِذَذْكي َذ اَذُرِذ َذ وَذ اَذ َذق َذ‬،‫ي‬ ‫ي ْك َذَذٌح َذ َذْكنَذغِذ َذْلَذ َذ ْك تَذ ُركو َذ ِذَّك َذ َذ‬ ‫ض َذ‬‫ َذَذق ْك قَذ َذ ْكَذر َذ‬:‫ َذتَذ ُر اَذ َذق َذل َذ ُر‬،‫ض ْكَذه ِذ ْكاَذَّك ِذر‬
‫ض ُر َذر َذه َذ ْكل ُر‬ ‫ْكَذر َذ‬
‫ ْك ِذ‬: ‫ اَذ َذق َذل َذْل‬،ً ‫ُر قَذ ً َذ ِذ َذ‬ ‫ِذْك َذ ِذهي ُر َذلَذْكي ِذ َّكس َذ ُر ِذ َذ َّك‬
‫ اَذلَذ َّكم َذ َذ لَذ ْك َذلَذْكي ِذ َذْك َذَذ َذم َذ ْك‬،‫ص َذ ِذ‬
‫َذ‬ ‫ اَذ ُرقِذ َذ ْك َذ ُر ْك َذ‬، ‫ي َذ ْك َذ َذس َذ َذ َذ ُر ِذَذْكي َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ اَذ ُرقِذ َذ ْك‬،‫ اَذ َذل َذ‬، ‫ اَذ َذ َذللَذ ْك‬،‫ي‬ ‫ اَذ َذق َذل َذْلَذ ِذ ثْك َذ َذ َذ‬، ‫ اَذ ُرقِذ َذ ْك َذ َذ َّك ِذ َذ ْك َذقْك َذ ِذ ْكاُر َذ‬،‫ اَذ َذل َذ‬، ‫ اَذ َذ َذللَذ ْك‬، ‫َذضُّب ِذ‬ ‫اَذ َذ ْك ُر ْكل َذ َذ َذَذ ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ اَذلَذ ِذ‬، ‫ ْك ِذ ا َذ ْك ْكلِذ ِذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬، ‫َذ َذ َّك ِذ ْك َذق َذ َذ ْك ِذ ْكاُر َذي ْك ِذ‬
‫ َذ َذ َذ َّكذ َذ اَذ وَذ‬،‫ َذ ُرطْكل َذق ْك َذ ُر ُر‬، ‫ اَذ َذ َذللَذ ْك‬، ‫َذضَّك‬ ‫ي اَذ َذ ْك َذ ُر‬ ‫َذ ُر َذ َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ ْك‬
‫ اَذلَذ َّكم ر ه ِذ هيِذ‬، ‫ اَذَذقْك لَذ َذْك ِذ‬:‫ قَذ َذل‬. ‫ َذ ِذ ه‬، ‫ اَذَذ ِذ ِذ َذر ِذض‬، ‫ َذ تَذ ْكتِذِذِن ِذِذإ ْكس ٍة‬، ‫ ِذَّكي ِذَّكَّنَذ َذتَذي ِذِن ِذ ي َذ ٍة‬: ‫اَذ َذق َذل َذ‬
‫َذ َذ ْك َذ ُر‬ ‫َذ ْك‬ ‫َذ ْك َذ َذ َذ َذ‬ ‫ْك ْك َذ ْك ْك‬ ‫َذ‬ ‫َذ ْك‬ ‫ْكَذ َذ ْك‬ ‫ُر َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ي ُرُّب ُرك ْك َذ َذِذِن‬ ‫ اَذِذْكل َذ‬:‫ َذ َذ ْك َذ َذ َذ ً " قَذ َذل َذُرو ُرهَذْك َذَذ‬، ‫ َذ َّك اُر َذ َذ ْك َذ ِذ‬، ً ‫ َذ ْكي‬: ‫ َذ ْك يَذ ْك ؟ قَذ َذ ْك‬: ‫ اَذ َذق َذل َذْلَذ‬، ‫صَذ َذ‬ ‫ِذ‬
‫َذلَذْكي َّكس َذ ُر ْك َذ‬
‫َذ ِذا َّكس َذم ِذا‬
"Nabi Ibrahim 'alaihis salam tidaklah berdusta sedikit pun kecuali tiga kali; dua dilakukan di jalan Allah,
yaitu ucapannya (kepada kaumnya), "Saya sedang sakit," dan ucapannya, "Sebenarnya patung besar itu
yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka," sedangkan satu lagi ucapannya tentang Sarah, yaitu
ketika ia mendatangi negeri raja yang kejam bersama Sarah, dimana Sarah adalah wanita yang paling cantik,
lalu Ibrahim berkata kepada Sarah, "Sesungguhnya raja ini jika mengetahui bahwa engkau adalah istriku,
maka dia akan mengalahkanku terhadapmu. Oleh karena itu, jika ia bertanya kepadamu, maka
beritahukanlah kepadanya bahwa engkau adalah saudariku. Karena sesungguhnya engkau adalah saudariku
seagama Islam. Sesungguhnya aku tidak mengetahui di bumi seorang muslim pun selain aku dan kamu."
Ketika Ibrahim memasuki negeri itu, maka sebagian penduduk raja kejam itu melihat Sarah, lalu melaporkan
kepada raja dan berkata, "Sungguh, telah datang ke negeri engkau seorang wanita yang tidak berhak dimiliki
selain olehmu." Maka raja mengirimkan orang untuk membawa Sarah ke hadapannya, lalu Ibrahim berdiri
melakukan shalat. Saat Sarah menemui raja itu, maka raja tidak mampu mengulurkan tangannya kepadanya,
tangannya tergenggam dengan keras, lalu raja itu berkata, "Berdoalah kepada Allah agar Dia melepaskan
tanganku dan aku tidak akan mengganggumu." Maka Sarah melakukannya, tetapi raja itu mengulangi lagi,
dan ternyata tangannya tergenggam lebih kuat lagi, lalu ia mengatakan hal yang sama seperti sebelumnya,
maka Sarah melakukannya, tetapi raja itu mengulangi lagi sehingga tangannya tergenggam lagi lebih keras
daripada sebelumnya, maka raja berkata, "Berdoalah kepada Allah agar Dia melepaskan tanganku. Allah
sebagai saksi, bahwa aku tidak akan mengganggumu." Maka Sarah melakukannya dan tangannya pun
terlepas, lalu raja memanggil orang yang membawanya dan berkata kepadanya, "Sesungguhnya engkau
membawa setan kepadaku dan tidak membawa manusia. Maka keluarkanlah ia dari negeriku dan berikanlah
Hajar kepadanya." Maka Sarah datang sambil berjalan kaki. Ketika Ibrahim melihatnya, maka ia segera
pergi (mendatangi) dan berkata, "Bagaimana keadaanmu?" Sarah menjawab, "Baik. Allah menjagaku dari
tangan orang yang jahat dan memberikan Hajar sebagai pelayan." Abu Hurairah berkata, "Itulah ibu kalian
wahai putera air langit." (Dikatakan air langit karena bersihnya nasab mereka atau karena mereka hidup
mengandalkan hujan).
693
Kesadaran mereka kembali, mereka mengetahui bahwa mereka berada dalam kesesatan, dan mereka
mengakui bahwa perbuatan mereka selama ini adalah salah. Ketika itu, hujjah telah tegak terhadap mereka.
Akan tetapi kesadaran ini tidak berlangsung lama, bahkan mereka kembali seperti semula. Ada pula yang
berpendapat, bahwa mereka kembali menyalahkan diri mereka karena tidak menjaga tuhan-tuhan mereka.

92 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
65. Kemudian mereka menundukkan kepala695 (lalu berkata), "Engkau (Ibrahim) pasti tahu bahwa
(berhala-berhala) itu tidak dapat berbicara696."

           
66. Dia (Ibrahim) berkata, “Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat
memberi manfaat sedikit pun697, dan tidak (pula) mendatangkan mudharat kepada kamu698?

          
67. Celakalah kamu699 dan apa yang kamu sembah selain Allah. Tidakkah kamu mengerti700?”

       


68. 701Mereka berkata, "Bakarlah dia dan tolonglah tuhan-tuhan kamu702, jika kamu benar-benar
hendak berbuat703.”

Ayat 69-73: Penyelamatan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan penjelasan nikmat-nikmat Allah
kepada keturunannya.

       


69. Kami (Allah) berfirman, "Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim704,”

694
Dengan menyembah sesuatu yang tidak dapat berbicara. Ada yang mengatakan, bahwa maksudnya,
kamulah yang menzalimi (diri sendiri) karena tidak menjaga patung-patung kamu.
695
Maksudnya, mereka kembali membangkang setelah sadar.
696
Sehingga mengapa engkau menyuruh kami bertanya kepadanya.
697
Seperti rezeki dan lainnya.
698
Jika kamu tidak menyembahnya.
699
Yakni sungguh sesat, rugi, dan hina dirimu dan apa yang kamu sembah selain Allah.
700
Yakni bahwa patung-patung itu tidak berhak disembah, dan bahwa yang pantas disembah adalah Allah
Subhaanahu wa Ta'aala.
701
Setelah Nabi Ibrahim „alaihis salam membuat mereka tidak bisa lagi menjawab, maka mereka
menggunakan kekerasan.
702
Dengan membakar Ibrahim.
703
Yakni hendak membela tuhan-tuhan kamu. Maka mereka mengumpulkan kayu bakar yang banyak di
sebuah lubang yang besar dan menyalakan api di dalamnya serta mengikat Nabi Ibrahim „alaihis salam dan
menaruh Beliau dalam Manjenik (alat pelempar batu/meriam kuno) sesuai usulan salah seorang Arab badui
Persia Kurdi. Syu'aib Al Jubay berkata, "Namanya Haizan. Allah membenamkannya ke bumi dan
memasukkan ke dalamnya hingga ia berada di dalamnya sampai hari Kiamat." Ketika mereka melemparnya,
maka Ibrahim berkata,
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ ْكسِذ َذ اُر َذ ْكل َذ ْك َذو ْكي ُر‬
"Cukuplah Allah sebagai Pelindung bagiku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung."
Ucapan ini diucapkan pula oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dikatakan, bahwa
musuh telah berkumpul untuk menyerang Beliau dan para sahabatnya.

93 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
70. Dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim705, maka Kami menjadikan mereka itu
orang-orang yang paling rugi706.

        


71. Dan Kami seIamatkan dia (Ibrahim) dan Luth707 ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi
untuk seluruh alam708.

         


72. Dan Kami menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) lshak709, dan Ya'qub sebagai suatu
anugerah710. Dan masing-masing Kami jadikan orang yang saleh711

704
Oleh karena itu, Nabi Ibrahim alaihis salam tidak terbakar, selain tali pengikatnya saja, panasnya hilang
sedangkan cahayanya tetap. Ibnu Abbas dan Abul 'Aliyah mengatakan, bahwa jika Allah 'Azza wa Jalla
tidak berkata, "dan penyelamat bagi Ibrahim," tentu Ibrahim akan tersakiti oleh dinginnya.
Sa'id bin Jubair –dan diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas-, bahwa ia berkata, "Ketika Ibrahim dilempar, maka
penjaga hujan berkata, "Kapan aku diperintah melepaskan hujan?" Tetapi urusan Allah lebih cepat, Allah
Azza wa Jalla berfirman, "Wahai api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim," maka tidak ada
api yang ada di bumi kecuali menjadi padam.
Qatadah berkata, "Ketika itu, tidak ada satu hewan pun melainkan ikut memadamkan api selain wazagh
(cicak/tokek)."
Az Zuhriy berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh membunuh wazagh dan menamainya
sebagai si fasik kecil."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ي َذ ِذِف ثَّك ثَذِذ ُر َذ َذ َذ‬
.»‫ي‬ ‫ض ْك َذٍة ُر ِذَذ ْك َذ ُر ِذ َذ ُر َذ َذسنَذ ٍة َذ ِذِف ثَّك ِذيَذ ِذ ُر َذ َذ َذ‬
‫« َذ ْك قَذَذ َذ َذ َذ ً ِذِف َذَّك ِذل َذ‬
“Barang siapa yang membunuh wazagh sekali pukul, maka akan dicatat untuknya seratus kebaikan, dua kali
pukul akan dicatat kurang dari itu dan jika tiga kali pukulan, maka akan dicatat kurang dari itu.” (HR.
Muslim dari Abu Hurairah)

705
Yaitu ketika mereka sepakat untuk membakarnya.
706
Di dunia dan akhirat. Sebaliknya kekasih-Nya dan para pengikutnya, merekalah orang-orang yang
beruntung.
707
Di antara kaum Ibrahim, yang beriman kepadanya hanyalah Luth. Beliau (Luth) adalah putera saudara
Ibrahim. Allah menyelamatkan Ibrahim dan Luth dari raja Babil Namrud dan kaumnya. Kemudian keduanya
berhijrah ke Syam meninggalkan kaumnya di Babil, salah satu daerah di Irak.
708
Yang dimaksud dengan negeri di sini ialah negeri Syam, termasuk di dalamnya Palestina. Termasuk
bagian Syam juga di samping Palestina adalah Yordania, Damaskus, Himsh, dan Qinnasrin. Allah
memberkahi negeri itu artinya kebanyakan nabi berasal dari negeri itu dan tanahnya pun subur.
Wilayah Syam berdasarkan pemetaan pada masa lampau meliputi Libanon, Suriah, Yordania, dan Palestina.
709
Yakni ketika Ibrahim meminta dianugerahkan seorang anak dari istrinya yang mandul, yaitu Sarah.
710
Yakni Ya‟kub sebagai tambahan dari permintaannya.
711
Yang memenuhi hak Allah dan hak hamba-hamba-Nya. Termasuk kesalehan mereka adalah, Allah
menjadikan mereka sebagai pemimpin yang menunjukkan kepada kebaikan dengan perintah-Nya. Hal ini
merupakan nikmat paling besar yang Allah berikan kepada hamba-Nya, yakni dijadikan-Nya sebagai

94 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            

   


73. Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami712, dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan713, melaksanakan
shalat, menunaikan zakat714, dan hanya kepada Kami mereka menyembah715.

Ayat 74-75: Kisah Nabi Luth ‘alaihis salam bersama kaumnya.

               

 
74. 716Dan kepada Luth717, Kami berikan hikmah718 dan ilmu, dan Kami selamatkan dia dari (azab
yang telah menimpa penduduk) kota yang melakukan perbuatan keji719. Sungguh, mereka orang-
orang yang jahat lagi fasik,

pemimpin kebaikan (a‟immatul huda), di mana orang-orang mengikuti di belakangnya, yang demikian
adalah karena kesabaran mereka dan yakin kepada ayat-ayat Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
712
Maksudnya, dengan agama Kami, bukan memerintah berdasarkan hawa nafsu mereka, tetapi berdasarkan
perintah Allah dan agama-Nya, dan seorang hamba tidaklah menjadi imam (pemimpin) sampai ia mengajak
manusia kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
713
Yakni berbuat dan memerintahkannya, baik yang terkait dengan hak Allah maupun hak manusia.
714
Hal ini termasuk pengathafan (penyertaan) yang khusus kepada yang umum (yaitu semua kebaikan).
Disebutkan kedua ibadah ini meskipun sudah termasuk ke dalam kebaikan, karena kelebihan dan
keutamaannya. Hal itu, karena barang siapa yang menyempurnakan keduanya sebagaimana yang
diperintahkan, maka ia telah menegakkan agamanya, dan barang siapa yang menyia-nyiakan keduanya,
maka berarti dia merobohkan agamanya. Jika keduanya telah ditinggalkan, maka perintah-perintah agama
yang lain tentu lebih ditinggalkan lagi. Di samping itu, shalat adalah amal yang paling utama karena di sana
terdapat hak Allah, dan zakat adalah amal yang paling utama, karena di sana terdapat hak hamba.
715
Yakni sebagian besar waktu-waktu mereka diisi dengan ibadah.
716
Syaikh As Sa‟diy berkata, “Ayat ini merupakan pujian Allah Subhaanahu wa Ta'aala terhadap Rasul-Nya
Luth „alaihis salam dengan diberikan ilmu syar‟i, memutuskan masalah yang terjadi di tengah-tengah
manusia dengan tepat dan benar, dan bahwa Allah mengutusnya kepada kaumnya mengajak mereka
beribadah kepada Allah dan melarang mereka berbuat keji. Beliau tinggal di tengah-tengah kaumnya
berdakwah kepada mereka, namun kaumnya tidak mau memenuhi panggilannya, maka Allah membalikkan
negeri mereka dan mengazab mereka sampai yang terakhirnya karena mereka adalah orang-orang yang jahat
lagi fasik, mereka mendustakan orang yang mengajak mereka, mengancam untuk mengusirnya, dan
kemudian Allah menyelamatkan Luth beserta keluarganya, Dia memerintahkan Luth untuk membawa pergi
keluarganya di malam hari agar mereka menjauhi negeri itu, maka mereka pun pergi di malam hari dan
selamat karena karunia Allah dan nikmat-Nya kepada mereka.”
717
Luth adalah bin (putera) Haran bin Azar, sehingga ia adalah keponakan Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Ia
beriman kepada Nabi Ibrahim 'alaihis salam, mengikutinya dan berhijrah bersamanya, lalu Allah
mengaruniakan kepadanya hikmah dan ilmu, Allah memberinya wahyu dan menjadikannya sebagai nabi dan
rasul kepada negeri Sodom, tetapi kaumnya menyelisihinya dan mendustakannya, maka Allah
membinasakan mereka.
718
Yakni kebijaksanaan dalam memutuskan perkara antara orang-orang yang berselisih.

95 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
75. Dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat kami720; sesungguhnya dia termasuk golongan orang
yang saleh.

Ayat 76-77: Kaum Nabi Nuh ‘alaihis salam bersama kaumnya.

            
76. 721Dan (ingatlah kisah) Nuh722, sebelum itu723 ketika dia berdoa724. Kami perkenankan doanya,
lalu Kami selamatkan dia bersama pengikutnya725 dari bencana yang besar726.

             
77. Dan Kami menolongnya dari orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Kami.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka
semuanya727.

Ayat 78-82: Kisah Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman ‘alaihimas salam.

             



719
Maksudnya, homoseksual, menyamun (mengadakan perampokan) serta mengerjakan perbuatan tersebut
dengan terang-terangan.
720
Di mana orang yang masuk ke dalam rahmat-Nya akan berada dalam keamanan dari semua yang
dikhawatirkan, memperoleh semua kebaikan, kebahagiaan, kebajikan, kesenangan dan pujian. Hal itu,
karena dia termasuk orang-orang yang saleh, orang-orang yang baik amalnya dan bersih keadaannya.
Kesalehan merupakan sebab seorang hamba masuk ke dalam rahmat Allah, sebagaimana kebalikannya
(tidak saleh atau fasik) adalah sebab terhalangnya dari rahmat dan kebaikan, dan manusia yang paling saleh
adalah para nabi „alaihimush shalaatu was salam.
721
Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan tentang pengabulan-Nya terhadap doa hamba dan rasul-
Nya Nuh 'alaihis salam ketika ia terus didustakan oleh kaumnya.
722
Yakni ingatlah tentang Nuh dan keadaannya yang sungguh terpuji.
723
Yakni Sebelum Ibrahim dan Luth.
724
Setelah Beliau berdakwah di tengah-tengah mereka mengajak beribadah kepada Allah dan melarang
berbuat syirk selama 950 tahun. Beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, di
malam dan siang hari, tetapi tidak ada yang beriman selain sedikit saja, dan kaumnya terus menyakitinya dan
saling berwasiat kepada generasi yang baru dari mereka untuk tidak beriman kepada Nuh 'alaihis salam. Saat
Beliau melihat bahwa nasehat dan peringatan tidak lagi bermanfaat bagi mereka, maka Beliau mendoakan
kebinasaan kaumnya (lihat surat Nuh: 26-27), maka Allah mengabulkan doa Beliau, Allah menyelamatkan
Beliau dan para pengikutnya dalam kapal, dan menjadikan keturunan merekalah yang tetap hidup. Doa Nabi
Nuh 'alaihis salam disebutkan dalam surat Al Qamar: 10 dan Nuh: 26-27.
725
Yakni orang-orang yang beriman kepadanya dalam perahu besar yang dibuat Nuh „alaihis salam.
726
Yaitu penenggelaman kaumnya.
727
Sehingga tidak ada seorang pun dari mereka yang masih hidup.

96 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


78. Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai
ladang728, karena ladang itu dirusak729 oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan Kami
menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu,

              

  


79. Maka Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) 730; dan
kepada masing-masing Kami berikan hikmah731 dan ilmu732 dan Kami tundukkan gunung-gunung
dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud733. Dan Kamilah yang melakukannya734.

728
Abu Ishaq meriwayatkan dari Murrah dari Ibnu Mas'ud, bahwa tanaman itu adalah pohon anggur yang
tandan-tandannya menjulur.
729
Kata nafsy berarti merusak di malam hari.
730
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud tentang firman Allah Ta'ala, "Dan (ingatlah kisah) Dawud dan
Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena ladang itu dirusak oleh
kambing-kambing milik kaumnya," ia berkata, "Sebuah pohon anggur telah menumbuhkan tandan-
tandannya, lalu dirusak oleh kambing-kambing, maka Dawud memutuskan bahwa kambing itu untuk
pemilik pohon anggur. Lalu Sulaiman berkata, "Bukan seperti ini wahai Nabi Allah." Maka Dawud berkata,
"Lalu bagaimana?" Sulaiman berkata, "Engkau serahkan pohon anggur ke pemilik kambing, lalu ia
mengurusnya sampai keadaannya kembali seperti sedia kala, dan engkau serahkan kambing ke pemilik
pohon anggur, lalu ia mengambil manfaat darinya. Sehingga ketika pohon anggur sudah tumbuh seperti
sebelumnya, maka engkau serahkan pohon anggur kepada pemiliknya dan engkau serahkan kambing kepada
pemiliknya. Itulah maksud firman Allah Ta'ala, "Maka Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman
tentang hukum (yang lebih tepat)." (Terj. QS. Al Anbiyaa': 79)
Hal yang sama seperti ini juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa sekelompok kambing telah merusak
tanaman di waktu malam. Maka yang punya tanaman mengadukan hal ini kepada Nabi Dawud „alaihis
salam. Nabi Dawud kemudian memutuskan bahwa kambing-kambing itu harus diserahkan kepada yang
punya tanaman sebagai ganti tanam-tanaman yang rusak. Tetapi Nabi Sulaiman „alaihis salam memutuskan
agar kambing-kambing itu diserahkan sementara kepada yang punya tanaman untuk diambil manfaatnya.
Sedangkan orang yang punya kambing diharuskan mengganti tanaman itu dengan tanam-tanaman yang baru.
Apabila tanaman yang baru telah dapat diambil hasilnya atau seperti keadaan sebelumnya, mereka yang
mempunyai kambing itu boleh mengambil kambingnya kembali. Keputusan Nabi Sulaiman „alaihis salam
ini adalah keputusan yang tepat. Kalimat, “Maka Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang
hukum yang tepat,” tidaklah menunjukkan bahwa Nabi Dawud tidak diberikan kepahaman pada selain
masalah ini. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala dalam lanjutan ayat-Nya berfirman, “dan
kepada masing-masing Kami berikan hikmah dan ilmu.” Ayat di atas juga menjelaskan, bahwa hakim
terkadang benar dan terkadang salah, dan ia tidaklah tercela apabila salah setelah mengeluarkan
kesungguhannya dalam berijtihad.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, bahwa Iyas bin Mu'awiyah ketika diminta menjadi hakim, maka Al Hasan
datang, lalu Iyas menangis, maka Al Hasan berkata, "Apa yang membuatmu menangis?" Iyas menjawab,
"Wahai Abu Sa'id, telah sampai berita kepadaku, bahwa hakim itu ada beberapa orang; seorang yang
berijtihad namun salah, maka dia di neraka, seorang yang mengikuti hawa nafsu, dia juga di neraka, dan
seorang yang berijtihad dan ternyata benar, maka dia di surga." Maka Al Hasan berkata, "Sesungguhnya
dalam kisah yang disampaikan Allah tentang berita Dawud dan Sulaiman 'alaihimas salam dan berita para
nabi lainnya terdapat hukum yang membantah ucapan orang-orang ini. Allah Ta'ala berfirman, "Dan
(ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena
ladang itu dirusak oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan yang diberikan
oleh mereka itu," (Terj. QS. Al Anbiya': 78) Allah memuji Sulaiman dan tidak mencela Dawud."
Selanjutnya Al Hasan berkata, "Sesungguhnya Allah telah mengambil tiga perjanjian dari para hakim, yaitu
agar mereka tidak menukarnya dengan barang yang sedikit, tidak mengikuti hawa nafsu, dan tidak takut
kepada manusia (dalam memberikan keputusan)." Kemudian ia membacakan ayat,

97 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
80. Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu735, guna melindungi
kamu dalam peperanganmu. Apakah kamu736 bersyukur (kepada Allah)737?

               
81. Dan (Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus
dengan perintahnya738 ke negeri yang Kami beri berkah padanya739. Dan Kami Maha Mengetahui
segala sesuatu740.

"Wahai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah
keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia
akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. " (Terj. QS. Shaad: 26)
"Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku." (Terj. QS. Al Maa'idah:
44)
"Dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah." (Terj. QS. Al Baqarah: 41)
731
Yakni kenabian.
732
Tentang masalah-masalah agama.
733
Dawud adalah di antara manusia yang paling banyak beribadah kepada Allah, paling banyak dzikrnya,
tasbih dan tahmidnya, bahkan Allah memberikan suara yang bagus kepadanya, sehingga ketika Beliau
membaca Al Qur'an dengan suara merdu, maka burung-burung berhenti bersahut-sahutan dan gunung-
gunung bergaung. Hal ini merupakan karunia Allah dan ihsan-Nya kepadanya. Oleh karena itu, Dia
mengatakan, “Dan Kamilah yang melakukannya.”
Dalam hadits disebutkan, bahwa ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melewati Abu Musa Al 'Asy'ariy
saat membaca Al Qur'an di malam hari, dimana suara Abu Musa sangat merdu sekali, maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam berhenti dan mendengarkan suaranya, kemudian Beliau bersabda kepadanya,
"Sungguh, orang ini telah diberi seruling di antara seruling keluarga Dawud." Maka Abu Musa berkata,
"Wahai Rasulullah, kalau aku tahu bahwa engkau mendengarnya, tentu aku akan memperindah lagi."
734
Maksudnya, yang menundukkan keduanya untuk bertasbih bersama Dawud meskipun menurut kamu
sebagai sesuatu yang aneh.
735
Nabi Dawud „alaihis salam adalah orang pertama yang membuat baju besi dan mengajarkannya, di mana
sebelumnya hanya sebagai lempengan-lempengan. Pengajaran Allah kepada Dawud tentang cara membuat
baju besi dan pelunakannya menurut para mufassir adalah perkara yang berada di luar kebiasaan manusia
karena sebagaimana dikatakan mereka, Allah melunakkan besi untuknya, sehingga Beliau mengolahnya
seperti tepung dan tanah tanpa perlu dileburkan ke dalam api. Alasan mereka adalah firman Allah Ta‟ala,
:Wa alannaa lahul hadiid” (Dan Kami lunakkan besi untuknya), namun menurut Syaikh As Sa‟diy, bahwa
pelunakkan di sini tidak berarti tanpa sebab. Oleh karena itu, menurutnya, bahwa Allah mengajarkan kepada
Dawud secara adat kebiasaan, yakni dengan mengajarkan sebab-sebab yang dapat meleburkannya, wallahu
a‟lam.
736
Wahai penduduk Mekah.
737
Yakni dengan membenarkan rasul-Ku.
738
Maksudnya, bahwa angin dapat diarahkan sesuai perintahnya. Dalam ayat lain, Allah berfirman, “Dan
Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan
dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)…dst.” (Terj. Saba‟: 12)
Maksudnya adalah apabila Sulaiman mengadakan perjalanan dari pagi sampai tengah hari, maka jarak yang
ditempuhnya sama dengan jarak perjalanan unta yang cepat dalam sebulan. Begitu pula apabila ia
mengadakan perjalanan dari tengah hari sampai sore, maka kecepatannya sama dengan perjalanan sebulan.
739
Yakni Syam, di mana di sanalah tempat Beliau menetap. Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, bahwa
Sulaiman memiliki permadani dari kayu, dimana ia letakkan di atasnya segala yang diperlukan dari urusan

98 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


             
82. 741Dan (Kami telah tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan-setan yang menyelam
(ke dalam laut) untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu742; dan Kami yang
memelihara mereka itu743,

Ayat 83-86: Ujian Nabi Ayyub ‘alaihis salam dan isyarat kepada nabi-nabi yang lain.

           
83. Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya744, "(Ya Tuhanku), sungguh,
aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang
penyayang745.”

kerajaan; kuda, unta, kemah, dan tentara, lalu ia suruh angin untuk membawanya, maka masuklah angin itu
ke bawahnya, mengangkatnya, dan memperjalankannya. Burung-burung menaunginya dan menjaganya dari
terik matahari, dan permadani itu berjalan ke arah yang ia kehendaki, lalu ia turun kemudian diletakkan alat-
alat dan para pengiringnya.
740
Di antaranya adalah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengetahui bahwa pemberiannya kepada Sulaiman
membuatnya semakin tunduk kepada Allah, maka Allah melakukannya sesuai ilmu-Nya.
741
Hal ini termasuk keistimewaan Nabi Sulaiman „alaihis salam, di mana Allah menundukkan setan-setan
dan jin-jin ifrit serta memberikan kekuasaan kepadanya terhadap jin-jin itu. Oleh karena itu, mereka bekerja
untuk Beliau, di antara mereka ada yang menyelam ke laut mengeluarkan perhiasan untuknya, ada pula yang
membuatkan gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam
dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bahkan di antara mereka ada yang ditugaskan membangun
Baitulmaqdis. Ketika Nabi Sulaiman wafat, mereka masih tetap bekerja untuk Sulaiman selama setahun,
karena ketidaktahuan mereka bahwa Sulaiman telah wafat. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menetapkan
wafatnya Sulaiman, sedangkan ketika itu Beliau berpegangan dengan tongkatnya. Ketika itu, setan-setan
yang melewati Beliau menyangka bahwa Beliau masih hidup karena terlihat bersandar di atas tongkat, tidak
ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Setelah
Beliau telah tersungkur. Ketika itu tahulah jin bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah
mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan (lihat surah Saba‟: 14). Yang demikian, karena
sebelumnya mereka (para setan) menipu manusia, bahwa mereka mengetahui yang gaib, maka Allah
Subhaanahu wa Ta'aala menunjukkan ketidaktahuan mereka terhadap yang gaib, di mana sekiranya mereka
mengetahui yang gaib tentulah mereka akan berhenti bekerja (Lihat surah Saba‟: 14).
742
Seperti membuat bangunan, dan lain-lain.
743
Sehingga setan-setan itu tidak mampu menimpakan keburukan kepada Sulaiman „alaihis salam. Ada pula
yang berpendapat, bahwa Allah menjaga mereka (setan-setan) sehingga mereka tidak merusak pekerjaan
yang telah mereka selesaikan, karena biasanya mereka setelah mengerjakan sesuatu merusak kembali
sebelum malam tiba jika tidak diberikan kesibukan yang lain. Ada pula yang menafsirkan, bahwa mereka
tidak sanggup menolak dan melanggar perintah Sulaiman, bahkan Allah menjaga mereka untuk Sulaiman
dengan kekuatan-Nya, keperkasaan-Nya dan kekuasaan-Nya.
744
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menguji Ayyub dan memberikan kekuasaan kepada setan terhadap
jasadnya sebagai cobaan baginya, setan kemudian meniup ke dalam jasad, maka keluarlah bisul yang buruk
dan menjijikan, dan Beliau menderita penyakit itu dalam waktu yang sangat lama, (ada yang mengatakan,
selama 18 tahun Beliau menderita penyakit itu). Lebih dari itu anak-anaknya wafat, hewan ternak dan
tanamannya binasa dan manusia menjauhinya selain istrinya, bahkan istrinya sempat bekerja untuk
mengurus suaminya; Ayyub 'alaihis salam, maka Allah mendapatkan Ayyub dalam keadaan sabar dan ridha
terhadap musibah itu, dan setelah sekian lama, ia pun berdoa seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.
Dalam kisah Nabi Ayyub terdapat pelajaran dan teladan bagi orang-orang yang mendapat musibah,
bagaimana mereka seharusnya menyikapi musibah.
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Mush'ab bin Sa'ad, dari ayahnya ia berkata: Aku bertanya,

99 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

 
84. Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya746 dan Kami
kembalikan keluarganya kepadanya747, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu
rahmat dari Kami748 dan untuk menjadi peringatan749 bagi semua yang menyembah Kami750.

‫ِذ‬ ‫ِذ نِذ ِذ اَذِذإ ْك‬ ‫ْكاَذ ْك ثَذ اَذ ْكاَذ ْك ثَذ اَذيُرْكَذ لَذى َّك ُر َذلَذى َذ س ِذ‬ ‫ول لَّك ِذ َذ ُّب نَّك ِذا َذ َذ ُّب َذَذ اً قَذ َذل ْكاَذْكِذيَذ اُر ُرَّك‬
‫َذ َذ نُر ُر ُر ْكلً ْك َذ َّك َذَذ ُراُر‬ ‫َذ‬ ‫ُر‬ ‫ُر‬ ‫ُر‬ ‫َذ َذر ُرس َذ‬
‫َذلَذْكي ِذ َذ ِذ يَذ ٌح‬ ‫ْكا ْكَذر ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َذ ِذ ْك َذ َذ ِذ ِذ نِذ ِذ ِذرقَّكٌح ْك ُرلِذ َذ َذلَذى َذ َذس ِذ ِذ نِذ ِذ اَذ َذم‬
‫ض َذ‬ ‫َذْك َذ ُرو ْكَذ َذ اُر ْك َذلْك َذ َّك َذْك ُرَذ ُر َذَيْك َذلَذى‬
“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para nabi, kemudian
yang setelahnya dan setelahnya. Seseorang diuji sesuai tingkat agamanya. Jika agamanya kuat, maka
ujiannya berat, dan jika agamanya ringan, maka ujiannya disesuaikan dengan agamanya, dan ujian ini akan
tetap menimpa seorang hamba sampai ia berjalan di bumi tanpa membawa dosa.” (HR. Tirmidzi, ia berkata,
“Hadits ini hasan shahih)
745
Beliau bertawassul kepada Allah dengan keadaannya yang begitu parah dan dengan rahmat Allah yang
luas lagi merata, maka Allah mengabulkan doanya dan berfirman kepadanya, “Hantamkanlah kakimu;
inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (Terj. Shaad: 42) Maka Beliau menghantamkan
kakinya ke bumi, kemudian keluarlah mata air yang sejuk, lalu Ayyub mandi dan minum daripadanya,
kemudian Allah menghilangkan derita yang menimpanya.
746
Menurut Ibnu Abbas adalah dengan dihidupkan kembali dan dikembalikan hartanya kepadanya. Menurut
Wahab bin Munabbih, “Allah mewahyukan kepada Ayyub (yang isinya), “Aku telah mengembalikan
keluarga dan hartamu kepadamu dan melipatgandakan jumlahnya, maka mandilah dengan air ini, karena di
sana terdapat penyembuh bagimu, berkurbanlah untuk sahabat-sahabatmu dan mintakanlah ampunan untuk
mereka, karena mereka telah bermaksiat kepada-Ku dalam masalah kamu.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫ َذ َذ ِذ ْك َذ َذ ٍّ ِذ ْك َذو ِذِذ َذ َذ‬،‫ اَذ َذاَذ َذ ُر ْك َذق ِذ ُر َذ ْكَذلِذي ُر ِذَّك َذر ُر َذ ِذ ِذ ْك ِذ ْك َذو ِذِذ‬،ً ‫«ِذ َّك َذِذ َّك لَّك ِذ َذُّبو َذ َذ َذ ِذ َذَذ ِذِذ َذَذ ِذ َذ َذ ْك َذَذ َذسنَذ‬
:‫ َذ َذ َذ َذ ؟ قَذ َذل‬:‫ قَذ َذل َذ ِذ ُر ُر‬. ‫ تَذ ْكللَذ ُر َذ لَّك ِذ َذَذق ْك َذ ْك َذ َذ َذُّبو ُر َذ ْكً َذ َذ َذ َذَذ ُر َذ َذ ٌح‬:‫ص ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ اَذ َذق َذل َذ َذ ُر ُرَهَذ َذ‬، ‫َذ ْكغ ُر َذ ِذَذْكي َذ َذُر َذ ِذَذْكي‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذ ْك ِذر َذ‬: ‫ قَذ َذل َذُّبو ُر‬،‫ي َذ ُر‬ ‫صِذ ِذْب َّك ُر ُر َذ َّك َذ َذ َذ َذ َذ‬ ‫ َذْك َذ ْك‬، ‫ اَذلَذ َّكم َذر َذ ِذَذْكي‬.‫ُر ْكن ُرذ َذَذ ِذ َذ َذ ْك َذَذ َذسنَذ ً َذْك َذ ْك َذْك ُر لَّك ُر اَذيَذ ْكك ُر لَّك ُر َذْكن ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذ هيَذ َذ َذ ْك ُر ْكذ َذ َذ لَّك ُر‬، ‫ اَذ ْكَذر ُر ِذ َذ َذْكي ِذِت اَذُر َذ ٍّ ُر َذْكن ُر َذم‬،‫ ِذَّك َذ َّك لَّك َذ َذ ْكللَذ ُر َذ ٍّ ُر ْكن ُر َذُر ُّب َذلَذى َّك ُر لَذ ْك ِذ َذَذ نَذ َذ َذ اَذيَذ ْكذ ُر َذ لَّك َذ‬،‫ول‬ ‫تَذ ُرق ُر‬
، ‫ اَذلَذ َّكم َذ َذ َذ َذ َذ ْكوٍة َذْك َذَذ َذلَذْكي َذ‬،‫ اَذِذإ َذ قَذ َذ ى َذ َذ َذ ُر َذْك َذس َذك ِذ ْك َذَذتُر ُر ِذيَذ ِذ ِذ َذ َّك َذْك لُر َذغ‬،‫ َذ َذ َذ َذْكُر ُر ِذ َذ َذ َذ ِذ ِذ‬:‫ قَذ َذل‬. ‫ِذَّك ِذ َذ ٍّك‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذقْك َذ َذ َذلَذْكي َذ‬، ‫] اَذ ْكسَذْك َذَذتْك ُر اَذَذ لَذ َّكقْك ُر َذْكنَذظُر‬42 :‫ي َذه َذذ ُر ْكغَذ َذس ٌح َذ ِذرٌح َذ َذ َذ ٌح } [ ا‬ ‫ض ِذ ِذ ْك ل َذ‬‫َذ ُر َذ ِذ َذ َذُّبو َذ ِذ َذ َذك َذ { ْكرُر ْك‬
‫ َذه ْك َذرَذْك َذ َذِذ َّك لَّك ِذ َذه َذذ ْك ُرمْكَذ لَذى؟‬،‫يي‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ْك َذ َذرَذ لَّك ُر ا َذ‬: ‫ اَذلَذ َّكم َذرَذتْك ُر قَذ َذ ْك‬، ‫قَذ ْك َذ ْك َذه َذ لَّك ُر َذ ِذِذ ِذ َذ ْكَذ َذ ا َذ ُره َذو َذلَذى َذ ْك َذس ِذ َذ َذ َذ‬
، ‫ َذْك َذ ُرر ِذْكل َذق ْكم ِذح َذ َذْك َذ ُرر ِذل َّكلِذ ِذ‬: ‫ َذ َذ َذ َذ ُر َذْك َذ َذر ِذ‬.‫ اَذِذإ ٍّ َذَذ ُره َذو‬:‫ قَذ َذل‬.‫ي‬ ‫ي َذ َذرَذْك ُر َذ َذ ً َذ ْك َذ َذ ِذِذ ُر ْكذ َذ َذ َذ ِذ ي ً ِذ ْكن َذ‬
‫ِذ‬
‫َذ َذ لَّك ِذ َذلَذى َذ َذ‬
‫ َذاْك َذ ِذ ْكاُر ْك ى َذلَذى َذْك َذ ِذر َّكلِذ ِذ‬،‫ض‬ ‫ِذ ِذ َّك‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َّك‬
‫َذ‬ ‫ اَذلَذ َّكم َذ َذ ْك ْك َذ ُرَهَذ َذلَذى َذْك َذ ر ْك َذق ْكم ِذح اَذ َّك َذ ْك اي ذ َذه َذ َذ َّك اَذ َذ َذ َذ‬، ‫اَذَذ َذل َذ ل ُر َذس َذ َذَذ ْك‬
‫ص ِذ ِذ‬
.)‫يح‬ ‫ َذ ِذر َذ ُرل ْكَذ َّك ِذر ِذر َذ ُرل َّك‬،‫ َذرَذ ُر َذُرو َذ ْكللَذى َذ ْكَذ َّك ُرر‬: ‫(ق ل ْليثم‬." »‫ض‬ ‫ْك َذوِذر َذا َذ َّك اَذ َذ‬
"Sesungguhnya Nabi Allah Ayyub mendapat cobaan selama delapan belas tahun, sehingga orang dekat dan
jauhnya menjauhinya selain dua orang saudara akrabnya yang sering menjenguk di pagi dan sore. Lalu salah
satunya berkata kepada yang lain, "Engkau tahu, demi Allah, dia telah melakukan dosa yang belum pernah
dilakukan oleh seorang pun." Kawannya berkata, "Dosa apa itu?" Ia menjawab, "Sudah delapan belas tahun
Allah tidak merahmatinya dengan menghilangkan cobaan itu." Saat keduanya menjenguknya di sore, maka
salah satunya tidak sabar sehingga menyampaikan masalah itu kepadanya. Ayyub berkata, "Aku tidak tahu
apa yang kamu katakan, hanyasaja Allah mengetahui bahwa aku pernah melewati dua orang laki-laki yang

100 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


bertengkar, lalu keduanya menyebut nama Allah, kemudian aku pulang ke rumahku dan membayarkan
kaffarat untuk keduanya karena aku tidak suka kedua orang itu menyebut nama Allah untuk yang tidak hak."
Beliau juga bersabda, "Nabi Ayyub keluar jika hendak buang hajat. Apabila ia telah selesai buang hajat,
maka istrinya menuntunnya sampai ke tempat buang hajat. Suatu hari Nabi Ayyub terlambat dari istrinya,
dan diwahyukan kepada Nabi Ayyub di tempatnya, "Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk
mandi dan untuk minum." (Terj. QS. Shaad: 42) Istrinya menunggunya cukup lama, dia menjumpai Ayyub
sambil memperhatikannya sedang berjalan ke arahnya, sementara Allah telah menghilangkan penyakitnya,
dan Nabi Ayyub dalam keadaan lebih tampan daripada sebelumnya. Saat istrinya melihat, istrinya langsung
berkata, "Semoga Allah memberkahimu, apakah engkau melihat Nabi Allah yang sedang diuji ini? Demi
Allah, aku tidak melihat seorang pun yang lebih mirip ketika sehat daripada kamu?" Ayyub menjawab,
"Akulah orangnya." Ayyub memiliki dua tumpukan gandum, yang satu untuk gandum dan yang satu lagi
untuk jewawut, lalu Allah mengirimkan dua awan. Saat salah satu dari awan itu berada di atas tumpukan
gandum, awan itu menumpahkan emas sehingga melimpah ruah, sedangkan awan yang satu lagi
menumpahkan perak ke tumpukan jewawut sehingga melimpah ruah." (Al Haitsamiy berkata, "Diriwayatkan
oleh Abu Ya'la dan Al Bazzar. Para perawi Al Bazzar adalah para perawi hadits shahih." Hadits ini juga
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Ash Shahiihah 1/25)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

‫ َذ َذْك َذ ُر ْك َذ ْك نَذ ْكيُر َذ‬، ‫ َذ َذُّبو ُر‬: ‫ اَذنَذ َذ ُر َذرُّبُر‬، ‫ اَذ َذج َذل َذ َذُّبو ُر َذْكَذثِذى ِذِف َذ ْكوِذِذ‬، ‫َذلَذْكي ِذ َذ َذ ٌح ِذ ْك َذ َذه ٍة‬
‫ي َذ َّكم تَذ َذى‬ ‫اَذ َذخَّك‬، ً ‫« َذْكي نَذ َذُّبو ُر َذ ْكغَذ ِذس ُر ُر ْك َذ‬
.»‫ي‬ ‫ِذَب َذ ْك َذَذَذ ِذ َذ‬ ‫ِذ‬ ‫ لَذى ِذ َّكتِذ َذ ِذ‬: ‫؟ قَذ َذل‬
‫ي َذ َذك ْك َذ َذ‬ ‫َذ َذ‬
“Ketika Ayyub sedang mandi dalam keadaan telanjang, tiba-tiba ada seekor belalang dari emas jatuh, lalu
Ayyub mengeruknya ke dalam bajunya, kemudian Tuhannya memanggilnya, “Wahai Ayyub, bukankah Aku
telah mencukupkan kamu daripada apa yang kamu lihat?” Ia menjawab, “Benar, demi keperkasaan-Mu.
Akan tetapi, aku tetap merasa butuh dengan keberkahan-Mu.” (HR. Bukhari)
747
Menurut Mujahid, “Dikatakan kepada Ayyub, “Wahai Ayyub, sesungguhnya keluargamu di surga. Jika
engkau mau, kami dapat mendatangkan mereka kepadamu, dan jika engkau mau, kami biarkan mereka di
surga dan kami menggantikan untukmu yang serupa dengan mereka.” Ayyub menjawab, “Tidak (perlu
engkau bawa kepadaku), aku biarkan mereka di surga.” Maka keluarganya yang dahulu dibiarkan di surga,
dan digantikan untuknya yang serupa dengan mereka di dunia.”
748
Yakni karena dia bersabar dan ridha, maka Allah membalasnya dengan pahala yang disegerakan sebelum
pahala akhirat.
749
Yakni pelajaran dan teladan. Yakni Allah jadikan hal itu agar menjadi pelajaran dan teladan, yakni agar
orang-orang yang mendapatkan musibah tidak bersangka buruk, bahwa mereka ditimpa musibah seperti itu
karena kehinaan mereka dan agar mereka meneladani Ayyub, dan bahwa Allah memiliki hikmah yang dalam
terhadap musibah yang Dia berikan.
Faedah: Hikmah di balik musibah
Ada beberapa hikmah dari musibah, di antaranya:
- Cobaan merupakan tanda keimanan, lihat dalilnya dalam hadits Mush'ab bin Sa'ad yang telah
disebutkan sebelumnya.
- Cobaan adalah salah satu tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫ َذ َذ ْك َذس ِذخ َذ اَذلَذ ُر ُّبس ْكخ ُر‬، ‫ض‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذ َذم ْك َذر ِذض َذ اَذلَذ ُر ٍّ َذ‬، ‫ َذ ِذ َّك اَذ تَذ َذل َذ ِذ َذ َذ َذ َّك قَذ ْكو ً ْكَذ َذ ُره ْك‬،‫ِذ َّك ظَذ َذ ْكاَذَذ ا َذ َذ ظَذ ِذ ْكَذ َذا‬
“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya cobaan, dan Allah apabila mencintai suatu
kaum, maka Allah akan menguji mereka. Barang siapa yang ridha, maka ia akan mendapatkan
keridhaan-Nya dan barang siapa yang kesal terhadapnya, maka ia akan mendapatkan kemurkaan-
Nya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, Tirmidzi menghasankannya)
- Cobaan merupakan salah satu tanda diberikan oleh Allah kebaikan kepadanya. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

101 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
85. Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli751. Mereka semua termasuk orang-orang yang
sabar752.

‫ي ْكن ِذ َذذ ْكِذ ِذ َّك و ِذِف ِذِذ و ْك ِذقي ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ َذ َذَذر َذ اُر ِذ َذلْك ِذ ِذ ْكاَذْكي َذ َّكج َذ ُر ْك ُرل ُرق ْكوَذ َذ ِذ‬
‫َذ ُر َذ َذ َذ ْك َذ َذ َذ‬ ‫ َذ ِذ َذ َذَذر َذ ِذ َذلْك َّك َّك َذْك َذس َذ َذ ُر‬، ‫ُّب ْكيَذ‬ ‫َذ َذ‬
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hamba-Nya, maka Allah akan mempercepat
hukuman di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan bagi hamba-Nya maka ditahan
hukuman itu karena dosa-dosanya sehingga ia mendapatkan balasannya pada hari kiamat.” (HR.
Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 308)
- Cobaan sebagai penebus dosanya, meskipun bentuknya kecil. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:

» ‫ْكَّكوَذ ِذ ُر َذ ُر َذ‬ ‫ َذ َّك‬، ‫صي ُر ْك ُرم ْكسلِذ َذ ِذ َّك َذ َّك َذ لَّك ُر ِذوَذ َذْكن ُر‬
‫صي ٍة تُر ِذ‬
‫ِذ ِذ‬
‫َذ ْك ُر َذ‬
“Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim, melainkan Allah akan menggugurkan dosa-
dosanya, meskipun hanya terkena duri.” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu, seorang muslim yang tertimpa musibah, jika ia seorang yang salih, maka cobaan itu
menghapuskan kesalahan-kesalahan yang lalu dan mengangkat derajatnya. Namun jika ia seorang pelaku
maksiat, maka cobaan itu akan menghapuskan dosa-dosanya dan sebagai peringatan terhadap bahaya dosa-
dosa itu. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka
kembali (kepada Allah)." (Terj. Al A'raaf: 168)
Yakni agar kembali beribadah kepada Allah, mengingat-Nya dan bersyukur terhadap nikmat-Nya.
Ibnul Qayyim berkata, "Kalau tidak karena cobaan dan musibah dunia, niscaya manusia terkena penyakit
kesombongan, ujub (bangga diri) dan kerasnya hati. Padahal sifat-sifat ini merupakan kehancuran baginya di
dunia maupun akhirat. Di antara rahmat Allah, kadang-kadang manusia tertimpa musibah yang menjadi
pelindung baginya dari penyakit-penyakit hati dan menjaga kebersihan ibadahnya. Mahasuci Allah Yang
merahmati manusia dengan musibah dan ujian."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Musibah yang diterima karena Allah semata, lebih baik bagimu
daripada nikmat yang membuat lupa mengingat-Nya."
750
Agar mereka tetap bersabar sehingga memperoleh pahala.
751
Dinamakan Dzulkifli (yang siap menanggung), karena kesiapannya berpuasa di siang hari dan melakukan
qiyamullail di malamnya, serta siap memutuskan perkara di tengah-tengah manusia serta tidak marah, maka
Beliau mampu melaksanakan semua itu. Berdasarkan zhahir dari susunan ayat di atas, maka Dzulkifli adalah
seorang nabi, karena tidaklah seseorang disebutkan bersamaan dengan para nabi kecuali ia juga nabi. Namun
ada yang berpendapat, bahwa ia bukanlah seorang nabi, tetapi sebagai laki-laki yang saleh, raja dan hakim
yang adil, wallahu a‟lam.
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalan Dawud bin Abi Hind, dari Mujahid, bahwa ia
berkata: Ketika usia Ilyasa‟ sudah tua, ia berkata, “Wahai, sekiranya aku mengangkat seseorang untuk
memimpin manusia di masa hidupku agar aku melihat tindakannya?” Maka ia mengumpulkan orang-orang
dan berkata, “Siapakah yang siap menerima tiga tugas dariku, maka aku akan mengangkatnya sebagai
pemimpin; berpuasa di siang hari, shalat di malam hari dan tidak marah.” Lalu ada seorang yang berdiri
yang dipandang hina oleh mata manusia dan berkata, “Saya.” Beliau bertanya, “Apakah kamu (siap)
berpuasa di siang hari, melakukan shalat di malam hari dan tidak marah.” Ia menjawab, “Ya.” Maka Beliau
menyuruh orang-orang kembali pada hari itu, dan pada hari selanjutnya, Beliau berkata lagi seperti itu, lalu
orang-orang terdiam, dan orang (yang kemarin siap) itu berdiri dan berkata, “Saya.” Maka Beliau
mengangkatnya sebagai pemimpin. Kemudian Iblis berkata kepada para setan, “Kalian harus lakukan
sesuatu (untuk menggoda) si fulan.” Namun ternyata orang itu membuat mereka (para setan) putus asa
menghadapinya, maka Iblis berkata, “Sudah, biarkanlah aku yang menghadapinya.” Maka Iblis datang
dalam bentuk orang yang sudah tua lagi miskin, dan ia datang kepadanya ketika orang ini (Dzulkifli)

102 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
86. Dan Kami memasukkan mereka ke dalam rahmat kami753. Sungguh, mereka termasuk orang-
orang yang saleh.

Ayat 87-88: Kisah Nabi Yunus ‘alaihis salam.

mendatangi tempat tidurnya untuk istirahat di siang hari, padahal ia tidak tidur di malam dan siang hari
selain tidur pada waktu itu. Lalu Iblis mengetuk pintu, kemudian orang itu berkata, “Siapakah ini?” Iblis
menjawab, “Orang tua yang terzalimi.” Maka orang itu bangun dan membukan pintu, lalu Iblis (dalam
bentuk manusia yang sudah tua) mengisahkan masalahnya dan berkata, “Sesungguhnya antara aku dengan
kaumku ada masalah. Mereka menzalimiku dan melakukan ini dan itu terhadapku.” Sehingga ia (Iblis)
berbicara lama dengannya sampai tiba waktu sore dan waktu istirahat di siang hari telah habis. Ia berkata,
“Jika sudah tiba waktu sore, maka aku akan memberikan hakmu.” Maka ia (Dzulkifli) pun pergi di waktu
sore, dan duduk di majlisnya sambil memperhatikan apakah ia melihat orang tua yang tadi, namun ternyata
tidak dilihatnya. Besoknya, ia melakukan hal yang sama, yaitu memberikan keputusan di antara manusia dan
menunggu kedatangan orang tua itu, namun ternyata tidak juga dilihatnya. Saat ia hendak pergi ke tempat
tidurnya untuk istirahat di siang hari, maka orang itu itu datang dan mengetuk pintu, dan berkata, “Siapakah
ini?” Iblis menjawab, “Orang yang tua yang terzalimi.” Lalu ia (Dzulkifli) membuka pintunya dan berkata,
“Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu, “Apabila aku sedang duduk (memberikan keputusan), maka
datanglah kepadaku?” Iblis (dalam bentuk manusia) berkata, “Sesungguhnya mereka adalah kaum yang
paling buruk jika mereka tahu engkau sedang duduk (memberikan keputusan). Mereka nanti akan berkata,
“Ya, kami akan berikan hakmu, namun ketika engkau pergi, maka mereka akan mengingkarinya.” Ia
berkata, “Pergilah, apabila tiba sore hari, maka datanglah kepadaku.” Maka orang ini (Dzulkifli) kehilangan
waktu istirahatnya di siang hari, ia pun datang di sore hari, namun tidak juga melihat orang tua itu dan ia
sangat ngantuk sekali, sehingga ia berkata kepada sebagian keluarganya, “Jangan biarkan seseorang
mendekati pintu ini sampai aku tidur. Sesungguhnya rasa ingin tidur mendorongku (untuk istirahat).” Maka
pada saat itu, Iblis datang, lalu ada (anggota keluarganya) yang berkata, “Tetaplah di belakang, tetaplah di
belakang.” Maka Iblis menjawab, “Aku telah datang kepadanya kemarin dan telah menyebutkan masalahku
kepadanya.” Maka ia (anggota keluarganya) berkata, “Tidak boleh (masuk). Demi Allah, ia telah menyuruh
kami untuk tidak membiarkan seorang pun mendekatinya.” Ketika ia (anggota keluarganya) membuat Iblis
putus asa, maka Iblis melihat ke lubang dinding di rumah lalu ia naik darinya dan ternyata ia sudah berada di
dalam rumah itu dan mengetuk pintu dari dalam, maka bangunlah orang ini dan berkata, “Wahai fulan,
bukankah aku telah menyuruhmu (untuk tidak datang sekarang)?” Iblis menjawab, “Adapun dari pihakku,
demi Allah, maka kamu tidak didatangi, maka lihatlah dari mana aku datang?” Maka ia bangun menuju
pintu, namun ternyata dalam keadaan terkunci seperti sebelumnya, tetapi orang tua ini anehnya berada dalam
rumah, maka ia (Dzulkifli) langsung mengenalinya dan berkata, “Apakah (kamu) musuh Allah?” Iblis
menjawab, “Ya. Engkau telah membuatku putus asa dalam segala sesuatu, maka aku lakukan perbuatan yang
engkau saksikan untuk membuatmu marah.”
Maka dari sini orang ini dinamai Allah dengan Dzulkifli, karena ia siap menanggung sesuatu dan
memenuhinya.
752
Sabar ada tiga macam: sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, sabar dalam menjauhi larangan
Allah, dan sabar terhadap taqdir Allah yang terasa pedih. Seorang hamba tidak berhak mendapat gelar sabar
secara sempurna sampai terpenuhi ketiga macam sabar ini. Para nabi, Allah sebut sebagai orang-orang yang
sabar karena mereka telah memenuhi ketiganya. Selain itu, Allah menyifati mereka dengan kesalihan karena
kesalehan hati mereka yang dipenuhi ma‟rifatullah dan kecintaan kepada-Nya, kesalihan lisan mereka
dengan basah menyebut nama-Nya, dan kesalihan anggota badannya karena sibuk mengerjakan ketaatan
kepada Allah dan menjaga dirinya dari maksiat. Karena kesabaran dan kesalehan inilah, Allah masukkan
dengan rahmat-Nya dan menjadikan mereka bersama sauadra-saudara mereka dari para rasul serta
memberikan pahala di dunia dan akhirat. Kalau sekiranya, pahala mereka adalah dengan disebut tinggi
namanya di alam semesta serta disebut baik sekali oleh orang-orang setelahnya, maka hal itu pun sudah
cukup sebagai kemuliaan dan ketinggiannya.
753
Berupa kenabian.

103 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

     


87. 754Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah755, lalu dia
menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya756, maka dia berdoa dalam keadaan yang

754
Yakni ingatlah hamba dan rasul Kami Dzunnun, yaitu Yunus bin Mata dengan menyebutkan kebaikannya
dan memujinya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengutusnya kepada penduduk Ninawa dan mengajak
mereka beriman, namun ternyata mereka tidak beriman, maka Beliau mengancam mereka dengan azab yang
akan turun setelah berlalu tiga hari. Ketika azab datang, dan mereka menyaksikannya dengan mata kepala,
maka mereka keluar ke gurun membawa anak-anak dan hewan ternak mereka, dan memisahkan antara ibu
dengan anaknya, lalu mereka bersama-sama berdoa kepada Allah dengan merendahkan diri kepada-Nya dan
bertobat, maka Allah angkat azab itu dari mereka sebagaimana firman Allah Ta‟ala, “Dan mengapa tidak
ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus?
Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam
kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (Terj.
Yunus: 98) dan firman-Nya, “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.---Lalu mereka
beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.”
(Terj. Ash Shaffaat: 147-148) Kaum Yunus akhirnya beriman, akan tetapi Yunus pergi meninggalkan
kaumnya karena marah kepada mereka padahal Allah belum mengizinkan, Beliau pergi bersama beberapa
orang menaiki perahu dan ketika itu datang ombak yang besar, mereka pun khawatir akan tenggelam, maka
mereka melakukan undian untuk melempar salah seorang di antara mereka ke laut agar beban perahu
semakin ringan, ternyata hasil undian tertuju kepada Yunus, lalu mereka enggan melemparnya, maka mereka
mengulangi lagi, dan ternyata tertuju kepada Yunus lagi, namun mereka tetap enggan melemparnya, maka
dilakukan undian sekali lagi dan ternyata hasil undian tetap jatuh kepada Yunus, maka Yunus berdiri dan
melepas pakaiannya lalu melemparkan dirinya ke laut, dan Allah telah mengirimkan ikan besar, maka ikan
itu datang menelan Yunus. Allah mewahyukan kepada ikan itu agar tidak memakan dagingnya dan tidak
meremukkan tulangnya karena Yunus bukanlah rezeki untuknya, perutnya hanyalah sebagai penjara
baginya.
Para ulama berselisih tentang berapa lama Beliau tinggal di dalam perut ikan. Menurut Qatadah, tiga hari.
Menurut Abu Ja‟far Ash Shaadiq, tujuh hari, sedangkan menurut Abu Malik, empat puluh hari. Mujahid
berkata dari Asy Sya‟biy, “Ia ditelan di waktu Duha dan dimuntahkan di waktu sore.” Wallahu a‟lam.
Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas dan lainnya mengatakan, bahwa ikan besar itu membawa Yunus ke dasar laut
sehingga Beliau mendengar ucapan tasbih dari batu kerikil di dasarnya, maka pada saat itulah Beliau
mengucapkan, “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sungguh, aku
termasuk orang-orang yang zalim.” Beliau menyatakan keberhakan Allah untuk diibadahi dan menyucikan-
Nya dari segala aib dan kekurangan serta mengakui kezaliman dirinya.
Auf Al A'rabiy berkata, "Ketika Yunus berada dalam perut ikan, maka ia mengira dirinya telah mati, lalu ia
gerakkan kedua kakinya. Ketika kakinya dapat bergerak, maka ia sujud di tempat itu, kemudian ia menyeru,
"Wahai Tuhanku, aku telah menjadikan masjid untuk-Mu di sebuah tempat yang tidak dicapai oleh seorang
pun dari manusia."
Maka Allah Subhaanahu wa Ta'ala mengabulkan doanya dan mengeluarkannya dari perut ikan serta
kegelapannya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-
orang yang banyak mengingat Allah,---Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari
berbangkit.--- Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.---
Dan Kami tumbuhkan untuknya sebatang pohon dari jenis labu.” (Terj. Ash Shaaffaat: 143-146).
755
Kepada kaumnya.
756
Yakni memutuskan baginya untuk ditahan dalam dalam perut ikan atau menyempitkannya.

104 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


sangat gelap757, "Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau.
Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim758."

         


88. Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan759. Dan demikianlah760
Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman761.

Ayat 89-91: Kisah Nabi Zakariyya, Nabi Yahya dan Nabi ‘Isa ‘alaihimus salam.

           
89. 762Dan (ingatlah kisah) Zakaria, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "Ya Tuhanku, janganlah
Engkau biarkan aku hidup seorang diri763 dan Engkaulah ahli waris yang terbaik764.”

             

       

757
Yang dimaksud dengan keadaan yang sangat gelap ialah di dalam perut ikan, di dalam laut dan di malam
hari sebagaimana dikatakan Ibnu Mas'ud.
758
Karena meninggalkan kaumku tanpa izin-Mu.
Faedah: Keutamaan doa Nabi Yunus
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Sa'ad ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫و ِذوَذ َذر ُر ُر ْكسلِذ ٌح ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ َذ ِذَذ َذ ِذَّك َذْك َذ ُرسْك َذ َذ َذ‬: ‫نُّبو ِذ ِذ ْك َذ َذ َذ ُره َذو ِذ َذ ْك ِذ اُرو ِذ‬
‫ اَذِذإ َّك ُر َذْك َذ ْك ُر‬، ‫ي ِذ ٍّ ُر ْكن ُر َذ ظَّك م َذ‬
‫وُر ِذ‬
‫ٌح‬ ‫َذ ْك َذ‬
‫ٍة‬
‫َذ ْك ا قَذ ُّب ِذَّك ْكسَذ َذج َذ لَّك ُر َذ ُر‬
"Doa Dzunnun ketika ia berdoa dalam perut ikan adalah, "Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain
Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim." Sesungguhnya tidak ada
seorang muslim yang berdoa dengannya dalam suatu masalah pun, kecuali Allah akan mengabulkan
doanya." (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ahmad, Nasa'i dalam Amalul yaumi wal Lailah, dan Ibnu Abi
Hatim, dan dishahihkan oleh Al Albani).
759
Karena kalimat yang diucapkannya itu.
760
Yakni sebagaimana Kami telah menyelamatkan dia.
761
Maksudnya, dari penderitaan mereka ketika mereka berdoa memohon pertolongan kepada Kami. Hal ini
merupakan janji dan kabar gembira dari Allah untuk setiap mukmin yang sedang menderita, bahwa Allah
akan menyelamatkannya, menghilangkan deritanya dan meringankannya karena keimanan yang ada dalam
dirinya sebagaimana yang Dia lakukan terhadap Yunus „alaihis salam.
762
Allah Ta'ala memberitahukan tentang hamba-Nya, yaitu Zakariya ketika meminta kepada Allah agar
dikaruniakan seorang anak yang menjadi penerusnya.
763
Maksudnya, tidak mempunyai keturunan yang mewarisi. Beliau berdoa demikian ketika merasa ajalnya
sudah dekat dan khawatir tidak ada yang menggantikannya berdakwah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala
dan mengurus masyarakat.
764
Maksud Nabi Zakaria adalah seandainya Allah tidak mengabulkan doanya, yakni memberikan keturunan,
maka dia (Zakaria) menyerahkan dirinya kepada Allah karena Dia ahli waris yang paling baik, yang kekal
setelah semuanya binasa. Meskipun demikian, Zakaria menginginkan sesuatu yang menenangkan hatinya
dan melegakan jiwanya, yaitu agar dikaruniakan kepadanya seorang anak untuk menggantikannya
berdakwah kepada Allah.

105 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


90. Maka Kami kabulkan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan
istrinya dapat mengandung765. 766Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan)
kebaikan767 dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas768. Dan mereka orang-
orang yang khusyu' kepada Kami769.

           
91. 770Dan (ingatlah kisah Maryam) yang memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan (roh) dari
Kami ke dalam (tubuh)nya771; Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda kekuasaan Allah772 bagi
seluruh alam773.

Ayat 92-95: Agama Allah adalah satu yaitu Islam, dan sikap manusia terhadapnya.

        

765
Setelah sebelumnya mandul berkat doa Zakaria. Inilah di antara pentingnya mencari teman hidup yang
saleh agar mendapatkan pula kebaikannya.
766
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan para nabi dan rasul secara sendiri-sendiri, maka Allah
puji mereka secara umum.
767
Yakni ketaatan. Mereka segera melakukannya pada waktu-waktu yang utama, menyempurnakannya dan
tidak meninggalkan satu keutamaan pun yang mampu dilakukan kecuali dilakukannya serta memanfaatkan
waktu sebaik-baiknya.
768
Maksudnya, mereka meminta kepada Allah dalam hal yang yang diinginkan yang terkait dengan maslahat
dunia dan akhirat, serta berlindung kepada-Nya dari sesuatu yang tidak diinginkan yang ada di dunia dan
akhirat. Mereka berharap dan cemas, tidak lalai dan tidak mengulur-ulur. Menurut Ats Tsauri, maksud
dengan harap dan cemas adalah, bahwa mereka mengharapkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi-Nya dan
takut terhadap azab di sisi-Nya.
769
Dalam ibadahnya. Hal ini karena tingginya ma‟rifat (pengenalan) mereka terhadap Tuhan mereka.
Menurut Ibnu Abbas –dari riwayat Ali bin Abi Thalhah-, maksudnya mereka membenarkan apa yang Allah
turunkan. Menurut Mujahid, maksudnya mereka adalah orang-orang yang beriman secara hakiki. Menurut
Mujahid pula, bahwa mereka adalah orang-orang yang tawadhu'. Menurut Abul 'Aliyah, bahwa mereka
adalah orang-orang yang takut. Menurut Abi Sinan, khusyu' adalah rasa takut yang melekat di hati dan tidak
berpisah selama-lamanya. Semua pendapat ini saling mendekati.
770
Disebutkan kisah Maryam setelah kisah Zakariyya karena ada hubungannya, yaitu karena pada kisah
Zakariya, lahirnya Yahya dari seorang laki-laki yang sudah tua (Zakariya) dan dari wanita yang yang sudah
tua dan mandul yang di masa mudanya tidak melahirkan, sedangkan pada kisah Maryam, disebutkan
lahirnya Isa dari seorang wanita tanpa ada laki-laki.
771
Jibril datang kepadanya dalam wujud seorang laki-laki yang sempurna, lalu karena ketinggian „iffah
(kesucian) diri Maryam, ia berkata, “Aku berlindung kepada Tuhan yang Maha Pengasih dari kamu, jika
kamu seorang yang bertakwa,” maka Allah memberikan balasan terhadap amalnya yang saleh dan
mengaruniakan anak tanpa bapak, bahkan dengan tiupan Jibril yang meniup ke dalam leher baju Maryam,
lalu Maryam mengandung Isa „alaihis salam dengan izin Allah.
772
Yang menunjukkan bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan Dia menciptakan sesuai yang Dia
kehendaki.
773
Karena Isa lahir tanpa ada bapak, dan yang demikian adalah mudah bagi Allah, sebagaimana Dia
menciptakan Adam tanpa ibu dan bapak dan menciptakan Hawa‟ dari tulang rusuk Adam. Demikian pula
terdapat tanda kekuasaan Allah, yaitu ketika anak Maryam Isa „alaihis salam dapat berbicara di masa buaian,
dibersihkan-Nya Maryam dari tuduhan zina yang ditujukan kepadanya, dan diberikan mukjizat kepada
anaknya.

106 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


92. 774Sungguh, (agama Tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu775, dan Aku adalah
Tuhanmu776, maka sembahlah Aku.

       


93. 777Tetapi mereka terpecah belah dalam urusan (agama) mereka di antara mereka778. Masing-
masing (golongan itu semua) akan kembali kepada Kami779.

            
94. Barang siapa mengerjakan amal saleh780, dan dia beriman781, maka usahanya tidak akan
diingkari (disia-siakan)782, dan sungguh, Kamilah yang mencatat untuknya783.

       


95. Dan tidak mungkin bagi (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka
tidak akan kembali (kepada Kami)784.

774
Setelah Allah menyebutkan semua para nabi, Dia berfirman kepada semua manusia.
775
Yani para rasul yang telah disebutkan adalah satu umat dengan kamu dan pemimpin kamu yang harus
kamu ikuti dan kamu pakai petunjuknya, dan bahwa mereka berada di atas agama yang satu, yaitu agama
tauhid atau Islam, di mana mereka semua sama-sama menyeru kepada tauhid (mengesakan Allah).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫ ُرَّك َذ تُر ُر ْك َذ َّك َذ ِذ نُر ُر ْك َذ ِذ ٌح‬، ‫ َذ ْكاَذْكِذيَذ اُر ِذ ْك َذوٌح ِذ َذل َّك ٍة‬،‫ُّب ْكيَذ َذ ْكا ِذ َذِذ‬ ‫َذَذ َذْك َذ نَّك ِذا ِذلِذيسى ْك ِذ َذ ْك َذَذ ِذ‬
‫َذ‬
"Aku adalah orang yang paling dekat dengan Isa putera Maryam di dunia dan akhirat. Para nabi itu saudara
seayah, sedangkan ibu mereka berbeda-beda, dan agama mereka adalah satu." (HR. Bukhari)
776
Semua.
777
Oleh karena Tuhan mereka hanya satu, agama yang diturunkan Allah itu adalah satu, yaitu agama tauhid
(agama Islam), seruan para nabi adalah sama, maka seharusnya mereka berkumpul di atas agama yang satu
itu (Islam) dan tidak berpecah belah. Akan tetapi kedengkian dan permusuhan menghendaki mereka
berpecah belah.
778
Masing-masing mereka menyangka bahwa merekalah yang benar sedangkan yang lain salah dan masing-
masing bangga dengan kelompoknya. Padahal sudah maklum, bahwa yang benar di antara mereka adalah
orang yang menempuh jalan yang lurus mengikuti para nabi, tidak sekedar pengakuan di lisan, dan
kebenarannya akan nyata ketika yang tersembunyi menjadi tampak, yaitu ketika Allah mengumpulkan
semua makhluk untuk diberikan keputusan. Ketika itulah, tampak siapa yang benar dan siapa yang dusta.
Menurut Ibnu Katsir, maksud firman-Nya, " Tetapi mereka terpecah belah dalam urusan (agama) mereka di
antara mereka" (Terj. QS. Al Anbiya': 93) adalah bahwa para umat berselisih dengan rasulnya, di antara
mereka ada yang membenarkan dan di antara mereka ada yang mendustakan.
779
Yaitu pada hari Kiamat untuk diberikan balasan.
780
Amal yang diperintahkan para rasul dan didorong oleh semua kitab.
781
Kepada rukun iman yang enam.
782
Bahkan Allah akan melipatgandakannya. Sebaliknya, barang siapa yang tidak beramal saleh atau beramal
saleh namun tidak beriman, maka ia terhalang mendapatkan pahala dan rugi pada agama dan akhiratnya.
783
Yakni dengan memerintahkan para malaikat hafazhah (penjaga manusia) untuk mencatatnya agar
diberikan balasan, di samping telah dicatat dalam Al Lauhul Mahfuzh.
784
Ada pula yang mengartikan, bahwa mustahil bagi mereka kembali ke dunia setelah mereka mati. Yakni
negeri-negeri yang telah dibinasakan tidak mungkin kembali ke dunia untuk mengerjakan perbuatan yang
telah mereka lalaikan. Oleh karena itu, hendaknya manusia berhati-hati terhadap sebab yang dapat

107 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 96-100: Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj merupakan tanda dekatnya hari Kiamat.

          
96. 785Hingga apabila (tembok) Ya'juj dan Ma'juj786 dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari
seluruh tempat yang tinggi787.

membinasakan mereka, di mana ketika tiba azab itu, mereka tidak mungkin menolaknya dan tidak mungkin
mengerjakan amal saleh yang telah mereka tinggalkan.
785
Ayat ini merupakan tahdzir (peringatan) dari Allah kepada manusia agar mereka berhenti dari kekafiran
dan kemaksiatan, dan bahwa sesungguhnya telah dekat waktu keluarnya Ya‟juj dan Ma‟juj; kedua kabilah
besar dari keturunan Adam yang telah dibuat dinding besar oleh Dzulqarnain ketika manusia pada waktu itu
mengeluhkan kepadanya tentang pengrusakan mereka di muka bumi. Keluarnya Ya‟juj dan Ma‟juj
merupakan tanda besar hari kiamat yang menunjukkan sudah sangat dekatnya hari kiamat. Mereka akan
keluar dari tempat-tempat tinggi dengan bersegera dan mengadakan kerusakan di muka bumi, mengalahkan
manusia dan tidak ada yang sanggup memerangi mereka. Oleh karena itulah Nabi Isa „alaihis salam beserta
pengikutnya sampai berlindung di balik gunung, hingga kemudian Beliau berdoa kepada Allah agar mereka
dibinasakan.
786
Mereka adalah keturunan Nuh dari anaknya yang bernama Yafits.
787
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ubaidullah bin Abi Yazid ia berkata: Ibnu Abbas melihat anak-anak
melompat dari yang satu kepada yang lain sambil bermain, lalu ia berkata, "Seperti inilah Ya'juj dan Ma'juj
akan keluar."
Beberapa hadits berkenaan dengan Ya'juj dan Ma'juj

‫ َذ َذم‬،‫ َذْكُر ُر و َذ َذلَذى نَّك ِذا‬، ‫ " ُر ْك َذ ُرح َذْك ُر و ُر َذ ْك ُر و ُر‬:‫ول‬ ‫ول اِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ َذ ُرق ُر‬ ‫ َذِذ ْكل ُر َذر ُرس َذ‬:‫َذ ْك َذِذ َذسلِذي ٍة ْكاُر ْك ِذر ٍّ قَذ َذل‬
‫ِذِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ِذ‬
‫ َذ َذْكن َذ ُر ْك ُرم ْكسل ُرمو َذ َذْكن ُر ْك َذ َذ َذ ن ْك‬،‫ض‬ ‫ اَذيَذ ْكغ َذ ْكو َذ ْكا ْكَذر َذ‬، ]96 :‫ { ْك ُر ٍّ َذ َذ ٍة َذْكنسلُرو َذ } [ ا ي ا‬:‫قَذ َذل اُر َذَّك َذ َذ َّك‬
، ‫ َذ َّك َذْك ُرُر وُر َذَذ ًس‬،‫ َذ َّك ِذ َّك َذ ْكل َذ ُر ْك َذيَذ ُرمُّب ِذ نَّك َذ ِذ اَذيَذ ْك َذُرو َذ َذ اِذي ِذ‬،‫ض‬ ‫ َذ َذ ْك َذُرو َذ ِذ يَذ َذ ْكا ْكَذر ِذ‬، ‫ َذ َذ ُر ُّبمو َذ ِذَذْكي ِذ ْك َذ َذو ِذ يَذ ُر ْك‬، ‫وِنِذ ْك‬
‫ص ِذ‬
‫َذ ُر ُر‬
‫ص ٍة َذْك َذ ِذ نَذ ٍة قَذ َذل‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َّك ِذ َذ َذْك َذْك َذ َذ نَّك ِذا ِذَّك َذ َذ ٌح ِذ ْك‬،ً‫ قَذ ْك َذ َذ َذه ُرهنَذ َذ اٌح َذ َّك‬:‫ول‬ ‫ي نَّك َذ ِذ اَذيَذ ُرق ُر‬ ‫ِذ‬
‫َذ َّك ِذ َّك َذ ْك َذ ْكل َذ ُره ْك َذيَذ ُرمُّب ِذ َذذ َذ‬
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ َذه ُرَذ ِذا ْكَذه ْكا ْكَذر ِذ‬: ‫قَذ ِذلُر ُر ْك‬
‫ اَذَذ ْك ُر‬،‫ " ُرَّك َذ ُر ُّب َذ َذ ُر ُره ْك َذ ْك َذَذ ُر ُرَّك َذ ْك وَذ َذ َّكس َذم ا‬:‫ قَذ َذل‬،" ‫ َذق َذ ْكَذه ُر َّكس َذم ا‬، ‫ قَذ ْك اَذ َذ ْك نَذ ْكن ُر ْك‬،‫ض‬ ‫ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َّك‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
، ‫ َذ نَذ غَذ ْكاَذَذ ذ َذْكُر ُر َذ ْك نَذ ق ْك‬، ‫ َذ َذل َذ اُر ُر ً َذ ْك نَذ ق ْك‬،‫ي‬ ‫ِذ‬ ‫ اَذَذ ْكي نَذ ُره ْك َذلَذى َذ َذ‬، ‫ ْكلَذ َذ ا َذ ْك ْك نَذ‬، ً ‫ِذَذْكي ِذ ُرْكَذ ِذ َذ ً َذ‬
‫ِذ‬
‫ِذ‬ ‫ اَذيَذ ُرق ُر‬، ‫صِذ ُر و َذ َذ ْكوتَذى َذ ُر ْكس َذم ُر َذْلُر ْك ِذ ًّس‬
‫ " اَذيَذَذ َذجَّك ُر‬:‫ قَذ َذل‬." ‫ َذَذ َذر ُر ٌح َذ ْك ِذ َذنَذ َذ ْك َذس ُر اَذيَذ ْكنظُرَذ َذ اَذ َذل َذ َذه َذذ ْك َذل ُر ُّب‬: ‫ول ْك ُرم ْكسل ُرمو َذ‬ ‫اَذيُر ْك‬
‫ِذ‬
‫ َذ َذ ْكل َذ َذ‬: ‫ اَذيُر نَذ‬،‫ض‬ ‫ اَذيَذ ِذج ُر ُره ْك َذ ْكوتَذى َذ ْكل ُر ُر ْك َذلَذى َذ ْكل ٍة‬،‫ اَذيَذ ْكن ِذُرل‬،‫ول‬ ‫ي ُرْكُمَذ ِذسً ِذنَذ ْك ِذس ِذ قَذ ْك َذظَذنَّك َذ َذلَذى َذَّك ُر َذ ْكقُر ٌح‬ ‫ِذ ِذ‬
‫َذر ُر ٌح ِذ ْكن ُر ْك َذذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذِذ‬ ‫ِذِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ َذ ُر َذسٍّ ُر و َذ َذ َذو يَذ ُر ْك اَذ َذم َذ ُركو ُر َذْلَذ َذر ْك ٌح‬، ‫صوِن ْك‬ ‫ َذ ُر ُر‬، ‫ اَذيَذ ْكخُر ُر و َذ ْك َذ َذ ن ِذ ْك‬. ‫ اَذِذإ َّك اَذ قَذ ْك َذ َذ ُر ْك َذ ُر َّك ُر ْك‬، ‫ َذَذ َذْك ُر‬، ‫ْك ُرم ْكسلم َذ‬
" ‫ اَذَذ ْك َذكُر َذْكن ُر َذ َذ ْك َذس ِذ َذ تَذ ْك َذكُر َذ ْك َذ ْك ٍةا ِذ َذ نَّكَذ ِذ َذ َذ َذْك ُر قَذ ّط‬، ‫ِذَّك ُراُروُر ُر ْك‬
Dari Abu Sa'id ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Akan
dibukakan (dinding) Ya'juj dan Ma'juj, lalu mereka keluar kepada manusia sebagaimana yang difirmankan
Allah Azza wa Jalla, "Dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi ," (Terj. QS. Al
Anbiyaa': 96), kemudian mereka memenuhi bumi, dan kaum muslim berlari meninggalkan mereka ke kota-
kota dan benteng-benteng mereka, mereka juga mengumpulkan hewan ternak mereka. Ya'juj dan Ma'juj
meminum air-air yang ada di bumi; sebagian mereka melewati sebuah sungai dan meminum airnya sampai
kering, kemudian sebagian melewati sungai itu dan berkata, "Dahulu di sini ada air." Sehingga ketika tidak
ada lagi manusia yang tinggal kecuali seseorang yang berada dalam benteng atau kota, maka di antara Ya'juj
dan Ma'juj ada yang berkata, "Mereka itu para penduduk bumi. Kita sudah menghabisi mereka dan
tinggallah penduduk langit." Lalu salah seorang di antara mereka menggerakkan tombaknya dan
melemparnya ke langit, kemudian tombak itu kembali kepadanya dalam keadaan berlumuran darah sebagai

108 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


‫‪cobaan dan ujian. Ketika mereka dalam keadaan seperti itu, maka Allah mengirimkan kepada mereka ulat‬‬
‫‪yang berada di leher mereka seperti ulat pada belalang, dimana ulat itu keluar di leher mereka, sehingga‬‬
‫‪mereka semua mati dan tidak tidak ada seorang pun yang mendengar kematiannya, kemudian kaum muslim‬‬
‫‪berkata, "Tidak adakah seseorang yang mau menjual dirinya, lalu ia melihat apa yang sedang dilakukan‬‬
‫‪musuh?" Maka ada seorang di antara mereka yang siap untuk itu sambil mengharap pahala bagi dirinya. Ia‬‬
‫‪mengira bahwa dirinya akan mati terbunuh, maka ia pun turun, lalu ia mendapati mereka dalam keadaan‬‬
‫‪telah mati, kemudian ia menyeru, "Wahai kaum muslim! Bergembiralah. Sesungguhnya Allah telah menjaga‬‬
‫‪kalian dari musuh kalian." Maka mereka keluar dari kota dan benteng mereka serta melepaskan hewan‬‬
‫‪ternak mereka. Dan hewan-hewan itu tidak mempunyai makanannya selain daging-daging mereka (Ya'juj-‬‬
‫"‪Ma'juj), sehingga ia bersyukur karenanya sebagaimana bersyukur karena tumbuhan yang diperolehnya.‬‬
‫‪(Menurut Pentahqiq Musnad Ahmad, isnad hadits ini hasan karena ada Muhammad bin Ishaq, namun di sini‬‬
‫‪ia menyebutkan secara tegas periwayatannya dengan mengatakan "haddatsanaa" sehingga hilang syubhat‬‬
‫‪tadlisnya. Adapun para perawi yang lain adalah para perawi yang tsiqah; para perawi kitab shahih).‬‬
‫ول اِذ لَّكى ا لَذي ِذ سلَّك َّك َّك َذل َذ َذ َذ ٍة‪ ،‬اَذخ َّكض اِذي ِذ راَّك ‪َّ ،‬ك ظَذنَذ نَّك ِذ طَذ ِذَذ ِذ‬ ‫َّكو ِذا ْك ِذ َذْك َذل َذ ‪ ،‬قَذ َذل‪َ :‬ذ َذ َذ َذر ُرس ُر‬ ‫َذ ِذ ن َّك‬
‫ُر‬ ‫َذ َذ َذ َذ َذ َذ‬ ‫َذ‬ ‫ُر َذ ْك َذ َذ َذ‬ ‫َذ‬
‫ول اِذ َذ َذ ْك َذ َّك َّك َذل َذ َذ ً‪ ،‬اَذ َذخ َّك ْك َذ اِذي ِذ َذ َذراَّك ْكل َذ ‪،‬‬ ‫ي اِذينَذ ‪ ،‬اَذ َذق َذل‪َ « :‬ذ َذ ْك ُر ُرك ْك ؟» قُر ْكلنَذ ‪َ :‬ذ َذر ُرس َذ‬ ‫ِذ‬
‫نَّكخ ِذ ‪ ،‬اَذلَذ َّكم ُرر ْك نَذ ِذَذْكي ِذ َذَذ َذ َذ َذ‬ ‫ْك‬
‫ِذ‬ ‫نَّكخ ِذ ‪ ،‬اَذ َذق َذل‪َ « :‬ذْكي ُر َّك َّك ِذل َذ ْك َذواُرِذِن َذلَذْكي ُرك ْك ‪ِ ،‬ذ ْك َذْكُر ْك َذ َذَذ اِذ ُر‬ ‫ِذ ِذ‬
‫يج ُر ُر َذ ُرك ْك ‪َ ،‬ذ ِذ ْك َذْكُر ْك َذ َذ ْكس ُر‬ ‫يك ْك ‪ ،‬اَذَذَذ َذ ج ُر‬ ‫َذ َّك ظَذنَذ نَّك ُر ِذ طَذ َذ ْك‬
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫اِذ ُر‬
‫يك ْك ‪ ،‬اَذ ْك ُرٌحا َذ جي ُر َذ ْك س َذ اُر َذ لي َذ ِذِت َذلَذى ُر ٍّ ُر ْكسل ٍة ‪َّ ،‬ك ُر َذ ٌّ قَذ َذ ٌح ‪َ ،‬ذْكي نُر ُر طَذ اَذ ٌح‪َ ،‬ذ َذ ٍّ ُر َذ ٍّ ُر ُر َذلْك ْك ُرلَّكى ْك ِذ قَذ َذ ٍة ‪ ،‬اَذ َذم ْك‬
‫ورِذ ْك َذك ْك ِذ ‪ِ ،‬ذَّك ُر َذ ِذر ٌح َذ لَّك ً َذ ْك َذ َّك ْكِذ َذ ْكلِذَذ ِذا‪ ،‬اَذ َذل َذ َذَيِذينً َذ َذ َذ ِذِشَذ ً ‪َ ،‬ذ ِذَذ َذ اِذ اَذ ْك ُرُرو »‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ ْك َذرَذ ُر ْكن ُرك ْك ‪ ،‬اَذ ْكليَذ ْكقَذْك َذلَذْكي اَذ َذو ت َذح ُرس َذ‬
‫ض؟ قَذ َذل‪ْ « :‬كَذرَذ ُرلو َذ َذ ْكوً ‪َ ،‬ذ ْكوٌح َذ َذسنَذ ٍة‪َ ،‬ذ َذ ْكوٌح َذ َذ ْك ٍة ‪َ ،‬ذ َذ ْكوٌح َذ ُرج ُرم َذل ٍة‪َ ،‬ذ َذس ِذُر َذَّك ِذ ِذ َذ َذَّك ِذ ُرك ْك »‬ ‫ول اِذ َذ َذ َذْكثُر ُر ِذ ْكا ْكَذر ِذ‬ ‫قُر ْكلنَذ ‪َ :‬ذ َذر ُرس َذ‬
‫ول اِذ َذ ِذ ْكس ُر ُر ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ٍة ِذ ِذ ِذ‬ ‫َّك ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ي ْكيَذ ْكوُر ذ َذ َذسنَذ ‪َ ،‬ذتَذ ْكك ينَذ اي َذ َذ ُر َذ ْكو ؟ قَذ َذل‪َ« :‬ذ ‪ ،‬قْك ُر ُرر َذ ُر قَذ ْك َذرُر» قُر ْكلنَذ ‪َ :‬ذ َذر ُرس َذ َذ َذ‬ ‫ول اِذ اَذ َذذ َذ‬ ‫قُر ْكلنَذ ‪َ :‬ذ َذر ُرس َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ض‬ ‫وه ْك ‪ ،‬اَذيُر ْك نُرو َذ ِذ َذ َذ ْكسَذجيُرو َذ َذ ُر‪ ،‬اَذيَذ ْك ُر ُر َّكس َذم اَذ اَذُر ْكم ُر ‪َ ،‬ذ ْكا ْكَذر َذ‬ ‫ض؟ قَذ َذل‪َ " :‬ذ ْكغَذْكي ْكسَذ ْك َذَذتْك ُر ٍّ ُرح‪ ،‬اَذيَذ ْكِذ َذلَذى ْك َذق ْكو اَذيَذ ْك ُر ُر‬ ‫ْكا ْكَذر ِذ‬
‫اَذُر ْكنِذ ‪ ،‬اَذَذ و لَذي ِذ س ِذر ُر ‪َ ،‬ذطْكوَذل َذ َذ ُرر‪َ ،‬ذس غَذ ض ‪َ ،‬ذ َّك و ِذ ‪ُ ،‬رَّك ْكِذ ْك َذقو ‪ ،‬اَذي ْك وه اَذي ُّب َذ لَذي ِذ‬
‫ْك َذ َذ ُر ُر ْك َذ ُر َذ ْك‬ ‫ْك ً َذ ْك َذ ُر ُر ُر ً َذ َذ ُر َذ َذ َذ َذ‬ ‫ُر ُر ُر َذ ْك ْك َذ َذ ُر ْك َذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ول َذْلَذ ‪َ :‬ذ ْك ِذ ُر نُروَذ ‪ ،‬اَذَذْكَذ ُرل ُر‬ ‫صِذ ُر و َذ ُرِمْك ِذ لِذ َذ َذْكي َذ ِذَذْك ِذ ِذ ْك َذ ْك اٌح ِذ ْك َذْك َذو ِذْلِذ ْك ‪َ ،‬ذ َذَيُرُّب ِذ ْكاَذِذَذِذ‪ ،‬اَذيَذ ُرق ُر‬ ‫ص ِذ ُر َذْكن ُر ْك ‪ ،‬اَذيُر ْك‬ ‫قَذ ْكوَذ ُر‪ ،‬اَذيَذ ْكن َذ‬
‫َّك‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ُر نُروُر َذه َذ يَذ َذل سي نَّك ْك ِذ ‪ُ ،‬رَّك َذ ْك ُرو َذر ُر ً ُرِمْكَذلً َذ َذ ً ‪ ،‬اَذيَذ ْك ُر ُر َّكسْكي اَذيَذ ْكق َذ ُرل ُر َذ ْكَذَذ ْك َذرْك يَذ َذ ْكغَذَذض‪ُ ،‬رَّك َذ ْك ُروُر اَذيُر ْكق ُر َذ َذَذ َذ ل ُر‬
‫يح ْك َذ َذ ْك َذَذ‪ ،‬اَذيَذ ْكن ِذُرل ِذْكن َذ ْك َذمنَذ َذرِذ ْكَذ ْكي َذ ِذا َذ ْكقِذ َّك ِذ َذ ْك َذ ‪َ ،‬ذ ْك َذ َذ ْك ُر َذتَذ ْك ِذ ‪،‬‬ ‫ِذ‬
‫ي ْك َذ َذل َذ اُر ْك َذمس َذ‬
‫ي‪ ،‬اَذ ْكي نَذم ُرهو َذ َذذِذ َذ ِذ‬
‫َذ ْك ُر ُر‪َ ،‬ذ ْك َذ ُر َذ َذ َذ‬
‫َّكر ِذ ْكن ُر ُرَذ ٌح َذ لُّب ْك ُر ِذ ‪ ،‬اَذ َذ َذِذ ُّب ِذ َذك اِذ ٍة َذِذ ُر ِذر َذح َذ َذ ِذس ِذ ِذَّك‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫َذ ض ًل َذ ْكَّكي َذلَذى َذ ْك ن َذ َذ لَذ َذك ْك ‪َ ،‬ذ طَذ ْكطَذَذ َذرْك َذس ُر قَذ َذَذ ‪َ ،‬ذ َذ َذراَذ َذل ُر َذَذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ص َذم ُر ُر اُر ِذ ْكن ُر‪،‬‬ ‫يسى ْك َذ َذ ْك َذَذ قَذ ْكوٌح قَذ ْك َذ َذ‬ ‫َذ‬
‫‪َ ،‬ذ َذ س ْكنَذ ِذ ي ُر ْكنَذ ِذ طَذ اُر ‪ ،‬اَذي ْكلُر َّك ْك ِذرَذ ِذ ِذ ُر ٍّك‪ ،‬اَذي ْكقُرلُر ‪ُ ،‬رَّك ْكِذ ِذ‬
‫َذ ُر َذ‬ ‫ْك ُر َذ ُر ُر َذ ُر ُر َذ‬ ‫َذ ْك َذ‬ ‫َذ َذ َذ ُر ُر َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫يسى‪ ٍّ :‬قَذ ْك َذ ْك َذ ْك ُر َذ ً ِذ ‪َ ،‬ذ‬ ‫ي ْك َذْك َذ ى اُر َذ َذ‬ ‫اَذيَذ ْكم َذس ُرح َذ ْك ُر ُر وه ِذ ْك َذ ُرَذ ٍّ ُر ُر ْك َذ َذر َذ ا ْك ِذ ْكاَذنَّك ‪ ،‬اَذَذ ْكي نَذ َذم ُره َذو َذ َذذ َذ‬
‫ور [ ا‪َ ]2254:‬ذ َذْك َذل ُر اُر َذْك ُر و َذ َذ َذ ْك ُر و َذ ‪َ ،‬ذ ُره ْك ِذ ْك ُر ٍّ َذ َذ ٍة َذْكن ِذسلُرو َذ ‪ ،‬اَذيَذ ُرمُّب‬ ‫َذ َذ ِذ ِذاَذ َذ ٍة ِذِذقَذ ِذْلِذ ْك ‪ ،‬اَذ َذ ٍّ ْك ِذَذ ِذ ِذ َذ ُّب ِذ‬
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫يسى َذ َذ ْك َذ ُر ُر‪َ ،‬ذ َّك‬ ‫صُر َذِذ ُّب ا َذ‬ ‫َذَذ لُر ُر ْك َذلَذى ُرَذْكي َذِذ طَذَذِذْبَّكَذ اَذيَذ ْك َذُرو َذ َذ اي َذ ‪َ ،‬ذ َذَيُرُّب ُر ُره ْك اَذيَذ ُرقوُرو َذ ‪َ :‬ذَذق ْك َذ َذ وَذذ َذ َّكً َذ اٌح‪َ ،‬ذ ُرْك َذ‬
‫َذ ُركو َذ َذرْكا ث ْكَّكوِذر ِذاَذ َذ ِذ ِذه ْك َذ ْكي ِذ ْك ِذ َذِذ ِذ نَذ ٍةر ِذاَذ َذ ِذ ُر ْكيَذ ْكوَذ‪ ،‬اَذيَذ ْك َذ َذِذ ُّب اِذ ِذيسى َذ ْك َذ ُر ُر‪ ،‬اَذيُر ْك ِذس اُر َذلَذْكي ِذ نَّكغَذ َذ ِذ‬
‫ُر‬ ‫ُر‬ ‫َذ َذ‬ ‫ُر‬ ‫ُر‬ ‫ً‬ ‫ُر‬
‫ض َذ ْكو ِذض َذ ِذ ْكٍةْب‬ ‫ض‪ ،‬اَذ َذ َذِذ ُر َذ ِذ ْكا ْكَذر ِذ‬ ‫يسى َذ َذ ْك َذ ُر ُر ِذ َذ ْكا ْكَذر ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذرقَذ ِذوِذ ‪ ،‬اَذيُر ْك ِذ‬
‫ص ُر و َذ اَذ ْك َذسى َذ َذم ْكو َذ ْك ٍة َذ َذ ‪ُ ،‬رَّك َذ ْك ُر َذِذ ُّب ا َذ‬ ‫ْك‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫يسى َذ َذ ْك َذ ُر ُر ِذ َذ ا‪ ،‬اَذيُر ْكس ُر اُر طَذْكي ً َذ َذ ْك نَذ ا ْكُر ْكخ اَذَذ ْك ملُر ُر ْك اَذَذ ْكَذ ُر ُر ْك َذ ْكي ُر‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذَّك‬
‫َذ َذ َذُر َذ َذَهُر ُر ْك َذ َذْك نُر ُر ْك ‪ ،‬اَذيَذ ْك َذ ُر َذِذ ُّب ا َذ‬
‫ي‪،‬‬ ‫ض‪َ :‬ذْكِذِذِت َذَذ تَذ ِذ‬
‫َذ‬ ‫ض َذ َّك َذْك َذ َذ َذ َّكَذَذ ِذ‪ُ ،‬رَّك ُر َذق ُرل ِذ ْك ْكَذر ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ اَذ اُر‪ُ ،‬رَّك ُرْكس ُر اُر َذ َذً َذ َذ ُرك ُّب ْكن ُر َذْكي ُر َذ َذ ٍةر َذَذ َذ َذٍة ‪ ،‬اَذيَذ ْكغس ُر ْكا ْكَذر َذ‬
‫ِذ‬
‫ُر‬
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ٍة‬ ‫ِذ‬
‫ص َذ ُر َذ ُّبَّك َذ ‪َ ،‬ذ َذ ْكسَذظلُّبو َذ ق ْك َذ ‪َ ،‬ذ ُرَذ َذرُر ِذ ٍّ ْكس ِذ ‪َ ،‬ذ َّك َذ َّك لٍّ ْكق َذ َذ َذ ْكِذْل ِذ َذَذ ْكك ْك َذ َذ‬ ‫َذ ُررٍّ َذَذَذ َذي‪ ،‬اَذيَذ ْكوَذ ذ تَذ ْك ُر ُر ْكل َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ي ِذ ْك َذ َذل َذ‬ ‫ِذ َذ نَّك ِذا‪َ ،‬ذ لٍّ ْكق َذ َذ ِذ َذ ْكَذ َذق ِذ َذَذ ْكك ْك َذقِذيلَذ َذ ِذ َذ نَّك ِذا َذ لٍّ ْكق َذ َذ ِذ َذ ْكغَذنَذ ِذ َذَذ ْكك ْك َذ ِذخ َذذ ِذ َذ نَّك ِذا‪ ،‬اَذَذ ْكي نَذ َذم ُره ْك َذ َذذ َذ‬
‫‪109‬‬ ‫‪Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an‬‬
، ‫ َذَذ َذ َذر ُر و َذ اِذي َذ تَذ َذ ُرر َذ ْكاُر ُرم ِذ‬،‫ َذ َذْك َذقى ِذ َذ ُرر نَّك ِذا‬، ‫ض ُرر َذو ُر ٍّ ُر ْك ِذ ٍة َذ ُر ٍّ ُر ْكسلِذ ٍة‬ ‫ِذ‬
‫ اَذَذ ْكقِذ ُر‬، ‫ اَذَذ ْك ُر ُرذ ُره ْك َذْك َذ َذ ط ِذ ْك‬،ً ‫اُر ِذر ً طَذيٍَّذ‬
" ‫اَذ َذللَذْكي ِذ ْك تَذ ُرقوُر َّكس َذ ُر‬
Dari Nawwas bin Sam'an ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada pagi hari pernah
menyebutkan tentang Dajjal. Beliau merendahkan suaranya dan meninggikannya, sehingga kami mengira
bahwa ia (Dajjal) berada di sekumpulan pohon kurma. Ketika kami mendatanginya, maka Beliau
mengetahui keadaan kami, lalu Beliau bersabda, "Ada apa dengan kalian?" Kami menjawab, "Wahai
Rasulullah, tadi pagi engkau sebutkan tentang Dajjal, dimana engkau merendahkan suara dan menaikkannya
sehingga kami mengira bahwa Dajjal berada di pepohonan kurma." Beliau bersabda, "Bukan Dajjal yang
aku khawatirkan bagi kalian. Jika ia keluar sedangkan aku berada di tengah-tengan kalian, maka aku yang
akan mengalahkan hujjahnya. Tetapi jika ia keluar, sedangkan aku tidak berada di tengah-tengah kalian,
maka masing-masing membela dirinya, dan Allah menjadi penggantiku bagi setiap muslim. Sesungguhnya
Dajjal adalah pemuda yang berambut keriting dan matanya mengapung, sepertinya ia adalah Abdul 'Uzza
bin Qathan. Barang siapa di antara kalian yang menemuinya, maka bacakanlah kepadanya awal-awal surah
Al Kahf. Sesungguhnya dia akan keluar di perbatasan antara Syam dan Irak, lalu ia mengadakan kerusakan
di kanan dan kirinya. Wahai hamba-hamba Allah! Teguhkanlah pendirian kalian." Kami bertanya, "Wahai
Rasulullah, berapa lama dia tinggal di bumi?" Beliau menjawab, ""Empat puluh hari. Hari (pertama) seperti
setahun, hari setelahnya seperti sebulan, hari berikutnya seperti sepekan, dan hari-hari setelahnya lagi seperti
hari-harimu (ini)." Kami pun bertanya, "Wahai Rasulullah, hari yang seperti setahun itu apakah cukup bagi
kami melakukan shalat hanya sehari saja?" Beliau menjawab, "Tidak. Perkirakanlah waktunya oleh kalian."
Kami bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah kecepatannya di bumi?" Beliau menjawab, "Seperti
hujan yang didorong oleh angin. Ia akan datang ke sebuah kaum lalu mengajak mereka. Kemudian mereka
beriman kepadanya dan memenuhi seruannya. Selanjutnya Dajjal menyuruh langit agar menurunkan hujan
dan menyuruh buni agar menumbuhkan tanaman, sehingga hewan ternak mereka kembali di sore hari dalam
keadaan lebih tinggi punuknya, lebih banyak susunya, dan lebih besar pinggangnya. Kemudian Dajjal
mendatangi sebuah kaum dan mengajak mereka. Tetapi kaum itu menolak kata-katanya, lalu Dajjal
meninggalkan mereka, kemudian mereka ditimpa kekeringan sehingga tidak ada harta sedikit pun di tangan
mereka. Selanjutnya Dajjal melewati negeri yang telah roboh, kemudian Dajjal berkata, "Keluarkanlah
perbendaharaanmu," maka perbendaraannya keluar mengikutinya seperti ratu-ratu lebah. Kemudian Dajjal
memanggil seorang pemuda yang kekar, lalu ia memotongnya dengan pedang menjadi dua bagian, dimana
masing-masing bagian badannya terhempas sejauh lemparan panah. Setelah itu, Dajjal memanggilnya lagi,
lalu pemuda itu datang dalam keadaan mukanya berseri-seri sambil tertawa. Ketika Dajjal dalam keadaan
seperti itu, maka Allah mengirimkan Al Masih putera Maryam, lalu ia turun di menara putih bagian timur
Damaskus memakai dua pakaian (yang dicelup waras dan za'faran) sambil meletakkan kedua telapak
tangannya pada sayap-sayap dua malaikat. Ketika ia menundukkan kepalanya, maka meneteslah air dan
apabila ia mengangkat kepalanya, maka turunlah butiran-butiran air seperti mutiara. Maka tidak mungkin
bagi orang kafir untuk mencium wangi dirinya melainkan ia akan mati, dan nafasnya sejauh pandangan
matanya. Lalu ia mencari Dajjal sehingga berhasil menemuinya di pintu Lud (kota yang dekat dengan
Baitulmaqdis), lalu ia membunuhnya. Kemudian sekelompok kaum yang diaga Allah dari Dajjal mendatangi
Isa putera Maryam, lalu Beliau mengusap wajah mereka dan memberitahukan derajat mereka di surga.
Ketika keadaan seperti itu, Allah mewahyukan kepada Nabi Isa 'alaihis salam (yang isinya), "Sesungguhnya
Aku akan mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada kemampuan bagi seorang pun untuk memerangi
mereka, maka bawalah hamba-hamba-Ku (yang mukmin) ke bukit." Lalu Allah mengeluarkan Ya'juj dan
Ma'juj, sedang mereka turun dengan bersegera dari tempat-tempat yang tinggi. Kemudian kelompok
terdepan mereka melewati danau Thiber dan meminum air yang ada di dalamnya, kemudian kelompok yang
terakhir lewat dan berkata, "Sungguh, di sini dahulu ada air." Saat itu, Nabi Allah Isa dan kawan-kawannya
terkepung, sehingga kepala lembu milik salah seorang di antara mereka lebih baik daripada seratus dinar
milik salah seorang di antara kamu pada hari ini." Lalu Nabi Allah Isa dan kawan-kawannya berdoa kepada
Allah, kemudian Allah mengirimkan ulat ke leher-leher mereka, maka mereka pun mati sebagaimana
matinya seseorang. Kemudian Nabi Allah Isa dan kawan-kawannya turun ke dataran, maka tidaklah mereka
mendapatkan sejengkal tanah melainkan telah dipenuhi oleh bau busuk mereka, kemudian Nabi Allah Isa
dan kawan-kawannya berdoa kepada Allah, lalu Allah mengirimkan burung seperti leher unta Khurasan,
kemudian membawa mayat-mayat itu dan membuangnya ke tempat yang dikehendaki Allah. Selanjutnya,
Allah mengirimkan hujan yang mengena kepada rumah yang terbuat dari tanah liat maupun dari bulu, hujan
itu membersihkan bumi dan menjadikannya dalam keadaan bersih, lalu dikatakan kepada bumi,

110 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

   


97. Dan (apabila) janji yang benar telah dekat788, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir
terbelalak789. (Mereka berkata), "Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang
ini790, bahkan kami benar-benar orang yang zalim791.”

           
98. 792Sungguh, kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah793, adalah bahan bakar
Jahannam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya.

"Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan kembalikanlah keberkahanmu!" Maka pada hari itu, sekumpulan orang
dapat memakan satu buah delima dan berteduh dengan kulitnya, demikian pula susu diberikan keberkahan,
sehingga (susu) unta yang bunting cukup untuk beberapa kelompok, (susu) sapi yang bunting cukup untuk
sebuah kabilah, dan (susu) kambing yang bunting juga cukup untuk sebuah marga. Ketika mereka dalam
keadaan demikian, maka Allah mengirimkan angin yang lembut lalu mengenai mereka dari bawah ketiak
dan mencabut ruh setiap mukmin dan setiap muslim, dan tinggallah orang-orang yang jahat; dimana laki-laki
dan perempuan bersetubuh secara terang-terangan seperti halnya keledai, maka ketika itulah tiba hari
Kiamat." (HR. Muslim)
788
Yaitu hari kiamat.
789
Karena dahsyat dan mengerikannya peristiwa yang mereka saksikan.
790
Yakni tentang hari kiamat sehingga mereka tidak beramal saleh dan malah mengisi hidup mereka dengan
bersenang-senang.
791
Karena mendustakan para rasul. Ketika hari kiamat itulah, mereka dan apa yang mereka sembah selain
Allah dihadapkan ke neraka dan siap menjadi bahan bakarnya, nas‟alullahas salaamah wal „aafiyah.
792
Dalam ayat di atas, Allah Ta'ala berfirman kepada kaum musyrik Quraisy dan para penyembah berhala
lainnya.
Imam Thahawi meriwayatkan dalam Musykilul Atsar dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abbas
radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, “Ada ayat dalam kitabullah yang tidak ditanyakan kepadaku oleh orang-
orang dan aku tidak mengetahui, apakah mereka sudah mengetahui maksudnya sehingga tidak bertanya.”
Lalu dikatakan, “Ayat apa itu?” Ia menjawab, “Yaitu ketika turun ayat, “Sungguh, kamu (orang kafir) dan
apa yang kamu sembah selain Allah, adalah bahan bakar Jahannam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya.”
Ayat ini terasa berat bagi penduduk Mekah. Mereka berkata, “Muhammad telah mencaci-maki tuhan-tuhan
kita.” Lalu Ibnuz Zab‟ariy bangkit dan berkata, “Ada apa dengan kamu?” Mereka menjawab, “Muhammad
telah mencaci-maki tuhan-tuhan kita.” Ibnuz Zab‟ariy berkata, “Apa yang ia ucapkan.” Mereka menjawab,
“Dia (Muhammad) berkata, ““Sungguh, kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah,
adalah bahan bakar Jahannam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya.” Ia (Ibnuz Zab‟ariy) berkata, “Panggillah
dia kepadaku.” Maka dipanggilah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Ibnuz Zab‟ariy
berkata, “Wahai Muhammad, apakah (ayat) ini ditujukan kepada tuhan-tuhan kami saja atau untuk semua
yang disembah selain Allah?” Beliau menjawab, “Bahkan untuk semua yang disembah selain Allah „Azza
wa Jalla.” Ibnuz Zab‟ariy berkata, “Kami akan pertentangkan hal itu, demi Tuhan pemilik bangunan ini.
Wahai Muhammad, bukankah engkau mengatakan bahwa Isa adalah hamba yang saleh dan „Uzair adalah
hamba yang salih, demikian pula para malaikat adalah hamba yang saleh?”Beliau menjawab, “Ya.” Ibnuz
Zab‟ariy berkata, “(Bukankah) Orang-orang Nasrani menyembah Isa, orang-orang Yahudi menyembah
„Uzair, dan Bani Mulaih ini menyembah malaikat?” Penduduk Mekah pun bersorak karenanya, maka
turunlah ayat, “Sungguh, sejak dahulu bagi orang-orang yang telah ada (ketetapan) yang baik dari Kami,
mereka itu akan dijauhkan (dari neraka).” (Terj. Al Anbiyaa‟: 101) Demikian pula turun ayat, “Dan ketika
putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya.” (Terj. Az
Zukhruf: 57). Hadits ini menurut Syaikh Muqbil adalah shahih lighairih.

111 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


          
99. Seandainya (berhala-berhala) itu tuhan794, tentu mereka tidak akan memasukinya (neraka)795.
Tetapi semuanya akan kekal di dalamnya796.

       


100. Mereka merintih dan menjerit di dalamnya (neraka)797 dan mereka di dalamnya tidak dapat
mendengar798.

Ayat 101-103: Selamatnya kaum mukmin dari neraka dan keamanan mereka pada hari yang
sangat dahsyat, yaitu hari Kiamat.

         
101. 799Sungguh, sejak dahulu bagi orang-orang yang telah ada (ketetapan) yang baik dari Kami800,
mereka itu akan dijauhkan (dari neraka).

          


102. Mereka tidak mendengar bunyi desis (api neraka)801, dan mereka kekal dalam menikmati
semua yang mereka inginkan802.

793
Sesembahan orang musyrik yang masuk ke dalam neraka adalah patung, berhala dan orang yang
disembah sedang dirinya ridha. Adapun Nabi Isa „alaihis salam yang disembah orang-orang Nasrani, „Uzair
yang disembah orang-orang Yahudi dan para malaikat yang disembah oleh sebagian musyrikin, maka
mereka tidak masuk neraka, karena mereka tidak ridha disembah dan mereka tergolong ke dalam ayat 101 di
surah ini.
794
Sebagaimana yang kamu sangka.
795
Inilah hikmah mengapa sesembahan mereka dimasukkan pula ke dalam neraka, agar jelas bagi mereka
bahwa semua itu tidak pantas disembah.
796
Yakni baik penyembahnya maupun yang disembahnya.
797
Karena dahsyatnya azab. Kata zafiir artinya mengeluarkan nafas, sedangkan syahiiq artinya memasukkan
nafas.
Ibnu Abi Hatim menyebutkan, bahwa Ibnu Mas‟ud berkata, “Apabila sudah tinggal orang-orang yang kekal
di neraka, maka mereka ditaruh ke dalam peti-peti dari api, di dalamnya ada paku-paku dari api, sehingga
salah seorang di antara mereka tidak melihat ada orang selainnya yang diazab di neraka,” kemudian Ibnu
Mas‟ud membacakan ayat, “Mereka merintih dan menjerit di dalamnya (neraka) dan mereka di dalamnya
tidak dapat mendengar.”
798
Mereka tuli, bisu dan buta atau maksudnya mereka tidak mendengar selain suara neraka karena besarnya
suara gejolaknya dan marahnya.
799
Setelah Allah Ta'ala menyebutkan tentang penghuni neraka dan azab yang mereka rasakan karena syirk
yang mereka lakukan, maka Allah menyebutkan tentang penghuni surge dan kenikmatan yang mereka
peroleh.
800
Yakni orang-orang yang telah dicatat tergolong orang-orang bahagia dalam ilmu Allah, dalam Al Lauhul
Mahfuzh, sehingga dimudahkan-Nya mereka di dunia mengerjakan amal saleh.
801
Karena jauhnya mereka dari neraka.
802
Berupa makanan, minuman, perkawinan dan pemandangan, di mana mereka mendapatkan kenikmatan
yang belum pernah mereka lihat, belum pernah mereka dengar dan belum pernah terlintas di hati mereka.

112 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
103. Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih803, dan para malaikat akan
menyambut mereka804 (dengan ucapan), "Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu805.”

Ayat 104-106: Di antara bukti kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan karunia-Nya
kepada hamba-hamba-Nya yang saleh.

                 

 
104. 806(Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas.
Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama807, begitulah Kami akan mengulanginya
lagi808. Suatu janji yang pasti Kami tepati; Sungguh, kami akan melaksanakannya809.

803
Maksudnya, kejutan pada hari kiamat tidaklah membuat mereka sedih dan gelisah. Yang demikian adalah
ketika neraka didekatkan kepada manusia, maka ia menampakkan kemarahannya kepada orang-orang kafir
dan pelaku maksiat. Ketika itu, manusia terkejut, sedangkan orang-orang mukmin tidak sedih dan gelisah
karena mereka mengetahui apa yang akan mereka hadapi dan bahwa Allah akan mengamankan mereka dari
kekhawatiran. Ada yang mengatakan, bahwa kejutan itu maksudnya kematian. Ada pula yang mengatakan,
bahwa maksudnya tiupan sangkakala.
804
Ketika mereka bangkit dari kubur.
805
Oleh karena itu, bergembiralah dengan karamah (kemuliaan) yang akan diberikan kepadamu dan
bersenanglah karena Allah mengamankan kamu dari hal yang dikhawatirkan dan hal yang tidak diinginkan.
806
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa pada hari kiamat Dia melipat langit yang luas dan
besar ini seperti melipat atau menggulung lembaran kertas, lalu bintang-bintangnya berserakan, matahari dan
bulan dilipat dan menyingkir dari tempatnya. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Az Zumar: 67.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
‫ِذ‬ ‫ ُرَّك َذ ُرق ُر‬،‫ َذ تَذ ُركو ُر َّكس َذم َذو ُر ِذيَذ ِذمينِذ ِذ‬،‫ض‬ ‫ض َذ ْكوَذ ِذقيَذ َذ ِذ ا ْكَذر‬
‫ َذَذ ال ُر‬:‫ول‬
‫ي‬
‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫ِذ َّك لَّك َذ َذ ْكقِذ ُر‬
"Sesungguhnya Allah akan menggenggam bumi pada hari Kiamar, dan langit akan berada di Tangan Kanan-
Nya, lalu Dia berfirman, "Akulah Raja."
807
Dari yang sebelumnya tidak ada.
808
Yakni mengulangi kembali penciptaan seperti mengawali penciptaan.
809
Maksudnya, akan melaksanakan janji tersebut karena sempurnanya kekuasaan-Nya.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau
bersabda,
‫ِذِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ُر‬
‫ َذ َذَّك ُرل َذ ْك‬، ]104 :‫ { َذ َذم َذ َذ ْكَذ َذَّك َذل َذ ْكل ٍة ُرلي ُر ُر َذ ْك ً َذلَذْكي نَذ َّك ُر نَّك اَذ ل َذ } [ ا ي ا‬:‫ ُرَّك قَذ َذَذ‬، ً‫ور َذ ُر َذ ً ُرَذ ً ُر ْك‬ ‫َّكك ْك َذْكُم ُر ُر‬
‫ ِذَّك ُر ْك َذْك َذَذ ُرو‬:‫ول‬ ‫ اَذيَذ ُرق ُر‬، ‫ول َذ ْك َذ ِذ َذ ْك َذ ِذ‬‫ اَذَذقُر ُر‬،‫ٍّم ِذل‬ ‫ِذِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ ِذ ِذ‬
‫ َذ َّك ُرَذ ًس ْك َذ ْك َذ ِذ ُر ْك َذ ُرذ و ْك َذ َذ َذ‬،‫ْكسى َذ ْكوَذ قيَذ َذ ْك َذ هي ُر‬ ‫ُرك َذ‬
}‫ { َذ ُر ْكن ُر َذلَذْكي ِذ ْك َذ ِذ ي ً َذ ُر ْك ُر اِذي ِذ ْك اَذلَذ َّكم تَذ َذواَّكْكيَذِذِن‬:" ‫ص ِذ ُرح‬ ‫ اَذَذقُر ُر‬، ‫ُر ْكتَذ ٍّ َذ َذلَذى َذ ْك َذق ِذوِذ ْك ُر ْكن ُرذ اَذ َذرقْك َذ ُر ْك‬
‫ول َذ َذم قَذ َذل َذلْك ُر َّك‬
]118 : [ }‫ { َذل ِذ ُر اَذ ِذكي ُر‬- ‫ ِذ َذ قَذ ْكوِذِذ‬-]117 : ‫[ ا‬
"Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan kepada Allah 'Azza wa Jalla dalam keadaan tidak beralas kaki,
telanjang, dan belum disunat, Kemudian Beliau membaca ayat, "Sebagaimana Kami telah memulai
panciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya." (Terj. Al Anbiyaa': 104), dan sesungguhnya

113 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
105. 810Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur811 setelah (tertulis) di dalam Adz Dzikr
(Lauh Mahfuzh), bahwa bumi ini812 akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh813.

      


106. Sungguh, (apa yang disebutkan) di dalam (Al Qur‟an) ini, benar-benar menjadi petunjuk (yang
lengkap) bagi orang-orang yang menyembah (Allah)814.

Ayat 107-112: Risalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan rahmat
bagi alam semesta, di sana diserukan satu kesatuan yang menyingkirkan berbagai
perbedaan, yaitu risalah tauhid.

     


107. 815Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
seluruh alam.

manusia yang pertama diberikan pakaian pada hari Kiamat adalah Nabi Ibrahim 'alaihis salam, dan
sesungguhnya akan didatangkan beberapa orang dari umatku, lalu mereka dibawa ke sebelah kiri, kemudian
aku berkata, "Para pengikutku." Kemudian dikatakan, "Sesungguhnya mereka sennantiasa berbalik ke
belakang setelah engkau berpisah dengan mereka." Maka aku berkata sebagaimana yang dikatakan hamba
yang saleh, "Dan aku menjadi saksi terhadap (perbuatan) mereka, selama aku berada di tengah-tengah
mereka…dst." (Terj. Al Maa'idah: 117) sampai firman-Nya, "Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Terj. Al
Maa'idah: 118)."
810
Allah Ta'ala berfirman memberitahukan tentang ketetapan-Nya untuk hamba-hamba-Nya yang saleh,
berupa kebahagiaan di dunia dan akhirat serta sebagai para pewaris dunia dan akhirat. Dia juga
memberitahukan, bahwa ketetapan itu tercantum dalam kitab-kitab syar'i-Nya (yang Dia turunkan) dan kitab
qadari-Nya (Lauh Mahfuzh).
811
Yang dimaksud dengan Zabur di sini adalah seluruh kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya.
Menurut Sa'id bin Jubair, bahwa yang dimaksud Zabur adalah kitab Taurat, Injil, dan Al Qur'an. Sebagian
ahli tafsir mengartikan dengan kitab yang diturunkan kepada Nabi Dawud „alaihis salam, sedangkan Adz
Dzikr adalah kitab Taurat, ini adalah pendapat Ibnu Abbas, Asy Sya'biy, Al Hasan, Qatadah, dan lain-lain.
Ada pula yang menafsirkan adz dzikr dengan Lauh Mahfuzh.
812
Ada yang menafsirkan dengan surga, dan ada pula yang menafsirkan dengan bumi yang kita tempati ini,
yakni bahwa orang-orang saleh akan Allah berikan kekuasaan di muka bumi sebagaimana yang disebutkan
dalam surah An Nuur: 55.
813
Yaitu mereka yang mengerjakan perintah dan menjauhi larangan.
814
Dengan petunjuk Al Qur‟an mereka bisa sampai kepada Allah dan sampai ke surga-Nya.
815
Selanjutnya, Allah memuji Rasul-Nya yang datang membawa Al Qur‟an. Diutus-Nya Beliau adalah
rahmat bagi alam semesta. Orang-orang mukmin menerima rahmat itu dan mensyukurinya, oleh karenanya
mereka membenarkan Beliau, sedangkan selain mereka kufur terhadap nikmat itu dan menggantinya dengan
kekafiran serta menolak rahmat tersebut.
Oleh karena diutusnya Beliau sebagai rahmat bagi alam semesta, maka barang siapa yang mengikutinya, ia
akan berbahagia di dunia dan akhirat. Sebaliknya, barang siapa yang menolaknya, maka ia akan rugi dan
sengsara di dunia dan akhirat. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan Allah dalam surat Ibrahim: 28-29.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata:

ً ‫ َذ ِذَّكَّنَذ ُرلِذثْك ُر َذر ْك َذ‬، ً ‫ ِذ ٍّ َذْك ُرْك َذل ْك َذ َّكل‬:‫و َذلَذى ْك ُرم ْك ِذِذ َذ قَذ َذل‬ ‫ رس َذ ِذ‬: ‫قِذي‬
‫ول ا ْك ُر‬ ‫َذ َذ َذ ُر‬
114 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an
            
108. Katakanlah (Muhammad)816, "Sungguh, apa yang diwahyukan kepadaku ialah bahwa
Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka apakah kamu telah berserah diri (kepada-Nya) 817?”

              
109. Jika mereka berpaling818, maka katakanlah (Muhammad), "Aku telah menyampaikan
kepadamu (azab) yang kita ketahui bersama819, dan aku tidak tahu apakah yang diancamkan
kepadamu820 itu sudah dekat atau masih jauh821."

        


110. Sungguh, Dia (Allah) mengetahui perkataan (yang kamu ucapkan) dengan terang-terangan822,
dan mengetahui pula apa yang kamu rahasiakan823.

         


111. Dan aku tidak tahu, boleh jadi hal itu824 cobaan bagi kamu825 dan kesenangan sampai waktu
yang ditentukan.

Ada yang mengatakan, "Wahai Rasulullah, doakanlah keburukan kepada kaum musyrik." Maka Beliau
bersabda, "Sesungguhnya aku tidak diutus untuk melaknat, bahkan aku diutus sebagai rahmat."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda yang menunjukkan bahwa Beliau diutus
sebagai rahmat bagi alam semesta,

ً ‫ اَذ ْك َذلْكل َذ َذ ُر َذَذ ً َذ َذر ْك َذ‬،‫ َذْك َذ لَذ ْك تُر ُر‬،‫ َذْك َذ َذلْكنُر ُر‬،‫ اَذ ُّبَذَيَذ َذر ُر ٍة ِذ َذ ْك ُرم ْكسلِذ ِذم َذ َذسَذْكُر ُر‬، ‫ل ُر َّك ِذَّكَّنَذ َذَذ َذ َذ ٌح‬
"Ya Allah, aku hanyalah manusia. Oleh karena itu, siapa saja seorang dari kaum muslim yang pernah aku
caci-maki, atau aku laknat, atau aku dera, maka jadikanlah sebagai pembersih (dosanya) dan rahmat
baginya." (HR. Muslim)
816
Kepada kaum musyrik.
817
Yakni dengan tunduk kepada apa yang diwahyukan kepadaku itu. Jika mereka melakukannya, maka
pujilah Tuhan mereka yang telah mengaruniakan nikmat yang besar itu.
818
Maksudnya, tidak mau beribadah kepada Allah Ta‟ala saja atau tidak mau mengikuti apa yang aku
dakwahkan.
819
Maksudnya: Oleh karena itu, janganlah kamu katakan ketika azab datang menimpamu, “Tidak datang
kepada kami seorang pemberi kabar gembira dan peringatan.” Karena sekarang kita telah sama-sama
mengetahui tentang tempat kembali bagi orang-orang kafir.
Menurut Ibnu Katsir, maksud ayat ini adalah aku memberitahukan kamu, bahwa aku akan memerangi kamu
sebagaimana kamu memerangiku, aku berlepas diri dari kamu sebagaimana kamu berlepas diri dariku. Ayat
ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Yunus: 41 dan surat Al Anfal: 58.
820
Yakni azab atau hari kiamat.
821
Karena yang mengetahuinya adalah Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
822
Demikian pula perbuatan kamu dan ucapan serta perbuatan selain kamu.
823
Allah Ta'ala mengetahui semua yang gaib; Dia mengetahui yang ditampakkan hamba dan yang
disembunyikannya, demikian pula yang dikerjakan mereka secara terang-terangan dan secara rahasia, dan
Dia akan memberikan balasan terhadapnya.
824
Maksudnya, melambatkan datangnya azab kepada kamu.
825
Untuk menambah keburukanmu.

115 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
112. Dia (Muhammad) berkata, "Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil826. Dan Tuhan kami
Maha Pengasih tempat memohon segala pertolongan827 atas semua yang kamu katakan828.”

826
Yaitu antara kami dengan mereka yang mendustakanku dengan diturunkan azab atau diberikan
kemenangan keppada kami atas mereka, dan Allah mengabulkannya, di mana mereka diazab pada perang
Badar, dan peperangan yang lain sebelum tiba azab akhirat. Dari Malik, dari Zaid bin Aslam, bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila menghadiri peperangan, maka Beliau mengucapkan, "Wahai
Tuhanku, berilah keputusan dengan adil."
827
Dalam hal ini kami tidak merasa ujub dengan diri kami dan bersandar kepada kemampuan kami, bahkan
kami meminta pertolongan kepada Tuhan kami Ar Rahman terhadap apa yang kamu katakan berupa
kedustaan.
828
Seperti ucapan kamu bahwa Tuhan mempunyai anak, aku penyihir dan bahwa Al Qur‟an adalah sya‟ir.
Selesai tafsir surah Al Anbiyaa‟ dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wal hamdulillahi awwalan wa
aakhiran.

116 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Surah Al Hajj (Haji)
Surah ke-22. 78 ayat. Madaniyyah

    


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-2: Di antara peristiwa dahsyat pada hari Kiamat, terjadinya hari Kiamat dan seruan
kepada semua manusia agar bertakwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

          
1. 829Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu830; sungguh, guncangan (hari) kiamat831 itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar832.

829
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengarahkan firman-Nya kepada semua manusia agar mereka bertakwa
kepada Rabb mereka yang telah mengurus mereka dengan nikmat-nikmat-Nya yang tampak maupun
tersembunyi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya mereka bertakwa kepada-Nya dengan meninggalkan syirk,
kefasikan dan kemaksiatan serta melaksanakan perintah-perintah-Nya semampu mereka. Selanjutnya, Allah
Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sesuatu yang membantu mereka bertakwa dan memperingatkan
mereka untuk tidak meninggalkannya, yaitu keadaan dahsyat yang terjadi pada hari kiamat.
830
Yakni takutlah kepada-Nya dengan menaati-Nya.
831
Para ulama mufassir berbeda pendapat tentang guncangan hari kiamat ini, apakah setelah manusia
bangkit dari kubur kemudian diarahkan ke padang mahsyar atau guncangan itu sebelum manusia bangkit
dari kubur. Sebagian mereka berpendapat, bahwa guncangan ini terjadi di akhir umur dunia dan awal
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat. Dalam tafsir Al Jalaalain diterangkan, bahwa setelah
guncangan yang dahsyat itu matahari terbit dari barat tanda tibanya hari Kiamat.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Imran bin Hushain,
‫ِذ‬ ‫َذ ِذِذ‬ ‫ول اِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ قَذ َذل َذ ُره َذو ِذ َذ ْكل ِذ‬
‫َّكسْكي ُر َذراَذ َذ وَذ تَذ ْك ِذ ْكا َذَذ ْك ِذ َذ ْكوتَذ ُر { َذ َذُّب َذ‬ ‫ َذ قَذ ْك تَذ َذ َذ َذ َذ ْك َذ ْك َذ‬:‫َذس َذ ِذرِذ‬
‫ض ْك‬ ‫َذ َّك َذر ُرس َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذلَذ َّكم َذ َذ َذ ْك َذ ُر ُر‬:‫] َذ َّك َذلَذ َذغ َذ ْكا َذَذ ْك ِذ قَذ َذل‬2 : ‫ َذ ْكوَذ تَذ َذ ْك َذ َذ تَذ ْكذ َذه ُر} [ ا‬،‫ا ت ُرَّكقو َذرَّك ُرك ْك ِذ َّك َذْكَذَذ َذ َّكس َذ َذ ْك اٌح َذظي ٌح‬ ‫نَّك ُر‬
‫ٍة‬ ‫ِذ ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ " َذ َذ َذ ْكوٌح ُرنَذ َذى َذ ُر‬:‫ " َذتَذ ْك ُرر َذ َذ َّك َذ ْكو َذ َذ ؟ " قَذ َذل‬:‫ اَذلَذ َّكم تَذَذ َّك ُرو َذ ْكوَذ ُر قَذ َذل‬،‫ َذ َذَذاُرو َذَّك ُر ْكن َذ قَذ ْكول َذ ُرقوُر ُر‬، ‫ي َذ ثُّبو ْك َذم َّك‬ ‫ِذ َذذ َذ‬
‫ ِذ ْك ُر ٍّ َذْك ٍة تِذ ْكس َذل ِذم َذٍة تِذ ْكس َذل ٌح تِذ ْكسلِذ َذ ِذ‬:‫ َذ َذر ٍّ َذ َذ ْكل ُر نَّك ِذر؟ قَذ َذل‬:‫ول‬
‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫ اَذيَذ ُرق ُر‬.‫ َذ َذ ُر ْك َذل ْك َذ ْكلثً ِذ َذ نَّك ِذر‬:‫ول‬ ‫اَذيُر نَذ ِذ ِذ َذرُّب ُر اَذيَذ ُرق ُر‬
‫َّك ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ " ْك َذملُرو َذ َذْك ُر اَذ َذو ذ َذ ْك ُر‬:‫ي قَذ َذل‬ ‫ اَذلَذ َّكم َذرَذى َذ َذ‬،‫ض ُر و ِذ َذ ِذ َذك ٍة‬ ‫ِذ‬
‫ اَذَذْكلَذ َذ َذ ْك َذ ُر ُر َذ َّك َذ َذْك َذ‬:‫ قَذ َذل‬." ‫ َذ َذ ٌح ِذ ْكاَذنَّك‬،‫نَّك ِذر‬
‫ِذ‬
:‫ي ِذ ْك َذِذِن َذ َذ َذ َذِذِن ِذْكلِذي َذ قَذ َذل‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ُرُمَذ َّكم ٍة ِذيَذ ِذ ِذ ِذ ُر‬
‫ َذ َذ ْك َذهلَذ َذ‬، ‫َّكك ْك َذ َذم َذ َذ ل َذيقَذ ْك ِذ َذ َذ َذَذ َذ َذ َذ ْك ا قَذ ُّب ِذَّك َذ ثَذ َذتَذ ُر َذْك ُر و َذ َذ َذ ْك ُر و َذ‬
‫ َذ ِذ َّكقْكم ِذ ِذ‬، ‫ اَذو َّك ِذذ َذ ْك ُرُمَذ َّكم ٍة ِذيَذ ِذ ِذ َذ َذْك ُر ْك ِذ نَّك ِذا ِذَّك َذ َّك َذ ِذ ِذ َذ ْكن ِذ ْكَذلِذ ِذ‬، ‫ " ْكملُرو َذْك ِذ‬:‫ ُرَّك قَذ َذل‬، ‫ُرس ِذ َذْكن ُر ْك‬
‫َذ‬ ‫ُر‬ ‫َذ َذ ُر َذ‬ ‫اَذ ْك َذ‬
" ‫ِذ َذر ِذو َّك َّكِذ‬

117 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


"Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebagian safarnya, dimana dalam perjalanan
itu perbedaan jarak para sahabat dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agak jauh, maka Beliau
mengeraskan suaranya membaca dua ayat ini, "Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh,
guncangan (hari) kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar--(Ingatlah) pada hari ketika kamu
melihat guncangan itu, semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai…dst." (Terj. Al Hajj: 1-2)
sampai Beliau membaca akhir ayat itu. Ketika para sahabatnya mendengar ayat itu, maka mereka segera
mendorong hewan kendaraannya dan mereka tahu, bahwa mereka berada dekat ucapan orang yang
mengucapkannya. Ketika mereka telah berkumpul di sekeliling Beliau, maka Beliau bersabda, "Tahukah
kalian, hari apa itu?" Beliau melanjutkan kata-katanya, "Yaitu hari ketika Adam dipanggil, lalu Tuhannya
memanggilnya dan berfirman, "Wahai Adam! Hadirkanlah orang-orang yang akan dimasukkan ke neraka."
Adam berkata, "Wahai Tuhanku, siapakah orang-orang yang akan dimasukkan ke neraka?" Allah berfirman,
"Dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan di neraka, dan satu di surga." Maka para
sahabat Beliau berputus asa, sehingga mereka tidak menampakkan kegembiraan. Ketika Beliau melihat hal
itu, maka Beliau bersabda, "Beramallah kalian dan bergembiralah. Demi Allah yang jiwa Muhammad di
Tangan-Nya. Sesungguhnya kalian bersama dua makhluk yang tidak ada pada sesuatu, kecuali dua makhluk
itu memperbanyaknya, yaitu Ya'juj dan Ma'juj, dan bersama keturunan Adam yang binasa dan keturunan
Iblis." Maka menjadi senanglah mereka. Kemudian Beliau bersabda, "Beramallah kalian dan bergembiralah.
Demi Allah yang jiwa Muhammad di Tangan-Nya. Kalian tidaklah berada di tengah-tengah manusia
melainkan seperti tahi lalat di rusuk unta atau belang di kaki depan hewan." (Pentahqiq Musnad Ahmad
menyatakan, bahwa hadits ini shahih. Isnad ini para perawinya adalah tsiqah; para perawi Bukhari-Muslim,
hanyasaja Al Hasan –yakni Al Basri- tidak mendengar dari Imran, akan tetapi ia dimutabaahkan. Hadits ini
diriwayatkan pula oleh Tirmidzi dan Nasa'i, Tirmidzi berkata, "Hasan shahih.").
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudriy ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,

‫ي َذ ْكلثً ِذ َذ‬ ‫ ِذ َّك لَّك َذ َذْك ُر ُر َذ َذ ْك ُرْك ِذ َذ ِذ ْك ُر ٍّرَّكِذ َذ‬: ‫ص ْكو ٍة‬
‫ اَذيُر نَذ َذى ِذ َذ‬،‫ي‬ ‫ي َذرَّكنَذ َذ َذس ْكل َذ ْك َذ‬ ‫ َذ ُرق ُر‬،‫ َذ َذ ُر‬:‫ول لَّك ُر َذَّك َذ َذ َّك َذ ْكوَذ ِذقيَذ َذ ِذ‬
‫ َذَّك ْكي َذ‬:‫ول‬ ‫َذ ُرق ُر‬
، ‫ اَذ ِذ ينَذِذ ٍةذ تَذ َذ ُر اَذ ِذ ُر َذْكلَذ َذ‬، ‫ تِذ ْكس َذ ِذ َذٍة َذ تِذ ْكس َذل ً َذ تِذ ْكسلِذ َذ‬- ‫ َذُرر ُر قَذ َذل‬- ‫ ِذ ْك ُر ٍّ َذْك ٍة‬:‫ َذ َذر ٍّ َذ َذ َذ ْكل ُر نَّك ِذر؟ قَذ َذل‬:‫ قَذ َذل‬،‫نَّك ِذر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
، ‫وه ُر ْك‬‫ي َذلَذى نَّك ِذا َذ َّك تَذغَذيَّك َذ ْك ُر ُر ُر‬ ‫ َذ َذ ِذك َّك َذ َذذ َذ لَّك ِذ َذ ٌح " اَذ َذ َّك َذ َذ‬،‫ا ُرس َذك َذرى َذ َذ ُره ْك ِذ ُرس َذك َذرى‬ ‫ َذ تَذ َذى نَّك َذ‬، ‫َذ َذ ي ُر َذو ي ُر‬
‫ِذ‬
‫َّكل ِذ‬ ‫ ُرَّك َذْك ُر ْك ِذ‬، ‫ ِذ ْكن ُرك ْك ِذ ٌح‬، ‫ « ِذ ْك َذْك ُر و َذ َذ ْك ُر و َذ تِذ ْكس َذ ِذ َذٍة تِذ ْكس َذل ً تِذ ْكسلِذ َذ‬: ‫اَذ َذق َذل نَّكِذ ُّب َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذسلَّك‬
‫نَّك ِذا َذ ْك َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ َذ‬
‫ِذ‬
، ‫ َذ ِذ ٍّ َذا ْكَذر ُر و َذ ْك تَذ ُركوُرو ُررُر َذ ْكَذه ِذ اَذنَّك » اَذ َذكَّك ْك َذ‬- ‫َذس َذو‬‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َّكس ْكوَذ ِذا ِذ َذ ْكن ِذ ث ْكَّكوِذر اَذْكيَذ ِذ‬
‫َّكلَذِذ َذ ْكي َذ ا ِذ َذ ْكن ِذ ث ْكَّكوِذر ا ْك‬ ‫ َذْك َذ ْك‬- ‫ض‬
‫ « َذ ْكَذ ْكَذه ِذ اَذنَّك ِذ» اَذ َذكَّك ْك َذ‬:‫ ُرَّك قَذ َذل‬، ‫ « ُرلُر َذ ْكَذه ِذ اَذنَّك ِذ» اَذ َذكَّك ْك َذ‬:‫ُرَّك قَذ َذل‬
Allah 'Azza wa Jalla akan berfirman pada hari Kiamat, "Wahai Adam!" Maka Adam berkata, "Kami penuhi
panggilan-Mu dengan senang hati wahai Tuhan kami." Maka ia dipanggil dengan suara, "Sesungguhnya
Allah menyuruhmu untuk mengeluarkan dari keturunanmu rombongan ke neraka." Adam berkata, "Wahai
Tuhanku, apa rombongan ke neraka?" Dia berfirman, "Dari setiap seribu orang –menurutku (perawi hadits
ini) kata-katanya adalah- ada sembilan ratus sembilan puluh sembilan (ke neraka)." Ketika itulah wanita
yang hamil keguguran, anak kecil beruban, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka
tidak mabuk. Akan tetapi azab Allah sangat dahsyat." Maka hal itu membuat menderita para sahabat
sehingga wajah-wajah mereka berubah, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa salam bersabda, "Dari kalangan
Ya'juj-Ma'juj ada sembilan ratus sembilan puluh sembilan, sedangkan dari kalangan kalian hanya satu (ke
surga), dan lagi kalian di tengah-tengah manusia seperti bulu hitam di lambung sapi yang berwarna putih,
atau seperti bulu putih di lambung sapi yang berwarna hitam, dan aku berharap kalian menjadi seperempat
penghuni surga." Maka kami pun bertakbir, lalu Beliau bersabda, "(Atau) menjadi sepertiga penghuni
surga." Maka kami bertakbir lagi, lalu Beliau bersabda, "(Atau) menjadi separuh penghuni surga." Maka
kami pun bertakbir lagi."
832
Karena sangat mengejutkan umat manusia.

118 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


             

        


2. (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihat guncangan itu, semua perempuan yang menyusui
anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya833, dan setiap perempuan yang hamil akan
keguguran kandungannya834, dan kamu melihat835 manusia dalam keadaan mabuk836, padahal
sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras837.

Ayat 3-4: Celaan terhadap orang-orang yang membantah tentang Allah, penjelasan bahwa
setan adalah musuh bagi manusia dan akan menyesatkannya dari jalan yang benar serta
membawanya ke azab neraka.

            
3. 838Dan di antara manusia ada orang yang berbantahan tentang Allah839 tanpa ilmu dan hanya
mengikuti840 para setan yang sangat jahat,

           
4. (Tentang setan), telah ditetapkan841 bahwa siapa yang berkawan842 dengan dia, maka dia akan
menyesatkannya843, dan membawanya ke azab neraka844.

833
Padahal seorang ibu biasanya sangat memperhatikan anaknya, namun karena kerasnya guncangan itu
sehingga membuatnya sampai tidak memperhatikan lagi anaknya.
834
Karena demikian kagetnya.
835
Yakni kamu kira.
836
Kata Sukaaraa bisa dibaca sakraa.
837
Sehingga membuat mereka tidak sadar, hatinya kosong dan penuh rasa kaget, hatinya naik ke atas dan
matanya terbelalak. Pada hari itu, seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak
dapat pula menolong bapaknya. Ketika itu, seseorang lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri
dan anaknya, dan masing-masing sibuk dengan dirinya.
838
Dalam ayat ini Allah Ta'ala menerangkan, bahwa di antara manusia ada yang menempuh jalan yang sesat,
tidak hanya itu, bahkan sampai mendebat yang hak dengan kebatilan untuk membenarkan yang batil dan
menyalahkan yang hak, padahal sesungguhnya mereka berada dalam kebodohan yang sangat, pegangan
mereka tidak lain taqlid (ikut-ikutan) kepada pemimpin mereka yang sesat, yaitu setiap setan yang jahat dan
durhaka, yang menentang Allah dan Rasul-Nya.
Menurut Ibnu Katsir, bahwa Allah Ta'ala berfirman seraya mencela orang yang mendustakan kebangkitan
dan mengingkari kekuasaan Allah dalam menghidupkan orang-orang yang telah mati, lagi berpaling dari apa
yang Allah turunkan kepada Nabi-Nya dan beralih mengikuti setan yang durhaka dalam pengingkarannya.
839
Maksud membantah tentang Allah ialah membantah sifat-sifat dan kekuasaan Allah, misalnya dengan
mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu adalah puteri-puteri Allah, Al Quran itu adalah dongengan orang-
orang dahulu dan bahwa Allah tidak Kuasa menghidupkan orang-orang yang sudah mati yang telah menjadi
tanah.
840
Dalam debatnya.
841
Dalam taqdir.
842
Maksudnya, mengikuti.
843
Dari kebenaran dan menjauhkannya dari jalan yang lurus di dunia.

119 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 5-7: Di antara bukti kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala untuk membangkitkan
manusia setelah mati, proses kejadian manusia dan tumbuh-tumbuhan adalah bukti nyata
tentang kebenaran hari berbangkit, penjelasan tentang penghisaban kepada manusia dan
pembalasan tehadap mereka pada hari Kiamat.

                   

                 

               

               

  


5. 845Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan846, maka847 sesungguhnya Kami
telah menjadikan kamu848 dari tanah, kemudian849 dari setetes mani, kemudian dari segumpal
darah850, kemudian dari segumpal daging851 yang sempurna kejadiannya852 dan yang tidak

844
Di akhirat.
845
Setelah Allah Ta'ala menyebutkan tentang orang yang mengingkari kebangkitan, maka Dia menyebutkan
bukti kekuasaan-Nya dalam membangkitkan manusia.
846
Yakni bangkitnya ruh dan jasad pada hari Kiamat; padahal seharusnya kamu percaya dengan Tuhanmu
dan dengan utusan-Nya.
847
Yakni berikut dua dalil aqlinya (secara akal): Pertama, diciptakan-Nya pertama kali manusia dari yang
sebelumnya tidak ada, dan bahwa yang memulainya pertama kali tentu mampu mengulangi kembali. Kedua,
dihidupkan-Nya bumi yang sebelumnya mati menjadi subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
848
Yakni bapak kamu, yaitu Adam „alaihis salam.
849
Yakni Kami ciptakan keturunannya.
850
Yakni berubah dari mani menjadi darah yang beku setelah berlalu 40 hari. Dan tetap menjadi darah yang
beku selama empat puluh hari.
851
Yakni berubah dari darah yang beku menjadi segumpal daging setelah berlalu 40 hari. Segumpal daging
tersebut sebelumnya tidak ada bentuknya, kemudian Allah membentuknya; mengadakan kepala, dua tangan,
dada, perut, paha, kaki dan anggota badan lainnya. Dan terkadang seorang wanita keguguran dalam keadaan
janinnya belum berbentuk dan terkadang sudah berbentuk.
Setelah berlalu bagi segumpal daging ini 40 hari, maka Allah mengutus malaikat kepadanya untuk
meniupkan ruh dan mencatat rezekinya, amalnya, ajalnya, dan apakah ia sebagai orang yang sengsara atau
orang yang berbahagia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ ُرَّك س ِذَذي ِذ‬،‫ي‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ ُرَّك َذ ُرك ْكو ُر ُر ْك غَذ ً ثْك َذ َذ َذ ُرْك َذ ُر ْك‬،‫ي‬ ‫ ُرَّك َذ ُرك ْكو ُر َذلَذ َذق ً ِذ ثْك َذ َذ َذ‬،ً ‫ِذ َّك َذ َذ َذ ُر ْك ُرْك َذم ُر َذ ْكل ُرق ُر ِذ َذ ْك ِذ ُرٍّ ِذ ْكَذرَذلِذ ْك َذ َذ ْكو ً ُر ْك َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ٍة ِذ ِذ ِذ ِذ ِذ ِذ ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ اَذ َذو ا َّكذ َذ َذ َذ َذْكي ُرُر َّك َذ َذ َذ ُر ْك‬. ‫ َذكْك ِذرْكق َذ َذ َذ ل َذ َذ َذمل َذ َذ ق ٌّ َذْك َذسلْكي ٌح‬: ‫ َذ ُر ْك َذ ُر ْكَذرَذ ِذ َذ ل َذم‬،‫ي اَذيَذ ْكن ُر ُري اْكي ُّب ْك َذو‬ ‫ْك َذملَذ ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ِذ‬
‫ َذ َّك َذ َذ َذ ُر ْك‬، ‫و اَذيَذ ْكس ُر َذلَذْكي ْككَذ ُر اَذيَذ ْكل َذم ُر َذل َذم ِذ ْكَذه ِذ نَّك ِذر اَذيَذ ْك ُر لُر َذ‬ ‫َذيَذ ْكل َذم ُر ِذ َذل َذم ِذ ْكَذه ِذ ْكاَذنَّك َذ َّك َذ َذ ُرك ْكو ُر َذْكي نَذ ُر َذ َذْكي نَذ َذ ِذ َّك َذر ٌح‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫و اَذيَذ ْكسِذ ُر َذلَذْكي ْككَذ ُر اَذيَذ ْكل َذم ُر َذل َذم ِذ ْكَذه ِذ ْكاَذنَّك اَذيَذ ْك ُر لُر َذ‬ ‫َذيَذ ْكل َذم ُر ِذ َذل َذم ِذ ْكَذه ِذ نَّك ِذر َذ َّك َذ َذ ُرك ْكو ُر َذْكي نَذ ُر َذ َذْكي نَذ َذ ِذ َّك َذر ٌح‬

120 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


sempurna853, agar Kami jelaskan kepadamu854; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak
Kami sampai waktu yang sudah ditentukan855, kemudian Kami keluarkan kamu856 sebagai bayi857,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa858, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan859 dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai usia sangat
tua (pikun)860, sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya861. 862Dan kamu
lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi
itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang indah.

             
6. Yang demikian itu863 karena sungguh, Allah, Dialah yang hak864, dan sungguh, Dialah yang
menghidupkan segala yang telah mati865, dan sungguh, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,

            

"Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya dalam keadaan setetes mani
selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian
menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Selanjutnya diutus kepadanya seorang malaikat lalu
meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan kepada malaikat itu untuk mencatat empat perkara; mencatat
rezekinya, ajalnya, amalnya dan (apakah ia) celaka atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada tuhan yang
berhak disembah selain Dia, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga
sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya sehasta akan tetapi telah ditetapkan sebuah ketetapan
baginya, dia pun melakukan perbuatan ahli neraka sehingga dia masuk ke dalam neraka. Sesungguhnya di
antara kalian ada juga yang melakukan perbuatan ahli neraka sehingga jarak antara dirinya dengan neraka
hanya tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan sebuah ketetapan baginya, dia pun melakukan perbuatan
ahli surga sehingga dia masuk ke dalam surga. (HR. Bukhari dan Muslim).
852
Maksudnya, berbentuk manusia.
853
Yakni keluar dari rahim sebelum berbentuk.
854
Maksudnya, untuk menjelaskan asal kejadianmu meskipun sesungguhnya Dia mampu menciptakan
menjadi manusia dalam sekejap, akan tetapi untuk menerangkan sempurnanya kebijaksanaan-Nya,
kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Demikian pula agar mereka dapat mengetahui bahwa Dia mampu
menciptakan mereka kembali setelah mati.
855
Maksudnya sampai berakhir waktu mengandung.
856
Dari perut ibumu.
857
Di mana kamu tidak mengetahui apa-apa dan tidak memiliki kemampuan.
858
Usia yang sudah cukup sempurna fisik dan akalnya, yaitu antara 30-40 tahun.
859
Sebelum mencapai usia dewasa.
860
Di samping fisiknya yang semakin melemah. Oleh karena itu, kekuatan manusia dikelilingi oleh dua
kelemahan; kelemahan ketika kecilnya dan kelemahan ketika tuanya.
861
„Ikrimah berkata, “Barang siapa yang membaca Al Qur‟an, maka keadaannya tidak akan seperti ini.”
862
Lanjutan ayat ini merupakan bukti lainnya yang menunjukkan kekuasaan Allah menghidupkan orang-
orang yang telah mati.
863
Maksudnya, yang disebutkan di ayat sebelumnya dari mulai penciptaan manusia diakhiri dengan
hidupnya bumi setelah matinya.
864
Maksudnya, Allah-lah Tuhan yang sebenarnya, yang berhak disembah dan Yang Mahakuasa, sedangkan
selain-Nya adalah batil dan tidak berkuasa.
865
Sebagaimana Dia menciptakan manusia pertama kali dan menghidupkan bumi setelah matinya.

121 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


7. Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang866, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah
akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur867.

Ayat 8-13: Keadaan kaum musyrik yang mengajak kepada kesesatan sambil
menyombongkan diri dan menerangkan pembalasan untuk mereka pada hari Kiamat, serta
celaan terhadap orang-orang yang tidak berpendirian.

             
8. 868Dan di antara manusia ada yang berbantahan tentang Allah tanpa ilmu869, tanpa petunjuk870
dan tanpa kitab (wahyu) yang memberi penerangan871,

                 
9. 872Sambil memalingkan lambungnya873 (dengan congkak) untuk menyesatkan manusia874 dari
jalan Allah875. Dia mendapat kehinaan di dunia876 dan pada hari Kiamat Kami berikan kepadanya
rasa azab neraka yang membakar.

         
10. (Akan dikatakan kepadanya), "Itu karena perbuatan yang dilakukan dahulu oleh kedua
tanganmu877, dan Allah sekali-kali tidak menzalimi hamba-hamba-Nya878.”

866
Tidak ada jalan untuk mengingkarinya.
867
Meskipun badan mereka telah rapuh dimakan tanah, kemudian Dia akan memberikan balasan terhadap
amal yang mereka kerjakan.
868
Jika di ayat 3 surat Al Hajj, Allah Azza wa Jalla menyebutkan keadaan orang-orang yang sesat yang
terdiri dari para pengikut, maka di ayat ini Allah Azza wa Jalla menyebutkan keadaan para penyeru
kesesatan atau para pemimpinnya.
869
Maksudnya, dia membantah rasul-rasul Allah dan para pengikut mereka dengan kebatilan untuk
mengalahkan yang hak.
870
Tanpa ada orang yang menunjukinya, tidak didukung oleh akal yang sehat dan bukan orang yang
mendapat petunjuk yang diikutinya.
871
Maksud yang memberi penerangan ialah yang menjelaskan antara yang hak dan yang batil. Oleh karena
itu, orang tersebut tidak memiliki dalil baik naqli maupun „aqli, dan alasannya hanyalah sebatas syubhat
yang disodorkan oleh setan.
872
Tidak hanya itu.
873
Demikian pula lehernya yang menunjukkan kesombongannya; menolak yang hak dan meremehkan
manusia. Dia merasa bangga dengan pengetahuan yang dimilikinya padahal tidak bermanfaat dan
merendahkan orang yang benar lagi membawa kebenaran.
874
Yakni Allah Subhaanahu wa Ta'ala menjadikannya memiliki akhlak yang buruk itu agar dia menyesatkan
manusia dari jalan Allah. Orang ini termasuk pemimpin kesesatan.
875
Yakni dari agama Allah.
876
Syaikh As Sa‟diy berkata, “Hal ini termasuk ayat-ayat Allah yang menakjubkan, di mana engkau tidak
akan menemukan salah seorang di antara penyeru kekafiran dan kesesatan, kecuali ia akan mendapatkan
kemurkaan di alam semesta, mendapatkan laknat, kemarahan, celaan serta sesuatu yang layak baginya, dan
masing-masing sesuai keadaannya.”
877
Disebutkan kedua tangan, karena kebanyakan perbuatan manusia dilakukan dengan tangannya.
878
Seperti menyiksa mereka tanpa dosa.

122 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                  

         


11. Dan di antara manusia879 ada yang menyembah Allah hanya di tepi880; maka jika dia
memperoleh kebaikan881, dia merasa puas882, dan jika dia ditimpa suatu cobaan883, dia berbalik ke
belakang884. Dia rugi di dunia885 dan di akhirat886. Itulah kerugian yang nyata.

               
12. Dia menyeru kepada selain Allah887 sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana888 dan
tidak (pula) memberi manfaat kepadanya889. Itulah kesesatan yang jauh890.

           
13. Dia menyeru kepada sesuatu yang (sebenarnya) bencananya891 lebih dekat daripada
manfaatnya892. Sungguh, (sembahan) itu seburuk-buruk penolong dan sejahat-jahat kawan893.

879
Yaitu mereka yang lemah iman, di mana iman tidak masuk dan menyatu ke dalam hatinya, bahkan masuk
hanya karena takut atau hanya karena kebiasaan yang jika tersentuh cobaan langsung goyang.
880
Maksudnya, tidak dengan penuh keyakinan. Orang yang berada di atas keraguan diumpamakan seperti
berada di tepi gunung karena tidak kokohnya.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang ayat ini, "Dan di antara manusia ada yang
menyembah Allah hanya di tepi," ia berkata, "Ada seorang yang datang ke Madinah. Jika istrinya melahirkan
anak laki-laki dan kudanya berkembang biak, maka ia berkata, "Ini adalah agama yang baik." Tetapi jika
istrinya tidak melahirkan dan kudanya tidak berkembang biak, maka ia berkata, "Ini adalah agama yang
buruk."
Al 'Aufiy meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Salah seorang di antara mereka apabila datang ke kota
yang berwabah, maka jika sehat badannya, kudanya melahirkan anak kuda yang bagus, dan istrinya
melahirkan anak laki-laki yang ia senangi, ia berkata, "Aku tidak memperoleh dalam agamaku ini selain
kebaikan," dan jika ia ditimpa fitnah, dan fitnah itu cobaan, yakni ia ditimpa wabah kota, istrinya melahirkan
anak perempuan, dan sedekah terlambat datang kepadanya, lalu setan mendatanginya, maka ia berkata,
"Demi Allah, aku tidak memperoleh dalam agamaku ini selain keburukan." Itulah yang dimaksud fitnah.
881
Seperti kesehatan dan keselamatan pada diri dan hartanya atau hartanya banyak dan tidak mendapatkan
bahaya.
882
Karena harta itu, bukan karena imannya.
883
Seperti sakit yang menimpa dirinya dan kebinasaan pada hartanya atau memperoleh hal yang tidak
disukainya dan hilang sesuatu yang dicintainya.
884
Maksudnya, kembali kafir lagi.
885
Dengan tidak memperoleh apa yang diharapkannya dari dunia ini selain bagian yang telah ditetapkan
untuknya.
886
Diharamkan masuk surga dan tempatnya di neraka.
887
Seperti patung dan berhala.
888
Jika tidak disembah.
889
Jika disembah dan diminta pertolongan.
890
Dari kebenaran.
891
Akibat dari menyembahnya.

123 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 14-16: Balasan terhadap orang yang beriman dan beramal saleh, dan pertolongan Allah
Subhaanahu wa Ta'aala kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.

                

 
14. 894Sungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh895
ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Sungguh, Allah berbuat apa yang
Dia kehendaki896.

                

     


15. Barang siapa menyangka bahwa Allah tidak akan menolongnya (Muhammad) di dunia dan di
akhirat897, maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit898, lalu menggantung diri899, kemudian
pikirkanlah apakah tipu dayanya900 itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya 901.
892
Yang terbayang seakan-akan bermanfaat, padahal tidak. Bahkan lebih dekat mendapatkan yang bukan
harapannya, seperti bahaya dan kerugian. Adapun di akhirat, maka bahayanya jelas dan pasti.
893
Hal itu, karena yang diinginkan dari penolong dan kawan adalah manfaatnya dan terhindar dari bahaya,
namun ternyata yang dia dapatkan darinya adalah bahaya dan tidak mendapatkan manfaat.
894
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan orang-orang yang mendebat kebenaran dengan
kebatilan, bahwa mereka terbagi dua; ada yang sebagai muqallid (ikut-ikutan) dan ada pula yang sebagai
daa‟i (penyeru). Allah menyebutkan, bahwa orang yang menyatakan beriman pun ada dua bagian; ada orang
yang imannya tidak sampai masuk ke dalam hatinya, dan ada pula yang sebagai mukmin sejati, di mana ia
membenarkan imannya dengan amal saleh. Mereka ini (orang-orang mukmin yang sejati) akan Allah
masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Disebut tempat tinggal yang penuh
kenikmatan itu dengan surga (jannah), karena di dalamnya terdapat tempat tinggal, istana, dan pohon-pohon
yang melindungi bagian dalamnya dan karena lebatnya sampai menutupinya.
895
Yang fardhu maupun yang sunat.
896
Seperti memuliakan orang yang taat kepada-Nya dan menghinakan orang yang bermaksiat. Apa yang
diinginkan Allah untuk dilakukan, maka tidak ada yang dapat menghalangi dan menentangnya.
897
Dan menyangka bahwa agama-Nya tidak akan berkembang.
898
Ada yang mengartikan dengan atap rumahnya, dan ada pula yang mengartikan dengan langit, karena
pertolongan Allah turun dari langit.
899
Ada pula yang mengartikan dengan “Lalu ia naik ke atasnya dan memutuskan pertolongan yang turun
dari langit.” Ada pula yang mengartikan dengan "Lalu ia membunuh dirinya."
900
Terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti merencanakan sesuatu untuk membahayakan
Beliau dan berusaha mengalahkan agamanya, padahal Allah Ta'ala telah berjanji akan menolong rasul dan
orang-orang yang beriman di dunia dan akhirat. Dia berfirman, "Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul
Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari
Kiamat)." (Terj. QS. Al Mu'min: 51)
901
Yang menyakitkan hatiya adalah kemajuan Islam. Yakni semua usahanya tidak dapat mengobati rasa
kesalnya. Syaikh As Sa‟diy berkata, “Maksud ayat yang mulia ini adalah: Wahai musuh Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam yang berusaha memadamkan agamanya, yang mengira dengan kebodohannya
bahwa usahanya akan memberikan sedikit manfaat baginya! Ketahuilah, betapa pun kamu telah mengerjakan
berbagai sebab dan berusaha melakukan tipu daya terhadap Rasul, maka yang demikian tidak dapat

124 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
16. Dan demikianlah902 Kami telah menurunkan Al Quran yang merupakan ayat-ayat yang jelas903;
904
sesungguhnya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.

Ayat 17-18: Informasi tentang berbagai agama dan keputusan Allah terhadapnya, dan
bahwa orang-orang mukmin di surga sedangkan orang-orang kafir di neraka, serta
tunduknya segala sesuatu kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

            

          
17. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang Yahudi, orang Shabi-in905, orang Nasrani,
orang Majusi dan orang musyrik, Allah pasti memberi keputusan di antara mereka pada hari
Kiamat906. Sungguh, Allah menjadi saksi atas segala sesuatu.

menghilangkan sesuatu yang menyakitkan hatimu dan mengobati dukamu. Engkau tidak mampu
menghilangkannya. Akan tetapi kami tawarkan kepadamu suatu pendapat yang dengannya rasa kesalmu
terobati dan pertolongan kepada rasul dapat dihentikan jika memang bisa, yaitu datangilah perkara itu
melalui pintunya dan tempuhlah sebab-sebabnya. Ambillah tali dari sabut atau lainnya, lalu gantungkanlah
di langit, kemudian naiklah dengannya sampai kamu tiba di pintu-pintunya yang darinya turun pertolongan,
lalu sumbat, tutup dan putuskanlah. Dengan cara ini rasa kesal dalam hatimu dapat terobati. Inilah
pandangan dan cara yang tepat. Adapun selain itu, maka jangan kamu kira dapat mengobati sakit hatimu
meskipun kamu dibantu oleh orang-orang yang membantumu. Ayat yang mulia ini, di dalamnya terdapat
janji dan kabar gembira tentang pertolongan Allah terhadap agama-Nya dan Rasul-Nya serta hamba-hamba-
Nya yang sungguh jelas. Demikian pula terdapat sesuatu yang membuat orang-orang kafir yang hendak
memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka menjadi berputus asa, dan Allah akan
menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.”
Sebagian ahli tafsir mengartikan, maka hendaklah ia merentangkan tali ke atap rumahnya kemudian ia
mencekik lehernya dengan tali itu.
902
Yakni sebagaimana Kami telah menerangkan secara rinci Al Qur‟an.
903
baik lafaz maupun maknanya, yang menerangkan semua yang dibutuhkan hamba dan mengandung
masalah-masalah yang bermanfaat.
904
Meskipun ayat-ayat Al Qur'an begitu jelas dan terang, namun hidayah di Tangan Allah. Barang siapa
yang ingin diberi petunjuk oleh Allah, maka dia akan mengambil petunjuk dari Al Qur‟an ini,
menjadikannya sebagai imam dan panutannya serta mengambil sinarnya. Sebaliknya, barang siapa yang
tidak diinginkan Allah mendapatkan hidayah, maka meskipun semua ayat datang kepadanya, ia tetap tidak
akan beriman dan Al Qur‟an tidak akan bermanfaat baginya, bahkan sebagai hujjah terhadapnya. Dia
menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki siapa yang Dia kehendaki, dan Dia memiliki hikmah
yang sempurna dan hujjah yang qath'i dalam semua itu, Dia tidaklah ditanya terhadap apa yang Dia lakukan
karena rahmat-Nya, kebijaksanaan-Nya, keadilan-Nya, dan ilmu-Nya, sedangkan mereka (manusia) itulah
yang ditanya.
905
Shaabi‟in menurut sebagian mufassir adalah golongan dari Yahudi.
906
Dengan adil dan akan membalas amal kaum mukmin yang telah dijaga-Nya, dicatat-Nya dan
diksaksikan-Nya dengan balasan yang berlipat ganda dan akan menjadikan amal orang-orang kafir sia-sia.
Dia akan memutuskan bahwa orang-orang mukmin akan masuk ke dalam surga dan memutuskan bahwa
selain mereka akan masuk ke dalam neraka.

125 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

                   

     


18. 907Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud
kepada Allah908, juga matahari, bulan, bintang909, gunung-gunung, pohon-pohon910, hewan-hewan
yang melata911 dan banyak di antara manusia912? Tetapi banyak (manusia) yang pantas

907
Allah Ta'ala berfirman memberitahukan, bahwa Dia yang berhak untuk disembah dan ditujukan berbagai
macam ibadah, dimana segala sesuatu sujud kepada-Nya baik secara sukarela maupun terpaksa.
908
Seperti para malaikat, manusia, jin, hewan dan burung-burung.
909
Disebutkan benda-benda langit ini karena benda-benda itu disembah oleh sebagian manusia, maka Allah
menerangkan, bahwa benda-benda itu sujud kepada Allah, diatur-Nya dan ditundukkan-Nya. Dalam Shahih
Bukhari dan Muslim disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Dzar
ketika matahari terbenam,
‫ِذ‬
‫ اَذَذ ْكسَذ ْك َذ اَذيُر ْك َذ ُر َذْلَذ َذ ُرو ِذ ُر‬،‫َذْك َذ َذلْك ِذش‬
‫ي‬ ‫ُر َذ َّك تَذ ْكس ُرج َذ‬ ‫ " اَذِذإ َّك َذ تَذ ْكذ َذه‬:‫ قَذ َذل‬،‫ لَّك ُر َذ َذر ُرسوُر ُر َذ ْكلَذ ُر‬: ‫ُر‬ ‫ قُر ْكل‬، »‫«َذتَذ ْك ِذر َذْك َذ تَذ ْكذ َذه ُر ؟‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ْك َذ ْكي ُر ِذ ْك‬ ‫ رِذ لِذ‬: ‫تَذسَذ ْك ِذ َذ اَذ َذ ْك َذ َذ َذْل َذق ُرل َذْل‬
‫ اَذ َذذ َذ‬، ‫ اَذَذ ْكلُر ُر ِذ ْك َذ ْكغ ِذِذوَذ‬، ‫ِذ‬
: ‫ي قَذ ْكوُر ُر تَذ َذل َذ‬ ‫َذ ْك‬ ‫َذ ُر‬ ‫ُر‬ ‫َذ ْك‬ ، ‫ اَذ َذ ُر ْكقَذ َذ ِذ ْكن َذ‬، ‫َذ ْك تَذ ْكس ُرج َذ‬
" ]38 : [ } ‫ي تَذ ْكق ِذ ُر َذل ِذ ِذ َذللِذي ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ َذ‬
‫ِذ‬
‫َّكم ُر َذْكَت ِذ ُرم ْكسَذ َذقٍّك َذْلَذ‬
‫{ َذ ْك‬
"Tahukah kamu ke mana ia (matahari) pergi?" Aku (Abu Dzar) berkata, "Alah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui." Beliau bersaabda, "Ia pergi hingga sujud di bawah Arsy, lalu meminta izin kemudian
diizinkan, dan hampir saja ia sujud namun tidak diterima dan meminta izin, namun tidak diizinkan, lalu
dikatakan kepadanya, "Kembalilah dari arah ketika kamu datang." Maka matahari terbit dari barat. Itulah
maksud firman Allah ta'ala, "Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Terj. QS. Yaasiin: 38)
910
Imam Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dalam shahihnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia
berkata:

، ‫ اَذ َذس َذج ْك ُر‬،‫ ِذ ٍّ َذرَذْك ُرِذِن لَّكْكي لَذ َذ َذ َذَذ َذ ِذ ٌح َذ َذ ٍّ ُر َذلٍّ َذ ْكل َذ َذ َذجَذٍة‬،‫ول لَّك ِذ‬ ‫ َذ َذر ُرس َذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬، ‫َذ اَذ َذر ُر ٌح ِذ َذ نَّكِذ ٍّ َذلَّكى لَّك ُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬
َ َ ‫اج َع ْكل َ ا لِي ِع ْك‬‫ َو ْك‬،‫ َو َ ْك َعِّي بِ َ ا ِو ْكزًرا‬،‫َج ًرا‬
ِ ِ
‫ اللَّل ُه َّلم ْكاكتُه ْك لي بِ َ ا ع ْك َ َ أ ْك‬:‫ول‬ ‫ اَذ َذس ِذم ْكلُر َذ َذ ِذه َذ تَذ ُرق ُر‬، ‫َّكجَذ ُر ِذ ُرس ُرجوِذ‬‫َذ‬
‫اَذسج َذ ِذ‬
‫َذ َذ‬
ِ ِ
‫ اَذ َذق َذل‬، » ‫ ُرَّك َذس َذج َذ‬،ً ‫ «اَذ َذقَذَذ نَّكِذ ُّب َذلَّكى لَّك ُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ َذس ْكج َذ‬:‫قَذ َذل ْك ُر َذَّك ٍةا‬،َ ‫ َوتَ َقبَّل ْكل َ ا مِّي َك َما تَ َقبَّل لْكتَ َ ا م ْكن َع ْكب ِ َ َ ُهاو‬،‫ذُه ْكخ ًرا‬
»‫َّكجَذِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ اَذس ِذملُر هو « ُرق ُر ِذ‬:‫َّك ٍةا‬
‫ول ثْك َذ َذ َذ ْك َذ َذ ُر َّك ُر ُر َذ ْك قَذ ْكول َذ‬ ‫َذ ْك ُر َذ ُر َذ َذ‬ ‫ْك ُر َذ‬
"Pernah datang seseorang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai Rasulullah,
sesungguhnya semalam aku bermimpi ketika tidur seakan-akan aku shalat di belakang pohon, lalu aku sujud,
kemudian sujud pula pohon mengikuti sujudku. Maka aku mendengar pohon itu berkata,
"Allahummaktub…dst." (artinya: Ya Allah, catatlah bagiku di sisi-Mu sebagai pahala, gugurkanlah
dosaku, jadikanlah ia (sujudku) sebagai simpanan di sisi-Mu dan terimalah dariku sebagaimana Engkau
menerima sujud itu dari hamba-Mu Dawud." Ibnu Abbas berkata, "Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
membaca ayat sajdah, lalu Beliau sujud." Ibnu Abbas melanjutkan katak-katanya, "Aku mendengar Beliau
mengucapkan seperti yang disampaikan orang itu tentang ucapan pohon (yang sujud)." (Hadits ini
dinyatakan hasan oleh Al Albani).
911
Semua tunduk kepada-Nya.
912
Mereka adalah kaum mukmin dengan ditambah ketundukan mereka dalam sujud ketika shalat.

126 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


mendapatkan azab913. Barang siapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya.
Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki914.

Ayat 19-24: Pertentangan antara iman dan kufur dan balasan bagi masing-masingnya.

                

  


19. 915Inilah dua golongan (golongan mukmin dan kafir) yang bertengkar, mereka bertengkar
mengenai Tuhan mereka916. Maka bagi orang kafir917 akan dibuatkan pakaian-pakaian dari api
(neraka)918 untuk mereka. Ke atas kepala mereka akan disiramkan air yang mendidih.

      

913
Mereka adalah kaum kafir, karena mereka enggan sujud disebabkan tidak ada iman dalam diri mereka.
914
Seperti memuliakan dan menghinakan.
Faedah (Catatan):
Al Hafizh Abu Bakar Al Isma'iliy meriwayatkan dari Abul Jahm, bahwa Umar melakukan sujud dua kali
dalam surat Al Hajj ketika Beliau di Al Jabiyah, ia berkata, "Sesungguhnya (surat) ini diberikan kelebihan
dengan dua kali sujud."
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
‫ِذ ُّبسجوِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ َذ ُرق ُر‬، ‫ِذ َذ قَذ َذَذ ْك ُر َذ َذ َّكس ْكج َذ َذ اَذ َذس َذج َذ ْك َذ َذ َذل ْكَّكي َذ ُر َذْك ِذك‬
‫ُر‬ ‫ ُر َذ ْك ُر َذ َذ‬- ‫ َذ َذ ْكل‬: ‫ َذِذ ِذرَذ َذ َذِذ ُر َذْك ٍة‬- ‫ َذ َذ ْكلَذ ُر‬:‫ول‬
‫ َذ ُرِذ ْك ُر ِذ ُّبس ُرجوِذ اَذَذَذْكي ُر اَذلِذ َذ نَّك ُرر‬،‫اَذ َذس َذج َذ اَذلَذ ُر ْكاَذنَّك ُر‬
"Apabila anak Adam membaca ayat sajdah, lalu ia sujud, maka setan menyingkir dan menangis, ia berkata,
"Celaka dia" –dalam sebuah riwayat, "Celaka aku," – anak Adam diperintahkan sujud, lalu ia sujud, maka
baginya surga. Sedangkan aku diperintahkan sujud, namun aku menolaknya, maka bagiku neraka."
915
Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Dzar ia berkata, “Turun ayat, “Inilah dua
golongan (golongan mukmin dan kafir) yang bertengkar, mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka…dst.”
tentang enam orang Quraisy, yaitu Ali, Hamzah, dan Ubaidah bin Harits dengan Syaibah bin Rabi‟ah, Utbah
bin Rabii‟ah dan Al Walid bin „Utbah.”
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Qais bin „Ubaad, ia berkata, “Aku
mendengar Abu Dzar bersumpah sebuah sumpah, “Sesungguhnya ayat, “Dua golongan (golongan mukmin
dan kafir) yang bertengkar, mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka…dst.” Turun berkenaan orang-
orang yang melakukan perang tanding pada peperangan Badar, yaitu Hamzah, Ali dan Ubaidah bin Harits
dengan Utbah dan Syaibah yang keduanya adalah putera Rabi‟ah, dan Al Walid bin „Utbah.”
916
Masing-masing menyangka bahwa agamanya yang benar, padahal hanya Islam (agama kaum mukmin)
saja yang benar. Atau masing-masing bertengkar dengan yang lain, yang satu (kaum mukmin) mengatakan
bahwa kebangkitan itu ada, sedangkan yang satu lagi (kaum kafir) mengatakan, bahwa kebangkitan itu tidak
ada. Atau masing-masing bertengkar dengan yang lain, yang satu (kaum mukmin) berusaha membela agama
Allah, sedangkan yang satu lagi (kaum kafir) berusaha menghancurkan agama Allah.
917
Mencakup semua orang kafir, baik Yahudi, Nasrani, Majusi, Shaabi‟in dan orang-orang musyrik.
918
Yakni pakaian dari ter, lalu dinyalakan dengan api, agar azab merata mengenai mereka dari semua sisi.
Sehingga mereka terkepung api. Menurut Sa'id bin Jubair, bahwa pakaian itu dari tembaga, dimana ia adalah
sesuatu yang paling panas jika dipanaskan.

127 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


20. Dengan (air mendidih) itu akan dihancurluluhkan apa yang ada dalam perut919 dan kulit
(mereka).

    


21. Dan (azab) untuk mereka cambuk-cambuk dari besi920.

            
22. Setiap kali mereka hendak keluar darinya (neraka) karena tersiksa, mereka dikembalikan lagi ke
dalamnya921. (Kepada mereka dikatakan), "Rasakanlah azab yang membakar ini!” 922

            

          
23. 923Sungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman924 dan mengerjakan amal saleh
ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai925. Di sana mereka diberi
perhiasan gelang-gelang emas dan mutiara926, dan pakaian mereka adalah sutera927.

919
Seperti daging, lemak, usus, dan sebagainya, karena sangat panas sekali.
920
Yang dipegang oleh para malaikat yang keras dan kasar. Ibnu Abbas berkata tentang firman Allah Ta'ala,
"Dan (azab) untuk mereka cambuk-cambuk dari besi," (Terj. QS. Al Hajj: 21), "Mereka dipukul dengannya
sehingga setiap anggota badannya jatuh di hadapannya, lalu mereka menyeru kebinasaan (bagi dirinya)."
921
Dengan cambuk-cambuk itu.
922
Dengan demikian, mereka dihinakan dengan siksaan baik berupa ucapan maupun perbuatan.
923
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan tentang keadaan penghuni neraka dan azab yang
mereka rasakan –kita berlindung kepada Allah darpadanya-, maka Allah menyebutkan keadaan penghuni
surga dan nikmat yang mereka rasakan –kita meminta kepada Allah agar Dia memasukkan kita ke
dalamnya-.
924
Kepada semua kitab dan semua rasul.
925
Sungai-sungai itu mengalir di berbagai sisi-sisinya, di pinggirannya, di bawah pohon-pohon, dan di
bawah istana, dan mereka mengarahkannya ke arah yang mereka inginkan.
926
Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ َذ ْكي ُر َذْك لُر ُرغ ْك َذو ُر‬، ‫تَذْك لُر ُرغ ْكا ْكليَذ ُر َذ ْك ُرم ْك ِذ‬
‫ضواُر‬
"Perhiasan seorang mukmin akan sampai pada dirinya sesuai sampainya air wudhu."
Menurut sebagian ulama, maksud perhiasan di hadits ini adalah cahayanya pada hari Kiamat, wallahu a'lam.
927
Yang ketika di dunia mereka (laki-laki) diharamkan memakainya. Ayat ini menerangkan kebalikan dari
apa yang diperoleh orang-orang kafir berupa pakaian dari api, dimana dalam ayat ini diterangkan, bahwa
pakaian untuk orang-orang mukmin adalah sutera, baik sutera tebal maupun sutera tipis sebagaimana firman
Allah Ta'ala di surat Al Insaan: 31-32.
Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Nasa'i, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Anas, bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ُّب ْكيَذ َذْك َذ ْكلَذس ُر ِذ ْكا ِذ ِذ‬ ‫َذ ْك َذِذ ْكاَذ ِذْك ِذ‬
‫َذ‬ ‫ْك‬ ‫َذ َذ‬
"Barang siapa yang memakai sutera di dunia, maka tidak akan memakainya di akhirat."
Dalam shahih Muslim disebutkan,

128 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
24. Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik928 dan diberi petunjuki (pula)
kepada jalan yang terpuji929.

Ayat 25-29: Bagaimana kaum musyrik menghalangi manusia dari Islam dan dari Masjidil
Haram, ancaman bagi mereka, dan seruan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam untuk berhaji.

             

            
25. 930Sungguh, orang-orang kafir dan yang menghalangi manusia dari jalan Allah dan dari
Masjidilharam yang telah Kami jadikan terbuka untuk semua manusia, baik yang bermukim di sana
maupun yang datang dari luar931 dan siapa saja yang bermaksud melakukan kejahatan932 secara
zalim933 di dalamnya, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih 934.

‫ُّب ْكي هو َذ ُرك ِذ ْكا ِذ ِذ و ْك ِذقي ِذ‬


‫َذ َذ ْك َذ َذ َذ‬ ‫َذ َذ ُر َذ ْك‬ ‫ اَذِذإ َّك ُر َذْلُر ْك ِذ‬، ‫ َذ تَذ ْكلَذسو ٍّ َذ َذ ْكاَذ ِذ‬،‫َذ تَذ ْك ُرو ِذ ِذَذ ِذا َّكذ َذه ِذ ْك ِذ َّك ِذ‬
‫َذ َذ‬ ‫ُر‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬
"Janganlah kalian minum dengan wadah emas dan perak, dan jangan pula memakai kain yang terbuat dari
sutera, karena pakaian itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia dan untuk kamu di akhirat pada hari
Kiamat."
928
Di mana yang terbaiknya adalah kalimatul ikhlas (Laailaahaillallah), selanjutnya ucapan-ucapan baik
lainnya yang di sana terdapat dzikrullah, atau ihsan terhadap hamba-hamba Allah. Ada pula yang
berpendapat, bahwa mereka ditunjuki kepada Al Qur'an atau kepada dzikr-dzikr yang masyru' (disyariatkan).
Menurut sebagian mufassir, maksud ayat ini adalah bahwa mereka (orang-orang yang beriman) ditunjukkan
ke tempat yang di sana terdengar ucapan-ucapan yang baik.
929
Yang demikian adalah karena semua syari‟at mengandung hikmah dan pujian, baiknya perintah dan
buruknya larangan. Jalan yang terpuji ini adalah agama Allah yang di sana tidak ada sikap ifrath (berlebihan
sampai melewati aturan) dan tafrith (meremehkan), yang di dalamnya mengandung ilmu yang bermanfaat
dan amal saleh. Bisa juga diartikan jalan Allah yang terpuji atau jalan yang lurus di dunia, karena Allah
sering menghubungkan jalan kepada-Nya, dan karena jalan itu menghubungkan penempuhnya kepada Allah
Subhaanahu wa Ta'aala.
Menurut sebagian mufassir, mereka ditunjuki ke tempat yang di sana mereka memuji Tuhan mereka karena
ihsan-Nya yang Dia berikan kepada mereka sebagaimana diterangkan dalam hadits yang shahih, bahwa
mereka diberi ilham untuk bertasbih dan bertahmid sebagaimana mereka diberi ilham untuk bernafas.
930
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keburukan keadaan orang-orang musyrik yang kafir kepada
Tuhan mereka, di mana mereka menggabung antara kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, menghalangi
manusia dari jalan Allah dan melarang manusia beriman, dan menghalangi manusia dari Masjidilharam yang
sesungguhnya bukan milik mereka dan bukan milik nenek moyang mereka, bahkan dalam hal ini manusia
sama, baik yang mukim maupun yang datang dari luar.
Dalam ayat ini pula, Allah Subhaanahu wa Ta'ala mengingkari orang-orang musyrik karena mereka
menghalangi kaum mukmin dari mendatangi Masjidilharam dan dari menunaikan manasiknya, ditambah lagi
dengan pengakuan mereka (kaum musyrik) bahwa mereka adalah para wali Allah.
931
Yakni baik penduduk Mekkah maupun selainnya. Semua manusia sama di wilayah Mekkah dan tinggal
di sana. 'Athaa berkata, "Mereka (boleh) singgah di mana saja yang mereka inginkan."
Faedah: Imam Syafi'i dan Ishaq bin Rahawaih pernah berselisihi di Masjid Al Khaif, yang pada waktu
dihadiri pula oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Imam Syafi'i berpendapat, bahwa area Mekkah boleh dimiliki,
diwarisi, dan disewakan. Ia berhujjah dengan hadits Usamah bin Zaid ia berkata: Aku pernah bertanya,
"Wahai Rasulullah, apakah besok engkau tinggal di rumahmu di Mekkah?" Beliau menjawab,

129 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


» ‫ َذ َذ َذِذ ُر َذك اِذُر ا ْك ِذ َذ‬، ‫ « َذ َذِذ ُر ا ْك ِذ ُر َذك اِذَذ‬:‫« َذ َذه ْك تَذ َذ َذ َذنَذ َذ ِذقي ٌح ِذ ْك َذ ْكن ِذٍةل» ُرَّك قَذ َذل‬
‫ُر‬ ‫ُر‬
"Apakah Aqil meninggalkan tempat tinggal untuk kita?" Selanjutnya Beliau bersabda, "Orang mukmin tidak
mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak mewarisi orang mukmin." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ia (Imam Syafi'i) juga beralasan dengan riwayat, bahwa Umar bin Khaththab pernah membeli dari Shafwan
bin Umayyah rumah di Mekkah seharga empat ribu dirham, lalu ia (Umar) menjadikannya sebagai rumah
tahanan. Pendapat Imam Syafi'i ini dipegang pula oleh Thawus dan 'Amr bin Dinar.
Adapun Ishaq bin Rahawaih berpendapat, bahwa area Mekkah tidak diwarisi dan tidak dihibahkan. Pendapat
ini dipegang oleh segolongan kaum salaf, dan ditegaskan oleh Mujahid dan 'Athaa'. Ishaq bin Rahawaih
beralasan dengan atsar yang diriwayatkan Ibnu Majah dari 'Alqamah bin Nadhlah, ia berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan Umar wafat, namun area Mekkah tidak dipanggil selain
sawa'ib (tidak dimiliki siapa pun). Barang siapa yang butuh silahkan tinggal, dan barang siapa yang sudah
merasa puas, maka berikan kepada yang lain (untuk menempati)." (Atsar ini dinyatakan dha'if oleh Al
Albani).
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr, bahwa ia berkata, "Rumah-rumah di Mekkah tidak halal
dijual dan disewakan."
Ibnu Juraij pernah mengatakan, bahwa 'Athaa melarang sewa-menyewa di tanah haram, dan telah
diberitakan kepadanya, bahwa Umar bin Khaththab melarang membuatkan pintu untuk rumah-rumah di
Mekkah agar orang yang naik haji singgah di halamannya. Adapun orang yang pertama mengadakan pintu
untuk rumahnya adalah Suhail bin 'Amr, lalu Umar mengirimkan orang kepadanya untuk masalah itu, maka
Suhail berkata, "Lihatlah aku wahai Amirul Mukminin! Sesungguhnya aku seorang pedagang; aku ingin
mengadakan dua pintu yang menahan punggungku." Maka Umar berkata, "Kalau begitu, kamu boleh
melakukannya."
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Mujahid, bahwa Umar bin Khaththab berkata, "Wahai penduduk Mekkah!
Janganlah kamu menjadikan pintu-pintu untuk rumahmu agar orang yang datang dari luar singgah di tempat
yang ia inginkan."
Daruquthni meriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr secara mauquf (sampai kepadanya), "Barang siapa yang
memakan hasil sewa-menyewa rumah-rumah di Mekkah, maka sama saja ia memakan api neraka."
Adapun Imam Ahmad, maka Beliau bersikap tengah-tengah, ia mengatakan, "Boleh dimiliki dan diwarisi,
namun tidak disewakan karena menggabung beberapa dalil." Wallahu a'lam.
932
Yakni melakukan maksiat-maksiat besar, seperti membunuh, dan sebagainya. Termasuk pula menimbun
sehingga orang-orang menderita sebagaimana yang dikatakan Habib bin Abi Tsabit.
933
Yakni dengan sengaja sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas melalui riwayat Ibnu Juraij. Menurut
Ibnu Abbas pula melalui riwayat Ali bin Abi Thalhah, bahwa maksudnya dengan berbuat syirk. Al 'Aufiy
meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa maksudnya engkau menghalalkan di tanah haram apa yang Allah
haramkan bagimu seperti menyakiti orang lain atau membunuh, engkau berbuat zalim kepada orang yang
tidak menzalimimu dan membunuh orang yang tidak membunuhmu. Barang siapa yang melakukan semua
itu, maka ia berhak mendapatkan azab yang pedih.
Menurut Ibnu Mas'ud, bahwa siapa saja yang ingin berbuat kejahatan secara zalim di sana meskipun ia
berada di Adan Abyan, maka Allah akan menimpakan azab yang pedih kepadanya.
Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'ala membinasakan pasukan bergajah karena hendak
menghancurkan ka'bah sebagaimana diterangkan dalam surat Al Fiil.
934
Jika kezaliman dan tindak kejahatan semata mengharuskan pelakunya mendapatkan azab yang pedih, lalu
bagaimana jika yang dilakukan adalah kezaliman yang paling besar, berupa kufur dan kesyirkkan,
menghalangi manusia dari Masjidilharam, dan menghalangi orang yang hendak ziarah kepadanya? Dalam
ayat ini terdapat dalil wajibnya memuliakan tanah haram, menghormatinya, dan memberikan peringatan
kepada orang yang hendak berbuat maksiat dan melakukannya.

130 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


             

  


26. 935Dan (ingatlah), ketika Kami tempatkan Ibrahim di tempat Baitullah936 (dengan mengatakan),
"Janganlah engkau mempersekutukan Aku937 dengan apa pun dan sucikanlah rumah-Ku938 bagi
orang-orang yang thawaf, orang yang beribadah939 dan orang yang ruku' dan sujud940.

              
27. Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji941, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki942, atau mengendarai setiap unta yang kurus943, mereka datang dari segenap penjuru
yang jauh944,

935
Di ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kemuliaan Baitullah al Haram dan kemuliaan
pembangunnya, yaitu kekasih Ar Rahman, Nabi Ibrahim „alaihis salam. Dalam ayat ini pula Allah
Subhaanahu wa Ta'ala mencela dengan keras orang-orang yang menyembah selain Allah seperti yang
dilakukan kaum kafir Quraisy, dimana mereka berbuat syrik di tempat yang dibangun pertama kali di atas
tauhid.
936
Yakni Allah menunjukkannya, menyerahkan kepadanya dan mengizinkan baginya untuk membangunnya.
Dalam ayat ini terdapat dalil, bahwa Nabi Ibrahim 'alaihis salam adalah orang yang pertama kali
membangun Baitullah, dan bahwa tidak ada seorang pun sebelumnya yang membangunnya, lihat pula Ali
Imran: 96.
937
Yakni bangunlah di atas tauhid.
938
Baik dari syirk maupun maksiat, dari najis maupun kotoran. Allah hubungkan rumah tersebut kepada
Diri-Nya karena keutamaannya, kelebihannya dan agar kecintaan manusia kepadanya sangat dalam di hati.
Dalam ayat ini diterangkan pula bagaimana seharusnya kita dalam memakmurkan masjid, yaitu
membangunnya di atas tauhid dan ketakwaan, membersihkannya dan membuat nyaman orang yang
beribadah (seperti mewangikannya), dan mengisinya dengan beribadah, seperti shalat dan membaca Al
Qur'an. Dan tidak kalah penting pula adalah mengajak manusia kepadanya dengan mengumandangkan azan,
wallahu a'lam.
939
Seperti dzikr, membaca Al Qur'an, mendalami agama dan mengajarkannya, dan berbagai bentuk ibadah
lainnya.
940
Yakni yang mengerjakan shalat. Maksudnya adalah sucikanlah rumah itu untuk orang-orang yang utama
tersebut, di mana perhatian mereka adalah taat dan mengabdi Tuhan mereka, mendekatkan diri kepada-Nya
di sisi rumah-Nya. Mereka ini berhak dimuliakan, dan termasuk memuliakan mereka adalah membersihkan
Baitullah untuk mereka, demikian pula membersihkannya dari suara keras yang mengganggu ibadah mereka.
941
Yakni beritahukanlah mereka, seru mereka, sampaikan kepada orang yang dekat maupun jauh kewajiban
haji dan keutamaannya. Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, bahwa Nabi Ibrahim ketika mendapatkan
perintah menyeru manusia berhaji, berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimana aku dapat menyampaikan kepada
manusia sedangkan suaraku tidak sampai kepada mereka?" Allah menjawab, "Serulah dan Kamilah yang
akan menyampaikan." Maka Beliau berdiri di tempatnya dan berkata, "Wahai manusia! Sesungguhnya
Tuhanmu telah menjadikan sebuah rumah, maka berhajilah kepadanya." Disebutkan pula, bahwa ketika itu
gunung-gunung menunduk sehingga suara Beliau terdengar ke penjuru dunia dan sampai makhluk yang
berada dalam rahim dan tulang sulbi mendengarnya, dan semua yang mendengarnya menjawabnya baik
batu, tanah liat, dan pepohonan, dan orang yang Allah catat akan berhaji sampai hari Kiamat (ia
mengatakan), "Labbaikallahumma labbaik." Demikianlah yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid,
Ikrimah, Sa'id bin Jubair, dan lebih dari seorang dari kaum salaf, wallahu a'lam. Dan Ibnu Jarir serta Ibnu
Abi Hatim menyebutkannya secara panjang lebar.

131 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                

    


28. 945Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka946 dan agar mereka menyebut
nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan947 atas rezeki yang Dia berikan kepada

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Sesungguhnya Nabi Ibrahim 'alaihis salam ketika
diperintahkan menyeru manusia berhaji, maka gunung-gunung menundukkan puncaknya, negeri-negeri
diangkat kepadanya, maka Beliau pun menyeru manusia berhaji."
942
Karena rasa rindu yang begitu mendalam. Sebagian ulama berdasarkan ayat ini berpendapat, bahwa
berhaji dengan berjalan kaki bagi yang mampu lebih utama daripada yang menaiki kendaraan, akan tetapi
yang dipegang oleh kebanyakan ulama adalah bahwa berhaji dengan menaiki kendaraan lebih utama karena
mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang berhaji menaiki kendaraan dengan kuatnya fisik
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam.
943
Unta yang kurus menggambarkan jauh dan sukarnya yang ditempuh oleh jamaah haji, namun demikian
mereka tetap menempuh perjalanan itu.
Maka Nabi Ibrahim „alaihis salam melakukan hal itu, demikian pula anak keturunannya, yaitu Nabi
944

Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Ternyata apa yang dijanjikan Allah itu terlaksana, manusia
mendatangi Baitullah dengan berjalan kaki atau berkendaraan dari bagian timur bumi maupun baratnya.
945
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan beberapa faedah mengunjungi Baitullah al
Haram sambil memberikan dorongan terhadapnya.
946
Baik manfaat agama maupun dunia. Manfaat agama adalah dapat melakukan ibadah yang utama dan
ibadah yang tidak dapat dilakukan kecuali di sana, sedangkan manfaat dunia adalah bisa berusaha dan
memperoleh keuntungan duniawi. Semua ini sudah kita ketahui bersama. Tentang firman Allah Ta'ala,
"Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka," Ibnu Abbas berkata, "Yakni manfaat-manfaat
dunia dan akhirat. Adapun manfaat akhirat adalah memperoleh keridhaan Allah Ta'ala, sedangkan manfaat
dunia adalah apa yang mereka peroleh berupa manfaat badan, sembelihan, dan perniagaan." Lihat pula surat
Al Baqarah: 198.
947
Hari yang ditentukan itu adalah hari raya haji dan hari tasyriq, yaitu tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah,
di mana mereka menyebut nama Allah ketika menyembelih kurban dan banyak mengumandangkan takbir
pada hari-hari itu sebagai dzikr mutlak. Ada pula yang berpendapat, bahwa hari-hari yang ditentukan adalah
sepuluh hari pertama bulan Dziulhijjah sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Beliau
bersabda,
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذلَذ ْك َذْك ْك‬، ‫ ِذَّك َذر ُر ٌح َذ َذ َذ ُرَذ طُر ِذنَذ ْك س َذ َذ‬،‫ « َذ َذ ا َذ ُر‬:‫ َذ َذ ا َذ ُر؟ قَذ َذل‬: ‫« َذ َذل َذم ُر ِذ َذَّك ٍة َذاْك َذ َذ ْكن َذ ِذ َذهذ ؟» قَذ ُرو‬
»‫ِذ َذ ْك ٍةا‬
"Tidak ada hari yang beramal saleh lebih utama daripada hari-hari ini?" Para sahabat berkata, "Tidak pula
berjihad?" Beliau menjawab, "Tidak pula berjihad, kecuali seorang yang keluar mempertaruhkan diri dan
hartanya, dan tersisa lagi."
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ َّك ِذمي ِذ‬، ‫َّككِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ْك َذ ْك‬، ‫ اَذَذ ْك ثُر اي ِذ َّك َذ َّك ْك لي ِذ‬، ‫ َذَذ َذ َذ ُّب ِذَذْكي َذ ْك َذل َذم ِذ اي ِذ َّك ْك َذهذ ْكاَذَّك ِذ ْك َذل ْك ِذ‬،‫َذ ْك َذَّك ٍة َذ ْكظَذ ُر ْكن َذ ا‬
"Tidak ada hari yang paing agung di sisi Allah dan paling dicintai-Nya diisi dengan amal saleh daripada
hari-hari yang sepuluh ini. Maka perbanyaklah tahlil (ucapan Laailaahailallah), takbir, dan tahmid." (Hadits
ini dinyatakan shahih oleh pentahqiq Musnad Ahmad)
Imam Bukhari berkata, "Oleh karena itu, Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar ke pasar pada sepuluh hari itu
mengumandangkan takbir, lalu orang-orang bertakbir mengikuti takbir keduanya."

132 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


mereka berupa hewan ternak948. Maka makanlah sebagian darinya949 dan (sebagian lagi) berikanlah
untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.

        


29. Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran950 (yang ada di badan) mereka,
menyempurnakan nazar-nazar mereka951 dan melakukan tawaf sekeliling rumah tua (Baitullah)952.

Ayat 30-37: Memuliakan apa yang terhormat di sisi Allah, membatalkan kebiasaan kaum
Jahiliyyah, menerangkan hewan hadyu dan kurban, dan bahwa Allah Subhaanahu wa
Ta'aala tidak menerima amal kecuali yang ikhlas karena-Nya.

                  

       

Sunnahnya adalah bertakbir masing-masing dan tidak jama'i.


Dan di dalam sepuluh hari itu terdapat hari Arafah, dan terdapat pula hari nahar yang merupakan hari yang
paling agung di sisi Allah 'Azza wa Jalla.
948
Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah unta, sapi, kambing dan biri-biri.
949
Oleh kamu wahai orang-orang yang berkurban, meskipun boleh juga menyedekahkan semuanya. Telah
sah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Beliau setelah menyembelih hewan hadyunya,
menyuruh sebagian dagingnya dimasak, lalu Beliau makan daripadanya dan meminum kuahnya.
950
Yang dimaksud dengan menghilangkan kotoran di sini ialah memotong rambut, memotong kuku, dan
sebagainya.
951
Yang mereka wajibkan diri mereka untuk mengerjakannya, seperti haji, umrah dan hewan ternak yang
mereka hadiahkan ke tanah haram.
952
Ia merupakan masjid yang paling utama secara mutlak. Lafaz „atiiq dapat juga diartikan mu‟taq (yang
merdeka), yakni yang tidak dijajah oleh orang-orang kejam. Kushaif berkata, "Dinamakan Al Baitul 'Atiiq
karena tidak pernah dikuasai oleh orang yang kejam sedikit pun."
Ada pula yang berpendapat, bahwa Baitullah disebut Al Baitul 'Atiiq adalah karena rumah itu diselamatkan
dari hari banjir besar yang melanda bumi pada zaman Nabi Nuh 'alaihis salam sebagaimana yang dikatakan
Ikrimah.
Dalam ayat ini diperintahkan melakukan thawaf setelah diperintahkan menjalankan manasik secara umum
karena keutamaan tawaf, dan karena itu adalah tujuannya, sedangkan sebelumnya hanyalah sarana
kepadanya. Menurut Syaikh As Sa‟diy, mungkin saja –Walahu a‟lam- disebutkan thawaf karena faedah yang
lain, yaitu bahwa tawaf disyariatkan di setiap waktu, baik mengikuti manasik atau tidak.
Menurut Mujahid, maksud thawaf di sini adalah thawaf yang wajib pada hari nahar (10 Dzulhijjah).
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Hamzah ia berkata: Ibnu Abbas berkata kepadaku, "Apakah engkau
membaca surat Al Hajj, bahwa Allah Ta'ala berfirman, "Dan melakukan tawaf sekeliling rumah tua
(Baitullah)," (Terj. QS. Al Hajj: 29)? Sesungguhnya akhir dari manasik adalah thawaf di rumah tua
(Baitullah)."
Ibnu Katsir menyebutkan, bahwa seperti itulah yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
dimana Beliau setelah kembali ke Mina pada hari Nahar, memulai melempar jamrah, Beliau melempar tujuh
buah batu, lalu menyembelih hadyunya dan mencukur kepalanya, lalu bertolak dan melakukan thawaf di
Baitullah (thawaf ifadhah).
Dalam Shahihain disebutkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Manusia diperintahkan agar akhir pekerjaan
mereka di Baitullah adalah thawaf, hanyasaja diberikan keringanan untuk wanita yang haidh."

133 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


30. Demikianlah (perintah Allah)953. Dan barang siapa mengagungkan apa yang terhormat di sisi
Allah (hurumat)954, maka itu lebih baik baginya di sisi Tuhannya955. Dan dihalalkan bagi kamu
semua hewan ternak, kecuali yang diterangkan kepadamu (keharamannya)956, maka jauhilah
(penyembahan) berhala-berhala yang najis itu957 dan jauhilah perkataan dusta958.

                 

    


31. (Beribadahlah) dengan ikhlas kepada Allah959, tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatu.
Barang siapa mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar oleh
burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh960.
953
Yakni hukum-hukum yang telah disebutkan sebelumnya dan pengagungan terhadap apa yang terhormat
(hurumat) di sisi Allah serta pahala yang dihasilkan daripadanya adalah karena memuliakan hurumat
termasuk perkara yang dicintai Allah, dapat mendekatkan diri kepada Allah, di mana orang yang
memuliakan dan mengagungkannya akan Allah berikan pahala yang besar, bahkan sebagai kebaikan baginya
untuk agamanya, dunianya dan akhiratnya.
954
Maksudnya adalah semua yang terhormat di sisi Allah dan diperintahkan untuk dimuliakan. Seperti bulan
Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah), ihram, ibadah-ibadah
yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan. Memuliakan hurumat tersebut adalah dengan membesarkannya
di hati, mencintainya, menyempurnakan ibadah di sana, tidak meremehkan dan tidak malas, serta tidak
merasa berat. Termasuk memuliakan hurumat adalah menjauhi larangan Allah Azza wa Jalla.
955
Yakni ia memperoleh kebaikan yang banyak dan pahala yang besar, dan sebagaimana mengerjakan
ketaatan menghasilkan pahala yang besar, maka demikian pula meninggalkan larangan juga menghasilkan
pahala yang besar.Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan nikmat dan ihsan-Nya berupa
penghalalan-Nya untuk hamba-hamba-Nya binatang ternak, yang terdiri dari unta, sapi dan kambing.
956
Seperti yang disebutkan dalam surah Al Maa‟idah : 3, akan tetapi karena rahmat-Nya kepada hamba-
hamba-Nya, Dia mengharamkan hal tersebut untuk menyucikan jiwa mereka, membersihkan mereka dari
syirk dan ucapan dusta.
957
Yang kamu jadikan sebagai tuhan-tuhan di samping Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
958
Termasuk pula persaksian dusta dan semua ucapan yang haram. Digabungkannya ucapan dusta dengan
syirk menunjukkan besarnya dosa berdusta, terlebih berdusta atas nama Allah Ta'ala.
Dalam shahihain dari Abu Bakrah disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ لَذ َذ َذ ِذ‬- ‫وا و ِذ َذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ لَذى رس َذ ِذ‬: ‫ قَذ ُرو‬، ً‫ِذَذ ْك ِذْب َذك ِذِذ ؟» َذ َذ‬
‫َّككً اَذ َذق َذل‬ ‫ َذ ُر ُرق ُر َذ ْك َذ َذ َذ َذ ُر‬، ‫ « ِذْل ْك َذ ُر لَّك‬:‫ قَذ َذل‬، ‫ول لَّك‬ ‫َذ َذ َذ ُر‬ ‫َذ َذ‬ ‫«َذ َذ ُرَذٍُّر ُرك ْك‬
‫ َذْكيَذ ُر َذس َذك َذ‬: ‫ اَذ َذم َذ َذل ُر َذكٍّ ُررَذه َذ َّك قُر ْكلنَذ‬:‫ قَذ َذل‬، »‫ُّب ِذر‬ ‫ َذ َذ َذ قَذ ْكوُرل‬-
"Maukah kalian aku beritahukan dosa besar yang paling besar?" Beliau mengatakannya tiga kali. Para
sahabat menjawab, "Ya, wahai Rasulullah." Beliau menjawab, "Yaitu berbuat syirk kepada Allah, durhaka
kepada kedua orang tua –lalu Beliau duduk setelah sebelumnya bersandar-. Ingatlah! Termasuk pula ucapan
dusta."
Beliau terus mengulanginya sampai kami berkata (dalam hati), "Sekiranya Beliau diam."
959
Yakni menghadapkan diri dan beribadah hanya kepada-Nya serta berpaling dari selain-Nya. Selanjutnya
Allah Ta'ala membuat perumpamaan tentang orang musyrik dalam hal kesesatannya, kebinasaannya, dan
jauhnya dari petunjuk.
960
Iman ibarat langit yang terjaga dan tinggi di atas. Orang yang meninggalkan keimanan, maka sama saja
jatuh dari langit siap menerima musibah dan malapetaka, di mana jika sudah jatuh, maka ia bisa disambar
oleh burung lalu dibuat anggota badannya tercerai berai. Demikianlah orang musyrik, apabila meninggalkan
keimanan, maka setan akan menyantapnya dari segala penjuru, merobek-robeknya, dan menjauhkan dia dari
agama dan dunianya, wallahu a'lam.

134 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
32. Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan961 syi'ar-syi'ar Allah962 maka
sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati963.

           
33. Bagi kamu padanya (hewan hadyu)964 ada beberapa manfaat965 sampai waktu yang ditentukan,
kemudian tempat penyembelihannya adalah di sekitar Baitul Atiq (Baitullah).

                

     


34. 966Dan bagi setiap umat967 telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban)968, agar mereka
menyebut nama Allah969 rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah membacakan ayat ini ketika menjelaskan tentang ruh orang
kafir yang tidak diberi kesempatan melintasi langit lalu dijatuhkan oleh para malaikat yang membawanya,
lihat dalilnya pada tafsir surat Ibrahim: 27.
Dalam ayat yang lain, Allah Subhaanahu wa Ta'ala juga membuatkan perumpamaan untuk orang-orang
kafir, lihat surat Al An'aam: 71.
961
Sudah diterangkan sebelumnya, bahwa maksud mengagungkan syi‟ar-syi‟ar Allah adalah
memuliakannya, melaksanakannya, menyempurnakannya sesuai kemampuan hamba, termasuk juga dalam
hal hewan hadyu (yang dihadiahkan ke tanah haram), mengangungkannya adalah dengan mencari hewan
yang baik dan gemuk lagi sempurna dari berbagai sisi.
Menurut Ibnu Katsir, maksud memuliakan syiar-syiar Allah adalah memuliakan perintah-perintah-Nya.
Demikian pula, termasuk memuliakan syiar adalah adalah berkurban dengan hewan yang sehat, gemuk, dan
bagus. Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Raafi', bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkurban
dengan kambing besar yang gemuk, bertanduk, dan berwarna putih yang ada hitamnya.
962
Syi'ar Allah adalah tanda-tanda agama Allah yang nampak, termasuk di antaranya segala amalan yang
dilakukan dalam rangka ibadat haji, tempat-tempat mengerjakannya, hewan yang dihadiahkan ke Baitullah,
dsb.
963
Dengan demikian, mengagungkan syi‟ar-syi‟ar Allah merupakan bukti ketakwaan di hati.
964
Maksudnya, binatang (unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa ke ka'bah untuk mendekatkan diri
kepada Allah, disembelih di tanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada fakir miskin dalam rangka
ibadat haji.
965
Maksudnya, binatang-binatang hadyu itu boleh kamu ambil manfaatnya, seperti dikendarai, diambil
susunya dan sebagainya, sampai hari nahar untuk disembelih apabila sampai ke tempatnya, yaitu semua
tanah Haram, seperti Mina dan lainnya. Setelah mereka menyembelihnya, maka mereka bisa makan,
menghadiahkan dan memberikan kepada orang yang sengsara lagi fakir.
Dalam shahihain dari Abu Hurairah disebutkan,

‫ ِذَّك َذ َذ َذ َذٌح‬:‫ « ْكرَذ ْك َذ » قَذ َذل‬:‫ ِذَّك َذ َذ َذ َذٌح اَذ َذق َذل‬:‫ « ْكرَذ ْك َذ » اَذ َذق َذل‬:‫ اَذ َذق َذل‬،ً ‫وا َذ َذ َذ‬
‫َذرَذى َذر ُر ً َذ ُرس ُر‬ ‫ِذ َّك‬ ‫َذ َّك َذر ُرس َذ َّك ِذ َّك‬
‫ول ل َذلى اُر َذلَذْكي َذ َذسل َذ‬
‫ثَّك ِذي ِذ‬
‫َذ‬ ‫ي» ِذ ثَّك ِذثَذِذ َذْك ِذ‬
‫ « ْكرَذ ْك َذ َذ ْكلَذ َذ‬:‫قَذ َذل‬
Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melihat seseorang membawa untanya (sebagai
hadyu), maka Beliau bersabda, "Naikilah." Ia menjawab, "Ia adalah badanah (sebagai hadyu)." Beliau
bersabda, "Naikilah." Ia menjawab, "Ia adalah badanah (sebagai hadyu)." Kemudian Beliau bersabda pada
ketiga atau kedua kalinya, "Naikilah, celakalah kamu."

135 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa970, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya971.
Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira972 kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada
Allah)973,

             

 
35. (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar974, orang yang sabar
atas apa yang menimpa mereka975, dan orang yang melaksanakan shalat976 dan orang yang
menginfakkan sebagian977 rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka978.

                 

            
36. Dan unta-unta itu979 Kami jadikan untukmu bagian dari syi'ar agama Allah, kamu980 banyak
memperoleh kebaikan padanya981. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya)
966
Allah Ta'ala memberitahukan, bahwa Dia senantiasa mensyariatkan penyembelihan kurban dengan nama-
Nya Ta'ala pada setiap umat.
967
Yakni yang beriman sebelum kamu.
968
Ada pula yang menafsirkan “mansak” (lihat ayat tersebut) dengan hari raya (sebagaimana dikatakan Ibnu
Abbas melalui riwayat Ali bin Abi Thalhah). Oleh karena itu, hendaklah mereka bersegera kepada kebaikan
dan berlomba-lomba kepadanya, agar Dia melihat siapa di antara kamu yang paling baik amalnya. Hikmah
mengapa Allah mensyariatkan penyembelihan pada setiap umat adalah untuk mengingat-Nya dan bersyukur
kepada-Nya.
969
Ketika menyembelihnya, yaitu mengucapkan basmalah dan takbir. Dalam shahihain disebutkan dari
Anas, ia berkata, "Dibawakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kambing yang bagus dan
betanduk, lalu Beliau membaca basmalah dan bertakbir, dan meletakkan kakinya di sisi lehernya."
970
Meskipun syariat pada setiap umat berbeda-beda, namun semuanya sepakat terhadap asas yang satu ini,
yaitu keberhakan Allah untuk diibadahi dan tidak berbuat syirk kepada-Nya.
971
Yakni tunduk dan patuhlah kepada-Nya (dengan masuk Islam dan mengamalkan ajarannya), karena Islam
merupakan jalan untuk sampai ke negeri keselamatan (surga).
972
Dengan kebaikan di dunia dan akhirat.
973
Yakni tunduk kepada Tuhannya, mengikuti perintah-Nya, ridha terhadap taqdir-Nya dan bertawadhu‟
kepada hamba-hamba-Nya. Pada ayat selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sifat orang-
orang yang tunduk dan patuh kepada-Nya.
974
Karena takut dan ta‟zhim (mengagungkan) kepada-Nya, sehingga karenanya mereka meninggalkan
perbuatan-perbuatan haram.
975
Berupa musibah dan berbagai penderitaan. Mereka tidak berkeluh kesah, bahkan bersabar sambil
mengharapkan keridhaan Allah dan mengharapkan pahalanya.
976
Pada waktunya. Mereka kerjakan gerakan dan ucapan yang wajib maupun yang sunatnya.
977
Disebutkan “sebagian (min)” agar diketahui mudahnya perintah Allah, dan bahwa yang diminta tidak
banyak. Oleh karena itu, wahai orang yang mendapatkan rezeki, infakkanlah sebagian dari rezeki itu,
niscaya kamu akan diberi nafkah dan diberikan tambahan karunia-Nya.
978
Mencakup semua infak yang wajib, seperti zakat, kaffarat, menafkahi anak dan istri, serta budak jika ada,
menafkahi kerabat terdekat. Demikian pula infak yang sunat, seperti bersedekah dengan semua macamnya.
979
Termasuk pula sapi menurut sebagian ulama.

136 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


dalam keadaan berdiri982. Kemudian apabila telah rebah (mati)983, maka makanlah sebagiannya dan
berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan
orang yang meminta984. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu985, agar kamu
bersyukur986.

                

     


37. Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah987, tetapi
yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu988. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu
agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu989. Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik990.
980
Orang yang mengurbankan hewan tersebut atau selainnya.
981
Maksudnya, berbagai manfaat di dunia dan mendapatkan pahala di akhirat. Manfaat di dunia misalnya,
dapat memakannya, menyedekahkannya, memanfaatkannya dsb.
982
Di atas kaki-kakinya yang empat, bagian depan kakinya, yaitu yang kiri diikat, lalu dinahr (ditusuk)
libbah(bagian yang berada di pangkal leher dan di atas dada)nya.
Dalam Shahihain dari Ibnu Umar disebutkan, bahwa ia pernah mendatangi orang yang mendudukkan
untanya untuk dinahr, maka ia berkata, "Bangunkanlah dalam keadaan berdiri dan terikat (kaki depannya
yang kiri) mengikuti sunnah Abul Qasim (Rasulullah) shallallahu 'alaihi wa sallam."
983
Setelah dinahr (ditikam).
984
Sebagian ulama berpendapat berdasarkan ayat ini, bahwa hewan kurban itu dibagi menjadi tiga bagian;
sepertiga untuk dimakan orang yang berkurban, sepertiga lagi untuk dihadiahkan kepada kawan-kawannya,
dan sepertiga lagi untuk dihadiahkan kepada kaum fakir. Namun jika disedekahkan semuanya, tidak
mengapa.
Imam Nasa'i meriwayatkan dari Buraidah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ٍّ ُر ْكن ُر َذ َذ ْكيُر ُرك َذ ْك تَذ ْك ُر لُرو ُراوَذ ْكا َذ ِذ ِذ‬
‫ اَذ ُركلُرو َذ َذطْكل ُرمو َذ َّك ُر َذ َذ َذ َذ ُرك ْك‬، ً ‫َذض ٍّ َّك َذَذ‬ ‫ُر‬ ‫ْك‬
"Sesungguhnya aku pernah melarang kamu memakan (menyimpan) daging kurban melebihi tiga hari. Maka
sekarang, makanlah dan simpanlah semau kalian." (Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al Albani)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,

‫ص َّك قُرو‬ ‫ِذ‬


‫اَذ ُركلُرو َذ َّك ُر َذ تَذ َذ‬
"Maka makanlah, simpanlah, dan sedekahkanlah." (HR. Bukhari dan Muslim)
985
Sehingga kamu dapat menyembelihnya, mengambil susunya, dan menungganginya. Jika Dia tidak
menundukkannya, tentu engkau tidak akan sanggup melakukan hal itu. Dia menundukkannya untuk kamu
karena rahmat-Nya dan ihsan-Nya kepada kamu. Oleh karena itu, pujilah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya.
986
Yakni terhadap nikmat-Ku kepadamu.
987
Maksud daripadanya bukanlah hanya menyembelih semata, dan lagi daging dan darahnya sedikit pun
tidak akan sampai kepada Allah, karena Dia Mahakaya lagi Maha Terpuji. Dia mensyariatkan hadyu dan
kurban adalah agar kalian menyebut nama-Nya ketika menyembelih hewan-hewan itu.
988
Maksudnya amal saleh yang ikhlas karena-Nya dan di atas iman. Dalam ayat ini terdapat dorongan untuk
berbuat ikhlas, baik dalam ibadah kurban maupun dalam ibadah lainnya, bukan untuk berbangga, riya atau
karena kebiasaan. Semua ibadah yang tidak disertai keikhlasan seperti jasad tanpa ruh.
989
Seperti menunjukkan kepada kamu syi‟ar-syi‟ar agama-Nya dan manasik hajinya, serta menunjukkan
kepada kamu hal-hal lain yang di sana terdapat kebaikan bagimu. Menurut Ibnu Katsir, maksud ayat ini
adalah agar kamu mengagungkan-Nya sebagaimana Dia telah memberikan kamu petunjuk kepada agama-

137 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 38-41: Izin berperang bagi orang-orang mukmin, menjaga agama dari tipu daya
musuh, dan pertolongan Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada orang-orang yang membela
agama-Nya.

               
38. 991Sesungguhnya Allah membela orang yang beriman992. Sungguh, Allah tidak menyukai setiap
orang yang berkhianat993 dan kufur nikmat994.

           
39. 995Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi996, karena sesungguhnya mereka
dizalimi997. Dan sungguh, Allah Mahakuasa menolong mereka itu998,

Nya, kepada syariat-Nya yang Dia cintai dan Dia ridhai, serta melarang kamu dari mengerjakan perbuatan
yang dibenci dan tidak disukai-Nya.
990
Yaitu mereka yang beribadah seakan-akan melihat-Nya atau merasakan pengawasan dari-Nya dan orang-
orang yang berbuat baik kepada hamba-hamba Allah dengan berbagai macamnya, seperti memberikan
manfaat harta, ilmu, kedudukan, saran, amar ma‟ruf dan nahi munkar, ucapan yang baik, dsb. Orang-orang
yang berbuat ihsan akan mendapatkan kabar gembira dari Allah dengan memperoleh kebahagiaan di dunia
dan akhirat, dan Allah akan berbuat ihsan kepada mereka sebagaimana mereka berbuat ihsan dalam ibadah-
Nya dan kepada hamba-hamba-Nya, dan bukankah balasan terhadap kebaikan adalah kebaikan pula?
991
Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan, bahwa Dia membela hamba-hamba-Nya yang beriman,
yang bertawakkal dan kembali kepada-Nya dari kejahatan orang-orang yang jahat dan tipu daya orang-orang
fasik, Dia menjaga mereka, memelihara mereka dan menolong mereka. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala
di surat Az Zumar: 36 dan Ath Thalaq: 3
992
Dari kejahatan orang-orang kafir, was-was setan, dan dari kejahatan dan keburukan diri mereka sendiri.
Dia akan menanggung apa yang menimpa mereka sehingga musibah itu terasa ringan baginya. Setiap orang
mukmin mendapatkan pembelaan dari Allah sesuai tingkat keimanannya.
993
Dalam amanah yang diembankan kepadanya. Misalnya tidak memenuhi hak Allah dan hak hamba-
hamba-Nya. Termasuk pula khianat dalam perjanjian, yaitu dengan melanggar perjanjian yang telah
disepakati.
994
Seperti halnya orang-orang musyrik. Mafhum ayat ini adalah bahwa Allah senang kepada setiap orang
yang melaksanakan amanahnya dan bersyukur kepada Tuhannya.
995
Ayat ini merupakan ayat pertama yang turun berkenaan dengan jihad. Sebelumnya, yakni di awal-awal
Islam, kaum muslimin dilarang berperang melawan orang-orang kafir dan diperintahkan bersabar karena
hikmah ilahiyyah (kebijaksanaan dari Allah). Ketika mereka berhijrah ke Madinah dan masih disakiti,
sedangkan mereka sudah memiliki kekuatan, maka Allah mengizinkan mereka berperang.
Ibnu Katsir berkata, "Sesungguhnya Allah mensyariatkan jihad pada waktu yang tepat, karena ketika mereka
di Mekkah, jumlah kaum musyrik lebih banyak. Jika sekiranya kaum muslim diperintahkan berperang
sedangkan jumlah mereka kurang dari sepuluh persen tentu hal itu memberatkan mereka. Oleh karena itu,
ketika penduduk Yatsrib (Madinah) membaiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam 'Aqabah
sedangkan mereka berjumlah delapan puluh orang lebih, mereka berkata, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita
menyerang penduduk lembah ini –maksudnya Mina- pada malam-malam Mina, lalu kita bunuh mereka?"
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya aku tidak diperintahkan berbuat
demikian." Ketika mereka telah mengusir Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari tengah-tengah mereka dan
bermaksud membunuhnya, serta mengusir para sahabatnya, sehingga sebagian mereka ada yang berhijrah ke
Habasyah dan sebagian lagi ke Madinah. Dan ketika mereka telah tinggal di Madinah serta bertemu dengan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkumpul bersama Beliau, maka mereka pun bangkit membela
Beliau dan kota itu (Madinah) menjadi negeri Islam dan benteng yang mereka kembali kepadanya, maka
ketika itulah Allah mensyariatkan berjihad melawan musuh, dan ayat ini menjadi ayat yang pertama turun

138 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

             

      


40. (yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya999 tanpa alasan yang benar, hanya
karena mereka berkata, "Tuhan kami ialah Allah1000.” Seandainya Allah tidak menolak (keganasan)
sebagian manusia dengan sebagian yang lain1001, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani,
gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak

tentang itu. Allah Ta'ala berfirman, "Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh, Allah Mahakuasa menolong mereka itu." (Terj. QS. Al Hajj:
39)."
Al 'Aufiy meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "(Ayat ini) turun berkenaan dengan Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya ketika mereka diusir dari Mekkah."
Mujahid, Adh Dhahhak dan lebih dari seorang kaum salaf seperti Ibnu Abbas, Urwah bin Zubair, Zaid bin
Aslam, Muqatil bin Hayyan, Qatadah, dan lainnya berpendapat, bahwa ayat ini adalah ayat yang pertama
turun tentang jihad.
Ibnu Jarir dan Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
diusir dari Mekkah, Abu Bakar berkata, "Mereka telah mengusir Nabi mereka; tentu mereka akan binasa."
Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat, "Diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
sesungguhnya mereka dizalimi. Dan sungguh, Allah Mahakuasa menolong mereka itu." (Terj. QS. Al Hajj:
39), Abu Bakar berkata, "Saya mengetahui, bahwa akan terjadi peperangan."
996
Mereka yang diperangi adalah orang-orang mukmin.
997
Mereka dilarang menjalankan ibadah dan disakiti ketika menjalankannya, bahkan sampai diusir dari
kampung halamannya. Mereka ini ketika itu adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan para
sahabatnya.
998
Oleh karena itu, mintalah pertolongan kepada-Nya. Allah berkuasa menolong hamba-hamba-Nya yang
mukmin tanpa melalui peperangan, akan tetapi Dia ingin hamba-hamba-Nya mengerahkan kemampuannya
dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta'ala di surat Muhammad: 4-6,
"Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak
menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain. dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah
tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.--Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki
keadaan mereka,--Dan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenankan-Nya kepada
mereka."
999
Mereka terpaksa keluar dari kampung halamannya karena disakiti dan diberikan cobaan (fitnah).
1000
Ucapan ini adalah hak (benar). Oleh karena itu, mengusirnya adalah mengusir dengan tanpa hak. Mereka
tidak mempunyai kesalahan apa-apa terhadap musuh mereka selain karena mereka mengatakan, bahwa
Tuhan mereka adalah Allah Subhaanahu wa Ta'ala, dimana perkataan itu adalah perkataan yang hak dan
bukan merupakan kesalahan meskipun mereka (kaum musyrik) menganggapnya sebagai kesalahan.
Syaikh As Sa‟diy berkata, “Ayat ini menunjukkan hikmah disyariatkan jihad, dan bahwa maksud
daripadanya adalah menegakkan agama Allah, menolak gangguan dan kezaliman kaum kafir terhadap kaum
mukmin yang memulai terlebih dulu menzalimi, agar dapat beribadah kepada Allah serta menegakkan
syariat Islam yang nampak.”
1001
Dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah, Dia menghindarkan bahaya orang-orang kafir.

139 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


disebut nama Allah1002. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya1003.
Sungguh, Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa1004.
1002
Seperti dengan melakukan shalat, membaca kitab Allah, dan berdzikr. Bahkan ibadah bisa menjadi
terhenti karena robohnya tempat ibadah tersebut dan orang-orang kafir menguasai kaum muslimin. Hal ini
menunjukkan bahwa negeri-negeri yang tercapai di sana ketenteraman beribadah kepada Allah, masjid-
masjidnya makmur, ditegakkan syi‟ar-syi‟ar Islam di sana merupakan sebab perjuangan para mujahid fii
sabilillah.
Syaikh As Sa‟diy berkata, “Jika anda bertanya, “Kita melihat sekarang masjid-masjid kaum muslimin ramai
tidak roboh, padahal sebagian besarnya di bawah pemerintahan kecil dan pemerintahan yang tidak teratur,
sedang mereka tidak memiliki kekuatan untuk memerangi negara-negara sebelahnya yang berada di Benua
Eropa. Bahkan kita menyaksikan masjid-masjid yang berada di bawah kekuasaan mereka ramai,
penduduknya aman dan tenteram padahal para penguasa mereka yang kafir sanggup merobohkannya, namun
Allah memberitahukan bahwa kalau seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan
sebagian yang lain tentu rumah-rumah ibadah itu hancur, dan kami tidak menyaksikan adanya penolakan
(keganasan) tersebut?” Jawab: Pertanyaan dan kemusykilan ini masuk ke dalam keumuman ayat ini dan
salah satu bagiannya. Karena barang siapa mengetahui keadaan negara-negara sekarang dan sistem
pemerintahannya, di mana mereka memperhatikan semua umat dan semua bangsa yang berada di bawah
kekuasaannya dan masuk ke dalam pemerintahannya, ia menganggapnya sebagai bagian dari anggota
kerajaannya dan pemerintahannya, baik umat itu memiliki kemampuan karena jumlahnya atau karena
perlengkapannya atau karena hartanya, atau karena pekerjaannya maupun pelayanannya, maka semua
pemerintahan itu memperhatikan maslahat orang-orang asing tersebut baik agama maupun dunia, mereka
khawatir jika tidak melakukan yang demikian tatanan pemerintahannya menjadi rusak dan kehilangan
sebagian tiangnya, sehingga sebagian ajaran agama tegak karena sebab itu, khususnya masjid-masjid, di
mana ia –wal hamdulillah- benar-benar tertata rapi, bahkan di ibukota negara-negara besar. Negara-negara
yang merdeka itu pun memperhatikan kebutuhan rakyat mereka yang muslim meskipun terdapat kedengkian
dan kebencian dari negara-negara Nasrani; yang Allah beritahukan bahwa hal itu akan senantiasa ada sampai
hari kiamat. Dengan demikian, tetaplah pemerintahan Islam yang tidak sanggup dan tidak bisa membela
dirinya selamat dari banyak bahaya mereka yang timbul karena adanya rasa hasad pada mereka, namun tidak
ada seorang pun di antara mereka yang sanggup menguasainya karena takut terhadap perlindungan dari yang
lain, padahal sesungguhnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala tetap akan memperlihatkan kemenangan Islam
dan kaum muslimin kepada hamba-hamba-Nya sebagaimana yang dijanjikan-Nya dalam kitab-Nya. Dan Al
hamdulillah, telah tampak sebab-sebab kemenangan itu dengan adanya kesadaran kaum muslimin tentang
perlunya kembali kepada agama mereka, di mana kesadaran merupakan awal mula kebangkitan. Oleh karena
itu, Kita memuji Allah dan meminta kepada-Nya agar Dia menyempurnakan nikmat-Nya. Oleh karena itu
Dia berfirman dalam janji-Nya yang benar dan sesuai kenyataan, “Allah pasti akan menolong orang yang
menolong (agama)-Nya.” Yakni orang yang menegakkan agama-Nya, ikhlas dalam menegakkannya,
berperang di jalan-Nya agar kalimatullah menjadi tinggi.”
1003
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Muhammad: 7-8.
1004
Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa, semua makhluk tunduk di hadapan-Nya dan Dia berkuasa terhadap
mereka. Maka bergembiralah kamu wahai kaum muslimin, karena meskipun jumlah atau perlengkapan
kamu sedikit, sedangkan jumlah dan perlengkapan musuh banyak, maka sandaran kamu adalah Yang
Mahakuat lagi Mahaperkasa. Oleh karena itu, kerjakanlah semua sebab yang diperintahkan, kemudian
mintalah pertolongan kepada-Nya, niscaya Dia akan menolong kamu. Allah Subhaanahu wa Ta'aala
berfirman, “Wahai orang-orang mukmin! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Terj. Muhammad: 7) Oleh karena itu, penuhilah hak iman
dan amal saleh, karena sesungguhnya Dia telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar
(keadaan) mereka, setelah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Nya
dengan tidak mempersekutukan sesuatu apa pun dengan-Nya. (lihat An Nuur: 55).
Dalam ayat ini Allah Ta'ala menyifati Diri-Nya dengan kekuatan dan keperkasaan. Dengan kekuatan-Nya,
Dia menciptakan segala sesuatu dan menentukan taqdirnya, dan dengan keperkasaan-Nya, maka tidak ada
ada yang sanggup mengalahkan-Nya.

140 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

   


41. 1005(yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi1006, mereka mendirikan
shalat1007, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf1008 dan mencegah dari yang mungkar1009;
dan kepada Allah-lah kembali segala urusan1010.

Ayat 42-48: Ayat-ayat Allah sebagai penawar hati Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam, ancaman bagi orang-orang yang mendustakan Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,
dan perintah agar mengambil pelajaran dari umat-umat yang kafir yang telah dibinasakan.

1005
Di ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan tanda orang yang menolong agama-Nya, dan dari
sini dapat diketahui siapa yang menolong agama-Nya itu, dan barang siapa yang mengaku menolong agama
Allah, namun pada kenyataannya, ia tidak memiliki sifat yang akan disebutkan, maka sesungguhnya
pengakuannya dusta.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Utsman meriwayatkan dari Utsman bin Affan ia berkata, "Berkenaan
dengan kami turun ayat, "(yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka mendirikan
shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar ." (Terj. QS. Al Hajj:
41), kami dikeluarkan dari negeri kami tanpa alasan yang benar selain karena kami mengatakan, bahwa
Tuhan kami adalah Allah. Kemudian kami diberi kedudukan di bumi, kami mendirikan shalat, menunaikan
zakat, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan kepada Allah-lah kembali segala
urusan. Ayat itu terkait denganku dan kawan-kawanku."
Abul 'Aliyah berkata, "Mereka adalah para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam."
Ash Shabah bin Sawadah Al Kindiy berkata: Aku mendengar Umar bin Abdul 'Aziz berkhutbah sambil
membacakan ayat, "(yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi,…dst." (Terj. QS. Al Hajj:
41), Kemudian ia berkata, "Ingatlah! Ayat ini tidak untuk pemimpin saja, tetapi untuk pemimpin dan yang
dipimpin. Ingatlah! Aku akan memberitahukan kamu hak kamu atas pemimpin dan hak pemimpin atas
kamu. Sesungguhhnya hak kamu atas pemimpin adalah dia mengambil hak-hak Allah atas kamu, dan
mengambilnya untuk sebagian kamu dari yang lain, dan menunjukimu ke jalan yang lurus semampunya,
sedangkan kewajiban kamu adalah menaati tanpa dipaksa. Demikian juga tidak menyelisihi baik secara
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan."
Menurut Athiyyah Al 'Aufiy, ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat An Nuur: 55.
1006
Dengan dimenangkan terhadap musuh mereka atau berkuasa atas mereka.
1007
Pada waktunya dan dengan berjamaah.
1008
Yakni semua ketaatan, baik yang terkait dengan hak Allah maupun yang terkait dengan hak manusia.
Jika perkara yang ma‟ruf dan yang munkar kurang diketahui karena keadaan yang telah berubah, maka
1009

mereka mendorong rakyatnya belajar dan bagi yang berilmu untuk mengajarkan kepada yang tidak
mengetahui. Demikian pula mereka siapkan segala sesuatu yang dapat menyempurnakan amar ma‟ruf dan
nahi munkar, seperti diadakan dewan hisbah (kepolisian yang ditugaskan melakukan amar ma‟ruf dan nahi
munkar).
1010
Semua urusan kembali kepada Allah, dan Dia telah memberitahukan bahwa akibat yang baik akan
diperoleh oleh orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu, barang siapa yang diberikan kekuasaan oleh
Allah, lalu ia menjalankan perintah Allah, maka ia akan memperoleh akibat yang baik. Sebaliknya, barang
siapa yang diberikan kekuasaan oleh Allah, namun ia mengedepankan hawa nafsunya, maka meskipun ia
memperoleh kekuasaan dalam waktu tertentu, namun akibatnya tidak baik dan kepemimpinannya tercela.
Menurut Zaid bin Aslam, bahwa maksud, "Dan kepada Allah kembali segala urusan," adalah bahwa di sisi Allah
ada pahala terhadap perbuatan yang mereka kerjakan.

141 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
42. 1011Dan jika mereka (orang-orang musyrik) mendustakan engkau (Muhammad), Begitu pulalah
kaum-kaum yang sebelum mereka, kaum Nuh, 'Aad dan Tsamud (juga telah mendustakan rasul-
rasul-Nya),

    


43. Dan (demikian juga) kaum Ibrahim dan kaum Luth,

             
44. Dan penduduk Madyan. Dan Musa (juga) telah didustakan1012, namun Aku beri tenggang waktu
kepada orang-orang kafir1013, kemudian Aku siksa mereka, maka betapa hebatnya siksaan-Ku1014.

              
45. Maka betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan1015 karena penduduknya dalam keadaan
zalim1016, sehingga runtuh bangunan-bangunan dan (betapa banyak pula) sumur yang telah
ditinggalkan1017 dan istana yang tinggi (tidak ada penghuninya)1018,

                 

      


46. 1019Maka tidak pernahkah mereka berjalan1020 di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat
memahami1021, telinga mereka dapat mendengar1022? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi
yang buta ialah hati yang di dalam dada1023.

1011
Ayat ini merupakan hiburan bagi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah Subhaanahu wa
Ta'aala berfirman kepada Nabi-Nya, menerangkan bahwa Beliau bukanlah rasul pertama yang didustakan
dan mereka bukanlah umat pertama yang mendustakan rasul.
1012
Oleh orang-orang Qibthi (Mesir) padahal ia telah membawa bukti kebenarannya.
1013
Sehingga mereka semakin melampaui batas, dan semakin bertambah kekafiran dan keburukannya.
1014
Dapat pula diartikan, “Maka betapa hebatnya pengingkaran-Ku terhadap kekafiran dan pendustaan
mereka dengan membinasakan mereka.” Di antara mereka ada yang ditimpa hujan batu kerikil, ada yang
ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang dibenamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang
ditenggelamkan. Allah sekali-kali tidaklah menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri
mereka sendiri. Oleh karena itu, mereka yang mendustakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
hendaknya mengambil pelajaran dari azab yang menimpa generasi sebelum mereka.
1015
Dengan azab yang pedih dan kehinaan duniawi.
1016
Dengan berbuat kafir kepada Allah dan mendustakan Rasul-Nya, dan hukuman Allah bukanlah karena
kezaliman-Nya, akan tetapi karena keadilan-Nya.
1017
Sumur yang sebelumnya ramai didatangi manusia menjadi sepi ditinggalkan, dan istana yang
sebelumnya ditinggikan dan diperkuat serta diberi hiasan menjadi sepi tidak berpenghuni, semuanya menjadi
pelajaran bagi generasi yang datang setelahnya jika mereka mau mengambil pelajaran.
1018
Karena penduduknya telah mati dibinasakan. Daerahnya yang sebelumnya makmur menjadi sepi, dan
yang sebelumnya disenangi menjadi dijauhi. Ada pula yang menafsirkan kata qashr dengan benteng, yakni
benteng tersebut meskipun kokoh dan kuat tidak dapat menjaga penduduknya dari azab Allah. Lihat pula
surat An Nisaa': 78.

142 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              



1019
Oleh karena itulah, Allah mengajak hamba-hamba-Nya mengadakan perjalanan di muka bumi untuk
memperhatikan keadaan orang-orang terdahulu yang telah binasa dan mengambil pelajaran daripadanya.
1020
Dengan badan dan hati mereka lalu mereka memperhatikan azab yang menimpa umat-umat yang
mendustakan itu. Ibnu Abid Dunya berkata dalam kitab At Tafakkur wal I'tibar: Sebagain orang-orang bijak
berkata, "Hidupkanlah hatimu dengan memperoleh nasihat, sinarilah dengan berpikir, matikanlah dengan
zuhud, kuatkanlah dengan keyakinan, hinakanlah dengan kematian, tetapkanlah dengan kefanaan,
terangkanlah pandangannya dengan bencana dunia, peringatkanlah dengan serangan masa dan pergantian
hari, tampilkanlah kepadanya berita orang-orang terdahulu. Ingatkanlah dengan hal yang menimpa orang-
orang sebelumnya, berjalanlah di daerah dan bekas peninggalan mereka, lihatlah apa yang mereka kerjakan,
di mana mereka berada, dan karena apa mereka berubah."
1021
Ayat-ayat Allah dan memperhatikan tempat-tempat yang terdapat ibrah (pelajaran).
1022
Untuk mendengarkan berita kebinasaan dan kehancuran orang-orang yang mendustakan, sehingga
mereka dapat mengambil pelajaran daripadanya. Akan tetapi, jika sebatas memandang dan mendengar atau
berjalan-jalan tanpa bertafakkur dan mengambil pelajaran, maka yang demikian tidaklah bermanfaat dan
tidak mencapai maksud yang diinginkan.
1023
Buta yang berbahaya adalah buta dalam agama, yaitu butanya hati dari melihat yang hak sehingga ia
tidak melihat yang hak itu sebagaimana mata yang buta tidak dapat melihat sesuatu yang terlihat.
Alangkah indah apa yang diucapkan oleh Abu Muhammad Abdullah bin Muhammad bin Sarah Al Andulisiy
yang wafat pada tahun 517 H,

... ‫ ْكَّكي ُر َذ ْك ِذكَذ ُر‬: ‫ َذ َذى ِذِذ نَّك ِذيَذ ِذ‬... ‫ َذ قَذ ْك‬،‫َّكق ا‬
‫َذ‬ ‫صيي ِذ َذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ َذ ْك ُر ْك ُر َذ‬
... ‫صُر ؟‬ ‫ ِذ ر ِذس َذ ِذ ِذ‬... ‫ اَذِذ ي تُر ى‬،‫ِذ ْك ُر ْكن َذ تَذسم ٍّذ ْك ى‬
‫ َّكس ْكم ُر َذ َذ‬: ‫ي ْك َذو يَذ‬ ‫َذ‬ ‫ْك َذ َذ‬ ‫ْك َذ ُر َذ‬ ‫َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
... ‫ ْك َذل ْك ُر َذ ْكا َذُر‬: ‫ َذْك َذ ْك ْكْلَذ َذ‬... ‫َذْكي َذ ْكاَذ َذ ُّب َذَذ ْكاَذ ْك َذمى س َذوى َذر ُر ٍة‬
‫ِذ‬
‫ ْك‬: ‫ َذ ْكلَذى َذَذ نَّكيٍّ َذ‬... ‫ َذ َذ َذ لَذي ْك‬، ‫َّكهُر َذْك َذقى َذ َذ ُّب ْكيَذ‬
... ‫َّكم ُر َذ َذق َذمُر‬ ‫َذ ْك‬
... ‫ ْكَذ ْك ُر َذ ْكاَذ َذ ُر‬: ‫ ثَّك ِذَذ ِذ‬، ‫ا ِذ َذَ قَذ َذ‬... ‫ َذ ِذ ْك َذ ِذَذه‬، ‫َذيَذ ْك َذ لَذ َّك َذ ِذ ُّب ْكيَذ‬
Wahai manusia yang mendengarkan seruan kesengsaraan,
padahal ada dua tanda kematian memanggilnya; yaitu uban dan kerentaan.
Jika engkau tidak mendengarkan peringatan, maka dimana terlihat pada kepalamu
dua sumber pemerhati, yaitu pendengaran dan penglihatan
Yang tuli dan yang buta tidak ada kecuali pada seorang yang tidak ditunjuki dua petunjuk;
Penglihatan dan pengalaman
Masa tidaklah akan kekal, demikian juga dunia dan falak yang tinggi,
Demikian juga dua sumber cahaya; matahari dan bulan
Pasti semuanya akan berlalu dari dunia, meskipun dua tempat tidak suka berpisah dengannya;
Yaitu desa dan kota.

143 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


47. Dan mereka meminta kepadamu (Muhammad) agar azab itu disegerakan1024, padahal Allah
tidak akan menyalahi janji-Nya1025. Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu
tahun menurut perhitunganmu1026.

           
48. Dan betapa banyak negeri yang Aku tangguhkan penghancurannya1027, karena penduduknya
berbuat zalim1028, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Kulah tempat kembali (segala
sesuatu)1029.

1024
Yang demikian karena kebodohan, kezaliman, penentangannya dan karena mengira bahwa Allah lemah
serta karena mendustakan Rasul-Nya. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Anfaal: 32.
1025
Oleh karena itu, apa yang diancamkan Allah pasti akan terjadi, dan tidak ada yang menghalangi mereka
dari azab Allah. Adapun untuk penyegeraannya, maka itu bukan urusan Beliau, karena di hadapan mereka
ada hari kiamat, hari di mana orang-orang terdahulu mereka dan orang-orang yang datang kemudian
dikumpulkan dan diberikan balasan, di hari itu para wali Allah dimuliakan, sedangkan musuh-musuh-Nya
dihinakan.
1026
Maksudnya adalah sehari di sisi Allah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu karena lamanya dan
dahsyatnya, dan sama saja apakah mereka mendapat azab di dunia atau azab itu ditunda dari mereka, maka
sesungguhnya hari yang diancamkan itu akan datang juga. Bisa juga maksudnya, bahwa Allah Maha
Penyantun, kalau sekiranya mereka meminta disegerakan azab, maka sesungguhnya sehari di sisi-Nya
seperti seribu tahun menurut perhitungan manusia. Waktu tersebut, meskipun terasa lama dan manusia
menganggap lama turunnya azab, akan tetapi Allah memberi waktu yang panjang bukan berarti membiarkan,
sehingga apabila tiba saat Dia menyiksa orang-orang zalim, maka tidak ada yang diloloskan-Nya. Ada pula
yang berpendapat, bahwa mereka meminta disegerakan azab, padahal sehari dari hari-hari diazabnya mereka
di akhirat itu sama seperti seribu tahun. Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya adalah sehari di sisi
Allah dan seribu tahun dalam waktu penangguhan adalah sama, karena Dia berkuasa menyiksa mereka
kapan saja, dan kalau pun ditunda, maka yang demikian tidaklah membuat luput, sehingga dalam kekuasaan-
Nya sama saja apakah yang mereka minta itu terjadi atau ditunda nanti.
Ibnu Abi Hatim, Tirmidzi, dan Nasa'i meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda,

» ‫ص ِذ َذ ْكوٍة‬ ‫ِذ ِذ ِذ ِذ ِذ ِذ ِذ‬


‫« َذ ْك ُر ُر ْك ُر َذقَذ اُر ْكاَذنَّك َذ قَذ ْك َذ ْكاَذ ْك نيَذ ا َذ ْكمسم َذ َذ ٍة ْك‬
"Kaum fakir masuk ke surga sebelum orang-orang kaya dengan jarak lima ratus tahun atau setengah hari (di
akhirat)." (Hadits ini dinyatakan hasan shahih oleh Syaikh Al Albani).
Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Sa'ad bin Abi Waqqash, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
‫ِذ َذِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة ِذ ِذ ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ « َذْك ُر‬:‫ي ْكيَذ ْكو ؟ قَذ َذل‬
‫ص ُر َذ َذ‬ ‫«ِذ ٍّ َذا ْكَذر ُر و َذ ْك َذ تَذ ْكلجَذ ُرَّك ِذِت ْكن َذ َذرٍّ َذ َذ ْك ُر َذ ٍّ َذ ُره ْك ْك‬
‫ َذ َذ ْك ْك‬: ‫ قي َذ َذس ْكل‬،َ » ‫ص َذ َذ ْكو‬
»‫َذسنَذ ٍة‬
"Sesungguhnya aku berharap agar umatku tidak berputus asa di hadapan Tuhannya karena Dia menunda
mereka setengah hari." Lalu ada yang bertanya kepada Sa'ad, "Berapa lama setengah hari itu?" Beliau
menjawab, "Lima ratus tahun." (Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al Albani)
1027
Dengan waktu yang cukup lama.
1028
Kesegeraan mereka berbuat zalim tidaklah menjadikan Allah segera menyiksa mereka.
1029
Setelah mendapat azab di dunia, ia akan dikembalikan kepada Allah, Dia akan mengazabnya karena
dosa-dosanya. Oleh karena itu, hendaknya orang-orang zalim takut jika sudah turun azab Allah, dan
hendaknya mereka tidak tertipu oleh penangguhan.

144 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 49-57: Tugas rasul adalah memberi peringatan, Allah Subhaanahu wa Ta'aala
memberikan perlindungan kepada para rasul-Nya dari tipu daya setan, dan penjelasan
keadaan akhir orang-orang mukmin dan orang-orang kafir.

        


49. 1030Katakanlah (Muhammad), "Wahai manusia! Sesungguhnya aku (diutus) sebagai pemberi
peringatan yang nyata.”

        


50. Maka orang-orang yang beriman1031 dan beramal saleh, mereka memperoleh ampunan1032 dan
rezeki yang mulia1033.

        


51. Tetapi orang-orang yang berusaha menentang ayat-ayat Kami1034 dengan maksud melemahkan
(kemauan untuk beriman)1035, mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka Jahim1036.

                  

         


52. 1037Dan Kami tidak mengutus seorang rasul1038 dan tidak pula seorang nabi1039 sebelum engkau
(Muhammad), melainkan apabila dia mempunyai suatu keinginan1040, setan pun memasukkan
1030
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan hamba-Nya dan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi
wa sallam ketika orang-orang kafir meminta didatangkan azab kepada mereka agar mengatakan kepada
mereka, bahwa Beliau adalah utusan Allah sebagai pemberi kabar gembira bagi orang-orang mukmin
dengan pahala dan pemberi peringatan bagi orang-orang kafir dan zalim dengan azab Allah. Oleh karena itu,
hisab mereka kembalinya kepada Allah, jika Dia menghendaki, maka Dia akan menyegerakan azab kepada
mereka, dan jika Dia menghendaki, maka Dia menundanya dari mereka.
Pada ayat selanjutnya disebutkan lebih jelas kabar gembira dan peringatan itu.
1031
Mereka mengimani dengan hati mereka dan membenarkan imannya itu dengan amal saleh.
1032
Yaitu pengampunan terhadap dosa mereka yang lalu dan pembalasan berlipat ganda terhadap amal saleh
mereka.
1033
Yaitu surga sebagaimana dikatakan Muhammad bin Ka'ab Al Qurazhiy.
1034
Yakni Al Qur‟an.
1035
Yakni dengan mengendurkan semangat manusia dari mengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam.
1036
Yang apinya sangat panas dan menyakitkan serta sangat keras siksaannya, semoga Allah melindungi kita
daripadanya. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat An Nahl: 88.
Imam Ibnu Katsir berkata, “Banyak para mufassir yang menyebutkan di ayat ini kisah Gharaniq (sejenis
1037

burung air) serta kembalinya para sahabat yang sudah berhijrah ke Habasyah karena mereka mengira bahwa
kaum musyrik Quraisy sudah masuk Islam. Akan tetapi kisah ini melalui jalan-jalan yang semuanya mursal.
Dan saya tidak melihatnya bersanad dari jalan yang shahih, wallahu a'lam."
Singkat ceritanya adalah sebagai berikut: Dari Sa‟id bin Jubair ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam ketika di Mekah membacakan surah An Najm. Ketika sampai ayat, “Afara‟atumullaata wal „uzza, wa
manaatats tsaalitsatal ukhraa” (artinya: Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) mengaggap al
Lata dan al Uzza,-- dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian. (An Najm: 19-20)) Setan
memasukkan godaan ke lisan Beliau, “Itulah gharaniq yang utama dan perantaraannya dapat diharapkan.”

145 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


godaan-godaan ke dalam keinginannya itu. Tetapi Allah menghilangkan apa yang dimasukkan
setan itu1041. Dan Allah akan menguatkan ayat-ayat-Nya1042. Dan Allah Maha Mengetahui1043 lagi
Mahabijaksana1044,

              

  


53. Dia (Allah) ingin menjadikan godaan yang ditimbulkan setan itu sebagai cobaan1045 bagi orang-
orang yang dalam hatinya ada penyakit1046 dan orang yang berhati keras1047. Dan orang-orang yang
zalim itu1048 benar-benar dalam permusuhan yang jauh1049,

Mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Beliau belum pernah sebelum hari ini menyebut baik tuhan-tuhan
kita.” Maka Beliau sujud dan mereka pun ikut sujud. Kemudian Allah „Azza wa Jalla menurunkan ayat ini,
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul dan tidak pula seorang nabi sebelum engkau (Muhammad),
melainkan apabila dia mempunyai suatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan ke dalam
keinginannya itu. Tetapi Allah menghilangkan apa yang dimasukkan setan itu. Dan Allah akan menguatkan
ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana,” Muhammad bin Ishaq menyebutkan
kisah yang mirip seperti ini dalam As Sirah, namun semuanya adalah mursal dan terputus, wallahu a‟lam.
Imam Al Bahgawi pun sama menyebutkan kisah ini, namun Beliau mempertanyakan hal tersebut,
“Bagaimana bisa terjadi seperti ini padahal wahyunya terpelihara dan dijamin oleh Allah Ta‟ala untuk
Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam?” Kemudian ia menyebutkan berbagai jawaban dari beberapa orang
(ulama). Di antara jawaban yang paling halusnya adalah, bahwa setan memasukkan ke telinga kaum musyrik
hal tersebut, sehingga mereka mengira bahwa kalimat tersebut keluar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, padahal sesungguhnya tidak. Bahkan ia merupakan pekerjaan setan, bukan dari Rasul Ar Rahman
shallallahu 'alaihi wa sallam, wallahu a‟lam.”
Ayat ini merupakan hiburan dari Allah kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
1038
Yaitu nabi yang diperintahkan untuk menyampaikan.
1039
Yaitu nabi yang tidak diperintahkan menyampaikan.
1040
Ibnu Abbas berkata, “Apabila Beliau hendak menyampaikan perkataan, maka setan memasukkan godaan
dalam perkataannya, lalu Allah menghilangkan godaan tersebut.” Suatu keinginan di sini maksudnya
menurut sebagian ulama adalah apabila hendak membaca Kitabullah.
1041
Imam Ibnu Katsir berkata, “Hakikat naskh (lihat lafaz ayat tersebut-peny) secara bahasa adalah
menghilangkan dan mengangkat. Ibnu Abbas berkata, “Yakni Allah Subhaanahu wa Ta'aala menghilangkan
godaan yang dimasukkan setan.” As Suyuthi setelah menyebutkan riwayat-riwayat ini (yakni tentang kisah
Gharaniq) dalam Al Lubaab berkata, “Semuanya bisa lemah atau terputus.” Al Haafizh Ibnu Hajar berkata,
“Akan tetapi banyaknya jalan menunjukkan bahwa kisah ini (kisah Gharaniq) memiliki dasarnya.” Ibnul
„Arabi berkata, “Sesungguhnya riwayat-riwayat ini batil tidak ada asalnya.” Adh Dhahhak berkata, “Jibril
dengan perintah Allah menghapuskan godaan setan dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya.” Syaikh As
Sa‟diy berkata, ”Dia menyingkirkan (godaan setan itu), menghilangkannya, membatalkannya dan
menerangkan bahwa hal itu bukan termasuk ayat-ayat-Nya.”
1042
Yakni merapihkannya dan memeliharanya, sehingga bersih dari godaan yang hendak dimasukkan setan.
1043
Dia mengetahui apa yang akan terjadi dan tidak ada satu pun yang samar baginya.
1044
Baik dalam taqdir-Nya, penciptaan-Nya, perintah-Nya, larangan-Nya, perkataan-Nya dan perbuatan-
Nya. Dia meletakkan sesuatu pada tempat-tempatnya, di antara sempurna hikmah-Nya adalah diberikan
kesempatan kepada setan untuk menyampaikan godaannya sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam
hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya sebagaimana diterangkan pada ayat selanjutnya.
1045
Dengannya semakin nampak keburukan yang tersembunyi dalam diri mereka. Adapun bagi orang-orang
yang diberi ilmu, maka sebagai rahmat.
1046
Maksudnya adalah penyakit keraguan dan kemunafikan.

146 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                

     


54. dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu1050 meyakini bahwa (Al Quran) itu benar dari
Tuhanmu1051 lalu mereka beriman1052 dan hati mereka tunduk kepadanya1053. Dan sungguh, Allah
pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman1054 kepada jalan yang lurus1055.

               


55. 1056Dan orang-orang kafir itu senantiasa ragu mengenai hal itu (Al Quran), hingga saat
(kematiannya) datang kepada mereka dengan tiba-tiba, atau azab hari kiamat1057 yang datang
kepada mereka1058.
1047
Yaitu kaum musyrik karena enggan menolak kebenaran, di mana hal tersebut mereka jadikan hujjah
terhadap kebatilan mereka dan mereka gunakan untuk mendebat dan menentang Allah dan Rasul-Nya.
1048
Yakni orang yang hatinya ada penyakit dan orang-orang yang kasar hatinya (kaum musyrik).
1049
Terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum mukmin, demikian pula terhadap petunjuk dan
kebenaran.
1050
Yakni ilmu yang bermanfaat, dimana dengannya mereka dapat mengetahui mana yang hak dan mana
yang batil, mana petunjuk dan mana kesesatan, mereka pun dapat membedakan keduanya; kebenaran yang
tetap yang dikokohkan Allah dan kebatilan yang baru datang yang dihapus Allah dengan syahid (bukti)
terhadap masing-masingnya, dan agar mereka mengetahui bahwa Allah Mahabijaksana, Dia menetapkan
sebagian cobaan agar tampak apa yang tersembunyi dalam hati seseorang berupa kebaikan dan keburukan.
1051
Yang Dia turunkan dengan ilmu-Nya dan dijaga-Nya sehingga tidak akan tercampur dengan perkataan
selain-Nya.
1052
Dengan sebab itu dan iman mereka bertambah ketika syubhat tersingkirkan.
1053
dan menerima kebijaksanaan-Nya, dan hal ini termasuk hidayah-Nya kepada mereka.
1054
Karena iman yang ada dalam diri mereka.
1055
Yaitu pengetahuan terhadap yang hak dan mengamalkannya. Allah meneguhkan (iman) orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang teguh itu (Laailaahaillallah) dalam kehidupan di dunia, dan hal ini
termasuk peneguhan-Nya.
Menurut Ibnu Katsir, Allah menunjukkan orang-orang yang beriman ke jalan yang lurus baik di dunia dan
akhirat. Di dunia, Allah menunjukkan mereka kepada kebenaran, mengikutinya dan memberi mereka taufiq
untuk menyelisihi yang batil serta menjauhinya, sedangkan di akhirat adalah Dia menunjukkan mereka ke
jalan yang lurus yang menyampaikan ke beberapa derajat di surga, dan menjauhkan mereka dari azab yang
pedih serta tingkatan yang rendah.
1056
Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan bahwa orang-orang kafir senantiasa dalam keraguan
terhadap Al Qur'an ini.
1057
Ada yang mengartikan “„Adzaabu yaumin „aqiim” dengan perang Badar. Dinamakan perang badar
dengan yaumun „aqiim (hari yang tidak berkelanjutan) karena mereka tidak melihat malam harinya, kecuali
mereka sudah mati terbunuh sebelum sore hari, ada pula yang berpendapat, karena pada hari itu tidak ada
kebaikan sama sekali bagi orang-orang kafir, dan ada yang berpendapat, karena tidak ada hari yang lebih
dahsyat daripada hari itu, karena malaikat ketika itu ikut berperang. Namun yang rajih insya Allah, bahwa
yaumun „aqiim adalah hari kiamat berdasarkan ayat setelahnya meskipun perang Badar termasuk ke dalam
hari yang diancamkan, tetapi itu bukan maksudnya. „Ikrimah dan Mujahid berkata, “Ia adalah hari kiamat, di
mana tidak ada malamnya.”

147 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


             
56. Kekuasaan pada hari itu1059 ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara mereka1060. Maka
orang-orang yang beriman1061 dan beramal saleh1062 berada dalam surga-surga yang penuh
kenikmatan1063.

        


57. Dan orang-orang yang kafir1064 dan yang mendustakan ayat-ayat Kami, maka mereka akan
merasakan azab yang menghinakan1065.

Ayat 58-66: Menerangkan keutamaan orang-orang yang berhijrah dan balasan untuk
mereka, bolehnya membalas serangan dengan serangan yang serupa untuk membela diri dan
agama, nikmat Allah kepada manusia, dan pentingnya memikirkan bukti kekuasaan Allah
Subhaanahu wa Ta'aala.

                 

 
58. 1066Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka terbunuh atau mati,
sungguh, Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik1067 (surga). Dan sesungguhnya
Allah adalah pemberi rezeki yang terbaik.

1058
Sehingga mereka pun menyesal dan berputus asa dari semua kebaikan, dan mereka ingin sekali kalau
seandainya mereka beriman kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengambil jalannya. Dalam
ayat ini terdapat peringatan bagi mereka agar mereka berhenti dari keraguan dan kedustaan mereka.
1059
Yaitu hari kiamat.
1060
Orang-orang mukmin dan orang-orang kafir dengan keputusan yang adil.
1061
Kepada Allah dan rasul-rasul-Nya serta beriman kepada apa yang mereka bawa.
1062
Mereka benarkan iman mereka dengan amal saleh.
1063
Karena karunia Allah. Mereka memperoleh kenikmatan hati, ruh dan badan yang sulit disebutkan
sifatnya dan tidak dapat dicapai akal.
1064
Kepada Allah, para rasul-Nya dan mendustakan ayat-ayat-Nya yang menunjukkan kepada kebenaran,
namun mereka berpaling darinya atau menentangnya.
1065
Karena kerasnya, pedihnya dan sampainya ke hati sebagaimana mereka menghina para rasul dan ayat-
ayat-Nya, sehingga Allah menghinakan mereka dengan azab.
1066
Ayat ini merupakan kabar gembira yang besar bagi orang yang berhijrah di jalan Allah, di mana ia keluar
dari rumahnya, kampungnya, dan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan pahala-Nya, serta hendak
membela agama-Nya, maka orang ini berhak mendapat pahala dari Allah, baik ia meninggal di atas tempat
tidur atau terbunuh sebagai mujahid fii sabiilillah. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat An Nisaa':
100.
1067
Di alam barzakh dan pada hari kiamat dengan masuk ke dalam surga yang penuh kenikmatan, baik bagi
hati maupun badan. Maksud ayat ini bisa juga, bahwa orang yang berhijrah di jalan Allah telah ditanggung
Allah rezekinya di dunia dengan rezeki yang banyak lagi baik, baik ia akan mati di kasurnya atau terbunuh
sebagai syahid, mereka semua ditanggung rezekinya, sehingga jangan dikira bahwa apabila ia keluar
meninggalkan rumah dan hartanya, maka ia akan miskin, karena Tuhannya adalah Pemberi rezeki yang
terbaik. Ternyata apa yang diberitakan terjadi sesuai kenyataan, kaum muhajirin yang meninggalkan rumah

148 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
59. Sungguh, Dia (Allah) pasti akan memasukkan mereka ke tempat masuk (surga) yang mereka
sukai1068. Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui1069 lagi Maha Penyantun1070.

                  
60. Demikianlah1071, dan barang siapa membalas seimbang dengan kezaliman (penganiayaan) yang
pernah dia derita1072 kemudian dia dizalimi (lagi)1073, pasti Allah akan menolongnya. Sungguh,
Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun1074.

dan harta mereka untuk membela agama Allah tidak lama kemudian diberikan oleh Allah kemenangan di
atas kemenangan dan mereka menjadi manusia yang kaya.
1068
Maksud “tempat masuk yang mereka sukai” bisa maksudnya surga, dan bisa juga maksudnya diberikan
kemenangan dan berhasil menaklukkan negeri-negeri, seperti berhasil menaklukkan Mekah, di mana mereka
memasuki Mekah dalam keadaan ridha dan senang. Dengan demikian, mereka mendapatkan dua rezeki;
rezeki di dunia dan di akhirat.
1069
Terhadap semua urusan, luar dan dalam, awal dan akhir. Dia juga mengetahui keadaan orang yang
berhijrah dan berjihad di jalan-Nya.
1070
Kepada makhluk-makhluk-Nya meskipun mereka mendurhakai-Nya, Dia tidak segera memberikan
hukuman padahal mampu melakukannya, bahkan masih tetap mengalirkan rezeki dan karunia-Nya. Dia juga
Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya yang berhijrah, Dia akan menghapuskan dosa-dosa mereka
karena hijrah yang mereka lakukan. Adapun orang-orang yang terbunuh di jalan Allah baik sedang berhijrah
atau tidak, maka sesungguhnya dia tidak mati, dia hidup di sisi Allah mendapatkan rezeki. Dan orang-orang
yang wafat di jalan Allah baik dalam keadaan berhijrah maupun tidak, maka ia akan memperoleh rezeki dari
Allah dan ihsan-Nya yang besar sebagaimana diterangkan dalam beberapa hadits.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Syurahbil bin As Samth ia berkata, "Cukup lama ribath (pertahanan)
kami dan tinggal kami di benteng negeri Romawi, lalu Salman –yakni Al Farisi- radhiyallahu 'anhu melewati
kami dan berkata, "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ َّك َذ ْك ِذ‬ ‫ َذ ْك َذى لَّك ُر َذلَذْكي ِذ ِذ ثْك َذ َذ َذ‬، ً ‫َذ ْك َذ َذ ُر َذ ِذ‬
‫ َذ َذ َذ َذ‬،‫ َذ َذ ْك َذى َذلَذْكي ٍّ ْك َذا‬، ‫ي ْكاَذ ْك ِذ‬
"Barang siapa yang mati dalam keadaan ribath (menjaga perbatasan), maka Allah akan mengalirkan pahala
semisal itu, mengalirkan rezeki kepadanya, dan ia akan aman dari dua penguji kubur (malaikat Munkar dan
Nakir)."
Salman juga berkata, "Bacalah jika kalian mau firman Allah Ta'ala, "Dan orang-orang yang berhijrah di
jalan Allah, kemudian mereka terbunuh atau mati, sungguh, Allah akan memberikan kepada mereka rezeki
yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah pemberi rezeki yang terbaik.-- Sungguh, Dia (Allah)
pasti akan memasukkan mereka ke tempat masuk (surga) yang mereka sukai. Dan sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun." (Terj. QS. Al Hajj: 58-59)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abdurrahman bin Jahdam Al Khaulani, bahwa ia mendatangi Fudhalah
bin Ubaid di laut yang sedang bersama dua jenazah, dimana yang satu meninggal dunia karena terkena
manjenik (lemparan batu), sedangkan yang satu lagi karena wafat (biasa), lalu Fudhalah bin Ubaid duduk di
dekat kubur orang yang wafat, maka ia ditanya, "Engkau meninggalkan kubur orang yang syahid dan tidak
duduk di dekatnya?" Ia menjawab, "Aku tidak peduli, dari liang yang mana di antara keduanya aku
dibangkitkan. Sesungguhnya Allah berfirman, "Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian
mereka terbunuh atau mati, sungguh, Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik …dst." (Terj.
QS. Al Hajj: 58-59). Oleh karena itu, apa lagi yang engkau inginkan jika engkau dimasukkan ke dalam
tempat yang engkau ridhai dan diberikan rezeki dengan rezeki yang baik. Demi Allah, aku tidak peduli, dari
liang yang mana dari keduanya aku dibangkitkan."
1071
Maksudnya, yang kami ceritakan kepadamu itu.

149 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               
61. 1075Demikianlah1076 karena Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan
siang ke dalam malam1077 dan sungguh, Allah Maha Mendengar1078 lagi Maha Melihat1079.

               

 
62. Demikianlah (kebesaran Allah) karena Allah, Dialah (Tuhan) yang hak1080. Dan apa saja yang
mereka seru selain Dia, itulah yang batil1081, dan sungguh Allah, Dialah Yang Mahatinggi1082 lagi
Mahabesar1083.

1072
Maka sesungguhnya ia boleh membalas serupa, dan jika ia melakukan pembalasan, maka ia tidak
disalahkan, bahkan jika ia dizalimi lagi, maka Allah akan menolongnya, karena ia terzalimi. Muqatiil bin
Hayyan dan Ibnu juraij meriwayatkan, bahwa ayat ini turun berkenaan sariyyah (pasukan kecil) para sahabat
ketika mereka menemui sekumpulan kaum musyrik di bulan haram, maka kaum muslimin meminta mereka
agar tidak menyerang di bulan itu, tetapi kaum musyrik tetap ingin menyerang, maka terpaksa kaum
muslimin memerangi mereka dan Allah memberikan pertolongan kepada kaum muslimin dalam peperangan
itu sehingga menang.
1073
Seperti diusir dari kampung halamannya.
1074
Allah Maha Pemaaf terhadap orang-orang yang berdosa, Dia tidak menyegerakan hukuman kepada
mereka, Dia mengampuni dosa mereka, menghilangkannya, dan menghilangkan pengaruhnya. Inilah sifat
dzatiyah Allah yang selalu pada-Nya. Dia bermu‟amalah (berhubungan) dengan hamba-hamba-Nya dalam
setiap waktu dengan memaafkan dan mengampuni. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kamu wahai orang-
orang yang terzalimi memaafkan dan mengampuni.
1075
Allah Ta'ala mengingatkan, bahwa Dia yang menciptakan dan mengatur makhluk-makhluk-Nya sesuai
kehendak-Nya.
1076
Yakni pertolongan itu, atau hukum-hukum yang baik dan adil yang disyariatkan kepada kamu.
1077
Di mana hal tersebut terdapat banyak maslahat bagi hamba dan sebagai nikmat bagi mereka.
1078
Doa kaum mukmin dan perkataan mereka.
1079
Tidak samar bagi-Nya keadaan mereka; Dia mengetahui semua keadaan mereka.
1080
Yakni Tuhan yang berhak disembah, tidak selain-Nya. Dia senantiasa kekal dan tidak akan fana, Dia
yang pertama di mana tidak ada sesuatu sebelum-Nya, dan Dia yang terakhir, di mana tidak ada sesuatu
setelah-Nya, Dia sempurna nama dan sifat-Nya, benar janji-Nya, janji-Nya hak, pertemuan dengan-Nya
adalah hak, agama-Nya adalah hak, beribadah hanya kepada-Nya adalah hak, Dia Yang Memberikan
Manfaat dan Yang Kekal selalu.
1081
Dirinya batil dan menyembahnya pun batil karena sesuatu selain Allah tidak berkuasa memberikan
manfaat dan menghindarkan madharat (bahaya).
1082
Dzat-Nya tinggi di atas semua makhluk-Nya, kedudukan-Nya tinggi, sifat-Nya sempurna, dan
mengalahkan semua makhluk-Nya.
1083
Dia Mahabesar dzat-Nya, nama-Nya, sifat-Nya, di mana karena kebesaran dan keagungan-Nya bumi
dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, langit dilipat dengan Tangan Kanan-Nya. Karena kebesaran-Nya,
kursi-Nya sampai meliputi langit dan bumi. Karena kebesaran-Nya, semua makhluk di bawah kekuasaan-
Nya. Hakikat kebesaran yang tidak diketahui kecuali oleh-Nya adalah bahwa ia merupakan semua sifat
sempurna, agung dan besar. Sifat yang dimiliki-Nya adalah sifat yang paling besar dan sempurna. Karena
kebesaran-Nya, semua ibadah yang keluar dari penghuni langit maupun bumi tujuan-Nya adalah untuk
membesarkan dan mengagungkan-Nya. Oleh karena itulah, takbir menjadi syiar terhadap ibadah-ibadah
yang besar seperti shalat dan lainnya.

150 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                
63. 1084Tidakkah engkau memperhatikan1085, bahwa Allah menurunkan air (hujan) dari langit,
sehingga bumi menjadi hijau?1086 Sungguh, Allah Mahahalus1087 lagi Maha Mengetahui1088.

             
64. Milik-Nyalah1089 apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Allah benar-benar
Mahakaya1090 lagi Maha Terpuji1091.

1084
Ayat ini merupakan dorongan dari Allah Ta'ala agar hamba-hamba-Nya memperhatikan ayat-ayat-Nya
yang menunjukkan keesaan-Nya, keagungan-Nya, kemahakuasaan-Nya, dan kesempurnaan-Nya.
1085
Dengan mata kepalamu dan mata hatimu.
1086
Allah menurunkan air hujan ke tanah yang gersang, lalu tanah itu menjadi hijau dan pemandangannya
indah. Sesungguhnya yang mampu menghidupkan tanah yang mati benar-benar berkuasa menghidupkan
orang yang telah mati.
1087
Allah mengetahui bagian dalam sesuatu serta yang samarnya, Dia memberikan kebaikan kepada hamba
dan menghindarkan keburukan dengan cara-cara yang halus lagi tersembunyi bagi hamba. Di antara
kelembutan-Nya adalah Dia menampakkan kepada hamba-Nya keperkasaan-Nya dalam memberikan
hukuman dan sempurnanya kekuasaan-Nya, kemudian kelembutan-Nya akan tampak setelah seorang hamba
hampir binasa. Di antara kelembutan-Nya juga adalah Dia mengetahui tempar-tempat untuk diturunkan
hujan dan Dia mengetahui di mana tempat benih-benih yang berada di perut bumi, lalu Dia arahkan air itu ke
benih tersebut sehingga tumbuhlah berbagai tumbuhan yang indah.
1088
Yang ada dalam hati mereka ketika mereka menanti turunnya hujan, Dia mengetahui rahasia segala
urusan dan yang disembunyikan dalam dada. Ayat ini sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Al An'aam:
59 dan Luqman: 16.
1089
Yakni ciptaan-Nya dan hamba-Nya. Dia Mahakaya, sedangkan selain-Nya adalah fakir. Dia mengatur
mereka dengan kekuasaan-Nya, hikmah-Nya dan sempurnanya kekuasaan-Nya.
1090
Dia Mahakaya dari berbagai sisi. Di antara kekayaan-Nya adalah, bahwa Dia tidak butuh kepada seorang
pun di antara makhluk-Nya. Di antara kekayaan-Nya pula adalah, bahwa Dia tidak memiliki seorang istri
maupun anak. Di antara kekayaan-Nya adalah Dia adalah Ash Shamad, Dia tidak makan dan tidak minum
serta tidak membutuhkan sesuatu pun yang dibutuhkan makhluk, Dia memberi makan dan tidak diberi
makan. Di antara kekayaan-Nya adalah semua makhluk butuh kepada-Nya, butuh diwujudkan, butuh
diberikan kesiapan untuk menjalani hidup dan butuh diberi pertolongan. Di antara kekayaan-Nya adalah
kalau seandainya semua orang yang ada di langit dan yang ada di bumi yang hidup maupun yang telah mati
berkumpul di suatu tempat, lalu masing-masing mereka meminta kebutuhannya, kemudian Dia memberikan,
maka tidaklah berkurang apa yang ada di sisi-Nya kecuali seperti jarum dimasukkan ke tengah lautan lalu
diangkat, yakni tidak berkurang sama sekali. Dia selalu memberi nikmat dan karunia di malam dan siang
hari, dan di antara kekayaan-Nya adalah Dia menyiapkan di surga sesuatu yang belum pernah terlihat oleh
mata, terdengar oleh telinga dan belum pernah terlintas di hati manusia.
1091
Dia Maha Terpuji dzat-Nya, nama-Nya karena semuanya indah dan sifat-Nya karena semuanya sifat
sempurna. Dia terpuji pula perbuatan-Nya karena berjalan di antara keadilan dan ihsan, rahmat dan hikmah
(kebijaksanaan). Dia terpuji pula dalam syariat yang ditetapkan-Nya karena Dia tidak memerintahkan
kecuali yang di sana terdapat maslahat saja atau lebih besar maslahatnya, dan tidaklah melarang kecuali
karena di dalamnya terdapat mafsadat saja atau lebih besar mafsadatnya. Dia berhak mendapatkan pujian
yang memenuhi langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya dan apa yang Dia kehendaki setelahnya, di
mana semua hamba tidak dapat menjumlahkan pujian untuk-Nya, bahkan Dia sebagaimana pujian-Nya
untuk Diri-Nya dan di atas pujian hamba untuk-Nya. Dia Maha Terpuji karena taufiq yang diberikan-Nya
dan karena dibiarkan-Nya orang yang dibiarkan-Nya, Dia Maha Kaya di tengah pujian untuk-Nya dan Maha
Terpuji di tengah Mahakaya-Nya.

151 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                  

         


65. Tidakkah engkau memperhatikan1092 bahwa Allah menundukkan bagimu (manusia) apa yang
ada di bumi1093 dan kapal yang berlayar di lautan1094 dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan
langit1095 agar tidak jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sungguh, Allah Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang kepada manusia1096.

           
66. Dan Dialah Allah yang menghidupkan kamu1097, kemudian mematikan kamu1098, kemudian
menghidupkan kamu kembali (pada hari kebangkitan)1099. Sungguh, manusia itu1100 sangat kufur
nikmat1101.

Ayat 67-72: Setiap umat mempunyai syariat tertentu, pengarahan umat Islam terhadap
tanggungjawabnya dalam dakwah dan agar tidak menghabiskan waktu meladeni orang-
orang yang ingkar agama.

                  

 

1092
Dengan mata dan hatimu nikmat Tuhanmu yang banyak dan karunia-Nya yang luas.
1093
Seperti hewan, tumbuhan, benda mati dan semua yang ada di muka bumi. Semuanya ditundukkan untuk
manusia agar mereka dapat memanfaatkannya baik dengan ditunggangi, dibawa, dimakan, dikelola, dsb. Ini
semua seharusnya menjadikan manusia bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla, dengan hanya menyembah-
Nya dan menaati rasul-Nya.
1094
Perahu itu dapat mengangkut kamu dan mengangkut barang-barang kamu serta menyampaikan kamu ke
tempat yang jauh, dan kamu dapat mengeluarkan dari lautan berbagai perhiasan yang dapat kamu pakai.
1095
Demikian pula benda-benda langit. Jika tidak ditahan-Nya tentu manusia akan binasa. Yang demikian
merupakan rahmat Allah kepada manusia.
1096
Dalam hal menundukkan semua yang ada di bumi untuk manusia dan menahan langit dan benda-
bendanya agar tidak jatuh menimpa manusia akan tetapi manusia senantiasa berbuat kufur dan tidak
bersyukur. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia, di mana Dia lebih
Penyayang kepada mereka daripada ibu bapak mereka dan diri mereka sendiri. Oleh karena itulah, Dia
menginginkan kebaikan untuk mereka, tidak membiarkan mereka kebingungan, bahkan mengutus rasul dan
menurunkan kitab agar mereka tidak salah jalan.
1097
Setelah sebelumnya kamu tidak ada dan tidak dapat disebut apa-apa
1098
Ketika sudah tiba ajalmu.
1099
Agar Dia memberikan balasan kepada kamu.
1100
Kecuali orang yang dijaga Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
1101
Ia kufur terhadap nikmat, kufur kepada Allah, tidak mengetahui ihsan-Nya, bahkan ada yang kafir
kepada kebangkitan dan kekuasaan Allah. Menurut Ibnu Katsir, maksud ayat ini adalah, bagaimana kalian
mengadakan tandingan bagi Allah dan menyembah selain-Nya, padahal hanya Dia menciptakan kamu, yang
memberikan rezeki dan yang mengatur.
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Baqarah: 28.

152 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


67. Bagi setiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu1102 yang (harus) mereka amalkan, maka
tidak sepantasnya mereka berbantahan dengan engkau dalam urusan (syariat) ini1103, dan serulah
(mereka) kepada Tuhanmu. Sungguh, engkau (Muhammad) berada di jalan yang lurus1104.

       


68. Dan jika mereka membantah engkau1105, maka katakanlah, "Allah lebih tahu tentang apa yang
kamu kerjakan1106.”

         
69. Allah akan mengadili di antara kamu1107 pada hari kiamat tentang apa yang dahulu kamu
memperselisihkannya.

                    
70. 1108Tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan di bumi? Sungguh,
yang demikian itu sudah terdapat dalam sebuah kitab1109. Sesungguhnya yang demikian itu sangat
mudah bagi Allah.
1102
Yang berbeda-beda dalam sebagian masalah, namun asasnya sama yaitu tauhid (beribadah kepada Allah
saja dan menjauhi sesembahan selain-Nya), dan masing-masing syariat sama-sama menyeru kepada keadilan
dan kebijaksanaan.
1103
Yakni dalam masalah syariat, misalnya dalam penyembelihan, dengan mengatakan, “Apa yang dibunuh
Allah (yakni mati sendiri) lebih berhak kamu makan daripada apa yang dibunuh kamu (dengan
disembelih).”Atau seperti perkataan, “Jual beli sama dengan riba,” dsb. Orang yang suka membantah seperti
ini jika maksudnya adalah hendak mencari petunjuk, maka perlu dikatakan kepadanya, “Pembicaraan ini
tergantung apakah anda mempercayai risalah atau tidak? Jika tidak mempercayai, maka cukup sampai di sini
dan berarti tujuan anda membantah adalah untuk melemahkan dan mencari-cari kesalahan.” Oleh karena
itulah Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk tetap mengajak manusia kepada agama-Nya dengan hikmah
dan nasehat yang baik, dan tetap meneruskan dakwahnya baik mereka merintangi atau tidak, karena Beliau
di atas jalan yang lurus yang sampai ke tempat tujuan. Sama dalam hal ini firman-Nya, “Sebab itu
bertawakkallah kepada Allah, Sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata.” (Terj. An Naml:
79)
1104
Kalimat, “Sungguh, engkau (Muhammad) berada di jalan yang lurus” tedapat petunjuk agar menjawab
orang-orang yang membantah Beliau tentang masalah syariat dengan akal, karena syariat sudah maklum
baiknya, adil dan bijaksananya berdasarkan akal dan fitrah yang masih sehat, dan hal ini dapat diketahui
dengan memikirkan perintah dan larangan yang rinci. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Thaahaa:
16 dan Al Qashash: 87.
1105
Dalam urusan agama.
1106
Yakni Dia mengetahui maksud dan niatmu serta amalmu dan nanti Dia akan memberikan balasan
terhadapnya pada hari kiamat. Ayat ini merupakan ancaman yang keras kepada mereka. Ayat ini seperti
firman Allah Ta'ala di surat Yunus: 41.
1107
Wahai orang mukmin dan orang kafir dengan ilmu-Nya, karena tidak ada satu pun yang samar bagi-Nya.
1108
Allah Ta'ala memberitahukan tentang sempurnanya pengetahuan-Nya terhadap makhluk-Nya, dan bahwa
Dia meliputi apa yang ada di langit dan di bumi, tidak ada satu pun yang luput dari pengetahuan-Nya baik
besar maupun kecil, Dia mengetahui semua yang ada sebelum terwujudnya dan mencatat semua itu dalam
Lauh Mahfuzh. Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr ia berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,

‫ َذ َذ ْك ُر ُر َذلَذى ْك َذم ِذا‬:‫ قَذ َذل‬،‫ض ِذ َذ ْكم ِذس َذ َذْك َذ َذسنَذ ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ َذ َذ اُر َذ َذق َذ ْكاَذَذ ِذ قَذ ْك َذ َذ ْك َذْكلُر َذ َّكس َذم َذ َذ ْكا ْكَذر َذ‬
"Allah mencatat takdir semua makhluk lima puluh ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi." Beliau
juga bersabda, "Dan arsyi-Nya di atas air."

153 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                   
71. 1110Dan mereka menyembah selain Allah, tanpa dasar yang jelas tentang itu1111, dan mereka
tidak mempunyai pengetahuan (pula) tentang itu1112. Bagi orang-orang yang zalim1113 tidak ada
seorang penolong pun1114.

             

                

  


72. Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami1115 yang terang1116, niscaya engkau
akan melihat (tanda-tanda) keingkaran pada wajah orang-orang yang kafir itu1117. Hampir-hampir
mereka menyerang1118 orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka.
Katakanlah (Muhammad), "Apakah akan aku kabarkan kepadamu (mengenai sesuatu) yang lebih
buruk daripada itu, (yaitu) neraka?" Allah telah mengancamkannya (neraka) kepada orang-orang
kafir. Dan (neraka itu) seburuk-buruk tempat kembali.

Ayat 73-76: Perumpamaan sesembahan selain Allah dan kelemahannya, serta penjelasan
sifat Allah Al Khaaliq (Maha Pencipta) Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.

Para ulama berkata, "Yang dimaksud hadits itu adalah waktu penulisan di lauh mahfuzh atau selainnya,
bukan asal takdir, karena hal itu sudah ada tanpa awalnya."
1109
Yakni Lauh Mahfuzh. Ketika Allah menciptakan pena, Dia berfirman kepadanya, “Catatlah!” Pena
berkata, “Apa yang harus aku catat?” Allah berfirman, “Catatlah semua yang akan terjadi sampai hari
Kiamat.” (Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud).
1110
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan keadaan orang-orang musyrik, dan bahwa keadaan mereka
sangat buruk sekali, di mana perbuatan yang mereka lakukan sama sekali tidak memiliki sandaran. Mereka
tidak memiliki ilmu sama sekali terhadapnya, mereka hanya bertaklid (ikut-ikutan) dengan nenek moyang
mereka yang sesat, ditambah dengan hiasan dari setan yang terlaknat.
1111
Mereka sama sekali tidak mempunyai dalil baik naqli (wahyu) maupun akli (akal) yang mendukung
perbuatan mereka itu.
1112
Maksudnya, mereka tidak mengetahui apakah sesembahan-sesembahan itu berhak disembah atau tidak?
1113
Dengan berbuat syirk.
1114
Yang menolong mereka dari azab Allah ketika datang. Kemudian apakah dalam hati mereka ada
keinginan untuk mengikuti petunjuk ketika datang? Atau apakah mereka telah ridha dengan kebatilan
mereka? Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan keadaan hati mereka sebagaimana dalam ayat
selanjutnya.
1115
Maksudnya, Al Qur‟an.
1116
Yang menunjukkan keesaan Allah dan bahwa para rasul adalah benar.
1117
Yakni engkau akan melihat wajah mereka cemberut dan masam.
1118
Dengan memukul atau membunuh. Keadaan ini adalah keadaan yang paling buruk, akan tetapi di sana
ada yang lebih buruk lagi, yaitu tempat kembali mereka yang tidak lain adalah neraka, di mana
keburukannya melebar, meluas dan memanjang, dan deritanya selalu bertambah.

154 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

               
73. 1119Wahai manusia1120! Telah dibuat suatu perumpamaan1121. Maka dengarkanlah!
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun1122,
walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka1123,
Mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu1124. Sama lemahnya yang menyembah
dan yang disembah1125.

          
74. Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya1126. Sungguh, Allah Mahakuat
lagi Mahaperkasa1127.

            
75. 1128Allah memilih para utusan(-Nya) dari malaikat dan dari manusia1129. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar1130 lagi Maha Melihat1131.

1119
Allah Ta'ala berfirman menerangkan kehinaan patung-patung yang disembah selain Allah dan dungunya
akal para penyembahnya.
1120
Firman ini tertuju kepada orang mukmin dan orang kafir. Bagi orang mukmin, firman-Nya ini bertambah
ilmu dan bashirah (pandangannya), sedangkan bagi orang-orang kafir sebagai penegak hujjah terhadapnya.
1121
Perumpamaan ini Allah buat untuk menerangkan buruknya menyembah berhala, menerangkan lemahnya
akal orang yang menyembahnya, dan lemahnya yang disembah.
1122
Jika makhluk yang rendah dan kecil ini tidak mampu mereka ciptakan apalagi makhluk yang di atasnya.
1123
Seperti wewangian yang dioleskan kepada berhala-berhala itu.
1124
Hal ini menunjukkan sangat lemah sekali berhala-berhala dan patung-patung itu.
Ada pula yang menafsirkan, “Sama lemahnya yang disembah dan lalat itu.” Masing-masing lemah, dan
1125

yang lebih lemah lagi adalah orang yang bergantung dengan yang lemah itu dan menempatkannya sejajar
dengan Rabbul „alamin.
1126
Karena menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lebih lemah dari lalat, menyamakan antara yang lemah
dengan Yang Kuasa, dan menyamakan yang fakir dengan Yang Kaya.
1127
Dia sempurna kekuataan-Nya dan sempurna keperkasaan-Nya. Di antara sempurna kekuatan dan
keperkasaan-Nya adalah bahwa semua makhluk di bawah kekuasaan-Nya, dan tidak ada satu pun yang
bergerak dan diam kecuali dengan kehendak-Nya, apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi dan apa yang
tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi.
1128
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan kesempurnaan-Nya dan kelemahan patung-patung
dan bahwa Dia yang berhak disembah saja, Dia menerangkan keadaan para rasul dan kelebihan mereka di
atas manusia pada umumnya. Ayat ini menunjukkan bahwa para rasul merupakan makhluk pilihan Allah.
Mereka diplih oleh Tuhan Yang Maha Mendengar segala suara dan Maha Melihat segala sesuatu, pilihan-
Nya terhadap mereka (para rasul) didasari ilmu-Nya, dan bahwa mereka cocok menerima risalah-Nya, lihat
pula surat Al An'aam: 124.
1129
Untuk menyampaikan risalah-Nya. Ayat ini sebagai bantahan terhadap orang-orang musyrik yang tidak
menerima adanya rasul (utusan) Allah dari kalangan manusia.
1130
Terhadap ucapan mereka.
1131
Siapa yang berhak diangkat menjadi rasul. Dari kalangan malaikat, seperti Jibril dan Mikail, dan dari
kalangan manusia, seperti Ibrahim dan Muhammad shallallahu 'alaihim wa sallam.

155 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
76. Dia (Allah) mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka1132.
Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan1133.

Ayat 77-78: Penjelasan bahwa kewajiban-kewajiban yang Allah Subhaanahu wa Ta'aala


wajibkan kepada hamba-hamba-Nya tidak ada kesulitan, meskipun demikian ia perlu
diseriusi, dan pemuliaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada umat Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam, serta pertolongan Allah untuk mereka.

           


77. 1134Wahai orang-orang yang beriman! Rukulah, sujudlah kamu, dan sembahlah Tuhanmu1135;
dan berbuatlah kebaikan1136, agar kamu beruntung1137.

                 

              

               


78. Dan berjihadlah kamu di jalan Allah1138 dengan jihad yang sebenar-benarnya1139. Dia telah
memilih kamu1140, dan 1141Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama1142. 1143(Ikutilah)

1132
Yakni yang telah mereka kerjakan, yang sedang mereka kerjakan dan yang akan mereka kerjakan.
1133
Allah yang mengutus para rasul, di mana mereka yang mengajak manusia kepada Allah. Di antara
mereka ada yang memenuhi panggilan-Nya, dan di antara mereka ada yang menolaknya. Ini adalah tugas
para rasul, adapun memberikan balasan terhadap amal, maka kembalinya kepada Allah „Azza wa Jalla.
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan hamba-hamba-Nya mendirikan shalat. Disebutkan ruku‟
1134

dan sujud karena keutamaan keduanya dan karena ia merupakan rukun shalat. Demikian pula Dia
memerintahkan beribadah kepada-Nya, di mana beribadah kepada-Nya merupakan penyejuk mata dan
penyenang hati yang sedih. Rububiyyah dan ihsan-Nya kepada para hamba menghendaki mereka untuk
mengikhlaskan ibadah kepada-Nya.
1135
Yakni esakanlah Dia.
1136
Seperti silaturrahmi dan berakhlak mulia.
1137
Keberuntungan terkait dengan beberapa perkara ini; shalat, ibadah dengan ikhlas dan berbuat baik
kepada orang lain, seperti berusaha memberikan manfaat kepada orang lain. Arti falaah (keberuntungan)
adalah tercapainya apa yang diharapkan dan selamat dari marabahaya, termasuk di antaranya adalah masuk
ke dalam surga.
1138
Untuk menegakkan agama-Nya. Jihad artinya mengerahkan kemampuan untuk mencapai sesuatu.
Berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya maksudnya adalah melaksanakan perintah Allah dan
mengajak manusia kepada jalan-Nya dengan segala cara yang dapat mengantarkan kepadanya, seperti
dengan nasehat, pengajian, memerangi, memberi adab, melarang, menasehati, dsb.
1139
Baik dengan hartamu, lisanmu, dan jiwamu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

156 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


agama nenek moyangmu Ibrahim1144. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim
sejak dahulu1145, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini1146, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi
saksi atas dirimu1147 dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia1148. Maka
laksanakanlah shalat (selalu), tunaikanlah zakat1149, dan berpegang teguhlah kepada Allah1150.
Dialah Pelindungmu1151; Dia sebaik-baik pelindung1152 dan sebaik-baik penolong1153.

‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬


‫َذ ه ُر ْك ُرم ْك ِذ َذ َذ ْك َذو ُرك ْك َذ َذْك ُر س ُرك ْك َذ َذْكسنَذ ُرك ْك‬
"Berjihadlah melawan kaum musyrik, baik dengan hartamu, jiwamu, dan lisanmu." (HR. Abu Dawud, dan
dishahihkan oleh Al Albani).
1140
Wahai kaum muslimin, di antara sekian manusia, Dia memilih agama Islam untukmu dan meridhainya
bagimu. Demikian pula memilihkan untukmu kitab yang paling utama dan rasul yang paling utama, maka
terimalah nikmat yang besar itu dengan berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya.
1141
Oleh karena berjihad di jalan Allah terkadang timbul kesan, bahwa hal tersebut menyulitkan, maka Allah
menerangkan, bahwa dalam agama tidak ada satu pun yang menyulitkan.
1142
Oleh karena itu, Dia memberikan kemudahan ketika darurat dan kesulitan, seperti adanya qasar
(mengurangi jumlah rakaat shalat), tayammum, memakan bangkai ketika darurat, berbuka ketika sakit dan
kerika safar (bepergian jauh), bolehnya shalat sambil duduk ketika tidak sanggup berdiri, dan lain-lain. Dari
ayat ini dapat diambil kaidah, “Al Masyaqqah tajlibut taisir,” (artinya: Kesulitan mendatangkan kemudahan)
dan “Adh Dharuuraatu tubiihul mahzhuuraat,” (Darurat itu membolehkan hal yang terlarang).
1143
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'ala mendorong hamba-hamba-Nya agar mengikuti ajaran yang
dibawa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang merupakan ajaran Nabi Ibrahim 'alaihis salam.
Dia juga menyebutkan nikmat-Nya kepada umat ini, yaitu dengan ditinggikan sebutan mereka "kaum
muslim" sejak zaman dahulu dalam kitab-kitab terdahulu yang dibaca oleh Ahli Kitab.
1144
Agama Beliau adalah Islam.
1145
Maksudnya, dalam kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam. Mujahid berkata, "Allah menamai kamu sebagai orang-orang muslim sejak
dahulu dalam kitab-kitab terdahulu dan dalam Adz Dzikr (Al Qur'an)."
1146
Nama ini “Muslim” senantiasa dipakai untukmu dahulu maupun sekarang.
1147
Yakni, terhadap amalmu, baik dan buruk.
1148
Yakni, bahwa para rasul telah menyampaikan risalah mereka. Yang demikian karena keadilan mereka.
1149
Yakni, maka hadapilah nikmat-nikmat itu dengan bersyukur kepada Allah; dengan melaksanakan yang
diperintahkan dan menjauhi yang dilarang. Dan di antara perintah Allah yang paling besar adalah
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dimana dalam keduanya terdapat sikap ihsan dalam beribadah
kepada Allah dan sikap ihsan kepada hamba-hamba Allah.
1150
Maksudnya, percayalah kepada-Nya, mintalah pertolongan kepada-Nya, dan bertawakkallah kepada-
Nya.
1151
Yakni, Dia yang menjaga kamu, membela kamu dan memenangkan kamu terhadap musuhmu.
1152
Karena orang yang meminta perlindungan-Nya akan dilindungi.
1153
Bagi orang yang meminta pertolongan kepada-Nya, sehingga Dia akan menghindarkan sesuatu yang
tidak diinginkannya. Selesai tafsir surah Al Hajj dan al Hamdulillahi Rabbil „aalamin.

157 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Juz 18

Surah Al Mu’minun (Orang-Orang Mukmin)


Surah ke-23. 118 ayat. Makkiyyah

    


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-11: Keberuntungan orang-orang mukmin, sifat-sifat yang menjadikan mereka


beruntung dan masuk ke surga yang paling tinggi.

   


1.1154Sungguh beruntung1155 orang-orang yang beriman1156,

     


2. (yaitu) orang yang khusyu'1157 dalam shalatnya,
1154
Ayat ini merupakan pemuliaan dari Allah Azza wa Jalla kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin,
menyebutkan keberuntungan dan kebahagiaan mereka, dan menyebutkan sesuatu yang dapat menyampaikan
mereka kepada keberuntungan, sekaligus mendorong manusia agar memiliki sifat-sifat itu. Oleh karena itu,
hendaknya seorang hamba menimbang dirinya dengan ayat ini dan setelahnya, di mana dengannya mereka
dapat mengetahui sejauh mana keimanan mereka, bertambah atau kurang, banyak atau sedikit.
1155
Yakni berbahagia, sukses dan berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. Inilah orang-orang yang
sukses wahai saudaraku, bukan mereka yang memperoleh jabatan tinggi dan harta yang banyak, dan bukan
pula mereka yang tenar dan terkenal.
1156
Kepada Allah dan Rasul-Nya.
1157
Menurut Ibnu Abbas, maksud khusyu' adalah takut dan tenang. Al Hasan Al Bashri berkata, "Khusyu
mereka ada dalam hati. Oleh karena itu, mereka menundukkan pandangan dan merendahkan diri."
Berdasarkan kata-kata Al Hasan Al Bashri, dapat diketahui, bahwa khusyu‟ artinya hadirnya hati dan
diamnya anggota badan, inilah makna yang mencakup, wallahu a'lam.
Menurut Ibnu Katsir, khusyu dalam shalat akan diperoleh bagi orang yang hatinya tertuju kepada shalat,
sibuk dengannya serta mengutamakannya, maka ketika itu shalat akan menjadi istirahatnya dan penyejuk
pandangannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

158 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
3. dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna1158,

    


4. dan orang yang menunaikan zakat1159,

    


5. dan orang yang memelihara kemaluannya1160,

‫ص َذ ِذ‬
‫ َذ ُر لِذ َذ قُرَّكُر َذْكي ِذِن ِذ َّك‬، ‫ٍّس اُر َذ ٍّي ُر‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ُر ٍّ َذ َذَّك َذ ُّب ْكيَذ ن َذ‬
"Dijadikan aku suka dari dunia ini adalah wanita dan wewangian, dan dijadikan penyejuk mataku dalam
shalat." (HR. Ahmad dan Nasa'i)
Khusyu‟ merupakan ruhnya shalat, semakin besar kekhusyuan seseorang, maka semakin besar pahalanya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ‬ ‫ِذِذ‬ ‫ِذ‬
‫ص ِذ ُر َذ َذ ُر َذ َذ ُر ِذَّك ُر ْك ُر َذ َذ ت تُر ْكس ُرل َذ ُرْكنُر َذ ُرسْك ُرل َذ ُرس ْك ُرس َذ ُرْك ُرس َذ ُررْك ُرل َذ ُرلُرثُر َذ ْك‬
‫ص ُر َذ‬ ‫ِذ َّك َّك ُر َذ َذيَذ ْكن َذ‬
"Sesungguhnya seseorang ketika selesai shalat, maka tidak dicatat (pahalanya) kecuali sepersepuluhnya,
sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperempatnya, sepertiganya, dan
setengahnya." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban dari Ammar bin Yasir, dan dihasankan oleh Al
Albani dalam Shahihul Jami' no. 1626).
1158
Yakni yang tidak ada kebaikan dan faedahnya. Jika perbuatan yang tidak berguna mereka jauhi, maka
perbuatan yang haram lebih mereka jauhi lagi. Oleh karena itulah, apabila seseorang mampu mengendalikan
anggota badan yang paling ringan digerakkan (lisan), maka sudah tentu dia dapat mengendalikan anggota
badan yang lain, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Mu‟adz bin Jabal, “Maukah
kamu aku beritahukan penopang semua itu?” Mu‟adz berkata, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,
“Jagalah ini.” Yakni lisanmu. Nah, orang-orang mukmin, karena sifat mereka yang terpuji, mereka jaga lisan
mereka dari perkataan sia-sia dan hal-hal yang haram.
Menurut Ibnu Katsir, laghw (perkara sia-sia atau tidak berguna) adalah kebatilan, termasuk ke dalamnya
syirk dan kemaksiatan, serta perkataan dan perbuatan yang tidak ada faedahnya sebagaimana firman Allah
Ta'ala, "Dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang
tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (Terj. QS. Al Furqan: 72)
Qatadah berkata, "Demi Allah, mereka didatangi perintah Allah yang menghentikan mereka dari perkara itu
(tidak berguna)."
1159
Mereka berbuat ihsan dalam beribadah kepada Allah, yaitu dengan berbuat khusyu‟ dalam shalat dan
berbuat ihsan kepada manusia dengan membayar zakat.
Mayoritas ulama berpendapat, bahwa zakat di ayat ini adalah zakat mal, meskipun ayat ini Makkiyyah (turun
sebelum hijrah), sedangkan kewajiban zakat diberlakukan di Madinah pada tahun ke-2 H. yang zhahir
(tampak), bahwa yang diwajibkan di Madinah adalah nishab dan ukuran tertentu saja. Jika tidak demikian,
berarti dasar zakat pertama diwajibkan di Mekkah sebagaimana firman Allah Ta'ala di surat Al An'aam: 141.
Namun bisa juga, bahwa yang dimaksud zakat di sini adalah membersihkan jiwa dari noda syirk dan
kekufuran. Atau bisa juga, bahwa yang dimaksud ayat di atas adalah kedua-duanya, yakni membersihkan
jiwa dan membayar zakat.
1160
Dari yang haram, seperti zina, homoseksual, dsb. Menjaga kemaluan dapat menjadi sempurna ketika
seseorang menjauhi semua yang dapat mendorong kepada zina, seperti memandang wanita, menyentuhnya,
dsb.

159 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


          
6. Kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki1161; maka
sesungguhnya mereka tidak terceIa1162.

       


7. Tetapi barang siapa mencari di balik itu1163, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui
batas1164.

     


8. dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara1165 amanat-amanat1166 dan janjinya1167,

     


9. serta orang yang memelihara shalatnya1168.

1161
Maksudnya, budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian
yang diperoleh di luar peperangan. Dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang
ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan ini
bukanlah suatu yang diwajibkan. Kata-kata, “Hamba sahaya yang mereka miliki” menunjukkan, bahwa
untuk halalnya budak wanita harus dimiliki semua jasadnya. Oleh karena itu, jika ia hanya memiliki
sebagiannya, maka belum halal, karena budak itu miliknya dan milik yang lain. Sebagaimana tidak boleh
dua orang laki-laki berserikat (bersama-sama) menikahi seorang wanita, maka tidak boleh pula dua orang
majikan berserikat (bersama-sama) terhadap seorang budak wanita.
1162
Karena Allah telah menghalalkannya.
1163
Maksudnya, selain istri dan budak.
Keumuman ayat ini menunjukkan haramnya nikah mut‟ah, karena wanita itu bukan istrinya yang hakiki
1164

yang maksudnya adalah tetap langgeng.


1165
Mereka berusaha melaksanakan dan memenuhinya.
1166
Baik amanah yang di dalamnya terdapat hak Allah maupun yang di dalamnya terdapat hak manusia. Apa
yang Allah wajibkan kepada hamba merupakan amanah, sehingga seorang hamba wajib melaksanakannya,
seperti shalat lima waktu, zakat, puasa di bulan Ramadhan, dsb. Sedangkan amanah yang di sana terdapat
hak manusia adalah apa yang dipercayakan atau dibebankan mereka kepada kita, seperti menjaga harta yang
mereka titipkan, melaksanakan tugas yang dibebankan mereka, dsb.
1167
Baik antara mereka dengan Allah, maupun antara mereka dengan sesamanya.
1168
Yakni pada waktunya. Ibnu Mas'ud pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Amal apa yang paling dicintai Allah Ta‟ala?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Ia bertanya lagi,
“Lalu apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Ia bertanya lagi, “Selanjutnya apa?”
Beliau menjawab, “Berjihad fii sabiilillah.” (HR. Bukhari-Muslim)
Mereka pelihara pula syarat dan rukunnya, yang wajibnya dan melakukan adab-adabnya. Qatadah berkata,
"Yakni mereka memelihara waktunya, rukunya dan sujudnya."
Allah memuji mereka karena shalat mereka yang khusyu‟ dan karena mereka menjaganya, dengan begitu
shalat mereka menjadi sempurna, karena tidak mungkin shalat seseorang sempurna, jika selalu
memeliharanya namun tidak khusyu‟, atau khusyu‟ dalam shalatnya namun tidak memelihara(waktu)nya.
Dalam beberapa ayat di atas, Allah menyebutkan sifat terpuji orang mukmin, dimana Dia mengawalinya
dengan shalat dan mengakhirinya dengan shalat pula. Hal ini menunjukkan keutamaan shalat yang begitu
besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ َذ ُر اِذ ُر لَذى ْكو ِذ ِذ ِذ‬،‫ص َذ َذ‬ ‫ِذ‬
‫ضوا َّك ُر ْك ٌح‬
‫َذ ْكلَذ ُرمو َذ َّك َذ ْكي َذ َذ ْك َذم ُرك ُر َّك َذ َذ َذ ُر ُر‬

160 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


   
10. Mereka itulah orang yang akan mewarisi1169,

      


11. (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus1170. Mereka kekal di dalamnya1171.

Ayat 12-16: Perkembangan kejadian manusia dan kehidupannya yang merupakan bukti dan
dalil terhadap kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dan bahwa Dia berkuasa
membangkitkan manusia setelah mati.

       

"Ketahuilah, bahwa amal kalian yang paling baik adalah shalat, dan tidak ada yang menjaga wudhu selain
orang mukmin." (HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al Albani)
1169
Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
‫ِذ‬ ‫ٍة‬
‫ اَذ َذذ َذ‬،‫ َذ ِذر َذ ْكَذه ُر ْكاَذنَّك ِذ َذ ْكن ِذَذ ُر‬،‫ اَذ َذ َذ َذ نَّك َذر‬، ‫ اَذِذإ َذ َذ َذ‬،‫ َذ َذ ْكن ِذٌحل ِذ نَّك ِذر‬،‫ َذ ْكن ِذٌحل ِذ ْكاَذنَّك ِذ‬: ‫" َذ ِذ ْكن ُرك ْك ِذ ْك َذ َذ ِذَّك َذ ُر َذ ْكن ِذَذ ِذ‬
‫ي قَذ ْكوُر ُر‬
" ]10 : ‫ي ُره ُر ْك َذو ِذرُرو َذ } [ ا نو‬ ‫ {ُر َذِذ َذ‬: ‫تَذ َذل َذ‬
"Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali mempunyai dua tempat; satu tempat di surga, dan satu tempat
lagi di neraka. Jika ia meninggal dunia, lalu masuk neraka, maka penghuni surga mewarisi tempatnya. Itulah
maksud firman Allah Ta'ala, " Mereka itulah orang yang akan mewarisi," (Terj. QS. Al Mu'minun: 10)
Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al Albani.
Menurut Mujahid, tentang firman Allah Ta'ala, " Mereka itulah orang yang akan mewarisi," (Terj. QS. Al
Mu'minun: 10), bahwa kaum mukmin akan mewarisi tempat-tempat orang-orang kafir (di surga), karena
mereka diciptakan untuk beribadah kepada Allah Ta'ala saja tidak ada sekutu bagi-Nya. Ketika kaum
mukmin ini menjalankan kewajiban ibadah itu, sedangkan mereka meninggalkannya, maka kaum mukmin
mengambil bagian orang-orang kafir itu jika sekiranya mereka menaati Tuhannya Azza wa Jalla.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Musa, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫ي ِذ َذ نَّك ِذر‬ ‫ِذ‬ ‫ اَذيَذ ُرق ُر‬، ًّ‫صَذ ِذي‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ َذه َذذ ا َذك ُر َذ‬:‫ول‬ ‫ َذْك َذ ْك‬، ًّ ‫ َذ ُر و‬، ‫ َذاَذ َذ اُر َذَّك َذ َذ َّك ِذ َذ ُر ٍّ ُر ْكسل ٍة‬، ‫ِذ َذ َذ َذ َذ ْكوُر ْكقيَذ َذ‬
"Apabila tiba hari Kiamat, maka Allah Azza wa Jalla menyerahkan orang Yahudi atau Nasrani kepada orang
muslim, lalu Dia berfirman, "Inilah tebusan bagi dirimu dari api neraka."
Ayat di atas sama seperti firman Allah ta'ala di surat Maryam ayat 63 dan Az Zukhruf ayat 72.
1170
Yaitu surga yang paling tinggi, tengahnya dan yang paling utama. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
‫ ِذ ْكن تَذ َذ َّكج َذْك ر انَّك ِذ‬، ‫ اَذوقَذ ش َّك ْك ِذ‬- ‫ ُرر‬- ‫ اَذِذإ َّك َذ س ُر انَّك ِذ َذ ْكلَذى انَّك ِذ‬،‫ اَذ س َذُرو ِذ ا‬، ‫اَذِذإ َذ س َذْكُر لَّك‬
‫َذ ُر ْك ُر َذ ْك ُر َذ َذ ُر ُر َذ ُر َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ ُر َذ ْك ُر ْك َذ ْك َذ ُر ْك َذ َذ َذ‬
"Maka apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus, karena ia adalah bagian tengah
surga, paling tinggi –menurutku (perawi) Beliau juga bersabda,- di atasnya ada Arsyi Ar Rahman, dan
daripadanya sungai-sungai surga mengalir."
Bisa juga tertuju kepada semua surga sehingga mengena kepada semua kaum mukmin sesuai derajat dan
martabat mereka.
1171
Mereka tidak ingin pindah daripadanya karena di dalamnya kebutuhan mereka terpenuhi dan
mendapatkan semua kesenangan.

161 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


12. 1172Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia1173 dari saripati (berasal) dari tanah1174.

      


13. Kemudian Kami menjadikannya1175 air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim)1176.

             

        


14. Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat1177, lalu sesuatu yang melekat itu
Kami jadikan segumpal daging1178, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang1179, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging1180. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk
yang (berbentuk) lain1181. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik1182.

1172
Pada ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan proses perkembangan manusia dari awal
penciptaannya sampai akhir hidupnya.
1173
Maksudnya, Adam „alaihis salam.
1174
Yakni diambil dari tanah. Oleh karena itulah, keadaan keturunan Adam seperti keadaan tanah, ada yang
baik dan ada yang buruk, ada yang mudah dikelola (diarahkan) dan ada yang keras sebagaimana tanah.
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Musa, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau
bersabda,
‫ِذ‬ ‫َذ ٍة قَذَذ َذ َذ ِذ ْك َذِذ ي ِذ ْكا ْكَذر ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ض َذ ْكاَذ ْك َذُر‬ ‫ اَذ َذج اَذ َذنُرو َذ َذ َذلَذى قَذ ْك ِذر ْكا ْكَذر ِذ‬،‫ض‬
‫ َذ اَذ ْكن ُر ُر ْكاَذْكيَذ ُر‬.‫ض‬ ‫" ِذ َّك اَذ َذَّك َذ َذ َّك َذ لَذ َذ َذ َذ ْك قَذ ْك‬
"‫ي‬ ‫ِذ‬ ٍّ‫ َذ َّكي‬، ‫ َذ ْكاَذِذي ُر‬،‫ي‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ْكاَذْك ُر َذ َذ ْك َذ َذ َذ‬،‫ُر َذ َّكس ْك ُر‬ ‫َذس َذوُر َذ َذ ْك َذ َذ َذ‬
‫َذ ْكا ْك‬
"Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menciptakan Adam dari segenggam tanah yang Dia ambil dari seluruh
permukaan bumi. Oleh karena itu, keturunan Adam mengikuti kadar (warna dan keadaan) bumi. Di antara
mereka ada yang putih, merah, hitam, dan antara itu. Ada pula yang buruk, baik, lunak, keras, dan antara
itu." (Menurut Pentahqiq Musnad Ahmad, isnadnya shahih. Hadits ini diriwayatkan pula oleh Abu Dawud
dan Tirmidzi).
1175
Maksudnya, keturunan Adam.
1176
Terpelihara dari kerusakan, angin, dsb.
1177
Yakni darah yang beku berwarna merah setelah berlalu 40 hari.
1178
Setelah berlalu 40 hari. Segumpal daging tersebut tidak ada bentuknya dan tidak bergaris-garis.
1179
Yakni Kami berikan bentuk yang memiliki kepala, dua tangan, dan dua kaki dengan tulangnya, urat, dan
ototnya.
1180
Yang menutupinya.
1181
Dengan meniupkan ruh ke dalamnya, sehingga yang sebelumnya sebagai makhluk yang mati menjadi
makhluk yang hidup.
Tentang firman Allah Ta'ala, "Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain," Ibnu Abbas
–berdasarka riwayat Al 'Aufiy- berkata, "Yakni kami pindahkan dari keadaan yang satu kepada keadaan
yang lain sehingga ia keluar sebagai seorang anak, lalu tumbuh menjadi anak kecil, kemudian baligh, lalu
menjadi pemuda, menjadi tua, kemudian menjadi tua renta dan pikun."
1182
Semua ciptaan-Nya baik, namun manusia adalah yang terbaiknya. Dia menciptakan manusia melalui
proses dan tahapan meskipun Dia berkuasa menciptakannya secara sekaligus. Yang demikian adalah karena
kelembutan-Nya dan kasih sayang-Nya kepada seorang ibu agar ia tidak terlalu kesulitan menjalani masa
hamil.

162 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
15. Kemudian setelah itu1183, sungguh kamu pasti mati.

     


16. Kemudian, sungguh kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari kiamat1184.

Ayat 17-22: Dalil lain yang menunjukkan kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan
penjelasan tentang nikmat-nikmat-Nya kepada manusia.

          
17. 1185Dan sungguh, Kami telah menciptakan tujuh lapis langit di atasmu1186, dan Kami tidaklah
lengah terhadap ciptaan (kami)1187.

              
18. 1188Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran1189, lalu Kami jadikan air itu
menetap di bumi1190, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya1191.

1183
Setelah berwujud manusia dan ditiupkan ruh.
1184
Untuk dihisab dan diberikan pembalasan terhadap amal yang kamu kerjakan.
1185
Setelah Allah menyebutkan tentang penciptaan manusia, Dia menyebutkan tentang penciptaan langit,
dimana hal tersebut menunjukkan kekuasaan-Nya dan mampunya Dia menciptakan manusia setelah
matinya. Dia juga menyebutkan berbagai nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada mereka dari berbagai sisi
agar manusia mau bersyukur kepada-Nya dengan beriman kepada-Nya dan mengikuti Rasul-Nya.
1186
Sebagai atap bagi bumi dan untuk maslahat kamu. Masng-masing lapisan di atas yang lain, dan telah
dihias dengan bintang, matahari dan bulan serta menyimpankan di dalamnya berbagai maslahat bagi
makhluk.
1187
Yang di bawah langit itu. Maksudnya, Kami tidak lalai terhadap makhluk Kami dan tidak
membiarkannya, Kami tidak lengah terhadap langit, oleh karena itu Kami tahan langit agar tidak menimpa
bumi, dan Kami tidak lengah terhadap makhluk sekecil biji sawi pun baik di dasar lautan maupun di tengah
padang sahara, kecuali Kami berikan rezekinya. Dalam Al Qur‟an, Allah Subhaanahu wa Ta'aala sering
menggabung antara penciptaan dan ilmu-Nya, yakni Dia Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Hal itu,
karena penciptaan makhluk terdapat dail yang kuat terhadap pengetahuan dan kebijaksanaan Allah
Subhaanahu wa Ta'ala.
1188
Dalam ayat ini dan setelahnya, Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyebutkan nikmat-nikmat-Nya kepada
manusia yang tidak dapat dijumlahkan dan dihitung.
1189
Yakni sebagai rezeki bagimu dan bagi hewan ternakmu seukuran yang cukup bagimu. Dia tidak
mengurangi air sehingga tidak tercapai maksudnya (seperti sampai tidak menumbuhkan tanaman-tanaman)
dan tidak menurunkannya secara melimpah yang malah mengakibatkan kebinasaan (seperti banjir) kecuali
sebagai peringatan. Allah menurunkannya saat dibutuhkan, kemudian mengalihkannya setelah cukup dan
ketika dapat menimpakan madharrat jika tidak dihentikan.
1190
Allah menyimpannya di bumi sehingga manusia dapat menggalinya dari dalam tanah.
1191
Sehingga mereka dan hewan ternak mereka mati kehausan. Allah berkuasa melenyapkannya, bisa
dengan tidak menurunkannya, atau menurunkannya tetapi kemudian lenyap, atau menjadikan air yang Dia
turunkan rasanya asin, atau tidak menghasilkan maksud yang diinginkan. Hal ini merupakan peringatan
kepada hamba-hamba-Nya agar mereka bersyukur kepada nikmat-nikmat-Nya serta memikirkan bagaimana
jika air itu tidak ada sama sekali.

163 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


             
19. Lalu dengan (air) itu, Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur1192; di sana1193
kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari (buah-buahan) itu kamu makan,

         
20. Dan (Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari gunung Sinai1194, yang menghasilkan
minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan1195.

                
21. 1196Dan sungguh, pada hewan-hewan ternak1197 terdapat suatu pelajaran bagimu1198. Kami
memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya1199, dan padanya juga terdapat
banyak manfaat untukmu1200, dan sebagian darinya kamu makan,

    


22. Dan di atas punggung hewan ternak1201, dan (juga) di atas kapal-kapal kamu diangkut1202.

Ayat 23-30: Penguatan prinsip Aqidah di sela-sela menceritakan kisah para rasul seperti
pada kisah Nabi Nuh ‘alaihis salam bersama kaumnya.

                 

1192
Keduanya adalah pohon yang paling banyak di Arab.
1193
Yakni pada kebun itu.
1194
Disebutkan pohon Zaitun secara khusus karena tempatnya hanya khusus di negeri Syam dan karena
manfaat-manfaat yang dihasilkannya.
1195
Yakni sebagai tambahan lauk pauk mereka. Abd bin Humaid, Tirmidzi, dan Ibnu Majah meriwayatkan
dari Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

»‫ اَذِذإ َّك ُر ِذ ْك َذ َذجَذٍة ُر َذ َذرَذ ٍة‬،‫ َذ َّك ِذهنُرو ِذِذ‬، ‫« ْك َذ ِذ ُر و ِذ َّكْك ِذ‬
"Gunakanlah minyak zaitun sebagai lauk dan sebagai minyak, karena ia berasal dari tumbuhan yang
diberkahi." (Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al Albani)
1196
Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyebutkan berbagai manfaat yang Dia adakan pada hewan ternak
ciptaan-Nya.
1197
Yaitu unta, sapi dan kambing.
1198
Yakni terdapat pelajaran dan manfaat.
1199
Yang keluar antara kotoran dan darah.
1200
Seperti dagingnya, bulunya, kulitnya, rambutnya, dan lain-lain. Mereka juga dapat menungganginya, dan
mengangkutkan barang di atasnya untuk membawanya ke tempat yang dituju meskipun jauh, lihat pula surat
An Nahl: 7 dan surat Yaasiin: 71-73.
1201
Yaitu unta.
1202
Kamu dan barang-barang kamu dapat dipindahkan ke tempat yang jauh yang kamu inginkan. Yang
mengaruniakan nikmat nikmat yang banyak ini dan memberikan ihsan-Nya berhak untuk disyukuri, dipuji
dan diibadahi dengan sungguh-sungguh serta tidak menggunakan nikmat-nikmat tersebut untuk maksiat.

164 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


23. 1203Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, "Wahai
kaumku! Sembahlah Allah, (karena) tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain
Dia1204. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)1205?"

                 

        


24. Maka berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya1206, "Orang ini tidak lain hanyalah
manusia seperti kamu, yang ingin menjadi orang yang lebih mulia daripada kamu1207. Dan
seandainya Allah menghendaki, tentu Dia mengutus malaikat1208. Belum pernah kami mendengar
(seruan yang seperti) ini1209 pada masa nenek moyang kami dahulu.

          

1203
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan risalah hamba dan Rasul-Nya Nuh „alaihis salam, di mana
Beliau adalah rasul pertama yang diutus kepada manusia. Allah mengutusnya ketika manusia menyembah
patung-patung. Beliau memerintahkan mereka menyembah Allah saja dan tidak menyembah kepada selain-
Nya.
1204
Dalam kalimat ini terdapat pembatalan ketuhanan selain Allah dan menetapkan bahwa Allah yang
berhak diibadahi, karena Dia adalah Pencipta dan Pemberi rezeki yang memiliki segala kesempurnaan,
sedangkan selain-Nya tidak demikian.
1205
Bisa juga diartikan, “Maka mengapa kamu tidak takut hukuman-Nya karena beribadah kepada selain-
Nya?” Namun nasihat Beliau tidak berpengaruh apa-apa bagi mereka, bahkan mereka tetap saja menyembah
selain Allah, meskipun demikian Beliau tetap bersabar mengajak mereka di malam dan siang hari, secara
sembunyi atau terang-terangan dalam waktu yang cukup lama, yaitu 950 tahun. Tetapi kaumnya tetap saja
tidak mau mengikuti ajakannya, bahkan malah semakin menjauh dan melampaui batas.
1206
Untuk menentang Nabi Nuh „alaihis salam dan memperingatkan kaumnya agar tidak mengikutinya.
1207
Yakni, maksudnya mengaku nabi adalah agar dia berada di atas kamu dan kamu sebagai pengikutnya.
Jika tidak demikian, apa yang melebihkannya di atas kamu sedangkan dia manusia seperti kamu?
Penentangan seperti ini senantiasa ada dalam diri orang-orang yang mendustakan para rasul. Namun Alah
Subhaanahu wa Ta'aala telah menjawabnya dengan jawaban yang cukup melalui lisan para rasul-Nya
sebagaimana dalam ayat berikut:
Mereka berkata, "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti Kami juga. Kamu menghendaki untuk
menghalang-halangi (membelokkan) Kami dari apa yang selalu disembah nenek moyang Kami, karena itu
datangkanlah kepada Kami, bukti yang nyata.”-- Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, "Kami tidak
lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki
di antara hamba-hamba-Nya…dst. “ (Terj. Ibrahim: 10-11) Mereka (para rasul) memberitahukan, bahwa
yang demikian adalah karunia Allah dan nikmat-Nya yang diberikan kepada siapa saja di antara hamba-Nya,
kamu tidak dapat menghalangi Allah ketika Dia memberikan karunia-Nya.
Penentangan dengan menyebutkan masyii‟ah (jika Allah menghendaki) ini pun batil, karena jika Allah
1208

menghendaki, Dia akan menurunkan malaikat. Akan tetapi Dia Mahabijaksana lagi Maha Penyayang.
Hikmah dan rahmat-Nya menghendaki Rasul itu dari kalangan manusia, karena malaikat tidak bisa berbicara
dengan manusia kecuali jika ia menjelma menjadi manusia.
1209
Ada pula yang menafsirkan, “Kami belum pernah mendengar tentang pengutusan rasul.” Hal itu, karena
pengetahuan mereka terbatas, mereka tidak mengetahui tentang masa lalu. Ketidaktahuan mereka ini tidak
bisa menjadi alasan bagi mereka. Kalau pun sebelumnya tidak diutus rasul, maka kemungkinan sebelum
mereka berada di atas petunjuk sehingga tidak perlu diutus rasul, dan jika tidak demikian, maka hendaknya
mereka memuji Tuhan mereka dan bersyukur kepada-Nya dengan beriman kepada Rasul-Nya, karena Dia
mengaruniakan nikmat yang besar (dengan diutusnya rasul) yang belum diberikan kepada nenek moyang
mereka.

165 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


25. Ia hanyalah seorang laki-laki yang gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai waktu
tertentu1210."

     


26. 1211Dia (Nuh) berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku1212, karena mereka mendustakan aku."

                

                

 
27. Lalu Kami wahyukan kepadanya, "Buatlah kapal1213 di bawah pengawasan dan petunjuk Kami,
maka apabila perintah Kami datang1214 dan tanur1215 telah memancarkan air, maka masukkanlah ke
dalam kapal itu sepasang-pasang1216 dari setiap jenis, juga keluargamu1217, kecuali orang yang lebih
dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka1218. Dan janganlah engkau bicarakan
dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim1219, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan1220.

1210
Yakni waktu kematiannya sehingga kalian dapat beristirahat darinya. Syubhat-syubhat yang dilemparkan
orang-orang kafir itu untuk menentang nabi menunjukkan besarnya kekafiran mereka dan bahwa mereka
berada dalam kebodohan dan kesesatan, kaena alasan atau syubhat itu sama sekali tidak tepat dari berbagai
sisi, bahkan saling bertentangan dan berbenturan. Perkataan mereka, “"Orang ini tidak lain hanyalah
manusia seperti kamu, yang ingin menjadi orang yang lebih mulia daripada kamu,” pada hakikat
menetapkan bahwa Beliau berakal dan mencari cara agar Beliau berada di atas mereka, namun pada waktu
yang lain mereka juga mengatakan, “Ia hanyalah seorang laki-laki yang gila,” Bukankah perkataan ini
dengan perkataan sebelumnya bertentangan, dan menunjukkan bahwa maksudnya adalah menolaknya
dengan berbagai cara tanpa memikirkan perkataan apa yang perlu dilontarkan untuknya? Namun demikian,
Allah tidak menghendaki selain menampakkan kehinaan orang yang memusuhi-Nya dan memusuhi Rasul-
Nya.
1211
Ketika Nuh merasa bahwa seruannya tidak bermanfaat apa-apa bagi mereka selain menambah mereka
menjauh, maka Nabi Nuh 'alaihis salam berdoa sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.
1212
Pertolongan yang dipermohonkan oleh Nuh kepada Allah ialah membinasakan kaumnya. Lihat
selanjutnya surat Nuh ayat 26. Beliau marah karena Allah, karena mereka menyia-nyiakan perintah-Nya dan
mendustakan Rasul-Nya.
1213
Sebagai sebab dan sarana untuk selamat ketika tiba perintah-Nya.
1214
Mengirimkan banjir besar untuk menenggelamkan mereka.
1215
Yang dimaksud dengan tanur ialah semacam alat pemasak roti yang diletakkan di dalam tanah terbuat
dari tanah liat, biasanya tidak ada air di dalamnya. Terpancarnya air di dalam tanur itu menjadi suatu tanda
bahwa banjir besar akan tiba.
1216
Jantan dan betina.
1217
Istri dan anak-anakmu.
1218
Yaitu istrinya dan anaknya Kan‟an (atau dinamai pula dengan Yaam). Adapun ketiga istrinya yang lain
dan anak-anaknya yang lain (Haam, Saam, dan Yaafits) maka mereka ikut bersama Nabi Nuh „alaihis salam.
Para ulama berbeda pendapat tentang jumlah orang yang ikut menaiki kapal Nabi Nuh „alaihis salam.
Menurut Ibnu „Abbas, bahwa jumlah mereka 80 orang dengan wanitanya. Menurut Ka‟ab Al Ahbar, bahwa
jumlah mereka 72 orang. Ada pula yang berpendapat, bahwa jumlah mereka sepuluh orang, wallahu a‟lam
(lihat Qashasul Anbiyaa‟ karya Ibnu Katsir).
1219
Maksudnya adalah, jangan engkau berdoa kepada-Ku untuk menyelamatkan mereka.

166 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               
28. Dan apabila engkau dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas kapal, maka
ucapkanlah, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang
zalim1221."

        


29. Dan berdoalah1222, “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau
adalah sebaik-baik pemberi tempat."

       


30. Sungguh, pada (kejadian) itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasan Allah)1223; dan
sesungguhnya Kami benar-benar menimpakan siksaan (kepada kaum Nuh itu) 1224.

Ayat 31-41: Kisah Nabi Hud ‘alaihis salam bersama kaumnya, pendustaan kaumnya
kepadanya dan pengingkaran mereka kepada negeri akhirat.

      


31. Kemudian setelah mereka, Kami ciptakan umat yang lain1225.

               
32. Lalu Kami utus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri1226 (yang berkata),
"Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia1227. Maka mengapa
kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)1228?”

1220
Jamaah para mufassir berkata, "Air naik setinggi 15 hasta di atas puncak gunung tertinggi di muka bumi.
Inilah yang disebutkan oleh Ahli Kitab. Ada pula yang berpendapat, 80 hasta, dan air itu merata ke seluruh
penjuru bumi tinggi dan lebarnya, baik bagian bumi yang lunak maupun kasarnya, gunung-gunung maupun
datarannya serta daratan berpasir, dan tidak ada lagi mata yang berkedip dari orang-orang yang hidup di
muka bumi sebelumnya, anak-anak maupun orang dewasa (semuanya tenggelam).” lihat Qashasul Anbiyaa‟
karya Ibnu Katsir.
1221
Yakni orang-orang kafir dan pembinasaan yang menimpa mereka. Firman-Nya ini merupakan
pengajaran dari Allah untuk Beliau dan orang-orang yang bersama Beliau untuk memuji Allah sebagai tanda
syukur kepada-Nya. Allah juga mengajarkan Nabi Nuh „alaihis salam untuk berdoa kepada-Nya agar
dimudahkan Allah untuk menempati tempat yang diberkahi.
1222
Ketika engkau turun dari kapal.
1223
Pada kisah Nuh „alaihis salam terdapat tanda-tanda yang menunjukkan kekuasaan Allah, dan bahwa
Allah yang berhak disembah saja, dan bahwa Rasul-Nya Nuh „alaihis salam adalah benar, sedangkan
kaumnya dusta. Demikian pula menunjukkan rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya karena telah
mengangkutkan mereka ke kapal Nabi Nuh ketika penduduk bumi tenggelam.
1224
Kata-kata "Wa in kunnaa lamubtaliin," bisa juga diartikan, bahwa Kami benar-benar memberikan
cobaan. Maksudnya, Allah memberikan cobaan atau ujian kepada hamba dengan diutusnya para Rasul;
apakah mereka mengikutinya atau tidak?
1225
Maksudnya adalah kaum 'Aad. Ada pula yang berpendapat, bahwa mereka adalah kaum Tsamud
(pendapat ini dipegang pula oleh Syaikh As Sa‟diy). Namun yang pertama lebih tampak, dan itulah yang
dipegang oleh jumhur mufassir. Oleh karena itu, rasul yang diutus dari kalangan mereka yang disebutkan
dalam ayat 32 berikut ialah Nabi Hud „alaihis salam.

167 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                

        


33. Dan berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya dan yang mendustakan pertemuan hari
akhirat serta mereka yang telah Kami beri kemewahan dan kesenangan dalam kehidupan di dunia,
"(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang kamu makan, dan dia
minum apa yang kamu minum1229.”

       


34. Dan sungguh, jika kamu menaati manusia yang seperti kamu, niscaya kamu pasti rugi1230.

         
35. 1231Adakah dia menjanjikan kepada kamu, bahwa apabila kamu telah mati dan menjadi tanah
dan tulang belulang, sesungguhnya kamu akan dikeluarkan (dari kuburmu)1232?

     


36. Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu1233,

          
37. Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan
hidup1234 dan tidak akan dibangkitkan lagi,

1226
Mereka mengenali nasab Beliau, kehormatannya dan kejujurannya, di mana ini semua seharusnya
membuat mereka segera mengikuti.
1227
Seruan para rasul adalah sama, yaitu Tauhid.
1228
Bisa juga diartikan, “Maka mengapa kamu tidak takut kepada Tuhanmu sehingga kamu beriman.”
1229
Yakni di mana kelebihannya di atas kamu?
1230
Sungguh mengherankan, padahal sebenarnya kerugian dan penyesalan hanyalah bagi orang yang tidak
mengikuti manusia yang diberi Allah wahyu dan diangkat-Nya sebagai rasul.
1231
Oleh karena mereka mengingkari kerasulannya, mereka juga mengingkari apa yang Beliau beritakan,
yaitu adanya kebangkitan setelah mati dan pembalasan terhadap amal.
1232
Maksudnya, dikeluarkan dalam keadaan hidup sebagaimana ketika di dunia. Mereka memandang dengan
pandangan yang sempit dan mengukur dengan kemampuan mereka yang memang tidak mungkin, mereka
samakan kemampuan Al Khaliq (Maha Pencipta) dengan kemampuan mereka sebagai makhluk yang dicipta,
maka Mahasuci Allah. Mereka mengingkari kemampuan Allah menghidupkan orang yang telah mati dan
lupa penciptaan mereka dahulu, dan bahwa yang mengadakan mereka pertama kali dari yang sebelumnya
tidak ada tentu mampu menciptakan mereka kembali setelah mereka binasa.
1233
Yakni bangkit dari kubur.
1234
Maksudnya, di samping sebagian dari manusia meninggal dunia, maka ada pula manusia yang
dilahirkan. Mereka mengira bahwa hidup itu sebatas di dunia setelah itu selesai, tidak dibangkitkan dan tidak
dimintai pertanggungjawaban terhadap amal yang dikerjakan. Hal ini jelas bertentangan dengan
kebijaksanaan Allah. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Maka apakah kamu mengira, bahwa
sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan
kepada kami?-- Maka Maha Tinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada tuhan yang berhak disembah
selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.” (Terj. Al Mu‟minuun: 115-116)

168 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
38. Dia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah1235,
dan kita tidak akan mempercayainya1236.”

     


39. Dia (Hud) berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku1237 karena mereka mendustakan aku."

     


40. Dia (Allah) berfirman, "Tidak lama lagi mereka pasti akan menyesal1238."

         


41. Lalu mereka dimusnahkan oleh suara yang mengguntur1239 dengan hak1240, dan Kami jadikan
mereka seperti sampah yang dibawa banjir1241. Maka binasalah bagi orang-orang yang zalim1242.

Ayat 42-44: Sunnatullah pada manusia dalam pengutusan para rasul, peringatan kepada
manusia dan hukuman bagi orang-orang yang mendustakan.

      


42. Kemudian setelah mereka Kami ciptakan umat-umat yang lain1243.

       


43. Tidak ada satu umat pun yang dapat menyegerakan ajalnya1244, dan tidak (pula)
menangguhkannya.

                 

    

1235
Yaitu terhadap risalah yang dibawanya dan pemberitahuannya akan ada kehidupan setelah mati.
1236
Maksudnya, mempercayai kebangkitan setelah mati.
1237
Yakni dengan membinasakan dan menghinakan mereka di dunia sebelum di akhirat.
1238
Terhadap kekafiran dan pendustaan mereka.
1239
Menurut Ibnu Katsir, zhahirnya bahwa mereka ditimpa suara yang mengguntur dengan angin topan yang
sangat dingin yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya.
1240
Maksudnya, tidak dengan kezaliman, bahkan dengan keadilan.
1241
Maksudnya, demikian buruknya akibat mereka, sampai mereka tidak berdaya sedikit pun, tidak ubahnya
seperti sampah yang dihanyutkan banjir, padahal tadinya mereka bertubuh besar-besar dan kuat-kuat. Ada
pula yang menafsirkan “ghutsaa‟” dengan tumbuhan yang kering karena sudah mati.
1242
Di samping azab menimpa mereka, mereka diikuti pula oleh laknat dan celaan dari alam semesta. Oleh
karena itulah, langit dan bumi tidak menangis terhadap kematian mereka.
1243
Maksudnya, kaum Nabi saleh, kaum Nabi Luth, dan kaum Nabi Syu'aib.
1244
Dengan binasa terlebih dahulu sebelum ajalnya tiba. Masing-masing umat telah ditetapkan ajalnya, tidak
maju dan tidak mundur.

169 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


44. Kemudian, Kami utus rasul-rasul Kami berturut-turut1245. Setiap kali seorang rasul datang
kepada suatu umat, mereka mendustakannya1246, maka Kami silihgantikan sebagian mereka dengan
sebagian yang lain1247 (dalam kebinasaan). Dan Kami jadikan mereka bahan cerita (bagi
manusia)1248. Maka binasalah bagi kaum yang tidak beriman1249.

Ayat 45-50: Menyebutkan secara garis besar kisah Nabi Musa ‘alaihis salam, pendustaan
Fir’aun dan kaumnya kepadanya, menyebutkan secara garis besar penciptaan Nabi Isa
‘alaihis salam, dan bahwa pada penciptaan Nabi Isa ‘alaihis salam juga terdapat dalil
terhadap kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

        


45. 1250Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun1251 dengan membawa tanda-tanda
(kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata1252,

1245
Agar mereka beriman dan kembali kepada Allah.
1246
Padahal rasul-rasul tersebut datang dengan membawa mukjizat yang semisalnya biasanya diimani
manusia, meskipun seruan rasul dan ajaran mereka sesungguhnya sudah cukup menunjukkan kebenaran
yang mereka bawa.
1247
Maksudnya, oleh karena masing-masing umat itu mendustakan Rasul-Nya, maka Allah membinasakan
mereka dengan berturut-turut.
1248
Mereka menjadi buah bibir dan pelajaran generasi setelahnya sebagai hukuman bagi orang-orang yang
mendustakan.
1249
Yakni alangkah celaka dan ruginya mereka. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Yaasiin: 30.
1250
Allah Ta'ala memberitahukan, bahwa Dia mengutus Rasul-Nya Musa 'alaihis salam bersama saudaranya,
yaitu Harun 'alaihis salam kepada Fir'aun dan para pemukanya dengan membawa mukjizat yang
menunjukkan kebenarannya, tetapi Fir'aun dan kaumnya bersikap sombong terhadapnya; mereka enggan
mengikuti keduanya karena keduanya manusia, sebagaimana generasi sebelum mereka mendustakan para
rasul hanya karena rasul-rasul itu manusia seperti mereka; hati mereka sama dengan generasi sebelum
mereka yang mendustakan, maka Allah membinasakan mereka.
Sebagian ulama menjelaskan, bahwa setelah diutus-Nya Musa dan diturunkan Taurat, Allah mengangkat
azab terhadap umat-umat, yakni azab dalam arti membinasaan sehabis-habisnya, dan Allah mensyariatkan
jihad terhadap orang-orang yang mendustakan. Syaikh As Sa‟diy berkata, “Namun saya tidak mengetahui
dari mana perkataan ini diambil? Tetapi setelah saya mentadabburi beberapa ayat ini dengan beberapa ayat
yang disebutkan dalam surah Al Qashas, maka tampaklah bagiku alasannya. Adapun dalam beberapa ayat
ini, Allah telah menyebutkan umat-umat yang dibinasakan secara berturut-turut. Setelah itu, Dia
memberitahukan bahwa setelah mereka, Dia mengutus Musa, dan menurunkan kitab Taurat kepadanya
sebagai petunjuk bagi manusia, dan hal ini tidaklah bertentangan dengan dibinasakannya Fir‟aun, karena
kebinasaannya sebelum turun Taurat. Adapun dalam beberapa ayat di surah Al Qashas, maka jelas sekali di
sana, bahwa setelah disebutkan kebinasaan Fir‟aun, Dia berfirman, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan
kepada Musa Al-Kitab (Taurat) setelah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi
pelita bagi manusia, petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.” (Terj. Al Qashash: 43) Ayat ini jelas, bahwa
Allah memberikan kitab Taurat kepada Musa setelah binasanya uamt-umat yang melampaui batas, dan Allah
memberitahukan bahwa Dia menurunkan kitab itu sebagai pelita bagi manusia, petunjuk dan rahmat…dst.”
1251
Ketika Musa meminta kepada Tuhannya agar Dia mengikutsertakan Harun dalam tugasnya.
1252
Yang dimaksud tanda-tanda kebesaran Allah dan bukti yang nyata dalam ayat ini ialah mukjizat Nabi
Musa yang sembilan buah. Mukjizat yang sembilan itu ialah: tongkat, tangan, belalang, kutu, katak, darah,
taupan (banjir besar), laut, dan bukit Thur. Ada pula yang menafsirkan “tanda-tanda (kebesaran) Kami”
maksudnya yang menunjukkan kebenaran keduanya (Musa dan Harun) dan apa yang mereka berdua bawa.
Sedangkan maksud “bukti yang nyata” adalah hujjah yang jelas, di mana karena jelasnya dapat
menundukkan hati dan menjadi hujjah bagi orang-orang yang keras kepala.

170 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
46. Kepada Fir'aun dan para pemuka kaumnya1253, tetapi mereka angkuh1254 dan mereka memang
kaum yang sombong1255.

       


47. Dan mereka berkata1256, "Apakah (pantas) kita percaya kepada dua orang manusia seperti
kita1257, padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri1258 kepada
kita1259?"

    


48. Maka mereka mendustakan keduanya, karena itu mereka termasuk orang yang dibinasakan1260.

      


49. Dan sungguh, telah Kami anugerahkan kepada Musa kitab (Taurat)1261, agar mereka (Bani
Israil) mendapat petunjuk1262.

           
50. 1263Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam bersama ibunya sebagai suatu bukti yang nyata
(bagi kekuasaan Kami)1264, dan Kami melindungi mereka di sebuah dataran tinggi1265, (tempat yang
tenang, rindang dan banyak buah-buahan) dengan mata air yang mengalir.

1253
Seperti Haman dan para memuka lainnya.
1254
Tidak mau beriman kepada ayat-ayat dan bukti yang nyata itu.
Bisa juga diartikan, “dan memang mereka kaum yang berkuasa” yakni terhadap Bani Israil sehingga
1255

menindas mereka.
1256
Dengan sombong sambil memperingatkan kaumnya.
1257
Ucapan ini sama dengan ucapan generasi sebelumnya, hati mereka sama, maka ucapan dan perbuatan
yang keluar pun sama. Mereka mengingkari nikmat risalah yang diberikan Allah kepada Musa dan Harun
„alaihimas salam.
1258
Yakni taat dan tunduk serta diperbudak dengan kerja paksa.
1259
Maksudnya, bagaimana kita akan menjadi pengikut setelah sebelumnya kita sebagai pemimpin? Dan
bagaimana mungkin mereka menjadi pemimpin? Ucapan mereka ini sama dengan ucapan kaum Nuh,
“Apakah kami akan percaya kepada kamu, padahal yang mengikutimu adalah orang-orang yang rendah?”
dsb. Jelas sekali, hal ini tidak bisa dipakai alasan untuk menolak yang hak, dan bahwa yang demikian
merupakan pendustaan dan penentangan.
1260
Dengan ditenggelamkan, sedangkan Bani Israil menyaksikannya.
1261
Setelah Allah membinasakan Fir‟aun dan menyelamatkan Bani Israil bersama Musa, dan ketika itu
perintah Allah dapat ditegakkan dan dapat ditampakkan syi‟ar-syi'ar-Nya, maka Allah menjanjikan kepada
Musa (memberikan Taurat) setelah berlalu waktu empat puluh malam. Musa kemudian pergi untuk
bermunajat dengan Allah pada waktu yang telah ditentukan.
1262
Yakni agar mereka mengetahui secara rinci perintah dan larangan, pahala dan siksa, serta kenal dengan
Tuhan mereka dengan nama dan sifat-Nya.
1263
Allah Ta'ala memberitahukan tentang hamba dan Rasul-Nya Isa putera Maryam 'alaihimas salam, bahwa
Dia menjadikan keduanya (Isa dan ibunya) sebagai bukti yang nyata bagi kekuasaan Allah Ta'ala. Dia telah
menciptakan Adam tanpa bapak dan ibu, menciptakan Hawa dari laki-laki tanpa perempuan, menciptakan
Isa dari perempuan tanpa laki-laki, dan Dia menciptakan manusia yang lain dari laki-laki dan perempuan.

171 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 51-61: Agama yang dibawa para nabi adalah satu, yaitu Islam, hawa nafsu memecah
belah manusia, para nabi adalah panutan bagi manusia, serta penjelasan ujian bagi manusia
dan keadaan kaum mukmin.
.

            
51. 1266Allah berfirman, “Wahai para rasul! Makanlah dari makanan yang baik-baik1267, dan
kerjakanlah amal saleh1268. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan1269.

1264
Allah memberikan nikmat kepada Isa putra Maryam dan menjadikan keduanya salah satu di antara
tanda-tanda kekuasaan Allah, di mana Maryam hamil dan melahirkan Isa tanpa bapak. Isa juga dapat
berbicara di masa buaian dan Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya melalui kedua tangannya.
1265
Menurut Syaikh As Sa‟diy, yaitu ketika Maryam melahirkan. Ada yang berpendapat, bahwa dataran
tinggi tersebut adalah Baitulmaqdis, ada yang berpendapat Damaskus, dan ada pula yang berpendapat
Ramlah di Palestina. Menurut Ibnu Katsir, pendapat yang lebih tampak adalah Baitulmaqdis, wallahu a‟lam.
1266
Ayat ini merupakan perintah dari Allah Ta‟ala kepada para rasul-Nya untuk memakan makanan yang
baik-baik, yakni rezeki yang baik lagi halal, dan bersyukur kepada Allah dengan beramal saleh, di mana
dengannya hati dan badannya menjadi baik, demikian pula dunia dan akhiratnya. Dia juga memberitahukan,
bahwa Dia mengetahui amal yang mereka kerjakan. Oleh karena itu, setiap amalan dan pekerjaan yang
mereka kerjakan, maka Allah mengetahuinya serta akan memberikan balasan terhadapnya secara sempurna.
Hal ini menunjukkan, bahwa mereka semua sepakat dalam membolehkan makanan yang baik-baik dan
mengharamkan makanan yang buruk, dan bahwa mereka juga sepakat dalam mengerjakan amal saleh
meskipun berbeda-beda syariatnya, namun semua itu adalah amal saleh. Oleh karena itulah, semua amal
saleh yang tetap cocok di setiap zaman telah disepakati oleh para nabi dan semua syariat, seperti perintah
mengesakan Allah, beribadah dengan ikhlas kepada-Nya, mencintai-Nya, takut kepada-Nya, berharap
kepada-Nya, berbakti kepada orang tua, jujur, menepati janji, silaturrahim, berbuat baik kepada kaum
dhu‟afa, orang miskin dan anak yatim, bersikap sayang kepada semua manusia, dan perbuatan lainnya yang
termasuk amal saleh. Dari sinilah, mengapa orang-orang yang yang berilmu melihat isi perintah dan
larangannya untuk membuktikan kebenaran kenabian seseorang.
Menurut Ibnu Katsir, ayat ini menunjukkan bahwa makanan yang halal adalah pembantu untuk beramal
saleh.
1267
Menurut Sa'id bin Jubair dan Adh Dhahhak, bahwa maksudnya yang halal.
1268
Yang wajib maupun yang sunat. Imam Muslim, Tirmidzi, dan Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah,
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫َّكيٍّ ِذ‬
‫َذ‬
‫ِذ‬
‫ َذ َذُّب َذ ُّب ُرس ُر ُر لُرو َذ‬: ‫ َذ ِذ َّك اَذ َذَذ َذ ْك ُرم ْك ِذ نِذ ْك َذ ِذِبَذ َذَذ َذ ِذِذ ْك ُرم ْك َذسلِذ ْك َذ اَذ َذق َذل تَذ َذل َذ‬،ً ٍّ‫ِذ َّك اَذ تَذ َذل َذ طَذيٍّ ٌح َذ َذ ْكقَذ ُر ِذ َّك طَذي‬
‫ِذ‬
‫َذَيُرُّب َذ َذ ْك ِذ َذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َّك ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ُر ْكي ُر َّكس َذ َذ َذ ْك َذل َذ َذ ْك َذ َذ‬ ‫ َذ َذُّب َذ ذ ْك َذ َذ نُرو ُر لُرو ْك طَذيٍَّذ َذ َذرَذقْك نَذ ُر ْك ُرَّك َذ َذ َذ َّك ُر َذ‬: ‫َذ ْك َذملُرو َذ ا ً َذ ق َذ َذل تَذ َذل َذ‬
. ‫ُر َذ ُر‬ ‫َّكس َذم ِذا َذ َذر ٍّ َذ َذر ٍّ َذ َذ ْك َذل ُرم ُر َذ َذ ٌح َذ َذ ْك َذُر ُر َذ َذ ٌح َذ َذ ْكلَذ ُرس ُر َذ َذ ٌح َذ ُر ٍّذ َذ ِذ ْكاَذَذ ِذ اَذ َّك‬
‫َذَّن ُر ْكسَذ َذج‬
"Sesungguhnya Allah Ta’ala baik, tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan
orang beriman sebagaimana Dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya, "Wahai Para Rasul,
makanlah yang baik-baik dan beramal salehlah." Dia juga berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman
makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rezekikan kepada kamu." Kemudian Beliau menyebutkan
tentang seorang yang melakukan perjalanan jauh dalam keadaan berambut kusut dan berdebu. Dia
memanjatkan kedua tangannya ke langit sambil berkata, "Ya Rabbi, Ya Rabbi,” padahal makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka
bagaimana doanya akan dikabulkan."
1269
Oleh karenanya, Dia akan memberikan balasan.

172 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
52. Dan1270 sungguh, (agama Tauhid/Islam) inilah agama kamu semua1271, agama yang satu1272, dan
Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku1273.

          
53. Kemudian mereka1274 terpecah belah dalam urusan (agama)nya menjadi beberapa golongan1275.
Setiap golongan (merasa) bangga dengan apa yang ada pada mereka (masing-masing)1276.

     


54. Maka biarkanlah mereka1277 dalam kesesatannya1278 sampai waktu yang ditentukan1279.

       


55. Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu
(berarti bahwa),

        


56. Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka1280? (Tidak), tetapi mereka tidak
menyadarinya1281.
1270
Yakni ketahuilah.
1271
Maksudnya, kamu semua harus berada di atasnya.
1272
Lihat surat Al Anbiya ayat 92.
1273
Yakni dengan melaksanakan perintah-Ku dan menjauhi larangan-Ku. Allah Subhaanahu wa Ta'aala juga
memerintahkan kaum mumkin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para rasul, karena mereka mengikuti
dan berjalan di belakang para rasul. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Wahai orang-orang yang
beriman! Makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (Terj. Al Baqarah: 172) oleh karena itu, bagi
mereka yang mengaku mengikuti para nabi harus melakukan demikian, akan tetapi orang-orang yang zalim
tidak menghendaki selain durhaka sebagaimana yang diterangkan dalam ayat selanjutnya.
1274
Yaitu umat-umat yang didatangi para rasul.
1275
Seperti Yahudi, Nasrani, dan lain-lain.
1276
Berupa pengetahuan dan agama. Masing-masing mereka bangga dengannya, dan menyangka bahwa
merekalah yang benar sedangkan selainnya salah, padahal yang benar di antara mereka adalah yang tetap di
atas agama para rasul, yaitu Islam dan mengikuti jejak mereka, yaitu memakan yang baik-baik (halal) dan
beramal saleh, selainnya adalah batil.
Menurut Ibnu Katsir, mereka bangga dengan kesesatannya karena mereka mengira bahwa mereka mendapat
petunjuk.
1277
Kalimat ini merupakan ancaman.
1278
Yakni di tengah-tengah kebodohannya terhadap kebenaran dan dakwaan mereka, bahwa mereka adalah
orang-orang yang benar.
1279
Sampai tiba ajal mereka atau sampai azab datang menimpa mereka, karena nasehat tidak bermanfaat,
larangan tidak berguna, dan bagaimana mungkin bermanfaat nasehat kepada orang yang sudah merasa benar
dan malah ingin mengajak orang lain kepadanya?
1280
Yakni apakah mereka menyangka bahwa pemberian-Nya kepada mereka berupa harta dan anak
menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang mulia dan berbahagia, dan bahwa mereka akan
mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat?

173 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
57. 1282Sungguh, orang-orang yang karena takut (azab) Tuhannya, mereka sangat berhati-hati1283,

     


58. dan mereka yang beriman dengan ayat-ayat Tuhannya (Al Qur‟an)1284,

     


59. dan mereka yang tidak mempersekutukan Tuhannya1285,

          
60. Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah)1286 dengan hati penuh rasa
takut1287 (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya1288,

1281
Bahwa hal itu sesungguhnya istidraj (persiapan untuk diazab). Diberikan nikmat kepada mereka, tidak
lain agar bertambah dosa mereka, sehingga hukuman disempurnakan untuk mereka pada hari kiamat. Lihat
pula surah At Taubah ayat 55, surah Al An‟aam ayat 44 dan surah Ali Imran ayat 178.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ َذ رَذ ا تَذل َذ ل ِذ ْكل َذ ِذ ُّب ْكي َذِذ ُّب هو ِذقي لَذى ل ِذ ي ِذ اَذِذإَّكَّنَذ َذِذ َذ ِذ ِذ‬
‫ي ْكن ُر ْكس ْك َذر ٌح‬ ‫َذ ُر َذ ُر ْك ٌح َذ َذ َذ ْك‬ ‫َذْك َذ َذ َذ‬ ‫َذ ْك َذ َذ َذ ُر ْك‬
"Jika engkau melihat Allah Ta'ala memberikan kesenangan dunia kepada seorang hamba yang ia sukai,
sedangkan ia tetap di atas kemaksiatannya, maka hal itu adalah istidraj (penangguhan azab) dari-Nya." (HR.
Ahmad, Thabrani dalam Al Kabir, dan Baihaqi dalam Asy Syu'ab, dishahihkan oleh Al Albani dalam
Shahihul Jami' no. 561)
1282
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan orang-orang yang menggabung antara sikap buruk
dengan merasa aman, yaitu orang-orang yang menyangka pemberian Allah kepada mereka di dunia
menunjukkan bahwa mereka di atas kebaikan dan keutamaan, maka Allah menyebutkan orang-orang yang
berbuat ihsan dan memiliki rasa takut kepada Allah „Azza wa Jalla.
1283
Mereka takut jika Allah meletakan keadilan-Nya kepada mereka, sehingga tidak tersisa lagi kebaikan
bagi mereka, dan mereka menyangka bahwa mereka belum memenuhi hak Allah Ta‟ala, mereka pun takut
jika iman mereka hilang. Karena mereka mengenal Tuhan mereka, dan keberhakan-Nya dimuliakan dan
diagungkan serta takut kepada-Nya, maka yang demikian membuat mereka menahan diri dari dosa dan
meremehkan kewajiban.
Menurut Ibnu Katsir, bahwa mereka di samping berbuat ihsan dan beramal saleh merasa takut kepada Allah
'Azza wa Jalla. Al Hasan Al Bashri berkata, "Sesungguhnya orang mukmin menggabung antara berbuat
ihsan dan rasa takut, sedangkan orang kafir menggabung antara berbuat buruk dan merasa aman."
1284
Apabila ayat-ayat itu dibacakan kepada mereka, maka keimanan mereka bertambah, mereka pun
memikirkan dan mentadabburi ayat-ayat-Nya, sehingga jelaslah bagi mereka makna-makna Al Qur‟an,
keagungannya, kesesuaiannya dan tidak ada yang bertentangan, demikian pula ajakannya untuk mengenal
Allah, takut dan berharap kepada-Nya serta keadaan tentang pembalasan, yang dari sana muncul bagi
mereka rincian keimanan yang tidak mungkin diungkapkan oleh lisan. Di samping itu, mereka juga
mentafakkuri ayat-ayat Allah yang ada di alam semesta.
1285
Baik syirk besar, seperti menyembah selain Allah, maupun syirk kecil seperti riya‟, dsb. Bahkan mereka
ikhlas dalam ibadahnya karena Allah, baik dalam perkataan mereka, perbuatan maupun semua keadaan
mereka. Mereka mentauhidkan Allah dan mengetahui bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain
Allah Ta'ala, Dia Mahaesa, semua makhluk bergantung kepada-Nya, Dia tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.
1286
Ayat di atas dapat diartikan, “Dan mereka yang mengerjakan apa yang mereka kerjakan” sehingga
termasuk pula amal saleh yang lain di samping sedekah, seperti shalat, zakat, haji, dan lainnya.

174 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
61. Mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan1289, dan merekalah orang-orang yang lebih
dahulu memperolehnya1290.

Ayat 62-77: Penjelasan keadaan kaum musyrik yang mendustakan dan berpaling dari iman
serta terus-menerus di atas kekafiran, sebab mereka bersikap seperti itu, dan azab yang
diancamkan kepada mereka.

              
62. 1291Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya 1292, dan pada sisi
Kami ada suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya1293, dan mereka tidak dizalimi
(dirugikan)1294.

1287
Jika tidak diterima amal mereka.
1288
Maksudnya, karena mereka tahu bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan mereka untuk dihisab, maka
mereka khawatir kalau pemberian (sedekah) dan amal mereka tidak diterima Allah Subhaanahu wa Ta'aala
dan tidak menyelamatkan mereka.
Imam Ahmad dan Tirmidzi meriwayatkan dari Aisyah, bahwa ia berkata,

:‫] قَذ َذ ْك َذ ِذ َذ ُر‬60 : ‫ { َذ َّك ِذذ َذ ُر ْك تُرو َذ َذ تَذ ْكو َذ قُرلُروُر ُر ْك َذ ِذ لَذ ٌح} [ ا نو‬:‫ول لَّك ِذ َذلَّكى لَّك ُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ َذ ْك َذه ِذذ ِذ ا َذِذ‬ ‫َذس َذْك ُر َذر ُرس َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ٍّ ‫ " َذ َذ ِذْكن َذ‬:‫ُرَذه ُر َّك ِذذ َذ َذ ْك َذُرو َذ اَذ ْكمَذ َذ َذ ْكس ِذقُرو َذ ؟ قَذ َذل‬
‫صلُّبو َذ َذ َذَذ َذ‬
‫ َذ ُره ْك َذَذ اُرو َذ َذ ْك َذ‬، ‫ص َّك قُرو َذ‬ ‫ َذ َذكنَّك ُر ُر َّكذ َذ َذ ُر‬، ‫ص ٍّ ِذ‬
‫صوُر و َذ َذ ُر َذ‬
" ]61 : ‫ي ُر َذس ِذر ُرو َذ ِذ ْكاَذْكي َذ ِذ َذ ُره ْك َذْلَذ َذس ِذُرقو َذ } [ ا نو‬ ‫تُر ْكقَذ َذ ِذ ْكن ُر ْك { ُر َذِذ َذ‬
Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ini, "Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan
(sedekah) dengan hati penuh rasa takut," (Al Mu'minun: 60). Aisyah berkata, "Apakah mereka adalah orang
yang meminum minuman keras dan mencuri?" Beliau menjawab, "Tidak wahai puteri Ash Shiddiq. Tetapi
mereka adalah orang-orang yang berpuasa, shalat, dan bersedekah, sedang mereka takut jika amal mereka
tidak diterima, "Mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih
dahulu memperolehnya." (Al Mu'minun: 61)
Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al Albani.
Semoga Allah Subhaanahu wa Ta'ala menjadikan kita termasuk di dalamnya, Allahumma aamiin.
1289
Perhatian mereka tertuju kepada sesuatu yang mendekatkan diri mereka kepada Allah, dan keinginan
mereka tertuju kepada sesuatu yang menyelamatkan mereka dari azab-Nya. Oleh karena itu, semua kebaikan
yang mereka dengar dan ada kesempatan bagi mereka melakukannya, maka mereka segera melakukannya.
Mereka melihat wali-wali Allah dan orang-orang pilihan-Nya di hadapan mereka, di mana mereka bersegera
kepada kebaikan dan berlomba-lomba untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka mereka pun ikut
berlomba-lomba. Oleh karena peserta lomba biasanya ada yang menang dan ada yang kalah, maka Allah
jelaskan di ayat tersebut bahwa mereka semua menang.
1290
Maksudnya orang-orang yang mempunyai sifat-sifat yang disebutkan dalam ayat 57, 58, 59, dan 60 itu
adalah orang yang bersegera mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan kebaikan-kebaikan itu akan diberikan
kepada mereka dengan segera sejak di dunia ini.
1291
Setelah Allah menyebutkan kesegeraan mereka terhadap kebaikan, mungkin ada yang mengira bahwa
apa yang dituntut dari mereka dan dari selain mereka adalah perkara yang tidak disanggupi atau perkara
berat, maka Allah menerangkan dalam ayat di atas, bahwa Dia tidak membebani seseorang kecuali sesuai
dengan kemampuannya.
Tentang ayat ini Ibnu Katsir berkata, "Allah Ta'ala memberitahukan tentang keadilan-Nya dalam syariat-Nya
kepada hamba-hamba-Nya di dunia, bahwa Dia tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

175 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
63. 1295Tetapi, hati mereka (orang-orang kafir) itu dalam kebodohan dari (memahami Al Qur‟an)
ini, dan mereka mempunyai (kebiasaan banyak mengerjakan) perbuatan-perbuatan lain (buruk)
yang terus mereka kerjakan1296.

        


64. Sehingga apabila Kami timpakan siksaan1297 kepada orang-orang yang hidup bermewah-mewah
di antara mereka1298, seketika itu mereka berteriak-teriak meminta tolong.

        


65. Janganlah kamu berteriak-teriak meminta tolong pada hari ini! Sungguh, kamu tidak akan
mendapat pertolongan dari kami.

         
66. 1299Sungguh, ayat-ayat-Ku (Al Qur‟an) selalu dibacakan kepada kamu1300, tetapi kamu selalu
berpaling ke belakang1301,

kesanggupannya, yakni sesuai yang ia mampu memikulnya dan mengerjakannya, dan bahwa pada hari
Kiamat, Allah akan menghisab amal mereka yang telah dicatat-Nya dalam kitab yang tertulis, dan Dia tidak
akan menyia-nyiakan sedikit pun juga."
1292
Yakni sesuai kemampuannya dan tidak menghabiskan semua kekuatannya karena rahmat dan hikmah-
Nya agar manusia semua dapat melakukannya. Contoh dalam hal ini adalah dalam masalah shalat, apabila
seseorang tidak sanggup shalat sambil berdiri, maka ia boleh shalat sambil duduk, dan apabila sesorang tidak
sanggup berpuasa, ia boleh berbuka.
1293
Maksudnya, kitab amal yang menjadi tempat malaikat-malaikat menuliskan perbuatan-perbuatan
seseorang, baik atau buruk, yang akan dibacakan pada hari kiamat (lihat surat Al-Jatsiyah ayat 29).
1294
Oleh karena itu pahala kebaikan mereka tidak dikurangi dan keburukannya tidak ditambah.
1295
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa hati orang-orang kafir berada dalam kebodohan
dan kezaliman, kelalaian dan berpaling yang menghalangi mereka dari sampai kepada Al Quran, sehingga
mereka tidak mengambil petunjuk darinya, dan sedikit pun dari Al Qur‟an tidak sampai ke hati mereka,
sebagaimana firman Allah Ta‟ala, “Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya Kami adakan antara
kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup,-- Dan
Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat
memahaminya. dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Quran, niscaya mereka berpaling ke
belakang karena bencinya,” (Terj. Al Israa‟: 45-46) Oleh karena hati mereka berada dalam kebodohan
terhadap Al Qur‟an, sehingga mereka mengerjakan perbuatan-perbuatan kufur dan menentang syara‟ yang
mengharuskan mereka diazab.
1296
Seperti syirk dan lainnya. Oleh karena itu, janganlah mereka mengira bahwa azab tidak akan menimpa
mereka, karena Allah memberi tangguh mereka agar bertambah dosa mereka sehingga mereka mendapatkan
balasan yang sempurna.
Sebagian ulama mengatakan, bahwa maksud firman Allah Ta'ala, "Dan mereka mempunyai (kebiasaan
banyak mengerjakan) perbuatan-perbuatan lain (buruk) yang terus mereka kerjakan," adalah bahwa telah
ditetapkan untuk mereka amalan buruk yang mereka pasti mengerjakannya sebelum matinya agar ketetapan
azab benar-benar mengena mereka. Telah diriwayatkan perkataan seperti ini dari Muqatil bin Hayyan, As
Suddiy, dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam.
1297
Maksudnya azab di akhirat.
1298
Yaitu orang-orang kaya dan para tokoh mereka yang mendapatkan banyak kesenangan di dunia.
1299
Mungkin seseorang bertanya, “Apa sebab yang membuat mereka seperti itu keadaannya?”

176 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


    
67. Dengan menyombongkan diri1302 dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya (Al
Qur‟an dan Nabi) pada waktu kamu bercakap-cakap pada malam hari1303.

          
68. 1304Maka tidakkah mereka menghayati firman (Allah)1305, atau apakah karena telah datang
kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka terdahulu1306?

1300
Agar kamu beriman dan mendatanginya, namun ternyata kamu tidak melakukannya.
Padahal sekiranya kamu mengikuti Al Qur‟an, niscaya kamu akan maju ke depan. Sebaliknya, jika kamu
1301

berpaling darinya, maka kamu akan mundur ke belakang dan berada dalam kedudukan yang rendah.
1302
Ada yang berpendapat, bahwa maksudnya mereka menyombongkan diri dengan merasa bahwa mereka
lebih berhak terhadap baitullah dan tanah haram, sedangkan selain mereka tidak berhak, sehingga mereka
lebih utama daripada orang lain. Imam Nasa'i meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Sesungguhnya
dibencinya berbincang-bincang di malam hari ketika turun ayat ini, "Dengan menyombongkan diri dan
mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya (Al Qur‟an dan Nabi) pada waktu kamu bercakap-
cakap pada malam hari," (Terj. QS. Al Mu'minun: 67), ia (Ibnu Abbas) melanjutkan kata-katanya, "Mereka
menyombongkan diri dengan Baitullah sambil berkata di malam hari, "Kitalah pemiliknya," mereka
menyombongkan diri dan berbincang-bincang di malam hari, tidak memakmurkannya, bahkan mengucapkan
kata-kata keji."
1303
Jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang mendustakan adalah berpaling dari Al Quran dan satu sama
lain saling mengingatkan agar tidak mendengarkan Al Qur‟an dan menimbulkan kegaduhan ketika Al
Qur‟an dibacakan, lihat Fushshilat: 26. Mereka berkumpul membicarakan yang buruk, sehingga sudah
sepantasnya mereka ditimpa azab, dan jika azab itu sudah datang, maka mereka tidak memiliki penolong
yang menolong mereka dari azab serta ditambah mendapat celaan karena perbuatan itu seperti yang
disebutkan pada ayat 64 dan 65.
1304
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman mengingkari orang-orang musyrik yang tidak mau memahami Al
Qur'an dan mentadabburinya, bahkan malah berpaling darinya, padahal mereka adalah generasi yang telah
diistimewakan dengan kitab yang paling sempurna dan paling mulia (Al Qur'an) serta telah diutus kepada
mereka rasul yang paling mulia. Seharusnya, mereka bersyukur terhadap nikmat besar itu dengan beriman
kepadanya dan mengikutinya.
1305
Yang menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Sesungguhnya jika
mereka mau mentadabburi, maka mereka tentu akan beriman, akan tetapi musibahnya adalah mereka
berpaling darinya. Ayat ini menunjukkan, bahwa mentadabburi Al Qur‟an akan membawa seseorang kepada
kebaikan dan melindungi dari keburukan, dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk mentadabburinya
melainkan karena hati mereka terkunci. Tentang firman Allah Ta'ala, "Maka tidakkah mereka menghayati
firman (Allah)," Qatadah berkata, "Karena demi Allah, mereka akan mendapatkan dalam Al Qur'an sesuatu
yang menghalangi mereka dari mendurhakai Allah jika mereka mentadabburinya dan memahaminya. Akan
tetapi mereka mengambil yang mutasyabihat (samar) darinya sehingga mereka binasa."
1306
Yakni apakah yang menghalangi mereka beriman karena mereka kedatangan rasul dan kitab yang tidak
datang kepada nenek moyang mereka, lalu mereka lebih ridha menempuh jalan nenek moyang mereka dan
menentang semua yang datang menyelisihinya, sehingga mereka mengatakan seperti yang Allah beritakan,
“Dan Demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu
negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, "Sesungguhnya kami mendapati
bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka".--
(Rasul itu) berkata, "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama)
yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?"
Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya."
(Terj. Az Zukhruf: 23-24)

177 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
69. Ataukah mereka tidak mengenal Rasul mereka (Muhammad), karena itu mereka
mengingkarinya1307?

           
70. Atau mereka berkata, "Orang itu (Muhammad) gila." Padahal, dia telah datang membawa
kebenaran kepada mereka1308, tetapi kebanyakan mereka membenci kebenaran1309.

             

   


71. 1310Dan seandainya kebenaran itu1311 menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan
bumi, dan semua yang ada di dalamnya1312. Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada
mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu1313.

1307
Yakni apakah alasan mereka mengingkarinya adalah karena Rasul tersebut (Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam) tidak mereka kenal, mereka katakan, “Kami tidak mengenalnya dan kami tidak
mengetahui kejujurannya sehingga biarkan kami memperhatikan keadaannya dan bertanya kepada orang
yang berilmu.” Bukankah tidak demikian? Bukankah mereka kenal Rasul mereka, bahwa Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang terkenal jujur, amanah, dan berakhlak mulia, bahkan
sebelum Beliau diutus, mereka menggelari Beliau dengan Al Amin (orang yang terpercaya). Oleh karena itu,
mengapa mereka tidak membenarkannya ketika Beliau membawa kebenaran yang agung dan kejujuran yang
jelas? Oleh karena itu, Ja'far bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu pernah berkata kepada Najasyi raja
Habasyah, "Wahai Raja! Sesungguhnya Allah mengutus seorang rasul kepada kami yang kami ketahui
nasabnya, kejujurannya, dan amanahnya." Hal yang sama juga dikatakan oleh Mughirah bin Syu'bah kepada
wakil Kisra ketika ia mengajak perang tanding, demikian pula yang dikatakan Abu Sufyan ketika ditanya
oleh raja Romawi Heraclius saat ia bertanya tentang sifat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,
nasabnya, kejujurannya, dan amanahnya. Mereka semua mengakui mulianya nasab Beliau, kejujurannya dan
amanahnya.
1308
Yaitu Al Qur‟an yang di dalamnya menerangkan tauhid dan ajaran-ajaran yang mulia yang dibenarkan
oleh akal yang sehat dan fitrah yang selamat. Lantas, mengapa Beliau disebut orang gila? Padahal Beliau
berada di atas ketinggian dalam hal ilmu, akal dan akhlak mulia.
1309
Inilah alasan mereka menolak kebenaran, yaitu benci kepada kebenaran. Kebenaran yang paling agung
adalah beribadah hanya kepada Allah saja dan meninggalkan sesembahan selain Allah. Oleh karenanya,
ketika mereka diajak kepadanya, mereka merasa heran dan berkata, “Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan
itu Tuhan yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Terj.
Shaad: 5)
Jika seorang bertanya, “Mengapa kebenaran itu tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka agar
1310

mereka beriman dan segera tunduk?” Maka jawabannya adalah ayat di atas.
1311
Menurut Mujahid, Abu Shalih, dan As Suddiy, bahwa yang dimaksud Al Haqq (kebenaran) pada ayat ini
adalah Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Maksud ayat ini adalah bahwa jika Allah mengikuti keinginan dan
hawa nafsu mereka, dimana Dia menetapkan syariat sesuai apa yang mereka inginkan, maka hancurlah
langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya.
1312
Bagaimana tidak binasa dan hancur jika yang satu berkeinginan begini, sedangkan yang satu lagi
berkeinginan begitu. Di samping itu, hawa nafsu atau keinginan mereka cenderung untuk bersenang-senang
tidak memperhatikan maslahat kedepan, pengetahuan mereka terbatas, bahkan nafsu itu biasanya menyuruh
kepada kejahatan dan kezaliman, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah. Oleh karena itu, jika
kebenaran itu menuruti keinginan mereka tentu hancurlah dunia. Ayat ini menunjukkan lemahnya manusia,
berbedanya pandangan mereka dan hawa nafsu mereka, dan bahwa Allah Ta'ala Dialah Yang
Mahasempurna dalam semua sifat-Nya, perkataan-Nya, perbuatan-Nya, syariat-Nya, taqdir-Nya, dan

178 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


          
72. Atau engkau (Muhammad) meminta imbalan kepada mereka1314? Sedangkan imbalan dari
Tuhanmu1315 lebih baik, karena Dia pemberi rezeki yang terbaik.

     


73. 1316Dan sungguh engkau benar-benar telah menyeru mereka kepada jalan yang lurus1317.

        


74. Dan sungguh orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat1318 benar-benar telah menyimpang
dari jalan (yang lurus)1319.

            
75. 1320Dan sekiranya mereka Kami kasihani, dan Kami lenyapkan malapetaka yang menimpa
mereka1321, pasti mereka akan terus menerus terombang-ambing dalam kesesatan1322 mereka.

pengaturan-Nya kepada makhluk-Nya. Mahatinggi Dia dan Mahasuci, tidak ada yang berhak disembah
selain Dia dan tidak ada Rabb selain Dia.
1313
Ada pula yang mengartikan, “Bahkan Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan dan
kemuliaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” Sehingga maksudnya, jika
mereka mau mengikuti Al Qur‟an, maka keadaan mereka menjadi tinggi, mulia dan terhormat. Al Qur‟an
merupakan nikmat besar yang Allah berikan kepada hamba-Nya, namun mereka membalasnya dengan
menolak dan berpaling, maka bukannya mereka menjadi tinggi dan terhormat, bahkan menjadi rendah dan
terhina, lagi memperoleh kerugian.
1314
Maksudnya, apakah yang menghalangi mereka untuk mengikutimu adalah karena engkau meminta
imbalan dari mereka? Padahal engkau tidak meminta imbalan dari mereka, bahkan kamu hanya
mengharapkan pahala yang besar dari sisi Allah 'Azza wa Jalla. Dengan demikian, mereka tidak memiliki
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menolak yang hak.
1315
Yang dimaksudkan imbalan dari Allah adalah rezeki yang dianugerahkan Allah di dunia, dan pahala di
akhirat.
1316
Di ayat-ayat sebelumnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sebab-sebab yang mengharuskan
mereka untuk beriman, demikian pula menyebutkan penghalangnya serta menerangkan batilnya penghalang
tersebut satu persatu. Dia menerangkan, bahwa diri mereka yang jahil yang menyebabkan mereka tidak
memahami Al Qur‟an, tidak mau memikirkan isi Al Qur‟an, mengikuti nenek moyang mereka yang salah,
ditambah dengan mengatakan kata-kata yang keji terhadap rasul mereka. Selanjutnya, Allah menyebutkan
perkara-perkara yang dapat membuat mereka beriman, yaitu mentadaburi Al Qur‟an, menerima nikmat
Allah, melihat pribadi rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan bahwa Beliau sama sekali
tidak meminta upah atas seruannya, bahkan ajakan Beliau manfaat dan maslahatnya untuk mereka, dan
bahwa Beliau mengajak mereka ke jalan yang lurus, mudah ditempuh oleh semua orang, menyampaikan
kepada maksud dan tujuan, lurus dalam „aqidahnya dan mudah diamalkan. Seruannya kepada mereka ke
jalan yang lurus mengharuskan orang yang menginginkan yang hak untuk mengikutinya, karena
kebenarannya didukung oleh akal dan fitrah serta sejalan dengan maslahat. Oleh karena itu, jalan manakah
yang mereka tempuh jika tidak mengikuti orang yang berada di atas jalan yang lurus? Jelas sekali, jika
mereka menempuh jalan selainnya, maka mereka telah menyimpang dari jalan yang lurus sehingga mereka
tersesat.
1317
Yaitu agama Islam, di mana jika diamalkan ajaran-ajarannya, maka akan dapat menyampaikan seseorang
kepada Allah dan kepada surga-Nya.
1318
Yakni tidak beriman kepada kebangkitan, pahala dan siksa.
1319
Demikian pula semua orang yang menyelisihi yang hak lainnya, pasti jalannya menyimpang; tidak lurus.

179 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
76. 1323Dan sungguh Kami telah menimpakan siksaan kepada mereka1324, tetapi mereka tidak mau
tunduk kepada Tuhannya, dan (juga) tidak merendahkan diri1325.

1320
Ayat ini menerangkan betapa kerasnya pengingkaran mereka dan betapa membangkangnya mereka.
Apabila mereka ditimpa bahaya, mereka berdoa kepada Allah agar dihilangkan bahaya itu dan berjanji akan
beriman, namun ternyata ketika Allah menghilangkan musibah itu, mereka masih tetap di atas kesesatannya,
sebagaimana yang Allah sebutkan. Oleh karena itu, sesungguhnya sangat wajar jika bahaya itu tidak
dihilangkan. Hal ini sebagaimana keadaan mereka ketika berada di kapal lalu tertimpa bahaya, mereka pun
berdoa kepada Allah agar dihilangkan bahaya itu, tetapi ketika Dia menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka
kembali lagi berbuat syirk, kekufuran dan kemaksiatan lainnya.
1321
Kaum musyrik pernah mengalami kelaparan, karena tidak datangnya bahan makanan dari Yaman ke
Mekah, sedangkan Mekah dan sekitarnya dalam keadaan paceklik, sehingga bertambah melaratlah mereka di
waktu itu.
1322
Yang dimaksud dengan thughyaan (keterlaluan/kesesatan) dalam ayat ini adalah kekafiran yang sangat,
kesombongan dan permusuhan terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum muslimin
yang semuanya merupakan perbuatan yang melampaui batas.
1323
Ibnu Jarir berkata: Telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, ia berkata: Telah menceritakan
kepada kami Abu Tumailah, yaitu Yahya bin Wadhih dari Al Husain (asalnya adalah Al Hasan, namun salah
tulis) dari Yazid, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas ia berkata, “Abu Sufyan datang kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Muhammad, aku bertanya kepadamu dengan nama Allah
dan karena hubungan kerabat. Sesungguhnya kami telah memakan „ilhiz,” yakni wabar (bulu unta) dan
darah.” Maka Allah menurunkan ayat, “Dan sungguh Kami telah menimpakan siksaan kepada mereka,
tetapi mereka tidak mau tunduk kepada Tuhannya, dan (juga) tidak merendahkan diri.” (Al Mu‟minun: 76).
Syaikh Muqbil berkata, “Hadits ini para perawinya adalah tsiqah selain guru Ath Thabari, yaitu Muhammad
bin Humaid Ar Raaziy. Dia adalah dha‟if, akan tetapi hadits ini telah datang dari beberapa jalan selain ini.
Ibnu Hatim meriwayatkan sebagaimana dalam Tafsir Ibnu Katsir juz 3 hal. 251, dan Nasa‟i sebagaimana
dalam Tafsir Ibnu Katsir, dan Ibnu Hibban hal. 434. Di sana pada masing-masing mereka ada Ali bin Al
Husain bin Waqid, dan dia didha‟ifkan. Hakim juz 2 hal. 394 meriwayatkan juga, demikian pula Al
Waahidiy dalam Asbaabunnuzul, dan di sana pada masing-masing mereka ada Muhammad bin Musa bin
Hatim. Muridnya Al Qasim As Sayyaariy berkata, “Saya tidak berani menjaminnya.” Ibnu Abi Sa‟daan
berkata, “Muhammad bin „Ali Al Haafizh berpandangan buruk terhadapnya.” Sebagaimana dalam Lisanul
Mizan, adapun Hakim, maka ia menshahihkannya dan didiamkan oleh Adz Dzahabiy. Hadits ini dengan
keseluruhan jalannya yang sampai kepada Al Husain bin Waqid adalah shahih lighairih.” Wallahu a‟lam.
Syaikh Muqbil juga berkata, “Kemudian saya menemukan syahidnya dalam riwayat Baihaqi di kitab
Dalaa‟ilunnubuwwah (2/338).”
1324
Yang dimaksud dengan siksaan atau azab tersebut adalah kemarau panjang yang menimpa mereka,
sehingga mereka menderita kelaparan, agar mereka kembali kepada Allah dan mau beriman (Lihat ayat 75).
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah
mendoakan keburukan kepada kaum Quraisy ketika mereka terus durhaka,, Beliau berkata, "Ya Allah,
bantulah aku terhadap mereka dengan tujuh tahun kemarau sebagaimana tujuh tahun kemarau panjang Nabi
Yusuf."
Ada pula yang mengatakan, bahwa maksudnya adalah kekalahan mereka pada peperangan Badar, di mana
dalam peperangan itu orang-orang yang terkemuka dari mereka banyak yang terbunuh atau tertawan. Ada
pula yang mengatakan, bahwa bahwa maksudnya adalah musibah dan kesusahan.
1325
Yakni tidak berharap kepada Allah dengan berdoa dan merasa tidak butuh kepada-Nya. Bahkan musibah
itu berlalu bagi mereka tanpa mereka ambil pelajaran, lalu hilang seakan-akan belum pernah menimpa
mereka, sehingga mereka pun tetap di atas kekafiran dan kesesatannya, padahal di hadapan mereka ada azab
yang tidak mungkin ditolak sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya. Ayat ini seperti firman Allah
Ta'ala di surat Al An'aam: 43-44.

180 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
77. Sehingga apabila Kami bukakan untuk mereka pintu azab yang sangat keras1326, seketika itu
mereka menjadi putus asa1327.

Ayat 78-92: Penjelasan tentang kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, nikmat-nikmat-


Nya kepada hamba-hamba-Nya, dalil-dalil yang menunjukkan adanya kebangkitan di
akhirat cukup banyak, namun orang-orang kafir tetap saja mengingkarinya,
dalil-dalil di alam semesta yang menunjukkan keberadaan-Nya, dan bahwa Dia tidak
mempunyai sekutu maupun anak, serta penjelasan pengetahuan-Nya terhadap yang gaib.

           
78. 1328Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran1329, penglihatan1330, dan hati
nurani1331. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur1332.

       


79. 1333Dan Dialah yang menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di bumi1334 dan kepada-
Nyalah kamu akan dikumpulkan1335.
1326
Menurut Ibnu Abbas dan Mujahid, bahwa maksudnya adalah terbunuhnya mereka pada perang Badar.
Ada pula yang berpendapat, bahwa maksudnya adalah kematian, dan ada pula yang berpendapat, bahwa
maksudnya adalah tibanya kiamat.
1327
Dari semua kebaikan. Oleh karena itu, hendaknya mereka berhati-hati terhadap azab yang keras yang
tidak mungkin ditolak, di mana azab tersebut bukan azab biasa yang terkadang dicabut-Nya azab itu dari
mereka, seperti azab-azab duniawi yang tujuannya Allah memberikan ta‟dib (pelajaran) kepada hamba-
hamba-Nya, seperti dalam firman Allah Ta‟ala, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Terj. QS. Ar Ruum: 41)
1328
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan nikmat-nikmat-Nya yang dikaruniakan kepada hamba-
hamba-Nya yang menghendaki mereka untuk bersyukur kepada-Nya dan memenuhi hak-Nya.
1329
Agar kamu dapat mendengar semua yang dapat didengar sehingga kamu memperoleh manfaat baik bagi
agama kamu maupun dunia kamu.
1330
Agar kamu dapat melihat semua yang dapat dilihat sehingga kamu memperoleh maslahatmu dengannya.
1331
Sehingga kamu mengetahui sesuatu dan dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain, dan ia
pula yang membedakan kamu dengan hewan ternak. Demikian juga jika kamu tidak dapat mendengar dan
tidak dapat melihat bagaimanakah keadaanmu? Dan apa saja maslahat dharuri (primer) dan kamali
(sekunder) yang luput darimu? Tidakkah kamu bersyukur kepada yang telah memberimu nikmat-nikmat itu,
sehingga kamu pun mentauhidkan-Nya dan menaati-Nya?
1332
Yang dimaksud dengan bersyukur di ayat ini adalah menggunakan alat-alat tersebut untuk
memperhatikan bukti-bukti kekuasaan, kebesaran dan keesaan Allah, yang dapat membawa mereka beriman
kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala serta taat dan patuh kepada-Nya. Kaum musyrikin ternyata tidak
berbuat demikian.
1333
Selanjutnya Allah memberitahukan tentang kekuasaan-Nya yang besar dan agung dalam penciptaan-
Nya; Dia menciptakan manusia dan mengembangkannya di bumi, kemudian pada hari Kiamat, Dia
mengumpulkan mereka semua sehingga tidak ada anak-anak maupun orang dewasa, laki-laki maupun
perempuan, dan besar maupun kecil melainkan Allah Subhaanahu wa Ta'ala kembalikan fisiknya
sebagaimana sebelumnya.
1334
Dia menyebarkan kamu di bumi dan memberikan kekuasaan kepada kamu untuk menggali maslahat dan
manfaat yang ada di bumi dan menjadikan bumi cukup untuk penghidupan kamu dan tempat tinggal kamu.

181 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
80. Dan Dialah yang menghidupkan1336 dan mematikan1337, dan Dialah yang (mengatur) pergantian
malam dan siang1338. Tidakkah kamu mengerti1339?

      


81. 1340Bahkan mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan apa yang diucapkan oleh
orang-orang terdahulu.

        


82. Mereka berkata, "Apakah betul, apabila Kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang
belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali1341?

            
83. Sungguh, yang demikian ini1342 sudah dijanjikan kepada kami dan kepada nenek moyang
kami1343 sejak dahulu, ini hanyalah dongeng orang-orang terdahulu!1344"

        


84. 1345Katakanlah (Muhammad)1346, "Milik siapakah bumi, dan semua yang ada di dalamnya1347,
jika kamu mengetahui?"

1335
Setelah kamu mati, lalu Dia membalas amalmu sewaktu di dunia, baik atau buruk dan bumi pun
memberitahukan berita-beritanya.
1336
Dengan meniupkan ruh ketika fase manusia sebagai mudhghah (segumpal daging). Demikian pula
menghidupkan mayit setelah matinya pada hari Kiamat.
1337
Yakni umat atau generasi, kemudian digantikan oleh generasi yang lain.
1338
Jika Dia menghendaki, Dia bisa menjadikan malam terus-menerus atau siang terus-menerus, dan kalau
seandainya Dia menjadikan malam terus-menerus atau siang terus-menerus, siapakah yang mampu
merubahnya? Tentu tidak ada yang mampu merubahnya selain Dia. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman,
“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu
dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-
Nya.” (Terj. QS. Al Qashash: 73)
1339
Sehingga kamu dapat mengetahui bahwa yang telah mengaruniakan kamu berbagai nikmat, seperti
pendengaran, penglihatan dan hati, dan yang menyebarkan kamu di muka bumi, yang menghidupkan dan
mematikan dan yang mengatur malam dan siang Dialah yang berhak disembah, yaitu Allah Azza wa Jalla.
1340
Bahkan mereka yang mendustakan itu mengikuti jalan yang ditempuh oleh generasi mereka terdahulu
yang mendustakan kebangkitan dan menganggap hal tersebut mustahil.
1341
Menurut akal mereka yang tidak sehat, hal ini adalah mustahil.
1342
Maksudnya, kebangkitan setelah mati.
1343
Maksudnya diancam dengan hari berbangkit.
1344
Sungguh keji sekali ucapan mereka ini, tidakkah mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya yang lebih besar
dari peristiwa kebangkitan itu sendiri; penciptaan langit dan bumi jelas lebih besar dari penciptaan manusia,
penciptaan mereka pertama kali, dan bumi yang sebelumnya mati kemudian hidup setelah diturunkan-Nya
air, dan lain-lain. Ini semua merupakan bukti nyata bahwa Dia mampu membangkitkan manusia setelah
mati.
1345
Allah Subhaanahu wa Ta'ala menetapkan keesaan-Nya dan sendiri-Nya Dia dalam menciptakan,
bertindak dan menguasai alam semesta, dimana hal ini menunjukkan bahwa tidak ada tuhan yang berhak

182 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
85. Mereka akan menjawab, "Milik Allah." Katakanlah, "Maka apakah kamu tidak ingat1348?"

        


86. Katakanlah, "Siapakah Tuhan yang memiliki1349 langit yang tujuh1350 dan yang memiliki 'Arsy
yang agung1351?"

      


87. Mereka akan menjawab, "Milik Allah." Katakanlah1352, "Maka mengapa kamu tidak
bertakwa1353?"

              
88. Katakanlah, "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan segala sesuatu1354. Dia
melindungi1355, dan tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya1356, jika kamu mengetahui?"

disembah selain Allah Ta'ala dan bahwa ibadah tidak berhak ditujukan kecuali hanya kepada-Nya.
Singkatnya, bahwa di ayat ini dan setelahnya Allah Subhaanahu wa Ta'ala menguatkan keberhakan-Nya
untuk diibadahi dan disembah dengan rububiyyah(penguasaan dan pengaturan)-Nya terhadap alam semesta.
1346
Kepada mereka yang mendustakan kebangkitan lagi menyekutukan Allah dengan selain-Nya, yakni
jawab mereka dengan sesuatu yang mereka akui, yaitu rububiyyah Allah untuk menguatkan uluhiyyah-Nya,
dan jawab pengingkaran mereka terhadap kebangkitan setelah mati dengan pengakuan mereka bahwa Allah
yang menciptakan makhluk-makhluk yang besar yang ada di alam semesta.
1347
Yakni siapakah yang menciptakan dan menguasai bumi dan makhluk yang berada di atasnya, seperti
hewan, tumbuhan, benda mati, lautan, sungai-sungai, gunung-gunung dan lain-lain?
1348
Terhadap sesuatu yang sudah maklum dalam benakmu dan terpendam dalam fitrahmu yang terkadang
menghilang oleh sikap berpaling pada sebagian waktu. Padahal sesungguhnya jika kamu kembali kepada
ingatan kamu meskipun hanya berpikir sejenak, kamu dapat mengetahui bahwa yang menciptakan dan
menguasai semua itu Dialah yang berhak disembah, dan bahwa menuhankan sesuatu yang dicipta dan
dimiliki merupakan hal yang paling batil. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengalihkan kepada
yang lebih besar lagi.
1349
Dan menciptakan.
1350
Dan apa saja yang ada di dalamnya seperti benda-benda bercahaya dan benda-benda langit lainnya.
Demikian pula para malaikat.
1351
„Arsy merupakan makhluk paling tinggi, paling luas dan paling besar, serta sebagai atap seluruh
makhluk. Arsy sangat besar dan sangat indah sekali, sehingga ada yang mengatakan, bahwa ia dari batu
Yaqut merah. Ibnu Mas'ud pernah berkata, "Sesungguhnya di sisi Tuhan kalian tidak ada malam dan siang,
cahaya pada Arsyi berasal dari cahaya wajah-Nya."
1352
Ketika mereka mengakui hal tersebut.
1353
Dengan menyembah Tuhan Yang Maha Agung, yang sempurna kekuasaan-Nya dan yang besar
kerajaan-Nya, dan tidak menyembah selain-Nya. Kata "Afalaa tattaquun" bisa juga diartikan "Maka
mengapa kamu tidak takut?" yakni jika kalian mengakui bahwa Allah adalah Rabb langit dan Arsyi yang
besar, maka mengapa kalian tidak takut kepada hukuman dan azab-Nya jika kalian beribadah kepada selain-
Nya dan menyekutukan-Nya dengan sesuatu.
Dalam ayat-ayat di atas terdapat kelembutan firman-Nya, yaitu dari kata-kata, “"Maka apakah kamu tidak
ingat?” dan “Maka mengapa kamu tidak bertakwa?” Demikian pula nasehatnya yang menggunakan
pertanyaan yang menggugah hati. Selanjutnya, Allah mengalihkan kepada sesuatu yang lebih luas dari itu.
1354
Alam bagian atas maupun bawah, yang kita lihat dan yang tidak kita lihat.

183 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
89. Mereka akan menjawab, "Milik Allah." Katakanlah1357, "(Kalau demikian), maka bagaimana
kamu sampai tertipu1358?"

     


90. Padahal Kami telah membawa kebenaran1359 kepada mereka, tetapi mereka benar-benar
pendusta1360.”

                   

      


91. 1361Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya1362, (sekiranya
tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan
sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain1363. Mahasuci Allah dari apa
yang mereka sifatkan itu1364,

1355
Dia melindungi hamba-hamba-Nya dari keburukan dan menjaga mereka dari sesuatu yang
membahayakan mereka.
1356
Tidak ada yang mampu menghindarkan keburukan yang telah Allah tetapkan, bahkan tidak ada yang
dapat memberi syafaat kecuali dengan izin-Nya.
1357
Jika memang mereka mengakuinya.
1358
Yakni dipalingkan dari kebenaran, yaitu beribadah hanya kepada Allah saja, dan bagaimana terbayang
olehmu bahwa yang demikian salah? Di manakah akal kamu? Kamu sembah sesuatu yang tidak memiliki
kekuasaan dan lemah. Oleh karena itu, akal kamu jika seperti itu berarti telah tersihir, disihir oleh setan,
dihiasi olehnya dan dibalikkan hakikat olehnya, sehingga akalmu tersihir, sebagaimana para pesihir menyihir
mata-mata manusia.
1359
Yang di dalamnya mengandung berita yang benar, perintah dan larangannya adil. Termasuk ke dalam
kebenaran yang dimaksud adalah kepercayaan tentang tauhid dan hari berbangkit. Mengapa mereka tidak
mengakui kebenaran itu, padahal kebenaran lebih berhak diikuti? Maka berarti mereka yang dusta dan zalim.
1360
Karena menafikan kebenaran itu atau karena menyembah selain-Nya, ditambah lagi dengan tidak adanya
dalil yang mendukung mereka, bahkan dasar mereka adalah ikut-ikutan kepada nenek moyang mereka yang
sesat dan kebingungan.
1361
Allah Subhaanahu wa Ta'ala membersihkan Diri-Nya dari mempunyai anak atau sekutu dalam kerajaan-
Nya, tindakan-Nya, dan dalam hal beribadah kepada-Nya.
1362
Ya, Allah tidak memiliki anak dan tidak ada tuhan di samping-Nya. Hal ini berdasarkan berita dari
Allah, berita para rasul-Nya dan berdasarkan akal yang sehat. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala
mengingatkan dalil akalnya yang menunjukkan mustahilnya ada banyak tuhan.
1363
Seperti yang dilakukan para raja di dunia, dan yang menang itulah yang menjadi tuhan, dan lagi alam
semesta tidak akan mungkin terwujud secara teratur seperti ini jika ada banyak tuhan. Hal ini dapat kita lihat
dari posisi matahari, bulan, bintang-bintang dan peredaran benda-benda luar angkasa secara teratur, di mana
sejak diciptakan ia beredar di orbitnya, dan semuanya ditundukkan dengan kekuasaan-Nya dan diatur
dengan hikmah untuk maslahat semua makhluk, tidak hanya khusus satu makhluk, dan lagi kita tidak
melihat adanya cacat dan pertentangan dalam pengaturan. Apakah mungkin terbayang bahwa hal itu diatur
oleh dua tuhan atau lebih? Tidak, sama sekali tidak mungkin diatur oleh dua tuhan atau lebih, karena jika
ada dua tuhan atau lebih tentu hancur alam semesta dan tidak akan teratur seperti ini. Bagaimana alam ini
akan terwujud dengan teratur, jika tuhan yang satu menginginkan agar benda ini berjalan, sedangkan tuhan
yang satu lagi menginginkan agar benda ini diam, atau tuhan yang satu menginginkan agar benda ini

184 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
92. (Dialah Tuhan) yang mengetahui semua yang gaib1365 dan semua yang tampak, Mahatinggi
(Allah) dari apa yang mereka persekutukan.

Ayat 93-98: Beberapa arahan bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan perintah
kepada Beliau agar berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala ketika azab turun
menimpa orang-orang kafir agar Beliau tidak termasuk golongan mereka, pedoman dalam
menghadapi lawan dan perintah berlindung dari godaan setan.

      


93. 1366Katakanlah (Muhammad), "Ya Tuhanku, seandainya Engkau hendak memperlihatkan
kepadaku azab yang diancamkan kepada mereka1367,

      


94. Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku dalam golongan orang-orang zalim1368."

       


95. 1369Dan sungguh, Kami kuasa untuk memperlihatkan kepadamu (Muhammad) apa yang Kami
ancamkan kepada mereka1370.

          

posisinya di sini, sedangkan tuhan yang satu lagi menginginkan agar benda ini posisinya di sana, tentu alam
semesta ini akan hancur.
1364
Berupa pernyataan batil mereka bahwa Dia mempunyai anak atau sekutu, Mahasuci Dia dari dakwaan
itu. Alam semesta yang teratur itu dengan lisanulhal(lisan keadaannya)nya menerangkan, bahwa yang
mengaturnya hanya satu Tuhan, di mana Dia sempurna nama dan sifat-Nya, semua makhluk butuh kepada-
Nya, sebagaimana ada dan tetapnya alam semesta ini dengan rububiyyah-Nya. Demikian pula untuk baik
dan tetap tegaknya alam semesta ini adalah dengan beribadah hanya kepada-Nya dan menaati-Nya. Oleh
karena itulah, Dia mengingatkan sesuatu yang menunjukkan keagungan sifat-Nya, yaitu ilmu-Nya yang
meliputi segala sesuatu.
1365
Baik yang wajib ada, yang mustahil dan yang mungkin ada.
1366
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menunjukkan bukti-bukti-Nya yang begitu jelas kepada mereka
yang mendustakan, namun ternyata mereka tetap tidak memperhatikannya dan tidak mau tunduk, di mana
hal itu sesungguhnya mengharuskan mereka menerima azab dan diancam dengan turunnya azab, maka Allah
membimbing Rasul-Nya untuk mengatakan sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.
1367
Maksudnya, kapan waktu Engkau memperlihatkan kepadaku azab yang diancamkan itu? Ternyata, hal
itu pun terjadi dengan terbunuhnya mereka di perang Badar.
1368
Sehingga aku pun binasa ketika mereka binasa. Oleh karena itu, lindungilah dan sayangilah aku dari
cobaan yang menimpa mereka berupa dosa-dosa yang mengharuskan untuk diazab, dan sayangilah aku dari
azab yang menimpa mereka, karena azab yang umum apabila datang, maka ia menimpa semua orang tanpa
terkecuali, baik orang yang bermaksiat maupun yang tidak.
1369
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman menerangkan dekatnya azab yang menimpa mereka.
1370
Allah menundanya karena hikmah (kebijaksanaan)-Nya, meskipun Dia mampu menimpakannya segera
kepada mereka.

185 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


96. 1371Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan (cara) yang lebih baik1372, Kami lebih mengetahui
apa yang mereka sifatkan1373 (kepada Allah).

       


97. Dan katakanlah, "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau1374 dari bisikan-bisikan setan,

     


98. dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku1375."

Ayat 99-114: Di antara hal yang akan disaksikan ketika kematian datang, sekilas tentang
kehidupan alam barzakh, peristiwa-peristiwa pada hari Kiamat dan kedahsyatannya,
terputusnya hubungan nasab antara manusia, teguran kepada penghuni neraka, pengakuan

1371
Pada ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'ala membimbing dan mengarahkan Beliau untuk memakai obat
penawar yang bermanfaat dalam bergaul dengan manusia, yaitu berbuat ihsan kepada orang yang berbuat
buruk kepadanya untuk menarik hatinya, sehingga permusuhan berubah menjadi persahabatan, dan
kebencian berubah menjadi kecintaan.
1372
Syaikh As Sa‟diy berkata, “Apabila musuhmu berbuat jahat kepadamu baik dengan perkataan maupun
perbuatan, maka janganlah membalas dengan kejahatan, meskipun sesungguhnya boleh membalas
kejahatan dengan kejahatan yang serupa, akan tetapi membalas dengan berbuat ihsan adalah sebuah
keutamaan darimu kepada orang yang berbuat jahat. Di antara maslahatnya adalah berkurangnya
perbuatan jahatnya baik saat itu maupun yang akan datang, dapat membawa orang yang berbuat jahat
kepada kebenaran dan lebih mendekatkannya untuk menyesali perbuatannya dan kembali dengan bertobat
dari perbuatannya, dan agar orang yang memaafkan dapat memiliki sifat ihsan serta dapat mengalahkan
musuhnya, yaitu setan serta dapat menarik pahala dari Allah. Allah Ta‟ala berfirman, “Maka barang siapa
memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.”(Terj. Asy Syuuraa: 40)…dst.”
Ada yang berpendapat, bahwa perkataan dan perbuatan kaum musyrik yang tidak baik itu hendaklah
dihadapi oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan perbuatan yang baik, misalnya dengan
memaafkannya, yang penting tidak membawa kepada kelemahan dan kemunduran dakwah. Menurut
penyusun tafsir Al Jalaalain, hal ini sebelum ada perintah memerangi mereka. Wallahu a‟lam.
1373
Maksudnya, apa yang mereka ucapkan berupa kata-kata kufur dan penolakan terhadap kebenaran, maka
ilmu Kami meliputinya, dan Kami sabar terhadapnya serta menundanya. Oleh karena itu, engkau wahai
Muhammad hendaknya bersabar terhadap apa yang mereka katakan dan membalas dengan perbuatan ihsan.
Inilah cara seorang hamba dalam membalas keburukan manusia, adapun jika berasal dari setan, maka
berbuat ihsan kepada mereka tidaklah bermanfaat karena ia selalu mengajak manusia untuk menjadi
penghuni neraka, maka untuk menghadapinya adalah dengan mengikuti petunjuk Allah Subhaanahu wa
Ta'aala sebagaimana yang diterangkan dalam ayat selanjutnya.
1374
Masudnya, berpegang kepada kekuatan-Mu sambil berlepas diri dari kekuatan-Ku.
1375
Kalimat ini merupakan perlindungan dari asal keburukan dan dari semua keburukan. Jika seseorang
sudah dilindungi daripadanya, maka ia akan selamat dari keburukan dan akan diberi taufik kepada kebaikan.
Imam Abu Dawud meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa,
‫ِذ‬
‫ َذ َذ ُرو ُر ِذ َذ‬، ‫ َذ ْكْلَذَذ‬،‫ َذ ْكاَذَذ ِذا‬،‫ي ِذ َذ ْكغَذَذ ِذا‬
‫ي َذ ْك َذَذ َذخَّك َذِذِن ْكَّكي َذ ُر‬ ‫ َذ َذ ُرو ُر ِذ َذ‬، ٍّ ‫ي ِذ َذ َّك َذ‬ ‫ َذ َذ ُرو ُر ِذ َذ‬، ‫ي ِذ َذ ْلَذْك ِذ‬ ‫« لَّك ُر َّك ِذ ٍّ َذ ُرو ُر ِذ َذ‬
» ً‫ي َذ ْك َذُر و َذ َذ ِذ غ‬
‫ َذ َذ ُرو ُر ِذ َذ‬، ً‫ي ُر ْك ِذ‬
‫ِذ‬
‫ي َذ ْك َذُر و َذ ِذ َذسِذيل َذ‬ ‫ َذ َذ ُرو ُر ِذ َذ‬، ‫ِذْكن َذ ْك َذم ْكو ِذ‬
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tertimpa reruntuhan, dan aku berlindung kepada-
Mu dari jatuh dari tempat yang tinggi, demikian pula dari terbakar dan dari pikun (rusak akal karena tua).
Aku juga berlindung kepada-Mu dari dikuasai setan ketika hendak mati, dan aku berlindung kepada-Mu dari
mati di jalan-Mu dalam keadaan melarikan diri, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati terkena sengatan."
(Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al Albani)

186 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


orang-orang kafir terhadap kesalahan mereka, dan permintaan dari mereka agar
dikeluarkan dari neraka.

        


99. 1376(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka1377, Dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia)1378,

                   
100. Agar aku dapat berbuat amal saleh yang telah aku tinggalkan1379. Sekali-kali tidak1380!
Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja1381. Dan di hadapan mereka ada barzakh
(dinding)1382 sampal pada hari mereka dibangkitkan.

          
101. Apabila sangkakala ditiup1383, maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada
hari itu1384 (hari kiamat), dan tidak ada pula mereka saling bertanya1385.

1376
Syaikh As Sa‟diy berkata, “Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitakan tentang keadaan orang yang
didatangi maut di antara mereka yang meremehkan lagi zalim, bahwa ia akan menyesal saat itu, yaitu
apabila dia melihat tempat kembalinya dan menyaksikan keburukan amalnya, ia pun meminta kembali ke
dunia, bukan untuk bersenang-senang dengan kelezatannya dan menikmati syahwatnya, tetapi untuk hal
yang dia ucapkan, “Agar aku dapat berbuat amal saleh yang telah aku tinggalkan.”
Yakni untuk memperbaiki amalnya yang tidak baik.
Qatadah berkata, "Demi Allah, ia tidak berkeinginan untuk kembali kepada anak dan istrinya dan kepada
keluarganya, serta tidak pula untuk mengumpulkan dunia dan memuaskkan syahwatnya, akan tetapi ia ingin
kembali ke dunia untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla. Maka semoga Allah merahmati
seseorang yang mengerjakan amalan yang diinginkan orang kafir ketika melihat azab ke neraka."
1377
Dan dia melihat tempatnya di neraka, atau di surga jika dia beriman.
1378
Maksudnya, bahwa orang-orang kafir saat menghadapi sakaratul maut, meminta agar umur mereka
diperpanjang, supaya mereka dapat beriman.
1379
Seperti beriman (masuk Islam) dan beramal saleh. Mereka meminta dikembalikan ke dunia pada saat
maut datang (sakaratul maut) seperti pada ayat di atas, demikian pula pada saat mereka dibangkitkan (lihat
Ghaafir: 11), dan pada saat dihadapkan kepada Allah (lihat As Sajdah: 12), serta ketika mereka dihadapkan
ke neraka (lihat Al An'aam: 27), dan ketika di neraka (lihat Fathir: 37).
1380
Yakni ia tidak mungkin kembali dan diberi penangguhan.
1381
Maksudnya, hanya sebatas di lisan dan tidak ada faedahnya selain kerugian dan penyesalan, dan kalimat
itu pun tidak jujur. Karena jika ia dikembalikan ke dunia, ia akan melakukan hal yang sama (lihat Al
An'aam: 28).
1382
Yang menghalangi mereka kembali ke dunia. Barzakh (alam kubur) merupakan penghalang antara dunia
dan akhirat. Abu Shakhr berkata, "Barzakh adalah kuburan. Penghuninya tidak di dunia dan tidak di akhirat,
dan mereka tinggal (di sana) sampai hari mereka dibangkitkan."
Di barzakh itu, orang-orang yang taat merasakan kenikmatan, sedangkan orang-orang yang bermaksiat
merasakan penderitaan dan azab dari sejak mereka mati sampai mereka dibangkitkan, wal 'iyadz billah.
Dalam ayat ini terdapat ancaman bagi orang-orang yang zalim dengan azab ketika berada di alam barzakh.
1383
Tiupan yang pertama atau yang kedua.
1384
Maksudnya, pada hari kiamat itu, manusia tidak dapat saling tolong-menolong meskipun di kalangan
keluarga. Tentang ayat ini Ibnu Mas'ud berkata, "Apabila tiba hari Kiamat, maka Allah mengumpulkan
orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian. Kemudian ada yang menyerukan, "Ketahuilah! Barang

187 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
102. 1386Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan)nya1387, maka mereka itulah orang-orang
yang beruntung1388.

          
103. Dan barang siapa yang ringan timbangan (kebaikan)nya1389, maka mereka itulah orang-orang
yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam1390.

      


104. Wajah mereka dibakar api neraka1391, dan mereka di neraka itu dalam keadaan muram dengan
bibir yang cacat.

        


105. 1392(Dikatakan kepada mereka), “Bukankah ayat-ayat-Ku1393 telah dibacakan kepadamu1394,
tetapi kamu selalu mendustakannya1395?”

siapa yang pernah terzalimi, maka datanglah dan ambillah haknya." Ibnu Mas'ud juga berkata, "Maka
seseorang pun menjadi senang karena memiliki hak pada ayahnya, atau anaknya, atau istrinya meskipun
ringan." Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Allah, "Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi
pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari kiamat), dan tidak ada pula mereka saling
bertanya." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim).
1385
Meskipun mereka saling melihat. Bahkan pada hari itu, seseorang lari dari saudaranya, dari ibu dan
bapaknya, dari istri dan anaknya, berbeda dengan keadaan ketika di dunia. Hal itu, karena dahsyatnya
sebagian keadaan ketika itu dan masing-masing sibuk dengan dirinya sendiri, sedangkan pada sebagian
keadaan lagi mereka bisa sadar dan saling bertanya-tanya.
1386
Pada hari kiamat ada beberapa tempat, di mana sebagiannya ada yang dahsyat dan sebagian lagi ada
yang agak ringan. Di antara tempat yang dahsyat adalah pada saat disiapkan timbangan amal yang
menujukkan keadilan Allah. Ketika itu, amal manusia baik atau buruk akan ditimbang.
1387
Meskipun perbedaannya kecil. Mereka yang berat timbangan kebaikannya adalah orang-orang mukmin
yang beramal saleh.
1388
Karena selamatnya mereka dari neraka dan berhaknya mereka masuk ke surga serta memperoleh pujian
yang baik.
1389
Mereka ini adalah orang-orang kafir, karena amal mereka tidak dinilai oleh Allah di hari kiamat. Lihat
pula surah Al Kahfi ayat 105.
1390
Orang yang kekal di neraka Jahanam adalah orang yang keburukannya meliputi dirinya, dan tidak ada
yang seperti itu kecuali orang-orang kafir. Menurut Syaikh As Sa‟diy, ia tidaklah dihisab seperti dihisabnya
orang yang ditimbang kebaikan dan keburukannya, karena mereka tidak memiliki kebaikan, akan tetapi amal
mereka dihitung dan dijumlahkan, lalu mereka dihadapkan kepadanya dan mengakuinya serta dipermalukan
dengannya. Adapun orang yang memiliki asal keimanan, namun keburukannya lebih besar sehingga
mengalahkan kebaikannya, maka ia meskipun masuk neraka, tetapi tidak kekal di sana sebagaimana
ditunjukkan oleh nash-nash Al Qur‟an dan As Sunnah.
1391
Yakni api neraka mengelilingi mereka, sampai membakar anggota tubuh yang paling mulia, yaitu muka.
1392
Dalam ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'ala menegur penghuni neraka karena kekafiran dan
kedurhakaan yang mereka lakukan.
1393
Yakni Al Qur'an. Bisa juga maksudnya, bukankah Aku telah mengutus kepadamu rasul-rasul dan telah
Aku turunkan kepadamu kitab-kitab, serta menyingkirkan segala syubhat yang menghalangimu untuk
beriman sehingga tidak ada lagi alasan bagimu untuk tidak beriman. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di
surat Al Mulk: 8.

188 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
106. 1396Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami1397, dan kami
adalah orang-orang yang sesat1398.

       


107. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih
juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim1399."

     


108. Allah berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan
Aku1400.”

              
109. Sungguh, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku1401 berdoa (di dunia), "Ya Tuhan kami, kami
telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang
terbaik1402.”

        


110. Lalu kamu1403 jadikan mereka buah ejekan1404, sehingga kamu lupa mengingat Aku, dan kamu
selalu menertawakan mereka1405,

1394
Di mana kamu telah diajak beriman dan telah ditakut-takuti dengan neraka jika tidak beriman.
1395
Karena kezaliman dan sikap membangkang, padahal ayat-ayat itu demikian jelasnya menunjukkan
kebenaran, menerangkan mana yang hak dan mana yang batil.
1396
Ketika itu, mereka pun mengakui kezalimannya, namun tidak bermanfaat lagi pengakuannya.
1397
Yang lahir dari kezaliman, berpaling dari yang hak, mendatangi sesuatu yang membahayakan dan
meninggalkan sesuatu yang bermanfaat, dan tidak lagi menggunakan akal sehatnya.
1398
Dalam amalnya, meskipun mereka adalah orang-orang yang tahu dan menyadari bahwa mereka adalah
orang-orang zalim. Mereka akan berkata, “Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
niscaya kami tidak termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".
1399
Dan berhak mendapatkan hukuman. Mereka berdusta dalam janjinya ini, sekiranya mereka dikembalikan
lagi ke dunia, tentu mereka akan mengerjakan perbuatan yang sama. Allah telah menegakkan hujjah kepada
mereka, mengutus rasul-Nya, menurunkan kitab-Nya, memperlihatkan ayat-ayat-Nya, memberikan mereka
musibah agar mereka sadar, memanjangkan usia yang cukup untuk berpikir, namun mereka tidak
menghiraukan peringatan-peringatan itu.
1400
Ucapan ini merupakan ucapan yang paling keras kepada mereka sehingga harapan mereka pun hilang
dan mereka pun berputus asa. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan sebab yang membuat
mereka disiksa sedemikian rupa dan sampai tidak diberi keringanan.
1401
Mereka adalah kaum muhajirin atau kaum mukmin yang lemah.
1402
Mereka menggabung antara iman yang menghendaki untuk beramal saleh, berdoa meminta ampunan dan
rahmat kepada Allah, bertawassul (menggunakan sarana) dengan rububiyyah-Nya, nikmat iman yang
diberikan-Nya, dan dengan memberitahukan rahmat-Nya yang luas, dan ihsan-Nya yang merata. Kalimat ini
menunjukkan ketundukan, kekhusyu‟an, perebahan diri mereka di hadapan Allah, rasa takut dan harap
kepada-Nya. Mereka adalah manusia-manusia utama.
1403
Wahai kaum kafir.
1404
Dan sibuk dengannya.

189 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
111. Sungguh, pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka1406;
sungguh mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan1407."

       


112. 1408Allah berfirman1409, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi1410?"

        


113. Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari1411, maka tanyakanlah
kepada mereka yang menghitung1412."

          
114. Allah berfirman, "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan hanya sebentar saja1413, jika kamu
benar-benar mengetahui1414."

Ayat 115-118: Allah Subhaanahu wa Ta'aala menciptakan manusia bukanlah main-main,


membersihkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari segala kekurangan dan aib dan
pengesaan-Nya dengan beribadah hanya kepada-Nya.

        


115. Maka apakah kamu1415 mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main1416 (tanpa ada
maksud), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
1405
Yakni terhadap perbuatan dan ibadah mereka. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al
Muthaffifin: 29-30.
1406
Yakni, terhadap ejekan dan gangguan kamu dan tetapnya mereka menaati-Ku.
1407
Dengan memperoleh kenikmatan yang kekal (surga) dan selamat dari neraka. Mereka inilah orang-orang
yang sukses.
1408
Allah Ta'ala berfirman mengingatkan kelalaian mereka ketika hidup di dunia yang sebentar, dimana
hidup yang seharusnya mereka isi dengan beribadah kepada Allah dan menaati-Nya, tetapi mereka isi
dengan syirk dan kemaksiatan. Kalau sekiranya, mereka mau beribadah kepada Allah dan menaati-Nya
dalam masa yang sebentar itu, tentu mereka akan sukses sebagaimana hamba-hamba-Nya yang mukmin
sukses.
1409
Untuk mencela dan membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang yang kurang akal, karena mereka
mengisi waktu yang singkat dengan keburukan yang sesungguhnya membawa mereka kepada kemurkaan
Allah dan siksaan-Nya, serta tidak mengisi waktunya dengan kebaikan seperti yang dilakukan kaum
mukmin, sehingga memperoleh kebahagiaan yang kekal dan keridhaan Tuhan mereka.
1410
Di dunia dan di kubur.
1411
Mereka meragukannya dan menganggap sebentar sekali karena dahsyatnya azab ketika itu.
1412
Yaitu para malaikat yang menjumlahkan amal manusia.
1413
Baik kamu menjumlahkan waktunya maupun tidak.
1414
Maksudnya, mereka hendaknya mengetahui bahwa hidup di dunia itu hanya sebentar saja, jika
dibandingkan dengan menetap di neraka. Oleh sebab itu, seharusnya mereka tidak hanya mencurahkan
perhatian kepada urusan dunia saja.
1415
Wahai manusia.

190 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
116. 1417Maka Mahatinggi Allah1418, Raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan yang berhak disembah
selain Dia, Tuhan (yang memiliki) 'Arsy yang mulia1419.

                  


117. Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun
baginya tentang itu1420, maka perhitungannya1421 hanya pada Tuhannya. Sungguh, orang-orang
kafir itu tidak akan beruntung.

       


118. 1422Dan katakanlah (Muhammad)1423, "Ya Tuhanku, berilah ampun1424 dan berilah rahmat1425,
Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik1426."
1416
Yakni sekedar main-main, untuk makan, minum, bersenang-senang dan menikmati kenikmatan dunia,
tidak diperintah dan tidak dilarang. Yang demikian jelas bertentangan dengan hikmah (kebijaksanaan) Allah.
Manusia diciptakan Allah untuk beribadah kepada-Nya, dibebankan perintah dan larangan agar dijaga dan
setelah itu mereka akan diberi balasan terhadap perbuatannya.
1417
Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan dalam tafsirnya, bahwa akhir khutbah Umar bin „Abdul „Aziz
setelah Beliau memuji Allah dan menyanjung-Nya, Beliau berkata, “Amma ba‟du. Wahai manusia!
Sesungguhnya kamu tidak diciptakan untuk main-main dan tidak ditinggalkan begitu saja. Kamu
mempunyai tempat kembali yang di sana Allah turun untuk menetapkan hukum dan keputusan-Nya di antara
kamu. Maka sungguh, kecewa, rugi dan celaka seorang hamba yang dikeluarkan Allah dari rahmat-Nya dan
diharamkan mendapatkan surga-Nya yang luasnya seluas langit dan bumi. Tidakkah kamu mengetahui,
bahwa tidak ada yang diberikan keamanan dari azab Allah kecuali orang yang berhati-hati dan takut di hari
ini, yang menjual sesuatu yang fana dengan yang kekal, yang sedikit dengan yang banyak, dan yang menjual
rasa takut dengan keamanan. Tidakkah kamu mengetahui, bahwa kamu adalah keturunan generasi yang telah
binasa, dan setelahmu masih ada lagi pengganti sehingga kamu datang menghadap kepada Pewaris yang
sebaik-baiknya? Kamu pun setiap hari mengiringi orang yang pulang pagi atau sore menghadap kepada
Allah „Azza wa Jalla karena telah menuntaskan umurnya dan habis ajalnya, lalu kamu menurunkannya ke
dalam belahan bumi, yang tidak diberi tikar dan bantal, yang telah berpisah dengan para kekasih, menyatu
dengan tanah dan akan mendatangi hisab, lagi tergadai oleh amalnya, tidak butuh kepada apa yang
ditinggalkannya, butuh kepada amalnya. Maka bertakwalah kepada Allah wahai hamba-hamba Allah,
sebelum selesai perjanjian-Nya dan maut datang menjemputmu.” Ketika itu Umar bin „Abdul „Aziz
mengambil ujung selendangnya dan menaruhnya ke muka, ia pun menangis dan menangis pula orang-orang
yang berada di sekitarnya. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari salah seorang keluarga Sa‟id bin Al
„Aaash).
1418
Dari menciptakan kamu untuk main-main dan berbuat yang tidak layak bagi-Nya
„Arsy disebut karim (mulia) karena indah dipandang dan indah bentuknya. Ia merupakan atap seluruh
1419

makhluk. Jika „arsy yang begitu besar diciptakan dan diurus-Nya, maka apalagi yang di bawahnya.
1420
Bahkan dalil yang ada malah menunjukkan batilnya menyembah selain Allah, namun ia malah berpaling
dan membangkang darinya, maka orang ini akan menghadap Allah, dan Dia akan memberikan balasan
terhadapnya serta tidak akan menyampaikannya kepada keberuntungan sedikit pun, karena dia kafir, dan
kekafiran menghalangi seseorang beruntung.
1421
Yakni balasannya.
1422
Pada ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'ala mengajak Nabi-Nya, demikian pula umatnya untuk
mengucapkan doa ini.
1423
Seraya berdoa kepada Tuhanmu dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya.

191 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Surah An Nuur (Cahaya)
Surah ke-24. 64 ayat. Madaniyyah

    


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-5: Penjelasan bahwa yang menetapkan syariat adalah Allah Subhaanahu wa Ta'aala,
penjelasan hukum-hukum zina, qadzaf (menuduh) dan hukumannya.

         
1. (Inilah) suatu surah yang Kami turunkan1427 dan Kami wajibkan1428 (menjalankan hukum-
hukumnya), dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas1429, agar kamu ingat1430.

                 

          
2. 1431Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah1432 masing-masing dari keduanya seratus
kali1433, dan janganlah rasa belas kasihan1434 kepada keduanya mencegah kamu untuk

1424
Agar kami selamat dari semua yang tidak diinginkan. Menurut Ibnu Katsir, ampunan itu berupa
dihapuskan dosa dan ditutupinya.
1425
Agar dengan rahmat-Mu kami dapat mencapai semua kebaikan. Menurut Ibnu Katsir, maksud rahmat
adalah diarahkan dan diberi taufiq oleh Allah pada perkataan dan perbuatannya, wallahu a'lam.
1426
Setiap yang memiliki rasa kasihan kepada seorang hamba, maka Allah lebih baik lagi daripadanya. Dia
lebih sayang kepada hamba-Nya daripada seorang ibu terhadap anaknya dan daripada rasa sayang seseorang
terhadap dirinya. Selesai tafsir surah Al Mu‟minun dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya. Ya Allah,
ampunilah kami dan sayangilah kami, sesungguhnya Engkau pemberi rahmat yang terbaik.
1427
Yakni karena rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya.
1428
Bisa juga diartikan, “Kami tetapkan,” yakni Kami tetapkan di dalamnya apa yang Kami tetapkan seperti
masalah hudud, persaksian, dsb. Menurut Mujahid dan Qatadah, Kami jelaskan yang halal dan yang haram,
perintah dan larangan, demikian pula masalah hudud.
1429
Maksudnya, hukum-hukum yang jelas, perintah dan larangan dan hikmah-hikmah yang agung.
1430
Yakni ketika Kami terangkan. Pada ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan hukum-
hukum yang telah diisyaratkan itu.
1431
Hukum ini berlaku pada pezina laki-laki dan perempuan yang belum menikah, yakni bahwa keduanya
didera seratus kali. Sedangkan yang sudah menikah, maka As Sunnah menerangkan, bahwa hadnya adalah
dengan dirajam.
1432
Yakni memukul kulitnya (mencambuk).
1433
Ditambah dengan diasingkan setahun berdasarkan As Sunnah. Adapun budak setengah dari hukuman itu.

192 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


(menjalankan) agama (hukum) Allah1435, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian1436;
dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang
beriman1437.

Perlu diketahui, bahwa keadaan pezina ada yang masih bikr (bujang/gadis), yakni yang belum menikah, dan
ada yang muhshan, yakni yang sudah berjima' dalam nikah yang sahih, sedangkan ia dalam keadaan
merdeka, baligh, dan berakal. Jika bikr, yakni yang belum menikah lalu berzina, maka had(hukuman)nya
adalah seratus kali dera sebagaimana disebutkan dalam ayat ini dan ditambah dengan diasingkan selama
setahun dari negerinya. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan,
‫ِذ ِذ ِذ ِذ‬ ‫ قْك ِذ‬،‫ول لَّك ِذ‬ ‫ َذ َذر ُرس َذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬،ٌّ ‫ َذ اَذ َذ ْك َذ ِذ‬:‫ قَذ َذ‬، ‫ِن َذر ِذض َذ لَّك ُر َذْكن ُر َذم‬ ‫ِذ ٍة‬ ‫ِذ‬
‫ اَذ َذق َذ‬، ‫ض َذْكي نَذ نَذ كَذ لَّك‬ ٍّ ‫ َذ َذْك ْك ِذ َذ اُر َذ ِذ‬،‫َذ ْك َذِذ ُرهَذ ْك َذَذ‬
‫ي‬ ‫ َذلَذى ْكنِذ َذ‬: ‫ اَذ َذق ُرو ِذ‬،‫ اَذ َذ َذَّن ِذ ْك َذَذتِذِذ‬، ‫ ِذ َّك ْكِذِن َذ َذ َذ ِذسي ً َذلَذى َذه َذذ‬:‫ اَذ َذق َذل اَذ ْك َذ ِذ ُّب‬،‫ض َذْكي نَذ نَذ ِذ ِذكَذ ِذ لَّك ِذ‬ ‫ قْك ِذ‬،‫ َذ َذ َذا‬:‫ص ُرم ُر اَذ َذق َذل‬
‫َذ ْك‬
‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذ َذق َذل نَّكِذ ُّب‬، ‫ َذ تَذ ْكغ ِذ ُر َذ ٍة‬، ‫ي َذ ْكل ُر َذ‬ ‫ ِذَّكَّنَذ َذلَذى ْكن َذ‬: ‫ اَذ َذق ُرو‬، ‫ ُرَّك َذس َذْك ُر ْكَذه َذ ل ْكل ِذ‬، ‫ اَذ َذ َذ ْك ُر ْكِذِن ْكن ُر ِب َذ َذ غَذنَذ ِذ َذ َذ ي َذ‬،‫َّك ْك ُر‬
‫ َذ َذَّك‬، ‫ َذ تَذ ْكغ ِذ ُر َذ ٍة‬،‫ي َذ ْكل ُر ِذ َذٍة‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذلَذى ْكنِذ َذ‬،‫ي‬ ‫ َذَّك َذو ي َذ ُر َذ غَذنَذ ُر اَذ َذ ٌّ َذلَذْكي َذ‬،‫ «َذاَذقْك ِذ َذ َّك َذْكي نَذ ُرك َذم ِذ ِذكَذ ِذ لَّك ِذ‬: ‫َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذغَذ َذ َذلَذْكي َذ ُرَذْكي ٌح اَذ َذ َذَذ َذ‬، » ‫ اَذ ْكر ُرْك َذ‬، ‫َذْك َذ َذ ُرَذْكي ُر َذ ُر ٍة اَذ ْك ُر َذلَذى ْك َذَذ َذه َذذ‬
Dari Abu Hurairah dan Zaid bin Khalid Al Juhanniy radhiyallahu 'anhuma, keduanya berkata, "Telah datang
seorang Arab baduwi dan berkata, "Wahai Rasulullah, putuskanlah di antara kami dengan kitab Allah," lalu
lawan bicaranya berkata, "Benar. Putuskanlah di antara kami dengan kitab Allah." Maka orang Arab baduwi
berkata, "Sesungguhnya puteraku bekerja kepada orang ini, lalu ia berzina dengan istrinya, kemudian orang-
orang berkata kepadaku, "Anakmu mesti dirajam." Maka aku tebus anakku dengan seratus ekor kambing dan
seorang budak." Kemudian aku bertanya kepada Ahli Ilmu, maka mereka menjawab, "Sesungguhnya
anakmu cukup didera seratus kali dan diasingkan serahun." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Aku akan memutuskan kamu berdua dengan kitab Allah. Adapun budak dan kambing akan
dikembalikan kepadamu. Untuk anakmu akan didera seratus kali dan diasingkan setahun. Dan kamu wahai
Unais untuk orang ini, pergilah kepada istrinya dan rajamlah." Lalu Unais pergi dan merajamnya.
Hadits ini menunjukkan, bahwa pezina yang bikr didera seratus kali dan diasingkan setahun. Adapun jika ia
sebagai orang muhshan, yakni yang telah berjima' dalam nikah yang sah, dimana ia adalah seorang yang
merdeka, baligh dan berakal, maka dirajam. Imam Malik meriwayatkan, bahwa Umar bin Khaththab pernah
berdiri dan memuji Allah serta menyanjung-Nya, kemudian berkata, "Amma ba'du: Wahai manusia!
Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengutus Muhammad dengan kebenaran dan menurunkan kitab.
Kemudian di antara ayat yang diturunkan kepada Beliau adalah ayat rajam. Kami membacanya dan
mengingatnya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan rajam, dan kami pun
melakukannya. Saya khawatir jika masa yang panjang berlalu sehingga ada yang berkata, "Kami tidak
mendapatkan ayat tentang rajam dalam kitab Allah," akhirnya mereka tersesat karena meninggalkan
kewajiban yang Allah turunkan. Oleh karena itu, rajam dalam kitab Allah adalah hak (benar) bagi orang
yang berzina apabila dia muhshan baik laki-laki maupun wanita, jika telah tegak bukti, ternyata hamil, atau
adanya pengakuan."
1434
Atau hubungan kerabat dan persahabatan.
1435
Menurut Mujahid, maksudnya adalah bahwa penegakkan hudud apabila telah sampai kepada pemerintah
wajib ditegakkan dan tidak boleh digagalkan. Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa rasa belas kasihan yang
thabi'iy (manusiawi) tidaklah dilarang, yang dilarang adalah apabila membuat hakim meninggalkan
hukuman had.
Abu Dawud meriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,

» ‫ اَذ َذم َذلَذغَذِذِن ِذ ْك َذ ٍّك اَذ َذق ْك َذ َذ َذ‬، ‫يم َذْكي نَذ ُرك ْك‬ ‫ِذ‬
‫«تَذ َذل اُّبو ْكاُر ُر َذ ا َذ‬
"Maafkanlah hudud di antara sesama kamu. Tetapi apabila telah sampai suatu had kepadaku, maka mesti
(ditegakkan)." (Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al Albani).
1436
Yakni lakukanlah hal itu dan tegakkanlah had kepada orang yang berzina agar dia jera.

193 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

 
3. 1438Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan, atau dengan
perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-laki

1437
Hal ini dapat membuat pelakunya lebih jera, karena akan membuatnya malu apabila disaksikan oleh
sebagian manusia. Menurut Al Hasan Al Bashri, bahwa maksud firman Allah Ta'ala, "Dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman," yakni secara terang-
terangan.
1438
Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada „Amr bin Syu‟aib dari bapaknya dari
kakeknya, ia berkata,
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ َذ َذ َذ َذر ُر ً َذْك ِذم ُر ا‬،‫ َذ ْك َذ ُر ْك ُر َذِذ َذ ْك َذ ٍة‬:‫َذ َذ َذر ُر ٌح ُر َذق ُرل َذ ُر‬
‫ َذنَذ ٌحا َذ َذ َذ ْك‬: ‫ َذ َذ َذ ْك ْك َذَذٌح َذغ ٌّ ِبَذ َّكك َذ ُر َذق ُرل َذْلَذ‬:‫ قَذ َذل‬،‫َذسَذى ْك َذ َّكك َذ َذ َّك َذْكِذ َذ و ُر ا نَذ َذ‬ ‫ْك‬
‫ٍة‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫َّك ْك َذ ي ِذ َذ َذِذظ ٍّ ِذ ٍة ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذ َذج اَذ ْك‬:‫ قَذ َذل‬،‫ْك َذ َذو َذ َّكك َذ ِذ َذْكي لَذ ُر ْكق ِذمَذٍة‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ‬ ‫َذ ْك ُر‬ ‫ اَذجْك ُر َذ‬:‫ قَذ َذل‬،‫ُرس َذرى َذ َّكك َذ َذْكملُر ُر‬ ‫ َذ َّك ُر َذ َذ َذ َذ َذ َذر ُر ً ْك َذ‬،‫َذ َذق ً َذ ُر‬
:‫ قَذ َذل‬.‫ َذ ْك َذ ً َذ ْكَذه ً َذهلُر َّك اَذِذ ْك ِذْكن َذ َذ لَّكْكي لَذ َذ‬: ‫ اَذ َذق َذ ْك‬. ‫ َذ ْك َذ ٌح‬: ‫ َذ ْك َذ ٌح ؟ اَذ ُرق ْكل ُر‬: ‫ اَذ َذق َذ ْك‬، ‫صَذ ْك َذس َذو َذ ِذظلٍّ ِذ َذْكن ِذ اَذ ِذ ِذ اَذلَذ َّكم ْك َذ َذ ْك ِذ َذَّك َذ َذاَذ ْك‬ ‫َذنَذ ٌحا اَذَذْك َذ‬
‫ اَذَذِذ َذل ِذِن َذَذ ِذيَذ ٌح َذ َذسلَذ ْكك ُر اَذْكن َذ َذ َذ اَذ ْك َذ َذ ْكي ُر ِذ َذ َذ ْك ٍة َذْك َذ ٍةر‬:‫ قَذ َذل‬، ‫ُرسَذ اَذ ُر ْك‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ َذه َذذ َّك ُر ُر َذْكم ُر َذ‬، ‫ َذ ْكَذه َذ ايَذ‬: ‫ قَذ َذ ْك‬، ‫ َذ َذنَذ ُرا َذ َّك َذ لَّك ُر ٍَّذ‬: ‫قُر ْكل ُر‬
ً ‫ ُرَّك َذر َذ ُرلو َذ َذر َذ ْكل ُر ِذ َذ َذ ِذ ِذ اَذ َذ َذم ْكلُر ُر َذ َذ َذ َذر ُر ً َذِذقي‬:‫ قَذ َذل‬،‫ اَذ َذج اُر َذ َّك قَذ ُرو َذلَذى َذرْك ِذس اَذَذ ُرو اَذظَذ َّك َذ ْكوُرْلُر ْك َذلَذى َذرْك ِذس َذ َذ َّكم ُره ُر لَّك ُر َذ ٍِّن‬، ‫اَذ َذ َذ ْكل ُر‬
‫ول‬ ‫ اَذَذتَذْكي ُر َذر ُرس َذ‬،‫ اَذ َذ َذك ْكك ُر َذْكن ُر َذ ْك ُرلَذ ُر اَذ َذج َذل ْكل ُر َذ ْكِذ لُر ُر َذ ُر ْكليِذ ِذيِن َذ َّك قَذ ِذ ْك ُر ا ِذ نَذ َذ‬، ‫َذ َّك ْك َذ َذ ْكي ُر ِذ َذ ِذْل ْك ِذ ِذ‬
‫ َذ َذر ُرس َذ‬: ‫ول لَّك ِذ َذ لَّكى لَّك ُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ اَذ ُرق ْكل ُر‬
‫َذ‬
‫ول لَّك ِذ َذ لَّكى لَّك ُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك اَذلَذ ْك َذ َّك َذلَذ َّك َذ ْكيً َذ َّك َذَذَذ ْك َّك ِذ َذ َذْكن ِذك ُرح ِذَّك َذ ِذيَذ ً َذْك ُر ْك ِذَذ ً َذ َّك ِذيَذ ُر َذ َذْكن ِذك ُر َذ ِذَّك‬ ‫ي َذر ُرس ُر‬ ‫ َذْك ِذك ُرح َذنَذ قً ؟ اَذَذ ْك َذس َذ‬،‫لَّك ِذ‬
‫ُر‬ ‫َذ‬
‫ اَذ َذ‬، ‫ « َذ َذ ْك َذ ُر َّك ِذ َذ َذْكن ِذك ُرح ِذَّك َذ ِذيَذ ً َذْك ُر ْك ِذَذ ً َذ َّك ِذيَذ ُر َذ َذْكن ِذك ُر َذ ِذَّك َذ ٍة َذْك ُر ْك ِذٌح‬:‫ول لَّك ِذ َذ لَّكى لَّك ُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬ ‫ اَذ َذق َذل َذر ُرس ُر‬، ‫َذ ٍة َذْك ُر ْك ِذٌح‬
» ‫تَذْكن ِذك ْك َذ‬
“Ada seseorang yang bernama Martsad bin Abi Martsad. Ia adalah seorang yang biasa membawa para
tawanan dari Mekah dan membawanya ke Madinah. Di Mekah ada seorang wanita pelacur bernama „Anaq
yang menjadi temannya. Ia pernah berjanji akan membawa salah seorang tawanan yang berada di Mekah
untuk dibawanya (ke Madinah). Martsad berkata, “Aku pun datang, sehingga sampai di salah satu bayangan
dinding di antara dinding-dinding Mekah di malam yang terang bulan. „Anaq kemudian datang, dia melihat
hitam bayanganku dari balik dinding. Ketika ia sampai kepadaku, ia pun mengenaliku dan berkata, “(Apakah
ini) Martsad?” Aku menjawab, “Martsad.” Ia berkata, “Selamat datang, bermalamlah dengan kami malam
ini.” Aku berkata, “Wahai „Anaq, Allah mengharamkan zina.” Maka „Anaq berkata, “Wahai penghuni
kemah! Inilah orang yang akan membawa para tawananmu.” Maka aku dikejar oleh delapan orang, dan aku
pun menempuh jalan Khandamah hingga aku sampai ke sebuah gua dan masuk ke dalamnya. Mereka pun
datang sampai berdiri di atas kepalaku lalu buang air kecil sehingga menimpa ke kepalaku, namun Allah
membutakan mereka sehingga tidak melihatku. Mereka pun balik dan aku kembali kepada kawanku dan
membawanya, sedangkan dia adalah seorang yang cukup berat hingga aku sampai di rerumputan idzkhir,
lalu aku lepas rantainya, aku pun membawanya dan ia cukup memberatkanku sehingga aku sampai ke
Madinah. Aku pun datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah,
bolehkah aku menikahi „Anaq. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun diam dan tidak menjawab apa-
apa kepadaku sehingga turun ayat, “Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan,
atau dengan perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-
laki atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin.” Lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Martsad, Pezina laki-laki tidak boleh menikah
kecuali dengan pezina perempuan, atau dengan perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh
menikah kecuali dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik.” Maka janganlah engkau nikahi.”
(Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan gharib, tidak diketahui kecuali dari jalan ini. Hadits ini diriwayatkan
pula oleh Abu Dawud, Nasa‟i, Ibnu Jarir dan dalam sanad tersebut menurutnya ada orang yang mubham
(tidak jelas namanya), Hakim secara singkat, Hakim berkata, “Shahih isnadnya.” Dan didiamkan oleh Adz
Dzahabi).

194 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


atau dengan laki-laki musyrik1439; dan yang demikian itu1440 diharamkan bagi orang-orang
mukmin1441.

             

      


4. 1442Dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang baik1443 (berbuat zina) dan
mereka tidak mendatangkan empat orang saksi1444, maka deralah mereka (yang menuduh itu)

1439
Syaikh As Sa‟diy berkata, “Ayat ini menjelaskan buruknya perbuatan zina, dan bahwa ia dapat
mengotori kehormatan pelakunya dan kehormatan orang yang menemani dan mencampurinya tidak seperti
dosa-dosa yang lain. Allah memberitahukan, bahwa pezina laki-laki tidak ada yang maju menerima nikahnya
dari kalangan wanita selain wanita pezina juga yang keadaannya sama atau wanita yang menyekutukan
Allah, tidak beriman kepada kebangkitan, dan tidak beriman kepada pembalasan, serta tidak memegang
teguh perintah Allah. Demikian juga pezina perempuan, tidak ada yang mau menikahinya selain pezina laki-
laki atau laki-laki musyrik.”
Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa ayat ini merupakan berita dari Allah Ta'ala, bahwa pezina tidaklah
menjima'i selain wanita pezina atau wanita musyrik, yakni tidaklah mau menuruti keinginannya untuk
berzina kecuali wanita pezina yang bermaksiat atau wanita musyrikah yang tidak memandang haramnya
perbuatan itu.
1440
Menikahi wanita pezina, atau menikahkan puterinya dengan laki-laki pezina. Qatadah dan Muqatil bin
Hayyan berkata, "Allah mengharamkan kaum mukmin menikahi wanita pezina."
Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

»‫«َذ َذْكن ِذك ُرح َّك ِذ ْك َذم ْكجلُروُر ِذَّك ِذ ثْك لَذ ُر‬
"Pezina yang telah didera tidaklah menikah kecuali dengan yang semisalnya." (Hadits ini dinyatakan shahih
oleh Al Albani).
1441
Maksud ayat ini menurut Syaikh As Sa‟diy adalah, “Bahwa barang siapa yang berbuat zina laki-laki atau
wanita dan tidak bertobat daripadanya, maka orang yang maju menikahinya sedangkan Allah
mengharamkannya, tidak lepas kemungkinan orangnya tidak berpegang teguh dengan hukum Allah dan
Rasul-Nya, dan tidak ada yang seperti itu kecuali orang musyrik, bisa juga ia berpegang dengan hukum
Allah dan Rasul-Nya, lalu ia memberanikan diri menikahinya padahal ia tahu orang itu sebagai pezina, maka
pernikahan itu sesungguhnya zina, dan orang yang menikahinya adalah pezina. Kalau ia beriman kepada
Allah dengan benat, tentu ia tidak akan maju melakukannya. Ini merupakan dalil yang tegas haramnya
menikahi wanita pezina sampai ia bertobat dan demikian pula haramnya menikahkan (puteri kita) kepada
laki-laki pezina sampai ia bertobat, karena hubungan suami dengan istrinya dan istri dengan suaminya
adalah hubungan yang paling kuat dan paling sepasang. Allah Ta‟ala telah berfirman, “(Kepada malaikat
diperintahkan), "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka…dst,” (terj. Ash
Shaffaat: 22) yakni teman penyerta mereka. Allah mengharamkan yang demikian karena di dalamnya
terdapat keburukan yang besar, dan di sana menunjukkan sedikitnya rasa kecemburuan, menghubungkan
anak-anak yang bukan berasal dari suami, dan karena pezina tidak akan menjaga istrinya karena sibuk
dengan wanita lain, di mana sebagian ini sudah cukup menjadikannya haram. Dalam ayat ini terdapat dalil
bahwa pezina bukanlah seorang mukmin (mutlak), sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
“Tidaklah berzina seorang pezina sedangkan dia adalam keadaan mukmin.” Pezina meskipun bukan
musyrik, namun tidak diberikan gelar yang terpuji, yaitu iman yang mutlak.”
1442
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan begitu besarnya keburukan perkara zina sehingga
wajib didera, dan dirajam jika sudah menikah, demikian pula tidak boleh menemaninya serta bergaul
dengannya, dimana seseorang dapat terimbas oleh keburukannya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala
menerangkan besarnya keburukan merusak kehormatan orang lain dengan menuduhnya berzina. Ibnu Katsir
menjelaskan, bahwa ayat yang mulia ini terdapat penjelasan tentang hukuman dera bagi penuduh zina
terhadap wanita yang menjaga dirinya, yakni wanita yang merdeka, baligh, dan memelihara kehormatannya.

195 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


delapan puluh kali1445, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya.
Mereka itulah orang-orang yang fasik1446.

           
5. Kecuali mereka yang bertobat setelah itu1447 dan memperbaiki (amalnya)1448, maka sungguh,
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat 6-10: Hukum Li’an antara suami dan istri, dan disyariatkannya hal itu untuk
memelihara kehormatan dan menjaga nasab.

               

  


6. 1449Dan orang-orang yang menuduh istrinya1450 (berzina), padahal mereka tidak mempunyai
saksi-saksi selain diri mereka sendiri1451, maka kesaksian1452 masing-masing orang itu ialah empat
kali bersaksi dengan nama Allah, bahwa sesungguhnya dia termasuk orang yang berkata benar1453.

Demikian juga diberi hukuman dera bagi penuduh zina jika yang dituduh zina adalah laki-laki, namun jika
jika penuduh membawakan bukti terhadap kebenaran perkataannya, maka terlepaslah hukuman had darinya.
1443
Yang dimaksud wanita-wanita yang baik di sini adalah wanita-wanita yang suci, akil (berakal), balig dan
muslimah. Tetapi jika wanita yang dituduh itu bukan muhshan, yakni kurang baik, maka cukup penuduhnya
diberi ta‟zir, demikian menurut Syaikh As Sa‟diy.
1444
Yang melihat langsung perzinaan itu.
1445
Yakni dengan cambuk yang pertengahan, yang membuatnya merasakan sakit tetapi tidak membuatnya
binasa.
1446
Karena mengerjakan dosa besar itu, di mana di dalamnya terdapat pelanggaran terhadap larangan Allah,
merusak kehormatan saudaranya, menyebarkan isu buruk terhadapnya serta memutuskan persaudaraan yang
telah Allah ikat serta berkeinginan agar perbuatan keji tersebar di tengah-tengah kaum mukmin. Ayat ini
menunjukkan bahwa menuduh zina merupakan dosa yang besar. Dalam ayat di atas, Allah Subhaanahu wa
Ta'ala mewajibkan bagi penuduh yang tidak membawakan bukti untuk diberi hukuman dera sebanyak 80
kali, ditolak persaksiannya selama-lamanya, dan dengan perbuatan itu ia menjadi orang yang fasik atau tidak
adil lagi baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia.
1447
Menurut Syaikh As Sa‟diy, tobat dalam hal ini adalah dengan ia mendustakan dirinya sendiri, mengakui
bahwa ucapannya dusta, dan hal ini wajib baginya, yakni mendustakan dirinya meskipun ia merasa yakin
terjadi perbuatan itu, karena ia tidak mendatangkan empat orang saksi. Jika penuduh itu telah bertobat dan
memperbaiki amalnya, maka ia ganti perbuatan buruknya dengan perbuatan baik, sehingga kefasikannya pun
hilang. Demikian pula persaksiannya akan kembali diterima menurut pendapat yang sahih, karena Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dia mengampuni dosa-dosa semuanya bagi orang yang bertobat
dan kembali. Dideranya si penuduh ini, jika ia tidak mendatangkan empat orang saksi dan jika ia bukan
suaminya. Apabila ia sebagai suaminya, maka berlaku hukum yang lain baginya, yaitu li‟an sebagaimana
diterangkan dalam ayat selanjutnya.
1448
Dengan inilah kefasikan mereka hilang dan persaksiannya diterima.
1449
Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Sahl bin Sa‟ad, bahwa „Uwaimir
datang kepada „Ashim bin „Addiy tokoh Bani „Ajlan, ia berkata,
‫ِذ‬ ‫ َذ َذ ي صنَذ ؟ س ِذ رس َذ ِذ‬، ‫ َذ ْكقُرلُر اَذَذ ْكقُرلُروَذ‬، ً ‫ر‬ ‫َذتِذِذ‬ ‫ِذ‬
‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ َذ ْك‬ ‫ُر ْك ْك َذ َذ ْك ُر َذ ْك َذ ُر‬ ‫َذ ُر َذ ُر‬ ‫َذ ْكي َذ تَذ ُرقوُرو َذ َذر ُر ٍة َذ َذ َذ َذ َذ ْك َذ‬
، ‫ اَذ َذس َذَذ ُر ُر َذوْكَيِذٌح‬،‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ ا َذس ِذ َذ‬
‫ول لَّك ِذ اَذ َذك ِذَذ َذر ُرس ُر‬
‫ َذ َذر ُرس َذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬، ‫َذ َذسلَّك َذ‬ ‫ اَذَذتَذى ِذ نَّكِذ لَّكى ا لَذي ِذ‬،‫ي‬ ‫ِذ‬
‫َذ ٌح َّك َذ ُر َذ ْك‬ ‫َذ َذ‬
‫َذ‬
196 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an
‫ول لَّك ِذ لَّكى ا لَذي ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ ِذ َّك رس َذ ِذ‬:‫اَذ َذق َذل‬
‫ُر َذ ْك‬ ‫َذ‬ ‫ َذ لَّك َذ َذْكَذ ِذ َذ َّك ْك‬: ‫ قَذ َذل ُر َذوْكَيٌح‬، ‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ َذ ِذَذ اَذ َذس َذ َذ َذ َذ َذ‬
‫َذس َذَذل َذر ُرس َذ‬ ‫َذ ُر‬
‫ول لَّك ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫صنَذ ُر ؟ اَذ َذق َذل َذر ُرس ُر‬‫ول لَّك َذر ُر ٌح َذ َذ َذ َذ َذ ْك َذَذت َذر ُر ً َذَذ ْكقُرلُر ُر اَذَذ ْكقُرلُروَذ ُر َذ ْك َذ ْكي َذ َذ ْك‬ ‫ َذ َذر ُرس َذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬، ‫ اَذ َذج اَذ ُر َذوْكَيٌح‬،‫ي‬ ‫َذ َذسلَّك َذ َذ ْك َذ َذ‬
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ اَذَذ ُرَه رس ُر ِذ‬، »‫ي‬ ‫ِذ‬
‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ ِذ ْك ُرم َذ َذنَذ ِبَذ َذَّكى لَّك ُر‬ ‫َذ َذ َذ َذ ُر‬ ‫يي َذِذ َذ ِذ َذِذ َذ‬ ‫ «قَذ ْك َذْك َذ َذل لَّك ُر ُرق ْك َذ ا َذ‬: ‫َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬
‫ ُرَّك قَذ َذل‬، ‫ اَذ َذك َذ ْك ُرسنَّك ً ِذ َذم ْك َذ َذ َذ ْكل َذ ُرَهَذ ِذ اَذ َذ ِذنَذ ْك ِذ‬، ‫ ِذ ْك َذ َذ ْكسُر َذ اَذ َذق ْك ظَذلَذ ْكمُر َذ اَذ َذلَّك َذق َذ‬،‫ول لَّك ِذ‬ ‫ َذ َذر ُرس َذ‬:‫ ُرَّك قَذ َذل‬، ‫ِذ ِذَذ ِذِذ اَذ َذ َذنَذ َذ‬
‫ اَذ َذ َذ ِذ‬، ‫ َذ َّك َّكس قَذ ُر ِذ‬، ‫ ِذظي اَذْكيَذ ِذ‬، ‫لي نَذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫رس ُر ِذ‬
‫ْك ُر‬ ‫س‬ ‫ْك‬ ‫ َذ ْك َذ َذ َذْك ْك َذ َذ َذ ْك َذ َذ‬، ‫َذس َذ َذ‬ ‫ « ْكظُرُر اَذِذإ ْك َذ اَذ ْك ِذ ْك‬: ‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ‬ ‫َذ ُر‬
‫ اَذج ا ْك ِذِذ لَذى نَّكل ِذ‬، » ‫ اَذ َذ َذ ِذس وْكَيِذ ِذَّك قَذ ْك َذ َذذ لَذي‬،‫ ِذ ْك ا ْك ِذِذ ُر ي ِذم َذ َذَّك ٌح‬، ‫وْكَيِذ ِذَّك قَذ ْك َذ َذا لَذي‬
‫ْك‬ ‫َذ‬ ‫َذ َذ‬ ‫َذ َذ ْك َذ‬ ً ‫ْك ُر ُر َذ‬ ‫َذ ْك َذ ُر َذ َذ َذ‬ ‫َذ َذ ْك َذ َذ َذ َذ‬ ً ‫ُر َذ‬
‫ اَذ َذك َذ ل ُر ْكنس ِذ َذ ُرٍّ ِذ‬، ‫ول لَّك ِذ لَّكى ا لَذي ِذ سلَّك ِذ تَذص ِذ ِذ وْكَيِذ ٍة‬ ‫َّك ِذذ َذ َذل َذ ِذ َذر ُرس ُر‬
‫ِذ‬
‫َذ ْك ُر َذ ُر‬ ‫َذ ُر َذ ْك َذ َذ َذ ْك ْك ُر َذ‬
“Bagaimana menurutmu tentang seorang laki-laki yang mendapati istrinya bersama laki-laki lain, apakah ia
perlu membunuhnya sehingga kamu membunuhnya atau bagaimana yang ia lakukan? Tanyakanlah tentang
hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untukku.” Maka „Ashim mendatangi Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah,” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (tampak) tidak
suka terhadap pertanyaan itu, maka „Uwaimir menanyakan (hal tersebut) kepadanya („Ashim), „Ashim
menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak suka pertanyaan itu dan
mencelanya.” „Uwaimir berkata, “Demi Allah, saya tidak akan berhenti sampai saya bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang hal itu.” „Uwaimir pun datang dan berkata, “Wahai
Rasulullah, ada seseorang yang mendapati istrinya bersama laki-laki lain, apakah ia harus membunuh
sehingga kamu membunuhnya atau apa yang ia lakukan?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Allah telah menurunkan Al Qur‟an tentang dirimu dan istrimu.” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam memerintahkan mereka berdua melakukan li‟an sesuai yang Allah sebutkan dalam kitab-Nya, lalu
„Uwaimir melakukannya. Kemudian „Uwaimir berkata, “Wahai Rasulullah, jika aku menahannya, maka aku
sama saja telah menzaliminya,” ia pun menalaknya, dan hal itu pun menjadi sunnah bagi orang-orang
setelahnya yang melakukan li‟an. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah!
Jika anak itu lahir dalam keadaan berkulit hitam dan matanya sangat hitam, besar bokongnya, dan berisi
(gemuk) betisnya, maka aku mengira bahwa „Uwaimir berkata benar tentangnya. Tetapi jika anaknya agar
kemerah-merahan seperti (warna) waharah (binatang sejenis tokek), maka menurutku „Uwaimir dusta.
Ternyata anak itu lahir sesuai yang disifatkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang menunjukkan
kebenaran „Uwamir, oleh karenanya anak itu dinasabkan kepada ibunya.”
Imam Bukhari juga meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma,
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ « َذ يٍّ نَذ َذ َذْك‬: ‫ اَذ َذق َذل نَّكِذ ُّب َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ‬،‫ قَذ َذذ َذ ْك َذَذتَذ ُر ْكن َذ نَّكِذ ٍّ َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ َذ ِذ ي ْك ِذ َذس ْك َذم اَذ‬،‫َذ َّك ه َذ َذل ْك َذ ُرَذ يَّك َذ‬
‫ِذ َّك‬ ‫َّك‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذِذ‬ ‫ رس َذ َّك ِذ ِذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬، » ‫ٌّ ِذ ظَذ ْك ِذ َذ‬
‫ اَذ َذج َذل َذ نَّكِذ ُّب َذلى اُر َذلَذْكي َذ َذسل َذ‬،‫ َذ َذرَذى َذ َذ ُر َذ َذلَذى ْك َذَذت َذر ُر ً َذْكن َذل ُر َذْكلَذم ُر َذ يٍّ نَذ َذ‬، ‫ول ل‬ ‫َذ َذ ُر‬ ‫َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َّك‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذنَذ َذ َذل‬،ٍّ ‫ اَذلَذيُر ْكن ِذَذ َّك لَّك ُر َذ ُرَذ ٍّ ُر ظَذ ْك ِذ َذ اَذ‬،‫ص ٌحا‬ ‫ي اَذ ٍّ ٍّ َذ َذ‬ ‫ َذ ذ َذ َذلثَذ َذ‬:‫ « َذ يٍّ نَذ َذ َذ َّك َذ ٌّ ِذ ظَذ ْك ِذ َذ » اَذ َذق َذل ه َذ ٌحل‬:‫ول‬ ‫َذ ُرق ُر‬
‫ { ِذ ْك َذ َذ ِذ َّك ِذ ِذ‬:‫] اَذ َذق َذ َّك لَذغ‬6 :‫} [ نور‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫صَذ َذ نَّكِذ ُّب‬ ‫] اَذ ْك َذ‬9 :‫ص ق َذ } [ نور‬ ‫َذ‬ ‫َذ َذ َذ َذ‬ ‫ { َذ َّكذ َذ َذ ْك ُر و َذ َذْك َذ َذ ُر ْك‬: ‫ْكِذْب ُر َذ َذْك َذ َذل َذلَذْكي‬
، ‫ «ِذ َّك لَّك َذ َذ ْكللَذ ُر َذ َّك َذ َذ َذ ُر َذم َذ ِذ ٌح‬:‫ول‬ ‫ َذ نَّكِذ ُّب َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ َذ ُرق ُر‬، ‫ اَذ َذج اَذ ِذه َذ ٌحل اَذ َذ ِذ َذ‬، ‫َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ اَذ ْكَذر َذس َذ ِذَذْكي َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذَذ لَذ َّكك َذ ْك‬:‫ قَذ َذل ْك ُر َذَّك ٍةا‬،‫ ِذَّك َذ ُر و َذ ٌح‬: ‫ َذ قَذ ُرو‬، ‫وه‬ ‫ اَذلَذ َّكم َذ َذ ْك ْكن َذ اَذ َذس َذ قَّك ُر َذ‬، ‫اَذ َذ ْك ْكن ُرك َذم تَذ ٌح » ُرَّك قَذ َذ ْك اَذ َذ ِذ َذ ْك‬
، ‫صُر َذه‬ ‫ «َذ ِذ‬: ‫ اَذ َذق َذل نَّكِذ لَّكى ا لَذي ِذ سلَّك‬، ‫ اَذم َذ ْك‬، ‫ َذ َذاْك َذح قَذوِذ س ِذ ي وِذ‬: ‫ ُرَّك قَذ َذ ْك‬، ‫ َّك ظَذنَذ نَّك َذَّك تَذ ِذ‬، ‫َذ َذكص ْك‬
‫ُر َذ ْك َذ َذ َذ ْك‬ ‫ُّب َذ‬ ‫ُر ْك َذ َذ َذ ْك َذ‬ ‫َذ ْك ُر‬ ‫َذ‬ ‫َذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذ َذق َذل نَّكِذ ُّب‬،‫ي‬ ‫ اَذ َذج اَذ ْك َذ َذذ َذ‬، »‫ اَذ ُر َذو َذ ِذ ي ْك ِذ َذس ْك َذم اَذ‬، ‫ َذ َذ َّكَذ َّكس قَذ ْك‬، ‫ َذس َذغ اَذْكيَذَذ ْك‬، ‫اَذِذإ ْك َذ اَذ ْك َذ ْك َذ َذ َذلْكي نَذ ْك‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
» ‫ «َذ ْكو َذ َذ َذ َذ ى ِذ ْك ِذَذ ِذ لَّك ِذ َذ َذك َذ ِذ َذ َذْلَذ َذ ْك ٌح‬: ‫َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬
bahwa Hilal bin Umayyah pernah menuduh istrinya berbuat serong dengan Syarik bin Sahmaa‟ di hadapan
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Mana buktinya, atau
jika tidak ada maka punggungmu diberi had?” Hilal berkata, “Wahai Rasulullah, apakah apabila seseorang
di antara kami melihat ada orang lain yang berjalan dengan istrinya butuh mendatangkan bukti?” Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam tetap berkata, “Mana buktinya, atau jika tidak ada maka punggungmu diberi

197 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
7. (Persaksian) yang kelima bahwa laknat Allah akan menimpanya, jika dia termasuk orang yang
berdusta1454.

            

had?” Hilal berkata, “Demi Allah yang mengutusmu dengan kebenaran, sesungguhnya aku benar-benar
jujur. Alah tentu akan menurunkan ayat yang menghindarkan had dari punggungku.” Jibril kemudian turun
dan menurunkan kepada Beliau ayat, “Walladziiyna yarmuuna azwaajahum…dst. sampai in kaana minash
shaadiqin.” Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pergi dan mengirimkan orang kepadanya (Hilal dan
istrinya), maka Hilal datang, lalu bersaksi, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah mengetahui bahwa salah seorang di antara kamu berdua ada yang berdusta, adakah
yang mau bertobat?” Lalu istrinya bangkit dan bersaksi. Ketiika ia bersaksi pada yang kelimanya, maka
orang-orang menghentikannya dan berkata kepadanya, bahwa ucapan itu akan menimpanya. Ibnu Abbas
berkata, “Istrinya agak lambat dan hampir mundur sehingga kami mengira bahwa ia akan mundur, lalu ia
berkata, “Aku tidak akan mempermalukan kaumku sepanjang hari.” Maka ia melanjutkan (persaksian yang
kelima). Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah wanita itu, jika anaknya lahir dalam keadaan
matanya seperti bercelak, besar bokongnya dan berisi (gemuk) kedua betisnya, maka ia anak Syarik bin
Sahma‟, ternyata anak itu lahir seperti itu. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Kalau bukan
karena apa yang berlaku di kitab Allah, tentu antara aku dengan wanita itu ada urusan.”
Disebutkan dalam „Aunul Ma‟bud menukil dari Fathul Bari, “Para imam berselisih tentang hal ini. Di antara
mereka ada yang menguatkan, bahwa ayat tersebut turun berkenaan dengan „Uwaimir, di antara mereka ada
juga yang menguatkan, bahwa ayat tersebut turun berkenaan dengan Hilal, dan di antara mereka ada yang
menggabung antara kedua hadits itu, bahwa kejadian pertama menimpa pada Hilal dan ternyata bersamaan
dengan kedatangan „Uwaimir, sehingga ayat tersebut turun berkenaan dengan keduanya dalam waktu yang
sama. Imam Nawawi lebih cenderung kepadanya, dan sebelumnya Al Khathib telah mendahului, ia berkata,
“Mungkin keduanya sama-sama datang secara bersamaan dalam waktu yang sama. Tidak ada penghalang
dengan adanya beberapa kisah namun turunnya hanya satu. Bisa juga, bahwa ayat tersebut telah lebih dulu
turun karena sebab Hilal. Ketika „Uwaimir datang, sedangkan dia belum mengetahui peristiwa yang
menimpa Hilal, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberitahukan hukumnya. Oleh karena itu, dalam
kisah Hilal disebutkan, “Jibril pun turun.”, sedangkan dalam kisah „Uwaimir disebutkan, “Sungguh, Allah
telah menurunkan berkenaan denganmu.” Maksud, “Sungguh, Allah telah menurunkan berkenaan
denganmu” yakni berkenaan orang-orang yang sepertimu. Inilah yang dijawab oleh Ibnu Shabbagh dalam
Asy Syaamil, dan Al Qurthubi lebih cenderung bahwa mungkinnya ayat tersebut turun dua kali. Al Haafizh
berkata, “Kemungkinan-kemungkinan ini meskipun dipandang jauh lebih layak didahulukan daripada
menyalahkan rawi-rawi yang hafizh.” (Demikianlah perkataan Al Haafizh secara singkat).
1450
Yang merdeka, bukan budak.
1451
Persaksian suami terhadap istrinya dapat menolak had qadzaf, karena biasanya suami tidaklah berani
menuduh istrinya yang sesungguhnya juga mengotori dirinya, kecuali apabila ia benar, dan lagi ia memiliki
hak di sana serta karena takut dinisbatkan anak kepadanya padahal bukan anaknya, dsb.
1452
Allah sebut syahadah (kesaksian) karena ia menduduki posisi para saksi.
1453
Yaitu dengan mengatakan di hadapan hakim, “Aku bersaksi dengan nama Allah, sesungguhnya aku
sungguh benar dalam tuduhanku kepadanya.”
1454
Setelah bersaksi dengan nama Allah empat kali persaksian, bahwa dia adalah benar dalam tuduhannya
itu. Kemudian dia bersaksi sekali lagi bahwa dia akan terkena laknat Allah jika dia berdusta. Masalah ini
dalam fiqih dikenal dengan Li'an. Dengan cara seperti ini, si penuduh terlepas dari had qadzaf (menuduh).
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah ditegakkan had terhadap wanita itu karena li‟an dari suaminya dan
si wanita mundur dari persaksiannya atau cukup dipenjarakan? Dalam masalah ini ada dua pendapat ulama,
namun yang ditunjukkan oleh dalil adalah bahwa kepada wanita itu ditegakkan had (jika mundur)
berdasarkan ayat 8.

198 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


8. Istri itu terhindar dari hukuman1455 apabila dia bersaksi empat kali atas nama Allah bahwa dia
(suaminya) benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta1456,

         
9. Dan (persaksian) yang kelima bahwa kemurkaan Allah akan menimpanya (istri) jika dia
(suaminya) itu termasuk orang yang berkata benar1457.

         
10. Dan sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (niscaya kamu akan
menemui kesulitan)1458. Dan sesunguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Mahabijaksana.

Ayat 11-18: Tuduhan dusta kepada Aisyah Ummul mukminin radhiyallahu 'anha, sikap
sebagian kaum muslimin, penjelasan tentang buruknya qadzaf dan menyebarkan berita
dusta.

                    

           
11. 1459Sesungguhnya orang yang membawa berita bohong itu1460 adalah dari golongan kamu
juga1461. Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu1462 bahkan itu baik bagi kamu1463.

1455
Yaitu had zina yang awalnya tetap berdasarkan persaksian suaminya.
1456
Istri dihindarkan dari had karena persaksian suaminya dilawan dengan persaksiannya yang sama kuat.
1457
Apabila li‟an telah sempurna, maka suami-istri itu dipisahkan untuk selamanya.
1458
Jawab dari syarat (seandainya) menurut Syaikh As Sa‟diy adalah, “Tentu akan menimpa kepada salah
seorang yang berdusta di antara dua orang yang melakukan li‟an doa buruk terhadapnya, dan di antara
rahmat dan karunia-Nya adalah berlakunya hukum yang khusus terkait dengan suami-istri ini karena sangat
diperlukan sekali, demikian pula Dia menerangkan betapa buruknya perbuatan zina, dan menuduh orang lain
berzina, dan Dia pun mensyariatkan tobat dari dosa besar ini, dan dosa besar lainnya.”
1459
Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Aisyah radhiyallahu 'anha ia
berkata,
‫ول لَّك ِذ لَّكى ا لَذي ِذ‬
‫َذ ُر َذ ْك‬ ‫ اَذَذَّكُر ُر َّك َذ َذ َذ َذس ْك ُرم َذ َذ َذ َذ ِذوَذ َذر ُرس ُر‬،‫و َذ ْك َذ َذْك َذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َذ َذ رس ُر ِذ‬
‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ ِذ َذ َذَذر َذ َذ ْك َذْكُر َذ َذقْك َذ َذ‬ ‫َذ ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذ َذخَذ ْك ُر َذ َذ َذر ُرسول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ َذ ْكل َذ َذ َذَذ َذل‬، ‫و َذْكي نَذ نَذ ِذ َذ ْك َذ َذَذ َذه اَذ َذخَذ َذ َذس ْك م‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬
‫ اَذَذقْك َذ َذ‬:‫ قَذ َذ ْك َذ َذ ُر‬،‫َذ َذسلَّك َذ َذ َذل ُر‬
‫ َذ َذ َذ ْكوَذ‬،‫ي َذ قَذ َذ َذ‬ ‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ ِذ ْك َذ ْك َذ تِذِذ تِذْكل َذ‬ ‫ اَذ ِذس ْك َذ َذ َّك ِذ َذ اَذ َذ َذ َذر ُرس ُر‬،‫ َذ ُرْك َذ ُرل اِذي ِذ‬، ‫ اَذَذَذ ُر ْك َذ ُر ِذ َذه ْكوَذ ِذ‬، ‫اِذ َذج ُر‬
‫ اَذلَذ َّكم قَذ َذ ْكي ُر َذ ْكِذ َذقْك َذ ْكل ُر ِذ َذ‬، ‫ اَذ ُرق ْكم ُر ِذ َذ َذ ُرو ِذ َّك ِذ ي ِذ اَذ َذم َذ ْكي ُر َذ َّك َذ َذ ْك ُر اَذْكي َذ‬، ‫ َذ َذ َذْكي لَذ ً ِذ َّك ِذ ي ِذ‬، ‫ِذ َذ ا ِذ نَذ ِذ قَذ اِذلِذ َذ‬
‫َذ‬
، ‫ َذ َذقْك َذ َذ َّك ْكه ُر َّك ِذذ َذ َذ ُرو َذْك َذ لُرو َذ ِذ‬،‫ اَذ ْكَذ َذم ْكس ُر ِذ ْكق ِذ َذ َذ َذ َذس ِذِن ْكِذغَذ ُراُر‬، ‫ اَذِذإ َذ ِذ ْكق ٌح ِذ ِذ ْك َذ ْك ِذو ظَذَذ ِذر قَذ ِذ ْك َذق َذ َذ‬، ‫َذر ْك لِذ‬
،‫ َذْك ُرثْك ِذقْكل ُر َّك لَّك ْك ُر‬، ً‫ٍّس اُر ِذ ْك َذ َذ ِذ َذ ا‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذ َذ ن َذ‬، ‫ َذ ُره ْك َذْكسُرو َذ َذ ٍّ اي‬، ‫ذ ُر ْكن ُر َذر ْك ُر‬
‫ِذ‬ ‫اَذ ملُرو هو ِذ اَذ لُرو لَذى لِذ ِذ َّك ِذ‬
‫َذ َذ ُر َذ َذ‬ ‫ْك َذ َذ َذ ْك َذ‬
، ‫ َذ ُر ْكن ُر َذ ِذرَذ ً َذ ِذ ثَذ َذ ٍّس ٍّ اَذَذ َذلثُرو اَذ َذم َذ َذ َذس ُرر‬،‫ اَذلَذ ْك َذ ْكسَذ ْكن ِذك ِذ َذق ْكوُر ِذ َّك َذ ْلَذْكوَذ ِذ ِذ َذ َذراَذ ُرلوُر‬، ‫ِذَّكَّنَذ تَذْك ُر ُر ُرل ْكل َذق َذ ِذ َذ َّك َذل ِذ‬
‫ِذِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ َذ ظَذنَذ ْكن ُر َذَّك ُر ْك‬، ‫ َذ َذ ُر ي ٌح اَذ َذَذِمْك ُر َذ ْكنِذِذ َّكذ ُر ْكن ُر‬،‫اَذ َذو َذ ْك ُر ْكق َذ ْكل َذ َذ ْكسَذ َذمَّك اَذْكي ُر اَذجْك ُر َذ نَذ ِذَذْلُر ْك َذ َذْكي َذ وَذ َذ ٍةو‬
‫ َذ َذ َذ َذ ْك َذو ُر ْك ُر ا َذل َّك ِذ ُّبسلَذ ِذم ُّب ُرَّك َّكذ ْك َذوِذ ُّب ِذ ْك َذ َذر ِذا‬، ‫ اَذَذ ْكي نَذ َذَذ َذ ِذ َذس ٌح ِذ َذ ْكنِذِذ َذلَذَذْك ِذِن َذْكي ِذِن اَذنِذ ْكم ُر‬،‫َذسيَذ ْك ِذق ُر ِذ اَذيَذ ْك ِذ ُرلو َذ ِذ َذَّك‬
‫ِذ‬ ‫ُر‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ٍة ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ِذ‬
‫ظ‬
‫ْك‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫س‬
‫َذ ْك َذ ْك َذ ُر‬ ‫ا‬ ، ‫ج‬‫ َذ َذ َذ َذ َذْك َذ َذ‬، ‫ اَذَذتَذ ِذ اَذ َذلَذاَذِذِن َذ َذر ِذ‬، ‫ اَذ َذَذى َذس َذو َذ ْك َذس َذ ٍة‬، ‫ اَذَذ ْك َذَذ اَذَذ ْك َذ َذح ْكن َذ َذ ْكنِذِذ‬، ‫اَذْكي ِذ‬
‫ا‬ ‫ق‬ ‫ِذ‬ ‫ر‬
199 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذِذ‬ ‫ِذ سِذ ِذ ِذ ِذ‬
‫َذ َذَذاَذِذِن اَذ َذخ َّكم ْك ُر َذ ْك ِذ ْكلَذ ِذ ‪َ ،‬ذ َذ لَّك َذ َذ لَّك َذم ِذِن َذ ل َذم ً َذ َذ َذ ْكل ُر ْكن ُر َذ ل َذم ً َذْكي َذ ْكس ْك َذ ‪َ ،‬ذ َّك َذَذ َذا َذر لَذَذ ُر‬ ‫ْك ْك َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ي‪،‬‬ ‫ي َذ ْك َذهلَذ َذ‬ ‫اَذ َذو ِذط َذ َذلَذى َذ َذ ْك َذ اَذ َذ ْكُر َذ ‪ ،‬اَذ ْك َذلَذ َذ َذ ُرقوُر ِذ َّك لَذ َذ‪َ ،‬ذ َّك َذتَذ ْكي نَذ اَذْكي َذ َذ ْكل َذ َذ َذَذُرو ُر و ِذ َذ ِذ َذْك ِذ ظَّك ِذ َذ ‪ ،‬اَذ َذ لَذ َذ‬
‫ا ُرِذ ي ُرو َذ ِذ قَذ ْكوِذل‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ول‪ ،‬اَذ َذق ْك نَذ اَذ نَذ َذ‪ ،‬اَذ ْك َذ َذكْكي ُر َذ قَذ ْك ُر َذ ْك ً ‪َ ،‬ذ نَّك ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ي َذْك َذ لَّك ِذ ْك َذ ُرَذٍّك ْك َذ َذسلُر َذ‬ ‫َذ َذ َذ َّكذ تَذ َذوَّك ِذْلاْك َذ‬
‫ِذ‬
‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ لَّك َذ َذ َّك ِذذ‬ ‫ي هو ِذ ِذِن ِذ لِذ ‪َ ،‬ذ ٍّ َذ َذ ْك ِذ ُر ِذ رس ِذ‬ ‫ِذ ٍة ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َذ ْك ِذ‬
‫ْك َذ ُر‬ ‫َذ َذ‬ ‫ِذْلاْكي‪َ ،‬ذ َذ ْك ُرلُر َذ ْك ا ْك َذ َذ َذ ُر َذ َذ ُر‬ ‫َذ‬
‫ص ِذ ُر ‪،‬‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ اَذيُر َذسلٍّ ُر ُرَّك َذ ُرق ُر‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ُر ْكن ُر َذَذرى ْكن ُر َذ َذ ْك َذك ‪ِ ،‬ذَّكَّنَذ َذ ْك ُر ُر َذلَذ َّك َذر ُرس ُر‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫يك ْك ؟» ُرَّك َذْكن َذ‬ ‫ول‪َ « :‬ذ ْكي َذ ت ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َّك ِذ‬
‫اَذ َذذ َذ ذ َذِذ ُرِذِن َذ َذ َذ ْك ُرلُر َّك ٍّ َذ َّك َذ َذ ْك ُر َذ ْكل َذ َذ َذ َذق ْك ُر ‪ ،‬اَذ َذخَذ َذ ْك َذ ل ُرُّب ْكس َذ ٍةح قَذ َذ اَذنَذ ِذ َذ ُره َذو ُر َذَذ َّك ُرَذ ‪َ ،‬ذ ُر نَّك َذ َذْكُر ُر‬
‫َّكخ َذذ ُركنُر َذ قَذ ِذ ِذ يوتِذنَذ ‪َ ،‬ذْك َذ َذْك ل ِذ اُر ِذل ِذ َّك ُّب ِذ قِذ غَذ ِذ ِذ ‪ ،‬اَذ ُركنَّك َذَذ َذ َّكى ِذ ُركنُر ِذ‬ ‫ي قَذ َذ ْك َذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذَّك‬
‫َذ َذ َذ‬ ‫َذ‬ ‫ً ْك ُرُر َذ ُر ُر َذَذ‬ ‫َذْكي ً َذ َذْكي ٍة ‪َ ،‬ذ َذ َذ ْك َذ‬
‫َّكخ َذذ َذه ِذْكن َذ ُريُروتِذنَذ ‪ ،‬اَذ ْك َذلَذ ْكق ُر َذَذ َذ ُرُّب ِذ ْكس َذ ٍةح َذ ِذه ْكنَذ ُر َذِذ ُررْكه ِذ ْك ِذ َذْك ِذ َذ نَذ ٍة ‪َ ،‬ذ ُرُّب َذ ِذْكن ُر َذ ْكخ ِذ ْك ِذ َذ ِذ ٍة َذ َذ ُر َذِذ َذ ْكك ٍة‬ ‫َذ ْك َذ ِذ‬
‫َذ‬
‫ص ٍّ ِذ ‪َ ،‬ذ ْكنُر َذ ِذ ْكس َذ ُرح ْك ُر ُرَذ َذ َذ‪ ،‬اَذَذقْك َذ ْكل ُر َذَذ َذ ُرُّب ِذ ْكس َذ ٍةح قِذَذ َذ َذْكي ِذِت‪َ ،‬ذ قَذ ْك اَذ َذ ْك نَذ ِذ ْك َذ ْكِذنَذ ‪ ،‬اَذ َذلثَذ َذ ْك ُرُّب ِذ ْكس َذ ٍةح ِذ ِذ ْك ِذط َذ ‪ ،‬اَذ َذق َذ ْك ‪:‬‬ ‫ٍّ‬
‫تَذلِذ َذ ِذ ْكس َذ ٌحح‪ ،‬اَذ ُرق ْكل ُر َذْلَذ ‪ِ :‬ذْك َذ َذ قُر ْكل ِذ ‪َ ،‬ذتَذ ُرسٍّ َذ َذر ُر ً َذ ِذ َذ َذ ْك ًر؟ قَذ َذ ْك ‪َ :‬ذ ْك َذهْكنَذ ْك َذَذ َذْك تَذ ْكس َذملِذ َذ قَذ َذل؟ قَذ َذ ْك ‪ :‬قُر ْكل ُر ‪َ :‬ذ َذ قَذ َذل؟‬
‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ تَذ ْكل ِذِن‬ ‫ض َذلَذى َذ َذ ِذض ‪ ،‬اَذلَذ َّكم َذر َذ ْكل ُر ِذ َذ َذْكي ِذِت‪َ ،‬ذ َذ َذ َذ َذلَذ َّك َذر ُرس ُر‬ ‫ي‪ ،‬اَذ ْك َذ ْك ُر َذ َذ ً‬ ‫اَذَذ ْك تْكِذِن ِذَذقوِذل ْكَذه ِذ ِذْلاْك ِذ‬
‫ْك‬ ‫َذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذسَذ ْكيق َذ اَذَذ َذ ْك قَذل ِذ َذم ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذَذ َذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫يك ْك » اَذ ُرق ْكل ُر ‪َ :‬ذتَذ ْك َذ ُر ِذ َذ ْك ِذ َذ َذَذ َذو َّك ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪َ :‬ذ َذَذ ينَذ ذ ِذُرر ُر َذ ْك ْك‬ ‫َذسلَّك َذ ‪ُ ،‬رَّك قَذ َذل‪َ « :‬ذ ْكي َذ ت ُر‬
‫ي‪ ،‬اَذو لَّك ِذ‬ ‫َذ َّك ُر نَّك ا؟ قَذ َذ ْك ‪ :‬نَذ يَّك ُر ه ٍّوِذ َذلَذي ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ رس ُر ِذ‬
‫َذ‬ ‫ْك‬ ‫َذ ُر َذ‬ ‫ُر‬ ‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ ‪ ،‬اَذجْك ُر َذَذ َذو َّك اَذ ُرق ْكل ُر اُرٍّ ‪َ :‬ذ ُرَّك َذ ْك َذ َذ َذ‬ ‫َذ ُر‬
‫ا ِذوَذ َذذ ؟‬ ‫َّك ِذ‬
‫ضَذ ُر َذ ثَّك ْك َذ َذلَذْكي َذ ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذ ُرقْكل ُر ُرسْك َذ َذ ل ‪َ ،‬ذَذ َذَذق ْك َذَذ َّك َذ نَّك ُر‬
‫َذَذقلَّكم َذ َذ ِذ ْك َذٌح قَذ ُّب ِذضيَذ ٌح ِذْكن َذ َذر ُر ٍة ُرِذ ُّب َذ ‪َ ،‬ذْلَذ َذ ِذ ِذَّك‬
‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬
‫ي لَّكْكي لَذ َذ َذ َّك َذ ْك َذ ْك ُر َذ َذ ْكقَذُر ِذ َذ ْك ٌح ‪َ ،‬ذ َذ َذ ْك َذ ُر ِذنَذ ْكو ‪َ ،‬ذ َّك َذ ْك َذ ْك ُر َذْكك ‪ ،‬اَذ َذ َذ َذر ُرس ُر‬ ‫ِذ‬
‫ول لَّك َذلَّكى اُر‬ ‫قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذَذ َذكْكي ُر ت ْكل َذ‬
‫ُرس َذ َذ ْك َذ َذْك ٍة َذر ِذض َذ لَّك ُر َذْكن ُر َذم ِذ َذ ْكسَذ ْكلَذ َذ َذو ْك ُر ‪َ ،‬ذ ْكسَذ ْكِذ ُر ُرَهَذ ِذ اِذَذ ِذا ْكَذهلِذ ِذ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذَذَّك‬ ‫ِذ‬
‫َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ َذل َّك ْك َذ َذِذ طَذ ٍة َذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ ِذ َّك ِذذ َذ ْكللَذ ُر ِذ ْك َذَذ اَذ ِذ ْكَذهلِذ ِذ‪َ ،‬ذ ِذ َّك ِذذ َذ ْكللَذ ُر َذْلُر ْك ِذ َذ ْك ِذس ِذ ِذ َذ ُروٍّ‪،‬‬ ‫ُرس ُر َذ ٍة اَذَذ َذ ر َذلَذى رس ِذ‬
‫َذ ُر‬ ‫َذ‬ ‫َذ َذ ْك ُر ْك‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ي َذ َذ َذ ْكللَذ ُر َّك َذ ْكي ً ‪َ ،‬ذ َذَّك َذل ُّب ْك ُر َذِذ طَذ ٍة اَذ َذق َذل‪َ :‬ذ َذر ُرس َذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ٍّس اُر س َذو َذه‬ ‫ي‪َ ،‬ذ ن َذ‬ ‫ول لَّك َذْك ُر َذيٍّ ِذ لَّك ُر َذلَذْكي َذ‬ ‫ول لَّك ‪ْ ،‬كَذهلَذ َذ‬ ‫اَذ َذق َذل‪َ :‬ذ َذر ُرس َذ‬
‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ َذِذ َذَذ‪ ،‬اَذ َذق َذل‪َ« :‬ذ ْك َذِذ َذ ُر‪َ ،‬ذه ْك َذرَذْك ِذ ِذ ْك َذ ْك ٍةا‬ ‫ي‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذ َذ َذ َذر ُرس ُر‬ ‫ص ُر قْك َذ‬ ‫َذ ث ٌح‪َ ،‬ذ ِذ ْك تَذ ْكس ِذَذل اَذ ِذرَذ َذ تَذ ْك‬
‫ِذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ص ُر َذلَذْكي َذ ‪َ ،‬ذ ْك ثَذ َذ ْك َذَّك َذ َذ ِذرَذٌح َذ ثَذ ُر ٍّس ٍّ ‪ ،‬تَذنَذ ُر َذ ْك‬ ‫ي ِذ اَذ ٍّ ‪ِ ،‬ذ ْك َذرَذْك ُر َذلَذْكي َذ َذْك ً َذ ْكم ُر‬ ‫ي؟» قَذ َذ ْك َذِذ َذ ُر‪َ :‬ذ َذ َّكذ َذ َذلثَذ َذ‬ ‫َذ ُر‬
‫ول‪،‬‬ ‫ِذ‬ ‫َّك‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬
‫ول ل َذلى اُر َذلَذْكي َذ َذسل َذ ‪ ،‬اَذ ْكسَذ ْكل َذذ َذر َذ ْكوَذ ذ ْك َذْك ل ْك ِذ ُرَذٍّك ْك ِذ َذسلُر َذ‬ ‫َّك‬ ‫ِذ‬ ‫َّك‬ ‫ِذ‬ ‫َّك‬ ‫َذ ِذج ْكَذهل َذ ‪ ،‬اَذَذ ْك َّك ُر اَذَذ ْك ُر لُر ُر‪ ،‬اَذ َذق َذ َذر ُرس ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ َذ ُره َذو َذلَذى اِذْكن َذِذْب‪َ « :‬ذ َذ ْكل َذ َذ ا ْكسلِذ ِذم َذ َذ ْك َذ ْكل ِذذ ُررِذ ِذ ْك َذر ُر ٍة قَذ ْك َذلَذغَذِذِن َذ َذ ُر ِذ ْكَذه ِذ‬ ‫قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذ َذق َذل َذر ُرس ُر‬
‫ُر‬
‫َذْكي ِذِت‪ ،‬اَذ َذو لَّك ِذ َذ َذلِذ ْكم ُر َذلَذى ْكَذهلِذ ِذَّك َذ ْكي ً ‪َ ،‬ذ َذَذق ْك َذ َذ ُر َذر ُر ً َذ َذلِذ ْكم ُر َذلَذْكي ِذ ِذَّك َذ ْكي ً ‪َ ،‬ذ َذ َذ َذ َذ ْك ُر ُر َذلَذى ْكَذهلِذ ِذَّك َذ لِذ »‬
‫ِذ ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫اَذ َذق سل ُر ل ٍة اَذْكص ِذر ُّب ‪ ،‬اَذ َذق َذل‪ :‬رس َذ ِذ‬
‫ضَذْك ُر ُرنُر َذق ُر‪َ ،‬ذ ْك َذ َذ ْك ْك َذو نَذ َذ‬ ‫ول لَّك َذَذ َذ ْكذ ُررَذ ْكن ُر‪ِ ،‬ذ ْك َذ َذ َذ اَذْك ِذا َذ‬ ‫َذ َذ ُر‬ ‫َذ‬ ‫َذ َذ ْك ْك ُر ُر َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ي َذر ُر ً َذ اً ‪َ ،‬ذ َذك ِذ ْك َذ َذملَذْك ُر اَذميَّك ُر‪،‬‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫اَذْك َذرِذ َذَذ ْكتَذنَذ اَذ َذ َذل ْكلنَذ َذْك َذ َذ ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذ َذق َذ َذس ْكل ُر ْك ُر ُرَذ َذ َذ َذ ُره َذو َذسيٍّ ُر اَذْك َذرِذ ‪َ ،‬ذ َذ َذ قَذْك َذ َذ َذ‬
‫ُرسْكي ُر ْك ُر ُر َذ ْكٍة َذ ُره َذو ْك ُر َذ ٍّ َذس ْكل ِذ ْك ِذ ُر َذل ٍة‪ ،‬اَذ َذق َذل ِذ َذس ْكل ِذ ْك ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫اَذ َذق َذل َذس ْكل ‪َ :‬ذ َذذ ْك َذ َذ َذل ْكمُر لَّك َذ تَذ ْكقُرلُر ُر‪َ ،‬ذ َذ تَذ ْكق ُرر َذلَذى قَذ ْكل ‪ ،‬اَذ َذق َذ َذ‬
‫ِذ ٍة‬
‫ول لَّك ِذ‬ ‫ا َذ اَذْك َذر ُر َذ َّك َذَهُّبو َذ ْك َذ ْكقَذِذلُرو ‪َ ،‬ذ َذر ُرس ُر‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ِذ‬
‫َّكي ُر نَذ ا ٌح ُرَتَذ ُرل َذ ِذ اُرنَذ اق َذ ‪ ،‬اَذَذثَذ َذ َذر اَذيَّك اَذْك ُر‬ ‫ُرَذ َذ َذ‪َ :‬ذ َذذ ْك َذ َذ َذل ْكمُر لَّك ِذ َذنَذ ْكقُرلَذنَّك ُر‪ ،‬اَذِذإ َذ‬
‫ِذ‬ ‫لَّكى ا لَذي ِذ سلَّك قَذ ِذ لَذى اِذْكن ِذْب‪ ،‬اَذلَذ ْكل رس ُر ِذ‬
‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ ُرَذٍّ ُر ُر ْك َذ َّك َذس َذكُرو ‪َ ،‬ذ َذس َذك َذ ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذَذ َذكْكي ُر‬ ‫َذ ْك َذَذ َذ ُر‬ ‫ُر َذ ْك َذ َذ َذ ٌح َذ‬ ‫َذ‬
‫ي َذ َذ ْكقَذُر ِذ َذ ْك ٌح َذ َذ َذ ْك َذ ِذ ِذنَذ ْكوٍة ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذَذ ْك َذ َذح َذَذ َذو َذ ِذْكن ِذ َذ قَذ ْك َذ َذكْكي ُر َذْكي لَذَذ ْك ِذ َذ َذ ْكوً َذ َذ ْك َذ ِذ ِذنَذ ْكوٍة ‪َ ،‬ذ َذ َذ ْكقَذُر ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ ْكوِذ َذ َذ‬
‫ُر‬ ‫ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ص ِذر‪ ،‬اَذَذ ْك ُر َذْلَذ‬ ‫َذ ْك ٌح ‪َ ،‬ذظُرنَّك َذ َّك ُر َذك اَذ اَذ ٌح َذ ِذ ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذَذ ْكي نَذ َذم ُرَهَذ َذ َذس ْكن ‪َ ،‬ذ َذَذ َذْكك اَذ ْكسَذ ْك َذ َذ ْك َذلَذ َّك ْك َذَذٌح َذ اَذْك َذ‬
‫ِذ‬ ‫لَذي نَذ رس ُر ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ اَذ َذسلَّك َذ ُرَّك َذ لَذ َذ ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪َ :‬ذ َذْك‬ ‫ي‪َ ،‬ذ َذ َذ َذ ْك َذ ُر‬ ‫اَذ َذجلَذ َذس ْك تَذ ْك ِذك َذ لِذ ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذَذ ْكي نَذ َذْك ُر َذلَذى َذ َذ‬
‫‪200‬‬ ‫‪Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an‬‬
‫ِذ َّك‬ ‫َذْكلِذ ِذْكن ِذ ُر ْكن ُرذ قِذي َذ قِذي قَذ ْك لَذ َذ ‪َ ،‬ذ قَذ ْك «َذِذ َذ » َذ ْك َذ ُرو َذ ى ِذَذْكي ِذ ِذ َذ ْكِذ ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذَذ َذ َّك َذ َذر ُرس ُر َّك ِذ َّك‬
‫ول ل َذلى اُر َذلَذْكي َذ َذسل َذ‬ ‫ً‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫ْك‬
‫ي لَّك ‪ِ ،‬ذ ْك ُر ْكن ِذ َذْكمم ِذ‬ ‫ي َذ َذذ َذ َذذ ‪ ،‬اَذِذإ ْك ُر ْكن ِذ ِذ َذ ً اَذسي ٍُّر ِذ‬ ‫لَذ ‪ُ ،‬رَّك قَذ َذل‪َ« :‬ذَّك ل ُر َذ ِذ َذ ُر‪ ،‬اَذِذإ َّك قَذ ْك لَذغَذِذِن َذْكن ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ ْك‬ ‫ُر َذ‬ ‫َذ ُرَذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫ُر َذ‬ ‫َذ ْك َذ‬ ‫َذ َذ َذ‬
‫ول لَّك ِذ َذلَّكى‬ ‫ِذ َذذ ْك ٍة اَذ ْكسَذ ْكغ ِذ ِذ لَّك َذ َذ تُروِذ ِذَذْكي ِذ‪ ،‬اَذِذإ َّك َذلْك َذ ِذ َذ ْك َذ َذ َذ ِذ َذذ ْكِذ ِذ ُرَّك تَذ َذ ِذ َذ لَّك ِذ تَذ َذ لَّك ُر َذلَذْكي ِذ» قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذلَذ َّكم قَذ َذ ى َذر ُرس ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫لِذ َّك ُر ِذ ُّب ِذ ْكن قَذ ْك ً‪ ،‬اَذ ُرق ْكل ِذاَذِذ ‪َ :‬ذ ِذ رس َذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫يم قَذ َذل‪ ،‬قَذ َذل‪:‬‬ ‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ ا َذ‬ ‫ْك َذ ُر‬ ‫ُر‬ ‫ُر َذ‬ ‫اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ َذ َذق َذَذ ُر قَذلَذ َذ َذ ْك َذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ول لَّك ِذ لَّكى ا لَذي ِذ سلَّك ‪ ،‬اَذ ُرق ْكل ِذاُرٍّ ‪َ :‬ذ ِذ يِذ رس َذ ِذ‬ ‫ول ِذ س ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪َ :‬ذ َذ ْك ِذر َذ‬ ‫َذ ُر‬ ‫ُر‬ ‫َذ ُر َذ ْك َذ َذ َذ‬ ‫َذ لَّك َذ َذ ْك ِذر َذ َذقُر ُر َذ ُر‬
‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذ ُرق ْكل ُر َذ َذَذ َذ ِذرَذٌح َذ ِذ ثَذ ُر ٍّس ٍّ َذ َذقْك َذُر َذ ثِذ ً ِذ َذ ُرقْك ِذ ‪ِ :‬ذ ٍّ َذ لَّك ِذ َذَذق ْك َذلِذ ْكم ُر َذَذق ْك‬ ‫ول ِذ س ِذ‬
‫َذقُر ُر َذ ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ي‪،‬‬ ‫ص ٍّ قُروِذ ِذ َذذ َذ‬ ‫َذ ْكلُر ْك َذه َذذ اَذ َذ ‪َ ،‬ذ َّك ْكسَذ َذقَّك ِذ َذْك ُر س ُرك ْك َذ َذ َّكقْك ُر ْك ِذ اَذلَذ ْك ‪ ،‬قُر ْكل ُر َذ ُرك ْك ‪ِ :‬ذ ٍّ َذِذ َذ ٌح‪َ ،‬ذ لَّك ُر َذ ْكللَذ ُر َذ ٍّ َذِذ َذ ٌح َذ تُر َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫صْك ٌح َذ ي ٌح َذ لَّك ُر‬ ‫وس َذ ‪ ،‬قَذ َذل‪{ :‬اَذ َذ‬ ‫ِذ‬
‫ص ٍّقُر ٍِّن‪َ ،‬ذ لَّك َذ َذ ُر َذ ُرك ْك َذ ثَذ ً َّك قَذ ْكوَذل َذِذ ُر ُر‬ ‫َذ َذ ِذ ْك َذ َذاْك ُر َذ ُرك ْك ِذَذ ْك ٍة َذ لَّك ُر َذ ْكللَذ ُر َذ ٍّ ْكن ُر َذِذ َذ ٌح َذُر َذ‬
‫ض َذ َذج ْكل ُر َذلَذى اِذَذ ِذ ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪َ :‬ذ َذَذ ِذ ينَذِذ ٍةذ َذ ْكلَذ ُر َذ ٍّ َذِذ َذ ٌح‪َ ،‬ذ َذ َّك‬ ‫ص ُر و َذ } [ وس ‪ ، ]18 :‬قَذ َذ ْك ‪ُ :‬رَّك َذَذ َّكوْك ُر اَذ ْك‬ ‫اسَذ ل ُر لَذى تَذ ِذ‬
‫ُر ْك َذ َذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫لَّك َذ ُر َذ ٍّ ِذَذ َذ اَذِذ ‪َ ،‬ذ َذك ْك َذ لَّك َذ ُر ْكن ُر َذظُر ُّب َذ َّك لَّك َذ ُر ْكن ِذٌحل ِذ َذ ْكِذ َذ ْك يً ُرْك لَذى‪َ ،‬ذ َذ َذ ْكِذ ِذ َذ ْك س َذ َذ َذ ْك َذقَذ ْك َذ ْك َذَذ َذكلَّك َذ لَّك ُر‬
‫ول‬‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ ِذ ن ْكَّكوِذ ُررْكاَذ ُرَذ ٍُّرِذِن لَّك ُر ِذوَذ ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذ َذو لَّك ِذ َذ َذر َذ َذر ُرس ُر‬ ‫ِذ َّك ِذَذْك ٍة ُرْك لَذى‪َ ،‬ذ َذ ِذك ْك ُر ْكن ُر ْكَذر ُر و َذ ْك َذَذى َذر ُرس ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ ‪َ ،‬ذ َذ َذ َذ َذ َذ َذ ٌح ْك ْكَذه ِذ َذ ْكي َذ َّك ُرْك ِذَذل َذلَذْكي ‪ ،‬اَذَذ َذ َذذ ُر َذ َذ َذ َذْك ُر ُرذ ُر َذ ُر َذ َذ ا‪َ ،‬ذ َّك َّكُر َذيَذَذ َذ ُر‬
‫َّكر‬
‫ول لَّك ِذ لَّكى ا لَذي ِذ‬ ‫ِذ ْكن ِذ ثْك ام ِذ ِذ ل ِذا‪ ،‬هو ِذ وٍة َذ ٍة ‪ِ ،‬ذ ِذَذق ِذ َذقوِذل َّك ِذذ ْكن ُرل َذلَذي ِذ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذلَذ َّكم سٍّ َذ رس ِذ‬
‫َذ ُر َذ ْك‬ ‫ُر َذ ْك َذ ُر‬ ‫ُر َذ ْك‬ ‫ْك‬ ‫ْك‬ ‫ُر ُر ُر َذ َذ َذَذ َذ ُر َذ َذ ْك‬
‫ي‪ ،‬اَذ َذك َذ ْك َذَّك ُرل َذ لِذ َذم ٍة تَذ َذكلَّك َذ ِذوَذ ‪َ « :‬ذ َذ ِذ َذ ُر‪َ ،‬ذَّك لَّك ُر َذَّك َذ َذ َّك اَذ َذق ْك َذَّكَذ ِذ » اَذ َذق َذ ْك ُرٍّ ‪ :‬قُروِذ ِذَذْكي ِذ‪،‬‬ ‫َذ َذسلَّك َذ ُرسٍّ َذ َذْكن ُر َذ ُره َذو َذ ْك َذ ُر‬
‫صَذ ٌح ِذ ْكن ُرك ْك َذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫قَذ َذ ْك ‪ :‬اَذ ُرق ْكل ُر ‪َ :‬ذ َذ لَّك َذ َذقُروُر ِذَذْكي ‪َ ،‬ذ َذ َذ ْك َذ ُر ِذَّك لَّك َذ َذَّك َذ َذ َّك‪ ،‬اَذَذْك َذ َذل لَّك ُر َذَّك َذ َذ َّك‪ِ( :‬ذ َّك َّكذ َذ َذ اُر ِذ ِذْلاْكي ُر ْك‬
‫ص ٍّ ُر َذر ِذض لَّك ُر َذْكن ُر َذ َذ َذ ُرْكن ِذ ُر َذلَذى ِذ ْكس َذ ِذح ْك ِذ‬ ‫َذْك ِذسُروُر) َذل ْك َذ ا َذ ِذ ُر لَّك َذ ‪ ،‬اَذلَذ َّكم َذْك َذ َذل لَّك ُر َذه َذذ ِذ َذَذ اَذِذ ‪ ،‬قَذ َذل َذُرو َذ ْكك ٍة ٍّ‬
‫َذ‬
‫ُرَذ َذ َذ ِذَذقَذ َذِذ ِذ ِذ ْكن ُر َذ اَذ ْكق ِذِذ‪َ :‬ذ لَّك ِذ َذ ُرْك ِذ ُر َذلَذى ِذ ْكس َذ ٍةح َذ ْكيً َذَذ ً َذ ْكل َذ َّك ِذذ قَذ َذل ِذ َذل ِذ َذ َذ َذ قَذ َذل‪ ،‬اَذَذْك َذ َذل لَّك ُر‪َ { :‬ذ َذ َذْكتَذ ِذ ُر ُرو َذ ْك ِذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ص َذ ُر و ‪َ ،‬ذ َذ ُر ُّبو َذ َذ ْك َذ ْكغ َذ لَّك ُر َذ ُرك ْك َذ لَّك ُر َذ ُر ٌح‬
‫ور‬ ‫ْكن ُرك ْك َذ َّكس َذل َذ ْك ُر ْك تُرو ُر ِذ ُرق ْك َذَب َذ اَذ َذس َذ َذ اُرَذ ِذ َذ ِذ َذسِذي ِذ لَّك ‪َ ،‬ذ ْكيَذ ْكل ُر و َذ ْكيَذ ْك‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذر ي ٌح} قَذ َذل َذُرو َذ ْكك ٍة ‪َ :‬ذلَذى َذ لَّك ِذ ٍّ ُر ُّب َذ ْك َذ ْكغ َذ لَّك ُر ِذ ‪ ،‬اَذ َذ َذ َذ ِذ َذ ْكس َذ ٍةح نَّك َذ َذق َذ َّكِذِت َذ َذ ُرْكن ُر َذلَذْكي ‪َ ،‬ذ قَذ َذل‪َ :‬ذ لَّك َذ َذْك ِذ ُر َذ‬
‫َذ لِذم ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ َذ ُر‪َ :‬ذ َذ رس ُر ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ َذ ْكس ُرَذل َذْكنَذ َذ ْكنَذ َذ َذ ْك ٍة َذ ْك َذْك ِذ ‪ ،‬اَذ َذق َذل‪َ « :‬ذ َذْكنَذ ُر َذ َذ ْك‬ ‫َذ َذ ُر‬ ‫ْكن ُر َذَذ ً ‪ ،‬قَذ َذ ْك َذ‬
‫ول‬ ‫ول لَّك ِذ َذ ْكِذ َذْكلِذ ص ِذ ‪َ ،‬ذلِذم ِذَّك ي ‪ ،‬قَذ َذ ْك ‪ِ :‬ذه َّكِذِت َذ َذ ْك تُرس ِذ ِذيِن ِذ َذْك ِذ رس ِذ‬ ‫َذْك َذرَذْك ِذ ؟» اَذ َذق َذ ْك ‪َ :‬ذ َذر ُرس َذ‬
‫ْك َذ َذ ُر‬ ‫َذ‬ ‫َذ َذ‬ ‫َذ ْك ً‬ ‫َذ َذ َذ َذ ْك ُر‬
‫ِذ ِذْلاْك ِذ‬ ‫لَّك ِذ لَّكى ا لَذي ِذ سلَّك ‪ ،‬اَذلصم لَّك ِذ ورِذو طَذِذ َذق ُر ُر َذْكنَذ ُر ُر ِذر َذْل ‪ ،‬اَذ لَذ َذك اِذيم هلَذ َذ ِذ‬
‫ي‬ ‫ي ْك َذ ْك َذ‬ ‫َذ ُر َذ َذ ْك َذ ْك َذ‬ ‫َذ ُر َذ ْك َذ َذ َذ َذ َذ َذ َذ ُر َذ َذ َذ ْك ْك َذ‬
‫‪“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila keluar bepergian, maka Beliau melakukan undian di antara‬‬
‫‪istri-istrinya, siapa di antara mereka yang keluar bagiannya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam‬‬
‫‪akan pergi bersamanya. „Aisyah berkata, “Maka Beliau melakukan undian di antara kami dalam suatu‬‬
‫‪perang yang dilakukannya, ternyata bagianku yang keluar, maka aku keluar bersama Rasulullah shallallahu‬‬
‫‪'alaihi wa sallam setelah turun ayat hijab. Aku pun dibawa dalam sekedupku dan ditempatkan di situ. Kami‬‬
‫‪pun berangkat, sehingga ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah selesai dari perang itu dan‬‬
‫‪kembali pulang serta telah dekat ke Madinah, (saat itu Beliau telah singgah dan beristirahat pada sebagian‬‬
‫‪malam) maka Beliau memberitahukan untuk melanjutkan perjalanan di malam itu. Ketika orang-orang saling‬‬
‫‪memberitahukan keberangkatan, maka aku pun berdiri dan berjalan kaki melewati pasukan (untuk‬‬
‫‪memenuhi urusannya). Setelah aku menyelesaikan urusanku, maka aku mendatangi tempatku, ternyata‬‬
‫‪kalungku yang tersusun dari manik (berasal dari) Zhafar (daerah di Yaman) terlepas. Aku pun mencari‬‬
‫‪kalung itu, pencarianku terhadapnya membuatku tertahan (tidak kembali), kemudian datanglah beberapa‬‬
‫‪orang yang biasa mengangkut(sekedup)ku, lalu mereka mengangkut sekedupku dan menaruhnya di atas unta‬‬
‫‪yang aku naiki, sedang mereka mengira bahwa aku sudah berada di dalamnya, dan biasanya kaum wanita‬‬
‫‪agak ringan dan tidak banyak dagingnya (kurus), mereka biasa memakan sedikit makanan. Oleh karena itu,‬‬
‫‪beberapa orang itu tidak merasakan apa-apa ketika sekedupnya ringan saat mereka angkut, dan lagi aku‬‬
‫‪seorang wanita yang masih belia. Mereka pun membangkitkan unta-unta (yang beristirahat) dan berangkat,‬‬

‫‪201‬‬ ‫‪Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an‬‬


dan aku menemukan kalungku itu setelah mereka semua pergi. Aku datangi tempat mereka, ternyata tidak
ada yang memanggil maupun memenuhi panggilan, aku pun pergi menuju tempat di mana sebelumnya aku
berada, dan aku mengira bahwa mereka akan mencariku kemudian kembali kepadaku. Ketika aku duduk di
tempatku, mataku tidak tahan sehingga aku tertidur. Ketika itu, Shafwan bin Al Mu‟aththal As Sulami Adz
Dzakwaniy berada di belakang pasukan, ia berjalan di akhir malam (setelah tertidur), ketika tiba waktu
Subuh ia telah sampai di tempatku, ia pun melihat bayang-bayang hitam seorang manusia yang sedang tidur,
ia pun mendatangiku dan mengenaliku ketika melihatku, dan ia melihatku sebelum turun ayat hijab. Aku pun
bangun karena mendengar istirja‟nya (ucapan innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji‟uun) saat ia mengenaliku,
aku pun menutupi wajahku dengan jilbabku. Demi Allah, ia tidak berbicara satu kata pun kepadaku dan aku
tidak mendengar kata-katanya selain istirja‟nya, ia pun menundukkan untanya dan menginjak kedua kaki
depan untanya, maka aku pun naik, dan ia pun berangkat menuntunku sampai kami menemui pasukan
setelah mereka singgah di saat sinar matahari sangat panas di siang bolong. Ketika itu binasa orang yang
binasa, dan orang yang mengambil bagian besar dalam kedustaan adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Kami
pun tiba di Madinah, dan aku merasakan sakit selama sebulan sejak aku tiba (di Madinah), sedangkan orang-
orang sibuk membicarakan berita dusta yang dibawa oleh yang membawanya, aku tidak menyadari sedikit
pun tentang hal itu dan ia membuatku bimbang di tengah sakitku. Aku pun tidak melihat lagi kelembutan
dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang biasa aku lihat ketika aku sakit. Beliau hanya masuk,
memberi salam dan berkata, “Bagaimana keadaan dirimu?” Lalu Beliau pergi, itulah yang membuatku
gelisah dan aku tidak menyadari keburukan (yang terjadi) sehingga aku keluar setelah agak sembuh, lalu
Ummu Misthah mengantarkan aku menuju area (di luar Madinah) yang menjadi tempat buang air kami dan
kami biasa tidak keluar kecuali di malam hari dan begitulah seterusnya, dan hal itu sebelum kami membuat
jamban di dekat rumah-rumah kami, dan kebiasaan kami seperti kebiasaan kaum Arab terdahulu dalam
buang air, yaitu pergi jauh dari rumah. Kami merasa terganggu ketika memuat jamban di dekat rumah, maka
aku berangkat dengan Ummu Misthah, yaitu putri Abu Ruhm bin „Abdi Manaf, sedangkan ibunya putri
Shakhr bin „Amir bibi (dari pihak ibu) Abu Bakar Ash Shiddiq, sedangkan anaknya adalah Misthah bin
Utsaatsah, maka aku dan Ummu Misthah kembali ke rumahku dan kami telah menyelesaikan urusan kami,
lalu Ummu Misthah tersandung kainnya dan berkata, “Celaka Misthah,” aku pun berkata kepadanya, “Buruk
sekali apa yang engkau ucapkan, apakah engkau memaki seseorang yang menghadiri perang Badar?” Ummu
Misthah berkata, “Aduuh, tidakkah kamu mendengar ucapannya?” Aku berkata, “Apa yang ia ucapkan?”
Maka Ummu Misthah memberitahukan ucapan orang-orang yang berdusta, maka bertambah sakitah aku.
Ketika aku pulang ke rumah dan menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau mengucapkan
salam dan berkata, “Bagaimana keadaan dirimu?” Aku berkata, “Apakah engkau mengizinkan aku untuk
mendatangi ibu bapakku.” Aisyah berkata, “Ketika itu, aku ingin memastikan beritanya dari keduanya. Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengizinkanku, lalu aku datang kepada ibu bapakku, aku pun
berkata kepada ibuku, “Wahai ibu, apa yang sedang dibicarakan orang-orang?” Ibunya menjawab, “Wahai
anakku, tenangkan dirimu. Demi Allah, hampir tidak ada satu pun wanita cantik yang berada pada seseorang
yang mencintainya dan ia memiliki banyak saingan wanita, kecuali mereka akan mencacatkannya.” Aisyah
berkata, “Subhaanallah, apakah orang-orang membicarakan seperti ini?” Aku pun menangis pada malam itu
sampai pagi hari dan air mata tidak henti-hentinya mengucur, aku bergadang sampai pagi hari sambil
menangis, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Ali bin Abi Thalib dan Usamah bin
Zaid ketika wahyu terlambat turun, Beliau bermusyawarah dengan keduanya apakah perlu menceraikan
istrinya. Adapun Usamah bin Zaid mennyerahkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, karena
Beliau yang mengetahui kebersihan keluarganya dan yang mengetahui sejauh mana rasa cinta Beliau kepada
mereka. Usamah berkata, “Wahai Rasulullah, (tahanlah) keluargamu, kami tidak mengetahui tentangnya
selain kebaikan.” Sedangkan Ali bin Abi Thalib berkata, “Wahai Rasulullah, Allah tidak mempersempit
engkau, wanita selainnya cukup banyak, jika engkau bertanya kepada wanita budak (milik Aisyah) tentu dia
akan berkata benar terhadapmu.” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memanggil Barirah dan
bersabda, “Wahai Barirah, adakah engkau melihat sesuatu yang meragukanmu?” Barirah menjawab, “Tidak
demi Allah yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak melihat padanya sesuatu (yang engkau tanyakan)
yang dapat membuatku mencelanya selain karena dia masih belia yang terkadang tidur karena (menjaga)
adonan keluarganya, lalu kambing datang dan memakannya (adonan itu).” Kemudian Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bangkit dan ketika itu Beliau meminta orang yang mau membelanya terhadap Abdullah bin
Ubay bin Salul. Aisyah berkata, “Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda di atas mimbar,
“Wahai kaum muslimin! Siapa yang mau membelaku dari orang yang gangguannya sampai mengena kepada
keluargaku? Demi Allah, aku tidak mengetahui tentang keluargaku selain kebaikan. Sungguh, orang-orang
telah menyebutkan seorang laki-laki yang tidak aku ketahui selain kebaikan, dan ia tidaklah menemui

202 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


keluargaku kecuali bersamaku.” Lalu Sa‟ad bin Mu‟adz Al Anshariy bangkit dan berkata, “Wahai
Rasulullah, saya siap membelamu darinya. Jika ia termasuk suku Aus, maka aku akan menebas lehernya,
dan jika ia termasuk saudara kami dari suku Khazraj, engkau tinggal menyuruh kami, maka kami akan
melaksanakan perintahmu.” Lalu Sa‟ad bin „Ubadah bangkit, sedangkan ia adalah tokoh Khazraj, dan
sebelumnya ia adalah seorang yang saleh, akan tetapi kemarahannya bangkit, ia pun berkata kepada Sa‟ad,
“Demi Allah, engkau dusta. Jangan engkau bunuh dia dan engkau tidak akan sanggup membunuhnya.” Lalu
Usaid bin Hudhair bangkit, sedang dia adalah putra paman Sa‟ad bin Mu‟adz, lalu ia berkata kepada Sa‟ad
bin „Ubadah, “Demi Allah, engkau berdusta, kami akan membunuhnya. Engkau adalah munafik dan
membela kaum munafik, maka bangkitlah kedua suku; Aus dan Khazraj sampai mereka ingin berperang.
Sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri di atas mimbar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam senantiasa berusaha mendiamkan mereka sehingga mereka pun diam, dan Beliau pun diam.” Aisyah
berkata, “Maka aku menangis pada hari itu tanpa berhenti dan tidak tidur malam.” Lalu kedua ibu-bapakku
mendekatiku, sedangkan aku telah menangis selama dua malam dan satu hari, aku tidak tidur malam dan air
mataku tidak berhenti menangis. Keduanya mengira bahwa tangisan itu membuka isi hatiku. Ketika
keduanya duduk di dekatku, sedangkan aku dalam keadaan menangis, maka ada seorang wanita Anshar yang
meminta izin menemuiku, maka aku mengizinkannya, ia pun menangis bersamaku. Ketika kami seperti itu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk menemui kami kemudian Beliau duduk, dan sebelumnya
Beliau tidak pernah duduk di dekatku sejak diberitakan ini dan itu, dan sudah berlangsung sebulan tidak
turun wahyu kepada Beliau berkenaan dengan aku. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian
bersyahadat ketika telah duduk dan berkata, “Amma ba‟du, wahai Aisyah, telah sampai berita kepadaku
tentang kamu begini dan begitu. Jika engkau tidak bersalah, maka Allah akan membersihkan dirimu, dan
jika engkau terjatuh melakukan dosa, maka mintalah ampunan kepada Allah dan bertobatlah kepada-Nya,
karena seorang hamba apabila mengakui dosanya kemudian bertobat kepada Allah, maka Allah akan
menerima tobatnya.” Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai mengucapkan kata-katanya,
berhentilah air mataku sehingga aku tidak merasakan satu tetes pun darinya. “ Aku pun berkata kepada
bapakku, “Jawablah perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,” Dia (bapakku) berkata, “Demi
Allah, aku tidak mengetahui apa yang harus aku ucapkan kepada Rasulullah.” Aku pun berkata kepada
ibuku, “Jawablah (perkataan) Rasulullah.” Ia (ibuku) berkata, “Aku tidak tahu apa yang harus aku ucapkan
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” Aku pun berkata, “Aku adalah seorang wanita yang masih
belia, aku memang tidak banyak membaca Al Qur‟an. Sesungguhnya aku, demi Allah, telah mengetahui
bahwa engkau telah mendengar berita itu lalu berita itu menetap di hatimu dan kamu membenarkannya. Jika
aku katakan, bahwa aku bersih daripadanya, dan Allah mengetahui bahwa diriku bersih, tentu engkau tidak
akan membenarkan aku, dan jika aku mengaku terhadap suatu urusan yang Allah mengetahui bahwa aku
bersih darinya, tentu engkau akan membenarkan aku. Demi Allah, aku tidak mendapatkan perumpamaan
untuk kamu selain perkataan bapak Yusuf, yaitu “Kesabaran yang baik (itulah sikapku), dan kepada Allah-
lah diminta terhadap apa yang kamu sifatkan.” Kemudian aku pindah dan tidur di kasurku. Ketika itu, aku
mengetahui bahwa diriku bersih dan Allah akan membersihkan aku, akan tetapi demi Allah, aku tidak
mengira bahwa Allah akan menurunkan wahyu tentang aku yang kemudian dibaca dan aku merasa sangat
kecil jika sampai dibicarakan Allah dalam wahyu yang dibaca, akan tetapi aku berharap Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bermimpi dalam tidurnya, bahwa Allah membersihkan aku daripadanya. Demi
Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak meninggalkan (tempatnya) dan tidak ada salah seorang
dari ahlul bait yang keluar sampai diturunkan wahyu kepada Beliau, maka Beliau tampak keberatan (karena
wahyu yang turun) sampai menetes keringat seperti mutiara padahal hari sangat dingin karena beratnya
wahyu yang turun kepada Beliau. Setelah lenyap kesusahan itu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
maka Beliau tertawa, dan kalimat yang pertama Beliau ucapkan kepada Aisyah radhiyallahu 'anha adalah,
“Allah telah membersihkan kamu.” Lalu ibuku berkata, “Bangunlah kepadanya.” Aku pun berkata, “Tidak.
Demi Allah, aku tidak akan bangun kepadanya dan tidak akan memuji selain Allah „Azza wa Jalla.” Allah
„Azza wa Jalla menurunkan ayat, “Sesungguhnya orang yang membawa berita bohong itu adalah dari
golongan kamu juga. Janganlah kamu mengir…dst. Sampai sepuluh ayat. Setelah Allah menurunkan tentang
bersihnya aku, Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu yang biasanya menafkahi Misthah bin Utsatsah
karena hubungan kerabat dengannya dan karena fakirnya, berkata, “Demi Allah, saya tidak akan menafkahi
Misthah lagi selamanya setelah ucapannya terhadap Aisyah,” maka Allah menurunkan ayat, “Dan janganlah
orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak)
akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang
berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak
ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Terj. An

203 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya1464. Dan barang siapa
di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya)1465, dia mendapat
azab yang besar (pula).

            
12. 1466Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka1467 terhadap diri mereka
sendiri1468 ketika kamu mendengar berita bohong itu dan berkata1469, "Ini adalah suatu berita
bohong yang nyata." 1470

Nuur: 22) Abu Bakar berkata, “Benar demi Allah, sesungguhnya aku ingin Allah mengampuniku.” Maka ia
menafkahi Misthah lagi yang sebelumnya ia nafkahi, ia juga berkata, “Demi Allah, aku tidak akan menarik
nafkah itu darinya selamanya.” Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bertanya kepada Zainab binti Jahsy tentang masalahku, “Wahai Zainab, apa yang engkau ketahui atau apa
pendapatmu?” Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, aku menjaga pendengaran dan penglihatanku. Aku tidak
mengetahui selain kebaikan.” Aisyah berkata, “Padahal dia di antara istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam yang bersaing denganku, maka Allah menjaganya dengan kewaraan, sedangkan saudarinya Hamnah
hendak melawannya (dengan merendahkan Aisyah), dan ia termasuk orang yang binasa di antara para
pemikul berita dusta.” (HR. Bukhari)
1460
Berita bohong ini tertuju kepada istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam 'Aisyah radhiyallahu 'anha
Ummul Mu'minin, setelah perang dengan Bani Mushtaliq bulan Sya'ban 5 H.
1461
Yakni golongan yang menisbatkan diri kepadamu, di antara mereka ada yang mukmin namun tertipu
oleh tipuan kaum munafik (seperti Misthah, Hissan, dan Hamnah binti Jahsy saudari Zainab), dan di antara
mereka ada orang-orang munafik. Dan orang yang paling besar mengambil bagian dalam berita dusta ini
adalah tokoh kaum munafik, yaitu Abdullah bin Ubay bin Salul.
1462
Wahai keluarga Abu Bakar Ash Shiddiq.
1463
Karena di dalamnya terdapat pembersihan diri ummul mukminin (Aisyah radhiyallahu 'anha) dan
kesuciannya, disebut tinggi namanya, sampai pujian itu mengena pula kepada semua ummahatul mukminin
(istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang lain selain Aisyah), dan di dalamnya juga terdapat
penjelasan terhadap ayat-ayat yang dibutuhkan manusia, dan senantiasa diberlakukan sampai hari kiamat.
Semuanya terdapat kebaikan yang besar, kalau tidak ada peristiwa itu, tentu tidak ada beberapa kebaikan ini.
Menurut Ibnu Katsir, maksud, "Bahkan itu baik bagi kamu," adalah baik bagimu di dunia dan akhirat, yaitu
disebut baik di dunia dan ditinggikan kedudukannya di akhirat, serta ditunjukkan kemuliaan mereka dengan
adanya perhatian Allah Ta'ala kepada Aisyah Ummul mukminin radhiyallahu 'anha, dimana Allah
menurunkan ayat tentang kesuciannya dalam Al Qur'anul 'Azhim yang tidak pernah didatangi kebatilan baik
dari depan maupun dari belakang. Oleh karena itu, ketika Ibnu Abbas masuk menemui Aisyah radhiyallahu
'anha menjelang wafatnya, maka Ibnu Abbas berkata kepadanya, "Bergembiralah! Karena sesungguhnya
engkau adalah istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau mencintaimu, dan belum pernah menikah
dengan yang gadis selain dirimu, dan diturunkan ayat dari langit tentang kesucian dirimu."
1464
Ini merupakan ancaman untuk mereka yang membawa kebohongan, bahwa mereka akan disiksa sesuai
ucapannya, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun menegakkan had terhadap mereka.
1465
Yang mengambil bagian terbesar dalam kebohongan adalah Abdullah bin Ubay bin Salul, tokoh
munafik. Dialah yang pertama membicarakan berita dusta dan yang menyebarkannya.
1466
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengarahkan hamba-hamba-Nya ketika mendengar berita
seperti itu.
1467
Yakni bersihnya orang yang dituduhkan itu, yaitu „Aisyah radhiyallahu 'anha, dan lagi keimanan yang
ada dalam diri mereka menolak berita dusta yang disampaikan itu.
1468
Maksudnya, masing-masing bersangka baik terhadap yang lain sebagaimana yang dilakukan Abu Ayyub
Khalid bin Zaid Al Anshariy dan istrinya, dimana istrinya berkata kepada suaminya, "Wahai Abu Ayyub,
tidakkah engkau mendengar tentang ucapan orang-orang terhadap Aisyah radhiyallahu 'anha?" Abu Ayyub
menjawab, "Ya, namun itu dusta. Dan apakah engkau juga ikut melakukannya?" Ummu Ayyub menjawab,

204 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               
13. Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak datang membawa empat orang saksi1471? Oleh
karena mereka tidak membawa saksi-saksi, maka mereka itu dalam pandangan Allah orang-orang
yang berdusta1472.

               
14. Dan seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu di dunia dan di akhirat,
niscaya kamu ditimpa azab yang besar1473, disebabkan oleh pembicaraan kamu tentang hal itu
(berita bohong itu).

               


15. (Ingatlah) ketika kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut1474 dan kamu katakan
dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun1475, dan kamu menganggapnya remeh1476,
padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.

"Tidak. Demi Allah, aku tidak melakukannya." Abu Ayyub berkata, "Aisyah itu, demi Allah, lebih baik dari
dirimu." (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq).
Disebut “terhadap diri mereka sendiri” karena celaan yang ditujukan sebagian mereka kepada yang lain
sama saja mencela diri mereka sendiri, karena kaum mukmin seperti sebuah jasad, dan antara mukmin yang
satu dengan yang lain seperti sebuah bangunan, yang satu sama lain saling menguatkan. Oleh karena itu,
hendaknya seseorang tidak mencela mukmin yang lain, karena yang demikian sama saja mencela dirinya
sendiri, dan jika seseorang tidak bersikap seperti ini, maka yang demikian menunjukkan imannya lemah dan
tidak memiliki sikap nasihah (tulus) terhadap kaum muslimin.
1469
Ketika mereka mendengar kata-kata itu.
1470
Kebohongan berita itu juga dapat diketahui dengan beberapa hal, di antaranya adalah bahwa Aisyah
adalah ibu kaum mukmin; istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan tidak mungkin istri Beliau
melakukan perbuatan keji. Di samping itu, kedatangan Aisyah dengan menaiki kendaraan Shafwan bin
Mu'aththal secara terang-terang di siang hari di hadapan pasukan kaum muslim juga menunjukkan, bahwa
Aisyah tidak melakukan perbuatan keji, karena orang yang melakukan perbuatan keji tentu akan datang
secara sembunyi-sembunyi.
1471
Yang adil lagi diridhai yang bersaksi terhadap kebenaran berita yang disampaikannya.
1472
Meskipun mereka yakin bahwa diri mereka benar, namun di sisi Allah mereka berdusta, karena Allah
mengharamkan berbicara tentang itu tanpa menyertakan empat orang saksi yang menyaksikannya dengan
mata kepala mereka. Allah tidak mengatakan, “maka mereka itu orang-orang yang berdusta” tetapi
mengatakan, “maka mereka itu dalam pandangan Allah orang-orang yang berdusta,” hal ini karena
besarnya kehormatan seorang muslim, di mana tidak boleh asal menuduhnya tanpa ukuran persaksian yang
dianggap benar, yaitu empat orang saksi.
1473
Yakni karena kamu sudah berhak menerimanya. Akan tetapi, karena karunia Allah dan rahmat-Nya
kepada kamu, Dia mensyariatkan kepadamu tobat dan menjadikan hukuman sebagai penebus dosa. Ayat ini
tertuju kepada mereka yang memiliki iman, dimana Allah mengaruniakan kepada mereka karena
keimanannya sikap untuk bertobat dan kembali kepada-Nya, seperti Misthah, Hissan, dan Hamnah. Akan
tetapi orang-orang yang tidak memiliki iman seperti kaum munafik, maka ayat ini tidak tertuju kepada
mereka.
‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذَذْك ِذسنَذِذ ُر‬ ‫ِذ‬
‫ْك تَذلَذق ْكَّكوَذ ُر َذْكسنَذ ُرك ْك‬ " dengan "‫ك ْك‬ ‫" ِذ ْك َذ ُرق ْكو َذُر‬
1474
Aisyah radhiyallahu 'anha membaca ayat " dari kata
"walqullisan" yang artinya kedustaan yang dilakukan terus-menerus, namun jumhur ulama membacanya
dengan yang pertama.

205 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
16. 1477Dan mengapa kamu tidak berkata, ketika mendengarnya, "Tidak pantas bagi kita
membicarakan ini1478. Mahasuci Engkau1479, ini adalah kebohongan yang besar."

         
17. Allah menasehati kamu1480 agar (jangan) kembali mengulangi seperti itu1481 selama-lamanya,
jika kamu orang beriman1482.

        


18. Dan Allah menjelaskan ayat-ayat-(Nya)1483 kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui1484 lagi
Mahabijaksana1485.

Ayat 19-22: Penjelasan akibat orang yang suka menyebarkan perkara keji di tengah-tengah
kaum muslimin, dan peringatan agar tidak mengikuti langkah-langkah setan.

1475
Keduanya adalah perkara haram; yaitu membicarakan sesuatu yang batil dan berbicara tanpa ilmu.
1476
Yakni tidak ada dosa di sana. Ulama menjelaskan, bahwa dosa kecil bisa menjadi besar apabila
dilakukan terus-menerus, meremehkannya, bangga dalam mengerjakannya atau pun terang-terangan
melakukannya. Jika menuduh zina kepada wanita mukminah saja merupakan dosa besar yang
membinasakan, lalu bagaimana jika yang dituduh itu adalah istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
ummul mu'minin?
1477
Ayat ini merupakan pengajaran yang lain dari Allah Ta'ala setelah Dia memerintahkan kita untuk
berhusnuzhzhan (berbaik sangka), yakni apabila dibicarakan orang-orang pilihan dengan sesuatu yang tidak
layak bagi mereka, maka sepatutnya kita berhusnuzhzhan. Demikian juga, jika dalam hati kita terlintas
sesuatu yang tidak baik, maka hendaknya kita menahan diri dengan tidak mengucapkannya atau
mengerjakannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذِذ‬ ‫ِذِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذْك تَذ ْكل َذم ْك َذْك تَذ َذكلَّك ْك‬، ‫ َذْك َذ َّك َذ ْك َذْك ُر َذس َذ‬، ‫َّك لَّك َذ َذَتَذ َذ َذ اُرَّك ِذِت َذ َّكم َذ ْكس َذو َذس ْك‬
"Sesungguhnya Allah memaafkan bagi umatku sesuatu yang terlintas atau disebutkan dalam dirinya selama
ia tidak mengerjakannya atau mengucapkannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
1478
Apalagi sampai menyebarkannya.
1479
Kalimat tasbih disunahkan diucapkan ketika keheranan (takjub). Maksud kalimat, “Mahasuci Engkau (ya
Allah),” di sini adalah menyucikan Allah dari semua keburukan dan dari memberikan bala‟ kepada hamba-
hamba pilihan-Nya dengan menjadikan mereka mengerjakan perkara-perkara keji.
1480
Sebaik-baik nasehat adalah nasehat Allah, oleh karena itu kita wajib menerima dan tunduk serta
bersyukur kepada-Nya.
1481
Yaitu menuduh orang mukmin berbuat keji.
1482
Ayat ini menunjukkan, bahwa iman yang benar akan menghalangi pemiliknya dari mengerjakan
perbuatan haram.
1483
Yang mengandung hukum-hukum syar'i, hikmah-hikmah, nasehat, larangan, targhib dan tarhib, dsb.
1484
Tentang apa yang perlu diperintahkan kepadamu dan tentang apa yang perlu dilarang kepadamu. Dia
mengetahui hal yang lebih bermaslahat bagimu.
1485
Dalam perintah dan larangan itu, demikian pula dalam taqdir yang Dia tetapkan. Dia menerangkan
hikmah dari perintah dengan menerangkan kebaikan yang ada di dalamnya, dan menerangkan hikmah dari
larangan itu dengan menerangkan keburukan yang menghendaki untuk ditinggalkan.

206 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                

    


19. 1486Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong)
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih1487 di dunia1488
dan di akhirat1489. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui1490.

         
20. Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu1491 (niscaya kamu akan
ditimpa azab yang besar). Sungguh, Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang1492.

              

                

      

1486
Ayat ini juga merupakan pengajaran dari Allah Ta'ala agar tidak mudah menyampaikan berita buruk atau
menyebarkannya.
1487
Baik bagi hati maupun badan. Yang demikian karena sifat ghisy (keinginan merugikan) saudaranya
kaum muslimin, ingin keburukan menimpa mereka, dan berani menodai kehormatan mereka. Jika ancaman
ini disebabkan karena keinginan agar perkara keji tersebar di tengah-tengah kaum mukmin, lalu bagaimana
jika ditampakkan dan dipindahkan ke tengah-tengah kaum muslimin? Ini semua termasuk rahmat Allah
kepada hamba-hamba-Nya kaum mukmin dan untuk menjaga kehormatan mereka, sebagaimana Dia telah
menjaga darah dan harta mereka, dan memerintahkan mereka sesuatu yang dapat membuat mereka tetap
bersatu dan agar mereka saling mencintai kebaikan didapatkan oleh saudaranya.
1488
Dengan mendapatkan had qadzaf.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Barzah Al Aslamiy ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,

،‫َذ َذ ْكل َذ َذ َذ ْك َذ َذ ِذلِذ َذس ِذِذ َذ َذْك َذ ْك ُر ِذ ْكِذْلَيَذ ُر قَذ ْكلَذ ُر َذ تَذ ْكغَذ ُرو ْك ُرم ْكسلِذ ِذم َذ َذَذ تَذَّكِذ ُرلو َذ ْكوَذر ِذاِذ ْك ؛ اَذِذإ َّك ُر َذ ْك َذَّكِذ ْك َذ ْكوَذر ِذاِذ ْك َذَّكِذ ِذ اُر َذ ْكوَذرتَذ ُر‬
‫ِذ يِذ ِذ‬
‫َذ َذ ْك َذَّكِذ ِذ اُر َذ ْكوَذرتَذ ُر َذ ْك َذ ْك ُر َذْك‬
"Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya, namun iman belum masuk ke dalam hatinya!
Janganlah kalian menggunjing kaum muslim dan janganlah kalian mencari-cari aib mereka. Sesungguhnya,
barang siapa yang mencari-cari aib mereka, maka Allah akan mencari aibnya, dan barang siapa yang dicari
aibnya oleh Allah, maka Dia akan membukanya di tengah-tengah rumahnya." (Hadits ini dinyatakan shahih
lighairih oleh Pentahqiq Musnad Ahmad)
1489
Dengan mendapat neraka.
1490
Maka kembalikanlah urusan kepada-Nya, niscaya kalian akan memperoleh petunjuk. Oleh karena Dia
mengetahui dan kamu tidak mengetahui, maka Dia mengajarkan kamu dan menerangkan kepada kamu apa
yang tidak kamu ketahui.
1491
Yang meliputi kamu dari berbagai sisi.
1492
Maka dari itu, Dia menerima tobat orang yang bertobat kepada-Nya dari peristiwa itu, serta menyucikan
mereka dengan adanya had qadzaf.

207 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


21. 1493Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan1494.
Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh
mengerjakan perbuatan yang keji1495 dan mungkar1496. Kalau bukan karena karunia Allah dan
rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan
mungkar itu) selama-lamanya1497, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki1498. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

             

               
22. 1499Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu
bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya) 1500, orang-orang
1493
Setelah Allah melarang perkara dosa itu secara khusus, maka Dia melarang dosa-dosa yang lain secara
umum. Dalam ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta'ala membuat manusia tidak suka mengikuti langkah-
langkah setan dengan uraian yang paling fasih, paling baik dan paling dalam.
1494
Termasuk langkah-langkah setan adalah semua maksiat, baik yang terkait dengan hati, lisan maupun
anggota badan. Qatadah berkata, "Semua maksiat adalah termasuk langkah-langkah setan."
1495
Perbuatan keji adalah perbuatan yang dipandang keji oleh akal dan semua syariat, berupa dosa-dosa
besar.
1496
Mungkar adalah perbuatan yang diingkari oleh akal dan syariat. Maksiat yang merupakan langkah-
langkah setan tidak lepas dari perkara keji dan mungkar, maka Allah melarang hamba-hamba-Nya dari yang
demikian sebagai nikmat-Nya kepada mereka agar mereka bersyukur dan mengingat-Nya, karena dengan
menjauhinya dapat membuat diri mereka bersih dari kotoran dan noda yang mengotori dirinya. Termasuk
ihsan-Nya adalah Dia melarang mereka dari perbuatan itu sebagaimana Dia melarang memakan racun yang
dapat membunuhnya, dsb.
1497
Ya, kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya tentu tidak ada seorang pun yang dapat bersih
dari perbuatan keji dan munkar, karena setan dan tentaranya mengajak manusia kepadanya dan menghiasnya
serta berusaha semaksimal mungkin agar manusia jatuh ke dalamnya, hawa nafsu manusia juga cenderung
kepadanya, dan kekurangan menguasai manusia dari berbagai sisi, sedangkan imannya tidak kuat. Oleh
karena itu, jika tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya, tentu tidak seorang pun yang dapat bersih dari
perkara keji dan mungkar serta dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu, di antara doa Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam adalah:
‫ِذ ِذ‬ ‫ْب ْك خ ِذ ْكْل ِذ‬ ‫« لَّك َّك ِذ ٍَّّن َذ و ُر ِذ َذ ِذ‬
‫َذ ْك َذَّك َذه َذْك َذ‬ ‫َذ ْكي ُر‬ ‫َذ َذ َذذ ِذ ْك َذق ْكِذْب لَّك ُر َّك َذ ْك سى تَذ ْكق َذو َذه َذ َذٍّ َذ َذْك َذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ي َذ ْك َذل ْكج َذ ْك َذك َذس ِذ َذ ْكاُرْك َذ ُر ْك َذ َذَذ‬ ‫ُر‬ ‫ُر‬
‫َذ َذ ْك َذ ُر َذ ِذ ْك َذ ْك ٍة َذ تَذ ْك َذ ُر َذ ِذ ْك َذ ْك َذوٍة َذ ُر ْكسَذ َذج‬ ‫ي ِذ ْك ِذ ْكل ٍة َذ َذْكن َذ ُر ِذ ْك قَذ ْكل ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
.» ‫ُر َذْلَذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ يُّب َذ َذ َذ ْكو َذ َذه لَّك ُر َّك ٍَّّن َذ ُرو ُر َذ‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, ketakutan, kebakhilan dan
kepikunan serta azab kubur. Ya Allah, berikanlah kepada diriku ketakwaannya, bersihkanlah dia,
sesungguhnya Engkau sebaik-baik yang membersihkannya. Engkau Pelindung dan Penguasanya. Ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu‟, dari
jiwa yang tidak puas dan dari doa yang tidak diijabah.” (HR. Muslim)
Termasuk karunia Allah dan rahmat-Nya kepada seseorang agar dirinya bersih adalah dikaruniakan oleh
Allah Subhaanahu wa Ta'ala taufiq untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.
1498
Ada yang menafsirkan, “Dengan menerima tobatnya.”
1499
Ayat ini berhubungan dengan sumpah Abu Bakar radhiyallahu 'anhu bahwa dia tidak akan memberikan
apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri
'Aisyah. Maka turunlah ayat ini melarang Beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh memaafkan
dan berlapang dada terhadap mereka setelah mendapat hukuman atas perbuatan mereka itu.
1500
Dalam ayat ini terdapat dalil menafkahi kerabat, dan bahwa menafkahi dan berbuat ihsan kepada mereka
tidaklah ditinggalkan karena maksiat seseorang, dan terdapat anjuran memaafkan dan berlapang dada.

208 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat 23-26: Perintah agar tidak bersumpah untuk meninggalkan perbuatan yang baik,
bersihnya wanita salihah, dan bahwa balasan disesuaikan dengan ukuran amalan.

            


23. 1501Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik-baik, yang lengah1502 lagi
beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat1503, dan mereka akan
mendapat azab yang besar1504,

         
24. Pada hari1505, (ketika) lidah, tangan dan kaki1506 mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa
yang dahulu mereka kerjakan1507.
1501
Selanjutnya Allah menyebutkan ancaman kepada mereka yang menuduh wanita mukminah yang baik
melakukan zina.
1502
Yang dimaksud dengan wanita-wanita yang lengah ialah wanita-wanita yang tidak teringat meskipun
sekali melakukan perbuatan yang keji itu. Hal ini menunjukkan kebersihan dirinya. Nah, Ummahaatul
mu'minin (para istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) adalah wanita terdepan dalam hal ini, terlebih
ayat ini turun berkenaan dengan Ummul Mu'minin Aisyah radhiyallahu 'anha. Oleh karena itu, para ulama
semuanya –sebagaimana yang dikatakan Ibnu Katsir dalam tafsirnya- sepakat, bahwa barang siapa yang
mencaci-maki Aisyah atau menuduhnya berzina setelah turun ayat ini, maka orang itu kafir karena ia
menentang Al Qur'an. Demikian pula orang yang mencaci-maki istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
yang lain. Maka rugilah kaum Syiah Rafidhah yang berani mencaci-maki istri Rasulullah shallalallahu 'alaihi
wa sallam dan para sahabatnya.
1503
Adanya laknat terhadap suatu perbuatan menunjukkan bahwa perbuatan itu dosa besar. Imam Bukhari
dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,

‫ َذ قَذْك نَّك ْك ِذ َّكِذ َذ َّك َذ لَّك ُر ِذ َّك‬، ‫ٍّس ْك ُر‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ رس َذ ِذ‬: ‫ قَذ ُرو‬. » ‫« َذنِذ و َّكس ْكموِذَذق ِذ‬
‫ُر‬ ‫ َذ‬، ‫« ٍّ ْك ُر لَّك‬: ‫ َذ َذ ُره َّك ؟ قَذ َذل‬، ‫ول لَّك‬ ‫َذ َذ ُر‬ ‫ْك ُر ْك َذ ُر‬
. » ‫ِذ ْكغَذ اِذ َذ ِذ‬ ‫ قَذ ْكذ ُر ْكم صنَذ ِذ ْكم ْك نَذِذ‬، ‫ َّكوٍّ و َّك ِذ‬، ‫ َذ ْك ِذل ْكيِذي ِذ‬، ٍّ ‫ َذ ْك‬، ٍّ ‫ِذ ْكا‬
‫ُر‬ ‫ُر ْك َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ َذ َذ ْك َذ ْك‬ ‫َذ َذ ُر َذ َذ ُر َذ َذ‬
"Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan!" Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa saja itu?" Beliau
menjawab, "Syirk kepada Allah, melakukan sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh
kecuali dengan alasan yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari
peperangan dan menuduh berzina wanita yang suci mukminah yang tidak tahu-menahu." (HR. Bukhari-
Muslim)
1504
Di samping laknat di dunia dan akhirat.
1505
Yaitu hari Kiamat.
1506
Anggota badan ini akan dijadikan dapat berbicara oleh Allah „Azza wa Jalla.
1507
Menurut Ibnu Abbas, bahwa kaum musyrik ketika melihat, bahwa tidak ada yang masuk surga kecuali
orang-orang yang melakukan shalat, maka mereka berkata kepada sesama mereka, "Ayo kita mengingkari
(pernyataan kita tidak melakukan shalat)," maka dikuncilah mulut mereka, lalu tangan dan kaki mereka
bersaksi, dan mereka tidak dapat menyembunyikan suatu kejadian pun dari Allah.
Ibnu Abi Hatim, Muslim, dan Nasa'i meriwayatkan dari Anas bin Malik ia berkata:

209 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
25. Pada hari itu, Allah menyempurnakan balasan yang sebenarnya bagi mereka1508, dan mereka
tahu bahwa Allah Mahabenar1509 lagi Maha Menjelaskan.

          

        


26. Perempuan-perempuan yang keji1510 untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk
perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-
laki yang baik1511, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka
itu1512 bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan1513 dan rezeki yang
mulia (di surga)1514.

‫ِذ‬ ‫ « َذه ْك تَذ ْك ُرر َذ ِذ َّك ْك‬:‫ اَذ َذق َذل‬،‫ي‬ ‫ول اِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ اَذ َذ ِذ َذ‬ ‫ُر نَّك ِذْكن َذ رس ِذ‬
‫ " ْك‬:‫ قَذ َذل‬،‫ اُر َذ َذر ُرسوُر ُر َذ ْكلَذ ُر‬: ‫ي؟» قَذ َذل قُر ْكلنَذ‬ ‫َذض َذ ُر‬ ‫َذ ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
،‫ اَذِذإ ٍّ َذ ُر يُر َذلَذى َذ ْك س ِذَّك َذ ه ً ٍِّن‬:‫ول‬‫ِذ‬ ‫ اَذيَذ ُرق ُر‬:‫ قَذ َذل‬،‫ َذلَذى‬:‫ول‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ُرق ُر‬:‫ َذ َذر ٍّ َذ َذْك ُرَت ْكِذ َذ ظُّبْكل ِذ ؟ قَذ َذل‬:‫ول‬ ‫ َذ ُرق ُر‬،‫ُرَذ طَذَذ ِذ ْك َذلْك ِذ َذرَّك ُر‬
:‫ قَذ َذل‬، ‫ ْك ِذ ِذق‬:‫ اَذيُر َذق ُرل ِذا ْكَذرَذ ِذِذ‬،‫ اَذيُر ْكخَذ ُر َذلَذى اِذي ِذ‬:‫ قَذ َذل‬، ً‫ َذ ِذ ْك ِذكَذ ِذ ْك َذك تِذِذ َذ ُر ُر و‬، ً ‫ي َذ ِذ ي‬ ‫ي ْكيَذ ْكوَذ َذلَذْكي َذ‬ ‫ َذ َذ ى ِذنَذ ْك ِذس َذ‬:‫ول‬ ‫ اَذيَذ ُرق ُر‬:‫قَذ َذل‬
" ‫ اَذ َذلْكن ُرك َّك ُر ْكن ُر ُرَذ ِذض ُر‬، ‫ ُر ْكل ً َذ ُرك َّك َذ ُرس ْك ًق‬:‫ول‬‫ قَذ َذل اَذيَذ ُرق ُر‬، ‫ ُرَّك ُرَذلَّكى َذْكي نَذ ُر َذ َذ ْك َذ ْك َذك َذ ِذ‬:‫ قَذ َذل‬،‫اَذَذ ْكن ِذ ُر ِذَذ ْك َذم ِذِذ‬
"Kami pernah berada di dekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu Beliau tertawa, kemudian Beliau
bersabda, "Tahukah kalian mengapa aku tertawa?" Kami berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Beliau
menjawab, "Karena percakapan seorang hamba dengan Tuhannya." Seorang hamba akan berkata, "Wahai
Tuhanku, bukankah Engkau akan melindungiku dari kezaliman?" Allah berfirman, "Ya." Hamba itu berkata,
"Sesungguhnya aku tidak mengizinkan ada seorang saksi bagiku selain diriku." Allah berfirman, "Cukuplah
dirimu pada hari ini sebagai saksi dan para malaikat yang mencatat juga sebagai saksi." Lalu mulutnya
dikunci dan dikatakan kepada anggota badannya, "Berbicaralah!" Maka anggota badannya menyebutkan
amal yang dikerjakannya, lalu dibiarkanlah hamba itu untuk berbicara. Hamba itu berkata, "Celaka dan
jauhlah kamu, padahal sesungguhnya aku hendak membela diri dengan kamu."
1508
Mereka mendapatkan balasannya secara sempurna yang merupakan keadilan Allah.
1509
Sifat-sifat-Nya yang agung adalah benar, perbuatan-Nya benar, beribadah hanya kepada-Nya adalah
benar, pertemuan dengan-Nya adalah benar, janji dan ancaman-Nya adalah benar, syari‟at-Nya adalah benar,
balasan-Nya adalah benar. Oleh karena itu, tidak ada satu pun kebenaran kecuali pada Allah dan berasal dari
Allah.
1510
Demikian pula ucapan dan perbuatan yang keji.
1511
Oleh karena itulah, manusia-manusia mulia seperti para nabi dan rasul tidak ada yang menjadi
pendamping hidupnya kecuali wanita-wanita yang baik, dan bahwa mencela istrinya sama saja mencela Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam. Inilah maksud kaum munafik, mereka cela istrinya, agar Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam terkena celaan pula, padahal dengan keadaannya sebagai istri Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam sudah dapat diketahui kesuciannya.
1512
Seperti „Aisyah radhiyallahu 'anha dan termasuk pula wanita mukminah yang baik lagi lengah.
1513
Yang menghapuskan semua dosa karena tuduhan dusta itu.
1514
Ayat ini menunjukkan kesucian 'Aisyah radhiyallahu 'anhu. Rasulullah adalah orang yang paling baik,
maka sudah pasti wanita yang baik pula yang menjadi istri Beliau. Dalam ayat ini terdapat janji, bahwa
Aisyah radhiyallahu 'anha juga akan menjadi istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di surga.

210 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 27-31: Beberapa adab yang dapat menjaga jiwa, kehormatan, demikian juga
memelihara keluarga dan masyarakat seperti adab meminta izin, kehormatan rumah, hijab,
menjaga pandangan dan lain-lain.

              

    


27. 1515Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin1516 dan memberi salam kepada penghuninya1517. Yang demikian itu lebih
baik bagimu1518, agar kamu (selalu) ingat.

1515
Muqatil bin Hayyan mengatakan tentang ayat di atas, bahwa dahulu di zaman Jahiliyyah seseorang
apabila bertemu saudaranya, maka ia tidak mengucapkan salam kepadanya dan hanya berkata, "Engkau
hidup di pagi hari, atau engkau hidup di sore hari," (sama seperti "Selamat pagi dan selamat siang") dan
itulah penghormatan di antara sesama mereka. Bahkan salah seorang di antara mereka ada yang pergi
mendatangi kawannya tanpa meminta izin tetapi langsung masuk sambil berkata, "Saya masuk," dan
perkataan semisalnya, sehingga hal itu membuat seseorang keberatan, padahal bisa saja ia sedang bersama
istrinya, maka Allah merubah semua itu sehingga mereka berada dalam penjagaan dan kehormatan, dan
menjadikannya bersih dan suci dari kotoran dan noda. Allah Ta'ala berfirman, "Wahai orang-orang yang
beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi
salam kepada penghuninya." (Terj. QS. An Nuur: 25)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ini adalah adab syar‟i yang Allah ajarkan kepada hamba-hamba-Nya
yang mukmin. Dia memerintahkan mereka agar tidak masuk ke dalam rumah yang bukan rumah mereka
sampai mereka meminta izin sebelum masuk dan mengucapkan salam setelahnya. Sepatutnya, meminta izin
itu tiga kali, jika diizinkan maka silahkan (masuk), dan jika tidak, maka pulang sebagaimana disebutkan
dalam hadits shahih, bahwa Abu Musa ketika meminta izin kepada Umar tiga kali, namun tidak mendapat
izin, maka dia pulang, lalu Umar berkata, “Bukankah aku mendengar suara Abdullah bin Qais meminta izin?
Izinkanlah dia.” Maka mereka mencarinya dan mendapatkan beliau (Abu Musa) telah pergi. Ketika datang
setelahnya, Umar berkata, “Apa yang membuatmu pulang?” Ia menjawab, “Sesungguhnya aku meminta izin
tiga kali, namun tidak diizinkan, dan sesungguhnya aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu meminta izin sebanyak tiga kali, namun tidak mendapat
izin, maka pulanglah.” Lalu Umar berkata, “Terhadap hal ini kamu harus membawakan bukti, jika tidak,
maka aku akan menyakitimu dengan pukulan.” Lalu Abu Musa pergi kepada pemuka orang-orang Anshar
dan menyebutkan kepada mereka apa yang dikatakan Umar. Lalu mereka berkata, “Tidak ada yang dapat
memberikan kesaksian terhadap kamu selain orang yang paling muda di antara kami.” Maka Abu Sa‟id Al
Khudriy bangkit bersamanya dan memberitahukan hal itu kepada Umar, lalu Umar berkata, “Jual-beli di
pasar membuatku lalai terhadapnya.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas atau selainnya,
‫ِذ‬
‫ي‬ ‫ َذ َذلَذْكي َذ‬: ‫ اَذ َذق َذل َذس ْكل ٌح‬، " ‫ " َّكس َذ ُر َذلَذْكي ُرك ْك َذ َذر ْك َذ ُر اِذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬،‫ول اِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ ْكسَذ ْك َذ َذ َذلَذى َذس ْكل ْك ِذ ُرَذ َذ َذ‬ ‫َذ َّك َذر ُرس َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذْك ُر ْكسم ْكل ُر اَذ َذ َذ َذ نَّكِذ ُّب َذلَّكى اُر‬، ً ‫ َذ َذرَّك َذلَذْكي َذس ْكل ٌح َذَذ‬، ً ‫ َذ َذْك ُر ْكسم ِذ نَّكِذ َّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ َذ َّك َذسلَّك َذ َذَذ‬،‫َّكس َذ ُر َذ َذر ْك َذ ُر ا‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
،‫ي‬ ‫ي َذ َذْك ُر ْكِذ ْكل َذ‬‫ َذ َذَذق ْك َذرَذ ْك ُر َذلَذْكي َذ‬، ‫يم ً ِذَّك ه َذ ِذُر ُرِذ‬ ‫ َذ َذسلَّك ْكم َذ تَذ ْكسل َذ‬، ٍّ‫ َذِذ َذْك َذ َذ ُر‬،‫ول ا‬
‫ رس َذ ِذ ِذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬، ‫َذلَذْكي ِذ سلَّك تَّك ل ُر س ْكل ٌح‬
‫َذ َذ ُر‬ ‫َذ َذ َذ َذ َذ َذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
:‫ اَذلَذ َّكم اَذ َذ َذ قَذ َذل‬، ‫ اَذَذ َذ َذ َذِذ ُّب ا َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ‬، ً‫ ُرَّك َذ ْك َذ لَذ ُر ْكَذ ْكي َذ اَذ َذقَّك َذ َذ ُر َذِذي‬، ‫ َذ َذ ْكَذ َذَذ‬،‫ي‬ ‫ِذ‬ ‫َذسَذكْكثِذَذ ْك َذس َذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ ْك َذْك ُر َذ ْك ْك‬
" ‫ص ِذ ُرمو َذ‬‫ َذ َذاْك َذَذ ِذْكن َذ ُر ُر َّك‬،‫ َذ َذلَّك ْك َذلَذْكي ُرك ُر ْك َذم َذ ِذ َذك ُر‬،‫" َذ َذ َذ طَذ َذل َذ ُرك ُر ْكاَذْك َذ ُرر‬
Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah meminta izin masuk ke rumah Sa'ad bin Ubadah,
Beliau berkata, "As Salaamu 'alaikum warahmatullah," Sa'ad menjawab, "Wa alaikas salam warahmatullah,"
namun ia tidak memperdengarkan jawabannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hingga Beliau
mengulangi salam sampai tiga kali dan Sa'ad pun menjawab sampai tiga kali, namun jawabannya tidak

211 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


terdengar oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa salllam. Maka Nabi shallallau 'alaihi wa sallam pulang, lalu Sa'ad
mengikutinya dan berkata, "Wahai Rasulullah. Biarkanlah ayahku dan ibuku menjadi tebusanmu. Engkau
tidaklah mengucapkan satu salam pun melainkan aku mendengarnya dengan telingaku, dan aku telah
menjawabnya namun tidak memperdengarkannya kepadamu. Aku ingin mendapat banyak salam dan berkah
darimu, kemudian Sa'ad memasukkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ke dalam rumahnya dan
menyediakan untuk Beliau kismis, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam makan. Setelah selesai makan,
Beliau bersabda, "Orang-orang yang baik telah makan makananmu, para malaikat telah mendoakanmu, dan
orang-orang yang berpuasa telah berbuka di sisimu." (Hadits ini dinyatakan shahih oleh pentahqiq Musnad
Ahmad)
Demikian pula perlu diketahui, bahwa bagi orang yang meminta izin untuk masuk ke sebuah rumah
hendaknya tidak berdiri menghadap ke pintu dengan wajahnya, akan tetapi hendaknya ia menjadikan pintu
itu di sebelah kanannya atau kirinya. Hal ini berdasarkan hadits Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhu ia
berkata:

‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ ِذ َذ َذتَذى َذ َذ قَذ ْكوٍة َذْك َذ ْكسَذ ْكقِذ ْك ْكَذ َذ ِذ ْك تِذْكل َذق ِذا َذ ْك ِذ ِذ َذ َذ ِذك ْك ِذ ْك ُررْك نِذ ِذ ْكاْكَذَيَذ ِذ َذْك ْكاَذْك َذس ِذ َذ َذ ُرق ُر‬
‫ول‬ ‫َذ َذ َذر ُرس ُر‬
‫ِذ ٍة‬ ‫ِذ‬
‫ي َذ َّك ُّب َذر َذْك َذ ُرك ْك َذلَذْكي َذ َذ ْكوَذ ذ ُرسُر ٌح‬
‫ور‬ ‫َّكس َذ ُر َذلَذْكي ُرك ْك َّكس َذ ُر َذلَذْكي ُرك ْك َذ َذ َذ‬
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila mendatangi pintu (rumah) orang lain, maka Beliau tidak
menghadap pintu dari arah depannya, akan tetapi menghadap (serong) ke pinggir kanan atau kiri sambil
berkata, “As Salaamu „alaikum,‟ As Salaamu „alaikum.” Ketika itu rumah-rumah tidak ada tirainya.” (HR.
Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Abu Dawud no. 5186)
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
‫َذو َذ َّك ً طَّكلَذ لَذيي ِذغَذ ِذ ِذ ْك ٍة اَذخ َذذاْك ِذل ٍة‬
‫ َذْك َذ ُرك ْك َذلَذْكي َذ‬،‫ص اَذ َذ َذق ْك َذ َذْكي نَذ ُر‬
‫ي ُر نَذ ٌحو‬ ‫َذ َذ ُر َذ َذ‬ ‫ْك ْك َذ َذ َذ ْك َذ ْك‬
"Jika ada seorang yang memperhatikan dirimu tanpa izin, lalu engkau melempar batu kepadanya hingga
matanya tercongkel, maka engkau tidak berdosa."
Jamaah Ahli hadits meriwayatkan dari Jabir ia berkata:
‫ِذ‬
‫ «َذَذ َذَذ » َذ َذَّك ُر‬:‫ اَذ َذق َذل‬، ‫ َذَذ‬: ‫ « َذ ْك َذ » اَذ ُرقْكل ُر‬:‫ اَذ َذق َذل‬، ‫ اَذ َذ قَذ ْكق ُر َذ َذ‬، ‫َذتَذْكي ُر نَّكِذ َّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ ِذ َذ ْك ٍة َذ َذ َذلَذى َذِذ‬
‫َذ ِذَذه َذ‬
Aku pernah datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena suatu hutang yang ditanggung
ayahku, lalu aku ketuk pintu, kemudian Beliau bertanya, "Siapa ini?" Aku menjawab, "Saya." Maka Beliau
bersabda, "Saya-saya." Sepertinya Beliau tidak suka jawaban itu.
Ucapan "saya" tanpa menyebut nama adalah dibenci, karena ucapan ini tidak menyebutkan siapa orangnya,
sampai ia menyebutkan namanya atau panggilannya yang biasa dikenal.
Ibnu Juraij berkata: Aku telah mendengar Atha' bin Abi Rabaah meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma, bahwa ia berkata, "Ada tiga ayat yang diingkari oleh manusia. Allah Ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa."
(Terj. QS. Al Hujurat: 13), Ibnu Abbas melanjutkan kata-katanya, "Orang-orang malah mengatakan, bahwa
orang yang paling mulia di antara mereka di sisi Allah adalah yang paling besar rumahnya. Demikian pula
tentang izin, hal ini telah diingkari semuanya." Aku pun bertanya, "Apakah saya harus meminta izin
menemui saudari-saudariku yang yatim di bawah asuhanku yang serumah?" Ibnu Abbas menjawab, "Ya."
Maka aku mengulangi perkataanku agar dia mau memberikan kelonggaran kepadaku, tetapi ia enggan." Lalu
Ibnu Abbas berkata, "Apakah engkau suka jika melihatnya dalam keadaan telanjang?" Aku menjawab,
"Tidak." Ibnu Abbas berkata, "Kalau begitu minta izinlah." Maka aku aku bertanya lagi, tetapi ia
mengatakan, "Sukakah kamu menaati Allah?" Aku menjawab, "Ya." Ibnu Abbas berkata, "Kalau begitu
minta izinlah."
Ibnu Juraij meriwayatkan dari Az Zuhriy, ia berkata: Aku mendengar Huzail bin Syurahbil Al Audiy Al
A'maa, bahwa ia mendengar Ibnu Mas'ud berkata, "Kalian harus meminta izin jika menemui ibu-ibu kalian."

212 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

       


28. Dan jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya1519, maka janganlah kamu masuk
sebelum kamu mendapat izin1520. Dan jika dikatakan kepadamu, "Kembalilah1521!” Maka hendaklah
kamu kembali1522. itu lebih suci bagimu1523, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan1524.

                

 
29. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni1525, yang di dalamnya ada
kepentingan kamu; Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu
sembunyikan1526.

Ibnu Juraij berkata: Aku bertanya kepada 'Atha, "Apakah seorang suami perlu meminta izin ketika menemui
istrinya?" Ia menjawab, "Tidak."
Meskipun begitu, yang lebih utama adalah seorang suami memberitahukan dirinya akan masuk (tidak tiba-
tiba), karena mungkin saja istrinya dalam keadaan berpenampilan yang kurang disukainya. Ibnu Jarir
meriwayatkan dari putera saudara Zainab istri Abdullah bin Mas'ud, dari Zainab radhiyallahu 'anha ia
berkata, "Abdullah apabila datang dari suatu keperluan, lalu sampai di depan pintu, maka ia berdehem, lalu
meludah karena khawatir masuk kepada kami seara tiba-tiba dalam keadaan yang tidak disukainya."
(Isnadnya shahih).
1516
Karena jika tidak meminta izin terdapat banyak mafsadat, di antaranya dapat melihat aurat yang ada
dalam rumah, karena rumah merupakan aurat bagi seseorang seperti halnya pakaian yang menjadi penutup
bagi auratnya. Di samping itu, tanpa meminta izin dapat menimbulkan keraguan, tuduhan buruk terhadapnya
sebagai pencuri misalnya, dsb. Hal itu, karena masuk secara diam-diam menunjukkan keburukan. Allah
sebut meminta izin dengan isti‟nas, karena dengan meminta izin, maka akan membuat nyaman penghuni
rumah setelah merasakan ketidaknyamanan.
1517
Yaitu dengan mengucapkan, “As Salaamu „alaikum, bolehkah saya masuk?”
1518
Baik bagi orang yang meminta izin maupun penghuni rumah, daripada masuk tanpa meminta izin,
karena meminta izin menunjukkan akhlak yang mulia.
1519
Yang memberi izin kepadamu untuk masuk.
1520
Hal ini menunjukkan haramnya masuk tanpa meminta izin pada rumah yang berpenghuni. Hal itu,
karena sama saja ia bertindak pada yang bukan miliknya tanpa izin pemiliknya.
1521
Setelah meminta izin.
1522
Yakni janganlah kamu enggan untuk kembali, dan jangan pula kamu marah karenanya, karena pemilik
rumah tidak menghalangi hak kamu yang wajib dipenuhi, ia hanya bertabarru‟ (memberikan kesediaan), jika
dia menghendaki, dia bisa mengizinkan dan jika tidak, maka dia boleh tidak mengizinkan. Oleh karena itu,
janganlah kamu malah merasa sombong dengan menolak untuk kembali. Sa‟id bin Jubair berkata tentang
ayat tersebut, “Janganlah kamu berdiri (terus) di depan pintu (rumah) manusia.”
1523
Yakni lebih menyucikan kamu dari keburukan dan membina kamu di atas kebaikan.
1524
Oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan kepada kamu.
1525
Seperti rumah-rumah (pos-pos) penjagaan, rumah-rumah untuk tamu, dan rumah-rumah ibnussabil.

213 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

 
30. Katakanlah kepada laki-laki yang beriman1527, "Agar mereka menjaga pandangannya1528, dan
memelihara kemaluannya1529; yang demikian itu1530 lebih suci bagi mereka1531. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat1532.”

1526
Seperti keinginan untuk masuk ke rumah tidak berpenghuni karena tujuan baik atau mubah. Allah
mengetahui semua keadaan kita, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, oleh karenanya Dia
mensyariatkan kepada kita semua yang kita butuhkan berupa hukum-hukum syar‟i.
1527
Yakni bimbinglah orang-orang yang beriman, dan katakanlah kepada mereka yang memiliki iman agar
iman mereka terpelihara dan sempurna.
1528
Dari melihat yang haram dilihat, seperti memandang wanita-wanita asing, memandang sesuatu yang
dikhawatirkan timbul fitnah dan memandang perhiasan dunia yang dapat menggoda hatinya.
Jika tiba-tiba pandangannya tertuju kepada yang haram dilihat tanpa disengaja, maka hendaknya ia segera
memalingkannya. Imam Muslim meriwayatkan dari Jarir bin Abdullah Al Bajalliy radhiyallahu 'anhu ia
berkata:
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫«س َذْك رس َذ ِذ‬
‫ول ا َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ َذ ْك َذظَذ ِذ ْك ُر َذج اَذ اَذَذَذ َذِذ َذ ْك َذ ْك ِذ َذ َذ َذ‬
» ‫ص ِذ‬ ‫َذ ُر َذ ُر‬
Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang memandang secara tiba-tiba,
maka Beliau menyuruhku untuk memalingkan pandanganku.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Sa‟id Al Khudri radhiyallahu 'anhu ia berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫قَذ َذل اَذِذإ َذ َذَذْكيُر ْك ِذَّك ْك َذم َذج َذ اَذَذ ْك ُرو َّك ِذ َذ َذ َّكق َذ‬ ‫وا َذلَذى ُّبُرقَذ اَذ َذق ُرو َذ َذنَذ ُر ٌّ ِذَّكَّنَذ ه َذ َذَذ ُرسنَذ َذَذ َذ َّك ُر اي َذ‬ ‫َّك ُر ْك َذ ْكاُرلُر َذ‬
‫ِذ‬
*‫ِذ َذ َذ ْك ٌح َذ ِذ ْك ُرمْكن َذك ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ض ْكَذ َذ ِذ‬
‫ص َذ َذ ُّب ْكاَذ َذى َذ َذرُّب َّكس َذ َذ َذْك ٌح ْك َذم ْكلُر‬ ‫قَذ ُرو َذ َذ َذ ُّب َّك ِذ ِذ قَذ َذل َذ ُّب‬
“Jauhilah oleh kalian duduk-duduk di pinggir jalan,” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kami tidak
dapat tidak harus duduk, karena ia adalah majlis tempat kami berbincang-bincang,” Beliau bersabda, “Jika
kalian tetap ingin duduk-duduk di sana, maka berikanlah hak jalan.” Para sahabat bertanya, “Apa haknya?”
Beliau menjawab, “Yaitu menundukkan pandangan, menghindarkan gangguan, menjawab salam, menyuruh
mengerjakan yang ma‟ruf dan mencegah yang mungkar.” (HR. Bukhari-Muslim)
Abul Qasim Al Baghawiy dan Thabrani dalam Al Kabir meriwayatkan dari Abu Umamah, ia berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ُر ُّبو َذْك َذ‬، ‫ َذ ِذ َذ ْكاُر َذ اَذ َذ َذُر ْك‬، ‫ َذ ِذ َذ َذ َذ َذ اَذ َذ ُرْكل ْك‬، ‫ ِذ َذ َذ َّك َذ َذ َذ ُر ُر ْك اَذ َذ َذكْكذ ْك‬:‫ْك ُرلُرو ِذ ِذس ٍّك َذ ْك ُر ْك َذ ُرك ِذ ْكاَذنَّك َذ‬
، ‫ص َذرُر ْك‬
‫ِذ‬
‫ َذ ُر ُّبو َذْك َذ ُرك ْك‬، ‫َذ ْك َذ ظُرو اُر ُر َذ ُرك ْك‬
"Berikanlah jaminan kepadaku dari kalian dengan enam perkara, dimana aku akan menjamin surga bagi
kalian: Apabila salah seorang di antara kamu berbicara, maka janganlah ia berdusta. Apabila ia berjanji,
maka janganlah mengingkari, apabila diamanahkan, maka janganlah dia khianat, dan tundukkanlah
pandangan kalian, jagalah kemaluan kalian, serta tahanlah tangan kalian (dari mengganggu orang lain)."
(Hadits ini dinyatakan hasan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 1215)
1529
Dari yang haram, seperti zina. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫ي َذْك َذ َذ لَذ َذك ْك َذَيِذينُر َذ‬


»‫ي‬ ‫ي ِذَّك ِذ ْك َذ ْك َذ ِذ َذ‬
‫« ْك َذ ْك َذ ْكوَذرتَذ َذ‬
"Jagalah auratmu (kemaluanmu) kecuali kepada istrimu atau budak yang kamu miliki." (HR. Tirmidzi, Abu
Dawud, dan Ibnu Majah, dihasankan oleh Al Albani)

214 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

             

              

               

                 

    


31. 1533Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, "Agar mereka menjaga pandangannya1534,
dan memelihara kemaluannya1535, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya)1536,

1530
Yakni menjaga pandangan dan kemaluannya.
1531
Yakni lebih membersihkan hati mereka dan menyucikan agama mereka. Ada yang berkata, "Barang
siapa yang menjaga pandangannya, maka Allah akan berikan cahaya di hatinya."
Syaikh As Sa‟diy berkata, “(Yakni) lebih suci, lebih baik dan lebih mengembangkan amal mereka, karena
barang siapa yang menjaga kemaluan dan pandangannya, maka ia akan bersih dari kotoran yang menodai
para pelaku perbuatan keji, dan amalnya pun akan bersih disebabkan meninggalkan hal yang haram yang
diiinginkan hawa nafsu dan didorong olehnya. Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka
Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya. Oleh karena itu, barang siapa yang menundukkan
pandangannya dari yang haram, maka Allah akan menyinari bashirahnya (mata hatinya), dan lagi karena
seorang hamba apabila menjaga kemaluan dan pandangannya dari yang haram serta pengantarnya meskipun
ada dorongan syahwat kepadanya, maka tentu ia dapat menjaga yang lain. Oleh karena itulah Allah sebut
sebagai penjagaan. Sesuatu yang dijaga jika penjaganya tidak berusaha mengawasi dan memeliharanya dan
tidak melakukan sebab yang dapat membuatnya terjaga, maka sesuatu itu tidak akan terjaga. Demikian pula
pandangan dan kemaluan, jika seorang hamba tidak berusaha menjaga keduanya, maka keduanya dapat
menjatuhkannya ke dalam cobaan dan ujian. Perhatikanlah bagaimana Allah memerintahkan menjaga
kemaluan secara mutlak, karena ia tidak diperbolehkan dalam salah satu di antara sekian keadaan, adapun
pandangan, Dia berfirman, “Yaghuddhuu min abshaarihim (Agar mereka menundukkan pandangan).”
Menggunakan huruf “min” yang menunjukkan sebagian, karena dibolehkan memandang dalam sebagian
keadaan karena dibutuhkan, seperti melihatnya saksi, melihatnya pelaku, melihatnya seorang pelamar, dsb.
Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan kepada mereka pengetahuan-Nya terhadap amal
mereka agar mereka berusaha menjaga diri mereka dari hal-hal yang diharamkan.”
Faedah: Banyak dari kalangan ulama salaf yang melarang seseorang memandang secara tajam kepada
amrad (anak muda yang ganteng).
1532
Oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan terhadapnya.
1533
Setelah Allah memerintahkan kaum mukmin menjaga pandangan dan kemaluan, maka Dia
memerintahkan kaum mukminat menjaga pula pandangan dan kemaluannya.
1534
Dari yang haram dilihat, seperti memandang laki-laki dengan syahwat atau memandang kepada selain
suami mereka. Namun di antara ulama ada yang berpendapat, bolehnya wanita memandang kepada laki-laki
asing dengan tanpa syahwat sebagaimana dalam kitab Shahih, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam melihat kaum Habasyah yang sedang bermain tombak pada hari raya di masjid, sedangkan Aisyah
Ummul Mukminin melihat mereka dari balik badan Beliau sampai Aisyah bosan dan pulang.
1535
Dari yang haram, seperti dari zina.
1536
Menurut Syaikh As Sa‟diy, seperti pakaian yang indah, perhiasan dan semua badan.

215 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


kecuali yang (biasa) terlihat1537. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya1538,
dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya)1539, kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka1540, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka1541,
atau saudara-saudara laki-laki mereka1542, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-
putra saudara perempuan mereka1543, atau para perempuan (sesama Islam) mereka1544, atau hamba

1537
Ulama memiliki beberapa penafsiran tentang ayat “kecuali yang (biasa) terlihat”, sbb:
- Ada yang menafsirkan “kecuali perhiasan yang tampak tanpa disengaja.”
- Ada juga yang menafsirkan bahwa perhiasan yang tampak itu adalah pakaian.
- Ada juga yang menafsirkan perhiasan yang biasa tampak itu adalah celak, cincin, pacar di jari tangan
dsb., yakni yang tidak mungkin ditutupi.
- Ada pula yang menafsirkan dengan, muka dan telapak tangannya jika tidak dikhawatirkan fitnah
menurut salah satu di antara dua pendapat ulama, sedangkan menurut pendapat yang lain, bahwa
muka haram dibuka karena ia tempat fitnah.
1538
Sehingga menutupi kepala, leher dan dada.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata, "Semoga Allah merahmati kaum
wanita yang pertama kali berhijrah. Ketika Allah menurunkan ayat, "Dan hendaklah mereka menutupkan
kain kerudung ke dadanya" (Terj. QS. An Nuur: 31), maka mereka segera merobek baju selimut mereka, lalu
berkerudung dengannya.
Imam Bukhari juga meriwayatkan dari Shafiyyah binti Syaibah, bahwa Aisyah radhiyallahu 'anha berkata,
"Ketika turun ayat ini, "Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya" (Terj. QS. An Nuur:
31), maka mereka (kaum wanita) langsung mengambil kain mereka, lalu membelahnya dari pinggir,
kemudian mereka berkerudung dengannya."
1539
Yang tersembunyi, yaitu selain muka dan telapak tangan.
1540
Dan seterusnya ke atas.
1541
Dan seterusnya ke bawah.
1542
Sekandung, sebapak atau seibu.
1543
Ini semua adalah mahram wanita, boleh bagi wanita menampakkan perhiasannya, akan tetapi tanpa
bertabarruj. (Mahram bagi wanita adalah laki-laki yang boleh memandangnya, berduaan dan bepergian
bersamanya).
Tidak disebutkan paman dari pihak bapak („amm) juga dari pihak ibu (khaal) karena apabila wanita terbuka
di hadapan mereka dikhawatirkan mereka menyifatinya kepada anak-anaknya. Namun jumhur ulama
berpendapat, bahwa paman (baik dari pihak ayah maupun ibu) termasuk mahram seperti mahram lainnya
meskipun tidak disebutkan pada ayat di atas. Termasuk juga mahram dari sepersusuan.
Al Qurthubiy berkata, “Tingkatan para mahram berbeda-beda satu sama lain ditinjau dari segi pribadi secara
manusiawi. Tidak diragukan lagi, keterbukaan seorang wanita di hadapan bapak dan saudara laki-lakinya
lebih terjamin atau terpelihara daripada keterbukaannya di hadapan anak suami (anak tiri). Karena itu batas
aurat yang boleh terbuka di hadapan masing-masing mahram berbeda-beda pula.”
Ada yang berpendapat bahwa mahram boleh melihat anggota-anggota tubuh wanita yang biasa tampak
seperti anggota tubuh yang dibasuh ketika berwudhu‟.Madzhab Maliki berpendapat bahwa aurat wanita di
hadapan laki-laki mahram adalah sekujur tubuhnya kecuali muka dan ujung-ujung anggota tubuh seperti
kepala, kuduk, dua tangan dan dua kaki. Adapun madzhab Hanbali, mereka berpendapat bahwa aurat wanita
di hadapan laki-laki mahram adalah sekujur tubuhnya kecuali muka, kuduk, kepala, dua tangan, kaki dan
betis.
Namun perlu diingat bahwa kebolehan melihat bagi mahram adalah bukan untuk bersenang-senang dan
memuaskan nafsu. Sedangkan kepada suami maka tidak ada batasan aurat sama sekali, baik suami maupun
isteri boleh melihat seluruh tubuh pasangannya.

216 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


sahaya yang mereka miliki1545, atau para pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap perempuan)1546, atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan1547. Dan
janganlah mereka menghentakkan kakinya1548 agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan1549. 1550Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah1551, wahai orang-orang yang
beriman agar kamu beruntung1552.

1544
Ulama tidak berbeda pendapat tentang aurat wanita di hadapan sesama wanita, yakni tidak haram bagi
wanita muslimah tubuhnya terbuka di hadapan sesamanya kecuali bagian antara pusat dan lutut. Wanita di
ayat tersebut adalah wanita muslimah, adapun wanita kafir tidak termasuk, karena mereka tidak memiliki
aturan haramnya mensifati wanita kepada laki-laki mereka. Sedangkan wanita muslimah mengetahui bahwa
menyifati wanita muslimah lain ke laki-laki adalah haram.
1545
Oleh karena itu, budak apabila seluruh dirinya adalah milik seorang wanita, maka ia boleh melihat tuan
putrinya itu selama tuan putrinya memiliki dirinya semua, jika kepemilikan hilang atau hanya sebagian saja,
maka tidak boleh dilihat, demikian menurut Syaikh As Sa‟diy. Menurut Ibnu Jarir, maksudnya seorang
wanita boleh menampakkan perhiasannya kepada budak wanita yang musyrikah yang dimilikinya meskipun
ia musyrik, karena ia adalah budaknya. Pendapat ini dipegang pula oleh Sa'id bin Al Musayyib.
1546
Di mana ia tidak berhasrat kepada wanita baik di hatinya maupun di farjinya, disebabkan cacat akal atau
fisik seperti karena tua, banci maupun impotensi (lemah syahwat). Tetapi jika orang yang banci
dikhawatirkan akan menyifati keadaan fisik kaum wanita kepada laki-laki, maka hendaknya kaum wanita
tidak mengizinkan orang yang banci masuk menemui mereka seperti yang terjadi di zaman Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam yang kemudian Beliau menyuruh kaum wanita agar tidak mengizinkan orang
yang banci masuk menemui mereka.
1547
Yakni karena usia mereka masih kecil sehingga mereka tidak mengerti keadaan kaum wanita dan aurat
mereka. Adapun jika anak-anak itu sudah mendekati baligh, di mana ia sudah bisa membedakan antara
wanita jelek dengan wanita cantik, maka hendaklah wanita tidak terbuka di hadapannya.
1548
Ke tanah atau lantai.
1549
Seperti gelang-gelang kaki. Dahulu di zaman Jahiliyah, apabila seorang wanita berjalan di tengah jalan
dan di kakinya ada gelang yang diam yang tidak terdengar suaranya, maka ia menghentakkan kakinya ke
tanah agar kaum lelaki mendengar bunyinya, maka Allah melarang kaum mukminah melakukan hal itu.
Termasuk ke dalam larangan ini juga adalah apabila seorang wanita memiliki perhiasan yang tersembunyi,
lalu ia gerakkan agar diketahui perhiasan yang tersembunyi itu. Demikian pula ketika kaum wanita memakai
wewangian ketika keluar dari rumahnya agar tercium wanginya oleh kaum lelaki. Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,

‫َذُّبَيَذ ْك َذَذٍة ْكسَذ ْكل َذَذ ْك اَذ َذمَّك ْك َذلَذى قَذ ْكوٍة ِذيَذ ِذج ُر ِذ ْك ِذر ِذ َذ اَذ ِذ َذ َذ ِذيَذ ٌح‬
"Siapa saja wanita yang memakai wewangian, lalu ia lewat ke suatu kaum agar mereka mendapatkan
wanginya, maka ia adalah pezina." (HR. Nasa'i, dan dihasankan oleh Al Albani)
Termasuk ke dalam larangan ini juga adalah ketika kaum wanita berjalan di tengah jalan (tidak di
pinggirnya), karena ini salah satu bentuk tabarruj. Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Usaid Al
Anshariy, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ketika berada di luar
masjid, sedang ketika itu kaum laki-laki bercampur-baur dengan wanita di jalan, maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,

» ‫َّك ِذ ِذ‬ ‫ اَذِذإ َّك َذي َذ ُرك َّك َذ ْك َذْك ُرق ْكق َّك ِذ لَذي ُرك َّك ِذ اَّك ِذ‬، ‫« سَذ ْك ِذ َذ‬
‫َذ َذ ْك َذ‬ ‫َذ‬ ‫ُر ْك َذ‬ ‫ْك ْك‬
"Mundurlah kalian! Karena kalian tidak berhak melewati tengah jalan. Tetapi kalian harus lewat pinggir
jalan."
Maka ketika itu seorang wanita sampai bersentuhan dengan dinding, bahkan kainnya terkait dengan dinding
karena menempelnya." (Hadits ini dihasankan oleh Al Albani).
1550
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan perintah-perintah yang bijaksana ini, dan sudah
pasti seorang mukmin memiliki kekurangan sehingga tidak dapat melaksanakannya secara maksimal, maka
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan mereka bertobat.

217 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 32-34: Anjuran menikah, peringatan terhadap zina dan perkara keji.

             

     


32. Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang1553 di antara kamu, dan juga orang-orang
yang layak (menikah)1554 dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka
miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya1555. Dan Allah
Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui1556.

1551
Dari melihat sesuatu yang diharamkan dan dari dosa-dosa lainnya. Bisa juga maksudnya, kerjakanlah
semua yang diperintahkan kepada kalian berupa sifat-sifat mulia dan dan akhlak yang agung, dan
tinggalkanlah semua yang dilakukan kaum Jahiliyyah berupa sifat-sifat buruk dan akhlak yang rendah,
karena sesungguhnya keberuntungan terletak dalam mengerjakan perintah Allah dan Rasul-Nya serta
meninggalkan yang dilarang keduanya.
1552
Oleh karena itu, tidak ada cara lain agar seseorang dapat beruntung kecuali dengan tobat. Ayat ini
menunjukkan bahwa setiap mukmin butuh bertobat, karena firman-Nya ini tertuju kepada semua mukmin,
demikian pula terdapat anjuran agar ikhlas dalam bertobat, bukan karena riya‟, sum‟ah dan maksud-maksud
duniawi lainnya.
1553
Maksudnya, hendaklah laki-laki yang belum menikah atau tidak beristri atau wanita-wanita yang tidak
bersuami, dibantu agar mereka dapat menikah. Kata "Ayaamaa" adalah bentuk jamak dari kata "Ayyim"
yang artinya laki-laki yang tidak beristri, atau wanita yang tidak bersuami, dan sama saja baik sebelumnya
pernah menikah atau belum sama sekali.
Ayat yang mulia ini merupakan perintah untuk menikah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga
bersabda,
‫َذ س ِذ اَذللَذي ِذ ِذ َّك ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ اَذِذإ َّك َذ َذ ُّب ِذ‬، ‫ ِذ س َذو ِذ ْكن ُرك ْك ا َذ اَذ ْكلي َّك‬، ‫َّك ِذ‬
‫ اَذِذإ َّكُر َذ ُر‬، ‫ص ْكو‬ ‫ َذ َذ ْك َذ‬، ‫ص ِذ‬
‫ َذ َذ ْك ْك َذ ْك َذ ْك َذ ْك‬، ‫ص ُر ْكل َذ ْك ِذ‬ ‫ض ْكلَذ َذ‬ ‫« َذ َذ ْكل َذ َذ َذ َذ ْك َذ َذ ُر َذ َذ َذَذ َذ ْك ُر‬
»‫ِذ َذ اٌح‬
"Wahai para pemuda! Barang siapa yang sudah mempunyai kesanggupan, maka hendaknya ia menikah,
karena menikah itu dapat menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan. Dan barang siapa yang tidak
mampu, hendaknya ia berpuasa, karena puasa itu sebagai pengebirinya." (HR. Jamaah Ahli Hadits)
1554
Lafaz shalih di ayat tersebut bisa diartikan yang baik agamanya, dan bisa juga diartikan yang layak. Jika
diartikan yang baik agamanya, maka berarti majikan diperintahkan menikahkan hamba sahaya yang saleh
laki-laki maupun perempuan sebagai balasan terhadap kesalehannya, dan lagi karena orang yang tidak saleh
karena berzina dilarang menikahkannya, sehingga maknanya menguatkan apa yang disebutkan di awal
surah, yaitu menikahi laki-laki pezina dan perempuan pezina diharamkan sampai ia bertobat. Bisa juga
diartikan dengan yang layak menikah lagi butuh kepadanya dari kalangan hamba sahaya laki-laki dan
perempuan. Makna ini diperkuat oleh keterangan bahwa sayyid (majikan) tidak diperintahkan menikahkan
budaknya sebelum ia butuh menikah. Kedua makna ini tidaklah begitu jauh, wallahu a‟lam.
1555
Oleh karena itu, anggapan bahwa apabila menikah seseorang dapat menjadi miskin karena banyak
tanggungan tidaklah benar. Dalam ayat ini terdapat anjuran menikah dan janji Allah akan memberikan
kecukupan kepada mereka yang menikah untuk menjaga dirinya. Oleh karena itu, berdasarkan ayat ini Ibnu
Mas'ud berkata, "Carilah kekayaan dalam menikah."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫لى اِذ َذ ْكوُر ُر ُر ْك ُرم َذج ِذه ُر ِذ َذسِذْكي ِذ اِذ َذ ْك ُرم َذك تَذ ُر َّك ِذذ ُرِذْك ُر ْكاَذ َذ اَذ َذ نَّك ِذ ُرح َّك ِذذ ُرِذْك ُر ْك َذل َذ َذ‬
‫َذ َذَذٌح َذ ٌّ َذ َذ‬
218 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an
               

                

                

  


33. 1557Dan orang-orang yang tidak mampu menikah1558 hendaklah menjaga kesucian (diri)nya,
sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya1559. Dan jika hamba sahaya
yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada
mereka1560, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka1561, dan berikanlah kepada mereka
sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu1562. 1563Dan janganlah kamu paksa

“Ada tiga orang yang menjadi kewajiban Allah menolong mereka; mujahid fii sabiilillah, seorang budak
yang hendak memerdekakan dirinya dengan membayar iuran dan orang yang menikah dengan tujuan
menjaga dirinya.” (HR. Tirmidzi, ia katakan, “Hadits ini hasan”)
1556
Dia mengetahui siapa yang berhak mendapat karunia agama maupun dunia atau salah satunya dan siapa
yang tidak, sehingga Dia berikan masing-masingnya sesuai ilmu-Nya dan hikmah-Nya.
1557
Ayat ini berkenaan dengan orang yang tidak mampu menikah, Allah memerintahkannya untuk menjaga
kesucian dirinya dan mengerjakan sebab-sebab yang dapat menyucikan dirinya, seperti mengalihkan
pikirannya dengan menyibukkan dirinya dan melakukan saran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu
berpuasa.
1558
Baik karena miskinnya mereka (tidak sanggup menyiapkan mahar atau memberikan nafkah), atau
miskinnya wali atau sayyid mereka atau karena keengganan mereka (wali atau sayyid) menikahkan mereka.
1559
Sehingga mereka dapat menikah.
1560
Salah satu cara dalam agama Islam untuk menghilangkan perbudakan adalah mukatabah, yaitu seorang
hamba sahaya boleh meminta kepada tuannya untuk dimerdekakan, dengan perjanjian bahwa budak itu akan
membayar jumlah uang yang ditentukan. Pemilik budak itu hendaklah menerima perjanjian itu kalau budak
itu menurut pandangannya sanggup melunasi perjanjian itu dengan harta yang halal.
Imam Bukhari berkata: Rauh meriwayatkan dari Ibnu Jarir, ia berkata, "Aku berkata kepada 'Athaa, "Apakah
wajib bagi saya melakukan mukatabah, jika aku mengetahui dia (budak) memiliki harta?" Atha' menjawab,
"Menurutku wajib." Amr bin Dinar berkata: Aku berkata kepada Atha', "Apakah kamu mendapatkan nukilan
dari seseorang?" Ia menjawab, "Tidak." Kemudian ia memberitahukanku bahwa Musa bin Anas
memberitahukannya, bahwa Sirin meminta kepada Anas untuk mukatabah, dimana ia adalah seorang yang
banyak hartanya, tetapi ia menolaknya, lalu ia pergi mendatangi Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu,
maka Umar berkata, "Lakukanlah mukatabah dengannya." Tetapi ia tetap saja menolaknya, maka Umar
segera memukulnya dengan tongkatnya.
1561
Yakni memiliki sifat amanah. Ada yang mengatakan, bahwa maksudnya adalah jujur. Ada pula yang
mengatakan, bahwa maksudnya memiliki harta, dan ada pula yang mengatakan, bahwa maksudnya mampu
berusaha atau bekerja.
1562
Untuk mempercepat lunasnya perjanjian itu hendaklah budak-budak itu ditolong baik oleh tuannya
dengan diringankan sedikit bebannya atau oleh orang lain dengan harta yang diambilkan dari zakat atau dari
harta mereka. Ibnu Abbas berkata, "Allah memerintahkan kaum mukmin untuk membantu para budak."
Disebutkan, “Harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu” untuk mengingatkan bahwa harta yang ada di
tangan kita adalah berasal dari Allah, oleh karena itu berbuat baiklah kepada hamba-hamba Allah
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kita. Syaikh As Sa‟diy berkata, “Mafhum ayat ini adalah,
bahwa seorang hamba sahaya apabila tidak meminta mukatabah, maka majikannya tidak diperintahkan
memulai menawarkan mukatabah, dan bahwa apabila dia tidak mengetahui kebaikan pada budaknya, bahkan

219 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan
kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi1564. 1565Barang siapa
memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka)
setelah mereka dipaksa1566.

             
34. 1567Dan sungguh, Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penjelasan1568,
dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu1569 dan sebagai nasehat1570 bagi
orang-orang yang bertakwa1571.

yang diketahui malah sebaliknya, seperti ia tidak punya usaha sehingga menjadi beban orang lain, terlantar,
atau ada sesuatu yang dikhawatirkan jika dimerdekakan seperti membuatnya melakukan kerusakan, maka
majikannya tidak diperintahkan melakukan mukatabah, bahkan dilarang melakukannya karena di dalamnya
terdapat sesuatu yang dikhawatirkan tersebut.”
1563
Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa orang Jahiliyyah memiliki seorang budak wanita yang ia lepas untuk
melakukan pelacuran dengan bayaran, dimana nantinya upah dari pelacuran itu diambilnya kapan saja, maka
ketika Islam datang, Allah melarang kaum mukmin melakukan hal itu. Menurut lebih dari mufassir baik dari
kalangan salaf maupun khalaf, bahwa sebab turunnya ayat ini adalah berkenaan dengan Abdullah bin Ubay
bin Salul, dimana ia memiliki budak yang dipaksanya melakukan pelacuran karena mencari penghasilan
darinya.
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Jabir, ia berkata, “Abdullah bin Ubay
bin Salul berkata kepada hamba sahayanya yang perempuan, “Pergilah! Lakukanlah pelacuran untuk kami.”
Maka Allah menurunkan ayat, “Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan
pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan
kehidupan duniawi.” (Terj. QS. An Nuur: 33).
1564
Yakni memperoleh upah dari pelacuran itu, karena di zaman Jahiliyyah terkadang wanita budak dipaksa
melakukan pelacuran agar majikannya memperoleh upah. Upah dari pelacuran adalah upah yang haram,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

» ‫ َذ َذ ْكس ُر ْكاَذ َّكج ِذ َذ ِذي ٌح‬، ‫ َذ َذ ْك ُر ْكَذغِذ ٍّ َذ ِذي ٌح‬، ‫«َذَذ ُر ْك َذك ْكل ِذ َذ ِذي ٌح‬
"Hasil dari penjualan anjing adalah kotor, upah dari hasil pelacuran adalah kotor, dan usaha bekam adalah
kotor." (HR. Muslim)
1565
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengajak orang yang telah memaksa tersebut untuk bertobat.
1566
Oleh karena itu, hendaknya dia bertobat kepada Allah dan menghentikan perbuatannya itu. Apabila dia
telah bertobat dan berhenti dari melakukan hal itu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan
merahmatinya.
Ibnu Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Jika kalian melakukan hal itu, maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada mereka (para budak wanita), dan dosa
mereka ditanggung atas orang yang memaksa mereka."
Ayat ini merupakan pengagungan terhadap ayat-ayat Al Qur‟an ini yang diturunkan-Nya kepada hamba-
1567

hamba-Nya agar mereka mengetahui kedudukannya dan melaksanakan haknya.


1568
Terhadap semua yang kamu butuhkan, baik perkara ushul (dasar) maupun furu‟ (cabang) sehingga tidak
ada lagi kemusykilan dan syubhat (kesamaran).
1569
Baik yang saleh maupun yang tidak dan menerangkan sifat amal mereka serta apa yang menimpa mereka
agar kamu menjadikannya pelajaran, bahwa orang yang melakukan hal yang sama akan mendapatkan
balasan yang serupa.
1570
Seperti nasehat-Nya agar rasa belas kasihan tidak menghalanginya dari menegakkan hukum Allah, dan
nasehat agar tidak berburuk sangka kepada orang yang baik, dsb. Di samping itu, di dalamnya pun terdapat
janji dan ancaman, targhib dan tarhib. Menurut Ibnu Katsir, maksud "mau'izhah" (nasihat) adalah sesuatu
yang menghalangi seseorang mengerjakan perbuatan dosa dan yang haram.

220 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 35-38: Allah Subhaanahu wa Ta'aala sebagai pemberi cahaya di langit dan bumi serta
pujian Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada orang-orang yang memakmurkan masjid-
masjid-Nya.

                

                

                   

  


35. Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi1572. Perumpamaan cahaya-Nya1573, seperti
sebuah lubang yang tidak tembus1574 yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung
kaca (dan) tabung kaca itu1575 bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak
dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di

1571
Dikhususkan kepada orang-orang yang bertakwa, karena merekalah yang dapat mengambil manfaat
daripadanya.
1572
Dia menyinari langit dan bumi baik secara hissiy (konkrit) maupun maknawi (abstrak). Yang demikian
karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala pada Zat-Nya bercahaya dan hijab-Nya –yang jika bukan karena
kelembutan-Nya tentu cahaya zat-Nya akan membakar semua makhluk-Nya- juga cahaya. Dengan cahaya
itu „Arsy dan Kursi bersinar, demikian pula matahari dan bulan serta cahaya dapat bersinar, dan dengannya
pula surga bersinar. Dia juga yang memberikan cahaya secara maknawi, kitab-Nya bercahaya, syariat-Nya
bercahaya, iman dan ma‟rifat (mengenal Allah) di hati para rasul dan hamba-hamba-Nya adalah cahaya. Jika
tidak ada cahaya-Nya, tentu yang ada kegelapan di atas kegelapan. Oleh karena itulah, setiap tempat yang
tidak mendapatkan cahaya-Nya, maka menjadi gelap.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, tentang firman Allah Ta'ala, "Allah (pemberi) cahaya
(kepada) langit dan bumi," ia berkata, "Pemberi petunjuk kepada penghuni langit dan bumi."
Ibnu Juraij berkata: Mujahid dan Ibnu Abbas berkata tentang firman Allah Ta'ala, "Allah (pemberi) cahaya
(kepada) langit dan bumi," yaitu yang mengatur urusan di langit dan di bumi, baik bintangnya, mataharinya,
maupun bulannya.
As Suddiy berkata tentang firman Allah Ta'ala, "Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi," yaitu
dengan cahaya-Nya, maka langit dan bumi menjadi terang.
Ibnu Mas'ud berkata, "Sesungguhnya di sisi Tuhanmu tidak ada malam dan siang, cahaya Arsyi berasal dari
cahaya Wajah-Nya."
1573
Yang menunjukkan kepada-Nya, yaitu cahaya iman dan Al Qur‟an yang ada di hati seorang muslim.
Tentang dhamir (k. ganti nama) "hu" (artinya: nya) di ayat ini menurut sebagian ulama kembalinya kepada
Allah 'Azza wa Jalla, seperti petunjuk Allah dalam hati seorang mukmin. Ada pula yang berpendapat, bahwa
dhamir "hu" kembalinya kepada orang mukmin, yakni cahaya orang mukmin yang ada dalam hatinya,
wallahu a'lam.
1574
Yang dimaksud lubang yang tidak tembus (misykat) ialah suatu lobang di dinding rumah yang tidak
tembus sampai ke sebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu, atau barang-barang lain.
1575
Karena bersih dan indahnya.

221 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


barat1576, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api1577.
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis)1578, 1579Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi
orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia1580. Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu1581.

              
36. 1582Di masjid-masjid1583 yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di
dalamnya1584. 1585Bertasbih1586 kepada Allah pada waktu pagi dan waktu petang1587,

1576
Maksudnya, pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit atau di tempat yang berada di pertengahan tidak di
timur dan tidak di barat, ia mendapat sinar matahari baik di waktu matahari terbit maupun di waktu matahari
akan terbenam, sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik.
1577
Jika tersentuh api, tentu sinarnya lebih terang lagi.
1578
Cahaya dari apinya dan cahaya dari minyaknya.
Menurut Syaikh As Sadiy, inti pada perumpamaan yang dibuat Allah ini dan prakteknya pada keadaan
orang mukmin dan pada cahaya Allah di hatinya adalah bahwa fitrah-Nya yang manusia diciptakan di
atasnya seperti minyak yang bersih. Fitrahnya bersih dan siap menerima pengajaran dari Allah serta
mengamalkannya. Jika ilmu sampai kepadanya, maka akan menyala cahaya yang ada di hatinya seperti
halnya sumbu yang menyala di dalam lampu itu, hatinya bersih dari maksud yang buruk dan pemahaman
yang buruk. Apabila iman sampai kepadanya, maka akan bersinar lagi hatinya dengan sinar yang terang
karena bersih dari kotoran, dan hal itu seperti bersihnya kaca yang berkilau, sehingga berkumpullah cahaya
fitrah, cahaya iman, cahaya ilmu, dan bersihnya ma‟rifat (mengenal Allah), sehingga cahaya tersebut di atas
cahaya.
Menurut Ibnu Katsir, Allah mengumpamakan hati orang mukmin dalam hal jernihnya dengan pelita yang
berkaca tipis dan berkilau, sedangkan Al Qur'an dan syariat yang diserapnya dan dijadikan petunjuk dengan
minyak yang baik, bersih, mengkilap, seimbang, dan tidak ada kekeruhan dan ketimpangan.
1579
Oleh karena cahaya tersebut berasal dari Allah Ta‟ala, dan tidak setiap orang berhak mendapatkannya,
maka Allah menerangkan bahwa Allah memberi petunjuk kepada cahaya atau petunjuk-Nya bagi orang yang
Dia kehendaki, di mana Dia mengetahui kebersihan dan kesucian dirinya.
1580
Agar mereka dapat lebih memahami sebagai kelembutan dan ihsan dari-Nya kepada mereka, dan agar
kebenaran semakin jelas.
1581
Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Oleh karena itu, hendaklah kamu mengetahui bahwa perumpamaan itu
adalah perumpamaan dari yang mengetahui hakikat segala sesuatu dan rinciannya, dan bahwa perumpamaan
itu adalah untuk maslahat bagi hamba. Oleh karena itu, hendaknya kesibukanmu adalah memikirkannya dan
memahaminya, tidak malah membantahnya dan mempertentangkannya, karena Dia mengetahui sedangkan
kamu tidak mengetahui. Menurut Ibnu Katsir, maksud firman Allah Ta'ala, "Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu," adalah bahwa Dia mengetahui siapa yang berhak mendapatkan hidayah dan siapa yang
berhak untuk disesatkan.
Oleh karena cahaya iman dan Al Qur‟an sebabnya paling sering muncul di masjid, maka Allah
1582

menyebutkan masjid itu sambil meninggikannya.


1583
Masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ض ْكِذ َذ ِذ َذ لَّك ْك‬
. » ‫َذس َذو قُر َذ‬ ‫« َذ َذ ُّب ْكِذ َذ ِذ َذ لَّك َذ َذس ُر َذه َذ َذْكغَذ ُر‬
“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar.” (HR.
Muslim)
1584
Kedua hal ini “meninggikan dan menyebut nama Allah” mencakup keseluruhan hukum-hukum masjid.
Termasuk ke dalam meninggikannya adalah membangunnya, mewangikannya, menyapunya,
membersihkannya dari kotoran dan najis, serta dari perkataan dan perbuatan yang tidak layak dilakukan
dalam masjid, dan menjaganya dari orang gila dan anak-anak yang biasa tidak menjaga dirinya dari najis

222 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


(namun hadits yang memerintahkan menjauhkan orang gila dan anak kecil dari masjid adalah dha‟if),
demikian juga menjaganya dari orang kafir dan dari membuat kegaduhan di dalamnya serta mengeraskan
suara selain dzikrullah. Termasuk ke dalam menyebut nama Allah adalah semua shalat, yang fardhu maupun
yang sunat, membaca Al Qur‟an, berdzikr, mendalami ilmu dan mengajarkannya, mudzaakarah (mengingat-
ingat pelajaran) di sana, i‟tikaf dan ibadah lainnya yang dilakukan di masjid. Oleh karena itu, memakmurkan
masjid terbagi dua; memakmurkan dalam arti membangunkannya dan memeliharanya, dan
memakmurkannya dengan dzikrullah, seperti shalat dan lain-lain. Yang kedua lebih utama, bahkan sebagai
tujuannya. Oleh karenanya menurut sebagian ulama wajib hukumnya shalat yang lima waktu dan shalat
Jum‟at di masjid (tidak di selain masjid), sedangkan menurut yang lain hanya sunat saja.
Perintah membangun masjid, memuliakannya, membersihkannya dan mewangikannya

‫ َذ ِذ ٍَّّن‬، ‫َّكك ْك َذ ْك ثَذ ْك ُرْكُت‬


‫ ِذ ُر‬: ‫ول لى ا لي سل‬ ‫س ِذج َذ َّكس ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ُر‬ ‫َذ ْك ُرثْك َذم َذ ْك ِذ َذ َّك َذ رض ا ن قَذ َذل ْكن َذ قَذ ْكول نَّك ِذا اي َذ َذ َذ َذ ْك‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذ لَّك ُر َذ ُر‬، ‫ َذْكَذغى ِذ َذ ْك َذ لَّك‬- ‫ َذ سْك ُر َذَّك ُر قَذ َذل‬: ‫ قَذ َذل ُر َذكْكي ٌح‬- ً ‫« َذ ْك َذ َذ َذ ْكسج‬: ‫ول‬
‫نَّكِب لى ا لي سل َذ ُرق ُر‬‫َذ ْكل ُر ِذ َّك‬
. » ‫ِذ ثْك لَذ ُر ِذِف ْكاَذنَّك ِذ‬
Dari Utsman bin „Affan radhiyallahu 'anhu, ia pernah berkata saat orang-orang membicarakan tentang
dirinya ketika ia membangun masjid Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, “Sesungguhnya kalian terlalu sering
mengingkari, padahal aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang
membangun masjid –Bukair berkata “Saya kira Beliau berkata: - mengharapkan wajah Allah, maka Allah
akan membangunkan untuknya rumah yang semisalnya di surga.” (Muttafaq 'alaih).

. ‫ َذ تُر َذيَّك َذ‬، ‫ َذ َذ ْك تُرنَذظَّك َذ‬، ‫ول َذ لَّك ِذ لى ا لي سل ِذِذنَذ ِذا َذْك َذم َذس ِذ ِذ ِذ َذ ُّب ِذر‬
‫ َذَذ َذ َذر ُرس ُر‬: ‫ قَذ َذ ْك‬- ‫ َذر ِذض َذ َذ لَّك ُر َذْكن َذ‬- ‫َذ ْك َذ ِذ َذ َذ‬
Dari Aisyah radhiyallahu „anha ia berkata, “Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam memerintahkan
dibangun masjid-masjid di kampung-kampung dan agar dibersihkan serta diberikan wewangian.” (HR.
Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia (Tirmidzi) menshahihkan kemursalannya. Al Albani berkata, “Dan
isnadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim, Tirmidzi mencacatkannya karena mursal, namun tidak apa-
apa, sebagaimana saya jelaskan dalam Shahih Abu Dawud (479). [Al Misykaat (479)])
Imam Bukhari berkata: Umar berkata, "Bangunkanlah buat manusia sesuatu yang melindungi mereka, dan
hendaknya engkau tidak mewarnai merah atau kuning sehingga manusia tergoda."
Abu Ya'la Al Maushaliy meriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa Umar mewangikan masjid setiap hari Jum'at.
(Menurut Ibnu Katsir, isnadnya hasan dan tidak mengapa, wallahu a'lam).

‫َذ َذ‬ ‫َذ ْك ُر َذ‬ ‫ قَذ َذل َذر ُرس ُر‬:‫ قَذ َذل‬- ‫ َذر ِذض َذ َذ لَّك ُر َذْكن ُر َذم‬- ‫َذَ َذ ْك ِذْك ِذ َذَّك ٍةا‬
‫ول َذ لَّك ِذ لى ا لي سل ُرِذ ِذ ْك يِذي ِذ َذْكمس ِذ ِذ‬
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu „anhuma ia berkata: Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Aku
tidak diperintahkan mentasyyid (meninggikan dan menghias) masjid-masjid.” (HR. Abu Dawud dan
dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Hadits ini dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Abu Dawud (448))
Ibnu Abbas berkata, “Sungguh kamu akan menghiasnya seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi dan
Nasrani.”
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ قَذ َذل رس ُر ِذ‬: ‫َذِذ ه َذ قَذ َذل‬
‫ َذ َذرَّك َذه َذ لَّك ُر َذلَذْكي َذ‬: ‫ض َّك ً ِذ َذْك َذم ْكسج اَذ ْكليَذ ُرق ْك‬
،‫ي‬ ‫ول َذ لَّك لى ا لي سل َذ ْك َذ َذ َذر ُر ً َذْكن ُر ُر َذ‬ ‫َذ ُر‬ ‫َذ ْك ْك ُر َذ ْك َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫اَذِذإ َّك َذْك َذم َذس َذ َذْك تُر ْك َذ‬
‫ْب ْلَذَذذ‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Barang
siapa yang mendengar seseorang yang mencari hewannya yang hilang di masjid, maka katakanlah
kepadanya, “Semoga Allah tidak mengembalikan kepadamu, karena masjid tidak dibangun untuk ini.” (HR.
Muslim)
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ْكَذرَذ َذح َذ لَّك ُر ِذَتَذ َذرتَذ َذ‬: ‫ اَذ ُرقوُرو‬، ‫و ِذ َذْك َذم ْكسج‬
‫ي‬ ‫ َذْك َذْكَذ ُر‬، ‫ ِذ َذ َذرَذْك ُر ْك َذ ْك َذِذي ُر‬:‫َذ ْك َذِذ ْك ُرهَذ ْك َذَذ َذ َّك َذر ُرس ْكوَذل ا لى ا لي سل قَذ َذل‬

223 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

  

Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Apabila
kamu melihat ada orang yang berjual-beli di masjid, maka katakanlah kepadanya, “Semoga Allah tidak
memberikan keuntungan pada daganganmu.” (HR. Nasa‟i dan Tirmidzi, Tirmidzi menghasankannya)

. ‫ ْك َذه ْك اَذ ْكتِذِذ ِذوَذ َذذ ْك ِذ‬: ‫ اَذنَذظَذْك ُر اَذِذإ َذ ُر َذمُر ْك ُر ْكاَذ َّك ِذ اَذ َذق َذل‬، ‫صَذِذ َذر ُر ٌح‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ ُر ْكن ُر قَذ م ً ِذِف ْك َذم ْكسج اَذ َذ َذ‬: ‫َذ ِذ َّكس ِذ ْك ِذ َذِذ َذ قَذ َذل‬
، ‫ َذْكو ُر ْكنُر َذم ِذ ْك ْكَذه ِذ ْكَذ لَذ ِذ اَذْك َذ ْكلُر ُرك َذم‬: ‫ قَذ َذل‬. ‫ ِذ ْك ْكَذه ِذ َّك ِذ ِذ‬: ‫ َذْك ِذ ْك َذْك َذ َذْكُر َذم ؟ قَذ َذ‬- ‫ َذ ْك َذْك ُر َذم ؟‬: ‫ قَذ َذل‬. ‫اَذ ِذجْكُر ُر ِذوِذ َذم‬
‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ ؟‬‫تَذ اَذل ِذ َذ و تَذ ُركم ِذِف س ِذج ِذ رس ِذ‬
‫ْك َذ ْك َذ َذ َذ ْك َذ ُر‬
Dari As Saa‟ib bin Yazid ia berkata, “Aku pernah berdiri di masjid, lalu ada yang melempar batu kerikil
kepadaku, maka aku melihat, ternyata orang itu adalah Umar bin Khaththab ia berkata, “Pergilah, ambillah
kedua batu ini.” Aku pun datang kepadanya dengan membawa kedua batu itu. Ia (Umar) bertanya, “Siapa
kamu berdua?” atau “Dari mana kamu berdua?” Keduanya menjawab, “Dari penduduk Tha‟if.” Ia berkata,
“Kalau kamu berdua berasal dari penduduk negeri ini, tentu kamu berdua aku sakiti; kamu telah
mengeraskan suara di masjid Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari)
Faedah:
Sebagaimana dijelaskan, bahwa membangun masjid termasuk ke dalam makna „memakmurkan masjid‟,
maka dari itu pahala orang yang membangunnya begitu besar, Allah berjanji akan membangunkan rumah
untuknya di surga sebagaimana dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim. Masjid memiliki peranan penting
dalam membina umat dan masyarakat dan merupakan bangunan yang diberkahi, dari masjidlah kebaikan
muncul dan tersebar. Oleh karena itulah, saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hijrah ke Madinah,
maka bangunan yang pertama kali Beliau bangun adalah masjid. Di masjid itulah, Beliau mendidik umat,
mengajarkan kepada mereka aqidah yang benar, ibadah yang benar, akhlak yang benar dan bermu'amalah
yang benar sehingga para sahabat Beliau menjadi umat yang terbaik. Allah Subhaanahu wa Ta'aala
berfirman, "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…dst." (Terj. Ali Imran: 110)
1585
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memuji orang-orang yang memakmurkannya dengan ibadah.
1586
Yang bertasbih ialah laki-laki yang tersebut pada ayat 37 berikut.
1587
Disebutkan kedua waktu ini secara khusus karena keutamaannya dan karena longgar dan mudahnya
beribadah dilakukan di waktu itu. Oleh karena itu, disyariatkan membaca dzikr pagi dan petang, yang di
antaranya adalah mengucapkan subhaanallahi wa bihamdih sebanyak 100 kali. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:

‫ َذْك َذْك ِذ َذ َذ ٌح َذ ْكوَذ ْك ِذقيَذ َذ ِذ ِذَذاْك َذ َذ ِذِمَّك َذ اَذ ِذِذ ِذ َّك َذ َذ ٌح قَذ َذل ِذ ثْك َذ َذ قَذ َذل‬. ‫صِذ ُرح َذ ِذ َذ ُرَيْك ِذسى ُرسْك َذ َذ لَّك ِذ َذِذ َذ ْكم ِذ ِذ ِذ َذ َذ َذ َّكٍة‬ ‫ِذ‬
‫« َذ ْك قَذ َذل َذ ُر ْك‬
. » ‫َذْك َذ َذ َذلَذْكي ِذ‬
“Barang siapa yang berkata di waktu pagi dan sore hari, “Subhaanallahi wa bihamdih.” Sebanyak 100 kali,
maka tidak ada seorang pun pada hari kiamat yang datang membawa amalan yang lebih utama daripada apa
yang dia bawa kecuali seorang yang mengucapkan sebanyak itu atau lebih.” (Muslim)
Arti Subhaanallah bihamdih adalah aku menyucikan Allah dari semua kekurangan dan memuji-Nya dengan
semua kesempurnaan.
Ada pula yang menafsirkan tasbih di sini dengan shalat. Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, “Semua
tasbih dalam Al Qur‟an adalah shalat.”

224 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


37. 1588Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan1589 dan jual beli1590 dari mengingat Allah,
melaksanakan shalat1591, dan menunaikan zakat1592. 1593Mereka takut kepada hari ketika hati dan
penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat) 1594,

               
38. (meraka melakukan itu) agar Allah memberi balasan amal mereka yang paling baik1595, dan
agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka1596. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja
yang Dia kehendaki tanpa batas1597.

1588
Salim meriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa dia pernah berada di pasar,
lalu ditegakkan shalat, maka orang-orang menutup warung-warung mereka dan masuk ke masjid. Ibnu Umar
berkata, "Tentang mereka turun ayat, "Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan…dst. (Terj. QS. An
Nuur: 37)." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir).
1589
Mencakup semua bisnis dan usaha yang menghasilkan keuntungan.
1590
Dihubungkan yang khusus dengan yang umum sebelumnya, karena yang biasa terjadi adalah jual beli.
Mereka itu meskipun berdagang dan berjual beli, namun tidak dibuat lalai olehnya sampai lupa mengingat
Allah. Bahkan mereka menjadikan ketaatan kepada Allah sebagai tujuan dan maksud mereka, jika ada
sesuatu yang menghalangi mereka dari menjalankan ketaatan kepada Allah, maka mereka tolak. Ibnu Katsir
berkata, "Dunia dan perhiasannya serta kenikmatan berjual beli dan meraih keuntungan tidak membuat
mereka lalai dari mengingat Tuhan mereka yang telah menciptakan dan memberikan rezeki kepada mereka,
dan mereka mengetahui, bahwa apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik bagi mereka dan lebih
bermanfaat dari apa yang ada di tangan mereka, karena yang ada pada sisi mereka akan lenyap, sedangkan
apa yang di sisi Allah itulah yang kekal."
1591
Yakni dari shalat yang lima waktu berjamaah. Muqatil bin Hayyan berkata, "Hal itu (perdagangan dan
jual-beli) tidak membuat mereka lalai dari menghadiri shalat dan menegakkannya sebagaimana yang
diperintahkan Allah kepada mereka, demikian juga tidak membuat mereka lalai dari menjaga shalat pada
waktunya, serta semua yang diminta Allah kepada mereka agar dijaga."
Di dalam hadits disebutkan,
‫نُّبور َّك ٍّ و ْك ِذقي ِذ‬
‫َذ ٍّ ِذ ْكم َّك ِذ َذ ِذ ظُّبلَذ ِذ ِذ َذ ْكمس ِذ ِذ ِذ ِذ‬
‫َذ ْك َذ َذ َذ‬ ‫َذ َذ‬ ‫َذ‬
"Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan kaki ke masjid di tengah kegelapan dengan
cahaya yang sempurna pada hari Kiamat." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan dinyatakan shahih oleh Al
Albani)
1592
Mereka mendahulukan ketaatan kepada-Nya dan kecintaan-Nya daripada keinginan dan kecintaan hawa
nafsu mereka.
1593
Oleh karena meninggalkan dunia sangat berat bagi jiwa dan meraihkan keuntungan sangat dicintai
olehnya dan berat untuk ditinggalkan, maka disebutkan targhib (pendorong) mereka melakukannya sekaligus
tarhibnya. Mereka takut kepada hari yang saking dahsyatnya sampai membuat hati dan pandangan
berguncang, sehingga mereka pun ringan dalam beramal dan meninggalkan kesibukannya.
1594
Yang demikian karena dahsyatnya peristiwa di hari itu dan sangat menegangkan.
1595
Yakni amal mereka yang saleh, karena amal saleh adalah amal mereka yang paling baik, di mana di
antara amal mereka ada yang ibadah dan ada yang mubah, sedangkan pahala tentu diberikan karena amal
yang menjadi ibadah, bukan yang mubah.
1596
Dengan tambahan yang banyak melebihi balasan yang sesuai amal mereka. Lihat pula surat Al Baqarah:
261, An Nisaa': 40, dan Al An'aam: 160 yang menunjukkan bahwa Allah merlipatgandakan sebuah amal
saleh.
1597
Dia memberikan pahala kepada hamba-Nya melebihi amal yang dikerjakannya, bahkan melebihi
harapannya, dan memberikan balasan tanpa tanggung-tanggung.

225 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 39-40: Gambaran orang-orang kafir dan amal mereka, dan bahwa kekafiran adalah
kegelapan sedangkan keimanan adalah cahaya.

              

        


39. 1598Dan orang-orang yang kafir1599, perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang
datar1600, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila didatanginya tidak ada
apa pun1601. Dan didapatinya (ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memberikan kepadanya
perhitungan (amal-amal) dengan sempurna, dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

                 

                 
40. Atau (keadaan amal orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi
oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap1602. Itulah gelap gulita yang
berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya, hampir tidak dapat melihatnya1603. Barang
siapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun1604.

1598
Ayat ini dan setelahnya merupakan perumpamaan amal orang kafir dalam hal batal, sia-sia, dan ruginya
mereka.
1599
Kepada Tuhan mereka dan mendustakan para rasul-Nya.
1600
Yang tidak ada tumbuhan dan pepohonan.
1601
Amal orang-orang kafir seperti fatamorgana yang dilihat dan disangka oleh orang yang tidak tahu
sebagai air, mereka mengira amal mereka bermanfaat, dan mereka pun membutuhkannya sebagaimana
butuhnya orang yang kehausan terhadap air, sehingga ketika ia mendatangi amalnya pada hari pembalasan,
ternyata ia dapatkan dalam keadaan hilang dan tidak memperoleh apa-apa bisa karena tidak adanya
keikhlasan dan bisa karena tidak mengikuti jalan syariat. Menurut Ibnu Katsir, bahwa ayat ini merupakan
perumpamaan untuk orang kafir yang jahil murakkab (bodoh berkali lipat), mereka inilah para penyeru
kepada kekafiran yang mengira bahwa mereka berada di atas suatu amalan dan keyakinan yang benar,
padahal mereka tidak berada di atasnya. Adapun ayat setelahnya (ayat 40) merupakan perumpamaan untuk
orang kafir yang jahil basith (sekedar bodoh) yang mengikuti jejak langkah para pemimpin yang kafir, yang
tuli, bisu lagi tidak menggunakan akalnya.
Ayat di atas seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Furqan: 23.
Dalam Shahihain disebutkan, bahwa pada hari Kiamat akan dikatakan kepada orang-orang Yahudi, "Apa
yang kalian sembah?" Mereka menjawab, "Kami menyembah Uzair putera Allah." Maka dikatakan, "Kalian
dusta! Allah sama sekali tidak memiliki anak. Lalu apa yang kalian inginkan?" Mereka menjawab, "Wahai
Tuhan kami, kami haus, maka berilah kami air." Kemudian dikatakan, "Tidakkah kalian lihat?" Maka neraka
dibayangkan kepada mereka seakan-akan seperti fatamorgana, dimana sebagiannya memecahkan yang lain.
Mereka pun berangkat dan berjatuhan di dalamnya.
1602
Dan berada dalam kegelapan malam.
1603
Padahal tangannya dekat dengannya, lalu bagaimana dengan yang berada jauh? Demikianlah orang-
orang kafir, kegelapan di atas kegelapan menumpuk di hati mereka; gelapnya tabiat, di atasnya lagi gelapnya
kekafiran, di atasnya lagi gelapnya kebodohan dan di atasnya lagi gelapnya amal yang muncul daripadanya.
Sehingga mereka pun berada dalam kegelapan dan kebingungan, karena Allah telah meninggalkan mereka
dan tidak memberikan cahaya-Nya. Kedua perumpamaan ditujukan kepada amal orang-orang kafir, atau
yang satu untuk salah satu golongan orang kafir, sedangkan yang satu lagi untuk golongan yang lain;

226 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 41-45: Kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, fenomena keimanan dan petunjuk di
alam semesta dimana semua makhluk melakukan tasbih, serta penjelasan tentang
‘kehidupan’ yang berasal dari satu materi, yaitu air.

                  

    


41. 1605Tidaklah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang ada di
langit dan di bumi1606, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh
telah mengetahui (cara) shalat dan tasbihnya1607. 1608Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan1609.

        


42. 1610Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi1611, dan hanya kepada Allah-lah kembali
(seluruh makhluk)1612.

perumpamaan yang pertama ditujukan kepada orang-orang yang diikuti, sedangkan perumpamaan yang
kedua ditujukan kepada orang-orang yang mengikuti, wallahu a‟lam.
Menurut Ibnu Katsir, ayat ini merupakan perumpamaan untuk orang kafir yang jahil basith (sekedar bodoh)
yang mengikuti jejak langkah para pemimpin yang kafir, yang tuli, bisu lagi tidak menggunakan akalnya.
Mereka tidak mengetahui keadaan orang yang mengajaknya, bahkan tidak tahu ke mana ia pergi. Mereka ini
seperti orang jahil (bodoh) yang ketika ditanya, "Ke mana engkau pergi?" Ia menjawab, "Aku ikut saja
bersama mereka." Lalu ia ditanya lagi, "Ke mana mereka pergi?" Ia menjawab, "Saya tidak tahu."
1604
Oleh karena itu, barang siapa yang tidak diberi petunjuk oleh Allah, maka ia tidak akan memperoleh
petunjuk sehingga ia akan kebingungan dan tersesat. Maka kita meminta kepada Allah cahaya dalam hati
kita, cahaya di sebelah kanan kita, cahaya di sebelah kiri kita, cahaya di depan kita, cahaya di belakang kita,
dan meminta kepada-Nya agar Dia memperbesar cahaya kita, Allahumma amin.
1605
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan kepada hamba-hamba-Nya tentang keagungan-Nya,
sempurnanya kekuasaan-Nya dan butuhnya semua makhluk kepada-Nya serta beribadah kepada-Nya.
1606
Baik malaikat, manusia, jin, hewan, maupun benda mati.
1607
Masing-masing makhluk mengetahui cara shalat dan tasbih kepada Allah dengan ilham dari Allah sesuai
keadaannya masing-masing. Kata “Qad „alima shalaatahu wa tasbiihah” bisa juga kembalinya kepada
Allah, sehingga maksudnya Allah mengetahui shalat dan tasbih masing-masing makhluk-Nya. Hal ini seperti
dalam ayat lain yang berbunyi, “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada
Allah. dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak
mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Terj. QS. Al
Israa‟: 44)
1608
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan, bahwa Dia mengetahui semua perbuatan
mereka tanpa ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya.
1609
Dia mengetahui semua perbuatan mereka dan tidak ada satu pun dari perbuatan mereka yang samar, dan
Dia akan memberikan balasan terhadapnya.
1610
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan ibadah mereka dan butuhnya mereka kepada-Nya
dari sisi ibadah dan mentauhidkan-Nya, Dia menerangkan butuhnya mereka dari sisi kepemilikan,
pengaturan dan pengurusan-Nya.
Yakni, Dialah Pencipta keduanya, Pemberi rezekinya dan Pengaturnya baik dengan hukum syar‟i-Nya
1611

maupun hukum qadari-Nya di kehidupan dunia ini, serta Pengaturnya dengan hukum jaza‟i(pembalasan)-
Nya di akhirat.

227 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

                  

  


43. Tidakkah engkau melihat1613 bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian
mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari
celah-celahnya1614, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari
(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es atau
air) itu kepada siapa yang Dia kehendaki1615 dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki.
Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan1616.

           
44. Allah mempergantikan malam dan siang1617. Sungguh pada yang demikian itu, pasti terdapat
pelajaran1618 bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam)1619.

                  

               
45. 1620Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air1621, maka sebagian ada yang
berjalan di atas perutnya1622 dan sebagian berjalan dengan dua kaki1623, sedang sebagian (yang lain)

1612
Untuk diberikan balasan.
1613
Besarnya keagungan Allah.
1614
Yakni turun rintikan-rintikan secara berhamburan agar terwujud manfaat tanpa menimbulkan bahaya.
1615
Sesuai hukum qadari-Nya dan kebijaksanaan-Nya yang terpuji.
1616
Dengan demikian, bukankah Allah -yang mengadakan awan mendung dan mengirimkannya kepada
hamba-hamba-Nya yang membutuhkan, dan menurunkannya secara bermanfaat dan tidak menimbulkan
bahaya- Mahasempurna kekuasaan-Nya, Mahaberlaku kehendak-Nya dan luas rahmat-Nya?
1617
Demikian pula panas ke dingin, dingin ke panas, malam ke siang, dan siang ke malam serta
menggilirkan hari-hari kepada hamba-hamba-Nya.
1618
Seperti dalil yang menunjukkan keagungan Allah Ta'ala.
1619
Sehingga ia memperhatikan pula hikmah di balik itu, berbeda dengan orang yang jahil yang
memandangnya seperti binatang memandang.
1620
Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyebutkan kemampuan-Nya yang sempurna dan kekuasaan-Nya yang
agung dalam penciptaan-Nya terhadap makhluk-makhluk-Nya dengan beragam bentuknya, warnanya, dan
gerakannya dari air yang sama.
1621
Yakni dari mani, dengan bercampurnya sperma dan ovum. Meskipun materinya sama, yaitu air, namun
hasilnya berbeda-beda, di antaranya ada yang berjalan di atas perut, ada yang berjalan di atas kedua kaki,
dst. Ini semua menunjukkan berlakunya kehendak Allah „Azza wa Jalla.
1622
Seperti ular dan cacing.
1623
Seperti manusia dan burung.

228 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


berjalan dengan empat kaki1624. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki1625. Sungguh, Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu1626.

Ayat 46-54: Mengisahkan kaum munafik dan bagaimana mereka tidak dapat mengambil
manfaat dari ayat-ayat Allah, perbedaan sikap orang-orang munafik dan orang-orang
mukmin dalam berhakim kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

            
46. 1627Sungguh, Kami1628 telah menurunkan ayat-ayat yang memberi penjelasan (Al Qur‟an)1629.
Dan Allah memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki1630 ke jalan yang lurus1631.

              

 
47. 1632Dan mereka (orang-orang munafik) berkata, "Kami telah beriman kepada Allah dan rasul
(Muhammad), dan kami menaati (keduanya)." Kemudian sebagian dari mereka berpaling setelah
itu. Mereka itu bukanlah orang-orang beriman.

1624
Seperti hewan ternak.
1625
Dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi, sedangkan apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi.
1626
Seperti halnya Dia turunkan hujan dari langit, kemudian air hujan itu bersatu dengan bumi, maka
tumbuhlah beraneka macam tumbuh-tumbuhan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Dan di bumi ini
terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma
yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian
tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Terj. Ar Ra‟d: 4)
1627
Allah Ta'ala menyatakan, bahwa Dia menurunkan hukum dan hikmah dalam Al Qur'an ini, serta
menurunkan permisalan-permisalan yang jelas. Dia juga mengajak orang-orang yang berakal untuk
memahaminya dan memikirkannya.
1628
Yakni telah menyayangi hamba-hamba Kami.
Yakni jelas dilalah(maksud)nya yang menunjukkan maksud-maksud syar‟i, adab-adab yang terpuji, dan
1629

pengetahuan yang baik, sehingga menjadi jelaslah jalan yang harus ditempuh, semakin jelas mana yang hak
dan mana yang batil sehingga tidak ada lagi syubhat dan kemusykilan, karena ia turun dari Tuhan yang ilmu-
Nya sempurna, rahmat-Nya sempurna dan penjelasan-Nya pun sempurna.
1630
Yaitu mereka yang sudah tecatat sejak dahulu akan memperoleh kebaikan.
1631
Yang menyampaikan seseorang kepada Allah dan kepada tempat istimewa dari-Nya (surga), itulah jalan
Islam yang di dalamnya terdapat pengetahuan terhadap yang hak (benar) dan pengamalannya.
1632
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan keadaan orang-orang zalim yang dalam hatinya ada
penyakit atau kelemahan iman atau ada kemunafikan, keraguan dan kelemahan ilmu, bahwa mereka
mengatakan bahwa diri mereka memegang teguh keimanan kepada Allah dan ketaatan, namun kenyataannya
mereka tidak melakukan apa yang mereka katakan, dan sebagian dari mereka berpaling jauh dari ketaatan
sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, yaitu pada kata “mu‟ridhuun” (berpaling), karena orang yang
meninggalkan terkadang memiliki niat untuk kembali, namun orang ini malah berpaling. Kita dapat
menemukan keadaan seperti ini, yakni mengaku beriman dan taat namun tidak melakukan banyak ketaatan,
khususnya ibadah yang berat bagi jiwa, seperti zakat, nafkah yang wajib maupun yang sunat, jihad fii
sabilillah, dsb.
Menurut Ibnu Katsir, bahwa dalam beberapa ayat yang mulia ini Allah Ta'ala memberitahukan tentang sifat
orang-orang munafik yang menampakkan hal yang berbeda dengan apa yang mereka sembunyikan. Mereka

229 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
48. Dan apabila mereka diajak kepada Allah1633 dan Rasul-Nya, agar Rasul memutuskan perkara di
antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang1634.

       


49. Tetapi, jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan
patuh1635.

                


50. Apakah (ketidakhadiran mereka karena) dalam hati mereka ada penyakit 1636, atau (karena)
mereka ragu-ragu1637 ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zalim kepada
mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim1638.

               

   


51. 1639Hanya ucapan orang-orang mukmin1640, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan
Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka1641, mereka berkata, "Kami
mendengar, dan kami taat1642.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung1643.

mengatakan dengan lisan mereka, "Kami beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami juga taat," namun
sebagian dari mereka berpaling setelah itu, yakni mereka menyalahi ucapan mereka dengan amalan mereka,
mereka mengatakan apa yang tidak mereka kerjakan. Oleh karena itu, Allah menyatakan bahwa mereka
bukanlah orang-orang yang beriman.
1633
Maksudnya, dipanggil utnuk berhukum kepada Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.
1634
Mereka menginginkan hukum jahiliyyah, mereka mengutamakan undang-undang yang tidak syar‟i
karena mereka tahu bahwa mereka akan disalahkan, di mana hukum syara‟ tidaklah memutuskan kecuali
sesuai kenyataan, menjunjung kebenaran dan menyalahkan yang salah. Ayat ini seperti firman Allah Ta'aala
di surat An Nisaa' ayat 40.
1635
Mereka tunduk kepadanya bukan karena keputusan itu adalah hukum syar‟i, akan tetapi karena sesuai
dengan hawa nafsu mereka. Oleh karenanya mereka dalam hal ini tidaklah terpuji meskipun mereka datang
dengan tunduk, karena hamba yang hakiki adalah orang yang mengikuti yang hak baik dalam hal yang ia
suka maupun tidak, baik yang membuatnya senang maupun sedih. Adapun orang yang mengikuti syariat
karena sesuai hawa nafsu saja, maka ia bukanklah hamba yang hakiki. Oleh karena itu, dalam ayat
selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman mencela mereka karena berpaling dari hukum syar‟i.
1636
Yang membuat hatinya tidak sehat. Yakni sikap mereka itu tidak lain karena dalam hati mereka ada
penyakit, atau keraguan dalam agama, atau karena suuzhan (sangka buruk) mereka, bahwa Allah dan Rasul-
Nya akan menzalimi mereka, padahal merekalah yang zalim.
1637
Meragukan kebenaran hukum Allah dan Rasul-Nya.
1638
Karena hukum Allah dan Rasul-Nya adalah adil dan tepat (hikmah). Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa
iman tidak sebatas di lisan saja bahkan amal pun menjadi bagiannya. Oleh karenanya, Allah menyebut
mereka bukan mukmin karena berpaling dari ketaatan. Ayat ini juga menunjukkan wajibnya tunduk kepada
hukum Allah dan Rasul-Nya dalam setiap keadaan, dan bahwa orang yang mengkritiknya berarti ada
penyakit dalam hatinya dan ragu-ragu dalam keimanannya. Demikian juga menunjukkan haramnya berburuk
sangka terhadap hukum-hukum syariat atau menyangkanya tidak adil atau tidak tepat.

230 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


          
52. 1644Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya1645 serta takut kepada Allah1646 dan
bertakwa kepada-Nya1647, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan (surga)1648.

                  

  


53. 1649Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpah sungguh-sungguh, bahwa jika
engkau suruh mereka berperang1650, pastilah mereka akan pergi. Katakanlah (Muhammad),

Setelah Allah menyebutkan keadaan orang-orang yang berpaling dari hukum syar‟i, Dia menyebutkan
1639

keadaan atau sifat orang-orang mukmin.


1640
Yang hakiki; yang membenarkan iman mereka dengan amal saleh.
1641
Maksudnya, di antara kaum muslimin dengan kaum muslimin atau di antara kaum muslimin dengan non
muslim.
1642
Baik sesuai hawa nafsu mereka maupun tidak. Tentang ayat ini Qatadah menerangkan, bahwa Ubadah
bin ash Shamit ketika menjelang wafatnya berkata kepada putera saudaranya, Junadah bin Abi Umayyah,
"Maukah kamu aku beritahukan tentang kewajiban dan hakmu?" Ia menjawab, "Ya." Ubadah berkata,
"kamu harus mendengar dan taat baik di saat sulit maupun mudah, di saat semangat maupun tidak, serta
mengedepankan pemimpin, dan hendaknya kamu mengarahkan lisanmu untuk berkata adil, tidak
memberontak kecuali jika mereka menyuruhmu bermaksiat secara terang-terangan. Jika engkau diperintah
dengan sesuatu yang menyelisihi kitabullah, maka ikutilah yang ada dalam kitabullah."
Qatadah juga berkata, "Telah disebutkan kepada kami, bahwa Abu Darda berkata, "Tidak ada Islam tanpa
ketaatan kepada Allah, tidak ada kebaikan kecuali dalam berjamaah serta bersikap tulus kepada Allah,
Rasul-Nya, khalifah, dan kaum mukmin secara umum."
Ia (Qatadah) juga berkata, "Telah disebutkan kepada kami, bahwa Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu
berkata, "Pegangan Islam adalah persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, serta taat kepada orang yang Allah angkat sebagai pemimpin kaum
muslim." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim)
1643
Yang mendapatkan apa yang dicita-citakan dan selamat dari yang dikhawatirkan.
1644
Setelah Allah menyebutkan keutamaan taat dalam hal hukum, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala
menyebutkan keutamaan taat kepada Allah dan Rasul-Nya dalam segala hal.
1645
Dia membenarkan berita keduanya dan melaksanakan perintahnya.
1646
Dia takut kepada Allah dengan adanya ma‟rifat (mengenal Allah), ia pun meninggalkan apa yang
dilarang-Nya dan menahan hawa nafsunya.
1647
Ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan takut kepada Allah ialah takut kepada Allah
disebabkan dosa-dosa yang telah dikerjakannya, dan yang dimaksud dengan takwa ialah memelihara diri
dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi. Kata takwa apabila disebutkan secara mutlak, maka
maksudnya melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, dan apabila disebutkan bersamaan dengan
melaksanakan perintah, maka takwa diartikan dengan takut kepada azab Allah dengan meninggalkan
maksiat.
1648
Yakni yang berhasil memperoleh semua kebaikan (mendapatkan surga) dan mendapatkan keamanan dari
segala keburukan di dunia dan akhirat serta selamat dari neraka. Ayat ini mencakup hak yang di sana
terdapat hak Allah dan Rasul-Nya, yaitu taat. Hak yang khusus bagi Allah, yaitu takut dan takwa, dan hak
yang khusus bagi Rasul, yaitu membela dan memuliakannya.
1649
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan keadaan orang-orang yang meninggalkan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam yang berangkat jihad, yaitu golongan kaum munafik, serta orang yang dalam
hatinya ada penyakit dan lemah iman.

231 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


"Janganlah kamu bersumpah1651, (karena yang diminta) adalah ketaatan yang baik1652. Sungguh,
Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan1653.

                 

        


54. Katakanlah, "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul1654; jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya kewajiban Rasul (Muhammad) itu hanyalah apa yang dibebankan kepadanya1655, dan
kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu1656. Jika kamu taat kepadanya, niscaya
kamu mendapat petunjuk1657. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan
jelas1658.”

Ayat 55-57: Kekuasaan yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang beriman dan
beramal saleh ketika mereka mengikuti ajaran Islam, perintah mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan bersikap taat, serta penjelasan tentang kelemahan orang-orang kafir
dan tempat kembali mereka di akhirat.

           

              

             

1650
Di peperangan selanjutnya.
1651
Yakni kami tidak butuh kepada sumpah dan udzurmu, karena Allah telah memberitahukan kepada kami
berita kamu.
1652
Ada yang menafsirkan, ketaatan kamu sudah diketahui dan tidak samar bagi kami, yaitu hanya di mulut
dan tidak sampai dilakukan. Setiap kali kalian bersumpah, kalian terus berdusta. Kami telah mengetahui rasa
berat dan malas dari kamu tanpa adanya udzur, sehingga kami tidak butuh kepada uzur dan sumpahmu.
Kami butuh kepada sumpah adalah kepada orang yang tidak seperti kamu, yaitu orang yang masih
mengandung kemungkinan untuk selalu taat. Adapun kamu, maka tidak. Bahkan yang dinantikan untukmu
adalah keputusan Allah dan hukuman-Nya. Oleh karena itu, lanjutan ayatnya mereka diancam dengan
firman-Nya, “Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”, yakni Dia akan memberi balasan
kepadamu dengan sempurna. Ayat ini sama seperti firman Allah Ta'ala di surat At Taubah ayat 96 dan surat
Al Hasyr ayat 11-12.
1653
Seperti perkataanmu untuk taat, tetapi kenyataannya menyelisihi.
1654
Yakni ikutilah Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Dan sesungguhnya kebahagiaan kamu terletak pada
ketaatan kamu kepada Allah dan Rasul-Nya.
1655
Yaitu menyampaikan risalah dan menunaikan amanah, dan Beliau telah melakukannya.
1656
Yaitu menaati. Namun ternyata kamu tidak berbuat demikian, maka jelas kamu dalam kesesatan dan
berhak mendapat azab.
1657
Ke jalan yang lurus.
1658
Yang tidak menyisakan keraguan dan syubhat (kesamaran). Tugas Beliau adalah menerangkan dengan
jelas, adapun menghisab, maka hal itu adalah urusan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

232 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


55. 1659Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan
amal saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi1660 sebagaimana Dia

1659
Hakim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ubay bin Ka‟ab radhiyallahu 'anhu ia
berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya datang ke Madinah, maka
orang-orang Anshar mendatangi mereka. Orang-orang Arab kemudian melempar panah dari satu busur, di
mana mereka (para sahabat) tidak bermalam kecuali dengan senjata dan tidak berada di pagi hari kecuali
dengannya, maka mereka berkata, “Tidakkah kamu melihat bahwa kita bangun sampai tidur malam dalam
keadaan aman, tenang dan tidak takut kecuali kepada Allah.” Maka turunlah ayat, “Wa‟adalahulladziina
aamanuu minkum…dst.” (Hadits ini menurut Hakim shahih isnadnya, namun keduanya (Bukhari-Muslim)
tidak menyebutkannya, dan didiamkan oleh Adz Dzahabi). Syaikh Muqbil menjelaskan dalam Ash Shahihul
Musnad min Asbaabin Nuzul, “Hadits ini dalam sanadnya terdapat Ali bin Al Husain bin Waqid, ia
didha'ifkan oleh Abu Hatim, dan ditinggalkan oleh Bukhari, ia berkata, “Ishaq berpikiran buruk
terhadapnya,” namun ditsiqahkan oleh Ibnu Hibban. Sedangkan Nasa‟i berkata, “Dia tidak mengapa.” Akan
tetapi Al Haitsami dalam Majma‟uzzawaa‟id juz 7 hal. 83 berkata, “Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Al
Awsath dan para perawinya adalah tsiqah.” Thabari juga menyebutkan hadits ini pada juz 18 hal. 159 secara
mursal dari Abul „Aliyah.
Tentang ayat di atas (An Nuur: 55), Ar Rabi' bin Anas berkata, "Sebelumnya Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam berada di Mekkah selama sepuluh tahun mengajak manusia kepada Allah secara sembunyi-sembunyi
dan mengajak beribadah hanya kepada-Nya yang tidak ada sekutu bagi-Nya, sedangkan mereka dalam
keadaan takut dan belum diperintahkan berperang, hingga kemudian mereka diperintahkan berhijrah ke
Madinah, maka mereka pun mendatanginya, lalu Allah memerintahkan mereka untuk berperang. Saat itu,
mereka berada dalam ketakutan di sana. Di sore hari mereka memegang senjata, demikian pula di pagi hari,
dan hal itu berlalu sampai yang dikehendaki Allah. Kemudian salah seorang sahabat berkata, "Wahai
Rasulullah, sepanjang hari kita ketakutan seperti ini? Tidakkah datang kepada kita hari yang kita dapat
merasakan keamanan dan meletakkan senjata?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Kalian tidak akan menjalaninya kecuali sebentar, sehingga akan ada seseorang di antara kamu dalam
keramaian yang banyak duduk membungkus dirinya dengan kain tanpa membawa benda tajam." Kemudian
Allah menurunkan ayat ini, lalu Allah memberikan kemenangan kepada Nabi-Nya terhadap Jazirah Arab,
maka mereka semua beriman dan meletakkan senjatanya…dst."
Al Barraa' bin 'Azib berkata, "Ayat ini turun sedangkan kami berada dalam ketakutan yang sangat."
1660
Menggantikan orang-orang kafir. Ini termasuk janji-janji Allah yang benar; yang kenyataannya dapat
disaksikan, Dia menjanjikan kepada orang yang beriman dan beramal saleh dari umat ini, bahwa Dia akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, mereka akan menjadi khalifah-khalifahnya di sana dan yang
mengaturnya, dan bahwa Dia akan meneguhkan agama yang Dia ridhai untuk mereka, yaitu Islam dan
mereka akan dapat menegakkan perintah-perintah dalam agama ini dan menegakkan syiar-syiarnya yang
sebelumnya dihalangi. Oleh karena itu, ketika generasi pertama umat ini beriman dan beramal saleh, maka
Allah memberikan kekuasaan kepada mereka untuk menguasai negeri dan rakyatnya, mereka berhasil
menaklukkan negeri yang berada di bagian timur maupun di bagian barat. Ketika itu, tercapai keamanan dan
kekuasaan yang sempurna. Hal ini termasuk ayat-ayat Allah yang mengagumkan dan jelas, dan hal ini akan
tetap ada sampai hari kiamat selama mereka beriman dan beramal saleh, oleh karenanya apa yang dijanjikan
Allah akan terwujud, Dia memberikan kekuasaan kepada kaum kafir dan munafik adalah sebagai pergiliran
untuk mereka dalam sebagian waktu disebabkan kaum muslimin tidak memperhatikan iman dan amal saleh.
Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa ayat ini adalah janji Allah Ta'ala kepada Rasul-Nya, bahwa Dia akan
menjadikan umatnya sebagai khalifah-khalifah di muka bumi, yakni para pemimpin dan penguasa terhadap
manusia, dimana dengan berkuasanya mereka, maka negeri menjadi baik dan manusia tunduk kepada
mereka. Demikian juga, Allah akan menggantikan keadaan mereka yang sebelumnya dipenuhi ketakutan
menjadi penuh dengan keamanan serta menjadi berkuasa. Dan al hamdulillah, Allah Tabaaraka wa Ta'ala
telah melakukannya, dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah wafat kecuali setelah Allah
menaklukkan negeri Mekkah untuk Beliau, demikian juga daerah Khaibar, Bahrain, semua jazirah Arab,
negeri Yaman, dan Beliau telah memungut jizyah (pajak) dari orang-orang Majusi di daerah Hajar serta
sebagian pelosok Syam. Bahkan, Heraclius raja Romawi, penguasa Mesir dan Iskandariyyah, yaitu
Muqauqis, raja-raja Yaman, dan Najasyi raja Habasyah yang berkuasa setelah Ash-hamah An Najasyi
rahimahullah saling memberikan hadiah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salllam. Selanjutnya,
setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat dan Allah memilih Beliau untuk memperoleh

233 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa1661, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam)1662. Dan Dia benar-benar akan mengubah
(keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa1663. Mereka tetap

keistimewaan di sisi-Nya, maka urusan Beliau dilanjutkan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq, ia menghimpun
kembali umat yang sebelumnya terpecah setelah kematian Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, memperkuat
jazirah Arab, dan mengirimkan pasukan Islam ke negeri Persia didampingi Khalid bin Al Walid radhiyallahu
'anhu, lalu mereka menaklukkan sebagiannya dan memerangi sebagian penduduknya. Abu Bakar juga
mengirimkan pasukan lainnya yang didampingi Abu Ubaidah radhiyallahu 'anhu beserta beberapa komandan
yang ikut bersamanya ke wilayah Syam, demikian juga mengirimkan pasukan lainnya yang ketiga ke Mesir
yang didampingi Amr bin 'Ash radhiyallahu 'anhu, maka Allah memberikan kemenangan kepada pasukan
yang dikirim Abu Bakar itu sehingga mereka berhasil menguasai Basrah, Damaskus dan beberapa daerahnya
di wilayah Hauran dan sekitarnya. Kemudian Allah mewafatkan Abu Bakar dan memilih beliau untuk
memperoleh keistimewaan di sisi-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'ala juga mengaruniakan nikmat kepada
kaum muslim dengan mengilhamkan Abu Bakar Ash Shiddiq agar mengangkat Umar Al Faruq sebagai
khalifah setelahnya, maka Umar melanjutkan pekerjaan yang dilakukan Abu Bakar Ash Shiddiq, dimana
Ahli Sejarah belum pernah menemukan sejarah yang begitu hebat dan sempurna keadilannya setelah para
nabi semisal perjalanan Umar, dan pada masa pemerintahannya semua negeri yang berada di Syam berhasil
ditaklukkan, demikian pula semua daerah di Mesir dan sebagian besar wilayah Persia. Umar juga berhasil
mematahkan kekuasaan Kisra (raja Persia) dan menghinakannya sehina-hinanya sampai Kisra mundur ke
kerajaannya yang terpencil. Umar juga memperkecil kekuasaan Kaisar (raja Romawi) serta merebut
kekuasaannya terhadap wilayah Syam, bahkan Kaisar turun berpindah tempat ke Kostantinopel. Umar juga
mengeluarkan harta kekayaan yang ada pada kedua Negara adidaya itu (Persia dan Romawi) di jalan Allah
persis seperti yang diberitakan dan dijanjikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan pada masa
Ustaman bin 'Affan, kekuasaan Islam semakin melebar ke ujung bagian timur bumi dan baratnya, sehingga
ketika itu negeri-negeri di Maghrib sampai ujungnya seperti Andalus (Spanyol) dan Qabrash berhasil
ditaklukkan, demikian pula negeri-negeri Qairuwan, serta negeri-negeri Sabtah yang dekat dengan
samudera, dan dari arah timur sampai ujung Negara Cina juga ditaklukkan. Ketika itu Kisra berhasil dibunuh
dan kerajaannya habis seluruhnya, dan kota-kota di Irak juga berhasil ditaklukkan, demikian pula Khurasan,
dan Al Ahwaaz. Kaum muslim juga mengadakan peperangan dengan orang-orang Turki dengan peperangan
yang dahsyat, dan Allah menghinakan raja mereka, yaitu Khaaqaan, dan ketika itu dikumpulkan pajak dari
timur bumi dan baratnya ke hadapan Amirul Mukminin Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu. Yang
demikian juga berkat bacaan Al Qur'an yang ia lakukan, pengkajiannya dan penyatuan umat Islam dalam
menghapal Al Qur'an. Oleh karena itu, disebutkan dalam hadits shahih, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda,

، ‫ َذ ِذ َّك ُرَّك ِذِت َذسيَذْك لُر ُرغ ُر ْكل ُرك َذ َذ ُر ِذ َذ ِذ ِذ ْكن َذ‬، ‫ اَذ َذَذْك ُر َذ َذ ِذرقَذ َذ َذ َذ غَذ ِذرَذ َذ‬،‫ض‬
‫ِذ َّك اَذ َذ َذى ِذ ْكا ْكَذر َذ‬
"Sesungguhnya Allah menghimpun bumi untukku, lalu aku melihat bagian timur dan baratnya, dan
sesungguhnya kerajaan umatku akan sampai pada apa yang telah dihimpunkan untukku." (HR. Muslim)
Nah, sekarang kita berada di wilayah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita, dan benarlah Allah
dan Rasul-Nya. Maka kita meminta kepada Allah keimanan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, serta dapat
bersyukur kepada-Nya sesuai yang diridhai-Nya. (Lihat Al Mishbahul Munir hal. 949-950)
Sebagian kaum salaf berkata, "Kepemimpinan Abu Bakar dan Umar radhiyallahu 'anhuma adalah benar
dalam kitabullah," selanjutnya ia membaca ayat ini (QS. An Nisaa': 55)
1661
Seperti berkuasanya Bani Israil terdahulu menggantikan raja-raja yang kejam.
1662
Yaitu dengan mengunggulkannya di atas agama yang lain dan menaklukkan negeri-negeri untuk mereka.
1663
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Addiy bin Hatim ketika ia datang
kepada Beliau,

،‫ َذ َّك َذ ْكُر َذ ظَّكلِذينَذ ُر ِذ َذ ْكاِذ َذِذ‬، ‫ َذيُرِذ َّكم َّك اُر َذه َذذ ْكاَذْك َذ‬،‫ " اَذ َذو َّك ِذذ َذ ْك ِذس ِذيَذ ِذ ِذ‬:‫ قَذ َذل‬. ‫ َذ قَذ ْك َذِذ ْكل ُر ِذوَذ‬، ‫ َذْك َذَذرَذه‬: ‫َذتَذ ْكل ِذ ُر ْكاِذ َذَذ؟ " قُر ْكل ُر‬
‫ ِذ ْكسَذى‬، ‫ " َذ َذل ْك‬:‫ ِذ ْكسَذى ْك ُر ُرهْك ُر َذ ؟ قَذ َذل‬: ‫ قُر ْكل ُر‬:‫ َذ َذيَذ ْك َذ َذ َّك ُر نُروَذ ِذ ْكسَذى ْك ِذ ُره ْك ُر َذ " قَذ َذل‬،‫َذ َّك تَذ ُرو َذ ِذ ْكَذ ْكي ِذ ِذ َذ ْكِذ ِذ َذو ِذر َذ َذ ٍة‬
‫ اَذَذ ُرو ُر ِذ ْكَذ ْكي ِذ ِذ َذ ْكِذ‬،‫ " اَذ َذ ِذذ ِذ ظَّكلِذينَذ ُر َذْك ِذ ْكاِذ ِذ‬:‫ َذيُرْك َذذَذ َّك ْكم ُرل َذ َّك َذ َذ ْكقَذ لَذ ُر َذ َذ ٌح " قَذ َذل َذ ِذ ُّب ْك َذ ِذٍةُت‬، ‫ْك ُرهْك ُر َذ‬
‫ُر ُر َذ َذ‬ ‫ُر‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫ُر‬
234 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an
menyembahku-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun1664. Tetapi barang siapa
(tetap) kafir setelah (janji) itu1665, maka mereka itulah orang-orang yang fasik1666.

        

‫ا َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ قَذ ْك‬ ‫ ِذاَذ َّك َذر ُرس َذ‬،‫ َذ َّك ِذذ َذ ْك ِذس ِذيَذ ِذ ِذ َذَذ ُركوَذ َّك ثَّك ِذثَذ ُر‬، ‫يم ْك اَذَذ َذح ُر نُروَذ ِذ ْكسَذى ْك ِذ ُره ْك ُر َذ‬
‫ول ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ٍة‬
‫ َذ َذَذق ْك ُر ْكن ُر ا َذ‬،‫َذو ر‬
" ‫قَذ َذْلَذ‬
"Tahukah engkau Al Hirah?" Addiy berkata, "Aku tidak mengetahuinya, namun pernah mendengarnya."
Beliau bersabda, "Demi Allah yang jiwaku di Tangan-Nya. Allah akan menyempurnakan perkara (agama)
ini, sehingga akan keluar seseorang dalam sekedup dari Al Hirah dan berthawaf di baitullah tanpa
perlindungan dari seorang pun, dan perbendaharaan Kisra bin Hurmuz akan dibuka." Aku (Addi) berkata,
"Apakah Kisra bin Hurmuz?" Beliau menjawab, "Ya. Kisra bin Hurmuz, dan harta akan dibagikan sehingga
seseorang tidak mau menerimanya." Addy bin Hatim berkata, "Seorang yang berada dalam sekedup sudah
keluar dari Al Hirah dan berthawaf di Baitullah tanpa perlindungan. Dan aku termasuk orang yang membuka
perbedaharaan Kisra bin Hurmuz. Demi Allah yang jiwaku di Tangan-Nya, pasti akan terjadi yang ketiga,
karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengatakannya." (HR. Ahmad)
1664
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Mu'adz radhiyallahu 'anhu, ia berkata:

‫ َذه ْك تَذ ْك ِذرى َذ َّك لَّك ِذ َذلَذى ِذَذ ِذ ِذ ؟ َذ َذ َذ ُّب‬، ‫« َذ ُر َذل ُر‬: ‫ اَذ َذق َذل‬، ‫لي سل َذلَذى ِذ َذ ٍةر ُر َذق ُرل َذ ُر ُر َذ ْكي ٌح‬ ‫نَّكِب لى ا‬ ٍّ ‫ِذ‬ ‫ِذرْك َذ‬ ‫ُر‬ ‫ُر ْكن‬
‫ َّك ْكلِذ ِذ‬، ً ‫« اَذِذإ َّك َّك لَّك ِذ لَذى ْكلِذ ِذ َذ ْك ل ُر َذ ْك ِذُر و ِذ َذ ي‬: ‫ قَذ َذل‬. ‫ لَّك رسوُر َذ لَذ‬: ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ْك َذ َذ َذ‬ ‫َذ ْك ُر ُر َذ ُر‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫ُر َذ َذ ُر ُر ْك ُر‬ ‫ قُر ْكل ُر‬. » ‫لَّك ؟‬ ‫َذلَذى‬ ‫ْكلَذ‬
‫« َذ تُر ٍّ ه اَذي ِذ‬: ‫ َذاَذ َذ ُر ٍّ ِذِذ نَّك ا ؟ قَذ َذل‬، ‫ول لَّك ِذ‬ ‫ َذ َذر ُرس َذ‬: ‫ اَذ ُرق ْكل ُر‬. » ً ‫َذ ُر ْك ِذ ُر ِذِذ َذ ْكي‬ ‫لَّك ِذ َذ ْك‬
.» ‫َّككلُرو‬ ‫َذ ْك ُر ْك َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ ُر‬ ‫َذ ُر َذل ٍّذ َذ َذ ْك‬ ‫َذلَذى‬
“Aku perah dibonceng Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas sebuah keledai yang bernama „Ufair, lalu
Beliau bersabda, “Wahai Mu‟adz, tahukah kamu hak Allah yang wajib dipenuhi hamba-hamba-Nya? Dan
apa hak hamba yang pasti dipenuhi Allah?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”
Beliau bersabda, “Sesungguhnya hak Allah yang wajib dipenuhi hamba adalah mereka beribadah kepada-
Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan hak hamba yang pasti dipenuhi Allah adalah Dia
tidak akan mengazab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu.” Aku berkata, “Wahai
Rasulullah, bolehkah aku beritahukan kabar gembira ini kepada manusia?” Beliau menjawab, “Tidak perlu
kamu sampaikan, nanti mereka akan bersandar." (HR. Bukhari dan Muslim)
1665
Yakni setelah kaum muslimin berkuasa.
1666
Yakni keluar dari ketaatan kepada Allah dan mengadakan kerusakan, dan tidak cocok untuk kebaikan,
karena orang yang meninggalkan keimanan saat dalam keadaan mulia dan berkuasa, dan tidak ada yang
menghalanginya untuk beriman menunjukkan niatnya yang rusak dan maksudnya yang buruk.
Tentang ayat ini Ibnu Katsir menafsirkan, "Barang siapa yang keluar dari ketaatan kepada-Ku setelah itu,
maka berarti ia telah keluar dari perintah Tuhannya, dan cukuplah hal itu sebagai dosa yang besar." Maka
para sahabat radhiyallahu 'anhum karena mereka adalah orang yang paling melaksanakan perintah-perintah
Allah dan paling taat setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka mendapatkan pertolongan sesuai
keadaan mereka. Mereka menegakkan kalimatullah di bagian timur bumi dan baratnya, sehingga Allah
menguatkan mereka dengan kekuatan yang besar, bahkan mereka menjadi penguasa manusia dan Negara.
Tetapi setelah manusia kurang memperhatikan perintah-perintah Allah, maka kemenangan mereka pun
berkurang sesuai keadaan mereka. Akan tetapi telah jelas dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang
bersumber lebih dari satu jalan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Beliau bersabda, "Akan
senantiasa ada segolongan dari umatku yang tegak di atas kebenaran, tidaklah merugikan mereka orang
yang menelantarkan mereka dan menyelisihi mereka sampai hari Kiamat." Dalam sebuah riwayat
disebutkan, "Sampai datang perintah Allah, sedangkan mereka dalam keadaan seperti itu." Dalam sebuah
riwayat disebutkan, "Sampai mereka memerangi Dajjal." Dalam sebuah riwayat disebutkan, "Sampai turun
Isa putera Maryam sedangkan mereka dalam keadaan menang." Semua riwayat ini adalah shahih dan tidak
ada pertentangan." (Lihat Al Mishbahul Munir hal. 951)

235 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


56. 1667Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul (Muhammad), agar
kamu1668 diberi rahmat1669.

             
57. Janganlah engkau mengira bahwa orang-orang yang kafir itu dapat luput dari siksaan Allah di
bumi1670; sedang tempat kembali mereka (di akhirat) adalah neraka. Dan itulah seburuk-buruk
tempat kembali1671.

Ayat 58-61: Adab meminta izin, masuk ke rumah, pedoman pergaulan dalam rumah tangga
dan syariat mengucapkan salam.

             

                

               

        


58. 1672Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan perempuan) yang
kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di antara kamu1673, meminta izin kepada

1667
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan mendirikan shalat yang merupakan perwujudan dari
beribadah kepada Allah Ta'ala, yakni dengan melaksanakan rukun, syarat dan adab-adabnya zahir maupun
batin, serta menunaikan zakat dari harta yang diberikan Allah kepada mereka. Keduanya adalah ketaatan
yang paling besar dan paling agung, menggabung hak-Nya dan hak hamba-hamba-Nya, yaitu berbuat ikhlas
kepada Allah dan berbuat ihsan kepada hamba-hamba Allah. Di samping itu, apabila seseorang telah
menjalankan keduanya, maka akan mudah menjalankan perintah-perintah yang lain. Oleh karena itu, pada
lanjutan ayatnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan dengan perintah umum, yaitu menaati Rasul
dalam segala urusan, dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.
1668
Ketika melakukan semua itu.
1669
Oleh karena itu, barang siapa yang menginginkan rahmat, maka itulah jalannya. Maka dari itu, barang
siapa yang mengharap rahmat, namun tidak shalat, tidak zakat dan tidak taat kepada rasul, maka ia hanyalah
orang yang berangan-angan lagi dusta.
1670
Oleh karena itu, janganlah kamu tertipu hanya karena mereka diberi kesenangan dalam kehidupan dunia,
karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala meskipun menunda mereka, tetapi tidak membiarkan. Allah
Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami
paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.” (Terj. Luqman: 24)
1671
Karena di dalamnya penuh keburukan, penuh penyesalan dan penuh derita dan azab yang kekal.
1672
Dalam ayat yang mulia ini, Allah Subhaanahu wa Ta'ala memerintahkan meminta izin antara kerabat,
sedangkan ayat 27-29 yang telah lalu merupakan perintah meminta izin antara yang bukan kerabat. Allah
Ta'ala memerintahkan kaum mukmin agar menyuruh pelayan mereka dan anak-anak mereka yang belum
baligh meminta izin pada tiga waktu: Pertama, sebelum shalat Subuh. Kedua, di siang hari, karena biasanya
seseorang sedang melepas pakaian luar bersama istrinya, dan ketiga, setelah shalat Isya. Singkatnya, bahwa
pelayan dan anak-anak diperintahkan tidak langsung masuk tanpa izin pada tiga waktu ini. Mafhumnya,
bahwa selain tiga waktu ini, diperbolehkan bagi pelayan dan anak-anak masuk tanpa izin, karena mereka
adalah orang-orang yang biasa mengelilingi kita.
1673
Dan mereka telah mengenal urusan tentang wanita.

236 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


kamu pada tiga kali (kesempatan)1674, yaitu sebelum shalat Subuh, ketika kamu menanggalkan
pakaian (luar)mu di tengah hari1675, dan setelah shalat Isya'. (Itulah) tiga aurat (waktu) bagi
kamu1676. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu1677;
mereka keluar masuk melayani kamu, sebagian kamu atas sebahagian yang lain. Demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.

              

      


59. Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig (dewasa), maka hendaklah mereka (juga)
meminta izin1678, seperti orang-orang yang sebelum mereka1679 meminta izin1680. Demikianlah
Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu1681. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana1682.

1674
Di mana pada tiga waktu ini, biasanya kamu memakai pakaian yang tidak biasanya.
1675
Yakni waktu Zhuhur atau saat qailulah (istirahat siang).
1676
Maksudnya, tiga waktu yang biasanya badan banyak terbuka. Oleh sebab itu Allah melarang budak-
budak dan anak-anak di bawah umur untuk masuk ke kamar tidur orang dewasa tanpa izin pada waktu-
waktu tersebut.
1677
Maksudnya, tidak berdosa kalau mereka tidak dicegah masuk tanpa izin, dan tidak pula mereka berdosa
kalau masuk tanpa meminta izin.
1678
Dalam semua waktu dan keadaan.
1679
Ada yang mengartikan dengan, “orang-orang yang lebih dewasa.”
1680
Maksud ayat ini adalah, bahwa anak-anak dari orang-orang yang merdeka yang bukan mahram, yang
telah baligh harus meminta izin lebih dahulu kalau hendak masuk seperti orang-orang yang tersebut dalam
ayat 27 dan 28 surat ini. Alqamah berkata, “Seorang laki-laki datang menemui Abdullah bin Mas‟ud sambil
bertanya, “Apakah saya harus meminta izin sebelum masuk ke kamar ibuku?” Abdullah bin Mas‟ud
menjawab, “Tidak setiap saat ibumu senang kamu melihatnya.” (HR. Bukhari)
1681
Dia menjelaskannya dan merincikan hukum-hukumnya.
1682
Dari kedua ayat di atas (ayat 58 & 59) terdapat beberapa faedah, di antaranya:
- Bahwa sayyid (majikan) dan wali bagi anak kecil hendaknya mengajarkan budak dan orang yang berada
di bawah kekuasaan mereka, seperti anak-anak ilmu dan adab-ada syar‟i.
- Perintah menjaga aurat dan memeliharanya dari berbagai sisi, dan bahwa tempat yang biasanya aurat
seseorang dapat terlihat dilarang untuk mandi di situ.
- Boleh membuka aurat karena keperluan, seperti karena hendak tidur, buang air kecil dan buang air besar.
- Kaum muslimin sejak dahulu mempunyai kebiasaan istirahat di siang hari sebagaimana mereka memiliki
kebiasaan tidur di malam hari. Kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang baik dank arena badan butuh
beristirahat.
- Anak kecil yang belum baligh tidak diperbolehkan diberikan kesempatan melihat aurat.
- Budak tidak diperbolehkan melihat aurat majikannya.
- Sepantasnya bagi penasehat, pengajar dsb. yang biasa membicarakan tentang ilmu syar‟i memberikan
dalil dan alasan.
- Bolehnya memanfaatkan orang yang berada di bawah kekuasaannya, seperti anak kecil namun tidak
sampai memberatkannya.

237 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


             

           
60. Dan para perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung)1683 yang tidak ingin
menikah (lagi), maka tidak ada dosa menanggalkan pakaian (luar)1684 mereka dengan tidak
(bermaksud) menampakkan perhiasan1685; tetapi memelihara kehormatan1686 adalah lebih baik bagi
mereka. Allah Maha Mendengar1687 lagi Maha Mengetahui1688.

               

             

              

              

              

    


61. 1689 1690Tidak ada halangan bagi orang buta1691, tidak (pula) bagi orang pincang1692, tidak (pula)
bagi orang sakit1693, dan tidak (pula) bagi dirimu, makan (bersama-sama mereka) di rumah

1683
Demikian pula sudah tidak suka bersenang-senang dan tidak ada rasa syahwatnya, karena keadaannya
sudah tua atau jelek fisiknya.
1684
Maksudnya, pakaian luar yang kalau dibuka tidak menampakkan aurat mereka, seperti baju kurung
(gamis), demikian pula cadarnya.
1685
Seperti berpakaian yang menarik, menggerakkan anggota badannya agar diketahui perhiasannya yang
tersembunyi seperti kalung, gelang tangan dan gelang kaki.
1686
Dengan tidak melepas pakaian luar atau meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan timbul fitnah.
1687
Semua suara.
1688
Niat dan maksud seseorang. Oleh karena itu, hendaknya orang yang berniat dan bermaksud buruk serta
yang berkata jelek takut terhadap sikap itu, karena Allah mengetahuinya dan akan memberikan balasan
terhadapnya.
1689
Al Bazzar meriwayatkan (sebagaimana disebutkan dalam Kasyful Astaar juz 3 hal. 61) dengan sanadnya
yang sampai kepada Aisyah radhiyallahu 'anha ia berkata, “Kaum muslimin ingin sekali berangkat perang
bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu mereka serahkan kunci (rumah) mereka kepada orang-
orang yang sakit dan mereka berkata kepadanya, “Kami telah halalkan kepada kamu memakan apa saja yang
kamu sukai,” tetapi mereka (orang yang diserahi kunci rumah) malah berkata, “Sesungguhnya tidak halal
bagi kami jika mereka mengizinkan tanpa ada kerelaan dari dirinya, “ maka Allah menurunkan ayat, “Laisa
„alal a‟maa…dst. Sampai, “Aw maa malaktum mafaatihah.” (Al Bazzar berkata, “Kami tidak mengetahui
yang meriwayatkan dari Az Zuhri selain Shalih.” Al Haitsami dalam Al Majma‟ juz 8 hal. 84 berkata,
“Diriwayatkan oleh Al Bazzar, dan para perawinya adalah para perawi hadits shahih.” As Suyuthi berkata
dalam Lubaabunnuqul, “Sanadnya shahih.”).
1690
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya dan bahwa Dia
tidak menjadikan kesulitan dalam agama-Nya, bahkan memudahkannya semudah-mudahnya.

238 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


kamu1694 atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang
laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki,
di rumah saudara-saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibumu yang laki-
laki, di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan1695, (di rumah) yang kamu miliki
kuncinya1696 atau (di rumah) kawan-kawanmu1697. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-
sama mereka atau sendiri-sendiri1698. Apabila kamu memasuki rumah-rumah1699 hendaklah kamu

1691
Menurut Ibnu Katsir, bahwa mereka (kaum muslim) merasa berdosa jika makan bersama orang yang
buta yang tidak dapat melihat makanan serta lauk-lauk yang enak yang ada di sana, dimana bisa saja orang
yang bersamanya lebih dulu mengambil lauknya.
1692
Demikian pula mereka (kaum muslim) merasa berdosa jika makan bersama orang yang pincang yang
kesulitan duduk, dimana bisa saja orang yang duduk di dekatnya mendahului makanan itu.
1693
Yakni demikian pula tidak mengapa makan bersama orang yang sakit yang tidak selera untuk makan.
Kaum muslim sebelumnyanya merasa berdosa jika makan bersama orang-orang tadi (orang yang buta, orang
yang pincang, dan orang yang sakit) karena tidak ingin menzalimi mereka, maka Allah menurunkan ayat ini
untuk menerangkan adanya keringanan bagi mereka dalam hal itu, demikianlah yang diterangkan Sa'id bin
Jubair dan Muqsim.
Menurut Mujahid –sebagaimana diriwayatkan oleh Abdurrazzaq-, bahwa ada seseorang yang membawa
orang yang buta, orang yang pincang, atau orang yang sakit ke rumah ayahnya, atau saudaranya, atau rumah
saudarinya, atau rumah bibinya (dari pihak ayah) atau rumah bibinya (dari pihak ibu). Ketika itu, orang-
orang yang sakit menahun merasa berdosa memakan makanan yang dihidangkan, mereka berkata,
"Sesungguhnya mereka membawa kami ke rumah orang lain," maka turunlah ayat ini sebagai rukhshah
(keringanan) bagi mereka.
Bagi mereka ini (orang yang buta, orang yang pincang, dan orang yang sakit) juga tidak ada dosa
meninggalkan kewajiban yang terkait dengan kondisi fisiknya, seperti jihad, dsb.
1694
Termasuk pula makan di rumah anak-anakmu berdasarkan hadits, "Anta wa maaluka li abiika," (artinya:
Kamu dan hartamu adalah untuk ayahmu). (HR. Ibnu Majah dan Thabrani, dishahihkan oleh Al Albani
dalam Shahihul Jami' no. 1486).
1695
Sebagian ulama berpendapat dengan ayat ini untuk menunjukkan wajibnya sebagian kerabat menafkahi
yang lain.
1696
Maksudnya, rumah yang diserahkan kepadamu mengurusnya.
Menurut Sa'id bin Jubair dan As Suddiy, bahwa maksud ayat ini adalah pelayan seseorang seperti budak dan
bendahara, tidak mengapa baginya memakan makanan yang dititipkan kepadanya secara ma'ruf (wajar).
Az Zuhriy meriwayatkan dari Urwah dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, "Dahulu kaum muslim pergi
bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (ke medan perang), lalu mereka menyerahkan kunci-kunci
mereka kepada para pengurus mereka sambil berkata, "Kami telah menghalalkan kepada kalian untuk
memakan apa yang kalian butuhkan." Tetapi para pengurus berkata, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami
memakannya. Sesungguhnya mereka mengizinkan kepada kita tanpa ada kerelaan dari diri mereka,
sedangkan kita adalah orang-orang yang diamanahi," maka Allah menurunkan ayat, "(di rumah) yang kamu
miliki kuncinya…dst." (Terj. QS. An Nuur: 61)"
1697
Yakni teman-temanmu. Maksudnya, tidak mengapa memakan makanan yang ada di rumah orang-orang
yang disebutkan meskipun mereka tidak ada jika telah diketahui hal itu tidak menyusahkan mereka dan tidak
mereka benci atau diketahui ridhanya mereka terhadapnya. Yang demikian, karena uruf berlaku, bahwa
mereka itu biasanya mempersilahkan makan. Qatadah berkata, “Apabila kamu masuk ke rumah kawanmu,
maka tidak mengapa kamu memakan (makanannya) tanpa izinnya.”
1698
Ayat ini tertuju kepada orang yang sebelumnya merasa berdosa makan sendiri, yakni ketika tidak ada
yang menemaninya makan di rumah orang-orang yang disebutkan, sehingga ia pun tidak makan.
Ali bin Abi Thalib meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang ayat ini (ayat 61), "Ketika Allah menurunkan
ayat, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil…dst." (Terj. QS. An Nisaa': 29), maka kaum muslim berkata, "Sesungguhnya Allah melarang
kami memakan harta sesama kami dengan jalan yang batil, dan makanan adalah harta yang paling berharga,

239 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


memberi salam kepada (penghuninya, yang berarti memberi salam)1700 kepada dirimu sendiri,
dengan salam yang penuh berkah1701 dan baik1702 dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan
ayat-ayat(-Nya)1703 bagimu, agar kamu mengerti1704.

maka tidak halal bagi salah seorang di antara kami memakan apa yang ada pada saudaranya." Ketika itu
orang-orang menahan diri darinya, lalu Allah menurunkan ayat, "Tidak ada halangan bagi orang buta…dst."
Sampai ayat, "atau (di rumah) kawan-kawanmu." (Terj. QS. An Nuur: 61). Mereka juga menahan diri dan
merasa berdosa ketika makan sendiri sampai ada orang lain yang bersamanya, maka Allah memberikan
keringanan kepada mereka dalam hal itu, Dia berfirman, "Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-
sama mereka atau sendiri-sendiri," (Terj. QS. An Nuur: 61).
Qatadah berkata, "Menurut suku Bani Kinanah di masa Jahiliyyah, bahwa merupakan kehinaan bagi
seseorang jika ia makan sendirian saja, bahkan seseorang sampai membawa beberapa ekor unta kepada
banyak orang, padahal dia sendiri kelaparan sampai ia menemukan orang yang mau makan bersamanya dan
mau minum bersamanya, maka Allah menurunkan ayat, "Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-
sama mereka atau sendiri-sendiri," (Terj. QS. An Nuur: 61).
Dengan demikian, ayat ini merupakan keringanan dari Allah Ta'ala agar seseorang bisa makan sendiri atau
bersama-sama, meskipun yang lebih utama dan lebih berkah adalah makan dengan bersama-sama. Imam
Ahmad meriwayatkan dari Wahsyi bin Harb, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa ada seseorang yang
berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Sesungguhnya kami makan, namun tidak kenyang."
Maka Beliau bersabda,
‫ ْك ُر س اِذ لَذي ِذ رْك َذ ُرك اِذي ِذ‬، ‫ َذ ِذملو لَذى طَذل ِذ ُرك‬، ‫اَذلَذللَّك ُرك تَذ ْك ُر لُرو َذ ْك ِذقِذ‬
‫ْك‬ ‫ُر َذ َذ ْك ُر َذ َذ ْك َذ ُر ْك َذ َذ ْك ُرَذ َذ‬ ‫َذ ْك‬
"Mungkin saja kalian makannya sendiri-sendiri. Berkumpullah terhadap makanan kamu dan sebutlah nama
Allah padanya, niscaya kalian akan diberkahi." (Hadits ini dinyatakan "hasan karena syahid-syahidnya" oleh
Pentahqiq Musnad Ahmad. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah).
1699
Baik rumahnya maupun rumah orang lain, baik di dalamnya ada orang maupun tidak.
1700
Jika tidak ada orang di dalamnya dan kamu berhak masuk ke dalamnya, maka ucapannya adalah, “As
Salaamu „alainaa wa „alaa „ibaadillahish shaalihiin.” Sebagaimana yang dilakukan Ibnu Umar radhiyallahu
'anhuma.
1701
Karena kandungannya berupa selamat dari kekurangan, mendapatkan rahmat, berkah dan tambahan.
1702
Yang akan diberikan pahala terhadapnya, karena ia termasuk ucapan yang baik (al kalimuth thayyib)
yang dicintai Allah.
1703
Yakni rambu-rambu agama-Nya.
Dan bertambah cerdas. Yang demikian, karena mengetahui hukum-hukum syar‟i dan hikmah-hikmahnya
1704

dapat menambah akal menjadi cerdas. Dalam ayat ini terdapat dalil terhadap kaidah yang umum, yaitu:
‫ َذ َذخ ِذ‬،‫ص ِذ ْك ْك َذ ِذظ‬
‫صْكي ِذ لَّك ْك ِذ لَّك ْك َذ‬ ‫ْك‬ ‫ْكلُرْك ُر َذ ْك َذل َذ ُر ُرَذ ٍّ ٌح‬
“„Uruf dan adat mentakhshis lafaz, seperti lafaz ditakhshis oleh lafaz.”
Yang demikian adalah karena pada asalnya, seseorang dilarang mengambil makanan orang lain, namun
Allah membolehkan memakan makanan mereka yang disebutkan itu karena uruf dan kebiasaan. Oleh karena
itu, setiap masalah yang tergantung oleh izin dari pemilik sesuatu, maka apabila diketahui izinnya melalui
ucapan atau uruf, maka boleh maju mengambilnya. Selain yang disebutkan di atas, ayat ini juga
menunjukkan beberapa hal berikut:
- Bapak boleh mengambil dan memiliki harta anaknya selama tidak sampai memadharratkannya.
- Orang yang mengurus rumah seseorang, seperti istrinya, saudarinya, dsb. boleh makan dan
memberikan makan kepada peminta-minta secara biasanya.
- Bolehnya ikut serta dalam suatu makanan meskipun sampai mengakibatkan sebagiannya memakan
lebih daripada yang lain.

240 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 62-64: Adab pergaulan orang-orang mukmin terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, memuliakan Beliau dan majlisnya serta penjelasan luasnya ilmu Allah Subhaanahu
wa Ta'aala.

              

             

             
62. 1705(Yang disebut) orang mukmin hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
(Muhammad), dan apabila mereka berada bersama-sama dengan dia (Muhammad) dalam suatu
urusan bersama1706, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah)1707 sebelum meminta izin
kepadanya1708. Sungguh, orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad), mereka itulah
orang-orang yang (benar-benar) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka apabila mereka
meminta izin kepadamu karena suatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang engkau kehendaki
di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah1709. Sungguh, Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

              

              

1705
Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa ayat ini merupakan pengajaran adab dari Allah Subhaanahu wa
Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin, yakni sebagaimana mereka diperintahkan untuk
meminta izin ketika masuk, demikian pula mereka diperintahkan meminta izin ketika keluar, terlebih
apabila mereka berada dalam urusan bersama, seperti shalat Jum'at, hari raya, shalat berjamaah, atau
berkumpul musyawarah dan sebagainya. Allah Ta'ala memerintahkan mereka agar tidak keluar dalam
keadaan seperti itu kecuali setelah meminta izin, dan bahwa orang yang melakukan hal itu termasuk
orang mukmin yang sempurna imannya. Dalam ayat ini pula, Allah Subhaanahu wa Ta'ala
memerintahkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam agar mengizinkan orang yang meminta izin
kepadanya jika Beliau menghendaki.
1706
Seperti khutbah Jum‟at, shalat „Ied (hari raya), shalat jama‟ah atau berkumpul musyawarah, dsb.
1707
Termasuk pula pengganti Beliau, karena kedatangan uzur secara tiba-tiba.
1708
Para mufassir berkata, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila naik ke mimbar pada hari Jum‟at
dan salah seorang ada yang ingin keluar dari masjid karena ada suatu keperluan atau uzur, maka ia tidak
keluar sehingga ia berdiri lurus menghadap kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar Beliau
melihatnya, sehingga Beliau mengetahui bahwa ia berdiri untuk meminta izin, maka Beliau mengizinkan
siapa saja di antara mereka yang Beliau kehendaki.” Mujahid berkata, “Izin imam pada hari Jum‟at adalah
berisyarat dengan tangannya.” Ahli ilmu berkata, “Demikian pula setiap perkara yang kaum muslimin
berkumpul bersama imam, maka mereka tidak menyelisihinya dan tidak pulang kecuali dengan izin. Jika ia
telah meminta izin, maka imam berhak mengizinkan dan berhak tidak mengizinkan. Hal ini jika tidak ada
sebab yang menghalanginya untuk tetap di tempat, namun jika ada sebab yang menghalanginya untuk tetap
di tempat, misalnya ketika berada di masjid, lalu ada wanita yang haidh atau laki-laki yang junub, atau tiba-
tiba sakit, maka tidak perlu meminta izin.” (Dari tafsir Al Baghawi).
1709
Karena mungkin permintaan izin mereka dalam hal yang kurang begitu serius.

241 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


63. Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu seperti panggilan
sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)1710. Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang
keluar (secara sembunyi-sembunyi) di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya)1711,
maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya1712 takut akan mendapat
cobaan1713 atau ditimpa azab yang pedih1714.

1710
Maksudnya adalah jangan memanggil Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam seperti memanggil antara
sesama, misalnya memanggil Beliau dengan mengatakan, “Wahai Muhammad,” tetapi katakanlah, “Wahai
Nabiyullah,” atau “Wahai Rasulullah,” dengan ucapan yang lembut dan tawadhu‟ dan dengan merendahkan
suara.
Adh Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa dahulu mereka berkata, "Wahai Muhammad! Wahai
Abul Qasiim!" Maka Allah 'Azza wa Jalla melarang hal itu untuk memuliakan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi
wa sallam. Ibnu Abbas berkata, "Maka katakanlah, "Wahai Nabi Allah! Wahai Rasulullah!" (Hal ini juga
dikatakan oleh Mujahid dan Sa'id bin Jubair).
Qatadah berkata, “Allah memerintahkan agar Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam disegani, dimuliakan,
dibesarkan dan ditinggikan.”
Muqatil berkata, "Janganlah sebut namanya ketika kalian memanggil dengan berkata, "Wahai Muhammad!"
Demikian pula jangan mengatakan, "Wahai putera Abdullah!" Akan tetapi muliakanlah Beliau. Oleh karena
itu, katakanlah, "Wahai Nabi Allah! Wahai Rasulullah!"
Bisa juga maksud ayat di atas adalah, agar kita tidak menjadikan panggilan (seruan) Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam seperti seruan antara sesama kita yang bisa dipenuhi dan bisa tidak. Oleh karena itu,
apabila Beliau memanggil kita, maka kita wajib mendatangi bahkan meskipun kita sedang shalat sunat.
Ada pula yang berpendapat, bahwa maksud ayat di atas adalah janganlah kita menganggap doa Beliau
seperti doa selain Beliau, karena doa Beliau adalah mustajab. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap
doanya agar kalian tidak binasa. (Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas, Al Hasan Al
Bashri, dan Athiyyah Al 'Aufiy, wallahu a'lam).
1711
Misalnya dengan keluar dari masjid diam-diam dengan persangkaan tidak ada yang tahu, padahal Allah
mengetahui mereka dan akan memberikan balasan yang setimpal. Oleh karena itulah, pada lanjutan ayatnya
Allah Ta'ala mengancam mereka.
Menurut Muqatil bin Hayyan, bahwa mereka itu adalah orang-orang munafik yang berat mendengarkan
khutbah pada hari Jum'at, lalu mereka berlindung di balik para sahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wa sallam sehingga berhasil keluar. Padahal tidak patut bagi seseorang keluar dari masjid setelah Beliau
memulai berkhutbah kecuali dengan izin Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan biasanya apabila seseorang
ingin keluar (dari masjid), ia mengangkat telunjuknya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Beliau
mengizinkannya tanpa ada pembicaraan dari orang itu, karena seseorang dari mereka apabila berbicara
ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah, maka akan batal jum'atnya.
Menurut As Suddiy, bahwa apabila mereka sedang berkumpul, maka sebagian mereka berlindung dengan
sebagian yang lain, lalu menghilang sehingga Beliau tidak melihat mereka.
1712
Dengan pergi diam-diam (tanpa menampakkan dirinya) dan tanpa meminta izin karena ada urusan atau
bahkan tidak ada urusan sama sekali, tetapi hanya mengikuti hawa nafsunya saja. Bisa juga maksud
"perintah" di sini lebih umum lagi yaitu jalan hidup Beliau, sunnahnya dan syariatnya. Dengan demikian,
maksud ayat ini adalah, hendaknya takut orang yang menyelisihi syariat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam baik zhahir maupun batin…dst.
Ayat ini merupakan dalil wajibnya mengikuti Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak
diremehkan.
1713
Di hatinya, seperti kekufuran, kemunafikan atau kebid‟ahan.
1714
Di dunia, seperti dengan dibunuh, terkena had, dipenjara, dan sebagainya.
Imam Ahmad, Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,

242 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

      


64. 1715Ketahuilah, sesungguhnya milik Allah-lah apa yang di langit dan di bumi1716. Dia
mengetahui keadaan kamu sekarang1717. Dan (mengetahui pula) hari ketika mereka dikembalikan
kepada-Nya (hari Kiamat), lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka
kerjakan1718. 1719Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

، ‫ش َذ َذه ِذذ ِذ َّك َذ ُّب َّكِذِت تَذ َذق ُر ِذ نَّك ِذر َذ َذق ْكل َذ اِذي َذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذلَذ َّكم َذ‬،‫ِذَّكَّنَذ َذ ثَذل َذ َذ ثَذ ُر نَّك ِذا َذ َذمثَذ ِذ َذر ُر ٍة ْكسَذ ْكوقَذ َذ َذ ًر‬
‫َذض اَذ ْك َذ َذ ْكوَذ ُر َذ َذل َذ َذ َذ ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ُره ْك َذ ْكقَذ ُرمو َذ اي َذ‬،‫ اَذَذَذ ُر ُرذ ُر َذج ِذُر ْك َذ ِذ نَّك ِذر‬، ‫اَذ َذج َذل َذ َذْكن ِذ ُر ُر َّك َذ َذ ْكغلْك نَذ ُر اَذيَذ ْكقَذ ْكم َذ اي َذ‬
"Sesungguhnya perumpamaan diriku dengan manusia adalah seperti seseorang yang menyalakan api. Ketika
api itu telah menerangi sekelilingnya, maka laron dan hewan yang menjatuhkan dirinya ke dalam api
mencebur ke dalamnya, lalu ia (Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) berusaha menariknya tetapi mereka sulit
ditarik. Akulah orang yang memegang pinggangmu agar tidak jatuh ke dalam neraka, tetapi mereka malah
menceburkan diri ke dalamnya."
1715
Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan, bahwa Dia yang memiliki langit dan bumi, Dia
mengetahui yang gaib dan yang tampak. Dia mengetahui apa yang dikerjakan hamba baik ketika rahasia
maupun terang-terangan.
1716
Yakni milik-Nya, ciptaan-Nya, dan hamba-Nya, Dia mengatur mereka dengan hukum qadari-Nya dan
hukum syar‟i-Nya.
1717
Apakah sebagai mukmin atau sebagai munafik? Ayat ini semakna dengan firman Allah Ta'ala di surat Al
An'aam: 59, Yunus: 61, Huud: 5-6, Ar Ra'd: 10, dan Asy Syu'araa: 217-220.
1718
Baik amal yang besar maupun yang kecil dan anggota badan mereka akan menjadi saksi terhadapnya.
1719
Setelah disebutkan secara khusus pengetahuan-Nya terhadap amal mereka, maka disebutkan secara
umum, bahwa pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Selesai tafsir surah An Nuur dengan pertolongan
Allah dan taufiq-Nya, wal hamdulillahi rabbil „aalamin.

243 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Surah Al Furqaan (Pembeda)
Surah ke-25. 77 ayat. Makkiyyah

    


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-2: Pengagungan bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan pujian bagi-Nya karena
menurunkan Al Qur’an kepada hamba-Nya dan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi
wa sallam, serta ajakan untuk mentauhidkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang memiliki
kerajaan langit dan bumi.

         
1. 1720Mahatinggi1721 Allah yang telah menurunkan1722 Furqaan (Al Quran)1723 kepada hamba-Nya
(Muhammad)1724, agar dia menjadi pemberi peringatan1725 kepada seluruh alam (jin dan manusia)
1726
,

1720
Ayat ini menerangkan tentang keagungan Allah, keesaan-Nya dan banyaknya kebaikan serta ihsan-Nya.
Menurut Ibnu Katsir, bahwa Allah Ta'ala berfirman sambil memuji Diri-Nya Yang Mulia karena telah
menurunkan Al Qur'an yang agung kepada Rasul-Nya yang mulia shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana
firman-Nya, "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan
Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;-- Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan
siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman,
yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik," (Terj. QS. Al Kahfi:
1-2).

244 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

   


2. Yang memiliki kerajaan langit dan bumi1727, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu baginya
dalam kekuasaan(-Nya)1728, dan Dia menciptakan segala sesuatu1729, lalu menetapkan ukuran-
ukurannya dengan tepat1730.

1721
Yakni Mahaagung, sempurna sifat-sifat-Nya dan banyak kebaikannya yang di antara kebaikan dan
nikmat-Nya yang terbesar adalah menurunkan Al Qur‟an.
1722
Kata "menurunkan" di ayat ini menggunakan lafaz "nazzala" yang menunjukkan banyak dan seringnya
Dia menurunkan wahyu kepada rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, berbeda dengan kitab-
kitab sebelumnya yang diturunkan secara sekaligus. Adapun Al Qur'an, maka diturunkan secara berangsur-
angsur sesuai situasi dan kondisi, dimana hal ini menunjukkan perhatian yang besar dari Allah Ta'ala kepada
Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Al Qur‟an disebut Al Furqan, karena ia membedakan antara yang hak dengan yang batil, yang halal
1723

dengan yang haram, petunjuk dengan kesesatan, dan orang yang bahagia dengan orang yang sengsara.
1724
Yang telah sempurna martabat kehambaan, dan kedudukannya di atas para rasul yang lain. Inilah
kedudukan Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam di hadapan Allah Ta'ala, yaitu sebagai hamba Allah dan
rasul-Nya, di mana dalam kata-kata ini "hamba Allah" terdapat larangan bersikap berlebihan terhadap Beliau
sampai menuhankan Beliau sebagaimana yang dilakukan kaum Nasrani kepada Isa putera Maryam, dan
dalam kata-kata "Rasul Allah" terdapat larangan meremehkan Beliau shallallahu alaihi wa sallam. Oleh
karena itu, kita wajib menaatinya, menjauhi larangannya, membenarkan sabdanya, dan beribadah kepada
Allah Ta'ala sesuai contohnya.
1725
Menakuti mereka dengan azab Allah dan menerangkan jalan yang diridhai Allah dan jalan yang
dimurkai-Nya, sehingga barang siapa yang menerimanya dan mengamalkannya, maka ia termasuk orang
yang selamat di dunia dan akhirat, yang memperoleh kebahagiaan yang kekal. Maka adakah nikmat dan
karunia yang lebih besar daripada ini?
1726
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ‬
ً ‫ور َذ َذ ْكسج‬
ً ‫ض طَذ ُر‬
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬
‫ُر َذ َذو َذ ْك َذكل ِذ َذ ُرص ْك ُر ِذ ُّب ْك ِذ َذ ُر لَّك ْك ِذ َذ ْكغَذنَذ ُر َذ ُر للَذ ْك ِذ َذ ْكا ْكَذر ُر‬ ‫ْكاَذْكِذيَذ ِذا ِذ ِذس ٍّك ُر ْك ِذ ي‬ ‫اُر ٍّ ْكل ُر َذلَذى‬
‫نَّكِذيُّبو َذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َذ ْكُررِذسْكل ُر ِذ َذ‬
‫ْكاَذْكل َذ اَّك ً َذ ُر َذ ِذ َذ‬
“Aku diberikan kelebihan di atas para nabi yang lain dengan enam hal: Aku diberi jawaami‟ul kalim (bicara
singkat tetapi memiliki kandungan yang padat), ditolong-Nya diriku dengan dijadikan musuh takut,
dihalalkan untukku ghanimah (harta rampasan perang), dijadikan untukku bumi sebagai alat bersuci dan
masjid, aku diutus kepada manusia seluruhnya dan para nabi ditutup denganku.” (HR. Muslim)
1727
Dia yang mengaturnya sendiri, dan semua yang ada di dalamnya adalah milik-Nya dan hamba-Nya,
tunduk kepada rububiyyah-Nya dan butuh kepada rahmat-Nya. Dialah yang mengutus Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam.
1728
Bagaimana mungkin Dia mempunyai anak dan sekutu, padahal Dia yang memiliki alam semesta,
sedangkan selain-Nya dimiliki, Dia berkuasa, sedangkan selain-Nya dikuasai, Dia Mahakaya dari segala sisi,
sedangkan selain-Nya butuh kepada-Nya dari segala sisi, dan bagaimana mungkin Dia memiliki sekutu
dalam kerajaan-Nya, padahal semua makhluk di bawah ketetapan-Nya, di mana mereka tidak bertindak
kecuali dengan izin-Nya, maka Mahatinggi Allah dari memiliki anak dan sekutu dengan ketinggian yang
setinggi-tingginya, dan orang yang mengatakan demikian berarti tidak mengagungkan-Nya dengan
pengagungan yang semestinya.
1729
Baik alam bagian atas maupun alam bagian bawah, baik manusia, jin, malaikat, hewan, tumbuhan, benda
mati, dan lain-lain.

245 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 3-6: Menceritakan bagaimana orang-orang kafir sampai menyekutukan Allah
Subhaanahu wa Ta'aala dan menyembah selain-Nya, bantahan terhadap pendustaan mereka
kepada Al Qur’an serta tuduhan dusta mereka bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wa sallam yang mengada-adanya.

             

        


3. 1731Namun mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia (untuk disembah), padahal mereka (tuhan-
tuhan itu) tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan1732 dan tidak kuasa untuk
(menolak) bahaya terhadap dirinya dan tidak dapat (mendatangkan) manfaat1733 serta tidak kuasa
mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.

                 
4. 1734Dan orang-orang kafir berkata, "(Al Quran) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-
adakan oleh dia (Muhammad), dibantu oleh orang-orang lain1735.” 1736Sungguh, mereka telah
berbuat zalim dan dusta yang besar.

         
5. Dan mereka berkata, "(Itu hanya) dongeng-dongeng orang-orang terdahulu1737, yang diminta
agar dituliskan, lalu dibacakanlah dongeng itu kepadanya1738 setiap pagi dan petang1739."

1730
Maksudnya, segala sesuatu yang diciptakan Allah diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-
persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
1731
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan kesempurnaan-Nya, keagungan-Nya dan banyaknya
kebaikan-Nya, dimana hal itu menghendaki agar Dia yang dicintai, disembah dan diagungkan, maka Dia
menerangkan batilnya menyembah selain-Nya.
1732
Sungguh sangat aneh sekali dan sangat membuktikan sekali terhadap kebodohan mereka, kurangnya akal
mereka, bahkan membuktikan kezaliman dan beraninya mereka terhadap Tuhan yang menciptakan mereka,
yaitu sikap mereka mengambil tuhan yang keadaannya seperti yang disebutkan, yakni tidak dapat
menciptakan, bahkan dicipta, yang tidak dapat menghindarkan bahaya dan mendatangkan manfaat, serta
tidak dapat menghidupkan, mematikan maupun membangkitkan.
1733
Sedikit maupun banyak.
1734
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menetapkan kebenaran tauhid dengan dalil yang qath‟i (pasti) lagi
jelas dan batilnya syirk (mengadakan tandingan bagi Allah), Dia menetapkan kebenaran risalah Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan batilnya orang yang menolaknya dan menentangnya.
1735
Yang dimaksud dengan orang-orang yang lain itu adalah orang-orang Ahli Kitab.
1736
Allah membantah mereka dengan menerangkan, bahwa mereka telah bersikap sombong, zalim dan
berdusta besar. Padahal mereka mengetahui pribadi orang yang membawanya, terkenal kejujurannya,
amanahnya, dan akhlaknya yang mulia, dan lagi tidak mungkin bagi Beliau bahkan semua makhluk untuk
mendatangkan Al Qur‟an yang isinya begitu agung, indah, dan bijaksana, bahkan terdapat berita-berita orang
terdahulu yang benar, yang tidak diketahui kecuali oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
1737
Yang disampaikan dari mulut ke mulut dan disalin oleh Beliau.
1738
Agar Beliau hapal.
1739
Dalam ucapan mereka ini terdapat kesalahan besar dan menunjukkan kedustaan mereka:

246 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


             
6. 1740Katakanlah (Muhammad), "(Al Quran) itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui
rahasia1741 di langit dan di bumi1742. 1743Sungguh, Dia Maha Pengampun1744 lagi Maha
Penyayang1745."

- Tuduhan mereka kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam manusia yang paling baik dan paling
jujur lisannya dengan tuduhan berdusta.
- Perkataan mereka, bahwa Al Qur‟an adalah dusta dan buatan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam.
- Perkataan mereka itu sesungguhnya menunjukkan bahwa mereka mengaku mampu mendatangkan
yang seperti Al Qur‟an dan menyamakan antara ucapan makhluk yang memiliki kekurangan dari
berbagai sisi dengan Al Khaaliq yang Mahasempurna dari berbagai sisi.
- Kedaaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mereka ketahui, yaitu bahwa Beliau tidak
sanggup menulis.
- Mereka mengetahui keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebelum Beliau diutus menjadi
rasul; mereka mengetahui kejujurannya, amanahnya, akhlaknya yang mulia dan jauh dari akhlak-
akhlak tercela. Bahkan mereka menjuluki Beliau sebelum diangkat menjadi Rasul dengan julukan "Al
Amin" (Orang yang terpercaya). Tetapi setelah Beliau diangkat menjadi Rasul, seakan-akan mereka
lupa tentang pribadi Beliau sebelumnya, mereka malah menyebutnya pesihir, dukun, penyair, orang
gila, pendusta, dan sebutan-sebutan buruk lainnya yang tidak ada pada diri Beliau shallallahu 'alaihi wa
sallam.
1740
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman membantah mereka.
1741
Yakni hal gaib.
1742
Sisi tegaknya hujjah kepada mereka adalah, bahwa yang menurunkan Al Qur'an adalah Tuhan yang
ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, termasuk mengetahui pula orang yang membawa Al Qur‟an (Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) dan mengatakan bahwa ia turun dari sisi Allah. Jika memang Al
Qur‟an bukan dari Allah, tentu Allah segera membinasakannya, namun kenyataannya Allah menguatkannya
dan memenangkannya terhadap musuh-musuhnya. Di samping itu, disebutkan ilmu-Nya yang menyeluruh
adalah untuk mengingatkan mereka dan mendorong mereka untuk mentadabburi Al Qur‟an, di mana jika
mereka mau mentadaburinya, tentu mereka akan melihat di antara ilmu-Nya dan hukum-hukum-Nya yang
menunjukkan bahwa Al Qur‟an turun dari Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang tampak.
Meskipun mereka mengingkari tauhid dan kerasulan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, namun
Allah bersikap lembut kepada mereka, Dia tidak segera menghukum mereka, bahkan mengajak mereka
dengan lembut untuk bertobat dan kembali kepadanya, Dia berfirman di akhir ayat, “Sungguh, Dia Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." Agar mereka tidak berputus asa.
1743
Dalam firman-Nya, "Sungguh, Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," terdapat ajakan kepada
mereka untuk bertobat dan kembali kepada-Nya, serta memberitahukan mereka bahwa rahmat-Nya sangat
luas dan bahwa hilm(santun)-Nya sangat besar. Perhatikanlah baik-baik! Orang-orang kafir yang
menyembah selain-Nya, yang mendustakan ayat-ayat-Nya dan menghalangi manusia dari jalan-Nya, tetapi
Dia tetap mengajak mereka kembali kepada-Nya dan bertobat, maka Mahabenar Allah yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Kami ridha Allah sebagai Tuhan kami, Islam sebagai agama kami, dan
Muhammad sebagai Nabi kami.
Al Hasan Al Bashri berkata, "Perhatikanlah sikap mulia dan kemurahan ini. Mereka membunuh para wali-
Nya, tetapi Dia tetap mengajak mereka untuk bertobat dan mendapatkan rahmat-Nya."
Ayat ini sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Ma'idah: 73-74 dan surat Al Buruj: 10.
1744
Sifat-Nya mengampuni bagi pelaku dosa dan maksiat apabila mereka mengerjakan sebab-sebab untuk
diampuni, yaitu berhenti dari maksiat dan bertobat.
1745
Dia tidak segera menghukum mereka, padahal mereka telah melakukan perbuatan yang menghendaki
untuk disiksa, Dia mengutus Rasul-Nya untuk kebaikan mereka, tetapi Rasul tersebut mereka sakiti baik

247 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 7-10: Protes orang-orang kafir, permintaan mereka agar didatangkan mukjizat serta
pengingkaran mereka jika rasul diutus dari kalangan manusia biasa.

              

  


7. 1746Dan mereka berkata1747, "Mengapa Rasul (Muhammad) ini memakan makanan dan berjalan
di pasar-pasar1748? Mengapa malaikat tidak diturunkan kepadanya (agar malaikat) itu memberikan
peringatan bersama dia1749,

                

 
8. Atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya harta kekayaan1750 atau (mengapa tidak ada) kebun
baginya1751, sehingga dia dapat makan dari (hasil)nya?" 1752 Dan orang-orang zalim itu berkata1753,
"Kamu hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir1754.”

         
9. Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan tentang engkau1755,
maka sesatlah mereka1756, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang
kerasulanmu).

dengan lisan maupun dengan perbuatan, bahkan Dia mengajak mereka bertobat dan siap menerima tobat
mereka, menghapuskan kesalahan mereka dan menerima kebaikan mereka.
1746
Allah Ta'ala memberitahukan tentang sikap keras orang-orang kafir dan pendustaan mereka terhadap
kebenaran tanpa hujjah dan dalil yang dapat diterima.
1747
Ini di antara ucapan orang-orang yang mendustakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, di mana
ucapan ini dimaksudkan untuk mengkritik kerasulan Beliau, mereka mengatakan, “Mengapa rasul itu tidak
seorang malaikat, atau seorang raja atau ada malaikat yang membantunya?”
1748
Ini termasuk sifat-sifat manusia, makan, minum dan butuh seperti yang dibutuhkan manusia lainnya,
demikian juga pergi ke pasar untuk berjual-beli. Menurut mereka, Rasul tidak pantas seperti itu, padahal
Allah berfirman, “Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan
makanan dan berjalan di pasar-pasar, dan Kami jadikan sebagian kamu cobaan bagi sebagian yang lain.
maukah kamu bersabar?; Dan Tuhanmu Maha Melihat.” (Terj. Al Furqan: 20)
1749
Lagi membenarkannya.
1750
Dari langit sehingga tidak perlu berjalan ke pasar untuk memperoleh penghidupan.
1751
Sehingga tidak perlu pergi ke pasar untuk mencari rezeki, atau kebun itu dapat berjalan mengikutinya ke
mana saja ia berjalan.
1752
Sebenarnya ini semua mudah bagi Allah Ta'ala, akan tetapi Dia memilik hikmah dan hujjah yang dalam
kenapa Dia meninggalkannya.
1753
Kezaliman mereka membuat mereka mengatakan seperti itu, bukan karena samar.
1754
Padahal mereka mengetahui sempurnanya akalnya, bagus bicaranya dan pribadinya yang selamat dari
cacat.
Yaitu perkataan mereka, “Mengapa rasul itu tidak malaikat, raja yang mempunyai kekayaan, tetapi
1755

malah manusia?” Demikian pula perkataan mereka, bahwa Beliau terkena sihir.

248 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                


10. Mahasuci1757 (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya Dia jadikan bagimu yang lebih baik
daripada itu1758, (yaitu) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai1759, dan Dia jadikan
(pula) istana-istana untukmu 1760.

Ayat 11-16: Pendustaan orang-orang kafir kepada hari Kiamat, dan bahwa neraka sedang
menanti mereka serta berbagai azab yang ada di dalam neraka.

         


11. 1761Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan Kami telah menyediakan neraka yang
menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat.

         
12. Apabila ia (neraka) melihat1762 mereka dari tempat yang jauh1763, mereka mendengar suaranya
yang gemuruh karena marahnya1764.

1756
Ucapan mereka penuh pertentangan, semuanya merupakan kebodohan, kedunguan dan kesesatan, tidak
ada satu pun yang ada petunjuknya. Bahkan dengan memperhatikan sebentar saja sudah dapat diketahui
kebatilannya dan yang demikian sudah cukup untuk membantahnya.
1757
Tabaaraka juga bisa diartikan, Mahabanyak kebaikan-Nya.
1758
Dari apa yang mereka katakan, berupa harta kekayaan yang banyak dan kebun.
1759
Di dunia, namun Dia menghendaki untuk memberikan surga di akhirat karena keadaan dunia yang di
sisi-Nya sangat rendah dan hina.
1760
Maksudnya, kalau Allah menghendaki niscaya dijadikan-Nya untuk Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam surga-surga dan istana-istana seperti yang akan diperolehnya di akhirat. tetapi Allah tidak
menghendaki yang demikian agar manusia itu tunduk dan beriman kepada Allah tidak terpengaruh oleh
benda, tetapi berdasarkan kepada bukti-bukti dan dalil-dalil yang nyata.
1761
Oleh karena ucapan yang mereka ucapkan itu sudah maklum rusaknya, maka Allah Subhaanahu wa
Ta'aala memberitahukan, bahwa ucapan tersebut tidaklah muncul untuk mencari yang hak (benar) dan bukan
pula karena mencari bukti, tetapi merupakan sikap membangkang dan zalim serta mendustakan yang hak.
1762
Zahir ayat ini menunjukkan bahwa neraka itu dapat melihat, dan ini mungkin terjadi dengan kekuasaan
Allah, atau ayat ini menggambarkan bagaimana dahsyat dan seramnya neraka itu agar setiap orang takut
terhadap azab Allah sehingga mereka mau bertakwa.
1763
Sebelum sampai kepada mereka.
1764
Hati mereka merinding ketakutan kepadanya, bahkan hampir mati karena rasa takut yang demikian
hebat, di mana neraka telah marah karena kemarahan Penciptanya dan bertambah gejolaknya karena
bertambah kafir dan buruknya mereka.
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ubaid bin Umair tentang firman Allah Ta'ala, "Mereka mendengar
suaranya yang gemuruh karena marahnya," (Terj. QS. Al Furqan: 12) ia berkata, "Sesungguhnya neraka
Jahannam mengeluarkan suara gemuruhnya, maka tidak ada seorang malaikat yang didekatkan dan nabi
yang diutus melainkan akan tersungkur dengan bergemetar badannya, bahkan Nabi Ibrahim 'alaihis salam
sampai berlutut dan berkata, "Wahai Tuhanku, pada hari ini aku tidak meminta kepada-Mu selain
keselamatan untuk diriku."

249 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
13. Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu1765,
mereka di sana berteriak mengharapkan kebinasaan1766.

        


14. (Akan dikatakan kepada mereka), "Jangan kamu sekalian mengharapkan pada hari ini satu
kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang berulang-ulang1767.”

              
15. Katakanlah (Muhammad)1768, "Apakah (azab) seperti itu yang baik, atau surga yang kekal yang
dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan, dan tempat kembali bagi
mereka1769?"

           
16. Bagi mereka segala yang mereka kehendaki di dalamnya (surga)1770, mereka kekal (di
dalamnya). Itulah janji Tuhanmu yang pantas dimohonkan (kepada-Nya)1771.

Ayat 70-20: Tanya-jawab antara Allah dengan sembahan-sembahan orang-orang kafir di


hari kiamat, gambaran orang-orang kafir yang satu sama lain saling mendustakan,
pembinasaan Allah kepada mereka, dan penjelasan bahwa para rasul adalah manusia.

1765
Tangan ke leher mereka dengan rantai dan belenggu.
1766
Maksudnya, mereka mengharapkan kebinasaan, agar terlepas dari siksaan yang sangat besar, yaitu azab
di neraka yang sangat panas dengan dibelenggu, di tempat yang sempit pula, sebagaimana yang dilukiskan
itu.
1767
Harapan mereka untuk dibinasakan sekaligus tidak dikabulkan Allah; tetapi mereka akan mengalami
azab yang lebih besar selama-lamanya.
1768
Kepada mereka yang memilih bahaya daripada manfaat.
1769
Lagi kekal di sana.
1770
Baik makanan dan minuman yang enak, pakaian yang indah, wanita yang cantik, kendaraan yang
mewah, pemandangan yang indah, istana yang tinggi, kebun-kebun yang luas dan buah-buahan, sungai-
sungai yang mengalir di kebun-kebun dan mereka dapat mengarahkan sungai itu ke arah yang mereka
kehendaki, di mana mereka memancarkannya dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, dari air susu yang
tidak berubah rasanya, dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan dari madu yang disaring.
Demikian pula mereka memperoleh tempat tinggal yang indah, mendengarkan suara yang menarik, dapat
mengunjungi saudara, bergembira karena bertemu para kekasih, dan kekalnya nikmat-nikmat tersebut serta
selalu bertambah, dan nikmat yang paling besarnya adalah kenikmatan memandang wajah Allah Subhaanahu
wa Ta'aala, mendengarkan firman-Nya, dekat dengan-Nya, bahagia dengan memperoleh keridhaan-Nya dan
aman dari kemurkaan-Nya. Allahumma innaa nas‟alukal jannah wa na‟uudzu bika minan naar, Allahumma
innaa nas‟alukal jannah wa na‟uudzu bika minan naar, Allahumma innaa nas‟alukal jannah wa na‟uudzu
bika minan naar.
1771
Sebagaimana yang dimohonkan kaum mukmin (lihat surah Ali Imran: 194) dan yang dimohonkan para
malaikat untuk kaum mukmin (lihat surah Al Mu‟min: 8). Oleh karena itu, negeri manakah yang lebih utama
dan lebih layak didahulukan; dunia atau surga? Sungguh jalan ke arah surga begitu jelas, dan kesempatan
untuk menempuhnya masih ada selama kita masih hidup di dunia.
Ayat di atas sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Ash Shaaffaat: 62-70.

250 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

 
17. 1772Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka1773 bersama apa yang mereka
sembah selain Allah, lalu Dia berfirman (kepada yang disembah), "Apakah kamu yang
menyesatkan hamba-hamba-Ku itu1774, atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan (yang benar)?".

               

     


18. Mereka (yang disembah itu) menjawab, "Mahasuci Engkau1775, tidaklah pantas bagi Kami
mengambil1776 pelindung selain Engkau1777, 1778tetapi Engkau telah memberi mereka dan nenek
moyang mereka kenikmatan hidup1779, sehingga mereka melupakan peringatan1780; dan mereka
kaum yang binasa1781.”

             

  

1772
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitakan keadaan orang-orang musyrik dan para sekutu mereka pada
hari kiamat, dan bahwa para sekutu itu akan berlepas diri dari mereka. Menurut Mujahid, para sekutu yang
akan ditanya itu adalah Nabi Isa, Uzair, dan para malaikat.
1773
Yakni orang-orang musyrik.
1774
Dengan menyuruh mereka menyembah kamu. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Ma'idah:
116-117.
1775
Dari perbuatan syrik orang-orang musyrik.
1776
Kata "nattakhidz" (kami mengambil) bisa dibaca dengan didhammahkan nunnya "nuttakhadz" yang
artinya, "Kami dijadikan (pelindung)."
1777
Maksudnya, setelah mereka dikumpulkan bersama apa yang mereka sembah, yaitu malaikat, Uzair, Nabi
Isa „alaihis salam dan berhala-berhala, dan setelah Allah menanyakan kepada yang disembah itu, apakah
mereka yang menyesatkan orang-orang itu ataukah orang-orang itu yang sesat sendiri? Maka yang disembah
itu menjawab bahwa tidaklah patut bagi mereka untuk menyembah selain Allah, apalagi untuk menyuruh
orang lain menyembah selain Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Lihat surah Al Maa‟idah: 116, di sana
diterangkan jawaban Nabi Isa „alaihis salam ketika ditanya oleh Allah –dan Dia lebih mengetahui- apakah
Beliau menyuruh manusia menyembah dirinya? Demikian pula lihat jawaban sesembahan yang mereka
sembah di surah Saba‟: 40-41, dan bahwa sesembahan itu akan menjadi musuh bagi mereka sebagaimana di
surah Al Ahqaaf: 6.
1778
Setelah mereka menyatakan bahwa diri mereka tidak mengajak manusia menyembah selain Allah atau
menyesatkan mereka, maka mereka sebutkan sebab yang menjadikan orang-orang musyrik tersesat.
1779
Yaitu panjang umur dan rezeki yang luas.
1780
Karena sibuk dengan kesenangan dunia dan mendatangi syahwatnya, mereka jaga dunia mereka, tetapi
agama mereka, mereka telantarkan. Inilah yang membuat mereka terhalang dari petunjuk.
1781
Maksudnya, tidak ada kebaikannya dan tidak cocok untuk hal yang baik, bahkan cocok untuk binasa.

251 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


19. 1782Maka sungguh, mereka (yang disembah itu) telah mengingkari apa yang kamu katakan1783,
maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak dapat (pula) menolong (dirimu)1784, dan
barang siapa di antara kamu berbuat zalim1785, niscaya Kami timpakan kepadanya rasa azab yang
besar.

             

        


20. 1786Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad), melainkan mereka pasti
memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar1787. Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai
cobaan bagi sebagian yang lain1788. Maukah kamu bersabar1789? Dan Tuhanmu Maha Melihat1790.

Juz 19

1782
Setelah sesembahan itu menyatakan berlepas diri dari penyembahnya, maka Allah Subhaanahu wa
Ta'aala berfirman kepada para penyembahnya sambil mencelanya.
1783
Yakni bahwa mereka memerintahkan kamu menyembahnya dan mereka ridha dengan perbuatan kamu
menyembah mereka. Atau perkataan kamu, bahwa mereka dapat memberikan perlindungan kepada kamu
atau mendekatkan kamu kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
1784
Karena lemahnya dirimu dan tidak ada yang menolongmu. Inilah balasan untuk orang-orang yang sesat,
ikut-ikutan lagi jahil (bodoh), adapun orang yang menentang, yakni yang mengetahui yang hak tetapi
berpaling darinya, maka balasannya disebutkan pada lanjutan ayatnya.
1785
Yakni berbuat syirk, atau meninggalkan yang hak karena zalim dan menentang.
1786
Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman menjawab orang-orang yang mendustakan, yang
mengatakan seperti yang disebutkan pada ayat 7 surah ini.
1787
Yang demikian tidaklah mengurangi keadaan dan kedudukan mereka, karena Allah Ta'ala telah
memberikan tanda yang menunjukkan kerasulan mereka, dari mulai nasabnya yang mulia, akhlaknya yang
terpuji, ucapannya yang utama, tindakannya yang bijaksana, serta mukjizat yang dibawanya. Allah
Subhaanahu wa Ta'aala tidak menjadikan para rasul dari kalangan malaikat agar mereka dapat ditiru dan
dijadikan teladan. Jika para rasul itu malaikat, bagaimana bisa ditiru, bukankah mereka tidak makan dan
minum, serta tidak menikah? Adapun masalah kaya dan miskin, maka yang demikian adalah cobaan dan
hikmah (kebijaksanaan) Allah sebagaimana dijelaskan pada lanjutan ayatnya.
Ayat ini sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Yusuf: 109, An Nahl: 43, dan Al Anbiyaa': 7.
1788
Manusia diuji dengan rasul, apakah mereka akan taat atau tidak? Rasul diuji dengan mendakwahkan
manusia, orang miskin diuji dengan orang kaya, orang sakit diuji dengan orang sehat, dan orang rendah diuji
dengan orang terhormat, sehingga mereka berkata, “Mengapa aku tidak seperti dia yang kaya, yang sehat
atau yang terhormat?” Oleh karena itu, tempat yang kita huni ini adalah tempat ujian, bukan tempat tujuan.
1789
Pertanyaan ini maksudnya perintah untuk bersabar, yakni maukah kamu untuk bersabar dengan
melaksanakan kewajiban kamu? Yaitu tetap taat dan tetap meninggalkan maksiat, serta bersabar terhadap
musibah dengan tidak keluh kesah.
1790
Siapa yang taat kepada rasul dan siapa yang tidak, demikian pula siapa yang bersabar dan siapa yang
berkeluh kesah.
Tentang firman Allah Ta'ala, "Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain.
Maukah kamu bersabar?" Ibnu Ishaq berkata, "Allah Ta'ala berfirman, "Kalau sekiranya Aku jadikan dunia
selalu bersama para rasul-Ku sehingga mereka tidak didurhakai, maka Aku bisa melakukannya. Akan tetapi,
Aku ingin menguji hamba dengan mereka (para rasul) dan Aku uji kamau (wahai para Rasul) dengan
mereka."

252 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 21-29: Kesombongan kaum musyrik sehingga tidak beriman kepada Allah,
permintaan mereka agar diturunkan malaikat, batalnya amal mereka, penyesalan mereka
karena tidak mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan pentingnya memilih
teman yang baik.

                

    


21. Dan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami (di akhirat)1791 berkata,
"Mengapa bukan para malaikat yang diturunkan kepada kita1792 atau (mengapa) kita (tidak) melihat
Tuhan kita1793?" Sungguh, mereka telah menyombongkan diri mereka1794 dan benar-benar telah
melampaui batas (dalam melakukan) kezaliman1795.”

          
22. (Ingatlah) pada hari (ketika) mereka melihat para malaikat1796, pada hari itu tidak ada kabar
gembira bagi orang-orang yang berdosa1797 dan mereka1798 berkata, "Hijran mahjuuraa1799.”

1791
Maksudnya, orang-orang yang mendustakan janji dan ancaman Allah, di mana dalam hati mereka tidak
ada rasa takut terhadap ancaman Allah dan tidak berharap bertemu dengan Allah. Mereka ini adalah orang-
orang kafir.
1792
Sebagai rasul.
1793
Lalu Dia memberitahu kami bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala
di surat Al Israa' ayat 92.
1794
Karena permintaan mereka untuk melihat Allah di dunia. Tampaknya mereka tidak berkaca terhadap diri
mereka, memangnya mereka siapa sampai meminta untuk melihat Allah dan mengira bahwa kerasulan
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam benar-tidaknya tergantung atas hal itu? Kesombongan apalagi yang
lebih besar daripada ini.
1795
Hati mereka lebih keras daripada batu, bahkan lebih keras daripada besi sehingga nasehat dan peringatan
tidak bermanfaat, dan mereka tidak mau mengikuti kebenaran ketika pemberi peringatan datang kepada
mereka, bahkan mereka menyikapi orang yang paling jujur dan paling tulus kepada orang lain dan
menyikapi ayat-ayat Allah dengan berpaling, mendustakan dan menentangnya. Sungguh kelewatan sekali
sikap mereka. Oleh karena itu amal-amal mereka akan batal dan mereka akan rugi serugi-ruginya
sebagaimana diterangkan dalam ayat 23.
1796
Yang sebelumnya mereka minta agar diturunkan. Awal mereka melihat malaikat adalah pada saat
mereka mati, yaitu ketika malaikat turun hendak mencabut nyawa mereka. Malaikat berkata kepada ruh
mereka (orang-orang kafir), "Keluarlah wahai jiwa yang busuk kepada kemurkaan Allah dan kemarahan-
Nya." Lalu ruhnya menolak keluar dan bertebaran di sekujur badan, maka para malaikat memukul mereka,
lalu menarik ruh mereka dengan keras. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Alangkah dahsyatnya
sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), "Keluarkanlah nyawamu," Di hari ini kamu
dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah
(perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.”
(Terj. QS. Al An‟aam: 93) Setelah itu, ketika mereka dikubur, di mana mereka akan didatangi malaikat
Munkar dan Nakir, lalu malaikat itu akan bertanya kepada mereka tentang Tuhan mereka, nabi mereka dan
agama mereka. Mereka pun tidak bisa menjawab dengan jawaban yang menyelamatkan mereka, sehingga
mereka akan disiksa, dan tidak memperoleh rahmat, kemudian pada hari Kiamat ketika para malaikat
menggiring mereka ke neraka lalu menyerahkan kepada para penjaga neraka yang akan menyiksa mereka.
Inilah sesungguhnya yang mereka usulkan dan yang mereka minta. Oleh karena itu, jika mereka tetap di atas
perbuatan itu, maka mereka akan melihat dan menemui malaikat, dan ketika itu mereka malah berlindung

253 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
23. Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan1800, lalu Kami akan jadikan amal
itu (bagaikan) debu yang berterbangan1801.

       


24. Penghuni-penghuni surga1802 pada hari itu (hari Kiamat) paling baik tempat tinggalnya1803 dan
paling indah tempat istirahatnya1804.

dari malaikat serta berlari, namun tidak ada tempat berlari lagi. Berbeda dengan orang-orang mukmin, maka
mereka ditemui malaikat dengan disambut dan diberi kabar gembira, lihat QS. Fushshilat: 30-32.
1797
Yakni orang-orang kafir, berbeda dengan orang-orang mukmin yang mendapat kabar gembira dengan
surga.
1798
Menurut Mujahid, Ikrimah, Al Hasan, dan lain-lain, bahwa kata "mereka" di sini kembalinya kepada
para malaikat, yakni bahwa malaikat memberitahukan kepada mereka, bahwa mereka tidak mempunyai
kesempatan lagi untuk menyelamatkan diri. Namun menurut Ibnu Juraij, bahwa kata "mereka" di sini
kembalinya kepada orang-orang musyrik, yakni mereka menyatakan diri tidak mempunyai kesempatan lagi
untuk menyelamatkan diri.
1799
Ini suatu ungkapan yang biasa disebut orang Arab di waktu menemui musuh yang tidak dapat dielakkan
lagi atau ditimpa suatu bencana yang tidak dapat dihindari. Ungkapan ini berarti, "Semoga Allah
menghindari bahaya ini dari saya", ada pula yang mengartikan, “Haram lagi diharamkan.” Yakni orang kafir
haram mendapatkan kabar gembira, diampuni dosa atau masuk ke surga pada hari itu. Arti asal hijr adalah
dihalangi atau dilarang, oleh karenanya tempat di dekat ka'bah yang dilarang melakukan thawaf disebut hijr.
Akal juga disebut hijr, karena dengan akal seseorang dihalangi dari melakukan perbuatan yang tidak layak
dilakukan.
1800
Pada hari Kiamat ketika Allah menghisab amal mereka. Yang dimaksud dengan amal mereka di sini
ialah amal-amal yang mereka harapkan kebaikannya dan mereka bersusah payah melakukannya, yaitu amal
mereka yang baik-baik yang mereka kerjakan di dunia seperti silaturrahim, menjamu tamu, menolong orang
yang kesulitan sewaktu di dunia. Amal-amal itu tidak dibalas oleh Allah karena mereka tidak beriman dan
karena amal baik mereka telah diberi balasan oleh Allah Ta'ala di dunia sehingga tidak ada lagi kebaikan
yang mereka miliki. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ً‫ َذ ُر ْكل ِذقُر ُر ِذرْكق‬،‫ا ِذ َذِذ‬ ‫ َذَّك ا ْك ِذ اَذإ َّك ا تَذل َذ َّك ِذ َذ سنَذ تِذِذ‬، ‫ ُرطلِذ ِذو طُرلم ً ِذ ُّب ْكي‬،ً ‫ّط َذك اِذ ِذ َذ ِذم سنَذ‬
‫َذ َذ ُر ُر َذ َذ‬ ‫َذ َذ ْك َذ َذ َذ َذ ُر ُر‬ ‫َذ َذ َذ َذ َذ‬
‫ُّب ْكي لَذى طَذ ِذ ِذ‬
‫َذ‬ ‫َذ َذ‬
"Sesungguhnya orang kafir apabila mengerjakan kebaikan, maka ia diberi makanan dari dunia (ini). Adapun
orang mukmin (yang mengerjakan kebaikan), maka Allah Ta'ala akan menyimpan kebaikan-kebaikan
untuknya di akhirat, dan akan memberikan rezeki kepadanya di dunia karena ketaatannya." (HR. Muslim)
1801
Yaitu seperti debu yang berhamburan yang terlihat dari lubang dinding ketika terkena sinar matahari
sebagaimana dikatakan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, Ibnu Abbas, Al Hasan Al Bashri, dan lain-
lain. Diumpamakan seperti itu dalam hal tidak ada pahalanya karena tidak ada syarat untuk diterima, yaitu
iman dan karena mereka telah diberi balasan ketika di dunia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:

‫ُّب ْكيَذ‬ ً ‫ َذ ُر ْكل ِذقُر ُر ِذرْكق‬، ‫ا ِذ َذِذ‬ ‫َّك ِذ َذ سنَذ تِذِذ‬


‫َذ ُر ُر َذ َذ‬ ‫ اَذِذإ َّك لَّك تل‬، ‫ َذ َذَّك ا ِذ ُر‬، ‫لم ً ِذ َذ ُّب يَذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬
‫ ُرطل َذ وَذ طُر َذ‬، ً ‫َّك َذك اَذ َذ َذم َذ َذ َذسنَذ‬
‫ِذ‬
‫ُر‬
. » ‫َذلى طَذ َذِذ ِذ‬
“Sesungguhnya orang kafir, apabila mengerjakan amal yang baik, maka akan diberi makanan karenanya di
dunia. Adapun orang mukmin, maka Allah Ta‟ala akan menyimpan kebaikannya di akhirat dan akan
mengaruniakan rezeki di dunia karena ketaatannya.” (HR. Muslim)
Ayat di atas sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Ibrahim: 8 dan An Nuur: 39.

254 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
25. 1805Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah mengeluarkan awan putih1806 dan para
malaikat diturunkan secara bergelombang1807.

          

1802
Yaitu mereka yang beriman kepada Allah dan beramal saleh.
1803
Daripada tempat tinggal orang-orang kafir ketika di dunia dan ketika di akhirat. Penghuni surga kembali
ke derajat yang tinggi, dan tempat-tempat yang tinggi, luas dan aman, menyenangkan dan indah. Sedangkan
penghuni neraka –nas'alullahas salamah wal 'afiyah- kembali ke darakat (lapisan bawah) yang rendah,
sempit, dan penuh bahaya, penuh penyesalan yang berturut-turut dan azab dengan berbagai macam dan
bentuknya.
1804
Ayat ini sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Hasyr: 20.
Sa'id bin Jubair berkata, "Setelah Allah selesai menghisab selama setengah hari, maka penghuni surga
beristirahat di surga, sedangkan penghuni neraka di neraka. Allah Ta'ala berfirman, "Penghuni-penghuni
surga pada hari itu (hari Kiamat) paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya ."
(Terj. QS. Al Furqan: 24).
Ikrimah berkata, "Sesungguhnya aku mengetahui waktu penghuni surga masuk ke surga dan penghuni
neraka masuk ke neraka, yaitu pada waktu yang ketika di dunia waktu Dhuha sudah meninggi sekali ketika
manusia kembali ke keluarganya untuk beristirahat di siang hari, lalu penghuni neraka kembali ke neraka,
sedangkan penghuni surga berangkat menuju surga. Dan istirahat mereka adalah di surga, lalu mereka diberi
makan dengan hati ikan besar sehingga mereka kenyang semua. Itulah maksud firman Allah Ta'ala,
"Penghuni-penghuni surga pada hari itu (hari Kiamat) paling baik tempat tinggalnya dan paling indah
tempat istirahatnya." (Terj. QS. Al Furqan: 24).
1805
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitakan tentang dahsyatnya hari Kiamat, derita dan hal yang
menegangkan hati ketika itu.
1806
Awan ini adalah awan yang Allah turun di situ (lihat tafsir As Sa‟diy), Dia turun dari atas langit lalu
langit terbelah dan para malaikat dari setiap langit turun bergelombang, lalu mereka berdiri berbaris-baris
mengelilingi makhluk, wallahu a‟lam. Menurut Ibnu Katsir, Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan
tentang kedahsyatan hari Kiamat dan perkara-perkara dahsyat yang terjadi di sana, di antaranya terbelahnya
langit dan terpecahnya serta mengeluarkan awan, yakni naungan cahaya yang besar yang menark
penglihatan, turunnya malaikat dari langit-langit pada hari itu, lalu mengepung makhluk di padang mahsyar,
kemudian Allah Tabaaraka wa Ta'aala datang untuk memberikan keputusan.
Mujahid berkata, “Ayat ini sama seperti firman Allah Ta‟ala, “Tidak ada yang mereka nanti-nantikan
melainkan datangnya Allah dan Malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan…dst.” (Terj. Al
Baqarah: 210)
Ibnu Abbas berkata, “Langit dunia terbelah, lalu turun penghuninya yang lebih banyak dari penghuni bumi
dari kalangan jin dan manusia, kemudian langit kedua terbelah, lalu turun penghuninya yang lebih banyak
dari penghuni bumi dari kalangan jin dan manusia, kemudian seterusnya sampai langit ketujuh terbelah,
dan penghuni setiap langit lebih banyak lagi daripada penghuni langit sebelumnya, kemudian malaikat
Karrubiiyin turun, lalu para malaikat pemikul „Arsy.”
1807
Malaikat karena jumlahnya yang banyak dan kuatnya mereka, mereka turun mengelilingi makhluk
sambil tunduk kepada perintah Tuhan mereka. Ketika itu, tidak ada seorang pun yang berani berbicara
kecuali dengan izin Allah, lalu bagaimana menurutmu tentang manusia yang lemah, khususnya mereka yang
berani berhadapan dengan Tuhan mereka dengan perkara-perkara besar yang menunjukkan beraninya
mereka terhadap Allah, yang mengerjakan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya, mengerjakan
dosa dan tidak bertobat daripadanya. Ketika itulah, Allah Yang Maha Pengasih memberikan keputusan yang
tidak ada kezaliman meskipun seberat dzarrah (debu). Oleh karena itulah hari itu adalah hari yang sangat
sulit bagi orang-orang kafir, berbeda dengan orang mukmin yang diringankan bebannya.

255 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


26. Kerajaan yang hak1808 pada hari itu adalah milik Tuhan Yang Maha Pengasih1809. Dan itulah
hari yang sulit bagi orang-orang kafir1810.

           
27. 1811Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya1812 (menyesali
perbuatannya), seraya berkata, "Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul1813.”

1808
Yang dimaksud dengan kerajaan yang hak ialah kekuasaan yang mutlak yang tidak disekutui oleh siapa
pun juga.
1809
Tidak ada seorang pun yang bersekutu dalam kerajaan itu. Ketika itu, raja-raja di dunia dengan
rakyatnya adalah sama, orang merdeka dengan budak adalah sama, orang-orang terhormat dan orang-orang
rendah adalah sama. Dan termasuk yang menenangkan hati dan menenteramkan dada adalah ketika Dia
menyandarkan kerajaan-Nya dengan nama-Nya Ar Rahman yang rahmat-Nya mengena kepada segala
sesuatu, di mana dengan rahmat-Nya dunia dan akhirat menjadi makmur, dengannya yang kurang menjadi
sempurna dan semua kekurangan pun hilang, dan bahwa rahmat-Nya mengalahkan kemurkaan-Nya. Saat itu,
semua makhluk telah hadir di tempat yang luas dalam keadaan tunduk, hina dan menunggu keputusan Allah
kepada mereka, sedangkan Dia Maha Pengasih, yang lebih pengasih daripada diri mereka dan daripada ibu-
bapak mereka. Jika demikian, menurutmu apa yang dilakukan-Nya kepada mereka? Ketika itu, tidak ada
yang celaka di hadapan-Nya kecuali orang yang memang celaka dan tidak ada orang yang keluar dari
rahmat-Nya kecuali orang yang dikuasai oleh kecelakaannya dan sudah pantas menerima azab.
Ayat di atas sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Ghafir: 16. Dalam hadits shahih disebutkan,
‫ِذ‬ ‫ ُرَّك َذ ُرق ُر‬،‫َّكس َذم َذو ِذ ِذيَذ ِذمينِذ ِذ‬
‫ َذْك َذ ُرلُرو ُر ا ْكَذر ِذ‬،‫ي‬
‫ض‬ ‫ َذَذ ال ُر‬:‫ول‬
‫َذ‬ ‫َذ ْكقِذ ُر‬
‫ض لَّك ُر ا ْكَذر َذ‬
‫ َذ َذ ْك ِذو‬،‫ض‬
"Allah menggenggam bumi dan melipat langit dengan Tangan Kanan-Nya, selanjutnya Dia berfirman,
"Akulah Raja, di manakah raja-raja bumi?" (HR. Bukhari dan Muslim)
1810
Karena hari itu adalah hari yang penuh keadilan, hakimnya adalah Allah Rabbul 'alamin, dan Dia adalah
hakim yang sebaik-baiknya. Demikianlah keadaan orang-orang kafir pada hari itu, adapun keadaan orang-
orang mukmin, maka sebagaimana firman Allah Ta'ala, "Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar
(pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh Para malaikat." (Terj. QS. Al Anbiya': 103)
1811
Disebutkan dalam Ad Durrul Mantsur juz 5 hal. 68, bahwa Ibnu Mardawaih dan Abu Nu‟aim dalam Ad
Dalaa‟il meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari jalan Sa‟id bin Jubair dari Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma, bahwa Abu Mu‟aith biasa duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di Mekah dan tidak
menyakitinya. Ia adalah orang yang santun. Oleh karenanya sebagian orang-orang Quraisy apabila duduk
bersamanya menyakitinya. Abu Mu‟aith memiliki seorang teman yang sedang berada di Syam, lalu orang-
orang Quraisy mengatakan, “Abu Mu‟aith telah pindah agama,” lalu kawannya datang pada malam hari dari
Syam dan bertanya kepada istrinya, “Sudah sampai di mana Muhammad berbuat?” Istrinya berkata,
“Perkaranya sudah lebih parah.” Ia bertanya lagi, “Apa yang dilakukan kawanku Abu Mu‟aith?” Istrinya
menjawab, “Ia telah pindah agama.” Maka semalaman Ia (kawan Abu Mu‟aith) merasa gelisah. Ketika tiba
pagi harinya, Abu Mu‟aith datang lalu mengucapkan salam kepadanya, tetapi salamnya tidak dijawab, maka
Abu Mu‟aith berkata, “Mengapa engkau tidak menjawab salamku?” Ia menjawab, “Bagaimana aku akan
menjawab salammu padahal engkau telah pindah agama?” Ia berkata, “Apakah orang-orang Quraisy berkata
seperti itu?” Ia menjawab, “Ya.” Ia bertanya, ”Kalau begitu perbuatan apa yang dapat mengobati dada
mereka?” Ia menjawab, “Engkau datangi dia (Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) lalu engkau ludahi
wajahnya dan engkau caci-maki dengan cacian yang yang terburuk yang engkau ketahui.” Maka Abu
Mu‟aith melakukannya, namun Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak bersikap apa-apa selain mengusap
mukanya dari air liur, lalu Beliau menoleh kepadanya sambil berkata, “Jika aku mendapati kamu berada di
luar pegunungan Mekah, aku akan memenggal lehermu dengan cara ditahan.” Ketika tiba perang Badar dan
kawan-kawannya berangkat, maka ia (Abu Mu‟aith) enggan untuk berangkat, lalu kawan-kawannya berkata,
“Keluarlah bersama kami.” Ia berkata, “Sungguhnya orang ini (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam) telah berjanji kepadaku jika mendapatiku berada di luar pegunungan Mekah akan memenggal
leherku dengan cara ditahan.” Mereka berkata, “Engkau akan memperoleh unta merah, (tenang saja) dia
tidak akan mendapatkan kamu jika kekalahan menimpanya.” Maka ia keluar bersama mereka, dan ketika
Allah mengalahkan kaum musyrik dan untanya jatuh ke tanah lumpur di beberapa jalan (di gunung), maka

256 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
28. Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan1814 itu teman akrab(ku).

            
29. Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al Quran) ketika (Al Quran) itu telah
datang kepadaku1815. Dan setan memang pengkhianat manusia1816.

Ayat 30-34: Pengaduan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Tuhannya


karena kaumnya tidak peduli terhadap Al Qur’an, bantahan terhadap syubhat orang-orang
yang mengingkari turunnya Al Qur’an dan hikmah diturunkan Al Qur’an secara berangsur-
angsur.

         
30. Dan Rasul (Muhammad) berkata1817, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku1818 telah menjadikan
Al Quran ini diabaikan1819.”

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menangkapnya dalam kumpulan 70 orang Quraisy, lalu Abu Mu‟aith
datang kepada Beliau dan bersabda, “Engkau akan bunuh aku di tengah-tengah mereka ini?” Beliau
menjawab, “Ya, karena engkau telah meludahi wajahku.” Maka Allah menurunkan ayat tentang Abu
Mu‟aith, “Wa yauma ya‟addhuzh zhaalimu „alaa yadaihi…dst. sampai ayat, “Wa kaanasy syaithaanu lil
insaani khadzuulaa.” Syaikh Muqbil berkata, “Kami masih tidak berani menghukumi (kedudukan
haditsnya) karena As Suyuthiy rahimahullah agak mudah (menshahihkan).”
Ayat di atas adalah umum berlaku untuk semua orang zalim yang tidak menempuh jalan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam meskipun sebab turunnya berkenaan dengan orang tertentu, karena Al 'ibrah
bi'umumil lafzhi laa bikhususis sabab (yang dijadikan pegangan adalah umumnya lafaz, bukan khususnya
sebab).
1812
Menggigit tangan (jari) maksudnya menyesali perbuatannya dengan penyesalan yang besar, berupa
syirk, kufur dan mendustakan para rasul.
1813
Dengan beriman kepadanya, membenarkannya dan mengikutinya.
1814
Yang dimaksud dengan si fulan, adalah setan atau orang yang telah menyesatkannya di dunia. Yakni
mengapa aku malah memusuhi manusia yang paling tulus kepadaku, paling baik dan paling lembut
kepadaku (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam), dan aku malah berteman dengan musuhku yang
tidak memberiku manfaat apa-apa selain kecelakaan, kerugian, kehinaan dan kebinasaan.
1815
Yaitu menghalangiku beriman kepadanya dengan menghias kesesatan dan memperjelek kebenaran
dengan tipuan dan bujukannya.
1816
Yakni yang menelantarkannya ketika manusia sedang kesulitan. Hal ini sebagaimana yang pidato setan
kepada semua pengikutnya ketika urusan telah diselesaikan dan Allah telah menghisab makhluk-Nya:
Dan berkatalah setan ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan
kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali
tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi
seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali
tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak
membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sesungguhnya orang-
orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (Terj. QS. Ibrahim: 22)
Oleh karena itu, hendaknya seorang hamba memperhatikan dirinya, apakah tertipu oleh setan atau tidak?
Demikian pula memanfaatkan kesempatan hidup di dunia, mengisinya dengan iman dan amal saleh sebelum
tiba hari di mana tidak ada lagi kesempatan, yang ada adalah pembalasan terhadap amal.

257 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
31. 1820Begitulah1821, bagi setiap nabi, telah Kami adakan musuh dari orang-orang yang berdosa1822.
Tetapi cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk1823 dan penolong1824.

                


32. Dan orang-orang kafir berkata1825, "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya
sekaligus1826?" Demikianlah1827, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya1828 dan
Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar)1829.

1817
Berdoa dan mengeluhkan kepada Tuhannya serta menyayangkan tentang sikap kaumnya yang malah
berpaling dari Al Qur‟an ini, tidak mau memperhatikannya dan mendengarnya. Bahkan mereka berkata,
"Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk
terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan mereka." (Terj. QS. Fishshilat: 26)
Demikianlah keadaan orang-orang kafir ketika dibacakan Al Qur'an, dan kita dilarang menyerupai mereka.
Maka apabila dibacakan Al Qur'an, dengarkan dan perhatikanlah baik-baik agar kita mendapatkan rahmat
(Lihat QS. Al A'raaf: 204). Kita juga meminta kepada Allah Al Mannan agar Dia membersihkan kita dari
perkara yang mendatangkan kemurkaan-Nya dan menjadikan kita melakukan perkara yang diridhai-Nya,
yaitu memperhatikan kitab-Nya, membacanya, menghapalnya, memahaminya, dan mengamalkannya,
Allahumma aamin.
1818
Yakni yang Engkau utus aku untuk menerangkan petunjuk dan menyampaikan risalah kepada mereka.
1819
Mereka meninggalkan dan mengabaikannya, padahal yang wajib bagi mereka adalah tunduk kepadanya,
mendatangi hukum-hukumnya, dan berjalan mengikutinya.
1820
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menghibur Rasul-Nya dan memberitahukan, bahwa mereka punya
pendahulu yang perbuatannya sama dengan mereka.
1821
Yakni sebagaimana telah Kami adakan untukmu musuh dari kaum musyrik Quraisy yang mengabaikan
Al Qur'an.
1822
Di antara faedah diadakan musuh bagi setiap nabi adalah agar hak berada di atas kebatilan dan kebenaran
semakin jelas, karena dengan adanya penentangan yang batil terhadap yang hak dapat menambah kebenaran
semakin jelas sebagaimana terangnya siang karena adanya malam. Demikian pula agar semakin jelas
keistimewaan yang diberikan Allah kepada orang-orang yang berada di atas yang hak dan hukuman yang
diberikan-Nya kepada orang-orang yang berada di atas kebatilan. Oleh karena itu, bersabarlah sebagaimana
mereka (para nabi) bersabar dan janganlah kamu bersedih dan dirimu binasa karena kesedihan terhadap
mereka.
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al An'aam: 112.
1823
Yakni yang menunjukimu sehingga apa yang kamu harapkan tercapai, demikian pula terhadap maslahat
agama maupun dunia. Dia juga yang akan memberi petunjuk dan pertolongan kepada orang-orang yang
mengikuti Rasul-Nya, beriman kepada kitab-Nya, membenarkannya, dan mengikutinya.
1824
Terhadap musuh-musuhmu. Oleh karena itu, bertawakkallah kepada-Nya.
1825
Perkataan ini termasuk di antara kritik orang-orang kafir.
1826
Seperti Taurat, Injil dan Zabur.
1827
Al Qur‟an diturunkan tidak secara sekaligus.
1828
Maksudnya, Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar
dengan begitu hati Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi kuat, tenang dan teguh. Terutama,
ketika ada sebab-sebab gelisah, maka dengan turunnya Al Qur‟an dapat menenteramkannya.

258 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
33. Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh1830,
melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik1831.

           
34. 1832Orang-orang yang dikumpulkan di neraka Jahannam1833 dengan diseret wajahnya1834,
mereka itulah yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya.

Ayat 35-40: Pelajaran dari kisah-kisah umat terdahulu, disebutkannnya kisah-kisah para
nabi sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap gangguan
yang menimpa Beliau dari kaumnya.

         
35. 1835Dan sungguh, Kami telah memberikan kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami telah
menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai wazir (pembantu).

1829
Agar mudah dipahami dan dihapal. Hal ini menunjukkan perhatian Allah terhadap kitab-Nya dan
terhadap Rasul-Nya, di mana Dia menurunkan kitab-Nya sesuai keadaan rasul dan maslahat agamanya. Abu
Abdirrahman An Nasa'i meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Al Qur'an diturunkan secara sekaligus
ke langit dunia pada malam Lailatul Qadr, kemudian turun setelahnya (ke dunia secara berangsur-angsur)
dalam waktu dua puluh tahun (lebih)."
1830
Untuk membatalkan perkaramu.
1831
Maksudnya, setiap kali mereka datang kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam membawa
suatu hal yang aneh berupa kritik dan kecaman, Allah menolaknya dengan sesuatu yang benar dan nyata. Al
Qur‟an penuh dengan kebenaran dan kejelasan. Kandungannya hak (benar) dan tidak dicampuri kebatilan
dan syubhat, sedangkan lafaz-lafaznya begitu jelas. Dalam ayat ini terdapat dalil, bahwa sepatutnya bagi
orang yang berbicara tentang ilmu, baik yang menyampaikan hadits, pengajar dan penasehat mengikuti
Tuhannya dalam menyesuaikan ayat-ayat-Nya dengan keadaan rasul-Nya, oleh karenanya ia membawakan
ayat-ayat, hadits-hadits dan nasehat yang sesuai yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam ayat ini juga
terdapat bantahan terhadap kaum Jahmiyyah dan yang semisal mereka yang memandang bahwa nash-nash
Al Qur‟an harus dibawa kepada selain zhahirnya, dan bahwa ia memiliki makna selain yang dipahami
daripadanya.
1832
Selanjutnya Allah Ta'ala berfirman menerangkan tentang tempat kembali orang-orang kafir pada hari
Kiamat dan bagaimana mereka diseret ke neraka dalam keadaan yang paling buruk dan sifat yang paling
jelek.
1833
Yang menghimpun semua azab dan hukuman.
1834
Oleh para malaikat yang akan mengazab. Dalam hadits shahih disebutkan,

‫ " ِذ َّك َّك ِذذ َذْك َذ ُر َذلَذى‬: ‫ َذ ْكي َذ ُرْك َذ ُر ْك َذك اِذُر َذلَذى َذ ْك ِذ ِذ َذ ْكوَذ ْك ِذقيَذ َذ ِذ؟ قَذ َذل َذِذ ُّب اِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬،‫ َذ َذِذ َّك اِذ‬:‫َذ َّك َذر ُر ً قَذ َذل‬
‫ قَذ ِذ ٌحر َذلَذى َذ ْك ُرَيْك ِذ يَذ ُر َذلَذى َذ ْك ِذ ِذ ِذ نَّك ِذر‬،‫ِذر ْك لَذْكي ِذ‬
"Bahwa ada seorang yang berkata, "Wahai Nabi Allah, bagaimana orang kafir akan dikumpulkan di atas
wajahnya pada hari Kiamat?" Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Sesungguhnya yang
mampu membuatnya berjalan di atas kedua kakinya, mampu pula menjadikannya berjalan di atas wajahnya
di neraka." (HR. Ahmad, dan isnadnya shahih sesuai syarat dua Syaikh (Bukhari dan Muslim) sebagaimana
diterangkan Pentahqiq Musnad Ahmad).
1835
Di ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sekilas kisah-kisah umat-umat terdahulu
yang binasa yang sudah disebutkan secara panjang lebar di ayat yang lain untuk memperingatkan manusia

259 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
36. Kemudian Kami berfirman kepada keduanya, "Pergilah kamu berdua kepada kaum yang
mendustakan ayat-ayat kami1836.” Lalu Kami hancurkan mereka dengan sehancur-hancurnya.

            

 
37. Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul1837. Kami
tenggelamkan mereka1838 dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami
telah sediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih1839;

        


38. Dan (telah Kami binasakan) kaum 'Aad dan Tsamud dan penduduk Rass1840 serta banyak (lagi)
generasi di antara (kaum-kaum) itu.

        

agar mereka berhenti dari mendustakan Rasul mereka sehingga mereka akan tertimpa musibah seperti yang
menimpa kaum-kaum yang binasa tersebut yang tidak jauh dari mereka dan mereka telah mengetahui
kisahnya karena sudah masyhur, bahkan di antara mereka ada yang menyaksikan jejak peninggalan mereka
dengan mata kepala seperti kaum Shalih di Hijr dan negeri yang telah dihujani dengan hujan batu. Mereka
melewatinya dalam safar mereka, dan lagi umat-umat terdahulu tidaklah lebih buruk dari mereka (orang-
orang kafir Quraisy), sedang rasul-rasul itu tidaklah lebih mulia dari Rasul mereka (Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam). Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Apakah orang-orang kafirmu (hai
kaum musyrikin) lebih baik dari mereka itu, atau apakah kamu telah mempunyai jaminan kebebasan (dari
azab) dalam Kitab-Kitab yang dahulu.” (Terj. QS. Al Qamar: 43). Akan tetapi yang menghalangi mereka
beriman padahal mereka menyaksikan ayat-ayat yang menunjukkan kebenarannya adalah karena mereka
tidak berharap kebangkitan, tidak berharap bertemu dengan Tuhan mereka serta tidak takut terhadap siksa-
Nya sebagaimana yang diterangkan dalam ayat 40 surah ini. Oleh karena itu, mereka masih tetap di atas
sikap membangkang, padahal telah datang kepada mereka ayat-ayat yang tidak menyisakan keraguan,
syubat, kemusykilan dan kebimbangan.
1836
Yaitu kaum Qibth (bangsa Mesir), mereka ini adalah Fir‟aun dan kaumnya.
1837
Kaum Nuh dikatakan mendustakan para rasul, padahal yang diutus kepada mereka hanya Nabi Nuh
„alaihis salam, karena barang siapa yang mendustakan seorang rasul, sama saja mendustakan semua rasul,
karena yang dibawa para rasul adalah sama dalam hal ushulnya (pokok-pokok agamanya) meskipun
syrariatnya berbeda-beda sesuai kondisi masing-masing.
1838
Ketika itu semua penduduk bumi tenggelam selain mereka yang berada dalam kapal Nabi Nuh 'alaihis
salam, dan mereka yang hidup sekarang adalah keturunan nenek moyang mereka yang beriman kepada Nabi
Nuh salah seorang Rasul Allah, lalu mengapa mereka tidak mengikuti jejak nenek moyang mereka yang
beriman.
1839
Di samping yang telah menimpa mereka di dunia.
1840
Rass adalah telaga yang sudah kering airnya. kemudian dijadikan nama suatu kaum, yaitu kaum Rass.
Mereka menyembah patung, lalu Allah mengutus seorang nabi kepada mereka. Ada yang berpendapat,
bahwa nabi tersebut adalah Syu‟aib, dan ada yang berpendapat selain Nabi Syu‟aib, wallahu a‟lam.
Ibnu Juraij meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rass adalah salah satu penduduk negeri Tsamud.
Ats Tsauriy meriwayatkan dari Abu Bukair, dari Ikrimah, bahwa Rass adalah sumur yang di sana mereka
menguburkan Nabi mereka.

260 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


39. Dan masing-masing telah Kami jadikan perumpamaan1841 dan masing-masing telah Kami
hancurkan sehancur-hancurnya.

                

 
40. Dan sungguh, mereka (kaum musyrik Mekah) telah melalui negeri (Sodom) yang (dulu)
dijatuhi hujan yang buruk (hujan batu). Tidakkah mereka menyaksikannya1842? Bahkan mereka itu
sebenarnya tidak mengharapkan1843 hari kebangkitan.

Ayat 41-44: Di antara keburukan kaum musyrik dan kesesatan mereka, dan bahwa mereka
mengikuti hawa nafsu sebagai pengganti dari mengikuti kebenaran.

           
41. Dan apabila mereka1844 melihat engkau (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan engkau
sebagai ejekan (dengan mengatakan)1845, "Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul1846?

               

  


42. 1847Sungguh, hampir saja dia menyesatkan kita dari sembahan kita1848, seandainya kita tidak
dapat bertahan (menyembah)nya1849." Dan kelak mereka akan mengetahui pada saat mereka
melihat azab1850, siapa yang paling sesat jalannya1851.

1841
Untuk menegakkan hujjah kepada mereka, di mana mereka tidak dibinasakan kecuali setelah diberi
peringatan. Kepada mereka telah ditegakkan hujjah dan diterangkan dalil sejelas-jelasnya.
1842
Dalam safar mereka ke Syam lalu mereka mengambil pelajaran daripadanya sehingga mereka tidak lagi
mendustakan Rasul. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Hijr: 76 dan surat Ash Shaaffaat: 137-
138.
1843
Yakni tidak takut kepadanya sehingga mereka tidak beriman.
1844
Yang mendustakanmu dan menentang ayat-ayat Allah lagi bersikap sombong di bumi.
1845
Sambil merendahkannya.
1846
Hal ini disebabkan sikap zalim dan pembangkangan mereka yang sungguh keras serta hendak
memutarbalikkan fakta. Dari ucapan mereka ini dapat dipahami bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wa sallam menurut mereka rendah, dan bahwa seandainya risalah itu diberikan kepada selainnya, maka lebih
tepat. Ucapan ini tidaklah muncul kecuali dari orang yang paling dungu dan paling sesat atau orang yang
paling membangkang padahal tahu keadaan yang sebenarnya, di mana maksud ucapan itu adalah untuk
menguatkan kebatilannya dengan cara mengkritik kebenaran dan orang yang membawanya. Padahal barang
siapa yang memperhatikan keadaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tentu dia akan
mendapatkan bahwa Beliau orang yang cocok memegang kepemimpinan lagi orang yang paling cerdas di
antara mereka, memiliki ilmu, ketenangan, akhlak yang mulia, „iffah (kesucian diri), keberanian,
kedermawanan dan semua akhlak utama, sehingga orang yang menghinanya dan membencinya telah
menggabung antara kebodohan, kesesatan, pertentangan, kezaliman dan sikap kelewatan. Cukuplah dia
sebagai orang yang bodoh lagi sesat jika mencacatkan Rasul yang utama ini dan ksatria yang mulia ini.
1847
Maksud mereka mencacatkan Beliau dan menghinanya adalah agar mereka tetap istiqamah di atas
kebatilan dan menipu orang-orang yang kurang akal.

261 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
43. Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai
tuhannya1852. Apakah engkau akan menjadi penjaganya1853?

                 
44. 1854Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami1855?
Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya1856.

Ayat 45-52: Tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta, mengambil pelajaran dari apa
yang disebutkan dalam Al Qur’an, dan peringatan agar tidak mengikuti orang-orang kafir.

                
45. 1857Tidakkah engkau memperhatikan1858 (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan
(dan memendekkan) bayang-bayang; dan sekiranya Dia menghendaki niscaya Dia jadikannya

1848
Dengan menyembah hanya satu Tuhan. Mereka mengira bahwa tauhid adalah kesesatan, dan bahwa
syirk adalah petunjuk, oleh karenanya mereka saling berwasiat untuk bersabar di atas syirk.
1849
Sabar di semua keadaan adalah terpuji selain pada keadaan ini, maka dalam keadaan ini, sabar tersebut
adalah sabar tercela, karena sabar untuk tetap di neraka.
1850
Dengan mata kepala mereka di akhirat.
1851
Mereka atau kaum mukmin.
1852
Apa yang diinginkan hawa nafsunya dia kerjakan, menjadi agama dan jalan hidupnya. Yakni tidakkah
engkau heran terhadap keadaannya dan melihat kesesatan yang ada pada dirinya, namun menurutnya ia
berada dalam keadaan yang terbaik. Ayat ini sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Fathir ayat 8.
Tentang ayat ini Ibnu Abbas berkata, "Dahulu di zaman Jahiliyyah seseorang menyembah batu putih sampai
beberapa lama, namun ketika ia melihat ada batu yang lebih baik lagi, maka ia menyembah (batu) yang
kedua ini dan meninggalkan batu pertama."
1853
Yang menjaganya dari mengikuti hawa nafsunya. Yakni Engkau (Muhammad) tidak berkuasa
terhadapnya, engkau hanyalah pemberi peringatan dan engkau telah melakukan tugasmu, adapun hisabnya
maka diserahkan kepada Allah.
1854
Kemudian Allah menghukumi mereka, bahwa mereka tidak dapat mendengar dan memahami. Demikian
juga Dia menyamakan mereka dengan hewan ternak yang tidak mendengar apa-apa selain suara panggilan
dan teriakan saja, mereka tuli, bisu dan buta, bahkan keadaannya lebih sesat daripada binatang ternak, karena
binatang ternak itu apabila diarahkan oleh penggembalanya akan menurut dan apabila mengetahui jalan yang
menjurus kepada kebinasaan, ia segera menjauhinya. Binatang ternak tersebut lebih pandai daripada mereka
itu. Oleh karena itulah, bahwa orang yang menuduh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersesat layak
memperoleh sifat itu dan bahwa hewan ternak justru lebih lurus jalannya daripada orang tersebut.
1855
Apa yang engkau sampaikan kepada mereka.
1856
Ya benar, bahwa mereka lebih sesat jalannya daripada binatang ternak. Binatang ternak itu melakukan
apa yang untuknya dia diciptakan, sedangkan orang-orang yang kafir ini yang diciptakan untuk beribadah
kepada Allah Ta'ala, namun ternyata mereka tidak mau melakukan, padahal mereka telah diingatkan dan
telah ditegakkan hujjah, maka Mahabenar Allah, mereka itu lebih sesat jalannya dan kami menjadi saksi
terhadapnya.
1857
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyebutkan dalil-dalil yang menunjukkan keberadaan-Nya,
keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dalam menciptakan sesuatu dengan beraneka ragam.

262 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


(bayang-bayang itu) tetap, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk (atas bayang-bayang
itu)1859,

     


46. Kemudian Kami menariknya (bayang-bayang) itu kepada Kami sedikit demi sedikit1860.

           
47. Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian1861, dan tidur untuk istirahat,
dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha (mencari rezeki)1862.

              
48. Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan)1863; dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih1864,

          

1858
Dengan penglihatanmu dan mata hatimu sempurnanya kekuasaan Tuhanmu dan luasnya rahmat-Nya,
bahwa Dia memanjangkan bayang-bayang, yaitu ketika matahari belum terbit, atau antara terbit fajar dan
terbitnya matahari.
1859
Jika tidak ada matahari tentu tidak diketahui bayang-bayang itu, karena dengan mengenal kebalikan dari
sesuatu, maka akan dikenal lawannya.
1860
Maksudnya, bayang-bayang itu Allah hapuskan dengan perlahan-lahan sesuai dengan naiknya matahari
sedikit demi sedikit sehingga hilang secara keseluruhan. As Suddiy berkata, "Allah menariknya secara
perlahan sehingga tidak ada lagi bayangan di bumi selain yang berada di bawah atap atau di bawah pohon,
sedangkan matahari telah menaungi atasnya."
Pada yang demikian itu terdapat dalil sempurnanya kekuasaan Allah dan keagungan-Nya, sempurnanya
rahmat dan perhatian-Nya kepada hamba-hamba-Nya, dan bahwa Dia saja yang satu-satunya berhak
disembah lagi berhak mendapat seluruh pujian, yang berhak dicintai dan diagungkan, Pemilik kebesaran dan
kemuliaan.
1861
Yakni yang menutupi sebagian alam dunia sebagaimana pakaian menutupi badan.
1862
Jika tidak ada malam tentu manusia tidak dapat merasakan ketenangan dan tentu mereka akan terus
berbuat sehingga badan mereka merasakan kelelahan dan mengakibatkan sakit, dan jika malam terus
menerus tanpa ada siang, tentu mereka akan kesulitan mencari penghidupan. Oleh karena itu, karena rahmat-
Nya Dia adakan siang untuk bangkit berusaha, bekerja, dan lain sebagainya sehingga banyak maslahat yang
dapat tegak.
Ayat ini sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Qashash ayat 73.
1863
Agar mereka mempersiapkan diri sebelum hujan deras turun.
Angin yang Allah kirimkan ada bermacam-macam sifatnya, ada yang Allah jadikan untuk menundukkan
sesuatu, ada pula yang mendorong awan, ada pula yang membawa awan, dan ada pula yang menggiringnya.
Di antara angin itu ada pula yang Allah jadikan sebagai pemberi kabar gembira sebelum turunnya hujan, ada
pula yang menyapu bumi, dan ada pula yang menyerbukkan awan agar turun hujan.
1864
Yang membersihkan diri dari hadats dan kotoran (najis), di dalamnya terdapat suatu berkah di antara
berkah-Nya, Dia menurunkannya untuk menghidupkan tanah yang mati lalu tumbuhlah berbagai macam
tumbuhan dan pepohonan yang kemudian dimakan manusia dan hewan ternak. Kata "thahur" mengandung
artinya suci lagi menyucikan, yakni air yang Allah turunkan keadaannya suci dan dapat menyucikan yang
lain.

263 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


49. Agar (dengan air itu) Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus), dan Kami memberi
minum kepada sebagian apa yang telah Kami ciptakan, (berupa) hewan-hewan ternak dan manusia
yang banyak1865.

         
50. 1866Dan sungguh, Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara mereka agar mereka
mengambil pelajaran1867; tetapi kebanyakan manusia tidak mau (bersyukur), bahkan mereka
mengingkari (nikmat)1868.

       


51. 1869Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami utus seorang pemberi peringatan pada
setiap negeri.

1865
Bukankah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira dan menggerakkannya untuk
berbagai kepentingan dan yang menurunkan air yang suci lagi diberkahi dari langit yang kemudian menjadi
rezeki bagi manusia dan hewan ternak mereka Dialah yang berhak untuk diibadahi dan tidak disekutukan?
1866
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan nikmat-nikmat-Nya kepada manusia agar manusia
mengenalinya, bersyukur dan mengingat-Nya, namun kenyataannya manusia enggan bersyukur karena
sudah rusaknya akhlak dan tabi‟at mereka.
1867
Bisa juga diartikan, “Agar mereka mengingat nikmat Allah.” Jika diartikan, "Agar mereka mengambil
pelajaran, " maka maksudnya agar mereka mengambil pelajaran daripadanya, bahwa Allah Mahakuasa
menghidupkan manusia yang telah mati sebagaimana Dia berkuasa menghidupkan tanah yang mati setelah
diturunkan hujan oleh-Nya.
1868
Mereka tidak mengatakan perkataan yang benar, yaitu, “Kita diberi hujan karena karunia Allah dan
rahmat-Nya,” tetapi malah mengatakan, “Kita diberi hujan karena bintang ini dan itu.” Hal ini sebagaimana
yang dikatakan Ikrimah.
Imam Malik, Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al Juhanniy radhiyallahu 'anhu ia
berkata:
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ول لَّك ِذ لى ا لي سل َذ َذَذ ُّب‬
‫لى ا‬ ‫صَذ َذ ِذ ُّب‬
‫نَّكِب‬ ‫ اَذلَذ َّكم ْك َذ‬، ‫صْك ِذح ِذ ْكاُر َذ ْكِذيَذ َذلَذى ِذ ْك ِذ َذَذ ا َذ َذ ْك َذ لَّكْكي لَذ‬ ‫َذلَّكى َذنَذ َذر ُرس ُر‬
‫ِذَذ ِذى‬ ‫ِذ‬
‫« َذ ْك َذ َذح ْك‬: ‫ قَذ َذل‬. ‫ لَّك ُر َذ َذر ُرسوُر ُر َذ ْكلَذ ُر‬: ‫ قَذ ُرو‬. » ‫« َذه ْك تَذ ْك ُرر َذ َذ َذ قَذ َذل َذرُّب ُرك ْك ؟‬: ‫لي سل َذقْك َذ َذ َذلَذى نَّك ِذا اَذ َذق َذل‬
. ‫َذ َذ َذذ‬ ‫ ِذنَذ ْكوِذا َذ َذذ‬: ‫ َذ َذَّك َذ ْك قَذ َذل‬، ‫ي ُر ْك ِذ ٌح ِذَب َذ اِذٌح ِذ ْك َذك ْكوَذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذ َذذ َذ‬. ‫ ُر ِذ ْك َذ ِذَذ ْك ِذ لَّك ِذ َذ َذر ْك َذِذ ِذ‬: ‫ اَذَذَّك َذ ْك قَذ َذل‬، ‫ُر ْك ِذ ٌح ِذَب َذ َذ اٌح‬
.» ‫ي َذ اِذٌح ِذَب ُر ْك ِذ ٌح ِذ ْك َذك ْكوَذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫اَذ َذذ َذ‬
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengimami kami pada shalat Subuh di Hudaibiyah setelah semalam
turun hujan, ketika selesa melaksanakan shalat, Beliau menghadap kepada jamaah dan bersabda, “Tahukah
kalian apa yang difirmankan oleh Tuhan kalian?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui.” Beliau bersabda, “Dia berfirman, “Pagi hari ini ada di antara hamba-hambaku yang beriman
kepada-Ku dan ada pula yang kufur; adapun orang yang mengatakan, “Hujan turun berkat karunia dan
rahmat Allah,” maka ia telah beriman kepada-Ku dan kufur kepada bintang, sedangkan orang yang
mengatakan, “Hujan turun karena bintang ini dan bintang itu,” maka ia telah kufur kepada-Ku dan beriman
kepada bintang.” (HR. Bukhari, Muslim dan Malik)
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam Kitabut Tauhid berkata, "Hal ini banyak dalam
Al Qur‟an dan As Sunnah, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aala mencela orang yang menyandarkan nikmat-
Nya kepada selain-Nya dan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya itu.”
1869
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang berlakunya masyi‟ah (kehendak)-Nya, dan
bahwa jika Dia menghendaki tentu Dia kirim seorang rasul di setiap kota untuk memberi peringatan, akan
tetapi hikmah dan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan kepada manusia
menghendaki untuk mengutus Beliau kepada semua manusia; baik yang berkulit putih, hitam, coklat maupun

264 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
52. Maka janganlah engkau taati (keinginan) orang-orang kafir1870, dan berjuanglah terhadap
mereka dengannya (Al Quran) dengan (semangat) perjuangan yang besar1871.

Ayat 53-62: Di antara ayat-ayat Allah yang jelas di lautan dan sungai-sungai, penciptaan
manusia dari air, dan meskipun ayat-ayat itu telah jelas namun orang-orang musyrik tetap
saja menyembah selain Allah sesuatu yang tidak memberikan manfaat kepada mereka dan
tidak sanggup menimpakan bahaya, dan penjelasan penciptaan langit dan bumi serta apa
yang ada di antara keduanya.

              

 
53. Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan
yang lain sangat asin lagi pahit1872; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak
tembus1873.

             
54. 1874Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air1875 lalu Dia jadikan manusia itu (punya)
keturunan dan mushaharah1876 dan Tuhanmu adalah Maha Kuasa.

yang berkulit merah, baik bangsa Arab maupun selainnya, manusia dan jinnya. Di antara hikmahnya adalah
agar pahala Beliau semakin besar.
1870
Agar engkau meninggalkan tugasmu, bahkan berjihadlah melawan mereka dengan ilmu (Al Qur‟an).
Jika engkau melihat di antara mereka bersikap mendustakan dan berani terhadapmu, maka kerahkanlah
kemampuanmu dan tidak berputus asa menunjuki mereka serta tidak meninggalkan dakwah karena
keinginan mereka.
1871
Ayat ini merupakan dalil jihad bil 'ilmi (dengan ilmu) sebelum jihad bil qital (dengan berperang), dan
bahwa dakwah didahulukan sebelum memerangi. Menurut Asy Syinqithi, bahwa jihad yang disebutkan
dalam ayat ini adalah jihad yang disertai sikap tegas kepada mereka (orang-orang kafir) sebagaimana firman
Allah Ta'ala, "Wahai orang-orang yang beriman! Perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu,
dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwa Allah bersama orang-orang
yang bertakwa." (Terj. QS. At Taubah: 123)
1872
Ada yang menafsirkan, bahwa laut yang segar dan tidak asin itu adalah sungai yang mengalir ke daratan,
air sumur dan mata air. sedangkan laut yang asin lagi pahit adalah laut itu sendiri dan samudera. Allah
menjadikannya masing-masing bermanfaat dan bermaslahat bagi manusia. Oleh karena air laut itu asin,
maka bangkainya halal sebagaimana yang diterangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ada pula yang menafsirkan, bahwa memang ada dua air yang berdampingan, namun tidak menyatu seperti
yang disebutkan dalam ayat tersebut karena Allah adakan dinding dan batas sehingga tidak tembus. Hal ini
termasuk kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Seperti yang terjadi pada sungai Sinegal yang menyatu
dengan samudera atlantik di samping kota Sanlois. Syaikh Asy Syinqithi rahimahullah berkata, “Saya pernah
berkunjung ke kota Sanlois pada tahun 1363 H. Pernah sekali, saya mandi di sungai Sinegal dan sesekali di
lautan itu, namun saya tidak mendatangi tempat bersatunya (kedua air itu), akan tetapi sebagian teman saya
yang terpercaya memberitahukan saya, bahwa dia pernah datang ke tempat bersatunya air itu. Ia duduk (di
sana), ia ciduk dengan salah satu tangannya air yang rasanya tawar lagi segar dan ia ciduk air yang satunya
lagi, ternyata asin lagi pahit, namun salah satunya tidak bercampur dengan yang lain. Maka Mahasuci Allah
Jalla wa „Alaa alangkah agung dan sempurna kekuasaan-Nya.”
1873
Agar tidak menyatu yang akibatnya manfaat yang diharapkan tidak tercapai.

265 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               
55. Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka 1877 dan
tidak (pula) memberi mudharat kepada mereka1878. Orang-orang kafir itu adalah penolong (setan
untuk berbuat durhaka)1879 terhadap Tuhannya1880.

     


56. 1881Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan hanya sebagai pembawa
kabar gembira1882 dan pemberi peringatan1883.

              
57. Katakanlah, "Aku tidak meminta imbalan apa pun dari kamu dalam menyampaikan risalah
itu1884, melainkan (mengharapkan agar) orang-orang mau mengambil jalan kepada Tuhannya1885.”
1874
Allah-lah yang menciptakan manusia dari air yang hina (mani), lalu Dia menyebarkan daripadanya
keturunan yang banyak, Dia menjadikan mereka berketurunan dan menjalin hubungan kekeluargaan, semua
itu berasal dari satu materi, yaitu air yang hina itu. Hal ini menunjukkan sempurnanya kekuasaan Allah
Subhaanahu wa Ta'aala dan menunjukkan bahwa beribadah kepada-Nyalah yang hak, sedangkan beribadah
kepada selain-Nya adalah batil.
1875
Yaitu air yang hina (air mani), dimana hal ini menghendaki manusia agar tidak bersikap sombong dan
membanggakan diri.
1876
Mushaharah artinya hubungan kekeluargaan yang berasal dari perkawinan, seperti menantu, ipar, mertua
dan sebagainya.
1877
Jika menyembahnya.
1878
Jika meninggalkannya. Itulah patung dan berhala. Di samping itu, mereka juga tidak mempunyai dalil
dan hujjah yang mendukung perbuatan mereka ini (syirk), tetapi hanya bersandar kepada nenek moyang
mereka yang sesat.
1879
Yaitu dengan menaatinya.
1880
Berhala, patung dan setan sudah jelas batil, namun orang-orang kafir malah membantunya dengan
menyembahnya dan menaati setan sehingga sama saja membantunya berbuat durhaka kepada Tuhannya dan
menjadikan musuh-Nya, padahal Allah yang telah menciptakan mereka dan memberinya rezeki serta
mengaruniakan berbagai nikmat, kebaikan dan ihsan-Nya tidak berhenti diberikan kepada mereka, namun
mereka dengan kebodohannya membalasnya dengan sikap kufur dan menentang Tuhan mereka; tidak
bersyukur dan tunduk kepada-Nya.
1881
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa Dia tidaklah mengutus Rasul-Nya Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam untuk berkuasa terhadap manusia, dan tidak menjadikannya malaikat serta tidak
menjadikannya memiliki harta kekayaan yang banyak, akan tetapi Dia mengutus sebagai pemberi kabar
gembir bagi orang yang taat dengan pahala Allah di dunia dan akhirat, serta pemberi peringatan kepada
orang yang durhaka kepada Allah dengan hukuman segera atau lambat, dan hal ini menghendaki Beliau
untuk menerangkan perbuatan yang dapat mendatangkan kabar gembira berupa perintah-perintah agama,
dan menerangkan perbuatan yang mendatangkan ancaman berupa larangan.
1882
Dengan surga bagi orang yang mau menaati Allah.
1883
Dengan neraka bagi orang yang mendurhakai Allah.
1884
Sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak mengikutinya, karena Beliau tidak meminta upah.
Bahkan Beliau melakukan semua itu ikhlas karena Allah Jalla wa 'Alaa.
1885
Seperti dengan menginfakkan hartanya untuk mencari keridhaan-Nya jika mereka mau, dan Beliau tidak
akan mencegahnya. Beliau tidak memaksa mereka untuknya dan tidak pula menanggung mereka mengupah
Beliau, bahkan semua itu maslahatnya kembali kepada mereka dan dapat menyampaikan mereka kepada
Tuhan mereka.

266 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
58. 1886Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan
memuji-Nya1887. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya1888.

               

  


59. Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari1889,
kemudian Dia bersemayam di atas Arsy1890, (Dialah) Yang Maha Pengasih1891, maka tanyakanlah
(tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui1892.

              
60. 1893Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Sujudlah kepada Yang Maha Pengasih1894,” mereka
menjawab1895, "Siapakah Yang Maha Pengasih itu1896? Apakah kami harus sujud kepada Allah

1886
Kemudian Allah memerintahkan Beliau untuk bertawakkal dan meminta pertolongan-Nya dalam semua
urusan.
1887
Yakni gandengkanlah tasbih dengan tahmid, yaitu dengan mengucapkan Subhaanallahi wal hamdulillah
atau Subhaanallah wabihamdih, atau dengan melaksanakan ibadah seperti shalat sebagai rasa syukur
terhadap nikmat-Nya. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa menggandengkan
antara tasbih dengan tahmid, seperti mengucapkan, "Subhaanakallahumma Rabbanaa wabihamdika
Allahummagh firli."
Maksud ayat ini adalah memerintahkan untuk beribadah kepada Allah Ta'ala dan bertawakkal kepada-Nya,
sebagaimana firman Allah Ta'ala, "Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya." (Terj. QS.
Huud: 123).
1888
Dan Dia akan membalasnya. Adapun Beliau, maka bukan kewajibannya menjadikan mereka mengikuti
petunjuk dan bukan kewajibannya menjaga amal mereka. Semua itu hanyalah di Tangan Allah.
1889
Jika Dia menghendaki, Dia mampu menciptakannya dalam sekejap, akan tetapi untuk mengajarkan sikap
pelan-pelan (tidak tergsa-gesa) kepada makhluk, demikian pula untuk menghubungkan akibat dengan
sebabnya sebagaimana yang dikehendaki oleh hikmah (kebijaksanaan)-Nya.
1890
Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah
dan keagungan-Nya. Hal ini menunjukkan sempurnanya kerajaan Allah dan kekuasaan-Nya. Arsy artinya
singgasana, ia adalah atap semua makhluk. Makhluk Allah yang paling tinggi, paling besar dan luas serta
paling indah.
1891
Yang rahmat-Nya mengena kepada segala sesuatu. Ayat ini menetapkan penciptaan-Nya terhadap semua
makhluk, pengetahuan-Nya terhadap zahir dan batin mereka, tingginya Dia di atas „Arsy dan terpisahnya
Dia dari mereka.
1892
Yang lebih mengetahui tentang Allah adalah Allah Subhaanahu wa Ta'aala sendiri, Dialah yang
mengetahui sifat-sifat-Nya, keagungan-Nya dan kebesaran-Nya, dan Dia telah memberitahukannya kepada
kamu serta menerangkannya, sehingga membantu kamu untuk dapat mengenal-Nya dan tunduk kepada
keagungan-Nya. Ada pula yang menafsirkannya dengan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,
karena Beliau adalah orang yang paling mengenal Allah.
1893
Selanjutnya Allah Ta'ala mengingkari kaum musyrik yang bersujud kepada selain Allah Ta'ala.
1894
Yang mengaruniakan kepadamu semua nikmat dan menghindarkan bahaya.
1895
Dengan sikap ingkar.
1896
Dengan persangkaan mereka yang rusak, bahwa mereka tidak mengenal Ar Rahman dan menjadikannya
di antara sekian cara mengkritik Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka berkata, “Bagaimana dia

267 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


yang engkau (Muhammad) perintahkan kepada kami (bersujud kepada-Nya)1897?" dan (ucapan)
itu1898 menambah mereka makin jauh (dari kebenaran)1899.

           
61. 1900Mahaagung Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang1901 dan Dia juga
menjadikan padanya matahari1902 dan bulan yang bersinar1903.

             

melarang kita mengambil sesembahan-sesembahan selain Allah, sedangkan dia sendiri menyembah tuhan
selain-Nya, dia berdoa, “Ya Rahmaan”, dsb. Padahal Ar Rahman adalah salah satu di antara nama-nama
Allah, di mana seseorang boleh menyeru-Nya dengan menyebut Allah maupun Ar Rahman atau nama-nama-
Nya yang lain (lihat QS. Al Israa': 110). Nama-nama-Nya banyak karena banyak sifat-Nya dan banyak
kesempurnaan-Nya, di mana masing-masingnya menunjukkan sifat sempurna.
1897
Maksudnya, “Apakah kami akan sujud hanya karena perintahmu semata?” Hal ini didasari atas
pendustaan mereka terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan sombong dari menaatinya.
1898
Yakni ajakan kepada mereka untuk sujud kepada Ar Rahman.
1899
Yakni lari dari kebenaran kepada kebatilan, serta bertambah kafir dan celaka. Adapun kaum mukmin,
maka mereka bersujud kepada Allah Ta'ala dengan senang hati, karena mereka tahu bahwa hanya Allah yang
berhak disembah dan diarahkan semua macam ibadah, dan karena Dia telah melimpahkan berbagai karunia
dan nikmat yang menghendaki untuk disyukuri dan tidak dikufuri, di samping itu, Dia menciptakan manusia
di dunia adalah untuk beribadah kepada-Nya yang nantinya Dia balas dengan memasukkan mereka yang
beribadah kepada-Nya ke dalam surga. Maka segala puji bagi Engkau ya Allah yang telah menunjuki kami
untuk beribadah kepada-Mu dan bantulah kami untuk terus mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan
memperbaiki ibadah kami, Allahumma aamiin.
Faedah:
Para ulama -semoga Allah merahmati mereka- telah sepakat, bahwa ayat ini termasuk ayat sajdah yang
disyariatkan untuk sujud, baik bagi yang membacanya maupun yang mendengarnya, wallahu a'lam.
1900
Dalam surah ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengulangi kata-kata, “Tabaaraka” yang maknanya
menunjukkan keagungan Allah, banyak sifat-Nya, banyak kebaikan-Nya dan ihsan-Nya. Surah ini, di
dalamnya terdapat dalil terhadap keagungan-Nya, luasnya kekuasaan-Nya, berlakunya kehendak-Nya, ilmu
dan kekuasaan-Nya yang menyeluruh, kerajaan dan kekuasaan-Nya yang meliputi baik dalam hukum syar‟i
maupun dalam hukum jaza‟i serta sempurnanya hikmah (kebijaksanan)-Nya. Di dalamnya juga terdapat dalil
yang menunjukkan luasnya rahmat-Nya, luasnya kemurahan-Nya, banyak kebaikan-Nya baik yang terkait
dengan agama maupun dunia, di mana itu semua menghendaki diulang-ulangnya sifat yang mulia ini
“Tabaaraka.”
Menurut Ibnu Katsir, Allah Ta'ala memuji dan mengagungkan Diri-Nya karena indahnya ciptaan-Nya yang
berada di langit, di mana di sana terdapat gugusan-gugusan bintang.
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala, "Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan
hiasan, yaitu bintang-bintang," (Terj. QS. Ash Shaaffaat: 6)
1901
Ada yang menafsirkan dengan bintang secara umum atau garis tempat perjalanan matahari dan bulan, di
mana ia menduduki posisi benteng bagi kota, demikian pula bintang-bintang ibarat benteng yang dijadikan
sebagai pertahanan, karena ia alat pelemper setan.
1902
Matahari disebut siraj, karena cahaya dan panas yang ada padanya.
1903
Bulan disebut munir, karena hanya cahaya saja tanpa ada panas. Ini semua termasuk di antara dalil
keagungan-Nya dan banyak kebaikan-Nya, karena ciptaan yang begitu menarik, pengaturan yang begitu
tertib dan pemandangan yang indah menunjukkan keagungan Penciptanya dalam semua sifat-Nya, dan
berbagai maslahat serta manfaat yang diperoleh makhluk yang ada di dalamnya menunjukkan banyak
kebaikan-Nya.

268 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


62. Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin
mengambil pelajaran1904 atau yang ingin bersyukur1905.

Ayat 63-77: Seorang muslim hendaknya menyifati dirinya dengan sifat hamba-hamba Allah
yang mendapatkan kemuliaan dengan beribadah kepada-Nya dan agar ia mendapatkan
pahala yang besar di akhirat.

            
63. 1906Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih1907 itu adalah orang-orang yang berjalan
di bumi dengan rendah hati1908 dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata
yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam1909,”

1904
Yakni bagi orang yang ingin mengambil pelajaran dan menjadikannya dalil terhadap tuntutan-tuntutan
ilahi.
1905
Syaikh As Sa‟diy rahimahullah berkata, “Sesungguhnya hati berubah-ubah dan berpindah-pindah di
waktu-waktu malam dan siang hari, terkadang muncul semangat dan muncul pula malas, muncul ingat dan
muncul lalai, muncul sempit dan muncul lapang, muncul mendatangi dan muncul berpaling, maka Allah
jadikan malam dan siang melewati para hamba dan datang berulang-ulang agar muncul ingat dan semangat
serta bersyukur kepada Allah di waktu yang lain, di samping itu wirid ibadah berulang dengan berulangnya
malam dan siang. Setiap kali waktu berulang, maka muncul bagi hamba keinginan yang bukan keinginan
yang melemah di waktu yang lalu, sehingga bertambahlah ingat dan syukurnya. Tugas-tugas ketaatan ibarat
siraman iman yang membantunya, jika tidak ada tugas itu tentu tanaman iman itu akan layu dan kering,
maka pujian yang paling sempurna dan lengkap atas hal itu adalah milik Allah.”
Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang mukmin mengambil pelajaran dari pergantian malam dan siang,
karena malam dan siang membuat sesuatu yang baru menjadi bekas, mendekatkan hal yang sebelumnya
jauh, memendekkan umur, membuat muda anak-anak, membuat binasa orang-orang yang tua, dan tidaklah
hari berlalu kecuali membuat seseorang jauh dari dunia dan dekat dengan akhirat. Orang yang berbahagia
adalah orang yang menghisab dirinya, memikirkan umurnya yang telah dia habiskan, ia pun memanfaatkan
waktunya untuk hal yang memberinya manfaat baik di dunia maupun akhiratnya. Jika dirinya kurang
memenuhi kewajiban, ia pun bertobat dan berusaha menutupinya dengan amalan sunat. Jika dirinya berbuat
zhalim dengan mengerjakan larangan, ia pun berhenti sebelum ajal menjemput, dan barang siapa yang
dianugerahi istiqamah oleh Allah Ta'ala, maka hendaknya ia memuji Allah serta meminta keteguhan kepada-
Nya hingga akhir hayat. Ya Allah, jadikanlah amalan terbaik kami adalah pada bagian akhirnya, umur
terbaik kami adalah pada bagian akhirnya, hari terbaik kami adalah hari ketika kami bertemu dengan-Mu,
Allahumma aamiin.
1906
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan banyaknya kebaikan-Nya, nikmat-Nya kepada
hamba-hamba-Nya serta taufiq-Nya kepada mereka untuk beramal saleh sehingga mereka berusaha
mencapai tempat-tempat tinggi di surga.
1907
Ubudiyyah (penghambaan) terbagi menjadi dua:
- Ubudiyyah kepada rububiyyah Allah, maka dalam hal ini semua manusia ikut di dalamnya, baik yang
muslim maupun yang kafir, yang baik maupun yang jahat, semuanya adalah hamba Allah yang
diatur-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi,
kecuali akan datang kepada Tuhan yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.” (Terj. Maryam: 93)
- Ubudiyyah kepada uluhiyyah Allah, yaitu ibadah yang dilakukan para nabi dan para wali-Nya, dan
penghambaan kepada uluhiyyah inilah yang dimaksud dalam ayat di atas. Oleh karena itulah, Allah
hubungkan kata „ibaad” (hamba-hamba) kepada Ar Rahman sebagai isyarat bagi mereka, bahwa
mereka memperoleh keadaan ini disebabkan rahmat-Nya.
Dalam ayat ini dan selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sifat-sifat mereka yang
merupakan sifat yang sangat utama.

269 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
64. dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka
dengan bersujud dan berdiri1910.

            
65. Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami1911,
karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal,”

    


66. sungguh, Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman1912.

Dia bertawadhu‟ (berendah diri) kepada Allah dan berendah hati kepada makhluk-Nya. Ayat ini
1908

menerangkan sifat mereka, yaitu berwibawa, tenang, bertawadhu‟ dan tidak sombong.
Ibnu Katsir berkata, "Adapun mereka ini (hamba-hamba Ar Rahman), maka mereka berjalan dengan tidak
sombong dan bangga diri, namun bukanlah maksudnya mereka berjalan seperti orang sakit yang dibuat-buat
dan dilakukan karena riya', karena pemimpin manusia (Nabi Muhammad) shallallahu 'alaihi wa sallam
apabila berjalan, maka seakan-akan Beliau berjalan turun (agak cepat) dan seakan-akan bumi dilipat
untuknya. Akan tetapi maksud merendah di sini adalah tenang dan sopan, sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam,

‫ َذ َذ اَذ تَذ ُرك ْك اَذَذِذ ُّبو‬، ‫صلَّك ْكو‬ ‫ِذ‬


‫ َذ ْكتُر َذ‬، ‫وه َذ َذْك ُر ْك تَذ ْكس َذل ْكو َذ‬
‫ اَذ َذم َذ ْك َذرْك ُر ْك اَذ َذ‬،‫وه َذ َذلَذْكي ُرك ُر ٍّسكينَذ ُر‬ ‫ِذ َذ َذتَذْكيُر ُر َّك‬
‫ص َذ َذ اَذ َذ تَذ ْكتُر َذ‬
"Jika kalian mendatangi shalat, maka janganlah kalian mendatangi dengan tergesa-gesa. Tetapi hendaknya
kalian tenang. Jika kalian mendapatkan imam, maka ikutlah shalat, dan jika luput (ada yang tertinggal),
maka sempurnakanlah." (HR. Bukhari dan Muslim)
1909
Yakni ucapan yang bersih dari dosa. Mereka memaafkan orang yang bodoh dan tidak mengucapkan
kecuali yang baik. Mereka santun dan tidak membalas keburukan dengan keburukan, tetapi membalasnya
dengan kebaikan. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al A'raaf: 199.
Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Sa'id bin Al Musayyab, bahwa ia berkata,

،‫ص َذم َذ َذْكن ُر َذُرو َذ ْكك ٍة ُرَّك َذ ُر ثَّك ِذيَذ َذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ي نَذم رس ُر ِذ‬
‫ اَذ َذ‬،‫ اَذآ َذ ُر‬، ‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ َذ ٌح َذ َذ َذل ُر َذ ْك َذ ُر ُر َذ قَذ َذ َذر ُر ٌح ِذَذِذ َذ ْكك ٍة‬ ‫َذْك َذ َذ ُر‬
‫ اَذ َذق رس ُر ِذ ِذ‬، ‫ اَذ ْكَذص ِذ ْكن َذ و ْكك ٍة‬،‫ ُرَّك َذ ثَّك ِذثَذ َذ‬، ‫اَذصم ْكن َذ و ْكك ٍة‬
‫ َذَذ َذ ْك َذ َذلَذ َّك‬: ‫ اَذ َذق َذل َذُرو َذ ْكك ٍة‬، ‫صَذ َذُرو َذ ْكك ٍة‬‫ول لَّك َذ ْكَذ َذ‬ ‫َذ َذ ُر‬ ‫َذ َذ ُر ُر َذ‬ ‫ُر‬ ‫َذ َذ َذ َذ ُر ُر َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ول لَّك ِذ؟ اَذ َذق َذل َذر ُرس ُر‬
، ‫صْك َذ َذ قَذ َذ ْكَّكي َذ ُر‬ ‫ اَذلَذ َّكم ْكَذ َذ‬،‫ي‬‫ي َذ َّكس َذم ا ُر َذك ٍّذ ُر ُر ِبَذ قَذ َذل َذ َذ‬ ‫ « َذَذ َذل َذ لَذ ٌح‬: ‫ول لَّك َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ‬ ‫َذ َذر ُرس َذ‬
» ‫اَذلَذ ْك َذ ُر ْك ِذاَذ ْك لِذ َذ ِذ ْك َذ قَذ َذ ْكَّكي َذ ُر‬
Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk dengan para sahabatnya, maka ada seorang yang
mencela Abu Bakar, ia menyakitinya, tetapi Abu Bakar diam, kemudian orang itu menyakiti lagi, namun
Abu Bakar tetap diam pada yang kedua kalainya, lalu untuk yang ketiga kalinya ia menyakiti lagi, maka Abu
Bakar pun membalasnya, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bangun (dari majlis) ketika Abu Bakar
membela diri, lalu Abu Bakar berkata kepada Beliau, “Apakah engkau marah kepadaku wahai Rasulullah?”
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Salah satu malaikat dari langit turun mendustakan
ucapannya, tetapi ketika engkau membalas, maka setan akhirnya ikut campur, dan aku tidak mau duduk di
majlis yang di sana setan ikut campur. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahih Abi Dawud dan dalam Ash Shahiihah 2376)
1910
Maksudnya orang-orang yang shalat tahajjud di malam hari semata-mata karena Allah. Ayat ini seperti
firman Allah Ta'ala di surat As Sajdah: 16 dan Adz Dzaariyat: 17-18.
1911
Yakni hindarkanlah dari kami; jagalah kami dari sebab-sebab yang memasukkan kami ke dalamnya, dan
ampunilah perbuatan kami yang mendatangkan azab.

270 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
67. Dan (termasuk hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila
menginfakkan (harta)1913, mereka tidak berlebihan1914, dan tidak (pula) kikir1915, di antara keduanya
secara wajar1916,

                 

     


68. 1917dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain1918 dan tidak
membunuh orang yang diharamkan Allah1919 kecuali dengan (alasan) yang benar1920, dan tidak
1912
Ucapan ini mereka ucapkan karena tadharru‟ (merendahkan diri) kepada Tuhan mereka, menjelaskan
butuhnya mereka kepada Allah, dan bahwa mereka tidak sanggup memikul azab Allah serta agar mereka
dapat mengingat nikmat-Nya.
1913
Baik nafkah wajib maupun sunat.
1914
Sampai melewati batas sehingga jatuh ke dalam pemborosan dan melebihi hajat atau kebutuhan.
1915
Sehingga jatuh ke dalam kebakhilan dan kekikiran sampai meremehkan hak yang wajib. Ayat ini sama
seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Israa': 29.
1916
Mereka mengeluarkan dalam hal yang wajib, seperti zakat, kaffarat dan nafkah yang wajib dan dalam hal
yang patut dikeluarkan namun tidak sampai menimbulkan madharrat baik bagi diri maupun orang lain. Ayat
ini terdapat dalil yang memerintahkan untuk hidup hemat.
1917
Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Mas‟ud ia berkata, “Aku
bertanya - atau Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya- ,
‫ِذ‬
»‫ي‬ ‫َذ ْك يَذ َذ َذ ْك َذ ْك َذل َذ َذ َذل َذ‬ ‫ «َذ ْك َذْكَت َذل َذ لَّك ِذ ِذ ًّ َذ ُره َذو َذ لَذ َذق َذ‬:‫ قَذ َذل‬، ‫َذ ُّب َّكذ ْك ِذ ِذْكن َذ لَّك ِذ َذ ْك َذ ُر‬
‫ « ُرَّك َذ ْك تَذ ْكقُر َذ َذ َذ َذ َذ‬:‫ ُرَّك َذ ٌّ ؟ قَذ َذل‬: ‫ي» قُر ْكل ُر‬
‫ { َذ َّك ِذذ َذ َذ‬: ‫َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬ ‫ َذ َذ ه ِذذ ِذ ا ُر تَذ ِذ ِذ ِذ ِذ ِذ‬:‫ «َذ ْك تُر ِذ ِذ لِذيلَذ ِذ ِذرَذ » قَذ َذل‬:‫ ُرَّك َذ ٌّ ؟ قَذ َذل‬: ‫قُر ْكل‬
‫ص ًق َذق ْكول َذر ُرسول لَّك َذلَّكى اُر‬ ‫َذ ْك‬ ‫َذ َذ ْك َذ‬ ‫َذ َذ َذ َذ‬ ‫ُر‬
]68 : ‫َذ ْك ُرو َذ َذ َذ لَّك ِذ َذْلً َذ َذ َذ َذ َذ ْكقُرلُرو َذ نَّك ْك َذ َّكِذِت َذ َّك َذ لَّك ُر ِذَّك ِذ اَذ ٍّ َذ َذ َذ ْك ُرو َذ } [ ق‬‫ِذ‬
“Dosa apa yang paling besar di sisi Allah?” Beliau menjawab, “Yaitu kamu adakan tandingan bagi Allah,
padahal Dia menciptakanmu.” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Engkau membunuh
anakmu karena takut jika ia makan bersamamu.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab,
“Engkau menzinahi istri tetanggamu.” Ibnu Mas‟ud berkata, “Lalu turun ayat ini membenarkan sabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan
sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan
tidak berzina;” (Terj. QS. Al Furqaan: 68)
Imam Bukhari juga meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma,
bahwa orang-orang yang sebelumnya musyrik pernah melakukan banyak pembunuhan dan melakukan
banyak perzinaan, lalu mereka mendatangi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata,
“Sesungguhnya apa yang engkau ucapkan dan engkau serukan sungguh bagus. Sudikah kiranya engkau
memberitahukan kepada kami penebus amal kami?” Maka turunlah ayat, “Dan orang-orang yang tidak
mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina;” (Terj. QS. Al Furqaan: 68) dan turun pula ayat,
“Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Terj. QS. Az Zumar: 53)
Syaikh Muqbil berkata, “Tidak menutup kemungkinan ayat tersebut turun berkenaan dua sebab tersebut
secara bersamaan.”
1918
Bahkan hanya beribadah kepada-Nya dengan ikhlas.

271 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


berzina1921; dan barang siapa melakukan demikian itu1922, niscaya dia mendapat hukuman yang
berat1923,

        


69. (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab
itu, dalam keadaan terhina1924,

              

  


70. 1925kecuali orang-orang yang bertobat1926 dan beriman1927 dan mengerjakan amal saleh1928,
maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan1929. Allah Maha Pengampun1930 lagi Maha
Penyayang1931.

1919
Yaitu jiwa seorang muslim dan orang kafir yang mengikat perjanjian.
1920
Seperti membunuh seorang karena membunuh orang lain, membunuh pezina yang muhshan dan
membunuh orang kafir yang halal dibunuh (seperti kafir harbi).
1921
Mereka menjaga kemaluan mereka kecuali kepada istri-istri mereka dan hamba sahaya mereka.
1922
Yakni salah satu di antara ketiga perbuatan buruk itu.
1923
Telah diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata, "Atsaamaa," (hukuman yang berat) adalah
lembah di neraka Jahannam." Ikrimah berkata, "Memperoleh hukuman yang berat adalah berupa lembah-
lembah di neraka Jahannam, dimana para pezina disiksa di dalamnya."
Diriwayatkan pula seperti ini dari Sa'id bin Jubair dan Mujahid.
Menurut As Suddiy, maksud "atsaamaa" adalah memperoleh balasannya.
1924
Ancaman kekal di neraka tertuju kepada mereka yang melakukan ketiga perbuatan itu (syirk, membunuh
dan berzina) atau orang yang melakukan perbuatan syirk. Demikian pula azab yang pedih tertuju kepada
orang yang melakukan salah satu dari perbuatan itu karena keadaannya yang berupa syirk atau termasuk
dosa besar yang paling besar. Adapun pembunuh dan pezina, maka ia tidak kekal di neraka, karena telah ada
dalil-dalil baik dari Al Qur‟an maupun As Sunnah yang menunjukkan bahwa semua kaum mukmin akan
dikeluarkan dari neraka dan orang mukmin tidak kekal di neraka meskipun melakukan dosa besar. Ketiga
dosa yang disebutkan dalam ayat di atas adalah dosa besar yang paling besar, karena dalam syirk merusak
agama, membunuh merusak badan dan zina merusak kehormatan.
1925
Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Sa‟id bin Jubair, ia berkata,
“Abdurrahman bin Abzaa memerintahkan aku dengan mengatakan, “Bertanyalah kepada Ibnu Abbas tentang
kedua ayat ini, apa perkara kedua (orang yang disebut dalam ayat tersebut)?” Yaitu ayat, “Dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang
benar…dst.” (Terj. Al Israa‟: 33) dan ayat, “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan
sengaja ...dst.” (Terj. An Nisaa‟: 93) Maka aku bertanya kepada Ibnu Abbas, ia menjawab, “Ketika turun
ayat yang ada dalam surah Al Furqan, orang-orang musyrik Mekah berkata, “Kami telah membunuh jiwa
yang diharamkan Allah dan kami telah menyembah selain Allah serta mengerjakan perbuatan-perbuatan
keji.” Maka Allah menurunkan ayat, “kecuali orang-orang yang bertobat…dst.” Adapun yang disebutkan
dalam surah An Nisaa‟ itu adalah seorang yang sudah mengenal Islam dan syariatnya, lalu ia melakukan
pembunuhan, maka balasannya adalah neraka Jahanam, ia kekal di dalamnya.” Kemudian aku
menyebutkanya kepada Mujahid, ia berkata, “Kecuali orang yang menyesali (perbuatannya).”
1926
Dari dosa-dosa tersebut dan lainnya, yaitu dengan berhenti melakukannya pada saat itu juga, menyesali
perbuatan itu dan berniat keras untuk tidak mengulangi lagi, maka Allah akan menerima tobatnya.
Menurut Ibnu Katsir, bahwa dalam ayat ini terdapat dalil sahnya tobat orang yang melakukan pembunuhan,
dan ayat ini tidaklah bertentangan dengan ayat yang ada di surat An Nisaa' ayat 93, (yang artinya) "Dan
barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja…dst." Karena ayat ini meskipun

272 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Madaniyyah (turun setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hijrah), namun masih mutlak, sehingga dibawa
kemutlakannya, yaitu bagi orang yang tidak bertobat, karena ayat ini (Al Furqan: 70) dibatasi dengan
bertobat. Di samping itu, Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (Terj.
QS. An Nisaa': 48). Demikian pula telah sahih dalam As Sunnah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
tentang sahnya tobat pembunuh, dan Beliau juga pernah menyebutkan tentang kisah pembunuh seratus orang
yang kemudian bertobat, lalu Allah menerima tobatnya, dan berdasarkan hadits-hadits yang lain.
1927
Kepada Allah dengan iman yang sahih yang menghendaki untuk meninggalkan maksiat dan
mengerjakan ketaatan.
1928
Yakni amal yang diperintahkan syari‟ (Allah dan Rasul-Nya) dengan ikhlas karena Allah.
1929
Dalam hal ini ada dua pendapat: Pendapat pertama, perbuatan mereka yang buruk diganti dengan
perbuatan yang baik. Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Mereka adalah kaum mukmin, di mana
sebelum beriman, mereka berada di atas kejahatan, lalu Allah menjadikan mereka benci kepada kejahatan,
maka Allah alihkan mereka kepada kebaikan, sehingga Allah merubah kejahatan mereka dengan kebaikan.
Sa‟id bin Jubair berkata, “Allah merubah penyembahan mereka kepada berhala menjadi menyembah kepada
Ar Rahman, yang sebelumnya memerangi kaum muslimin menjadi memerangi orang-orang musyrik dan
Allah merubah mereka yang sebelumnya menikahi wanita musyrikah menjadi menikahi wanita mukminah.”
Al Hasan Al Basri berkata, “Allah merubah mereka yang sebelumnya amal buruk menjadi amal saleh, yang
sebelumnya syirk menjadi ikhlas dan yang sebelumnya berbuat zina menjadi menikah, dan yang sebelumnya
kafir menjadi muslim.” Pendapat kedua, keburukan yang telah berlalu itu berubah karena tobat nashuha,
kembali kepada Allah dan ketaatan menjadi kebaikan.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Hatim, bahwa ia mendengar Makhul menyampaikan hadits,
‫ رس َذ ِذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬،‫ا َذ يي َذ ِذ ه ِذ قَذ ْك س َذق َذ ِذ لَذى ي نَذ ي ِذ‬
‫ َذ َذْك َذ َذ ْكو َذ َذ ً َذَذ َذ َذ َذ ِذَّك قْك َذ َذ َذل َذ‬، ‫ َذر ُر ٌح َذ َذ َذر َذ اَذ َذجَذ‬، ‫ول لَّك‬ ‫َذ َذ ُر‬ ‫َذ َذ ْك ٌح ٌح َذ ٌح َذ َذ َذ ُر َذ َذْك ْك‬
‫ " سلم َذ ؟‬: ‫ول لَّك ِذ َذلَّكى لَّك ُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬ ‫ اَذ َذ ْك َذ ُر ِذ ْك تَذ ْكوَذٍة؟ اَذ َذق َذل َذ ُر َذر ُرس ُر‬، ‫ض َذاَذْك َذ َذقْك ُر ْك‬ ‫ َذ ْكو قُر ٍّس َذم ْك َذ ِذ يَذُر ُر َذ ْك َذ ْكَذه ِذ ْكا ْكَذر ِذ‬،‫ِذيَذ ِذمينِذ ِذ‬
‫ِذ‬
‫ "اَذِذإ َّك لَّك َذ‬: ‫ اَذ َذق َذل نَّكِذ ُّب َذلَّكى لَّك ُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ‬.‫ َذ َذ َّك ُرُمَذ َّكم ً َذْك ُر ُر َذ َذر ُرسوُر ُر‬،‫ي َذ ُر‬
‫ َذَّك َذَذ اَذَذ ْك َذ ُر َذ ْك َذ ِذَذ َذ ِذَّك لَّك ُر َذ ْك َذ ُر َذ َذ ِذ َذ‬:‫" قَذ َذل‬
."‫ " َذ َذرتي اَذ َذج تي‬:‫ َذ َذ ر اَذ َذج ؟ اَذ َذق َذل‬،‫ول لَّك ِذ‬ ‫ َذ َذر ُرس َذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬." ‫ي َذ َذسنَذ ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ٍّل َذسيٍَّذ تِذ َذ‬
‫ َذ ُر ْك ٌح‬،‫ي‬ ‫ي َذ ُر ْكن َذ َذ َذذ َذ‬ ‫َذ اٌح َذ َذ‬
ٍّ
‫اَذ َذوّط َّك ُر ُر ُر َذ ل ُر َذ ُر َذكٍّ ُر‬
"Pernah datang seorang yang sudah sangat tua, yang alisnya telah jatuh mengenai kedua matanya, lalu ia
berkata, "Wahai Rasulullah, ada seorang yang berkhianat dan melakukan perbuatan jahat, dimana tidak ada
seorang yang naik haji maupun pelayannya kecuali diambil haknya melalui sumpahnya, dimana jika
kesalahannya dibagikan kepada penduduk bumi, niscaya akan membinasakan mereka, maka apakah bisa
diterima tobatnya?" Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya, "Apakah kamu telah
masuk Islam?" Ia menjawab, "Adapun aku, maka aku telah bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak
disembah selain Allah saja; tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan
utusan-Nya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah akan mengampuni
keadaanmu dan mengganti keburukanmu dengan kebaikan." Ia pun bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah
diampuni juga pengkhianatanku dan kejahatanku?" Beliau bersabda, "Demikian pula (akan diampuni)
pengkhianatanmu dan kejahatanmu." Maka orang itu berpaling sambil bertahlil dan bertakbir." (Hadits ini
dimaushulkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (4/384) dari jalan Nuh bin Qais dari Asy'ats bin Jabir Al
Huddaniy dari Makhul dari 'Amr bin 'Anbasah secara marfu' namun secara singkat di bagian awal dan
akhirnya. Al Haitsami dalam Majma'uz Zawa'id berkata, "Para perawinya ditsiqahkan, namun melalui
riwayat Makhul dari Amr bin Anbasah, saya tidak mengetahui, apakah ia mendengar darinya atau tidak?"
Hadits ini dinyatakan "Shahih karena syahid-syahidnya" oleh Pentahqi Musnad Ahmad)
Singkatnya, firman Allah, “Maka kejahatan mereka itu diganti Allah dengan kebajikan” para ulama
menjelaskan, bahwa diganti Allah dengan kebajikan ini ada dua macam:
1. Diganti sifatnya yang buruk dengan sifatnya yang baik, misalnya syirk diganti dengan iman, zina
dengan rasa „iffah (menjaga kehormatan), dusta dengan sifat jujur, khianat diganti dengan amanah,
dst.

273 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
71. 1932Dan barang siapa bertobat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertobat
kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya1933.

         


72. Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu1934, dan apabila mereka bertemu1935
dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah1936, mereka
berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya1937,

2. Diganti keburukan-keburukan yang dikerjakannya dengan kebaikan-kebaikan pada hari kiamat.


Dan kebaikan yang digantikan untuknya bisa banyak, bisa juga setara dengan keburukan yang dikerjakan
dan bisa juga sedikit tergantung kejujuran orang yang bertaubat dan sempurnanya taubat yang dilakukan.
1930
Bagi orang yang bertobat.
1931
Kepada hamba-hamba-Nya, di mana Dia mengajak mereka bertobat setelah mereka menghadapkan
kepada-Nya dosa-dosa besar, lalu Dia memberi mereka taufik untuk bertobat dan menerima tobat itu.
1932
Selanjutnya Allah Ta'ala memberitahukan tentang merata rahmat-Nya kepada semua hamba-hamba-Nya,
dan bahwa barang siapa yang bertobat di antara mereka baik dari dosa besar maupun dosa kecil, maka Dia
akan menerima tobatnya. Lihat pula surat At Taubah: 104, Asy Syuuraa: 25, dan Az Zumar: 53.
1933
Hendaknya dia mengetahui, bahwa tobatnya telah sempurna, karena ia telah kembali ke jalan yang
menghubungkan kepada Allah, di mana jalan itu merupakan jalan kebahagiaan dan keberuntungan. Oleh
karena itu, hendaknya ia ikhlas dalam tobat dan membersihkannya dari campuran maksud yang tidak baik.
Kesimpulan ayat ini adalah dorongan untuk menyempurnakan tobat, melakukannya dengan cara yang paling
utama dan agung agar Allah menyempurnakan pahalanya sesuai tingkat kesempurnaan tobatnya.
1934
Ada pula yang menafsirkan dengan tidak menghadiri Az Zuur, yakni ucapan dan perbuatan yang haram.
Oleh karena itu, mereka menjauhi semua majlis yang di dalamnya penuh dengan ucapan dan perbuatan yang
haram, seperti mengolok-olok ayat-ayat Allah, perdebatan yang batil, ghibah (gosip), namimah (mengadu
domba), mencaci-maki, qadzaf (menuduh zina), nyanyian yang haram, meminum khamr (arak),
menghamparkan sutera, memajang patung dan gambar-gambar makhluk bernyawa, apalagi perayaan ibadah
orang-orang kafir. 'Amr bin Qais berkata, "(Zur) adalah majlis-majlis buruk dan penuh dengan perkataan
keji."
Jika mereka tidak menghadiri Az Zuur, maka tentu mereka tidak mengucapkan dan melakukannya.
Termasuk ucapan Az Zuur adalah persaksian palsu dan perkataan dusta.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Bakrah, ia berkata: Kami pernah berada di dekat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu Beliau bersabda,

»- ‫ َذْك قَذ ْكو ُرل ُّب ِذر‬- ‫ َذ َذ َذ َذ ُر ُّب ِذر‬، ‫وا ْك َذو ِذ َذ ْك ِذ‬
‫ َذ ُر ُرق ُر‬،‫َذَذ ُرَذٍُّر ُرك ْك ِذَذ ْك َذِذْب ْك َذكَذ ِذِذ ؟» َذَذ ً « ْكِذْل ْك َذ ُر ِذ اِذ‬
"Maukah kamu aku beritahukan dosa besar yang paling besar?" Beliau mengucapkannya tiga kali. Lalu
bersabda, "Yaitu syirk kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan bersaksi atau berkata Zuur."
Abu Bakrah berkata, "Sebelumnya Beliau bersandar lalu duduk, dan terus mengulangi kata-kata itu sehingga
kami berkata (dalam hati), "Sekiranya Beliau berhenti."
Zuur artinya palsu atau dusta namun dihias seakan-akan benar.
1935
Yakni tanpa ada maksud untuk menemuinya, akan tetapi bertemu secara tiba-tiba.
1936
Yakni tidak ada kebaikan atau faedahnya baik bagi agama maupun dunia seperti obrolan orang-orang
bodoh.
1937
Mereka bersihkan diri mereka dari ikut masuk ke dalamnya meskipun tidak ada dosa di sana, dimana hal
itu mengurangi kehormatannya.

274 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


          
73. dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidak
bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta1938,

             
74. dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan
kami1939 dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)1940, dan jadikanlah kami pemimpin1941
bagi orang-orang yang bertakwa1942.”

1938
Mereka tidak menghadapinya dengan berpaling; tuli dari mendengarnya serta memalingkan pandangan
dan perhatian darinya sebagaimana yang dilakukan orang yang tidak beriman dan tidak membenarkan, akan
tetapi keadaan mereka ketika mendengarnya adalah sebagaimana firman Allah Ta‟ala, “Sesungguhnya orang
yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat
ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah
sombong.”(Terj. QS. As Sajdah: 15) Mereka menghadapinya dengan sikap menerima, butuh dan tunduk.
Telinga mereka mendengarkan dan hati mereka siap menampung sehingga bertambahlah keimanan mereka
dan semakin sempurna keimanannya serta timbul rasa semangat dan senang.
1939
Termasuk pula kawan-kawan kami.
1940
Yakni dengan melihat mereka taat kepada-Mu. Ibnu Abbas menjelaskan, bahwa pandangan mereka sejuk
dan tenteram di dunia dan akhirat karena melihat mereka mengerjakan ketataan kepada Allah.
Ibnu Katsir menerangkan, bahwa mereka meminta kepada Allah agar Dia mengeluarkan dari tulang sulbi
mereka keturunan yang taat kepada-Nya dan hanya menyembah-Nya.
Apabila kita memperhatikan keadaan dan sifat-sifat mereka (hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih),
maka dapat kita ketahui, bahwa hati mereka tidak senang kecuali ketika melihat pasangan dan anak-anak
mereka taat kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Doa mereka agar pasangan dan anak-anak mereka
menjadi saleh sesungguhnya mendoakan untuk kebaikan mereka, karena manfaatnya kembalinya kepada
mereka, bahkan kembalinya untuk manfaat kaum muslimin secara umum, karena dengan salehnya orang-
orang yang disebutkan maka akan menjadi sebab salehnya orang yang bergaul dengan mereka dan dapat
memperoleh manfaat darinya.
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Jubair bin Nufair ia berkata, "Suatu hari kami pernah
duduk dengan Miqdad bin Aswad, lalu ada seorang yang lewat dan berkata, "Alangkah bahagianya dua mata
ini yang melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam! Sungguh kami senang sekali jika dapat melihat
seperti yang engkau lihat dan ikut menyaksikan seperti yang engkau saksikan," lalu Al Miqdad marah,
namun aku takjub karena ia tidak mengucapkan apa-apa selain yang baik, lalu Miqdad mendatanginya dan
berkata, "Apa yang membuat orang ini ingin menghadiri sesuatu yang Allah menghindarkan dirinya
daripadanya, dimana dia tidak mengetahui jika hadir bagaimanakah keadaannya? Demi Allah!
Sesungguhnya telah hadir orang-orang di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang kemudian
Allah telungkupkan mereka di atas hidungnya di neraka Jahannam; mereka tidak memenuhi seruannya dan
tidak membenarkannya. Mengapa kalian tidak memuji Allah karena mengeluarkan kalian di saat yang kalian
hanya mengenal Tuhan kalian lagi membenarkan Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam. Sesungguhnya
kalian telah dicukupi dengan musibah yang menimpa orang lain. Sesungguhnya Allah telah mengutus Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan yang paling dahsyat, yaitu di masa Jahiliyyah, dimana mereka
tidak melihat agama yang lebih utama daripada menyembah berhala, lalu Beliau membawa furqan
(pembeda) untuk membedakan antara yang hak dan yang batil dan sampai memisahkan antara ayah dengan
anaknya. Bahkan seseorang melihat ayahnya dan anaknya atau saudaranya dalam keadaan kafir, sedangkan
hatinya yang terkunci telah dibukakan Allah kepada keimanan, dimana ia tahu bahwa jika diri(kekasih)nya
binasa, maka ia akan masuk neraka, maka pandangannya pun menjadi tidak sejuk karena mengetahui bahwa
kekasihnya di neraka, dan sesungguhnya itu adalah seperti yang Allah Ta'ala firmankan, "Dan orang-orang
yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami)." (Terj. QS. Al Furqaan: 74) Atsar ini dinyatakan shahih isnadnya oleh Al Hafizh
Ibnu Katsir.

275 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
75. 1943Mereka itu akan diberi balasan yang tinggi (dalam surga)1944 atas kesabaran mereka1945, dan
di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam1946,

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda,

. » ‫« ِذ َذ َذ َذ ِذْل ْك َذس ُر ْك َذق َذ َذ َذْكن ُر َذ َذملُر ُر ِذ َّك ِذ ْك َذ َذَذٍة ِذ َّك ِذ ْك َذ َذ قَذٍة َذ ِذرَذٍة َذْك ِذ ْكل ٍة ُرْكنَذ َذ ُر ِذِذ َذْك َذ َذ ٍة َذ ِذ ٍةح َذ ْك ُرو َذ ُر‬
“Apabila seseorang meninggal, maka terputuslah amalnya selain tiga perkara; sedekah jaariyah, ilmu yang
dimanfaatkan atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
1941
Yakni pemimpin dalam kebaikan.
1942
Maksudnya, sampaikanlah kami ke derajat yang tinggi ini; derajat para shiddiqin dan insan kamil dari
kalangan hamba Allah yang saleh, yaitu derajat imam (pemimpin) dalam agama dan menjadi panutan bagi
orang-orang yang bertakwa, baik dalam perkataan maupun perbuatan mereka, di mana orang-orang yang
baik berjalan di belakang mereka. Mereka memberi petunjuk lagi mendapat petunjuk. Sudah menjadi
maklum, bahwa berdoa agar mencapai sesuatu berarti berdoa meminta agar diadakan sesuatu yang dapat
meyempurnakannya, dan derajat imamah fiddin tidak akan sempurna kecuali dengan sabar dan yakin
sebagaimana disebutkan dalam surah As Sajdah: 24. Doa agar dijadikan pemimpin bagi orang-orang yang
bertakwa adalah doa yang menghendaki amal, bersabar di atas perintah Allah, bersabar menjauhi larangan
Allah dan bersabar terhadap taqdir-Nya yang pedih. Demikian juga dibutuhkan ilmu yang sempurna yang
dapat menyampaikan seseorang kepada derajat yakin. Dengan sabar dan yakin itulah mereka dapat berada
pada derajat yang sangat tinggi setelah para nabi dan rasul. Oleh karena cita-cita mereka begitu tinggi dan
tidak sekedar cita-cita, bahkan mereka melakukan sebab-sebabnya sambil berdoa kepada Allah, maka Allah
Subhaanahu wa Ta'aala membalas mereka dengan kedudukan yang tinggi (ghurfah) di akhirat.
Tentang firman Allah Ta'ala, " Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa," Ibnu
Abbas, Al Hasan, Qatadah, Ar Rabi' bin Anas berkata, "Yakni menjadi para pemimpin yang diikuti dalam
kebaikan."
Ulama yang lain berpendapat, yakni menjadi para pemberi petunjuk lagi mendapat petunjuk serta pengajak
kepada kebaikan. Dengan demikian, mereka ingin ibadah mereka terus berlanjut dengan ibadah yang
dilakukan anak-anak dan cucu-cucu mereka, dan agar petunjuk mereka sampai kepada yang lain sehingga
lebih besar pahalanya dan lebih baik tempat kembalinya. Ya Allah ya Rahmaan, jadikanlah hamba-Mu ini
termasuk 'Ibadurrahman.
1943
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyebutkan sifat-sifat hamba-hamba-Nya yang mukmin berupa
sifat yang sangat bagus, baik dalam ucapan maupun perbuatan, maka Dia berfirman menyebutkan tentang
balasan yang akan mereka peroleh pada hari Kiamat.
1944
Yakni kedudukan yang tinggi dan tempat-tempat yang indah; yang menghimpun semua yang disenangi
dan sejuk dipandang oleh mata. Kata "ghurfah" dalam ayat ini artinya adalah surga. Disebut demikian,
karena tingginya tempat surga sebagaimana yang dikatakan Abu Ja'far Al Baqir, Sa'id bin Jubair, Adh
Dhahhak, dan As Suddiy.
1945
Di atas ketaatan kepada Allah.
1946
Dari Tuhan mereka, dari para malaikat dan dari sesama mereka. Dalam ayat lain, Allah Subhaanahu wa
Ta'aala berfirman, “(Yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-
orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke
tempat-tempat mereka dari semua pintu;---(sambil mengucapkan), "Salamun 'alaikum bima shabartum"
(salam atasmu karena kesabaranmu). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Terj. QS. Ar Ra‟d:
23-24)
Wal hasil, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyifati mereka dengan sikap sopan, tenang, tawadhu‟ kepada
Allah dan kepada hamba-hamba-Nya, adabnya baik, santun (tidak lekas marah), berakhlak mulia,
memaafkan orang-orang yang jahil (bodoh), dan berpaling dari mereka, membalas perbuatan buruk mereka
dengan perbuatan baik, melakukan qiyamullail, ikhlas dalam melakukannya, takut kepada neraka,

276 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
76. Mereka kekal di dalamnya1947. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman1948.

             
77. 1949Katakanlah (Muhammad, kepada orang-orang musyrik), "Tuhanku tidak akan
mengindahkan kamu1950, kalau tidak karena doamu1951. (Tetapi bagaimana Dia mengindahkan

bertadharru‟ (merendahkan diri sambil berdoa) kepada Allah agar Dia menyelamatkan mereka darinya,
mengeluarkan nafkah yang wajib dan yang sunat, berhemat dalam hal tersebut, selamat dari dosa-dosa besar,
ikhlas dalam beribadah, tidak menzalimi darah dan kehormatan orang lain, segera bertobat jika terjadi sikap
itu, tidak menghadiri majlis yang munkar dan kefasikan apalagi sampai melakukan, menjauhkan dirinya dari
hal yang tidak berguna yang menunjukkan muru‟ah (kesopanan) dan sempurnanya pribadi mereka, diri
mereka jauh dari ucapan dan perbuatan yang hina, menyikapi ayat-ayat Allah dengan tunduk dan menerima,
memahami maknanya dan mengamalkan serta berusaha mewujudkan hukum-hukumnya dan bahwa mereka
berdoa dengan doa yang yang paling sempurna, di mana mereka mendapatkan manfaat darinya, demikian
pula orang yang bersama mereka, dan kaum muslimin pun mendapatkan manfaat darinya, yaitu doa untuk
kesalehan istri dan keturunan mereka, di mana termasuk ke dalamnya adalah berusaha mengajarkan agama
kepada mereka dan menasehati mereka, karena orang yang berusaha terhadap sesuatu dan berdoa kepada
Allah tentu mengerjakan sebab-sebabnya, dan bahwa mereka berdoa kepada Allah agar mencapai derajat
yang tinggi yang mereka mampu, yaitu derajat imamah fiddin (pemimpin dalam agama atau shiddiiqiyyah).
Allah mempunyai nikmat yang besar kepada hamba-hamba-Nya, Dia menerangkan sifat-sifat mereka,
perbuatan mereka dan cita-cita mereka serta menerangkan pahala yang akan diberikan-Nya kepada mereka
agar hamba-hamba-Nya ingin memiliki sifat tersebut, mengerahkan kemampuannya untuk itu, dan agar
mereka meminta kepada Allah yang mengaruniakan nikmat tersebut, di mana karunia-Nya ada di setiap
waktu dan tempat, Dia menunjuki mereka sebagaimana Dia telah memberi hidayah, serta mendidiknya
dengan pendidikan khusus sebagaimana Dia telah mengurus mereka.
Ya Allah, untuk-Mulah segala puji, kepada-Mu kami mengadu dan kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan dan bantuan. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan-Mu. Kami tidak kuasa
memberi manfaat bagi diri kami, demikian pula menimpakan madharrat, dan kami tidak sanggup
melakukan satu kebaikan pun jika Engkau tidak memudahkannya, karena sesungguhnya kami adalah lemah
dari berbagai sisi. Kami bersaksi, jika Engkau menyerahkan kami kepada diri kami meskipun sekejap mata,
maka sesungguhnya Engkau telah menyerahkan kami kepada kelemahan, kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kami tidak percaya selain kepada rahmat-Mu yang dengannya Engkau telah menciptakan kami
dan memberi kami rezeki serta mengaruniakan kepada kami berbagai nikmat dan menghindarkan bencana
dari kami. Rahmatilah kami dengan rahmat yang mencukupkan kami dari rahmat selain-Mu, sehingga tidak
akan kecewa orang yang meminta dan berharap kepada-Mu.
1947
Dan mereka tidak ingin pindah darinya.
1948
Pemandangannya sangat indah dan sebagai tempat peristirahatan yang paling baik. Ya Allah,
masukkanlah kami ke surga dan lindungilah kami dari neraka. Ya Allah, masukkanlah kami ke surga dan
lindungilah kami dari neraka. Ya Allah, masukkanlah kami ke surga dan lindungilah kami dari neraka.
1949
Oleh karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menyandarkan sebagian hamba-hamba-Nya kepada
rahmat-Nya dan mengkhususkan mereka dengan ibadah karena kemuliaan mereka, mungkin seseorang akan
berkata, “Mengapa yang lain tidak dimasukkan pula dalam ubudiyyah seperti mereka?” Maka di ayat ini
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa Dia tidak peduli dengan selain mereka, dan bahwa
seandainya tidak karena doa mereka kepada-Nya, baik doa ibadah maupun doa masalah, maka Dia tidak
peduli dan tidak mencintai mereka.
1950
Yakni tidak peduli kepadamu jika kamu tidak beribadah kepada-Nya, karena sesungguhnya Dia
menciptakan makhluk adalah untuk beribadah kepada-Nya, mentauhidkan-Nya, serta bertasbih kepada-Nya
di pagi dan petang.
1951
Yakni kepada-Nya di saat sulit, lalu Dia mengabulkannya.

277 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


kamu), padahal sungguh, kamu telah mendustakan (Rasul dan Al Qur‟an)? Karena itu, kelak (azab)
pasti (menimpamu)1952.”

Surah Asy Syu’araa (Para Penyair)1953


Surah ke-26. 227 ayat. Makkiyyah

1952
Maksudnya, azab di akhirat akan menimpamu setelah sebagiannya menimpamu di dunia (oleh karena
itu, 70 orang di antara mereka terbunuh dalam perang Badar), dan Dia akan memberikan keputusan antara
kamu dengan hamba-hamba-Nya yang mukmin. Selesai tafsir surah Al Furqan dengan pertolongan Allah
dan taufiq-Nya, dan segala puji bagi Allah di awal dan akhirnya.
1953
Disebutkan dalam tafsir Imam Malik yang diriwayatkan darinya, bahwa surat ini dinamai pula dengan
surat Al Jaami'ah (yang menyeluruh/mencakup). Dalam surat ini terdapat hiburan kepada Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam karena Beliau didustakan.

278 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


    
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-9: Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tidak perlu bersedih hati terhadap
keingkaran kaum musyrik, sikap kaum musyrik terhadap dakwah Islam serta sikap
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap mereka.

 
1.Thaa Siim Miim1954.

    


2. 1955Inilah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang jelas1956.

      


3. Boleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu1957 (dengan kesedihan), karena
mereka (penduduk Mekah) tidak beriman1958.

           
4. Jika Kami kehendaki niscaya Kami turunkan kepada mereka mukjizat dari langit1959, yang akan
membuat tengkuk mereka tunduk dengan rendah hati kepadanya1960.
1954
Tentang tafsir huruf potongan yang ada di awal surat sudah diterangkan pada awal tafsir surat Al
Baqarah.
1955
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberi isyarat yang menunjukkan keagungan terhadap ayat-ayat kitab
Al Qur‟an yang jelas, menerangkan semua tuntutan ilahi dan tujuan syari‟at sehingga orang yang
memperhatikannya tidak ragu dan samar lagi pada berita yang dikabarkannya atau apa yang ditetapkannya
karena begitu jelasnya dan menunjukkan makna yang tinggi, keterikatan hukum-hukum dengan hikmah-Nya
dan pengkaitan-Nya dengan munasib (penyesuainya). Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam memperingatkan manusia dengannya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus, lalu hamba-hamba
Allah yang bertakwa memperoleh petunjuk darinya, tetapi orang-orang yang telah tercatat sebagai orang
yang celaka berpaling daripadanya. Oleh karena itu, Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sangat bersedih
sekali ketika manusia tidak beriman, karena keinginan Beliau agar mereka memperoleh kebaikan dan rasa
tulus Beliau kepada mereka.
1956
Menjelaskan mana yang hak dan mana yang batil, mana petunjuk dan mana kesesatan.
1957
Yakni membinasakannya (membunuh dirinya) dan menyusahkannya karena perhatian dan ketulusan
Beliau yang begitu dalam kepada manusia, dimana Beliau sangat sedih jika manusia tidak beriman. Lihat
pula surat At Taubah: 128 dan Al Kahfi: 6.
1958
Maksudnya, jangan lakukan hal itu, dan janganlah engkau biarkan dirimu binasa karena kesedihan
kepada mereka, karena hidayah di tangan Allah, dan engkau telah menunaikan kewajibanmu yaitu
menyampaikan risalah, dan tidak ada lagi ayat (mukjizat) setelah Al Quran yang jelas ini, sehingga Allah
perlu menurunkannya agar mereka beriman, karena ia (Al Qur‟an) sudah cukup memenuhi kebutuhan orang
yang hendak mencari hidayah.
1959
Yang mereka usulkan.
1960
Akan tetapi hal itu tidak perlu dan tidak ada maslahatnya, karena ketika itu iman tidaklah bermanfaat,
karena iman hanyalah bermanfaat jika kepada yang masih ghaib (tidak tampak). Dan karena Allah
menginginkan agar manusia beriman atas dasar pilihannya sendiri, bukan karena terpaksa. Lihat pula surat
Yunus: 99.

279 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
5. Dan setiap kali disampaikan kepada mereka suatu peringatan baru1961 dari Tuhan Yang Maha
Pengasih, mereka selalu berpaling darinya1962.

        


6. Sungguh, mereka telah mendustakan (Al Qur‟an)1963, maka kelak akan datang kepada mereka
(kenyataan) berita-berita mengenai azab yang dulu mereka perolok-olokkan1964.

           
7. 1965Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak Kami tumbuhkan di bumi itu
berbagai macam (tumbuh-tumbuhan) yang baik? 1966

         


8. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda kekuasaan Allah,1967 tetapi kebanyakan mereka
tidak beriman.

     


9. Dan sungguh, Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa1968 lagi Maha Penyayang1969.

1961
Maksudnya, ayat-ayat Al Quran yang baru diturunkan yang di dalamnya mengandung perintah dan
larangan untuk mereka serta mengingatkan mereka hal yang bermanfaat dan hal yang bermadharrat. Ada
pula yang menafsirkan, bahwa setiap kali datang kepada mereka kitab dari langit, maka sebagian besar
manusia selalu saja berpaling sebagaimana firman Allah Ta'ala di surat Yusuf: 103, Al Mu'minun: 44, dan
Yaasiin: 30.
1962
Baik dengan hati maupun dengan badan mereka. Inilah sikap mereka terhadap ayat yang baru turun, lalu
bagaimana dengan ayat yang telah turun sebelimnya. Hal ini tidak lain, karena tidak ada lagi kebaikan dalam
diri mereka dan semua nasehat sudah tidak lagi bermanfaat.
1963
Sehingga mendustakan menjadi watak mereka yang tidak berubah. Oleh karenanya azab yang diberikan
kepada mereka adalah azab yang kekal.
1964
Karena mereka telah pantas menerima azab.
1965
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman mengingatkan mereka untuk berpikir karena yang demikian
bermanfaat bagi mereka. Dia mengingatkan mereka yang berani menyelisihi Rasul-Nya dan mendustakan
kitab-Nya tentang keagungan kekuasaan-Nya, taqdir-Nya, dan kedudukan-Nya agar mereka takut kepada-
Nya dan mau menaati-Nya.
1966
Sufyan Ats Tsauriy meriwayatkan dari seseorang dari asy Sya'biy, ia berkata, "Manusia termasuk
tumbuhan bumi, barang siapa yang masuk surga maka dia akan menjadi mulia, sedangkan yang masuk
neraka akan menjadi tercela."
1967
Yakni terdapat tanda yang membuktikan bahwa Allah mampu menghidupkan manusia yang telah mati
sebagaimana Dia menghidupkan bumi setelah matinya. Dan di sana juga terdapat bukti yang menunjukkan
kekuasaan-Nya terhadap segala sesuatu, dimana Dia mampu membentangkan bumi dan meninggikan langit.
Meskipun begitu, kebanyakan manusia tidak beriman, bahkan mendustakan-Nya, mendustakan Rasul-Nya,
dan mendustakan kitab-Nya serta menyelisihi perintah-Nya dan mengerjakan larangan-Nya.
1968
Dia berkuasa terhadap semua makhluk dan berkuasa membinasakan orang-orang kafir dengan berbagai
macam hukuman. Semua alam, baik alam bagian bawah maupun atas tunduk kepada-Nya.
1969
Kepada orang-orang mukmin dan kepada orang-orang yang bertobat serta kembali kepada-Nya, di mana
Dia menyelamatkan mereka dari keburukan dan musibah. Dia juga Penyayang kepada makhluk-Nya. Oleh
karena itu, Dia tidak segera memberikan hukuman kepada orang-orang yang mendurhakai-Nya, bahkan

280 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 10-22: Kisah Nabi Musa dan saudaranya Nabi Harun ‘alaihimas salam, pengutusan
keduanya kepada Fir’aun serta perintah mereka berdua kepada Fir’aun agar mentauhidkan
Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

        


10. 1970Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa1971 (dengan firman-Nya), "Datangilah kaum
yang zalim itu,

     


11. (yaitu) kaum Fir'aun1972. 1973Mengapa mereka tidak bertakwa1974?"

      


12. Dia (Musa) berkata1975, "Ya Tuhanku, sungguh, aku takut mereka akan mendustakan aku,

        


13. sehingga dadaku terasa sempit1976 dan lidahku tidak lancar, maka utuslah Harun
(bersamaku)1977.

      


14. Sebab aku berdosa terhadap mereka1978, maka aku takut mereka akan membunuhku.”

memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat sebelum tiba hukuman-Nya yang tidak dapat
ditolak.
1970
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengulangi beberapa kali kisah Musa dalam Al Qur‟an tidak seperti kisah
yang lain, karena di dalamnya terdapat hikmah-hikmah yang besar dan pelajaran, di dalamnya terdapat berita
Beliau ketika berhadapan dengan orang-orang zalim, Musa juga sebagai penerima syariat yang besar,
penerima Taurat yang merupakan kitab yang paling utama setelah Al Qur‟an.
Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa Allah Ta'ala memberitahukan tentang perintah-Nya kepada hamba dan
Rasul-Nya serta orang yang diiajak bicara oleh-Nya, yaitu Musa 'alaihis salam ketika Dia memanggilnya
dari sebelah kanan bukit, Dia berbicara langsung kepadanya, Dia mengutusnya dan memilihnya, serta
menyuruhnya pergi menghadap Fir'aun dan para pemukanya.
1971
Yaitu ketika Dia berbicara dengan Musa, mengangkatnya sebagai nabi dan rasul.
1972
Mereka menzalimi diri mereka dengan kafir kepada Allah, dan menzalimi Bani Israil dengan
memperbudak mereka.
1973
Maksudnya, katakanlah kepada mereka dengan kata-kata yang lembut dan halus, “Mengapa kamu tidak
bertakwa?” Yakni kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan memberimu rezeki dengan meninggalkan
kekafiran yang selama ini kamu lakukan.
1974
Dengan mentauhidkan-Nya dan menaati-Nya.
1975
Meminta uzur kepada-Nya sambil menerangkan uzurnya dan meminta bantuan-Nya terhadap beban yang
berat itu.
1976
Karena pendustaan mereka kepadaku.
1977
Maksudnya, agar Harun itu diangkat menjadi Rasul untuk membantunya. Maka Allah mengabulkan
permintaannya.

281 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
15. Allah berfirman, “Jangan takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu)1979! Maka pergilah
kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat)1980; sungguh, Kami
bersamamu1981 mendengarkan (apa yang mereka katakan),

       


16. maka datanglah kamu berdua kepada Fir'aun dan Katakan, "Sesungguhnya kami adalah rasul
Tuhan seluruh alam1982,

     


17. lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami1983.”

          
18. 1984Dia (Fir'aun) menjawab, "Bukankah Kami telah mengasuhmu dalam lingkungan (keluarga)
kami, waktu engkau masih kanak-kanak1985 dan engkau tinggal bersama kami beberapa tahun dari
umurmu1986.

       


19. Dan engkau (Musa) telah melakukan kesalahan dari perbuatan yang telah engkau lakukan1987
dan engkau termasuk orang yang tidak tahu berterima kasih.

      


20. Dia (Musa) berkata, "Aku telah melakukannya, dan ketika itu aku termasuk orang yang
khilaf1988.

1978
Musa mengatakan bahwa dirinya berdosa terhadap orang-orang Mesir adalah menurut anggapan orang-
orang Mesir itu, karena sebenarnya Musa tidak berdosa karena dia membunuh orang Mesir itu tidak dengan
sengaja. Selanjutnya lihat surah Al Qashash ayat 15.
1979
Meskipun Beliau menentang Fir‟aun dan kaumnya, menganggap mereka kurang akal serta menganggap
sesat mereka (Fir‟aun dan kaumnya), mereka tidak akan bisa membunuh Nabi Musa 'alaihis salam.
1980
Yang menunjukkan kebenaran kamu berdua dan benarnya apa yang kamu bawa.
1981
Dengan memberikan perlindungan dan pertolongan. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat
Thaahaa ayat 46.
1982
Yakni agar engkau beriman kepada-Nya dan kepada kami serta tunduk beribadah kepada-Nya dan
mentauhidkan-Nya.
1983
Yakni ke Syam. Hentikanlah siksaan-Mu terhadap mereka dan angkatlah tanganmu dari menahan
mereka agar mereka dapat beribadah kepada Tuhan mereka serta menegakkan ajaran agama mereka.
Setelah keduanya (Nabi Musa dan Nabi Harun „alaihimas salam) mendatangi Fir‟aun dan mengatakan
1984

kepadanya apa yang diperintahkan Allah, namun ternyata Fir‟aun tidak mau beriman dan tidak mau
mengikuti permmintaan Nabi Musa 'alaihis salam.
1985
Yaitu sejak dalam buaian.
1986
Menurut Ibnu Abbas, bahwa Nabi Musa „alaihis salam tinggal di lingkungan keluarga Fir‟aun selama 18
tahun. Menurut Ibnus Saa‟ib, 40 tahun, Sedangkan menurut Muqaatil 30 tahun, wallahu a'lam.
Maksudnya adalah perbuatan Nabi Musa „alaihis salam membunuh orang Qibti. Lihat pula surah Al
1987

Qashash ayat 15.

282 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
21. Lalu aku lari darimu karena aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku menganugerahkan ilmu
kepadaku serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul1989.

        


22. Dan itulah kebaikan yang telah engkau berikan kepadaku, (sementara) itu engkau telah
memperbudak Bani Israil1990.”

Ayat 23-39: Dialog antara Nabi Musa ‘alaihis salam dengan Fir’aun, penjelasan tentang
kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang besar dan keesaan-Nya yang ditunjukkan
oleh alam semesta yang diciptakan-Nya.

     


23. 1991Fir'aun bertanya, "Siapa Tuhan seluruh alam itu1992?"

          
24. Dia (Musa) menjawab, "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
(itulah Tuhanmu), jika kamu mempercayai-Nya.”

     


25. Dia (Fir'aun) berkata kepada orang-orang di sekelilingnya1993, "Apakah kamu tidak mendengar
(apa yang dikatakannya)?" 1994

1988
Yakni belum memperoleh ilmu dan risalah dari Allah, lalu Beliau meminta ampun kepada Allah dan Dia
mengampuninya.
1989
Oleh karena itu, jika engkau taat, maka engkau akan selamat, tetapi jika engkau mendurhakai, maka
engkau akan binasa. Kesimpulannya, penentangan Fir‟aun kepada Musa adalah penentangan dari orang jahil
(bodoh) atau pura-pura jahil, ia menolak kerasulannya karena Musa telah melakukan pembunuhan, maka
Nabi Musa „alaihis salam menjawab bahwa perbuatan yang Beliau lakukan itu karena khilaf (tidak
disengaja) dan tidak ada maksud untuk membunuh, dan bahwa nikmat Allah Ta‟ala, yakni kerasulan
tidaklah dihalangi diberikan kepada seseorang.
1990
Jika diteliti dengan seksama, maka diketahui bahwa Fir‟aun tidak memberikan kebaikan kepada Nabi
Musa „alaihis salam, karena Fir‟aun telah memperbudak kaum Nabi Musa „alaihis salam, yaitu Bani Israil
dan menzalimi mereka, adapun Nabi Musa „alaihis salam, maka Allah selamatkan Beliau dari kezaliman itu.
Apakah seimbang kebaikan yang diberikan kepada seseorang dari sebuah kaum, dengan keburukan yang
ditimpakan kepada keseluruhan orang dalam kaum itu? Oleh karena itu, kebaikan Fir'aun kepada Nabi Musa
'alaihis salam tidak berarti apa-apa dengan penindasan yang dilakukannya kepada kaum Nabi Musa 'alaihis
salam.
1991
Allah Ta'ala berfirman menerangkan tentang kekafiran Fir'aun, keingkarannya, dan sikapnya yang
melampaui batas.
1992
Yakni yang engkau mengaku sebagai Rasul-Nya. Perkataan ini diucapkan Fir'aun, karena ia berkata
kepada kaumnya, "Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku." (Lihat QS. Al
Qashash: 38). Ini merupakan pengingkaran Fir‟aun kepada Nabi Musa „alaihis salam karena zalim dan
sombong, padahal ia yakin terhadap kebenaran yang diserukan Nabi Musa „alaihis salam. Oleh karena tidak
ada jalan bagi makhluk untuk mengetahui hakikat-Nya, dan mereka hanya bisa mengenal-Nya dengan sifat-
sifat-Nya, maka Nabi Musa „alaihis salam menjawab dengan sebagian sifat-Nya.

283 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
26. Dia (Musa) berkata, "(Dia) Tuhanmu dan juga Tuhan nenek moyangmu terdahulu1995.”

       


27. Dia (Fir'aun) berkata1996, "Sungguh, Rasulmu yang diutus kepada kamu benar-benar orang
gila1997.”

          
28. Dia (Musa) berkata1998, "(Dialah) Tuhan yang menguasai1999 timur2000 dan barat2001 dan apa
yang ada di antara keduanya; jika kamu mengerti2002.”

        


29. 2003Dia (Fir'aun) berkata, "Sungguh, jika engkau menyembah Tuhan selain aku, pasti aku
masukkan engkau ke dalam penjara2004.”

1993
Dengan nada sombong, mendustakan, dan mengolok-olok Nabi Musa 'alaihis salam serta ingin membuat
kaumnya heran.
1994
Bahwa ada Tuhan selain dirinya. Demikianlah kesombongan Fir'aun sang Thagut.
1995
Yakni baik kamu heran atau tidak, sombong atau tunduk, Dia adalah Tuhanmu dan Tuhan nenek
moyangmu.
1996
Menentang yang hak (kebenaran) dan mengkritik orang yang membawanya.
1997
Yakni karena ucapannya menyalahi yang mereka pegang selama ini, yaitu bahwa mereka ada tanpa
Pencipta, demikian pula langit dan bumi ada tanpa ada yang mewujudkannya. Nampaknya mereka tidak
berpikir terlebih dahulu sehingga menyimpulkan bahwa langit dan bumi ada dengan sendirinya, demikian
pula diri mereka. Tidak usah jauh-jauh untuk membuktikan adanya yang menciptakan langit dan bumi,
demikian pula diri mereka; jika ada orang yang datang kepada kita memberitahukan bahwa dia melihat ada
sebuah kapal jadi sendiri tanpa ada yang membuatnya, apakah dia menerima berita itu atau tidak? Tentu
tidak, dia tidak akan menerimanya, bahkan jika orang yang memberitahukan hal itu bersikap keras dengan
mengatakan bahwa kapal itu jadi dengan sendirinya, tentu dia akan mengatakan bahwa orang itu adalah
orang gila. Jika hal kapal terwujud dengan sendirinya saja mereka tolak, lalu mengapa mereka menolak
adanya Pencipta terhadap langit dan bumi serta diri mereka sendiri. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman,
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?”
(Terj. Ath Thuur: 25)
1998
Menjawab syubhat yang dilemparkan Fir'aun kepada kaumnya.
1999
dan menciptakan.
2000
Yang dari sana terbit matahari.
2001
Yang dari sana tenggelam matahari.
2002
Dalam kalimat, “jika kamu mengerti.” Terdapat isyarat bahwa tuduhan gila terhadap Nabi Musa „alaihis
salam adalah tuduhan yang keji, padahal sesungguhnya merekalah yang gila karena mengingkari keberadaan
yang wajib ada, yaitu Pencipta langit dan bumi, timur dan barat serta di antara keduanya. Jika Fir'aun
memang tuhan, maka jadikanlah timur sebagai barat, dan barat sebagai timur; jadikanlah matahari terbit dari
barat dan tenggelam di timur. Ketika itulah, hujjah Fir'aun kalah dan terputus, maka beralihlah dia kepada
kekuasaan dan kekuatannya, dan ia mengira bahwa kekuatannya dapat bermanfaat untuk menundukkan Nabi
Musa 'alaihis salam.
Ketika hujjah telah mengalahkan Fir‟aun dan ia (Fir‟aun) tidak sanggup menjawab lagi, maka ia
2003

menggunakan kekerasan dan mengancam Nabi Musa „alaihis salam.

284 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
30. (Dia) Musa berkata, "Apakah (engkau akan melakukan itu) sekalipun aku tunjukkan kepadamu
sesuatu (bukti) yang nyata2005?"

       


31. Dia (Fir'aun) berkata, "Tunjukkan sesuatu (bukti) yang nyata itu, jika engkau termasuk orang
yang benar.”

      


32. Maka dia (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang
sebenarnya2006.

      


33. Dan dia mengeluarkan tangannya (dari dalam bajunya), tiba-tiba tangan itu menjadi putih
(bercahaya) bagi orang-orang yang melihatnya.

       


34. Dia (Fir'aun) berkata kepada para pemuka di sekelilingnya2007, “Sesungguhnya dia (Musa) ini
pasti seorang pesihir yang pandai,

        


35. Dia hendak mengusir kamu dari negerimu dengan sihirnya; karena itu apakah yang kamu
sarankan2008?"

       


36. Mereka menjawab, "Tundalah untuk sementara dia dan saudaranya, dan utuslah2009 ke seluruh
negeri orang-orang yang akan mengumpulkan (para pesihir),

    

2004
Disebutkan dalam tafsir Al Jalaalain, bahwa penjara Fir‟aun sangat keras, yaitu berada di bawah tanah,
di mana orang yang dipenjara tidak melihat dan mendengar apa-apa.
2005
Yakni, atas kerasulanku. Ayat atau bukti tersebut adalah mukjizat Beliau yang menunjukkan kebenaran
yang Beliau bawa, di mana mukjizat tersebut di luar kebiasaan.
2006
Yakni, tampak jelas bagi setiap orang, tidak hanya bayangan atau penyerupaan. Menurut Ibnu Katsir,
ular itu memiliki kaki, mulutnya besar, dan bentuknya menakutkan.
2007
Menentang yang hak dan orang yang membawanya.
2008
Fir‟aun mengelabui mereka karena dia tahu lemahnya akal mereka, ia menggambarkan kepada mereka
bahwa yang ditunjukkan Musa „alaihis salam sama seperti yang dibawa para pesihir, bukan mukjizat. Karena
sudah menjadi maklum oleh mereka bahwa yang membawakan hal-hal yang aneh adalah para pesihir. Dia
(Fir‟aun) juga melariskan pernyataan itu kepada mereka dan ingin mendapat dukungan dari mereka dengan
mengatakan, bahwa maksud Nabi Musa „alaihis salam menunjukkan mukjizat itu adalah untuk mengusir
mereka dari negeri mereka, agar mereka berusaha bersama dengan Fir‟aun menentang orang yang hendak
mengusir mereka itu.
2009
Yakni para tentara.

285 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


37. niscaya mereka akan mendatangkan semua pesihir yang pandai kepadamu2010.”

     


38. Lalu dikumpulkanlah para pesihir pada waktu yang ditetapkan pada hari yang telah
ditentukan2011,

     


39. dan diumumkan kepada orang banyak, "Berkumpullah kamu semua,

Ayat 40-51: Pertarungan antara kebenaran dan kebatilan, sepakatnya para pesihir bahwa
apa yang ditunjukkan Nabi Musa ‘alaihis salam adalah mukjizat; bukan sihir, dan keimanan
mereka kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

       


40. agar kita2012 mengikuti para pesihir itu jika mereka menang2013."

            
41. Maka ketika para pesihir datang2014, mereka berkata kepada Fir'aun, "Apakah kami benar-benar
akan mendapat imbalan yang besar2015 jika kami menang?"

      


42. Dia (Fir'aun) menjawab, "Ya, dan bahkan kamu pasti akan mendapat kedudukan yang dekat
(kepadaku)2016.”

       


43. 2017Dia (Musa) berkata kepada mereka2018, "Lemparkanlah apa yang hendak kamu
lemparkan2019.”

2010
Termasuk kelembutan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, Dia memperlihatkan kepada manusia batilnya apa
yang dikatakan Fir‟aun yang sesat lagi menyesatkan. Allah menetapkan agar mereka mengumpulkan para
pesihir pandai kemudian disaksikan oleh rakyat, sehingga kebenaran semakin jelas dan bahwa apa yang
dibawa Nabi Musa „alaihis salam adalah benar dan bukan sihir.
2011
Yaitu di waktu pagi di hari yang dirayakan, di mana pada hari itu mereka berhenti dari kesibukannya,
berkumpul dan berhias.
2012
Yakni orang-orang Qibthi/Mesir.
2013
Maksudnya adalah bahwa mereka (orang-orang Qibthi/Mesir) mengharapkan para pesihir itulah yang
akan menang agar mereka tetap di atas agama mereka dan tidak mengikuti Musa. Jika mereka ingin mencari
kebenaran, tentunya mereka mengatakan, “Agar kita mengikuti yang hak di antara mereka,” oleh karena
itulah ketika Nabi Musa „alaihis salam yang menang, mereka tetap saja tidak mengikuti, dan hanya sebatas
penegakkan hujjah saja atas mereka.
2014
Ke majlis Fir'aun, dimana untuk mereka telah dibuatkan tenda. Lalu para pesihir itu berdiri di hadapan
Fir'aun meminta diberikan imbalan jika menang.
2015
Seperti harta dan kedudukan.
2016
Fir‟aun menjanjikan imbalan dan kedudukan yang dekat untuk mereka, agar mereka semakin semangat
dan mengerahkan semua kemampuannya untuk mengalahkan Nabi Musa „alaihis salam.

286 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
44. Lalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat mereka seraya berkata, "Demi
kekuasaan Fir'aun, pasti kami yang akan menang2020.”

        


45. Kemudian Musa melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang
mereka ada-adakan itu2021.

   


46. 2022Maka menyungkurlah para pesihir, bersujud (kepada Allah),

    


47. Mereka berkata, "Kami beriman kepada Tuhan seluruh alam,

   


48. (yaitu) Tuhan Musa dan Harun2023.”

                

      

Ketika mereka semua telah berkumpul, baik para pesihir, Nabi Musa „alaihis salam dan penduduk Mesir,
2017

maka Nabi Musa „alaihis salam mengingatkan lebih dulu, “Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-
adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa, dan sesungguhnya telah
merugi orang yang mengada-adakan kedustaan.” (Terj. Thaha: 61) Ketika itulah para pesihir bertengkar,
sebagian mengatakan, bahwa perkataannya bukanlah perkataan pesihir, tetapi perkataan seorang nabi,
sedangkan yang lain mengatakan, bahwa ia pesihir, lalu Fir‟aun mendorong mereka untuk maju melawan
Nabi Musa „alaihis salam dan antara sesama mereka pun saling mendorong untuk maju.
2018
Yakni setelah mereka (para pesihir) menawarkan, apakah Musa yang melempar lebih dulu ataukah
mereka.
2019
Dengan maksud untuk membatalkan sihir mereka dan menunjukkan bahwa yang dibawanya bukanlah
sihir.
2020
Kata “Bi‟izzati” bisa maksudnya mereka meminta pertolongan dengan kekuasaan Fir‟aun; makhluk yang
lemah dari berbagai sisi, hanya karena ia seorang yang kejam dan ditakuti, sebagai raja dan punya tentara,
sehingga kebesarannya membuat mereka tertipu, dan pandangan mereka tidak melihat hakikat yang
sebenarnya. Bisa juga maksud, “Bi‟izzati”adalah sumpah mereka dengan kekuasaan Fir‟aun.
2021
Maksudnya, tali temali dan tongkat-tongkat yang dilemparkan para pesihir itu terbayang seolah-olah
menjadi ular, semuanya ditelan oleh tongkat Musa yang benar-benar menjadi ular.
2022
Ketika mereka menyaksikan hal tersebut, dan mereka mengetahui bahwa itu bukanlah tipuan pesihir,
tetapi salah satu di antara ayat Allah, sebagai mukjizat yang membuktikan kebenaran Nabi Musa‟alaihis
salam dan apa yang Beliau bawa, maka mereka beriman kepada Allah dan bersujud kepada-Nya sambil
berkata, “Kami beriman kepada Tuhan seluruh alam…dst.”
2023
Mereka mengetahui, bahwa apa yang mereka saksikan itu tidak bisa dilakukan dengan sihir. Ketika itu
kebatilan kalah, para tokohnya mengakui kebatilannya dan kebenaran tampak jelas, akan tetapi Fir‟aun tidak
menghendaki selain bersikap angkuh dan sombong serta tetap di atas kekafirannya, bahkan mengancam
mereka yang beriman (lihat ayat 49 di surat ini).

287 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


49. Dia (Fir'aun) berkata, "Mengapa kamu beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin
kepadamu? Sesungguhnya dia pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu 2024. Nanti kamu
pasti akan tahu (akibat perbuatanmu). Pasti akan kupotong tangan dan kakimu bersilang2025 dan
sungguh, akan kusalib kamu semuanya.”

        


50. Mereka berkata2026, "Tidak ada yang kami takutkan, karena kami akan kembali kepada Tuhan
kami2027,

           
51. Sesungguhnya kami sangat menginginkan sekiranya Tuhan kami akan mengampuni kesalahan
kami2028, karena kami menjadi orang yang pertama-tama beriman2029.”

Ayat 52-68: Perintah Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada Nabi Musa ‘alaihis salam untuk
menyelamatkan Bani Israil dari Fir’aun, dan pembinasaan Fir’aun.

         


52. 2030Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa2031, "Pergilah pada malam hari dengan
membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), sebab pasti kamu akan dikejar2032.”

2024
Padahal Fir'aun dan para pemukanya yang menyuruh mengumpulkan para pesihir dan mereka pun
mengetahui, bahwa para pesihir itu belum pernah berkumpul dengan Musa dan belum pernah melihatnya.
Lalu Fir‟aun membesar-besarkan ucapan ini agar dianggap benar oleh kaumnya, padahal ia mengetahui tidak
benarnya ucapan ini.
2025
Maksudnya, memotong tangan kanan dan kaki kiri atau sebaliknya.
2026
Ketika merasakan manisnya iman.
2027
Bagaimana pun keadaannya, yaitu setelah kami mati.
2028
Yakni dosa-dosa yang pernah kami lakukan dan perbuatan sihir yang engkau paksakan kepada kami.
Di masa kami dari kalangan kaum Qibthi (Mesir). Mungkin saja Fir‟aun melakukan yang dia ancamkan
2029

kepada mereka itu, dan mungkin juga Allah menghalanginya sehingga ancaman itu tidak dilakukannya,
wallahu a‟lam. Menurut Ibnu Katsir, Fir'aun membunuh mereka semua.
2030
Selanjutnya Fir‟aun dan kaumnya tetap terus di atas kekafirannya meskipun Nabi Musa „alaihis salam
telah memperlihatkan berbagai mukjizat dan menegakkan hujjah. Setiap kali mukjizat yang berupa azab
datang kepada mereka, maka mereka mengadakan perjanjian dengan Nabi Musa „alaihis salam, bahwa jika
azab itu hilang, maka mereka akan beriman dan akan melepaskan Bani Israil bersamanya, lalu Allah
menghilangkan azab itu, namun mereka mengingkari janji dan terus menerus seperti itu sampai Nabi Musa
„alaihis salam berputus asa dari mengharapkan keimanan mereka (Fir‟aun dan kaumnya), dan mereka sudah
berhak menerima azab, serta telah tiba waktu untuk menyelamatkan Bani Israil dari cengkeraman mereka
dan memberikan tempat bagi mereka di bumi.
2031
Setelah berlalu beberapa tahun, di mana Beliau terus mengajak mereka kepada kebenaran dengan
menunjukkan mukjizat, namun ajakan Beliau tidak menambah mereka selain kedurhakaan.
2032
Dan ternyata demikian. Mereka dikejar oleh Fir‟aun dan tentaranya. Dan Bani Israil pergi meninggalkan
Mesir setelah mereka meminjam perhiasan yang banyak dari kaum Fir'aun. Para mufassir banyak yang
menerangkan, bahwa perginya Nabi Musa „alaihis salam membawa Bani Israil dilakukan pada waktu bulan
muncul (ada yang mengatakan, bahwa ketika itu terjadi gerhana, wallahu a'lam), dan bahwa Nabi Musa
„alaihis salam sebelum berangkat bertanya tentang kuburan Nabi Yusuf „alaihis salam, lalu ditunjukkanlah
oleh perempuan tua Bani Israil, kemudian Beliau membawa peti mayatnya, karena Yusuf „alaihis salam
berwasiat seperti itu, yakni apabila Bani Israil keluar (dari Mesir), ia meminta agar petinya dibawa bersama

288 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
53. Kemudian Fir'aun2033 mengirimkan orang ke kota-kota untuk mengumpulkan (bala tentaranya).

    


54. (Fir'aun berkata), "Sesungguhnya mereka (Bani Israil) hanya sekelompok kecil,

   


55. dan sesungguhnya mereka telah berbuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita2034,

mereka. Ketika tiba pagi harinya dan majlis petemuan mereka sepi; tidak ada yang memanggil maupun
menjawab, maka bertambahlah kemarahan Fir‟aun dan diputuskannya untuk mengejar Bani Israil.
Dalil yang menunjukkan bahwa Nabi Musa 'alaihis salam sebelum meninggalkan Mesir, mengangkut peti
mayat Nabi Yusuf 'alaihis salam adalah hadits berikut:
‫ اَذ َذق َذل رس ُر ِذ‬، ‫ اَذَذتَذ‬،" ‫ " ْكِذنَذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬، ‫ َذ ْك ِذ ٌّ اَذَذ ْك‬- ‫ لَّكى لَّك لَذي ِذ سلَّك‬- ‫ «َذتَذى نَّكِذ‬:‫َذِذ وسى قَذ َذل‬
‫ َذلَّكى لَّك ُر‬- ‫ول لَّك‬ ‫َذ ُر‬ ‫ُر‬ ‫َذ َذ ُر‬ ‫َذ‬ ‫ُر َذ ْك َذ َذ َذ‬ ‫َّك َذ‬ ‫َذ ْك ُر َذ‬
‫ " َذ َذ َذجْك ُرْكُت َذ ْك‬:‫ َذلَّكى لَّك ُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬- ‫ول لَّك ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذ َذق َذل َذر ُرس ُر‬، ‫ َذ َذ ْك نُر ٌح َذْكلُر َذ ْكَذهل‬، ‫ َذ قَذ ٌح َذ ْكَذ ُر َذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬،" ‫ي‬ ‫ " َذس ْك َذ َذ َذ َذ‬:‫َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬
‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذه َذذ ؟ اَذ َذق َذل‬:‫ اَذ َذق َذل‬، ‫ضلُّبو َّك ِذ َذ‬ ‫وسى َذ َّكم َذس َذر ِذَذِذِن ِذ ْكسَذ ي َذ ْك ْك‬
‫صَذ َذ‬ ‫ِذ‬
‫ " َّك ُر َذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬، " ! ‫تَذ ُركوُرو ثْك َذ َذ ُرجوِذ َذِذِن ْكسَذ ي َذ؟‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذ َذم ْك َذ ْكللَذ ُر‬:‫ قَذ َذل‬، ‫صَذ َذ َّك َذْكن ُرق َذ ظَذ َذ ُر َذ َذلنَذ‬ ‫ َذ ْك َذ َذ ْكُر َذ ْك ْك‬: ‫وس َذ َذ َّكم َذ َذ َذ ُر ْك َذم ْكو ُر َذ َذ َذذ َذلَذْكي نَذ َذ ْكو ًق َذ لَّك‬ ‫ َّك ُر ُر‬: ‫ُرلَذ َذم ُراُره ْك‬
:‫ قَذ َذل‬، ‫ْكم‬ ‫ َّك تُرل ِذ ي ِذِن ك ِذ‬: ‫ قَذ َذ ْك‬، ‫ ٍّ ِذيِن لَذى قَذ ِذْب وس‬:‫ اَذ ل َذ ِذَذي اَذَذتَذ ْك اَذ َذق َذل‬، ‫ جوٌح ِذ ِذِن ِذس ِذي‬:‫و ِذض قَذ ِذْبِذ؟ قَذ َذل‬
‫َذ ْك َذ ُر‬ ‫ُر َذ ْك ُر ُر َذ‬ ‫ُر‬ ‫َذ ُر ْك َذ ْك َذ َذ َذ َذ ْك َذ‬ ‫َذ ْك َذ ْك‬
‫ اَذ ْك َذلَذ َذق ْك ِذوِذ ِذ َذ ُرَذْكي ٍة‬. ‫ َذ ْك َذ ْك ِذ َذ ُر كْكم َذ‬:‫ اَذَذْك َذ ى لَّك ُر ِذَذْكي ِذ‬،‫ي‬ ‫ِذ‬
‫َذ‬ ‫ْك‬ ‫َذ‬ ‫ اَذ َذك ِذَذ َذ ْك ُر ْكل ِذ يَذ َذ َذ َذ‬،‫ي ِذ ْكاَذنَّك ِذ‬ ‫ َذ ُر و ُر َذ َذل َذ‬: ‫ي؟ قَذ َذ ْك‬ ‫كْكم ِذ‬
‫َذ َذ ُر ُر‬
‫ض ِذ ِذ‬ ‫وه ِذ َذ ْكا ْكَذر ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬
‫ اَذلَذ َّكم َذقَذلُّب َذ‬، ‫وس َذ‬
‫ ْك َذ ُر َذ ْكسَذ ْكخ ِذ ُر و ظَذ َذ ُر ُر‬: ‫ قَذ َذ‬،‫ اَذَذْك َذ ُروُر‬، ‫ ْك ُر ُرو َذه َذذ ْك َذم َذك َذ‬: ‫َذ ْكوض َذ ُر ْكسَذ ْكن َذق ِذ َذ ا اَذ َذق َذ‬
. »‫ض ْكوِذا نَّك َذ ِذر‬ ‫ِذ‬
‫َّك ِذ ُر ثْك ُر َذ‬
Dari Abu Musa ia berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah didatangi seorang Arab badui, lalu
Beliau memuliakannya, Beliau berkata, "Datanglah kemari." Maka orang itu mendatanginya, kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Mintalah keperluanmu!" Orang arab badui itu berkata,
"(Keperluanku adalah) unta yang akan kami tunggangi dan beberapa kambing betina yang akan diperah
susunya oleh keluargaku." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak bisakah kalian
meminta seperti nenek tua Bani Israil?" Beliau bersabda, "Sesungguhnya Musa pernah berjalan dengan Bani
Israil dari Mesir, lalu mereka tersesat di jalan, maka ia berkata, "Mengapa ini?" Lalu para ulama mereka
berkata, "Sesungguhnya Yusuf ketika hendak wafat mengambil janji-janji dari Allah atas kami agar kami
tidak keluar dari Mesir sampai kami memindahkan tulang-tulangnya bersama kami." Musa berkata, "Kalau
begitu, siapa yang mengetahui kuburnya?" Mereka menjawab, "Nenek tua Bani Israil." Maka Musa
mengirim orang untuk membawanya, lalu nenek tua itu datang kepadanya. Kemudian Musa berkata,
"Tunjukkanlah kepadaku kuburan Yusuf!" Nenek itu berkata, "Sampai kamu mau memberikan
keputusanku." Musa bertanya, "Apa keputusanmu?" Nenek itu menjawab, "Yaitu aku dapat bersamamu di
surga." Lalu Nabi Musa enggan memberikan keputusan itu, kemudian Allah mewahyukan kepadanya,
"Berikannlah keputusannya." Maka nenek tua itu membawa mereka ke sebuah danau yang penuh rawa.
Kemudian nenek itu berkata, "Kuraslah tempat ini." Lalu mereka mengurasnya. Nenek itu berkata lagi,
"Galilah dan keluarkanlah tulang-tulang Yusuf." Saat mereka mengangkut tulang-tulang itu ke bumi, maka
jalanan menjadi terang seperti sinar matahari." (HR. Abu Ya'la dan Hakim, ia berkata, "Hadits ini shahih
sesuai syarat Bukhari-Muslim, namun keduanya tidak menyebutkannya." Al Haitsamiy dalam Majma'uz
Zawaa'id berkata, "Para perawi Abu Ya'la adalah para perawi hadits shahih.")
2033
Ketika pagi harinya melihat tidak ada Bani Israil, dan mengetahui bahwa mereka telah pergi di malam
harinya.
2034
Oleh karena itu, Fir‟aun hendak menimpakan hukumannya kepada Bani Israil.

289 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


   
56. dan sesungguhnya kita tanpa kecuali harus selalu waspada.”

    


57. Kemudian Kami keluarkan Fir'aun dan kaumnya2035 dari taman-taman dan mata air2036,

   


58. dan (dari) harta kekayaan2037 dan kedudukan yang mulia2038,

    


59. Demikianlah, dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil2039.

  


60. Lalu Fir'aun dan bala tentaranya2040 dapat menyusul mereka pada waktu matahari terbit.

        


61. Maka ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa2041, "Kita
benar-benar akan tersusul.”

       


62. Dia (Musa) menjawab, "Sekali-kali tidak akan (tersusul)2042; sesungguhnya Tuhanku
bersamaku, dia akan memberi petunjuk kepadaku.”

2035
Yakni dari Mesir.
2036
Ya, dari kenikmatan yang sebentar kepada azab yang kekal, wal 'iyadz billah.
2037
Harta kekayaan di ayat ini disebut dengan kunuz (simpanan) karena ia (Fir‟aun) tidak mengeluarkan
untuk hak Allah di sana.
2038
Yaitu majlis besar miliknya untuk berbicara dengan para gubernur dan mentri. Dengan pengejaran
Fir'aun dan kaumnya untuk menyusul Musa dan Bani Israil, maka mereka telah keluar dari negeri mereka
dengan meninggalkan kerajaan, kebesaran, kemewahan dan sebagainya.
2039
Maksudnya Allah akan memberikan kepada Bani Israil kerajaan yang kuat, kerasulan dan sebagainya di
negeri yang telah dijanjikan (Palestina), maka Mahasuci Allah yang memberikan kerajaan kepada yang Dia
kehendaki dan mencabutnya dari siapa yang Dia kehendaki, memuliakan orang yang Dia kehendaki karena
taat kepada-Nya dan menghinakan orang yang Dia kehendaki karena maksiat-Nya.
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al A'raaf ayat 137 dan Al Qashash ayat 5.
2040
Ketika itu Fir'aun keluar beserta para pemukanya, para menterinya, para pembesarnya, dan tentara-
tentaranya sebagaimana yang disebutkan oleh lebih dari seorang mufassir.
2041
Ketika itu mereka berada di tepi laut merah.
2042
Karena Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah memerintahkan Musa untuk membawa pergi Bani Israil pada
malam hari untuk menyelamatkan mereka, dan Dia tidak pernah mengingkari janji. Ketika itu, Nabi Harun
'alaihis salam berada di bagian paling depan dengan didampingi Yusya' bin Nun, sedangkan seorang yang
beriman dari keluarga Fir'aun dan Nabi Musa 'alaihis salam berada di bagian belakang. Lebih dari seorang
mufassir menerangkan, bahwa mereka (Nabi Musa 'alaihis salam dan para pengikutnya) berhenti dan tidak
mengetahui apa lagi yang harus mereka lakukan, lalu Yusya' bin Nun atau seorang yang beriman dari
keluarga Fir'aun berkata, "Wahai Nabi Allah, di sinikah Tuhanmu memerintahkanmu untuk (berhenti)
berjalan?" Musa menjawab, "Ya." Maka mendekatlah Fir'aun dan bala tentaranya sehingga jaraknya begitu

290 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
63. Lalu Kami wahyukan kepada Musa, "Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah
lautan itu2043, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.

   


64. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain2044.

     


65. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya2045.

   


66. Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.

         


67. Sungguh, pada yang demikian itu2046 terdapat suatu tanda2047 (kekuasaan Allah), tetapi
kebanyakan mereka2048 tidak beriman2049.

     


68. Dan sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa2050 lagi Maha Penyayang2051.

Ayat 69-104: Dakwah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam kepada kaumnya, dialog Beliau dengan
mereka, pengingkaran Beliau terhadap sesembahan yang mereka sembah, pengarahan
Beliau agar mereka beribadah hanya kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala serta
mengingatkan mereka dengan akhirat.

dekat. Dan pada saat itulah, Allah memerintahkan Nabi-Nya Musa 'alaihis salam memukulkan tongkatnya ke
laut, lalu dipukullah laut itu sambil Musa berkata, "Terbelahlah dengan izin Allah."
Menjadi 12 belahan sesuai jumlah suku Bani Israil, lalu Nabi Musa „alaihis salam dan kaumnya masuk
2043

melewatinya.
2044
Yang dimaksud golongan yang lain ialah Fir'aun dan kaumnya. Maksud ayat tersebut adalah di bagian
yang terbelah itu Allah memperdekatkan antara Fir'aun dan kaumnya dengan Musa dan Bani Israil, di mana
Fir‟aun dan kaumnya masuk melewati jalan yang dilalui Nabi Musa dan Bani Israil.
2045
Tanpa ada yang tertinggal seorang pun juga.
2046
Yakni penenggelaman Fir‟aun dan kaumnya.
2047
Ada pula yang menafsirkan dengan terdapat pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahnya, atau
terdapat bukti yang besar yang menunjukkan benarnya apa yang dibawa Nabi Musa „alaihis salam dan
batilnya apa yang dipegang oleh Fir‟aun dan kaumnya selama ini.
2048
Yakni orang-orang Qibthi.
2049
Meskipun bukti-bukti telah ditunjukkan. Ada yang mengatakan, bahwa tidak ada yang beriman dari
kalangan mereka selain Asiyah istri Fir‟aun, Hazqil dari kalangan keluarga Fir‟aun, dan Maryam binti
Namusa yang menunjukkan tulang-belulang Nabi Yusuf (yakni kuburnya).
2050
Dengan keperkasaan-Nya, Dia binasakan orang-orang kafir yang mendustakan.
2051
Kepada orang-orang mukmin, sehingga mereka diselamatkan-Nya.

291 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


    
69. Dan bacakanlah kepada mereka2052 kisah Ibrahim2053.

      


70. Ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, "Apakah yang kamu sembah?"

      


71. Mereka menjawab, "Kami menyembah berhala-berhala2054 dan kami senantiasa tekun
menyembahnya.”

     


72. Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah mereka (berhala-berhala itu) mendengarmu ketika kamu berdoa
(kepadanya)2055?,

    


73. Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat2056 atau mencelakakan kamu2057?"

      


74. Mereka menjawab, "Tidak2058, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat begitu2059.”

     


75. Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu sembah,

2052
Ketika itu tertuju kepada kaum kafir Mekah agar mereka beriman mengikuti jejak nenek moyang
mereka, Nabi Ibrahim dan Nabi Isma'il 'alaihimas salam. Demikian juga tertuju kepada umat Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam agar meneladani Nabi Ibrahim 'alaihis salam dalam hal keikhlasan,
tawakkal, mentauhidkan Allah Ta'ala, berlepas diri dari syirk dan para pelakunya, dsb.
2053
Ada banyak kisah tentang Beliau, akan tetapi yang paling menakjubkan dan yang paling baiknya adalah
adalah kisah di atas yang menerangkan tentang risalah Beliau, dakwahnya kepada kaumnya dan perdebatan
Beliau dengan mereka serta pembatalannya terhadap keyakinan mereka.
2054
Yakni yang kami pahat dan kami buat dengan tangan kami sendiri.
2055
Sehingga mereka dapat mengabulkan doamu, menghilangkan deritamu dan menghilangkan segala
musibah yang menimpamu.
2056
Jika kamu menyembahnya.
2057
Jika kamu tidak menyembahnya.
2058
Mereka mengakui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat melakukan semua itu, tidak dapat mendengar,
memberi manfaat dan menghilangkan madharrat. Mereka tidak punya alasan yang membenarkan perbuatan
mereka selain mengikuti nenek moyang mereka yang sama sesatnya.
2059
Yakni kami ikuti jejak mereka dan kami pertahankan tradisi mereka. Inilah kebiasaan mereka, yaitu
memperhatankan tradisi yang salah, dan seperti inilah yang kita dapati di sebagian daerah, mereka masih
berbuat syirk karena mempertahankan tradisi nenek moyang atau leluhur mereka. Oleh karena itu, di ayat
lain Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang
telah diturunkan Allah," mereka menjawab, "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah Kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?" (Terj. Al Baqarah: 170)

292 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


   
76. kamu dan nenek moyang kamu yang terdahulu?

      


77. Sesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku2060, lain halnya Tuhan seluruh
alam2061,

    


78. (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku,

    


79. dan Yang memberi makan dan minum kepadaku2062;

    


80. dan apabila aku sakit2063, Dialah yang menyembuhkan aku,

    


81. dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali) 2064,

        


82. Dan yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat2065.”

      


83. (Ibrahim berdoa), "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu2066 dan masukkanlah aku ke dalam
golongan orang-orang yang saleh2067,

2060
Yakni oleh karena itu, suruh mereka menimpakan bahaya kepadaku.
2061
Yakni Dialah yang aku sembah.
2062
Yakni Dialah Allah yang menciptakanku dan memberikan rezeki kepadaku dengan menundukkan dan
memudahkan segala sebab yang menghasilkan rezeki baik sebab di langit maupun sebab di bumi. Dia
menggiring awan, menurunkan hujan dan menghidupkan bumi yang mati dengannya, serta mengeluarkan
dengan hujan itu beraneka macam buah-buahan sebagai rezeki bagi manusia, Dia juga menurunkan air yang
tawar dari langit yang kemudian dimininum oleh makhluk-makhluk-Nya yang ada di bumi seperti manusia
dan hewan.
2063
Disandarkan sakit kepada diri Nabi Ibrahim 'alaihis salam adalah sebagai bentuk adab, meskipun sakit
terjadi karena taqdir Allah Ta'ala. Dan disandarkan kesembuhan kepada Allah Ta'ala adalah sebagai bentuk
syukur dengan menyebutkan nikmat yang diperolehnya.
2064
Tidak ada yang sanggup melakukan hal itu selain Dia Subhaanahu wa Ta'ala.
2065
Tuhan yang seperti inilah yang berhak untuk disembah dan ditaati, berbeda dengan berhala dan patung
yang tidak mampu menciptakan, tidak mampu menunjukkan, tidak mampu menyembuhkan yang sakit, tidak
mampu memberi makan dan tidak mampu memberi minum, tidak mampu menghidupkan dan tidak mampu
mematikan, serta tidak mampu mengampuni kesalahan.
2066
Yakni ilmu yang banyak yang dengannya aku mengenal hukum-hukum, mengenal halal dan haram, dan
dapat memutuskan masalah di antara manusia dengannya.

293 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
84. dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian2068,

     


85. dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan,

      


86. dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat2069,

    


87. dan janganlah Engkau hinakan aku2070 pada hari mereka dibangkitkan,

      


88. (yaitu) pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna2071,

2067
Yaitu saudara-saudaranya dari kalangan para nabi dan rasul. Hal ini seperti ucapan Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menjelang wafat, "Ya Allah, (masukkanlah aku) ke dalam Ar Rafiiqul
A'la (teman-teman yang tinggi kedudukannya)." Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali.
2068
Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengabulkan doanya, mengaruniakan kepadanya ilmu sehingga
termasuk rasul-rasul yang paling utama, memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang saleh,
menjadikannya diterima oleh manusia lagi dicintai, disebut kebaikannya, dijadikan teladan dalam kebaikan,
dan dimuliakan di semua golongan dan di setiap zaman.
2069
Doa ini merupakan janji Nabi Ibrahim kepada ayahknya, bahwa dia akan memintakan ampunan untuk
ayahnya, namun setelah tampak jelas bagi Nabi Ibrahim „alaihis salam bahwa ayahnya adalah musuh Allah,
maka Nabi Ibrahim berlepas diri darinya, lihat surah At Taubah: 114.
2070
Yakni dicela atas dosa-dosa, diberi hukuman dan dipermalukan.
Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
‫ي َذ تَذل ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ اَذيَذ ُرق ُر‬،‫ َذ َذلَذى َذ ْك ِذ َذ َذر قَذَذ َذٌح َذ َذَذ َذٌح‬،‫َذْكل َذقى ِذ ْك َذ ِذهي ُر َذَذ ُر َذ َذر َذ ْكوَذ ِذقيَذ َذ ِذ‬
‫ اَذ يَذ ْكوَذ َذ‬:‫ول َذُروُر‬ ‫ اَذيَذ ُرق ُر‬،‫ص ِذِن‬ ‫ َذ َذْك َذقُر ْك َذ َذ ْك‬:‫ول َذ ُر ِذ ْك َذ هي ُر‬
" : ‫ول لَّك ُر تَذ َذل َذ‬ ‫ اَذَذ ُّب ِذ ْك ٍة َذ ْك َذى ِذ ْك َذِذ اَذْك َذل ِذ؟ اَذيَذ ُرق ُر‬، ‫َّكي َذ َذ ْك تَذِذِن َذ ْك َذ ُرْك ِذَذِذِن َذ ْكوَذ ُرْك َذلثُرو َذ‬ ‫ اَذي ُرق ُر ِذ‬،‫صيي‬
‫ َذ َذر ٍّ ِذ َذ‬:‫ول ِذ ْك َذ هي ُر‬ ‫َذ ْك َذ َذ‬
‫ِذ‬
‫ اَذيُر ْك َذ ُرذ ِذَذقو ِذ ِذم ِذ اَذيُر ْكل َذقى ِذ‬،‫ اَذِذإ َذ ُرهو ِذ ِذذ ٍةي ُر ْكلَذ ِذ ٍةي‬، ‫ي؟ اَذيَذ ْكنظُر‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذْك َذ ِذر ْك لَذْكي َذ‬،‫ َذ ِذ ْك َذ هي ُر‬:‫ ُرَّك ُر َذق ُرل‬، ‫ِذ ٍّ َذ َّك ْك ُر اَذنَّك َذ َذلَذى َذك ا ِذ َذ‬
‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫ُر‬
" ‫نَّك ِذر‬
"Ibrahim akan bertemu ayahnya; Azar pada hari Kiamat, sedangkan di muka Azar terdapat asap hitam dan
debu, lalu Ibrahim berkata kepadanya, "Bukankah aku pernah mengatakan kepadamu, "Janganlah
mendurhakaiku." Ayahnya menjawab, "Pada hari ini, aku tidak akan durhaka kepadamu." Lalu Ibrahim
berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau berjanji kepadaku untuk tidak menghinakanku pada hari
mereka dibangkitkan." Maka Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Aku mengharamkan surga bagi orang-
orang yang kafir." Kemudian dikatakan, "Wahai Ibrahim, ada apa di bawah kedua kakimu?" Maka Ibrahim
melihat, ternyata (ayahnya berubah) menjadi anjing hutan yang berlumuran darah, lalu kaki-kakinya
dipegang dan dilemparkan ke dalam neraka."
2071
Yakni tidak berguna untuk melindungi seseorang dari azab Allah meskipun ia tebus dirinya dengan emas
sepenuh bumi, dan ia korbankan semua manusia yang ada di bumi. Ketika itu, yang bermanfaat hanyalah
iman dan amal saleh.

294 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
89. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih2072,

   


90. 2073dan surga didekatkan2074 kepada orang-orang yang bertakwa2075,

   


91. dan neraka Jahim diperlihatkan dengan jelas2076 kepada orang-orang yang sesat2077,”

      


92. dan dikatakan kepada mereka2078, "Di mana berhala-berhala yang dahulu kamu sembah,

       


93. selain Allah? Dapatkah mereka menolong kamu (dari azab) atau menolong diri mereka
sendiri?"

    


94. maka mereka (sembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama orang-orang yang sesat2079,

   


95. dan bala tentara Iblis2080 semuanya.

2072
Inilah hati yang bermanfaat bagi seseorang di sisi Allah, di mana dengannya ia dapat selamat dari siksa
dan berhak memperoleh pahala. Hati yang bersih di sini maksudnya adalah hati yang bersih dari syirk,
keraguan, kemunafikan, hasad, dendam, dengki, menipu, sombong, riya‟, sum‟ah, mencintai keburukan dan
kemaksiatan. Oleh karena itu hatinya ikhlas, yakin, jujur, mencintai kebaikan, lapang dada dan memaafkan,
tulus, tawadhu‟, keinginan dan kecintaannya mengikuti kecintaan Allah, niat dan amalnya karena mencari
ridha-Nya, dan hawa nafsunya mengikuti apa yang datang dari Allah.
Ibnu Sirin berkata, "Hati yang bersih adalah seseorang yang meyakini bahwa Allah adalah hak (benar), Hari
Kiamat akan datang, dan bahwa Allah akan membangkitkan orang yang berada dalam kubur."
Abu Utsman An Naisaburi berkata, "(Hati yang bersih) adalah hati yang selamat dari bid'ah dan tenteram
dengan Sunnah."
Dengan demikian, hati yang bersih adalah hati orang mukmin, bukan hati orang kafir dan munafik.
2073
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sifat hari yang dahsyat itu serta menyebutkan
pahala dan siksa di hari itu.
2074
Dengan dihias seindah-indahnya.
2075
Yaitu orang-orang yan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya serta takut kepada
kemurkaan Allah dan siksa-Nya.
2076
Ditambah dengan suaranya yang sangat mengerikan yang membuat hati merinding.
2077
Yaitu mereka yang menjatuhkan dirinya ke dalam lembah kemaksiatan, berani mengerjakan larangan-
Nya, mendustakan rasul-rasul-Nya dan menolak kebenaran yang mereka bawa.
2078
Dengan teguran keras dan celaan.
2079
Yaitu para penyembahnya.

295 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


    
96. Mereka berkata sambil bertengkar di dalamnya (neraka)2081,

      


97. "Demi Allah, sesungguhnya kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata,

    


98. karena kita mempersamakan kamu (berhala-berhala) dengan Tuhan seluruh alam2082.

    


99. Dan tidak ada yang menyesatkan kita2083 kecuali orang-orang yang berdosa2084.

    


100. Maka (sekarang) kita tidak mempunyai seorang pun pemberi syafa'at (penolong)2085,

   


101. dan tidak pula mempunyai teman yang akrab2086.

       


102. Maka seandainya2087 kita dapat kembali (ke dunia) niscaya kita menjadi orang-orang yang
beriman2088.”

         


103. Sungguh, pada yang demikian itu2089 terdapat tanda (kekuasaan dan keesaan Allah), tetapi
kebanyakan mereka tidak beriman2090.

2080
Yaitu para pengikutnya dan orang-orang yang menaatinya dari kalangan manusia dan jin. Di antara
mereka ada yang menjadi da‟inya, ada yang menjadi pengikutnya dan ada yang ikut-ikutan.
2081
Kepada sesembahan mereka. Demikian pula bertengkar antara pengikut dengan pemimpinnya.
2082
Yakni dalam beribadah, bukan dalam rububiyyah, karena mereka mengetahui bahwa Allah adalah
Rabbul „alamin (Pencipta, Penguasa, Pengatur seluruh alam), tetapi mereka malah mengarahkan ibadah
kepada selain-Nya.
2083
Dari jalan yang lurus.
2084
Yaitu para pemimpin yang mengajak ke neraka.
2085
Berbeda dengan orang-orang mukmin yang memiliki pemberi syafaat, seperti para malaikat, para nabi
dan orang-orang mukmin.
2086
Yang memberikan manfaat kepada kami sebagaimana kebiasaan ketika di dunia, di mana teman akrab
memberikan pertolongan dan bantuan kepada temannya. Oleh karena itu, mereka telah putus asa dari semua
kebaikan karena perbuatan yang mereka lakukan, dan mereka berangan-angan agar kembali ke dunia agar
menjadi orang yang beriman dan beramal saleh.
2087
Seandainya di sini adalah tamaniy (angan-angan) yang tidak mungkin dicapai.
2088
Yakni agar kita selamat dari siksa dan memperoleh pahala. Padahal jika sekiranya mereka dikembalikan
ke dunia, tentu mereka melakukan perbuatan yang sama; tetap kafir dan tidak beramal saleh.
2089
Yakni pada kisah Ibrahim dengan kaumnya, dan keadaan orang-orang kafir di akhirat.

296 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
104. Dan sungguh, Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.

Ayat 105-122: Kisah Nabi Nuh ‘alaihis salam dengan kaumnya, ajakan Beliau kepada
mereka agar bertakwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala serta mengikuti ajakan Beliau,
keadaan kaumnya yang tetap saja ingkar dan berpaling sehingga mereka dibinasakan.

    


105. 2091Kaum Nuh telah mendustakan para rasul2092.

       


106. Ketika saudara mereka2093 (Nuh) berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak
bertakwa2094?”

    


107. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu2095,

   


108. maka bertakwalah kamu kepada Allah2096 dan taatlah kepadaku2097.

2090
Meskipun ayat tersebut sudah disampaikan kepada mereka.
2091
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kisah hamba dan Rasul-Nya, Nuh 'alaihis salam,
seorang rasul yang pertama diutus kepada penduduk bumi ketika mereka mulai menyembah selain Allah,
berupa patung dan berhala, Dia juga menyebutkan tentang pendustaan kaum Nuh kepada rasul mereka,
bantahan Nuh 'alaihis salam terhadap mereka dan bantahan mereka terhadap Beliau, serta akibat akhir dari
masing-masing mereka.
2092
Kaum Nuh „alaihis salam dikatakan telah mendustakan para rasul meskipun yang diutus kepada mereka
hanyalah Nabi Nuh „alaihis salam, karena yang diserukan Nabi Nuh dan para nabi yang lain adalah sama,
yaitu mengajak kepada tauhid dan menjauhi syirk. Atau karena Nabi Nuh „alaihis salam tinggal lama di
tengah-tengah mereka, sehingga Beliau meskipun sendiri seakan-akan seperti beberapa orang rasul.
2093
Yakni senasab. Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengutus rasul yang sama nasabnya dengan kaumnya agar
mereka tidak merasa risih mengikutinya, dan karena mereka mengetahui siapa Beliau, sehingga tidak perlu
mengkaji lebih lanjut tentang pribadinya.
2094
Kepada Allah; dengan meninggalkan sesembahan yang selama ini kamu sembah dan hanya menyembah
kepada Allah saja. Bisa juga diartikan, "Tidakkah kalian takut kepada Allah karena menyembah selain-
Nya?"
2095
Keadaan Beliau yang diutus secara khusus kepada mereka, menghendaki mereka untuk menerima risalah
Beliau, beriman kepadanya, serta bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala karena telah
mengkhususkan kepada mereka rasul yang mulia. Keadaan pribadinya yang terpercaya menghendaki Beliau
tidak berkata-kata tentang Allah tanpa ilmu, tidak menambah wahyu yang diwahyukan kepadanya dan tidak
mengurangi. Hal ini menghendaki mereka untuk membenarkan Beliau dan menaati perintahnya.
2096
Dengan menyembah hanya kepada-Nya.
2097
Yakni dalam hal yang aku perintahkan kepadamu dan yang aku larang, karena aku adalah orang yang
terpercaya.

297 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
109. Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu2098; imbalanku hanyalah dari Tuhan
seluruh alam2099,

   


110. maka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku2100.”

       


111. Mereka berkata2101, "Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu
adalah orang-orang yang hina2102?”

      


112. Dia (Nuh) menjawab, "Tidak ada pengetahuanku tentang apa yang mereka kerjakan2103.

        


113. Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, jika kamu
menyadari2104.

    


114. Dan aku tidak akan mengusir orang-orang yang beriman2105.

2098
Sehingga kamu merasa terbebani.
2099
Yakni aku berbuat demikian (tidak meminta imbalan) agar aku dekat dengan-Nya dan mendapatkan
pahala dari-Nya. Adapun kepada kamu, maka keinginanku adalah memberi kebaikan kepadamu dan agar
kamu menempuh jalan yang lurus.
2100
Kalimat ini diulangi karena berulang kalinya Beliau mendakwahi mereka dan lamanya Beliau tinggal di
tengah-tengah mereka, yaitu selama 950 tahun. Beliau berdakwah kepada mereka siang dan malam, namun
dakwah Beliau tidak menambah mereka selain semakin menjauh dan lari.
2101
Yakni membantah Beliau dan menentang dengan penentangan yang tidak cocok dipakai untuk
menentang.
2102
Dari sini diketahui kesombongan mereka, bodohnya mereka terhadap hakikat yang sebenarnya, karena
jika maksud mereka adalah mencari yang hak, tentu mereka akan berkata –jika mereka masih meragukan
tentang dakwah Beliau-, “Terangkanlah kepada kami kebenaran yang engkau bawa dengan sarana-sarana
yang dapat membuktikannya!” Padahal jika mereka memperhatikan dengan seksama, tentu mereka akan
mengetahui bahwa para pengikutnya adalah orang-orang yang mulia, manusia-manusia pilihan, berakal
cerdas, dan berakhlak tinggi, dan bahwa orang yang hina adalah orang yang mencabut fungsi akalnya,
sehingga menganggap baik menyembah batu, ridha sujud kepada yang lebih lemah darinya dan berdoa
kepada yang tidak mampu berbuat apa-apa, serta menolak seruan para rasul; insan yang kamil (manusia
yang sempurna). Bahkan dengan memperhatikan ucapan mereka ini, “Apakah kami harus beriman
kepadamu, padahal pengikut-pengikutmu adalah orang-orang yang hina?” Sudah dapat diketahui batilnya
bantahan mereka, dan bahwa mereka adalah orang-orang yang sesat dan salah meskipun kita tidak melihat
ayat-ayat yang lain yang menunjukkan kebenaran Nabi Nuh „alaihis salam dan kebenaran yang Beliau bawa.
2103
Yakni aku tidak dibebani untuk menyelidiki keadaan mereka, aku hanyalah menerima pembenaran
mereka terhadapku, sedangkan hal-hal yang tersembunyi bagiku, maka aku serahkan kepada Allah Ta'ala.
2104
Yakni amal mereka dan hisabnya adalah urusan Allah, aku hanyalah menyampaikan.
Tampaknya mereka meminta kepada Nabi Nuh „alaihis salam agar Beliau mengusir mereka karena
2105

merasa diri mereka adalah orang-orang besar, maka Nabi Nuh „alaihis salam menerangkan bahwa Beliau

298 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
115. Aku (ini) hanyalah pemberi peringatan yang jelas2106.”

        


116. 2107Mereka berkata, "Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak (mau) berhenti2108, niscaya
engkau termasuk orang yang dirajam (dilempari batu sampai mati)2109.”

     


117. Dia (Nuh) berkata, "Ya Tuhanku, sungguh kaumku telah mendustakan aku;

         
118. maka berilah keputusan antara aku dengan mereka, dan selamatkanlah aku dan mereka yang
beriman bersamaku.”

      


119. Kemudian Kami menyelamatkannya (Nuh) dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal
yang penuh muatan2110.

    


120. Kemudian setelah itu2111 Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal2112.

         


121. Sungguh, pada yang demikian itu2113 benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah)2114, tetapi
kebanyakan mereka tidak beriman.

tidak akan mengusir mereka, dan tidak berhak bagi Beliau mengusir mereka, bahkan yang berhak mereka
dapatkan adalah penghormatan baik dengan sikap maupun ucapan, sebagaimana firman Allah Ta‟aala di
surah Al An‟aam: 54 yang artinya: “Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang
kepadamu, maka katakanlah, "Salaamun alaikum (selamat atasmu). Tuhanmu telah menetapkan atas Diri-
Nya kasih sayang, (yaitu) bahwa barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu karena kejahilan,
kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
2106
Yakni aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan penyampai dari Allah serta berusaha memberikan
nasehat kepada manusia. Barang siapa yang menaatiku, mengikutiku, dan membenarkanku, maka dia bagian
dariku, dan aku bagian darinya, baik ia sebagai orang terhormat maupun orang yang rendah kedudukannya.
2107
Maka Nabi Nuh 'alaihis salam senantiasa mendakwahi mereka siang dan malam, sembunyi-sembunyi
maupun terang-terangan, namun mereka malah bertambah jauh, bahkan mereka mengancam Beliau
sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.
2108
Yakni dari mendakwahi kami.
2109
Mereka balas nasehat yang begitu tulus dari Nabi Nuh „alaihis salam dengan balasan yang sangat buruk.
2110
Yang terdiri dari manusia, hewan dan burung-burung secara berpasangan.
2111
Yakni setelah menyelamatkan mereka.
2112
Maksudnya, kaum Nuh yang mendustakan.
2113
Yakni selamatnya Nuh dan para pengikutnya dan binasanya orang-orang yang mendustakannya.

299 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
122. Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa2115 lagi Maha Penyayang2116.

Ayat 123-140: Kisah Nabi Hud ‘alaihis salam dengan kaumnya, perintahnya kepada mereka
agar bertakwa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala serta menaatinya, keadaan kaumnya
yang tetap kafir dan mengingkari sehingga mereka dibinasakan.

   


123. Kaum 'Aad2117 telah mendustakan para rasul2118.

       


124. Ketika saudara mereka2119 Hud berkata kepada mereka2120, "Mengapa kamu tidak
bertakwa2121?

    


125. Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu2122,

   


126. maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku2123.

2114
Bisa juga diartikan, benar-benar terdapat tanda yang menunjukkan kebenaran rasul Kami dan apa yang
mereka bawa, serta batilnya apa yang dipegang oleh musuh-musuh mereka yang mendustakan.
2115
Dengan keperkasaan-Nya, Dia mengalahkan musuh-musuh-Nya, Dia menenggelamkan mereka dengan
banjir yang besar.
2116
Terhadap wali-wali-Nya, di mana Dia telah menyelamatkan Nuh dan para pengikutnya yang terdiri dari
orang-orang beriman.
2117
Kaum 'Aad tinggal di ahqaaf, yaitu bukit-bukit berpasir yang dekat dengan Hadhramaut berbatasan
dengan negeri Yaman. Mereka adalah keturunan Iram bin Saam bin Nuh. Allah Subhaanahu wa Ta'ala
mengaruniakan kepada mereka fisik yang kuat dan postur badan yang tinggi, demikian juga mengaruniakan
rezeki yang banyak, harta yang banyak, sungai yang mengalir, keturunan yang banyak, tanaman dan buah-
buahan. Tetapi mereka tidak bersyukur kepada Allah 'Azza wa Jalla dan malah menyembah selain-Nya,
maka Allah Subhaanahu wa Ta'ala mengutus Nabi Hud 'alaihis salam sebagai pemberi kabar gembira dan
peringatan. Beliau pun mengajak mereka kepada Allah 'Azza wa Jalla sebagaimana yang disebutkan pada
ayat selanjutnya.
Yakni kabilah yang bernama „Aad telah mendustakan rasul mereka, yaitu Hud „alaihis salam, padahal
2118

mendustakan seorang rasul sama saja mendustakan semua rasul karena dakwahnya yang sama.
2119
Senasab.
2120
Dengan lembut dan bicara yang baik.
2121
Kepada Allah, yaitu dengan meninggalkan syirk (menyekutukan Allah).
2122
Yakni Allah mengutusku kepadamu karena rahmat-Nya kepadamu dan perhatian-Nya kepada kamu,
sedangkan aku adalah seorang yang terpercaya, kamu sudah mengenali hal itu dariku.
2123
Yakni penuhilah hak Allah, yaitu takwa, dan penuhilah hakku, yaitu ditaati dalam semua perintah dan
larangan.

300 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
127. Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu2124; imbalanku hanyalah dari Tuhan
seluruh alam2125.

     


128. Apakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi2126 untuk kemegahan
tanpa ditempati2127,

    


129. dan kamu membuat benteng-benteng2128 dengan harapan kamu hidup kekal (di dunia)2129?

    


130. Dan apabila kamu menyiksa2130, maka kamu lakukan secara kejam dan bengis2131.

   


131. Maka bertakwalah kepada Allah2132 dan taatlah kepadaku,

     


132. 2133dan tetaplah kamu bertakwa kepada-Nya yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang
kamu ketahui2134.

2124
Yakni tidak ada penghalang bagimu untuk beriman, karena aku tidak meminta imbalan kepadamu atas
penyampaianku kepadamu sehingga kamu merasa keberatan.
2125
Yaitu Tuhan yang mengurus alam semesta dengan nikmat-nikmat-Nya dan melimpahkan karunia-Nya,
terutama tarbiyah(pengurusan)-Nya terhadap para wali-Nya dan para nabi-Nya.
2126
Yakni tempat masuk di antara gunung-gunung. Ada yang menafsirkan kata "rii" dengan tempat yang
tinggi di tengah jalan, yakni mereka membangun di tempat tinggi itu bangunan yang kokoh dan megah.
2127
Maksudnya, untuk bermewah-mewahan dan memperlihatkan kekayaan kepada orang yang lewat tanpa
ditempati dan tidak ada maslahatnya bagi dunia mereka dan akhiratnya. Oleh karena itu, Nabi Hud 'alaihis
salam mengingkarinya, karena hal itu hanya membuat waktu berlalu sia-sia tanpa diisi dengan ibadah, dan
karena hanya membuat badan lelah tanpa bernilai apa-apa.
Yakni benteng-benteng yang tinggi dan bangunan yang kuat. Adapula yang mengartikan, “Mashaani‟
2128

dengan kolam-kolam.
2129
Padahal tidak tidak ada seorang pun yang hidup kekal di dunia.
2130
Seperti memukul dan membunuh manusia atau mengambil harta mereka.
2131
Tanpa rasa kasihan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah memberikan kepada mereka kekuatan yang
besar, namun mereka tidak melakukan yang sepatutnya, yaitu menggunakan kekuatan tersebut untuk
ketaatan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, akan tetapi kenyataannya mereka berbangga diri dan
sombong, sampai-sampai mereka berkata, “Siapakah yang lebih hebat kekuatannnya daripada kami?”
Padahal Alah yang telah menciptakan mereka lebih hebat lagi kekuatan-Nya (lihat surah Fushshilat: 15)
Mereka gunakan kekuatan mereka untuk maksiat, untuk main-main dan bersikap bodoh. Oleh karena itulah,
Nabi mereka Hud „alaihis salam melarang mereka bersikap seperti itu.
2132
Yakni tinggalkanlah perbuatan syirk kamu dan kesombonganmu.
2133
Selanjutnya Nabi Hud 'alaihis salam mengingatkan mereka dengan nikmat-nikmat Allah Ta'ala. Beliau
menggunakan targhib (dorongan) dan tarhib (ancaman) dalam dakwahnya. Targhib yang Beliau lakukan
seperti yang disebutkan dalam ayat 132-134, sedangkan tarhib yang Beliau lakukan seperti yang disebutkan

301 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


   
133. Dia (Allah) telah menganugerahkan kepadamu hewan ternak2135 dan anak-anak2136,

  


134. dan kebun-kebun, dan mata air,

      


135. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar2137.”

         
136. Mereka menjawab2138, "Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak
memberi nasihat2139,

     


137. ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu2140.

   


138. Dan kami sama sekali tidak akan diazab2141.”

            

dalam ayat 135. Tetapi usaha Beliau menyadarkan mereka tetap saja tidak bermanfaat, karena mereka tidak
bisa diharapkan lagi kebaikannya.
2134
Berupa berbagai nikmat dan kesenangan.
2135
Yaitu unta, sapi dan kambing.
Yakni Dia memperbanyak harta dan keturunan kamu. Nabi Hud „alaihis salam mengingatkan mereka
2136

nikmat-nikmat-Nya, dan selanjutnya mengingatkan mereka terhadap azab Allah „Azza wa Jalla.
2137
Yang apabila datang tidak dapat ditolak lagi baik di dunia maupun akhirat, jika kamu tetap kafir dan
mendurhakaiku.
2138
Sambil menolak yang hak dan mendustakan nabi mereka.
2139
Ini merupakan puncak keangkuhan mereka. Padahal firman Allah Ta‟ala dan nasehat-nasehat-Nya dapat
meluluhkan gunung yang keras dan membuat hati-hati orang yang berakal terpecah-pecah, akan tetapi di sisi
mereka sama saja. Hal ini tidak lain karena besarnya kezaliman mereka, celakanya mereka dan sudah tidak
bisa lagi mereka diharapkan untuk mendapatkan hidayah, sehingga layak untuk menerima azab di dunia dan
akhirat.
2140
Maksudnya, keadaan seperti ini; terkadang kaya dan terkadang miskin, terkadang mendapat nikmat dan
terkadang mendapat bahaya hanyalah hal biasa dari dahulu, bukan sebagai ujian atau nikmat dari Allah
Subhaanahu wa Ta'aala serta bukan cobaan dari-Nya. Sebagian Ahli Qiraat ada yang membaca kata
"khuluq" dengan "khalqu" dengan difathahkan khanya dan disukunkan lamnya. Jika dibaca khuluq
maksudnya agama dan keadaan orang-orang terdahulu, dan jika dibaca khalqu, maksudnya akhlak orang-
orang terdahulu.
2141
Ini merupakan pengingkaran mereka terhadap kebangkitan atau ejekan mereka kepada nabi mereka.
Mereka menyangka bahwa mereka hidup lalu mati kemudian selesai dan tidak akan dibangkitkan serta
diberikan balasan. Bahkan mereka sampai menyatakan, bahwa sekiranya kebangkitan itu ada, maka mereka
akan diberi kenikmatan sebagaimana ketika di dunia (lihat surat Al Kahf: 35-36).

302 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


139. Maka mereka mendustakannya2142, lalu Kami binasakan mereka2143. Sungguh, pada yang
demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah)2144, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman2145.

     


140. Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa2146 lagi Maha Penyayang.

Ayat 141-159: Kisah Nabi Saleh ‘alaihis salam dengan kaumnya Tsamud, dan keadaan
kaumnya yang tidak beriman kepadanya sehingga mereka dibinasakan.

   


141. 2147Kaum Tsamud2148 telah mendustakan para rasul.

       


142. Ketika saudara mereka2149 Saleh berkata kepada mereka2150, "Mengapa kamu tidak
bertakwa2151?

    


143. Sungguh, aku ini seorang rasul2152 kepercayaan2153 (yang diutus) kepadamu,

2142
Bisa kembali kepada Hud atau kepada azab yang diancamkan itu. Sikap mendustakan ini menjadi tabiat
mereka dan perilakunya.
2143
Di dunia dengan angin topan yang sangat dingin, di mana angin tersebut terus menerus menimpa mereka
selama tujuh malam delapan hari sehingga mereka mati bergelimpangan (lihat Al Haaqqah: 6-7). Kekuatan
yang mereka miliki, benteng yang mereka buat, istana yang mereka bangun ternyata tidak berguna sama
sekali bagi mereka dan tidak dapat melindungi mereka dari azab Allah. Ya Allah, kami bersyukur kepada
Engkau atas nikmat hidayah yang Engkau berikan kepada kami, maka tambahkanlah hidayah-Mu itu dan
bantulah kami menempuh selalu hidayah-Mu itu serta istiqamahkanlah kami di atasnya hingga akhir hayat.
Allahumma amin.
Bisa juga diartikan tanda yang menunjukkan kebenaran Nabi Hud „alaihis salam dan apa yang Beliau
2144

bawa, serta batilnya yang dipegang oleh kaumnya selama ini.


2145
Padahal telah ada ayat-ayat yang menghendaki mereka untuk beriman.
2146
Dengan keperkasaan-Nya, Dia membinasakan kaum „Aad yang menganggap dirinya orang yang paling
kuat.
2147
Dalam ayat ini, Allah 'Azza wa Jalla memberitahukan tentang hamba dan Rasul-Nya, yaitu Shalih
'alaihis salam. Allah mengutusnya kepada kaum Tsamud, dan mereka adalah orang-orang Arab yang tinggal
di kota Hijr; yang terletak antara Wadil Qura dan negeri-negeri Syam. Mereka hidup setelah kaum Aad dan
sebelum Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Nabi Shalih 'alaihis salam mengajak kaumnya beribadah kepada Allah
Ta'ala dan menaatinya, tetapi kaumnya lebih memilih berbuat syirk dan mendurhakainya.
2148
Tsamud adalah nama kabilah yang terkenal di kota-kota Hijr.
2149
Senasab.
2150
Dengan lembut dan bicara yang baik.
2151
Kepada Allah, dengan meninggalakn syirk dan maksiat.
2152
Yakni dari Allah Tuhan kamu, Dia mengutusku kepadamu karena kelembutan dan rahmat-Nya kepada
kamu. Oleh karena itu, terimalah rahmat-Nya dan tunduklah kepada-Nya.
2153
Yakni yang menghendaki kamu untuk beriman kepadaku dan kepada yang aku bawa.

303 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


   
144. maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

            
145. Dan aku tidak meminta sesuatu imbalan kepadamu atas ajakan itu2154, imbalanku hanyalah
dari Tuhan seluruh alam.

     


146. 2155Apakah kamu (mengira) akan dibiarkan tinggal di sini (di negeri kamu ini)2156 dengan
aman,

   


147. di dalam kebun-kebun dan mata air,

    


148. dan tanaman-tanaman dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut.

     


149. dan kamu pahat dengan terampil2157 sebagian gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah;

   


150. maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku2158;

    


151. dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melampaui batas2159,

      


152. yang berbuat kerusakan di bumi2160 dan tidak mengadakan perbaikan2161.”

Sehingga kamu mengatakan, “Yang menghalangi kami untuk mengikutimu adalah karena kamu meminta
2154

imbalan.”
2155
Selanjutnya, Nabi Hud 'alaihis salam mengingatkan mereka dengan nikmat-nikmat Allah agar mereka
mau kembali kepada Allah 'Azza wa Jalla.
2156
Memperoleh berbagai kesenangan dan dibiarkan begitu saja tidak mendapat perintah dan larangan, dan
menggunakan nikmat-nikmat itu untuk bermaksiat kepada-Nya.
2157
Sambil bersikap sombong.
2158
Yakni datangilah hal yang bermanfaat bagimu di dunia dan akhirat, yaitu beribadah kepada Allah yang
telah menciptakan kamu dan memberimu rezeki.
2159
Yaitu para tokoh dan pembesar mereka yang menyeru kepada kemusyrikan, kekafiran, dan menyelisihi
kebenaran.
2160
Dengan kemaksiatan. Di tengah-tengah kaum Tsamud ada sembilan orang yang menghasut kaumnya
agar tidak beriman kepada Nabi Saleh dan mengajak manusia kepada kekafiran dan kemaksiatan, bahkan
mereka hendak mencelakan Nabi Saleh dan keluarganya (lihat surah An Naml: 48-49), maka Nabi Saleh
mengingatkan kaumnya agar tidak tertipu oleh beberapa orang itu karena sikapnya yang melampaui batas;
yang mengadakan kerusakan di bumi dan tidak mengadakan perbaikan. Namun nasehat Nabi Saleh tidak

304 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
153. Mereka berkata, "Sungguh, engkau hanyalah termasuk orang yang kena sihir2162,

           
154. Engkau hanyalah manusia seperti kami2163; maka datangkanlah sesuatu mukjizat jika engkau
termasuk orang yang benar2164.”

         
155. Dia (Saleh) menjawab, "Ini seekor unta betina yang berhak mendapatkan giliran minum, dan
kamu juga berhak mendapatkan minum pula yang ditentukan2165.

       


156. Dan jangan kamu menyentuhnya (unta) itu dengan sesuatu kejahatan, nanti kamu akan ditimpa
azab pada hari yang dahsyat2166.”

   


157. Kemudian mereka membunuhnya2167, lalu mereka merasa menyesal,

            
158. maka mereka ditimpa azab2168. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan
Allah)2169, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

bermanfaat bagi mereka, bahkan mereka mengatakan, "Sungguh, engkau hanyalah termasuk orang yang
kena sihir,”
2161
Dengan ketaatan kepada Allah.
2162
Sehingga –menurut mereka- ucapan Beliau tidak karuan dan tidak ada maknanya.
2163
Engkau tidak mempunyai kelebihan apa-apa di atas kami yang menjadikan kami mengikutimu.
2164
Padahal dengan memperhatikan keadaan Beliau dan keadaan seruan Beliau sudah dapat diketahui
kebenaran Beliau dan apa yang Beliau bawa, akan tetapi karena kerasnya hati mereka, maka mereka
meminta ayat-ayat yang mereka usulkan, di mana pada umumnya orang yang memintanya tidak beruntung,
karena permintaannya didasari atas sikap memberatkan diri; bukan untuk mencari petunjuk. Para pemuka
mereka kemudian berkumpul dan meminta kepada Nabi Saleh agar Beliau mengeluarkan kepada mereka
saat itu juga unta bunting dari sebuah batu yang keras lagi licin yang mereka tunjuk, maka Nabi Saleh
mengambil perjanjian dari mereka, bahwa jika Beliau memenuhi keinginan mereka, mereka akan beriman
kepadanya dan mengikutinya, lalu mereka mau berjanji. Nabi Saleh Kemudian bangkit, lalu shalat,
kemudian berdoa kepada Allah „Azza wa Jalla agar Dia mengabulkan permintaan mereka, maka pecahlah
batu yang keras yang mereka tunjuk itu dan keluar daripadanya unta bunting sesuai yang mereka inginkan,
lalu sebagian mereka beriman sedangkan sebagian besarnya tetap kafir.
2165
Maksudnya, hari ini ia meminum air sumurnya dan kamu dapat mengambil air susunya, lalu pada hari
berikutnya, ia akan menyingkir dari kamu, sehingga kamu dapat meminum air sumur itu.
2166
Yaitu suara keras yang mengguntur (lihat Al Qamar: 31).
2167
Yang membunuh adalah sebagian mereka, namun yang lain meridhai perbuatan itu.
2168
Yang telah diancamkan, sehingga mereka semua binasa. Ketika itu, tempat mereka diguncangkan
sedahsyat-dahsyatnya, lalu terdengar suara keras yang mengguntur yang membuat jantung putus, dan
mereka ditimpa azab yang tidak mereka sangka-sangka sebelumnya, dan jadilah mereka mayat-mayat yang
bergelimpangan.

305 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
159. Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.

Ayat 160-175: Pendustaan kaum Luth kepada Nabi mereka Luth ‘alaihis salam dan
bagaimana mereka dibinasakan.

    


160. 2170Kaum Luth telah mendustakan para rasul,

       


161. ketika saudara mereka Luth berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?"

    


162. Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,

   


163. maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

            
164. Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan
seluruh alam.

    


165. Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia (berbuat homoseks),

            
166. dan kamu tinggalkan perempuan yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu
(memang) orang-orang yang melampaui batas2171.”

        


167. Mereka menjawab, "Wahai Luth! Jika engkau tidak berhenti2172, engkau termasuk orang-orang
yang terusir."
2169
Bisa juga diartikan, terdapat tanda yang menunjukkan kebenaran apa yang dibawa para rasul dan
batilnya perkataan orang-orang yang menentang para rasul.
2170
Nabi Luth 'alaihis salam berdakwah sebagaimana para nabi sebelumnya, dan kaumnya menyikapi Beliau
sebagaimana sikap orang-orang sebelum mereka yang mendustakan para rasul, hati mereka sama dalam
kekafiran sehingga ucapannya sama. Di samping mereka (kaum Luth) berbuat syirk, mereka juga
mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah didahului oleh seorang pun sebelum mereka, mereka lebih
memilih menikahi laki-laki dan tidak suka kepada wanita karena sikap melampaui batasnya mereka, maka
Nabi Luth senantiasa mendakwahi mereka agar mereka mentauhidkan Allah dan tidak berbuat keji itu,
sehingga pada akhirnya kaum Luth berkata, "Wahai Luth! Jika engkau tidak berhenti, engkau termasuk
orang-orang yang terusir."
2171
Dari yang halal kepada yang haram.
2172
Melakukan nahi munkar terhadap kami.

306 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
168. Dia (Luth) berkata, "Aku sungguh benci kepada perbuatanmu.”

     


169. 2173(Luth berdoa), "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari (akibat) perbuatan
yang mereka kerjakan2174.”

   


170. Lalu Kami selamatkan dia bersama keluarganya semua,

    


171. kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.

   


172. Kemudian Kami binasakan yang lain.

       


173. Dan Kami hujani mereka (dengan hujan batu2175), maka betapa buruk hujan yang menimpa
orang-orang yang telah diberi peringatan itu2176.

         


174. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka
tidak beriman.

     


175. Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.

Ayat 176-191: Kisah Nabi Syu’aib ‘alaihis salam, pendustaan kaumnya kepadanya dan
bagaimana mereka dibinasakan.

    


176. Penduduk Aikah2177 telah mendustakan para rasul;

      


177. Ketika Syu'aib2178 berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa2179?
2173
Ketika Nabi Luth melihat kaumnya tetap di atas perbuatan itu (syirk dan berbuat keji).
2174
Yakni dari perbuatan keji itu dan akibatnya.
2175
Dari tanah yang keras.
2176
Sehingga mereka binasa sampai orang yang terakhir.
2177
Yang dimaksud dengan penduduk Aikah ialah penduduk Madyan, yaitu kaum Nabi Syu'aib „alaihis
salam. Aikah artinya pohon atau pepohonan yang lebat. Kaum Syu'aib menyembah pohon itu.
2178
Tidak disebutkan saudara mereka, karena Beliau bukan dari golongan mereka.

307 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


    
178. Sungguh, aku adalah rasul kepercayaan2180 (yang diutus) kepadamu.

   


179. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku;

            
180. Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan
seluruh alam.

       


181. 2181Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan orang lain;

   


182. dan timbanglah dengan timbangan yang benar.

         
183. Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya2182 dan janganlah
membuat kerusakan di bumi2183;

     


184. dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang
terdahulu2184.”

     


185. Mereka berkata2185, "Engkau tidak lain hanyalah orang-orang yang kena sihir2186,

         
186. dan engkau hanyalah manusia seperti kami2187, dan sesungguhnya kami yakin engkau
termasuk orang-orang yang berdusta2188.

2179
Kepada Allah, dengan meninggalkan perbuatan yang membuat-Nya murka, yaitu kesyirkkan, kekafiran
dan kemaksiatan.
2180
Yakni oleh karena itu, seharusnya kamu bertakwa kepada Allah dan menaatiku.
2181
Mereka di samping berbuat syirk, juga mengurangi takaran dan timbangan.
2182
Yakni mengurangi harta mereka dan mengambilnya dengtan mengurangi takaran dan timbangan.
2183
Seperti melakukan pembunuhan, pembajakan dan menakut-nakuti kafilah yang lewat, lihat pula surat Al
A'raaf ayat 86.
2184
Yakni sebagaimana Dia sendiri yang menciptakan kamu dan menciptakan orang-orang sebelum kamu
tanpa sekutu, maka sembahlah Dia saja dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, dan sebagaimana
Dia sendiri yang memberimu nikmat, maka sikapilah dengan bersyukur kepada-Nya.
2185
Sambil mendustakan dan menolaknya.
2186
Sehingga ucapanmu keluar tanpa sadar.

308 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
187. Maka jatuhkanlah kepada kami gumpalan dari langit2189, jika engkau termasuk orang-orang
yang benar.

     


188. Dia (Syu'aib) berkata, "Tuhanku lebih mengetahui apa yang kamu kerjakan2190.”

           
189. Kemudian mereka mendustakannya (Syu'aib)2191, lalu mereka ditimpa azab pada hari yang
gelap2192. Sungguh, itulah azab pada hari yang dahsyat2193.

2187
Yakni engkau tidak memiliki kelebihan di atas kami sehingga kami harus mengikutimu. Hal ini seperti
ucapan orang-orang sebelum mereka dan orang-orang setelah mereka yang menentang para rasul dengan
syubhat tersebut; syubhat yang senantiasa mereka gunakan, karena sepakatnya mereka di atas kekafiran
sehingga hati dan ucapan mereka sama. Syubhat tersebut telah dijawab para rasul, bahwa mereka memang
manusia seperti yang lain, akan tetapi Allah memberikan nikmat kepada siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya (lihat surah Ibrahim: 11).
2188
Inilah sikap beraninya mereka, berbuat zalim dan berkata dusta. Padahal tidak ada seorang rasul pun
kecuali Allah telah menampakkan melalui kedua tangannya ayat-ayat yang menunjukkan kebenaran dan
amanahnya, terlebih Syu‟aib „alaihis salam yang digelari dengan “Khathibul anbiyaa‟ (juru bicara para nabi)
karena bagusnya dalam menyampaikan nasehat dan dalam berdebat. Kaumnya telah meyakini kebenaran
Beliau dan bahwa apa yang Beliau bawa adalah hak (benar), akan tetapi mereka mereka malah menyatakan
bahwa Beliau berdusta.
2189
Yakni sebagai azab, yang membinasakan kami sampai habis.
2190
Maksudnya, turunnya azab dan terjadinya ayat yang diusulkan bukanlah Beliau yang mendatangkan dan
menurunkannya, karena tugas Beliau hanyalah menyampaikan dan menasehati, dan hal itu telah Beliau
lakukan, dan bahwa yang mendatangkan apa yang mereka minta adalah Allah yang mengetahui amal dan
keadaan mereka, yang selanjutnya akan membalas dan menghisab mereka.
2191
Sikap mendustakan telah melekat dalam diri mereka dan kekafiran telah menjadi kebiasaan mereka, di
mana ayat-ayat dan nasehat sudah tidak lagi bermanfaat, sehingga tidak ada cara lain yang dapat
menghentikan sikap mereka selain diberikan hukuman.
2192
Ibnu Katsir berkata, “Ini termasuk jenis (azab) yang mereka minta, yaitu ditimpakan kepada mereka
gumpalan (dari langit). Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjadikan hukuman mereka dengan menimpakan
panas yang tinggi selama tujuh hari, di mana mereka tidak terlindungi oleh sesuatu apa pun, lalu sebuah
awan datang kepada mereka dan menaungi mereka, kemudian mereka pergi ke naungan itu dan berlindung
di bawah naungan itu dari panas yang mereka rasakan. Ketika mereka semua telah berkumpul di bawahnya,
maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengirimkan kepada mereka percikan api, gejolaknya dan sinar yang
sangat terang, lalu bumi mengguncang mereka, kemudian datang kepada mereka suara keras yang membuat
ruh-ruh mereka keluar (mati). Oleh karena itu, Dia berfirman, “Sungguh, itulah azab pada hari yang
dahsyat.” Qatadah berkata, “Ubaidullah bin Umar radhiyallahu 'anhu berkata, “Sesungguhnya Allah
mengirimkan kepada mereka panas selama tujuh hari, sampai-sampai tidak ada sesuatu pun yang melindungi
mereka darinya, kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengadakan untuk mereka sebuah awan, lalu salah
seorang di antara mereka pergi kepadanya dan bernaung dengannya, ia merasakan kesejukan dan rasa santai
di bawahnya, kemudian ia memberitahukan kepada kaumnya, lalu mereka semua mendatanginya dan
bernaung di bawahnya, kemudian dinyalakan api kepada mereka.” Abdurrahman bin Zaid bin Aslam
berkata, “Allah mengirimkan kepada mereka naungan, sehingga ketika mereka telah berkumpul (di
bawahnya), maka Allah singkirkan naungan itu, lalu sinar matahari dipanaskan kepada mereka, kemudian
mereka terbakar sebagaimana belalang terbakar dalam penggorengan.”
Muhammad bin Jarir berkata: Dari Yazid Al Bahiliy, (ia berkata), “Aku bertanya kepada Ibnu Abbas tentang
ayat ini, “lalu mereka ditimpa azab pada hari yang gelap” maka Beliau menjawab, “Allah mengirimkan

309 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
190. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah)2194, tetapi
kebanyakan mereka tidak beriman2195.

     


191. Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Mahaperkasa2196 lagi Maha Penyayang2197.

Ayat 192-212: Al Qur’an dibawa turun oleh malaikat Jibril Al Amin (yang terpercaya)
‘alaihis salam kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan bahwa para setan
tidak sanggup menyentuhnya, bahkan mereka dijauhkan darinya.

    


192. 2198Dan sungguh, (Al Quran) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam2199,

kepada mereka guruh dan panas yang tinggi, lalu menimpa nafas mereka, kemudian mereka masuk ke dalam
rumah, tetapi guruh dan panas itu tetap masuk ke dalam rumah mereka. Akhirnya mereka keluar dari rumah
ke lapangan, lalu Allah mengirimkan awan kepada mereka dan menaungi mereka dari panas matahari.
Mereka pun merasakan dingin dan kesejukannya, lalu sebagian mereka memanggil (memberitahukan) yang
lain, sehingga ketika mereka telah berkumpul di bawah naungan itu, maka Allah mengirimkan api kepada
mereka.” Ibnu Abbas melanjutkan, “Itu adalah azab pada hari yang gelap. Itu adalah azab hari yang besar.”
Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyebutkan sifat tentang pembinasaan mereka di tiga tempat dalam Al
Qur'an, dimana masing-masing sifat disesuaikan dengan siyaq (susunan ayat). Ketika mereka hendak
mengusir Nabi Syu'aib 'alaihis salam (lihat QS. Al A'raaf: 88), maka sebagai hukumannya, mereka ditimpa
gempa (lihat QS. Al A'raaf: 91). Ketika mereka mengolok-olok Nabi Syu'aib 'alaihis salam (lihat QS. Huud:
87), maka sebagai hukumannya, mereka ditimpa suara yang mengguntur (lihat QS. Huud: 94). Dan pada
ayat di atas, ketika mereka meminta ditimpakan gumpalan dari langit, maka sebagai hukumannya, mereka
ditimpa azab pada hari yang gelap.
2193
Mereka tidak akan kembali lagi ke dunia untuk memperbaiki amal mereka dan mereka akan diazab
selama-lamanya, nas‟alullahas salaamah wal „aafiyah.
2194
Bisa juga diartikan, “terdapat tanda yang menunjukkan kebenaran Syu‟aib, kebenaran dakwah Beliau
dan batilnya bantahan kaumnya.”
2195
Padahal mereka melihat ayat-ayat itu, namun mereka tidak juga beriman karena tidak ada lagi kebaikan
dalam diri mereka dan sudah tidak dapat diharapkan lagi.
2196
Dengan keperkasaan-Nya Dia mengalahkan musuh-musuh-Nya ketika mereka mendustakan para rasul-
Nya.
2197
Rahmat (kasih sayang) adalah sifat-Nya, dan di antara atsar (hasilnya) adalah semua kebaikan yang
diperoleh makhluk di dunia dan akhirat dari sejak Allah menciptakan alam dan seterusnya. Dengan rahmat-
Nya Dia menyelamatkan wali-wali-Nya dan orang-orang yang mengikuti mereka dari kalangan kaum
mukmin.
2198
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kisah para nabi bersama kaumnya masing-masing,
bagaimana para nabi mendakwahi mereka dan bagaimana kaumnya menolak seruan para nabi, serta
menyebutkan bagaimana Allah membinasakan musuh-musuh-Nya, dan ternyata akibat baik atau
kemenangan diperoleh para wali-Nya, maka Dia menyebutkan tentang rasul yang mulia ini, yaitu Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan kitab yang dibawanya, yang di dalamnya terdapat petunjuk
bagi orang-orang yang berakal.
2199
Yang menurunkan Al Qur‟an adalah Pencipta langit dan bumi, yang mengatur dan menguasai seluruh
alam. Sebagaimana Dia mengurus mereka dengan memberikan petunjuk kepada hal yang bermaslahat bagi
dunia dan badan mereka, maka Dia mengurus mereka dengan menurunkan kitab yang mulia ini (Al Qur‟an)

310 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


    
193. yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin2200,

     


194. Ke dalam hatimu (Muhammad) 2201 agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan2202,

   


195. dengan bahasa Arab yang jelas2203.

    


196. Dan sungguh, (Al Quran) itu2204 disebut dalam kitab-kitab orang yang terdahulu2205.

         
197. Apakah tidak cukup menjadi bukti (kebenarannya) bagi mereka2206, bahwa para ulama2207 Bani
Israil mengetahuinya2208?

     


198. Dan seandainya (Al Quran) itu Kami turunkan kepada sebagian dari golongan bukan Arab2209,

yang mengandung banyak kebaikan, kebijaksanaan, hidayah untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta
menerangkan akhlak yang mulia. Dalam kalimat, “Dan sungguh, (Al Quran) ini benar-benar diturunkan
oleh Tuhan seluruh alam” terdapat pengagungan-Nya terhadap Al Qur‟an ini dan perhatian-Nya
terhadapnya, karena ia turun dari sisi Allah, tidak dari selain-Nya, dan maksudnya adalah untuk memberikan
manfaat kepada kita serta memberi hidayah.
2200
Yaitu Jibril yang merupakan malaikat yang paling utama dan paling kuat. Beliau adalah malaikat yang
terpercaya, sehingga tidak mungkin menambah atau mengurangi. Lihat pula surat Al Baqarah: 97.
2201
Dalam keadaan murni; tanpa ada penambahan dan pengurangan.
2202
Yakni, agar engkau memberi petunjuk manusia dengannya kepada jalan yang lurus dan memperingatkan
manusia dari jalan yang sesat. Atau agar engkau memperingatkan orang-orang yang kafir dengan azab Allah,
dan menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin dengan nikmat dan karunia dari Allah Azza
wa Jalla.
2203
Yang merupakan bahasa yang paling utama. Dalam Al Qur‟an terkandung berbagai keistimewaan, ia
merupakan kitab yang paling utama, dibawa oleh malaikat yang paling utama, diturunkan kepada manusia
yang paling utama dan disampaikan ke dalam anggota tubuh yang paling utama, yaitu hati serta diberikan
kepada umat yang paling utama yang ditampilkan kepada manusia, dan dengan bahasa yang paling utama
lagi paling fasih yaitu bahasa Arab yang jelas; yang tidak menyisakan syubhat, yang menyingkirkan udzur,
menegakkan hujjah, dan membimbing ke jalan yang lurus.
2204
Yakni diturunkan-Nya Al Qur‟an kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
2205
Yakni telah diberitakan dan dibenarkan oleh kitab-kitab terdahulu seperti Taurat dan Injil.
2206
Yakni kaum kafir Mekah ketika itu.
2207
Yaitu mereka yang dalam ilmunya dan sebagai manusia yang paling mengetahui. Merekalah orang-orang
yang adil, di mana jika terjadi kesamaran, maka kepada merekalah dikembalikan, sehingga ucapan mereka
merupakan hujjah terhadap yang lain, sebagaimana para pesihir yang ahli mengetahui bahwa apa yang
ditunjukkan Musa „alaihis salam bukanlah sihir. Oleh karena itu, ucapan orang-orang jahil setelah mereka
tidak perlu diperhatikan. Ulama Bani Israil yang dimaksud di sini adalah mereka yang obyektif atau adil.
2208
Seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya yang ikut beriman.

311 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
199. lalu dia membacakannya kepada mereka (orang-orang kafir); niscaya mereka tidak juga akan
beriman kepadanya2210.

     


200. Demikianlah, Kami masukkan (sifat dusta dan ingkar) ke dalam hati orang-orang yang
berdosa2211.

       


201. Mereka tidak akan beriman kepadanya, hingga mereka melihat azab yang pedih,

     


202. maka datang azab kepada mereka secara mendadak, ketika mereka tidak menyadarinya2212,

    


203. lalu mereka berkata, "Apakah kami diberi penangguhan waktu2213?"

  


204. Bukankah mereka yang meminta agar azab Kami dipercepat2214?

    


205. Maka bagaimana pendapatmu jika kepada mereka Kami berikan kenikmatan hidup beberapa
tahun2215,

2209
Yaitu mereka yang tidak paham bahasa Arab dan tidak sanggup mengungkapkan kepada orang-orang
Arab secara baik.
2210
Mereka akan berkata, “Kami tidak paham ucapannya dan kami tidak mengerti seruannya,” oleh karena
itu, hendaknya mereka memuji Tuhan mereka, karena kitab yang diturunkan-Nya datang kepada mereka
melalui lisan manusia yang paling fasih dan paling sanggup mengungkapkan maksud dengan perkataan yang
jelas, serta manusia yang paling tulus kepada mereka, yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Mereka juga hendaknya bersegera membenarkan dan menerimanya. Tetapi kenyataannya, mereka malah
mendustakannya padahal tidak ada lagi syubhat, sehingga yang demikian sebagai kekafiran dan sikap
membangkang semata serta sebagai perkara yang diwarisi oleh umat-umat terdahulu yang mendustakan.
2211
Sehingga menjadi sifat mereka disebabkan kezaliman dan kejahatan mereka. Oleh karena itu, mereka
tidak akan beriman kepadanya sampai mereka melihat azab yang pedih. Lihat pula QS. Al An'aam: 111,
QS.Yunus: 96, dan Al Hijr: 14-15.
2212
Agar hukuman yang ditimpakan kepada mereka terasa lebih dahsyat.
2213
Padahal waktunya telah berlalu, dan mereka telah ditimpa azab yang tidak akan diangkat dan dihentikan
meskipun sesaat.
2214
Apakah mereka memiliki kekuatan dan kemampuan untuk bersabar menghadapi azab itu? Atau apakah
mereka memiliki kekuatan untuk menolaknya atau menyingkirkannya ketika turun? Ayat ini merupakan
bentuk pengingkaran terhadap sikap mereka.
2215
Yakni, bagaimana pendapatmu jika Kami tidak segera menurunkan azab dan memberi mereka waktu
beberapa tahun untuk menikmati kesenangan di dunia?

312 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
206. kemudian datang kepada mereka azab yang diancamkan kepada mereka,

      


207. niscaya tidak berguna bagi mereka kenikmatan yang mereka rasakan2216.

       


208. 2217Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeri, kecuali setelah ada orang-orang yang
memberi peringatan kepadanya;

    


209. Untuk menjadi peringatan2218. Dan Kami tidak berlaku zalim2219.

    


210. 2220Dan (Al Quran) itu tidaklah dibawa turun oleh setan-setan.

2216
Yakni, karena kenikmatan itu telah berlalu dan telah hilang, dan berakhir dengan pertanggungjawaban.
Oleh karena itu, disegerakan atau ditunda azab itu tidaklah berguna bagi mereka. Dalam ayat lain, Allah
Ta'ala berfirman, "Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu
sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan."
(Terj. QS. Al Baqarah: 96)
Dalam shahih Muslim disebutkan,

‫ َذ ْك َذ َذ َذ َذه ْك َذرَذْك َذ َذ ْكي ً قَذ ُّب ؟ َذه ْك َذ َّك ِذ َذ‬:‫ ُرَّك ُر َذق ُرل‬،ً ‫صَذ ُرغ ِذ نَّك ِذر َذ ْك غَذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ي‬ ‫ اَذيُر ْك‬، ‫ُر ْك تَذى ِذَذْك َذل ِذ ْكَذه ِذ ُّب ْكيَذ ْك ْكَذه ِذ نَّك ِذر َذ ْكوَذ ْكقيَذ َذ‬
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫َذلِذي ٌح قَذ ُّب ؟ اَذيَذ ُرق ُر‬
‫ َذ ْك َذ‬:‫ اَذيُر َذق ُرل َذ ُر‬، ‫صَذ ُرغ َذ ْك غَذ ً ْكاَذنَّك‬ ‫ اَذيُر ْك‬، ‫ ْك ْكَذه ِذ ْكاَذنَّك‬، ‫ َذ ا َذ َذر ٍّ َذ ُر ْك تَذى ِذَذ َذ ٍّ نَّك ِذا ُر ْك ًس ِذ ُّب ْكيَذ‬، ‫ َذ‬:‫ول‬
‫ َذَذ َذرَذْك ُر ِذ َّك ً قَذ ُّب‬، ‫ا قَذ ُّب‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ا َذ َذر ٍّ َذ َذ َّك ِذ ُر ْك ٌح‬، ‫ َذ‬:‫ول‬ ‫ي ِذ َّك ٌح قَذ ُّب ؟ اَذيَذ ُرق ُر‬
‫َذ َذ َذه ْك َذرَذْك َذ ُر ْك ًس قَذ ُّب ؟ َذه ْك َذ َّك ِذ َذ‬
"Orang yang hidup paling mewah di dunia yang termasuk penghuni neraka akan dihadirkan pada hari Kiamat, lalu
dicelup sekali ke dalam neraka, kemudian dikatakan, "Wahai anak Adam! Apakah engkau melihat sedikit kebaikan?
Pernahkah sedikit kenikmatan engkau rasakan?" Ia menjawab, "Tidak, demi Allah wahai Tuhanku." Kemudian
dihadirkan orang yang paling sengsara di dunia yang termasuk penghuni surga, lalu dikatakan, "Wahai anak Adam!
Apakah engkau melihat sedikit keburukan? Pernahkah sedikit kesusahan engkau rasakan?" Ia menjawab, "Tidak, demi
Allah wahai Tuhanku." Tidak pernah kesengsaraan aku rasakan, dan aku tidak melihat kesulitan sama sekali."
2217
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang sempurnanya keadilan-Nya dalam
membinasakan orang-orang yang mendustakan, dan bahwa Dia tidaklah membinasakan atau menimpakan
azab kepada sebuah penduduk melainkan setelah Dia memperingatkan mereka dengan mengutus para rasul
yang membawa ayat-ayat yang jelas, mengajak mereka kepada petunjuk, melarang mereka dari kebinasaan
serta mengingatkan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
mendustakan.
2218
Dan penegak hujjah atas mereka.
2219
Oleh karena itu, Allah tidak akan menghukum sebelum memberikan peringatan, dan tidak akan
menghukum orang yang tidak melakukan kejahatan, juga tidak akan menghukum seseorang karena dosa
yang dilakukan orang lain. Allah akan memutuskan masalah di antara manusia dengan adil, dan tidak
mengurangi kebaikan yang dilakukan seorang hamba, bahkan akan melipatgandakannya hingga sepuluh kali
lipat, dan seterusnya hingga kelipatan yang banyak. Allah Ta‟ala berfirman,“Barang siapa membawa amal
yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan
jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedangkan mereka
sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (Terj. QS. Al An‟aam: 160)

313 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


     
211. 2221Dan tidaklah pantas bagi mereka membawa turun Al Quran itu2222, dan mereka pun tidak
akan sanggup2223.

    


212. Sesungguhnya untuk mendengarnya pun mereka dijauhkan2224.

Ayat 213-227: Beberapa arahan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, perintah
kepada Beliau untuk memberi peringatan kepada keluarga dan bersikap lemah lembut
terhadap orang-orang mukmin, bantahan terhadap orang yang mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah penyair serta ancaman bagi orang yang zalim
yang memusuhi dakwah Islam.

         
213. 2225Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan selain Allah, nanti kamu termasuk
orang-orang yang diazab.

   


214. 2226Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat2227,

2220
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan kesempurnaan Al Qur‟an dan keagungannya, maka
Dia membersihkannya dari segala sifat kekurangan serta melindunginya ketika turun dan setelah turun dari
setan-setan baik dari kalangan jin maupun manusia.
2221
Pada ayat ini dan setelahnya, Allah Subhaanahu wa Ta'ala menguatkan kemurnian Al Qur'an dengan tiga
penguatan: Para setan tidak pantas membawanya, mereka juga tidak sanggup, dan dijauhkan dari
mendengarnya.
2222
Yang demikian karena mereka (para setan) tabiatnya merusak dan menyesatkan manusia, sedangkan Al
Qur'an mengandung amr ma'ruf dan nahi munkar, mengandung petunjuk bagi hamba, dan mengandung
cahaya yang menerangi kehidupan hamba.
2223
Kalau pun para setan pantas membawanya, namun mereka tetap saja tidak sanggup.
2224
Mereka telah dijauhkan dari Al Qur‟an, telah disiapkan panah-panah api untuk menyerang mereka demi
menjaga Al Qur‟an (lihat QS. Al Jin: 8-9), dan Al Qur'an dibawa turun oleh malaikat yang paling kuat, di
mana setan tidak sanggup mendekatinya dan berkeliling di dekatnya. Penjagaan Al Qur'an ini disebutkan
pula di surah Al Hijr: 9, “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami
benar-benar memeliharanya.” (Terj. QS. Al Hijr: 9). Penjagaan Al Qur'an yang begitu ketat ini merupakan
rahmat Allah bagi manusia.
2225
Allah Subhaanahu wa Ta'aala melarang Rasul-Nya dan termasuk pula umatnya dari menyembah selain
Allah, dan bahwa yang demikian dapat menyebabkan seseorang terkena azab yang kekal, karena hal itu
adalah perbuatan syirk, di mana Allah mengharamkan pelakunya masuk surga dan akan menempatkannya di
neraka. Larangan terhadap sesuatu berarti perintah terhadap kebalikannya, larangan terhadap syirk berarti
perintah mentauhidkan-Nya.
2226
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Nabi-Nya mengerjakan sesuatu yang dapat
menyempurnakan dirinya, maka Dia memerintahkan untuk menyempurnakan orang lain.
2227
Yaitu Bani Hasyim dan Bani Muththalib, di mana mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan
Beliau dan paling berhak mendapatkan ihsan baik dari sisi agama maupun dunia. Hal ini tidaklah menafikan
untuk memberikan peringatan kepada semua manusia, seperti halnya ketika seseorang diperintahkan untuk
berbuat ihsan kepada semua manusia, lalu diperintahkan pula kepadanya untuk berbuat ihsan kepada

314 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


kerabatnya, maka yang ini adalah lebih khusus yang menunjukkan penekanan dan memiliki hak lebih.
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan perintah itu, Beliau berdakwah baik kepada
masyarakat umum maupun kepada kerabat-kerabat-kerabat Beliau, mengingatkan dan menasehati mereka
tanpa kenal lelah, dan bahwa tidak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selamat dari azab Allah
kecuali dengan beriman kepada-Nya.
Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa'i meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: Ketika
turun ayat, "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat," (Terj. QS.
Asy Syu'ara: 214), maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendatangi bukit Shafa, menaikinya dan
memanggil, "Yaa shabaahaah" (Wahai manusia!), maka orang-orang pun berkumpul kepada Beliau, di
antara mereka ada yang datang langsung dan ada pula yang mengirim utusannya, lalu Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai Bani Abdul Muththalib! Wahai Bani Fihr! Wahai Bani Fihr! Wahai Bani
Lu'ay! Bagaimana menurut kalian, jika aku beritahukan bahwa ada sekumpulan pasukan berkuda di bawah
gunung ini yang hendak menyerang kalian, apakah kalian akan membenarkanku?" Mereka menjawab, "Ya."
Beliau bersabda, "Sesungguhnya aku pemberi peringatan kepada kalian sebelum datang azab yang pedih."
Maka Abu Lahab berkata, "Celaka engkau sepanjang hari, apakah untuk hal ini engkau kumpulkan kami?"
Maka Allah menurunkan Tabbat (QS. Al Lahab)…dst."
Imam Ahmad dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: Ketika turun ayat, "Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat," (Terj. QS. Asy Syu'ara: 214),
maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bangkit dan bersabda, "Wahai Fathimah binti Muhammad!
Wahai Shafiyyah binti Abdil Muththalib! Wahai Bani Abdul Muththalib! Aku tidak mampu menolak kalian
sedikit pun dari azab Allah. Silahkan minta dariku harta sesukamu."
Allah Subhaanahu wa Ta'aala juga memerintahkan agar Beliau berendah hati kepada hamba-hamba Allah
yang beriman, dan barang siapa yang mendurhakai Beliau siapa pun orangnya, maka hendaklah Beliau
berlepas diri dari perbuatannya, dan dengan tetap menasehati mereka serta berusaha mengajak mereka
kembali dan bertobat. Sikap berlepas diri dari perbuatannya adalah untuk menolak anggapan bahwa perintah
merendahkan hati kepada orang-orang mukmin, menghendaki seseorang untuk bersikap ridha terhadap
segala yang muncul dari mereka selama mereka mukmin, bahkan tidak demikian. Hal itu, karena dalam
masalah wala‟ (setia) dan bara‟ (berlepas diri) ada tiga golongan:
1. Orang-orang yang diberikan wala’ murni tanpa dimusuhi sama sekali.
Mereka adalah kaum mukmin yang bersih dari kalangan para nabi, para shiddiqin, para syuhada dan
orang-orang shalih. Terdepannya adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian istri-istrinya
ummahaatul mukminin, ahli baitnya yang baik dan para sahabatnya yang mulia. Kemudian dari kalangan
para tabi‟in dan orang-orang yang hidup pada abad-abad yang utama, generasi pertama umat ini dan para
imamnya seperti imam yang empat (Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad).
2. Orang-orang yang diberi baraa’ murni tanpa ada rasa cinta.
Mereka adalah kaum kafir baik dari kalangan orang-orang musyrik, orang-orang munafik, orang-orang
murtad dan orang-orang atheis dan lainnya dengan berbagai macamnya.
3. Orang-orang yang diberi wala' dari satu sisi dan diberi bara' dari sisi lain
Yakni wala‟ dan bara‟ berkumpul padanya, mereka adalah kaum mukminin yang berbuat maksiat. Mencintai
mereka, karena mereka masih memiliki iman, dan membenci mereka karena maksiatnya yang tingkatannya
di bawah kufur dan syirk.
Membenci mukmin yang berbuat maksiat tidaklah sama dengan membenci orang kafir dan memusuhinya,
dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Umar bin Al Khaththab:
‫ قَذ ْك لَذ َذ ِذ َّك ِذ اَذُرِذ ِذِذ‬ ‫ َذ َذ نَّكِذ‬ ‫ول لَّك ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ‬ ‫َذ‬ ‫َذ ُر‬ ‫ُّب‬ ‫َذ‬ ‫ َذ َذ ْكُر ُر َذْك َذ لَّك ِذ َذ َذ َذ ُرلَذ َّكق ُر َذ ًر َذ َذ َذ ُر ْك ِذ ُر‬ ٍّ ‫َذ َّك َذر ُر ً َذلَذى َذ ْك نَّكِذ‬
‫ي َذر ُرس َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ ( َذ تَذ ْكل َذلنُروُر اَذ َذو لَّك َذ َذل ْكم ُر ِذَّكُر ُر ُّب لَّك َذ‬:  ‫َذ ْكوً اَذَذ َذ َذ ِذ اَذ ُرجل َذ اَذ َذق َذل َذر ُر ٌح َذ ْك َذق ْكو لَّك ُر َّك ْك َذلْكن ُر َذ َذ ْك ثَذ َذ َذ ُر ْك تَذى ِذ اَذ َذق َذل نَّكِذ ُّب‬
) ‫َذ َذر ُرسوَذ ُر‬
“Ada seseorang di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bernama Abdullah, ia digelari “keledai”, ia
sering membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah

315 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
215. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu2228.

       


216. Kemudian jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku
tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan2229."

    


217. Dan bertawakkallah2230 kepada (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang,

    


218. 2231yang melihat engkau ketika engkau berdiri (untuk shalat),

   


219. dan (melihat) perubahan gerakan badanmu2232 di antara orang-orang yang sujud.

menderanya karena ia meminum khamr, suatu ketika ia dihadapkan lagi (karena meminum khamr), lalu
Beliau memerintahkan mendera lagi, lalu didera lagi. Kemudian salah seorang yang hadir ada yang
mengatakan, “Ya Allah, laknatlah dia, banyak sekali ia melakukannya.” Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: “Janganlah melaknatnya, demi Allah, apa kamu tidak tahu bahwa ia cinta kepada Allah
dan Rasul-Nya”
Rasa cinta kepada mereka mengharuskan kita menasehati mereka dan mengingkari mereka. Oleh karena itu,
tidak boleh diam terhadap maksiat mereka, bahkan tetap diingkari, dinasehati dan diaak bertobat, disuruhnya
mengerjakan yang ma‟ruf dan dicegahnya dari yang mungkar, ditegakkan hukuman sampai mereka mau
berhenti dan bertobat dari maksiatnya. Akan tetapi, (kita) tidak membenci mereka dengan kebencian murni
seperti halnya orang-orang khawaarij.
2228
Yakni dengan tidak sombong kepada mereka, bersikap lembut kepada mereka, bertutur kata yang halus
kepada mereka, mencintai mereka, berakhlak mulia dan berbuat ihsan kepada mereka. Inilah akhlak
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; akhlak yang paling mulia yang dengannya tercapai berbagai
maslahat. Oleh karena itu, pantaskah bagi seorang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mengaku
mengikuti Beliau dan meneladaninya tetapi malah menjadi beban kaum muslimin, berakhlak buruk, keras
wataknya, hatinya keras dan mulutnya kasar, saat melihat mereka berbuat salah atau kurang adab langsung
dijauhi, dibenci dan dimusuhi, tanpa dinasehati dengan cara yang baik dan diajak kembali. Padahal bersikap
seperti itu menimbulkan berbagai macam bahaya dan menghilang beberapa maslahat.
2229
Yaitu kemaksiatan yang kamu lakukan.
2230
Yakni serahkanlah semua urusanmu kepada Allah. Penolong terbesar bagi seorang hamba untuk
melaksanakan perintah Allah adalah bertawakkal dan bersandar kepada Tuhannya, meminta pertolongan-
Nya agar diberi taufiq untuk menjalankan perintah-Nya. Tawakkal artinya bersandarnya hati kepada Allah
untuk memperoleh manfaat dan menyingkirkan bahaya sambil memiliki rasa percaya kepada-Nya serta
bersangka baik bahwa permintaan dapat dipenuhi, karena Dia Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. Dengan
keperkasaan-Nya, Dia sanggup memberikan kebaikan kepada hamba-hamba-Nya dan menolak keburukan
dari mereka, dan dengan rahmat-Nya Dia melakukan hal itu.
2231
Selanjutnya Allah mengingatkan Beliau agar meminta bantuan dengan merasakan kedekatan Allah dan
memiliki sikap ihsan (beribadah seakan-akan melihat-Nya atau paling tidak merasa diawasi-Nya).
2232
Yakni, Dia melihatmu dalam mengerjakan ibadah yang agung ini, waktu engkau berdiri, merubah
gerakan badan, baik dengan ruku‟, sujud maupun duduk, dan ketika engkau sendiri maupun bersama yang
lain. Kata sujud disebutkan secara khusus karena keutamaannya, dan karena barang siapa yang berusaha
merasakan kedekatan Tuhannya di waktu sujud, maka badannya akan khusyu‟, tunduk dan melaksanakannya

316 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


    
220. Sungguh, Dia Maha Mendengar2233 lagi Maha Mengetahui2234.

Setan turun kepada para pendusta dan peringatan kepada para penyair

      


221. 2235Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun?

     


222. Mereka (setan) turun kepada setiap pendusta2236 yang banyak berdosa2237,

    


223. mereka menyampaikan hasil pendengaran2238, sedangkan kebanyakan mereka orang-orang
pendusta2239.

dengan baik, sedangkan shalat itu sendiri jika disempurnakan maka amal yang lain akan ikut sempurna dan
dapat digunakan untuk membantu menghadapi segala urusan.
2233
Semua suara.
2234
Ilmu-Nya meliputi yang zahir (luar) maupun yang batin (dalam), yang gaib maupun yang tampak. Dia
mengetahui semua tindakan dan gerakan yang dilakukan hamba. Oleh karena itu, jika seorang hamba
merasakan pengawasaan Allah dalam setiap keadaannya, merasakan pendengaran-Nya terhadap apa yang
diucapkannya serta merasakan pengetahuan-Nya terhadapa apa yang disembunyikan dalam dada berupa rasa
sedih, azam (kemauan keras) dan niat, maka akan membantunya mencapai derajat ihsan.
Ayat di atas seperti firman Allah Ta'ala di surat Yunus: 61.
2235
Ayat ini merupakan jawaban terhadap orang-orang yang mendustakan rasul; yang mengatakan bahwa
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam didatangi oleh setan atau mengatakan bahwa Beliau adalah
penyair. Di ayat ini dan setelahnya, Allah Subhaanahu wa Ta'ala mengingatkan bahwa Al Qur'an yang
dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah haq (benar); datang dari sisi Allah Ta'ala
dan dibawa oleh malaikat yang terpercaya lagi kuat, dan bukan dari setan atau dibawa mereka. Karena para
setan hanyalah turun mendatangi manusia yang sama keadaannya dengan mereka, yaitu para pedusta lagi
banyak berbuat dosa seperti para dukun dan peramal.
2236
Yaitu orang-orang yang suka berdusta, seperti halnya Musailamah Al Kadzdzab dan kepada para dukun.
2237
Yakni banyak berbuat maksiat. Orang yang seperti ini keadaannya pantas jika didatangi oleh setan.
Adapun Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, maka keadaannya berbeda jauh dengan orang yang
berdusta lagi banyak berdosa, Beliau adalah orang yang jujur lagi amanah, berbuat baik lagi memperoleh
petunjuk, Beliau menggabung antara jujur hatinya, lisannya dan bersih perbuatannya. Sedangkan wahyu
yang diturunkan kepada Beliau berasal dari sisi Allah, turun dari-Nya dalam keadaan terjaga dan dibawa
oleh malaikat yang terpercaya.
2238
Yang mereka curi berita itu dari para malaikat, lalu menyampaikannya kepada para dukun.
2239
Mereka campurkan berita benar dengan seratus kedustaan, mencampurkan yang hak dan yang batil, dan
kebenaran pun lenyap karena sedikit jumlahnya.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫ َذ َذ‬: ‫ووِذ ْك قَذ ُرو‬ ‫ْك ل ً ِذَذقوِذِذ َذ ٍّس ْكل ِذسلَذ ِذ لَذى ْك و ٍة ْكن ُر ُرذه َذِذي اَذِذإ َذ اُرٍّو قُرلُر ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ ِذ‬ ‫ضَذَذ ِذ ْك َذم‬ ‫ِذ‬
‫َذ َذ ْك‬ ‫َذ َذ َذ َذ ُر ْك َذ‬ ‫َذ َذك ُر َذ ْك ن َذ َذ ُر َذ ْك‬ ‫« ِذ َذ قَذ َذ ى لَّك ُر اَذ ْك َذ ِذِف َّكس َذم ا َذ‬
، ‫ َذ َذ َذ َذ ُرس ْك يَذ ُر ِذيَذ ِذ ِذ‬- ‫ َذ ُر ْكس َذِذقُرو َّكس ْكم ِذ َذه َذك َذذ َذ ِذ ٌح اَذ ْكو َذا َذ َذ‬، ‫ اَذيَذ ْكس َذم ُرل َذ ُر ْكس َذِذقُرو َّكس ْكم ِذ‬، ‫ْك َذكِذ ُر‬ ‫ قَذ ُرو ِذلَّك ِذذى قَذ َذل ْكاَذ َّك َذ ْكه َذو ْك َذللِذ ُّبى‬، ‫قَذ َذل َذرُّب ُرك ْك‬
‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ اَذيُر ْك ِذقَذ ُر َذ ُررَّكِبَذ َذْك ُر ْك ِذرْك ُر‬، ‫ قَذ ْك َذ َذ ْك َذ ْك َذى وَذ ِذ َذ َذ ِذ‬، ‫ اَذ ُرَّكِبَذ َذ ْك َذرَذ ٍّ َذ ُر ْك ُرم ْكسَذم َذ‬- ‫ض‬ ‫اَذ ْكو َذا َذ ْكل ٍة‬ ‫صَذ َذ َذ ْكل َذ َذ‬ ‫ َذ َذ‬، ‫َذاَذ َّك َذ َذ ْك َذ َذ َذ ِذ ِذ َذ ْكيُر ْكم َذ‬
317 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an
   
224. 2240Dan penyair-penyair itu2241 diikuti oleh orang-orang yang sesat2242.

       


225. Tidakkah engkau melihat2243 bahwa mereka mengembara di setiap lembah2244,

     


226. Dan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)?2245

‫ اَذُر ْكل َذقى َذلَذى اَذ ِذ َّكس ِذ ِذ‬- ‫ض‬


‫ َذ َّك تَذْكنَذ ِذ ى ِذ َذ ا ْكَذر ِذ‬: ‫ َذ ُررَّكِبَذ قَذ َذل ُرس ْك يَذ ُر‬- ‫ض‬ ‫ِذ َذ ا ْكَذر ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫َذ‬ ‫وه‬
‫َذس َذ ُر ْكن ُر َذ َّك ُرْكل ُرق َذ‬ ‫َذ َّك َذ ْك َذى وَذ ِذ َذ َّكذى َذلي ِذ َذ َّكذى ُره َذو ْك‬
» ‫ اَذ َذو َذ ْك َذ ُر َذ ق ًّ ِذْكل َذكلِذ َذم ِذ َّكِذ ُرِذ َذل ْك ِذ َذ َّكس َذم ِذا‬، ‫َذ َذ َذذ َذ ُركو ُر َذ َذذ َذ َذ َذذ‬ ‫ اَذيَذ ُرقوُرو َذ َذ َذْك ُرْكِذ ْكْبَذ َذ ْكوَذ َذ َذذ‬، ‫ص ُر ُرا‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذيَذكْكذ ُر َذ َذل َذ َذ َذ َذ ْكذ َذ اَذيَذ ْك‬،
“Apabila Allah Subhaanahu wa Ta'aala menetapkan perintah di langit, maka para malaikat mengepakkan sayap-
sayapnya karena tunduk kepada firman-Nya seakan-akan suara (yang didengarnya) itu seperti gemerincing rantai di
atas batu yang licin yang menembus ke dalam hati mereka (sehingga mereka takut dan pingsan), maka apabila
dihilangkan rasa takut dari hati mereka, mereka berkata, “Apa yang difirmankan Tuhanmu?” Mereka menjawab,
“Kebenaran dan Dia Mahatinggi lagi Mahabesar.” Lalu berita itu didengar oleh para pencuri berita, dan para pencuri itu
seperti ini; yang satu di atas yang lain. Sufyan (seorang rawi hadits ini) menyifati dengan tangannya dan
merenggangkan jari-jari tangan kanannya dan ia tegakkan yang satu di atas yang lain. Terkadang pencuri itu terkena
meteor sebelum menyampaikan kepada kawannya, lalu meteor itu membakarnya dan terkadang tidak kena sehingga ia
sampaikan kepada yang dekat dengannya yang berada di bawahnya dan sampai ke bumi. Sufyan kira-kira berkata,
“Sampai tiba di bumi,” lalu disampaikan ke mulut pesihir, maka ia (pesihir atau dukun) menyertakan seratus kedustaan
bersama kalimat itu, sehingga ia dibenarkan (karena berita itu), lalu orang-orang berkata, “Bukankah dia telah
memberitahukan kepada kita pada hari ini dan itu akan terjadi ini dan itu, ternyata kita temukan benar.” Karena
kalimat yang didengarnya dari langit.” (HR. Bukhari)
2240
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala membersihkan Beliau dari tuduhan didatangi oleh setan, maka Dia
membersihkan pula Beliau dari tuduhan penyair. Dan bahwa keadaan Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam
berbeda sekali dengan keadaan para penyair. Lihat pula pembersihan Allah Ta'ala terhadap diri Beliau
shallallahu 'alaihi wa sallam dari tuduhan penyair di surat Yaasin: 69 dan Al Haaqqah: 40-43.
2241
Yakni, maukah Aku beritahukan keadaan para penyair dan sifat yang melekat dalam diri mereka?
2242
Diri mereka (para penyair) sesat dan pengikutnya pun orang-orang yang sesat.
2243
Yakni kesesatan mereka.
2244
Yang dimaksud dengan ayat ini adalah bahwa sebagian penyair-penyair itu suka mempermainkan kata-
kata dan tidak mempunyai tujuan yang baik serta tidak punya pendirian. Oleh karena itu, mereka sering
melampaui batas baik dalam memuji maupun mencela karena sebuah kepentingan, terkadang benar dan
terkadang dusta, terkadang merayu dan terkadang menghina, dst. Mereka tidak memiliki pendirian dan
seperti buih yang terombang ambing di tengah lautan. Menurut Ibnu Abbas melalui riwayat Ali bin Abi
Thalhah, maksud ayat di atas, mereka selalu terjun dalam perkara yang sia-sia.
2245
Inilah sifat mereka, ucapannya berbeda dengan perbuatannya. Oleh karena itu, ketika penyair merayu,
maka terkesan sebagai orang yang sangat cinta padahal hatinya kosong dari itu. Ketika ia memuji atau
mencela, maka seakan-akan benar padahal dusta, bahkan terkadang memuji perbuatan yang tidak mereka
lakukan. Perumpamaannya adalah jika seorang pemberani telah berada di atas kudanya, namun kita
mendapati mereka sebagai manusia yang paling pengecut, tetapi pura-pura berani dan seperti inilah sifat
mereka. Kemudian perhatikanlah keadaan mereka dengan keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
seorang yang mendapat petunjuk lagi baik, dan pengikutnya juga orang-orang yang mendapat petunjuk lagi
baik, istiqamah di atasnya dan menjauhi jalan kebinasaan. Perbuatan Beliau dengan ucapannya tidak
bertentangan, Beliau tidak menyuruh selain kebaikan dan tidak melarang selain keburukan, tidak
memberitakan kecuali yang benar dan tidak memerintahkan sesuatu kecuali Beliau adalah orang pertama
yang melakukannya, dan tidaklah melarang sesuatu kecuali Beliau adalah orang pertama yang
meninggalkannya. Kemudian apakah sama keadaan Beliau dengan para penyair atau bahkan menyelisihinya
dari semua sisi? Maka semoga shalawat dan salam dilimpahkan Allah kepada Rasul yang mulia ini, orang

318 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

    


227. 2246Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak
mengingat Allah2247 dan mendapat kemenangan setelah terzalimi (karena menjawab puisi-puisi
orang-orang kafir)2248. Dan orang-orang yang zalim2249 kelak akan tahu ke tempat mana mereka
akan kembali2250.

yang melakukan apa yang dikatakannya, yang bukan seorang penyair, bukan penyihir dan bukan orang yang
gila dan tidak cocok bagi Beliau kecuali sifat sempurna.
2246
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan sifat para penyair, maka Allah mengecualikan dari
yang disebutkan, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan beramal saleh, banyak
mengingat Allah, dan mendapat kemenangan terhadap orang-orang musyrik dan orang-orang kafir, yang
membela agama Allah, yang menerangkan ilmu-ilmu yang bermanfaat serta mendorong berakhlak mulia.
Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Yazid bin Abdillah bin Qusaith dari Abul Hasan Salim Al Barrad
maula Tamim Ad Dariy ia berkata: Ketika turun ayat, "Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang
yang sesat," (Terj. QS. Asy Syu'araa': 224), maka Hasaan bin Tsabit, Abdullah bin Rawahah, dan Ka'ab bin
Malik datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan menangis. Mereka berkata,
"Allah mengetahui ketika menurunkan ayat ini, bahwa kami adalah para penyair." Lalu Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam membacakan ayat, "Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal
saleh," (Terj. QS. Asy Syu'araa': 227), Beliau bersabda, "(Itu adalah) kalian." Beliau membacakan ayat,
"Dan banyak mengingat Allah," Beliau bersabda, "(Itu adalah) kalian." Beliau membacakan ayat, "Dan
mendapat kemenangan setelah terzalimi (karena menjawab puisi-puisi orang-orang kafir)," Beliau
bersabda, "(Itu adalah) kalian." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir dari riwayat Ibnu Ishaq).
Akan tetapi Al Hafizh Ibnu Katsir menerangkan, bahwa surat ini adalah Makkiyyah, sehingga bagaimana
sebab turunnya ayat ini berkenaan dengan para penyair dari kalangan orang-orang Anshar? Oleh karena itu
sababunnuzulnya perlu ditinjau kembali, dan lagi riwayatnya mursal yang tidak bisa dijadikan sandaran,
wallahu a'lam. Akan tetapi pengecualian dalam ayat ini termasuk di dalamnya para penyair dari kalangan
orang-orang Anshar maupun selainnya. Bahkan termasuk pula para penyair Jahiliyyah yang kemudian
bertobat dan masuk Islam, kemudian ia banyak beramal saleh serta banyak mengingat Allah sebagai
penambal terhadap kalimat buruk yang mereka ucapkan.
2247
Sya‟ir mereka tidak membuat mereka lalai dari mengingat Allah.
2248
Yakni maka mereka tidak tercela. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Allah tidak menyukai
ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terang-terangan kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Terj. QS. An Nisaa‟: 148).
Dalam Shahih Bukhari disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Hassan,
"Balaslah mereka, dan malaikat Jibril akan bersamamu."
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ka'ab bin Malik, bahwa ia berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menurunkan dalam surat Asy Syu'ara surat yang Dia
turunkan." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫ َذ َذك َذ َّك َذ تَذ ْك ُر وَذ ُر ْك ِذِذ َذ ْك ُرح نَّكْك ِذ‬،‫ َذ َّك ِذذ َذ ْك ِذس ِذيَذ ِذ ِذ‬،‫ِذ َّك ْك ُرم ْك ِذ َذ ُرَذ ِذه ُر ِذ َذسْكي ِذ ِذ َذ ِذ َذس ِذِذ‬
"Sesungguhnya orang mukmin berjihad dengan pedang dan lisannya. Demi Allah yang jiwaku di Tangan-
Nya, seakan-akan yang engkau jawab adalah lemparan panah." (Hadits ini dinyatakan shahih isnadnya
sesuai syarat Bukhari dan Muslim oleh Pentahqi Musnad Ahmad).
2249
Baik dari kalangan penyair maupun selainnya.
2250
Setelah mati mereka akan mendatangi mauqif (padang mahsyar) dan siap menghadapi hisab yang
kemudian akan menerima pembalasan.

319 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Surah An Naml (Semut)
Surah ke-27. 93 ayat. Makkiyyah

    


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-6: Isyarat terhadap keagungan Al Qur’an, Al Qur’an adalah pedoman hidup dan
berita gembira bagi orang-orang mukmin, dan azab yang akan menimpa orang-orang yang
mendustakannya.

       


1. 2251Thaa Siin. Inilah ayat-ayat Al Quran, dan kitab yang jelas2252,

   


2. petunjuk2253 dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman2254,

         
3. 2255(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat2256 dan menunaikan zakat2257, dan mereka
meyakini adanya akhirat2258.

Selesai tafsir surah Asy Syu‟araa dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wal hamdulillahi rabbil
„aalamin.
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan hamba-hamba-Nya akan keagungan Al Qur‟an serta
2251

memberikan isyarat yang menunjukkan keagungan-Nya.


2252
Menjelaskan mana yang hak (benar) dan mana yang batil. Ayat-ayat-Nya adalah ayat yang paling agung,
bukti yang paling kuat, dilalah(maksud)nya paling jelas, dan paling menerangkan tuntutan yang diinginkan.
Ayat-ayat-Nya menunjukkan berita yang benar, perintah yang baik, dan larangan terhadap perbuatan yang
membahayakan serta akhlak tercela, ayat-ayat-Nya dalam hal jelas dan terangnya bagi mata hati ibarat
matahari bagi mata kepala, ayat-ayat-Nya menunjukkan kepada keimanan dan mengajak untuk meyakini,
serta memberitakan berita-berita yang lalu dan yang akan datang yang akan terjadi sesuai kenyataan. Ayat-
ayat yang mengajak untuk mengenal Allah Rabbul „alamin dengan nama-nama-Nya yang indah dan sifat-
sifat-Nya yang tinggi serta perbuatan-perbuatan-Nya yang sempurna, ayat-ayat yang menerangkan kepada
kita para rasul dan wali-Nya serta menyifati mereka seakan-akan kita melihat mereka secara langsung.
Namun demikian, banyak manusia di dunia ini yang tidak dapat mengambil manfaat daripadanya, semua
yang menentang tidak mendapatkan petunjuk darinya sebagai penjagaan terhadap ayat-ayat ini dari orang
yang tidak memiliki kebaikan dan kesalehan serta kebersihan hati. Hanya orang-orang yang diistimewakan
Allah dengan iman, dan hati yang bersinar lagi bersih saja yang mendapatkan petunjuk darinya.
2253
Agar tidak tersesat dan menerangkan kepada mereka apa yang perlu dikerjakan dan apa yang perlu
ditinggalkan, serta memberikan kabar gembira kepada mereka pahala Allah yang akan diberikan karena
mengikuti petunjuk itu.
2254
Yakni menyampaikan kabar gembira berupa surga untuk orang-orang yang beriman kepadanya dan
mengikutinya.
Mungkin seseorang ada yang berkata, “Boleh jadi banyak orang yang mengaku beriman, lalu apakah
2255

dapat diterima pengakuannya sebagai mukmin? Ataukah harus ada pembuktian terhadapnya? Inilah yang
benar, yakni harus ada bukti terhadap keimanannya. Oleh karena itu, di sini Allah Subhaanahu wa Ta'aala
menerangkan sifat orang-orang mukmin.

320 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


          
4. Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat2259, Kami jadikan terasa indah
bagi mereka perbuatan-perbuatan mereka (yang buruk) 2260, sehingga mereka bergelimang dalam
kesesatan2261.

          
5. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapat siksaan buruk (di dunia)2262 dan mereka di
akhirat adalah orang-orang yang paling rugi2263.

       


6. Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar telah diberi Al Qur'an dari sisi (Allah)
Yang Mahabijaksana2264 lagi Maha Mengetahui2265.

Ayat 7-14: Nabi Musa ‘alaihis salam menerima wahyu dari Allah dan Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam juga menerima wahyu dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dan
perbandingan antara orang-orang yang mendustakan risalah Nabi Musa ‘alaihis salam
dengan orang-orang yang mendustakan risalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam.

              

 

2256
Sesuai dengan cara yang diperintahkan, baik shalat fardhu maupun sunat. Mereka mengerjakan
perbuatan-perbuatannya yang tampak seperti rukun maupun syaratnya serta yang wajibnya, bahkan yang
sunatnya, serta mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tersembunyi, yaitu khusyu‟ yang merupakan ruh
shalat itu dengan menghadirkan perasaan dekatnya Allah serta mentadabburi apa yang dbaca dan dilakukan.
2257
Kepada mustahiknya.
2258
Iman yang ada pada mereka telah mencapai derajat yakin, yang merupakan ilmu yang maksimal yang
menancap ke dalam hati dan menghendaki beramal. Keyakinan mereka kepada akhirat menghendaki untuk
menyempurnakan usaha mereka serta mengingatkan mereka terhadap sebab-sebab azab dan hukuman, dan
ini merupakan modal semua kebaikan.
2259
Yakni mendustakannya dan mendustakan orang yang menetapkan adanya.
2260
Ini merupakan balasan terhadap sikap mendustakan mereka.
2261
Mereka mengutamakan kemurkaan Allah daripada keridhaan manusia, hakikat yang sebenarnya sudah
hilang dari mereka, sehingga yang batil mereka lihat sebagai kebenaran dan kebenaran mereka lihat sebagai
kebatilan.
2262
Seperti terbunuh, tertawan, dll.
2263
Karena kembalinya ke neraka dan kekal di dalamnya, nas'alullahas salaamah wal 'aafiyah.
2264
Yang menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memposisikan sesuatu pada posisinya. Dia
Mahabijaksana dalam perintah-Nya dan larangan-Nya.
2265
Segala rahasia dan hal yang tersembunyi sebagaimana Dia mengetahui yang tampak. Dari sini diketahui,
bahwa penurunan Al Qur‟an itu merupakan hikmah dan maslahat bagi hamba.

321 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


7. 2266(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada keluarganya 2267, "Sungguh, aku melihat api2268. Aku
akan membawa kabar tentang itu2269 kepadamu, atau aku akan membawa suluh api (obor)
kepadamu agar kamu dapat berdiang (menghangatkan badan dekat api).”

              
8. Maka ketika dia tiba di sana (tempat api itu), dia diseru, "Telah diberkahi orang-orang yang
berada di dekat api2270, dan orang-orang yang berada di sekitarnya2271. Mahasuci Allah2272, Tuhan
seluruh alam.”

      


9. 2273(Allah berfirman)2274, "Wahai Musa! Sesungguhnya Aku adalah Allah, Yang Mahaperkasa2275
lagi Mahabijaksana2276,

2266
Allah Ta'ala berfirman kepada Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan
tentang keadaan Nabi-Nya Musa 'alaihis salam, bagaimana Allah memilihnya, mengajaknya untuk berbicara
langsung dengan-Nya, serta memberikan mukjizat yang menunjukkan kenabiannya, tetapi Fir'aun dan
kaumnya mengingkarinya, kafir kepadanya, dan bersikap sombong dari mengikutinya.
2267
Yakni istrinya ketika Beliau berjalan bersamanya dari Madyan ke Mesir setelah tinggal di Madyan
beberapa tahun. Saat di tengah perjalanan Beliau tersesat, dan ketika itu Beliau bersama keluarganya berada
di malam hari yang gelap lagi dingin.
2268
Yakni dari kejauhan.
2269
Yaitu tentang jalan yang akan ditempuh, di mana saat itu mereka sedang tersesat.
2270
Allah memberitahukan, bahwa tempat tersebut adalah tempat suci lagi diberkahi. Karena berkahnya,
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjadikannya sebagai tempat Allah berbicara dengan Nabi Musa „alaihis
salam, memanggilnya dan mengutusnya. Dalam Tafsir Ibnu Katsir diterangkan, bahwa ketika Nabi Musa
'alaihis salam mendatanginya, maka Beliau melihat pemandangan yang menakjubkan. Saat itu, api menyala
di sebuah pohon hijau dan nyalanya semakin terang, sedangkan pohon itu semakin hijau dan indah.
Selanjutnya Nabi Musa 'alaihis salam mengangkat kepalanya, ternyata cahayanya bersambung dengan awan
di langit. Ibnu Abbas dan lainnya berkata, "Itu bukan api, tetapi cahaya yang terang." Dalam sebuah riwayat
dari Ibnu Abbas disebutkan, "(Itu adalah) cahaya Rabbul 'aalamin." Ketika itu Nabi Musa 'alaihis salam
menyaksikan dengan rasa takjub.
2271
Yaitu para malaikat sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Al Hasan, dan
Qatadah.
2272
Yakni dari perkiraan adanya kekurangan atau keburukan, bahkan Dia sempurna sifat dan perbuatan-Nya.
Dia berbuat sesuai apa yang Dia kehendaki, tidak ada sesuatu pun dari makhluk-Nya yang serupa dengan-
Nya. Dia Mahatinggi lagi Mahabesar.
2273
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan kepada Nabi Musa 'alaihis salam, bahwa yang
mengajaknya berbicara adalah Tuhannya, yaitu Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
2274
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa Dia adalah Allah Tuhan yang berhak diibadahi
satu-satunya dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
2275
Yang mengalahkan segala sesuatu dan menundukkannya. Termasuk keperkasaan-Nya adalah engkau
cukup bersandar kepada-Nya dan tidak perlu takut meskipun hanya sendiri, banyaknya musuh dan ganasnya
mereka, karena ubun-ubun mereka di Tangan Allah, Dia berkuasa kepada mereka, dan diam serta gerak
mereka dengan kehendak-Nya.
2276
Baik dalam perkataan-Nya maupun perbuatan-Nya, perintah-Nya maupun larangan-Nya, demikian pula
dalam ciptaan-Nya. Termasuk kebijaksanaan-Nya adalah Dia mengutus hamba-Nya Musa bin Imran yang
telah diketahui Allah, bahwa dia cocok memikul risalah, wahyu dan diajak bicara oleh-Nya.

322 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                   

 
10. 2277dan lemparkanlah tongkatmu!"2278 Maka ketika (tongkat itu menjadi ular dan) Musa
melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah dia berbalik ke belakang tanpa
menoleh2279. "Wahai Musa! Jangan takut! Sesungguhnya di hadapan-Ku para rasul tidak perlu
takut2280,

           
11. kecuali orang yang berlaku zalim yang kemudian mengubah (dirinya) dengan kebaikan setelah
kejahatan (bertobat)2281; maka sungguh, Aku Maha Pangampun lagi Maha Penyayang.

                  

  


12. Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan keluar menjadi putih (bersinar)
tanpa cacat2282. (Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan macam mukjizat (yang akan dikemukakan)
kepada Fir'aun dan kaumnya2283. Mereka benar-benar orang-orang yang fasik2284.”

        

2277
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyuruh Nabi Musa 'alaihis salam melempar tongkat yang
ada di tangannya untuk menunjukkan kepadanya bahwa Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
2278
Maka tongkat itu berubah menjadi ular yang besar dan cepat jalannya.
2279
Karena takut, sesuai tabiat manusia.
2280
Hal itu karena semua yang ditakuti di bawah qadha‟ dan qadar-Nya serta pengaturan-Nya, oleh karena
itu orang-orang yang diberi keistimewaan oleh Allah dengan risalah serta dipilih untuk menerima wahyu-
Nya tidak patut takut kepada selain Allah, khususnya ketika bertambah dekat dengan-Nya serta diajak bicara
oleh-Nya.
2281
Inilah letak yang perlu ditakuti karena telah melakukan kezaliman dan karena dosa yang pernah
dilakukannya. Adapun para rasul, maka mereka tidak perlu takut dan khawatir. Di samping itu, sapa saja
yang menzalimi dirinya dengan berbuat maksiat, lalu Dia bertobat dan kembali kepada-Nya, ia pun merubah
keburukannya dengan kebaikan dan maksiatnya dengan taat, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Oleh karena itu, jangan ada seorang pun yang berputus asa dari rahmat dan ampunan-
Nya, karena Dia mengampuni semua dosa, dan Dia lebih sayang daripada seorang ibu terhadap anaknya.
Dalam ayat ini terdapat kabar gembira kepada setiap orang yang melakukan dosa agar mereka bertobat
kepada Allah Ta'ala dan tidak berputus asa karena dosa yang dilakukannya (lihat pula QS. Thaahaa: 82).
Sungguh indah ayat-ayat Al Qur'an, ketika disebutkan sebuah kisah disertakan pula di dalamnya nasihat.
2282
Bukan karena sopak atau kekurangan, bahkan putih bersinar yang menyilaukan orang-orang yang
melihatnya. Ini merupakan bukti lainnya yang menunjukkan kekuasaan Allah Ta'ala dan kebenaran nabi
yang mendapat mukjizat itu.
2283
Untuk membuktikan kebenaran Nabi Musa „alaihis salam dan seruannya.
2284
Mereka menjadi fasik karena syirk mereka, melampaui batas dan bersikap sombong terhadap hamba-
hamba Allah. Maka Nabi Musa „alaihis salam pergi menghadap Fir‟aun dan para pemukanya, mengajak
mereka kepada Allah dan memperlihatkan ayat-ayat-Nya.

323 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


13. Maka ketika mukjizat-mukjizat Kami yang terang itu sampai kepada mereka, mereka berkata,
"Ini sihir yang nyata2285.”

            
14. Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman2286 dan kesombongannya2287, padahal hati
mereka meyakini (kebenaran)nya2288. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
berbuat kerusakan2289.

Ayat 15-19: Kisah Nabi Dawud ‘alaihis salam dan Nabi Sulaiman ‘alaihis salam, nikmat
Allah kepada keduanya dengan ilmu yang merupakan jalan penambah keimanan.

                
15. 2290Dan sungguh, Kami telah memberikan ilmu2291 kepada Dawud dan Sulaiman; dan keduanya
berkata2292, "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang
beriman.”

2285
Sungguh aneh sikap mereka, ayat-ayat yang begitu jelas itu dianggap sebagai permainan sihir. Hal ini
tidak lain karena kesombongan yang besar dalam diri mereka dan memutarbalikkan fakta.
2286
Baik kepada hak Tuhan mereka maupun kepada diri mereka.
2287
Terhadap kebenaran, terhadap para hamba, dan dari tunduk mengikuti para rasul.
2288
Bahwa mukjizat itu berasal dari sisi Allah. Mereka mengingkari bukan karena masih ragu-ragu, tetapi
atas dasar yakin terhadap kebenarannya.
2289
Allah membinasakan mereka, menenggelamkan mereka ke dalam laut dan menghinakan mereka serta
mewariskan tempat tinggal mereka kepada hamba-hamba-Nya yang lemah. Maksud dari ayat ini adalah
hendaknya mereka yang mendustakan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam takut jika mendapatkan
hukuman seperti yang dialami Fir'aun dan kaumnya, karena Beliau adalah rasul yang paling utama di antara
semua rasul termasuk Nabi Musa 'alaihis salam, dan hujjah serta bukti yang menunjukkan kenabiannya lebih
kuat daripada mukjizat yang dibawa Nabi Musa 'alaihis salam.
2290
Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan tentang nikmat-Nya yang Dia berikan kepada kedua
hamba-Nya dan nabi-Nya, yaitu Dawud dan puteranya Sulaiman 'alaihimas salam. Dia mengaruniakan
kepada keduanya nikmat dan pemberian yang besar dan banyak, serta sifat yang mulia yang memadukan
antara kebahagiaan dunia dan akhirat, yaitu kerajaan yang besar di dunia dan kenabian serta kerasulan dalam
agama.
2291
Yakni ilmu yang banyak berdasarkan bentuk nakirah (umum) pada lafaz “ „ilmaa ”, seperti ilmu qadha‟
(cara menyelesaikan masalah dengan tepat), dan lain-lain.
2292
Sebagai tanda syukurnya kepada Allah atas nikmat yang besar itu. Keduanya memuji Allah karena
menjadikan mereka berdua sebagai orang-orang mukmin, orang-orang yang berbahagia dan termasuk orang-
orang yang diistimewakan.
Perlu diketahui, bahwa kaum mukmin ada empat tingkatan:
- Orang-orang saleh,
- Para syuhada‟
- Para shiddiqin
- Para nabi dan rasul
Adapun Dawud dan Sulaiman termasuk rasul-rasul pilihan, meskipun derajat mereka di bawah para rasul
ulul „azmi, akan tetapi mereka berdua termasuk rasul-rasul yang mulia yang Allah tinggikan nama mereka
dan Allah puji mereka dengan pujian yang besar. Mereka memuji Allah karena mencapai derajat yang tinggi
tersebut, dan ini merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba, yaitu bersyukur kepada Allah atas nikmat

324 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

  


16. Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud2293, dan dia (Sulaiman) berkata2294, "Wahai manusia!
Kami telah diajari bahasa burung2295 dan kami diberi segala sesuatu2296. Sungguh, (semua) ini2297
benar-benar karunia yang nyata.”

         
17. Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung2298 lalu mereka
berbaris dengan tertib2299.

              

    


18. Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut2300, “Wahai semut-
semut! masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”

agama dan dunia yang diperoleh dan melihat bahwa semua nikmat itu berasal dari Tuhannya, sehingga dia
tidak sombong dan ujub dengannya, bahkan dia melihat bahwa nikmat itu berhak disyukuri. Ketika kedua
nabi itu dipuji Allah secara bersamaan, maka Allah mengkhususkan Nabi Sulaiman dengan
keistimewaannya, yaitu diberi Allah kerajaan yang besar dan terjadi padanya beberapa kejadian yang tidak
dialami bapaknya.
2293
Maksudnya, Nabi Sulaiman menggantikan kenabian dan kerajaan ayahnya; Nabi Dawud „alaihis salam
serta mewarisi ilmu pengetahuannya di samping ilmu yang ada pada Sulaiman, dan kitab Zabur yang
diturunkan kepada ayahnya.
2294
Sebagai rasa syukur kepada Allah, bergembira atas ihsan-Nya dan menyebut-nyebut nikmat-Nya.
2295
Yakni memahami suara-suaranya, sebagaimana Beliau berbicara kepada burung Hud-hud dan burung
Hud-hud berbicara dengannya, dan sebagaimana Beliau memahami ucapan semut seperti yang akan
disebutkan. Hal ini tidak diberikan kepada seorang pun selain kepada Nabi Sulaiman „alaihis salam.
2296
Yakni Allah memberi kami berbagai kenikmatan, sebab-sebab berkuasa, kekuasaan, dan kenikmatan
yang tidak diberikan-Nya kepada seorang pun manusia. Bahkan ditundukkan kepada Beliau manusia, jin dan
burung-burung. Nabi Sulaiman pernah berdoa kepada Allah, “Yaa Rabbi, berikanlah kepadaku kerajaan
yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku.” (lihat QS. Shaad: 35), maka Allah menundukkan angin untuk
Beliau, demikian pula setan-setan; yang bekerja sesuai keinginan Beliau.
2297
Yang diberikan Allah, dilebihkan-Nya dan diistimewakan-Nya kepada kami ini. Beliau mengakui
dengan sungguh-sungguh nikmat Allah tersebut.
2298
Dalam perjalanannya. Ketika itu, jin berada di bawah mereka, manusia di dekat Nabi Sulaiman 'alaihis
salam, sedangkan burung-burung di atas mereka. Jika dalam perjalanan mereka (Nabi Sulaiman 'alaihis
salam dan orang-orang yang bersamanya) terkena terik matahari, maka burung-burung menaungi mereka
dengan sayap-sayapnya.
2299
Mereka diatur dan dirapikan sedemikian rapi baik ketika berjalan maupun berhenti. Semua tentaranya
mengikuti perintahnya dan tidak sanggup mendurhakainya serta tidak berani membangkang. Beliau berjalan
dengan bala tentaranya yang banyak dan rapih dalam sebagian safarnya.
2300
Ketika melihat bala tentara Nabi Sulaiman „alaihis salam. Semut tersebut menasihati semut yang lain,
bisa dirinya langsung (seekor semut) dengan suara yang terdengar oleh semua semut, yakni Allah telah
memberikan kepada semut-semut pendengaran di luar kebiasaan, di mana peringatan dari satu semut

325 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

         
19. Maka dia (Sulaiman) tertawa senyum karena (mendengar) perkataan semut itu2301. Dan dia
berdoa2302, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham2303 untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang
telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku2304 dan agar aku mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridhai2305; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang saleh2306.”

Ayat 20-22: Isyarat pentingnya seorang pemimpin memeriksa keadaan bawahannya,


tanggung jawab pemimpin terhadapnya dan tidak bolehnya meremehkan makhluk Allah.

            
20. Dan dia memeriksa2307 burung-burung2308 lalu berkata, "Mengapa aku tidak melihat hud-
hud2309, apakah ia termasuk yang tidak hadir2310?

terdengar oleh semut-semut yang lain yang telah memenuhi sebuah lembah. Hal ini termasuk hal yang
sangat ajaib. Bisa juga semut tersebut memberitahukan kepada semut-semut yang ada di sekelilingnya, lalu
berita itu disampaikan di antara mereka sehingga sampai kepada semuanya. Semut tersebut mengetahui
keadaan Sulaiman dan bala tentaranya serta besarnya kerajaannya, dan ia memberi uzur kepada kawan-
kawannya, bahwa jika mereka (Sulaiman dan bala tentaranya) menginjak, maka yang demikian dilakukan
tanpa disengaja, lalu Nabi Sulaiman mendengarkan ucapannya dan memahaminya.
2301
Karena kagum terhadapnya dan terhadap nasehatnya. Seperti inilah keadaan para nabi „alaihimush
shalaatu was salaam, mereka memiliki adab yang sempurna dan kagum pada tempatnya, dan tertawa mereka
pun hanya senyuman, sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang sebagian besar
tertawanya adalah senyum. Hal itu, karena tertawa terbahak-bahak menunjukkan lemahnya akal dan kurang
adab, dan jika tidak tersenyum sama sekali dan tidak kagum terhadap hal tersebut menunjukkan akhlaknya
yang buruk dan keras, sedangkan para rasul bersih dari semua itu. Ada yang berpendapat, bahwa Beliau
mendengar suara semut dari jarak tiga mil yang dibawa oleh angin, maka Beliau menahan bala tentaranya
ketika telah dekat ke lembah semut, hingga semua semut masuk ke rumahnya. Ketika itu bala tentara Nabi
Sulaiman ada yang berkendaraan dan ada yang berjalan kaki.
2302
Sebagai rasa syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang telah mengantarkan Beliau kepada
kedudukan tersebut.
2303
Yakni berilah taufiq.
2304
Baik nikmat agama maupun dunia.
2305
Yaitu amal yang sesuai perintah Allah dengan ikhlas menjalankannya, selamat dari hal yang
membatalkan pahalanya dan yang menguranginya.
2306
Yaitu para nabi dan para wali. Inilah keadaan Beliau yang disebutkan Allah ketika Beliau mendengar
suara semut dan panggilannya. Selanjutnya, Allah menyebutkan keadaan Beliau ketika berbicara dengan
burung.
2307
Ini menunjukkan sempurnanya azam (tekad) dan keteguhan hati Beliau serta bagusnya dalam mengatur
tentara serta mengatur secara langsung, baik perkara-perkara kecil maupun besar. Beliau memperhatikan,
apakah tentaranya hadir semua atau ada yang tidak hadir.
2308
Menurut Mujahid, Sa‟id bin Jubair dan lainnya dari Ibnu Abbas serta selain Beliau, bahwa burung Hud-
hud adalah ahli ukur yang menunjukkan letak air di padang sahara kepada Nabi Sulaiman „alaihis salam
ketika Beliau memerlukannya (seperti untuk shalat, dsb.), ia melihat air di batas (di bawah) bumi,
sebagaimana seseorang melihat sesuatu yang tampak di permukaan bumi, ia mengetahui berapa jarak
kedalamannya dari permukaan bumi. Apabila burung Hud-hud telah menunjukkannya, maka Nabi Sulaiman

326 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
21. 2311Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat2312 atau kusembelih ia, kecuali jika ia
datang kepadaku dengan alasan yang jelas2313.”

„alaihis salam memerintahkan para jin menggali tempat tersebut untuk mengeluarkan air dari situ. Suatu
hari, Nabi Sulaiman „alaihis salam singgah di salah satu padang sahara memeriksa burung-burung untuk
melihat Hud-hud, namun ternyata Beliau tidak melihatnya, maka Beliau berkata, “Mengapa aku tidak
melihat Hud-hud, atau apakah ia termasuk yang tidak hadir?” …dst. Suatu hari Ibnu Abbas mengisahkan
seperti ini, sedangkan ketika itu ada salah seorang khawarij yang bernama Nafi‟ bin Azraq, ia adalah seorang
yang sering membantah Ibnu Abbas, ia pernah berkata kepadanya, “Berhentilah wahai Ibnu Abbas! Bangsa
Romawi telah dikalahkan.” Ibnu Abbas berkata, “Memangnya kenapa?” Ia menjawab, “Sesungguhnya
engkau menceritakan tentang Hud-hud, bahwa ia melihat air di batas bumi, dan bahwa seorang anak
menaruh sebuah biji dalam perangkap, lalu menyirami perangkap itu dengan tanah, kemudian burung Hud-
hud datang untuk mengambil biji itu, namun jatuh dalam perangkap, lalu ditangkap oleh anak itu.” Ibnu
Abbas kemudian berkata, “Kalau bukan karena orang ini akan pergi dan berkata, “Aku telah berhasil
membantah Ibnu Abbas, tentu aku tidak akan menjawabnya.” Selanjutnya Ibnu Abbas berkata kepadanya,
“Kasihanilah dirimu! Sesungguhnya apabila kedudukan turun, mata akan buta dan sikap hati-hati akan
hilang.” Nafi‟ kemudian berkata kepadanya, “Demi Allah, aku tidak akan berdebat denganmu sedikit pun
tentang Al Qur‟an untuk selamanya.”
Kisah tentang Hud-hud di atas, yakni bahwa ia melihat air yang berada di bawah tanah menurut Syaikh As
Sa‟diy tidak ada dalilnya. Bahkan menurutnya juga, bahwa dalil „aqli (akal) dan lafzhi (lafaz) sudah
menunjukkan tidak benarnya. Dalil „aqlinya adalah berdasarkan kebiasaan dan pengalaman, bahwa semua
hewan ini tidak mampu melihat adanya air di bawah tanah. Jika memang mampu, tentu Allah akan
menyebutkannya, karena ia termasuk ayat kauniy (di alam semesta) yang besar. Sedangkan dalil lafzhinya
adalah, bahwa jika maksudnya seperti itu tentu lafaznya, “wa thalabal hud-huda li yanzhura lahul maa‟a
falammaa faqada qaala maa qaala” (artinya: ia meminta Hud-hud untuk melihat air. Ketika Hud-hud tidak
ada, maka ia berkata apa yang dia katakan) atau “fatasya „anil hud-hud” (artinya: ia mencari Hud-hud) atau
“bahatsa „anhu” (artinya: ia mencari Hud-hud) dsb. Namun ternyat lafaznya “tafaqqadath thaira” untuk
melihat yang hadir dan yang tidak hadir, yang tetap ditempat yang ditentukannya dan yang tidak. Di
samping itu, Nabi Sulaiman tidak butuh kepada keahlian Hud-hud, karena ia memiliki tentara dari kalangan
setan dan ifrit yang siap mengeluarkan air untuknya meskipun sangat dalam di bawah permukaan bumi.
Menurut Syaikh As Sa‟diy pula, bahwa tafsir tersebut dinukil dari Bani Israil, dan yang menukilnya tidak
memperhatikan isinya yang bertentangan dengan maknanya yang sahih, lalu hal itu senantiasa dinukil dari
generasi sebelum mereka sehingga mengira bahwa hal itu benar. Adapun orang yang cerdas mengetahui,
bahwa Al Qur‟an ini, yang menggunakan bahasa Arab yang jelas, yang dipakai bicara oleh Allah untuk
semua manusia, yang memerintahkan mereka untuk memikirkan makna-maknanya, mewujudkannya sesuai
dengan lafaz-lafaz bahasa Arab yang dikenal maknanya yang tidak asing oleh orang-orang Arab, dan jika
ditemukan ucapan-ucapan yang dinukil dari selain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka
dikembalikan kepada prinsip tersebut, jika sesuai maka diterima, karena lafaz yang menunjukkan kepadanya.
Tetapi, jika bertentangan dengan lafaz dan makna atau lafaz saja atau makna saja, maka ditolak, karena ada
dasar yang sudah diketahui yang bertentangan dengannya, yaitu yang ia ketahui dari makna dan dilalah(yang
ditunjukan)nya. Penguatnya adalah bahwa pemeriksaan Nabi Sulaiman „alaihis salam terhadap burung-
burung menunjukkan kecakapannya dan mampu mengatur kerajaannya sendiri serta menunjukkan
kecerdasannya, sampai-sampai mengetahui ketidakhadiran burung yang kecil ini, wallahu a'lam.
2309
Hud-hud adalah sejenis burung pelatuk.
2310
Yakni tanpa izin dan perintah dariku.
2311
Ketika itu marahlah Nabi Sulaiman „alaihis salam dan mengancamnya.
2312
Al A'masy meriwayatkan dari Minhal bin 'Amr dari Sa'id dari Ibnu Abbas, bahwa maksudnya mencabut
bulunya. Menurut Abdullah bin Syaddad, bahwa maksudnya mencabut bulunya dan menjemurnya.
Sedangkan menurut lebih dari generasi salaf, bahwa maksudnya mencabut bulunya dan meninggalkannya
dalam keadaan terlempar dimakan semut.

327 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
22. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud)2314, lalu ia berkata, "Aku telah mengetahui
sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba‟2315 membawa suatu
berita penting yang meyakinkan.

Ayat 23-28: Kisah burung Hud-hud dan kecemburuannya ketika agama Allah tidak
dihiraukan, serta gambaran dakwah dengan hikmah dan nasihat yang baik.

           
23. Sungguh, kudapati ada seorang perempuan2316 yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi
segala sesuatu2317 serta memiliki singgasana yang besar2318.

            

    


24. Aku (burung Hud-hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan
setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka2319, sehingga
menghalangi mereka dari jalan (Allah), maka mereka tidak mendapat petunjuk2320,

              

Hal ini menunjukkan tingginya wara‟ dan sikap inshaf(adil)nya, yakni bahwa ia tidaklah bersumpah akan
2313

menghukumnya kecuali karena perbuatannya yang salah. Oleh karena ketidakhadirannya bisa jadi karena
uzur, maka Beliau mengecualikannya karena wara‟ dan kecerdasannya.
Sufyan bin Uyaynah dan Abdullah bin Syaddad berkata, "Ketika burung Hud-hud datang, maka burung-
burung berkata kepadanya, "Apa yang membuatmu tertinggal? Sesungguhnya Sulaiman telah bernadzar
untuk menumpahkan darahmu." Hud-hud berkata, "Apakah ia melakukan pengecualian?" Mereka
menjawab, "Ya. Ia berkata, "Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali
jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas." Hud-hud berkata, "Kalau begitu aku akan selamat."
2314
Hal ini menunjukkan rasa takut bala tentaranya kepada Nabi Sulaiman dan sangat tunduk mengikuti
perintahnya, bahkan burung Hud-hud yang tertinggal karena uzur saja tidak berani terlambat terlalu lama.
2315
Saba‟ nama kerajaan di zaman dahulu, letaknya dekat kota San'a; ibu kota Yaman sekarang ini.
2316
Yaitu ratu Balqis bintu Syarahil yang memerintah kerajaan Saba di zaman Nabi Sulaiman.
2317
Yang dimiliki oleh para raja seperti harta, senjata, bala tentara, benteng, perhiasan dan perlengkapan
lainnya.
2318
Yakni singgasana yang ia duduki. Singgasana itu begitu besar dan mewah, dihiasi emas, mutiara dan
berbagai perhiasan. Besarnya singgsana menunjukkan besarnya kerajaan, memiliki kekuatan dan banyaknya
orang-orang yang hadir dalam musyawarah. Para Ahli Tarikh (sejarah) berkata, “Singgasana ini berada
dalam istana yang besar, kokoh dan tinggi bangunannya. Di bagian timur terdapat 360 jendela, dan di bagian
barat juga sama. Bangunannya dibuat agar siap dimasuki sinar matahari setiap hari lewat jendela dan ketika
tenggelam berhadapan dengan matahari sehingga mereka sujud kepadanya di pagi dan sore hari.”
2319
Sehingga mereka melihat, bahwa perbuatannya benar.
2320
Karena yang menyangka dirinya benar, padahal salah sangat sulit diharapkan untuk mendapatkan hidayah
sampai pandangannya berubah

328 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


25. mereka (juga) tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di
bumi2321 dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan2322 dan yang kamu nyatakan2323.

         


26. Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia2324, Tuhan yang mempunyai 'Arsy
yang agung2325.”

        


27. Dia (Sulaiman) berkata2326, "Akan kami lihat, apa kamu benar, atau termasuk yang berdusta2327.

           
28. Pergilah dengan (membawa) suratku ini2328, lalu jatuhkanlah kepada mereka2329, kemudian
berpalinglah dari mereka2330, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan."

2321
Seperti menurunkan hujan dari langit, menumbuhkan tanam-tanaman, mengeluarkan logam, minyak
bumi dari bumi, mengeluarkan orang-orang yang mati dari bumi (untuk dibangkitkan dan diberikan balasan),
dsb.
2322
Dalam hatimu.
2323
Dengan lisanmu.
2324
Karena Dia memiliki sifat-sifat sempurna, dan karena nikmat-nikmat yang diberikan-Nya menghendaki
agar hanya menyembah kepada-Nya saja.
2325
Yang merupakan atap seluruh makhluk. Pemilik „Arsy tersebut adalah Raja Yang besar kekuasaan-Nya,
yang berhak dirukui, disujudi, dan diibadahi. Dia menyelamatkan Hud-hud ketika ia menyampaikan berita
besar ini, dan Nabi Sulaiman 'alaihis salam pun merasa takjub mengapa hal ini bisa samar baginya. Dalam
tafsir Ibnu Katsir diterangkan, bahwa karena burung Hud-hud ini mengajak kepada kebaikan, mengajak
beribadah kepada Allah dan sujud keppada-Nya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang
untuk membunuhnya. Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas
radhiyallahu 'anhu ia berkata:

‫ َذ ُّب‬،‫ َذ ْكْلُرْك ُره ِذ‬،‫ َذ نَّك ْك لَذ ِذ‬،‫ ْكنَّكملَذ ِذ‬، ٍّ ‫ول لَّك ِذ َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ َذ ْك قَذ ْك ِذ ْكَذرَذ ٍة ِذ َذ َّك َذ‬
»‫صَذ ِذ‬ ‫« َذ َذ ى َذر ُرس ُر‬
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang membunuh empat hewan, yaitu: semut, lebah, burung
Hud-hud, dan burung Shurad." (Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al Albani. Dalam tafsir Ibnu Katsir
disebutkan bahwa riwayat ini dari Abu Hurairah, namun yang saya dapatkan dari Ibnu Abbas, wallahu
a'lam).
2326
Kepada burung Hud-hud.
2327
Disebutkan dalam Tafsir Al Baghawi dan Al Jalaalain, bahwa burung Hud-hud menunjukkan tempat air
kepada mereka, lalu mereka menggali sumur-sumur tersebut, kemudian bala tentaranya meminum airnya
hingga hilang dahaganya, lalu berwudhu‟ dan shalat, kemudian Nabi Sulaiman menuliskan surat, yang
isinya: Dari hamba Allah Sulaiman bin Dawud kepada Balqis ratu Saba, “Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, salam atas orang yang mengikuti petunjuk, amma ba‟du:
“Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang
berserah diri.” Ibnu Juraij berkata, “Sulaiman tidak menuliskan lebih dari apa yang diceritakan Allah dalam
kitab-Nya.” Qatadah berkata, “Demikianlah para nabi, menulis beberapa kalimat secara garis besar; tidak
panjang dan tidak banyak.”
2328
Ada yang mengatakan, bahwa surat itu ditaruh di sayap burung Hud-hud. Dan ada pula yang mengatakan
di paruhnya.
2329
Yakni Balqis dan kaumnya.
2330
Yakni, dan berdiamlah tidak jauh dari mereka. Kemudian burung Hud-hud membawa surat itu ke istana
Balqis saat ia sedang sendiri, lalu dijatuhkannya surat itu kepadanya dari lubang angin yang di ada di

329 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 29-35: Isyarat terhadap pentingnya musyawarah.

        


29. Dia (Balqis) berkata, "Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku
sebuah surat yang mulia2331.”

        


30. Sesungguhnya (surat) itu dari SuIaiman yang isinya, "Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang2332,

     


31. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang
yang berserah diri2333.”

            
32. 2334Dia (Balqis) berkata, "Wahai para pembesar! Berilah aku pertimbangan dalam perkaraku
(ini)2335. Aku tidak pernah memutuskan suatu perkara2336 sebelum kamu hadir dalam majelis(ku).”

            
33. Mereka menjawab, "Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa (untuk
berperang)2337, tetapi keputusan berada di tanganmu2338; maka pertimbangkanlah apa yang akan
engkau perintahkan2339.”

hadapan Balqis. Selanjutnya burung Hud-hud berpaling tidak jauh darinya. Kemudian ratu Balqis heran
dengan surat itu dan mengambilnya lalu membacanya. Di surat itu tertulis kalimat "Sesungguhnya (surat) itu
dari SuIaiman yang isinya, "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang
berserah diri." Maka selanjutnya ratu Balqis mengumpulkan para pemuka dan pembesarnya dan berkata
kepada mereka sebagaimana yang disebutkan pada ayat 32 dan setelahnya.
2331
Yakni yang sangat agung, dari salah seorang raja besar di dunia. Ada pula yang menafsirkan dengan,
“Yang diberi cap.”
2332
Para ulama berkata, “Belum ada seorang pun yang menulis, “Bismillahirrahmaanirrahim” sebelum Nabi
Sulaiman „alaihis salam.” Dalam ayat ini terdapat anjuran memulai tulisan dengan basmalah. Oleh karena
kematangan dan kecerdasan akalnya, maka ratu Balqis segera mengumpulkan para pembesar kerajaannya.
2333
Mereka pun mengetahui, bahwa surat itu berasal dari seorang Nabi, yaitu Nabi Sulaiman „alaihis salam.
Surat ini begitu fasih dan ringkas, karena maksudnya sudah tercapai dalam kata-kata yang singkat dan bagus
itu. Di dalamnya terkandung larangan bagi mereka bersikap sombong terhadapnya, tetap di atas keadaannya
(yakni menyembah matahari), serta memerintahkan mereka taat dan tunduk kepadanya, serta mengajak
mereka kepada Islam.
2334
Setelah ratu Balqis membacakan kepada para pemukanya surat Nabi Sulaiman, maka ia bermusyawarah
dengan mereka.
2335
Yakni apakah kita harus tunduk dan taat kepadanya atau apa yang kita lakukan?
2336
Yakni tidak memutuskan sendiri atau sewenang-wenang.
2337
Yakni mereka siap membantu mengerahkan semua pasukan, semua perlengkapan, dan mengerahkan
semua kekuatan mereka. Tampaknya mereka lebih cenderung untuk berperang yang sesungguhnya jika
dilanjutkan, tentu mereka akan binasa.

330 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
34. Dia (Balqis) berkata2340, "Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka
tentu membinasakannya2341, dan menjadikan penduduknya yang mulia2342 jadi hina; dan demikian
yang akan mereka perbuat2343.

        


35. 2344Dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah2345, dan
(aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu2346.”

Ayat 36-37: Haramnya risywah (sogok) karena dapat menghantarkan kepada runtuhnya
masyarakat.

               


36. Maka ketika para utusan itu sampai kepada Sulaiman, dia (Sulaiman) berkata2347, "Apakah
kamu akan memberi harta kepadaku? 2348 Apa yang Allah berikan kepadaku2349 lebih baik daripada
apa yang Allah berikan kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

             
37. Kembalilah kepada mereka2350! Sungguh, kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala
tentara yang mereka tidak mampu melawannya, dan akan kami usir mereka dari negeri itu (Saba)
secara terhina dan mereka akan menjadi (tawanan) yang hina dina2351.”

2338
Karena mereka mengetahui kecerdasan akalnya dan kematangannya.
2339
Yakni kami akan mengikutimu.
2340
Memberikan kepuasan terhadap usulan mereka dan menerangkan akibat dari berperang.
2341
Yakni melakukan pembunuhan, penawanan, perampasan harta dan perobohan terhadap rumah-rumah
mereka.
2342
Seperti para tokohnya dan orang-orang yang terhormat di antara mereka.
2343
Seakan-akan ratu Balqis berkata kepada mereka, bahwa pandangannya ini tidak begitu tepat, dan ia tidak
akan memilih pandangan itu sampai mengetahui keadaan Nabi Sulaiman dengan mengutus orang yang akan
memberitahukan kepada mereka keadaannya agar keputusannya tepat.
2344
Selanjutnya ratu Balqis memilih untuk mengadakan perdamaian dan melakukan genjatan senjata.
2345
Lebih dari seorang mufassir dari kalangan kaum salaf dan lainnya mengatakan, bahwa ratu Balqis
mengirimkan hadiah yang besar kepadanya berupa emas, permata, mutiara, dan lain-lain.
2346
Ibnu Abbas berkata, “Dia (Balqis) berkata kepada kaumnya, “Jika ia menerima hadiah, maka berarti ia
seorang raja, maka perangilah, dan jika ia tidak menerimanya, maka berarti ia seorang nabi, maka ikutilah.”
2347
Sambil mengingkari dan marah kepada mereka.
2348
Untuk membujukku agar aku membiarkan kamu berbuat syirk.
2349
Berupa kenabian dan kerajaan, harta, dan tentara.
2350
Dengan membawa hadiahmu.

331 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 38-44: Isyarat terhadap kuatnya jin dibanding manusia, dan kuatnya malaikat
dibanding jin, ajakan kepada Islam dan penjelasan tentang keutamaan ilmu.

          
38. Dia (Sulaiman) berkata, "Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup
membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?”

                 
39. Ifrit2352 dari golongan jin berkata, "Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau
berdiri dari tempat dudukmu2353; dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya2354.”

2351
Jika mereka tidak taat dan tunduk. Maka utusan itu kembali kepada mereka dan menyampaikan kata-kata
Nabi Sulaiman „alaihis salam, dan mereka pun akhirnya tunduk dan segera bersiap-siap untuk mengadakan
perjalanan menuju kerajaan Sulaiman, dan Nabi Sulaiman pun tahu, bahwa mereka akan pergi menemuinya.
Oleh karena itu, Beliau berkata kepada para pemukanya yang hadir, dari kalangan jin dan manusia.
Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Yazid bin Ruman, ia berkata: Ketika para utusan (Balqis) kembali
dan menyampaikan apa yang dikatakan Nabi Sulaiman, maka ratu Balqis berkata, "Demi Allah.
Sesungguhnya aku mengetahui bahwa orang ini bukan raja, dan kita tidak mampu melawannya." Lalu ratu
Balqis menyampaikan kepada Nabi Sulaiman 'alaihis salam, "Sesungguhnya aku akan datang kepadamu
dengan membawa raja-raja yang ada dalam kerajaanku agar aku melihat tentang perintahmu dan seruan
agamamu." Kemudian ratu Balqis menyuruh disiapkan singgasana yang biasa dipakai duduk, dimana
singgsana itu terbuat dari emas yang dihiasi batu yaqut, batu permata, dan mutiara, lalu ditaruh dalam tujuh
rumah yang sebagiannya ada pada sebagian yang lain. Kemudian ia mengunci pintu dan berkata kepada
orang yang ditinggalkan untuk menjaga kerajaannya (sambil dikatakan), "Jagalah terhadap apa yang ada di
hadapanmu dan singgasana kerajaanku sehingga tidak ada seorang pun dari hamba Allah yang bisa
mendatanginya dan tidak dilihat oleh seorang pun sampai aku mendatangimu." Kemudian ratu Balqis
mendatangi Nabi Sulaiman dengan membawa dua belas ribu pimpinan, dimana masing-masing pimpinan
memimpin ribuan orang. Maka Nabi Sulaiman 'alaihis salam mengutus jin untuk mendatanginya ketika
berjalan dan ketika berhenti setiap siang dan malam. Maka ketika mereka (ratu Balqis dan kaumnya) sudah
hampir tiba, maka Nabi Sulaiman mengumpulkan jin dan manusia yang ada di dekatnya yang di bawah
kekuasaannya, Beliau berkata, "Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa
singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?”
2352
Ia adalah jin yang kuat, rajin dan cerdik. Menurut Mujahid, maksud 'Ifrit adalah jin yang durhaka.
2353
Yakni dari majlismu. As Suddiy dan selainnya berkata, “Beliau (Nabi Sulaiman) biasa duduk untuk
menyelesaikan masalah manusia dan memberikan keputusan dari awal siang (pagi) sampai matahari
tergelincir (pertengahan siang).” Zhahirnya, bahwa Nabi Sulaiman „alaihis salam ketika itu berada di Syam,
sehingga jarak antara kerajaannya dengan kerajaan Saba di Yaman kurang lebih memakan waktu perjalanan
4 bulan; dua bulan pergi dan dua bulan pulang.
2354
Yakni kuat membawanya dan dapat dipercaya terhadap perhiasan yang ada di dalamnya. Selanjutnya
Nabi Sulaiman „alaihis salam berkata, “Saya ingin lebih cepat lagi.” Dari sini dapat diketahui, bahwa
maksud Sulaiman membawa singgasana ratu Balqis adalah untuk memperlihatkan besarnya kerajaan yang
diberikan Allah kepadanya dan bagaimana ditundukkan kepadanya bala tentara yang terdiri dari jin, manusia
dan hewan yang tidak pernah diberikan kepada seorang pun sebelum Beliau dan tidak pula diberikan kepada
seorang pun setelah Beliau, sekaligus sebagai hujjah atas kenabiannya bagi Balqis dan kaumnya, karena
yang demikian merupakan peristiwa yang luar biasa, di mana singgsana yang begitu besar dipindahkan
dalam waktu yang cukup singkat, padahal jarak antara kedua kerajaan itu cukup jauh. Zhahirnya, bahwa
kerajaan Nabi Sulaiman „alaihis salam berada di Syam, sehingga jarak antara kerajaannya dengan kerajaan
Saba kurang lebih memakan waktu perjalanan 4 bulan; dua bulan pergi dan dua bulan pulang.

332 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

                  

    


40. Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab2355 berkata, "Aku akan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum matamu berkedip2356.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu
terletak di hadapannya, dia pun berkata2357, "Ini termasuk karunia Tuhanku2358 untuk mengujiku,
apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar2359, maka
sesungguhnya Tuhanku Mahakaya2360 lagi Mahamulia2361.”

            
41. 2362Dia (Sulaiman) berkata, "Ubahlah2363 untuknya singgasananya; kita akan melihat apakah dia
(Balqis) mengenal; atau tidak mengenalnya lagi2364.”

2355
Kitab di sini maksudnya kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman „alaihis salam, yaitu Taurat dan
Zabur. Orang yang disebutkan itu bernama Ashaf bin Barkhiya juru tulis Nabi Sulaiman, seorang yang
shiddiq (yang sangat membenarkan) yang mengetahui Ismul a‟zham (nama Allah yang agung) yang jika
berdoa dengannya, maka akan dikabulkan, dan jika meminta dengannya, maka akan dipenuhi. Ini adalah
pendapat Ibnu Abbas dan Yazid Ruman. Qatadah berkata, "Dia adalah seorang mukmin dari kalangan
manusia. Namanya Ashaf."
Syaikh Ibnu „Utsaimin dalam tafsir Juz „Amma (pada tafsir surah An Naazi‟at) menjelaskan, para ulama
mengatakan bahwa yang membawa singgasana itu demikian cepat adalah para malaikat. Mereka
membawanya dari Yaman dengan sekejap, sedangkan Sulaiman berada di Syam. Hal ini menunjukkan
bahwa kekuatan malaikat melebihi kekuatan jin, meskipun begitu mereka sangat takut kepada Allah
Subhaanahu wa Ta'aala.
2356
Ada yang berpendapat, bahwa maksudnya, “Angkatlah pandanganmu dan lihatlah semampumu. Jika
penglihatanmu sudah terasa lelah (dan engkau mengedipkan matamu), maka singgasana itu akan hadir di
depanmu.” Menurut Wahab bin Munabbih, “Tetaplah melihat, maka setelah lama melihat, singgasana itu
akan berada di hadapanmu.” Lalu dia (Ashaf) bangkit kemudian berwudhu‟ serta berdoa kepada Allah
Subhaanahu wa Ta'aala.” Mujahid berkata, “Dia mengucapkan (dalam doanya), “Yaa Dzal Jalaali wal
ikram.”
2357
Beliau memuji Allah atas pemberian-Nya dan kemudahan dari-Nya.
2358
Beliau 'alaihis salam tidak tertipu oleh kerajaannya dan kekuasaannya seperti halnya kebiasaan raja-raja
yang jahil (bodoh). Bahkan Beliau mengetahui, bahwa hal itu adalah ujian dari Tuhannya, dan Beliau
khawatir jika sampai tidak bersyukur atas nikmat itu. Selanjutnya Beliau menerangkan, bahwa manfaat
syukur itu kembalinya kepada manusia, tidak kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
2359
Yakni, tidak berterima kasih atas nikmat itu.
2360
Tidak butuh syukur hamba-Nya dan ibadah mereka.
2361
Kebaikan-Nya merata baik kepada orang yang bersyukur maupun orang yang kufur, hanyasaja
mensyukuri nikmat-Nya menjadikannya bertambah, sedangkan mengkufuri nikmat-Nya menjadikannya
hilang.
2362
Setelah dihadapkan kepada Nabi Sulaiman 'alaihis salam singgasana ratu Balqis sebelum Balqis hadir,
maka Nabi Sulaiman meminta untuk dirubah sebagian sifatnya untuk mengetes, apakah Balqis mengenalinya
atau tidak.
2363
Baik dengan ditambah atau dikurangi. Menurut Ibnu Abbas, yaitu dengan dicabut batu cincin dan
perlengkapannya. Menurut Mujahid, bahwa maksudnya diubah yang sebelumnya berwarna merah menjadi

333 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                
42. Maka ketika dia (Balqis) datang, ditanyakanlah (kepadanya), "Serupa inikah singgasanamu?"
Dia (Balqis) menjawab, "Seakan-akan itulah dia2365.” (Dan dia berkata)2366, “Kami telah diberi
pengetahuan2367 sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”

             
43. Dan kebiasaannya menyembah selain Allah2368, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya)
2369
, sesungguhnya dia (Balqis) dahulu termasuk orang-orang kafir.”

                 

             
44. 2370Dikatakan kepadanya (Balqis), "Masuklah ke dalam istana.” Maka ketika dia (Balqis)
melihat (lantai istana) itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya (penutup) kedua
betisnya2371. Dia (Sulaiman) berkata, "Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi

kuning, yang sebelumnya kuning menjadi merah, yang sebelumnya hijau menjadi merah, dan dirubah segala
sesuatu dari keadaannya. Menurut Ikrimah, maksudnya ditambah dan dikurangi. Menurut Qatadah,
maksudnya bagian bawah diubah menjadi bagian atas, bagian depan menjadi bagian akhir, dan mereka
menambah dan menguranginya.
2364
Maksudnya adalah untuk menguji akalnya; apakah ia memiliki kecerdasan dan kepandaian.
2365
Ini menunjukkan kecerdasannya. Ia tidak mengatakan, “Memang ini.” Karena adanya sedikit perubahan,
tetapi tidak menafikan bahwa ia adalah singgasananya. Ia menjawab dengan kata-kata yang mengandung
dua kemungkinan; yang kedua-duanya benar.
2366
Jelaslah bagi Nabi Sulaiman bahwa jawabannya benar, dan ia (Balqis) pun akhirnya mengetahui
kekuasaan Allah dan benarnya kenabian Sulaiman „alaihis salam, maka Nabi Sulaiman berkata karena
kagum terhadap diri ratu Balqis yang mendapat petunjuk dan terhadap kecerdasannya serta sebagai rasa
syukur kepada Allah karena dikaruniakan nikmat yang lebih dari itu, “Kami telah diberi pengetahuan
tentang Allah dan kekuasaan-Nya sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang tunduk kepada perintah
Allah lagi mengikuti agama Islam.”
Bisa juga, bahwa kata-kata ini adalah kata-kata ratu Balqis, sehingga artinya, “Dan kami telah diberi
pengetahuan tentang kerajaan Sulaiman dan kekuasaannya sebelum peristiwa yang saat ini kami melihatnya,
yaitu membawakan singgasana dari jarak yang jauh, maka kami tunduk dan datang dalam keadaan
menyerahkan diri.”
2367
Yakni hidayah, akal dan kematangan sebelum ratu Balqis. Inilah hidayah yang bermanfaat lagi sebagai
modal dasarnya.
2368
Karena tinggal di lingkungan orang-orang yang kafir, meskipun ia (Balqis) memiliki kecerdasan yang
dengannya ia dapat mengetahui yang hak dan yang batil, akan tetapi keyakinan-keyakinan yang batil
menghilangkan mata hatinya.
2369
Ayat ini bisa juga diartikan, "Dia menghalanginya dari keadaannya menyembah selain Allah." Kata "dia"
ini kembalinya bisa kepada Allah 'Azza wa Jalla atau kepada Nabi Sulaiman 'alaihis salam.
2370
Selanjutnya Nabi Sulaiman „alaihis salam ingin agar Balqis melihat kekuasaannya yang menyilaukan
pandangan, maka Beliau memerintahkan Balqis agar masuk ke dalam Sharh, yaitu majlis Beliau yang tinggi
dan luas, majlis itu terbuat dari kaca dan di bawahnya ada sungai yang mengalir.
2371
Untuk menyelamkan kakinya. Nabi Sulaiman „alaihis salam sebelumnya memerintahkan kepada para jin
untuk membuatkan istana yang besar dari kaca dan dialirkan air di bawahnya karena kedatangan (Balqis).
Oleh karena itu, orang yang tidak mengetahui keadaannya akan mengira bahwa lantai itu adalah kolam air,
padahal ada kaca tipis yang menghalangi antara pejalan dengan air yang di bawahnya.

334 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


kaca2372.” Dia (Balqis) berkata2373, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap
diriku2374. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam2375.”

Ayat 45-53: Kisah Nabi Saleh ‘alaihis salam dengan kaumnya dan bagaimana kaumnya
merencanakan untuk membunuh Beliau, serta pembinasaan mereka.

             
45. Dan sungguh, Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka2376 yaitu Saleh
(yang menyeru), "Sembahlah Allah!" Tetapi tiba-tiba mereka (menjadi) dua golongan yang
bermusuhan2377.

             
46. Dia (Saleh) berkata2378, "Wahai kaumku! Mengapa kamu meminta disegerakan keburukan
(azab)2379 sebelum (kamu minta) kebaikan? Mengapa kamu tidak memohon ampunan kepada
Allah2380, agar kamu mendapat rahmat2381?"

               
47. Mereka menjawab, "Kami mendapat nasib yang malang disebabkan oleh kamu dan orang-orang
yang bersamamu2382." Dia (Saleh) berkata, "Nasibmu ada pada Allah (bukan kami yang menjadi
sebab), tetapi kamu adalah kaum yang sedang diuji2383."

          

2372
Selanjutnya, Beliau mengajak Balqis masuk ke dalam Islam, dan ia pun mau memeluk Islam.
2373
Setelah mengetahui pemberian Allah kepada Nabi Nabi Sulaiman 'alaihis salam, dan mengetahui bahwa
Sulaiman adalah seorang nabi dan seorang saja.
2374
Karena beribadah kepada selain-Mu.
2375
Yakni mengikuti agama Nabi Sulaiman (Islam) yang menyuruh untuk beribadah hanya kepada Allah
'Azza wa Jalla.
2376
Yakni senasab.
2377
Sebagian beriman, sedangkan sebagian lagi kafir. Yang kafir jumlahnya lebih banyak.
2378
Kepada orang-orang yang kafir.
2379
Mereka berkata, “Jika apa yang dibawanya kepada kami adalah benar, maka datangkanlah azab.”
Menurut Syaikh As Sa‟diy, maksud kata-kata Saleh adalah, “Mengapa kamu segera melakukan kekafiran
dan mengerjakan keburukan yang dapat mendatangkan azab kepadamu sebelum mengerjakan kebaikan,
sehingga keadaan kamu menjadi baik, agama maupun duniamu? Dan lagi tidak ada desakan bagimu untuk
melakukan kemaksiatan. Mengapa kamu tidak meminta ampunan Allah lebih dulu dan bertobat kepada-Nya
dengan berharap rahmat-Nya.
2380
Dari perbuatan syirk.
2381
Karena rahmat Allah dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan (muhsinin), sedangkan orang
yang bertobat dari dosa termasuk orang-orang yang muhsin.
2382
Karena buruk dan celakanya mereka, bahwa mereka tidaklah tertimpa azab atau musibah kecuali
menyalahkan Saleh dan para pengikutnya. Seperti inilah kebiasaan mereka dalam mendustakan nabi mereka.
Mereka merasa sial kepada nabi mereka. Lihat pula QS. An Nisaa': 78 dan Al A'raaf: 131.
2383
Dengan kesenangan dan musibah, dengan kebaikan dan keburukan agar Dia melihat, apakah kamu
berhenti dan bertobat atau tidak?

335 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


48. 2384Dan di kota itu2385 ada sembilan orang laki-laki2386 yang berbuat kerusakan di bumi2387,
mereka tidak melakukan perbaikan2388.

             


49. Mereka berkata2389, "Bersumpahlah kamu dengan (nama) Allah, bahwa kita pasti akan
menyerang dia bersama keluarganya pada malam hari, kemudian kita akan mengatakan kepada ahli
warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kebinasaan keluarganya itu2390, dan sungguh, kita orang
yang benar."

       


50. Dan mereka membuat tipu daya, dan kami pun menyusun tipu daya2391, sedang mereka tidak
menyadari2392.

2384
Allah Ta'ala memberitahukan tentang pemimpin-pemimpin kesesatan yang ada di tengah-tengah kaum
Tsamud, dimana mereka adalah para penyeru kesesatan dan kekafiran.
2385
Menurut ahli tafsir yang dimaksud dengan kota ini ialah kota kaum Tsamud Yaitu kota Al Hijr.
2386
Al 'Aufiy meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Mereka adalah orang-orang yang membunuh unta
betina (mukjizat Nabi Shalih 'alaihis salam))."
2387
Dengan perbuatan maksiat. Sifat mereka mengadakan kerusakan di bumi, dan tidak ada maksud untuk
mengadakan perbaikan. Mereka telah siap memusuhi Saleh dan mencela agamanya serta mengajak kaumnya
agar bersikap sama seperti mereka.
2388
Dengan melakukan ketaatan.
2389
Antara sesama mereka.
2390
Sehingga kita tidak mengetahui siapa yang membunuh mereka.
Dengan memberikan pertolongan kepada Saleh „alaihis salam, memudahkan urusannya dan
2391

membinasakan kaumnya yang mendustakan.


2392
Mereka belum sempat melakukan rencana itu karena telah lebih dulu dibinasakan Allah, demikian pula
kaum mereka.
Muhammad bin Ishaq berkata, “Sembilan orang itu berkata setelah membunuh unta itu, “Marilah kita bunuh
Saleh. Jika ia memang benar, maka dia akan mendahului kita sebelum kita (membunuhnya), dan jika ia
berdusta, maka kita telah membunuh untanya.” Mereka pun mendatangi Saleh di malam hari untuk
melakukan rencana itu di tengah keluarganya, maka para malaikat melukai kepala mereka dengan batu.
Ketika mereka dirasakan oleh kawan-kawannya terlambat datang, maka mereka menyusul dengan
mendatangi rumah Saleh dan mereka mendapati kawan-kawan mereka telah pecah kepalanya oleh batu, lalu
mereka berkata kepada Saleh, “Engkaukah yang telah membunuh mereka?” Mereka pun hendak membunuh
Saleh, lalu keluarga Saleh bangkit menghalanginya dalam keadaan memakai senjata sambil berkata, “Demi
Allah, kamu tidak bisa membunuhnya selamanya, dan dia telah mengancammu, bahwa azab akan turun
menimpamu dalam tempo tiga hari. Jika ia benar, maka janganlah menambah kemurkaan Tuhanmu
kepadamu, dan jika ia berdusta, maka kamu sedang berada di belakang yang kamu inginkan, maka mereka
pun pulang pada malam itu.”
Abdurrahman bin Abi Hatim berkata, “Setelah mereka membunuh unta itu, Saleh berkata kepada mereka,
“Bersenang-senanglah kamu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak didustakan.” Mereka pun berkata,
“Saleh mengira bahwa ia akan menyelesaikan urusannya dengan kita (membinasakan kita) dalam tempo tiga
hari, padahal kita akan akan menyelesaikan urusannya (membinasakannya) sebelum tiga hari. Ketika itu,
Saleh memiliki masjid di Hijr di dekat bukit yang ia biasa shalat di sana. Mereka pun keluar menuju gua
yang ada di sana pada malam hari dan berkata, “Jika Saleh datang untuk shalat, maka kita bunuh dia. Setelah
kita membunuhnya, maka kita pulang ke keluarganya dan menyelesaikan pula urusan kita dengan mereka

336 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
51. Maka perhatikanlah2393 bagaimana akibat dari tipu daya mereka, bahwa Kami membinasakan
mereka dan kaum mereka semuanya2394.

            
52. Maka itulah rumah-rumah mereka yang runtuh2395 karena kezaliman mereka2396. Sungguh, pada
yang demikian itu2397 terdapat tanda (kekuasaan Alah)2398 bagi orang-orang yang mengetahui
(hakikat sesuatu)2399.

     


53. Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman2400 dan mereka selalu menjaga diri2401.

Ayat 54-58: Kisah Nabi Luth ‘alaihis salam dengan kaumnya.

        


54. Dan (ingatlah kisah) Luth2402, ketika dia berkata kepada kaumnya2403, "Mengapa kamu
mengerjakan perbuatan fahisyah (keji) 2404 padahal kamu melihatnya (kekejian perbuatan maksiat
itu)2405?"

(membunuh juga), maka Allah mengirimkan kepada mereka batu besar yang hendak menjatuhi mereka,
mereka pun takut jika batu itu menimpa mereka, maka segeralah mereka (masuk ke gua) lalu batu besar itu
menutupi mereka, sedangkan mereka dalam gua tersebut, sehingga kaum mereka tidak mengetahui
keberadaan mereka dan mereka juga tidak mengetahui hal yang menimpa kaum mereka, maka Allah
mengazab mereka di tempat itu dan kaum mereka di tempat mereka dan Allah menyelamatkan Saleh serta
orang-orang yang bersamanya…dst. (Lihat Al Mishbahul Munir Fii Tahdzib Tafsir Ibni Katsir hal. 1002 cet.
Darussalam).
2393
Dengan mengambil pelajaran, “Apakah maksud dan tujuan mereka tercapai?”
2394
Datang kepada mereka suara keras sebagai azab dan mereka dibinasakan semuanya.
2395
Dinding-dindingnya roboh menimpa atapnya, penghuninya telah tiada dan tidak ada lagi yang singgah di
sana.
2396
Inilah akibat kezaliman mereka, berupa syirk kepada Allah, mendustakan nabi mereka dan melakukan
berbagai kemaksiatan.
2397
Pembinasaan dan penghancuran mereka.
2398
Bisa juga diartikan, “terdapat pelajaran.” Itu adalah sunatullah terhadap orang-orang yang mendustakan.
2399
Mereka memikirkan peristiwa-peristiwa yang dialami para wali-Nya dan musuh-musuh-Nya. Mereka
mengetahui, bahwa akibat dari perbuatan zalim adalah kehancuran dan kebinasaan, dan bahwa akibat iman
dan keadilan adalah keselamatan dan kemenangan.
2400
Yaitu Shaleh „alaihis salam dan orang-orang yang beriman bersamanya.
2401
Yakni dari syirk dan perbuatan maksiat, serta mengerjakan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
2402
Yakni dan ingatlah hamba Kami dan Rasul Kami Luth serta beritanya yang cukup menarik.
2403
Memperingatkan mereka.
2404
Yaitu homoseks. Disebut perbuatan keji,. Karena dianggap keji oleh akal, fitrah dan semua syariat.
2405
Yakni mengetahui buruk dan kejinya perbuatan itu, tetapi kamu malah mengerjakannya karena zalim dan
berani kepada Allah. Bisa juga maksudnya, padahal sebagian kamu melihat sebagian yang lain, dan kamu
mengerjakan perbuatan munkar itu di majlis pertemuanmu.

337 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
55. "Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat(mu), bukan (mendatangi)
perempuan2406? Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).”

Juz 20

                


56. Jawaban kaumnya tidak lain hanya dengan mengatakan, "Usirlah Luth dan keluarganya dari
negerimu; 2407sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (menganggap dirinya) suci2408.”

       


57. 2409Maka Kami selamatkan dia dan keluarganya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan dia
termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan) 2410.

       


58. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu dari tanah yang keras), maka sangat buruklah
hujan yang ditimpakan pada orang-orang yang diberi peringatan itu (tetapi tidak
mengindahkan)2411.

Ayat 59-66: Perintah Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk
memuji Allah, kewajiban beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja, pentingnya

2406
Maksudnya, mengapa kamu sampai seperti ini keadaannya, syahwatmu tertuju kepada laki-laki, padahal
dubur mereka adalah tempat keluar kotoran, dan kamu meninggalkan apa yang Allah ciptakan untukmu,
yaitu tempat yang baik dari kaum wanita? Kamu anggap baik perbuatan buruk dan kamu anggap buruk
perbuatan baik.
2407
Seakan-akan ada yang berkata, “Apa alasan yang mengharuskan kamu mengusir mereka (Luth dan
keluarganya)?”
2408
Perkataan kaum Luth kepada sesamanya ini merupakan ejekan terhadap Luth dan orang-orang beriman
kepadanya, karena Luth dan orang-orang yang bersamanya tidak mau mengerjakan perbuatan mereka.
2409
Ketika para malaikat datang sebagai tamu (dalam rupa manusia) kepada Nabi Luth „alaihis salam, maka
kaumnya mengetahui kedatangan mereka dan ingin melakukan kejahatan kepada tamu-tamu itu, maka Nabi
Luth menutup pintunya dari mereka, dan Beliau (Nabi Luth „alaihis salam) kebingungan, lalu para malaikat
memberitahukan keadaan yang sebenarnya, bahwa kedatangan mereka adalah untuk menyelamatkan Nabi
Luth dan mengeluarkannya dari tengah-tengah kaumnya, mereka ingin membinasakan mereka, di mana
waktu pembinasaannya adalah pagi hari, dan mereka (para malaikat) memerintahkan Nabi Luth membawa
pergi keluarganya di malam hari sehingga mereka selamat sedangkan kaumnya ditimpa azab pada pagi
harinya; Allah membalikkan negeri mereka dan menjadikan bagian atasnya di bawah dan bawahnya menjadi
di atas, lalu mereka ditimpa hujan batu dari yanah yang keras dan bertubi-tubi.
2410
Yang demikian karena istrinya membela kaumnya dan di atas jalan hidup kaumnya. Istrinya
memberitahukan kepada kaumnya tentang tamu-tamu yang mendatangi rumah Nabi Luth 'alaihis salam, dan
bukan berarti istrinya juga melakukan perbuatan keji itu.
2411
Seburuk-buruk hujan adalah hujan mereka dan seburuk-buruk azab adalah azab mereka, karena mereka
telah diberi peringatan, namun tidak mau berhenti.

338 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


memulai perkara dengan memuji Allah dan salam kepada para rasul-Nya, dan bukti-bukti
keesaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala di alam semesta.

             
59. Katakanlah (Muhammad), "Segala puji bagi Allah2412 dan salam sejahtera atas hamba-hamba-
Nya yang dipilih-Nya2413. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan
dengan Dia2414?"

              

              
60. Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan langit2415 dan bumi2416 dan yang menurunkan air dari
langit untukmu (sebagai rezeki), lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang
berpemandangan indah2417? Kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohon-pohonnya2418. Apakah
di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang menyimpang
(dari kebenaran)2419.

              

        

2412
Allah berhak mendapatkan segala pujian dan sanjungan karena sempurna sifatnya, karena kebaikan-Nya,
pemberian-Nya, keadilan dan kebijaksanaan-Nya dalam hal hukuman-Nya kepada orang-orang yang
mendustakan dan mengazab orang-orang yang zalim. Dia juga memberikan salam kepada hamba-hamba
pilihan-Nya, seperti para nabi, dan para rasul. Hal ini untuk meninggikan nama mereka, dan meninggikan
kedudukan mereka serta selamatnya mereka dari keburukan dan kotoran, serta selamatnya apa yang mereka
ucapkan tentang Tuhan mereka dari kekurangan dan aib. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Ash
Shaaffaat: 180-182.
2413
Yakni para nabi. Ada pula yang menafsirkan dengan para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan
hal ini tidaklah bertentangan, karena jika para sahabat termasuk manusia pilihan, maka apalagi para nabi dan
rasul 'alaihimush shalatu was salam.
2414
Yakni apakah Allah Tuhan yang Mahaagung yang sempurna sifat itu lebih baik ataukah patung-patung
dan berhala-berhala yang memiliki kekurangan dari berbagai sisi, yang tidak mampu memberi manfaat dan
menimpakan madharrat? Ini merupakan istifham (kalimat tanya) yang menunjukkan pengingkaran terhadap
kaum musyrik yang beribadah kepada selain Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan lebih rinci sesuatu yang dengannya diketahui dan
dipastikan bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan bahwa menyembah selain-Nya
adalah batil.
2415
Dan apa yang ada di dalamnya, seperti matahari, bulan, bintang dan malaikat.
2416
Dan apa yang ada di dalamnya, seperti gunung, lautan, sungai, pohon-pohon dan lain-lain.
2417
Pohonnya banyak dan bermacam-macam serta buahnya baik.
2418
Kalau bukan karena nikmat Allah kepadamu dengan menurunkan hujan.
Bisa juga diartikan, “mereka adalah orang-orang yang menyekutukan Allah dengan selain-Nya.” Padahal
2419

mereka mengetahui, bahwa hanya Dia saja yang satu-satunya menciptakan, menguasai, mengatur, dan
memberikan rezeki kepada alam semesta.

339 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


61. 2420Bukankah Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam2421, yang
menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya2422, yang menjadikan gunung-gunung untuk
(mengkokohkan)nya2423 dan yang menjadikan suatu pemisah antara dua laut2424? Apakah di
samping Allah ada tuhan (yang lain) 2425? Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui2426.

                

 
62. 2427Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan2428 apabila
dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai

2420
Apakah berhala dan patung yang memiliki kekurangan dari berbagai sisi, tidak mampu berbuat, memberi
rezeki, memberi manfaat dan tidak mampu menimpakan madharrat itu lebih baik?
2421
Yang tidak goyang, dimana manusia dapat berdiam di atasnya, membuat tempat tinggal, mengolah
tanah, membangun dan lain-lain.
2422
Sehingga manusia memperoleh manfaat darinya. Mereka dapat menyirami tanaman dan pepohonan
mereka, memberi minum hewan ternak mereka dan lain-lain.
2423
Agar tidak goncang.
2424
Yang dimaksud dua laut di sini ialah laut yang asin dan sungai yang besar yang bermuara ke laut. Sungai
yang tawar itu setelah sampai di muara tidak langsung menjadi asin. Allah Subhaanahu wa Ta'ala
menjadikan sungai tetap tawar sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan, dan Dia
menjadikan air laut tetap asin agar udara tidak rusak karena baunya.
2425
Yang melakukan hal itu sehingga Allah disekutukan.
2426
Sehingga mereka menyekutukan Allah karena ikut-ikutan. Padahal jika mereka mengetahui dengan
sebenarnya, maka mereka tidak akan menyekutukan-Nya dengan sesuatu.
2427
Allah Ta'ala mengingatkan, bahwa hanya Dia yang diminta ketika kesulitan, dan hanya Dia yang
diharapkan ketika datang musibah. Ayat ini seperti firman Allah Ta'aala di surat Al Israa': 67.
2428
Di mana menurutnya, sudah tidak ada lagi jalan untuk selamat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu
Tamimah Al Hujaimiy, dari seorang yang berasal dari Balhujaim, ia berkata:
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ضلَذْكل َذ ِذ ْكَذر ٍة‬
‫ض قَذ ْك ٍة‬ ‫ َذ َّكذ ِذ ْك َذ‬،‫ي‬ ‫ َذ َذ َذ َذْكن َذ‬،‫ضٌّ اَذ َذ َذ ْكوتَذ ُر‬
‫ي ُر‬ ‫ َّكذ ِذ ْك َذ َّكس َذ‬،‫ " َذ ْك ُرو ِذ َذ اِذ َذ ْك َذ ُر‬:‫ ِذَذ َذ تَذ ْك ُرو؟ قَذ َذل‬،‫ول اِذ‬ ‫َذ َذر ُرس َذ‬
‫ " َذ تَذ ُرس َّكَّك‬:‫ قَذ َذل‬،‫ اَذَذْك ِذ ِذِن‬: ‫ قُر ْكل ُر‬:‫ قَذ َذل‬،" ‫ي‬ ‫ِذ‬
‫ َذ تَذ ْك َذه َذ َّك ِذ‬، ً ‫ْب َذ َذ‬
‫َذ‬ ‫ َذْكَذ َذ َذلَذْكي َذ‬،‫ي َذسنَذ ٌح اَذ َذ َذ ْكوتَذ ُر‬ ‫ َذ َّكذ ِذ ْك َذ َذ َذْك َذ‬،‫ي‬ ‫ َذرَّك َذلَذْكي َذ‬،‫َذ َذ ْكوتَذ ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
،‫ص ِذ َّكس ِذا‬ ‫ َذ ْك َذ ِذْكر ِذ َذ ْك‬، ‫ َذ َذ ْكو َذ ْك تُر ْك ِذ َذ ْك َذ ْك ِذو َذ ِذ ِذَذ ا ْك ُرم ْكسَذ ْكسق‬،‫ي‬ ‫ َذ َذ ْكو َذ ْك تَذ ْكل َذقى َذ َذ َذ َذ َذْك َذ ُر ْكنَذ ِذس ٌح ِذَذْكي ِذ َذ ْك ُر َذ‬، ‫ْك َذم ْكلُر‬
" ‫ َذ ِذ َّك اَذ َذ ُرِذ ُّب ْك َذم ِذخيلَذ َذ‬،‫ اَذِذإ َّك ِذ ْكسَذ َذل ْكِذْل َذ ِذر ِذ َذ ْك َذم ِذخيلَذ ِذ‬،‫ َذ ِذَّك َذ َذ ِذ ْكسَذ َذل ْكِذْل َذ ِذر‬، ‫اَذِذإ ْك َذَذْكي َذ اَذِذإ َذ ْك َذك ْكلَذ ْك ِذ‬
"Wahai Rasulullah, kepada siapakah engkau berdoa?" Beliau menjawab, "Aku berdoa kepada Allah saja,
Tuhan yang jika engkau tertimpa bahaya lalu engkau berdoa kepada-Nya, maka Dia akan menghilangkan
bahaya itu. Tuhan yang jika engkau tersesat di tanah lapang yang tandus lalu engkau berdoa kepada-Nya,
maka Dia akan menunjukimu. Tuhan yang jika engkau tertimpa kemarau panjang lalu engkau berdoa
kepada-Nya, maka Dia akan menumbuhkan tanaman untukmu." Lalu aku (sahabat yang meriwayatkan
hadits) berkata, "Kalau begitu berilah aku wasiat." Beliau bersabda, "Janganlah engkau mencaci-maki
seseorang dan janganlah engkau bakhil berbuat ma'ruf meskipun hanya bertemu saudaramu dengan muka
yang manis dan meskipun hanya menuangkan dari timbamu ke gelas orang yang meminta minuman. Dan
pakailah kain sarung sampai setengah betis. Jika engkau tidak mau, maka sampai semata kaki, dan jauhilah
olehmu melabuhkan kain (melewati mata kaki), karena melabuhkan kain termasuk kesombongan, dan Allah
tidak suka kepada orang-orang yang sombong." (HR. Ahmad. Hadits ini dinyatakan shahih isnadnya oleh
pentahqiq Musnad Ahmad).

340 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


khalifah di bumi2429? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)2430? Sedikit sekali (nikmat
Allah) yang kamu ingat2431.

                 

    


63. Bukankah Dia (Allah) yang memberi petunjuk kepada kamu dalam kegelapan di daratan dan
lautan2432 dan yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira2433 sebelum (kedatangan) rahmat-
Nya2434? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)2435? Mahatinggi Allah terhadap apa yang
mereka persekutukan.

                  

  


64. Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan (makhluk) dari permulaannya, kemudian
mengulanginya (lagi)2436, dan yang memberikan rezeki kepadamu dari langit2437 dan bumi2438?

2429
Yang dimaksud dengan menjadikan manusia sebagai khalifah ialah menjadikan manusia berkuasa di
bumi atau menjadikan satu sama lain saling menggantikan. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berkuasa
menciptakan manusia seluruhnya dalam waktu yang sama, tetapi hikmah-Nya menghendaki untuk
menciptakan mereka dari jiwa yang satu, kemudian Dia mengembangbiakkan setelahnya, karena jika seluruh
manusia diciptakan sekaligus, maka bumi yang mereka tempati ini menjadi sempit. Di samping itu, agar
manusia yang hidup setelahnya mengambil pelajaran dari manusia yang hidup sebelumnya.
2430
Yang melakukan hal ini atau yang berhak disembah. Tidak ada yang melakukan semua itu selain Allah,
dan tidak ada yang berhak disembah selain Allah Ta'ala. Oleh karena itulah, meskipun mereka berbuat syirk,
tetapi ketika dalam bahaya, mereka tetap berdoa kepada Allah Azza wa Jalla, karena mereka tahu, bahwa
hanya Allah yang mampu menghilangkan bahaya itu.
2431
Sedikit sekali kamu mengingat dan memperhatikan perkara itu, yang sesungguhnya jika kamu
perhatikan, kamu bisa kembali ke jalan yang lurus, akan tetapi kelalaian dan sikap berpaling meliputi
keadaan kamu sehingga kamu tidak berhenti dan sadar.
2432
Yang sebelumnya tidak ada tanda dan rambu-rambu serta sarana agar tidak tersesat kecuali setelah Dia
memberikan petunjuk kepada kamu, memudahkan jalan serta menyiapkan segala sebab yang dengannya
kamu mendapatkan petunjuk. Misalnya diadakan-Nya bintang-bintang di malam hari dan tanda batas bumi
di siang hari.
2433
Allah melepaskan angin itu, lalu menggerakkan awan dan menyatukannya lalu mengawinkannya, setelah
itu turunlah air hujan, sehingga manusia merasa gembira sebelum hujan turun.
2434
Yang dimaksud dengan rahmat Allah di sini ialah air hujan yang menyebabkan suburnya tumbuh-
tumbuhan.
2435
Yang melakukan hal itu, atau Dia saja yang sendiri melakukannya? Jika kamu mengetahui bahwa Dia
sendiri yang melakukan semua itu, maka mengapa kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu dan
menyembah selain-Nya?
2436
Yakni mengulangi lagi menciptakan pada saat mereka dibangkitkan.
2437
Dengan turunnya hujan.
2438
Dengan tumbuhnya pepohonan sebagai rezeki untukmu.

341 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)2439? Katakanlah, "Kemukakanlah bukti
kebenaranmu, jika kamu orang yang benar2440.”

               
65. 2441Katakanlah (Muhammad), "Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui
perkara yang gaib2442, kecuali Allah. 2443Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan
dibangkitkan.”

                
66. Bahkan pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana)2444. Bahkan mereka ragu-
ragu tentangnya (akhirat itu). Bahkan mereka buta (hatinya)2445 tentang itu.

Ayat 67-75: Keingkaran orang-orang kafir terhadap hari kebangkitan padahal banyak bukti-
buktinya, dan penjelasan bahwa yang gaib hanya diketahui oleh Allah Subhaanahu wa
Ta'aala.

         
67. Dan orang-orang yang kafir berkata2446, "Setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) nenek
moyang kita, apa benar kita akan dikeluarkan (dari kubur)2447?

2439
Yakni tidak ada yang melakukan semua yang disebutkan itu selain Allah dan tidak ada tuhan yang
berhak disembah selain-Nya.
2440
Bahwa di samping Allah ada pula tuhan. Dan mereka pasti tidak memiliki hujjah dan bukti terhadapnya
sebagaimana diterangkan Allah Ta'ala di surat Al Mu'minun: 117.
2441
Selanjutnya, mereka bertanya kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kapan
terjadinya kiamat. Dan di ayat ini, Allah Ta'ala memerintahkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam
memberitahukan kepada semua manusia, bahwa tidak ada yang mengetahui yang gaib kecuali Allah
Subhaanahu wa Ta'ala saja.
2442
Allah Subhaanahu wa Ta'aala sendiri yang mengetahui hal gaib di langit dan di bumi. Contohnya adalah
seperti yang disebutkan dalam surah Luqman ayat 34, yaitu: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya
sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang
ada dalam rahim. dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok, dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Gaib seperti ini (gaib mutlak) tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, malaikat yang didekatkan
maupun rasul tidak mengetahuinya. Jika hanya Allah yang mengetahui hal itu, yang ilmu-Nya meliputi
segala rahasia dan yang tersembunyi, maka Dialah yang berhak diibadahi. Maka segala puji bagi Allah yang
menjadikan kita sebagai orang-orang muslim, yang menyembah hanya kepada Allah; Tuhan yang sempurna
sifat-Nya. Semoga Dia menjadikan kita istiqamah di atas Islam sampai akhir hayat, Allahumma aamin.
2443
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang lemahnya pengetahuan orang-orang
yang mendustakan itu terhadap akhirat, berpindah dari sesuatu yang sedang menjadi yang lebih jauh lagi.
2444
Pengetahuan mereka lemah, sedikit, dan tidak yakin serta tidak masuk sampai ke hati. Ini merupakan
tingkatan ilmu yang paling rendah, bahkan mereka tidak memiliki ilmu sama sekali. Oleh karena itu, pada
lanjutan ayatnya dikatakan, bahwa mereka ragu-ragu tentang akhirat itu. Sedangkan keragu-raguan
menyingkirkan pengetahuan, karena ilmu (pengetahuan) dengan semua tingkatannya tidak berkumpul
bersama keragu-raguan.
2445
Tidak terlintas di hati mereka akan terjadi atau kemungkinan untuk terjadi.
2446
Mengingkari kebangkitan.

342 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
68. Sejak dahulu kami telah diberi ancaman dengan ini (hari kebangkitan); kami dan nenek moyang
kami2448. Sebenarnya ini hanyalah dongeng orang terdahulu.”

         
69. 2449Katakanlah (Muhammad), "Berjalanlah kamu di bumi, lalu perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang berdosa2450.

         
70. 2451Dan janganlah engkau bersedih hati terhadap mereka2452, dan janganlah (dadamu) merasa
sempit terhadap upaya tipu daya mereka2453.”

       


71. 2454Dan mereka2455 (orang kafir) berkata, "Kapankah datangnya janji (azab itu), jika kamu orang
yang benar2456.”

         
72. Katakanlah (Muhammad), "Boleh jadi sebagian dari (azab) yang kamu minta disegerakan itu
telah hampir sampai kepadamu2457.”
2447
Menurut mereka, hal ini mustahil. Yang demikian karena mereka menyamakan Zat Yang Mahakuasa
dengan kemampuan mereka yang lemah.
2448
Yakni ternyata tidak datang, dan kami tidak melihatnya.
Setelah memberitakan tentang keadaan mereka yang mendustakan, selanjutnya disebutkan keadaan mereka
sehingga seperti itu, yaitu karena mereka tidak mengetahui kapan tibanya kiamat, lemahnya pengetahuan
mereka tentang itu, dan memberitahukan bahwa mereka masih ragu-ragu, bahkan buta tentangnya,
selanjutnya memberitakan tentang pengingkaran mereka terhadap kebangkitan dan anggapan mustahil
terjadi. Oleh karena itulah, rasa takut kepada akhirat hilang dari hati mereka, mereka pun berani
mengerjakan maksiat dan menjadi ringan untuk menolak yang hak (benar), membenarkan yang batil,
merasakan manisnya memenuhi syahwat daripada beribadah, sehingga mereka rugi dunia dan akhiratnya.
2449
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan mereka terhadap kebenaran yang diberitakan
para rasul.
2450
Oleh karena itu, kamu tidak mendapatkan pelaku dosa tetap di atas dosanya kecuali kesudahannya sangat
buruk, Allah akan menimpakan kepadanya keburukan dan hukuman yang cocok dengan keadaannya.
2451
Ayat ini merupakan hiburan bagi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam agar tidak mempedulikan tipu daya
mereka terhadap Beliau, karena Allah yang akan membela Beliau.
2452
Yang mendustakan apa yang engkau bawa.
2453
Karena Allah akan menguatkanmu, menolongmu, dan memenangkan agamamu.
2454
Allah Ta'ala memberitahukan tentang kaum musyrik yang bertanya tentang kapan Kiamat dan
menganggap mustahilnya hal terebut.
2455
Yakni orang-orang yang mendustakan akhirat dan mendustakan kebenaran yang dibawa rasul sambil
meminta disegerakan azab.
2456
Ini termasuk kebodohan mereka, karena terjadinya telah Allah tetapkan waktunya, sehingga tidak
disegerakan tidaklah menunjukkan bahwa hal itu tidak terjadi.
2457
Para mufassir menafsirkan bahwa azab yang akan segera mereka alami ialah kekalahan mereka di
peperangan Badar, dan selebihnya akan mereka alami setelah mati.

343 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


          
73. 2458Dan sungguh, Tuhanmu benar-benar memiliki karunia (yang diberikan-Nya) kepada
manusia2459, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya).

        


74. Dan sungguh, Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka dan apa yang
mereka nyatakan2460.

          
75. 2461Dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan di bumi, melainkan (tercatat)
dalam kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh)2462.

Ayat 76-81: Penjelasan yang hak ada pada Al Qur’an, hidayah berasal dari Allah
Subhaanahu wa Ta'aala, perintah bertawakkal kepada-Nya, kenabian Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam, dan bahwa Al Qur’an adalah bukti terhadap kebenarannya.

            
76. 2463Sungguh, Al Quran ini menjelaskan kepada Bani lsrail2464 sebagian besar dari (perkara) yang
mereka perselisihkan2465.

2458
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan hamba-hamba-Nya terhadap luasnya kepemurahan-Nya dan
banyak karunia-Nya serta mendorong mereka untuk mensyukurinya. Meskipun begitu, kebanyakan manusia
berpaling dari syukur, sibuk dengan nikmat-nikmat dan lupa kepada Pemberi nikmat, tidak mengakui nikmat
itu berasal dari-Nya, tidak mau memuji-Nya dan tidak mau mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya, serta tidak menggunakan nikmat-Nya untuk ketaatan kepada-Nya, tetapi menggunakannya
untuk kemaksiatan.
2459
Termasuk di antaranya ditunda-Nya azab dari orang-orang kafir.
2460
Dengan lisan mereka. Oleh karena itu, hendaklah mereka berhati-hati kepada Tuhan mereka yang
mengetahui semua yang tampak maupun tersembunyi, dan merasakan pengawasan-Nya.
2461
Selanjutnya Allah Ta'ala memberitahukan, bahwa Dia mengetahui yang gaib di langit dan di bumi, serta
mengetahui yang tampak bagi hamba dan yang tersembunyi baginya.
2462
Kitab itu meliput segala sesuatu yang telah terjadi dan akan terjadi sampai tegaknya hari kiamat. Oleh
karena itu, segala yang terjadi besar maupun kecil kecuali sesuai yang tertulis dalam Lauh Mahfuzh.
2463
Ayat ini memberitakan tentang pengawasan Al Qur‟an terhadap kitab-kitab yang terdahulu, merincikan
dan menjelaskannya terhadap kesamaran yang ada dalam kitab-kitab tersebut dan perselisihan yang terjadi di
kalangan Bani Israil, maka Al Qur‟an menjelaskan dengan penjelasan yang menyingkirkan kemusykilan dan
menerangkan yang benar di antara masalah yang diperselisihkan. Jika seperti ini kemuliaannya dan
kejelasannya, serta menyingkirkan segala khilaf dan menyelesaikan segala kemusykilan, maka ia merupakan
nikmat yang paling besar yang diberikan Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya, akan
tetapi sedikit sekali yang menyikapi nikmat ini dengan sikap syukur. Oleh karena itulah, pada ayat
selanjutnya Allah menerangkan, bahwa manfaat, cahaya dan petunjuk Al Qur‟an hanyalah dikhususkan
kepada orang-orang mukmin.
2464
Yang ada di zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
2465
Al Qur‟an menjelaskan sesuatu yang mereka perselisihkan, sehingga tidak ada lagi kebingungan di
benak mereka jika mereka mau mengikutinya dan masuk Islam. Contoh yang mereka perselisihkan adalah
masalah Nabi Isa 'alaihis salam, dimana orang-orang yahudi bersikap kasar terhadapnya, sedangkan orang-
orang Nasrani bersikap berlebihan terhadapnya, maka Al Qur'an datang dengan sikap yang pertengahan, hak

344 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


    
77. 2466Dan sungguh, (Al Qur'an) itu benar-benar menjadi petunjuk2467 dan rahmat2468 bagi orang-
orang yang beriman2469.

         


78. Sungguh, Tuhanmu akan menyelesaikan (perkara) di antara mereka2470 dengan hukum-Nya
(yang adil)2471, dan Dia Mahaperkasa2472 lagi Maha Mengetahui2473.

        


79. Maka bertawakkallah kepada Allah2474, sungguh engkau (Muhammad) berada di atas kebenaran
yang nyata2475.

           
80. 2476Sungguh, engkau tidak dapat menjadikan orang yang mati dapat mendengar dan (tidak pula)
menjadikan orang yang tuli dapat mendengar seruan, (terlebih) apabila mereka telah berpaling ke
belakang2477.

               

(benar), lagi adil, yaitu bahwa Nabi Isa 'alaihis salam adalah hamba Allah dan Rasul-Nya; bukan tuhan dan
berhak dimuliakan tanpa berlebihan.
2466
Selanjutnya Allah Ta'ala memberitahukan tentang kitab-Nya yang mulia serta kandungan yang ada di
dalamnya berupa petunjuk, penjelasan, dan pemisah antara yang hak dan yang batil.
2467
Agar tidak tersesat.
2468
Dada mereka menjadi sejuk karenanya dan urusan mereka baik yang terkait dengan agama maupun
dunia menjadi lurus.
2469
Yakni orang-orang yang membenarkannya, menerimanya, mentadabburinya dan memikirkan makna-
maknanya. Mereka inilah yang memperoleh hidayah kepada jalan yang lurus dan rahmat yang mengandung
kebahagiaan dan keberuntungan.
2470
Di antara orang-orang yang berselisih.
2471
Segala masalah yang di sana terdapat kesamaran antara orang-orang yang berselisih karena samarnya
dalil atau sebagian maksudnya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menerangkan pada hari Kiamat
yang benarnya ketika Allah memberikan keputusan.
2472
Dia mengalahkan semua makhluk, sehingga mereka semua tunduk.
2473
Segala sesuatu, termasuk ucapan orang-orang yang berselisih, apa yang muncul dari mereka, tujuan dan
maksudnya, dan Dia akan memberikan balasan kepada masing-masing sesuai ilmu-Nya yang meliputi segala
sesuatu.
2474
Yakni serahkanlah semua urusan kepada-Nya atau percayalah kepada-Nya, atau bersandarlah kepada-
Nya dalam menyampaikan risalah, menegakkan agama, dan berjihad melawan musuh.
2475
Oleh karena itu, jangan ragu-ragu dan tetaplah maju sambil bertawakkal kepada-Nya karena engkau di
atas yang hak, sedangkan mereka di atas yang batil, dan kesudahan yang baik akan didapatkan oleh orang-
orang yang berada di atas yang hak.
2476
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengumpamakan mereka (orang-orang kafir) dengan orang-
orang yang mati, yang tuli dan buta.
2477
Karena hal ini lebih menunjukkan bahwa mereka tidak mau mendengarkan.

345 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


81. Dan engkau tidak akan dapat memberi petunjuk orang buta dari kesesatannya. Engkau tidak
dapat menjadikan (seorang pun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat
Kami, lalu mereka berserah diri2478.

Ayat 82-88: Di antara tanda hari Kiamat keluarnya daabbah dan huru-hara pada saat
datangnya hari kiamat itu.

                


82. Dan apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami
keluarkan binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka2479, bahwa manusia
dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami2480.

2478
Yakni mereka yang beriman kepada ayat-ayat Allah disertai sikap tunduk kepada ayat-ayat itu dengan
amal mereka dan sikap menyerahkan diri.
2479
Keluarnya binatang melata yang dapat berbicara dengan manusia merupakan salah satu di antara tanda-
tanda kiamat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berikut:
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬
‫يسى ْك ِذ َذ ْك َذَذ َذلَّكى‬
‫َذ ْكغ وَذ َذ ُرُر َذل َذ‬
‫ِذِذ‬ ‫َّكم ِذ ْك‬‫وو ْك‬ ‫ِذَّك َذ َذ ْك تَذ ُرقوَذ َذ َّك تَذ َذ ْك َذ قَذ ْك لَذ َذ َذ ْك َذ َذ اَذ َذذ َذ َذ ُّب َذ َذ َذ َّك َّك َذل َذ َّك َّكَذ َذ طُرلُر َذ‬
‫ِذ‬ ‫لَّك َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ َذ َذَذ ُر و َذ َذ َذ ْك ُر و َذ َذ َذَذ َذ َذ ُر ُرسو ٍة َذ ْكس ٌح ِذ ْك َذم ْك ِذ ِذا َذ َذ ْكس ٌح ِذ ْك َذم ْكغ ِذ ِذ َذ َذ ْكس‬
‫ي َذ ٌحر‬‫ٌح ِذ َذ ِذ َذِذ ْك َذلَذ ِذ َذ ِذ ُر َذ َذ‬
* ‫ا ِذ َذ َذْكُم َذ ِذِذه ْك‬ ‫ِذ‬
‫َذْكُر ُر َذ ْكيَذ َذم ِذ تَذ ْكُر ُر نَّك َذ‬
“Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi sampai kalian melihat sebelumnya sepuluh tanda, Beliau pun
menyebutkan: “Adanya Dukhan (asap), Dajjal, Dabbah (binatang melata), terbitnya matahari dari barat,
turunnya Isa putera Maryam, keluarnya Ya‟juj dan Ma‟juj, adanya tiga khasf (penenggelaman bumi) di
timur, barat dan di jazirah Arab, dan yang terakhir dari semua itu adalah adanya api yang keluar dari Yaman
menggiring manusia ke tempat berkumpulnya.” (HR. Muslim)

‫ اَذ ْكاُر ْك َذى‬، ‫ َذ َذُّب ُر َذم َذ َذ َذ ْك قَذْك َذ َذ ِذ َذِذ َذ‬،‫ض ً ى‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ُر ُر ُر َّك َّك َذلَذى نَّك ِذا ُر‬، ‫َّكم ِذ ْك َذ ْكغ ِذِذوَذ‬
‫وو ْك‬
‫ِذ‬
‫ طُرلُر ُر‬، ً ‫«ِذ َّك َذَّك َذل ْكا َذ ُر ُر‬
» ً ‫َذلَذى ِذْك ِذَذه قَذ ِذ‬
"Sesungguhnya tanda yang lebih dulu keluar adalah terbit matahari dari barat, lalu keluarnya binatang
melata di waktu Dhuha kepada manusia. Tanda mana saja yang lebih dulu keluar, maka tanda yang lain akan
segera mengiringinya." (HR. Muslim)
‫َّك َذ َذ ِذ ُر َذ َذ ْكل َّك ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ ْك ْك ْك َذ َذ‬ ‫ َذْك َذ‬،‫ َذ ِذ َّك َّكَذ‬،‫ َذ ِذ َّك َّك َذل‬، ‫ َذ ِذ ُّب َذ َذ‬، ‫َّكم ِذ ْك َذ ْكغ ِذِذوَذ‬
‫وو ْك‬‫ طُرلُر َذ‬: ًّ‫َذ ُرر ِذ ْكاَذ ْك َذم ِذل س‬
"Segeralah beramal saleh sebelum tiba enam hal: (1) terbit matahari dari barat, (2) dukhan (asap), (3) Dajjal,
(4) Dabbah (binatang melata), (5) kematian menimpa salah seorang di antara kamu, (6) Kiamat." (HR.
Muslim)
Binatang ini keluar ketika manusia telah rusak, mereka telah meninggalkan perintah Allah dan mengganti
agama yang benar dengan agama yang batil. Ada yang mengatakan, bahwa binatang ini keluar dari Mekkah.
Ada pula yang berpendapat, bahwa binatang ini keluar dari selainnya.
Binatang melata ini akan berbicara kepada manusia, atau menandai, atau melukai (menurut qiraa't Ibnu
Abbas "taklimuhum") sehingga akan membedakan antara orang mukmin dan orang kafir. Syaikh Ibnu
Utsaimin berkata dalam ta'liq(komentar)nya terhadap kitab Lum'atul I'tiqad, "Zhahir Al Qur'an menunjukkan
bahwa binatang itu akan memperingatkan manusia tentang dekatnya azab dan kebinasaan."
Mereka tidak beriman kepada Al Qur‟an yang menerangkan tentang kebangkitan, hisab dan pembalasan.
2480

Oleh karena lemahnya ilmu dan keyakinan mereka kepada ayat-ayat Allah, maka Allah mengeluarkan

346 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
83. 2481Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan dari setiap umat segolongan orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami2482, lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok).

             
84. Hingga apabila mereka datang2483, Dia (Allah) berfirman, "Mengapa kamu mendustakan ayat-
ayat-Ku, padahal kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang itu2484, atau apakah yang telah kamu
kerjakan2485?"

        


85. Dan berlakulah perkataan (janji azab) atas mereka karena kezaliman mereka2486, maka mereka
tidak dapat berkata2487.

                
86. 2488Apakah mereka tidak memperhatikan2489, bahwa Kami telah menjadikan malam agar mereka
beristirahat padanya dan (menjadikan) siang yang menerangi? Sungguh, pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda2490 (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman2491.

binatang melata tersebut yang merupakan ayat-ayat Allah yang menakjubkan untuk menerangkan kepada
manusia apa yang mereka perselisihkan.
2481
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan keadaan orang-orang yang mendustakan di padang
mahsyar, dan bahwa Allah akan mengumpulkan mereka. Dia mengumpulkan dari setiap umat satu golongan
di antara mereka yang mendustakan ayat-ayat-Nya, dari yang terdahulu hingga yang datang kemudian, lalu
disatukan, agar pertanyaan, cercaan dan celaan merata kepada mereka. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala,
"Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang
selalu mereka sembah," (Terj. QS. Ash Shaaffat: 22)
2482
Yaitu para tokohnya yang menjadi panutan.
2483
Ke tempat hisab di hadapan Allah 'Azza wa Jalla.
2484
Maksudnya, mendustakan ayat-ayat Allah, tanpa memikirkannya lebih dahulu sampai jelas masalahnya.
2485
Allah Subhaanahu wa Ta'aala bertanya kepada mereka tentang ilmu (keyakinan) mereka dan amal
mereka, namun ternyata ilmu mereka adalah mendustakan yang hak tanpa berpikir terlebih dahulu,
sedangkan amal mereka adalah untuk selain Allah atau tidak mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam.
2486
Karena mereka tetap terus di atasnya serta hujjah telah tegak atas mereka.
2487
Karena mereka sudah tidak memiliki hujjah lagi.
2488
Selanjutnya Allah Ta'ala mengingatkan tentang kekuasaan-Nya yang sempurna, kerajaan-Nya yang
agung, dan keudukan-Nya yang tinggi yang mengharuskan untuk ditaati, tunduk kepada-Nya, dan
membenarkan para utusan-Nya.
2489
Yakni ayat sekaligus nikmat yang besar ini, yaitu ditundukkan-Nya malam dan siang untuk mereka.
Dengan adanya malam, mereka dapat merasakan ketenangan dan dapat beristirahat dari kelelahan serta
bersiap-siap kembali untuk bekerja. Dengan adanya siang, mereka dapat bertebaran di muka bumi untuk
mencari penghidupan dan melakukan kegiatan.
2490
Yakni tanda yang menunjukkan sempurnanya keesaan Allah dan luas nikmat-Nya.
2491
Disebutkan mereka secara khusus, karena hanya mereka yang dapat mengambil manfaat darinya,
berbeda dengan orang-orang kafir.

347 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                  


87. 2492Dan (ingatlah) pada hari (ketika) sangkakala ditiup2493, maka terkejutlah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi2494, kecuali siapa yang dikehendaki Allah2495. Dan semua
mereka2496 datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri2497.
2492
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menakut-nakuti hamba-hamba-Nya dengan peristiwa yang akan terjadi di
hadapan mereka, yaitu hari kiamat dengan cobaan dan kesusahan pada hari itu serta hal yang mencemaskan
hati.
2493
Yakni tiupan pertama malaikat Israfil. Sangkakala ini berbentuk tanduk yang akan ditiup. Kemudian
sangkakala ini ditiup lama oleh malaikat Israfil, maka terkejutlah semua yang ada di langit dan di bumi. Hal
ini terjadi di akhir umur dunia ketika yang tinggal di bumi terdiri dari seburuk-buruk manusia.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
‫َّك ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫يسى ْك َذ َذ ْك َذَذ‬ ‫ اَذيَذْك َذل ُر ل ُر َذ‬- ً ‫ َذ َذ ْك رى ْكَذرَذل َذ َذ ْكوً َذْك ْكَذرَذل َذ َذ ْك ً َذْك ْكَذرَذل َذ َذ‬- ‫« َذْكُر ُر َّك َّك ُرل ِف ُرَّك ِذ اَذيَذ ْكم ُرك ُر ْكَذرَذل َذ‬
‫َذ َذَّك ُر ُر ُر ْك سلوٍة اَذي ْكلُر ُر اَذي ْك لِذ ُرك ُر ُرَّك َذَيْك ُرك ُر نَّك ا سْك ِذسنِذ َذ َذْكي ْك َذ ْكنَذ ْك ِذ َذ َذ ٌح ُرَّك ِذس لَّك ُر ِذر ِذرَذ ً ِذ قِذ ِذ َّك ْكِذ‬
‫ْك َذ‬ ‫ً َذ‬ ‫َذ ُرْك ُر‬ ‫َذ َذ‬ ‫ُر َذ َذ‬ ‫ْك َذ ُر َذ ْك ُر َذ ُر ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫اَذ َذ َذْك َذقى َذلَذى َذ ْك ِذ ا ْكَذر ِذ‬
‫ض َذ َذ ٌح ِف قَذ ْكل ثْك َذق ُرل َذ َّكر ْك َذ ْك َذْك َيَذ َّك قَذَذ َذ ْك ُر َذ َّك َذْكو َذ َّك َذ َذ َذ ُر ْك َذ َذ َذ ِف َذ َذ َذ َذ ٍة َذ َذ َذ لَذْك ُر‬
‫ قَذ َذل « اَذيَذْك َذقى ِذ َذ ُرر نَّك ِذا ِذِف ِذ َّك ِذ َّكْكِذ َذ َذ ْك َذِذ ٍّسَذ ِذو‬- ‫ لى ا لي سل‬- ‫ول لَّك ِذ‬ ‫ قَذ َذل َذِذ لُر ِذ رس ِذ‬.» ‫َذلَذي ِذ َّك تَذ ْكقِذ َذ‬
‫ْك َذ ْك َذ ُر‬ ‫ُر‬ ‫ْك َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ول َذ َذ تَذ ْكسَذجيُرو َذ اَذيَذ ُرقوُرو َذ اَذ َذم تَذْك ُر ُرَذ اَذيَذ ْك ُر ُر ُره ْك لَذ َذ اَذْك َذ َذ ُره ْك ِذِف‬ ‫ِذ‬
‫َذ َذ ْكل ِذاُرو َذ َذ ْكلُر اً َذ َذ ُرْكنكُر َذ ُر ْكن َذكً اَذيَذَذ َذمثَّك ُر َذْلُر ُر ْكَّكي َذ ُر اَذيَذ ُرق ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ي َذ ٌّر ِذرْكقُر ُر ْك َذ س ٌح َذْكي ُر ُر ْك ُرَّك ُرْكن َذ ُري ِذِف ُّب ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذَّك ُرل َذ ْك َذ ْكس َذم ُرل ُر َذر ُر ٌح‬- ‫ قَذ َذل‬- ً‫صور اَذ َذ َذ ْكس َذم ُرل ُر َذ َذ ٌح َّك َذ ْك غَذى يً َذ َذراَذ َذ ي‬ ‫َذ‬ ‫َذ َذ‬
‫ ُر ْكل َذم ُر َّك ُّب‬- ‫ َذ َذ َذ َذَّك ُر َّك ُّب َذ ِذ ظٍّ ُّب‬- ‫ َذْك قَذ َذل ُرْكن ِذُرل لَّك ُر‬- ‫ص َذل ُر نَّك ا ُرَّك ُرْك ِذس لَّك ُر‬ ‫وو و ِذ ِذ‬
ً ‫ُر‬ ‫ُر‬ ‫ص َذل ُر َذ َذ ْك‬ ‫ اَذيَذ ْك‬- ‫ قَذ َذل‬- ‫ض ِذِذل‬ ‫َذلُر ُر َذ ْك َذ‬
‫ قِذ ُر ُر ِذ‬. ‫ اَذَذ ْكن ُر ِذ ْكن ُر َذ ْك س ُر نَّك ِذا ُرَّك ْكن َذ ُري اِذي ِذ ُر ْك ى اَذِذإ َذ ُره قِذي ٌح ْكنظُر َذ ُرَّك َذق ُرل َذُّب َذ نَّك ا َذهلُر َّك ِذ َذ رٍّ ُرك‬-
‫وه ْك َّك ُر ْك‬ ‫َذ ْك َذ‬ ‫ُر‬ ‫ُر َذ‬ ‫ْك َذ َذ ُر‬ ‫َذ‬ ‫ُر‬ ‫َذ‬ ‫ُر‬
‫ِذ ِذ‬ ‫ٍة ِذ ِذ ٍة ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذ َذذ َذ َذ ْكوَذ‬- ‫ قَذ َذل‬- ‫ ُرَّك ُر َذق ُرل َذ ْك ِذ ُر و َذ ْكل َذ نَّك ِذر اَذيُر َذق ُرل ْك َذ ْك اَذيُر َذق ُرل ْك ُر ٍّ َذْك ت ْكس َذلم َذ َذ ت ْكس َذل ً َذ ت ْكسل َذ‬- ‫ قَذ َذل‬- ‫َذ ْكسُروُرو َذ‬
‫ِذ‬
» ‫ي َذ ْكوَذ ُر ْكك َذ ُر َذ ْك َذس ٍةا‬ ‫َذْك َذل ُر ْك ِذوْك َذ َذ ِذ يً َذ َذ َذ‬
"Dajjal akan tinggal di tengah-tengah umatku selama 40 –aku tidak mengetahui, apakah empat puluh hari,
empat puluh bulan, atau empat puluh tahun-, lalu Allah mengirimkan Isa putera Maryam, seakan-akan dia
seperti Urwah bin Mas'ud, kemudian dia mencari Dajjal dan membinasakannya. Kemudian tinggallah
manusia selama tujuh tahun, dimana antara dua orang terjadi permusuhan. Selanjutnya Allah mengirimkan
angin yang dingin dari arah Syam, maka tidak ada seorang pun yang tinggal di muka bumi yang masih
memiliki iman atau kebaikan meskipun seberat biji sawi melainkan angin itu akan mencabut nyawanya.
Bahkan kalau sekiranya salah seorang di antara kamu masuk ke dalam gunung, maka angin itu akan masuk
dan mencabut nyawanya." Abdullah bin 'Amr melanjutkan, "Aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam." Beliau bersabda, "Maka tinggallah manusia yang buruk yang mudah mendatangi maksiat
secepat burung dan saling menzalimi seperti binatang buas. Mereka tidak mengetahui yang ma'ruf dan tidak
mengingkari yang munkar, lalu setan menjelma menjadi manusia dan berkata, "Maukah kalian memenuhi?"
Mereka menjawab, "Apa perintahmu kepada kami?" Maka setan menyuruh mereka menyembah berhala,
sedangkan ketika itu rezeki mereka melimpah dan penghidupan mereka baik. Selanjutnya ditiuplah
sangkakala, maka tidak seorang pun yang mendengarnya melainkan akan menoleh dan mengangkat
kepalanya. Orang yang pertama mendengarnya adalah orang yang sedang memperbaiki kolam untanya, lalu
dia pun mati dan manusia semua pun mati. Kemudian Allah mengirimkan atau menurunkan hujan seperti
gerimis atau naungan –perawi bernama Nu'man ragu-ragu-, maka tumbuhlah dari situ jasad manusia.
Kemudian ditiuplah sangkakala lagi, maka tiba-tiba mereka bangun sambil melihat, lalu dikatakan, "Wahai
manusia! Kemarilah kepada Tuhan kalian." (Dan dikatakan), "Tahanlah! Sesungguhnya mereka akan
ditanya." Kemudian dikatakan, "Keluarkanlah dari mereka kumpulan orang untuk dikirim ke neraka." Lalu

348 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                  

 
88. 2498Dan engkau akan melihat gunung-gunung2499, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal
ia berjalan seperti awan berjalan2500. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala
sesuatu2501. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan2502.

Ayat 89-93: Pelipatan pahala terhadap orang yang beriman dan beramal saleh dan
keamanan dari kejutan yang dahsyat pada hari Kiamat.

           
89. 2503Barang siapa membawa kebaikan2504, maka dia memperoleh (balasan) yang lebih baik
daripadanya, sedang mereka merasa aman dari kejutan (yang dahsyat) pada hari itu2505.

             
90. Dan barang siapa membawa kejahatan2506, maka disungkurkanlah wajah mereka ke dalam
neraka2507. Kamu tidak diberi balasan, melainkan (setimpal) dengan apa yang kamu kerjakan.

dikatakan, "Dari berapa orang?" maka dijawab, "Dari setiap seribu orang dikeluarkan sembilan ratus
sembilan puluh sembilan." Itulah hari ketika anak-anak menjadi beruban, dan itulah hari ketika betis
disingkap." (HR. Muslim)
Dalam hadits tersebut diterangkan, bahwa ketika ditiup sangkakala, maka manusia akan terkejut (nafkhatul
faza'), lalu ditiup lagi sehingga manusia mati (nafkhatush sha'q), dan ditiup sekali lagi, maka manusia
bangkit dari kubur (nafkhatul qiyam).
2494
Sampai membuat mereka mati.
2495
Yakni kecuali mereka yang dimuliakan Allah, diteguhkan-Nya dan dijaga-Nya dari peristiwa yang
mengejutkan itu. Menurut sebagian mufassir, bahwa mereka yang dikecualikan Allah adalah para syuhada‟,
di mana mereka hidup di sisi Allah mendapatkan rezeki.
2496
Setelah dihidupkan kembali.
2497
Ketika itu pemimpin dengan rakyatnya adalah sama, mereka merendahkan diri kepada Allah pemilik
semua kerajaan.
2498
Termasuk huru-haranya adalah seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.
2499
Yakni pada saat malaikat Israfil meniup sangkakala.
2500
Maksudnya, seperti awan mendung yang didorong oleh angin. Oleh karena itu, gunung nanti sama
seperti itu, dijalankan, lalu dihancurkan sehigga seperti bulu yang dihamburkan kemudian menjadi debu
yang berhamburan. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Thaahaa ayat 105-107.
2501
Yakni yang menciptakan dengan rapi dan menyimpan hikmah di dalamnya.
2502
Dia mengetahui apa yang dilakukan hamba-hamba-Nya, baik atau buruk, dan Dia akan memberikan
balasan secara sempurna.
2503
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan bagaimana bentuk pembalasan-Nya, dan
menerangkan keadaan orang-orang yang berbahagia dan keadaan orang-orang yang celaka.
2504
Baik yang terkait dengan ucapan, perbuatan maupun hati.
2505
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Anbiyaa': 103.
2506
Seperti syirk, atau keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya.

349 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                

 
91. 2508Aku hanya diperintahkan menyembah Tuhan negeri ini (Mekah)2509 yang Dia telah
menjadikan suci padanya2510 dan segala sesuatu adalah milik-Nya2511, dan aku diperintahkan agar
aku termasuk orang muslim2512.

                 
92. Dan agar aku membacakan Al Quran (kepada manusia)2513. Maka barang siapa mendapat
petunjuk maka sesungguhnya dia mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barang siapa
sesat, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi
peringatan2514.”

            

2507
Jika wajah yang merupakan anggota badan yang paling mulia ditelungkupkan ke neraka, maka anggota
badan yang lain apa lagi.
2508
Yakni, katakanlah kepada mereka wahai Muhammad.
2509
Disandarkannya negeri mekkah kepada Allah adalah sebagai idhafat tasyrif, yakni menunjukkan
kelebihan negeri Mekkah dibanding negeri yang lain, meskipun semua negeri adalah milik-Nya.
2510
Oleh karena itu, tidak boleh ditumpahkan darah padanya, diburu binatang buruannya, dan dicabut
rumputnya. Ini termasuk di antara nikmat yang diberikan Allah kepada kaum Quraisy yang sepatutnya
mereka syukuri; Allah menghilangkan azab dari negeri mereka, dan menghilangkan berbagai fitnah yang
biasa terjadi di tempat lain. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

، ‫ َذ ِذَّك ُر َذْك َذِذ َّك ْك ِذقَذ ُرل اِذي ِذ ِذاَذ َذ ٍة قَذْكلِذ‬،‫ اَذ ُر َذو َذ َذ ٌح ِذ ُرْك َذ ِذ اِذ ِذ َذ َذ ْكوِذ ْك ِذقيَذ َذ ِذ‬،‫ض‬ ‫ِذ‬
‫«ِذ َّك َذه َذذ ْكَذ لَذ َذ َذ َّكَذ ُر اُر َذ ْكوَذ َذ لَذ َذ َّكس َذم َذ َذ ْكا ْكَذر َذ‬
، ‫ َذَذ َذْكلَذ ِذق ُر ِذَّك َذ ْك َذَّكاَذ َذ‬،‫ َذَذ ُرنَذ َّك ُر َذ ْكي ُر ُر‬،‫ َذ ُر ْكل َذ ُر َذ ْكوُر ُر‬،‫ اَذ ُر َذو َذ َذ ٌح ِذ ُرْك َذ ِذ اِذ ِذ َذ َذ ْكوِذ ْك ِذقيَذ َذ ِذ‬،‫َذ َذْك َذِذ َّك ِذ ِذَّك َذس َذ ً ِذ ْك َذ َذ ٍةر‬
» ‫ «ِذَّك ْكِذْل ْك ِذ َذ‬:‫ اَذ َذق َذل‬، ‫واِذ ْك‬ ‫ اَذِذإ َّك ِذَذقينِذ ِذ ِذ ي ِذ‬، ‫ ِذَّك ْكِذْل ْك ِذ‬،‫ول اِذ‬ ‫ َذ َذر ُرس َذ‬:‫ا‬
‫َذ ُر ْك ْك َذ ُر ُر‬ ‫ اَذ َذق َذل ْك َذلَّك ُر‬، » ‫َذَذ ُرْكَذ لَذى َذ َذ َذه‬
"Sesungguhnya negeri ini telah Allah haramkan pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Ia tetap haram
dengan pengharaman Allah sampai hari Kiamat. Dan sesungguhnya tidak halal melakukan peperangan di
dalamnya bagi seorang pun sebelumku, dan tidak dihalalkan bagiku kecuali sesaat di siang hari. Ia tetap
haram dengan pengharaman Allah sampai hari Kiamat. Oleh karena itu, tidak boleh dipotong durinya, tidak
boleh dibuat terkejut hewan buruannya, dan tidak boleh dipungut barang hilangnya kecuali bagi orang yang
akan mengumumkannya, dan tidak boleh dicabut rerumputannya." Lalu Al 'Abbas bertanya, "Wahai
Rasulullah, kecuali idzkhir. Karena ia dibutuhkan tukang besi dan untuk rumah mereka." Maka Beliau
bersabda, "Kecuali idzkhir." (HR. Bukhari dan Muslim)
2511
Dia yang menciptakannya dan yang memilikinya. Disebutkan kalimat ini adalah untuk menghindari
timbulnya sangkaan, bahwa Dia hanya yang memiliki rumah tua itu (ka‟bah) saja.
2512
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah melakukannya, dan Beliaulah orang yang pertama berserah diri
di kalangan umat ini dengan mentauhidkan Allah Ta'ala dan tunduk kepada perintah-Nya. Ayat ini seperti
firman Allah Ta'ala di surat Yunus ayat 104.
2513
Agar kamu mengambil petunjuk darinya dan mengikutinya. Inilah tugas Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam.
2514
Yakni aku tidak berkuasa menjadikan kamu mendapatkan hidayah.

350 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


93. Dan katakanlah (Muhammad), "Segala puji bagi Allah2515, Dia akan memperlihatkan kepadamu
tanda-tanda (kebesaran-)Nya, maka kamu akan mengetahuinya2516. Dan Tuhanmu tidak lalai
terhadap apa yang kamu kerjakan2517.”

2515
Segala puji bagi Allah yang tidak mengazab seseorang kecuali setelah menegakkan hujjah kepadanya.
Allah berhak mendapatkan pujian di dunia dan akhirat, dan dari semua makhluk, terlebih oleh hamba
pilihan-Nya, sehingga yang patut mereka (hamba-hamba pilihan-Nya) lakukan adalah memuji dan
menyanjung Tuhan mereka melebihi pujian yang dilantunkan oleh selain mereka, karena tingginya derajat
mereka, dekatnya mereka dan banyaknya kebaikan yang diberikan kepada mereka.
2516
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat-Nya, termasuk di antaranya
terbunuhnya orang-orang yang kafir kepada-Nya pada perang Badar, ditawannya mereka, dipukulnya wajah
dan punggung mereka oleh malaikat, dan lain-lain. Bisa juga maksudnya, bahwa Allah Subhaanahu wa
Ta'aala akan memperlihatkan ayat-ayat-Nya yang menerangkan mana yang hak dan mana yang batil serta
menyinari keadaan yang sebelumnya gelap, sehingga kita benar-benar mengetahuinya.
Ayat ini sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Fushshilat: 53.
2517
Dia mengetahui amal dan keadaan yang kamu lakukan, mengetahui ukuran yang perlu diberikan kepada
amal itu serta memberikan keputusan di antara kamu dengan keputusan yang kamu akan memuji-Nya serta
tidak menyisakan hujjah lagi bagi kamu.
Selesai tafsir surah An Naml dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wal hamdulillahi awwalan wa
aakhiran. Kita meminta kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala agar kelembutan-Nya dan pertolongan-Nya
tetap dilimpahkan kepada kita, Dia adalah Tuhan yang Maha Pemurah, Maha Penyayang, membuka harapan
bagi orang-orang yang sudah hampir putus harapan, mengabulkan doa orang-orang yang meminta, Pemberi
kenikmatan di setiap saat dan setiap waktu, memudahkan Al Qur‟an bagi orang-orang yang mengambilnya
sebagai pelajaran serta memudahkan jalan dan pintu-pintunya, wal hamdulillahi rabbil „aalamin wa
shallallahu „alaa Muhammad wa „alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

351 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Surah Al Qashash (Kisah-Kisah)
Surah ke-28. 88 ayat. Makkiyyah

    


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-6: Kemukjizatan Al Qur’an, kisah Nabi Musa ‘alaihis salam dan Fir’aun sebagai
bukti kebenaran Al Qur’an, kekejaman Fir’aun dan pertolongan Allah kepada Bani Israil
yang tertindas serta akibat orang-orang yang sombong.

 
1. Thaa Siin Miim.

    


2. Ini ayat-ayat kitab (Al Quran) yang menjelaskan2518.

         
3. Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir'aun dengan sebenarnya2519 untuk
orang-orang yang beriman2520.

             

      


4. Sungguh, Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi (Mesir) dan menjadikan penduduknya
berpecah belah2521, dia menindas segolongan dari mereka2522, dia menyembelih anak laki-laki

2518
Yakni menjelaskan mana yang hak dan mana yang batil, menjelaskan segala yang dibutuhkan hamba,
seperti kebutuhan mengenal Tuhannya, mengenal hak-hak-Nya, mengenal siapa wali-Nya dan siapa musuh-
Nya, mengenal peristiwa-peristiwa besar dan mengenal pembalasan terhadap amal. Termasuk di antara
sekian yang dijelaskan Al Qur‟an adalah kisah Musa bersama Fir‟aun, di mana Al Qur‟an menampilkan
kisahnya dan mengulanginya di beberapa tempat, dan pada surah ini diterangkan secara lebih luasnya.
2519
Karena berita keduanya asing, namun menarik.
2520
Karena merekalah yang dapat mengambil manfaat darinya. Kepada mereka ditujukan khithab
(perkataan) ini, di mana keimanan yang ada dalam hati mereka menghendaki untuk memikirkan peristiwa itu
dan menjadikannya pelajaran. Iman dan keyakinan mereka bertambah dengannya, demikian pula
kebaikannya. Adapun selain mereka, maka tidak dapat mengambil faedah selain menegakkan hujjah, dan
Allah menjaga kitabnya dari mereka serta mengadakan dinding sehingga mereka tidak dapat memahaminya.
2521
Ia bertindak semaunya terhadap mereka dan memberlakukan untuk mereka sesuatu yang ia inginkan
karena merasa berkuasa terhadap mereka.
2522
Yaitu Bani Israil, di mana mereka adalah umat yang Allah lebihkan pada masa itu di atas umat-umat
yang lain, sehingga seharusnya dimuliakan oleh Fir‟aun. Tetapi kenyataannya, Fir‟aun malah menindas
mereka karena dilihatnya mereka tidak memiliki kekuatan untuk menolak keinginannya, sehingga Fir‟aun
tidak peduli lagi mau berbuat apa terhadap mereka sampai akhirnya ia berani menyembelih anak laki-laki
mereka yang baru lahir karena khawatir jumlah Bani Israil semakin banyak sehingga memenuhi negerinya
dan akhirnya menguasai kerajaannya, atau karena khawatir akan muncul anak laki-laki dari Bani Israil yang

352 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


mereka2523 dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Fir'aun) termasuk orang
yang berbuat kerusakan2524.

            
5. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan
hendak menjadikan mereka pemimpin2525 dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi
(bumi)2526,

            
6. Dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi2527 dan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan
Haman beserta bala tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka2528.

akan menggulingkan kerajaannya. Meskipun begitu usaha Fir'aun untuk memusnahkan Bani Israil tidak
berhasil karena berhadapan dengan taqdir Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
2523
Yang baru lahir. Fir‟aun melakukan hal itu karena kekhawatiran kerajaannya akan hancur berdasarkan
berita yang sampai kepadanya dari sebagian dukun, bahwa akan lahir dari Bani Israil seorang anak yang
akan menjadi sebab hilangnya kerajaan Fir‟aun. Ada pula yang berpendapat, bahwa sebab ia membunuh
anak laki-laki dari kalangan Bani Israil adalah karena berita yang sampai kepadanya dari orang-orang Qibth
(Mesir), di mana mereka mendengar cerita dari kaum Bani Isra‟il yang mereka warisi dari Nabi Ibrahim
„alaihissalam, bahwa akan keluar dari keturunannya seorang anak yang akan menggulingkan kekuasaan raja
Mesir. Wallahu a‟lam.
2524
Yakni tergolong orang-orang yang tidak memiliki keinginan untuk mengadakan perbaikan terhadap
keadaan agamanya dan dunianya.
2525
Dalam kebaikan, dan hal ini tidak mungkin tercapai jika kondisinya lemah, bahkan mereka perlu diberi
keteguhan di bumi serta diberikan kemampuan yang sempurna.
2526
Maksudnya, negeri Syam, Mesir dan negeri-negeri sekitarnya yang pernah dikuasai Fir'aun. Setelah
kerajaannya runtuh, negeri-negeri tersebut diwarisi Bani Israil. Mereka memperoleh akibat yang baik di
dunia sebelum di akhirat nanti.
2527
Di negeri Mesir dan Syam. Ini semua tergantung iradah dan kehendak Allah.
2528
Fir'aun selalu khawatir bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil, oleh karena itulah dia
membunuh anak laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil. Ayat ini menyatakan bahwa akan terjadi apa
yang dikhawatirkannya itu. Allah Subhaanahu wa Ta'aala apabila menginginkan sesuatu, maka Dia
memudahkan sebab-sebabnya dan menyiapkan jalannya, demikian pula dalam masalah ini. Dia telah
menakdirkan dan mengadakan sebab-sebabnya yang tidak diketahui oleh wali-wali-Nya dan musuh-musuh-
Nya, di mana sebab tersebut dapat mencapai kepada maksud yang dikehendaki Allah Subhaanahu wa
Ta'aala. Awal sebab yang dimunculkan Allah adalah Dia mengadakan Rasul-Nya Musa „alaihis salam, yang
Dia jadikan sebagai orang yang akan menyelamatkan Bani Israil ini melalui tangannya dan dengan
sebabnya, di mana ketika itu sedang terjadi peristiwa yang mengerikan, yaitu penyembelihan terhadap anak
laki-laki yang lahir. Allah mengilhamkan kepada ibu Nabi Musa agar menyusuinya dan tetap bersamanya.
Jika ia khawatir terhadap anaknya, maka Allah mengilhamkan agar ia memasukkan bayinya ke dalam peti
lalu menghanyutkannya ke sungai Nil.
Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, bahwa Fir'aun ketika telah membunuh anak laki-laki Bani Israil dalam
jumlah yang banyak, maka kaum Qibthi (bangsa Mesir) khawatir jika Bani Israil akan punah, sehingga
nantinya yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat adalah kaum Qibthi sendiri. Selanjutnya mereka
(kaum Qibthi) berkata kepada Fir'aun, "Sesungguhnya -jika keadaan ini terus berlangsung-, dikhawatirkan
orang-orang tua mereka mati dan anak-anak mereka dibunuh, sedangkan kaum wanita tidak mungkin
mengerjakan pekerjaan yang yang biasa dipikul kaum laki-laki, hingga akhirnya beban itu dilimpahkan
kepada kami." Maka Fir'aun memerintahkan untuk membunuh anak-anak selama setahun, dan membiarkan
selama setahun. Ketika itu Nabi Harun 'alaihis salam lahir pada tahun anak laki-laki dibiarkan hidup,
sedangkan Musa lahir pada tahun ketika anak laki-laki dibunuh. Fir'aun memiliki petugas khusus yang
melakukan tindakan jahat itu dan memiliki bidan-bidan yang mendata wanita yang hamil. Siapa saja wanita

353 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 7-13: Kisah Nabi Musa ‘alaihis salam, dihanyutkan Beliau ke sungai Nil untuk
menyelamatkannya dari kekejaman Fir’aun, dan bahwa kisah-kisah dalam Al Qur’an
terdapat pelajaran dan nasihat.

                   

    


7. Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa2529, "Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir
terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau khawatir2530 dan jangan
(pula) bersedih hati2531, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan
menjadikannya (salah seorang) rasul2532.

           

  


8. Maka dia dipungut oleh keluarga Fir'aun2533 agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi
mereka2534. Sungguh, Fir'aun dan Haman2535 bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang
bersalah2536.

yang mereka lihat hamil, maka mereka mendata namanya. Ketika tiba waktu kelahirannya, maka tidak ada
yang menjadi bidannya selain selain wanita-wanita Qibthi. Jika bayi yang lahir ternyata wanita, maka bidan-
bidan itu pergi meninggalkannya, tetapi jika bayi yang lahir ternyata laki-laki, maka para penyembelih bayi
masuk dengan membawa pisau tajam, lalu mereka menyembelihnya, kemudian pergi meninggalkannya,
semoga Allah melaknat Fiir'aun dan para penyembelih bayi itu; atas dasar dosa apa mereka dibunuh?
Ketika ibu Nabi Musa 'alaihis salam hamil, maka tidak tampak padanya tanda-tanda kehamilan seperti kaum
wanita lainnya sehingga bidan-bidan tidak mengetahui. Akan tetapi, ketika ibu Nabi Musa 'alaihis salam
melahirkan anak laki-laki, maka dadanya menjadi sempit dan merasa takut sekali, padahal ibunya sangat
mencintainya. Dan keadaan Nabi Musa 'alaihis salam adalah, bahwa tidak ada seorang pun yang melihatnya
kecuali akan mencintainya. Allah Ta'ala berfirman, "Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang
yang datang dari-Ku." (Terj. QS. Thaahaa: 39).
2529
Ketika itu ibu Nabi Musa merasa sempit dadanya dan khawatir terhadap keselamatan anaknya. Dan
rumah ibu Nabi Musa 'alaihis salam berada di dekat sungai, lalu ia mengambil sebuah peti dan menyiapkan
alas untuk bayinya di dalamnya sambil menyusuinya. Jika ada orang yang dikhawatirkannya, maka ia segera
pergi dan meletakkan bayi Musa 'alaihis salam ke dalam peti itu dan melepas peti itu ke sungai sambil diikat
dengan tali. Suatu hari orang-orang yang dikhawatirkan datang kepadanya, maka segeralah ia pergi dan
meletakkan bayi Musa ke dalam peti itu serta melepasnya ke sungai Nil, namun ia lupa mengikatnya
sehingga peti itu hanyut terbawa air sehingga sampai di istana Fir'aun, lalu diambillah peti itu oleh dayang-
dayang Fir'aun dan dibawa ke hadapan istri Fir'aun, sedang mereka tidak mengetahui isi peti itu. Mereka
takut terkena hukuman jika membuka peti itu tanpa izin istri Fir'aun. Setelah peti itu dibuka, ternyata di
dalamnya terdapat bayi Musa yang fisiknya indah dan menarik. Allah Subhaanahu wa Ta'ala menaruh rasa
cinta dan sayang kepada Musa dalam hati istri Fir'aun.
2530
Akan tenggelam.
2531
Karena berpisah dengannya.
2532
Ini adalah berita gembira yang sangat agung. Allah mendahulukan berita ini kepada ibu Nabi Musa agar
hatinya tenteram dan hilang rasa kekhawatirannya, maka ia melakukan yang diperintahkan itu.
2533
Mereka memungut peti itu, lalu membawanya dan menaruhnya di hadapan Fir‟aun, lalu dikeluarkanlah
bayi Musa dari peti itu.

354 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

 
9. Dan istri Fir'aun2537 berkata2538, "(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah
kamu membunuhnya2539, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi
anak2540,” sedang mereka tidak menyadari2541.

                

 
10. Dan hati ibu Musa menjadi kosong2542. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia
tentang Musa) 2543, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang
beriman2544 (kepada janji Allah).

2534
Yakni agar akibat dari memungutnya adalah ia menjadi musuh mereka dan membuat mereka sedih
karena sikap waspada dari mereka jika kerajaannya digulingkan tidaklah mengangkat takdir, dan karena
orang yang mereka khawatirkan itu -tanpa mereka sadari- ternyata tumbuh besar di bawah asuhan mereka.
Di samping itu, mereka sebenarnya tidak ingin memungut bayi itu. Jika kita perhatikan peristiwa ini, kita
akan menemukan di dalamnya berbagai maslahat bagi Bani Israil, menyingkirkan beban berat yang
menimpa mereka selama ini, mencegah tindak penganiayaan yang sebelumnya menimpa mereka, dsb.
karena Nabi Musa „alaihis salam termasuk pembesar di kerajaan Fir‟aun. Maka dari itu, tentu adanya
pembelaan terhadap hak bangsa yang lemah ini (Bani Israil), sedangkan Nabi Musa „alaihis salam sendiri
memiliki niat yang luhur dan semangat yang membara. Oleh karena itulah, sampai ada di antara bangsa yang
lemah ini seorang yang berani menentang bangsa yang sombong itu (kaum Fir‟aun). Ini merupakan awal
kemenangan, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala termasuk sunnah-Nya yang berlaku adalah mengadakan
perkara secara bertahap, tidak sekaligus.
2535
Haman adalah mentri Fir‟aun.
2536
Oleh karena itulah, Allah ingin memberikan hukuman kepada mereka.
2537
Ia bernama Asiyah binti Muzahim.
2538
Ketika Fir‟aun dan orang-orang dekatnya hendak membunuhnya karena khawatir bayi itu milik Bani
Israil.
2539
Maka mereka pun menataatinya.
2540
Yakni, ia bisa menjadi pelayan kita yang membantu urusan kita atau kita tinggikan kedudukannya
menjadi anak angkat kita yang kita muliakan, karena istri Fir'aun tidak mempunyai anak. Allah Subhaanahu
wa Ta'aala menakdirkannya, bahwa ia (Musa) ternyata bermanfaat bagi istri Fir‟aun. Ketika Musa menjadi
penyejuk matanya dan ia mencintainya sehingga seperti anak kandungnya, sampai pada usia dewasa dan
Allah mengangkatnya menjadi nabi dan rasul, ternyata ia segera masuk Islam dan beriman kepada Musa
'alaihis salam, semoga Allah meridhainya.
2541
Akibat yang akan mereka alami. Hal ini termasuk kelembutan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
2542
Hatinya kosong selain memikirkan keselamatan Musa 'alaihis salam. Setelah ibu Musa menghanyutkan
Musa di sungai Nil, maka timbullah penyesalan dan kesedihan di hatinya karena kekhawatiran atas
keselamatan Musa, bahkan hampir saja ia berteriak meminta tolong kepada orang-orang untuk mengambil
anaknya itu kembali, yang akan mengakibatkan terbukanya rahasia bahwa Musa adalah anaknya sendiri.
2543
Karena kesedihan dan penyesalan yang begitu dalam.
2544
Berdasarkan ayat ini, maka seorang hamba apabila mendapatkan musibah, lalu ia bersabar, maka
imannya akan bertambah. Ayat ini juga menunjukkan bahwa jika musibah dihadapi dengan sikap keluh
kesah terus menerus, maka menunjukkan kelemahan imannya.

355 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
11. Dan dia (ibu Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, "Ikutilah dia (Musa)2545." Maka
kelihatan olehnya (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya2546,

               

 
12. 2547dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau
menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudara Musa), "Maukah aku tunjukkan
kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?"

               

 
13. Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati
dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahuinya2548.

2545
Yakni agar engkau mengetahui bagaimana keadaannya.
2546
Bahwa ia saudarinya dan bahwa ia sedang mengawasi.
2547
Termasuk kelembutan Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada Musa dan ibunya adalah Dia mencegah
Musa dari menyusu kepada wanita siapa pun selain ibunya. Mereka pun mencari-cari orang yang bisa
menyusukannya, ketika itu saudari Nabi Musa melihatnya, namun mereka tidak mengetahui bahwa ia
saudarinya. Saudarinya berkata, “Maukah kamu aku tunjukkan keluarga yang akan memeliharanya untukmu
dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?"
Ibnu Abbas berkata, “Ketika saudari Musa mengatakan seperti itu, mereka berkata kepadanya, “Tahu dari
mana kamu bahwa ada orang yang siap berlaku baik dan sangat sayang kepadanya?” Saudari Musa pun
berkata, “Karena ia ingin menggembirakan raja dan ingin mendapatkan manfaatnya.” Ketika itu mereka pun
menuruti nasehatnya. Saat mereka sampai di hadapan ibu Nabi Musa, Musa pun mau menyusui. Mereka
tidak menyadari bahwa itu adalah ibu Musa „alaihis salam. Mereka pun senang terhadapnya, dan
mengirimkan seseorang untuk memberitahukan hal itu kepada Asiyah istri Fir‟aun. Lalu dipanggillah ibu
Nabi Musa serta ditawarkan untuk tinggal di rumahnya, namun ibu Nabi Musa menolak dengan alasan
bahwa ia memiliki banyak anak yang harus diurus, ia akan siap mengurus jika Musa diurus di tempatnya
saja. Maka Asiyah pun menerimanya dan mengirim Musa kepadanya dengan memberinya upah, di samping
nafkah, pakaian dan pemberian lainnya.
Subhaanallah! Nikmat yang begitu besar, anaknya kembali kepadanya, ditambah dengan mendapatkan
imbalan yang banyak, Sungguh Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala
berfirman, “Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati
dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.”
(Terj. QS. Al Qashshas: 13)
Disebutkan dalam sebagian kitab tafsir, bahwa Musa „alaihis salam tinggal kembali bersama ibunya sampai
masa menyapih selesai, dan ibunya mendapatkan upah karena menyusui Musa setiap hari satu dinar, dan ia
mengambilnya, karena ia adalah harta kafir harbiy, lalu ibunya membawa ke hadapan Fir‟aun dan tumbuhlah
Nabi Musa „alaihis salam di sisinya, ia menaiki kendaraan kerajaan, memakai pakaian mereka, dsb. wallahu
a‟lam.
2548
Biasanya mereka apabila melihat sebabnya tidak jelas, maka iman mereka pun goyang karena
pengetahuan mereka yang tidak sempurna, padahal Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengadakan ujian yang
berat dan rintangan yang besar sebelum perkara-perkara yang mengagumkan dan mulia. Terkadang suatu

356 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 14-19: Musa ‘alaihis salam diberi ilham dan hikmah sebagai persiapan untuk menjadi
rasul.

           
14. Dan setelah dia (Musa) dewasa2549 dan sempurna akalnya2550, Kami anugerahkan kepadanya
hikmah (kenabian) dan pengetahuan2551. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-
orang yang berbuat ihsan2552.

               

                

        


15. Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah 2553, maka dia
mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki sedang berkelahi2554; yang seorang dari
golongannya (Bani Israil) dan yang seorang (lagi) dari pihak musuhnya (kaum Fir'aun). Orang yang
dari golongannya meminta pertolongan kepadanya2555, untuk (mengalahkan) orang yang dari pihak
musuhnya2556, lalu Musa meninjunya2557, dan matilah musuhnya itu. Dia (Musa) berkata, "Ini2558
adalah perbuatan setan2559. Sungguh, dia (setan) adalah musuh yang jelas menyesatkan2560.”

              

perkara tidak disukai jiwa, padahal ujung-ujungnya membawa kepada kebahagiaan. Lihat pula firman Allah
Ta'ala di surat Al Baqarah: 216.
2549
Yakni 30 atau 33 tahun.
2550
Yakni 40 tahun.
2551
Maksudnya, pemahaman agama.
2552
Yakni dalam beribadah kepada Allah dan dalam bergaul dengan hamba-hamba-Nya.
2553
Maksudnya, pada waktu tengah hari, di waktu penduduk sedang istirahat. Ada pula yang berpendapat, di
waktu antara Maghrib dan Isya.
2554
Sebab terjadi perkelahian adalah seperti yang diceritakan Qatadah, yaitu, “Orang Qibthi ingin memaksa
seorang dari Bani Israil membawa kayu bakar ke dapur Fir‟aun, namun ia menolaknya.” Menurut Sa‟id bin
Jubair, bahwa ia (orang Qibthi) tersebut adalah tukang masak di dapur Fir‟aun.
2555
Karena Musa „alaihis salam telah dikenal termasuk Bani Israil.
Maka Nabi Musa „alaihis salam menolongnya, dan menolong orang yang terzalimi adalah wajib dalam
2556

semua syariat.
2557
Beliau (Nabi Musa) „alaihis salam adalah seorang yang memiliki tenaga yang kuat.
2558
Yakni membunuh.
2559
Maksudnya, Musa menyesal atas kematian orang itu disebabkan pukulannya, karena dia bukanlah
bermaksud untuk membunuhnya, tetapi semata-mata membela kaumnya, dan yang demikian merupakan
hiasan dan was-was setan.
2560
Oleh karena itulah terjadi perbuatan itu disebabkan permusuhannya yang nyata dan keinginannya untuk
menyesatkan manusia.

357 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


16. Dia (Musa) berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka
ampunilah aku.” Maka Allah mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.

         
17. Dia (Musa) berkata, "Ya Tuhanku, oleh karena nikmat yang telah Engkau anugerahkan
kepadaku2561, maka aku tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa2562.”

              

  


18. Karena itu, dia (Musa) menjadi ketakutan berada di kota itu2563 sambil menunggu (akibat
perbuatannya), tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan
kepadanya2564. Musa berkata kepadanya2565, "Engkau sungguh, orang yang nyata-nyata sesat2566.”

                

                
19. 2567Maka ketika dia (Musa) hendak memukul dengan keras orang yang menjadi musuh mereka
berdua, dia berkata, "Wahai Musa! Apakah engkau bermaksud membunuhku, sebagaimana kemarin
engkau membunuh seseorang? Engkau hanya bermaksud menjadi orang yang berbuat sewenang-
wenang di negeri (ini), dan engkau tidak bermaksud menjadi salah seorang dari orang-orang yang
mengadakan perdamaian2568.”

Ayat 20-22: Perginya Musa ‘alaihis salam ke Madyan untuk menyelamatkan diri dari
penangkapan Fir’aun.

2561
Seperti diterima tobatnya dan diampuni serta diberikan berbagai nikmat.
2562
Beliau berjanji tidak akan menolong seorang pun di atas maksiat atau tidak akan menolong orang yang
bersalah. Hal ini menunjukkan bahwa nikmat yang diberikan menghendaki agar seorang hamba mengerjakan
kebaikan dan meninggalkan keburukan. Dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan, bahwa syarat tobat
di samping istrighfar dan menyesali perbuatan yang dilakukan adalah berniat keras untuk tidak mengulangi
lagi.
2563
Yakni apakah tentara Fir‟aun tahu peristiwa itu atau tidak? Beliau takut, karena sudah diketahui, bahwa
tidak ada yang berani berbuat seperti itu selain Musa yang berasal dari Bani Israil.
2564
Untuk menghadapi orang Qibthi yang lain.
2565
Yakni, mencelanya.
2566
Karena perbuatanmu yang sekarang dan kemarin.
2567
Selanjutnya, Nabi Musa „alaihis salam hendak memukul orang Qibthi itu, namun orang dari Bani Israil
itu malah mengira, bahwa Musa bermaksud memukulnya ketika ia mendengar kata-kata Musa tersebut. Ia
pun berkata untuk membela dirinya, “Wahai Musa! Apakah engkau bermaksud membunuhku, sebagaimana
kemarin engkau membunuh seseorang?...dst.”
2568
Maka orang Qibthi yang berada di situ mendengarnya dan mengetahui bahwa orang yang melakukan
pembunuhan kemarin adalah Musa, ia pun segera pergi memberitahukan Fir‟aun sehingga Fir‟aun marah
besar dan hendak membunuh Musa.

358 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

   


20. Dan seorang laki-laki2569 datang bergegas dari ujung kota seraya berkata, "Wahai Musa!
Sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentang engkau untuk membunuhmu, maka
keluarlah (dari kota ini), sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat
kepadamu.”

           
21. Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut2570, waspada (kalau ada yang
menyusul atau mengkapnya), dia berdoa, "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang
zalim itu2571.”

           
22. Dan ketika dia menuju arah negeri Madyan2572 dia berdoa (lagi), "Mudah-mudahan Tuhanku
memimpin aku ke jalan yang benar2573.”

Ayat 23-28: Kuatnya fisik Musa ‘alaihis salam, amanahnya dan kesabarannya, dan bahwa
malu merupakan sifat yang layak dimiliki kaum wanita.

               

              
23. Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekumpulan orang
yang sedang memberi minum (ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua
orang perempuan yang sedang menghambat (ternaknya)2574. Dia (Musa) berkata, "Ada apa dengan
kamu berdua2575?" Kedua perempuan itu menjawab, "Kami tidak dapat memberi minum (ternak
kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang ayah kami adalah
orang tua yang telah lanjut usianya2576.”

               

2569
Ada yang mengatakan, bahwa dia adalah orang mukmin dari keluarga Fir‟aun.
2570
Sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
2571
Yakni dari Fir'aun dan para pemukanya.
2572
Madyan adalah negeri Nabi Syu‟aib, perjalanan ke sana dari Mesir membutuhkan waktu kurang lebih 8
hari. Madyan tidak berada di bawah kekuasaan Fir‟aun.
2573
Maka Allah mengabulkannya, Dia menunjukinya ke jalan yang lurus di dunia dan akhirat, dan
menjadikannya pemberi petunjuk ke jalan yang lurus bagi umatnya.
2574
Karena mereka tidak mungkin bercampur baur dengan laki-laki yang sedang mengambilkan air minum
untuk ternaknya dan karena bakhilnya mereka, sehingga setelah mereka selesai memberi minum hewan
ternak mereka, maka mereka tutup kembali mulut sumur dengan batu yang besar.
2575
Yakni mengapa kamu tidak memberi minum ternakmu?
2576
Tidak kuat untuk memberi minum hewan ternaknya.

359 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


24. Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu2577, kemudian dia kembali ke
tempat yang teduh2578 lalu berdoa2579, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu
kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku2580.”

               

            
25. 2581Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan
malu-malu2582, dia berkata, "Sesungguhnya ayahku mengundangmu2583 untuk memberi balasan
sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.” Ketika Musa mendatangi
ayahnya2584 dan dia menceritakan kepadanya kisah (mengenai dirinya)2585, dia berkata2586,
"Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu2587.”

2577
Tanpa meminta upah, dan tidak ada niatnya selain mengharap keridhaan Allah. Para ahli tafsir
menjelaskan bahwa para pengembala ketika selesai mendatangi sumber air, meletakkan di mulut sumur batu
yang besar, lalu dua wanita itu datang memberi minum kambingnya dari sisa kambing yang lain.
„Amr bin Maimun meriwayatkan dari Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu, bahwa Musa „alaihis salam
ketika sampai di sumber air Madyan mendapatkan sekumpulan orang yang sedang memberi minum
ternaknya. Umar melanjutkan ceritanya, “Setelah mereka selesai (memberi minum), maka mereka bersama-
sama mengembalikan batu ke sumur (untuk menutupinya), dan tidak ada yang mampu mengangkatnya
kecuali dengan jumlah sepuluh orang. Tiba-tiba Beliau melihat ada dua orang perempuan yang sedang
menghambat ternaknya, maka Musa berkata, “Ada apa dengan kamu berdua?" Maka Keduanya
menceritakan keadaannya, lalu Musa „alaihis salam mendatangi batu itu dan mengangkatnya (sendiri), dan
tidak mengambil air kecuali satu ember sehingga kambing-kambing (mereka berdua) puas (meminumnya).”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, dan isnadnya shahih).
2578
Yakni duduk di bawah pohon.
2579
Permintaan Beliau ini adalah dengan ucapan dan keadaannya; lisan Beliau berdoa, dan keadaan Beliau
menunjukkan rasa butuh.
2580
Ayat ini sekaligus mengisyaratkan kepada kita agar senantiasa meminta kepada Allah dalam semua
kebutuhan kita, baik yang terkait dengan agama (seperti meminta hidayah dan ampunan), maupun yang
terkait dengan dunia (seperti meminta makan, minum dan pakaian). Demikian pula menunjukkan bahwa
Allah Subhaanahu wa Ta'aala senang diminta oleh hamba-hamba-Nya. Menurut sebagian mufassir, bahwa
suara Musa terdengar oleh wanita itu.
Selanjutnya dua wanita itu segera pulang menemui ayahnya, lalu ayahnya merasa aneh dengan kesegeraan
mereka berdua pulang sehingga menanyakan sebabnya, lalu keduanya menyampaikan apa yang terjadi di
sana. Maka ayahnya mengirim salah seorang dari keduanya untuk mengundang Musa ke rumahnya.
2581
Ketika kedua wanita itu pulang dengan segera membawa hewan ternaknya kepada ayah mereka, maka
ayahnya merasa aneh kepada mereka karena tidak biasanya pulang lebih cepat, maka ayahnya bertanya
tentang sebab mereka pulang lebih cepat dari biasanya, lalu keduanya pun menyampaikan tentang Musa
'alaihis salam. Lalu ayahnya mengutus salah satu puterinya untuk mengundangnya ke rumah ayahnya.
2582
Hal ini menunjukkan kepribadiannya yang mulia dan akhlaknya yang terpuji, karena malu termasuk
akhlak utama, terlebih bagi wanita. Telah diriwayatkan dari Umar radhiyallahu 'anhu, bahwa wanita ini
dalam keadaan tertutup dengan baju gamisnya dan berkata sambil menutup mukanya dengan kain. Ayat ini
juga menunjukkan bahwa sikap Nabi Musa „alaihis salam memberi minum kepada keduanya tidaklah
sebagai pekerja atau pelayan yang biasanya tidak memiliki rasa malu, bahkan Beliau terhormat. Oleh karena
itulah, wanita ini ketika melihat akhlak Musa yang mulia, membuatnya merasa malu dengannya.
2583
Kalimat ini "Ayahku mengundangmu" agar tidak menimbulkan salah paham, dan menunjukkan bahwa
wanita ini memiliki kepribadian yang mulia.
2584
Ahli tafsir berbeda pendapat tentang ayah perempuan itu siapakah dia? Ada yang berpendapat, bahwa
ayah itu adalah Nabi Syu‟aib inilah yang masyhur, dan di antara ulama yang menyatakan demikian adalah

360 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
26. Salah seorang dari kedua perempuan itu2588 berkata, "Wahai ayahku! Jadikanlah ia sebagai
pekerja (pada kita)2589, sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya2590.”

                

               
27. Dia berkata, "Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang
dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau bekerja2591 padaku selama
delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan)
darimu2592, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau2593. Insya Allah engkau akan
mendapatiku termasuk orang yang baik2594.”

Al Hasan Al Bashri dan Malik bin Anas, bahkan ada hadits yang menegaskan demikian, namun dalam
isnadnya perlu dipertimbangkan. Ada pula yang berpendapat bahwa Nabi Syu‟aib berumur panjang setelah
kaumnya dibinasakan sehingga masih hidup di zaman Nabi Musa dan menikahkan puterinya dengan Musa.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Al Hasan Al Bashri bahwa ayah itu bernama Syu‟aib, namun bukan Nabi
kaum Madyan. Ada pula yang berpendapat bahwa bapak itu adalah putera saudara Syu‟aib. Ada pula yang
mengatakan, “Putra pamannya,” dan ada pula yang berpendapat, bahwa ia adalah salah seorang dari kaum
Nabi Syu‟aib yang beriman, ada pula yang berpendapat bahwa namanya “Yatsarun.” Wallahu a‟lam (lihat
Qashashul Anbiya‟ oleh Ibnu Katsir). Syaikh As Sa‟diy dalam tafsirnya lebih cenderung menguatkan, bahwa
ayah kedua wanita itu bukanlah Nabi Syu‟aib „alaihis salam.
2585
Sehingga Beliau sampai di tempat ini.
2586
Menenangkan rasa kekhawatirannya.
2587
Karena engkau telah berada di tempat yang mereka tidak memiliki kekuasaan terhadapnya.
2588
Ada yang mengatakan, bahwa wanita ini adalah yang berjalan di belakang Nabi Musa 'alaihis salam.
2589
Untuk menggembala kambing dan memberi minumnya.
2590
Kedua sifat ini, “Kuat dan amanah” perlu diperhatikan ketika memilih seseorang sebagai karyawannya.
Jika kedua-duanya berkumpul bersamaan, maka akan sempurnalah pekerjaan.
Umar, Ibnu Abbas, Syuraih Al Qaadhiy, Abu Malik, Qatadah dan lain-lain mengatakan, “Ketika wanita itu
mengatakan seperti itu, ayahnya bertanya kepadanya, “Dari mana kamu tahu demikian?” wanita itu
menjawab, “Sesungguhnya dia mampu mengangkat batu besar yang tidak mungkin diangkat kecuali oleh
sepuluh orang, juga pada saat aku datang (kemari) bersamanya, aku berjalan di depannya, namun ia
mengatakan, “Berjalanlah di belakangku, jika hendak melewati jalan lain, lemparlah batu kecil ini agar aku
tahu jalan.”
Abdullah bin Mas'ud berkata, "Manusia yang paling tajam firasatnya ada tiga; Abu Bakar ketika menetapkan
Umar (sebagai khalifah), Tuan Yusuf ketika mengatakan, "Muliakanlah tempatnya," dan wanita yang
bersama Musa ketika mengatakan, "Wahai ayahku! Jadikanlah ia sebagai pekerja (pada kita),
sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat
dan dapat dipercaya."
2591
Yakni mengembala kambingku.
2592
Dan tidak wajib kamu lakukan.
2593
Yakni, aku hanyalah membebanimu dengan pekerjaan yang ringan dan tidak berat.
2594
Keinginannya untuk memberikan kemudahan dan bermuamalah secara baik menunjukkan bahwa orang
tersebut adalah orang yang saleh.

361 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 
28. Dia (Musa) berkata, "Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang mana saja dari kedua waktu
yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan (tambahan) atas diriku (lagi)2595.
Dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan2596.”

Ayat 29-30: Musa ‘alaihis salam pulang ke Mesir dan menerima wahyu untuk berdakwah
kepada Fir’aun.

               

            
29. Maka ketika Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan itu2597 dan dia berangkat dengan
keluarganya (menuju Mesir), ia melihat api di lereng gunung2598. Dia berkata kepada keluarganya,
"Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu
berita kepadamu2599 dari (tempat) api itu atau (membawa) sepercik api, agar kamu dapat
menghangatkan badan.”

              

    


30. Maka ketika dia (Musa) sampai ke (tempat) api itu, dia diseru dari (arah) pinggir sebelah kanan
lembah dari sebatang pohon2600 di sebidang tanah yang diberkahi, "Wahai Musa! Sungguh, Aku
adalah Allah, Tuhan seluruh alam2601!
2595
Imam Bukhari meriwayatkan dari Sa'id bin Jubair ia berkata: Orang Yahudi dari penduduk Hirah
bertanya kepadaku, "Yang mana di antara dua waktu itu yang dipenuhi Musa?" Aku menjawab, "Aku tidak
tahu, sampai nanti aku akan tanyakan kepada ulama orang Arab." Maka aku mendatangi Ibnu Abbas
radhiyallahu 'anhuma dan bertanya tentangnya, maka ia menjawab, "Musa memenuhi waktu yang paling
banyak dan paling baik. Sesungguhnya utusan Allah apabila berkata sesuatu, maka melaksanakan kata-
katanya itu."
2596
Disebutkan dalam tafsir Al Jalaalain, bahwa selanjutnya ayah wanita itu memerintahkan puterinya
memberikan tongkat kepada Musa untuk menyingkirkan binatang buas yang akan menerkam kambing-
kambingnya.
2597
Beliau pun rindu dengan keluarganya dan kampung halamannya. Beliau ingin menemui keluarganya
secara diam-diam agar tidak diketahui Fir'aun dan kaumnya.
2598
Setelah Musa „alaihis salam menyelesaikan perjanjian dengan mertuanya. Dia berangkat dengan
keluarganya dengan sejumlah kambing yang diberi mertuanya, maka pada suatu malam yang gelap dan
dingin, Musa „alaihis salam tiba di suatu tempat, di mana setiap kali Beliau menghidupkan api, ternyata api
itu tidak menyala. Hal ini sangat mengherankan Musa, sehingga ia berkata kepada istrinya seperti yang
disebutkan dalam ayat 29.
2599
Tentang jalan yang harus dilalui, di mana ketika itu Beliau sedang tersesat jalan dan merasakan
kedinginan.
2600
Ini menunjukkan, bahwa Nabi Musa 'alaihis salam mendatangi api itu ke arah kiblat, sedangkan bukit
yang di sebelah barat berada di kanannya. Dan api itu, Beliau temukan menyala di sebuah pohon hijau di
kaki bukit dekat lembah, maka Beliau berdiri dengan keheranan. Ketika itulah Beliau diseru oleh Allah
Tuhan seluruh alam.

362 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 31-35: Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengajak berbicara kepada Nabi Musa ‘alaihis
salam, penampakkan mukjizatnya dan pemuliaan untuknya dengan mengangkat saudaranya
Harun sebagai nabi.

                   

  


31. Dan lemparkanlah tongkatmu.” Maka ketika dia (Musa) melihatnya bergerak-gerak seakan-
akan seekor ular yang gesit2602, dia lari ke belakang tanpa menoleh. (Allah berfirman), "Wahai
Musa! Kemarilah dan jangan takut. Sesungguhnya engkau termasuk orang yang aman2603.

               

           
32. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu2604, ia akan keluar putih bercahaya tanpa cacat2605, dan
dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu apabila ketakutan2606. Itulah dua mukjizat2607 dari
Tuhanmu (yang akan engkau pertunjukkan kepada Fir'aun dan para pembesarnya). Sungguh,
mereka adalah orang-orang fasik2608.”

         
33. 2609Dia (Musa) berkata2610, "Ya Tuhanku, sungguh aku telah membunuh seorang dari golongan
mereka, sehingga aku takut mereka akan membunuhku2611.

2601
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan rububiyyah-Nya (pengaturan-Nya terhadap alam
semesta) dan uluhiyyah-Nya (keberhakan-Nya untuk disembah). Di tempat dan di saat itulah Musa „alaihis
salam diangkat menjadi rasul.
2602
Yakni ular jantan yang besar. Maka Nabi Musa 'alaihis salam mengetahui, bahwa yang berbicara
dengannya adalah Dzat yang Mahakuasa, yang jika berkata kepada sesuatu, "Jadilah," maka jadilah dia.
Maka Nabi Musa „alaihis salam menghadap dengan tidak takut, bahkan merasa tenteram dan percaya
2603

dengan berita Tuhannya. Imannya bertambah dan keyakinannya sempurna.


Mukjizat ini Allah perlihatkan sebelum Beliau berangkat menghadap Fir‟aun agar Beliau berada di atas
keyakinan yang sempurna sehingga Beliau lebih berani dan lebih kuat. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa
Ta'aala memperlihatkan mukjizat yang lain.
2604
Maksudnya, meletakkan tangan ke dada leher baju.
2605
Yakni akan berkilau seperti potongan bulan dengan kilauan kilat.
2606
Maksudnya, karena Musa merasa takut, Allah memerintahkan untuk mendekapkan tangan ke dadanya
agar rasa takut itu hilang, yang kemudian keadaannya akan kembali seperti biasanya. Terkadang apabila
seseorang melakukan hal itu, yakni menaruh tangannya ke dadanya ketika takut mengikuti perbuatan Nabi
Musa 'alaihis salam itu, maka akan hilang rasa takutnya insya Allah, dan kepada-Nya kita bertawakkal.
2607
Yang menunjukkan kekuasaan Allah Ta'ala dan menunjukkan kenabianmu.
2608
Yakni orang-orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah Ta'ala, menyelisihi perintah-Nya dan agama-
Nya. Oleh karena mereka adalah orang-orang yang fasik, maka tidak cukup diperingatkan, bahkan harus
ditunjukkan mukjizat kepadanya.
2609
Ketika Allah Subhaanahu wa Ta'ala memerintahkan Musa 'alaihis salam untuk pergi mendatangi Fir'aun
yang sebelumnya Beliau keluar dari negeri Mesir tidak lain karena takut kekejamannya.

363 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               
34. Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku2612, maka utuslah dia bersamaku2613
sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku2614; sungguh, aku takut mereka akan
mendustakanku.”

              

 
35. Dia (Allah) berfirman, "Kami akan menguatkan engkau (membantumu) dengan saudaramu, dan
Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar2615, maka mereka tidak akan dapat
mencapaimu2616; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan
orang yang mengikuti kamu yang akan menang2617.”

Ayat 36-43: Awal kedatangan Nabi Musa ‘alaihis salam kepada Fir’aun dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, kesombongan Fir’aun dan kaumnya, penenggelaman mereka, dan
penurunan kitab Taurat oleh Allah kepada Bani Israil sebagai petunjuk dan rahmat untuk
mereka.

               

 

2610
Yakni meminta uzur, dan meminta bantuan-Nya dalam tugas yang dipikulnya sambil menyebutkan
penghalangnya agar Tuhannya menghilangkan apa yang dia khawatirkan.
2611
Ketika mereka melihatku.
2612
Nabi Musa „alaihis salam selain merasa takut kepada Fir'aun juga merasa dirinya kurang lancar berbicara
menghadapi Fir'aun. Maka Beliau memohon kepada Allah agar Dia mengutus Harun „alaihis salam
bersamanya, yang lebih fasih lidahnya. Disebutkan, bahwa sebab Nabi Musa 'alaihis salam tidak fasih
lisannya adalah karena ketika kecil ia diberi pilihan oleh Fir'aun antara bara api dengan kurma atau susu, lalu
ia ambil bara api dan ia letakkan ke mulutnya sehingga Beliau pun menjadi susah untuk menerangkan. Oleh
karena itu, Beliau berdoa kepada Allah 'Azza wa Jalla agar menghilangkan kekakuan lisannya supaya
mereka paham maksud perkataannya, lihat QS. Thaahaa ayat 27-32.
2613
Sebagian kaum salaf mengatakan, bahwa tidak ada pemberian yang lebih besar yang diberikan kepada
saudaranya daripada pemberian Musa kepada Harun 'alaihimas salam. Nabi Musa memberikan syafaat
untuknya sehingga Allah menjadikannya Nabi dan Rasul kepada Fir'aun dan para pemukanya.
2614
Hal itu, karena berita dua orang lebih kuat di hati daripada berita dari seorang saja.
2615
Berupa mampu berdakwah dengan hujjah dan mendapatkan kewibawaan dari Allah sehingga merasa
terhormat di hadapan musuh mereka.
2616
Yang demikian disebabkan ayat-ayat Allah (mukjizat yang diberikan-Nya), dan karena ayat-ayat itu
menunjukkan kebenaran serta membuat takjub orang yang melihatnya, sehingga mereka berdua (Musa dan
Harun) memiliki kekuasaan dan terhindar dari tipu daya musuh, bahkan mereka seperti memiliki bala tentara
dengan jumlah yang banyak dan perlengkapan yang kuat sehingga tidak takut berhadapan dengan Fira‟un
yang kejam dan memiliki banyak pasukan.
2617
Inilah janji Allah untuk Musa dan Harun di waktu itu, padahal mereka hanya berdua, pulang ke kampung
halamannya setelah pergi darinya. Keadaan pun berubah sehingga akhirnya sempurnalah janji Allah dan
Beliau beserta pengikutnya memperoleh kemenangan.

364 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


36. Maka ketika Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat Kami yang nyata,
mereka berkata2618, "Ini hanyalah sihir yang dibuat-buat2619, dan kami tidak pernah mendengar
(yang seperti) ini2620 pada nenek moyang kami dahulu2621.”

                 

 
37. Dan dia (Musa) menjawab2622, "Tuhanku lebih mengetahui siapa yang (pantas) membawa
petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di akhirat.
Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan mendapat kemenangan2623.”

               

           
38. Dan Fir'aun berkata2624, "Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan
bagimu selain aku2625. Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman2626 (untuk membuat batu
bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhan
Musa, dan yakin bahwa dia termasuk pendusta2627.”
2618
Secara zalim, sombong dan membangkang.
2619
Sebagaimana yang dikatakan Fir‟aun ketika kebenaran telah jelas dan kebatilan kalah, “Sesungguhnya
dia (Musa) adalah pemimpinmu yang mengajarkan kepadamu ilmu sihir.” Fir;aun memang pintar namun
tidak bersih sehingga berbuat licik, sampai-sampai melakukan berbagai macam tipu daya seperti yang telah
diceritakan Allah kepada kita, padahal dia mengetahui bahwa tidak ada yang mendatangkan mukjizat yang
besar itu kecuali Allah Tuhan langit dan bumi, akan tetapi kecelakaan lebih menguasai dirinya, sehingga dia
tidak beriman dan malah menentangnya.
2620
Yakni beribadah kepada Allah Azza wa Jalla saja atau adanya utusan Allah dari kalangan manusia. Atau
maksud mereka adalah, bahwa mereka belum pernah melihat ada seorang pun dari nenek moyang mereka
yang mengikuti ajaran ini (tauhid).
2621
Ucapan mereka ini dusta, padahal Allah telah mengutus sebelum Musa rasul-Nya Yusuf „alaihis salam.
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan
membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya
kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata, "Allah tidak akan mengirim seorang (rasul pun)
setelahnya. Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu.” (Terj. Al
Mu‟min: 34)
2622
Ketika mereka mengatakan, bahwa apa yang dibawa Musa adalah sihir dan kesesatan, dan bahwa apa
yang mereka pegang selama ini adalah hak (benar).
Ternyata yang memperoleh kemenangan dan kesudahan yang baik adalah Musa „alaihis salam dan para
2623

pengikutnya. Sedangkan orang-orang yang mendustakan Beliau memperoleh kerugian dan kesudahan yang
buruk.
2624
Bersikap berani terhadap Tuhannya dan mengelabui kaumnya yang bodoh dan kurang akal.
2625
Keadaan kaumnya yang bodoh setelah disampaikan kalimat ini, malah mendukung Fir'aun karena
kebodohannya. Setelah Fir‟aun mengucapkan kata-kata ini yang di dalamnya mengandung kemungkinan ada
Tuhan selainnya, maka Fir‟aun hendak menguatkan ketidakadaan Tuhan selainnya.
2626
Haman adalah menteri Fir'aun, pengatur rakyatnya, dan pemberi usulan kepada Fir'aun.
2627
Perhatikanlah keberaniaan makhluk yang lemah dan kecil ini kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, ia
mendustakan Rasul-Nya dan mengaku dirinya tuhan serta mencoba menguatkan dirinya dengan membuat
bangunan yang tinggi untuk melihat Tuhan Musa dan kita. Akan tetapi, sungguh aneh para pembesar yang
mengurus kerajaan Fir'aun, bagaimana akal mereka dapat dipermainkan oleh satu orang ini (Fir‟aun), orang

365 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
39. Dan dia (Fir‟aun) dan bala tentaranya berlaku sombong2628, di bumi (Mesir) tanpa alasan yang
benar, dan mereka mengira bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada kami2629.

           
40. Maka Kami siksa dia (Fir'aun) dan bala tentaranya2630, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam
laut. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang zalim2631.

          


41. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang mengajak (manusia) ke neraka2632 dan
pada hari Kiamat mereka tidak akan ditolong2633.

           
42. Dan Kami susulkan laknat kepada mereka di dunia ini2634; sedangkan pada hari Kiamat mereka
termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah)2635.

             

  


43. 2636Dan sungguh, telah Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) setelah Kami binasakan
umat-umat yang terdahulu2637, untuk menjadi pelita bagi manusia2638 dan petunjuk serta rahmat,
agar mereka mendapat pelajaran2639.

yang merusak agama dan akal mereka. Ini tidak lain karena keadaan mereka juga fasik dan sifat itu telah
menancap dalam diri mereka. Oleh karena itu, kami meminta kepada-Mu ya Allah agar Engkau meneguhkan
kami di atas keimanan dan tidak memalingkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau beri kami
petunjuk, Allahumma aamin.
2628
Mereka bersikap sombong terhadap hamba-hamba Allah dan menimpakan azab yang berat kepada
mereka, bersikap sombong terhadap para rasul Allah dan terhadap apa yang mereka bawa dari-Nya, serta
menyangka bahwa apa yang mereka pegang selama ini lebih tinggi dan lebih hebat.
2629
Kalau seandainya mereka mereka mengetahui, bahwa mereka akan kembali kepada Allah Subhaanahu
wa Ta'aala, tentu mereka tidak akan bersikap seperti itu.
2630
Ketika mereka tetap membangkang.
2631
Di mana akhir kesudahannya adalah kebinasaan. Ia merupakan kesudahan yang paling buruk dan paling
sengsara, di dunia mendapatkan hukuman yang sangat buruk dan berlanjut dengan hukuman di akhirat,
nas‟alullahas salaamah wal „aafiyah.
2632
Karena mengajak manusia berbuat syirk dan kemaksiatan. Mereka adalah pemimpin kesesatan dan
pemimpin orang-orang yang mendustakan. Sungguh buruk kepemimpinan mereka karena mengajak para
pengikutnya ke lembah kebinasaan.
2633
Dari azab Allah.
2634
Sebagai tambahan terhadap azab dan penghinaan mereka. Nama mereka di hadapan semua makhluk
begitu buruk, dibenci dan dicela oleh mereka.
2635
Berkumpul dalam diri mereka kemurkaan dari Allah, dari makhluk-Nya dan dari diri mereka sendiri.
Menurut Qatadah, ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Huud ayat 99, "Dan mereka selalu diikuti
dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. laknat itu seburuk-buruk pemberian yang
diberikan."

366 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 44-46: Termasuk bukti kerasulan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan
kebenarannya adalah pemberitaan kepadanya terhadap perkara-perkara gaib yang hanya
diketahui oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

             
44. 2640Dan engkau (Muhammad) tidak berada di sebelah barat ketika Kami menyampaikan
perintah kepada Musa, dan engkau tidak (pula) termasuk orang-orang yang menyaksikan (kejadian
itu)2641,

               

   


45. Tetapi Kami telah menciptakan beberapa umat2642, dan telah berlalu atas mereka masa yang
panjang2643, dan engkau (Muhammad) tidak tinggal bersama-sama penduduk Madyan2644 dengan
membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus rasul-rasul2645.

2636
Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberitahukan tentang nikmat-Nya kepada hamba dan Rasul-Nya Musa
'alaihis salam, yaitu dengan diturunkan kitab Taurat setelah Fir'aun dan para pemukanya dibinasakan.
2637
Seperti kaum Nuh, „Aad, Tsamud dan Fir‟aun bersama bala tentaranya. Ini adalah dalil, bahwa setelah
turun kitab Taurat, maka hilanglah pembinasaan secara merata dan disyariatkan jihad melawan orang-orang
kafir.
2638
Yakni menjadi cahaya bagi hati mereka, membuat mereka dapat melihat hakikat sesuatu dan
kesudahannya serta dapat melihat hal yang bermanfaat bagi mereka dan hal yang tidak bermanfaat, sebagai
hujjah bagi pelaku maksiat dan bermanfaat bagi orang-orang mukmin, sebagai rahmat baginya dan petunjuk
ke jalan yang lurus.
2639
Sehingga mereka mendapat petunjuk dengan sebabnya.
2640
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menceritakan kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam) apa yang Dia ceritakan, seperti berita-berita di masa lalu, maka Allah Subhaanahu wa
Ta'aala mengingatkan manusia bahwa berita tersebut adalah berita murni dari Allah, tidak ada jalan bagi
rasul untuk mengetahuinya kecuali dengan jalan wahyu. Ini menunjukkan kebenaran kenabian Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam dan kebenaran Al Qur'an yang dibawanya. Bayangkan berita ribuan tahun yang
silam diberitakan kepada kita dengan benar, disampaikan oleh seorang yang ummi (tidak kenal huruf) dan
hidup di tengah-tengah kaum yang buta huruf. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Ali Imran ayat 44
dan surat Huud ayat 49/
2641
Sehingga dikatakan, bahwa engkau mengetahuinya karena ikut hadir ketika itu.
2642
Setelah Nabi Musa „alaihis salam.
2643
Pesan dan perjanjian sudah dilupakan, pengetahuan agama semakin pudar dan wahyu telah terputus,
maka Allah mengutus Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai rasul serta mewahyukan
kepada Beliau berita tentang Nabi Musa dan lainnya.
2644
Sehingga engkau mengetahui kisah mereka, lalu menyampaikannya.
2645
Maksudnya, berita yang engkau bawa baik tentang Nabi Musa maupun tentang umat-umat terdahulu
adalah atsar (hasil) dari pengutusan Kami kepadamu dan wahyu yang tidak ada jalan bagimu untuk
mengetahuinya jika Kami tidak mengutusmu.

367 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

  


46. Dan engkau (Muhammad) tidak berada di dekat Tur (gunung) ketika Kami menyeru (Musa)2646,
tetapi (Kami untus engkau) sebagai rahmat dari Tuhanmu 2647, agar engkau memberi peringatan
kepada kaum (Quraisy) yang tidak didatangi oleh pemberi peringatan sebelum engkau agar mereka
mendapat pelajaran2648.

Ayat 47-50: Sikap kaum musyrik ketika musibah menimpa mereka, keadaan mereka yang
selalu mengingkari bukti, padahal dahulu memintanya, dan penjelasan bahwa Al Qur’an
adalah kitab yang paling sempurna.

              

   


47. Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka
kerjakan2649, "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada Kami, agar
kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan termasuk orang mukmin2650.”

2646
Yakni ketika Allah memerintahkannya untuk mendatangi orang-orang yang zalim (Fir‟aun dan
kaumnya) dan menyampaikan kepada mereka risalah-Nya serta memperlihatkan ayat-ayat-Nya.
Kesimpulannya adalah, bahwa peristiwa yang dialami Nabi Musa „alaihis salam di beberapa tempat yang
dikisahkan-Nya itu tidak lepas dari dua kemungkinan: (1) Beliau (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam) hadir dan menyaksikan lalu Beliau mempelajarinya dari mereka. Jika seperti ini, maka berarti Beliau
bukan utusan Allah, karena perkara yang disampaikan dari hasil penelitian adalah perkara yang di sana ikut
serta pula yang lain (tidak hanya para nabi saja, yang lain pun bisa). Akan tetapi, mereka (orang-orang kafir)
sudah mengetahui, bahwa tidak mungkin seperti itu, karena Beliau tidak sezaman dengan mereka, maka
sudah pasti yang benar adalah kemungkinan kedua; (2) Bahwa berita tersebut datang dari sisi Allah berupa
wahyu karena Beliau adalah utusan Allah. Dengan demikian, jelaslah bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi
wa sallam adalah seorang rasul dan kita semua menjadi saksi terhadapnya, sekaligus sebagai rahmat Allah
bagi hamba-hamba Allah.
2647
Untukmu dan untuk hamba-hamba-Mu.
2648
Yakni mereka dapat mengetahui kebaikan secara lebih rinci sehingga mereka dapat mengerjakannya,
serta mengetahui lebih rinci keburukan, sehingga mereka dapat meninggalkannya. Jika Beliau seperti ini
kedudukannya, maka yang wajib dilakukan mereka adalah segera beriman dan mensyukuri nikmat yang
besar ini.
Perlu diketahui, bahwa peringatan Beliau kepada orang-orang Arab tidak berarti khusus kepada mereka tidak
kepada selain mereka, bahkan risalah Beliau untuk semua manusia; bangsa Arab maupun „Ajam (non Arab).
Tertuju pertama kali kepada orang Arab adalah karena Beliau adalah orang Arab, Al Qur‟an yang
diturunkan kepada Beliau berbahasa Arab dan orang yang pertama kali mendapatkan dakwah Beliau adalah
orang-orang Arab. Oleh karena itu, risalah Beliau kepada orang-orang Arab adalah sebagai asalnya,
sedangkan selain mereka mengikuti. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta‟ala, “Katakanlah, "Wahai
manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,…dst.” (Terj. QS. Al A‟raaf: 158).
2649
Berupa kekafiran dan kemaksiatan.
2650
Yakni, oleh karena itulah Kami mengutus engkau wahai Muhammad untuk menyingkirkan hujjah
mereka dan agar mereka tidak berbicara seperti itu. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat An Nisaa':
165, Al Ma'idah: 19, dan Al An'aam: 165-166.

368 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                

           
48. Maka ketika telah datang kepada mereka kebenaran (Al Qur‟an) dari sisi Kami, mereka
berkata2651, "Mengapa tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti apa yang telah diberikan
kepada Musa dahulu2652?" Bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan
kepada Musa dahulu? Mereka dahulu berkata, "Keduanya2653 adalah sihir yang bantu
membantu2654.” Dan mereka (juga) berkata, "Sesungguhnya Kami sama sekali tidak mempercayai
masing-masingnya2655.”

             
49. Katakanlah (Muhammad), "Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu
lebih memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al Quran), niscaya aku mengikutinya2656,
jika kamu orang yang benar2657.”

2651
Mendustakan sambil memprotesnya.
2652
Seperti tangannya yang bercahaya, tongkatnya yang berubah menjadi ular, dan lain-lain. Bisa juga
maksudnya, mengapa tidak diturunkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam kitab secara
sekaligus sebagaimana kitab Taurat yang diturunkan secara sekaligus kepada Musa „alaihis salam. Padahal
termasuk kesempurnaan Al Qur‟an ini dan perhatian Allah kepada orang yang diturunkan Al Qur‟an
kepadanya adalah diturunkan-Nya kitab itu secara berangsur-angsur untuk meneguhkan hati rasul-Nya dan
menambah keimanan orang-orang mukmin. Pengqiyasan mereka terhadap Al Qur‟an dengan kitab Taurat
adalah qiyas yang mereka batalkan sendiri, karena mereka mengqiyaskan dengan kitab yang mereka sendiri
mengingkarinya dan tidak beriman. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Bukankah
mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu?”
Yakni Al Qur‟an dan Taurat. Ada pula yang menafsirkan, bahwa maksudnya adalah Nabi Musa dan
2653

Harun 'alaihimas salam, mereka menuduh keduanya sebagai pesihir yang saling bantu-membantu.
2654
Dalam sihirnya dan dalam menyesatkan manusia.
2655
Dari sini diketahui, bahwa maksud mereka tidak lain hanyalah untuk membatalkan yang hak dengan
sesuatu yang bukan merupakan alasan, mereka juga hendak membatalkan dengan sesuatu yang sebenarnya
tidak dapat membatalkan, ucapan mereka saling berlawanan dan bertentangan, dan seperti inilah keadaan
semua orang kafir tanpa terkecuali. Oleh karena itulah, ditegaskan bahwa mereka kafir kepada dua kitab
(Taurat dan Al Qur‟an) dan dua rasul itu (Musa dan Muhammad „alaihimash shalaatu was salaam). Di
samping itu, kekekafiran mereka kepada keduanya bukanlah karena hendak mencari yang hak dan memilih
yang terbaik, akan tetapi karena mengikuti hawa nafsu sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya.
2656
Ini merupakan sikap inshaf yang sempurna, yaitu mengikuti yang terbaik. Namun ternyata tidak ada
kitab yang lebih baik daripada keduanya, sehingga ia tidak mengikuti selainnya.
2657
Sudah pasti, tidak ada jalan bagi mereka dan selain mereka untuk mendatangkan yang semisal dengan Al
Qur‟an, karena tidak ada satu pun kitab yang muncul ke dunia yang lebih hebat daripada keduanya, baik
pengetahuannya, petunjuknya, penjelasannya dan rahmatnya bagi makhluk.
Catatan:
Allah Subhaanahu wa Ta'ala sering menggandengkan kitab Al Qur'an dengan Taurat, karena tidak ada kitab
yang diturunkan dari langit yang lebih sempurna, lengkap, menyeluruh, fasih, mulia, dan agung daripada
kedua kitab itu, yaitu Al Qur'an dan Taurat. Adapun kitab Injil, maka ia hanyalah pelengkap kitab Taurat dan
menghalalkan sebagian perkara yang diharamkan kepada Bani Israil.

369 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

         


50. Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu dan tidak mau mengikuti yang benar),
ketahuilah2658 mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat2659
daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun2660?
Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Ayat 51-55: Pujian bagi orang-orang yang beriman dari kalangan Ahli Kitab dan di antara
sifat mereka yang terpuji.

       


51. 2661Dan sungguh, Kami telah menyampaikan perkataan ini (Al Quran)2662 kepada mereka agar
mereka selalu mengingatnya2663.

2658
Bahwa mereka tidak mengikutimu bukan karena mencari yang hak dan hidayah, tetapi sekedar menuruti
hawa nafsu.
2659
Maksudnya, tidak ada yang lebih sesat.
2660
Orang yang seperti ini termasuk orang yang paling sesat, ketika disodorkan petunjuk dan jalan yang
lurus yang menyampaikan kepada Allah dan surga-Nya, tetapi ia tidak mempedulikannya dan tidak
mendatanginya, bahkan hawa nafsunya mengajak dirinya untuk menempuh jalan yang mengarah kepada
kebinasaan dan kesengsaraan, dirinya mengikuti dan meninggalkan petunjuk. Siapakah yang lebih sesat
daripada orang yang seperti ini sifatnya? Kezaliman, sikap melampaui batas dan tidak menyukai kebaikan
membuatnya ingin tetap di atas kesesatannya dan Allah tidak menunjuki orang yang seperti ini. Oleh karena
itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan, bahwa Dia tidak akan memberi petunjuk kepada orang-
orang zalim, yaitu mereka yang sudah melekat dengan kezaliman dan sikap membangkang, ketika kebenaran
datang, ia malah menolaknya dan ketika disodorkan hawa nafsu, ia malah mengikutinya. Mereka telah
menutup untuk diri mereka pintu-pintu hidayah dan jalannya serta membuka pintu-pintu kesesatan dan
jalannya. Oleh karena itu, mereka bingung dalam kesesatannya dan terombang-ambing dalam
kesengsaraannya.
2661
Ibnu Jarir berkata: Telah menceritakan kepadaku Bisyr bin Adam, ia berkata: Telah menceritakan kepada
kami „Affan bin Muslim, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, ia berkata:
Telah menceritakan kepada kami „Amr bin Dinar dari Yahya bin Ja‟dah (dari Rifa‟ah Al Qurazhi), ia
berkata: Ayat ini turun berkenaan dengan sepuluh orang, dan saya salah satunya, “Dan sungguh, Kami telah
menyampaikan perkataan ini (Al Quran) kepada mereka agar mereka selalu mengingatnya.” (Hadits ini
diriwayatkan pula oleh Thabrani juz 5 hal. 46 dan 47. Haitsami berkata dalam Majma‟uzzawa‟id juz 7 hal.
88, “Diriwayatkan oleh Thabrani dengan dua isnad; salah satunya bersambung dan para perawinya tsiqah,
yaitu hadits ini, sedangkan hadts yang lain terputus.”)
2662
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyampaikan Al Qur‟an dan menurunkannya secara berangsur-angsur
karena rahmat dan kelembutan-Nya, di mana di antara faedahnya adalah agar dapat dipahami dengan baik.
Menurut Mujahid, maksud, " Kami telah menyampaikan perkataan ini (Al Quran)," adalah merincikan
kepada mereka Al Qur'an ini. Sedangkan menurut As Suddiy, menjelaskan kepada mereka Al Qur'an ini.
Menurut Qatadah, Allah Subhaanahu wa Ta'ala mengatakan, bahwa Dia memberitahukan kepada mereka
tindakan yang dilakukan terhadap orang-orang terdahulu dan bagaimana Dia bertindak kepada mereka agar
mereka mengambil pelajaran.
2663
Yaitu karena ayat-ayat-Nya diulang dan penjelasannya turun saat dubutuhkan. Oleh karena itulah,
turunnya secara berangsur-angsur adalah rahmat bagi mereka, sehingga tidak pantas bagi mereka memprotes
sesuatu yang maslahatnya untuk mereka.

370 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Beberapa faedah dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah Nabi Musa dengan Fir’aun di atas
1. Hanya orang-orang mukmin saja yang dapat mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah dan
peristiwa-peristiwa yang diberlakukan-Nya terhadap umat-umat terdahulu yang kafir. Semakin
tinggi imannya, maka semakin bertambah pula pengambilan „ibrah (pelajaran)nya, dan bahwa Allah
hanyalah mengarahkan kisah untuk mereka. Adapun selain mereka, maka Allah tidak peduli
terhadapnya, dan lagi ayat-ayat-Nya tidak menjadi cahaya dan petunjuk bagi mereka.
2. Allah Subhaanahu wa Ta'aala apabila menginginkan terjadinya sesuatu, maka Dia siapkan sebab-
sebabnya dan memberlakukannya sedikit demi sedikit dan bertahap; tidak sekaligus.
3. Kaum yang tertindas, meskipun sangat tertindas sekali tidak patut baginya bersikap lemah dari
menuntut haknya dan berputus asa untuk bangkit kepada yang lebih tinggi, terlebih apabila mereka
terzalimi sebagaimana Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyelamatkan Bani Israil kaum yang ditindas
oleh Fir‟aun dan para pemukanya, lalu Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberikan kedudukan
kepada mereka di bumi serta menjadikan mereka berkuasa.
4. Suatu umat selama dalam keadaan tertindas; maka mereka tidak mampu menuntut haknya, tidak
mampu menegakkan perkara agamanya maupun dunianya serta tidak memiliki kepemimpinan.
5. Kelembutan Allah Subhaanahu wa Ta'aala terhadap ibu Nabi Musa „alaihis salam, peringanan-Nya
terhadap musibah yang menimpanya dengan kabar gembira, yakni bahwa Allah akan
mengembalikan kepadanya anaknya dan menjadikannya termasuk rasul.
6. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menakdirkan untuk hamba-Nya sebagian kesusahan agar dia
memperoleh kegembiraan yang lebih besar dari itu atau terhindar dari keburukan yang lebih besar
dari itu, sebagaimana Dia menakdirkan kepada ibu Nabi Musa „alaihis salam kesedihan yang berat
itu, namun menjadi sarana agar anaknya kembali kepadanya dengan cara yang membuat tenang
jiwanya, sejuk penglihatannya dan bertambah gembira.
7. Rasa takut secara tabi‟at tidaklah menafikan keimanan, sebagaimana yang terjadi pada ibu Nabi
Musa dan Musa „alaihis salam itu sendiri.
8. Iman dapat bertambah dan berkurang, dan termasuk hal yang menambahkan keimanan dan
memperkuat keyakinan adalah bersabar ketika menghadapi sesuatu yang mencemaskan dan
peneguhan dari Allah ketika kondisi seperti itu, sebagaimana firman Allah Ta‟ala, “Seandainya
tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman,” yakni agar bertambah
keimanannya dan tenteram hatinya.
9. Termasuk nikmat yang paling besar dari Allah kepada hamba-Nya adalah peneguhan Allah
kepadanya dan penjagaan-Nya terhadap hatinya ketika terjadi hal yang mengkhawatirkan dan ketika
menghadapi peristiwa yang menegangkan, karena dengan begitu ia dapat berbicara tepat dan berbuat
bijak, berbeda dengan keadaaan ketika ia sedang risau, takut dan gelisah, maka pikirannya menjadi
hilang, konsentrasinya menjadi kacau dsb.
10. Seorang hamba, jika mengetahui bahwa qadha‟ dan qadar serta janji Allah pasti terlaksana, maka ia
tidak meremehkan dalam mengerjakan sebab, dan hal itu (mengerjakan sebab) tidaklah menafikan
keimanannya kepada berita Allah. Hal itu, karena Allah telah berjanji kepada ibu Nabi Musa „alaihis
salam untuk mengembalikan kepadanya anaknya. Meskipun ia yakin terhadap janji Allah tersebut,
namun ia tetap berusaha agar anaknya kembali, sampai-sampai ia mengutus saudara Musa untuk
menelusuri anaknya.
11. Bolehnya seorang wanita untuk keluar memenuhi kebutuhannya dan berbicara dengan laki-laki
selama sesuai dengan norma-norma syari‟at dan tidak ada kekhawatiran timbulnya fitnah
sebagaimana yang terjadi pada saudari Musa dan dua wanita penduduk Madyan yang berbicara
dengan Nabi Musa „alaihis salam.
12. Bolehnya mengambil upah terhadap kafalah (menanggung) dan radhaa‟ (penyusuan) serta
menunjukkan orang yang siap melakukannya.
13. Termasuk rahmat Allah kepada hamba-Nya yang lemah yang hendak dimuliakan-Nya adalah Dia
memperlihatkan di antara ayat-ayat-Nya dan bukti-bukti-Nya yang membuat imannya bertambah,

371 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


sebagaimana Allah mengembalikan Musa kepada ibunya agar ibunya mengetahui bahwa janji Allah
adalah benar.
14. Membunuh orang kafir yang mempunyai ikatan baik dengan „akad maupun dengan „uruf (adat yang
berlaku) adalah tidak boleh, karena Nabi Musa „alaihis salam menganggap pembunuhannya
terhadap orang Qibthi yang kafir sebagai dosa dan Beliau meminta ampunan kepada Allah dari dosa
itu.
15. Orang yang membunuh jiwa dengan tanpa hak, tergolong orang yang sewenang-wenang yang
hendak mengadakan kerusakan di bumi.
16. Pemberitahuan orang lain kepada seseorang mengenai keadaan orang tersebut dengan maksud agar
ia berhati-hati terhadap suatu bahaya yang mungkin sekali terjadi, tidaklah termasuk namimah (adu
domba), bahkan terkadang menjadi wajib, sebagaimana pemberitahuan seseorang yang datang dari
ujung kota kepada Musa menasihatinya agar segera meninggalkan kota tersebut.
17. Jika seseorang takut dibunuh atau dibinasakan jika tetap tinggal di suatu tempat, maka janganlah ia
tetap di sana, karena sama saja menjatuhkan dirinya ke jurang kebinasaan.
18. Ketika dua mafsadat berhadapan, maka dilakukan mafsadat yang lebih ringan.
19. Seorang peneliti dalam suatu ilmu ketika perlu menyampaikan dan tidak ada salah satu di antara dua
pendapat yang rajih baginya, maka ia meminta petunjuk kepada Tuhannya serta meminta agar
ditunjuki kepada yang lebih tepat di antara dua pendapat itu setelah hatinya bermaksud mencari
yang hak, karena sesungguhnya Allah tidak akan mengecewakan orang yang seperti ini keadaannya.
20. Sayang kepada makhluk dan berbuat ihsan kepada orang yang dia kenal dan yang tidak dia kenal
termasuk akhlak para nabi, dan termasuk ihsan adalah memberi minum hewan ternak dan membantu
orang yang tidak mampu.
21. Dianjurkan ketika berdoa menerangkan keadaan dirinya meskipun Allah sudah mengetahuinya,
karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala senang kepada permohonan yang sungguh-sungguh dari
hamba-Nya dan menampakkan kehinaan dirinya.
22. Malu termasuk akhlak yang terpuji, terlebih dari orang-orang yang mulia.
23. Membalas kebaikan orang lain adalah kebiasaan baik yang dilakukan dari sejak dahulu.
24. Seorang hamba apabila melakukan suatu amal karena Allah, lalu mendapatkan imbalan, maka
tidaklah tercela. Sebagaimana yang dilakukan Nabi Musa „alaihis salam ketika Beliau menerima
balasan dari orang tua negeri Madyan tersebut, di mana Beliau tidak memintanya dan hatinya pun
tidak menginginkan imbalan.
25. Disyariatkannya ijarah (menyewa atau mengupah), dan bahwa ijarah bisa berlaku dalam hal
menggembala kambing dan sebagainya dari orang yang tidak mampu bekerja, selanjutnya
dikembalikan kepada uruf (kebiasaan).
26. Boleh menyewa dengan memberikan manfaat, meskipun manfaatnya adalah bisa menikah.
27. Pilihan seorang untuk puterinya laki-laki yang dia pilih tidaklah tercela.
28. Sebaik-baik pekerja adalah orang yang kuat lagi terpercaya.
29. Termasuk akhlak yang mulia adalah seseorang berbuat ihsan kepada karyawan dan pembantunya
serta tidak memberatkan pekerjaannya.
30. Bolehnya melakukan „akad ijarah dan lainnya tanpa menghadirkan saksi berdasarkan firman ayat,
“Dan Allah menjadi saksi terhadap apa yang kita ucapkan.”
31. Termasuk hukuman paling besar adalah ketika seseorang menjadi pemimpin dalam keburukan dan
kesesatan, dan hal itu tergantung sejauh mana penentangannya terhadap ayat-ayat Allah Subhaanahu
wa Ta'aala, sebagaimana termasuk nikmat yang paling besar yang diberikan Allah kepada hamba-
Nya adalah dijadikan-Nya sebagai pemimpin kebaikan, yang memberi petunjuk lagi mendapat
petunjuk.

372 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
52. 2664Orang-orang yang telah Kami berikan kepada mereka Al Kitab2665 sebelum Al Quran,
mereka beriman (pula) kepadanya (Al Quran itu).

               
53. Dan apabila (Al Quran) dibacakan kepada mereka2666, mereka berkata, "Kami beriman
kepadanya, sesungguhnya (Al Quran) itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami 2667. Sungguh,
sebelumnya kami adalah orang muslim2668.”

            
54. Mereka itu diberi pahala dua kali2669 (karena beriman kepada Taurat dan Al Qur‟an) disebabkan
kesabaran mereka2670, dan2671 mereka menolak kejahatan dengan kebaikan2672, dan menginfakkan
sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka2673.

32. Dalam kisah tersebut tedapat bukti kenabian dan kerasulan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,
di samping dalam perintah dan larangan juga terdapat bukti kebenaran Beliau, demikian pula pada
kepribadian Beliau (Lihat Taisirul Karimir Rahmaan karya Syaikh As Sa‟diy rahimahullah).
2664
Ayat ini turun berkenaan dengan segolongan orang yang masuk Islam dari kalangan Yahudi (seperti
Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya) dan Nasrani (yang datang dari Habasyah dan Syam). Ayat ini
menerangkan keagungan Al Qur‟an dan kebenarannya, di mana orang-orang yang berilmu mengetahuinya
dan mengimaninya serta mengakui kebenarannya.
Sa'id bin Jubair menyatakan, bahwa turun ayat ayat 82-82 dari surat Al Ma'idah berkenaan dengan tujuh
puluh pendeta yang dikirim oleh Raja Najasyi. Ketika mereka datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, maka Beliau membacakan kepada mereka surat Yaasin sampai akhirnya, mereka pun menangis dan
masuk Islam. Demikian pula turun ayat yang lain berkenaan dengan mereka, yaitu ayat 52-53 dari surat Al
Qashash.
2665
Yaitu kitab Taurat dan Injil yang masih murni.
2666
Yakni maka mereka mendengarkan dan tunduk kepadanya.
2667
Karena sejalan dengan yang dibawa para rasul dan sesuai dengan yang disebutkan dalam kitab-kitab, di
samping itu beritanya benar, perintah dan larangannya sangat bijaksana.
Persaksian dan ucapan mereka ini bermanfaat bagi mereka, karena keluar atas dasar ilmu dan bashirah (mata
hati) di mana mereka adalah orang-orang yang adil. Adapun Ahli Kitab yang lain yang menolaknya, maka
keadaannya antara jahil (tidak tahu), pura-pura jahil atau menentang yang hak. Oleh karena itulah dalam ayat
lain Allah berfirman, “Katakanlah, "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak perlu beriman (sama saja bagi
Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan
kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,” (Terj. Al Israa‟: 107)
2668
Yakni orang yang mentauhidkan (mengesakan) Allah. Oleh karena itu, Allah meneguhkan kami di atas
keimanan sehingga kami benarkan pula Al Qur‟an, kami imani kitab sebelumnya dan kitab yang datang
sekarang, sedangkan selain kami membatalkan keimanannya kepada kitab sebelumnya karena mendustakan
Al Qur‟an ini.
2669
Yakni pahala karena iman yang pertama dan iman yang kedua.
2670
Untuk tetap beriman dan mengamalkannya serta mengikuti kebenaran meskipun berat. Kedudukan dan
hawa nafsu tidak menghalangi mereka beriman.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa Al Asy'ariy, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,

373 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               
55. Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk2674, mereka berpaling darinya dan
berkata2675, "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu2676, semoga selamatlah
kamu2677, kami tidak ingin (bergaul) dengan orang-orang jahil.”

Ayat 56-59: Hanya Allah yang memberi taufik kepada hamba-Nya untuk beriman, nikmat
Allah kepada kaum Quraisy, penjelasan keadilan Allah Subhaanahu wa Ta'aala yaitu tidak
membinasakan negeri-negeri kecuali jika penduduknya zalim.

‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬


‫ اَذ َذللَّك َذم َذ اَذَذ ْك َذس َذ تَذ ْكلل َذ‬،‫ُّبَذَيَذ َذر ُر ٍة َذ َذ ْك ْكن َذ ُر َذ ي َذ ٌح‬
‫ َذ َذ‬، ‫ َذ ُّبَذَيَذ َذر ُر ٍة ْك ْكَذه ِذ كَذ‬، ‫ ُرَّك َذ ْك َذ َذق َذ َذتَذ َذ َّك َذ َذ اَذلَذ ُر َذ ْك َذ‬، ‫ َذَذَّك َذ َذ اَذَذ ْك َذس َذ تَذْك َذ َذ‬، ‫يم َذ‬
‫ ُّبَذَيَذ َذِمْكلُرو ٍة َذَّكى َّك و ِذي ِذ َّك رٍِّذ اَذلَذ َذ ِذ‬، ‫ِذ اَذلَذ َذ ِذ‬ ‫ِذ ِذ ِذ‬
‫َذ َذ َذ َذ َذ َذ ُر ْك َذ‬ ‫ُر ْك َذ َذ‬ ‫نَذ يٍّ َذ َذ َذ‬
"Siapa saja orang yang memiliki budak wanita, lalu dia mengajarinya dan memperbagus pengajarannya,
mendidiknya dan memperbagus pendidikannya, kemudian ia memerdekakannya dan menikahinya, maka dia
memperoleh dua pahala. Siapa saja orang dari Ahli Kitab yang beriman kepada Nabinya dan beriman pula
kepadaku, maka dia akan mendapatkan dua pahala. Dan siapa saja budak yang menunaikan hak tuannya dan
hak Tuhannya, maka dia akan memperoleh dua pahala." (HR. Bukhari)
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Umamah ia berkata: Aku pernah berada di bawah unta Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam pada saat penaklukkan Mekkah, lalu Beliau mengatakan kata-kata yang bagus
dan indah. Di antara ucapan yang Beliau katakan adalah,
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذ ْك ْك‬، ‫ َذ َذ ُر َذ َذنَذ َذ َذلَذْكي َذ َذلَذْكي نَذ‬، ‫َذسلَذ َذ ْك ْكَذه ِذ ْككَذ َذ ْك ِذ اَذلَذ ُر َذ ْك ُرُر َذ َّكتَذ ْك ِذ‬
‫َذسلَذ َذ َذ ْك ُرم ْك ِذ َذ اَذلَذ ُر َذ ْك ُرُر َذ َذ ُر َذ َذنَذ َذ َذلَذْكي َذ‬ ‫َذ ْك ْك‬
‫َذلَذْكي نَذ‬
"Barang siapa yang masuk Islam dari kalangan Ahli Kitab, maka dia akan memperoleh pahala dua kali, dia
memiliki hak dan kewajiban seperti kami. Dan barang siapa yang masuk Islam dari kalangan kaum musyrik,
maka dia mendapatkan pahalanya, dan dia memiliki hak dan kewajiban seperti kami." (Hadits ini dinyatakan
shahih oleh Pentahqiq Musnad Ahmad meskipun isnadnya dha'if karena kedhaifan Abdullah bin Lahi'ah,
tetapi dia telah dimutabaahkan).
2671
Di antara akhlak mereka yang utama, yang timbul dari iman yang benar adalah mereka menolak
kejahatan dengan kebaikan. Kebiasaan mereka adalah berbuat ihsan kepada setiap orang bahkan kepada
orang yang berbuat jahat kepada mereka baik dengan ucapannya maupun dengan perbuatannya, mereka
membalasnya dengan ucapan yang baik dan perbuatan yang baik karena mereka mengetahui keutamaan
akhlak yang mulia ini dan bahwa tidak ada orang yang diberi taufik kepadanya kecuali orang yang
memperoleh keberuntungan yang besar.
2672
Akan tetapi mereka memaafkan dan berlapang dada.
2673
Mereka menginfakkan harta mereka baik infak yang wajib seperti infak kepada keluarga dan kerabat
serta membayar zakat, maupun infak yang sunat, seperti bersedekah.
2674
Dari orang yang jahil.
2675
Sebagaimana perkataan ibaadurrahman, lihat Al Furqaan: 63.
2676
Yakni, masing-masing akan mendapatkan balasan sesuai amal yang dikerjakannya, ia tidak menanggung
dosa orang lain dan orang lain pun tidak menanggung dosanya. Ini menunjukkan, bahwa mereka berlepas
diri dari orang-orang yang jahil, yakni dari perkataan dan perbuatan mereka yang sia-sia serta pembicaraan
yang tidak ada faedahnya.
2677
Bisa juga diartikan, bahwa kamu akan selamat atau aman dari gangguan kami, yakni kami tidak akan
membalasnya, atau kamu tidak mendengarkan dari kami selain kebaikan.

374 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
56. 2678Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk.

                

         


57. Dan mereka2679 berkata, "Jika kami mengikuti petunjuk bersama engkau, niscaya kami akan
diusir2680 dari negeri kami.” (Allah berfirman), “Bukankah Kami telah meneguhkan kedudukan
mereka dalam tanah haram (tanah suci) yang aman2681, yang didatangkan ke tempat itu buah-
buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) sebagai rezeki (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui2682.
2678
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada pamannya menjelang wafatnya, “Katakanlah,
“Laailaahaillallah” agar aku dapat bersaksi dengannya untukmu di hadapan Allah.” Namun ia menolaknya,
maka Allah menurunkan ayat, “Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang
yang engkau kasihi,…dst.”
Dalam ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wa sallam tidaklah mampu memberikan hidayah taufiq (untuk mengikuti) kepada siapa pun, termasuk orang
yang paling Beliau cintai seperti paman Beliau; Abu Thalib. Beliau hanyalah memberikan hidayah irsyad
atau menyampaikan (menunjukkan dan memberitahukan mana yang hak dan mana yang batil, mana jalan
yang lurus dan mana jalan yang bengkok). Hidayah taufiq berada di Tangan Allah Subhaanahu wa Ta'aala,
Dia menunjuki siapa saja yang Dia kehendaki sehingga ia mau menempuhnya, Dia mengetahui siapa yang
cocok memperoleh hidayah-Nya sehingga Dia berikan hidayah dan mengetahui siapa yang tidak cocok
memperoleh hidayah sehingga Dia biarkan di atas kesesatannya. Dia memiliki hikmah yang dalam terhadap
semua itu.
2679
Yakni orang-orang yang mendustakan dari kalangan kaum Quraisy dan penduduk Mekah.
2680
Termasuk pula dibunuh, ditawan dan dirampas harta kami. Karena orang-orang telah memusuhimu dan
menyelisihimu, jika kami mengikutimu, maka berarti kami siap dimusuhi oleh semua manusia, sedangkan
kami tidak memiliki kemampuan.
Ucapan ini menunjukkan buruk sangkanya mereka kepada Allah, dan menyangka bahwa Allah tidak akan
memenangkan agama-Nya serta meninggikan kalimat-Nya. Mereka menyangka bahwa orang-orang yang
mendustakan berada di atas orang-orang yang beriman, sehingga nanti mereka akan menimpakan siksaan
yang pedih dan mereka mengira bahwa yang batil akan mengalahkan yang hak. Maka pada lanjutan ayatnya,
Allah menjelaskan keadaan mereka secara khusus daripada yang lain serta kelebihan yang Allah berikan
kepada mereka.
2681
Di mana mereka aman dari penyerangan dan pembunuhan yang dilakukan oleh sebagian orang Arab
kepada yang lain. Tempat tersebut dikunjungi oleh banyak orang, dihormati oleh orang yang dekat maupun
jauh, dan penduduknya tidak dibuat ribut, sedangkan tempat-tempat yang lain di sekeliling mereka diliputi
ketakutan dari berbagai sisi, penduduknya tidak aman dan tenteram, oleh karena itu hendaklah mereka puji
dan syukuri Tuhan mereka karena nikmat yang sempurna itu dan karena rezeki yang banyak yang
didatangkan kepada mereka dari setiap tempat, dan hendaknya mereka mengikuti Rasul yang mulia ini (Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) agar keamanan dan rezeki yang banyak itu menjadi sempurna
untuk mereka, serta hendaknya mereka tidak mendustakannya dan bersikap sombong atas nikmat Allah itu
yang mengakibatkan keadaan mereka yang sebelumnya aman menjadi ketakutan, mulia menjadi hina, dan
kaya menjadi miskin. Oleh karena itulah pada ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengancam
mereka dengan mengingatkan tindakan-Nya terhadap umat-umat sebelum mereka.
2682
Sehingga mereka mengatakan kata-kata itu.

375 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                

  


58. Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya2683
yang telah Kami binasakan, maka itulah tempat kediaman mereka yang tidak didiami (lagi) setelah
mereka, kecuali sebagian kecil2684. Dan Kamilah yang mewarisinya2685.”

                

    


59. 2686Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri, sebelum Dia mengutus seorang rasul
di ibukotanya2687 yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka2688; dan tidak pernah (pula)
Kami membinasakan (penduduk) negeri; kecuali penduduknya melakukan kezaliman2689.

Ayat 60-66: Kehidupan dunia adalah kesenangan sementara dan kehidupan akhirat itulah
kehidupan yang kekal dan abadi, sebagian keadaan yang akan disaksikan pada hari Kiamat,
dan permintaan pertanggung jawaban di hari Kiamat kepada orang-orang yang
mempersekutukan Allah.

                 
60. 2690Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan, dsb.) yang diberikan kepada kamu, maka itu
adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya2691; sedang apa yang di sisi Allah2692 adalah
lebih baik dan lebih kekal2693. Tidakkah kamu mengerti2694?

2683
Yang telah berbangga-bangga dan dibuat lalai oleh kesenangan yang diperolehnya sehingga tidak
beriman kepada para rasul, lalu Allah membinasakan mereka, menghilangkan kesenangan itu dan
menimpakan hukuman. Lihat pula QS. An Nahl: 112.
2684
Karena kebinasaan berturut-turut menimpa mereka sehingga membuat generasi setelah mereka takut
menempatinya kecuali sekedar lewat saja.
2685
Maksudnya, setelah mereka hancur tempat itu kosong dan tidak diramaikan lagi, sehingga kembalilah ia
kepada pemiliknya yang hakiki yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
2686
Di antara hikmah, rahmat, dan keadilan Allah adalah Dia tidak mengazab suatu umat pun karena
kekafiran dan kemaksiatan mereka kecuali setelah ditegakkan hujjah, dengan diutus para rasul kepada
mereka.
2687
Yakni di pusat kota yang sering didatangi manusia, di mana berita di sana mudah tersiar ke berbagai
tempat dan daerah.
2688
Yang menunjukkan benarnya apa yang mereka bawa dan benarnya seruan mereka serta memberikan
peringatan kepada mereka sebelum azab datang, sehingga firman-Nya sampai kepada orang yang dekat
maupun jauh, berbeda dengan pengutusan rasul di daerah-daerah terpencil yang biasanya keadaannya
tersembunyi dan penduduknya terlalu kolot, adapun di daerah kota, biasanya berita mudah tersiar dan
penduduknya tidak terlalu kolot.
2689
Dengan kekafiran dan kemaksiatan lagi berhak mendapatkan hukuman. Kesimpulannya, Allah
Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah mengazab seorang pun kecuali karena kezalimannya dan setelah ditegakkan
hujjah kepadanya.
2690
Ayat ini merupakan dorongan dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya untuk
bersikap zuhud terhadap dunia dan tidak tertipu olehnya serta lebih mengutamakan kesenangan di akhirat

376 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

 
61. 2695Maka apakah sama orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu
dia memperolehnya2696, dengan orang yang Kami berikan kepadanya kesenangan hidup
duniawi2697, kemudian pada hari Kiamat dia termasuk orang yang diseret (ke dalam neraka)?

        


62. 2698Dan (ingatlah) hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka2699 dan berfirman, "Di manakah2700
sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu sangka2701?"

(surga) serta menjadikan hal itu sebagai cita-citanya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa
semua yang diberikan kepada manusia, baik emas, perak, hewan, perhiasan, barang-barang, wanita, anak-
anak, makanan dan minuman serta kenikmatan duniawi lainnya, adalah kesenangan kehidupan dunia dan
perhiasannya, yakni dipakai bersenang-senang dalam waktu sesaat dan terbatas, penuh dengan kekurangan,
kesusahan dan kesedihan, kemudian akan segera hilang dan habis sehingga pemiliknya kecewa dan rugi.
Imam Muslim meriwayatkan dari Mustawrid bin Syaddad, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,

»‫ اَذ ْكليَذ ْكنظُرْك ِذَذ تَذ ْك ِذ ُر ؟‬، ٍّ ‫ ِذ ْكيَذ‬- ‫ َذ َذ َذ َذر َذْك َذ ِذ َّكسَّك َذِذ‬- ‫« َذ اِذ َذ ُّب ْكيَذ ِذ ْكا ِذ َذِذ ِذَّك ِذ ثْك ُر َذ َذْك َذل ُر َذ َذ ُر ُر ْك ِذ ْك َذ َذل ُر َذه ِذذ ِذ‬
"Demi Allah, dunia dibanding akhirat kecuali seperti seseorang di antara kamu memasukkan jarinya ini –
Yahya (perawi hadits) berisyarat dengan telunjuknya- ke laut, lalu (ia angkat) dan lihat apa yang menempel
darinya."
2691
Selanjutnya akan fana‟ (binasa).
2692
Berupa kenikmatan yang kekal dan kehidupan yang sejahtera.
2693
Yakni lebih baik sifatnya dan jumlahnya lagi kekal selama-lamanya.
2694
Maksudnya, tidakkah kamu memiliki akal sehingga kamu dapat menimbang, manakah yang lebih layak
didahulukan dan negeri mana yang lebih layak diutamakan; yang kekal atau sementara? Hal ini
menunjukkan, bahwa semakin cerdas akal seseorang, maka semakin besar pengutamaannya kepada akhirat,
dan bahwa tidaklah seseorang mengutamakan dunia, kecuali karena kekurangan pada akalnya. Oleh karena
itulah, pada ayat selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyadarkan akal agar mau menimbang
kesudahan dari mengutamakan dunia dengan kesudahan dari mengutamakan akhirat.
2695
Ada yang mengatakan, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
dengan Abu Jahal. Ada pula yang mengatakan, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Hamzah radhiyallahu
'anhu dan Abu Jahal. Kedua pendapat ini dari Mujahid, tetapi yang tampak, bahwa ayat ini adalah umum.
2696
Yakni apakah sama seorang mukmin yang berusaha untuk akhirat karena mengingat janji Allah di
akhirat berupa surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya dengan orang yang mengambil kesenangan
dunia, yang makan dan minum serta bersenang-senang sebagaimana hewan, sibuk dengan dunianya sampai
lupa dengan akhirat dan ibadah, tidak mempedulikan petunjuk Allah dan tidak tunduk kepada rasul-Nya, dan
ia tetap seperti itu, di mana ia tidak mengambil bekal dari dunia ini selain kerugian dan kebinasaan? Apakah
keduanya sama? Selain itu, di akhirat ia termasuk orang yang dihadapkan untuk dihisab sedangkan dirinya
tidak menyiapkan kebaikan untuk dirinya, bahkan hal yang membahayakan yang dia siapkan, bagaimanakah
keadaannya nanti dan apa yang dapat dia lakukan dengan amalnya itu? Oleh karena itu, hendaknya orang
yang berakal melihat keadaan dirinya, mana yang lebih dia pilih dan dia dahulukan serta apa yang telah dia
siapkan? Sesungguhnya orang yang diberi kenikmatan hidup duniawi, tetapi tidak mempergunakannya sama
sekali untuk mencari kebahagiaan hidup di akhirat, maka dia siap diseret ke dalam neraka.
2697
Yang memiliki kekurangan, keterbatasan dan tidak kekal.

377 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 

  


63. Orang-orang yang sudah pasti akan mendapatkan hukuman berkata2702, "Ya Tuhan kami,
mereka inilah2703 orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka
sebagaimana kami (sendiri) sesat2704, kami menyatakan kepada Engkau berlepas diri (dari
mereka2705), mereka sekali-kali tidak menyembah kami2706.”

              
64. Dan dikatakan (kepada mereka), "Serulah sekutu-sekutumu2707,” lalu mereka menyerunya,
tetapi yang diseru tidak menyambutnya2708, dan mereka melihat azab2709. (Mereka itu berkeinginan)
sekiranya mereka dahulu menerima petunjuk2710.

      

2698
Ini adalah pemberitahuan dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala tentang pertanyaan-Nya nanti kepada semua
makhluk, dan bahwa Dia akan bertanya tentang perkara yang paling penting, yaitu tentang ibadah mereka
kepada Allah di mana karena itulah mereka diciptakan, demikian pula tentang jawaban terhadap para rasul.
Ayat ini merupakan teguran keras dari Allah Ta'ala kepada kaum musyrik.
2699
Yakni untuk menerangkan lemahnya sekutu-sekutu itu (patung dan berhala yang mereka sembah selain
Allah). Serta menerangkan kesesatan mereka.
2700
Yakni di mana mereka, mana manfaatnya dan mana bukti mereka mampu membela kamu? Ketika itu
jelaslah, bahwa sekutu-sekutu yang mereka sembah selain Allah itu adalah batil, lenyap zatnya dan apa yang
mereka harapkan darinya. Oleh karena itulah, mereka mengakui kesesatannya.
2701
Hal ini menunjukkan bahwa sekutu-sekutu itu hanyalah sangkaan dan kedustaan mereka, padahal Allah
tidak memiliki sekutu.
2702
Maksudnya, para pemimpin kekafiran dan keburukan berkata sambil mengakui kesesatannya, atau bisa
juga maksud “orang-orang yang sudah pasti akan mendapatkan hukuman” adalah para setan atau
sesembahan-sesembahan orang kafir yang disekutukan dengan Allah.
2703
Yakni para pengikutnya.
2704
Yakni bahwa mereka menyesatkan pengikut-pengikutnya adalah dengan kemauan pengikut-pengikut itu
sendiri, bukan karena paksaan dari pihak mereka, sebagaimana mereka sendiri sesat karena kemauan mereka
pula.
2705
Demikian pula dari ibadah yang mereka lakukan. Ayat ini sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Al
Baqarah ayat 166, Maryam ayat 81-82, Al 'Ankabut ayat 25, dan Al Ahqaf ayat 5-6.
2706
Yang mereka sembah adalah setan.
2707
Untuk memberi manfaat kepadamu atau menghindarkan azab. Mereka diperintahkan memanggil sekutu-
sekutu itu untuk menolong mereka saat itu.
2708
Orang-orang yang kafir itu akhirnya menyadari bahwa bahwa mereka telah berdusta dan berhak
mendapatkan hukuman.
2709
Dengan mata kepala mereka setelah sebelumnya mereka mendustakan dan mengingkarinya.
2710
Bisa juga diartikan, “Kalau sekiranya mereka mendapatkan petunjuk, tentu tidak akan terjadi hal itu, dan
tentu mereka akan ditunjuki ke surga.”
Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Kahfi: 52-53.

378 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


65. 2711Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka, dan berfirman, "Apakah
jawabanmu terhadap para rasul2712?"

       


66. Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu2713, karena itu mereka tidak
saling bertanya.

Ayat 67-75: Keberuntungan bagi orang-orang yang bertobat, hanya Allah sendiri yang
berhak menentukan segala sesuatu, dan penampakkan butuhnya manusia kepada Allah
Subhaanahu wa Ta'aala.

           
67. 2714Adapun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan kebajikan, maka mudah-
mudahan dia termasuk orang yang beruntung2715.

                
68. 2716Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia)
tidak ada pilihan2717. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan2718.

2711
Kalau di ayat sebelumnya mereka ditanya tentang tauhid, maka pada ayat ini, mereka ditanya tentang
jawaban mereka kepada para rasul. Pertanyaan ini juga diajukan kepada seseorang ketika berada di alam
kubur; ia akan ditanya tentang Tuhannya, agamanya, dan nabinya. Maka barang siapa yang menjawab
dengan benar, maka setelahnya akan aman, tetapi jika jawabannya salah -dan jawaban itu mengikuti
keadaannya ketika di dunia, maka setelahnya lebih sengsara lagi. Oleh karena itu, kubur bisa menjadi salah
satu di antara taman-taman surga dan bisa menjadi jurang di antara jurang-jurang ke neraka. Dan barang
siapa yang ketika di dunia buta dari kebenaran dan petunjuk, maka di akhirat ia lebih buta dan lebih sesat
lagi jalannya.
2712
Yakni, apakah kamu membenarkan mereka dan mengikutinya atau mendustakan mereka dan
menyelisihinya?
2713
Sudah maklum (diketahui), bahwa tidak ada cara yang dapat menyelamatkan dalam kondisi seperti itu
kecuali menjawab dengan jawaban yang benar yang sesuai dengan keadaan, yaitu menjawab dengan iman
dan ketundukan, akan tetapi karena mereka mengetahui sikap pendustaan dan penentangan mereka, maka
mereka tidak mengucapkan apa pun, dan tidak mungkin bagi mereka saling bertanya-tanya antara sesama
mereka tentang apa yang mereka harus jawab meskipun dusta.
2714
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan pertanyaan-Nya kepada makhluk tentang
sesembahan mereka dan tentang rasul yang diutus kepada mereka, maka Allah menyebutkan jalan yang
dengannya seorang hamba dapat selamat dari siksa Allah, yaitu dengan bertobat dari syirk dan maksiat,
beriman kepada Allah lalu menyembah-Nya, beriman kepada para rasul-Nya lalu membenarkan mereka,
beramal saleh sambil mengikuti rasul-Nya. Dan ayat ini menunjukkan, bahwa Allah telah menegakkan
hujjah atas makhluk-Nya.
2715
Yakni orang-orang yang memperoleh janji Allah. Kata "Asaa" (mudah-mudahan) dari Allah, maksudnya
adalah pasti.
2716
Allah Ta'ala memberitahukan, bahwa Dia yang sendiri menciptakan dan menentukan pilihan, dan tidak
ada yang dapat menolaknya. Oleh karena itu, apa yang Dia kehendaki pasti terjadi, dan apa yang tidak Dia
kehendaki, maka tidak akan terjadi. Semua urusan yang baik maupun yang buruk di Tangan-Nya dan
kembali kepada-Nya.
2717
Yakni jika Allah telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus
mengikuti dan menerima apa yang telah ditetapkan Allah.

379 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


       
69. Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka
nyatakan (dengan lisan mereka) 2719.

                 
70. Dan Dialah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, segala puji bagi-Nya2720
di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya segala penentuan2721 dan kepada-Nya kamu dikembalikan2722.

                 

  


71. 2723Katakanlah (Muhammad), "Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan malam itu terus
menerus sampai hari kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang
kepadamu2724? Apakah kamu tidak mendengar2725?"

                

     

2718
Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari memiliki sekutu, pembantu, anak, istri dsb. yang disekutukan
dengannya oleh orang-orang musyrik.
2719
Allah Subhaanahu wa Ta'ala mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada sebagaimana Dia
mengetahui apa yang mereka nyatakan. Ayat ini sama seperti firman Allah Ta'ala di surat Ar Ra'd ayat 10.
2720
Karena sifat-sifat-Nya yang agung, indah dan terpuji, karena pemberian-Nya kepada makhluk-Nya, dan
karena perbuatannya berjalan di antara keadilan dan ihsan.
2721
Maksudnya, Allah sendirilah yang menentukan segala sesuatu dan ketentuan-ketentuan itu pasti berlaku
dan Dia pula yang mempunyai kekuasaan yang mutlak. Allah Subhaanahu wa Ta'aala hakim di dua tempat;
di dunia dan akhirat. Di dunia, dengan hukum qadari (taqdir) dan hukum syar‟i-Nya, sedangkan di akhirat
dengan hukum qadari dan jazaa‟i (pembalasan).
2722
Dia akan membalas pada hari Kiamat perbuatan manusia; baik atau buruk, dan tidak ada sesuatu pun
yang samar bagi-Nya.
2723
Ayat ini menjelaskan nikmat Allah kepada hamba-hamba-Nya, di mana Dia mengajak mereka
mensyukuri-Nya, melaksanakan ibadah kepada-Nya dan memenuhi hak-Nya. Dia menjadikan untuk mereka
karena rahmat-Nya siang agar mereka mencari karunia Allah dan bertebaran mencari rezeki-Nya, dan Dia
menjadikan malam agar mereka bisa tenang dan beristirahat. Badan dan diri mereka dapat beristirahat dari
kelelahan bekerja di siang hari, ini merupakan karunia Allah dan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya.
Apakah ada yang mampu berbuat seperti itu?
Kalau sekiranya malam terus-menerus, tentu hal itu akan memadharatkan mereka dan mereka tentu akan
merasa bosan. Demikian pula jika siang terus-menerus, tentu hal itu akan memadharatkan mereka dan badan
mereka akan kelelahan karena banyak bergerak dan beraktifitas. Dengan demikian, adanya siang dan malam
merupakan nikmat dari Allah Ta'ala yang patut disyukuri.
2724
Untuk mencari penghidupan.
2725
Nasehat-nasehat Allah dan ayat-ayat-Nya yang menghasilkan pemahaman lalu kamu berhenti berbuat
syirk.

380 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


72. Katakanlah (Muhammad), "Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu siang itu
terus menerus sampai hari kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam
kepadamu sebagai waktu beristirahatmu? Apakah kamu tidak memperhatikan2726?"

             
73. Dan karena rahmat-Nya2727, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada
malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu
bersyukur kepada-Nya2728.

        


74. 2729Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka, dan berfirman, "Di manakah
sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu sangka2730?"

               

 
75. Dan Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi2731, lalu Kami katakan, "Kemukakanlah
bukti kebenaranmu2732,” maka tahulah mereka bahwa yang hak (kebenaran) itu milik Allah2733 dan
lenyaplah dari mereka apa yang dahulu mereka ada-adakan2734.
2726
Yakni bagian-bagian yang perlu kamu ambil sebagai pelajaran sehingga bashirah(mata hati)mu bersinar
dan kamu pun akhirnya mau menempuh jalan yang lurus, atau maksudnya, “Apakah kamu tidak
memperhatikan kesalahan yang kamu lakukan, sehingga kamu berhenti dari berbuat syirk.”
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengatakan, “Apakah kamu tidak mendengar?" untuk malam hari, dan
mengatakan, “Apakah kamu tidak memperhatikan?" untuk siang hari. Karena mendengar lebih kuat di
malam hari daripada kuatnya penglihatan, sedangkan di siang hari penglihatan lebih kuat daripada kuatnya
pendengaran. Dalam ayat ini terdapat peringatan agar seorang hamba memikirkan nikmat yang Allah
berikan dan mengqiaskannya jika sekiranya tidak ada, karena ketika seseorang menimbang antara keadaan
ketika adanya dengan keadaan ketika tidak adanya, maka dapat mengingatkan akal betapa besarnya nikmat
itu.
2727
Kepada kalian.
2728
Yakni dengan beribadah hanya kepada Allah Ta'ala dan mengisi hidup di dunia ini dengan ibadah, serta
menggunakan nikmat-nikmat-Nya untuk ketaatan kepada-Nya; bukan untuk kemaksiatan.
2729
Pada hari Kiamat, Allah Subhaanahu wa Ta'aala ingin menampakkan sikap beraninya mereka kepada
Allah, dustanya sangkaan mereka dan bahwa pada akhirnya mereka mendustakan diri mereka sendiri. Dalam
ayat ini terdapat teguran keras kepada orang-orang yang menyembah selain Allah Ta'ala.
2730
Yakni yang dahulu kamu sangka bahwa mereka adalah sekutu-sekutu bagi Allah, mereka berhak
disembah, dapat memberi manfaat dan menimpakan bahaya.
2731
Yang dimaksud saksi di sini ialah rasul yang telah diutus kepada mereka waktu di dunia. Ada pula yang
menafsirkan, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala mendatangkan salah seorang dari mereka (yang
mendustakan) seorang yang menjadi tokohnya yang siap membela kawan-kawannya, yang kemudian ditanya
oleh Allah, "Kemukakanlah bukti kebenaranmu,” Yakni yang membenarkan perbuatan syirkmu. Apakah
Kami memerintahkan demikian atau para rasul kami memerintahkan demikian? Apakah hal tersebut
disebutkan dalam salah satu di antara kitab-kitab yang Kami turunkan?
2732
Terhadap perbuatan syirkmu.
2733
Maksudnya, pada waktu itu mereka yakin, bahwa apa yang telah diterangkan Allah dengan perantaraan
Rasul-Nya itulah yang benar dan bahwa hanya Allah yang berhak disembah; tidak selain-Nya.
2734
Ketika di dunia, yaitu mengatakan bahwa Allah memiliki sekutu, Mahasuci Allah dari apa yang mereka
ada-adakan itu.

381 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 76-80: Kisah Karun dan kesombongannya, dan peringatan agar tidak tertipu dengan
kesenangan dunia yang sementara.

                

               
76. 2735Sesungguhnya Karun termasuk kaum Musa2736, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka2737,
dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta2738 yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat2739. (Ingatlah) ketika kaumnya2740
berkata kepadanya, "Janganlah engkau terlalu bangga2741. Sungguh, Allah tidak menyukai orang
yang membanggakan diri.”

               

              
77. 2742Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu2743, tetapi jangan lupakan bagianmu di dunia2744 dan berbuat baiklah (kepada orang lain)

2735
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan keadaan Qarun, perbuatan yang dilakukan olehnya, dan
bahwa ia telah dinasihati sebelumnya.
2736
Karun adalah salah seorang anak paman Nabi Musa „alaihis salam (sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas
dan lainnya) atau termasuk Bani Israil. Ibnu Juraij berkata, "Dia (Qarun) adalah putera Yash-har bin Qahats,
sedangkan Musa adalah putera Imran bin Qahats."
2737
Dengan bersikap sombong.
2738
Ayat ini menunjukkan, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'ala memberikan dunia ini kepada orang yang
Dia cintai dan orang yang tidak Dia cintai, tetapi memberikan nikmat agama kepada orang yang Dia cintai
saja. Maka dari itu, janganlah seseorang mengira, bahwa ketika dirinya diberi berbagai kenikmatan,
menganggap bahwa dirinya dicintai Allah Azza wa Jalla.
2739
Jika kuncinya saja sudah berat, lalu bagaimana dengan harta kekayaannya.
Al A'masy meriwayatkan dari Khaitsamah, bahwa kunci-kunci harta kekayaan Qarun dari kulit, dimana
masing-masing kuncinya seukuran jari, setiap kunci untuk satu harta kekayaan. Jika dibawa, maka diangkat
dengan enam puluh hewan bighal (hewan yang lahir dari kuda dan keledai) yang putih dahi dan kakinya.
Ada pula yang berpendapat selain ini, wallahu a'lam.
2740
Yang mukmin dari kalangan Bani Israil.
2741
Dengan kenikmatan yang besar itu dan sampai membuatnya lalai dari akhirat.
2742
Yakni engkau wahai Qarun telah memiliki sarana-sarana untuk mengejar akhirat yang tidak dimiliki oleh
selainmu. Oleh karena itu, carilah pahala di sisi Allah dengan harta-hartamu, seperti menyedekahkannya
sebagian dari rezeki itu di jalan Allah dan jangan hanya digunakan untuk memuaskan nafsu.
2743
Berupa harta, yakni agar engkau infakkan di jalan Allah. Ayat ini menunjukkan, bahwa termasuk syukur
adalah menggunakan nikmat-nikmat Allah Ta'ala untuk ketaatan kepada-Nya, bukan untuk kemaksiatan.
2744
Yakni Allah tidaklah memerintahkannya untuk menyedekahkan semua hartanya sehingga hartanya habis
tanpa bersisa, bahkan sisihkanlah hartamu untuk akhirat, dan silahkan bersenang-senang dengan duniamu,
namun tidak sampai melubangi agamamu dan merusak akhiratmu, karena Tuhanmu memiliki hak atas
dirimu, dirimu memiliki hak atas dirimu, keluargamu memiliki hak atas dirimu, dan yang lain juga memiliki
hak atas dirimu, maka berikanlah masing-masingnya haknya.

382 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu2745, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
bumi2746. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

                  

           
78. Dia (Karun) berkata2747, "Sesungguhnya aku diberi harta itu, semata-mata karena ilmu yang ada
padaku2748.” 2749Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang
lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta?2750 Dan orang-orang yang berdosa
itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka2751.

               

     


79. 2752Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya2753. Orang-orang yang
menginginkan kehidupan dunia2754 berkata, "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan
seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar2755.”

2745
Mengapa engkau tidak berbuat baik kepada orang lain, padahal Tuhanmu telah berbuat baik kepadamu,
dan lagi nikmat-nikmat yang engkau peroleh itu berasal dari-Nya.
2746
Yaitu dengan bersikap sombong serta mengerjakan kemaksiatan, dan sibuk dengan nikmat itu sampai
lupa kepada Pemberi nikmat (Allah).
2747
Membantah nasehat kaumnya lagi kufur kepada nikmat Tuhannya.
2748
Maksudnya, aku memperoleh harta itu karena usaha dan pengalamanku dengan berbagai macam usaha
serta karena kepandaianku, atau karena Allah mengetahui keadaannku; Dia mengetahui bahwa aku cocok
memperolehnya dan karena Dia mencintaiku, oleh karena itu mengapa kamu menasihatiku tentang
pemberian Allah kepadaku?
Menurut Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, bahwa maksud perkataan Karun itu adalah, "Kalau bukan karena
Allah ridha kepadaku dan Dia mengetahui kelebihanku, tentu Dia tidak akan memberiku harta ini."
2749
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman menerangkan, bahwa pemberian-Nya tidaklah menunjukkan
bahwa keadaan orang yang diberi itu baik dan dicintai-Nya.
2750
Yakni, apa yang menghalangi untuk dibinasakannya Qarun, padahal sunnatullah berlaku untuk
membinasakan orang yang seperti itu jika ia memang melakukan perbuatan yang menghendaki untuk
dibinasakan.
2751
Yakni, Allah akan menghukum mereka, mengazab mereka sesuai yang Dia ketahui tentang mereka. Oleh
karena itu, meskipun mereka menetapkan keadaan yang baik untuk diri mereka, bersaksi bahwa mereka
berhak selamat, namun ucapan itu tidaklah diterima, dan bahwa hal itu tidaklah menolak azab sedikit pun,
karena dosa mereka tidaklah samar.
2752
Karun senantiasa membangkang dan bersikap sombong, tidak menerima nasehat kaumnya sambil
bersikap ujub (bangga diri) dan harta yang diperolehnya membuatnya tertipu.
2753
Karun keluar dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya dan segala
kemewahannya untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Ketika orang-orang melihatnya,
maka terbagilah dua golongan; golongan yang menginginkan kehidupan dunia dan golongan yang berilmu.
2754
Harapan mereka tertuju dan terbatas sampai di dunia.
2755
Kalau sekiranya kehidupan itu hanya di dunia yang fana ini saja, maka memang itu adalah
keberuntungan yang besar, karena ia memperoleh kenikmatan yang luar biasa, di mana semua kebutuhannya

383 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

 
80. Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu2756 berkata2757, "Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala
Allah2758 lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh2759, dan (pahala yang
besar)2760 itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar2761.”

Ayat 81-84: Hukuman atas kesombongan Karun, dan bahwa sumber kebahagiaan adalah
takwa.

               

 
81. 2762Maka Kami benamkan dia (Karun) bersama rumahnya ke dalam bumi2763. Maka tidak ada
baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah. Dan dia tidak termasuk orang-
orang yang dapat membela diri2764.

terpenuhi, namun sayang kenikmatan itu tidak sempurna, terbatas dan hanya sementara, sedangkan di sana
ada kehidupan yang kekal abadi dan kenikmatannya pun sempurna, yaitu surga.
2756
Mereka mengetahui hakikat sesuatu, melihat bagian dalam dunia ini ketika orang banyak hanya melihat
bagian luar.
2757
Sambil merasakan sakit hati karena harapan kaumnya yang salah, meratapi keadaan mereka dan
mengingkari perkataan mereka.
2758
Di dunia dengan merasakan kenikmatan beribadah, mencintai-Nya dan menghadap kepada-Nya,
sedangkan di akhirat berupa surga dengan kenikmatan yang ada di dalamnya yang disenangi oleh jiwa dan
indah dipandang mata.
2759
Daripada yang diberikan kepada Qarun di dunia.
2760
Bisa juga maksudnya, bahwa tidak ada yang diberi taufik kepadanya kecuali orang-orang yang sabar.
2761
Di atas ketaatan kepada Allah dan menjauhi maksiat, serta bersabar terhadap takdir Allah yang terasa
pedih. Mereka bersabar terhadap kesenangan dunia sehingga tidak membuat mereka lalai dari beribadah
kepada Tuhan mereka.
2762
Saat kesombongan Karun dan ujub (bangga dirinya) semakin meningkat.
2763
Sebagai balasan yang sesuai dengan amalnya. Oleh karena dia meninggikan dirinya di hadapan hamba-
hamba Allah, maka Allah menempatkannya pada bagian yang paling bawah, demikian pula rumah dan harta
bendanya.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ اَذ و َذج ْكلج ِذ َذ وِذ ِذقي ِذ‬،‫ ِذ ْك س لَّك ِذِذ‬، ‫ ٍّ ُرَّكَذ‬، ‫ تُرل ِذج َذ ْك س‬،‫ي نَذم ر َذَيْك ِذ ِذ لَّك ٍة‬
‫ُر َذ َذ َذ َذ ُر َذ ْك َذ َذ‬ ‫ُر ْك ُر ُر ُر ُر ُر َذ ٌح ُر َذ َذ َذ ُر‬ ‫َذْك َذ َذ ُر ٌح‬
"Ketika seseorang berjalan dengan pakaiannya (yang menarik), dirinya merasa bangga, dan rambutnya
tersisir, tiba-tiba Allah benamkan dia, sehingga ia terperosok (ke dalam bumi) sampai hari Kiamat."
2764
Ketika azab datang, dia tidak ditolong dan tidak dapat membela diri.

384 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            

               
82. Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Karun) itu berkata2765,
"Aduhai, benarlah kiranya2766 Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di
antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-
Nya)2767. Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya kepada kita, tentu Dia telah
membenamkan kita (pula)2768. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung2769 orang-orang yang
mengingkari (nikmat Allah).”

               
83. 2770Negeri akhirat2771 itu, Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri2772
dan tidak berbuat kerusakan di bumi2773. Dan kesudahan (yang baik)2774 itu bagi orang-orang yang
bertakwa2775.

2765
Sambil menyesali, mengambil pelajaran dan takut tertimpa azab seperti yang menimpa Karun.
2766
Para Ahli Nahwu berbeda pendapat tentang arti kata "Waika'anna". Sebagian mereka mengatakan,
bahwa maksudnya, "Celakalah engkau! Ketahuilah, bahwa….dst." Ada pula yang mengatakan, bahwa
maksudnya, "Tidakkah engkau perhatikan, bahwa…dst." Ada pula yang mengatakan, bahwa kata
"Waika'anna," adalah gabungan dari dua kata, "Way" dan "Ka'anna," way menunjukkan takjub dan
mengingatkan, sedangkan kata "Ka'anna" artinya, "Aku kira."
2767
Yakni ketika seperti ini, kami pun mengetahui bahwa pelapangan rezeki untuk Karun tidaklah
menunjukkan bahwa dia di atas kebaikan dan dicintai Allah 'Azza wa Jalla, karena Allah melapangkan
rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya, dan Dia memiliki hikmah yang dalam dan
hujjah yang kuat terhadap pelapangan rezeki dan penyempitannya. Dan bahwa ucapan kami yang
menyatakan, bahwa dia memperoleh keberuntungan yang besar adalah salah.
2768
Karena kita ingin pula seperti dia. Oleh karena itu, kebinasaan Karun merupakan hukuman baginya,
pelajaran dan nasehat bagi selainnya.
2769
Di dunia maupun akhirat.
2770
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan Karun dan kesenangan dunia yang diberikan
kepadanya serta kesudahan yang diperolehnya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mendorong manusia
agar mengutamakan akhirat (surga) serta menyebutkan sebab yang dapat menyampaikan ke sana.
2771
Yang dimaksud negeri akhirat di sini ialah kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat yang kekal abadi.
2772
Mereka tidak memiliki keinginan agar berada di atas hamba-hamba Allah, bersikap sombong kepada
mereka (dengan merendahkannya) dan kepada kebenaran (dengan menolaknya). Jika mereka tidak
berkeinginan seperti itu, maka berarti keinginan mereka adalah tertuju kepada Allah dan kepada negeri
akhirat, keadaan mereka tawadhu‟ kepada hamba-hamba Allah, serta tunduk kepada kebenaran dan beramal
saleh.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ali radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Sesungguhnya seseorang dibuat takjub oleh
tali sandalnya yang lebih bagus daripada tali sandal kawannya, sehingga ia terkena firman Allah Ta'ala,
"Negeri akhirat itu, Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat
kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa." (Terj. QS. Al
Qashash: 83).
Tentunya hal ini ketika pelakunya bermaksud menyombongkan diri dan membanggakannya di hadapan
saudaranya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ َذ غِذ َذ ٌح لَذى َذ ٍة‬،‫ِذ َّك ا َذ ى ِذ َذَّك َذ ْك تَذو ضلو َّك َذ ْك خ َذ ٌح لَذى َذ ٍة‬
‫َذ َذ َذ َذ َذ َذ َذ َذْك َذ َذ َذ‬ ‫َذ َذ ُر َذ‬ ‫َذ َذ ْك َذ‬
385 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an
                 

 
84. 2776Barang siapa datang dengan (membawa) kebaikan2777, maka dia akan mendapat (pahala)
yang lebih baik daripada kebaikannya itu2778; dan barang siapa datang dengan (membawa)
kejahatan2779, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan
(seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan2780.

Ayat 85-88: Perintah Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk
menyampaikan risalah dan Janji Allah untuk memenangkan Beliau shallallahu 'alaihi wa
sallam atas kaumnya.

                 

  


85. 2781Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan engkau (Muhammad) untuk (melaksanakan
hukum-hukum) Al Quran2782, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali2783.

"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku, "Bertawadu'lah! Sehingga tidak ada seorang pun yang
membanggakan diri di atas yang lain, dan menindas yang lain." (HR. Muslim).
Adapun apabila seseorang maksudnya berhias saja, maka tidak tercela, karena Allah Maha Indah, dan
menyukai keindahan. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Muslim, ketika seseorang bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang kesukaannya memakai pakaian dan sandal yang indah,
apakah hal itu termasuk kesombongan, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan, bahwa
Allah Maha Indah, dan menyukai keindahan.
2773
Dengan melakukan maksiat.
2774
Maksudnya, keberuntungan dan keberhasilan di dunia dan di akhirat.
2775
Meskipun awalnya mereka mengalami berbagai penderitaan.
2776
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang berlipatgandanya karunia-Nya dan sempurnanya
keadilan-Nya.
2777
Kebaikan di sini mencakup semua yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, berupa ucapan, amal yang
tampak maupun tesembunyi (seperti amal hati), baik yang terkait dengan hak Allah maupun hak hamba-
hamba-Nya.
2778
Yaitu mendapatkan sepuluh kebaikan dan bisa lebih dari itu tergantung niat, kondisi orang yang beramal,
amal yang dikerjakannya, manfaatnya, sasarannya, dsb.
2779
Mencakup semua yang dilarang Alah dan Rasul-Nya.
2780
Ini menunjukkan keadilan Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
2781
Allah Ta'ala berfirman memerintahkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan risalah
dan membacakan Al Qur'an kepada manusia, serta memberitahukan, bahwa Dia akan mengembalikan Beliau
ke tempat kembali, yaitu hari Kiamat, lalu Dia akan bertanya kepada Beliau tentang tugas kenabian yang
dipikulnya.
2782
Yakni Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menurunkan Al Qur‟an, mewajibkan hukum-hukumnya
(untuk diamalkan), menerangkan yang halal dan yang haram dan memerintahkan Beliau untuk
menyampaikan Al Qur‟an kepada manusia.

386 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


2784
Katakanlah (Muhammad) 2785, "Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang
yang berada dalam kesesatan yang nyata2786.”

                
86. 2787Dan engkau (Muhammad) tidak pernah mengharap agar kitab (Al Quran) itu diturunkan
kepadamu, tetapi ia (diturunkan) sebagai rahmat dari Tuhanmu2788, sebab itu janganlah sekali-kali
engkau menjadi penolong bagi orang-orang kafir2789,

                 


87. Dan jangan sampai mereka menghalang-halangi engkau (Muhammad) untuk (menyampaikan)
ayat-ayat Allah2790, setelah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah (manusia) agar
(beriman) kepada Tuhanmu2791, dan janganlah engkau termasuk orang-orang musyrik.

2783
Menurut Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan tempat kembali di sini ialah kota Mekah yang
Beliau dikeluarkan daripadanya, di mana Beliau rindu pergi kepadanya. Ini adalah suatu janji dari Allah
bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam akan kembali ke Mekah sebagai orang yang menang,
dan ini sudah terjadi pada tahun kedelapan hijrah saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menaklukkan
Mekah. Ini merupakan suatu mukjizat bagi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Bisa juga
maksudnya, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan mengembalikan Beliau dan selain Beliau ke akhirat,
lalu Dia akan menanyakan orang-orang yang diutus kepada mereka rasul dan menanyakan pula para rasul,
dan di sana amal mereka diberikan balasan. Allah Ta'ala berfirman, "Maka sesungguhnya Kami akan
menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai
(pula) rasul-rasul (Kami)," (Terj. QS. Al A'raaf: 6).
2784
Ayat ini turun sebagai jawaban terhadap perkataan kaum kafir Mekah, bahwa Beliau berada dalam
kesesatan.
2785
Kepada orang-orang yang mendustakanmu, baik orang-orang musyrik maupun orang-orang kafir.
2786
Sudah maklum, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Beliaulah yang mendapatkan petunjuk
lagi memberi petunjuk, sedangkan musuh-musuh Beliau jelas sebagai orang-orang yang sesat lagi
menyesatkan.
2787
Selanjutnya Allah Ta'ala mengingatkan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam tentang nikmat-Nya yang
agung kepada Beliau dan kepada hamba-hamba-Nya karena pengutusan Beliau kepada mereka.
2788
Maksudnya, Al Quranul karim itu diturunkan bukanlah karena Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam mengharap agar diturunkan, melainkan karena rahmat dari Allah untuk Beliau dan untuk selain
Beliau. Dia mengutus Beliau dengan membawa kitab Al Qur‟an ini, yang dengannya alam semesta
mendapat rahmat, dengan turunnya Al Qur‟am diajarkan kepada mereka sesuatu yang sebelumnya mereka
tidak ketahui, dengannya diri mereka disucikan dan diberi bimbingan, di mana sebelumnya mereka dalam
kesesatan yang nyata. Jika kita mengetahui, bahwa diturunkan-Nya Al Qur‟an adalah karena rahmat-Nya,
maka dapat kita ketahui bahwa semua yang diperintahkan dan semua yang dilarang merupakan rahmat dan
karunia-Nya. Oleh karena itu, jangan sampai ada dalam hati kita rasa sempit terhadapnya dan mengira
bahwa orang yang menyelisihinya lebih baik.
2789
Terhadap agama mereka dan terhadap kekafiran mereka.
2790
Bahkan sampaikanlah dan jangan pedulikan makar mereka serta jangan mengikuti hawa nafsu mereka.
2791
Agar mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada-Nya. Bisa juga maksudnya, jadikanlah dakwahmu
kepada Allah karena-Nya menjadi pusat perhatianmu, semua yang menyalahinya maka tolaklah, seperti
karena riya, sum‟ah, dan mengikuti hawa nafsu orang-orang yang berada di atas kebatilan, karena yang
demikian menjadikan engkau bersama mereka dan membantu perkara mereka.

387 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                     


88. Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali wajah-Nya2792. Segala keputusan menjadi
wewenangnya2793, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan2794.

2792
Yakni segala sesuatu akan binasa kecuali Allah Ta‟ala, wajah-Nya tetap kekal, dan jika wajah-Nya
kekal, maka berarti Zat-Nya juga kekal. Apabila segala sesuatu selain Allah akan binasa, maka berarti
beribadah kepada selain Allah, di mana sesuatu selain Allah akan binasa adalah perkara yang sangat batil
dan rusak.
2793
Di dunia dan akhirat, dan tidak ada yang dapat menolak keputusan-Nya.
2794
Untuk diberikan balasan. Oleh karena itu, hendaknya orang yang berakal beribadah kepada Allah saja,
mengisi hidupnya dengan beribadah, mengerjakan amal yang mendekatkan diri kepada-Nya, berhati-hati
terhadap kemurkaan-Nya serta berhati-hati jangan sampai datang menemui Tuhannya dalam keadaan belum
bertobat, dan belum mau berhenti dari dosa-dosa dan kesalahannya.
Selesai tafsir surah Al Qashash dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya. Wal hamdulillah awwalan wa
aakhiran.

388 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Surah Al ‘Ankabut (Laba-Laba)
Surah ke-29. 69 ayat. Makkiyyah

    


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-7: Kehidupan dunia adalah tempat ujian, hikmah adanya ujian, dan bahwa balasan
disesuaikan jenis amalan.

 
1. Alif laam miim2795.

          
2. 2796Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah
beriman,” dan mereka tidak diuji2797?

2795
Pembahasan tentang huruf-huruf potongan sudah disebutkan di awal surat Al Baqarah, sehingga tidak
diulang lagi.
2796
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang sempurnanya hikmah-Nya. Hikmah-Nya tidak
menghendaki bahwa setiap orang yang mengaku mukmin tetap dalam keadaan aman dari fitnah dan ujian
serta tidak datang kepada mereka sesuatu yang menggoyang iman mereka. Yang demikian adalah karena
jika tidak demikian, maka tidak dapat dibedakan antara orang yang benar-benar beriman dengan yang tidak
(hanya berdusta) dan tidak dapat dibedakan antara orang yang benar dengan orang yang salah. Akan tetapi
Sunnah-Nya dan kebiasaan-Nya terhadap generasi terdahulu sampai pada umat ini adalah bahwa Dia akan
menguji mereka.
Barang siapa yang ketika fitnah syubhat (kesamaran) datang, imannya tetap kokoh dan dapat menolak
dengan kebenaran yang dipegangnya. Dan ketika fitnah syahwat datang yang mengajaknya berbuat dosa dan
maksiat atau memalingkan dari perintah Allah dan Rasul-Nya, ia bersabar dalam arti mengerjakan
konsekwensi iman dan melawan hawa nafsunya, hal ini menunjukkan kebenaran imannya. Akan tetapi
barang siapa yang ketika syubhat datang, ada pengaruh dalam hatinya berupa keraguan dan kebimbangan
dan ketika syahwat datang, membuatnya mengerjakan maksiat atau berpaling dari kewajiban, maka yang
demikian menunjukkan tidak benar keimanannya. Manusia dalam hal ini berbeda-beda tingkatannya, tidak
ada yang mengetahuinya selain Allah Azza wa Jalla. Oleh karena itu, kita meminta kepada Allah agar Dia
menguatkan kita dengan ucapan yang teguh (Laailaahaillallah) di dunia dan akhirat dan mengokohkan kita
di atas agamanya. Ujian dan cobaan itu ibarat kir (alat peniup api untuk besi) yang mengeluarkan
kotorannya.
2797
Agar diketahui hakikat keimanan mereka. Ibnu Katsir menjelaska, bahwa kalimat pertanyaan ini adalah
sebagai bentuk pengingkaran, yang artinya, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'ala pasti menguji hamba-
hamba-Nya yang mukmin sesuai keimanan yang ada dalam diri mereka. Hal ini sebagaimana disebutkan
dalam hadits berikut,

‫ص َذل ِذ ْك ِذ َذس ْكل ٍة َذ ْك َذِذي ِذ قَذ َذل قُر ْكل ُر َذ َذر ُرس َذ‬
‫ول لَّك ِذ َذ ُّب نَّك ِذا َذ َذ ُّب َذَذ اً قَذ َذل ْكاَذْكِذيَذ اُر ُرَّك ْكاَذْك ثَذ ُر اَذ ْكاَذ ْك ثَذ ُر اَذيُرْكَذ لَذى َّك ُر ُر َذلَذى‬ ‫َذ ْك ُر ْك‬
‫س ِذ ِذ نِذ ِذ اَذِذإ ْك َذ َذ ِذ نُر ْكل ْك َذ َّك َذ ُرا ِذ ْك َذ َذ ِذ ِذ نِذ ِذ ِذرقَّكٌح ُرلِذ لَذى س ِذ ِذ نِذ ِذ اَذم و ْك َذ ا ِذ ْكل ِذ َّك ْك َذ َذَيْك ِذ‬
‫َذ َذْك َذ ُر َذ ُر َذْك َذ َذ ُر ُر‬ ‫ْك َذ َذ َذ َذ‬ ‫َذ ُر َذ‬ ً ‫ُر ُر‬ ‫َذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ض َذ َذلَذْكي َذ يَذ ٌح‬ ‫َذلَذى ْكا ْكَذر ِذ‬
Dari Mush‟ab bin Sa‟ad, dari ayahnya, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah, “Siapakah
orang yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para nabi, kemudian yang setelahnya dan setelahnya.
Seseorang diuji sesuai kadar keimanannya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya berat, dan jika agamanya

389 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


            
3. Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui
orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.

           
4. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan2798 itu mengira bahwa mereka akan luput (dari
azab) kami2799? Sangatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu2800!

             
5. 2801Barang siapa mengharap pertemuan dengan Allah2802, maka sesungguhnya waktu (yang
dijanjikan) Allah pasti datang2803. Dan Dia Yang Maha Mendengar2804 lagi Maha Mengetahui2805.

           
6. Dan barang siapa berjihad2806, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri2807.
Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam2808.

lemah, maka ujiannya disesuaikan dengan kadar agama(iman)nya, dan ujian ini akan tetap menimpa seorang
hamba sampai ia berjalan di bumi tanpa membawa dosa.” (HR. Tirmidzi, ia berkata, “Hadits ini hasan
shahih.")
Ayat di atas seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Baqarah ayat 214 dan Ali Imran ayat 142.
2798
Yaitu syirk dan kemaksiatan.
2799
Yakni, apakah orang-orang yang perhatiannya mengerjakan keburukan mengira bahwa amal mereka
akan dibiarkan, dan bahwa Allah lalai terhadap mereka atau mereka dapat lolos dari-Nya sehingga mereka
berani mengerjakan keburukan dan mudah melakukannya. Sesungguhnya di hadapan mereka ada azab dan
hukuman yang lebih berat dari sebelumnya.
2800
Ketetapan itu adalah ketetapan yang tidak adil, di samping itu di dalamnya mengandung pengingkaran
kepada kekuasaan Allah dan hikmah-Nya, dan seakan-akan mereka memiliki kemampuan untuk menolak
azab Allah, padahal mereka adalah makhluk yang lemah.
2801
Yakni, wahai orang yang mencintai Tuhannya, yang rindu bertemu dan dekat dengan-Nya, yang segera
mendatangi keridhaan-Nya, bergembiralah karena dekatnya pertemuan dengan kekasih, karena pertemuan
itu akan datang, dan semua yang datang adalah dekat, oleh karena itu persiapkanlah bekal untuk bertemu
dengan-Nya dan berjalanlah ke arahnya sambil berharap sampai kepada-Nya. Akan tetapi, tidak semua yang
mengaku lalu diberikan dan tidak semua yang berangan-angan lalu disampaikan, karena Allah Maha
Mendengar semua suara dan Maha Mengetahui niat seorang hamba. Jika ia benar dalam hal itu, maka ia
akan mendapatkan keinginannya, sebaliknya jika ia dusta, maka pengakuannya tidaklah bermanfaat, dan Dia
mengetahui siapa yang cocok memperoleh kecintaan-Nya dan siapa yang tidak.
2802
Di akhirat. Ia pun beramal dan berharap pahala yang ada di sisi Allah Ta'ala, maka sesungguhnya Allah
akan memenuhi harapannya dan membalas amalnya dengan balasan yang besar.
2803
Oleh karena itu, bersiaplah untuk menghadapinya.
2804
Ucapan semua hamba.
2805
Amal dan hati mereka.
2806
Jihad melawan orang kafir atau jihad melawan hawa nafsu dan setan.
2807
Yakni manfaatnya untuk dirinya sendiri, tidak untuk Allah, karena Dia Mahakaya; tidak butuh kepada
alam semesta. Kalau pun mereka semua bertakwa kepada Allah Ta'ala, maka hal itu tidak menambah sedikit
pun kerajaan-Nya, sebagaimana jika mereka semua kafir, maka hal itu tidak mengurangi sedikit pun
kerajaan-Nya.

390 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           


7. 2809Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, pasti akan Kami hapus kesalahan-
kesalahannya2810 dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka
kerjakan2811.

Ayat 8-9: Batasan taat kepada orang tua dan bahwa tidak ada ketaatan kepada makhluk
dalam maksiat kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

                 

     


8. 2812Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya2813.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak

Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Fushshilat ayat 46.
2808
Baik manusia, jin maupun malaikat, dan Dia tidak butuh ibadah mereka. Dia tidaklah memerintah
mereka agar Dia memperoleh manfaat dari mereka, dan tidak pula melarang mereka karena kikir kepada
mereka. Sudah menjadi maklum, bahwa perintah dan larangan butuh adanya jihad (kesungguhan), karena
jiwa seseorang pada tabiatnya berat melakukan kebaikan, setan juga menghalanginya, demikian pula orang
kafir sama menghalanginya dari menegakkan agama-Nya, semua ini adalah penghalang yang butuh dijihadi
dan dilawan dengan kesungguhan.
2809
Selanjutnya Allah Ta'ala memberitahukan, bahwa di samping Dirinya Mahakaya tidak membutuhkan
alam semesta, dan di samping perbuatan baik dan ihsan-Nya kepada mereka, Dia juga akan memberikan
balasan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dengan balasan yang terbaik; lebih baik dari
apa yang mereka kerjakan. Dia menerima kebaikan mereka meskipun ringan dan sedikit, membalas satu
amal saleh dengan sepuluh kali sampai kelipatan yang banyak, dan membalas satu keburukan dengan
balasan yang setimpal atau memaafkan, Dia berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang
walaupun sebesar zarrah (debu), dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat
gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar." (Terj. QS. An Nisaa': 40)
Ya Allah, bersihkanlah amal kami dari pembatal-pembatalnya, dari riya', sum'ah, ujub dan pembatal
lainnya, terimalah amal kami yang sedikit ini, maafkanlah kesalahan dan dosa kami, sesungguhnya Engkau
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2810
Dengan amal salehnya. Orang-orang yang dianugerahi Allah iman dan amal saleh, maka akan Allah
hapus kesalahan mereka, karena kebaikan menghapuskan keburukan.
2811
Yakni amal-amal baik yang mereka kerjakan, yang wajib maupun yang sunat.
2812
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Mush‟ab bin Sa‟ad dari bapaknya
(Sa‟ad bin Abi Waqqas), bahwa terhadap dirinya turun beberapa ayat Al Qur‟an, ia bercerita,
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ٍة‬
‫ َذ َذَذ‬،‫ي‬ ‫ َذ َذَذ ُرُّب َذ‬،‫ي‬ ‫ َذ َذ ْكم َذ َذ َّك اَذ َذ َّك َذ ِذَذو َذ ْك َذ‬: ‫ قَذ َذ ْك‬، ‫ َذَذ تَذ ْك ُر َذ َذَذ تَذ ْك َذ َذ‬،‫َذ لَذ َذ ْك ُرُّب َذس ْكل َذ ْك َذ تُر َذكلٍّ َذم ُر َذَذ ً َذ َّك َذ ْكك ُر َذ ِذ نِذ ِذ‬
،‫ اَذ َذج َذللَذ ْك تَذ ْك ُرو َذلَذى َذس ْكل ٍة‬، ‫ اَذ َذس َذق َذه‬،‫ اَذ َذق َذ ْك ٌح َذْلَذ ُر َذق ُرل َذ ُر ُر َذم َذرُر‬،‫ َذ َذكثَذ ْك َذَذ ً َذ َّك ُر ِذ َذ َذلَذْكي َذ ِذ َذ ْكاَذ ْك ِذ‬:‫ قَذ َذل‬. ‫ُر ُر َذ ِذوَذ َذذ‬
‫ { َذ َذ َّك ْكي نَذ ْكِذْل ْك َذس َذ ِذَذو ِذ َذ ْك ِذ ُر ْكسنً َذ ِذ ْك َذ َذه َذ َذ َذلَذى َذ ْك تُر ْك ِذ َذ ِذ } َذ اِذي َذ { َذ َذ ِذ ْك ُر َذم‬:‫اَذَذْك َذ َذل اُر َذَّك َذ َذ َّك ِذ ْك ُرق ْك ِذ َذه ِذذ ِذ ْكا َذ َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫رس ُر ِذ‬
‫ اَذَذتَذ ْكي ُر‬،‫ اَذِذإ َذ اي َذ َذسْكي ٌح اَذَذ َذ ْكذتُر ُر‬،ً ‫يم‬
‫يم ً َذظ َذ‬ ‫ول ا َذلَّكى اُر َذلَذْكي َذ َذسلَّك َذ َذن َذ‬ ‫ َذ َذ َذ َذ َذ ُر‬:‫] قَذ َذل‬15 : ‫ِذ ُّب ْكيَذ َذ ْكلُر اً } [ قم‬
»‫ « ُررُّب ُر ِذ ْك َذ ْكي ُر َذ َذ ْكذتَذ ُر‬:‫ اَذ َذق َذل‬،‫ اَذَذَذ َذ ْك قَذ ْك َذلِذ ْكم َذ َذ َذ ُر‬، ‫ َذ ٍّ ْكل ِذِن َذه َذذ َّكسْكي َذ‬: ‫ اَذ ُرق ْكل ُر‬، ‫ول َذلَّكى اُر َذلَذْكي ِذ َذ َذسلَّك َذ‬ ‫ِذِذ َّك ُرس َذ‬
391 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an
‫ قَذ َذل اَذ َذ َّك ِذ َذ ْكوتَذ ُر « ُررُّب ُر ِذ ْك َذ ْكي ُر‬،‫ َذ ْك ِذ نِذي ِذ‬: ‫ اَذ ُرقْكل ُر‬،‫ اَذ َذ َذ ْكل ُر ِذَذْكي ِذ‬، ‫ض َذ َذ ْك ِذِن َذ ْك ِذس‬ ‫ َذ َّك ِذ َذ َذَذرْك ُر َذ ْك ُرْك ِذقيَذ ُر ِذ ْك َذقَذ ِذ‬، ‫اَذ ْك َذلَذ ْكق ُر‬
‫ِذ َّك‬ ‫َّك‬ ‫ِذ‬ ‫ َذ َذ ِذ ْك‬:‫] قَذ َذل‬1 :‫ي َذ ِذ ْكاَذْك َذ ِذل} [ ا ل‬
‫ض ُر اَذ ْكَذر َذسْكل ُر َذ نَّكِذ ٍّ َذلى اُر َذلَذْكي َذ َذسل َذ‬ ‫ { َذ ْكس َذُروَذ َذ‬:‫َذ َذ ْكذتَذ ُر» قَذ َذل اَذَذْك َذ َذل اُر َذَّك َذ َذ َّك‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ ْكل ُر‬، ‫ اَذ َذك َذ‬، ‫ قَذ َذل اَذ َذس َذك َذ‬، ‫ اَذ ثُّبلُر َذ‬: ‫ قُر ْكل ُر‬،‫ قَذ َذل اَذ َذَذَب‬، ‫ٍّص َذ‬ ‫ اَذ ن ْك‬: ‫ قُر ْكل ُر‬،‫ قَذ َذل اَذ َذَذَب‬، ‫ َذ ْك ِذِن َذقْكس ْك َذ ِذ َذ ْكي ُر ْك ُر‬: ‫ اَذ ُرق ْكل ُر‬، ‫اَذَذتَذ ِذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
، ‫ي قَذ ْك َذ َذ ْك ُرَذَّك َذ ْكاَذ ْكمُر‬‫ َذ َذ َذ‬، ً‫ي َذْك‬ ‫ي َذ َذ ْكسق َذ‬ ‫ تَذ َذل َذل ُر ْكلِذ ْكم َذ‬: ‫ اَذ َذق ُرو‬، ‫ص ِذر َذ ْك ُرم َذ ِذ َذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ َذ َذتَذ ْكي ُر َذلَذى َذ َذ ٍة َذ ْكاَذْك َذ‬:‫ قَذ َذل‬. ً ‫ثُّبلُر ُر َذ‬
‫ قَذ َذل‬، ‫ قَذ َذل اَذَذ َذ ْكل ُر َذ َذ ِذْك ُر َذ َذل ُر ْك‬. ‫ َذ ِذ ٌّا ِذ ْك َذْك ٍة‬، ‫ا َذ ُر ٍةر َذ ْك ِذو ٌّ ِذْكن َذ ُره ْك‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫ اَذإ َذ َذرْك ُر‬- ‫ َذ ْكاَذ ُّب ْكُر ْكسَذ ُر‬- ‫قَذ َذل اَذَذتَذ ْكيُر ُر ْك َذ ٍّك‬
‫ ِذِذ اَذ َذجَذ َذو‬،‫ قَذ َذل اَذَذ َذ َذذ َذر ُر ٌح َذ َذ َذ َذاْكيَذ ِذ َّكْك ِذا اَذ َذ َذَذِذِن‬.‫ص ِذر‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ ِذ‬
‫ ْك ُرم َذ ُر َذ َذ ْكي ٌح َذ ْكاَذْك َذ‬: ‫ اَذ ُرق ْكل ُر‬. ‫ص َذر َذ ْك ُرم َذ ِذ َذ ْكن َذ ُره ْك‬ ‫اَذ َذذ َذ ْك ُر ْكاَذْك َذ‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ِذَّك‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ َّك‬ ‫ِذَذْك ِذ اَذَذتَذ ْكي ُر َذر ُرس َذ ِذ َّك‬
‫ { َّنَذ ْكاَذ ْكمُر َذ ْك َذمْكيسُر‬: ‫ َذ ْك َذ ْكاَذ ْكم‬- ‫ َذ ْكل ِذِن َذ ْك َذس ُر‬- ‫ اَذَذ ْك َذ ْكتُر ُر اَذَذْك َذ َذل اُر َذَّك َذ َذ َّك َّك‬، ‫ول ا َذلى اُر َذلَذْكي َذ َذسل َذ‬
]90 : ‫ص ُر َذ ْكاَذْكَذ ُر ِذر ْك ٌح ِذ ْك َذ َذم ِذ ْكَّكي َذ ِذ } [ ا‬ ‫َذ ْكاَذْك َذ‬
“Ibu Sa‟ad pernah bersumpah untuk tidak akan berbicara dengan Sa‟ad sampai Sa‟ad mau kafir kepada
agamanya, dan ia berjanji akan mogok makan dan minum. Ibunya berkata, “Engkau mengatakan, bahwa
Allah mewajibkan kamu berbuat baik kepada orang tuamu. Aku ibumu, sekarang memerintahkan kamu
berbuat itu (kafir kepada agama Islam).” Sa‟ad berkata, “Ibuku berdiam diri (tidak makan dan minum)
selama tiga hari sehingga ia pingsan karena merasakan kepayahan yang sangat, lalu anaknya yang bernama
„Amarah memberinya minum, kemudian ibunya memanggil Sa‟ad, maka Allah „Azza wa Jalla menurunkan
dalam Al Qur‟an ayat ini, “Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang tuanya. Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku…dst.” (Terj. QS. Al „Ankabut: 8). Di sana pun
terdapat ayat, “Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (Terj. QS. Lukman: 15). Sa‟ad juga
bercerita, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperoleh ghanimah yang besar, di antaranya terdapat
sebuah pedang, maka aku mengambilnya dan membawa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, aku
pun berkata, “Berikanlah kepadaku pedang ini. Aku adalah seorang yang telah engkau ketahui keadaannya
(yakni pandai memainkan pedang).” Maka Beliau bersabda, “Kembalikanlah ke tempat kamu mengambil.”
Lalu aku pergi, sehingga ketika aku hendak menaruhnya ke tempat barang rampasan (yang belum dibagi),
maka aku mencela diriku sendiri, lalu aku kembali kepada Beliau dan berkata, “Berikanlah ia untukku.”
Maka Beliau mengeraskan suaranya, “Kembalikanlah ia ke tempat kamu mengambil.” Maka Allah
menurunkan ayat, “Yas‟aluunaka „anil anfaal (Mereka bertanya kepadamu tentang harta rampasan perang).”
(QS. Al Anfaal: 1). Sa‟ad bercerita pula, “Aku pernah sakit, lalu aku kirim seseorang kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Beliau datang kepadaku, lalu aku berkata, “Biarkanlah aku membagi
hartaku sesuai yang aku kehendaki.” Ternyata Beliau menolak.” Aku berkata, “Bagaimana jika separuhnya
(yakni aku wasiatkan).” Beliau ternyata menolak, maka aku berkata, “Bagaimana jika sepertiga?” Maka
Beliau diam, oleh karenanya jika sepertiga dibolehkan. Sa‟ad juga bercerita, “Aku pernah mendatangi
sekumpulan kaum Anshar dan Muhajirin, mereka berkata, “Kemarilah, agar kami memberimu makan dan
memberimu minuman khamr.” Hal itu sebelum khamr diharamkan. Sa‟ad juga bercerita, “Lalu aku
mendatangi mereka dalam sebuah kebun, ternyata ada kepala hewan sembelihan yang dipanggang di dekat
mereka dan sebuah geriba (tempat minum dari kulit) yang berisi khamr, maka aku makan dan minum
bersama mereka, kemudian aku membicarakan tentang kaum Muhajirin dan Anshar, aku berkata, “Kaum
Muhajirin lebih baik daripada Anshar,” Lalu salah seorang mengambil salah satu rahang kepala (hewan itu)
kemudian memukulku dengannya sehingga hidungku terluka, maka aku datang kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam dan memberitahukan hal itu, maka Allah „Azza wa Jalla menurunkan ayat
berkenaan dengan khamr, “Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan anak panah adalah termasuk perbuatan syaitan…dst.” (Terj. QS. Al Maa‟idah: 90).
2813
Baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan.
Allah Ta'ala memerintahkan hamba-hamba-Nya berbuat baik kepada kedua orang tuanya setelah menyuruh
mereka mentauhidkan-Nya. Dengan sebab orang tua, seorang anak terwujud, dan keduanya memiliki jasa
yang besar kepada anakknya. Ayah menafkahi anak-anaknya, sedangkan ibunya memberikan kasih-
sayangnya yang besar. Meskipun anak diperintahkan berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya,
tetapi jika kedua orang tua menyuruhnya untuk berbuat syirk dan bermaksiat kepada Allah Ta'ala, maka
seorang anak tidak boleh menaati keduanya, tetapi harus tetap berbuat baik kepada kedua orang tuanya.

392 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


mempunyai ilmu tentang itu2814, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku
tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan2815.

       


9. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka pasti akan Kami masukkan
ke dalam (golongan) orang yang saleh2816.

Ayat 10-13: Sikap orang yang lemah imannya dalam menghadapi cobaan, penjelasan
tentang sifat orang-orang munafik dan orang-orang kafir, dan pelipatgandaan azab bagi
orang-orang kafir.

                 

              
10. 2817Dan di antara manusia ada sebagian yang berkata, "Kami beriman kepada Allah,” Tetapi
apabila dia disakiti2818 (karena dia beriman) kepada Allah, dia menganggap cobaan manusia itu
sebagai siksaan Allah2819. Dan jika datang pertolongan dari Tuhanmu2820, niscaya mereka akan
berkata, "Sesungguhnya kami bersama kamu2821.” Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada
dalam dada semua manusia2822?

2814
Dan tidak ada seorang yang memiliki ilmu bahwa syirk itu benar. Hal ini untuk membesarkan masalah
syirk.
2815
Yakni kemudian akan Aku beri balasan amalmu. Oleh karena itu, berbaktilah kepada kedua orang tuamu
dan taatilah keduanya, namun tetap di atas ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, karena taat kepada Allah
dan Rasul-Nya harus didahulukan di atas segalanya.
2816
Maksudnya, orang yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, maka Allah berjanji akan
memasukkannya ke surga tergolong ke dalam golongan orang-orang saleh, yaitu para nabi, para shiddiqin,
para syuhada‟ dan orang-orang saleh, masing-masing tergantung derajat dan kedudukannya di sisi Allah.
Oleh karena itu, iman dan amal saleh adalah tanda kebahagiaan seorang hamba.
2817
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan bahwa Dia harus menguji orang yang mengaku
beriman agar tampak jelas siapa yang benar imannya dan siapa yang dusta, maka Allah Subhaanahu wa
Ta'aala menjelaskan, bahwa di antara manusia ada segolongan orang yang tidak sabar terhadap ujian dan
tidak kokoh menghadapi sedikit goncangan. Ketika ujian dan cobaan datang kepada mereka, maka mereka
menyangka bahwa itu adalah azab Allah kepada mereka sehingga mereka murtad dari agama Islam.
2818
Seperti dipukul, diambil hartanya dan dicela, maka ia murtad dari agamanya dan kembali kepada
kebatilan.
2819
Maksudnya, orang itu takut kepada penganiayaan manusia terhadapnya karena imannya, seperti takutnya
kepada azab Allah, sehingga ia tinggalkan imannya itu.
2820
Seperti kemenangan sehingga memperoleh ghanimah (harta rampasan perang).
2821
Yakni, oleh karena itu sertakanlah kami dalam ghanimah. Karena hal itu sesuai selera hawa nafsunya.
Orang seperti ini sama seperti yang disebutkan dalam surah Al Hajj: 11, “Dan di antara manusia ada orang
yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam
keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di
akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.”
2822
Apakah keimanan atau kemunafikan yang bersemayam dalam dirinya meskipun di luarnya yang ia
nyatakan adalah kebalikan yang ada dalam hatinya.

393 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


      
11. Dan Allah pasti mengetahui orang-orang yang beriman dan Dia pasti mengetahui orang-orang
yang munafik2823.

            

      


12. 2824Dan orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, "Ikutilah jalan kami,
dan Kami akan memikul dosa-dosamu,” padahal mereka sedikit pun tidak (sanggup) memikul dosa-
dosa mereka sendiri2825. Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.

            
13. Dan mereka benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain
bersama dosa mereka2826, dan pada hari Kiamat mereka pasti akan ditanya tentang kebohongan
yang selalu mereka ada-adakan2827.

Ayat 14-15: Kisah Nabi Nuh ‘alaihis salam dan kesabarannya dalam berdakwah.

2823
Oleh karena itu, Dia akan mengadakan cobaan dan ujian agar pengetahuan-Nya itu jelas di hadapan
manusia, lalu Dia membalas sesuai yang tampak itu, tidak hanya berdasarkan pengetahuan-Nya saja, karena
bisa saja nanti mereka berhujjah di hadapan Allah, bahwa mereka jika diuji akan sabar.
2824
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan kedustaan orang kafir dan ajakan mereka kepada kaum
mukmin untuk mengikuti agama mereka. Di dalamnya juga terdapat peringatan kepada kaum mukmin agar
tidak tertipu oleh mereka serta terperangkap makar mereka.
2825
Apalagi jika ditambah dengan dosa-dosa orang-orang yang mengikuti mereka.
Mungkin timbul sangkaan bahwa orang-orang kafir yang mengajak kepada kekafirannya, demikian pula
orang yang sama dengan mereka di antara penyeru kebatilan, hanya memikul dosa yang mereka lakukan,
maka pada ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjelaskan, bahwa mereka akan memikul pula
dosa orang-orang yang mengikuti mereka.
2826
Karena ajakan mereka kepada kaum mukmin agar mengikuti jalan mereka dan karena mereka
menyesatkan para pengikut mereka. Ayat ini sama seperti firman Allah Ta'ala di surat An Nahl ayat 25.
Dalam hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ َذ ض َذَذٍة َذ َذ لَذي ِذ ِذ‬ ‫ور تَذِذل َذ ْكن ُرق َذِذي ِذ ُر ِذِذ‬ ‫ِذ ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬
‫َذ‬ ‫َذ ْك‬ ‫َذ‬ ‫وره ْك َذ ْكيً َذ َذ ْك َذ َذ‬ ‫ُر ُر ِذ َذ ْك َذ ُر َذ ُر َذ ْك ُر‬ ‫َذ ْك َذ َذ َذ ُره ً ى َذ َذ َذ ُر َذ اَذ ْك ثْك ُر‬
‫ِذ‬ ‫ِذْل ْكِذ ِذ ثْك َذ ِذ تَذِذل َذ ْكن ُرق َذِذ َذ ِذ‬
ً‫َذ ِذ ْك َذ ْكي‬ ‫ي ْك‬ ‫ُر َذ ْك َذ ُر َذ ُر‬
“Barang siapa yang menunjukkan kepada petunjuk, maka ia akan memperoleh pahala seperti pahala orang
yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala mereka. Dan barang siapa yang menunjukkan
kepada kesesatan, maka ia akan menanggung dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa dikurangi
sedikit pun dari dosa-dosa mereka. “ (HR. Muslim)
2827
Berupa keburukan, penghiasan mereka terhadap perbuatan buruk dan ucapan mereka, bahwa mereka siap
menanggung dosa.

394 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

 
14. 2828Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya2829, maka dia tinggal2830 bersama
mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar2831,
sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim2832.

      


15. Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu, dan Kami jadikan
peristiwa itu2833 sebagai pelajaran bagi semua manusia2834.

Ayat 17-18: Dakwah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam kepada kaumnya agar menyembah Allah
Subhaanahu wa Ta'aala.

              
16. 2835Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Sembahlah Allah2836 dan
bertakwalah kepada-Nya2837. Yang demikian itu2838 lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui2839.

2828
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan hukum (ketetapan) dan hikmah-Nya dalam mengazab
umat-umat yang mendustakan, dan bahwa Dia mengutus hamba dan Rasul-Nya Nuh „alaihis salam kepada
kaumnya, mengajak mereka kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah serta melarang mereka
berbuat syirk.
Dalam ayat ini terdapat hiburan bagi Nabi Muhammad shallallahu 'alahi wa sallam agar Beliau tetap
bersabar dan tidak bersedih sebagaimana Nabi Nuh 'alaihis salam bersabar, dimana Beliau tinggal di tengah-
tengah kaumnya berdakwah kepada mereka dalam waktu 950 tahun. Beliau mendakwahi kaumnya di malan
dan siang hari, secara sembunyi dan terang-terangan. Meskipun begitu, kaumnya bukan malah mendekat dan
mengikutinya, tetapi malah menjauh dan berpaling darinya, dan tidak ada yang beriman kepada Beliau
kecuali sedikit.
2829
Ibnu Abbas berkata, “Nuh diutus ketika berusia 40 tahun, dan Beliau tinggal (berdakwah) di tengah
kaumnya selama seribu tahun kurang lima puluh, dan tinggal setelah banjir besar selama 60 tahun,
sehingga banyak jumlah manusia dan bertebaran (di mana-mana).”
2830
Sebagai nabi dan rasul; berdakwah kepada mereka. Namun Beliau tidak lemah berdakwah kepada
mereka dan tidak putus semangat menasehati mereka, Beliau berdakwah kepada mereka di malam dan siang,
secara sembunyi dan terang-terangan, namun mereka tidak mau mengikuti ajakan Beliau, bahkan tetap di
atas kekafiran dan sikap melampaui batasnya, sehingga tiba saat di mana Nabi mereka Nuh „alaihis salam
mendoakan kebinasaan bagi mereka di tengah kesabarannya yang dalam, santunnya dan siap memikul derita
dalam berdakwah.
2831
Yang menenggelamkan mereka.
2832
Yakni berhak mendapat azab.
2833
Dhamir (kata ganti nama) pada kata "haa" (ia) menurut sebagian ulama kembalinya kepada kapal itu
sebagaimana yang dikatakan Qatadah, ia berkata, "Sesungguhnya kapal itu masih ada sampai awal Islam di
atas perbukitan Judiy atau salah satunya. Allah menjadikannya sebagai peringatan bagi manusia terhadap
nikmat-Nya; bagaimana Dia menyelamatkan mereka dari banjir besar."
2834
Yakni, bahwa barang siapa mendurhakai utusan-Nya, maka mereka akan mendapatkan kebinasaan, dan
bahwa orang-orang mukmin akan Allah bukakan jalan keluar bagi mereka dari setiap kecemasan dan
membukakan jalan keluar dari setiap kesempitan.

395 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               

             
17. 2840Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-berhala2841, dan kamu
membuat kebohongan2842. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu
memberikan rezeki kepadamu2843; maka mintalah rezeki dari Allah2844, dan sembahlah Dia2845 dan
bersyukurlah kepada-Nya2846. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan2847.

              
18. Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka sungguh, umat sebelum kamu juga telah
mendustakan (para rasul)2848. Dan kewajiban rasul itu hanyalah menyampaikan (agama Allah)
dengan jelas2849."

Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan, bahwa Dia mengutus kekasih-Nya Ibrahim „alaihis salam
2835

kepada kaumnya untuk mengajak mereka beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja, dan inilah
dakwah para nabi, yakni mengajak kepada tauhid dan menjauhi syirk.
2836
Yakni sembahlah Allah saja, ikhlaskanlah dalam beribadah kepada-Nya dan laksanakanlah perintah-Nya.
2837
Bisa juga maksudnya, takutlah kamu jika Dia sampai murka kepadamu sehingga Dia mengazab kamu,
dan hal itu dilakukan dengan cara meninggalkan segala sesuatu yang membuat-Nya murka, yaitu
kemaksiatan.
2838
Yakni beribadah kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya.
2839
Akibat dari kedua perbuatan itu; tauhid dan syirk. Bertauhid akan membawa kepada kebahagiaan di
dunia dan akhirat, sedangkan berbuat syirk akan membawa kepada kesengsaraan di dunia dan akhirat.
2840
Setelah Ibrahim memerintahkan mereka untuk beribadah kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya serta
melarang mereka menyembah berhala, maka Beliau menerangkan kekurangan pada berhala itu dan
ketidakberhakannya untuk disembah.
2841
Yang tidak mampu menghindarkan bahaya dan memberikan manfaat.
2842
Maksudnya, pernyataan mereka bahwa berhala-berhala itu dapat memberi syafaat kepada mereka di sisi
Allah atau sebagai sekutu-sekutu-Nya. Ini adalah dusta.
2843
Seakan-akan dikatakan, “Telah jelas bagi kita bahwa berhala-berhala itu dicipta dan memiliki
kekurangan, tidak mampu memberikan manfaat dan tidak mampu menimpakan bahaya, tidak mampu
mematikan dan tidak mampu menghidupkan serta membangkitkan. Jika sifatnya seperti ini, maka berarti ia
sangat tidak berhak untuk diibadahi dan disembah, sedangkan hati butuh menyembah dan meminta
kebutuhan, maka pada lanjutan ayatnya, Ibrahim mendorong mereka untuk mengarahkannya kepada yang
berhak disembah, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan meminta dipenuhi kebutuhan kepada-Nya."
2844
Yakni karena Dia yang memudahkannya, menakdirkannya, mengabulkan doa orang yang berdoa
kepada-Nya dalam masalah agama dan dunianya.
2845
Karena Dia Mahasempurna, Yang mampu memberikan manfaat dan menimpakan madharrat, lagi yang
mengatur alam semesta sendiri.
2846
Karena semua yang sampai kepada makhluk berupa kenikmatan adalah berasal dari-Nya, dan semua
musibah yang hendak menimpa, maka Dia yang menolaknya.
2847
Dia akan membalas amalmu, memberitakan apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu
tampakkan. Oleh karena itu, berhati-hatilah kamu ketika menghadap-Nya sedangkan kamu di atas perbuatan
syirk, dan carilah hal yang mendekatkan dirimu kepada-Nya dan yang menjadikan kamu memperoleh
pahala-Nya ketika menghadap-Nya.
2848
Dan berita mereka telah sampai kepadamu. Menurut Qatadah, tentang firman Allah Ta'ala, "Dan jika
kamu (orang kafir) mendustakan, maka sungguh, umat sebelum kamu juga telah mendustakan (para rasul),"

396 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 19-23: Kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dalam membangkitkan dan
menghisab, dan ajakan kepada manusia agar memperhatikan ciptaan Allah Subhaanahu wa
Ta'aala.

              
19. 2850Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan
(makhluk)2851, kemudian Dia mengulanginya (kembali pada hari Kiamat). Sungguh, yang demikian
itu2852 mudah bagi Allah.

                  

  


20. Katakanlah2853, "Berjalanlah di bumi2854, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai
penciptaan (makhluk)2855, kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir2856. Sungguh, Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu.

di sini Allah menghibur Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Pendapat Qatadah ini menunjukkan, bahwa
kalimat sebelumnya sudah selesai, lalu disela-selahi beberapa ayat setelahnya sampai firman Allah Ta'ala
pada ayat 24. Akan tetapi, zhahirnya bahwa beberapa ayat setelahnya (dari ayat 19 sampai 22) termasuk
perkataan Nabi Ibrahim 'alaihis salam, dimana Beliau menguatkan adanya hari Kiamat kepada mereka.
2849
Inilah kewajiban rasul, yaitu menyampaikan dengan jelas tanpa meninggalkan kesamaran. Dan Allah-lah
yang memberikan hidayah kepada orang yang Dia kehendaki dan menyesatkan orang yang Dia kehendaki.
Oleh karena itu, berusahalah kalian untuk menjadi orang-orang yang berbahagia.
Pada kedua kisah di atas terdapat hiburan bagi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan pada ayat
selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman tentang kaumnya.
2850
Dalam ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyebutkan dalil-dalil yang menunjukkan adanya
kehidupan setelah mati (kebangkitan).
2851
Sedangkan mereka sebelumnya belum berwujud apa-apa.
2852
Yakni memulai penciptaan makhluk dan mengulanginya kembali.
2853
Kepada mereka, jika mereka masih ragu-ragu.
2854
Dengan badan dan hatimu.
2855
Kamu akan mendapati makhluk, baik dari kalangan manusia maupun hewan senantiasa terwujud sedikit
demi sedikit, demikian pula kamu melihat tanaman tumbuh sedikit demi sedikit, dan kamu menemukan
awan, angin dan sebagainya mengalami pembaruan, bahkan makhluk semuanya selalu mengalami
permulaan dan pengembalian. Perhatikanlah mereka ketika mengalami mati yang kecil, yaitu tidur ketika
malam menimpa mereka, maka gerakan mereka pun mulai tenang, suara terhenti dan mereka di kasurnya
seperti orang yang mati, dan mereka selama malam itu tetap seperti itu sampai tiba waktu pagi, mereka pun
bangun dari tidurnya dan bangkit dari kematiannya, dan di antara mereka ada yang bersyukur dengan
mengatakan, “Al Hamdulilallladzii ahyaanaa ba‟da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur” (artinya: Segala
puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nyalah kami
dibangkitkan).
Semua itu terdapat dalil bahwa mereka terwujud setelah sebelumnya tiada, dan menunjukkan adanya Allah
Subhaanahu wa Ta'ala yang menciptakan mereka.
2856
Maksudnya, Allah membangkitkan manusia setelah mati kelak di akhirat, dan mereka akan hidup kekal
di salah satu tempat; surga atau neraka.

397 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


         
21. Dia (Allah) mengazab siapa yang Dia kehendaki2857, dan memberi rahmat kepada siapa yang
Dia kehendaki2858, dan hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan2859.

                  
22. Dan kamu2860 sama sekali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) baik di bumi maupun di
langit2861, dan tidak ada pelindung2862 dan penolong bagimu selain Allah.

             
23. 2863Dan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan-Nya2864, mereka
berputus asa dari rahmat-Ku2865, dan mereka itu akan mendapat azab yang pedih2866.
2857
Tanpa berbuat zalim kepada mereka.
Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnud Dailamiy, ia berkata: Aku mendatangi Ubay bin
Ka'ab, lalu aku berkata kepadanya, "Ada sedikit masalah dalam diriku tentang Qadar, maka sampaikanlah
kepadaku sesuatu, semoga Allah menghilangkan hal itu dariku." Maka dia berkata,

‫َذ‬ ‫َذ َذ ْكو َذْك َذ ْكق‬ ، ‫ َذ َذ ْكو َذرِذ َذ ُر ْك َذ َذ ْك َذر ْك َذُر ُر َذ ْكي ً َذْلُر ْك ِذ ْك َذ ْك َذم ِذْلِذ ْك‬، ‫َذ ْكَذه َذ ْكَذر ِذض ِذ َذ َّكذ َذ ُر ْك َذ ُره َذو َذْكي ُر ظَذ ِذٍة َذْلُر ْك‬ ‫َذو َذ َّك لَّك َّكذ َذه َذ تِذِذ‬
‫َذ َذ َذ ْك َذ َذ َذ‬ ‫ْك‬
‫ِذ‬ ‫ِذ ثْك ُر ٍة َذه ِذ سِذي ِذ لَّك ِذ‬
‫َذْك‬ ‫َذ ْك َذَذ َذ‬ ‫ َذ َذ َّك َذ‬،‫ي‬ ‫ي َذْك َذ ُرك ْك يُر ْكخ ِذ َذ َذ‬ ‫ َذ تَذ ْكللَذ َذ َذ َّك َذ َذ َذ َذ َذ‬،‫ي َذ َّك تُر ْك ِذ َذ ِذ ْك َذق َذ ِذر‬ ‫َذ قَذِذلَذ ُر لَّك ُر ِذ ْكن َذ‬ ‫َذ‬ ً ‫َذ ُر َذ‬
‫َذ ْكِذ َذه َذذ َذ َذ َذ ْكل َذ نَّك ر‬ ‫ َذ َذ ْكو ُر َّك َذلَذى‬،‫ي‬ ‫ُرك ِذي ِذ‬
‫صيَذ َذ‬ ‫َذ ْك ُر‬
"Kalau sekiranya Allah mengazab penduduk langit dan bumi, tentu Dia mengazab mereka tanpa berlaku
zalim. Kalau Dia merahmati mereka, maka rahmat-Nya lebih baik bagi mereka daripada amal mereka. Kalau
sekiranya engkau menginfakkan emas sebesar gunung Uhud di jalan Allah, maka Allah tidak akan
menerimanya darimu sampai engkau beriman kepada Qadar, dan sampai engkau mengetahui, bahwa yang
akan menimpamu, tidak akan meleset, dan yang tidak akan menimpamu, maka tidak akan mengenaimu. Jika
engkau mati tidak di atas keyakinan ini, maka engkau akan masuk neraka."
Ibnud Dailamiy berkata: Kemudian aku mendatangi Abdullah bin Mas'ud, lalu ia berkata seperti itu,
kemudian aku mendatangi Hudzaifah bin Al Yaman, ternyata ia berkata seperti itu, dan aku mendatangi Zaid
bin Tsabit, maka dia menyampaikan seperti itu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. (Hadits ini dinyatakan
shahih oleh Al Albani).
Dia sendiri yang memberikan hukum jaza‟i (pembalasan), yaitu mengazab mereka yang bermaksiat dan
2858

memberikan pahala dan rahmat kepada orang-orang yang taat.


Kamu akan dikembalikan ke negeri akhirat, negeri yang di sana berlaku hukum-hukum jaza‟i (azab dan
2859

rahmat-Nya). Oleh karena itu, kerjakanlah sebab untuk memperoleh rahmat-Nya yaitu taat dan jauhilah
sebab yang mendatangkan azab-Nya yaitu maksiat.
2860
Wahai orang-orang yang mendustakan dan yang berani berbuat maksiat!
2861
Janganlah kamu kira bahwa kamu akan dibiarkan, atau kamu dapat melemahkan Allah, dan janganlah
kamu tertipu oleh kemampuanmu bahwa kamu dapat meloloskan diri dari azab Allah. Sesungguhnya kamu
tidak dapat meloloskan diri dari-Nya di tempat mana pun di alam semesta ini, karena alam ini milik Allah
Subhaanahu wa Ta'aala.
2862
Waliy juga bisa diartikan pengurus, yakni bahwa kamu tidak memiliki pengurus yang mengurusmu
terhadap hal yang bermaslahat bagimu baik dalam hal agama maupun dunia selain Allah.
2863
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang orang yang telah hilang kebaikannya dan yang
ada hanya keburukan, bahwa mereka kafir kepada-Nya dan kepada para rasul-Nya serta apa yang mereka
bawa, demikian pula mereka mendustakan pertemuan dengan Allah, di sisi mereka yang ada hanyalah dunia.
Oleh karena itulah, mereka melakukan perbuatan syirk dan kemaksiatan, karena tidak ada dalam hati mereka
rasa takut terhadap perbuatan mereka itu.

398 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 24-27: Penjelasan tentang sedikitnya yang beriman kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,
keadaan kaumnya yang bersepakat untuk membakarnya, dan pemuliaan untuk Nabi
Ibrahim ‘alaihis salam dengan keturunan yang baik.

                 

   


24. 2867Maka tidak ada jawaban kaumnya (Ibrahim), selain mengatakan, "Bunuhlah atau bakarlah
dia,” lalu Allah menyelamatkannya dari api2868. Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat
tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang beriman2869.

                

           
25. Dan dia (Ibrahim) berkata2870, "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah,
hanya untuk menciptakan perasaan senang di antara kamu dalam kehidupan di dunia (saja),
kemudian pada hari kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari2871 dan saling mengutuk2872,
dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sama sekali tidak ada penolong bagimu2873.”

2864
Yakni mengingkari hari Kiamat, dimana karena pengingkaran itu mereka berani berbuat maksiat.
2865
Oleh karena itulah, mereka tidak mengerjakan perbuatan yang menjadi sebab mendapatkan rahmat. Jika
mereka berharap rahmat-Nya, tentu mereka akan melakukan perbuatan yang mendatangkan rahmat-Nya.
Berputus asa dari rahmat Allah merupakan dosa yang besar. Ia terbagi menjadi dua: (1) Putus asa orang-
orang kafir, di mana mereka meninggalkan semua sebab yang dapat mendekatkan mereka kepada rahmat
Allah, (2) Putus asa para pelaku maksiat karena banyaknya dosa yang mereka lakukan sehingga membuat
mereka berputus asa. Biasanya putus asa terjadi karena tidak mengenal siapa Allah, Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang, betapa pun besar dosa yang dilakukan hamba, maka Dia tetap membuka pintu tobat
selama ajal belum tiba dan selama matahari belum terbit dari barat.
2866
Yakni yang sangat menyakitkan.
2867
Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman menerangkan tentang kaum Ibrahim yang kafir kepadanya,
bersikap sombong, dan menolak kebenaran setelah Nabi Ibrahim 'alaihis salam menegakkan hujjah kepada
mereka, dimana setelah hujjah mereka dipatahkan oleh Nabi Ibrahim 'alaihis salam, maka mereka beralih
menggunakan kekerasan. Mereka mengumpulkan kayu bakar yang banyak, memagari sekelilingnya dan
menyalakan api yang besar di dalamnya, hingga api pun membesar, lalu mereka mendatangi Nabi Ibrahim
'alaihis salam dan mengikatnya, kemudian meletakkannya di daun Manjeniq (alat pelempar), lalu mereka
melempar Beliau 'alaihis salam ke dalam api yang besar itu, tetapi Allah menjadikan api itu dingin dan
memberikan keselamatan bagi Nabi Ibrahim 'alaihis salam kekasih Allah. Beliau keluar dari api itu dalam
keadaan selamat setelah berada di dalamnya beberapa hari. Oleh karena itulah, Allah menjadikan Nabi
Ibrahim 'alaihis salam sebagai panutan bagi semua manusia, karena dia telah rela mengorbankan dirinya
untuk Allah Yang Maha Pemurah, rela menerima kobaran api, dan bahkan rela mengorbankan anaknya.
Oleh karena itu, Beliau dicintai oleh segenap umat dan generasi setelahnya, namanya selalu disebut dan
dimuliakan, Beliaulah kekasih Allah Ar Rahman.
2868
Dengan menjadikannya dingin dan memberikan keselamatan bagi Ibrahim.
2869
Karena merekalah yang dapat mengambil manfaat daripadanya. Dari sana mereka mengetahui benarnya
apa yang dibawa para rasul dan batilnya ucapan dan sikap orang yang menyelisihi mereka.
2870
Di antara bentuk skap tulusnya.
2871
Yakni pemimpin mereka berlepas diri dari pengikutnya.

399 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


               
26. Maka Luth membenarkan (kenabian Ibrahim)2874. Dan dia2875 (Ibrahim) berkata2876,
"Sesungguhnya aku harus berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku2877; Sungguh, Dialah
Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana2878.”

               

   


27. Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim2879, Ishak dan Ya'qub, dan Kami jadikan kenabian2880
dan kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia 2881; dan
sesungguhnya dia di akhirat termasuk orang yang saleh2882.

2872
Yakni para pengikut mengutuk para pemimpinnya, demikian pula sebaliknya.
2873
Dari azab Allah dan siksa-Nya.
2874
Nabi Ibrahim „alaihis salam senantiasa berdakwah kepada kaumnya, namun kaumnya senantiasa di atas
pembangkangannya, hanyasaja di antara mereka ada yang beriman, yaitu Luth keponakan Nabi Ibrahim
'alaihis salam, yang kemudian diangkat Allah menjadi Rasul-Nya.
Dari kisah Nabi Ibrahim 'alaihis salam dapat kita ambil pelajaran, bahwa keberhasilan dalam dakwah
bukanlah terletak pada banyak pengikutnya atau tidak. Lihatlah Nabi Ibrahim 'alaihis salam, pengikut Beliau
dari kalangan kaumnya hanya seorang saja, yaitu Luth, selebihnya kafir. Tetapi Beliau adalah orang yang
berhasil dalam dakwahnya, yaitu karena Beliau telah menyampaikan risalahnya, menunaikan amanahnya,
dan menasihati umatnya. Ketika Beliau telah melakukannya, maka berarti Beliau telah berhasil, meskipun
pengikutnya sedikit.
2875
Kata "dia" di sini, bisa kembalinya kepada Nabi Ibrahim atau kepada Nabi Luth 'alaihis salam.
2876
Ketika melihat bahwa kaumnya sudah tidak bisa diharapkan lagi keimanannya dan Beliau ingin lebih
leluasa menampakkan agama.
2877
Yaitu ke Syam. Wilayah Syam meliputi Libanon, Suriah, Yordania, dan Palestina.
Catatan: Setelah Ibrahim pergi dari negeri itu, sedangkan mereka tetap di atas kekafirannya tidak
disebutkan apakah Allah membinasakan mereka dengan azab atau bagaimana selanjutnya? Adapun yang
disebutkan dalam cerita Israiliyyat, bahwa Allah kemudian membuka kepada mereka pintu nyamuk untuk
masuk lalu meminum darah mereka serta memakan daging mereka dan membinasakan mereka sampai
akhirnya, maka untuk mengetahui kebenaran kisah ini dibutuhkan dalil dan ternyata belum kami temukan.
Kalau memang Allah Subhaanahu wa Ta'aala membinasakan mereka sampai ke akar-akarnya, tentu Dia
menyebutkan sebagaimana kebinasaan umat-umat yang mendustakan. Akan tetapi, mungkin rahasianya
adalah bahwa Nabi Ibrahim „alaihis salam; karena Beliau termasuk di antara manusia yang paling sayang,
paling sabar dan paling utama, maka Beliau tidak mendoakan kebinasaan untuk kaumnya. Di antara yang
menunjukkan demikian adalah bahwa ketika para malaikat datang kepada Ibrahim untuk membinasakan
kaum Luth, maka Ibrahim mendebat mereka dan mencoba untuk menahan mereka meskipun mereka bukan
kaumnya, wallahu a‟lam (lihat Tafsir As Sa‟diy).
2878
Dia memiliki kekuatan dan mampu menjadikan manusia memperoleh hidayah, akan tetapi sesuai dengan
kebijaksanaan-Nya. Dia Mahabijaksana dalam perkataan-Nya, perbuatan-Nya, hukum-hukum-Nya baik
yang qadari maupun syar'i.
2879
Setelah Isma‟il.
2880
Semua nabi setelah Ibrahim dan Luth adalah keturunan Nabi Ibrahim. Semua nabi dari kalangan Bani
Israil sampai Nabi Isa 'alaihis salam adalah keturunan Nabi Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, sedangkan Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah keturunan Nabi Isma'il bin Ibrahim 'alaihis salam. Ini
merupakan keutamaan yang paling agung, di mana sebab hidayah, rahmat, kebahagiaan dan
keberuntungannya dijadikan pada keturunannya. Melalui tangan keturunannya, manusia banyak yang

400 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 28-35: Kisah Nabi Luth ‘alaihis salam, pengingkarannya terhadap perbuatan keji yang
dilakukan kaumnya, dan penjelasan akibat dari perbuatan keji.

              
28. Dan (ingatlah) ketika Luth2883 berkata kepada kaumnya, "Kamu benar-benar melakukan
perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari
umat-umat sebelum kamu2884.”

            

           
29. Apakah pantas kamu mendatangi laki-laki, menyamun2885 dan mengerjakan kemungkaran di
tempat-tempat pertemuanmu?” Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan,
"Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang benar2886.”

      


30. Dia (Luth) berdoa2887, "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas golongan
yang berbuat kerusakan itu2888.”

beriman. Ini adalah pemberian yang besar dari Allah Azza wa Jalla kepada kekasih-Nya; Nabi Ibrahim
'alaihis salam.
2881
Yaitu dengan memberikan istri yang cantik, rezeki yang luas, anak cucu yang baik, kenabian yang terus
menerus pada keturunannya, dan pujian yang baik di semua kalangan. Allah mengumpulkan untuk Beliau
kebahagiaan di dunia yang bersambung terus dengan kebahagiaan di akhirat.
2882
Yang memperoleh derajat yang tinggi. Bahkan Beliau dan Nabi Muhammad „alaihimash shalaatu was
salam adalah orang salih yang paling utama secara mutlak. Allah mengumpulkan kebahagiaan di dunia dan
di akhirat untuknya.
2883
Luth adalah anak saudara Ibrahim (keponakannya).
2884
Kaum Luth di samping kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, melakukan perbuatan syirk, juga mengerjakan
perbuatan keji, suka mengadu antar hewan, menyamun, dan melakukan perbuatan munkar di majlis mereka,
maka Luth menasehati mereka tentang perkara ini dan menerangkan keburukannya serta menerangkan
akibat dari perbuatan itu, namun mereka tidak berhenti dan sadar.
2885
Sebagian ahli tafsir mengartikan menyamun di sini dengan melakukan perbuatan keji terhadap orang-
orang yang lewat dalam perjalanan, karena sebagian besar mereka melakukan homoseksual dengan tamu-
tamu yang datang ke kampung mereka. Ada pula yang mengartikan dengan merusak jalan keturunan karena
berbuat homoseksual itu, ada ada pula yang menafsirkan, dengan menghadang orang-orang yang lewat lalu
membunuh dan merampas harta mereka.
2886
Bahwa perbuatan itu keji dan bahwa azab akan turun menimpa pelakunya.
2887
Karena sudah putus asa terhadap mereka, mengetahui keberhakan mereka untuk menerima azab dan
sudah tidak sabar terhadap pendustaan dari mereka, maka Beliau mendoakan keburukan untuk mereka.
2888
Maka Allah mengabulkan doanya, Dia mengutus para malaikat untuk membinasakan mereka, namun
sebelumnya mereka menemui Ibrahim dan memberikan kabar gembira kepadanya dengan akan mendapat
putra, yaitu Ishaq dan setelahnya nanti ada Ya‟kub. Kemudian Nabi Ibrahim bertanya kepada mereka
tentang urusan mereka selanjutnya, maka para malaikat memberitahukan, bahwa mereka hendak
membinasakan kaum Luth, lalu Beliau meminta mereka mempertimbangkan kembali dan Beliau berkata,
“Sesungguhnya di sana terdapat Luth.” Para malaikat menjawab, "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di

401 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

 
31. Dan ketika utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar
gembira, mereka mengatakan, "Sungguh, Kami akan membinasakan penduduk kota (Sodom) ini
karena penduduknya sungguh orang-orang zalim.”

                

 
32. Ibrahim berkata, "Sesungguhnya di kota itu ada Luth.” Mereka (para malaikat) berkata, "Kami
lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-
pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).”

                 

      


33. Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) datang kepada Luth, dia merasa bersedih hati
karena (kedatangan) mereka2889, dan (merasa) tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi
mereka, dan mereka (para utusan) berkata, "Janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati.
Sesungguhnya kami akan menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu, kecuali istrimu, dia
termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).”

            
34. Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit kepada penduduk kota ini karena
mereka berbuat fasik2890.

       


35. Dan sungguh, tentang itu telah Kami tinggalkan suatu tanda yang nyata2891 bagi orang-orang
yang mengerti.

kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk
orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).” Selanjutnya para malaikat pergi dan mendatangi Luth.
2889
Nabi Luth „alaihis salam merasa bersedih hati karena kedatangan para utusan Allah itu, di mana mereka
berupa pemuda yang rupawan sedangkan kaum Luth sangat menyukai pemuda-pemuda yang rupawan untuk
melakukan homoseksual. Beliau merasa tidak sanggup melindungi mereka jika ada gangguan dari kaumnya,
maka para malaikat itu memberitahukan kepada Luth, bahwa mereka adalah para utusan Allah „Azza wa
Jalla.
2890
Maka para malaikat memerintahkan Luth untuk pergi di malam hari membawa keluarganya selain
istrinya. Ketika tiba pagi harinya, malaikat Jibril mengangkat kota mereka ke langit, lalu
menjungkirbalikkan bagian atas ke bawah dan penduduknya dihujani batu dari tanah yang keras secara
bertubi-tubi sehingga mereka semua binasa, maka jadilah mereka bahan pembicaraan dan pelajaran bagi
generasi setelah mereka.
2891
Maksudnya, bekas-bekas runtuhan kota Sodom, negeri kaum Luth. Hal ini sebagaimana firman Allah
Ta‟ala di surah Ash Shaaffat: 137-138, “Dan sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar
melalui (bekas-bekas) mereka di waktu pagi,-- dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?

402 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 36-37: Kisah Nabi Syu’aib ‘alaihis salam dan hukuman terhadap kaumnya yang
mendustakan.

              

 
36. Dan kepada penduduk Madyan (Kami telah mengutus) saudara mereka Syu'aib2892, dia berkata,
"Wahai kaumku! Sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir2893, dan jangan kamu
berkeliaran di bumi berbuat kerusakan2894.”

       


37. Mereka mendustakannya (Syu'aib), maka mereka ditimpa gempa yang dahsyat, lalu jadilah
mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka,

Ayat 38-40: Akibat yang dialami negeri-negeri yang zalim; kaum ‘Ad dan Tsamud, demikian
pula akibat yang dialami penguasa yang sombong seperti Fir’aun dan Qarun dan bagaimana
mereka diberi hukuman karena dosa-dosanya.

             

   


38. juga (ingatlah) kaum 'Aad dan Tsamud, sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka)
dari (puing-puing) tempat tinggal mereka2895, setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka
perbuatan (buruk) mereka2896, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka
adalah orang-orang berpandangan tajam,

            

 
39. dan (juga) Karun, Fir'aun dan Haman2897. Sungguh, telah datang kepada mereka Musa dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di bumi2898, dan
mereka orang-orang yang tidak luput (dari azab Allah).
2892
Beliau memerintahkan mereka beribadah kepada Allah saja, beriman kepada kebangkitan dan berharap
pahala di hari itu dan takut terhadap peristiwa di hari itu, beramal untuk menghadapinya, serta melarang
mereka berbuat kerusakan di bumi dengan melakukan kemaksiatan, seperti mengurangi takaran dan
timbangan, membegal jalan, dsb.
2893
Bisa juga diartikan, takutlah kepada hari Kiamat.
2894
Perbuatan mereka yang merusak di antaranya adalah mengurangi takaran dan timbangan, serta
menyamun, di samping kafir kepada Allah dan Rasul-Nya.
2895
Di Yaman dan Hijr.
2896
Berupa kekafiran dan kemaksiatan, sehingga mereka menyangka bahwa perbuatan mereka itu lebih baik
daripada apa yang dibawa para rasul.
2897
Menteri Fir'aun.

403 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

             

 
40. Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab karena dosa-dosanya2899, di antara mereka ada
yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil2900, ada yang ditimpa suara keras yang
mengguntur2901, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi2902, dan ada pula yang Kami
tenggelamkan2903. Allah sama sekali tidak hendak menzalimi mereka2904, akan tetapi merekalah
yang menzalimi diri mereka sendiri2905.

Ayat 41-45: Lemahnya keyakinan syirk dan batilnya, keutamaan orang-orang yang berilmu,
dan perintah kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan umatnya untuk mendirikan
shalat, beramr ma’ruf dan bernahi munkar.

              

      


41. 2906Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung2907 selain Allah adalah seperti laba-
laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba2908
sekiranya mereka mengetahui2909.

Mereka tidak mau mengikuti kebenaran yang dibawa Musa „alaihis salam dan mereka merendahkan
2898

hamba-hamba Allah.
2899
Yakni sesuai ukuran dosanya dan diberi hukuman yang sesuai.
2900
Seperti kaum Luth. Ada pula yang mengatakan, seperti kaum „Aad, yaitu ketika mereka berkata,
“Siapakah yang lebih kuat daripada kami?” Maka datang kepada mereka angin topan yang sangat dingin
yang membawa kerikil-kerikil lalu ditimpakan kepada mereka, mengangkat mereka dari bumi sampai tinggi
ke atas, lalu dijungkirbalikkan ke bawah, sehingga kepalanya pecah dan mereka dalam keadaan berbadan
tanpa kepala seperti batang-batang kurma yang telah kosong (lapuk), lihat Tafsir Ibnu Katsir.
2901
Seperti kaum Saleh (Tsamud) yang telah ditegakkan hujjah kepada mereka, tetapi mereka tetap saja
enggan untuk beriman dan bahkan mengancam Nabi mereka dengan akan mengusirnya dan mengusir orang-
orang yang mengikutinya, serta mengancam untuk melempari mereka dengan batu, maka mereka ditimpa
suara keras yang mengguntur yang menghentikan suara dan gerakan mereka.
2902
Seperti Karun ketika ia berjalan di muka bumi dengan angkuh dan sombong serta merendahkan hamba-
hamba Allah.
2903
Seperti kaum Nuh dan Fir‟aun bersama bala tentaranya.
2904
Dia tidak akan mengazab mereka, kecuali karena mereka berdosa.
2905
Mereka tidak mengerjakan tugas mereka, di mana mereka diciptakan untuk beribadah, bahkan
menyibukkan diri mereka untuk selain itu, mereka sibukkan diri mereka untuk memuaskan hawa nafsu dan
berbuat maksiat, sehingga mereka merugikan diri mereka serugi-ruginya.
2906
Dalam ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta'ala membuatkan perumpamaan orang-orang musyrik yang
mengadakan sesembahan selain Allah Ta'ala, dimana mereka mengharapkan dari sesembahan itu
pertolongan dan rezeki darinya serta berlindung kepadanya dalam kondisi sulit. Pengambilan pelindung yang
mereka lakukan kepada berhala itu seperti laba-laba yang membuat rumah, dimana rumah yang paling
lemah ialah rumah laba-laba, mudah dimasuki dan dibongkar. Kalau sekiranya mereka tahu keadaannya

404 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


             
42. 2910Sungguh, Allah mengetahui apa saja yang mereka sembah selain Dia (Allah)2911. Dan Dia
Mahaperkasa2912 lagi Mahabijaksana2913.

         


43. Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia2914; dan tidak ada yang akan
memahaminya kecuali mereka yang berilmu2915.

seperti itu, tentu mereka tidak akan mengambil pelindung selain Allah Ta'ala, berbeda dengan orang
mukmin, dimana dia berpegang dengan buhul tali yang kokoh yang tidak akan putus karena kuat dan
kokohnya.
2907
Yakni sesembahan yang mereka harapkan manfaatnya.
2908
Rumah tersebut tidak menghalangi panas, dingin dan bahaya yang menimpa. Laba-laba tergolong hewan
yang lemah, dan rumahnya adalah rumah yang paling lemah. Oleh karena itu, tidak ada yang mengambilnya
sebagai rumah pelindung kecuali akan menambah kelemahan untuknya. Demikianlah berhala dan patung
yang mereka jadikan sebagai pelindung, mereka tidak dapat memberikan manfaat kepada para
penyembahnya; mereka lemah dari berbagai sisi, dan jika menjadikan mereka sebagai penguat, maka hanya
menambah kelemahan belaka.
2909
Jika mereka memiliki pengetahuan tentang keadaan mereka dan keadaaan yang mereka jadikan sebagai
pelindung, tentu mereka tidak akan menjadikannya sebagai pelindung dan akan berlepas diri dari mereka,
dan tentu mereka akan menjadikan Allah Yang Mahakuasa lagi Maha Penyayang sebagai pelindung mereka,
di mana barang siapa yang menyerahkan urusan kepada-Nya, maka Dia akan mencukupkannya dan akan
menguatkannya.
2910
Selanjutnya Allah Ta'ala berfirman mengancam orang-orang yang menyembah selain-Nya, bahwa Dia
mengetahui amal yang mereka kerjakan serta sesembahan yang mereka sembah selain-Nya, dan Dia akan
membalas mereka, sesungguhnya Dia Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.
2911
Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengetahui –di mana Dia mengetahui yang gaib dan yang tampak-,
sesuatu yang mereka sembah selain-Nya, dan bahwa mereka tidak memiliki sifat ketuhanan sama sekali, dan
keadaan mereka sebagaimana firman-Nya, “Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-
bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah)nya.
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka
dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.” (Terj. An Najm: 23)
2912
Dengan keperkasaan-Nya Dia mengalahkan semua makhluk.
2913
Dia menempatkan sesuatu pada tempatnya.
2914
Yakni karena mereka, untuk manfaat mereka dan untuk mengajarkan mereka, karena perumpamaan
termasuk di antara cara untuk memperjelas ilmu, mendekatkan perkara yang masih di akal dengan perkara
yang dapat dirasakan, sehingga makna yang diinginkan menjadi jelas. Oleh karena itu, perumpamaan itu
merupakan maslahat untuk semua manusia.
2915
Di mana ilmu tersebut masuk sampai ke hati mereka. Ayat ini merupakan pujian kepada perumpamaan
yang Allah buat dan dorongan untuk mentadabburi dan memikirkannya, demikian pula pujian bagi orang
yang dapat memahaminya. Dari sini diketahui, bahwa orang yang tidak memahaminya berarti tidak berilmu.
Sebabnya adalah karena perumpamaan yang Allah buat dalam Al Qur‟an adalah untuk perkara-perkara besar
(seperti ushuluddin), tuntutan yang tinggi, serta masalah yang agung. Ahli ilmu mengetahui, bahwa
perumpamaan itu lebih penting daripada selainnya karena Allah memperhatikannya, mendorong hamba-
hamba-Nya untuk memikirkannya. Jika ternyata ada orang yang tidak memahaminya padahal sangat penting
sekali, maka yang demikian menunjukkan bahwa ia bukan ahli ilmu, karena jika masalah yang sangat
penting saja dia tidak mengetahuinya, apalagi masalah yang di bawahnya. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan
dari Amr bin Murrah, ia berkata, "Aku tidak melewati satu ayat dari Kitabullah yang tidak aku pahami
melainkan hal itu membuatku sedih, karena aku mendengar Allah Ta'ala berfirman, "Dan perumpamaan-

405 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


           
44. Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak2916. Sungguh, pada yang demikian itu pasti
terdapat tanda-tanda (kekuasaan)2917 Allah bagi orang-orang yang beriman2918.

Juz 21

               

        


45. 2919Bacalah kitab (Al Qur‟an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah shalat2920. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji2921 dan
mungkar2922. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah
yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan2923.

perumpamaan ini Kami buat untuk manusia. Dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang
berilmu." (Terj. QS. Al 'Ankabut: 43).
2916
Maksudnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala sendiri yang menciptakan langit dengan keadaannya yang
tinggi, luas, indah dan apa yang ada di sana seperti matahari, bulan, bintang, malaikat, dll. Demikian pula
Allah sendiri yang menciptakan bumi dan apa yang ada di sana seperti gunung-gunung, lautan, daratan,
padang sahara, pepohonan dan lain-lain. Dia menjadikan semua itu bukanlah untuk main-main, melainkan
dengan penuh hikmah, agar perintah dan syari‟at-Nya tegak, agar nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya
semakin sempurna, dan agar mereka mengetahui kebijaksanaan-Nya, keperkasaan-Nya, dan pengaturan-
Nya, di mana hal itu menunjukkan keesaan-Nya, keberhakan-Nya untuk disembah dan dicintai oleh semua
makhluk-Nya.
2917
Bisa juga maksudnya, terdapat tanda yang menerangkan tuntutan keimanan jika seorang mukmin mau
memikirkannya. Menurut Ibnu Katsir, maksudnya pada yang demikian itu terdapat tanda yang jelas bahwa
Allah Ta'ala hanya sendiri menciptakan dan mengatur, dan hanya Dia yang berhak disembah.
Disebutkan “orang-orang yang beriman” secara khusus karena hanya mereka yang dapat mengambil
2918

manfaat daripadanya, berbeda dengan orang-orang kafir.


2919
Selanjutnya Allah Ta'ala memerintahkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum mukmin
untuk mentilawahkan kitab-Nya, yaitu membacanya dan menyampaikannya kepada manusia.
Sebagian ulama menjelaskan, bahwa tilawah memiliki dua arti: (1) Ittiba‟ (mengikuti), yakni kita
diperintahkan untuk mengikuti perintah yang ada dalam kitab itu dan menjauhi larangannya, mengambilnya
sebagai petunjuk, membenarkan beritanya, dan mentadabburi maknanya. (2) Tilawah alfzaazhihi (membaca
lafaznya), sehingga membaca merupakan bagiannya. Jika tilawah seperti ini maknanya (membaca dan
mengikuti), maka berarti dalam tilawah terdapat penegakkan agama secara keseluruhan.
2920
Ini termasuk menghubungkan yang khusus dengan yang umum sebelumnya (yakni tilawah kitab-Nya),
hal ini karena keistimewaan shalat dan pengaruhnya yang indah dalam kehidupan.
2921
Keji adalah perbuatan yang dianggap sangat buruk di antara perbuatan maksiat yang disenangi oleh jiwa.
2922
Mungkar adalah semua maksiat yang diingkari oleh akal dan fitrah. Sebab mengapa shalat dapat
mencegah dari perbuatan keji dan mungkar adalah karena seorang hamba yang mendirikannya; yang
menyempurnakan syarat dan rukunnya disertai sikap khusyu‟ (hadirnya hati) sambil memikirkan apa yang ia
baca, maka hatinya akan bersinar dan menjadi bersih, imannya bertambah, kecintaannya kepada kebaikan
menjadi kuat, keinginannya kepada keburukan menjadi kecil atau bahkan hilang, sehingga jika terus
menerus dilakukan, maka akan membuat pelakunya mencegah dari perbuatan keji dan mungkar,
hubungannya dengan Allah terjalin, sehingga Allah memberikan kepadanya penjagaan, dan setan yang
mengajak kepada kemaksiatan merasa kesulitan untuk menguasai dirinya. Inilah buah yang dihasilkan dari
shalat, namun di sana terdapat maksud yang lebih besar dari itu, yaitu dapat tercapai dzikrullah (mengingat

406 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 46-47: Cara berdebat dengan orang-orang non muslim, dan ajakan kepada mereka
untuk mentauhidkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

                

          
46. Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang baik2924, kecuali
dengan orang-orang yang zalim di antara mereka2925, dan katakanlah2926, "Kami telah beriman

Allah) seperti yang dikandung oleh shalat itu sendiri, di mana di dalamnya terdapat dzikrullah baik dengan
hati, lisan maupun dengan anggota badan, dan lagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala menciptakan manusia
untuk beribadah kepada-Nya, sedangkan ibadah yang paling utama adalah shalat yang di sana terdapat bukti
penghambaan anggota badan secara keseluruhan yang tidak terdapat pada ibadah selainnya. Oleh karena
itulah, pada lanjutan ayatnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Dan (ketahuilah) mengingat Allah
(shalat) itu lebih besar…dst.”
Tentang firman Allah Ta'ala, "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar," Abul
'Aliyah berkata, "Sesungguhnya di dalam shalat ada tiga perkara. Setiap shalat yang tidak ada salah satu dari
perkara itu, maka bukan shalat. Perkara-perkara itu adalah ikhlas, rasa takut, dan dzikrullah. Ikhlas akan
menyuruhnya berbuat ma'ruf, rasa takut akan mencegahnya dari yang munkar, sedangkan dzikrullah Al
Qur'an memerintah dan melarangnya."
Ibnu 'Aun Al Anshariy berkata, "Jika engkau berada dalam shalat, maka engkau berada di atas yang ma'ruf,
dan shalat itu mampu menghalangimu dari perbuatan keji dan munkar. Dan keadaan yang engkau sedang
mengingat Allah adalah lebih besar lagi."
2923
Baik atau buruk. Oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan kepadamu.
2924
Seperti mengajak kepada Allah dengan ayat-ayat-Nya dan mengingatkan hujjah-hujjah-Nya. Allah
Subhaanahu wa Ta'ala juga berfirman kepada Musa dan Harun, ketika Dia mengutus keduanya kepada
Fir'aun, "Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-
mudahan ia ingat atau takut." (Terj. QS. Thaahaa: 44).
2925
Yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim ialah orang-orang yang setelah diberikan kepadanya
keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang baik, mereka tetap membantah dan
membangkang dan tetap menyatakan permusuhan. Ada pula yang menafsirkan tentang orang-orang yang
zalim, yaitu orang-orang yang malah memerangi dan enggan membayar jizyah (pajak), maka bantah mereka
dengan pedang (perang) sampai mereka mau masuk Islam atau membayar jizyah. Qatadah dan selainnya
berkata, “Ayat ini dimansukh dengan ayat pedang (perang), sehingga tidak lagi berdebat dengan mereka,
yang ada hanyalah masuk Islam, membayar jizyah atau perang.” Sedangkan menurut yang lain, bahwa ayat
ini tetap berlaku hukumnya, yakni bagi orang yang ingin mengkaji lebih lanjut terhadap agama Islam dari
kalangan mereka, maka dilakukan perdebatan dengan cara yang baik. Syaikh As Sa‟diy berkata, “Allah
Subhaanahu wa Ta'aala melarang mendebat Ahli Kitab jika pendebatnya tidak di atas ilmu atau tidak di atas
kaidah yang diridhai, dan melarang mereka agar tidak berdebat kecuali dengan cara yang baik seperti akhlak
yang baik, lembut dan tutur kata yang halus, mengajak kepada yang hak dan menghiasnya, membantah
kebatilan dan memperburuknya dengan cara yang lebih dekat sampai kepada maksud, dan agar tidak ada
maksud untuk sekedar berdebat, memenangkan diri dan cinta ketinggian, bahkan maksudnya adalah
menerangkan yang hak, dan memberi petunjuk kepada manusia kecuali Ahli kitab yang zalim, di mana
tampak dari niat dan keadaannya tidak menginginkan yang hak, bahkan maksudnya mengacaukan dan
memenangkan diri, maka orang ini tidak ada faedahnya mendebatnya, karena maksud yang diinginkan
daripadanya tidak ada.”
2926
Yakni kepada orang-orang yang mau membayar jizyah apabila mereka memberitakan sesuatu yang
berasal dari kitab-kitab mereka, sedangkan kita tidak mengetahui benar-tidaknya berita itu.

407 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu2927; Tuhan kami
dan Tuhan kamu satu2928; dan hanya kepada-Nya kami berserah diri (taat)2929.”

             

        


47. Dan demikianlah Kami turunkan kitab (Al Quran)2930 kepadamu2931. Adapun orang-orang yang
telah Kami berikan kitab (Taurat dan Injil) mereka beriman kepadanya (Al Quran)2932, dan di antara
2927
Dengan tidak membenarkan apa yang mereka beritakan dan tidak mendustakan.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata: Kaum Ahli Kitab membaca
kitab Taurat dengan bahasa Ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab kepada kaum muslim, maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

...‫ص ٍّقُر ْكو ْكَذه َذ ْك ِذكَذ ِذ َذَذ تُر َذك ٍّذ ُر ْكوُره ْك َذ قُر ْكوُرْكو َذ نَّك ِذ اِذ َذ َذ ُرْك ِذَذل‬
‫َذ تُر َذ‬
“Janganlah kalian membenarkan Ahli Kitab dan jangan mendustakan mereka. Tetapi, katakanlah “Kami
beriman kepada Allah dan kepada kitab-kitab yang diturunkan…dst (lih. QS. Al Baqarah: 136).” (HR.
Bukhari)
Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata, "Bagaimana kalian bertanya kepada Ahli Kitab
tentang sesuatu, padahal kitab yang diturunkan kepada kalian melalui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam adalah kitab terbaru yang kalian baca dalam keadaan murni tidak dicampuri. Beliau juga telah
menyampaikan kepada kalian, bahwa Ahli Kitab telah mengganti kitab Allah, merubahnya, dan menulis
kitab dengan tangan-tangan mereka, lalu mereka berkata, "Kitab ini dari sisi Allah," dengan maksud
menjualnya dengan harga sedikit. Bukankah ilmu yang ada pada kalian melarang kalian bertanya kepada
mereka? Demi Allah, kami tidak melihat salah seorang dari mereka bertanya kepada kalian tentang kitab
yang diturunkan kepada kalian."
2928
Yakni hendaknya perdebatan kamu dengan Ahli kitab didasari atas iman kepada kitab yang diturunkan
kepada kamu dan kitab yang diturunkan kepada mereka, demikian juga di atas keimanan kepada rasul kamu
dan rasul mereka serta di atas dasar bahwa Tuhan yang berhak disembah hanya satu, yaitu Allah Subhaanahu
wa Ta'aala. Janganlah perdebatan kamu dengan mereka malah mencacatkan salah satu di antara kitab-kitab
yang diturunkan atau salah seorang rasul sebagaimana yang dilakukan orang yang jahil terhadap lawannya
sampai-sampai ia mencacatkan semua yang ada pada mereka, yang hak maupun yang batil. Ini adalah
kezaliman dan keluar dari yang wajib serta keluar dari adab berdebat. Karena yang wajib adalah membantah
kebatilan yang ada pada orang yang berdebat dan menerima kebenaran yang ada padanya dan jangan sampai
ia menolak yang hak karena ucapannya meskipun kafir. Di samping itu mendasari perdebatan dengan
mereka di atas dasar ini membuat mereka mengakui Al Qur‟an dan Rasul yang membawanya. Hal itu,
karena apabila berbicara tentang dasar-dasar agama yang disepakati oleh para nabi dan rasul serta disepakati
oleh semua kitab, lalu dasar-dasar itu diakui semua pihak, di mana kitab-kitab yang diturunkan dan para
rasul yang diutus menerangkan sama dengan yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
dan Al Qur‟an, maka yang demikian menghendaki untuk membenarkan semua kitab dan semua rasul, dan
inilah di antara keistimewaan Islam. Adapun jika dikatakan, “Kami beriman dengan kitab yang dibawa rasul
ini, tidak rasul yang itu, padahal ia juga hak dan membenarkan kitab sebelumnya, maka ia berarti zalim dan
berbuat tidak adil, dan secara tidak langsung ia juga mendustakan kitab yang diturunkan kepada rasul yang
ia sebutkan, karena barang siapa mendustakan Al Qur‟an yang sama menunjukkan seperti yang ditunjukkan
kitab sebelumnya, bahkan membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya, maka sama saja ia
mendustakan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
2929
Oleh karena itu, barang siapa yang beriman kepada-Nya, menjadikan-Nya sebagai Tuhannya yang
disembah, beriman kepada semua kitab dan semua rasul, tunduk kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, maka dia
adalah orang yang berbahagia, dan barang siapa yang menyimpang daripadanya, maka dia adalah orang
yang celaka.
2930
Yang menerangkan berita yang besar, yang mengajak kepada akhlak yang mulia dan perintah yang
sempurna serta membenarkan kitab-kitab sebelumnya, dan dikabarkan oleh para nabi sebelumnya.

408 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


mereka (orang-orang kafir Mekah dan selainnya) ada yang beriman kepadanya2933. Dan hanya
orang-orang kafir2934 yang mengingkari ayat-ayat Kami.

Ayat 48-52: Bantahan terhadap syubhat orang-orang kafir.

              
48. Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al Quran) dan engkau
tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu2935; sekiranya (engkau pernah membaca
dan menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya2936.

               
49. Sebenarnya, (Al Quran) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang
berilmu2937. Hanya orang-orang yang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami2938.

2931
Yakni sebagaimana Kami turunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul sebelummu.
2932
Mereka mengetahuinya dengan sebenar-benarnya dan tidak dimasuki hasad dan hawa nafsu, seperti
sikap yang diambil Abdullah bin salam dan kawan-kawannya. Mereka meyakini kebenaran Al Qur‟an
karena kesamaan dengan apa yang mereka pegang selama ini.
2933
Yakni beriman di atas pandangannya yang tajam, bukan karena sekedar senang atau takut kepadanya.
2934
Yakni yang kebiasaannya adalah menolak yang hak dan membangkang terhadapnya. Hal ini adalah
pembatasan untuk orang-orang yang kafir kepada Al Qur‟an, bahwa tidak ada maksudnya untuk mengikuti
yang hak, padahal siapa saja yang memiliki maksud yang benar, maka ia pasti beriman kepadanya karena
kandungannya yang terdiri dari bukti dan keterangan yang nyata bagi orang yang mempunyai akal, siap
mendengarkan dan hadir hatinya. Di antara dalil yang menunjukkan kebenarannya adalah bahwa ia dibawa
oleh nabi yang terpercaya, di mana kaumnya sudah mengenal kejujurannya, amanahnya, dan semua
keadaannya yang seluruhnya baik. Di samping itu, sebagaimana diterangkan pada ayat selanjutnya, Beliau
tidak mampu menulis dan tidak bisa membaca, sehingga jika Beliau membawa kitab yang agung ini, maka
hal itu merupakan bukti yang nyata yang tidak menerima lagi keraguan bahwa kitab itu turun dari sisi Allah
Yang Mahaperkasa lagi Maha terpuji.
2935
Demikianlah keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau ummiy (tidak bisa membaca dan
menulis). Tetapi Beliau memiliki para juru tulis yang mencatat wahyu di hadapannya dan menuliskan surat
untuknya.
2936
Tentu mereka akan berkata, “Ia belajar dari kitab-kitab sebelumnya atau menyalin darinya.” Tetapi
ketika turun kepada Beliau kitab yang agung, yang kemudian Beliau menantang para ahli satra dan musuh
yang keras kepala untuk mendatangkan yang serupa dengan Al Qur‟an yang dibawanya atau satu surat saja,
namun ternyata mereka tidak sanggup mendatangkannya, bahkan diri mereka tidak ada keinginan untuk
membantahnya, karena mereka tahu ketinggian bahasanya dan kefasihannya, dan karena ucapan salah
seorang dari manusia tidak ada yang sampai sejalan dengannya atau sesuai caranya. Oleh karena itulah,
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Sebenarnya, (Al Quran) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam
dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang yang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami.”
2937
Mereka adalah manusia utama dan orang-orang yang berakalnya. Jika ayat-ayat itu terdapat dalam hati
orang-orang mulia tersebut, maka berarti sebagai hujjah atas selain mereka, dan bahwa pengingkaran selain
mereka tidaklah diperhatikan, dan sudah pasti mengingkarinya adalah suatu kezaliman. Maksud “dalam
dada” adalah bahwa ayat-ayat Al Quran terpelihara dalam dada dengan dihapal oleh banyak kaum muslimin
turun-temurun dan dipahami oleh mereka, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat mengubahnya. Allah
Subhaanahu wa Ta'ala memudahkan Al Qur'an kepada mereka, sehingga Al Qur'an itu mudah dihapal,
dibaca, dan dipelajari.
2938
Setelah jelas kebenaran bagi mereka. Karena tidak ada yang menolaknya kecuali orang yang jahil yang
berbicara tanpa ilmu, tidak mengikuti ahli ilmu, padahal ia mampu mengetahuinya secara hakiki, atau orang

409 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


                 
50. Dan mereka (orang-orang kafir Mekah) berkata, "Mengapa tidak diturunkan mukjizat-mukjizat
dari Tuhannya2939?" Katakanlah (Muhammad), "Mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah2940.
Aku hanya seorang pemberi peringatan yang jelas2941.”

              

 
51. 2942Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu kitab (Al
Quran) yang dibacakan kepada mereka2943? Sungguh, dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang
besar2944 dan pelajaran2945 bagi orang-orang yang beriman2946.

yang berpura-pura bodoh yang mengetahui yang hak, namun menolaknya dan mengetahui kebenarannya,
tetapi menyelisihinya.
2939
Yakni sesuai yang mereka usulkan, seperti ucapan mereka, “Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu
hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk kami…dst.”(lihat surah Al Israa‟: 90-96) Padahal
menentukan ayat atau mukjizat tertentu bukanlah diserahkan kepada mereka, dan bukan pula diserahkan
kepada rasul, tetapi diserahkan kepada Allah, jika Dia menghendaki, maka Dia menurunkannya dan jika
tidak, maka Dia tidak menurunkannya. Jika maksudnya adalah menjelaskan yang hak, dan ternyata bisa
dilakukan dengan cara apa pun, maka mengusulkan ayat tersebut adalah suatu kezaliman, dan sikap
sombong terhadap Allah dan terhadap kebenaran. Bahkan jika ditakdirkan ayat yang mereka usulkan itu
turun dan ternyata hati mereka tidak beriman kecuali dengannya, maka yang demikian bukanlah keimanan,
akan tetapi hanya sesuai hawa nafsu mereka sehingga mereka beriman, bukan karena ia sebuah kebenaran,
bahkan karena ayat atau mukjizat itu sesuai dengan yang mereka usulkan. Akan tetapi karena maksud
utamanya adalah untuk menerangkan yang hak, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan jalannya,
Dia berfirman, “Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu kitab (Al
Quran) yang dibacakan kepada mereka?” Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang jelas dan penjelasan yang
sangat bagus, tepat dan bijak, padahal yang membawanya seorang yang ummi (tidak kenal baca-tulis). Hal
ini merupakan bukti yang paling besar terhadap kebenarannya, terlebih mereka tidak mampu mendatangkan
yang semisalnya. Selain itu, isinya terdapat berita yang gaib; berita tentang umat-umat terdahulu dan yang
akan terjadi selanjutnya yang ternyata sesuai kenyataan. Demikian pula pengawasannya terhadap kitab-kitab
terdahulu, pembenarannya terhadap yang benar dan pembersihannya terhadap penyelewengan tangan
manusia terhadap kitab-kitab tersebut. Ditambah lagi dengan petunjuknya ke jalan yang lurus, perintahnya
kepada semua kebaikan dan larangannya dari semua keburukan, perintah dan larangannya sejalan dengan
keadilan dan kebijaksanaan lagi dapat dimengerti dan diterima oleh fitrah, di samping itu petunjuknya
sejalan dengan setiap zaman dan setiap umat, di mana urusan mereka tidak akan baik kecuali dengan
petunjuknya. Semua itu sebenarnya sudah cukup bagi orang yang membenarkan yang hak (benar) dan
mencarinya.
2940
Menurut Ibnu Katsir, maksudnya urusan hal itu hanya diserahkan kepada Allah. Jika Dia mengetahui
kalian akan mendapatkan hidayah, tentu Dia akan mengabulkan permintaan kamu, karena hal itu mudah
bagi-Nya. Akan tetapi Dia mengetahui, bahwa maksud kalian hanya menyusahkan diri dan mengetes saja,
sehingga Dia tidak mengabulkan permintaan kalian. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta'ala, "Dan sekali-
kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan kami),
melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan
kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina
itu." (Terj. QS. Al Israa': 59).
2941
Yakni aku tidak memiliki kedudukan lebih di atas ini.
2942
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'ala menerangkan kepada mereka tentang kebodohan mereka dan
kelemahan akal mereka karena meminta bukti yang menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam, padahal Beliau telah datang membawa bukti yang paling besar, yaitu Al Qur'an.

410 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

      


52. Katakanlah (Muhammad), "Cukuplah Allah menjadi saksi2947 antara aku dan kamu. Dia
mengetahui apa yang di langit dan di bumi. Dan orang yang percaya kepada yang batil2948 dan
ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang rugi2949.”

Ayat 53-55: Penundaan azab untuk orang-orang zalim bukan berarti membiarkan, hikmah
dari tidak disegerakan azab adalah sebagai ujian bagi kaum mukmin dan untuk membuka
pintu tobat bagi mereka yang zalim.

             

2943
Yang merupakan ayat Allah (mukjizat) yang terus menerus, berbeda dengan ayat-ayat-Nya yang lain
(mukjizat). Di dalamnya terdapat berita yang terdahulu dan yang akan datang, serta terdapat hukum yang
menyelesaikan perselisihan di antara mereka, padahal yang membawanya adalah seorang yang ummiy (tidak
kenal baca-tulis) dan tidak bergaul dengan Ahli Kitab, bahkan hidup di tengah-tengah kaum musyrik, maka
apakah Al Qur'an ini tidak cukup sebagai bukti yang menunjukkan kebenaran kerasulan Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam. Ya, sesungguhnya kami menjadi saksi terhadapnya, dan bahwa Muhammad
adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.
Imam Ahmad, Bukhari, dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫ اَذ ْكَذر ُر و َذ ْك َذ ُر و َذ َذ ْك ثَذ َذ ُره ْك تَذ ِذ ًل‬،‫ َذ ِذَّكَّنَذ َذ َذ َّك ِذذ ُر تِذي ُر َذ ْك يً َذْك َذ ُر لَّك ُر ِذ َذَّك‬، ‫َذ ِذ َذ اَذْكِذيَذ ِذا َذِذ ٌّ ِذَّك ُر ْك ِذ َذ َذ ِذ ثْكل ُر َذ َذ َذلَذْكي ِذ َذ َذ ُر‬
‫و ِذقي ِذ‬
‫َذ ْك َذ َذ َذ‬
"Tidak ada salah seorang nabi pun dari para nabi kecuali telah diberikan mukjizat yang biasanya diimani
manusia. Adapun yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadaku. Aku berharap
menjadi orang yang paling banyak pengikutnya pada hari Kiamat."
2944
Yang menerangkan yang hak dan menyingkirkan yang batil.
2945
Di dalamnya mengingatkan peristiwa yang menimpa generasi terdahulu yang mendustakan dan
mendurhakai, yaitu ditimpakan kepada mereka azab yang membinasakan.
2946
Hal itu, karena di dalamnya terdapat ilmu yang banyak, kebaikan yang melimpah, membersihkan hati
dan ruh, menyucikan keyakinan, menyempurnakan akhlak, dan lain-lain.
2947
Yakni atas kebenaranku. Jika aku berdusta, maka Dia akan menimpakan kepadaku hukuman yang kalian
dapat mengambil pelajaran darinya. Akan tetapi, jika ternyata Dia malah menolongku, menguatkanku
dengan mukjizat dan hujjah, membelaku dan memudahkan urusanku, maka cukuplah persaksian yang agung
ini dari sisi Allah. Jika dalam hatimu, persaksian Allah –karena kamu tidak melihat dan mendengarnya-
tidak cukup sebagai dalil, maka sesungguhnya Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi, termasuk di
antaranya terhadap keadaanku dan keadaanmu. Jika aku berkata dusta tentang-Nya padahal Dia mengetahui
aku, tentu Dia akan menghukumku.
Lihat pula QS. Al Haaqqah ayat 44-47.
2948
Yaitu yang disembah selain Allah.
2949
Karena mereka membeli kekafiran dengan keimanan, membeli azab dengan kenikmatan dan membeli
kerugian dengan keuntungan. Kelak Allah akan membalas mereka.

411 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


53. 2950Dan mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab. Kalau bukan karena waktunya
yang telah ditetapkan2951, niscaya datang azab kepada mereka, dan (azab itu) pasti akan datang
kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya2952.

      


54. Mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab (di dunia). Dan sesungguhnya neraka
Jahanam itu meliputi orang-orang kafir2953,

             
55. Pada hari (ketika) azab menutup mereka dari atas dan dari bawah kaki mereka2954 dan Allah
berkata (kepada mereka), "Rasakanlah (balasan dari) apa yang telah kamu kerjakan2955!”

Ayat 56-63: Hijrah dari negeri kufur ke negeri iman ketika tidak dapat menjalankan ibadah
dan ketaatan, kematian telah ditetapkan untuk makhluk yang hidup, dan bahwa Allah
Subhaanahu wa Ta'aala yang menanggung rezeki makhluk-makhluk-Nya.

        


56. 2956Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Sungguh, bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku
(saja)2957.

2950
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang kebodohan orang-orang yang mendustakan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan apa yang Beliau bawa, dimana mereka meminta disegerakan
azab kepada mereka. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Al Anfal ayat 32.
2951
Yang dimaksud dengan waktu yang telah ditetapkan ialah menjanjikan azab itu pada waktu yang
ditentukan, seperti pada perang Badar, dan pada hari pembalasan nanti di akhirat.
2952
Maka terjadilah sesuai yang diberitakan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Saat mereka datang ke Badar
dalam keadaan sombong lagi membanggakan diri dan mereka mengira bahwa maksud mereka akan tercapai,
ternyata Allah menghinakan mereka, pemuka mereka terbunuh, sejumlah orang-orang jahat dari mereka
dihabiskan sehingga tidak ada satu pun keluarga mereka kecuali merasakan musibah itu. Kalau pun mereka
tidak tertimpa azab duniawi, namun di hadapan mereka ada azab akhirat, di mana tidak ada seorang pun
yang dapat meloloskan diri darinya.
2953
Oleh karena itu, mereka tidak dapat meloloskan diri darinya karena Jahanam mengepung mereka
sebagaimana dosa dan kekafiran mengepung diri mereka.
2954
Azab neraka meliputi mereka dari segala arah. Ini merupakan azab yang hissiy (dirasakan oleh mereka).
Mereka juga mendapatkan azab yang maknawi yang membuat hati mereka bersedih dan menyesal selama-
lamanya, yaitu pada firman Allah Ta'ala, "Rasakanlah (balasan dari) apa yang telah kamu kerjakan." Lihat
pula QS. Ath Thuur: 13-16 dan Al Qamar: 48-49.
2955
Amal mereka berubah menjadi azab, dan azab itu menutupi mereka sebagaimana kekafiran dan
kemaksiatan menutupi diri mereka. Lihat pula surat Al A'raaf ayat 41, Al Anbiya' ayat 39, dan Az Zumar
ayat 16.
2956
Ayat ini turun berkenaan dengan kaum muslimin yang lemah yang berada di Mekah, di mana mereka
berada dalam kesulitan menegakkan agama dan menampakkan syiar-syiar islam di sana. Allah Subhaanahu
wa Ta'ala memerintahkan mereka untuk berhijrah karena bumi-Nya luas. Oleh karena itu, ketika kaum
muslim yang lemah merasa kesulitan menjalankan agama di negeri Mekkah, maka mereka berhijrah ke
Habasyah dan di sana mereka mendapatkan orang yang baik dalam memberikan tempat, yaitu Ash-hamah
An Najasayi Raja Habasyah rahimahullah, dia memberikan tempat kepada mereka, menolongnya dan
melindunginya, serta memberikan keamanan kepada mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam dan para sahabatnya yang masih tinggal di Mekkah berhijrah ke Madinah, dan Beliau bersama para
sahabatnya disambut oleh penduduknya dan diberikan tempat.

412 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


        
57. Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu
dikembalikan2958.

              

   


58. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, sungguh, mereka akan Kami
tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga)2959, yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai2960, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat
kebajikan,

     


59. (yaitu) orang-orang yang bersabar2961 dan bertawakkal kepada Tuhannya2962.

             
60. 2963Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa
(mengurus) rezekinya sendiri2964. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu2965. Dia
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui2966.

2957
Oleh karena itu, jika kamu kesulitan beribadah kepada Tuhanmu di suatu negeri, maka pindahlah ke
negeri yang lain, karena bumi Allah itu luas.
2958
Maksudnya menurut Ibnu Katsir, di mana saja kalian berada, maka kalian akan dijemput oleh kematian.
Oleh karena itu, hendaknya kalian berada di atas ketaatan kepada Allah dan berada di tempat yang
diperintahkan Allah. Hal itu lebih baik bagi kalian, karena kematian pasti datang dan tidak bisa
menghindarkan diri darinya. Selanjutnya kepada Allah-lah tempat kembali, barang siapa yang taat kepada-
Nya, maka Dia akan membalas dengan balasan yang paling baik dan paling sempurna.
2959
Imam Ahmad, Ibnu Hibban, Baihaqi dalam Asy Syu'ab meriwayatkan dari Abu Malik Al Asy'ariy, dan
Tirmidzi meriwayatkan dari Ali, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
‫ِذ‬ ‫ ِذم ِذه رس َذ ِذ‬:‫ اَذ َذق َذ ْك ِذ ٌّ اَذ َذق َذل‬، » ‫وره‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ‫ِذ‬ ً‫ِذ َّك ِذ اَذنَّك ِذ ُرَذا‬
‫ « َذم ْك َذطَذ َذ‬:‫ول لَّك ؟ قَذ َذل‬ ‫َذ ْك َذ َذ َذ ُر‬ ‫َذ َذ‬ ‫ْك ُر ُروِنَذ َذ ُر ُروُر َذ ْك ظُر ُر ِذَذ‬ ‫ورَذه‬
‫تُرَذى ظُر ُر ُر‬
‫ لَّكى ِذ لَّكي ِذ نَّك ِذ‬، ‫صي‬
‫ا يَذ ٌح‬‫ْك َذ ُر‬ ‫ٍّ َذ َذ َذ َذ‬ ‫ َذ َذ َذ َذ‬،‫َّك َذل َذ‬ ‫ َذ َذطْك َذل َذ‬،‫َذك َذ َذ‬
"Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang luarnya kelihatan dari dalam dan dalamnya kelihatan
dari luar." Maka seorang Arab badui bangkit dan berkata, "Untuk siapakah itu wahai Rasulullah?" Beliau
menjawab, "Untuk orang yang baik kata-katanya, memberikan makan, selalu puasa, dan shalat di malam hari
ketika orang lain tidur." (Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 2123)
2960
Dengan aneka macam sungainya yang mengalir tanpa parit. Ada sungai air tawar, sungai khamr, sungai
madu, dan sungai susu, dan mereka bebas mengarahkannya ke mana saja yang mereka kehendaki.
2961
Yakni di atas agamanya, dan bersabar terhadap gangguan orang-orang musyrik serta berhijrah untuk
menampakkan agama meskipun sampai berpisah dengan keluarga dan kerabat karena semata-mata mencari
keridhaan Allah, berharap pahala yang ada di sisi-Nya, dan membenarkan janji-Nya.
2962
Dalam semua keadaan mereka, baik yang terkait dengan agama mereka, maupun sunia mereka. Oleh
karena itu, Allah memberi rezeki kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka. Tawakkal
menghendaki untuk bersandar kepada Allah dan bersangka baik kepada-Nya, bahwa Dia akan mewujudkan
amal yang mereka „azamkan dan menyempurnakannya.
2963
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'ala menerangkan, bahwa rezeki-Nya tidak khusus di satu tempat,
bahkan rezeki-Nya adalah umum untuk semua makhluk-Nya di mana saja mereka berada. Oleh karena itu,

413 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              
61. 2967Dan jika engkau bertanya kepada mereka2968, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi
dan menundukkan matahari dan bulan?" Pasti mereka akan menjawab, "Allah." Maka mengapa
mereka bisa dipalingkan2969 (dari kebenaran).

               
62. Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba- hamba-Nya2970 dan
Dia (pula) yang membatasi baginya2971. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

                 

      


63. Dan jika kamu bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu dengan
air itu dihidupkannya bumi yang sudah mati?" Pasti mereka akan menjawab, "Allah2972."
Katakanlah, "Segala puji bagi Allah,2973” tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti2974.

rezeki kaum muhajirin selanjutnya lebih banyak daripada sebelum mereka berhijrah, dan tidak lama
kemudian, mereka menjadi para pemimpin umat.
2964
Karena lemahnya, dimana makhluk tersebut tidak sanggup memperoleh rezekinya, mengumpulkannya,
dan menyimpannya.
2965
Oleh karena itu, wahai orang-orang yang berhijrah! Meskipun kamu tidak membawa bekal setelah
berusaha membawanya. Kamu semua adalah tanggungan Allah, rezekimu diurus-Nya sebagaimana Dia yang
menciptakan kamu dan mengaturmu.
2966
Oleh karena itu, tidak ada satu pun yang samar bagi-Nya, dan tidak ada satu pun makhluk yang binasa
karena tidak mendapatkan rezeki disebabkan samar oleh-Nya. Dia mendengar semua ucapan dan suara, dan
Dia mengetahui semua gerakan dan tindakan makhluk-makhluk-Nya.
2967
Ayat ini menetapkan tauhid uluhiyyah dengan dalil tauhid rububiyyah, yakni oleh karena Allah
Subhaanahu wa Ta'aala yang menciptakan dan mengatur alam semesta, maka Dia pula yang berhak
diibadahi dan disembah.
2968
Yakni orang-orang kafir.
2969
Yakni bagaimana mereka dipalingkan dari tauhid (beribadah hanya kepada-Nya) padahal mereka
mengetahui bahwa Allah adalah Rabbul „alamin.
2970
Sebagai ujian.
2971
Sebagai ujian.
2972
Mereka akan mengakui kelemahan berhala dan patung yang mereka sembah selain-Nya. Oleh karena itu,
mengapa mereka sampai menyekutukan Allah dengan sesuatu? Kita tentu tidak akan menemukan orang
yang paling lemah akalnya dan paling sedikit ketajaman hatinya daripada orang yang mendatangi batu,
kuburan dan sebagainya untuk disembah, sedangkan dirinya mengetahui bahwa benda-benda itu tidak
memberikan manfaat dan tidak dapat menolak bahaya, tidak dapat menciptakan dan tidak dapat memberikan
rezeki. Anehnya, mereka malah memberikan keikhlasan dan pengabdian kepadanya serta menyekutukannya
dengan Allah Yang Maha Pencipta lagi Yang memberi rezeki, Yang memberi manfaat dan menimpakan
bahaya.
2973
Karena telah tegak hujjah bagimu, atau karena Dia telah menerangkan petunjuk daripada kesesatan serta
menerangkan kebatilan yang dipegang oleh kaum musyrik selama ini. Demikian pula segala puji bagi-Nya,
karena Dia telah menciptakan alam semesta, mengatur dan memberikan rezeki kepada mereka, melapangkan
dan menyempitkan siapa yang Dia kehendaki karena kebijaksanaan-Nya, dan karena Dia mengetahui hal
yang pantas bagi hamba-hamba-Nya.

414 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


Ayat 64-69: Dunia adalah tempat kesenangan yang sementara, sedangkan akhirat adalah
tempat kesenangan dan kebahagiaan yang kekal, sikap kaum musyrik ketika musibah
menimpa mereka, jaminan Allah terhadap keamanan tanah suci, dan keutamaan orang-
orang yang berjihad dan bersungguh-sungguh.

                


64. 2975Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan2976. Dan sesungguhnya negeri
akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya2977, sekiranya mereka mengetahui2978.

                
65. 2979Maka apabila mereka naik kapal2980, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa
pengabdian (ikhlas) kepada-Nya2981, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat,
malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)2982,

       


66. biarlah2983 mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka2984 dan
silahkan mereka (hidup) bersenang-senang (dalam kekafiran). Maka kelak mereka akan mengetahui
(akibat perbuatannya)2985.

2974
Pertentangan mereka dalam hal pengakuan dan prakteknya.
2975
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang keadaan dunia dan akhirat, yang maksudnya
adalah untuk membuat kita zuhud terhadap dunia dan membuat kita rindu kepada akhirat.
2976
Adapun ibadah, maka termasuk perkara akhirat yang jelas buahnya. Dunia dikatakan permainan dan
senda gurau, karena apa yang Allah jadikan di sana berupa perhiasan, kenikmatan, dan kesenangannya dapat
memikat hati-hati yang lalai, menyejukkan pandangan-pandangan yang lengah, menggembirakan jiwa-jiwa
yang suka terhadap kesia-siaan, padahal kemudian akan hilang segera, dan tidak ada yang diperoleh
pencintanya selain penyesalan, kekecewaan, dan kerugian.
2977
Yakni kehidupan yang sempurna dan kekal abadi. Penghuninya hidup selamanya, senang selamanya,
sehat selamanya, muda selamanya, dan semua yang diinginkan ada di hadapan tanpa perlu bekerja dan
berusaha. Ya Allah, masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah, masukkanlah
kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah, masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami
dari neraka. Allahumma aamin.
2978
Sekiranya mereka mengetahui, tentu mereka tidak akan mengutamakan dunia di atas akhirat.
2979
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'ala menerangkan tentang keadaan kaum musyrik, bahwa mereka
ketika berada dalam kesulitan dan bahaya berdoa hanya kepada Allah Azza wa Jalla, tetapi ketika Allah
menyelamatkan mereka, maka mereka kembali berbuat syirk. Mengapa mereka tidak bersyukur kepada
Allah Azza wa Jalla dengan hanya beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu?
2980
Lalu kapal itu diterjang oleh ombak yang besar dan mereka takut tenggelam.
2981
Maksudnya, mereka meninggalkan sesembahan mereka selain Allah dan hanya berdoa kepada-Nya,
karena mereka tahu tidak ada yang mampu menyelamatkan mereka selain Dia.
2982
Mereka balas nikmat itu dengan keburukan. Mengapa mereka tidak berdoa dan beribadah pula kepada-
Nya saja dalam kondisi tenang dan aman agar mereka menjadi orang-orang mukmin, berhak memperoleh
pahala dan terhindar dari hukuman-Nya.

415 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


              

 
67. 2986Tidakkah mereka memperhatikan2987, bahwa Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah
suci yang aman, padahal manusia sekitarnya saling merampok2988. Mengapa (setelah nyata
kebenaran) mereka masih percaya kepada yang batil2989 dan ingkar kepada nikmat Allah2990?

                

 
68. Dan siapakah yang lebih zalim2991 daripada orang yang mengada-adakan kebohongan kepada
Allah2992 atau orang yang mendustakan yang hak2993 ketika (yang hak) itu datang kepadanya?
Bukankah dalam neraka Jahanam ada tempat bagi orang-orang kafir2994?

          

2983
Ini merupakan ancaman. Dan huruf Laam di sini adalah Laamul 'aqibah, yang artinya "akibatnya." Hal
ini jika dihubungkan kepada mereka, tetapi jika dihubungkan kepada takdir Allah Ta'ala, maka Laam di ayat
ini adalah Laamut ta'lil, yang artinya, "agar". Demikianlah yang diterangkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
2984
Termasuk di antaranya nikmat dihindarkan dari bahaya.
2985
Yaitu ketika mereka meninggalkan dunia menuju akhirat.
2986
Allah Subhaanahu wa Ta'ala menyebutkan nikmat-Nya kepada kaum Quraisy, dimana Dia telah
menempatkan mereka di tanah suci yang Dia jadikan terbuka untuk semua manusia, baik yang mukim di
sana maupun yang datang dari luar, dan barang siapa yang masuk ke dalamnya, maka ia akan aman, padahal
negeri-negeri di sekitarnya terjadi kekacauan. Oleh karena itu, hendaknya mereka bersyukur kepada Allah
Ta'ala dengan menyembah hanya kepada-Nya dan beriman kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
2987
Nikmat-Nya pula kepada mereka.
2988
Mengapa mereka tidak menyembah kepada Tuhan yang memberikan makan kepada mereka di saat lapar
dan mengamankan mereka di saat takut. Ayat ini seperti firman Allah Ta'ala di surat Quraisy. Oleh karena
mereka tidak bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla atas nikmat-Nya itu, maka pantaslah jika Allah
mencabut nikmat keamanan dan kemakmuran dari negeri mereka, para pemimpin mereka terbunuh dalam
perang Badar, dan kekuasaan diambil alih dari mereka untuk Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam dan
kaum mukmin.
2989
Yaitu perbuatan syirk mereka, demikian pula ucapan dan perbuatan mereka yang batil.
2990
Di manakah mereka taruh akal mereka? Sampai-sampai, mereka rela mengutamakan kesesatan di atas
petunjuk, kebatilan di atas yang hak, dan kesengsaraan di atas kebahagiaan.
2991
Maksudnya, tidak ada yang lebih zalim.
2992
Seperti mengatakan bahwa dirinya mendapatkan wahyu padahal tidak, dan mengatakan bahwa dirinya
mampu menurunkan kitab seperti yang Allah turunkan.
2993
Maksudnya, mendustakan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam atau Al Qur‟an.
2994
Di hadapan orang yang zalim lagi keras kepala ini ada neraka Jahanam, di mana dari mereka diambil hak
itu dan mereka dihinakan di sana, tempat tinggal mereka kekal dan mereka tidak akan dikeluarkan
daripadanya.

416 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an


69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami 2995, Kami akan tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan kami2996. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik2997.

2995
Mereka adalah orang-orang yang berhijrah di jalan Allah dan berjihad melawan musuh mereka dan
berjihad melawan hawa nafsunya. Mereka mengerahkan kemampuannya untuk mencari keridhaan-Nya.
2996
Yakni yang menyampaikan mereka kepada Kami atau menambahkan lagi ilmu kepada mereka yang
sebelumnya tidak mereka ketahui, karena mereka adalah orang-orang yang berbuat ihsan.
Ibnul Qayyim berkata, "Allah Subhaanahu wa Ta'ala menggantungkan hidayah dengan jihad (kesungguhan),
maka manusia yang paling besar hidayahnya adalah mereka yang paling besar jihadnya, dan jihad yang
paling fardhu adalah jihad mengendalikan diri, jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan setan, dan jihad
terhadap dunia."
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abbas Al Hamdaniy Abu Ahmad tentang firman Allah Ta'ala, "Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-
jalan kamiDan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik." (Terj. QS. Al 'Ankabut: 69) ia
berkata, "Orang-orang yang mengamalkan ilmu yang mereka ketahui, maka Allah akan menunjuki mereka
kepada ilmu yang tidak mereka ketahui." Ahmad bin Abil Hawariy berkata, "Lalu aku sampaikan kata-kata
itu kepada Abu Sulaiman Ad Daraniy dan ia kagum terhadapnya, lalu berkata, "Tidak patut bagi orang yang
diilhami kepada suatu kebaikan langsung mengamalkannya sampai ia mendengar ada keterangannya dalam
atsar (riwayat atau hadits). Jika ia telah mendengarnya dalam atsar, maka ia mengamalkannya dan memuji
Allah karena sesuai dengan apa yang ada dalam hatinya."
2997
Dengan memberikan bantuan, pertolongan dan hidayah.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Asy Sya'biy ia berkata: Isa putera Maryam 'alaihis salam pernah berkata,
"Ihsan itu sesungguhnya engkau berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepadamu, dan bukanlah
ihsan jika berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadamu."
Ayat ini juga menunjukkan, bahwa orang yang layak mendapatkan kebenaran adalah orang yang sungguh-
sungguh, dan bahwa orang yang berbuat ihsan dalam melaksanakan perintah Allah, maka Dia akan
membantunya serta memudahkan sebab-sebab hidayah. Ayat ini juga menunjukkan, bahwa orang yang
bersungguh-sungguh mencari ilmu syar‟i, maka dia akan mendapatkan hidayah dan pertolongan dari Allah.
Di samping itu, mencari ilmu merupakan salah satu di antara dua jihad, di mana tidak ada yang
melakukannya kecuali manusia-manusia pilihan, yang pertama yaitu jihad dengan ucapan dan lisan kepada
kaum kafir dan munafik, jihad untuk berusaha mengajarkan agama dan membantah orang-orang yang
menyelisihi yang hak, sedangkan yang kedua adalah jihad fisik (perang).
Selesai tafsir surah Al „Ankabut dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wal hamdulillahi Rabbil 'alamin.

417 Hidayatul Insan bitafsiril Qur'an

Anda mungkin juga menyukai