HEMATOLOG III
PENGAMATAN SEDIAAN APUSAN DARAH TEPI
LEUKIMIA LIMFOSITIK AKUT DAN LEUKIMIA LIMFOSITIK KRONIK
Di susun oleh :
NAMA : SRI GUSTI FADILAH
NIM : 1811050011
KELAS : 5A
4. Nilai Normal
Bentuk : bulat/ sedikit oval (cakram bikonkaf)
Warna : merah
Nukleus : tidak memiliki sel inti
Diameter : ±7,5 µm
Ketebalan : 2,0 µm
Waktu hidup eritroit : 100-120 hari
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Leukemia limfositik akut
Nama probandus : Preparat sediaan apus darah tepi leukemia limfositik akut
Usia :-
Hasil : limfosit, neutrophil batang, stem cell, sel target, hipokrom
normositik
Kesimpulan : berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada preparat
SDAT leukemia limfositik akut di dapatkan hasil pengamatan
yaitu limfosit, neutrophil batang, stem cell, sel target dan
hipokrom
V. PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan sampel preparat sediaan
apus darah tepi leukemia limfositik akut di dapatkan hasil pada preparat yaitu
limfosit, neutrophil batang, stem cell, sel target, hipokrom. Dimana pada preparat
tersebut lebih banyak terlihat limfosit. Hal ini sesuai dengan Ariawati.K (2013)
Pemeriksaan sediaan apus darah biasanya memperlihatkan adanya sel blas dalam
jumlah yang bervariasi.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan sampel preparat sediaan
apus darah tepi leukemia limfositik kronik di dapatkan hasil pada preparat yaitu
sel sabit, limfosit, neutrophil segmen, dan hipokrom. Hal ini sesuai dengan
Gambaran sediaan apus darah tepi dari leukemia limfositik kronik yaitu jumlah
leukosit meningkat, di temukan limfosit (+) dan smudge cell, jumlah eritrosit yag
ditemukan yaitu nomokrom normositik (Indriani,B, 2014).
Leukimia limfositik akut (LLA) adalah keganasan sel yang terjadi akibat
proliferasi sel limfoid yang diblokir pada tahap awal deferensiasinya. LLA
merupakan kanker dengan angka keajdian yang paling tinggi pada anak-anak
(Pertiwi.N.M.I,2011). Leukemia limfositik kronik adalah leukemia sel B matur,
suatu keganasan hemtologis yang di tandai dengan akumulasi limfosit B
neoplastic dalam darah, limfonodi, limpa, hepar, dan sumsum tulang (Rendra,M.
2013).
Factor-faktor yang dapat menyebabkan leukemia limfositik akut antara lain
faktor ionisasi dan faktor genetis, pada leukemia genesis manusia berasal dari
tingginya insiden leukemia limfositik akut pada penderita sindrom down. Pada
leukemia limfositik kronik anemia dapat disebabkan terbentuknya antibody yang
menimbulkan anemia hemolitik autoimun. Eritosit yang di selimuti IgG atau
komplemen akan di fagosit oleh magrofag ekstravaskuler yang akan menimbulkan
anemia.
Pemeriksaan laboratorium penunjang untuk leukemia limfositik akut dan
leukemia limfositik kronik yaitu pemeriksaan darah tepi di dapatkan leukositosis
berat 20.000-50.000, pemeriksaan sumsum tulang belakang didapatkan
hiperseluler dengan peningkatan megakariosit dan aktivitas granulopoiesia,
pemeriksaan sitogenetik di jumpai adanya kromosom philadephia, pemeriksaan
kadar asam urat.
Pada leukemia limfositik akut banyak di temukan sel blas karena pada
Leukemia limfositik akut terjadi perubahan proliferasi dan perkembangan leukosit
serta prekusornya dalam darah dan sumsum tulang, sehingga sel leukosit yang ada
pada sumsum tulang belakang masih abnormal. Sedangakan pada leukemia
limfositik kronik hanya di temukan sel leukosit yang banyak.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di simpulkan:
1. Setiap mahasiswa mampu dan terampil dalam melakukan pengamatan pada
preparat sediaan apus darah tepi leukemia limfositik akut dengan hasil
pengamatan yaitu di temukan limfosit, neutrophil batang, stem cell, sel target,
hipokrom normositik.
2. Setiap mahasiswa mampu dan terampil melakukan pengamatan pada preparat
sediaan apus darah tepi leukemia limfositik kronik dengan hasil pengamatan
yaitu ditemukan sel sabit, limfosit, neutrophil segmen, dan hipokrom
normositik
3. Metode yang di gunakan pada praktikum kali ini yaitu Mikroskopis / virtual
mikroskopis
VII. DAFTAR PUSTAKA
Ariawati K, dkk. 2013. Potensi Toksisitas Neurologi Vinkristin pada Tubuh yang
terjadi pada anak dengan leukemia limfositik akut. Jurusan Kimia. Vol 7 (3)
Indriani.B, dan Kemas Y.R. 2014. Pola Gambar Darah Tepi pada Penderita
Leukemia di Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
MKS,Th. Vol 46 (4)
Pertiwi N.M.I,dkk. 2011. Gangguan Hematologi akibat Kemoterapi pada Anak
dengan Leukemia Limfositik Akut di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah.
Jurusan Kimia. Vol 7 (2)
Rendra M,dkk. 2013. Gambaran laboratorium Leukemia Kronik di Bagian
penyakit Dalam RSUP Dr.M. djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol
2(3)